karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada...

89
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. S DAN NY. N YANG MENGALAMI CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DENGAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG ICU RSUD SALATIGA DISUSUN OLEH : ISTY NOER ROHMAH NIM. P14084 PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. S DAN NY. N

YANG MENGALAMI CONGESTIVE HEART FAILURE

(CHF) DENGAN INTOLERANSI AKTIVITAS

DI RUANG ICU RSUD SALATIGA

DISUSUN OLEH :

ISTY NOER ROHMAH

NIM. P14084

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2017

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. S DAN NY. N

YANG MENGALAMI CONGESTIVE HEART FAILURE

(CHF) DENGAN INTOLERANSI AKTIVITAS

DI RUANG ICU RSUD SALATIGA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma Tiga Keperawatan

DISUSUN OLEH :

ISTY NOER ROHMAH

NIM. P14084

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2017

i

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

ii

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

MOTTO

Sukses tidak diukur menggunakan kekayaan, sukses adalah sebuah pencapaian

yang kita inginkan.

Lakukan apapun yang kamu sukai, jadilah konsisten, dan sukses akan datang

dengan sendirinya.

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal

yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali.

Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat

meminta dan memohon.

iii

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

iv

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

v

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

vi

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dan Ny. N yang

Mengalami Congestive Heart Failure (CHF) dengan intoleransi aktivitas di

Ruang ICU RSUD Salatiga.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1.

2.

3.

4.

Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, Selaku Ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D3

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing

sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat,

memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan

serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

vii

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

5.

6.

7.

8.

9.

Ika Subekti Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

Rumah sakit umum daerah Salatiga yang telah mengijinkan penulis untuk

melakukan pengelolaan kasus.

Ny. S dan Ny. N yang telah membantu dan memberikan informasi kepada

penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.

Kedua orangtuaku, bapak Hardimin dan Ibu Lasini yang selalu menjadi

inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

10. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 07 Agustus 2017

Penulis

viii

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..........................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...........................................

MOTTO ..............................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................

LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI ..................................

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................

DAFTAR TABEL...............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1.2 Batasan Masalah .........................................................................

1.3 Rumusan Masalah .......................................................................

1.4 Tujuan ........................................................................................

1.4.1 Tujuan Umum ..........................................................................

1.4.2 Tujuan Khusus ..........................................................................

1.5 Manfaat ......................................................................................

1.5.1 Teoritis .....................................................................................

1.5.2 Praktis ......................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................

ix

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

xii

xiii

1

1

3

3

4

4

4

5

5

6

7

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

2.1 Konsep dasar Congestive heart failure ........................................ 7

2.1.1 Pengertian.................................................................................

2.1.2 Etiologi ....................................................................................

2.1.3 Manisfestasi klinis ....................................................................

2.1.4 Patofisiologi .............................................................................

2.1.5 Klasifikasi ...............................................................................

2.1.6 Komplikasi ...............................................................................

2.1.7 Pemeriksaan diagnostik ............................................................

2.1.8 penatalaksanaan ........................................................................

2.2 Konsep Asuhan keperawatan ........................................................

2.2.1 Pengkajian ................................................................................

2.2.2 Diagnosis ..................................................................................

2.2.3 Intervensi ..................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................

3.1 Desain penelitian ...........................................................................

3.2 Batasan masalah ............................................................................

3.3 Partisipan ......................................................................................

3.4 Lokasi dan waktu ..........................................................................

3.5 Pengumpulan data .........................................................................

3.6 Uji Keabsahan data........................................................................

3.7 Analisis data..................................................................................

BAB IV HASIL STUDI KASUS ........................................................

4.1 Hasil studi kasus ............................................................................

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data ...........................................

4.1.2 Pengkajian ................................................................................

4.1.3 Data penunjang ........................................................................

4.1.4 Analisa Data .............................................................................

4.1.5 Intervensi Keperawatan ............................................................

4.1.6 Implementasi Keperawatan .......................................................

4.1.7 Evaluasi Keperawatan...............................................................

x

7

7

8

11

12

13

14

15

19

19

27

28

36

36

36

37

37

37

42

42

44

44

44

44

48

50

51

54

57

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

BAB V PEMBAHASAN.....................................................................

5.1 Pembahasan ..................................................................................

1.1.1. Pengkajian Keperawatan ...........................................................

1.1.2. Diagnosis Keperawatan.............................................................

1.1.3. Intervensi Keperawatan.............................................................

1.1.4. Implementasi Keperawatan .......................................................

1.1.5. Evaluasi ....................................................................................

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................

6.1 Kesimpulan ...................................................................................

6.1.1 pengkajian Keperawatan .............................................................

6.1.2 Diagnosa Keperawatan ..............................................................

6.1.3 Intervensi Keperawatan ..............................................................

6.1.4 Implementasi Keperawatan ........................................................

6.1.5 Evaluasi Keperawatan ...............................................................

6.2 Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

62

62

62

64

65

67

68

70

70

70

71

71

71

72

73

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Identitas Klien .........................................................................

Tabel 4.2 Penanggung Jawab ..................................................................

Tabel 4.3 Riwayat Penyakit ...................................................................

Table 4.4 Pengkajian Fokus ...................................................................

Table 4.5 Pemeriksaan Fisik ...................................................................

Table 4.6 Pemeriksaan Penunjang ..........................................................

Table 4.7 Pemeriksaan EKG ...................................................................

Table 4.8 Analisa Data ...........................................................................

Table 4.9 Intervensi Keperawatan...........................................................

Table 4.10 Implementasi Keperawatan ...................................................

Table 4.11 Evaluasi Keperawatan ...........................................................

xii

44

45

45

46

47

48

49

50

51

54

57

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Daftar Gambar

Gambar 2.2.4 Kerangka Teori .................................................................

xiii

35

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Congestive Heart Failure merupakan suatu keadaan ketika jantung

tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh,

meskipun tekanan pengisian vena normal. Definisi-definisi lain menyatakan

bahwa gagal jantung bukanlah suatu penyakit yang terbatas pada satu sistem

organ, melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang ditandai

dengan suatu bentuk respons hemodiamik, renal, neuram dan hormonal,

serta suatu keadaan patologis dimana kelainan fungsi jantung menyebabkan

kegagalan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan,

atau hanya dapat memenuhinya dengan meningkatkan tekanan pengisian

(Muttaqin, 2009).

Congestive Heart Failure merupakan sindrom dengan gejala unik

yang terkadang kurang disadari oleh penderita dan sering menyebabakan

ketidakmampuan dan penurunan kualiatas jantung penderitanya dan juga

merupakan masalah epidemik kesehatan masyarakatan dan merupakan

penyakit nomor satu yang memicu terjadinya kematian (Dipiro, 2008).

Menurut data dari WHO dilaporkan bahwa ada sekitar 3000 warga

Amerika menderita CHF pada tahun 2012. Menurut American Heart

Associantion (AHA) tahun 2012 dilaporkan bahwa ada 5,7 juta penduduk

Amerika Serikat yang menderita gagal jantung (Padila, 2012).

1

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

2

Penderita gagal jantung atau CHF di Indonesia pada tahun 2012

menurut data dari Departemen Kesehatan mencapai 14.449 jiwa penderita

yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Penderita CHF pada tahun 2012

di Jawa Tengah terdapat 520 (Depkes, 2012). Selain itu, penyakit yang

paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit adalah gagal

jantung (readmission), walaupun pengobatan dengan rawat jalan telah

diberikan secara optimal (Padila, 2012).

Hal serupa juga dibenarkan oleh Ruberinstein (2007), bahwa sekitar

44% klien medicare yang dirawat dengan diagnosa CHF akan dirawat

kembali pada 6 bulan kemudian. Penderita CHF umumnya lansia yang

berusia lebih 50 tahun, CHF merupakan alasan yang paling umum bagi

lansia untuk dirawat di rumah sakit (usia 65 – 75 tahun mencapai persentase

sekitar 75 % klien yang dirawat dengan CHF ). Resiko kematian yang

diakibatkan oleh CHF adalah sekitar 5 – 10 % per tahun pada kasus gagal

jantung ringan, dan meningkat menjadi 30 – 40 % pada kasus gagal jantung

berat. Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang didiagnosis menderita

CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Kowalak, 2011). Berdasarkan

data yang diperoleh di RSUD Salatiga didapatkan penderita yang

terdiagnosis CHF masuk dalam 10 besar penyakit terbanyak di RSUD

Salatiga pada tahun 2017.

Penyakit gagal jantung dapat menimbulkan masalah paroxymal

nocturnal dyspnea (PND) atau sesak napas pada malam hari, sering muncul

tiba-tiba yang menyebabkan klien terbangun. Salah satu faktor yang

berhubungan dengan gangguan tidur pada klien gagal jantung adalah

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

3

ketidakmampuan klien untuk mengambil posisi tidur karena

paroxymal nocturnal dyspnea (PND). Kualitas tidur yang buruk

mengakibatkan proses perbaikan kondisi klien akan semakin lama sehingga

akan memperpanjang masa perawatan di rumah sakit. Pengaturan sudut

posisi tidur merupakan hal yang penting sebagai salah satu tindakan

keperawatan yang mempunyai fungsi penting dalam menurunkan sesak

napas dan memenuhi kebutuhan istirahat sehingga memperoleh kualitas

tidur yang baik (Melanie, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian Melanie (2014), tentang Analisis

Pengaruh Sudut Posisi Tidur terhadap Kualitas Tidur dan Tanda Vital Pada

Klien Gagal Jantung dengan hasil adanya pengaruh antara sudut posisi tidur

45 0 terhadap kualitas tidur klien gagal jantung. Tetapi, tidak ada pengaruh

signifikan antara sudut posisi tidur terhadap 3 parameter tanda vital yaitu

tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, nadi dan respirasi.

Pengaturan sudut posisi tidur secara bermakna dapat menghasilkan kualitas

tidur yang baik, sehingga bisa dipertimbangkan sebagai salah satu intervensi

untuk memenuhi kebutuhan isirahat dan tidur klien.

Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Supadi (2008), tentang analisis

hubungan antara posisi tidur dengan kualitas tidur diperoleh hasil bahwa

56,5% posisi tidur 30 o kualitas tidurnya bagus sedangkan 89,5% posisi tidur

20 o kualitas tidurnya bagus. Tindakan yang tepat dapat mengatasi gangguan

tidur pada klien jantung karena sesak napas saat berbaring adalah dengan

mempertahankan tirah baring dengan memberi posisi tidur 20-30 o atau semi

fowler.

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

4

Berdasarkan masalah pada latar belakang tersebut maka peneliti

tertarik untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Klien yang

Mengalami Congestive Heart Failure (CHF) di ICU RSUD Salatiga.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Klien

yang mengalami Congestive Heart Failure (CHF) dengan intoleransi

aktivitas di ICU RSUD Salatiga.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah maka penulis

membuat perumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Asuhan

Keperawatan pada Klien yang Mengalami Congestive Heart Failure dengan

intoleransi aktivitas di ICU RSUD Salatiga ? “.

