studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan...

40
i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : INDAH YULIANA NIM. P.10029 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA

BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN

RSUD SUKOHARJO

DISUSUN OLEH :

INDAH YULIANA

NIM. P.10029

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

i

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA

BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN

RSUD SUKOHARJO

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

INDAH YULIANA

NIM. P.10029

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

i

i

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

ii

ii

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

iii

iii

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

iv

iv

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

v

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI

BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan,S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti,S.Kep.,Ns, selaku sekretaris Ketua Program studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji

I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,

inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta menfasilitasi demi

sempurnanya studi kasus ini.

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

vi

vi

4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

5. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasanya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orang tuaku Bapak Darno dan Ibu Suratni serta kakakku yang selalu

menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan

DIII Keperawatan ini.

8. Teman-teman Mahasiswa Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 7 Juni 2013

Penulis

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

vii

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ iv

KATA PENGANTAR................................................................................ v

DAFTAR ISI............................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................... 1

B. Tujuan Penulis ............................................................... 4

C. Manfaat Penulisan.......................................................... 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien................................................................ 6

B. Pengkajian...................................................................... 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan................................ 10

D. Tujuan dan Kriteria Hasil .............................................. 10

E. Perencanaan Keperawatan............................................. 11

F. Implementasi perawatan................................................ 11

G. Evaluasi keperawatan.................................................... 13

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

viii

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan……………………………........………... 15

B. Kesimpulan…………………………………......…….. 24

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

ix

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2. Pendelegasian Pasien

Lampiran 3. Log Book Surat

Lampiran 4. Lembar Konsul

Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 6. Asuhan Keperawatan

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Asma Bronkial merupakan penyakit saluran nafas dengan karakteristik

berupa peningkatan reaktifitas (hipereaktivitas) trakhea dan bronkus terdapat

berbagai rangsangan dengan manifestasi klinik berupa penyempitan saluran nafas

yang menyeluruh (Enterprise, 2006). Asma atau sesak nafas merupakan suatu

penyakit penyumbatan saluran pernafasan yang disebabkan oleh alergi bulu, debu

atau tekanan psikologis dan asma bersifat menurun. Pada penderita asma yang

serius, terlihat dengan jelas bahwa anak mengalami kesulitan bernafas. Nafasnya

tersengal-sengal dan berbunyi (mengi), pada kondisi terburuk, badan bagian atas

anak akan menegang karena berusaha sekuat tanaga supaya dapat bernafas

(Pratyahara, 2011).

Di Indonesia, diperkirakan sekitar 10% penduduk mengidap asma dalam

berbagai variannya. Penyakit asma di Indonesia masuk dalam sepuluh besar

penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita pada tahun 2002

sebanyak 12.500.000. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2005 mencatat

225.000 orang meninggal karena asma. Meningkatnya tingkat kejadian asma di

Indonesia dan hampir seluruh dunia ini diduga berhubungan dengan

meningkatnya industri yang mengakibatkan tingkat polusi semakin tinggi, serta

makin banyaknya kendaraan bermotor. Asma banyak diderita oleh masyarakat,

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

2

2

terutama pada anak-anak, penyakit ini berkaitan dengan faktor keturunan

(Pratyahara, 2011).

Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk

meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai

lima kebutuhan yang dikenal dengan “Hierarki Maslow”. Lima kebutuhan dasar

Maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak

terlalu penting, adapun kebutuhan yang dimaksut meliputi: kebutuhan fisiologi,

kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan

harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan dasar secara fisiologi

merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi daripada kebutuhan yang lain

diantaranya yaitu kebutuhan oksigenasi (Andormoyo, 2012).

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan

manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme

sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh,

salah satunya kematian. Oleh karena berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk

menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik. Faktor yang

mempengaruhi fungsi pernafasan salah satunya dari kondisi lingkungan seperti

ketinggian, suhu, serta polusi udara dapat mempengaruhi proses oksigenasi

(Mubarak, 2007).

Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila

kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan pada

jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama, akan terjadi kematian

jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Pemberian terapi oksigen dalam

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

3

3

asuhan keperawatan memerlukan dasar pengetahuan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi masuknya oksigen dari atmosfer hingga sampai ke tingkat sel

melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan tersebut maka perawat

harus memahami indikasi pemberian oksigen, dan metode pemberian oksigen

(Hidayat, 2005).

Pemenuhan kebutuhan oksigenasi khususnya pada anak yang menderita

asma bronkial sangatlah penting, karena masalah kebutuhan oksigen merupakan

masalah yang utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini terbukti

pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan bisa

menyebabkan kematian. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada anak yang

menderita asma bronkial dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui

saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang

menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan

agar berfungsi secara normal (Hidayat, 2005).

