bab iii kasus dan analisis kasus -...

41

Click here to load reader

Upload: hoangdien

Post on 24-Apr-2019

289 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

41

BAB III

KASUS DAN ANALISIS KASUS

Bedasarkan uraian pada bab sebelumnya yang berkaitan dengan proses

hukum penanganan perkara tindak pidana di lingkungan Peradilan Militer.

Membuat penulis tertarik untuk membahas satu kasus yang telah diputus oleh

Hakim Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya. Kasus perkara pidana Nomor :

PUT/18-K/PMT-III/AD/VII/2008.

A. KASUS

1. Kronologi Kasus1

Terdakwa mengenal saksi-1 (Sdr.Cristomus Wamuar) selaku Kopermas

(Koperasi Peran Serta Masyarakat) Arhasso sejak awal tahun 2004, yaitu pada

saat saksi-1 datang ke kantor Puskopaddam XVII/Trikora dalam rangka meminta

bantuan menjualkan kayu bulat / log milik Koperasi Arhasso. Selanjutnya pada

tanggal 12 maret 2004 Terdakwa selaku Ketua Pukopaddam XVII/Trikora telah

menerima kuasa penuh dari Saksi-1 berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 12 Maret

2004, yaitu melaksanakan penjualan kayu bulat / logs jenis merbau milik

Kopernas Arhasso kepada pembeli dan menerima uang hasil penjualan

sepenuhnya, yaitu sebanyak 1.826,45 M3

dengan harga setiap kubiknya sebesar

Rp.600.000, dalam surat kuasa tersebut Terdakwa menulis nama Terdakwa

dengan jabatan selaku Ketua Puskopaddam.

1 Dikutip dari surat Putusan Nomor : PUT/18-K/PMT-III/AD/VII/2008. Hal 17.

Page 2: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

42

Dalam kontrak jual beli tersebut Terdakwa selaku pihak penjual sepakat

menjual kayu bulat Merbau kepada Saksi-2 (Sdr. Zukri Ganda Saputra) sebagai

pihak pembeli sebanyak 2.400 M3

teras dengan harga Rp.1.050.000,-/M3

teras

(satu juta lima puluh ribu rupiah per meter kubik) barang sudah berada di kapal,

dengan penyerahan sebanyak 2 kali shirpment pemuatan kayu log dalam bulan

April dan Mei 2004 yang ditujukan ke alamat PT. Asia Tropical jl. Sultan

Abdullah No.55 Makasar. Dari kontrak jual beli kayu bulat (log) dengan Saksi-2,

dari jumlah kayu bulat Merbau sebanyak 2.400 M3 teras hanya terealisasi

sebanyak 1.826,45 M3, dengan pengiriman kayu bulat / log dari Jayapura ke PT.

Asia Tropical di Jl. Sultan Abdullah No.55 Makasar sebanyak 2 kali yaitu tanggal

29 April 2004 sebanyak 1.175,69 M3 dengan penjualan sebesar Rp.966.150.500,-

sedangkan pemngiriman yang kedua tanggal 13 Oktober 2004 sebanyak 650,76

M3

dengan nilai penjualan Rp. 446.257.500,-. Sehingga seluruh penjualan kayu

tersebut sebesar Rp. 1.412.408.000 dan semuanya telah dilengkapi dengan

dokumen dari dinas kehutanan berupa Surat Keterangan Sah Hasil Hutan

(SKSHH) dan Daftar Hasil Hutan.

Sesuai dengan Laporan Hasil Pemeriksaan Audit yang dilakukan oleh Tim

Audit Kodam XVII/Trikora Nomor LHPA/TIM/01/VI/2005 yang telah

melakukan pemeriksaan tentang aliran dana jual beli kayu bulat / log yang

dilakukan oleh Terdakwa tersebut diatas, dari bukti-bukti pengiriman, penerimaan

hasil penjualan serta biaya yang dikeluarkan maka penrimaan dari hasil penjualan

kayu tersebut adalah sebesar Rp. 1.412.408.000 yang setelah dikurangi biaya

pengeluaran sebesar Rp. 1.333.148.995, masih diperoleh pendapatan / laba

Page 3: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

43

sebesar Rp. 79.259.005,- tetapi laba tersebut tidak terdapat sebagai pendapatan

SHU Puskopaddam XVII/Trikora tahun 2004. Keuntungan / laba yang diperoleh

dari hasil penjualan kayu bulat / log tersebut oleh Terdakwa tidak dimasukkan ke

bendahara Puskopaddam XVII/Trikora, tetapi keuntungan tersebut dinikmati

sendiri oleh Terdakwa sebagai keuntungan pribadi.

Bahwa pelaksanaan jual beli kayu bulat / log tersebut, dari penerimaan Surat

kuasa untuk menjualkan kayu bulat / log Ketua Kopermas Arhasso yg disini

sebagai Saksi-1 maupun pembuatan Kontrak Jual Beli Kayu Bulat dengan Saksi-

2, dapat terjadi karena jabatan maupun sarana yang ada pada diri Terdakwa selaku

Ketua Puskopaddam XVII/Trikora, oleh karenanya seharusnya keuntungan dari

pelaksanaan jual beli kayu bulat / log tersebut yang sebesar Rp. 79.259.005,-

diserahkan Terdakwa ke bendahara Puskopaddam XVII/Trikora sebagai

Pendapatan Puskopaddam XVII/Trikora, tetapi terdakwa telah memakai seluruh

keuntungan untuku kepentingan pribadi Terdakwa sendiri, sehingga akibat

perbuatan tersebut Terdakwa telah merugikan Puskopaddam XVII/Trikora.

2. Dakwaan2

Dalam surat dakwaan, Terdakwa pada pokoknya didakwa dengan dua

dakwaan alternatif. Alternatif pertama yaitu :

PRIMAIR : bahwa Terdakwa pada waktu dan di tempat-tempat sebagaimana

tersebut dibawah ini, yaitu pada tanggal dua belas bulan maret tahun 2000 empat

dan tanggal tiga belas bulan oktober tahun 2000 empat, setidak-tidaknya dalam

2 Dikutip dari surat Putusan Nomor : PUT/18-K/PMT-III/AD/VII/2008. Hal 17

Page 4: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

44

bulan maret tahun 2000 empat dan bulan april tahun 2000 empat dan bulan

oktober tahun 2000 empat, setidak-tidaknya dalam tahun 2000 empat, di markas

Puskopaddam XII/Trikora di Jayapura, setidak-tidaknya di suatu tempat di

Jayapura, setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan

Militer Tinggi-III Surabaya telah melakukan tindak pidana “Setiap Orang yang

secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang

lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara.

SUBSDAIR : bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat

sebagaimana tersebut dibawah ini, yaitu pada tanggal dua belas bulan maret tahun

2000 empat dan tanggal dua puluh sembilan bulan April tahun 2000 empat dan

tanggal tigabelas bulan bulan Oktober tahun 2000 empat dan bulan Oktober tahun

2000 empat, setidak-tidaknya dalam tahun 2000 empat di Markas Puskopaddam

XVII/Trikora di Jayapura, setidak-tidaknya di suatu tempat di Jayapura, setidak-

tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer Tinggi III

surabaya telah melakukan tindak pidana “ Setiap orang yang dengan tujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara.

Dakwaan alternatif kedua bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan tempat-

tempat sebagaimana tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal dua belas bulan

Maret tahun 2000 empat dan tanggal dua puluh sembilan bulan April tahun 2000

Page 5: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

45

empat dan tanggal tiga belas bulan Oktober tahun 2000 empat dan bulan Oktober

tahun 2000 empat, setidak-tidaknya dalam tahun 2000 empat, di Markas

Puskopaddam XVII/Trikora di Jayapura, setidak-tidaknya di suatu tempat di

Jayapura, setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan

Militer Tinggi-III Surabaya telah melakukan tindak pidana “ Barang siapa dengan

sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu yang

seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam

kekuasaannya bukan karena kejahatan.

Berpendapat, bahwa perbuatan-perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup

memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana diatur dalam pasal :

Pertama :

PRIMAIR : Pasal 2 ayat (1) UU nomor 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20

Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

SUBSIDAIR : Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20 Tahun

2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Kedua : Pasal 372 KUHP.

Page 6: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

46

3. Keterangan Saksi-saksi3

Saksi 1 : Duma Tanga menjabat sebagai Bendahara Puskopaddam

- Keterangan saksi dalam persidangan pada pokoknya menerangkan bahwa

saksi-1 kenal dengan terdakwa sejak tahun 2003 dalam hubungan antara

atasan dengan bawahan.