1.4 Tujuan

1.4.1

1.4.2

Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien yang

mengalami Congestive Heart Failure dengan intoleransi aktivitas di

ICU RSUD Salatiga.

Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami

Congestive Heart Failure dengan intoleransi aktivitas di ICU

RSUD Salatiga.

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

5

2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami

Congestive Heart Failure dengan intoleransi aktivitas di ICU

RSUD Salatiga.

3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang

mengalami Congestive Heart Failure dengan intoleransi

aktivitas di ICU RSUD Salatiga.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang

mengalami Congestive Heart Failure dengan intoleransi

aktivitas di ICU RSUD Salatiga.

5. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami Congestive

Heart Failure dengan intoleransi aktivitas di ICU RSUD

Salatiga.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai wacana untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan

asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Congestive

Heart Failure dengan intoleransi aktivitas di ICU RSUD

Salatiga.

2. Sebagai wacana untuk studi kasus berikutnya dibidang

kesehatan terutama dalam asuhan keperawatan pada klien yang

mengalami Congestive Heart Failure dengan intoleransi

aktivitas di ICU RSUD Salatiga.

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

6

1.5.2 Manfaat Praktis

2. Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman karena sesuai

dengan profesi yang penulis tekuni sebagai perawat, sehingga

nantinya dapat diterapkan dilapangan pekerjaan.

3. Rumah sakit

a. Hasil studi ini digunakan masukan perbaikan dalam

pemberian asuhan keperawatan klien yang mengalami

Congestive Heart Failure.

b. Meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan dengan

masalah pada klien yang mengalami Congestive Heart

Failure.

4. Institusi pendidikan

Digunakan sebagai informasi atau referensi bagi institusi

pendidikan dalam pengembangan asuhan keperawatan pada klien

yang mengalami Congestive Heart Failure.

5. Klien

Klien dapat mencegah, mendeteksi serta mengatasi masalah

Congestive Heart Failure yang dialami klien.

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Congestive Heart Failure

2.1.1 Pengertian

Congestive Heart Failure adalah ketidakmampuan jantung

untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat guna memenuhi

kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun

aliran balik vena adekuat (Stillwell, 2011).

Congestive Heart Failure merupakan suatu keadaan dimana

jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam

memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringan tubuh,

sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi

(Taufan, dkk, 2016).

Congestive Heart Failure adalah sindrome klinis (sekumpulan

tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat

atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh gangguan yang

mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel

(disfungsi diastolik) atau kontraktilitas miokardial (disfungsi

sistolik) (Aru, dkk, 2009).

7

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

8

2.1.2 Etiologi

Beberapa penyebab dari gagal jantung menurut Ardiansyah (2012),

yaitu :

1) Kelainan Otot Jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot

jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.

Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot

mencakup aterosklerosis koroner, hipertnsi atrial, dan penyakit

degenerative atau inflamasi.

2) Aterosklerosis Koroner

Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi otot jantung

karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi

hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark

miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului

terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit otot jantung

degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi

yang secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan

kontraktilitas menurun.

3) Hipertensi Sistemik Atau Pulmonal

Meningkatnya beban kerja jantung dan pada gilirannya

mengakibatkan hipertropi serabut otot jantung.

4) Peradangan dan Penyakit Miokardium Degeneratif

Sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

9

secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan

kontraktilitas menurun.

5) Penyakit Jantung Lain

Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung

yang sebenarnya, yang secara langsung mempengaruhi jantung.

Mekanisme biasanya mencakup gangguan aliran darah yang

masuk jantung untuk mengisi darah (tampenade, perikardium,

perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan

mendadak afterload.

6) Faktor sistemik

Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan

dan beratnya gagal ginjal. Meningkatnya laju metabolisme,

hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung

untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan

anemia juga dapat menurunkan suplai oksigenke jantung.

Asidosis respiratorik atau metabolic dan abnormalitas

elektronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung (Kasron,

2012).

2.1.3 Manisfestasi klinis

Menurut (Taufan, dkk, 2016) :

1) Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan).

2) Ortopnea yaitu sesak saat berbaring

3) Dipsnea on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

10

4) Paroxymal noctural dipsnea (PND) yaitu sesak napas tiba-tiba

pada malam hari disertai batuk. Munculnya berbagai gejala

klinis pada pasien gagal jantung tersebut akan menimbulkan

masalah keperawatan dan mengganggu kebutuhan dasar

manusia salah satu diantaranya adalah kebutuhan istirahat

seperti adanya nyeri dada pada aktivitas, dispnea pada istirahat

atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur. Dr. Susan dari Case

Western Reserve, yang merupakan salah seorang peneliti

senior, mengatakan bahwa dokter ahli jantung perlu

memberikan perhatian khusus terhadap pasien yang mengalami

gangguan tidur, karena gangguan tidur dianggap sebagai salah

satu faktor risiko hipertensi, baik pada pasien dewasa maupun

pada pasien anak dan remaja.

5) Berdebar-debar

6) Lekas lelah

7) Batuk-batuk

8) Peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal)

ditandai oleh batuk dan sesak napas.

9) Peningkatan desakan vena sistematik seperti pada yang terlihat

pada edema perifer umum dan penambahan berat badan.

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

11

2.1.4 Patofisiologi

Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena

ventrikel kiri tidak mampu memompa darah dari paru. Peningkatan

tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke

jaringan paru. Dispnea dapat terjadi akibat penimbunan cairan

dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas (Dewi, 2012).

Sedangkan menurut Mutaqqin (2009) dijelaskan bahwa mudah

lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurang menghambat

jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya

pembuangan sisa hasil katabolisme, juga terjadi akibat

meningkatnya energi yang digunakan untuk bernapas dan insomnia

yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.

Menurut (Dewi, 2012), bila ventrikel kanan gagal, yang

menonjol adalah kongesti viscera dan jaringan perifer. Hal ini

terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan

volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat

mengakomodasikan semua darah yang secara normal kembali dari

sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang tampak dapat meliputi

edema ekstremitas bawah, peningkatan berat badan, distensi vena

leher, asites, anoreksia, mual dan nokturia.

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

12

2.1.5 Klasifikasi

Beberapa istilah gagal jantung menurut (Aru, dkk, 2009) :

1) Gagal jantung sistolik adalah ketidakmampuan kontraksi

jantung memompa sehingga curah jantung menurun

menyebabkan kelemahan, fatik, kemampuan aktivitas fisik

menurun dan gejala hipoperfusi lainnya.

2) Gagal jantung diastolik adalah gangguan reaksi dan gangguan

pengisian ventrikel.

Klasifikasi menurut gejala dan intensitas gejala (Morton, 2012) :

1) Gagal jantung akut

Timbulnya gejala secara mendadak, biasanya selama beberapa

hari atau beberapa jam.

2) Gagal jantung kronik

Perkembangan gejala selama beberapa bulan sampai beberapa

tahun dan menggambarkan keterbatasan kehidupan sehari-hari.

Gagal jantung menurut letaknya (Aru, dkk, 2012):

1) Gagal jantung kiri merupakan kegagalan ventrikel kiri untuk

mengisi atau mengosongkan dengan benar dan dapat lebih

lanjut diklasifikasikan menjadi disfungsi sistolik dan diastolik.

2) Gagal jantung kanan merupakan kegagalan ventrikel kanan

untuk mempompa secara adekuat. Penyebab gagal jantung

kanan yang paling sering terjadi adalah gagal jantung kiri,

tetapi gagal jantung kanan dapat terjadi dengan adanya

ventrikel kiri benar-benar normal dan tidak menyebabkan gagal

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

13

jantung kiri. Gagal jantung kanan dapat disebabkan oleh

penyakit paru dan hipertensi arteri pulmonary primer.

2.1.6 Komplikasi

Komplikasi dari CHF Menurut (Kasron, 2012) meliputi :

1) Syok kardiogenik

2) Episode tromboli karena pembentukan bekuan vena karena

statis darah.

3) Efusi dan tampenade perikardium.

4) Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis.

Menurut (Ardiansyah, 2012) :

1) Shock Kardiogenik

Shock kardiogenik ditandai dengan adanya gangguan fungsi

ventrikel kiri, dampaknya adalah terjadi gangguan berat pada

perfusi jaringan dan penghantaran ke jaringan. Gejala ini

merupakan gejala yang kas terjadi pada kasus shock

kardiogenik yang disebabkan oleh infark miokardium akut.

Gangguan ini disebabkan oleh hilangnya 40% atau lebih

jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vokal diseluruh

ventrikel, karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan

persediaan oksigen miokardium.

2) Edema Paru-paru

Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema yang

muncul dibagian tubuh man saja, termasuk faktor apa pun

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

14

yang menyebabkan cairan interstitinal paru-paru meningkat

dari batas negatif menjadi batas positif. Penyebab kelainan

paru-paru yang paling umum adalah :

a) Gagal jantung sisi kiri (penyakit katup mitral) yang

mengakibatkan peningkatan tekanan kapiler paru-paru,

sehingga membanjiri ruang interstitial dan alveoli.

b) Kerusakan

disebabkan

pada

oleh

membran

infeksi

kapiler

seperti

paru-paru

pneumonia

yang

atau

terhirupnya bahan-bahan yang berbahaya (misalnya gas

klorin atau gas sulfur dioksida). Masing-masing infeksi

tersebut menyebabkan kebocoran protein plasma, sehingga

dengan cepat cairan keluar dari kapiler.

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik menurut (Taufan, dkk, 2016) :

1) EKG (elektroardiogram) untuk mengukur kecepatan dan

keterangan denyut jantung

2) Echokardiogram : menggunakan gelombang suaran untuk

mengetahui ukuran dan bentuk jantung, serta menilai

keadaan ruang jantung dan funsi katup jantung. Sangat

bermanfaat untuk menegakkan diagnosis gagal jantung.

3) Foto rontgen dada untuk mengetahui adanya pembesaran

jantung, penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru

lainya.

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

15

4) Tes darah BNP untuk mengukur kadar hormon BNP (brain

natriuretic

meningkat.

peptide) yang pada gagal jantung akan

5) Sonogram untuk menunjukkan dimensi pembesaran bilik,

perubahan dalam fungsi/ struktur katub atau penurunan

kontraktilitas ventricular.

6) Skan jantung : tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan

pergerakan dinding.

7) Kateterisasi jantung : tekanan normal merupakan indikasi dan

membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi

kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi, jugs mengkaji pontensi

arteri koroner. Zat kontras disuntikan kedalam ventrikel

menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/ perubahan

kontraktilitas.

2.1.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan CHF Menurut (Kasron, 2012) meliputi :

1) Non farmakologis

a) CHF kronik

(1) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen

dan menurunkan oksigen melalui istirahat atau

pembatasan aktivitas.

(2) Diet pembatasan natrium (<4 gr/hari) untuk

menurunkan edema.

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

16

(3) Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti

NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs)

karena efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan

retensi air dan natrium.

