kartul ridhos + halaman

50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, sehingga kebudayaan tidak akan pernah lepas dari kehidupan masyarakat. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Makhluk yang berbudaya tersebut bisa berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain. Semua benda tersebut ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Indonesia adalah suatu bangsa di dunia yang sangat terkenal akan banyaknya keanekaragaman dan keunikannya. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang mendiami belasan ribu pulau. Masing- 1

Upload: ridho-pasopati

Post on 20-Jun-2015

1.607 views

Category:

Business


4 download

DESCRIPTION

Just simple Kartul a.k.a Karya Tulis

TRANSCRIPT

Page 1: Kartul ridhos + halaman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, sehingga

kebudayaan tidak akan pernah lepas dari kehidupan masyarakat.

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan

dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,

sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan

oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Makhluk yang berbudaya

tersebut bisa berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya

pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,

dan lain-lain. Semua benda tersebut ditujukan untuk membantu manusia

dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Indonesia adalah suatu bangsa di dunia yang sangat terkenal akan

banyaknya keanekaragaman dan keunikannya. Indonesia terdiri dari

berbagai suku bangsa yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing

suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Budaya tersebut

memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan daerahnya. Di setiap budaya

tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini,

kebudayaan mulai ditinggalkan dan bahkan sebagian masyarakat Indonesia

malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini

mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara

perlahan-lahan yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter

mayarakat Indonesia yang suka meniru.

Salah satu penyebab masuknya budaya Barat ke Indonesia yaitu

karena adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut

1

Page 2: Kartul ridhos + halaman

berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan, tak

terkecuali di bidang kebudayaan. Tentu saja pengaruh-pengaruh tersebut

akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan

masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan

terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana

masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang

datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan

masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang

di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang

mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang

ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa

disebut ketimpangan budaya.

Generasi muda termasuk mahasiswa dan pelajar di dalamnya, baik

disadari atau tidak, memegang amanah dari masyarakat dalam menjaga

kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam

menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut, banyak cara yang dapat

dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan

sampai budaya Indonesia dicuri dan diambil oleh bangsa lain secara mudah.

Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih

serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia

telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama

pergaulan anak remaja. Adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia

kaya akan budayanya kini terhapus semua oleh kemajuan zaman yang terus

berkembang. Salah satu contohnya adalah kesenian Reog Ponorogo yang

berasal dari Jawa Timur telah diakui oleh bangsa Malaysia. Itu disebabkan

karena rakyat Indonesia sangat kurang peduli akan kebudayaan dan

pelestariannya terhadap budaya Indonesia.

Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini sangat pesat dan

tak bisa terbendung lagi sehingga membuat masyarakat sering takjub dan

kaget dengan segala penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-

2

Page 3: Kartul ridhos + halaman

penemuan baru lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat.

Penemuan-penemuan tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar

televisi, koran, internet, majalah, sebuah tontonan berupa video dari

handphone, dan sebagainya. Penemuan-penemuan tersebut sering membuat

banyak masyarakat Indonesia geleng-geleng kepala. Rakyat Indonesia hanya

bisa menikmati dan menggunakan penemuan orang-orang Barat yang belum

tentu sesuai dan selaras dengan budaya Indonesia. Penemuan-penemuan

baru tersebut memiliki sisi positif dan sisi negatif. Saat rakyat Indonesia

menggunakan penemuan-penemuan tersebut yang diambil dari negara-

negara Barat, di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern

diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku

dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang

membudaya.

Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut

hampir dapat disaksikan oleh masyarakat Indonesia setiap hari melalui

media elektronik dan cetak. Celakanya, kebudayaan orang-orang Barat

tersebut bersifat negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-

norma dan nilai-nilai ketimuran Indonesia sehingga ditonton dan ditiru oleh

masyarakat Indonesia terutama para remaja yang menginginkan kebebasan

seperti orang-rang Barat. Kebudayan-kebudayaan Barat tersebut dapat

dimulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan

lawan jenis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa arti dan macam-macam kebudayaan ?

2. Faktor-faktor apa sajakah penyebab masuknya budaya asing ke

Indonesia ?

3. Bagaimana dampak kebudayaan asing yang masuk terhadap

kebudayaan daerah yang bertahan ?

3

Page 4: Kartul ridhos + halaman

4. Bagaimana cara mengatasi masuknya budaya asing tersebut ?

C. Tujuan Penulisan

Karya tulis ini bertujuan untuk :

1. Menyadarkan masyarakat Indonesia khususnya pemuda dan pemudi

penerus bangsa Indonesia akan bahaya yang  dapat mengancam

bangsa Indonesia dari dalam maupun luar.

2. Mangetahui gejala yang dialami oleh bangsa Indonesia sekarang

maupun yang akan datang.

3. Mengetahui cara penanggulangan krisis budaya tersebut.

4. Menambah kewaspadaan masyarakat akan dampak negatif dari

masuknya budaya tersebut.

5. Menyaring budaya asing yang masuk oleh masyarakat Indonesia

khususnya penerus generasi.

6. Memupuk mental agar tidak mudah terbawa oleh arus negatif.

7. Mengetahui dampak negatif kebudayaan asing untuk menyadarkan

masyarakat akan pentingnya menjaga kebudayaan Indonesia di segala

bidang.

8. Menjaga ketatabahasaan Indonesia karena pengaruh budaya asing

yang masuk ke Indonesia.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan untuk meneliti hal tersebut adalah dengan

mencari data-data di perpustakaan dan internet. Selain itu, metode observasi

dan wawancara juga digunakan untuk mendukung penulisan karya tulis ini.

4

Page 5: Kartul ridhos + halaman

E. Sistematika Penulisan

Pada Bab I, penulis menjabarkan tentang latar belakang masalah,

tujuan penulisan, rumusan masalah, metode pegumpulan data, dan

sistematika penulisan yang digunakan penulis untuk menyusun karya tulis

ini.