- Bahwa saksi ditunjuk sebagai bendahara Puskopaddam XVII/Trikora

dengan dilengkapi surat perintah yang dikeluarkan oleh Ka Puspkopaddam

XVII/Trikora.

- Bahwa saksi sebagai Bendahara Puskopaddam XVII/Trikora mempunyai

tugas mencatat semua atau setiap dana yang keluar/masuk secara rinci dari

semua unit usaha dan tercatat dalam dua buku yaitu buku kas dan buku

pengawasan.

- dan bendahara mengambil uang dan dilaporkan selanjutnya dibukukan di

kas dan uangnya disimpan di brangkas Puskopaddam XVII/Trikora.

- Bahwa saksi tidak kenal dengan Sdr. Zukri ganda Saputra dan Sdr.

Christomus Wamuar yang merupakan rekanan dari terdakwa dalam jual

beli kayu bulat, dan saksi belum pernah menerima dana hasil jual beli

kayu bulat/ log kerjasama antara Terdakwa dengan Sdr. Zukri Ganda

Saputra dan Sdr. Christomus Wamuar untuk di catat dalam buku kas

Puskopaddam XVII/Trikora.

3 Dikutip dari surat Putusan Nomor : PUT/18-K/PMT-III/AD/VII/2008. Hal 25

Page 7: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

47

- Bahwa saksi tidak pernah menerima dana chas dari Terdakwa selama

periode 2004 untuk dicatat dalam pembukuan buku kas Puskopaddam

XVII/Trikora. Atas keterangan Saksi-1, Terdakwa membenarkan.

Saksi 2 : Tri Janto menjabat sebagai Kasi (Kepala sesi) Audit

- Saksi- pada pokoknya menerangkan bahwa saksi mendapat perintah dari

Terdakwa pada tanggal 25 Desember 2003 di kantor Puskopaddam

XVII/Trikora agar saksi membantu bapak Aheng mengawasi penurunan

kayu Puskopaddam XVII/Trikora dari KM 21 Koya Koso untuk dibawa ke

Logpound Hole Tekam, 15 hari sebelum saksi diperintahkan Terdakwa

Bapak Aheng sudah melakukan kegiatan penurunan kayu ke Hole Tekan,

pada waktu itu saksi sampai di KM 21, keberadaan kayu tersebut

ditumpuk jalan KM 21 dan sebagian ada di KM 23, kondisi kayu sudah

ditebang agak lama karena kulit kayu sudah terlepas, kayu yang ada pada

waktu itu merupakan kayu log jenis Merbau dengan ukuran beraneka

ragam rata-rata diameter 65cm panjang rata-rata 10M sebanyak 1.124

batang.

- Kaitan antara Kopermas Arhasso yang dipimpin Saksi-3 dengan kayu log

di KM 21 Koya Koso dan Puskopaddam XVII/Trikora yaitu

sepengetahuan Saksi, Saksi-1 sebagai Ketua Kopermas Arhasso pemilik

kayu-kayu log di KM 21 Koya Koso memberikan kuasa kepada Terdakwa

sebagai Ketua Puskopaddam XVII/Trikora guna melaksanakan penjualan

kayu log kepada pembeli dan menerima uangnya dari pembeli.

Page 8: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

48

- Bahwa sebelumnya saksi tidak mengetahui adanya surat kuasa yang dibuat

oleh Saksi-3 kepada Terdakwa, Saksi baru tahu adanya surat tersebut pada

waktu pengapalan kayu melalui pelabuhan Jayapura diperiksa oleh Dir

Samapta Polda Papua atas nama Kombes Pol Suwarno. Untuk lokasi kayu

log berupa lahan tetapi Saksi tidak tahu itu hutan lindung atau hutan apa

Saksi tidak tahu tetapi pemilik hutan tersebut menurut keterangan Saksi-3

sebelumnya adalah milik PT.Hanurata, kemudian menjadi lahan IPKMA

Kopermas Arhasso.

- Bahwa sepengetahuan Saksi lahan penebangan kayu bulat Kopermas

Arhasso untuk perijinan lokasi penebangan Saksi tidak tahu, tetapi

berdasarkan dokumen SKSHH ijin tersebut adalah IPKMA Kopermas

Arhasso.

- Bahwa Saksi mendapat perintah untuk membantu pelaksanaan pengiriman

kayu bulat dan KM 21 waktu pelaksanaan perintah secara aktif untuk kerja

pemuatan dan pengapalan pertama di Hole Tekam selama 43 hari, tetapi

apakah cuaca buruk turun hujan dan hari-hari libur serta kendaraan alat

berat rusak maka Saksi tidak kerja dan Saksi kembali ke kantor

Puskopaddam XVII/Trikora dan waktu itu sambil menunggu kapal

angkutan tiba, sehingga waktu yang diberikan kepada saksi tidak terbatas.

- Bahwa kaitan antara Kopermas Arhasso yang dipimpin Saksi-3 dengan

kayu log di KM 21 Koya Koso dan Puskopaddam XVII/Trikora yaitu

sepengetahuan Saksi, Saksi-1 sebagai Ketua Kopermas Arhasso pemilik

kayu-kayu log di KM Koya Koso memberikan kuasa kepada Terdakwa

Page 9: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

49

sebagai Ketua Puskopaddam XVII/Trikora guna melaksanakan penjualan

kayu log kepada pembeli dan menerima uangnya dari pembeli.

- Pada saat pengiriman kayu bulat dari KM 21 Koya Koso ke Hole Tekam

menggunakan truck trailer satu unit milik Bapak Rudi Doom yang

dipinjam oleh Terdakwa, truck empat unit milik Bapak Zukri PT. Bama

Adi Pratam atas koordinasi dengan Terdakwa dan truck enam unit milik

orang umum yang dipinjam PT. Bama Adi Pratama yaitu bapak Yacob,

untuk truck dibayar oleh Terdakwa dengan perhitungan setiap 1 M3

dibayar Rp. 85.000,-.

- Bahwa proses pengiriman kayu bulat/log yang melalui Hole Tekam adalah

sesuai dengan SKSHH No seri DD 0555118, pada tanggal 29 April 2004

sebanyak 636 batang sama dengan 1.175,69 M3 jenis kayu merbau dengan

ukuran rata-rata diameter 65 Cm panjang 6 M dengan menggunakan KM.

Bangun luas, cara pengiriman adalah kayu yang ada di tempat penimbunan

kayu (TPK) dibawa ke dermaga untuk dinaikkan (kapal kecil) untuk

menuju kapal angkut yaitu KM bangun Luas yang berada di tengah laut.

- Bahwa setelah kayu bulat terkirim proses pembayarannya dan besarnya

Saksi tidak tahu, hanya Saksi pernah diperintahkan Terdakwa untuk ikut

Saksi-2 ke Bank Internasional Indonesia (BII) Jayapura untuk mengambil

uang sebanyak Rp. 192.718.815,- pada tanggal 25 Oktober 2004 pukul

14.00 WIT kemudian sekira pukul 14.19 WIT kembali ke BII Jayapura

uang langsung saksi serahkan kepada Tersangka di dalam ruangan,

selanjutnya saksi disuruh keluar.

Page 10: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

50

- Bahwa uang hasil penjualan kayu bulat yang diterima Terdakwa

sepengetahuan Saksi tidak dimasukkan dan tidak di catat dalam buku kas

Puskopaddam XVII/Trikora.

- Bahwa uang yang Saksi terima selama kegiatan pengurusan kayu bulat

sebesar Rp. 300.000,- dan setelah kegiatan Saksi diberi Rp. 1.000.000,-

dan Terdakwa bilang ini sebagai hadiah.

Saksi 3 : Chistamus Wamuar menjabat sebagai staf keamanan

- Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2003 di sawmil Victory

Cemerlang IWI Abepantai dan tidak ada hubungan keluarga atau family.

- Bahwa saksi sebagai Ketua Kopermas Arhasso sejak tahun 1999 memiliki

ijin yang sah, yaitu IPK-MA dan untuk memperoleh IPK-MA harus

memiliki :

a. Situ (Surat Ijin Tempat Usaha).

b. (Surat Ijin Surat Perdagangan).

c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

- Bahwa menurut saksi ijin IPK-MA Kopermas Arhasso yang dikeluarkan

oleh instansi yang berwenang.

