karakteristik pasien kecelakaan lalu lintas yang … fileinstrumen yang digunakan adalah membaca...
TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG
DATANG KE PUSKESMAS TAMPAKSIRING I PADA TAHUN 2014
Rozan Fikri1, Gusti Ngurah Indraguna Pinatih2 1Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2Bagian IKK/IKP Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Jumlah kendaraan bermotor yang meningkat di Indonesia setiap tahunnya serta kelalaian
manusia menjadi faktor utama terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. Provinsi Bali
masuk dalam peringkat 9 jumlah kecelakaan terbanyak di Indonesia. Di Puskesmas
Tampaksiring I kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak
tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi deskriptif mengenai
karakteristik pasien kecelakaan lalu lintas datang ke Puskesmas Tampaksiring I tahun 2014.
Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Tampaksiring I pada bulan Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I dari bulan Januari
2014 - Desember 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling
dengan jumlah sampel 1.621 orang. Instrumen yang digunakan adalah membaca data
register sampel yang terdapat di Puskesmas Tampaksiring I. Kecelakaan pada pengendara
lelaki 64,5%, perempuan 35,5%. Kecelakaan pada kelompok umur < 1 tahun 0,7%, 1-4
tahun 4,8%, 5-9 tahun 9,9%, 10-14 tahun 8,6%, 15-19 tahun 7,6%, 20-44 tahun 39,1%, 45-
54 tahun 12,8%, 55-59 tahun 5,1%, 60-69 tahun 5,8%, >70 tahun 5,6%. Kecelakaan pada
hari Senin 26,8%, Selasa 15,1%, Rabu 14,3%, Kamis 14,3%, Jumat 15,5%, Sabtu 14,1%.
Kecelakaan kendaraan roda dua 81,2%, kendaraan roda empat 18,8%. Dari penelitian ini
pasien korban kecelakaan lalu lintas di Puskesmas Tampaksiring I lebih banyak ditemukan
pada lelaki daripada perempuan. Pasien kecelakaan paling banyak ditemukan pada
kelompok usia dewasa (20 - 44 tahun), dan angka pasien kecelakaan lalu lintas pada usia
remaja cenderung terlihat lebih tinggi dari usia lansia. Pasien korban kecelakaan lalu lintas
di Puskesmas Tampaksiring I paling banyak ditemukan pada hari Senin dan paling banyak
menggunakan kendaraan bermotor roda 2.
Kata kunci: kecelakaan lalu lintas, usia, jenis kelamin, hari kejadian
CHARACTERISTICS OF TRAFFIC ACCIDENTS PATIENT’S WHO COME TO
TAMPAKSIRING PUBLIC HEALTH CENTER I IN 2014
ABSTRACT
The number of motor vehicles increased in Indonesia each year as well as human error
became a major factor in the increase in traffic accidents. Bali Province was in the ninth
place of the highest number of accidents in Indonesia. In Puskesmas Tampaksiring I, traffic
accident was in the 3rd of 10 main diseases in 2014. The aim of this study was to do a
descriptive study on the characteristics of the traffic accident patients who came to
Puskesmas Tampaksiring I in 2014. This study was descriptive quantitative. This research
was conducted at the Puskesmas Tampaksiring I in January 2015. The population in this
study was the traffic accident patients who came to the Puskesmas Tampaksiring I from
January - December 2014. The sampling technique used was total sampling with a sample
of 1.621 people. The instrument used was the register data of samples Puskesmas
Tampaksiring I. Accident on male riders 64,5%, female 35,5%. Accidents in the age group
<1 year 0,7%, 1-4 years 4,8%, 5-9 years 9,9%, 10-14 years 8,6%, 15-19 years 7,6%, 20-44
years 39,1%, 45-54 years 12,8 %, 55-59 years 5,1%, 60-69 years 5,8%, > 70 years 5,6%.
Accidents on Monday 26,08%, Tuesday 15,01%, Wednesday 14,3%, Thursday 14,3%,
Friday 15,5%, Saturday 14,01%. Two-wheeled accidents 81,2%, four-wheeled vehicles
18,8%. According to this study, patients victims of traffic accidents in Puskesmas
Tampaksiring I was more common in men than women. Accident most commonly found in
adult age groups (20-44 years), and the number of traffic accident tend to appear higher in
the teenager than the elderly. Victims of traffic accidents in Puskesmas Tampaksiring I
found most frequently on Mondays and most widely used two-wheel vehicles.