Berdasarkan studi kasus yang dilakukan tanggal 25 – 27 April 2013 di

RSUD Sukoharjo tentang pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada An.N dengan

asma bronkial, didapatkan data An.N sesak nafas, batuk, dahak susah keluar dan

terdapat bunyi nafas tambahan mengi (wheezing). Menurut Pratyahara (2011),

kebutuhan oksigen pada anak dengan asma harus segera ditangani, jika tidak

ditangani dengan baik dapat menggangu kualitas hidup anak berupa hambatan

aktifitas, serta kehilangan waktu untuk bermain dan bersekolah.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

4

4

Berdasarkan adanya berbagai data dan pertimbangan maka penulis

melakukan Laporan Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Oksigenasi pada An.N dengan Asma Bronkial Di RSUD SUKOHARJO.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada An.N dengan asma

bronkial di RSUD Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.N dengan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An.N dengan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada An.N dengan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.

d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada An.N dengan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada An.N dengan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan oksigenasi

pada An.N dengan asma bronkial.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

5

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi profesi keperawatan

Mendapatkan pengetahuan dan pemecahan masalah khusus yang dalam bidang/

profesi keperawatan. Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam

praktik pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Sebagai bahan kepustakaan dan

perbandingan pada penanganan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi di

lapangan dan dalam teori.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai informasi kepada mahasiswa dalam kegiatan proses belajar mengajar

tentang asuhan keperawatan anak dengan pemenuhan oksigenasi pada pasien

asma bronkial.

3. Bagi Penulis

Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan standar

asuhan keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

6

6

BAB II

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang

dilakukan pada An. N dengan Asma Bronkial, dilaksanakan pada tanggal 25 - 27

April 2013. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian ini dilakukan dengan metode

Auto anamnesa dan Allo anamnesa, pengamatan, observasi langsung,

pemeriksaan fisik menelaah catatan medis, dan catatan perawat.

A. Identitas Klien

Klien bernama An. N, umur 4 tahun 10 bulan berjenis kelamin laki- laki,

agama Islam, alamat Gelangrejo Sukoharjo. Pasien dirawat di bangsal Flamboyan

RSUD Sukoharjo sudah tiga hari sejak dokter mendiagnosa dengan Asma

Bronkial. Penanggung jawab kepada klien adalah Tn. T, umur 40 tahun, pekerjaan

swasta, pendidikan terakhir SMA, alamat Gelangrejo Sukoharjo, dan Ny. S, umur

30 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, alamat

Gelangrejo Sukoharjo.

B. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan Klien

Dari pengkajian yang penulis lakukan didapatkan riwayat kesehatan

klien, Ny. S mengatakan sebelum di bawa ke Rumah Sakit An.N batuk, sesak

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

7

7

nafas, dahak tidak bisa keluar dan demam tidak terlalu tinggi tiga hari yang

lalu. Panas turun jika di beri obat penurun panas. Pada hari senin batuk

disertai sesak nafas serta nyeri dada setelah batuk dan beraktifitas, terdapat

retraksi dinding dada. Keluarga membawanya ke Poli Anak RSUD

Sukoharjo, oleh dokter disarankan untuk rawat inap di bangsal Flamboyan

pada tanggal 24 April 2013 dengan diagnosa Asma Bronkial dengan riwayat

mondok 3 kali dengan penyakit yang sama.

Keluhan utama yang klien rasakan, ibu An.N mengatakan An.N sesak

nafas, batuk dan dahak susah keluar.

Pada pengkajian yang penulis lakukan didapatkan riwayat masa lalu

kehamilan, Ny. S mengatakan melahirkan satu anak dan tidak pernah aborsi

(G0P1A0). An. N merupakan anak pertama, lahir pada tanggal 9 Juni 2008,

lama persalinan kurang lebih 8 jam kemudian jenis persalinan spontan di

Bidan terdekat dari rumah tempat tinggalnya. Berat badan lahir adalah 3200

gram, panjang badan 50 cm, kemudian tidak ada kelainan congenital pada

saat lahir.

Riwayat alergi, ibu klien mengatakan bahwa anaknya tidak

mempunyai alergi terhadap, obat- obatan, tetapi alergi terhadap cuaca dan

makanan yang mengandung zat pengawet. Pada saat dilakukan pengkajian

perkembangan pada An. N, ibu klien mengatakan pertumbuhan gigi An. N

sudah lengkap, tidak terdapat karies gigi, sudah bisa mengambil makanan

sendiri, bisa menggosok gigi secara mandiri (perkembangan normal sesuai

usia secara DDST). Riwayat imunisasi, Ny. S mengatakan An. N sudah

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

8

8

mendapatkan imunisasi secara lengkap yaitu BCG, hepatitis B, polio, DPT,

dan Campak, tetapi keluarga lupa tanggal imunisasinya.

