kasus 3 (perdarahan post partum) fix

165
1 KASUS 3 Perdarahan Post Partum Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa bidan ke unit gawat darurat RS dengan keluhan perdarahan jaan lahir setelah melahirkan anaknya yang keempat. Anaknya lahir satu hari yang lalu dengan berat badan cukup. Pasien disarankan untuk mengikuti program KB. Pasien mau mengikuti program KB tetapi tidak mau yang memakai hormon, karena ia dengar banyak efek sampingnya. STEP 1 a. Perdarahan post partum Perdarah yang terjadi setelah persalinan normal 500-600 cc dan sectio sesarea 1000 cc b. Program KB Tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur internal diantara kehamilan dan mengatur jumlah anak yang diinginkan STEP 2 1. Bagaimana Fisiologi masa nifas? 2. Apa saja penyebab perdarahan post partum? 3. Apa faktor resiko dari perdarahan post partum? 4. Apa saja klasifikasi dari perdarahan post partum? 5. Bagaimana diagnosis perdarahan post partum?

Upload: dewida-dewet-maulidatu

Post on 24-Nov-2015

156 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

postpartum

TRANSCRIPT

2

KASUS 3Perdarahan Post Partum

Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa bidan ke unit gawat darurat RS dengan keluhan perdarahan jaan lahir setelah melahirkan anaknya yang keempat. Anaknya lahir satu hari yang lalu dengan berat badan cukup. Pasien disarankan untuk mengikuti program KB. Pasien mau mengikuti program KB tetapi tidak mau yang memakai hormon, karena ia dengar banyak efek sampingnya.

STEP 1

a. Perdarahan post partum

Perdarah yang terjadi setelah persalinan normal 500-600 cc dan sectio sesarea 1000 cc

b. Program KB

Tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur internal diantara kehamilan dan mengatur jumlah anak yang diinginkan

STEP 2

1. Bagaimana Fisiologi masa nifas?

2. Apa saja penyebab perdarahan post partum?

3. Apa faktor resiko dari perdarahan post partum?

4. Apa saja klasifikasi dari perdarahan post partum?

5. Bagaimana diagnosis perdarahan post partum?

6. Bagaimana penanganan perdarahan post partum?

7. Bagaimana pencegahan perdarahan post partum?

8. Mengapa pasien dianjurkan untuk mengikuti program KB?

9. Apa saja macam-macam kontrasepsi?

10. Apa efek samping dari kontrasepsi hormonal?

STEP 3

1. Bagaimana Fisiologi masa nifas?

Masa perbaikan reproduksi wanita selama 6 minggu setelah persalinan

2. Apa saja penyebab perdarahan post partum?

a. Tempat implantasi plasenta: atonia uteri dan sisa plasenta

b. Perdarahan: ada robekan jalan lahirc. Gangguan pembekuan darah

3. Apa faktor resiko dari perdarahan post partum?

BB > normal

Riwayat atonia uteri

Kehamilan ganda

Oksitosin

Grande multipara

Trombosit rendah4. Apa saja klasifikasi dari perdarahan post partum?

Berdasarkan waktu: primer dan sekunder

Depkes: puerperium dini, early puererium, late puerperium

5. Bagaimana diagnosis perdarahan post partum?

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang

6. Bagaimana penanganan perdarahan post partum?

Farmakologi

Non-farmakologi

7. Bagaimana pencegahan perdarahan post partum?

Dilihat dari faktor resiko

8. Mengapa pasien dianjurkan untuk mengikuti program KB?

Menekan pertumbuhan penduduk

Mencegah komplikasi persalianan

Menunda kehamilan selanjutnya

Faktor usia 40 tahun

9. Apa saja macam-macam kontrasepsi?

Berdasarkan lokasi: oral, suntik dan penghalang

Macam-macam: hormonal, barier mekanik, sterilisasi, alamiah.

Berdasarkan waktu: sementara dan permanen

10. Apa efek samping dari kontrasepsi hormonal?

Efek samping estrogen Efek samping progesteronSTEP 4

1. Bagaimana Fisiologi masa nifas?

Uterus: Terlihat lebih nekrotik, bagian superfisial meluruh dan bagian distal terjadi proses regenerasi.

Dinding abdomen: Lebih elastis

Saluran kemih: Paralisis ( retensi urin

Payudara

: Laktogenesis

Hormon oksitosisn meningkat, estrogen dan progesteron menurun ( untuk perisapan laktasi

Saat persalinan: oksitosin dan prostaglandin meningkat

Selama 6 minggu: LH, FSH, estrogen dan progesteron kembali normal.

