kasus mendalam pkl ginik

40
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN GIZI KLINIK ASUHAN GIZI PADA PASIEN DENGUE HEMORAGHIC FEVER (DHF) DI RUANG KANTIL RSUD BANYUMAS Oleh: Kartika Cahyaningrum G1H012021

Upload: kartika

Post on 01-Feb-2016

396 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Gizi klinik

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Mendalam PKL GINIK

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN GIZI KLINIKASUHAN GIZI PADA PASIEN DENGUE HEMORAGHIC FEVER (DHF)

DI RUANG KANTIL RSUD BANYUMAS

Oleh:

Kartika Cahyaningrum G1H012021

PROGRAM STUDI ILMU GIZIJURUSAN KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2015

Page 2: Kasus Mendalam PKL GINIK

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan di RSUD Banyumas

Jenis Kasus : Dengue Hemoraghic Fever

Nama/NIM Mahasiswa : Kartika Cahyaningrum

Kota dan Tanggal disetujui : Banyumas, Oktober 2015

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Akademik

Page 3: Kasus Mendalam PKL GINIK

DAFTAR ISI

Page 4: Kasus Mendalam PKL GINIK

DAFTAR TABEL

Page 5: Kasus Mendalam PKL GINIK

DAFTAR GAMBAR

Page 6: Kasus Mendalam PKL GINIK

DAFTAR LAMPIRAN

Page 7: Kasus Mendalam PKL GINIK

BAB I. Screening Gizi

Page 8: Kasus Mendalam PKL GINIK

BAB II. Panduan Asuhan Gizi Terstandart

A. Anamnesis

1. Anamnesis

a. Identitas Pasien

Nama : An. I No RM : 26-65-12

Umur : 13 tahun 3

bulan

Alamat : Wlahar Kulon Rt 03 Rw

01, Patikraja

Sex : Perempuan Tanggal masuk : 1 November 2015

Pekerjaan : - Tanggal kasus : 2 November 2015

Pendidikan : Sekolah

Dasar

Diagnosis

Medis

: Demam dengue

Agama : Islam Ruang : Kanthil

b. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Demam tinggi, nyeri kepala, nyeri perut

Riwayat Penyakit

Sekarang (RPS)

Demam tinggi, nyeri perut, mual, muntah, hepar

teraba 1-2 cm

Riwayat Penyakit

Dahulu (RPD)

-

Riwayat Penyakit

Keluarga (RPK)

-

c. Berkaitan dengan Riwayat Gizi

Data Sosio

Ekonomi

Penghasilan orang tua : Rp450.000,00 – Rp600.000,00

Pekerjaan orang tua : Buruh dan Penjual Pecel

Jumlah anggota keluarga : 4 orang

Alergi makanan

dan diet khusus

Makanan : -

Penyebab : -

Jenis diet khusus : -

Page 9: Kasus Mendalam PKL GINIK

Alasan : -

Yang menganjurkan : -

Masalah

Gastrointestinal

Nyeri perut (iya)

mual (iya)

konstipasi (tidak)

anoreksia (tidak)

perubahan pengecapan/penciuman (tidak)

muntah (iya)

diare (iya)

Kesehatan mulut Sulit menelan (tidak), stomatitis (tidak), gigi lengkap (ya)

Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : -

Frekuensi dan jumlah : -

Perubahan berat

badan

-

Riwayat/pola

makan

Nasi 2x/hari 1 centong

Mie 1x/hari 1 mangkok

Roti 1-2x/minggu 1 potong

Telur ayamn 4-6x/minggu 1 butir

Daging ayam 4-6x/minggu 1 potong

Ikan mujair 3x/minggu 1 ekor

Tahu >1 x/ hari 2-3 minggu

Kacang ijo <3x/minggu 1 mangkuk

Sayuran 4-6x/minggu 1 porsi

Buah paling sering jeruk dan semangka 1-2x

Susu dancow 1 sachet 1 hari

Bakso pentol, minuman, gorengan setiap hari 1-2x

Minum air putih 3-4 gelas/hari

Kesimpulan :