Pada Bab II, penulis memberikan informasi dan pengertian tentang

kebudayaan, macam-macam, dan penyebabnya.

Pada Bab III, penulis menguak tentang perkembangan kebudayaan di

Indonesia dan faktor-faktor yang mendukung perkembangan kebudayaan

tersebut.

Pada Bab IV, penulis mengusut tuntas tentang kebudayaan asing yang

masuk di Indonesia.

Pada Bab V, penulis menarik kesimpulan tentang dampak kebudayaan

asing yang masuk ke Indonesia.

5

Page 6: Kartul ridhos + halaman

BAB II

KEBUDAYAAN

A. Definisi Kebudayaan

Kata kebudayaan di setiap negara dan bahasa pasti berbeda. Dalam

berbagai bahasa, kata kebudayaan dapat menjadi kata seperti cultuur

(Bahasa Belanda), culture (Bahasa Inggris) dan tsaqafah (Bahasa Arab).

Semua kata itu sebenarnya berasal dari perkataan Latin yaitu colere yang

berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah, atau bertani. Dari

arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya upaya serta tindakan

manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam.

Ditinjau dari sudut Bahasa Indonesia, kata kebudayaan berasal dari

kata Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti

budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal

yang bersangkutan dengan akal. Seorang ahli budaya mengupas kata budaya

sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi-daya, yang berarti daya

dari budi. Karena itu mereka membedakan budaya dari kebudayaan. Dengan

demikian budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa,

sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa tersebut.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, budaya diartikan sebagai pikiran dan

akal budi. Budaya juga dapat diartikan sebagai adat istiadat. Adat istiadat

sendiri dapat diartikan tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari

generasi satu ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya

dengan pola perilaku masyarakat.

Dalam buku Koentjaraningrat yang berjudul “Pengantar

Antropologi”, ahli antropologi, E.B.Taylor, merumuskan definisi tentang

kebudayaan secara sistematis dan ilmiah yang ditulis dalam bukunya, yaitu

6

Page 7: Kartul ridhos + halaman

“Primitve Culture”. Di bukunya tersebut tertulis bahwa kebudayaan adalah

keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan

kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai

anggota masyarakat.

Definisi lain dikemukakan oleh R. Linton dalam bukunya yang

berjudul “The Cultural Background of Personality”. Di bukunya tersebut

dituliskan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang

dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur-unsur pembentukannya

didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.

Dalam buku Komunikasi Antarbudaya : Panduan Berkomunikasi

dengan Orang-Orang Berbeda Budaya karangan Deddy Mulyana dan

Jalaluddin Rakhmat, Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya

bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut

menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar

dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan

bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh

kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk

pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang

kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke

generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan

pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan

struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala

pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan

yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,

7

Page 8: Kartul ridhos + halaman

kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain

yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Arkeolog R. Seokmono, kebudayaan adalah seluruh hasil

usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan

dalam penghidupan.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan

adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, kebudayaan adalah manifestasi

dari suatu bangsa.

Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia

adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman

dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi

berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna

mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib

dan damai.

Dari berbagai definisi tersebut, disimpulkan bahwa kebudayaan adalah

sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem

ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam

kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Perwujudan

kebudayaan dapat berupa benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya atau perilaku dari manusia itu sendiri.

Perilaku dan benda-benda tersebut bersifat nyata, misalnya pola-pola

perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-

lain. Semuanya tersebut ditujukan untuk membantu manusia dalam

melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

B. Macam-Macam Kebudayaan

Kebudayaan mencakup materi yang sangat luas, sehingga beberapa

ahli budaya menggolongkan kebudayaan menjadi beberapa macam.

8

Page 9: Kartul ridhos + halaman

Menurut J.J. Hoenigman, kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu :

Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk

kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan

sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.

Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam

pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan

gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari

kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil

karya para penulis warga masyarakat tersebut.

Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan

berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula

disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-

aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta

bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang

berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam

kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari

aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat

berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan

didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud

kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara

wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud

kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal

mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya

(artefak) manusia.

9

Page 10: Kartul ridhos + halaman

Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu

Antropologi”, kebudayaan dibagi atas 7 unsur, yaitu :

a. bahasa,

b. sistem pengetahuan,

c. organisasi sosial,

d. sistem peralatan hidup dan teknologi,

e. sistem mata pencaharian hidup,

f. sistem religi, dan

g. kesenian.

Unsur-unsur kebudayaan tersebut muncul ke dalam bentuk sistem

budaya/adat-istiadat (kompleks budaya, tema budaya, gagasan), sistem

sosial (aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan), dan

kebudayaan fisik (benda kebudayaan).

Kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama, yaitu :

Kebudayaan material

Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada

semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan

material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu

penggalian arkeologi. Kebudayaan material juga mencakup barang-

barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,

gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang

diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat,

dan lagu atau tarian tradisional.

10

Page 11: Kartul ridhos + halaman

Dapat disimpulkan semuanya bahwa macam-macam kebudayaan

beragam dilihat dari faktor penggolongnya. Dari segi asalnya, kebudayaan

dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

Kebudayaan Daerah

Kebudayaan daerah adalah kebudayaan dalam wilayah atau

daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi

terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah

tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah

memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu

menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan

penduduk-penduduk yang lain. Budaya daerah mulai terlihat

berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan-kerajaan terdahulu.

Hal itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang

dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang

berbeda satu sama lain. Kebudayaan daerah sering diartikan sebagai

kebudayaan lokal karena memiliki kesamaan arti.