Keywords: traffic accidents, age, sex, the day of incidence
PENDAHULUAN
Bali merupakan salah satu provinsi
yang dilaporkan tingkat kecelakaan lalu
lintasnya cukup tinggi. Menurut Juknis
Dirjen Perhubungan Darat tahun 2013,
Provinsi Bali berada di urutan 9
(sembilan) jumlah kecelakaan terbanyak
di Indonesia setelah Jawa dan Sumatera.
Salah satu penyebabnya ialah
meningkatnya jumlah penduduk di
Provinsi Bali dari tahun ke tahun yang
didukung dengan kemudahan dalam hal
kepemilikan kendaraan pribadi serta
pelanggaran lalu lintas yang cukup
tinggi yang kemudian sering
menyebabkan terjadinya kecelakaan
lalu lintas.1 Hal ini dilaporkan oleh
Kepolisian Daerah Bali pada tahun
2011, selama kurun waktu 2007 s/d
2011, terdapat 10.125 kejadian
kecelakaan yang menyebabkan 2.910
orang yang meninggal dunia dan 15.596
orang lainnya mengalami luka-luka
(berat dan ringan).2 Wilayah Bali yang
merupakan daerah pariwisata turut
mempengaruhi tingkat kecelakaan di
daerah tersebut. Sebagai daerah
pariwisata tentunya daerah-daerah di
Bali banyak dikunjungi oleh wisatawan,
baik wisatawan lokal atau
mancanegara.3 Dengan wisatawan dari
berbagai tempat tersebut tentunya
berpengaruh pada kondisi lalu lintas di
wilayah tersebut. Para wisatawan
tersebut tentunya memadati lalu lintas
di Bali yang kemudian juga
berpengaruh pada tingkat kecelakaan
pada daerah tersebut.4
Pasien kecelakaan lalu lintas yang
datang ke Puskesmas Tampaksiring I
pada tahun 2014 berjumlah 1.621
(6,3%) dari seluruh pasien yang datang
ke Puskesmas Tampaksiring I. Angka
tersebut menempati urutan ketiga dari
10 penyakit terbanyak yang dirawat di
puskesmas tersebut. Kondisi geografis
dari wilayah kerja Puskesmas
Tampaksiring I sendiri merupakan
daerah pegunungan dengan kondisi
jalan yang baik dengan beberapa
ruasnya berkelok. Selain itu, di wilayah
kerja puskesmas tersebut terdapat
beberapa titik lampu lalu lintas dengan
frekuensi kendaraan yang melaju tidak
terlalu tinggi namun rerata kendaraan
disana melaju dengan kecepatan tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
melakukan studi deskriptif mengenai
karakteristik pasien kecelakaan lalu
lintas yang datang ke Puskesmas
Tampaksiring I.
METODE
Data dalam penelitian ini berupa data
sekunder. Data sekunder didapatkan
dari data register pasien kecelakaan lalu
lintas yang datang ke Puskesmas
Tampaksiring I dan data dari Polres
Tampaksiring sebagai data tambahan.
Informasi yang terkait dengan masalah
yang akan diteliti didapat melalui text
book, jurnal hasil penelitian yang
diterbitkan, internet, serta kebijakan-
kebijakan yang telah ada. Jenis data
yang dikumpulkan adalah karakteristik
pasien kecelakaan berupa usia, jenis
kelamin, hari kejadian, dan jenis
kendaraan. Pengumpulan data
dilaksanakan di Puskesmas
Tampaksiring I pada tanggal 5 – 17
Januari 2015. Total jumlah pasien
kecelakaan yang tercatat di sumber data
sebanyak 1.621 orang.
Setelah data yang diperlukan terkumpul,
dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan program komputer
berupa IBM SPSS Statistic 20. Hasil-
hasil yang diperoleh disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi. Deskripsi data
yang akan disajikan dari hasil
penelitian ini adalah untuk memberikan
gambaran secara umum mengenai
penyebaran data yang diperoleh di
lapangan. Data yang disajikan berupa
data mentah yang diolah menggunakan
teknik statistik deskripsi. Adapun yang
disajikan dalam deskripsi data ini
adalah berupa distribusi frekuensi yang
disajikan per indikator beserta
persentase frekuensi.
HASIL
Dari data jenis kelamin pasien
kecelakaan lalu lintas diperoleh hasil
pasien kecelakaan yang berjenis
kelamin lelaki sebanyak 1046 orang
(64,5%) dan perempuan sebanyak 575
orang (35,5%).
