kasus bab 15

3
BAB 15 PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT UNTUK PENGUJIAN PERINCIAN SALDO KASUS BAB 15 PENGAMBILAN SAMPEL STATISTIK DAN NONSTATISTIK HARUS DILAKSANAKAN DENGAN BENAR AGAR DITERIMA MENURUT STANDAR AUDIT BERLAKU UMUM Bardi Sitinjak adalah manajer pada proses audit PT. Citra Pesona, ritel yang tokonya tersebar di wilayah barat Indonesia. PT. Citra Pesona menyediakan produk eksklusif untuk wanita bekerja dan menawarkan kartu kreditnya sendiri. Pembukuan PT. Citra Pesona dilakukan secara terpusat. Transaksi dilakukan secara online dan berkas penjualan dan piutang dagang disimpan dalam suatu basis data. Firma tempat Bardi Sitinjak bekerja menggiatkan penggunaan pengambilan sampel statistik dalam praktik audit dan menyediakan program pelatihan pengembangan bagi koordinator statistik di setiap kantor. Koordinator statistik di kantor Bardi adalah Eni Ningsih. Bardi meyakini bahwa transaksi penjualan dan pengujian konfirmasi piutang dagang perlu dilakukan melalui pengambilan sampel statistik serta meminta Eni membantu mendesain dan mengelola aspek statistik dalam pengujian tersebut. Eni mengembangkan sebuah program program untuk mendesain prosedur audit konfirmasi sebagai bagian dari pengujian perincian saldo untuk piutang dagang. Pekerjaan ini juga mencakup penentuan jumlah sampel. Ia meminta Bardi melanjutkannya dan bersedia membantu mengevaluasi hasil pengujian tersebut. Setelah seluruh tanggapan konfirmasi diterima atau prosedur alternatif diselesaikan beberapa minggu kemudian, Bardi meminta Eni melakukan evaluasi statistik. Pada kenyataannya, Eni telah berhenti bekerja dan tak ada satu pun personel statistik yang kompeten untuk menggantikannya. Bardi mengalami kesulitan dalam

Upload: syaiful-nizar

Post on 25-Dec-2015

240 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bab 15

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Bab 15

BAB 15 PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT UNTUK PENGUJIAN PERINCIAN SALDO

KASUS BAB 15

PENGAMBILAN SAMPEL STATISTIK DAN NONSTATISTIK HARUS DILAKSANAKAN DENGAN BENAR AGAR DITERIMA MENURUT STANDAR AUDIT BERLAKU UMUM

Bardi Sitinjak adalah manajer pada proses audit PT. Citra Pesona, ritel yang tokonya tersebar di wilayah barat Indonesia. PT. Citra Pesona menyediakan produk eksklusif untuk wanita bekerja dan menawarkan kartu kreditnya sendiri. Pembukuan PT. Citra Pesona dilakukan secara terpusat. Transaksi dilakukan secara online dan berkas penjualan dan piutang dagang disimpan dalam suatu basis data.

Firma tempat Bardi Sitinjak bekerja menggiatkan penggunaan pengambilan sampel statistik dalam praktik audit dan menyediakan program pelatihan pengembangan bagi koordinator statistik di setiap kantor. Koordinator statistik di kantor Bardi adalah Eni Ningsih. Bardi meyakini bahwa transaksi penjualan dan pengujian konfirmasi piutang dagang perlu dilakukan melalui pengambilan sampel statistik serta meminta Eni membantu mendesain dan mengelola aspek statistik dalam pengujian tersebut.

Eni mengembangkan sebuah program program untuk mendesain prosedur audit konfirmasi sebagai bagian dari pengujian perincian saldo untuk piutang dagang. Pekerjaan ini juga mencakup penentuan jumlah sampel. Ia meminta Bardi melanjutkannya dan bersedia membantu mengevaluasi hasil pengujian tersebut.