Menurut Hildred Geertz (1981) dalam bukunya “Aneka Budaya

dan Komunitas di Indonesia”, di Indonesia saat ini terdapat lebih dari

300 suku bangsa yang berbicara dalam 250 bahasa yang berbeda dan

memiliki karakteristik budaya lokal yang berbeda pula. Wilayah

Indonesia memiliki kondisi geografis dan iklim yang berbeda-beda.

Misalnya, wilayah pesisir pantai Jawa yang beriklim tropis hingga

wilayah pegunungan Jayawijaya di Provinsi Papua yang bersalju.

Perbedaan iklim dan kondisi geografis tersebut berpengaruh terhadap

kemajemukan budaya lokal di Indonesia.

Asal kebudayaan daerah di Indonesia masih belum diketahui

secara pasti. Menurut James J. Fox, di Indonesia terdapat sekitar 250

bahasa daerah, daerah hukum adat, aneka ragam kebiasaan, dan adat

istiadat. Namun semua bahasa daerah dan dialek itu sesungguhnya

11

Page 12: Kartul ridhos + halaman

berasal dari sumber yang sama, yaitu bahasa dan budaya Melayu

Austronesia. Di antara suku bangsa Indonesia yang banyak jumlahnya

itu memiliki dasar persamaan seperti asas dalam bentuk persekutuan

masyarakat, asas dalam hukum adat, asas dalam kehidupan sosial, dan

asa dalam hak milik tanah.

Menurut Soekmono (1998) dalam bukunya berjudul “Pengantar

Sejarah Kebudayaan Indonesia I”, masyarakat awal pada zaman

praaksara yang datang pertama kali di Kepulauan Indonesia adalah ras

Austroloid sekitar 20.000 tahun yang lalu. Selanjutnya disusul

kedatangan ras Melanosoid Negroid sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Ras yang datang terakhir ke Indonesia adalah ras Melayu Mongoloid

sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Ciri-ciri kebudayaan daerah atau lokal dapat dikenali dalam

bentuk kelembagaan sosial yang dimiliki oleh suatu suku bangsa.

Kelembagaan sosial memiliki orientasi perilaku sosial ke dalam

bentuk yang sangat kuat. Hal itu ditunjukkan dengan orientasi untuk

memenuhi kebutuhan anggota lembaga sosial tersebut. Dalam

lembaga sosial, hubungan sosial antar anggotanya sangat bersifat

pribadi dan didasari oleh loyalitas yang tinggi terhadap pemimpin dan

gengsi sosial yang dimiliki. Contoh dari budaya daerah adalah sistem

gotong royong di Jawa dan sistem yang berkembang di Bali. Setiap

daerah bentuk kebudayaan yang berbeda walaupun memiliki nama

kebudayaan yang sama, sebaliknya setiap daerah memiliki nama

kebudayaan yang berbeda walaupun memiliki bentuk kebudayaan

yang sama.

Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah

yang ada di Negara tersebut. Dengan kata lain kebudayaan nasional

berakar dari kebudayaan daerah.

12

Page 13: Kartul ridhos + halaman

Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua

budaya yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa

budaya-budaya itu tak ada kebudayaan nasional. Itu tidak berarti

kebudayaan nasional sekadar penjumlahan semua budaya lokal di

seantero Nusantara. Kebudayan nasional merupakan realitas, karena

kesatuan nasional merupakan realitas. Kebudayaan nasional akan

mantap apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap

mantap, dan di lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati sebagai

bermakna oleh seluruh warga masyarakat Indonesia (Suseno; 1992).

Bila dicermati pandangan masyarakat Indonesia tentang

kebudayaan Indonesia, ada dua kelompok pandangan mengenai

kebudayaan nasional.

Kelompok pertama yang mengatakan kebudayaan Nasional

Indonesia belum jelas, yang ada baru unsur pendukungnya yaitu

kebudayaan etnik dan kebudayaan asing. Kebudayaan Indonesia

itu sendiri sedang dalam proses pencarian.

Kelompok kedua yang mengatakan kebudayaan Nasional

Indonesia sudah ada. Pendukung kelompok ini antara lain adalah

Sastrosupono.

Adanya pandangan yang mengatakan Kebudayaan Nasional

Indonesia belum ada atau sedang dalam proses mencari, boleh jadi

akibat dari :

Tidak jelasnya konsep kebudayaan yang dianut dan dipahami.

Akibat pemahaman tentang kebudayaan yang hanya sebatas

pengertian seni dan tidak memahami bahwa ilmu pengetahuan

dan teknologi adalah produk manusia yang tergolong sebagai

kebudayaan.

Kebudayaan Asing

13

Page 14: Kartul ridhos + halaman

Kebudayaan asing adalah kebudayaan yang berasal dari luar

negeri suatu negara. Ciri-ciri kebudayaan asing yaitu memiliki

karakteristik kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan daerah.

Kebudayaan asing dapat berakulturasi dengan kebudayaan daerah

sehingga membentuk kebudayaan yang baru.

C. Penyebab Munculnya Kebudayaan

Kebudayaan sudah ada semenjak manusia pertama menginjak kakinya

di Bumi. Kemudian seiring dengan perkembangan waktu, kebudayaan

mengalami perkembangan.

Kebudayaan pada zaman prasejarah di Indonesia misalnya, telah

mengalami perkembangan cukup lama dan akhirnya membentuk

kebudayaan yang baru. Contoh kebudayaan pada zaman prasejarah adalah

kebudayaan pada zaman batu. Pada zaman tersebut, manusia memiliki

kebudayaan memuja roh nenek moyang. Manusia zaman tersebut

membangun alat-alat dari batu sebagai pemujaan.

Setelah itu, berkembanglah zaman perunggu karena alat-alatnya

terbuat dari perunggu. Pada zaman sejarah, kebudayaan pun perkembang.

Zaman tersebut berkembang budaya Agama Hindu dan Buddha.