Tabel 1. Distribusi Pasien Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Jenis
Kelamin yang Datang ke Puskesmas
Tampaksiring I, Periode Januari-
Desember 2014
Dari segi umur pasien kecelakaan lalu
lintas diperoleh hasil kelompok umur
<1 tahun sebanyak 11 orang (0,7%),
kelompok umur 1-4 tahun 78 orang
(4,8%), kelompok umur 5-9 tahun 161
orang (9,9%), kelompok umur 10-14
tahun 140 orang (8,6%), kelompok
Jenis
Kelamin
Pasien Korban Kecelakaan
Lalu Lintas
N %
Lelaki 1.046 64,5
Perempuan 575 35,5
1.621 100
umur 15-19 tahun 123 orang (7,6%),
kelompok umur 20-44 tahun 633 orang
(39,1%), kelompok umur 45-54 tahun
208 orang (12,8%), kelompok umur 55-
59 tahun 83 orang (5,1%), kelompok
umur 60-69 tahun 94 orang (5,8%),
kelompok umur >70 tahun 90 orang
(5,6%).
Tabel 2. Distribusi Pasien Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Menurut
Kelompok Umur yang Datang ke
Puskesmas Tampaksiring I, Periode
Januari - Desember 2014
Kelompok
Umur
Pasien Korban Kecelakaan
Lalu Lintas
N %
< 1 tahun 11 0,7
1 – 4 tahun 78 4,8
5 – 9 tahun 161 9,9
10 – 14 tahun 140 8,6
15 – 19 tahun 123 7,6
20 – 44 tahun 633 39,1
45 – 54 tahun 208 12,8
55 – 59 tahun 83 5,1
60 – 69 tahun 94 5,8
> 70 tahun 90 5,6
1.621 100
Untuk distribusi pasien kecelakaan
berdasarkan hari kejadian didapatkan
hasil yaitu hari Senin sebanyak 435
orang (26,8%), hari Selasa 244 orang
(15,1%), hari Rabu 231 orang (14,3%),
hari Kamis 231 orang (14,3%), hari
Jumat 252 orang (15,5%), dan hari
Sabtu 228 orang (14,1%).
Tabel 3. Distribusi Pasien Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Hari
Kejadian yang Datang ke Puskesmas
Tampaksiring I, Periode Januari -
Desember 2014
Hari Kejadian
Pasien Korban Kecelakaan
Lalu Lintas
N %
Senin 435 26,8
Selasa 244 15,1
Rabu 231 14,3
Kamis 231 14,3
Jumat 252 15,5
Sabtu 228 14,1
1.621 100
Untuk distribusi kecelakaan lalu lintas
yang didapat dari data tambahan di
Polres Gianyar didapatkan 13 (81,2%)
diantaranya melibatkan kendaraan roda
dua, dan 3 (18,8%) sisanya melibatkan
kendaraan roda empat.
Tabel 4. Data Polres Gianyar Mengenai
Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah
Kerja Puskesmas Tampaksiring I
Periode Januari – Desember 2014
Kendaraan yang
Digunakan
Pasien Korban Kecelakaan
Lalu Lintas
N %
Kendaraan Roda
Dua 13 81,2
Kendaraan Roda
Empat 3 18,8
16 100
PEMBAHASAN
1. Jenis Kelamin Pasien Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Yang Datang
Ke Puskesmas Tampaksiring I
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
lebih dari setengah (64,5%) pasien
korban kecelakaan lalu lintas yang
datang ke Puskesmas Tampaksiring I
berjenis kelamin lelaki (1046 orang)
dan 35,5% berjenis kelamin perempuan
(575 orang). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Afidah pada korban
kecelakaan lalu lintas di kawasan
hukum Jajaran Polrestabes Surabaya
pada tahun 2010 yang menemukan
tingginya kejadian kecelakaan lalu
lintas pada lelaki.3 Begitupun hasil
penelitian Kartika pada tahun 2009
yang didapatkan kecelakaan paling
banyak melibatkan pengemudi lelaki
dibandingkan perempuan. Hal ini
dikarenakan berdasarkan data
pengendara sepeda motor, pengendara
lelaki jumlahnya lebih banyak
dibandingkan pengendara motor
perempuan dan juga adanya indikasi
bahwa lelaki cenderung memiliki
perilaku ugal-ugalan saat
mengemudikan kendaraan dibandingkan
dengan perempuan.5 Lelaki lebih
banyak berada di luar rumah dan di