Pasien mengalami masalah gastrointestinal seperti nyeri perut, mual,

muntah, diare

Pasien mengalami pusing dan demam tinggi

Page 10: Kasus Mendalam PKL GINIK

Pasien didiagnosis mengalami dengue hematoblass fever (DHF)

Hasil FFQ didapatkan asupan pasien sudah cukup bervariasi namun

jumlah konsumsinya masih sedikit

2. Antropometri

TB = 150 cm

BB = 33 kg

Kesimpulan :

IMT = 33

1,5× 1,5

= 14,67

Berdasarkan hasil IMT/U nilai z-score adalah -3<z<-2 dengan

kategori kurus.

3. Biokimia

Pemeriksaan

urin/darah

Satuan/nilai

normal

Awal

masuk RS

Awal kasus keterangan

Albumin 4,0 – 5,8 gr/dl 3,68 g/dl 3,40 g/dl Rendah

Hb 12,0 gr/dl 11,6 g/dl 11,2 g/dl Rendah

HCT 40 – 50 % 32,8 33,9 Rendah

RBC 4,0 – 5,0 % 4,09 4,08

Lim 20,0 – 40,0% 40,8 23,6

WBC 3,55

Neu 1,84

Lym 1,35

Mono 0,320

Page 11: Kasus Mendalam PKL GINIK

Eos 0,007

Baso 0,036

RGB 3,94

MCV 82,9

MCHC 29,1

RDW 35,1

PLT 11,3

MPV 15,2

Kesimpulan :

Data biokimia menunjukkan pasien mengalami anemia dilihat dari

Hb dan Hct. Selain itu pasien juga mengalami penurunan albumin

yang menandakan terjadinya hiperkatabolisme protein. Akibat

peradangan yang diderita peningkatan kadar leukosit dalam darah

meningkat sebesar 19000.

4. Pemeriksaan Fisik dan Klinik

1. Kesan umum : lemah, CM

2. Vital Sign :

Tekanan darah : 100/ 80 mmHg

Respirasi : 21 x/ menit

Suhu : 38,4 0C

Kesimpulan :

Pasien dengan tingkat kesadaran compos mentis/ kesadaran penuh

Tekanan darah normal

Respirasi dan suhu tinggi.

Page 12: Kasus Mendalam PKL GINIK

5. Recall 24 jam (dengan diet TKTP)

Jam

Pemberian

Jenis

makanan

Jumlah Energi

(Kcal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

KH

(g)

Sore Nasi tim

KERANGKA ANALISIS

Page 13: Kasus Mendalam PKL GINIK

BAGIAN II DIAGNOSIS GIZI

Page 14: Kasus Mendalam PKL GINIK

Domain Problem Etiologi Sign/ Symptomp

NI- 1.1 Peningatan

kebutuhan

energi dan

protein

Berkaitan dengan

hiperkatabolisme

Ditandai dengan kadar

albumin yang rendah

NI- 1.1 Inadekuat

asupan cairan

Berkaitan dengan

luka bakar

Ditandai dengan jumlah air

yang diminum kurang dari 2

liter/hari

NI- 1.2 Intake inadekuat Beraitan dengan

nyeri luka bakar

Ditandai dengan % asupan

yang rendah

NC-2.2 Perubahan nilai

biokimia

Berkaitan dengan

infeksi luka bakar

Ditandai dengan kadar leukosit

yang meningkat

BAGIAN III INTERVENSI GIZI

1. Planning

Page 15: Kasus Mendalam PKL GINIK

1.1 Terapi diet

Jenis diet : Tinggi Kalori Tinggi Protein

Cara pemberian : oral

Bentuk makanan : makanan lunak (nasi tim)

Frekuensi pemberian : 3x makan utama, 2x selingan

1.2 Tujuan diet

a. Meningkatkan asupan makanan secara peroral untuk mempertahankan

dan menaikkan berat badan pasien.

b. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein untuk

mengurangi seminimal mungkin pemecahan protein tubuh

c. Memenuhi kebutuhan gizi yang cukup dan seimbang untuk membantu

proses pemulihan.