Berkembangnya budaya tersebut mengakibatkan banyak masyarakat

setempat beragama Hindu dan Buddha. Kebudayaan yang muncul

diantaranya tari dan hal budaya lainnya. Lalu, Agama Islam datang dan

masuk ke dalam Indonesia dan berkembanglah budaya bercorak Agama

Islam. Lalu, bangsa Barat seperti Belanda, Inggris, Portugis, dan Spanyol

datang dan menyebarkan budaya mereka. Akibatnya, kebudayaan masa itu

bercampur dengan budaya Barat. Setelah kemerdekaan Indonesia,

kebudayaan Indonesia berkembang menjadi kebudayaan yang beragam dan

memiliki corak yang khas.

Dapat disimpulkan bahwa kebudayaan tidak muncul sendiri tanpa ada

proses, tetapi kebudayaan muncul sebagai kebudayaan yang baru karena

14

Page 15: Kartul ridhos + halaman

proses difusi, akulturasi, dan asimilasi. Difusi adalah proses menyebarnya

unsur kebudayaan dari satu kelompok ke kelompok lain. Akulturasi adalah

proses pencampuran budaya asing tanpa menghilangkan karakteristik

budaya asal. Asimilasi adalah proses perubahan kebudayaan secara total

karena tercampurnya dengan kebudayaan lain sehingga karakteristik budaya

asal hilang.

15

Page 16: Kartul ridhos + halaman

BAB III

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA

A. Definisi Perkembangan Kebudayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), "perkembangan"

adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata "berkembang" menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang;

menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam

hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian,

kata "berkembang" meliputi aspek yang bersifat konkret dan abstrak.

Dalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin Dictionary

of Psychology (1988), arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-

tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan

manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang

terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.

Kata “perkembangan kebudayaan” dapat diartikan sebagai perihal

berkembang tentang sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan

dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,

sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.

Dengan demikian perkembangan kebudayaan selalu terjadi seiring dengan

perkembangan waktu.

Perkembangan kebudayaan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar

sebuah kebudayaan waktu itu. Kebudayaan suatu bangsa dapat berubah,

berganti, beradaptasi, atau berakulturasi menghasilkan kebudayaan baru.

Selain itu, perkembangan kebudayaan erat kaitannya dengan perkembangan

akal dan tingkah laku manusia. Dengan demikian, manusia adalah faktor

utama terjadinya perkembangan kebudayaan.

16

Page 17: Kartul ridhos + halaman

B. Perkembangan Kebudayaan di Indonesia

Perkembangan kebudayaan di Indonesia selalu berkembang mengikuti

zaman. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan

budaya dari nenek moyang terdahulu. Hal seperti itulah yang harus

dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri.

Kebudayaan Indonesia dimulai dari zaman prasejarah. yang masih

sangat sederhana. Manusia hidup berkelompok dan membentuk suatu

kebudayaan. Pada masa ini, kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi

menjadi dua, yaitu kebudayaan zaman batu dan kebudayaan zaman logam.

Perkembangan budaya pada zaman batu dimulai dari zaman

Palaeolithicum atau zaman Batu Tua. Pada masa ini, banyak masyarakat

yang hidup sebagai pengembara, pemburu, pencari ikan, dan pengumpul

bahan makanan seperti buah-buahan, ubi, keladi, atau bahan makanan

lainnya. Dalam mempertahankan hidup, mereka berani beradaptasi dengan

alam dan lingkungan dan bekerja sangat ulet. Ciri-cirinya adalah batu yang

dihasilkan terasa kasar, tidak diasah, masyarakatnya belum bertempat

tinggal, dan masih tergantung pada alam. Hasil budaya ini adalah :

1. Budaya Pacitan

Budaya ini ditandai dengan adanya penemuan sebuah alat dari

batu yang berwujud kapak genggam tanpa tangkai. Penggunaannya

dengan cara digenggam dengan tangan. Bentuknya kasar. Benda ini

awalnya ditemukan di Pacitan. Para peneliti menyimpulkan bahwa

benda ini adalah milik manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus.

Alat-alat lainnya yang sejenis dapat ditemukan di Jawa dan Sumatera.

2. Budaya Ngandong

Di daerah Ngandong, Ngawi, Jawa Timur, ditemukan alat-alat

dari tulang, kapak genggam, dan ujung tombak dari gigi. Alat ini

berfungsi sebagai pertanian dan perikanan. Pemilik dari alat ini

17

Page 18: Kartul ridhos + halaman

diyakini dimiliki oleh manusia purba jenis Homo Soloensis dan Homo

Wajakensis. Sama seperti Budaya Pacitan, masyarakat Budaya

Ngandong sering berpindah tempat tergantung keadaan alam sekitar.

Setelah kebudayaan pada zaman Palaeolithicum, masyarakat

Indonesia beralih ke zaman Mesolithicum atau zaman Batu Tengah. Di

zaman ini masyarakat Indonesia mempunyai kebudayaan berburu dan

menangkap ikan seperti zaman Palaeolithicum. Pada zaman Palaeolithicum

banyak masyarakat Indonesia mempunyai rumah yang tidak tetap,

sedangkan pada zaman Mesolithicum banyak masyarakat Indonesia

mempunyai rumah tetap. Bekas-bekas kebudayaannya adalah :

1. Kyokkenmoddinger (Sampah Dapur)

Suatu corak yang paling menarik dan istimewa dari zaman

Mesolithicum yaitu Kyokkenmoddinger. Kyokkenmoddinger berasal

dari bahasa Denmark yang berarti sampah dapur. Hal ini dapat

ditemui di sepanjang pantai Sumatera Timur.

2. Abris Sous Roche

Abris Sous Roche adalah sebuah gua tempat tinggal berupa

ceruk-ceruk yang ada pada batu karang. Tempat ini dulu sebagai

tempat tinggal. Di sini tidak ditemukan kapak Sumatera seperti ciri-

ciri Mesolithicum, tetapi di sini terdapat alat dari tulang dan batu.