jalanan serta merupakan pengguna
kendaraan terbanyak. Pada penelitian
tentang kendaraan bermotor di Brazil
menyatakan bahwa kejadian kecelakaan
lalu lintas pada lelaki lebih banyak
daripada perempuan dengan sex ratio
4:1.5
Namun di Puskesmas Tampaksiring I
hal ini tidak dapat disimpulkan apakah
tingginya angka pasien kecelakaan
lelaki dibandingkan dengan perempuan
adalah karena pengendara lelaki yang
jumlahnya lebih banyak dibandingkan
pengendara motor perempuan. Serta
tidak dapat disimpulkan apakah angka
kejadian kecelakaan pada lelaki lebih
tinggi dari perempuan. Hal ini karena
tidak tercatatnya alamat pasien di buku
register sehingga tidak dapat diketahui
asal tempat tinggal pasien apakah
berasal dari wilayah kerja Puskesmas
Tampaksiring I atau di luar wilayah
kerja Puskesmas Tampaksiring I
sehingga berakibat tidak dapat
dihitungnya angka insiden kejadian
kecelakaan lalu lintas pada lelaki dan
pada perempuan. Pencatatan alamat
pada buku register poli Puskesmas
dapat memberikan informasi yang
berguna untuk membedakan pasien
yang berasal dari wilayah kerja
Puskesmas dengan yang berasal dari
luar wilayah kerja Puskesmas. Dengan
demikian dapat dihitung angka insiden
kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis
kelamin di wilayah kerja Puskesmas per
tahunnya.
2. Umur Pasien Korban Kecelakaan
Lalu Lintas Yang Datang Ke
Puskesmas Tampaksiring I
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari seluruh pasien korban kecelakaan
lalu lintas yang datang ke Puskesmas
Tampaksiring I, 39,1 % dialami oleh
kelompok umur dewasa (20 - 44 tahun),
dan paling sedikit berada pada
kelompok umur balita < 1 tahun, yaitu
0,7%. Hasil ini sesuai pula dengan
penelitian Samekto dari data primer di
Kota Semarang pada tahun 2009,
dimana korban kecelakaan terbesar
adalah kelompok usia 15 - 21 tahun,
kemudian 21 - 30 tahun yang rerata
merupakan pelajar/mahasiswa.6
Penelitian Riyadina dari data kesehatan
masyarakat (Kesmas) dari 33 propinsi
hasil survei Riskesdas tahun 2007 dan
pengamatan di kawasan hukum Jajaran
Polrestabes Surabaya pada tahun 2010
juga menemukan cedera akibat
kecelakaan lalu lintas mayoritas dialami
oleh kelompok umur dewasa (15 - 59
tahun) yaitu sebesar 38,8%.7 Begitu
pula dengan hasil penelitian Kartika
dimana kelompok terbanyak adalah usia
22 - 30 tahun disusul umur 16 - 21
tahun. Hal ini dapat disebabkan
kelompok usia tersebut merupakan
kelompok usia produktif yang memiliki
mobilitas tinggi.5 Namun di Puskesmas
Tampaksiring I hal ini tidak dapat
disimpulkan apakah tingginya angka
pasien kecelakaan usia dewasa adalah
karena jumlah pengendara usia dewasa
lebih banyak dibandingkan pengendara
motor usia lainnya. Hal ini karena tidak
tercatatnya alamat pasien di buku
register sehingga tidak diketahui asal
tempat tinggal pasien apakah berasal
dari wilayah kerja Puskesmas
Tampaksiring I atau di luar wilayah
kerja Puskesmas Tampaksiring I
sehingga berakibat tidak dapat
dihitungnya angka insiden kejadian
kecelakaan lalu lintas pada masing –
masing kelompok umur. Pencatatan
alamat pada buku register poli
Puskesmas dapat memberikan informasi
yang berguna untuk membedakan
pasien yang berasal dari wilayah kerja
Puskesmas dengan yang berasal dari
luar wilayah kerja Puskesmas. Dengan
demikian dapat dihitung angka insiden
kecelakaan lalu lintas berdasarkan usia
di wilayah kerja Puskesmas per
tahunnya.
