kasus mendalam pkl ginik
DESCRIPTION
Gizi klinikTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN GIZI KLINIKASUHAN GIZI PADA PASIEN DENGUE HEMORAGHIC FEVER (DHF)
DI RUANG KANTIL RSUD BANYUMAS
Oleh:
Kartika Cahyaningrum G1H012021
PROGRAM STUDI ILMU GIZIJURUSAN KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2015
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan di RSUD Banyumas
Jenis Kasus : Dengue Hemoraghic Fever
Nama/NIM Mahasiswa : Kartika Cahyaningrum
Kota dan Tanggal disetujui : Banyumas, Oktober 2015
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Akademik
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. Screening Gizi
BAB II. Panduan Asuhan Gizi Terstandart
A. Anamnesis
1. Anamnesis
a. Identitas Pasien
Nama : An. I No RM : 26-65-12
Umur : 13 tahun 3
bulan
Alamat : Wlahar Kulon Rt 03 Rw
01, Patikraja
Sex : Perempuan Tanggal masuk : 1 November 2015
Pekerjaan : - Tanggal kasus : 2 November 2015
Pendidikan : Sekolah
Dasar
Diagnosis
Medis
: Demam dengue
Agama : Islam Ruang : Kanthil
b. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Demam tinggi, nyeri kepala, nyeri perut
Riwayat Penyakit
Sekarang (RPS)
Demam tinggi, nyeri perut, mual, muntah, hepar
teraba 1-2 cm
Riwayat Penyakit
Dahulu (RPD)
-
Riwayat Penyakit
Keluarga (RPK)
-
c. Berkaitan dengan Riwayat Gizi
Data Sosio
Ekonomi
Penghasilan orang tua : Rp450.000,00 – Rp600.000,00
Pekerjaan orang tua : Buruh dan Penjual Pecel
Jumlah anggota keluarga : 4 orang
Alergi makanan
dan diet khusus
Makanan : -
Penyebab : -
Jenis diet khusus : -
Alasan : -
Yang menganjurkan : -
Masalah
Gastrointestinal
Nyeri perut (iya)
mual (iya)
konstipasi (tidak)
anoreksia (tidak)
perubahan pengecapan/penciuman (tidak)
muntah (iya)
diare (iya)
Kesehatan mulut Sulit menelan (tidak), stomatitis (tidak), gigi lengkap (ya)
Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : -
Frekuensi dan jumlah : -
Perubahan berat
badan
-
Riwayat/pola
makan
Nasi 2x/hari 1 centong
Mie 1x/hari 1 mangkok
Roti 1-2x/minggu 1 potong
Telur ayamn 4-6x/minggu 1 butir
Daging ayam 4-6x/minggu 1 potong
Ikan mujair 3x/minggu 1 ekor
Tahu >1 x/ hari 2-3 minggu
Kacang ijo <3x/minggu 1 mangkuk
Sayuran 4-6x/minggu 1 porsi
Buah paling sering jeruk dan semangka 1-2x
Susu dancow 1 sachet 1 hari
Bakso pentol, minuman, gorengan setiap hari 1-2x
Minum air putih 3-4 gelas/hari
Kesimpulan :
Pasien mengalami masalah gastrointestinal seperti nyeri perut, mual,
muntah, diare
Pasien mengalami pusing dan demam tinggi
Pasien didiagnosis mengalami dengue hematoblass fever (DHF)
Hasil FFQ didapatkan asupan pasien sudah cukup bervariasi namun
jumlah konsumsinya masih sedikit
2. Antropometri
TB = 150 cm
BB = 33 kg
Kesimpulan :
IMT = 33
1,5× 1,5
= 14,67
Berdasarkan hasil IMT/U nilai z-score adalah -3<z<-2 dengan
kategori kurus.