2. Pemeriksaan Fisik

Pada pengkajian fisik didapatkan data bahwa keadaan umum klien

composmentis. Pada pemeriksaan sistem pernapasan diperoleh data An. N

batuk, sesak napas, terdapat suara wheeizing (mengi), suhu 37 derajat celcius,

pernapasan 38 kali per menit (rentang normal 20- 30 kali per menit). Pada

pemeriksaan paru- paru: inspeksi simetris antara kanan dan kiri, palpasi vocal

fremitus kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor, auskultasi terdengar

wheezing. Abdomen: inspeksi perut datar, umbilikus bersih, auskultasi bising

usus 24 x / menit, palpasi tidak terdapat nyeri tekan, perkusi timpani. Pada

pemeriksaan ekstermitas atas dan bawah tidak terdapat luka maupun edema.

Bentuk kepala mesoceppal, tidak ada cidera, rambut hitam dan tipis.

Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, tidak terdapat serumen, pendengaran

baik. Bentuk mata simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik, pupil isokor. Lubang hidung simetris, dan tidak terdapat polip. Bentuk

mulut simetris, warna bibir merah, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis,

dan tidak ada tonsilitis. Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran tyroid.

Pada pengkajian sistem pencernaan, bagian nutrisi diperoleh data

WAZ: -1,6 tergolong normal. Ny. S mengatakan An. N belum pernah

melakukan diet, biasa makan nasi, sayur, lauk, pauk serta minum air putih

serta teh.

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

9

9

Pada An. N tidak terdapat masalah BAB dan BAK (normal), saat

dikaji BAB sebelum sakit 1x sehari dengan konsisten lunak, berwarna

kuning, dan berbau khas, saat sakit Ny.S mengatakan anaknya belum BAB.

BAK sebelum sakit kurang lebih 5 kali per hari dengan warna urin kuning

jernih, berbau khas dan saat sakit BAK kurang lebih 4 kali per hari. An. N

tidak terpasang kateter maupun pampers dan toileting dilakukan dikamar

mandi.

3. Terapi

Pada tanggal 25 April 2013 terapi yang diberikan RL 16 tetes per

menit makro, Cefotaxim 350 mg/ 8 jam, Dexamethason 2,5 mg/ 8 jam, Puyer

batuk 3x1 bungkus, paracetamol 1½ sendok takar/5 jam 1 sendok takar: 5 ml,

5ml:120 mg dan Nebulezer/ 12 jam, isinya Ventolin 2,5 mg, Pulmicort 2 mg,

dan Nacl 2, 5 cc. Terapi pada tanggal 26 – 27 April 2013, terapi yang

diberikan RL 16 tetes per menit makro, Cefotaxim 350 mg/ 8 jam,

Dexamethason 2,5 mg/ 8 jam, Puyer batuk 3x1 bungkus, Nebulezer/ 12 jam,

isinya Ventolin 2,5 mg, Pulmicort 2 mg, dan Nacl 2, 5 cc.

4. Data Penunjang

Pada pemeriksaan penunjang laboratorium tanggal 25 April 2012

didapatkan hasil yaitu WBC (white blood cell) 5,4 10³ / μL (normal 4,5 -11),

RBC (Read blood cell ) 4,46 106 /μL(normal 4,5 - 5,5), HGB (Hemoglobin)

11,9 g/ dl (normal 12 – 16), HCT (Hematokrit)34,4 % (normal 38 – 47),

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

10

10

MCV (Mean corpuscular volume) 77,0 pg (normal 85 -100), MCHC (Mean

corpuscular hemoglobin concentration) 34 g/ dl (normal 30 - 33).

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Dari data hasil pengkajian dan observasi diatas penulis merumuskan

masalah utama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan mukus

dalam jumlah berlebih dengan alasan karena merupakan keluhan yang dirasakan

pasien dan harus segera ditangani. Diagnosa keperawatan paling utama pada An.N

yaitu Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam

jumlah berlebih. Data yang menunjang diagnosa keperawatan tersebut adalah data

subyektif, yaitu ibu An.N mengatakan bahwa anaknya masih batuk, susah

mengeluarkan dahak, dan sedikit sesak napas. Data obyektif yang didapatkan

adalah An.N tampak lemah, An.N belum bisa mengeluarkan sputum, terlihat

pengembangan dada saat batuk, terdengar suara whezing ( adanya sekret yang

belum bisa dikeluarkan). Suhu 37 derajat celcius, denyut nadi 136 kali per menit,

respirasi 38 kali per menit.

D. Tujuan dan Kriteria Hasil

Setelah ditemukan masalah keperawatan, kriteria hasil yang ingin dicapai

berdasarkan kriteria SMART, S (Spesifik), M (Measureable), A (Achieveable), R

(Region), T (Time). Tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan jalan napas paten

dengan kriteria hasil: klien tidak sesak napas, klien dapat mengeluarkan sekret,

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

11

11

irama napas teratur, frekuensi pernapasan normal (20x – 30x/menit), tidak ada

sekret, suara napas bersih.

E. Perencanaan Keperawatan

Penulis melakukan intervensi keperawatan berdasarkan ONEC, O

(Observation), N (Nursing), E (Education), C (Colaboration) yaitu observasi vital

sign dan kaji status pernapasan klien, rasional untuk mengetahui penyebab dan

penanganan. Berikan posisi semi fowler, rasional untuk menurunkan kerja otot

pernapasan dengan pengaruh gravitasi. Ajarkan pada keluarga tentang batuk

efektif dan teknik nafas dalam, rasional untuk memudahkan keluarnya sekresi.

