kasus post

12
IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. AM Umur : 35 tahun Alamat : Jalan Raya Lenteng Agung No.27 RT 02/05 Kelurahan Lenteng Agung Kecamatan Jagakarsa No. RM : 2014- 550213 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status perkawinan : Menikah Tanggal Masuk : 10 April 2014 Tanggal Periksa : 10 April 2014 Pasien Dokter : dr. Muhammad Syarif, SpOG ANAMNESIS Keluhan Utama : Nyeri perut bagian bawah Resume Pasien Ny.AM usia 35 tahun dengan G3P2A0 hamil 36-37 minggu datang ke poliklinik RSUD Pasar Rebo atas rujukan puskesmas karena riwayat seksio sesarea sebanyak dua kali dan dengan janin letak sungsang. 1

Upload: pearlandgerms

Post on 13-Sep-2015

253 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

post

TRANSCRIPT

IDENTITAS PASIENNama: Ny. AMUmur: 35 tahunAlamat: Jalan Raya Lenteng Agung No.27 RT 02/05 Kelurahan Lenteng Agung Kecamatan JagakarsaNo. RM: 2014- 550213Pekerjaan: Ibu Rumah TanggaStatus perkawinan: MenikahTanggal Masuk : 10 April 2014 Tanggal Periksa: 10 April 2014Pasien Dokter: dr. Muhammad Syarif, SpOG

ANAMNESIS1. Keluhan Utama:Nyeri perut bagian bawah1. ResumePasien Ny.AM usia 35 tahun dengan G3P2A0 hamil 36-37 minggu datang ke poliklinik RSUD Pasar Rebo atas rujukan puskesmas karena riwayat seksio sesarea sebanyak dua kali dan dengan janin letak sungsang.

1. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat alergi, hipertensi, Asma, dan DM disangkal

1. Riwayat Penyait KeluargaRiwayat alergi, hipertensi, penyakit diabetes melitus disangkal

1. Riwayat ObstetriParitas: G3P2A0HPHT: 25 Juli 2013HPL: 02 Mei 2014Usia kehamilan: 36-37 minggu

1. Riwayat PersalinanNoJenis KelaminUsia KehamilanJenis PersalinanPenolongUsia AnakBB Lahir

1PerempuanAtermSCDokter12 tahun2800 gram

2Laki-laki Aterm SC Dokter 7 tahun3800gram

3Hamil Ini

PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKeadaan Umum: BaikKesadaran : Compos MentisTekanan Darah: 100/70 mmHgNadi: 82 x/menitRR: 20 x/menitSuhu: 36,30CBB: 85 kgTB: 165 cmKepala: NormocephalMata: Konjungtiva anemia -/-. Sklera ikterik -/-Leher: KGB tidak teraba membesarPayudara: membesar, papilla menonjol, hiperpigmentasi aerola mammaeCor: BJ 1 2 reguler Gallop (-), Murmur (-)Pulmo: vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-Abdomen: BU (+) normal, nyeri tekan epigastrium (-), luka parut transversal bekas scEkstremitas: akral hangat, edema (-)

Status ObstetriLeopold I : TFU 37 cm, bagian fundus teraba lunak tidak simetris kesan bokong, His (-).Leopold II: Teraba lengkung kontinu di sebelah kanan perut ibu kesan punggung, DJJ140x/menit.Leopold III: Bagian terbawah janin teraba bulat keras, simetris, kesan kepalaLeopold IV: Belum masuk PAPTBJ: (35-13)x155gram =3410 gramPEMERIKSAAN PENUNJANG

8

Hemoglobin: 11.1 g/dLHematokrit: 32%Eritrosit: 3.9 juta/LLeukosit: 9.05 10^3/LTrombosit: 211 ribu/LPT: 12.3 detikAPTT: 30.3 detik

INR: 0.97SGOT (AST): 15 U/LSGPT(ALT): 13 U/LUreum darah: 8 mg/dLKreatinin darah: 0.72 mg/dLGDS: 77 mg/dL

DIAGNOSISG3P2A0 hamil aterm janin tunggal hidup presentasi kepala dengan bks sc sebanyak 2 kali