3. Biokimia
Pemeriksaan
urin/darah
Satuan/nilai
normal
Awal
masuk RS
Awal kasus keterangan
Albumin 4,0 – 5,8 gr/dl 3,68 g/dl 3,40 g/dl Rendah
Hb 12,0 gr/dl 11,6 g/dl 11,2 g/dl Rendah
HCT 40 – 50 % 32,8 33,9 Rendah
RBC 4,0 – 5,0 % 4,09 4,08
Lim 20,0 – 40,0% 40,8 23,6
WBC 3,55
Neu 1,84
Lym 1,35
Mono 0,320
Eos 0,007
Baso 0,036
RGB 3,94
MCV 82,9
MCHC 29,1
RDW 35,1
PLT 11,3
MPV 15,2
Kesimpulan :
Data biokimia menunjukkan pasien mengalami anemia dilihat dari
Hb dan Hct. Selain itu pasien juga mengalami penurunan albumin
yang menandakan terjadinya hiperkatabolisme protein. Akibat
peradangan yang diderita peningkatan kadar leukosit dalam darah
meningkat sebesar 19000.
4. Pemeriksaan Fisik dan Klinik
1. Kesan umum : lemah, CM
2. Vital Sign :
Tekanan darah : 100/ 80 mmHg
Respirasi : 21 x/ menit
Suhu : 38,4 0C
Kesimpulan :
Pasien dengan tingkat kesadaran compos mentis/ kesadaran penuh
Tekanan darah normal
Respirasi dan suhu tinggi.
5. Recall 24 jam (dengan diet TKTP)
Jam
Pemberian
Jenis
makanan
Jumlah Energi
(Kcal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
KH
(g)
Sore Nasi tim
KERANGKA ANALISIS
BAGIAN II DIAGNOSIS GIZI
Domain Problem Etiologi Sign/ Symptomp
NI- 1.1 Peningatan
kebutuhan
energi dan
protein
Berkaitan dengan
hiperkatabolisme
Ditandai dengan kadar
albumin yang rendah
NI- 1.1 Inadekuat
asupan cairan
Berkaitan dengan
luka bakar
Ditandai dengan jumlah air
yang diminum kurang dari 2
liter/hari
NI- 1.2 Intake inadekuat Beraitan dengan
nyeri luka bakar
Ditandai dengan % asupan
yang rendah
NC-2.2 Perubahan nilai
biokimia
Berkaitan dengan
infeksi luka bakar
Ditandai dengan kadar leukosit
yang meningkat
BAGIAN III INTERVENSI GIZI
1. Planning
1.1 Terapi diet
Jenis diet : Tinggi Kalori Tinggi Protein
Cara pemberian : oral
Bentuk makanan : makanan lunak (nasi tim)
Frekuensi pemberian : 3x makan utama, 2x selingan
1.2 Tujuan diet
a. Meningkatkan asupan makanan secara peroral untuk mempertahankan
dan menaikkan berat badan pasien.
b. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein untuk
mengurangi seminimal mungkin pemecahan protein tubuh
c. Memenuhi kebutuhan gizi yang cukup dan seimbang untuk membantu
proses pemulihan.
1.3 Prinsip dasar diet
a. Karbohidrat tinggi yaitu 60 % dari kebutuhan energi total.
b. Lemak sedang yaitu 25% dari energi kebutuhan total.
c. Protein tinggi yaitu 15% dari energi kebutuhan total.
d. Cairan diberikan sebanyak 2 liter per hari untuk mencegah timbulnya
gangguan ginjal karena berkurangnya volume cairan, plasma, kardiac
output dan dehidrasi.
e. Makanan tidak merangsang, pedas dan asam untuk mengurangi nyeri
akibat hepatomegali.