Setelah seluruh tanggapan konfirmasi diterima atau prosedur alternatif diselesaikan beberapa minggu kemudian, Bardi meminta Eni melakukan evaluasi statistik. Pada kenyataannya, Eni telah berhenti bekerja dan tak ada satu pun personel statistik yang kompeten untuk menggantikannya. Bardi mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya dan memutuskan untuk melakukan kalkulasi statistik sendiri. Berdasarkan perhitungannya, telah terjadi salah saji yang jumlahnya besar, tetapi tidak material, sehingga Bardi menganggap tujuan pengujian konfirmasi telah terpenuhi.

Pada tahun berikutnya, pendapatan PT. Citra Pesona menurun drastis, sebagian karena adanya penghapusan piutang tak tertagih secara besar-besaran. Harga saham menurun drastis dan perusahaan pun menghadapi tuntutan pengadilan. Seorang pakar diminta menelaah dokumentasi audit. Ia kemudian mengulang semua pekerjaan Bardi dan menemukan kesalahan dalam perhitungan statistik. Ia memperkirakan bahwa salah saji piutang dagang, berdasarkan sampel auditor, melebihi jumlah material yang ditetapkan. Firma Bardi harus membayar tuntutan sebesar Rp.3,5 Miliar.

Page 2: Kasus Bab 15

PERMASALAHAN

1. Kurangnya personel statistik yang berkompeten di Firma Bardi, meskipun dikantor tersebut menyediakan program pelatihan pengembangan koordinator statistik.

2. Eni, koordinator statistic di kantor Firma Bardi berhenti bekerja disaat tugasnya untuk mengevaluasi statistik seluruh tanggapan konfirmasi piutang dagang yang telah diterima yang pada akhirnya di kerjakan oleh Bardi yang tidak kompeten dan mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya.

3. Dalam perhitungan statistik yang dilakukan oleh Bardi ditemukan slah saji yang cukup besar namun tidak material namun setelah ditelaah kembali ternyata perhitungan yang dilakukan Bardi tersebut yang salah. Seorang pakar memperkirakan bahwa salah saji piutang dagang berdasarkan sampel auditor, melebihi jumlah material yang ditetapkan.

SOLUSI

1. Menyediakan program pelatihan pengembangan coordinator statistic di kantor Firma Bardi sudah sangat bagus, namun pelatihan tersebut sebaiknya lebih diintensifkan serta perekrutan karyawan kalau bias harus menguasai tentang coordinator statitik. Setidaknya mengetahui basic nya, maka akan lebih mempermudah dalam pendalaman pengembanagan coordinator statistiknya. Agar kantor tersebut memiliki orang-orang yang berkompeten dalam pengambilan sampel statistic tersebut. Tidak hanya mengandalkan satu orang saja.

2. Sebaiknya kebijakan manajemen di kantor Firma Bardi ini ditambahkan, yaitu mengijinkan karyawan yang ingin berhenti bekerja setelah karyawan tersebut telah menyelesaikan tugas terakhir yang sedang dikerjakan. Setelah semua pekerjaan tersebut selesai barulah karyawan yang ingin berhenti bekerja tersebut diberi ijin untuk berhenti bekerja. Karena akibatnya fatal jika tugas karyawan yg belum selesai dan dipindahtangankan kepada orang yang bukan kompetennya.

3. Menggunakan sampel statistik dengan benar agar diterima menurut standar audit berlaku umum, serta menghindari kesalahan dalam pengambilan kesimpulan dari suatu populasi. Metode pengambilan sampel audit secara statistik maupun nonstatistik telah dipakai secara luias untuk pengujian perincian saldo. Auditor dapat menggunakan metode pengambilan sampel yang menghasilkan nilai rupiah. Terdapat 3 jenis metode utama dalam pengambilan sampel yang digunakan untuk menghitung salah saji nilai rupiah dalam saldo akun yaitu p-engambilan sampel nonstatistik, pengambilan sampel unit moneter (monetary unit sampling), dan pengambilan sampel variable (variable sampling).