Angka pasien kecelakaan lalu lintas
pada usia remaja cenderung terlihat
lebih tinggi dari usia lansia: kelompok
umur 10 – 14 tahun sebanyak 8,6% dan
15 – 19 tahun sebanyak 7,6%. Menurut
Samekto pada tahun 2009 hal ini
dikarenakan mereka merupakan
pengemudi pemula yang masih dalam
proses belajar mengemudi, memiliki
tingkat emosi yang belum stabil serta
belum berhati-hati dalam mengendarai
kendaraan. Anak-anak usia 5-15 tahun
cukup rentan untuk mendapatkan
cedera, pada usia tersebut anak-anak
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi
dan mempunyai keinginan untuk
menelusuri sesuatu dan bereksperimen
yang tidak seimbang dengan
kemampuan dalam memahami atau
mereaksi suatu bahaya.6 Adapun
menurut Moesbar pada tahun 2007 dari
data direktorat lalu lintas Polda Sumut,
diperoleh usia pelaku kecelakaan lalu
lintas umumnya adalah usia remaja dan
dewasa yaitu usia 15 - 50 tahun yang
terbanyak, ini tentu disebabkan
kesibukan atau tingkat mobilitas
golongan usia tersebut di atas tinggi,
jumlah pelaku juga meningkat setiap
tahun. Pengemudi dengan usia muda
akan meningkatkan resiko untuk
mengalami kecelakaan karena belum
dapat mengontrol emosi dengan baik.
Meskipun demikian, menurutnya usia
muda atau tua bukanlah hal yang terlalu
berpengaruh. Hal tersebut terkait
dengan pengalaman dan kemampuan
pengemudi orang yang bersangkutan.4
Dapat dilihat pula bahwa cenderung
terjadi penurunan angka pasien
kecelakaan lalu lintas di usia lansia
setelah 55 tahun: dimana 5,1% terjadi
pada pada kelompok umur 55 – 59
tahun, 5,8% terjadi pada kelompok
umur 60 – 69 tahun, dan 5,6% terjadi
pada kelompok umur > 70 tahun. Hal
ini sesuai dengan penelitian Kartika
pada tahun 2009, dimana ditemukan
kasus paling sedikit melibatkan
pengendara berumur lebih dari 60
tahun. Angka ini relatif kecil karena
kematangan dan tingkat disiplin lansia
yang lebih baik. Selain itu, perubahan
yang terjadi pada lansia mengarah pada
kemunduruan kesehatan fisik dan psikis
yang akhirnya secara umum akan
berpengaruh pada aktivitas kehidupan
sehari-hari, termasuk sebagai pengguna
jalan raya.5
Dari hasil penelitian juga diperoleh
angka pasien kecelakaan lalu lintas pada
kelompok umur balita dan anak – anak:
< 1 tahun sebanyak 0,7%, 1 – 4 tahun
sebanyak 4,8%, dan 5 – 9 tahun
sebanyak 9,9%. Menurut hasil
penelitian Bastian pada tahun 2008,
tingginya angka kecelakaan pada anak
diakibatkan oleh kurangnya
pengetahuan pengasuh atau orang tua
dalam pencegahan kecelakaan anak,
tentang bahayanya kecelakaan, dan
masih banyaknya kejadian kecelakaan
anak yang sebenarnya orang
tua/pengasuh justru ikut andil dalam
kecelakaan tersebut.8 Namun, di
Puskesmas Tampaksiring I, tidak dapat
diketahui apakah anak-anak yang
terlibat kecelakaan lalu lintas adalah
sebagai pengendara kendaraan bermotor
atau sebagai penumpang. Untuk itu
perlu pencatatan lebih lengkap
mengenai peran masing-masing orang
yang terlibat kecelakaan, apakah
sebagai pengendara, penumpang,
ataupun pejalan kaki yang sedang
melintas di area tersebut.
3. Hari Kejadian Kecelakaan Lalu
Lintas Pasien Yang Datang Ke
Puskesmas Tampaksiring I
Dari 1.621 pasien kecelakaan lalu lintas
yang datang ke Puskesmas
Tampaksiring I di tahun 2014,
kecelakaan terbanyak terjadi pada hari
Senin (26,8%) dan terendah pada hari
Sabtu (14,1%). Angka kecelakaan tinggi
pada hari Senin disebabkan karena
merupakan hari pertama di awal minggu
untuk memulai berbagai aktivitas
perekonomian maupun pendidikan.
Pada saat hari Senin, aktivitas
pekerjaan, pendidikan, dan
perekonomian mulai berlangsung
setelah lagi setelah terbengkalai
sebelumnya karena libur dihari minggu.