1.3 Kebutuhan zat gizi
Kebutuhan Energi (CDC) = BBI x AKG sesuai usia tinggi
= 40 x 55,6 kal
= 2224 kal
Kebutuhan Protein =
= 45 + 90
= 135 gram/hari
BBI = (TB - 100) – 10 % (TB -100)
= (150 – 100) – 10 % (150 -100)
= 50 - 5 = 45 kg
Protein dalam kalori135 gram x 4 kkal/ gram = 540 Kalori
Presentase protein dalam energi total :
5402575
x100 % = 21 %
Lemak = 25% x 2575 kkal = 643,75 kkal
Jumlah lemak yang dibutuhkan = 643,75 : 9 = 71,5 gram
Karbohidrat = 100% - (21% + 25%) = 58 %
= 54 % x 2575 Kalori
= 1.390,5 kalori
Jumlah karbohidrat yang diperlukan =1.390,5 : 4 = 348 gram
2. Implementasi
1.1 Rekomendasi diet
Makan pagi : 25% x 2575 = 643,75 Kalori
Selingan : 10% x 2575 = 257,5Kalori
Makan siang : 25% x 2575 = 643,75 Kalori
Selingan : 10% x 2575 = 257,5 Kalori
Makan malam : 20% x 2575 = 515 Kalori
Selingan : 10% x 2575 = 257,5Kalori
Asupan Cairan
Air minum : 6 x 200 ml = 1200 ml
Menu
Bubur ayam : 150 ml
Susu : 100 ml
Bubur kacang hijau : 150 ml
Sup tahu bening : 150 ml
Sup cream lengkap : 150 ml
Makanan lain : 100 ml
1.2 Kajian terapi diet rumah sakit
Implementasi Energy
(kkal)
Protein
(gram)
Lemak
(gram)
KH
(gram)
Rekomendasi
diet
2575 135 71,5 348
% pemenuhan
2150 57 60 323
% Asupan 120 % 237 % 119% 108 %
Menu yang diberikan adalah sebagai berikut :
2.2 Konseling Gizi
Tema : Tatalaksana diet combustio grade II ±30%, ledakan gas
Media : Leaflet tentang diet luka bakar dan Bahan Makanan Penukar
Sasaran : Pasien dan keluarga
Tempat : Ruang rawat pasien
Waktu : ± 20 menit
Metode : Penyuluhan, motivasidan tanya jawab
Isi Materi :
Penjelasan tentang tujuan pemberian diet.
Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian diet sesuai kondisi
pasien.
Penjelasan tentang pengaturan dan pemilihan bahan makanan yang boleh
dan tidak boleh dikonsumsi pasien serta memberikan contoh bahan
makanannya.
Penjelasan tentang pola makan yang seharusnya dijalankan pasien.
Penjelasan tentang diet makanan tinggi protrein untuk membantu
mempercepat penyembuhan pasien.
Motivasi makan.
Tanya jawab
BAGIAN IV MONITORING DAN EVALUASI
4.1 Indikator yang dimonitor untuk melihat perkembangan pasien meliputi :
a. Memonitor asupan makan pasien
b. Memonitor kondisi biokimia pasien
c. Memonitor kondisi fisik & klinis pasien
Yang diukur Pengukuran Evaluasi
Antropometr
i
IMT 1/ 2 minggu IMT tetap berada pada rentang
normal
BB naik secara bertahap
Biokimia Hemoglobin,
hematokrit, albumin,
dan leukosit
2 minggu
sekali
Hemoglobin berangsur naik
mencapai rentang normal (12-14)
Kadar albumim dalam darah naik
mencapai rentang (3,8-5,00)
Kadar leukosit berangsur turun
mencapai rentang normal (5000 –
10.000)
Fisik-klinis Luas area luka bakar
Nyeri
Denyut nadi &
tekanan darah
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Luka bakar berangsur mengering
dan pulih.
Rasa nyeri berkurang
Mencapai kadar normal
Dietery Sisa makanan Setiap hari Mampu menghabiskan setiap
pemberian asupan
DAFTAR PUSTAKA
Moenadjat Y. 2003. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003. James M Becker.2000. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia.
Anggraini, Adisty. C. 2012. Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Jakarta.Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC.Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksaan Diet pada Pasien. Graha Ilmu.
YogyakartaSalter RB .1994. Musculoskeletal Injuries. In:Salter RB, Textbook of Disoerders
Injuries The Musculoskeletal System, 3 rd, Edition Pensylvania William and Wilkins : 417-430
Majestic Mountain Sage Co. Ltd. 2012. Sodium Lactate. Diakses dari http://www.thesage.com/catalog/products/Sodium-Lactate.html pada tanggal 2 Desember 2014
Hospira Inc. 2004. Lactated Ringer's (Sodium Chloride, Sodium Lactate, Potassium Chloride And Calcium Chloride) Irrigant. Diakses dari
http://www.hospira.com pada tanggal 2 Desember 2014.Sibuea H. W, Panggabean M. M, Gultom P. S. 2005. Ilmu Penyakit Dalam,
Cetakan Ke 2. Jakarta.Rineka Cipta Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba MedikaEffendy, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.EGC.