- Bahwa lokasi IPK-MA milik Kopermas Arhasso terletak di daerah KM 21

Koya Koso Distrik Abepura, dengan luas 10.000 Ha dan yang

dipergunakan baru 2.000 Ha IPK-MA diterbitkan sejak tahun 2003.

- Bahwa IPK-MA yang saksi miliki dikeluarkan oleh Dishut Propinsi Papua

Sejak tahun 2003 atas nama Saksi sendiri dengan keputusan Kadishut

Propinsi Papua Nomor : 522.1/633.

Page 11: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

51

- Bahwa yang mengelola IPK-MA adalah Kopermas Arhasso sendiri mulai

ditebang sampai TKP (Tempat Penimbunan Kayu) yang dibiayai

Kopermas Arhasso dengan cara pembayaran setelah jual.

- Bahwa dalam melakukan penebangan pohon di lahan IPK-MA milik

Kopermas Arhasso menggunakan alat :

a. 2 (dua) unit buldozer dari CV. Papua Agro disewa perhari Rp.

6.000.000,- selama 20 hari yang membiayai Kopermas Arhasso.

b. 3 (tiga) unit Chainsaw milik masyarakat yang disewa dengan

sistem pembayaran perbatang setiap pohon yang ditebang sebesar

Rp. 500,- yang membayar Kopermas Arhasso.

- Bahwa yang mempunyai modal untuk penebangan kayu dari Kopermas

Arhasso.

- Bahwa Kopermas Arhasso tidak bekerja sama dengan Puskopaddam

XVII/Trikora, tetapi sekedar mimta bantuan alat berat dan memberi surat

kuasa penjualan kayu dalam bentuk log (bulat).

- Bahwa kayu yang berasal dari IPK-MA Kopermas Arhasso semua

berjumlah 1.826,45 M3, jenis kayu Merbau dan untuk jumlah batangnya

saksi tidak tahu.

- Bahwa sakisi menurunkan kayu dimulai sekitar bulan Pebruari 2004 dari

KM 21 Koya Koso Menuju Log Pond Hole Tekam dengan meminta

bantuan Terdakwa.

Page 12: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

52

- Bahwa kopermas Arhasso menjual kayu melalui Terdakwa hanya 1 kali

pada tahun 2004 dan sepengetahuan saksi kayu log setiap kubiknya Rp.

600.000,-

- Bahwa yang menentukan harga kayu log per M3 seharga Rp. 600.000,-

adalah Saksi sendiri, sedangkan yang dimiliki oleh Kopermas Arhasso

berjumlah 1.822,53 M3 kalau dijual keseluruhan kayu log harganya Rp.

1.095.870,-

- Bahwa rincian jual beli kayu bulat oleh Saksi dengan Terdakwa, Saksi

pernah pinjam uang kepada Terdakwa sekitar bulan Desember 2003

sebesar Rp. 50.000.000,- kemudian pinjam beras 20 karung @25 Kg

seharga @ Rp. 80.000,- jadi harga Rp. 1.700.000,- sekitar bulan Desember

2003, selain itu selama proses kayu dari KM 21 Koya Koso ke haltecamp

pinjam uang Rp. 15.000.000,- + Rp. 2.000.000,- , Rp. 10.000.000,- , Rp.

6.000.000,- , Rp. 3.000.000,- , Rp. 7.000.000,- , Rp. 7.000.000,- , Rp.

4.250.000,- , Rp. 1.050.000,- , untuk tahun 2004 hari tanggalnya Saksi

lupa dan Saksi terima pembayaran akhir setelah pengiriman kayu melalui

kapal yang kedua sebesar Rp. 20.000.000,- sehingga setelah dijumlah

seluruhnya adalah Rp. 127.000.000,-.

- Bahwa setiap penerimaan uang dari Terdakwa Saksi selalu menerima

kwitansi tetapi kwitansi tersebut sudah hilang, karena saat itu Saksi tidak

menduga jika Kwitansi-kwitansi tersebut akan berguna dikemudian hari,

sebab Saksi tidak menguasai sistem management yang baik.

Page 13: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

53

- Bahwa saat itu Terdakwa mengaku mengalami kerugian yang jumlahnya

tidak disebutkan, Terdakwa menyampaikan bahwa pengiriman kayu bulat

ini adalah hanya untuk membantu Saksi.

- Bahwa surat kuasa yang dibuat tanggal 12 Maret 2004 Kopermas Arhasso

memberi kuasa kepada Terdakwa hanya sebatas menjual kayu dan

menerima uang penjualan dan surat tidak boleh dibatalkan secara sepihak,

termasuk pihak Kopermas Arhasso tidak mengurus dokumen atau surat-

surat yang diperlukan untuk penjualan kayu dan kayu tersebut oleh

Terdakwa dijual kepada siapa Saksi tidak tahu.

- Bahwa Saksi tidak pernah menerima dana sebesar Rp. 75.000.000,-

tanggal 14 Mei 2004 Rp. 59.000.000,- , tanggal 15 Oktober 2004, Rp.

100.000.000,- , tanggal 15 Oktober 2004 dan Rp. 43.000.000,- tanggal 15

Oktober 2004, Saksi hanya pernah menerima uang dari Terdakwa dan Sdr.

Sukri Ganda Saputra yang semuanya dipotong terhadap pembayaran hasil

jual beli kayu yang akan dibayarkan kepada Saksi dan Saksi hanya

mengakui apa yang telah disebutkan pada jumlah yang tersebut.

Saksi 4 : Zukri Ganda Saputra

- Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2003 pada waktu saksi

mendatangi kantor Terdakwa di Puskopaddam XVII/Trikora dalam

hubungan bisnis kayu bulat.

- Bahwa saksi sebagai pihak pembeli log Saksi tidak mengetahui asal mula

kayu tersebut didapatkan oleh Terdakwa sesuai perjanjian kontrak jual beli

tersebut yang jelas kayu harus legal dan dilengkapi surat yang ada yang

Page 14: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

54

Saksi tahu kayu tersebut sudah berada di atas kapal dan siap dikirim ke

alamat yang dituju.

- Bahwa Saksi membeli dari Terdakwa adalah jenis kayu Merbau dalam

kontrak jual beli kayu bulat tersebut berjumlah 2.400 M3, sedangkan

realisasinya adalah pengiriman pertama 636 batang atau 1.175,69 M3 jadi

jumlah total pengiriman kayu bulat yang direalisasikan adalah 636 batang

atau 1.175,69 M3 ditambah 650,76 M3 sama dengan 1.826,45 M3.

- Bahwa pada saat pengiriman kayu bulat yang pertama tanggal 29 April

2004 sebanyak 1.175,69 M3 dan pengiriman kayu yang kedua tanggal 13

Oktober 2004 sebanyak 492 batang (650,76 M3) semua dilengkapi dengan

dokumen dari Dinas Kehutanan :

a. Surat Keterangan Sah Hasil Hutan (SKSHH).

b. Daftar Hasil Hutan (DHH).

- Bahwa yang mengurus dokumen pengiriman kayu bulat tidak jelas dan

yang membayar DR dan PSDH yang menyetor uang adalah Saksi untuk

DR Rp. 204.936.937 untuk PSDH Rp. 75.452.328,-.

- Bahwa selama proses kerjasama jual beli kayu dengan Terdakwa saksi

mengeluarkan biaya untuk mendukung kegiatan jual beli kayu bulat

mengeluarkan uang sejumlah Rp. 598.730.856,- yang terdiri dari :

a. PSDH : Rp. 75.452.328,-

b. DR : Rp. 204.963.937,-

c. Ambil Cash : Rp. 75.000.000,-

d. Rekapitulasi Biaya : Rp. 129.714.600,-

Page 15: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

55

e. Reskrim Polda Papua : Rp. 10.000.000,-

f. Ketua Puskopad : Rp. 25.000.000,-

g. Houling 808 m3 x Rp. 75.000,- : Rp. 60.000.000,-

h. Demorit 2hari x Rp. 8.000.000,- : Rp. 16.000.000,-

i. Pak Christ Wamuar : Rp. 2.000.000,-

- Bahwa rincian atau tahapan jumlah nominal pembayaran jual beli kayu

bulat dari Saksi kepada Terdakwa yang harus dibayarkan Rp.

1.412.408.000,- yang terdiri dari :

a. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan : Rp. 598.730.865,-

b. Pembayaran Tahap II : Rp. 397.500.000,-

c. Pembayaran Tahap III : Rp. 223.458.284,-

d. Pembayaran terakhir pelunasan : Rp. 192.718.850,-

Jumlah Rp. 1.412.408.000,-

- Bahwa dokumen yang ada saat kayu bulat berada diatas kapal SKSHH dan

DHH tetapi saat Terdakwa meminta kepada Saksi untuk membayar PSDH

(Provinsi Sumber Daya Hutan) ke Departemen Kehutanan sebesar Rp.