2. Apa saja penyebab perdarahan post partum?

a. Perdarahan dari tempat implantasi plasenta

Hipotonia s/d atonia uteri

-Anastesia

-Anak besar

-Pernah atonia sebelumnya

-Partus lama

-Partus terlalu cepat

-Induksi oksitosin

-Multiparitas

-Korioamnionitis Sisa plasenta

Kotiledon/selaput ketuban tersisa

Plasenta akreta, inkreta, perkreta.

b. Perdarahan karena robekan jalan lahir

Episiotomi yang melebar

Robekan pada perineum, vagina dan serviks

Ruptur uteri

c. Gangguan koagulasi

Trombositopenia

Hemofilia

3. Apa faktor resiko dari perdarahan post partum?

-BB > normal

-Riwayat atonia uteri

-Kehamilan ganda

-Oksitosin

-Grande multipara

-Trombosit rendah

4. Apa saja klasifikasi dari perdarahan post partum?

a. Berdasarkan waktu

Primer: Selama 24 jam setelah anak lahir (24 jam)

Late puerperium: >1 minggu setelah persalinan

5. Bagaimana diagnosis perdarahan post partum?

a. Anamnesis

-Anak keberapa

-Riwayat persalianan

-ANC

-Riwayat atoniab. PF

Palpasi uterus: kontraksi uterus & TFU

Memeriksa plasenta: lengkap/tidak

Eksplorasi cavum uteri: robekan rahim

Inspekulo: melihat robekan pada jalan lahir

c. PP

Hb dan Ht

Perpanjangan protombin time

6. Bagaimana penanganan perdarahan post partum?

a. Resusitasi

Pemberian cairan dan oksigen

Transfusi darah (WB/PRC)

Evaluasi produksi urin (syok 8 g/dL, berikan sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari

Ruptura perineum dan robekan dinding vagina

Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan sumber perdarahan

Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptik

Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap

Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling distal dari operator

Khusus pada ruptura perineum komplit (hingga anus dan sebagian rektum) dilakukan penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rektum, sbb:

Setelah prosedur aseptik-antiseptik, pasang busi pada rektum hingga ujung robekan

Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan simpul submukosa, menggunakan benang poliglikolik no.2/0 (Dexon/Vicryl) hingga ke sfingter ani. Jepit kedua sfingter ani dengan klem dan jahit dengan benang no. 2/0

Lanjutkan penjahitan ke lapisan otot perineum dan submukosa dengan benang yang sama (atau kromik 2/0) secara jelujur

Mukosa vagina dan kulit perineum dijahit secara submukosal dan subkutikuler

Berikan antibiotika profilaksis (ampisilin 2 g dan metronidazol 1 g per oral). Terapi penuh antibiotika hanya diberikan apabila luka tampak kotor atau dibubuhi ramuan tradisional atau terdapat tanda-tanda infeksi yang jelas

Robekan serviks

Robekan serviks sering terjadi pada sisi lateral karena serviks yang terjulur akan mengalami robekan pada posisi spina isiadika tertekan oleh kepala bayi

Bila kontraksi uterus baik, plasanta lahir lengkap, tetapi terjadi perdarahan banyakmaka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan kanan dari portio

Jepitkan klem ovarium pada kedua sisi portio yang robek sehingga perdarahan dapat segera dihentikan. Jika setelah eksplorasi lanjutan tidak dijumpai robekan lain, lakukan penjahitan. Jahitan dimulai dari ujung atas robekan kemudian ke arah luar sehingga semua robekan dapat dijahit

Setelah tindakan, periksa tanda vital psien, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan perdarahan pasca tindakan

Beri antibiotika profilaksis, kecuali bila jelas ditemui tanda-tanda infeksi

Bila terdapat defisit cairan, lakukan restorasi dan bila kadar Hb < 8 g%, berikan transfusi darah

Penilaian Klinik Perdarahan Oleh Karena Persalinan Trumatika

Penatalaksanaan kelainan darah

Jika tes koagulasi darah menunjukkan hasil abnormal dari onset terjadinya perdarahan post partum, perlu dipertimbangkan penyebab yang mendasari terjadinya perdarahan post partum, seperti solutio plasenta, sindroma HELLP, fatty liver pada kehamilan, IUFD, emboli air ketuban dan septikemia. Ambil langkah spesifik untuk menangani penyebab yang mendasari dan kelainan hemostatik.