Asumsi yang selama ini berkembang
yakni “I hate Monday” (“Saya benci
Senin”), asumsi ini sangat berpengaruh,
dimana pada hari Senin arus lalu lintas
begitu tinggi menurut Simarmata pada
tahun 2008. Kecelakaan yang terjadi
juga dapat dipengaruhi kondisi
psikologis akibat beban kerja dan
kelelahan setelah bekerja seharian pada
hari pertama di awal minggu. Lalu pada
hari selanjutnya, kecelakaan yang
terjadi dapat disebabkan oleh kondisi
mental yang lelah akibat hari pertama
dan beban psikologis sehingga
menyebabkan lengah ketika berkendara,
menurut Damanik pada tahun 2011.
Persentase kecelakaan lalu lintas
terendah terjadi di hari Sabtu (14,1%).
Hal ini kemungkinan karena masyarakat
memulai pekerjaan di hari Senin, dan
hari Sabtu merupakan hari dimana
banyak aktivitas perekonomian dan
perkantoran libur, sehingga juga
mempengaruhi lebih sedikit aktivitas di
jalanan dan memilih tetap di rumah
ketika tidak hari kerja seperti hari
Sabtu.9
Dari hasil penelitian dilihat pula bahwa
hampir setiap hari di tahun 2014 terjadi
kecelakaan lalu lintas dengan rerata 5
pasien kecelakaan setiap hari yang
datang ke Puskesmas Tampaksiring I.
Kejadian kecelakaan lalu lintas ada
pada setiap hari dikarenakan Senin –
Sabtu merupakan hari kerja dimana
mobilitas serta volume lalu lintas pada
hari tersebut cukup tinggi. Suasana lalu
lintas yang padat merupakan suatu
masalah dan penyebab terjadinya
berbgai bentuk kecelakaan lalu lintas.
Kepadatan tersebut disebabkan karena
tingginya jumlah pengguna jalan dan
hal ini tentunya berhubungan dengan
waktu masyarakat keluar rumah.10
Hari kejadian kecelakaan tidak
termasuk hari Minggu dikarenakan pada
hari Minggu Puskesmas tidak
mengadakan pelayanan sehingga tidak
tercatat dalam register poli.
4. Jenis Kendaraan Kecelakaan Lalu
Lintas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tampaksiring I Berdasarkan Data
Polres Gianyar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peristiwa kecelakaan di wilayah kerja
Puskesmas Tampaksiring I jumlah
terbanyak melibatkan kendaraan
bermotor roda 2 (81,2%), diikuti
kemudian kendaraan bermotor roda 4
(18,8%). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Oktaviana pada tahun 2008
dari data Polda Metro Jaya per Oktober
2006 dari 4.026 kecelakaan lalu lintas,
81,6% diantaranya dilakukan
pengendara motor.11 Begitu juga
penelitian Samekto pada tahun 2009
dimana jumlah korban kecelakaan lalu
lintas terbesar merupakan jumlah
korban yang menggunakan sepeda
motor, hal ini sejalan dengan data lain
pada umumnya pelajar/mahasiswa
menggunakan kendaraan jenis sepeda
motor.6
Menurut Moesbar pada tahun 2007
dalam Pengendara dan Penumpang
Sepeda Motor Terbanyak Mendapat
Patah Tulang pada Kecelakaan Lalu
Lintas, dimana menurutnya hal ini
disebabkan sepeda motor
dirancang/didesain kurang
mempertimbangkan keselamatan
pengendaranya dan yang dibonceng.