1.3 Prinsip dasar diet

a. Karbohidrat tinggi yaitu 60 % dari kebutuhan energi total.

b. Lemak sedang yaitu 25% dari energi kebutuhan total.

c. Protein tinggi yaitu 15% dari energi kebutuhan total.

d. Cairan diberikan sebanyak 2 liter per hari untuk mencegah timbulnya

gangguan ginjal karena berkurangnya volume cairan, plasma, kardiac

output dan dehidrasi.

e. Makanan tidak merangsang, pedas dan asam untuk mengurangi nyeri

akibat hepatomegali.

1.3 Kebutuhan zat gizi

Kebutuhan Energi (CDC) = BBI x AKG sesuai usia tinggi

= 40 x 55,6 kal

= 2224 kal

Kebutuhan Protein =

= 45 + 90

= 135 gram/hari

Page 16: Kasus Mendalam PKL GINIK

BBI = (TB - 100) – 10 % (TB -100)

= (150 – 100) – 10 % (150 -100)

= 50 - 5 = 45 kg

Protein dalam kalori135 gram x 4 kkal/ gram = 540 Kalori

Presentase protein dalam energi total :

5402575

x100 % = 21 %

Lemak = 25% x 2575 kkal = 643,75 kkal

Jumlah lemak yang dibutuhkan = 643,75 : 9 = 71,5 gram

Karbohidrat = 100% - (21% + 25%) = 58 %

= 54 % x 2575 Kalori

= 1.390,5 kalori

Jumlah karbohidrat yang diperlukan =1.390,5 : 4 = 348 gram

2. Implementasi

1.1 Rekomendasi diet

Makan pagi : 25% x 2575 = 643,75 Kalori

Selingan : 10% x 2575 = 257,5Kalori

Makan siang : 25% x 2575 = 643,75 Kalori

Selingan : 10% x 2575 = 257,5 Kalori

Makan malam : 20% x 2575 = 515 Kalori

Selingan : 10% x 2575 = 257,5Kalori

Asupan Cairan

Air minum : 6 x 200 ml = 1200 ml

Menu

Bubur ayam : 150 ml

Susu : 100 ml

Bubur kacang hijau : 150 ml

Sup tahu bening : 150 ml

Sup cream lengkap : 150 ml

Makanan lain : 100 ml

Page 17: Kasus Mendalam PKL GINIK

1.2 Kajian terapi diet rumah sakit

Implementasi Energy

(kkal)

Protein

(gram)

Lemak

(gram)

KH

(gram)

Rekomendasi

diet

2575 135 71,5 348

% pemenuhan

2150 57 60 323

% Asupan 120 % 237 % 119% 108 %

Menu yang diberikan adalah sebagai berikut :

Page 18: Kasus Mendalam PKL GINIK
Page 19: Kasus Mendalam PKL GINIK
Page 20: Kasus Mendalam PKL GINIK

2.2 Konseling Gizi

Tema : Tatalaksana diet combustio grade II ±30%, ledakan gas

Media : Leaflet tentang diet luka bakar dan Bahan Makanan Penukar

Sasaran : Pasien dan keluarga

Tempat : Ruang rawat pasien

Waktu : ± 20 menit

Metode : Penyuluhan, motivasidan tanya jawab

Isi Materi :

Penjelasan tentang tujuan pemberian diet.

Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian diet sesuai kondisi

pasien.

Penjelasan tentang pengaturan dan pemilihan bahan makanan yang boleh

dan tidak boleh dikonsumsi pasien serta memberikan contoh bahan

makanannya.

Penjelasan tentang pola makan yang seharusnya dijalankan pasien.