Penanganan DIC identik dengan pasien yang mengalami koagulopati dilusional. Restorasi dan penanganan volume sirkulasi dan penggantian produk darah bersifat sangat esensial. Perlu saran dari ahli hematologi pada kasus transfusi masif dan koagulopati.

Konsentrat trombosit yang diturunkan dari darah donor digunakan pada pasien dengan trombositopenia kecuali bila terdapat penghancuran trombosit dengan cepat. Satu unit trombosit biasanya menaikkan hitung trombosit sebesar 5.000 10.000/mm3. Dosis biasa sebesar kemasan 10 unit diberikan bila gejala-gejala perdarahan telah jelas atau bila hitung trombosit di bawah 20.000/mm3. transfusi trombosit diindakasikan bila hitung trombosit 10.000 50.000/mm3, jika direncanakan suatu tindakan operasi, perdarahan aktif atau diperkirakan diperlukan suatu transfusi yang masif. Transfusi ulang mungkin dibutuhkan karena masa paruh trombosit hanya 3 4 hari.

Plasma segar yang dibekukan adalah sumber faktor-faktor pembekuan V, VII, IX, X dan fibrinogen yang paling baik. Pemberian plasma segar tidak diperlukan adanya kesesuaian donor, tetapi antibodi dalam plasma dapat bereaksi dengan sel-sel penerima. Bila ditemukan koagulopati, dan belum terdapat pemeriksaan laboratorium, plasma segar yang dibekukan harus dipakai secara empiris.

Kriopresipitat, suatu sumber faktor-faktor pembekuan VIII, XII dan fibrinogen, dipakai dalam penanganan hemofilia A, hipofibrinogenemia dan penyakit von Willebrand. Kuantitas faktor-faktor ini tidak dapat diprediksi untuk terjadinya suatu pembekuan, serta bervariasi menurut keadaan klinis.

3. Pencegahan Perdarahan Post Partum

Menurut Dr. Fransisca S. K (2002), pencegahan Perdarahan Postpartum adalah :

a. Perawatan masa kehamilan

Mencegah atau sekurang-kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus yang disangka akan terjadi perdarahan adalah penting. Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu bersalin tetapi sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care yang baik. Menangani anemia dalam kehamilan adalah penting, ibu-ibu yang mempunyai predisposisi atau riwayat perdarahan postpartum sangat dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit.

b. Persiapan persalinan

Di rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan darah, dan bila memungkinkan sediakan donor darah dan dititipkan di bank darah. Pemasangan cateter intravena dengan lobang yang besar untuk persiapan apabila diperlukan transfusi. Untuk pasien dengan anemia berat sebaiknya langsung dilakukan transfusi. Sangat dianjurkan pada pasien dengan resiko perdarahan postpartum untuk menabung darahnya sendiri dan digunakan saat persalinan.

c. Persalinan

Setelah bayi lahir, lakukan massae uterus dengan arah gerakan circular atau maju mundur sampai uterus menjadi keras dan berkontraksi dengan baik. Massae yang berlebihan atau terlalu keras terhadap uterus sebelum, selama ataupun sesudah lahirnya plasenta bisa mengganggu kontraksi normal myometrium dan bahkan mempercepat kontraksi akan menyebabkan kehilangan darah yang berlebihan dan memicu terjadinya perdarahan postpartum.

d. Kala tiga dan Kala empat

1. Uterotonica dapat diberikan segera sesudah bahu depan dilahirkan. Study memperlihatkan penurunan insiden perdarahan postpartum pada pasien yang mendapat oxytocin setelah bahu depan dilahirkan, tidak didapatkan peningkatan insiden terjadinya retensio plasenta. Hanya saja lebih baik berhati-hati pada pasien dengan kecurigaan hamil kembar apabila tidak ada USG untuk memastikan. Pemberian oxytocin selama kala tiga terbukti mengurangi volume darah yang hilang dan kejadian perdarahan postpartum sebesar 40%.