(4) Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500cc/hari)

(5) Olahraga secara teratur

b) CHF akut

(1) Oksigenasi (ventilasi mekanik)

(2) Pembatasan cairan (< 1,5 liter/hari)

c) Pengaturan posisi tidur 20-30 o

Tujuan dari tindakan memberikan posisi tidur adalah

untuk menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan

ekspansi paru yang maksimal, serta untuk mengatasi

kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan

perubahan membran kapiler alveolus (Doenges, 2008).

Memperoleh kualitas tidur terbaik adalah penting untuk

peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan pasien

yang sakit. Meningkatkan kualitas tidur sangat penting

dalam prognosis (Talwar, et.al, 2008). Gangguan istirahat

tidur pada pasien gagal jantung terutama terjadi pada

malam hari karena sesak napas sangat mengganggu

kualitas tidur klien. Kualitas tidur merupakan aspek dari

tidur yang meliputi lama tertidur, waktu bangun dan

kenyenyakan dalam tidur. Pasien yang sakit seringkali

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

17

membutuhkan lebih banyak tidur dan istirahat daripada

pasien yang sehat. Sifat alamiah dari penyakit akan

mengurangi pasien mendapatkan istirahat dan tidur yang

cukup. Kualitas tidur yang buruk pada pasien dengan

gangguan penyakit jantung dapat disebabkan oleh dispnea,

disritmia dan batuk. Kualitas tidur yang buruk

mengakibatkan proses perbaikan kondisi pasien akan

semakin lama sehingga akan memperpanjang masa

perawatan di rumah sakit. Lamanya perawatan ini akan

menambah beban biaya yang ditanggung pasien menjadi

tinggi dan kemungkinan akan menimbulkan respon

hospitalisasi bagi pasien (Rahayu, 2009).

2) Farmakologis

Tujuan untuk mengurangi afterload dan preload menurut

(Kasron, 2012) :

a) First linedrugs : deuretik

Tujuan : mengurangi afterload dan disfungsi sistolik dan

mengurangi kongesti pulmonal pada disfungsi diastolik.

Obatnya adalah thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop

deuretik, metolazon (kombinasi loop diuretik) untuk

meningkatkan pengeluaran cairan, kalium-sparing diuretik.

b) Second line drugs : ACE Inhibitor

Tujuan : membantu meningkatkan COP dan menurunkan

kerja jantung.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

18

Obatnya adalah :

(1) Digoxin : meningkatkan kontraktilitas, obat ini tidak

digunakan untuk kegagalan diastolik yang mana

dibutuhkan pengembangan ventrikel untuk relaksasi.

(2) Hydralazin : menurunkan afterload pada disfungsi

sistolik.

(3) Isobarbide dinitrat : mengurangi preload dan afterload

untuk disfungsi sistolik, hindari vasodilator pada

disfungsi sistolik.

(4) Calsium cannel blocker : untuk kegagalan diastolik,

meningkatkan relaksasi dan pengisian ventrikel

(jangan dipakai pada CHF kronik).

(5) Beta Blocker : sering dikontraindikasikan karena

menekan respon miokard. Digunakan pada disfungsi

diastolik untuk mengurangi heart rate, mencegah

iskemi miokard, menurunkan tekanan darah, hipertrofi

ventrikel kiri.

3) Pendidikan kesehatan

Menurut (Kasron, 2012) meliputi :

a) Informasikan pada klien, keluarga dan pemberi perawatan

tentang penyakit dan penangannya.

b) Informasikan difokuskan pada monitoring berat badan

setiap hari dan intake natrium.

c) Diet yang sesuai untuk lansia CHF : pemberian makanan

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

19

tambahan yang mengandung kalium seperti pisang, jeruk,

dan lain-lain.

d) Teknik konservasi energi dan latihan aktifitas yang dapat

ditoleransi dengan bantuan terapis.

2.2

2.2.1

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Menurut (Aru, 2009) konsep asuhan keperawatan CHF adalah

sebagai berikut :

1) Proses pengkajian terbagi dua :

a) Pengkajian Primer (primary survey)

(1) A = Airway dengan kontrol servikal

Kaji :

(a) Bersihan jalan nafas

(b) Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas

(c) Distress pernafasan

(d) Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema

laring

(2) B = Breathing dan ventilasi

Kaji :

(a) Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada

(b) Suara pernafasan melalui hidung atau mulut

(c) Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas

(3) C = Circulation

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

20

Kaji :

(a) Denyut nadi karotis

(b) Tekanan darah

(c) Warna kulit, kelembaban kulit

(d) Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal

(4) D = Disability

Kaji :

(a) Tingkat kesadaran

(b)Gerakan ekstremitas

(c) GCS atau pada anak tentukan respon A = alert, V = verbal,

P = pain/respon nyeri, U = unresponsive.

(d)Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya.

(5) E = Eksposure

Kaji :Tanda-tanda trauma yang ada.

b) Pengkajian Sekunder (secondary survey)

(1) F = Full set of vital sign

Tanda-tanda vital dengan mengukur :

(a) Tekanan darah

(b) Irama dan kekuatan nadi

(c) Irama, kedalaman dan penggunaan otot bantu pernafasan

(d) Suhu tubuh

2) G = Give Comfort Meadline

Tanda dan gejala yang diobservasi dan dirasakan klien alergi

yang dipunyai klien tanyakan obat yang telah diminum klien

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

21

untuk mengatasi nyeri riwayat penyakit yang diderita klien

makan/minum terakhir; jenis makanan, ada penurunan atau

peningkatan kualitas makan pencetus/kejadian penyebab

keluhan.

3) H= History and Head to toe

(a) History

Metode pengkajian :

Metode yang sering dipakai untuk mengkaji riwayat klien:

1. S ( Signs and syntomps ) : Tanda dan gejala yang

diobservasi dan dirasakan klien

2. A ( Allergis ) : Alergi yang dipunyai klien

3. M ( Medications ) : Tanyakan obat yang telah di minum

klien, untuk mengatasi nyeri.

4. P ( Pertinent past medical history ) : Riwayat penyakit

yang di derita klien

5. L ( Last oral intake solid or liquid ) : Makan atau

minum terakhir, jenis makanan, ada penurunan atau

peningkatan kualitas makanan.

6. E ( Event leading to injury or illness ) : Pencetus /

penyebab kejadian.

(b) Head to toe

Pengkajian Head to Toe yang terfokus, meliputi :

1. Pengkajian kepala, leher dan wajah

a. Periksa rambut, kulit kepala dan wajah

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

22

Adakah luka, perubahan tulang kepala, wajah dan

jaringan lunak, adakah perdarahan serta benda

asing.

b. Periksa mata, telinga, hidung, mulut dan bibir

Adakah perdarahan, benda asing, kelainan

bentuk, perlukaan atau keluaran lain seperti

cairan otak.

c. Periksa leher

Nyeri tulang servikal dan tulang belakang,

trakhea miring atau tidak, distensi vena leher,

perdarahan, edema dan kesulitan menelan.

2. Pengkajian dada

Hal-hal yang perlu dikaji dari rongga thoraks :

a. Inspeksi :

kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas

(frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya

pernafasan/penggunaan

pernafasan), warna

otot-otot

kulit, lesi,

bantu

edema,

pembengkakan/penonjolan. Normal: simetris,

bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda

distress pernapasan, warna kulit sama dengan

warna kulit lain, tidak ikterik/sianosis,tidak ada

pembengkakan/penonjolan/edema.

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

23

b. Palpasi:

Simetris, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri,

tractile fremitus. (perawat berdiri dibelakang

pasien, instruksikan pasien untuk mengucapkan

angka “tujuh-tujuh” atau “enam-enam” sambil

melakukan perabaan dengan kedua telapak tangan

pada punggung pasien). Normal: integritas kulit

baik, tidak ada nyeri tekan/massa/tanda-tanda

peradangan, ekspansi simetris, taktil vremitus

cendrung sebelah kanan lebih teraba jelas.

c. Perkusi:

paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan

bandingkan satu sisi dengan satu sisi lain pada

tinggi yang sama dengan pola berjenjang sisi ke

sisi). Normal : resonan (“dug dug dug”), jika

bagian padat lebih daripada bagian udara=pekak

(“bleg bleg bleg”), jika bagian udara lebih besar

dari bagian padat=hiperesonan (“deng deng

deng”), batas jantung=bunyi rensonan (hilang-

redup).

d. Auskultasi:

suara nafas, trachea, bronchus, paru. (dengarkan

dengan menggunakan stetoskop di lapang paru

kika, di RIC 1 dan 2, di atas manubrium dan di

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

24

atas trachea). Normal: bunyi napas vesikuler,

bronchovesikuler, brochial, tracheal.

3. Pengkajian Abdomen dan Pelvis

Hal-hal yang perlu dikaji :

a. Inspeksi :

Pada inspeksi perlu disimak apakah abdomen

membusung/membuncit atau datar saja, tepi perut

menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau

tidak, amati apakah ada bayangan vena, amati

juga apakah didaerah abdomen tampak benjolan-

benjolan massa. Laporkan bentuk dan letakknya

b. Auskultasi :

Mendengar suara peristaltic usus, normal berkisar

5-35 kali per menit : bunyi peristaltic yang yang

keras dan panjang disebut borborygmi, ditemui

pada gastroenteritis atau obstruksi usu pada tahap

awal. Peristaltic yang berkurang ditemui pada

ileus paralitik. Apabila setelah 5 menit tidak

terdengar suara peristaltic sama sekali maka kita

katakana peristaltic negative (pada pasien post

operasi).

c. Palpasi :

Sebelum dilakukan palpasi tanyakan terlebih

dahulu kepada pasien apakah daerah yang nyeri

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

25

apabila ada maka harus dipalpasi terakhir, palpasi

umum terhadap keseluruhan dinding abdomen

untuk mengetahui apakah ada nyeri umum

(peritonitis, pancreatitis). Kemudian mencari

dengan perabaan ada atau tidaknya

massa/benjolan (tumor).Periksa juga turgor kullit

perut untuk menilai hidrasi pasien. Setelah itu

periksalah dengan tekanan region suprapubika

(cystitis), titik MC Burney (appendicitis), region

epigastrica (gastritis), dan region iliaca

(adnexitis) barulah secara khusus kita melakukan

palpasi hepar. Palpasi hepar dilakukan dengan

telapak tangan dan jari kanan dimulai dari

kuadrant kanan bawah berangsur-angsur naik

mengikuti irama nafas dan cembungan perut.

Rasakan apakah ada pembesaran hepar atau tidak.

Hepar membesar pada keadaan :

1) Malnutrisi

2) Gangguan fungsi hati/radang hati (hepatitis,

thyroid fever, malaria, dengue, tumor hepar)

3) Bendungan karena decomp cordis

d. Perkusi

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

26

1) Untuk memperkirakan ukuran hepar, adanya

udara pada lambung dan usus (timpani atau

redup)

2) Untuk mendengarkan atau mendeteksi

adanya gas, cairan atau massa dalam perut

3) bunyi perkusi pada perut yang normal adalah

timpani, tetapi bunyi ini dapat berubah pada

keadaan-keadaan tertentu misalnya apabila

hepar dan limpa membesar, maka bunyi

perkusi akan menjadi redup, khususnya

perkusi di daerah bawah arkus kosta kanan

dan kiri.