Kolaborasi dengan fisioterapi dada, rasional untuk membantu mengeluarkan

sekret. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian nebulizer, rasional untuk

untuk membantu mengencerkan sekresi dan melancarkan jalan napas.

F. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan utama yang

dilakukan pada tanggal 25 April 2013, jam 07.45 WIB, mengobservasi vital sign

dengan respon subyektif keluarga pasien mengatakan bersedia, dan respon

obyektif keadaan umum composmentis, suhu 37 derajat celcius, denyut nadi 136

kali per menit, respirasi 38 kali per menit. Jam 08.00 mengkaji status pernapasan

dengan respon subyektif keluarga pasien mengatakan bersedia, dan respon

obyektif An.N tampak lemah, terlihat sedikit sesak napas, respirasi 38 kali per

menit. Jam 08.15 memberikan posisi semi fowler dengan respon subyektif

keluarga pasien mengatakan bersedia, dan respon obyektif An.N tampak

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

12

12

menuruti. Jam 08.20 berkolaborasi pemberian Cefotaxim 350 mg, Dexamethason

2,5 mg, Puyer batuk 3x1 bungkus, paracetamol 1½ sendok takar: 5 ml, 5 ml: 120

mg bila demam dengan respon subyektif An.N tampak nurut dan minum obat di

bantu ibunya. Jam 08.35 berkolaborasi pemberian nebulizer pada pasien dengan

respon subyektif keluarga mengatakan bersedia, dan respon obyektif pasien

tampak memegangi sungkup oksigen sambil duduk.

Tanggal 26 April 2013 , jam 07.30 WIB, tindakan keperawatan yang

dilakukan yaitu mengobservasi vital sign dengan respon subyektif keluarga

pasien mengatakan bersedia, dan respon obyektif pasien keadaan umum sedang,

suhu 36 derajat celcius, denyut nadi 132 kali per menit, respirasi 30 kali per

menit. Jam 08.00 memberikan posisi nyaman (posisi setengah duduk) dengan

respon subyektif keluarga pasien mengatakan bersedia, dan respon obyektif An.N

tampak posisi dengan setengah duduk. Jam 08.15 berkolaborasi pemberian

Cefotaxim 350 mg, Dexamethason 2,5 mg, Puyer batuk 3x1 bungkus dengan

respon subyektif An.N tampak nurut dan minum obat di bantu oleh ibunya. Jam

08.30 berkolaborasi pemberian nebulizer pada pasien dengan respon subyektif

keluarga mengatakan bersedia, dan respon obyektif pasien tampak memegangi

sungkup oksigen sambil duduk.

Tanggal 27 April 2013, Jam 07.30 WIB, tindakan keperawatan yang

dilakukan yaitu mengobservasi vital sign dengan respon subyektif keluarga pasien

mengatakan bersedia, dan respon obyektif keadaan umum pasien composmentis,

suhu 36,2 derajat celcius, denyut nadi 120 kali per menit, respirasi 26 kali per

menit. Jam 08.00 memberikan posisi semi fowler dengan respon subyektif

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

13

13

keluarga pasien mengatakan iya, dan respon obyektif An. N tampak duduk dengan

bersandaran bantal . Jam 08.15 berkolaborasi pemberian Cefotaxim 350 mg jam,

Dexamethason 2,5 mg, Puyer batuk 3x1 bungkus dengan respon subyektif An.N

tampak nurut dan minum obat di bantu oleh ibunya. Jam 08.30 berkolaborasi

pemberian nebulizer pada pasien dengan respon subyektif keluarga mengatakan

bersedia, dan respon obyektif pasien tampak memegangi sungkup oksigen sambil

duduk.

G. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada

tanggal 25 April 2013 dengan metode SOAP yang hasilnya adalah keluarga

pasien mengatakan An.N masih batuk, sesak napas, respirasi 38 kali permenit,

pernapasan terdengar mengi dan belum keluar sputum (dahak). Pasien tampak

lemah, ada pengembangan dada saat batuk, dan An.N batuk dengan pernapasan

weizing, masalah keperawatan belum teratasi, lanjutkan intervensi observasi vital

sign, memberikan posisi yang nyaman, kolaborasi pemberian nebulizer pada

pasien, kolaborasi pemberian obat sesuai advis dokter.

Hasil evaluasi pada tanggal 26 April 2013 adalah keluarga pasien

mengatakan An.N masih batuk, sesak napas sudah berkurang, respirasi 30 kali per

menit dan sudah keluar sedikit dahak. Pasien terlihat sedikit tampak lemah, pasien

sudah bisa mengeluarkan sedikit dahak, masalah keperawatan belum teratasi.