75.452.328,- yang disetorkan melalui Bank Indonesia pada tanggal 27

April 2004. Selain itu saksi juga diminta membayar DR (Dana Reboisasi)

sebesar Rp. 204.963.937,- ke Bank Mandiri Menhut dengan Nomor

rekening 122.0089006756 tanggal 28 April 2004.

Saksi 5 : Rudy Dompura

Page 16: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

56

- Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2003 dalam hubungan

kerja pemakaian Tongkang dan tank boat dan tidak ada hubungan keluarga

atau family.

- Bahwa yang menjadi tugas dan wewenang Saksi sebagai Direktur PT.

Fajar Bina Sukses dan PT. Anugrah Bina Sukses yaitu melaksanakan

permintaan Owner kapal sesuai peraturan perundang-undangan pelayaran

Nasional dan di PT. Fajar Bina Sukses melaksanakan permintaan owner

barang dalam rangka pemuatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

- Bahwa terdakwa menggunakan jasa PT. Fajar Bina Sukses dan PT.

Anugrah Bina Sukses dalam proses bongkar muat dan pengapalan kayu

bulat pada tanggal 19 April 2004 PT. Fajar Bina Sukses menghendel

kegiatan bongkar muat kayu log di Hole Tekam dan pada tanggal 19 April

2004 PT. Anugrah Bina Sukses menghendel kegiatan tongkang Minahasa

dan Tank Boat Maesa dalam rangka langsir kayu log dari pantai Hole

Tekam ke kapal Bangun Luas.

- Bahwa rincian perhitungan tagihan dari pengguna jasa bongkar muat

diperhitungkan berdasarkan satuan M3 mengacu pada peraturan Kepala

Pelabuhan Sarmi.

- Bahwa dari penggunaan jasa bongkar muat kayu bulat tanggal 19 April

2004 sebanyak 1175, 69 M3 biaya tagihan yang dikenakan kepada

Terdakwa keseluruhan sebesar Rp. 29.795.616.

- Bahwa perincian perhitungan tagihan dari pengguna jasa Tank Bout dan

Tongkang untuk pengangkutan kayu bulat dari Hole Tekam ke KM

Page 17: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

57

bangun luas antara Terdakwa dengan PT. Anugrah Bina Sukses

perhitungan biaya berdasarkan kesepakatan bersama operator Tongkang

Trunk Bout dengan pemakaian jasa dengan perhitungan berdasarkan

satuan M3.

- Bahwa biaya tagihan yang dikenakan untuk menggunakan jasa Tank Bout

dan Tongkang guna melansir kayu bulat dari Hole Tekam ke KM Bangun

Luas pada tanggal 19 April 2004 keseluruhan Rp. 129.325.900,-

berdasarkan satuan M3 mengacu SKSHH, Tarif jasa berdasarkan

kesepakatan.

- Bahwa saksi bisa menunjukan dokumen asli dari tagihan PT. Anugrah

Bina Sukses dan PT. Fajar Bina Sukses.

- Bahwa kwitansi pembayaran biaya sewa Tank Bout dan Tongkang tanggal

19 April 2004 sampai dengan tanggal 28 April 2004 tertanggal 6 Mei 2003

ada kesalahan penanggalan kwitansi yang benar adalah tanggal 6 Mei

2004.

Saksi 6 – Tejo Sulaksono menjabat sebagai Wakil Ketua Puskopaddam

- Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa sejak masih di Taruna Akabri sampai

dengan sekarang, Terdaka sebagai Ketua Puskopaddam XVII/Trikor dan

tidak ada hubungan keluarga maupun family.

- Saksi menjelaskan bahwa modal pokok Puskopaddam XVII/Trikora yaitu

modal seendiri dan modal pinjaman bisa berasal dari pinjaman dari pihak

lain.

Page 18: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

58

- Bahwa dalam pengembangan bisnis Puskopad dengan PT atau badan

hukum dalam penandatanganan perjanjian/kontrak apabila menggunakan

cap dinas satuan baik dilakukan oleh PNS maupun Militer harus

menjantumkan pangkat/NRP, dikarenakan Puskopad merupakan badan

usaha di bidang perkoperasian yang sah.

- Bahwa pada tanggal 15 Maret 2004 Terdakwa selaku Ketua Kopermas

Puskopaddam XVII/Trikora telah mengadakan jual beli kayu bulat/log

dengan saksi-4.

- Bahwa perijinan Kopermas kepada Puskopaddam XVII/Trikora tidak ada

dan hal lain tidak dibenarkan adanya Kopermas Puskopaddam

XVII/Trikora.

- Terdakwa mengatas namakan Kopermas Puskopaddam

XVII/Trikoradengan stempel/cap satuan Puskopaddam XVII/Trikora tidak

sah, apalagi tidak mencantumkan pangkat.

- Saksi berpendapat bahwa dalam perjanjian jual beli tersebut Terdakwa

tidak menggunakan dana dari Puskopaddam.

- Bahwa dalam konrak jual beli kayu bulat tersebut tidak pernah dibicarakan

dengan pengurus Puskopaddam XVII/Trikora dan dalam transaksi jual beli

kayu tersebut sepengetahuan saksi tidak menggunakan dana dari

Puskopaddam XVII/Trikora.

- Bahwa saksi tidak pernah mengetahui tentang pembayaran hasil penjualan

kayu bulat/log dari saksi-4 karena setiap datang ke kantor tidak mau

Page 19: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

59

komunikasi dengan yang lain kecuali langsung ke Kolonel Inf. Richard

Ginting.

- Bahwa Saksi mengetahui adanya informasi tentang surat kuasa yang

ditandatangani oleh Terdakwa selaku ketua Puskopaddam XVII/Trikora

dengan Ketua Kopermas Arhasso, setelah adanya pemeriksaan/Verifikasi

dari Kodam XVII/Trikora di Puskopaddam dalam pengiriman kayu

bulat/log yang mana foto copy dokumen tersebut dibawa Kapten Inf Fauzi.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan

membantah sebagian :

1. Bahwa dalam kapasitas sebagai Ketua Poskopad Terdakwa tidak

kewajiban secara langsung segala aktivitas Puskopad dilaporkan kepada

Pangdam selaku Pembina.

2. Terdakwa bersama-sama saksi pernah meninjau kelokasi TPK Km-21.

3. Terdakwa pernah briefing dengan Pengurus terkait, seperti Komben Ka

Unit EMKL maupun Ka Unit Kayu.

Menimbang, bahwa didalam persidangan Terdakwa menerangkan sebagai

berikut :

Saksi 7-Fauzi menjabat sebagai Kepala Primkopti

- Saksi mengetahui jumlah kubik kayu yang dikirim oleh Puskopaddam

XVII/Trikora pada tanggal 29 April 2004.

- Bahwa yang melakukan pembayaran jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal

Laut) adalah Zukri Ganda Saputra (saksi-4) sebesar Rp. 20.035.500,-

dengan perincian kayu milik Puskopaddam XVII/Trikora sebanyak

Page 20: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

60

650,76x Rp. 15.000,- = Rp. 9.750.000,- dan kayu milik PT. Bama Pratama

Adi Jaya sebanyak 685,70 x Rp 15.000,- = Rp. 10.285.500, kemudian

dipotong biaya operasional sebesar Rp. 4.535.500,- sisanya sebesar Rp.

15.500.000,- yang merupakan keuntungan EMKL Puskopaddam

XVII/Trikora dan seharusnya masuk ke bendahara Puskopaddam

XVII/Trikora diambil/dipakai oleh Terdakwa pada hari Jum’at tanggal 29

Oktober 2004.

- Atas keterangan saksi 2, Terdakwa membenarkan sebagian dan dibantah

sebagian yaitu pada saat Saksi datang melapor Terdakwa mengatakan

meminjam dulu uang hasil EMKL tersebut karena uang Terdakwa ada di

bendahara nanti dipotong.

- Atas bantahan Terdakwa pada prinsipnya Saksi membenarkan uang

sebesar Rp. 15.000.000 sebagai keuntungan EMKL Puskopaddam

XVII/Trikora dipinjam oleh Terdakwa.