4. Pengkajian Ekstremitas

Hal-hal yang perlu dikaji :

a. Tanda-tanda injuri eksternal

b. Nyeri

c. Pergerakan

d. Sensasi keempat anggota gerak

e. Warna kulit

f. Denyut nadi perifer

5. Pengkajian Tulang Belakang

Bila tidak terdapat fraktur, klien dapat dimiringkan

untuk mengkaji:

a. Deformitas

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

27

b. Tanda-tanda jejas perdarahan

c. Jejas

d. Laserasi

e. Luka

6. Pengkajian Psikosossial

Meliputi :

a. Kaji reaksi emosional : cemas, kehilangan

b. Kaji riwayat serangan panik akibat adanya faktor

pencetus seperti sakit tiba-tiba, kecelakaan, kehilangan

anggota tubuh ataupun anggota keluarga.

c. Kaji adanya tanda-tanda gangguan psikososial yang

dimanifestasikan dengan takikardi, tekanan darah

meningkat dan hiperventilasi.

2.2.2 Diagnosis

Menurut (Nurarif, 2015) diagnosa CHF meliputi :

1) Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung

(00029)

2) Pola napas tidak efektif b.d penurunan suplai oksigen (00032)

3) Kelebihan volume cairan b.d kelebihan asupan cairan (00026)

4) Kerusakan intergritas kulit b.d tirah baring (00046)

5) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan

kebutuhan O 2 (00092)

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

28

6) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal

(familiar) dengan sumber informasi. (00126)

2.2.3 Intervensi

1) Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung

a) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam,

diharapkan pompa jantung efektif dan status sirkulasi

adekuat

b) Kriteria hasil

(1) TTV dalam batas normal : TD : 120/80 mmHg, Nadi :

80x/menit, respirasi : 18-20x/menit, suhu : 37 o

(2) Perkusi perifer edekuat

(3) Edema ekstremitas berkurang

(4) Dapat melakukan aktivitas tanpa dipsnea dan nyeri

c) Intervensi

Cardiac Care (4040)

(1) Observasi monitor TTV

Rasional: untuk mengetahui Tanda-tanda Vital

(2) Kaji keadaan kulit

Rasional: untuk mengetahui keadaan kulit

(3)Ajaran pasien tirah baring

Rasional: untuk membantu pasien tirah baring

(4) Berikan terapi oksigen

Rasional: untuk membantu proses penyembuhan

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

29

2) Pola napas tidak efektif b.d penurunan suplai oksigen

a) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam

diharapkan tidak terjadi perubahan pola nafas

b) Kriteria hasil : Pasien tidak sesak napas, RR dalam batas

normal 16-20x/ menit, respon batuk berkurang.

c) Intervensi

Airway Maanagement (3140)

(1) Kaji adanya edema

Rasional: untuk mengetahui adanya edema

(2) Kaji nadi dan respirasi

Rasional: untuk mengetahui tanda-tanda vital pasien

(3) Auskultasi bunyi napas

Rasional: untuk mengetahui adanya bunyi suara

napas tambahan.

Oxygen Therapy (3320)

(4) Berikan posisi semifowler

Rasional: untuk membantu mencegah ekspansi paru

(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

Rasional: untuk membantu proses penyembuhan

3) Kelebihan volume cairan b.d kelebihan asupan cairan

a) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam

diharapkan kelebihan volume cairan teratasi

b) Kriteria hasil :

(1) Terbebas dari edema, efusi, anaskara

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

30

(2) Bunyi nafas bersih, tidak ada dysneu/ ortopneu

(3) Terbebas dari distensi vena jugularis

(4) Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler

paru,output jantung dan vital sign

c) Intervensi

Rluid Management (4120)

1) Pantau pengeluaran urine

Rasional: untuk mengetahui output urine, pengeluaran

urin mungkin sedikit dan pekat karena penurunan

perfusi ginjal

2) Pantau TTV

Rasional: untuk mengetahui keadaan umum pasien

3) Kaji bising usus, catat keluhan anoreksia, mual, distensi

abdomen, dan konstipasi

Rasional: untuk mengetahui adanya gangguan fungsi

gaster

4) Pertahankan posisi duduk atau tirah baring dengan

posisi semi fowler.

Rasional: posisi tersebut untuk mengingkatkan filtrasi

ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga

meningkatkan dioresis

5) Pemberian obat sesuai indikasi

Rasional: untuk membantu proses penyembuhan, agar

terapi berjalan dengan baik

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

31

6) Konsultasi dengan ahli gizi

Rasional: perlu memberikan diet yang dapat diterima

klien yang memenuhi kebutuhan kalori dalam

pembatasan natrium

4) Kerusakan intergritas kulit b.d tirah baring

a) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam

diharapkan integritas kulit tidak mengalami gangguan

b) Kriteria hasil :

(1) Tugor kulit elastis

(2) Intergitas kulit baik

(3) Ketebalan dan tekstur kulit normal

(4) Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit

dan mencegah terjadinya cidera berulang

(5) Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka

c) Intervensi

Pressure Management (3500)

(1) Pantau kulit

Rasional: kulit beresiko gangguan sirkulasi perifer,

imobilisasi fisik dan gangguan status nutrisi

(2) Pijat area kemerahan atau yang memutih

Rasional: meningkatkan aliran darah, meminimalkan

hipoksia jaringan.

(3) Sering mengubah posisi di tempat tidur

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

32

Rasional : Memperbaiki sirkulasi waktu satu area yang

mengganggu aliran darah

(4) Berikan perawatan kulit

Rasional : Terlalu kering atau lembab merusak

kulit/mempercepat kerusakan.

(5) Hindari obat intramuskuler

Rasional : Edema interstisial dan gangguan sirkulasi

memperlambat absorbsi obat dan predisposisi untuk

kerusakan kulit/terjadinya infeksi

5) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan

kebutuhan O 2

a) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam

diharapkan pasien dapat menunjukan toleransi terhadap

aktivitas

b) Kriteria hasil :

1) TTV dalam batas normal selama dan sesudah aktivitas

TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, respirasi : 18-

20x/menit, suhu : 37 o c

2) Tidak ada keluhan sesak napas

3) Klien dapat beraktivitas secara bertahap.

c) Intervensi

Activity therapy (4310)

(1) Periksa tanda vital sebelum dan setelah aktivitas

Rasional: untuk mengetahui tanda-tanda vital

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

33

(2) Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas

Rasional: Penurunan/ketidakmampuan miokardium

untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas

dapat menyebabkan peningkatan segera frekuensi

jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan

kelelahan dan kelemahan.

(3) Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas

Rasional: Dapat menunjukkan peningkatan

dekompensasi jantung daripada kelebihan aktivitas.

(4) Kolaborasi dalam program rehabilitasi jantung

Rasional: Peningkatan bertahap pada aktivitas

menghindari kerja jantung/konsumsi oksigen

berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung

dibawah stress, bila fungsi jantung tidak dapat

membaik kembali.

6) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal

(familiar) dengan sumber informasi.

a) Tujuan: Mengetahui tentang penyakit Congestive Heart

Failure (CHF) yang dialami pasien

b) Kriteria hasil :

(1) Mengetahui tentang penyakit yang diderita pasien

(2) Mengetahui aktivitas yang dianjurkan

(3) Mengerti tentang pengobatan yang benar

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

34

c) Intervensi

Hearlth Education (5510)

(1) Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang

proses penyakit

(2) Rasional : untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien

dan keluarga tentang proses penyakit CHF

(3) Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan

gejala serta penyebab yang mungkin

(4) Rasional : untuk membantu pasien dan keluarga agar

mengetahui tanda dan gejala serta penyebab yang

mungkin terjadi

(5) Anjurkan diet makanan pada pagi hari

Rasional : Memberikan waktu adekuat untuk efek obat

sebelum waktu tidur untuk mencegah/membatasi

menghentikan tidur.

(6) Rujuk pada sumber di masyarakat/kelompok

pendukung suatu indikasi

Rasional : Dapat menambahkan bantuan dengan

pemantauan sendiri/penatalaksanaan dirumah.

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

35

2.2.4 Kerangka Teori

Klien Congestive Heart

Failure

Aritmia dan gangguan Penurunan mekanis

Trombomboli aktivitas listrik

jantung

Kematian pada CHF

Meninggal

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Studi kasus merupakan penelitian mengenai manusia (dapat suatu

kelompok, organisasi maupun individu), peristiwa, latar secara mendalam,

tujuan dari penelitian mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu

kasus yang sedang diteliti pengumpulan datanya diperoleh dari wawancara,

observasi, dan dokumentasi ( Surjarweni, 2014). Studi kasus ini adalah studi

untuk mengeksplorasikan masalah asuhan keperawatan pada klien yang

mengalami Congestive Heart Failure (CHF) dengan intoleransi aktivitas di

ICU RSUD Salatiga.

3.2. Batasan Masalah

Congestive Heart Failure merupakan sindrom dengan gejala unik

yang terkadang kurang disadari oleh penderita dan sering menyebabakan

ketidakmampuan dan penurunan kualiatas jantung penderitanya dan juga

merupakan masalah epidemik kesehatan masyarakatan dan merupakan

penyakit nomor satu yang memicu terjadinya kematian (Dipiro, 2008).

Paroxymal noctural dipsnea (PND) yaitu sesak napas tiba-tiba pada malam

hari disertai batuk. Munculnya berbagai gejala klinis pada klien gagal

jantung tersebut akan menimbulkan masalah keperawatan dan

mengganggu kebutuhan dasar manusia salah satu diantaranya adalah

kebutuhan istirahat seperti adanya nyeri dada pada aktivitas, dispnea pada

36

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

37

istirahat atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur. Dr. Susan dari Case

Western Reserve, yang merupakan salah seorang peneliti senior,

mengatakan bahwa dokter ahli jantung perlu memberikan perhatian khusus

terhadap klien yang mengalami gangguan tidur, karena gangguan tidur

dianggap sebagai salah satu faktor risiko hipertensi, baik pada klien

dewasa maupun pada klien anak dan remaja (Doengoes, 2008).

3.3

3.4

Partisipan

Partisipan dalam studi kasus ini adalah Ny. S dan Ny. N yang

mengalami Congestive Heart Failure (CHF) dengan intoleransi aktivitas di

ruang ICU RSUD Salatiga.

Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi dan waktu merupakan tempat atau lokasi kasus yang akan

dilakukan studi kasus. Lokasi studi kasus ini dilaksanakan di ICU RSUD

Salatiga. Waktu penelitian adalah waktu studi kasus diambil sesuai yang

telah ditentukan yaitu minimal 3 hari pengelolaan (Notoadmojo, 2012).

Kasus ini akan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei- 28 Mei 2017.