Lanjutkan intervensi mengajarkan tentang batuk dan teknik napas dalam,

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

14

14

kolaborasi pemberian nebulizer pada pasien, kolaborasi pemberian obat sesuai

advis dokter.

Hasil evaluasi pada tanggal 27 April 2013 adalah keluarga mengatakan

bahwa batuk An. N sudah berkurang, tidak sesak napas, respirasi 26 kali per

menit dan sudah tidak ada dahak. Pasien tampak lebih nyaman, batuk sudah

berkurang dan jarang, masalah keperawatan teratasi. Lanjutkan rawat jalan dan

pasien sudah diizinkan untuk pulang.

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

15

15

BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada An. N dengan Asma Bronkial di Bangsal

Flamboyan RSUD Sukoharjo”. Disamping itu bab ini penulis juga akan

membahas tentang faktor pendukung dan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi

antara teori dan kenyataan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi, dan evaluasi. Prinsip dari pembahasan ini memfokuskan

pada kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan. Penulis akan

membahas diagnosa keperawatan utama, alasanya karena yang paling aktual dan

harus terlebih dahulu ditangani.

Asma bronkial merupakan salah satu penyakit kronik dengan serangan

intermiten. Serangan ditandai dengan adanya spasme dari saluran bronkial,

pembengkakan dinding bronkial dan banyaknya sekresi lendir. Semua keadaan

tersebut mengakibatkan timbulnya batuk, bunyi ngik, sesak nafas dan rasa

kontriksi pada dada (Nugroho Sigit, 2012).

1. Pengkajian

Tahap pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari

pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Proses

pengumpulan data ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data ini

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

16

16

mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer atau klien,

dan sumber sekunder yaitu meliputi keluarga maupun tenaga kesehatan (Potter

& Perry, 2005)

Pada saat dilakukan pengkajian, keluhan utama yang dinyatakan oleh

ibu klien adalah An. N batuk dan sesak nafas. Riwayat penyakit sekarang yang

dinyatakan oleh ibu klien adalah sejak hari senin batuk disertai sesak nafas

serta nyeri setelah batuk dan beraktifitas kemudian oleh keluarga dibawanya ke

Poli Anak RSUD Sukoharjo, oleh dokter disarankan untuk rawat inap bi

bangsal Flamboyan pada tanggal 24 April 2013 dengan diagnosa Asma

Bronkial dengan riwayat mondok 3 kali dengan penyakit yang sama.

Serangan asma ditandai dengan batuk, mengi, serta sesak nafas. Gejala

yang sering terlihat jelas adalah penggunaan otot nafas tambahan (Sibuea

Herdin DKK, 2005)

Dalam pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa keadaan

umum klien composmentis. Pemeriksaan sistem pernafasan diperoleh data An.

N batuk ,sesak nafas, terdapat suara, ngik, suhu 37 derajat celcius, pernafasan

38 kali per menit (rentan normal 20-30 kali per menit). Pada pemeriksaan paru-

paru: inspeksi simetris antara kanan dan kiri, palpasi vocal fremitus kanan dan

kiri tidak sama, perkusi sonor, auskultasi terdengar wheezing. Abdomen:

inspeksi perut datar, umbilikus bersih, auskultasi bising usus 24x /menit,

palpasi tidak terdapat nyeri tekan, perkusi timpani. Pada pemeriksaan

ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat luka maupun edema.

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

17

17

Ibu pasien juga mengatakan bahwa An. N alergi terhadap cuaca dingin

serta makanan yang mengandung pengawet. Adapun faktor predisposisi

terjadinya asma adalah paparan dengan alergen, infeksi saluran pernafasan

(virus, bakteri), perubahan cuaca (dingin), setres psikis (cemas, kegelisahan),

kegiatan fisik yang berlebih, makanan yang mengandung pengawet makanan

serta faktor keturunan memudahkan terjadinya asma bronkial. Secara harfiah

asma merupakan suatu penyakit obstruksi jalan nafas secara riversibel yang di

tandai dengan inflamasi, dan peningkatan reaksijalannafas terhadap berbagai

stimulan (Riyadi, 2006)

Gambaran klinis pada asma dimulai dengan jaringan di dalam bronkus

meradang (mengalami inflamasi). Pada saat yang sama , otot-otot di bagian

luar saluran pernafasan mengetat sehingga saluran pernafasan menyempit

(bronkokonstriksi). Sementara itu, lendir pekat (mukus) berproduksi secara

berlebih dan memenuhi bronkiolus yang menjadi bengkak. Akibat dari proses

tadi, penderita mengalami kesulitan bernafas atau sesak yang disertai batuk dan

mengi. Bentuk serangan akut asma dimulai dari batuk yang terus-menerus,

kesulitan menarik atau menghembuskan nafas sehingga parasaan dada seperti

tertekan, hingga nafas tertekan (Pratyahara, 2011).