2. Pada umumnya plasenta akan lepas dengan sendirinya dalam 5 menit setelah bayi lahir. Usaha untuk mempercepat pelepasan tidak ada untungnya justru dapat menyebabkan kerugian. Pelepasan plasenta akan terjadi ketika uterus mulai mengecil dan mengeras, tampak aliran darah yang keluar mendadak dari vagina, uterus terlihat menonjol ke abdomen, dan tali plasenta terlihat bergerak keluar dari vagina. Selanjutnya plasenta dapat dikeluarkan dengan cara menarik tali pusat secra hati-hati. Segera sesudah lahir plasenta diperiksa apakah lengkap atau tidak. Untuk manual plasenta ada perbedaan pendapat waktu dilakukannya manual plasenta. Apabila sekarang didapatkan perdarahan adalah tidak ada alasan untuk menunggu pelepasan plasenta secara spontan dan manual plasenta harus dilakukan tanpa ditunda lagi. Jika tidak didapatkan perdarahan, banyak yang menganjurkan dilakukan manual plasenta 30 menit setelah bayi lahir. Apabila dalam pemeriksaan plasenta kesan tidak lengkap, uterus terus di eksplorasi untuk mencari bagian-bagian kecil dari sisa plasenta.

3. Lakukan pemeriksaan secara teliti untuk mencari adanya perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan perdarahan dengan penerangan yang cukup. Luka trauma ataupun episiotomy segera dijahit sesudah didapatkan uterus yang mengeras dan berkontraksi dengan baik.

Dapat disimpulkan bahwa pencegahan perdarahan post partum, yaitu:

1. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dalam keadaan optimal.

2. Mengenal faktor predisposisi perdarahan post partum seperti multiparitas, anak besar, hamil kembar, hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat perdarahan post partum sebelumnya dan kehamilan risiko tinggi lainnya yang risikonya akan muncul saat persalinan.

3. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus lama.

4. Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan difasilitas rumah sakit rujukan.

5. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan menghindari persalinan dukun.

6. Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi perdarahan post partum dan mengadakan rujukan sebagaimana mestinya.

4. Kontrasepsi dan keluarga berencana

Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma

Pengertian KB

Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Jenis-jenis KB

1. KB HORMONAL

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntik, Kontrasepsi Oral (Pil) dan Kontrasepsi Implant.

Kontrasepsi Suntik

Kontraspsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan, yang hanya berisi hormone progesterone disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodic dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.

Kontrasepsi suntik digunakan adalah noretisteron Enentat, Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), cyclofem.salah satu kontrasepsi modern yang sering digunakan DMPA yang berisi depro medroksi progerteron asetat sebanyak 150 mg dengan guna 3 bulan.

Kontrasepsi suntikan progestin adalah mencegah terjadinya kehamilan dengan cara disuntik intra muskuler yang berdaya kerja 3 bulan dan tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan mengandung hormon progesteron dan tidak mengganggu produksi ASI.

Klasifikasi KB Suntik

Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:

Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA).

Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita. Mengandung 150mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intra Muskuler (di daerah bokong). Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya.

Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat)

Mengandung 200mg noratin dion anontat, pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu secara intra muskuler. Norigest adalah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam larutan minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan hal ini.

Kontrasepsi Kombinasi (Depo estrogen-progesteron )

Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat. Diberikan setiap 3 bulan sekali secara intra muskuler. Disamping efek kontrasepsi ternyata kedua kontrasepsi ini juga memiliki pengaruh terhadap metabolisme lemak khususnya lipoprotein sehingga dapat mempengaruhi kadar fraksi lemak dalam darah yaitu peningkatan kadar kolesterol HDL dan rasio kolesterol total/kolesterol HDL, serta penurunan kadar kolesterol LDL.

Cara Kerja

Secara umum kerja dari KB suntik adalah:

Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH) .

Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.

Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum

Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan ensitive ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.

Efektivitas

Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.

Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit ensitive seperti diabetes, hipertensi, ensitive atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + ensitivene) dan 3 bulan (depot ensitivene, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan ensiti sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang ensitive sering mengalami efek samping yang agak berat.

Keuntungan

Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari

Dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.

Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui(yang mengandung progesterone), Hormon progesteron dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu sehingga kontrasepsi suntik progesterone sangat cocok pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta perkembangan bayi.

Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan.

Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri .

Penggunaan jangka panjang .

Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi.

Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause.

Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium.

Bisa mengurangi rasa nyeri pada saat mentruasi (disminore).

Kekurangan dan Efek Samping

Perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.

Terjadi perdarahan yang banyak(jarang), tidak dapat haid,

Perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi.