PENATALAKSANAAN

IVFD RL R/ SC elektif + steril

FOLLOW UPPost operasi Ny.AMKUKesadaranTDNadiRRSuhu

Baik

Compos mentis110/80mmHg82x/menit20x/menit 36.2 C

Bayi : Jenis kelaminBerat badanPanjang badanLingkar kepala

Laki-laki

3300 gram46 cm35 cm

DIAGNOSA PASCA LAHIRP3A0 post SC atas indikasi bekas sc

ANALISA KASUS

Ny. AM usia 35 tahun dengan diagnosis G3P2A0 hamil 36-37 minggu pro SC atas indikasi bekas SC. Pasien memiliki riwayat persalinan SC anak kedua 7 tahun yang lalu atas indikasi bayi besar. Berdasarkan hasil anamnesis terhadap pasien didapatkan riwayat SC sebanyak dua kali. Oleh karena itu dokter memutuskan untuk dilakukannya SC terhadap kehamilan ketiga Ny.AM.Seorang wanita yang pernah menjalani operasi sesar jika hamil lagi mempunyai dua pilihan persalinan yaitu operasi sesar lagi atau persalinan pervaginam (vaginal birth after cesarean sectionatau yang disebut VBAC). Selama bertahun-tahun, uterus yang memiliki jaringan parut dianggap merupakan kontraindikasi untuk melahirkan normal karena kekhawatiran untuk terjadinya ruptura uteri. Menurut panduan yang dikeluarkan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists, wanita yang memiliki riwayat seksio cesarea dua kali atau riwayat operasi rahim sebelumnya dapat diberikan kesempatan memilih persalinan pervaginam1.VBAC tidak dilakukan pada pasien dengan insisi korporal sebelumnya maupun pada kasus yang pernah seksio sesarea dua kali berurutan atau lebih, sebab pada kasus tersebut diatas seksio sesarea elektif adalah lebih baik dibandingkan persalinan pervaginam3. Risiko ruptur uteri meningkat dengan meningkatnya jumlah seksio sesarea sebelumnya. Pasien dengan seksio sesarea lebih dari satu kali mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya ruptur uteri. Ruptur uteri pada bekas seksio sesarea 2 kali adalah sebesar 1.8 3.7 %. Pasien dengan bekas seksio sesarea 2 kali mempunyai resiko ruptur uteri lima kali lebih besar dari bekas seksio sesarea satu kali1.Menurut Spaan (1997) menyatakan bahwa riwayat seksio sesarea yang dilakukan lebih dari satu kali mempunyai resiko untuk seksio sesarea ulang lebih tinggi.. Menurut Farmakides (1987) dalam Miller (1994) melaporkan 77 % dari pasien yang pernah seksio sesarea dua kali atau lebih yang diperbolehkan persalinan pervaginam dan berhasil dengan keluaran bayi yang lebih baik. Menurut Cunningham (2001), American College of Obstetricians and Gynecologists pada tahun 1999 telah memutuskan bahwa pasien dengan bekas seksio dua kali boleh menjalani persalinan pervaginam dengan pengawasan yang ketat.Menurut Miller (1994) melaporkan bahwa insiden ruptur uteri terjadi 2 kali lebih sering pada VBAC dengan riwayat seksio sesarea 2 kali atau lebih. Pada penelitian ini, jumlah VBAC dengan riwayat seksio sesarea 1 kali adalah 83% manakala 2 kali atau lebih adalah 17 %.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan VBAC telah diteliti selama bertahun-tahun. Ada banyak faktor yang dihubungkan dengan tingkat keberhasilan persalinan pervaginal pada bekas seksio., yaitu:30. Teknik operasi sebelumnyaPasien bekas seksio sesarea dengan insisi segmen bawah rahim transversal merupakan salah satu syarat dalam melakukan VBAC, dimana pasien dengan tipe insisi ini mempunyai resiko ruptur yang lebih rendah dari pada tipe insisi lainnya. Bekas seksio sesarae klasik, insisi T pada uterus dan komplikasi yang terjadi pada seksio sesarea yang lalu misalnya laserasi serviks yang luas merupakan kontraindikasi melakukan VBAC.0. Jumlah seksio sesarea sebelumnyaResiko ruptur uteri meningkat dengan meningkatnya jumlah seksio sesarea sebelumnya.0. Ukuran janinAngka kejadian ruptur uteri meningkat seiring dengan peningkatan berat janin yaitu 1 persen untuk berat 4250 g. Pada wanita yang menjalani VBAC tanpa riwayat pelahiran pervaginam, risiko terjadinya ruptur uteri menjadi dua kali lipat jika berat janin