Batuk merupakan mekanisme refleks yang sangat penting untuk

menjaga jalan nafas tetap terbuka (paten) dengan cara menyingkirkan hasil

sekresi lendir yang menumpuk pada jalan nafas serta benda asing (Darmanto,

2012). Adapun faktor yang mempengaruhi fungsi pernafasan yaitu kondisi

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

18

18

lingkungan seperti ketinggian, suhu (panas atau dingin), serta polusi udara

yang dapat mempengaruhi proses oksigenasi (Mubarak, 2008).

Masalah keperawatan kebutuhan oksigenasi lebih di prioritaskan

penulis dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Alasan

penulis karena kebutuhan oksigenasi diperlukan untuk proses kehidupan.

Oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel, kebutuhan oksigen

harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang

maka akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh salah satunya

kematian. Masalah kebutuhan oksigenasi merupakan masalah utama dalam

pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Mubarak, 2007).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yaitu penegakkan diagnosa keperawatan yang

akurat yang dilakukan berdasarkan pengumpulan dan analisa data yang cermat,

Diagnosa yang akurat dibuat hanya setelah pengkajian lengkap semua variabel

(Potter & Perry, 2005).

Diagnosa keperawatanyang ditegakkan penulis adalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk

membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas untuk mempertahankan

bersihan jalan nafas. Batasan karakteristiknya adalah tidak ada batuk, suara

napas tambahan, perubahan frekuensi nafas, perubahan irama nafas, sputum

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

19

19

dalam jumlah berlebih, sianosis, kesulitan berbicara/ mengeluarkan suara

(Nanda, 2009).

Dalam prioritas masalah diagnosa keperawatan ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam mukus dalam jumlah

berlebih, berada dalam urutan yang utama. Alasan penulis karena diagnosa

keperawatan yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah aktual dan

bersihan jalan nafas merupakan keluhan yang dirasakan pasien dan harus

segera ditangani supaya tidak muncul masalah keperawatan yang lain.

Penulis mengangkat ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan mukus dalam jumlah berlebih, karena saat dilakukan pengkajian

didapatkan data subjektif: ibu An.N mengatakan bahwa anaknya masih batuk,

susah mengeluarkan seputum (dahak), dan sesak nafas. Data obyektif

didapatkan hasil An.N tampak lemah, belum bisa mengeluarkan seputum,

terlihat pengembangan dada saat batuk, terdengar suara wheeizing (adanya

sekret yang belum bisa keluar). Suhu 37 derajat selsius, denyut nadi 136 kali

per menit, respirasi38 kali per menit. Dan harus segera ditangani untuk

memenuhi kebutuhan oksigenasi klien yang merupakan salah satu kebutuhan

dasar manusia. Penulis mengangkat diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih karena merupakan

diagnosa aktual.

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

20

20

3. Intervensi

Intervensi atau pengembangan strategi desain untuk mencegah,

mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasikan

dalam diagnosis keperawatan. Rencana keperawatan ini disesuaikan dengan

kondisi klien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan keperawatan

dapat dilaksanakan dengan prinsip ONEK, obserfasi ( rencana tindakan untuk

mengkaji atau melakukan obserfasi terhadap kemajuan klien untuk memantau

secara langsungyang dilakukan secara kontinu), nursing treatmen (rencana

tindakan yang dilakukan untuk mengurangi, memperbaiki, dan mencegah

peluasan masalah), education (rencana tindakan yang berbentuk pendidikan

kesehatan), kolaboratif (tindakan medis yang dilimpahkan pada perawat)

(Rohman dan Walid,2002). Dalam referensi intervensi dituliskan sesuai dengan

kriteria intervensi NIC (Nursing Intervension Clasification)dan NOC (Nursing

Outcome Clasification), dan diselesaikan secara SMART yaitu Spesifik (jelas

atau khusus), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat diterima),

Rasional dan Time (ada kriteria waktu).

Dalam kasus ini penulis mencantumkan tujuan kriteria hasil yang ingin

dicapai pada diagnosa diatas adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2x24 jam, diharapkan jalan nafas paten dengan kriteria hasil: klien tidak

sesak nafas, klien dapat mengeluarkan sekret, irama nafas teratur, frekuensi

pernafasan normal (20x – 30x/menit), tidak ada sekret, suara nafas bersih, batas

waktu pencapaian ini adalah suatu tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

21

21

waktu singkat. Kriteria waktu ini dadasarkan pada unsur etiologi atau tanda dan

gejala dalam diagnosis keperawatan yang ada (Nursalam, 2011).

Alasan penulis melakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,

karena ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan ketidakmampuan

untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas sehingga apabila

pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak segera ditangani akan menyebabkan

hipoksia bahkan kematian.

Rencana tindakan dalam diagnosa keperawatan ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih

melipputi: obserfasi vital sign dan kaji status pernafasan klien, untuk

mengetahui penyebab dan penanganan: berikan posisi semifowler, untuk

menurunkan kerja otot pernafasan dengan pengaruh gravitasi: ajarkan pada

keluarga tentang batuk efektif dan ternik nafas dalam, untuk memudahkan

keluarnya sekresi: kolaborasi fisioterapi dada, untuk membantu mengeluarkan

sekret, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian nebulizer, untuk membantu

mengencerkan sekresi dan melancarkan jalan nafas.