3.5. Pengumpulan Data

Menurut Dharma (2011), Data primer dikumpulkan dengan

menggunakan kuisioner, metode pengumpulan data dengan cara memberi

daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis dengan beberapa pilihan

jawaban kepada responden dan responden diminta untuk memberikan

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

38

jawaban. Sehubungan dengan pendekatan penelitian diatas, teknik

pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research), dilakukan dengan cara mengunjungi

langsung ke objek penelitian yaitu ICU RSUD Salatiga. Metode

Pengumpulan data yang digunakan adalah:

1) Teknik pengumpulan data primer

Yakni pengumpulan data yang dilakukan secara langsung

pada lokasi penelitian atau objek yang diteliti. Dalam hal

ini data diperoleh dengan cara-cara sebagai berikut:

a) Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara

langsung pada objek penelitian terhadap klien yang

mengalami masalah Congestive Heart Failure

(CHF) dengan pendekatan IPPA ( Inspeksi, Palpasi,

Perkusi dan Auskultasi )

(6) A = Airway dengan kontrol servikal

Kaji :

(e) Bersihan jalan nafas

(f) Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas

(g) Distress pernafasan

(h) Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas,

muntahan, edema laring

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

39

(7) B = Breathing dan ventilasi

Kaji :

(d) Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan

dinding dada

(e) Suara pernafasan melalui hidung atau

mulut

(f) Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas

(8) C = Circulation

Kaji :

(e) Denyut nadi karotis

(f) Tekanan darah

(g)Warna kulit, kelembaban kulit

(h)Tanda-tanda perdarahan eksternal dan

internal

(9) D = Disability

Kaji :

(e) Tingkat kesadaran

(f) Gerakan ekstremitas

(g) GCS atau pada anak tentukan respon A

= alert, V = verbal, P = pain/respon

nyeri, U = unresponsive.

(h) Ukuran pupil dan respon pupil terhadap

cahaya.

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

40

(10) E = Eksposure

Kaji :Tanda-tanda trauma yang ada.

(11) Head to toe

Pengkajian kepala, leher dan wajah,

pengkajian dada, pengkajian abdomen dan

pelvis, pengkajian ekstremitas, pengkajian

tulang belakang, dan pengkajian psikososial.

b) Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data

dengan cara mewawancarai langsung responden

yang diteliti, sehingga metode ini memberikan hasil

secara langsung. Hal ini digunakan untuk hal-hal

dari responden secara lebih mendalam. Kasus ini

wawancara dilakukan pada klien, keluarga, tenaga

kesehatan, dan rekam medik. Peneliti melakukan

Pengkajian Sekunder :

(2) F = Full set of vital sign

Tanda-tanda vital dengan mengukur :

(a) Tekanan darah

(b) Irama dan kekuatan nadi

(c) Irama, kedalaman dan penggunaan otot

bantu pernafasan

(d) Suhu tubuh

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

41

(3) G : Give Comfort Meadline

Mengkaji nyeri dengan metode PQRST (

provoked, quality, radian, severity, time )

pada sistem tubuh klien.

(4) H : History

Metode pengkajian History menggunakan

SAMPLE ( Sign and symptoms, Allergis,

Medications, Pertinent past medical history,

Last oral intake solid or liquid, Event

leading to injury or illness )

2) Teknik pengumpulan data sekunder Merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan

kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer.

Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan

instrumen sebagai berikut:

a) Studi Kepustakaan (Library research)

Yaitu, pengumpulan data yang dilakukan dari buku-

buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang memiliki

relevansi dengan masalah yang diteliti.

b) Studi Dokumentasi (Documentary)

Yaitu, pengumpulan data yang diperoleh dengan

menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di

lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

42

menyangkut masalah diteliti dengan instansi yang

terkait.

3.6

3.7

Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksud dengan mengambil data baru (here and

now) dengan menggunakan instrumen pengkajian yang sesuai sehingga

menghasilkan data dengan validasi tinggi. Pengkajian menggunakan klien,

perawat, keluarga klien sebagai sumber informasi dan sumber dokumentasi.

Menegakkan diagnosa dengan NANDA, intervensi menggunakan NIC

NOC, penatalaksanaan dengan menggunakan SOP tentang pelaksanaan

secara verbal, evaluasi dengan menggunakan evaluasi formatif dan evaluasi

surmatif (Sujarweni, 2014).

Analisa Data

Setelah melakukan asuhan keperawatan akan dilakukan analisa data

denga metode membandingkan antara tindakan yang dilakukan dengan

jurnal penelitian dan teori didalam buku (Sujarweni, 2014)

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil ditulis dalam bentuk transkip (Catatan terrstruktur).

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan menjadi data

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

43

subjektif dan data objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun

teks naratif. Kerahasianan dari klien dijamin denagn jalan mengaburkan

identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

denga perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan

metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data

pengakajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, evaluasi.

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

IDENTITAS

KLIEN

Klien 1 Klien 2

Nama

Umur

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

Tanggal masuk RS

Tanggal Pengkajian

Diagnosa Medis

No. Registrasi

Dokter Ny. S

57 tahun

Islam

SD

BAB IV

HASIL STUDI KASUS

4.1

4.1.1

4.1.2

Hasil

Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Dalam bab ini penulis akan, Penulis akan membahas proses

asuhan keperawatan Ny. S dan Ny. N dengan penyakit Congestive heart

failure (CHF) yang dilaksanakan pada tanggal 22 Mei – 28 Mei 2017.

Asuhan Keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi dan evaluasi.

PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Tabel 4.1 Indentitas Klien

44

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

IDENTITAS

PENANGGUNG JAWAB

KLIEN Klien Ny. S Klien Ny. N

Nama

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

Hubungan dengan klien Tn. A

32 tahun

RIWAYAT PENYAKIT Klien Ny. S Klien Ny. N

1. Keluhan utama

2. Riwayat penyakit sekarang

a. Lama Keluhan

b. Timbul Keluhan

c. Faktor Pencetus

d. Upaya yang

memperberat

e. Faktor yang dilakukan

untuk mengatasinya

3. Riwayat penyakit dahulu

a. Penyakit yang

pernah dialami

• Kanak-kanak

• Kecelakaan

• Pernah dirawat

• Operasi

b. Alergi

Keluarga klien

mengatakan klien

mengeluh sesak napas

45

2. Identitas Penanggung Jawab

Tabel 4.2 Indentitas Penanggung Jawab

3. Riwayat penyakit

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

c. Imunisasi

d. Kebiasaan

4. Riwayat Kesehatan

Keluarga

5. Riwayat kesehatan

lingkungan Imunisasi lengkap

Tidak ada kebiasaan

merokok minum alkohol

Pengkajian Fokus Klien Ny. S Klien Ny. N

Breathing

Blood

Brain

Bladder

Bowel

Bone

Respirasi klien spontan dengan

menggunakan NRM 10 liter

Capillary refil < 2 detik, TD =

104/62 mmHg, N = 70x/menit,

SPO2 : 96%, tidak sianosis

46

Tabel 4.3 Riwayat Penyakit

4. Pengkajian Fokus

Tabel 4.4 Pengkajian Fokus

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Observasi Ny. S Ny. N

Keadaan / penampilan umum

a. Kesadaran Composmentis

GCS : E4M4V5 : 14

Composmentis

GCS : E4M6V5 : 15

b. TTV

-TD 104/62mmHg 110/70mmHg

-Nadi

Frekuensi 70 x/menit 122x / menit

Irama Teratur Tidak Teratur

Pernafasan 28 x/menit 26 x/menit

Suhu 36.1ºC 36.ºC

c. Antropometri TB 160 cm BB 55 kg TB155 cm BB 85kg

Pemeriksaan Head to Toe

a.Kepala

-bentuk Mesochepal Mesochepal

-rambut Hitam sedikit beruban,

bersih

Hitam beruban, bersih

b.Mata

-palpebra Tidak edema Tidak edema

-konjungtiva Tidak anemis Tidak Anemis

-sclera Isokor Isokor

-pupil Tidak ikterik Ikterik

-diameter ka/ki 3m/3m 3m/3m

-reflek cahaya +/+ +/+

-alat bantu Tidak ada Tidak ada

c.hidung Simetris, tidak ada sekret

dan tidak ada polip,

terpasang NGT Simetris, tidak ada secret dan

tidak ada polip

d.mulut Simetris, bersih, mukosa

bibir kering

Simetris, bersih, mukosa bibir

kering

e.gigi Kotor, tidak berlubang Kotor, berlubang

f.telinga Tidak ada serumen, normal Tidak ada serumen, normal

g.leher Tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid, adanya

peningkatan JVP Tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid, adanya peningkatan JVP

h.Dada (Thorax)

- Paru-paru

Inspeksi Simetris ka/ki sama, tidak

ada jejas

Simetris ka/ki sama, tidak ada

jejas

Palpasi Vocal premitus sama Vocal premitus sama

Perkusi Suara paru sonor Suara paru sonor

Auskultasi Suara nafas vesikuler Suara nafas vesikuler

- Jantung

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak tampak

Palpasi Ictus cordis teraba di ICS 5

midclavikula

Ictus cordis teraba di ICS 5

midclavikula

Perkusi Pekak dan ada pembesaran

jantung sebelah kanan

Pekak dan ada pembesaran

jantung sebelah kanan

Auskultasi Bunyi jantung I-II murni

reguler

Bunyi jantung I-II murni reguler

47

5. Pemeriksaan Fisik

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

-palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

j.genetelia Terpasang kateter, terlihat

prolaps uteri

Terpasang kateter

k.rektum Tidak hemoroid, bersih Tidak hemoroid, bersih

l.ektremitas

Klien 1 / Ny. S

Keterangan Atas Bawah

Kekuatan otot ka/

ki

5/5 3/3

Akral Hangat Dingin

Pitting edema Tidak ada Tidak ada

Capilary refile < 2 detik < 2 detik

Terpasang infus Kiri Kanan

Aktivitas ADL dibantu orang lain

Klien 2 / Ny. N

Kekuatan otot 5/ 5 5/ 5

Akral Hangat Dingin

Pittig edema Tidak ada Tidak ada

Capilary refile < 2 dtk < 2 dtk

Terpasang infus Kanan Tidak ada

Aktivitas ADL dibantu orang lain

Klien 1/Ny. S

Tanggal 23 mei 2017

Jenis pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan Satuaan Keterangan