Lalu, masyarakat Indonesia masa prasejarah masuk ke zaman baru,

yaitu zaman Neolithicum atau zaman Batu Muda. Di zaman ini dihasilkan

banyak hasil budaya yang indah. Beberapa contohnya adalah kapak persegi,

kapak lonjong, alat serpih, gerabah, dan perhiasan. Di zaman ini juga

masyarakat Indonesia pada zaman dahulu memiliki tempat tinggal yang

tetap seperti gua dan mulai memproduksi makanan sendiri. Banyak

masyarakat zaman ini mengenal hidup bermasyarakat, bergotong royong,

dan pembagian kerja.

18

Page 19: Kartul ridhos + halaman

Setelah zaman Neolithicum usai, masyarakat Indonesia zaman dulu

masuk ke zaman Megalithicum atau zaman Batu Besar. Zaman ini juga

berkembang pada saat zaman Logam berlangsung. Dikatakan zaman Batu

Besar karena batu yang dihasilkan pada zaman ini besar dan berat sehingga

butuh manusia yang cukup banyak untuk membawa batu-batu tersebut ke

tempat yang diinginkan. Hasil-hasil dari zaman ini contohnya Menhir,

Dolmen, Punden Berundak, Sarcophagus atau keranda, Waruga, Kubur Peti

Batu, dan Arca Batu.

Setelah zaman Megalithicum terlewati, masyarakat Indonesia zaman

dahulu masuk ke zaman Tembaga. Karena sumber yang mendukung

keberadaan budaya ini tak cukup, banyak para ahli yang menyimpulkan

bahwa masyarakat Indonesia zaman dahulu langsung masuk ke zaman

Perunggu. Pada zaman Perunggu, banyak masyarakat Indonesia membuat

alat-alat dari perunggu. Contoh-contoh alat tersebut adalah Nekara, Bejana

Perunggu, Moko, Kapak Perunggu, Arca Perunggu, dan Perhiasan

Perunggu. Teknik untuk membuatnya ada dua, yaitu teknik bivolve dan

teknik acire perdue. Bivolve adalah reknik pembuatan perunggu dengan

menggunakan dua cetakan yang dapat dibuka dan ditutup, sedangkan acire

perdue adalah teknik pembuatan perunggu dengan membuat benda tiruan

dari lilin. Setelah zaman Perunggu, masyarakat Indonesia zaman dahulu

masuk ke zaman Besi. Pada zaman tersebut tidak banyak bukti yang

menunjukkan penemuan alat dari besi karena besi tidak bertahan lama.

Selain kebudayaan material seperti di atas, masyarakat Indonesia juga

menghasilkan kebudayaan rohani. Beberapa contohnya adalah di bidang

astronomi, pertanian, pelayaran, sosial, kesenian seperti batik dan wayang,

perdagangan, dan industri.

Setelah perkembangan kebudayaan prasejarah Indonesia dari zaman

batu sampai zaman logam, masyarakat Indonesia masuk ke zaman Kerajaan

Hindu. Kebudayaan yang berkembang pada saat ini adalah kebudayaan

19

Page 20: Kartul ridhos + halaman

Agama Hindu yang berkembang dari negara asalnya, India. Banyak

masyarakat Indonesia memeluk Agama Hindu. Akibatnya muncul banyak

kerajaan Hindu yang tersebar di Indonesia bagian Barat, contohnya

Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Singasari, Majapahit, dan sebagainya.

Kurang lebih 4 abad setelah itu, pedagang Buddha datang dan menyebarkan

Agama Buddha. Pada waktu tersebut muncul kerajaan Buddha yang

terkenal, yaitu Kerajaan Sriwijaya.

Setelah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, muncullah

Kerajaan Demak dan menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa. Penyebaran

ini juga dilakukan oleh para Wali Sanga. Selain itu karena syarat masuknya

mudah, banyak masyarakat waktu itu memeluk Agama Islam.

Berkembanglah kebudayaan yang bercorak Islam. Dengan tujuan

mempersatukan Indonesia di bawah naungan Islam, para Wali Sanga

membuat sebuah kebudayaan yang berakulturasi dengan kebudayaan Hindu.

Selain itu, para Wali Sanga gencar untuk mempropagandakan Islam,

sehingga banyak masyarakat yang memeluk Islam. Akhirnya Islam

berkembang dengan pesat dan kebudayaan Islam menyebar. Tidak hanya

itu, Kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di

Indonesia menyebarkan ajaran agama Islam hingga sampai negeri Malaka.

Kerajaan-kerajaan selanjutnya yang menyebarkan Agama Islam adalah

Kerajaan Makasar, Ternate dan Tidore, Banjar, Banten, Mataram Islam, dan

sebagainya.

Bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam, datanglah

Bangsa Barat yang mencoba mencari rempah-rempah untuk dijual kembali

di negara mereka. Pertama, Bangsa Spanyol dan Portugis datang ke

Indonesia. Mereka datang dengan tujuan mencari rempah-rempah dan

membuktikan bahwa dunia itu adalah bola, tidak seperti ajaran gereja waktu

itu yang mengatakan dunia itu datar dan diujungnya ada jurang menuju

neraka. Bangsa Portugis datang dari Barat dan sebelum sampai Maluku,

mereka sempat singgah ke Malaka dan menguasai daerah tersebut. Bangsa

20

Page 21: Kartul ridhos + halaman

Spanyol datang dari Timur dan sempat menemukan Benua Amerika.

Akhirnya kedua bangsa tersebut bertemu di Kepulauan Maluku. Mereka

mengadakan aliansi dengan Kerajaan Ternate dan Tidore waktu itu.

Pengaruh dari kebudayaan Bangsa Portugis dan Spanyol tidak dapat

dirasakan karena jalur yang dilewati kedua bangsa tersebut tidak melewati

pusat perdagangan di Jawa. Selain itu, mereka hanya singgah untuk

beberapa waktu, tidak menetap seperti Bangsa Belanda.