4. Implementasi

Implementasi itu sendiri adalah kategori dari perilaku keperawatan

dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang

diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter &

Perry, 2005).

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

22

22

Penulis melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari sesuai rencana

yang telah di susun sebelumya untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan

oksigenasi. Tindakan keperawatan yang penulis lakukan yaitu mengobservasi

vital sign (nadi, suhu, respirasi) hal ini untuk memantau kondisi pasien.

Mengkaji status pernafasan. Hal ini untuk mengetahui apakah

pernafasan dalam batas normal atau tidak, apabila mengalami gangguan

pernafasan seperti sesak nafas harus segera dilakukan tindakan keperawatan

seperti pemasangan oksigenasi. Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang

paling penting. Tubuh bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk

bertahan hidup (Patricia, 2005).

Pemberian posisi semifowler pada pasien asma dilakukan sebagai salah

satu cara untuk membantu mengurangi sesak nafas, dengan memberikan posisi

semifowler diharapkan pasien merasa nyaman dan dapat mengurangi kondisi

sesak nafas pada pasien asma saat terjadi serangan (Safitri, 2011).

Mengajarkan keluarga tentang batuk efektif dan teknik nafas dalam.

Batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki

kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring,

trakea, dan bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan nafas (Alimul,

2006). Hal ini untuk membantu keluarnya sekresi (dahak), sehingga pasien bisa

bernafas lega.

Berkolaborasi pemberian nebulizer yang terdiri dari ventolin,

Pulmicort dan Nacl, hal ini dilakukan untuk membantu mengubah obat asma

yang berupa larutan menjadi uap yang dapat dihirup ke dalam paru-paru,

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

23

23

sehingga membantu mengencerkan sekresi dan melancarkan jalan nafas

(Pratyahara, 2011). Ventolin digunakan dengan nebulizer, tersedia dalam

ampul: pemakaian dimasukkan ke dalam alat (nebulizer) untuk dihisap oleh

pasien, indikasi: asma ,bronkitis kronis, emfisema. Pulmicort untuk indikasi

pasien dengan asma bronkial (Iso, 2010). Terapai nebulizer termasuk terapi

inhalasi yang merupakan pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi

(hirupan) ke dalam saluran respiratorik. Tindakan nebulizer dapat membantu

mencegah pembentukan mukosa tebal pada bronkus.

5. Evaluasi

Tahap yang terakhir dalam proses keperawatan yaitu evaluasi tindakan.

Dimana evaluasi keperawatan adalah proses keperawatan mengukur respon

klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian

tujuan. Askep lain dari evaluasi mencakup pengukuran kwalitas asuhan

keperawatan yang diberikan dalam lingkungan perawat kesehatan. Perawat

mengevaluasi setiap kemajuan dan pemulihan klien. Evaluasi merupakan aspek

penting proses keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari evaluasi

menentukan apakah intervensi keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau

diubah (Potter & perry, 2005).

Penuis mengevaluasi apakah respon pasien mencerminkan suatu

kemajuan atau kemunduran dalam diagnosa keperawatan. Pada evaluasi,

penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu sesuai SOAP (Subjektif, Objektif,

Assessment, dan Planning).

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

24

24

Pada prioritas diagnosa yang utama hari pertama adalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam

jumlah berlebih.Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi

dilakukan pada tanggal 25 April 2013 dengan metode SOAP yang hasilnya

adalah keluarga pasien mengatakan An.N masih batuk, sesak napas,

pernapasan terdengar ngik dan belum keluar sputum (dahak). Pasien tampak

lemah, ada pengembangan dada saat batuk, dan An.N batuk dengan pernapasan

wheezing, masalah keperawatan belum teratasi, lanjutkan intervensi observasi

vital sign, memberikan posisi yang nyaman, kolaborasi pemberian nebulizer

pada pasien, kolaborasi pemberian obat sesuai advis dokter.

Hasil evaluasi pada tanggal 26 April 2013 adalah keluarga pasien

mengatakan An.N masih batuk, sesak napas sudah berkurang, dan sudah keluar

sedikit dahak. Pasien terlihat sedikit tampak lemah, pasien sudah bisa

mengeluarkan sedikit dahak, masalah keperawatan belum teratasi. Lanjutkan

intervensi mengajarkan tentang batuk efektif dan teknik napas dalam,

kolaborasi pemberian nebulizer pada pasien, kolaborasi pemberian obat sesuai

advis dokter.

Hasil evaluasi pada tanggal 27 April 2013 adalah keluarga mengatakan

bahwa batuk An. N sudah berkurang, tidak sesak napas dan sudah tidak ada

dahak, tidak ada suara nafas tambahan wheizing. Pasien tampak lebih nyaman,

batuk sudah berkurang dan jarang, masalah keperawatan teratasi. Lanjutkan

rawat jalan dan pasien sudah diizinkan untuk pulang karena keadaan pasien

sudah mulai stabil, dan batuk sudah mulai berkurang.