HEMATOLOGI

Lekosit 11,58 4,5-11 Ribu/µl Naik

Eritrosit 8,13 3,8-5,8 Juta/ µl Naik

Hemoglobin 15,7 11,5-16,5 g/dl Normal

Hemotokrit 55,9 37-47 Vol % Naik

MCV 68,8 85-100 Fl Normal

MCH 19,3 28-31 Pg Turun

MCHC 28,1 30-35 g/dl Turun

Trombisit 18,1 150-450 Ribu/µl Normal

Hitung jenis

Eosinofil % 0,2 1-6 % Turun

Basofil % 0,1 0,0-1,0 % Normal

Limfosit % 2,5 2,0-4,5 % Normal

Monosit % 2,1 2-8 % Normal

Neutrofil % 95,1 40-75 % Naik

SGOT 56 <31 µl Naik

48

Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik

4.1.3 Data penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Klien 2/ Ny. N

Tanggal 27 mei 2017

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai

Rujukan

Satuan Keterangan

HEMATOLOGI

Lekosit 10,3 4,5-11 Ribu/µl Normal

Eritrosit 4,08 3,8-5,8 Juta/ µl Normal

Hemoglobin 12,9 11,5-16,5 g/dl Normal

Hemotokrit 38,5 37-47 Vol % Normal

MCV 94,4 85-100 Fl Normal

MCH 31,6 28-31 Pg Naik

MCHC 33,5 30-35 g/dl Normal

Trombisit 156 150-450 Ribu/µl Normal

Golongan Darah A

Hitung jenis

Eosinofil % 0,2 1-6 % Turun

Basofil % 0,1 0,0-1,0 % Normal

Limfosit % 3,5 2,0-4,5 % Normal

Monosit % 2,9 2-8 % Normal

Neutrofil % 65,5 40-75 % Normal

KIMIA

Glukosa darah

sewaktu

117 <140 mg/dl Normal

Ureum 45 10-50 mg/dl Normal

Creatinin 1,2 1,0-1,3 mg/dl Normal

Cholesterol total 142 <200 mg/dl Normal

Trigliserida 51 <150 mg/dl Normal

HDL cholesterol 45 >45 mg/dl Normal

LDL cholesterol 103 <100 mg/dl Naik

Asam urat 7,7 2,4-5,7 mg/dl Naik

SGOT 78 <31 µl Naik

SGPT 66 <32 µl Naik

Elektrolit

Natrium 138 135-155 mml/e Normal

Kalium 3,4 3, 6-5,5 mml/e Normal

Chlorida 102 95-108 mmol/l Normal

Kalsium 9,4 8,4-10,5 mg/% Normal

Magnesium 1,9 1,7-2,5 mg/dl Normal

Klien 1/Ny. S Klien 2/Ny. N

Tanggal 20 Mei 2017 Tanggal 26 Mei 2017

Normal sinus rhytm, ada pembesaran

jantung

Irama teratur, frekuensi HR

bervariasi, gelombang P tidak dapat

dihitung

49

Tabel 4.6 Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan EKG

Tabel 4.7 Pemeriksaan EKG

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Analisa Data Etiologi Masalah

Klien 1/ Ny. S

Ds : Klien mengatakan sesak napas

Do :

- SGOT : 56

- SGPT : 48

- TD : 104/62mmHg

- N : 70x/menit

- RR : 28x/menit

S : 36,1 o c -

- Spo2 : 96%

- Hasil EKG : Normal

sinus rhytm, ada

pembesaran jantung

- Inspeksi : Ictus cordis

tidak terlihat

- Palpasi : Ictus cordis

teraba di ICS 5

midclavikula

- Perkusi : Pekak dan ada

pembesaran jantung

sebelah kanan

- Auskultasi : Bunyi jantung

I-II murni reguler Perubahan kontraktilitas Penurunan curah jantung

Ds : Klien mengatakan mudah lelah

saat beraktivitas

Do :

- TD : 104/62mmHg

- N : 70x/menit

- RR : 28x/menit

- Klien ADL dibantu

- Klien terlihat sesak napas saat

beraktivitas

- Klien terlihat lemas Penurunan perfusi perifer Intoleransi aktivitas

Ds : Klien mengatakan merasa takut

dengan penyakitnya dan

berdebar- debar

Do :

- Kehilangan nafsu makan

- Telapak tangan berkeringat

- Wajah pucat

- Klien terlihat bingung

- Klien terlihat gelisah

- Klien terlihat menanyakan

kondisinya Adanya ancaman kematian Ansietas

Klien 2/ Ny. N

Ds : Klien mengatakan ampeg

dan sesak napas

Do :

- SGOT : 78

- SGPT : 66 Perubahan kontraktilitas Penurunan curah

jantung

50

4.1.4 Analisa data

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

(Tujuan, Kriteria Hasil)

INTERVENSI RASIONAL

Klien 1/Ny. S

Penurunan curah jantung b.d

Perubahan kontraktilitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3 x 24 jam,

diharapkan klien menunjukan

kriteria hasil :

NOC

1. Tanda-tanda vital

dalam batas normal

2. Dapat mentoleransi

aktivitas

3. Tidak ada penurunan

kesadaran

4. Curah jantung kembali

normal Cardiac Care (4040)

1. Monitor TTV

2. Observasi tanda

- TD : 110/70mmHg

- N : 122x/menit

- RR : 26x/menit

S : 36 o c -

- Spo2 : 94%

- Hasil ekg : Irama

teratur, frekuensi HR

bervariasi, gelombang

P tidak dapat dihitung

- Inspeksi : Ictus cordis

tidak terlihat

- Palpasi : Ictus cordis

teraba di ICS 5

midclavikula

- Perkusi : Pekak dan

ada pembesaran

jantung sebelah kanan

- Auskultasi : Bunyi

jantung I-II murni

reguler

Ds : Klien mengatakan kelelahan

saat beraktivitas

Do :

- TD : 110/70mmHg

- N : 122x/menit

- RR : 26x/menit

- Klien ADL dibantu

- Klien terlihat sesak napas saat

beraktivitas

- Klien terlihat lemas Penurunan perfusi perifer Intoleransi aktivitas

51

Tabel 4.8 Analisa Data

4.1.4 Intervensi Keperawatan

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

disritmia

5. Kolaborasi

dengan

pemberian obat

antiaritmia,

inotropik,

nitrogliserin

dan vasodilator. dan perfusi jaringan

yang membahayakan

Intoleransi aktivitas b.d

Penurunan perfusi perifer

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3x 24 jam,

diharapkan klien menunjukan

kriteria hasil :

NOC

1. Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa

disertai peningkatan

tekanan darah, nadi dan

RR

2. Mampu melakukan

aktivitas sehari-hari secara

mandiri

3. Keseimbangan antara

aktivitas dan istirahat Terapi Aktivitas (4310)

1. Monitor TTV

2. Kaji adanya

faktor yang

menyebabkan

kelelahan

3. Ajarkan posisi

semi fowler

4. Bantu pasien

untuk

mengidentifikasi

aktivitas yang

mampu dilakukan

5. Anjurkan kepada

pasien untuk

segera meminta

bantuan perawat

atau dokter bila

merasa sakit 1. Untuk mengetahui

faktor yang

menyebabkan nyeri

semakin bertambah

2. Untuk mengurangi

sesak napas yang

dialami klien

3. Untuk mengetahui

kegiatan apa saja yang

masih bisa dilakukan

selama sakit

4. Keluarga mampu

membantu aktivitas

klien

Ansietas b.d Adanya ancaman

kematian Setelah dilakukan

52

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

kesadaran

4. Curah jantung kembali

normal advice dokter

4. Ajarkan semi

fowler

5. Rekam EKG

secara periodik

selama

serangan dan

catat adanya

disritmia

6. Kolaborasi

dengan

pemberian obat

antiaritmia,

inotropik,

nitrogliserin

dan vasodilator. berguna untuk

menentukan diagnosis

perluasan iskemia

5. Menurunkan curah

jantung secara ekstrim

dan perfusi jaringan

yang membahayakan

Intoleransi aktivitas b.d Penurunan

perfusi perifer Setelah dilakukan

tindakan keperawatan 3x 24 jam,

diharapkan klien menunjukan

kriteria hasil :

NOC

1. Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa disertai

peningkatan tekanan darah,

nadi dan RR

2. Mampu melakukan aktivitas

sehari-hari secara mandiri

3. Keseimbangan antara

aktivitas dan istirahat Terapi Aktivitas

(4310)

1. Monitor TTV

53

Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Diagnosa

keperawatan

Senin

22 Mei 2017

Selasa

23 Mei 2017

Rabu

24 Mei 2017

Klien 1/Ny. S

Penurunan

curah jantung

b.d Perubahan

kontraktilitas Implementasi Implementasi Implementasi

curah jantung

b.d Perubahan

kontraktilitas 07.20

Memo

nitor

19.15 TTV

05.00

08.45

09.15

07.40

16.00

22.00

Mengobservas

i tanda dan

gejala

penurunan

curah jantung

(pusing, sakit

kepala, pucat,

akral dingin)

Beri O 2 sesuai advice dokter

Mengkolabora

sikan dalam

pemberian

terapi obat

sesuai indikasi

54

4.1.6 Implementasi Keperawatan

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Intoleransi

aktivitas b.d

Penurunan

perfusi perifer 07.47

09.35

10.49

11.15

Mengkaji

adanya faktor

yang

menyebabkan

kelelahan

Mengajarkan

posisi semi

fowler

Membantu

pasien untuk

mengidentifik

asi aktivitas

yang mampu

dilakukan

menganjurkan

kepada pasien

untuk segera

meminta

bantuan

perawat atau

dokter bila

merasa sakit 07.17

10.25

11.00

Mengkaji

adanya

faktor yang

menyebabka

n kelelahan

Mengajarkan

posisi semi

fowler

55

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

09.48

07.30

16.09

22.05 gejala

penurunan

curah jantung

(pusing, sakit

kepala, pucat,

akral dingin)

Beri O 2 sesuai advice dokter

Mengkolabora

sikan dalam

pemberian

terapi obat

sesuai indikasi

dokter :

ISDN 3x5mg,

Alpara 2 1x0,5

mg, Simac

1x2mg,

Digoxin 2x

250 mg, Pct

3x500mg,

Cefotaxime

2x1gr,

metronidazole

3x500mg,

omeprazole

1x40mg

07.50

16.05

22.10 gejala

penurunan

curah

jantung

(pusing,

sakit kepala,

pucat, akral

dingin)

Mengkolabo

56

Tabel 4.10 Implementasi keperawatan

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

EVALUASI Hari 1 Hari 2 Hari 3

Klien 1/Ny. S 22 Mei 2017 23 Mei 2017 24 Mei 2017

Diagnosis 1

Penurunan

curah jantung

b.d Perubahan

kontraktilitas S : Klien mengatakan

sesak napas

O :

- SGOT : 56

-SGPT : 48

- TD : 104/62mmHg

- N:70x/menit

- RR : 28x/menit

- S : 36,1 o c

- Spo2 : 96%

- Hasil ekg : Normal

sinus rhytm, ada

pembesaran jantung

- Inspeksi : Ictus cordis

tidak terlihat

- Palpasi : Ictus cordis

teraba di ICS 5

midclavikula

- Perkusi : Pekak dan

ada pembesaran

jantung sebelah

kanan

- Auskultasi : Bunyi

jantung I-II murni

reguler

A:

Masalah Penurunan

curah jantung

b.d Perubahan

kontraktilitas

belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi

1. Monitor TTV

2. Observasi

tanda dan gejala

penurunan curah

jantung (pusing, sakit

kepala, pucat, akral

dingin)

3. Lakukan

perekaman EKG

4. Kolaborasi

dengan pemberian

obat antiaritmia,

inotropik,

57

4.1.7 Evaluasi Keperawatan

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Diagnosa 2

Intoleransi

aktivitas b.d

penurunan

perfusi perifer S: S S : Klien

mengatakan

Klien mengatakan

mudah lelah saat

beraktivitas

O:

- TD: 104/62mmHg

- N : 70x/menit

- RR: 28x/menit

- ADL klien dibantu

- Klien terlihat sesak

napas saat

beraktivitas

- Klien terlihat lemas

A:

Masalah

intoleransi

aktivitas belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

1. Kaji adanya

faktor yang

menyebabkan

kelelahan

2. Ajarkan posisi

semi fowler

3. antu pasien

untuk

mengidentifik

asi aktivitas

yang mampu

dilakukan

4. Anjurkan

kepada pasien

untuk segera

meminta

bantuan

perawat atau

dokter bila

merasa sakit mudah lelah saat

beraktivitas

O:

- TD : 110/70mmHg

- N : 82x/menit

- RR : 26x/menit

- ADL Klien dibantu

- Klien terlihat sesak

napas saat

beraktivitas

- Klien terlihat lemas

58

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

- Klien terlihat

menanyakan

kondisinya

A:

Masalah ansietas

belum

teratasi

P:

Lanjutkan intervensi

1. Kaji level

kecemasan

2. Bantu klien

mengidentifikasika

n situasi yang

memicu kecemasan

3. Intruksikan klien

untuk

menggunakan

teknik relaksasi

4. Dorong keluarga

untuk

mendampingi klien

dengan cara yang

tepat kondisinya

A : Masalah ansietas

belum teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

1. Kaji level

kecemasan

2. Bantu klien

mengidentifik

asikan situasi

yang memicu

kecemasan

3. Intruksikan

klien untuk

menggunakan

teknik

relaksasi A : Masalah ansietas

sebagian teratasi

P :Lanjutkan intervensi

1. Kaji level

kecemasan

2. Intruksikan klien

untuk

menggunakan

teknik relaksasi

Klien 2/Ny. N 26 Mei 2017 27 Mei 2017 28 Mei 2017

Diagnosa 1

Penurunan

curah jantung

59

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

pembesaran

jantung sebelah

kanan

- Auskultasi :

Bunyi jantung I-

II murni reguler

A:

Masalah Penurunan

curah jantung b.d

Perubahan

kontraktilitas belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

1. Monitor TTV

2. bservasi tanda

dan gejala

penurunan

curah jantung

(pusing, sakit

kepala, pucat,

akral dingin)

3. Lakukan

perekaman

EKG

4. Kolaborasi

dengan

pemberian obat

antiaritmia,

inotropik,

nitrogliserin

dan vasodilator. Pekak dan ada

pembesaran

jantung

sebelah kanan

- Auskultasi :

Bunyi jantung

I-II murni

reguler

A : Masalah

Penurunan curah

jantung b.d

Perubahan

kontraktilitas

belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi

1. Monitor TTV

2. Lakukan

perekaman

EKG

3. Kolaborasi

dengan

pemberian obat

antiaritmia,

inotropik,

60

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

2. Ajarkan posisi semi

fowler

3. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi

aktivitas yang

mampu dilakukan

4. Anjurkan kepada

pasien untuk segera

meminta bantuan

perawat atau dokter

bila merasa sakit kelelahan

2. Ajarkan posisi

61

Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yang

disajikan untuk menjawab tujuan khusus. Setiap perbedaan diuraikan

dengan konsep. Pembahasan disusun sesuai dengan tujuan khusus.

Pembahasan berisi tentang mengapa (why) dan bagaimana (how). Urutan

penulis berdasarkan paragraf adalah F-T-O (Fakta-Teori-Opini).

5.1.1 Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kesehatan dan keperawatan

klien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Dermawan, 2012).

Penulis melakukan pengkajian dengan 2 klien, klien 1 yaitu data

subjektif Ny. S mengatakan mudah lelah saat beraktivitas, data objektif TD:

104/62 mmHg, nadi: 70x/menit, RR: 28x/menit, ADL klien dibantu total,

klien terlihat sesak napas saat beraktivitas, klien terlihat lemas. Hasil

pemeriksaan EKG normal sinus rhytm, ada pembesaran jantung. Data

subjektif Ny. N mengatakan kelelahan saat beraktivitas, data objektif TD:

110/70 mmHg, nadi: 122x/menit, RR: 26x/menit, ADL klien dibantu total,

klien terlihat sesak napas saat beraktivitas, klien terlihat lemas. Hasil

62

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

63

pemeriksaan EKG Irama teratur, frekuensi HR bervariasi, gelombang P

tidak dapat dihitung.

Congestive Heart Failure adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda

dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat

aktivitas) yang disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya

pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) atau kontralitas

miokardial (disfungsi sistolik) (Aru, dkk, 2009).

Karakteristik manisfestasi pada klien Congestive Heart Failure yaitu

peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan), ortopnea yaitu

sesak saat berbaring, dipsnea on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan

aktifitas, paroxymal noctural dipsnea (PND) yaitu sesak napas tiba-tiba

pada malam hari disertai batuk munculnya berbagai gejala klinis pada klien

gagal jantung tersebut akan menimbulkan masalah keperawatan dan

mengganggu kebutuhan dasar manusia salah satu diantaranya adalah

kebutuhan istirahat seperti adanya nyeri dada pada aktivitas, dispnea pada

istirahat atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur, berdebar-debar, lekas

lelah, batuk-batuk, peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal)

ditandai oleh batuk dan sesak napas, peningkatan desakan vena sistematik

seperti pada yang terlihat pada edema perifer umum dan penambahan berat

badan (Taufan, dkk, 2016).

Berdasarkan data kasus diatas maka dapat disimpulkan bahwa Ny. S

dan Ny. N sesuai dengan teori karaktristik klien yang mengalami Congestive

Heart Failure (CHF) dimana kebutuhan ADL klien tergantung orang lain.

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

64

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon

individu, keluarga dan komunitas tentang masalah atau status kesehatan

klien, baik aktual maupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisa

dan interpretasi data hasil pengkajian untuk memilih intervensi keperawatan

yang tepat untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat

(Dermawan, 2012). Penulis hanya mengangkat 1 diagnosa pada klien 1 dan

klien 2 yaitu intoleransi aktivitas.

Berdasarkan data hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis

didapatkan data yaitu Ny. S mengatakan mudah lelah saat beraktivitas. Ny.

N mengatakan kelelahan saat beraktivitas. Data objektif didapatkan pada

Ny. S TD: 104/62mmHg, nadi: 70x/menit, RR: 28x/menit, ADL klien

dibantu, klien terlihat sesak napas saat beraktivitas, klien terlihat lemas.

Hasil pemeriksaan EKG normal sinus rhytm, ada pembesaran jantung. Data

subjektif didapatkan pada Ny. N TD: 110/70 mmHg, nadi: 122x/menit, RR:

26x/menit, ADL klien dibantu, klien terlihat sesak napas saat beraktivitas,

klien terlihat lemas. Hasil pemeriksaan EKG Irama teratur, frekuensi HR

bervariasi, gelombang P tidak dapat dihitung.

Berdasarkan kasus yang dialami Ny. S dan Ny. N didapatkan

diagnosa keperawatan yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan

penurunan perfusi perifer adalah ketidakcukupan energi psikologis atau

fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas

kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan (Herdman,

2015).

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

65

Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa klien dengan Congestive

Heart Failure dapat mengalami masalah keperawatan intoleransi aktivitas.

Batasan karakteristik dari diagnosa intoleransi aktivitas yang ditegakkan

yaitu respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas, respon frekuensi

jantung abnormal terhadap aktivitas, perubahan EKG yang mencerminkan

aritmia, ketidaknyamanan setelah beraktivitas, menyatakan merasa letih,

menyatakan merasa lemah (Herdman, 2015).

5.1.3 Intervensi

Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah suatu proses

didalam pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang

sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan,

siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).

Rencana ini merupakan sarana komunikasi yang utama, dan memelihara

continuitas asuhan keperawatan klien bagi seluruh anggota tim (Setiadi,

2012: 45). Sesuai dengan pernyataan tersebut diketahui bahwa dalam

membuat perencanaan perlu mempertimbangkan tujuan, kriteria hasil yang

diperkirakan atau diharapkan dalam intervensi keperawatan (Perry & Potter,

2007).

Pedoman penulisan kriteria hasil berdasarkan SMART (Spesifik,

Measurable, Achieveble, Reasonable dan Time). Spesifik adalah berfokus

pada klien. Measurable adalah dapat diukur, dilihat, diraba, dirasakan dan

dibau. Achieveble adalah tujuan yang harus dicapai. Reasonable merupakan

tujuan yang harus dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Time adalah

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

66

batasan pencapaian dalam rentang waktu tertentu, harus jelas batasan

waktunya (Dermawan, 2012).

Berdasarkan tujuan dan diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas

berhubungan dengan penurunan perfusi perifer mempunyai tujuan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien

menunjukkan toleransi terhadap aktivitas, dengan kriteria hasil:

berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan (tekanan

darah, nadi dan RR), mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara

mandiri, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.

Penyusunan intervensi tidak sesuai dengan teori, namun disesuaikan

dengan kondisi dan keadaan klien. Intervensi atau rencana keperawatan

yang dilakukan pada Ny. S dan Ny. N adalah monitor tanda-tanda vital, kaji

adanya faktor yang menyebabkan kelelahan, ajarkan posisi semi fowler,

bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan,

anjurkan kepada klien untuk segera meminta bantuan perawat atau dokter

bila merasa sakit.

Positioning adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk

memberikan posisi tubuh dalam meningkatkan kesejahteraaan atau

kenyamanan fisik dan psikologis (Dochterman & Bulechek, 2015).

Posisikan untuk mengurangi dispnea seperti posisi semi-fowler, tinggikan

20˚ atau lebih di atas jantung untuk memperbaiki aliran balik. Tujuan dari

tindakan memberikan posisi semi-fowler adalah untuk menurunkan

konsumsi oksigen, menjadikan respirasi dalam rentang normal dan

meningkatkan ekspansi paru yang maksimal, serta untuk mengatasi

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

67

kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan membran

kapiler alveolus (Doenges, 2008)

5.1.4 Implementasi

Implementasi adalah komponen dari proses keperawatan, kategori

dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai

tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan

diselesaikan (Perry & Potter, 2009). Fokus dari intervensi keperawatan

antara lain: mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi,

menemukan perubahan sistem tubuh, memantapkan hubungan klien dengan

lingkungan, implementasi pesan dokter (Setiadi, 2012).

Tindakan keperawatan pada masalah intoleransi aktivitas

berhubungan dengan penurunan perfusi perifer pada tanggal 22 Mei - 28

Mei 2017 adalah monitor tanda-tanda vital, kaji adanya faktor yang

menyebabkan kelelahan, ajarkan posisi semi fowler, bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, anjurkan kepada klien

untuk segera meminta bantuan perawat atau dokter bila merasa sakit.