Penjelasan tentang diet makanan tinggi protrein untuk membantu

mempercepat penyembuhan pasien.

Motivasi makan.

Tanya jawab

Page 21: Kasus Mendalam PKL GINIK

BAGIAN IV MONITORING DAN EVALUASI

4.1 Indikator yang dimonitor untuk melihat perkembangan pasien meliputi :

a. Memonitor asupan makan pasien

b. Memonitor kondisi biokimia pasien

c. Memonitor kondisi fisik & klinis pasien

Yang diukur Pengukuran Evaluasi

Antropometr

i

IMT 1/ 2 minggu IMT tetap berada pada rentang

normal

BB naik secara bertahap

Biokimia Hemoglobin,

hematokrit, albumin,

dan leukosit

2 minggu

sekali

Hemoglobin berangsur naik

mencapai rentang normal (12-14)

Kadar albumim dalam darah naik

mencapai rentang (3,8-5,00)

Kadar leukosit berangsur turun

mencapai rentang normal (5000 –

10.000)

Fisik-klinis Luas area luka bakar

Nyeri

Denyut nadi &

tekanan darah

Setiap hari

Setiap hari

Setiap hari

Luka bakar berangsur mengering

dan pulih.

Rasa nyeri berkurang

Mencapai kadar normal

Dietery Sisa makanan Setiap hari Mampu menghabiskan setiap

pemberian asupan

Page 22: Kasus Mendalam PKL GINIK

DAFTAR PUSTAKA

Moenadjat Y. 2003. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003. James M Becker.2000. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia.

Anggraini, Adisty. C. 2012. Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta.Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC.Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksaan Diet pada Pasien. Graha Ilmu.

YogyakartaSalter RB .1994. Musculoskeletal Injuries. In:Salter RB, Textbook of Disoerders

Injuries The Musculoskeletal System, 3 rd, Edition Pensylvania William and Wilkins : 417-430

Majestic Mountain Sage Co. Ltd. 2012. Sodium Lactate. Diakses dari http://www.thesage.com/catalog/products/Sodium-Lactate.html pada tanggal 2 Desember 2014

Hospira Inc. 2004. Lactated Ringer's (Sodium Chloride, Sodium Lactate, Potassium Chloride And Calcium Chloride) Irrigant. Diakses dari

http://www.hospira.com pada tanggal 2 Desember 2014.Sibuea H. W, Panggabean M. M, Gultom P. S. 2005. Ilmu Penyakit Dalam,

Cetakan Ke 2. Jakarta.Rineka Cipta Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek

dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba MedikaEffendy, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.EGC.

Jakarta Soewoto et al.(2003).Konsensus FKUI-PPHI Pemberian Albuminpada Sirrosis Hati. PPKB Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Makhmudi, A. (2010). Status Gizi Pasien Bedah Mayor Preoperasi berpengaruh terhadap Penyembuhan Luka dan Lama Rawat Inap Pascaoperasi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol. 7, No. 1

Sweetman, S.C. (2009). Martindale 36 The Complete Drug Reference. London:The Pharmaceutical Press.

Page 23: Kasus Mendalam PKL GINIK

HARGA BAHAN PANGAN

1. SARAPAN PAGI

Nama bahan Berat (g ) Harga (Rp)

Nasi tim ayam kecap

Beras 30 500

Mentega 10 500

Daging ayam 50 1500

Kecap 10 1000

Tim tahu hijau

Makaroni 30 500

Tahu 55 500

Kentang 50 500

Susu

Susu skim 100 3.000

Gula pasir 15 250

Total 8. 250

2. SELINGAN PAGI

Nama bahan berat Harga

Bubur kacang hijau

Kacang hijau 35 2.500

Santan 40 1000

Gula pasir 15 250

Total 3.750

3. MAKAN SIANG

Nama bahan Berat ( Harga

Puree kentang

Kentang 150 1500

Wortel 30 250

Tahu 50 500

Gadon daging ayam

Daging ayam 75 2.250

Page 24: Kasus Mendalam PKL GINIK

Telur ayam 50 1500

Santan 30 1000

Cah labu siam

Labu siam mentah 75 500

Tempe 50 1000

Jamur 50 600

Minyak 5 100

Total 9.200

4. SELINGAN SORE

Bahan makanan Berat (g) Harga (Rp)