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

25

25

B. Kesimpulan dan Saran

1. Simpulan

Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

a. Pengkajian yang dilakukan pada An. N didapatkan data subyektif dan

obyektif. Dari data subyektif keluarga mengatakan An. N batuk, sesak

nafas pernafasan terdengar mengi (wheeizing) dan belum keluar seputum

(dahak). Dari data obyektif didapatkan hasil An. N tampak lemah, ada

pengembangan dada saat batuk dan An.N batuk dengan pernafasan

wheeizing.

b. Diagnosa keperawatan utama yang muncul saat dilakukan pengkajian

pada An. N adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan mukus dalam jumlah berlebih.

c. Perencanaan asahan keperawatan pada An.N dengan ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih

adalah dengan tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan jalan

napas paten dengan kriteria hasil: klien tidak sesak napas, klien dapat

mengeluarkan sekret, irama napas teratur, frekuensi pernapasan normal

(20x – 30x/menit), tidak ada sekret, suara napas bersih.

d. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada An.N dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam

jumlah berlebih adalah mengobservasi vital sing dan status pernafasan

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

26

26

klien, berikan posisi semi fowler, ajarkan pada keluarga tentang batuk

efektif dan teknik nafas dalam, kolaborasi dengan fisiotertapi dada,

kolaborasi dengan dokter pemberian obat dan nebulizer, tindakan

keperawatan dilakukan modifikasi sesuai kondisi pasien tanpa

meninggalkan prinsip dan konsep keperawatan.

e. Evaluasi keperawatan pada An.N dengan ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih adalah

menunjukan perbaikan dan peningkatan kesehatan pasien, pada hari

ketiga keluarga mengatakan bahwa batuk An.N sudah berkurang, tidak

sesak nafas dan sudah tidak ada dahak. Klien tampak lebih nyaman, tidak

ada suara nafas tambahan weizzing. Respirasi 26 kali permenit, masalah

keperawatan teratasi. Lanjutkan rawat jalan dan pasien sudah diizinkan

untuk pulang.

f. Analisa asuhan keperawatan pada An.N dengan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih adalah

berhasil karena mendapatkan hasil dahak sudah keluar serta telah

melaksanankan semua prosedur medis dan keperawatan dalam

menanganinya.

2. Saran

a. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan Rumah Sakit Umum khususnya RSUD Sukoharjo dapat

memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerja

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

27

27

sama baik antara tim kesehatan maupun klien sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada

umumnya dan pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

khususnya.

b. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainya dalam

memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya pada

klien gangguan pemenuhan dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

dengan asma bronkial. Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan

professional dan komprehensif.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas

dan professional agar tercipta perawat yang professional, terampil,

inovatif, aktif, dan bermutu yang mampu memberikan asuhan

keperawatan secapa menyeluruh berdasarkan kode etika keperawatan.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

28

28

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia :Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Andarmoyo Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi) Konsep,

Proses dan Praktik Keperawatan, Edisi Pertama. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Bull, Eleanor & David Prince. 2005. Asma. Jakarta : Erlangga.

Djojodidroto, Darmanto. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC

Doengoes, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Herdman Heather. 2009. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi

Dan Klasifikasi. Alih Bahasa: Sumarwati Made, Widiarti Dwi, Tiar

Estu, Translate: Monica. Jakarta: EGC.

Hidayat, A.A, dan Uliyah Musrifatul. 2004. Buku Saku Pratikum Kebutuhan

Dasar Manusia. Jakarta : EGC.

Mirzanie, Hanifah dan Leksana. 2006. Pediatricia, Edisi ke-2. Jogjakarta : Tosca

Enterprise.

Mubarak, W.I dan Chayatin, N. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

Nugroho, Sigit. 2012. Terapi Pernapasan Pada Penderita asma.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-

nurarifing-6137-2-babiik-r.pdf(anyar), diakses tanggal 10 April

2013.

Potter, A.P, dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :

Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC.

Pratyahara, A. Dayu. 2011. Asma Pada Balita (Mengenal, Mengobati, dan

Mengendalikan Penyakit Asma pada Anak Usia Balita). Jakarta :

Buku Kita.

Rachadian, D..2010. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: PT ISFI.

Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-indahyulia-264-1-p10029-i-a.pdf · pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial. c. Penulis

29

29

Safitri, Refi, & Annisa A. 2011. Keefektifan Pemberian Posisi Semi Fowler

Terhadap Penurunan Sesak Nafas pada Pasien Asma di Ruang

Rawat Inap Kelas III RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Gaster, Vol.

8. Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah

Surakarta.

htsistp://www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/vi

ew/29/26(poi, diakses tanggal 10 April 2013.

Sibuea, Herdin, et al. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Wilkinson, J.M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC

Dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.