Manajemen non farmakologis tidak menggunakan obat-obatan untuk

mengurangi sesak, bahwa sudut posis tidur klien mempengaruhi keadaan

curah jantung klien gagal jantung. Hal ini menyebutkan bahwa posisi kepala

dielevasikan dengan tempat tidur kurang lebih 45 derajat akan

mempertahankan curah jantung, sehingga sesak nafas berkurang yang pada

akhirnya akan mengoptimalkan kualitas tidur (Melanie, 2014).

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

68

Pengaturan klien dalam sudut posisi 45 derajat akan lebih membantu

menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan ekspansi paru maksimal.

Posisi tidur 45 derajat, sesak nafas berkurang dan kualitas tidur meningkat

(Doengoes, 2008)

5.1.5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis

dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien,

keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk

melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan

kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012). Metode yang

digunakan adalah dengan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisis, Planning).

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan intoleransi

aktivitas berhubungan dengan penurunan jaringan perifer, semua tindakan

yang sudah dilakukan pada Ny. S didapatkan hasil evaluasi S: klien

mengatakan mudah lelah saat beraktivitas berkurang. O: TD: 125/85 mmHg,

N: 84x/menit, RR: 24x/menit, ADL klien dibantu, klien terlihat sesak napas

saat beraktivitas berkurang, klien terlihat rileks. A: masalah intoleransi

aktivitas teratasi sebagian. P: lanjutkan intervensi kaji adanya faktor yang

menyebabkan kelelahan, ajarkan posisi semi fowler. Tindakan yang telah

dilakukan pada Ny. N didapatkan data S: kelelahan saat beraktivitas

berkurang. O: TD: 135/80 mmHg, N: 105x/menit, RR: 23x/menit, ADL

klien dibantu, klien terlihat sesak napas saat beraktivitas berkurang, klien

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

69

terlihat rileks. A: masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian. P: lanjutkan

intervensi kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan, ajarkan posisi

semi fowler.

Dalam hal ini menunjukan adanya pengaruh pemberian posisi semi

fowler dalam menurunkan respirasi klien. Penurunan respirasi adalah

sebagai salah satu indikasi terjadinya perbaikan pada klien. Oleh karena itu

pemberian posisi semi fowler merupakan salah satu cara yang efektif dalam

menangani Congestive Heart Failure. Namun, tindakan yang dilakukan

penulis belum didapatkan data yang sesuai dengan kriteria hasil pada tujuan

keperawatan adalah tidak terjadi intoleransi aktivitas dengan kriteria hasil

yaitu TTV normal, tidak sesak napas saat aktivitas, perekaman EKG normal

(Wilkinson, 2007).

Masalah keperawatan intoleransi aktivitas pada kedua klien belum

teratasi dalam waktu 3 x 24 jam meskipun terjadi penurunan respirasi pada

kedua klien tetapi dalam ADL kedua klien masih dibantu orang lain. Maka

dari itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa posisi semi fowler berpengaruh

pada penurunan respirasi pada klien yang mengalami Congestive Heart

Failure.

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Bab VI ini penulis akan menyimpulkan proses keperawatan dari

pengkajian, penentuan diagnose, perencanaan, implementasi dan evaluasi

tentang asuhan keperawatan pada Ny. S dan Ny. N yang mengalami

Congestive Heart Failure di ruang ICU RSUD Salatiga dengan

mengaplikasikan hasil penelitian tentang pemberian posisi semi fowler

sebagai upaya menurunkan respirasi pada klien. Dari uraian bab

pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

6.1.1 Pengkajian

Pada data pengkajian riwayat kesehatan didapatkan data yaitu Ny. S

mengatakan mudah lelah saat beraktivitas, data objektif TD:

104/62mmHg, nadi : 70x/menit, RR : 28x/menit, ADL klien dibantu, klien

terlihat sesak napas saat beraktivitas, klien terlihat lemas. Hasil

pemeriksaan EKG normal sinus rhytm, ada pembesaran jantung. Data

subjektif Ny. N mengatakan kelelahan saat beraktivitas, data objektif TD:

110/70 mmHg, nadi: 122x/menit, RR: 26x/menit, ADL klien dibantu, klien

terlihat sesak napas saat beraktivitas, klien terlihat lemas. Hasil

pemeriksaan EKG Irama teratur, frekuensi HR bervariasi, gelombang P

tidak dapat dihitung.

70

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

71

6.1.2

6.1.3

6.1.4

Diagnosa keperawatan

Berdasarkan kasus yang dialami Ny. S dan Ny. N didapatkan diagnosa

keperawatan yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan

perfusi perifer. Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi

psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan

aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan

(Herdman, 2015).

Intervensi keperawatan

Intervensi yang dibuat penulis berdasarkan diagnosa keperawatan

berdasarkan masalah keperawatan intoleransi aktivitas adalah Perencanaan

yang pertama yaitu observasi keadaan klien dan memonitor TTV untuk

mengetahui keadaan umum klien, TD, Nadi, pernapasan, suhu, spo2.

Perencanaan yang kedua yaitu tingkatkan kemandirian dalam aktivitas

untuk melatih kemandirian klien dalam melakukan aktivitas. Perencanaan

yang ketiga ajarkan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak napas yang

dialami klien. Perencanaan yang keempat kolaborasi dengan keluarga

dalam membantu aktivitas klien untuk membantu klien dalam melatih

aktivitas sehari-hari.

Implementasi

Dalam asuhan keperawatan pada yang mengalami Ny. S dan Ny. N

Congestive Heart Failure di ruang ICU RSUD Salatiga implementasi yang

dilakukan pada klien dengan intoleransi aktivitas berhubungan dengan

penurunan perfusi perifer didapat hasil bahwa Respirasi berkurang setelah

melakukan posisi semi fowler. Maka, didapatkan hasil bahwa respirasi

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

72

berkurang atau turun sebagai berikut: klien 1/Ny. S pada tanggal 22 Mei

2017 sebelum diberi posisi semi fowler RR: 29x/menit, setelah diberi

posisi semi fowler RR : 27x/menit. Pada tanggal 23 Mei 2017 sebelum

diberi posisi semi fowler RR : 27x/menit, setelah diberi posisi semi fowler

RR : 26x/menit. Pada tanggal 24 Mei 2017 sebelum diberi posisi semi

fowler RR : 26x/menit, setelah diberi posisi semi fowler RR : 24x/menit.

Klien 2/Ny. N pada tanggal 26 Mei 2017 sebelum diberi posisi semi fowler

RR : 30x/menit, setelah diberi posisi semi fowler RR : 28x/menit. Pada

tanggal 27 Mei 2017 2017 sebelum diberi posisi semi fowler RR :

27x/menit, setelah diberi posisi semi fowler RR : 25x/menit. Pada tanggal

28 Mei 2017 sebelum diberi posisi semi fowler RR : 26x/menit, setelah

diberi posisi semi fowler RR : 23x/menit.

6.1.5 Evaluasi

Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan penurunan perfusi perifer yang dilakukan tanggal 22

Mei – 28 Mei 2017 untuk tindakan pemberian “ posisi semi fowler “

terhadap kualitas sesak napas pada klien congestive heart failure di ruang

rawat intensif. Posisi semi fowler akan mempertahankan curah jantung

sehingga sesak napas berkurang yang pada akhirnya akan mengoptimalkan

kualitas sesak napas klien. Kualitas sesak napas yang baik mengakibatkan

proses perbaikan. Kondisi klien akan semakin cepat sehingga akan

mengurangi masa perawatan dirumah sakit dan akan menimbulkan biaya

yang rendah serta meminimalisasi respon hospitalisasi pada klien.

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

73

6.2

6.2.1

6.2.2

6.2.3

SARAN

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan

saran sebagai berikut:

Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit khususnya RSUD Salatiga dapat memberikan

pelayanan kesehatan kepada klien dengan lebih optimal dalam pemenuhan

asuhan keperawatan dengan klien yang mengalami khususnya Congestive

Heart Failure dan meningkatkan mutu pelayanan pada rumah sakit.

Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan mampu meningkatkan mutu dalam pembelajaran untuk

menghasilkan perawat-perawat yang lebih profesional, inovatif, terampil

dan lebih berkualitas dalam memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan.

Bagi pembaca

Diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengaplikasian ilmu dan

meningkatkan pengalaman dalam melakukan intervensi berbasis riset

khususnya dibidang keperawatan gawat darurat.

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. 2012.Medikal bedah untuk mahasiswa. Yogjakarta: Diva Press

Aru, Sudoyo dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi keempat. Jakarta : Internal Publishing.

Depkes RI. 2012. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Dermawan, D.2012. Proses keperawatan, penerapan konsep dan kerangka kerja. Yogyakarta.

Dewi, Intan Nutrisiana. 2015. Pengalaman Perawat Instalasi Gawat Darurat Dalam Menangani Pasien Gagal Jantung Kongestif ( Congestive Heart

Failure) Di Rumah Sakit Dr. Moewardi,skripsi, STIKes Kusuma Husada

Surakarta. Price & Wilson, 2005.

Dharma, Kusuma Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta : Trans Info

Medikal

Digiulio, Mary. dkk. 2007. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing

Dipiro, Joseph T., Talbert, Robert L.,et al.2008. The seventh edition of the benchmark evidence-based pharmacotherapy. McGraw-Hill Companies

Inc. USA.

Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Hidayat. 2014. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medikal.

Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung. Yogyakarta: Nusa Medika.

Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Melanie, R. 2014.Analisis Pengaruh Sudut Posisi Tidur terhadap Kualitas Tidur dan Tanda Vital Pada Pasien Gagal Jantung

Di Ruang Rawat Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung .http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/.../201208-

008.pdf.(diakses pada tanggal 07 April 2014 pada pukul 21.00

WIB).

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/30/01-gdl-istynoerro-1469-1...berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Morton G.P. 2012. Keperawatan Kritis, Edisi 2. Jakarta: EGC

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medikal

Notoadmojo. 2012. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta

Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika Rubenstein dkk, 2007. Lecture Notes : Kedokteran Klinis. Jakarta:

Penerbit Erlangga; 389-391.

Potter, P.A.,& Perry A.G.(2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Setiadi. 2012. Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Stillwell. 2011. Pedoman Keperawatan Kritis Edisi 3. Jakarta : EGC

Sujarweni, VW.2014. Metode Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava Media

Supadi, E, N. 2008. Hubungan Analisis Posisi Tidur Semifowler dengan Kualitas Tidur Pada klien Gagal Jantung Di RSUD Banyumas Jawa Tengah.

Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 4 No. 2, 97-108,

http://www.scribd.com/doc. di akses 13 April 2017

Rahayu, U. 2009.Faktor-faktor yang berhubungandengan vital exhaustion padaPasienPenyakitJantungKoroner(PJK).Bandung : EGC

Rubenstein, D., Wayne, D., dan Bradley, J. (2007).Lecture Notes Kedokteran KlinisEdisiKeenam. Jakarta: Erlangga

Taufan, dkk. 2016. Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika

Talwar, A., Liman, B., Greenberg, H., Feinsilver, S., H., and Vijayan, H.(2008). Sleep in the Intensive Care Unit. India : University of Delhi.

Wilkinson, J.M., & Ahern N.R.,(2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosa NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC Edisi kesembilan.

Jakarta: EGC.