Sup tahu bening

Kaldu ayam 75 -

Tahu 50 500

Bihun 50 1000

Wortel 25 200

Total 1.700

5. MAKAN MALAM

Bahan makanan Berat (g) Harga (Rp)

Sup cream lengkap

Tepung maizena 10 200

Kentang 50 500

Jagung kuning 150 1.200

Susu skim 50 1.500

Kacang kapri 25 300

Wortel 25 200

Telur ayam 50 1500

Mentega 15 500

Kaldu ayam 50 -

Total 5.900

6. SELINGAN MALAM

Bahan makanan Berat (g) Harga (Rp)

Omelete sayur tahu

Telur ayam 50 1500

Tahu 50 500

Page 25: Kasus Mendalam PKL GINIK

Wortel 25 200

Daging ayam 25 750

Mentega 10 500

Total 3.450

REKAP BAHAN

Nama Bahan Berat Perkiraan Harga Beli (Rp)

Perkiraan Harga Dipasar (Rp)

Berat putih giling 30 gram 500 8500/kgDaging ayam 200 gram 6000 30.000/kgTelur ayam 3 butir 4500 1500/butirMentega 35 gram 1500 7500/200 gKecap 10 gram 1000 2000/sachet kecilTahu putih 205 gram/ 5

potong2500 500/ potong

Kacang hijau 35 gram 2500 16.000/kgMakaroni 30 gram 500 12.000/kgBihun 50 gram 1000 5000/bungkus (250)Kentang 250 gram 2500 10.000/kgWortel 95 gram 800 8000/ kgJagung manis 150 gram 1200 8000/ kgGula pasir 30 gram 500 12.000/kgSusu skim cair 150 ml 4500 4500/kotakSantan 70 gram 2.000 2.000/bungkusLabu siam 75 gram 500 3000/kgTempe 50 gram 1000 500/buah kecilJamur putih 50 gram 600 12.000/kgMinyak kelapa sawit

10 gram 300 4.500/bungkus

Tepung maizena 10 gram 200 3500/200 gKacang kapri 10 gram 300 22.000/kgBawang putih 40 gram 1000 14.000/kgBuah pala 1 biji 500 500/ bijiGaram Secukupnya 500 1300/250 g

Bawang merah 40 g 1500 30.000/kg

TOTAL HARGA

Page 26: Kasus Mendalam PKL GINIK

Pembahasan :

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan

kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid

(misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Ledakan dapat

menimbulkan luka bakar dan menyebabkan kerusakan organ. Bahan kimia

terutama asam menyebabkan kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan

sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses

penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan

kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas dan

dalam kerusakan jaringan yang terjadi (Moenadjat, 2003).

Gambar luka bakar

Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara

langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak

terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari

matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara

garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi

(Moenandjat,2003) :

1. Paparan api

Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan

menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar

pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki

kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh

atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.

Page 27: Kasus Mendalam PKL GINIK

Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan benda

panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang

mengalami kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok

dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masak.

2. Scalds (air panas)

Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan

semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan

ditimbulkan. Luka yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan

berdasarkan pola luka bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya

menunjukkan pola percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat.

Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka umumnya melibatkan

keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkumferensial dengan garis yang

menandai permukaan cairan.

3. Uap panas

Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator

mobil. Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang

tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi

inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal

di paru.

4. Gas panas

Inhalasi menyebabkan cedera termal pada saluran nafas bagian atas

dan oklusi jalan nafas akibat edema.