Gangguan haid seperti: Siklus haid yang memendek atau memanjanG, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting), tidak haid sama sekali atau amenorhoe

Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus - kembali untuk jadwal suntikan berikutnya)

Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya habis (3 bulan)

Menyebabkan pertambahan berat badan. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya.

Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan virus HIV

Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).

Indikasi

Jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.

Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama,

Klien yang sedang menyusui.

Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik progestin.

Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :

Usia reproduksi (20-30 tahun)

Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak

Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi

Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan

Pasca persalian dan tidak menyusui

Anemia

Nyeri haid hebat

Haid teratur

Riwayat kehamilan ektopik

Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

Kontra Indikasi

Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran)

Ibu menginginkan haid teratur

Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan

Ibu yang menderita sakit kuning (liver),

Kelainan jantung,

Varises (urat kaki keluar),

Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Kanker payudara atau organ reproduksi,

Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.

Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.

Perdarahan saluran genital yang tidak terdiagnosis.

Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini

Waktu Mulai Penggunaan:

Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

Adapun waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin adalah sebagai berikut:

Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.

Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.

Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi suntik lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya.

Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.

Bila suntikan pertama diberikan setelah haid ke 7 siklus haid, tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.

Bila Ibu tersebut pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.

Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.

Bila pasca persalinan 35 tahun.

Keuntungan :

Efektivitas dapat dipercaya

Siklus menstruasi jadi teratur

Frekuensi koitus tidak perlu diatur

Berkurangnya keluhan dismenorea

Sangat reversible

Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat

Membantu mencegah terjadinya kehamilan ektopik, kanker ovarium dan endometrium, tumor jinak mamma (mungkin juga yang ganas), kista ovarium fungsional, penyakit inflamasi pelvis, aterosklerosis dan artritis rematoid

Pengobatan akne

Kerugian :

Timbul efek samping

Pada sebagian wanita, dapat mengurangi gairah seksual

Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual

Tidak dianjurkan untuk wanita yang menyusui, karena dapat mengurangi produksi ASI

Karena diminum tiap hari, kadang-kadang terjadi lupa minum pil

Penggunaan Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini

Hanya berisi derivat progestin, dosisnya kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi, untuk pengunaan satu siklus. Pil kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil 1 hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.

Contoh sediaan minipil berisi progestin adalah :Linestrenol 500mg (Exluton) dan Desogestrel 75 mcg (Cerazette)

Efektifitas Kontrasepsi Mini Pil

Sangat efektif (98,5%), penggunaannya jangan sampai lupa dan jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare) karena karena kemungkinan dapat terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat mukolitik asetilsistein bersama dengan minipil karena dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan pil dapat terganggu.

Cara Kerja Kontraepsi Mini Pil

Cara kerja pil tersebut adalah dengan menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium tetapi tidak begitu kuat, terjadinya transformasi lebih awal pada endometrium sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, serta mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.

Efek Samping Mini Pil

Efek sampingnya adalah obstipasi, rasa letih, nyeri kepala, reaksi kulit alergis dan melasma, varices dan kejang tungkai, juga depresi. Di samping itu zat ini juga dapat menyebabkan perdarahan antara di minggu minggu pertama, hipomenorroea dan amenorroea, libido berkurang dan gangguan pembuluh, serta kolerterol HDL diturunkan.

Indikasi

Pada umumnya sama dengan Pil Kombinasi.

Kontra Indikasi Mini Pil

Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan,gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.

Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.

Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi Implan adalah kapsul plastik yang mengandung progestin , yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental ( 2003, PT Cyberindo Aditama Sitemap). Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormone , dipasang pada lengan atas.

Cara kerja

Menekan ovulasi lebih dari 80% pemakaian implan pada tahun-tahun pertama tidak mengalami ovulasi.

Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat pergerakan spermatozoa.

Menghambat perkembangan siklis dari endometrium.

Jenis-jenis implant

Implanon , yang terdiri dari satu kapsul.

Indoplan , terdiri dari dua kapsul.

Implan , terdiri dari enam kapsul.

Keuntungan

Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen.

Efektivitas tinggi , angka kegagalan kurang dari 1% per 100 akseptor.

Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 3 sampai dengan 5 tahun dan bersifat reversibel.

Efek kontraseptif segera berakhir setelah implannya dikeluarkan , sehingga akseptor dapat segera memperoleh kesuburannya kembali jika ingin mempunyai anak lagi.

Perdarahan menstruasi terjadi lebih ringan , sehingga mengurangi resiko anemia.

Tidak ada peningkatan tekanan darah .

Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.