Setelah itu, datanglah Bangsa Belanda. Bangsa tersebut lalu

menguasai Jakarta, yang mana waktu itu bernama Sunda Kelapa.

Berkembanglah kebudayaan bercorak Belanda. Setelah Indonesia dikuasai

Belanda secara sepenuhnya, budaya di Indonesia kebanyakan adalah budaya

Bangsa Belanda. Dari segi bangunan, bahasa, kesenian, dan lain-lain

semuanya mengadopsi dari budaya bangsa tersebut.

Saat Jepang menyerang Indonesia, Jepang menanamkan kebudayaan

Timurnya sehingga kebudayaan Indonesia beralih menjadi kebudayaan

berbau Jepang. Kebudayaan Jepang cepat berkembang karena serupa

dengan kebudayaan asli Bangsa Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka dari penjajah pada bulan Agustus 1945,

kebudayaan Indonesia berkembang menjadi kebudayaan asli Indonesia yang

bercampur dengan kebudayaan daerah dan bekas kebudayaan penjajah.

Seiring dengan perkembangan waktu dan adanya globalisasi, kebudayaan

Indonesia menjadi beragam dan mempunyai khas tersendiri pada

kebudayaannya.

A. Dampak Perkembangan Kebudayaan di Indonesia

Perjalanan perkembangan kebudayaan Indonesia dari masa prasejarah

sampai merdeka memiliki kenangan tersendiri. Beberapa peninggalan

kebudayaan tersebut beradaptasi sehingga menimbulkan kebudayaan baru

dari masa lalu. Walaupun sebagian besar kebudayaan Indonesia berasal dari

masa lalu, kebudayaan Indonesia terus berkembang dan akhirnya menjadi

21

Page 22: Kartul ridhos + halaman

kebudayaan yang khas dan berbeda dengan kebudayaan bangsa lain. Hal ini

disebabkan karena kebudayaan Indonesia bersumber dari kebudayaan

Daerah dan kebudayaan masa lalu. Kebudayaan tersebut dilestarikan dan

akhirnya berubah bentuk menjadi kebudayaan andalan Indonesia.

Dampak dari perkembangan kebudayaan Indonesia dapat dilihat dari

segi manapun. Semua masyarakat Indonesia dapat menikmati dampak

positif maupun negatif dari perkembangan kebudayaan Indonesia.

Dari pandangan pemerintah, kebudayaan Indonesia yang terus

berkembang berdampak pada pemasukan devisa negara dan bahan promosi

negara. Semakin banyak kebudayaan Indonesia yang berkembang, turis

mancanegara akan terpikat dan akhirnya mereka rela untuk mengeluarkan

biaya hanya untuk melihat kebudayaan Indonesia.

Dari penilaian ahli budaya dan beberapa pakar budaya, kebudayaan

Indonesia yang terus berkembang dapat dinilai dari dua sisi, yaitu sisi positif

dan negatif. Sisi positifnya yaitu dengan adanya perkembangan kebudayaan

Indonesia ahli budaya berharap kebudayaan Indonesia makin kaya dan

menjadi sebuah ikon bangsa Indonesia. Dari sisi negatifnya, adanya

kebudayaan asing atau kebudayaan baru yang tidak sesuai dengan

kebudayaan Indonesia atau adat istiadat Indonesia dapat menyebabkan

kerusakan moral dan akhlak bangsa Indonesia.

Masyarakat sebagai penikmat dampak perkembangan kebudayaan

Indonesia dituntut untuk tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan yang

ada di Indonesia. Masyarakat juga dituntut untuk mengembangkan

kebudayaan Indonesia sehingga kebudayaan Indonesia menjadi bermacam-

macam dan Indonesia menjadi kaya akan budaya.

22

Page 23: Kartul ridhos + halaman

BAB IV

KEBUDAYAAN ASING DAN PENGARUHNYA

A. Definisi Perkembangan Kebudayaan Asing

Kata-kata “Perkembangan Kebudayaan Asing” terdiri dari 3 kata,

yaitu “perkembangan”, “kebudayaan”, dan “asing”. Kata-kata tersebut

memiliki pengertian yang berbeda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), "perkembangan"

adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata "berkembang" menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang;

menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam

hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian,

kata "berkembang" tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti

pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret.

Menurut simpulan dari beberapa ahli, “kebudayaan” adalah sesuatu

yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau

gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan

sehari-hari. Kebudayaan itu bersifat abstrak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), kata “asing” berarti

aneh atau tidak biasa. Bisa juga diartikan sebagai belum biasa atau kaku.

Selain itu, kata “asing” dapat berarti datang dari luar negeri, daerah, atau

lingkungan, tersendiri, terpisah, terpencil, berlainan, atau berbeda.

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa “perkembangan

budaya asing” adalah sebagai perihal berkembang tentang sesuatu yang

akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau

gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan

sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak dan kebudayaan tersebut datang

23

Page 24: Kartul ridhos + halaman

dari luar suatu negeri. Dengan demikian perkembangan kebudayaan asing

selalu terjadi seiring dengan berjalannya waktu dan berasal dari luar negeri.

Perkembangan kebudayaan asing dipengaruhi oleh lingkungan sekitar

sebuah kebudayaan dan era Globalisasi. Kebudayaan suatu bangsa dapat

berubah, berganti, beradaptasi, atau berakulturasi menghasilkan kebudayaan

baru karena perkembangan kebudayaan asing. Selain itu, perkembangan

kebudayaan asing erat kaitannya dengan globalisasi. Semuanya menjadi

mendunia dan semua masyarakat secara tidak sadar ikut menikmati dampak

perkembangan budaya tersebut.