4. Keterangan Terdakwa4

Menimbang, bahwa dengan bertitik tolak dari wawasan objektif dan dari

posisi yang objektif pula, maka Majelis menkonstrantir fakta-fakta hukum yang

terungkap dari keterangan Saksi-Saksi yang bersesuaian satu sama lain dengan

keterangan Terdakwa, dihubungkan dengan barang bukti surat yakni sebagai

berikut :

- Bahwa benar terdakwa kenal dengan Sdr. Cristomus Wamuar (saksi-3)

sejak tahun 2003 di Sawmill Victory Cemerlang Abepantai. Kemudian

4 Dikutip dari surat Putusan Nomor : PUT/18-K/PMT-III/AD/VII/2008. Hal 50

Page 21: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

61

pada awal tahun 2004 Sdr. Christomus Wamuar selaku Ketua Kopermas

Arhasso datang ke kantor Puskopaddan XVII/Trikora menemui Terdakwa

dalam rangka meminta bantuan untuk menjualkan kayu bulat/log milik

Kopermas Arhasso. Selanjutnya pada tanggal 12 Maret 2004 Terdakwa

selaku Ketua Puskopaddam XVII/Trikora telah menerima kuasa penuh

dari Sdr. Christomus Wamuar untuk melaksanakan penjualan kayu bulat

kepada pembeli dan menerima uang sepenuhnya dari pembeli dan

membuat perjanjian yang berkaitan dengan kayu logs. Pada waktu

Terdakwa menandatangani surat kuasa tersebut, Terdakwa tidak

mencantumkan pangkat dan NRP, tetapi menggunakan cap/stempel Ketua

Puskopaddam XVII/Trikora.

- Bahwa benar setelah Terdakwa menerima kuasa dari Sdr. Cristomus

Wamuar untuk menjualkan kayu logs tertanggal 12 Maret 2004, kemudian

Terdakwa mengatas namakan Ketua Kopermas Puskopaddam

XVII/Trikora mengadakan kontrak jual beli kayu bulat kepada Sdr. Zukri

Ganda Saputra tertanggal 15 Maret 2004, Terdakwa sebagai Ketua

Kopermas Puskopaddam XVII/Trikora telah menandatangani kontrak jual

beli kayu bulat / log tersebut tanpa mencantumkan pangkat dan NRP,

tetapi menggunakan cap/stempel Ketua Puskopaddam XVII/Trikora,

sedangkan kayu bulat yang akan dijual disepakati jenis Merbau sebanyak

kurang lebih 2.400 M3 dengan harga Rp. 1.050.000,- per M3.

- Bahwa benar kayu milik Kopermas Arhasso yang dijual dengan minta

bantuan Terdakwa selaku Ketua Puskopaddam XVII/Trikora sesuai surat

Page 22: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

62

kuasa tanggal 12 Maret 2004 telah disepakati bersama sebanyak 2.400 M3

dengan harga Rp. 600.000,- per M3 tetapi yang terealisasi baru 1.826,45

M3 dan kayu tersebut dilengkapi SKSHH.

- Bahwa benar pada waktu Terdakwa mengangkut kayu milik Kopermas

dari KM 21 Koya Koso Kabupaten Kerom ke log Pound Hole Tekam terus

ke kapal untuk dikirim ke PT. Asia Tropical Makassar, baik pengiriman

pertama maupun kedua, Terdakwa selaku Ketua Puskopaddam

XVII/Trikora tidak pernah menggunakan uang Puskopaddam

XVII/Trikora tetapi menggunakan uang milik pembeli yaitu Sdr. Zukri

Ganda Saputra dan nanti akan diperhitungkan dengan keuntungan yang

akan diperoleh.

- Bahwa benar sesuai Skep Kasad Nomor Kep/36/III/1986 tanggal 24 Maret

1986 pada Bab-III tentang pembagian tugas dan tanggung jawab, pada

Pasal 6 huruf a (angka 3) disebutkan bahwa dalam kedudukannya sebagai

pengurus Puskopad “A”, Ketua Puskopad “A” selaku pengurus bersama-

sama dengan pengurus lainnya dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam UU No. 12 Tahun

1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, antara lain dalam mengambil

kebijakan dan keputusan dilaksanakan secara bersama-sama.

- Bahwa benar sesuai keterangan Sdr. Duma Tanga sebagai Bendahara

Puskopaddam XVII/Trikora bahwa saksi selaku bendahara Puskopaddam

XVII/Trikora tidak pernah menerima keuntungan hasil jual beli kayu

bulat/log dari Terdakwa dan Saksi-1 juga tidak pernah mengeluarkan uang

Page 23: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

63

untuk membeli kayu bulat/log kepada Sdr. Cristomus Wamuar. Sedangkan

sesuai keterangan Sdr. Maskuri yang menjabat sebagai mantan Talita

Komurben Puskopaddam XVII/Trikora tahun 2004 yang tugasnya

membuat laporan keuangan Puskopaddam XVII/Trikora, Sdr. Masruki

tidak pernah mencatat/membukukan adanya keuntungan atau kerugian dari

jual beli kayu tersebut yang dilaksanakan oleh Terdakwa selaku Ketua

Puskopaddam XVII/Trikora.

- Bahwa benar sesuai keterangan Kapten Inf Fauzi selaku Ketua Unit

EMKL Puskopaddam XVII/Trikora yang dibenarkan oleh Terdakwa,

bahkan pada bulan Oktober 2004 Unit Usaha EMKL telah memperoleh

keuntungan sebesar Rp. 15.500.000, dan uang tersebut dipakai/dipinjam

oleh Terdakwa tanpa sepengetahuan Bendahara dan pengurus

Puskopaddam XVII/Trikora.

- Bahwa benar pada tanggal 13 Juni 2005 Pangdam XVII/Trikora telah

memerintahkan kepada Letkol Cku Pieter Irlan Susanto NRP 33240 Pa

Pekas Gabrah 81 Kodam XVII/Trikora dan Kapten Cku Sugiyanto NRP

547907 Kasi Garbia Kodam XVII/Trikora untuk

mengaudit/mengklarifikasikan aliran dana jual beli kayu bulat/log dalam

kasus penyalahgunaan jabatan dan wewenang Ketua Puskopaddam

XVII/Trikora Kolonel Inf Richard Ginting, sesuai Surat Perintah Pangdam

XVII/Trikora Nomor : Sprin/914/VI/2005 tanggal 13 Juni 2005.

Page 24: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

64

5. Pertimbangan Hakim5

Menimbang bahwa lebih dahulu Majelis akan menanggapi beberapa hal

yang dikemukanan oleh Oditur Militer Tinggi dalam tuntutannya dengan

mengemukakan pendapat sebagai berikut :

1. Bahwa mengenai keterbuktian unsur-unsur tindak pidana yang

didakwakan oleh Oditur Militer Tinggi, majelis akan membuktikan

sendiri dalam putusannya.

2. Bahwa mengenai pidana yang dijatuhkan terhadap diri Terdakwa,

Majelis akan mempertimbangkan sendiri dalam putusannya.

Menimbang bahwa dakwaan Oditur Militer disusun secara alternatif dan Oditur

militer dalam tuntutannya mengatakan yang terbukti adalah Dakwaan alternatif

kedua yaitu Pasal 372 KUHP. Terhadap hal tersebut Majelis Hakim sependapat

dengan Oditur Militer mengenai ketidakterbuktiannya dakwaan :

PERTAMA

PRIMAIR : Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20

Tahun 2001. tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang

Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

SUBSIDAIR : Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20 Tahun

2001. tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31

Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

5 Dikutip dari surat Putusan Nomor : PUT/18-K/PMT-III/AD/VII/2008. Hal 68.

Page 25: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

65

Menimang, bahwa selanjutnya Majelis hakim akan mempertimbangkan

Dakwaan Kedua Pasal 372 KUHP dengan unsur-unsur sebagai berikut :

Menimbang, bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer

Tinggi dalam dakwaan alternatif kedua mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Barang siapa.

2. Dengan sengaja melawan hukum.

3. Mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu yang seluruhnya

atau sebagian adalah kepunyaan orang lain.

4. Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan.

Menurut keterangan terdakwa dan fakta-fakta yang terjadi dalam

persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu “Barang siapa”

telah terpenuhi.