Tidak perlu mengingat-ingat seperti pada penggunaan kontrasepsi pil.

Kerugian

Susuk / implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.

Relatif lebih mahal , khususnya bagi kalangan menengah kebawah.

Sering timbul perubahan pola haid , bisa tidak terjadi menstruasi ataupun terjadinya perdarahan bercak.

Akseptor tidak dapat menghentikan implan sekehendaknya sendiri , sehingga jika ingin menghentikan pemakaian implan akseptor harus ke tempat pelayanan kesehatan.

Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya dan ketakutan karena membutuhkan pembedahan ringan.

Kontra indikasi.

Kehamilan atau disangka hamil.

Penderita penyakit hati akut.

Diduga atau menderita kanker payudara.

Kelainan jiwa.

Penyakit jantung , hipertensi , diabetes mellitus.

Penyakit trombo emboli.

Riwayat kehamilan ektopik.

Indikasi

Wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak tersedia menjalani kontrasepsi mantap ataupun menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim.

Wanita yang tidak boleh menggunakan jenis kontrasepsi yang mengandung estrogen.

Efektifitas

Angka kegagalan implan kurang dari 1 per 100 wanita per tahun dalam tiga tahun pertama.

Efektivitas implan berkurang setelah masa pakai habis.

Implan dengan 2 susuk sama efektifnya seperti implan dengan enam susuk , untuk waktu 3 tahun pertama. Semula diharapkan implan dengan 2 susuk juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar antara 5-6% yang tidak diduga.

Efek samping

Gangguan siklus haid berupa perdarahan tidak teratur.

Perdarahan bercak dan amenore (tidak mengalami perdarahan menstruasi selama 3 siklus menstruasi berturut-turut)

Berkurangnya panjang siklus haid.

Sampai saat ini patofisiologi terjadinya perdarahan pada akseptor kontrasepsi progesteron masih belum banyak diketahui.

Pada sebagian akseptor , perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.

Perdarahan yang hebat jarang terjadi.

Efek pada sistem reproduksi.

Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius terhadap sistem reproduksi pada pemakaian implant. Memang pada 10% akseptor ditemukan adanya kista ovarium sementara hingga mencapai ukuran 10 cm. Adanya kekhawatiran kemungkinan bertambah resiko dari kehamilan ektopik. Efek kontrasepsi implan menghilang dengan cepat setelah implan dikeluarkan. Mantan akseptor implan dapat menjadi hamil sama cepatnya seperti wanita sama sekali tidak memakai kontrasepsi apapun.

Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa jumlah kecil dari levonorgestrel yang dilepaskan oleh implan tidak mempunyai efek buruk pada bayi yang sedang dikandung maupun pada bayi yang masih menyusui .

Pemakaian implan selama laktasi tidak mempengaruhi kadar hormon bayinya. Kadar immunoglobulin serum dan FSH, LH dan testosterone di dalam urine adalah sama pada bayi yang disusui akseptor implan dan yang disusui akseptor metode barier ataupun ibu-ibu yang sama sekali tidak menggunakan kontrasepsi apapun.

Waktu pemasangan

Waktu yang paling baik pemasangan implan adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dan siklus haid , sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. Kapsul yang masing-masing mengandung 36 mg levonorgestrel ditanamkan pada lengan kiri atas atau pada lengan kanan atas akseptor yang kidal lebih kurang 6-10 cm dari lipatan siku.

2. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim (Hartanto, 2004). Di mana AKDR terdiri dari bermacam-macam bentuk, terdiri dari plastik (polietiline), ada yang di lilit tembaga (Cu), ada pula yang tidak. Tetapi ada pula yang di lilit tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone. AKDR harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu dan merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.

Jenis-jenis AKDR di Indonesia

Pembagian macam AKDR menurut Maryani, H (2003) adalah sebagai berikut :

Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baruIUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.

Multi Load

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

Saifuddin, Ab., dkk (2003) menyebutkan jenis AKDR sebagai berikut :

1. AKDR CuT-380A

Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu), tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana.

2. AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering).

AKDR progestrin yaitu terdiri atas Prigestase (mengandung progesterone) dan Mirena (mengandung levonorgestrel). Kesuburan dapat segera kembali sesudah AKDR diangkat (Saifuddin, AB., dkk, 2003).

Efeksamping AKDR Progestin adalah pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea. AKDR juga dapat mengakibatkan terjadinya perforasi uterus pada saat insersi (