Selain itu, jumlah sepeda motor rerata
mengalami kenaikan sekitar 20% per
tahun.10
Sesuai pula dengan penelitian Savitri
dan Indawati pada tahun 2012 di Unit
Laka Lantas Polrestabes Surabaya,
kendaraan bermotor roda 2 adalah
kendaraan yang mudah terganggu
keseimbangannya dan tidak
terlindungi.11 Pada umumnya kendaraan
bermotor roda 2 memang paling sering
dikendarai oleh masyarakat meskipun
memiliki risiko lebih tinggi untuk
terlibat dalam kecelakaan lalu lintas
daripada kendaraan roda 4.12
Jumlah kecelakaan lalu lintas yang
tercatat di Puskesmas Tampaksiring I
selama bulan Januari – Desember 2014
sebanyak 1.621 kecelakaan. Hal ini
sangat berbeda dengan jumlah
kecelakaan lalu lintas yang tercatat di
Polres Gianyar dimana dalam setahun
hanya tercatat 16 kecelakaan di wilayah
kerja Puskesmas Tampaksiring I. Dari
wawancara informal dengan pihak
Polres Gianyar, perbedaan ini dapat
disebabkan oleh karena hanya sedikit
penabrak maupun korban kecelakaan
yang melaporkan kejadian kecelakaan
ke polisi karena takut jika kendaraannya
kemungkinan akan disita sebagai barang
bukti. Selain itu banyak orang yang
berpikiran jika terjadi kecelakaan lalu
lintas tidak perlu melapor ke polisi dan
cukup diatur secara kekeluargaan saja
diantara yang terlibat.13
SIMPULAN
Dari penelitian ini dapat ditarik
simpulan pasien korban kecelakaan lalu
lintas di Puskesmas Tampaksiring I
lebih banyak ditemukan pada lelaki
daripada perempuan. Pasien kecelakaan
paling banyak ditemukan pada
kelompok usia dewasa (20 - 44 tahun),
dan angka pasien kecelakaan lalu lintas
pada usia remaja cenderung terlihat
lebih tinggi dari usia lansia. Pasien
korban kecelakaan lalu lintas di
Puskesmas Tampaksiring I paling
banyak ditemukan pada hari Senin dan
paling banyak menggunakan kendaraan
bermotor roda 2.
DAFTAR PUSTAKA
1. Darmojo, R Boedhi dan Martono,
H. Hadi. Geriatri (Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut). Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2004
2. Hakima, dkk. Analisis Faktor –
faktor Penyebab kecelakaan
Sebagai upaya Peningkatan
Keselamatan Lalu Lintas di Kota
Makassar. Simposium XIII FSTPT,
Universitas Katolik Soegijapranata,
Semarang. 2010
3. Wibowo, D. Analisis Kecelakaan
Lalu lintas Pada Ruas Jalan Raya
Siliwangi – Mangkang Semarang,
Simposium VIII FSTPT,
Universitas Sriwijaya Palembang.
2005.
4. Moesbar N. Pengendara dan
Penumpang Sepeda Motor
Terbanyak Mendapat Patah
Tulang. 2007;34(11):42-4
5. Kartika M. Analsis Faktor
Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas
pada Pengendara Sepeda Motor di
Wilayah Depok. Universitas
Indonesia. 2009;84(5):75-9
6. Samekto AA. Studi Tentang
Karakteristik Korban Kecelakaan
Lalu Lintas di Kota Semarang.
2009.29(5):114-9
7. Riyadina W, Suhardi, Permana M.
Pola dan Determinan
Sosiodemografi Cedera Akibat
Kecelakaan Lalu Lintas di
Indonesia. Majalah Kedokteran
Indonesia 2007;59(10):62-4
8. Bastian T. Hubungan Pengetahuan
dengan Praktik Pencegahan
Kecelakaan pada Orang Tua yang
Mempunyai Anak Usia Sekolah di
SD Negeri Pandeyan Yogyakarta.
2008; 59(14):21-6
9. Damanik, RP. Karakteristik
Penderita Cedera Kepala Akibat
Kecelakaan Lalu Lintas Darat
Rawat Inap di RSUD Dr. H.
Kumpulan Pane Tebing Tinggi
Tahun 2010-2011. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. 2011;29(10):85-9
10. Savitri WP, Indawati R. Estimasi
Resiko pada Lanjut Usia yang
Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas
di Kota Surabaya. Diakses tanggal
6 Januari 2015. Diunduh tanggal 6
Januari 2015
11. Oktaviana F. Pola Cedera
Kecelakaan Lalu Lintas pada
Kendaraan Bermotor Roda 2
Menurut Data Rekam Medis
RSUPN Cipto Mangunkusumo
Tahun 2003—2007. 2008;6(10):51-
4
12. Simamora, M. A. Analisa
Kecelakaan Lalu lintas di jalan Tol
Belmera. Skripsi Program Sarjana
Teknik Sipil Universitas Sumatera
Utara. 2011
13. Suwardi. Analisa Kecelakaan Lalu
lintas dan Solusinya Ruas Jalan
Purwodadi – Semarang ( KM
00,000 – 10,000 ) di Purwodadi.
Simposium XII FSTPT, Universitas
Kristen Petra, Surabaya. 2009