Menimbang bahwa mengenai unsur ke-2 “Dengan sengaja dan melawan

hukum” berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan Majelis Hakim

berkesimpulan bahwa adanya kesengajaan dari Terdakwa untuk melakukan

kerjasama jual beli kayu dan menghendaki maupun menginsyafi bahwa tindakan

tersebut beserta akibatnya bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dalam

pelaksanaan kerjasama antara Koperasi Koperma Arhasso dan Puskopaddam

XVII/Cendrawasih. Majelis Hakim berkesimpulan bahwa adanya perbuatan

melawan hukum yang dilakukan Terdakwa bertentangan dengan ketentuan yang

berlaku dalam pelaksanaan kerjasama dilingkungan perkoperasian di

Puskopaddam XVII/Cendrawasih. Dengan demikian unsur “Dengan sengaja dan

Melawan hukum” telah terpenuhi.

Page 26: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

66

Menimbang, bahwa mengenai unsur ke-3 “Mengaku sebagai milik sendiri

barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang

lain” Majelis hakim perlu melihat fakta-fakta yang terjadi dalam persidangan.

Menimbang, sebagai akibat timbulnya selisih keuntungan dan kerugian,

Majelis hakim menganggap perlu meneliti kembali bukti-bukti berupa kuitansi

pembayaran sebagaimana dilampirkan dalam surat dakwaan Oditur Militer

Tinggi.

Menimbang, Majelis Hakim berpendapat ternyata hasil Audit yang dibuat

oleh Tim Audit dengan kalkulasi biaya berdasarkan kuitansi pembaayaran yang

terlampir dalam surat dakwaan Oditur Militer Tinggi tidak bersesuaian, dengan

demikian pula hasil perhitungan kalkulasi kerugian yang dibuat oleh Tim Audit

tidak dapat dijadikan dasar perhitungan laba rugi, karena tidak bersesuaian dengan

bukti-bukti pembayaran yang terlampir dalam surat dakwaan Oditur Militer

Tinggi.

Menimbang, Majelis Hakim berpendapat hasil perhitungan laba rugi yang

dibuat oleh Tim Penasehat Hukum Terdakwa maupun Terdakwa sendiri juga tidak

bersesuaian dengan bukti-bukti kuitansi pengeluaran yang dilampirkan dalam

surat dakwaan Oditur Militer, sehingga Majelis Hakim berpendapat perhitungan

laba rugi yang dibuat oleh Tim Penasehat Hukum Maupun oleh Terdakwa harus

dikesampingkan.

Menimbang bahwa terhadap keuntungan EMKL Puskopaddam

XVII/Cendrawasih sebesar Rp. 15.000.000,- yang diserahkan kepada kapten Inf

Fauzi kepada Terdakwa Majelis Hakim berpendapat :

Page 27: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

67

- Bahwa uang sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) tersebut

memang merupakan hasil keuntungan yang diperoleh koperasi EMKL

Puskopaddam XVII/Cendrawasih yang seharusnya disetorkan ke

bendahara Puskopaddam XVII/Cendrawasih atas nama saksi-1 untuk

dicatat dalam pembukuan dan merupakan bagian dari SHU Puskopaddam

XVII/Cendrawasih.

- Bahwa dipersidangan Kapten Inf Fauzi mengatakan uang sebesar Rp.

15.000.000 oleh Terdakwa dengan alasan dipinjam untuk kebutuhan

operasional jual beli kayu dengan Kopermas Arhassso.

- Bahwa pengakuan Terdakwa yang meminjam uang milik koperasi sebesar

Rp. 15.000.000,- tersebut juga diketahui oleh Mayor Inf Jartono.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Majelis Hakim berpendapat uang sebesar

Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dari hasil keuntungan EMKL

Puskopaddam XVII/Cendrawasih yang dipinjam secara pribadi oleh Terdakwa

menjadi tanggung jawab pribadi Terdakwa yang harus dikembalikan menjadi

hutang piutang pribadi Terdakwa dengan pihak kopersi Puskopaddam

XVII/Cendrawasih.

Menimbang, berdasarkan uraian tersebut diatas Majelis Hakim

Berkesimpulan :

1. Tidak terungkap adanya kerugian yang dialami oleh Puskopad secara

langsung.

2. Dana pengeluaran terkait dengan kerjasama antara kontrak jual beli kayu

log antara Terdakwa yang mengatasnamakan Puskopaddam

Page 28: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

68

XVII/Cendrawasih dengan pihak Kopermas Arhasso, ternyata seluruh

biaya tersebut ditanggung sepenuhnya oleh Saksi-4 yang diperhitungkan

dengan hasil penjualan.

3. Berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan hasil Audit yang dibuat oleh

tim audit dan dari Kodam XVII/Cendrawasih tidak bersesuaian dengan

bukti-bukti kuitansi pembayaran sebagaimana terlampir dalam surat

dakwaan Oditur Militer.

4. Dari hasil penelitian Majelis Hakim, dari bukti-bukti kuitansi yang

terdapat dalam surat dakwaan setelah diadakan penjumlahan terdapat

selisih pengeluaran melebihi jumlah yang diterima dari hasil penjualan

transaksi kayu tersebut.

5. Majelis Hakim berkesimpulan tidak terdapat keuntungan yang diperoleh

Terdakwa dalam transaksi tersebut sehingga tidak ada keuntungan yang

harus disetorkan oleh Terdakwa kepada koperasi Puskopaddam

XVII/Cendrawasih, dari hasil jual beli kayu tersebut.

Menimbang, bahwa berdasarkan kesimpulan tersebut diatas Majelis Hakim

berpendapat unsur ketiga “Mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu yang

seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain” tidak terpenuhi.

Menimbang, bahwa dengan tidak terpenuhinya unsur ketiga tersebut diatas,

Majelis hakim berpendapat tidak perlu lagi membuktikan unsur yang lain.

Menimbang, Majelis Hakim berkesimpulan Dakwaan Alternatif kedua yaitu

Pasal 372 :

Page 29: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

69

“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik

sendiri barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang

lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”, Tidak terbukti

secara syah dan meyakinkan.

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 189 ayat (1) UU Nomor 31 Tahun

1997 menyatakan apabila Pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan

di sidang kesalahan Terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan, maka Terdakwa harus diputus bebas dari

segala Dakwaan.

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dibebaskan dari dakwaan Oditur

Militer Tinggi berdasarkan pasal 189 ayat (1) jo pasal 191 (1) jo pasal 195 ayat

(1) huruf e UU Nomor 31 tahun 1997 maka terdakwa harus dibebaskan dari

segala dakwaan.

Menimbang mengingat Terdakwa telah dibebaskan dari Dakwaan Oditur

Militer Tinggi, maka biaya perkara dibebankan kepada Negara.

Page 30: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

70

B. ANALISIS KASUS

Berdasarkan uraian kasus diatas Terdakwa di dakwa melakukan tindak

pidana Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20 Tahun 2001.

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 372 KUHP tentang

Penggelapan. Dalam putusannya Hakim memutus bebas Terdakwa sesuai dengan

Pasal 189 ayat (1) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997. Lebih lanjut Penulis

akan memberikan analisis terkait dengan surat putusan perkara No : PUT/18-

K/PMT III/AD/VII/2008.

1. Kompetensi Peradilan Militer dalam Menangani Perkara Tindak

Pidana Umum.

Penulis akan membahas tentang kompetensi Peradilan Militer bagi anggota

TNI yang melakukan tindak Pidana umum. Dalam kasus ini, Dakwaan Oditur

Militer memberikan dakwaan terhadap Terdakwa berasarkan Pasal 372 KUHP,

yang mana Pasal tersebut merupakan bagian dari tindak Pidana Umum. Sesuai

dengan peraturan Perundang-undangan seharusnya Terdakwa diadili di peradilan

umum, karena melakukan tindak pidana umum dan bukan merupakan tindak

pidana militer. Menurut Pasal 65 ayat (2) Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004

tentang Tentara Nasional Indonesia yang menyatakan “Prajurit tunduk kepada

kekuasaan peradilan militer dalam hal pelanggaran hukum pidana militer dan

tunduk pada kekuasaan peradilan umum dalam hal pelanggaran hukum pidana

Page 31: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

71

umum yang diatur dengan undang-undang. Dengan mengacu pada Pasal tersebut,

dapatkah anggota Tentara Nasional Indonesia diadili di peradilan umum apabila

pelanggaran tersebut merupakan pelanggaran hukum pidana umum. Menurut

penerapan TAP MPR no. VII tahun 2000 yang menyatakan, bahwa prajurit TNI

tunduk kepada kekusaan Peradilan Militer dalam hal pelanggaran hukum militer

dan tunduk kepada kekuasaan peradilan umum dalam hal pelanggaran hukum

pidana umum, apabila dilaksanakan dapat berpengaruh terhadap penyelenggaraan

pertahanan negara.