B. Penyebab Masuknya Kebudayaan Asing di Indonesia

Penyebab masuknya kebudayaan asing disebabkan oleh banyak cara.

Beberapa diantaranya yaitu melalui perantara turis mancanegara, duta besar,

media massa, globalisasi, dan sebagainya. Masyarakat Indonesia menerima

kebudayaan asing yang dibawa oleh beberapa perantara dan sebagian

masyarakat Indonesia terutama remaja mengadopsi kebudayaan tersebut

sehingga mereka menciptakan budaya khas mereka sendiri. Beberapa ahli

membagi cara masuk kebudayaan asing sehingga tercipta dua penetrasi

kebudayaan, yaitu :

1. Penetrasi Pasifique

Penetrasi Pasifique adalah penetrasi suatu unsur kebudayaan

asing dengan tidak sengaja masuk ke dalam kebudayaan penerima

tanpa melalui paksaan atau dilakukan dengan cara damai. Salah satu

contohnya adalah datangnya turis dan membawa kebudayaan mereka.

2. Penetrasi Violente

Penetrasi Violente adalah penetrasi suatu unsur kebudayaan

asing melalui cara paksaan. Misalnya peperangan atau penjajahan.

Contoh tersebut dapat merusak kebudayaan penerima secara perlahan

bahkan dapat menghilangkannya.

24

Page 25: Kartul ridhos + halaman

Penyebab lainnya yaitu dari media massa. Televisi, internet, koran,

dan media massa lainnya berperan penting dalam masuknya kebudayaan

asing. Salah satu contoh saat masyarakat menonton televisi yang berbau

kebudayaan asing seperti film Korea, film Amerika Serikat, dan lain-lain.

Masyarakat sebagai penonton akan merasa ternyata seperti itu kebudayaan

Indonesia. Beberapa dari mereka akan menirukan atau menerapkan

kebudayaan itu dalam kehidupan mereka. Salah satu masyarakat yang

berperan dalam contoh ini adalah anak-anak remaja dan usia dini. Anak-

anak remaja disuguhkan dengan film-film action atau romance budaya

asing. Karena film yang mereka tonton menarik, sebagian dari mereka

menirukannya dan menjadikannya kebudayaan baru mereka. Jika mereka

mempunyai kerabat dekat, mungkin saja mereka akan terpengaruh oleh

kebudayaan yang dibawakan itu. Contoh lain yang telah menjadi sorotan

adalah budaya K-Pop atau Korean Pop. Budaya ini telah menjamur di

kalangan remaja.

Anak-anak usia dini, bagian masyarakat termuda setelah balita,

merupakan salah satu contoh peniru kebudayaan asing terbanyak. Hal ini

disebabkan karena anak-anak usia dini belum mengerti apa-apa tentang apa

yang mereka tonton dan apa yang telah mereka lakukan. Jika beberapa

orang tua tidak dapat mendidik anak-anak tersebut, besar kemungkinan

banyak anak-anak usia dini tidak mengerti kebudayaan asal mereka sendiri.

Penyebab masuknya kebudayaan asing karena disebabkan oleh

globalisasi. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban

manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan

bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan

teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.

Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi

menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,

dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan

kehidupan. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut

25

Page 26: Kartul ridhos + halaman

pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan

dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan

kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya

penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya.

Dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam

bidang kebudayaan,misalnya ,hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu

negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme

dan patriotisme,hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong,kehilangan

kepercayaan diri, dan gaya hidup kebarat-baratan.

Dari uraian tentang globalisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa

globalisasi memegang peranan penting dalam perkembangan budaya dan

masuknya kebudayaan asing ke negara Indonesia. Media massa seperti yang

telah diulas di atas merupakan salah satu bagian dari globalisasi.

C. Dampak Kebudayaan Asing di Indonesia

Dampak yang ditimbulkan oleh kebudayaan asing sangat banyak.

Dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif. Beberapa

dampak yang dapat terjadi yaitu :

1. Dampak positif perubahan sosial budaya

Masuknya kebudayaan asing menimbulkan dampak-dampak

positif seperti :

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat

mendorong masyarakat untuk maju.

Berubahnya nilai dan sikap masyarakat menjadi rasional.

Adanya kemudahan dalam memperlihatkan, mempromosikan,

dan memperkenalkan kebudayaan negeri sendiri ke luar negeri.

Kehidupan masyarakat mengalami perkembangan.

26

Page 27: Kartul ridhos + halaman

Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir, dan perilaku bangsa-

bangsa yang maju sehingga mampu mendorong masyarakat

untuk maju.

Terjadinya akulturasi budaya yang mungkin bisa menciptakan

kebudayaan baru yang unik.

Menambah wawasan masyarakat tentang kebudayaan yang

terjadi di dunia.

2. Dampak negatif perubahan sosial budaya

Masuknya kebudayaan asing juga dapat menimbulkan dampak-

dampak negatif seperti :

Pola hidup konsumtif muncul dan meningkat karena adanya

promosi yang gencar di media massa.

Persaingan hidup yang makin keras dan ketat menyebabkan

nilai-nilai kemanusiaan mengalami pergerseran.

Kesenjangan sosial muncul karena perubahan hanya dinikmati

oleh sekelompok tertentu masyarakat.

Gaya hidup masyarakat yang kebarat-baratan karena

menganggap nilai budaya barat lebih maju dan modern.

Adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu

kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan

lokal dengan kebudayaan dari luar.

Tidak adanya generasi yang melestarikan kebudayaan Daerah.

Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau asing. Generasi muda

lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena

perilakunya banyak meniru budaya barat.

27

Page 28: Kartul ridhos + halaman

Menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa

kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu

terkenal dengan gotong royong.

D. Upaya Mengatasi Dampak Negatif Kebudayaan Asing

Banyak kerugian dan kerusakan moral bangsa Indonesia akibat

dampak negatif yang ditimbulkan dari pengaruh kebudayaan asing.