Jakarta Soewoto et al.(2003).Konsensus FKUI-PPHI Pemberian Albuminpada Sirrosis Hati. PPKB Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Makhmudi, A. (2010). Status Gizi Pasien Bedah Mayor Preoperasi berpengaruh terhadap Penyembuhan Luka dan Lama Rawat Inap Pascaoperasi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol. 7, No. 1
Sweetman, S.C. (2009). Martindale 36 The Complete Drug Reference. London:The Pharmaceutical Press.
HARGA BAHAN PANGAN
1. SARAPAN PAGI
Nama bahan Berat (g ) Harga (Rp)
Nasi tim ayam kecap
Beras 30 500
Mentega 10 500
Daging ayam 50 1500
Kecap 10 1000
Tim tahu hijau
Makaroni 30 500
Tahu 55 500
Kentang 50 500
Susu
Susu skim 100 3.000
Gula pasir 15 250
Total 8. 250
2. SELINGAN PAGI
Nama bahan berat Harga
Bubur kacang hijau
Kacang hijau 35 2.500
Santan 40 1000
Gula pasir 15 250
Total 3.750
3. MAKAN SIANG
Nama bahan Berat ( Harga
Puree kentang
Kentang 150 1500
Wortel 30 250
Tahu 50 500
Gadon daging ayam
Daging ayam 75 2.250
Telur ayam 50 1500
Santan 30 1000
Cah labu siam
Labu siam mentah 75 500
Tempe 50 1000
Jamur 50 600
Minyak 5 100
Total 9.200
4. SELINGAN SORE
Bahan makanan Berat (g) Harga (Rp)
Sup tahu bening
Kaldu ayam 75 -
Tahu 50 500
Bihun 50 1000
Wortel 25 200
Total 1.700
5. MAKAN MALAM
Bahan makanan Berat (g) Harga (Rp)
Sup cream lengkap
Tepung maizena 10 200
Kentang 50 500
Jagung kuning 150 1.200
Susu skim 50 1.500
Kacang kapri 25 300
Wortel 25 200
Telur ayam 50 1500
Mentega 15 500
Kaldu ayam 50 -
Total 5.900
6. SELINGAN MALAM
Bahan makanan Berat (g) Harga (Rp)
Omelete sayur tahu
Telur ayam 50 1500
Tahu 50 500
Wortel 25 200
Daging ayam 25 750
Mentega 10 500
Total 3.450
REKAP BAHAN
Nama Bahan Berat Perkiraan Harga Beli (Rp)
Perkiraan Harga Dipasar (Rp)
Berat putih giling 30 gram 500 8500/kgDaging ayam 200 gram 6000 30.000/kgTelur ayam 3 butir 4500 1500/butirMentega 35 gram 1500 7500/200 gKecap 10 gram 1000 2000/sachet kecilTahu putih 205 gram/ 5
potong2500 500/ potong
Kacang hijau 35 gram 2500 16.000/kgMakaroni 30 gram 500 12.000/kgBihun 50 gram 1000 5000/bungkus (250)Kentang 250 gram 2500 10.000/kgWortel 95 gram 800 8000/ kgJagung manis 150 gram 1200 8000/ kgGula pasir 30 gram 500 12.000/kgSusu skim cair 150 ml 4500 4500/kotakSantan 70 gram 2.000 2.000/bungkusLabu siam 75 gram 500 3000/kgTempe 50 gram 1000 500/buah kecilJamur putih 50 gram 600 12.000/kgMinyak kelapa sawit
10 gram 300 4.500/bungkus
Tepung maizena 10 gram 200 3500/200 gKacang kapri 10 gram 300 22.000/kgBawang putih 40 gram 1000 14.000/kgBuah pala 1 biji 500 500/ bijiGaram Secukupnya 500 1300/250 g
Bawang merah 40 g 1500 30.000/kg
TOTAL HARGA
Pembahasan :
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid
(misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Ledakan dapat
menimbulkan luka bakar dan menyebabkan kerusakan organ. Bahan kimia
terutama asam menyebabkan kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan
sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses
penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan
kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas dan
dalam kerusakan jaringan yang terjadi (Moenadjat, 2003).