Dengan adanya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara

Nasional Indonesia, terutama pada Pasal 65 ayat (2) wajib dilakukan perubahan

terhadap peraturan perundang-undangan terkait antara lain : Undang-undang

Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Undang-undang Nomor 39

Tahun 1947 tentang KUHP Militer, dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang KUHAP. Sehingga kompetensi peradilan militer dalam menangani

perkara pidana umum tentang kapan anggota TNI tersebut diadli di lingkungan

peradilan militer dan kapan diadili di lingkungan peradilan umum menjadi jelas.

Pasal 16 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman menyebutkan bahwa tindak pidana yang dilakukan bersama-sama

oleh mereka yang termasuk lingkungan peradilan umum dan lingkungan peradilan

militer, diperiksa dan diadili oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan umum,

kecuali dalam keadaan tertentu menurut keputusan Ketua Mahkamah Agung

perkara itu harus diperiksa dan diadili oleh pengadilan dalam lingkungan

Page 32: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

72

peradilan umum. Yang dimaksud dengan “dalam keadaan tertentu” adalah dilihat

dari titik berat kerugian yang ditimbulkan oleh tindak pidana tersebut. Jika titik

berat kerugian terletak pada kepentingan militer, perkara tersebut diadili oleh

pengadilan di lingkungan peradilan militer, namun jika titik berat kerugian

terletak pada kepentingan umum, maka perkara tersebut diadili oleh pengadilan di

lingkungan peradilan umum.

Pasal 65 ayat (2) Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara

Nasional Indonesia menyebutkan prajurit tunduk kepada kekuasaan peradilan

militer dalam hal pelanggaran hukum pidana militer dan tunduk pada kekuasaan

peradilan umum dalam hal pelanggaran hukum pidana umum yang diatur undang-

undang. Berbeda dengan Pasal 16 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 yang

merupakan perkara koneksitas, karena tindak pidana dilakukan oleh mereka dalam

lingkungan peradilan militer dan lingkungan peradilan umum. Dalam Pasal 65

ayat (2) lebih ke sistem peradilan bagi anggota militer yang bersifat dualisme,

disatu sisi tunduk kepada kekuasaan peradilan militer dalam hal pelanggaran

hukum pidana militer, namun disisi lain juga tunduk pada kekuasaan peradilan

umum dalam hal pelanggaran hukum pidana umum. Dengan telah

diundangkannya didalam suatu peraturan perundang-undangnan memiliki

pengertian bahwa ketentuan tersebut telah memiliki ketentuan hukum yang

mengikat, yang harus dilaksanakan isi dari amanat tersebut.

Selama ini prajurit TNI yang melakukan tindak pidana baik pidana umum

maupun militer tunduk pada yurisdiksi Peradilan Militer sebagaimana diatur

Page 33: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

73

dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang peradilan militer, namun

dengan adanya ketentuan Pasal 65 ayat (2) bagi Prajurit TNI melakukan Pidana

umum merupakan kompetesi dari peradilan umum. Terhadap perubahan Undang-

undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, pada tanggal 28 Juni

2005, DPR-RI telah membentuk Panitia Khusus (Pansus) RUU Peradilan Militer.

Tetapi sampai saat ini RUU Peradilan Militer tersebut belum rampung. Pansus

RUU Peradilan Militer dari awal sudah bersikukuh bahwa militer yang melakukan

tindak pidana umum agar diadili di pengadilan umum. Dan peradilan militer

hanya digunakan untuk mengadili anggota TNI yang melakukan tindak kejahatan

militer, sedangkan TNI yang melakukan tindak pidana umum diadili di

pengadilan umum.

Dalam hal anggota TNI melakukan pelanggaran hukum pidana militer,

anggota militer tersebut diadili di lingkungan peradilan militer, karena tindak

pidana militer hanya dapat dilakukan oleh mereka yang berada di lingkup

peradilan militer. Sedangkan dalam hal pelanggaran hukum pidana umum

menurut penulis harus dilihat kapan perbuatan atau tindak pidana tersebut

dilakukan, apabila tindak pidana umum tersebut dilakukan oleh anggota TNI pada

waktu dinas atau pada saat mengenakan pakaian lengkap TNI harus diadili di

lingkungan peradilan militer. Apabila tindak pidana umum tersebut dilakukan saat

anggota TNI di luar jam dinas atau tidak memakai atribut lengkap TNI harus

diadili di lingkungan Peradilan umum. Dalam putusan Nomor : PUT/18-K/PMT-

III/AD/VII/2008 Terdakwa diadili di lingkungan Peradilan Militer, karena tindak

pidana sebagaimana di dakwakan kepada kepadanya dilakukan pada saat bertugas

Page 34: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

74

atau sedang melakukan dinas dan menggunakan atribut khas TNI, sehingga

kewenangan untuk megadili berada di lingkungan Peradilan Militer.

Ketentuan pasal 65 ayat (2) UU Nomor 34 Tahun 2004 tidak serta merta

langsung dapat diterapkan karena untuk dapat dilaksanakan terlebih dahulu harus

diterbitkan peraturan pelaksanaannya. Selain itu dalam rangka pelaksanaan Pasal

65 ayat (2) masih harus dipersiapkan beberapa perangkat hukum yang harus

disesuaikan (direvisi) terlebih dahulu antara lain, KUHP, KUHPM, KUHAP dan

HAPMIL, serta Undang-Undang Pemasyarakatan Militer. Antara Undang-undang

Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, Undang-undang

Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer dan Undang-undang Nomor 48

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman belum ada sinkronisasi tentang

ketentuan yang mengatur tentang sistem peradilan mana yang berhak mengadili

apabila anggota TNI tersebut melakukan tindak pidana umum.

2. Pertimbangan Hakim Peradilan Militer dalam Perkara No :

PUT/18-K/PMT III/AD/VII/2008.

Dalam surat putusan No : PUT/18-K/PMT III/ AD/ VII/2008 tersebut Oditur

Militer Tinggi memberikan dakwaan alternatif, dalam alternatif pertama

PRIMAIR : Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20 Tahun

2001. tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. SUBSIDAIR : Pasal 3 UU Nomor

Page 35: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

75

31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20 Tahun 2001. tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi jo Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi.

Unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 2 ayat (1) adalah melawan

hukum, memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, dapat merugikan

keuangan/perekonomian negara. Pengertian melawan hukum dalam Penjelasan

resmi Pasal 2 ayat (1) dengan pengertian onrechtmatig sebagaimana dimuat

Yurisprudensi Hoge Raad pada tanggal 31 Januari 1919 (N.J 1919 W.10365),

onrechtmatig tidak lagi hanya berarti apa yang bertentangan dengan kewajiban si

pelaku melainkan juga apa yang bertentangan baik dengan tata susila maupun

kepatutan dalam pergaulan masyarakat6. Pengertian melawan hukum sebagaimana

dimuat pada penjelasan resmi tersebut, sebenarnya telah lama dianut Mahkamah

Agung. Sedangkan pengertian memperkaya diri sendiri atau orang lain atau

korporasi adalah, “memperkaya” berarti menambah kekayaan diri sendri atau

orang lain atau suatu korporasi.

Unsur yang ketiga dapat merugikan keuangan/perekonomian negara,

Pengertian “keuangan/perekonomian negara dijelaskan pada penjelasan umum

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagai berikut :

Keuangan negara dimaksud adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk

apapun yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala

6 Leden Marpaung, S.H., Unsur-unsur Perbuatan yang Dapat Dihukum, Sinar Grafika,

Jakarta, 1991, Hal 50.

Page 36: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

76

bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karenannya.

Berdasarkan unsur ketiga perbuatan Terdakwa tidak mempunyai unsur merugikan

keuangan Negara, karena dalam perjanjian tersebut modal yang didapat untuk

melakukan jual beli kayu bulat berasal dari pihak yang melakukan perjanjian, dan

bukan merupakan modal dari negara, sesuai dengan penjelasan Terdakwa di

dalam persidangan, yang menyatakan bahwa benar pada waktu Terdakwa

mengangkut kayu milik Kopermas dari KM 21 Koya Koso Kabupaten Kerom ke

log Pound Hole Tekam terus ke kapal untuk dikirim ke PT. Asia Tropical

Makassar, baik pengiriman pertama maupun kedua, Terdakwa selaku Ketua

Puskopaddam XVII/Trikora tidak pernah menggunakan uang Puskopaddam

XVII/Trikora tetapi menggunakan uang milik pembeli yaitu Sdr. Zukri Ganda

Saputra dan nanti akan diperhitungkan dengan keuntungan yang akan diperoleh.