Pengaruh kebudayaan asing sangatlah kuat sehingga masyarakat Indonesia

tidak dapat menahan atau menjaga diri dari pengaruh tersebut. Walaupun

demikian, masih ada cara untuk mencegah dan mengatasi dampak negatif

kebudayaan asing. Beberapa diantaranya adalah :

Kesadaran diri, hal pertama yang menjadi hal yang paling utama.

Karena dengan semakin banyaknya hal asing yang masuk dan

mendarah daging di tanah air menyebabkan langkanya budaya sendiri.

Promosi. Mempromosikan keragaman budaya nusantara kepada

remaja masa kini akan membuat mereka lebih memilih dan percaya

diri dengan kekayaan budaya mereka.

Membudayakan tradisi dibutuhkan kesadaran setiap individu terhadap

nilai-nilai nasionalisme yang ada di Indonesia. Adapun langkah-

langkah untuk mengantisipasi dampak negatif budaya asing terhadap

nilai-nilai nasionalisme antara lain yaitu :

a. Menumbuhkan semangat cinta produk dalam negeri.

b. Mengamalkan nilai-nilai pancasila dengan sebaik-baiknya.

c. Melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.

d. Selektif terhadap pengaruh globalisasi pada semua bidang.

Melestarikan budaya yang telah ada dan terus melestarikannya seiring

dengan perkembangan zaman.

28

Page 29: Kartul ridhos + halaman

E. Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Dampak Kebudayaan Asing

Usaha–usaha pemerintah yang paling cocok untuk memberantas

kebudayaan asing yang negatif yang masuk ke Indonesia yaitu dengan cara

memfilter setiap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. Sebelum

masyarakat mencontoh kebudayaan tersebut, pemerintah harus

menyaringnya terlebih dulu yang dapat diambil baik dan buruknya dari

kebudayaan tersebut. Usaha–usaha pemerintah untuk meningkatkan

kesadaran akan dampak negatif dari kebudayaan tersebut yaitu dengan cara

memberikan pengarahan kepada masyarakat agar lebih mempertebal

keimanan dan ketakwaan dalam diri masing–masing individu.

Usaha–usaha lain pemerintah untuk memberantas segala bentuk

pornoaksi dan pornografi yaitu dengan cara mengesahkan RUU APP di

Indonesia agar bagi pelanggar dapat dikenakan sanksi tegas dari pemerintah.

Dengan adanya kemajuaan teknologi yang canggih, berbagai cara dapat

dilakukan oleh oknum–oknum tertentu untuk merusak kepribadian bangsa

Indonesia dengan cara membiarkan masuk dan berkembang kebudayaan

asing yang bertolak belakang dengan kebudayaan asli Indonesia. Hal ini

dapat merusak moralitas generasi penerus bangsa. Pemerintah berinisiatif

untuk mengeluarkan rancangan undang–undang anti pornoaksi dan

pornografi (RUU APP). Undang-undang ini bertujuan untuk mengurangi

sekaligus memberantas kebudayaan asing yang telah memengaruhi

kebudayaan Indonesia yang bertolak belakang dengan kebudayaan asing

dengan merusak moral generasi para pemuda penerus bangsa Indonesia.

Rencana ini mendapat tanggapan pro dan kontra dari masyarakat khususnya

hal yang berkaitan dengan entertainment. Karena sebagian besar warga

Indonesia beragama Islam, maka Undang-Undang ini siap untuk disahkan.

Sayangnya beberapa orang tidak setuju dengan pengesahan Undang-Undang

tersebut sehingga pengesahannya ditunda.

29

Page 30: Kartul ridhos + halaman

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masyarakat Indonesia memang harus terbuka dengan hal-hal baru dan

tidak menutup diri dengan perubahan dari segala macam aspek kehidupan.

Namun, masyarakat Indonesia harus pintar dalam menyaring segala

informasi yang masuk yang berkaitan dengan kebudayaan. Informasi

tersebut kemudian diadaptasi dengan kebudayaan Daerah yang ada agar

segala informasi yang masuk bermanfaat dan tidak menimbulkan pengaruh-

pengaruh buruk yang merugikan bagi kelangsungan dan kemajuan bangsa

Indonesia. Kebudayaan Daerah dapat terus ada dan kebudayaan Asing dapat

menjadi sumber kebudayaan Indonesia yang baru dan beradaptasi dengan

kebudayaan Daerah sehingga kebudayaan Indonesia menjadi lebih banyak.

B. Saran

Masyarakat Indonesia seharusnya lebih menerima dan memanfaatkan

kekayaan kebudayaan Indonesia serta tidak mudah terpengaruh oleh

masuknya kebudayaan asing yang dapat membawa dampak negatif pada

generasi muda yang akan datang.

Generasi muda harusnya bisa memfilterisasi masuknya budaya asing

sehingga dapat mengambil sisi positif dari masuknya kebudayaan asing

tersebut. Dengan demikian, generasi muda dapat tetap dengan angket

Negara Indonesia yang memiliki moral.

30

Page 31: Kartul ridhos + halaman

DAFTAR PUSTAKA

Geertz, Hildred. 1981. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia. Jakarta:

Yayasan Ilmu-Ilmu dan FIS UI Sosial.

Koentjaraningrat. 1974. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Linton, Ralph. 1945. The Cultural Background of Personality. London: D.

Appleton-Century Company, Inc.

Mulyana, Deddy dkk. 1998. Komunikasi Antarbudaya : Panduan Berkomunikasi

dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurseno. 2004. Kompetensi Dasar Sosiologi. Surakarta: PT Tiga Serangkai

Pustaka Mandiri.

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Yogyakarta:

Kanisus.

Sugono, Dendy dkk. 2003. Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Wahyuni, Sri dkk. 2005. Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Ganeca Exact.

Warsito, dkk. 1990. Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia. Surabaya: Bina

Siswa.

31