Gambar luka bakar
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara
langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak
terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari
matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara
garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi
(Moenandjat,2003) :
1. Paparan api
Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan
menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar
pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki
kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh
atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.
Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan benda
panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang
mengalami kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok
dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masak.
2. Scalds (air panas)
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan
semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan
ditimbulkan. Luka yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan
berdasarkan pola luka bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya
menunjukkan pola percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat.
Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka umumnya melibatkan
keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkumferensial dengan garis yang
menandai permukaan cairan.
3. Uap panas
Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator
mobil. Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang
tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi
inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal
di paru.
4. Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera termal pada saluran nafas bagian atas
dan oklusi jalan nafas akibat edema.
5. Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan
tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam.
6. Zat kimia (asam atau basa)
7. Radiasi
8. Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.
Kriteria luka bakar berdasarkan luasnya
Wallace membagi tubuh atas bagian – bagian 9 % atau kelipatan dari 9
terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.
-Kepala dan leher 9 %
-Lengan 18 %
-Badan Depan 18 %
-Badan Belakang 18 %
-Tungkai 36 %
-Genitalia/perineum 1 %
-Total 100 %
Dalam perhitungan agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan
penderita adalah 1 % dari luas permukaan tubuhnya. Pada anak –anak dipakai
modifikasi Rule of Nine menurut Lund and Brower, yaitu ditekankan pada umur
15 tahun, 5 tahun dan 1 tahun.
Kriteria berat ringannya luka bakar adalah sebagai berikut (American Burn
Association) :
1. Luka Bakar Ringan.
Luka bakar derajat II <15 %
Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak
Luka bakar derajat III < 2 %
2. Luka bakar sedang
Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa
Luka bakar II 10 – 20 5 pada anak – anak
Luka bakar derajat III < 10 %
3. Luka bakar berat
Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa
Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak.
Luka bakar derajat III 10 % atau lebih
Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan
genitalia/perineum.
Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
Dalam wahyuningsih (2013) klasifikasi luka bakar berdasarkan kedalamannya
adalah sebagai berikut :
1. Combustio grade I
Karakteristik kedalaman ketebalan partial superficial. Sumber penyebab :
jilatan api, sinar UV (terbakar ole matahari). Penampilan : kering tidak ada
gelembung, Oedema minimal atau tidak ada, pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali bila tekanan dilepas. Warna : bertambah merah,
dan luka terasa nyeri
2. Combustio grade II
Karakteristik : lebih dalam dari keteblan partial, superficial, dalam.
Penyebab : kontak dengan bahan air atau padat, jilatan api pada pakaian,
jilatan langsung kimiawi, sinar ultraviolet. Penampilan : bliser besar dan
lembab yang ukurannya bertambah besar, pucat bila ditekan dengan ujung
jari, bila tekanan dilepas berisi kembali. Warna : berbintik- bintik yang
kurang jelas, putih, cokelat, pink, daerah merah coklat. Luka terasa sangat
nyeri.
3. Combustio grade III
Karakteristik : ketebalan sepenuhnya. Penyebab : kontak dengan bahan
cair atau padat, nyala api, kimia, kontak dengan arus listrik. Penampilan :
kering disertai kulit mengelupas, pembuluh darah seperti arang terlihat
dibawah kulit yang mengelupas, gelembung jarang, dindingnya sangat
tipis, tidak membesar, tidak pucat bila ditekan. Warna : putih, kering,
hitam, coklat tua, merah. Luka terasa tidak sakit, sedikit sakit, rambut
mudah dilepas.
Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena
adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh.. Dalam
penanganan luka, ditujukan untuk membantu proses penyembuhan normal agar
berjalan efektif dengan waktu masing – masing fase seminimal mungkin.
Prosedur penanganan luka berbeda- beda tergantung jenis luka namun secara garis
besar terdiri dari pembersihan luka baik dengan irigasi maupun debridement dan
penutupan luka. Debridement adalah pengangkatan jaringan yang rusak dan mati
sehingga luka menjadi bersih. Untuk melakukan debridement yang adekuat,
berbentuk elips , untuk mengangkat kulit, fasia serta tendon ataupun jaringan yang
sudah mati. Debridement yang adekuat merupakan tahapan yang penting untuk
pengelolaan (Salter, 1994).