Dengan demikian jika terjadi kerugian di Puskopaddam maka kerugian tersebut

bukan merupakan kerugian keuangan negara melainkan kerugian dari

Puskopaddam itu sendiri, karena modal dari Puskopaddam berasal dari anggota

Puskopaddam itu sendiri.

Dakwaan Oditur militer pada alternatif pertama subsidair melanggar Pasal 3

Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-undang Nomor 20 Tahun

2001. Berdasarkan rumusan Pasal 3 maka dapat diketahui bahwa tindak pidana

korupsi menyalahgunakan kewenangan/kekuasaan adalah :

a. dengan maksud;

b. menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi;

Page 37: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

77

c. menyalahgunakan kewenangan atau kesempatan atau sarana yang ada

padanya karena jabatan atau kedudukan;

d. dapat merugikan keuangan/perekonomian negara.

Menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.

Keuntungan, baik untuk diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi

merupakan keuntungan yang dapat dihitung dengan uang karena akibat yang

ditimbulkan berupa kerugian keuangan negara, meskipun akibat lebih jauh dapat

berupa kerugian perekonomian negara tetapi pemakaian uang yang tidak benar.

Berdasarkan rumusan “diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi” maka

rumusan tersebut bermakna secara alternatif artinya salah satu yang diuntungkan

maka unsur telah dipenuhi. Namun, secara realita memerlukan pengungkapan agar

kenyataan yang sebenarnya diketahui berupa keuntungan diri sendiri, berapa

orang lain/korporasi.7

Dalam eksepsi yang diajukan oleh kuasa hukum terdakwa menyebutkan :

b. dari uraian Oditur Militer Tinggi dalam surat dakwaannya terdapat fakta

yang menyatakan kerugian koperasi (kerugian mana masih harus diuji)

sebesar Rp. 79.259.005, namun kerugian tersebut adalah keuntungan

yang diharapkan dari surat kuasa tanggal 12 Maret 2004 yaitu

melaksanakan penjualan kayu milik Kopermas Arhasso, artinya

Puskopaddam XVII/Trikora bukan pemilik kayu dan tidak pernah

mengeluarkan dana dari kas Puskopaddam. Secara hukum kerugian

7 Leden Marpaung, S.H,. Tindak Pidana Korupsi dan Pemberantasan dan Pencegahan. Djambatan,

Jakarta. 2007, hal. 44.

Page 38: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

78

tersebut bukan kerugian karena penggunaan dana Puskopaddam

XVII/Trikora.

c. Mekanisme pertanggungjawaban mengenai kerugian dalam suatu koperasi

tidak dapat dihitung secara parsial dalam 1 (satu) bidang kegiatan saja

tetapi harus dihitung secara keseluruhan kegiatan koperasi selain dari

hasil penjualan kayu

Dengan demikian dakwaan Alternatif Pertama Oditur militer tidak dapat

dijadikan acuan/alasan untuk mempidana Terdakwa, karena dari awal unsur-unsur

yang terdapat dalam tuntutan Oditur Militer tidak sesuai dengan perbuatan

Terdakwa. dengan tidak terbuktinya unsur kedua “menguntungkan diri sendiri

atau orang lain atau suatu korporasi”, maka unsur-unsur yang lan tidak perlu

dibuktikan. Berdasarkan eksepsi yang diajukan oleh Penasehat Hukum terdakwa

Majelis Hakim mengesampingkan dakwaan dari Oditur Militer tersebut, dan

mempertimbangkan dakwaan alternatif kedua yaitu Pasal 372 KUHP.

Berasarkan dakwaan alternatif kedua yang diajukan oleh Oditur Militer,

Majelis Hakim mengkaji lebih lanjut dakwaan tersebut. Dalam dakwaan alternatif

kedua mengenai Pasal 372 KUHP yang menyatakan “Barang siapa dengan

sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu yang

seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain yang ada dalam

kekuasaannya bukan karena kejahatan”. Dalam unsur yang ketiga tentang barang

siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik sendiri barang

sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, menurut

Page 39: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

79

Majelis Hakim tidak terbukti secara syah dan meyakinkan karena unsur

kepemilikan / siapa pemilik persis belum jelas, dan masih merupakan kewenangan

pada Hakim Perdata dalam lingkungan Peradilan Umum dan bukan kewenangan

Hakim Peradilan Militer, maka untuk melaksanakan hukum sebagaimana

didakwakan dibebaskan dari semua dakwaan.

berdasarkan fakta-fakta dalam surat putusan Nomor PUT/18-K/PMT-

III/AD/VII/2008, Majelis Hakim yang berpendapat uang sebesar Rp.

15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dari hasil keuntungan EMKL Puskopaddam

XVII/Cendrawasih yang dipinjam secara pribadi oleh Terdakwa menjadi

tanggungjawab pribadi Terdakwa dengan pihak koperasi Puskopaddam

XVII/Cendarawasih. Hal tersebut bukan merupakan unsur pidana, melainkan

lebih ke unsur perdata.

Keuntungan sebesar Rp. 15.000.000,- tersebut bersarkan fakta Bahwa yang

melakukan pembayaran jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah Zukri

Ganda Saputra (saksi-4) sebesar Rp. 20.035.500,- dengan perincian kayu milik

Puskopaddam XVII/Trikora sebanyak 650,76x Rp. 15.000,- = Rp. 9.750.000,- dan

kayu milik PT. Bama Pratama Adi Jaya sebanyak 685,70 x Rp 15.000,- = Rp.

10.285.500, kemudian dipotong biaya operasional sebesar Rp. 4.535.500,- sisanya

sebesar Rp. 15.500.000,- yang merupakan keuntungan EMKL Puskopaddam

XVII/Trikora dan seharusnya masuk ke bendahara Puskopaddam XVII/Trikora

diambil/dipakai oleh Terdakwa pada hari Jum’at tanggal 29 Oktober 2004.

Page 40: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

80

Unsur ketiga dalam pasal 372 KUHP menurut penulis Terdakwa sudah

memenuhi unsur ketiga tersebut yang menyatakan bahwa “mengaku sebagai milik

sendiri barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang

lain”. Terdakwa melakukan perjanjian jual beli kayu dengan kopermas arhasso,

kemudian keuntungan dari penjualan kayu tersebut yang seharusnya di masukan

dalam buku kas Puskopaddam justru di ambil Terdakwa yang dianggap sebagai

pinjaman, Terdakwa terbukti meminjam uang sebesar Rp. 15.000.000,- dari

keuntungan UMKL Puskopaddam tanpa sepengetahuan bendahara Puskopaddam

XVII/Trikora. Perbuatan Terdakwa tersebut sudah memenuhi unsur ketiga Pasal

372 KUHP yang menyatakan mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu yang

seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain.

Sedangkan unsur ketiga dalam Pasal 372 KUHP yang menyatakan bahwa

“ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”. Keuntungan tersebut

merupakan kekuasaan dari Terdakwa selaku ketua Puskopaddam XVII/Trikora

dan meminjam keuntungan tersebut untuk melakukan jual beli kayu bulat yang

dilakukan Terdakwa bersama Saksi-2. Dengan kata lain perbuatan Terdakwa

tersebut terbukti dan sesuai dengan unsur keempat Pasal 372 KUHP tetapi

perbuatan Terdakwa tersebut bukan merupakan tindak pidana.

Dengan demikian perbuatan terdakwa sudah memenuhi unsur pada Pasal 372

KUHP yang di dakwakan, tetapi perbuatan terdakwa bukan merupakan perbuatan

pidana, melainkan lebih ke unsur perdata. Berdasakan keterangan saksi

peminjaman yang dilakukan oleh terdakwa sebelum adanya laporan tindak pidana

Page 41: BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8322/4/T1_312008057_BAB III... · 41 BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS Bedasarkan uraian

81

sehingga merupakan perbuatan perdata, dilain sisi apabila pengakuan terdakwa

dilakukan sesudah adanya laporan tindak pidana perbuatan terdakwa merupakan

tindak pidana. Dengan demikian lebih tepat apabila Majelis Hakim memberikan

putusan lepas dari segala tuntutan, sesuai dengan Pasal 189 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer karena perbuatan

terdakwa merupakan perbuatan dalam lingkup keperdataan apabila terdakwa

dinyatakan lepas sesuai dengan Pasal tersebut, perbuatan terdakwa masih harus di

adili di lingkungan perdata.