5. Aliran listrik

Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan

tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam.

6. Zat kimia (asam atau basa)

7. Radiasi

8. Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.

Kriteria luka bakar berdasarkan luasnya

Wallace membagi tubuh atas bagian – bagian 9 % atau kelipatan dari 9

terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.

Page 28: Kasus Mendalam PKL GINIK

-Kepala dan leher 9 %

-Lengan 18 %

-Badan Depan 18 %

-Badan Belakang 18 %

-Tungkai 36 %

-Genitalia/perineum 1 %

-Total 100 %

Dalam perhitungan agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan

penderita adalah 1 % dari luas permukaan tubuhnya. Pada anak –anak dipakai

modifikasi Rule of Nine menurut Lund and Brower, yaitu ditekankan pada umur

15 tahun, 5 tahun dan 1 tahun.

Page 29: Kasus Mendalam PKL GINIK

Kriteria berat ringannya luka bakar adalah sebagai berikut (American Burn

Association) :

1. Luka Bakar Ringan.

Luka bakar derajat II <15 %

Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak

Luka bakar derajat III < 2 %

2. Luka bakar sedang

Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa

Luka bakar II 10 – 20 5 pada anak – anak

Luka bakar derajat III < 10 %

3. Luka bakar berat

Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa

Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak.

Luka bakar derajat III 10 % atau lebih

Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan

genitalia/perineum.

Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.

Dalam wahyuningsih (2013) klasifikasi luka bakar berdasarkan kedalamannya

adalah sebagai berikut :

1. Combustio grade I

Karakteristik kedalaman ketebalan partial superficial. Sumber penyebab :

jilatan api, sinar UV (terbakar ole matahari). Penampilan : kering tidak ada

gelembung, Oedema minimal atau tidak ada, pucat bila ditekan dengan

ujung jari, berisi kembali bila tekanan dilepas. Warna : bertambah merah,

dan luka terasa nyeri

2. Combustio grade II

Karakteristik : lebih dalam dari keteblan partial, superficial, dalam.

Penyebab : kontak dengan bahan air atau padat, jilatan api pada pakaian,

jilatan langsung kimiawi, sinar ultraviolet. Penampilan : bliser besar dan

lembab yang ukurannya bertambah besar, pucat bila ditekan dengan ujung

jari, bila tekanan dilepas berisi kembali. Warna : berbintik- bintik yang

Page 30: Kasus Mendalam PKL GINIK

kurang jelas, putih, cokelat, pink, daerah merah coklat. Luka terasa sangat

nyeri.

3. Combustio grade III

Karakteristik : ketebalan sepenuhnya. Penyebab : kontak dengan bahan

cair atau padat, nyala api, kimia, kontak dengan arus listrik. Penampilan :

kering disertai kulit mengelupas, pembuluh darah seperti arang terlihat

dibawah kulit yang mengelupas, gelembung jarang, dindingnya sangat

tipis, tidak membesar, tidak pucat bila ditekan. Warna : putih, kering,

hitam, coklat tua, merah. Luka terasa tidak sakit, sedikit sakit, rambut

mudah dilepas.

Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena

adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh.. Dalam

penanganan luka, ditujukan untuk membantu proses penyembuhan normal agar

berjalan efektif dengan waktu masing – masing fase seminimal mungkin.

Prosedur penanganan luka berbeda- beda tergantung jenis luka namun secara garis

besar terdiri dari pembersihan luka baik dengan irigasi maupun debridement dan

penutupan luka. Debridement adalah pengangkatan jaringan yang rusak dan mati

sehingga luka menjadi bersih. Untuk melakukan debridement yang adekuat,

Page 31: Kasus Mendalam PKL GINIK

berbentuk elips , untuk mengangkat kulit, fasia serta tendon ataupun jaringan yang

sudah mati. Debridement yang adekuat merupakan tahapan yang penting untuk

pengelolaan (Salter, 1994).