karakteristik alkuna

30

Click here to load reader

Upload: nailaamaliaa

Post on 11-Feb-2017

106 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karakteristik Alkuna

Karakteristik Alkuna

( Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Kimia

Organik)

DISUSUN OLEH :

Nama : Naila Amalia F.W

NRP : 153020202

Kelas : D

Program Studi Teknologi Pangan

Fakultas Teknik

Universitas Pasundan

Bandung

2015

Page 2: Karakteristik Alkuna

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

karunia-Nya sehingga makalah tentang materi Kimia Organik dengan judul

“Karakteristik Alkuna” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka

memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Kimia Organik.

Pada kesempatan ini, saya tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini

terutama untuk Dosen Dra. Etty, MS Pembimbing Mata Kuliah Kimia Organik,

orang tua saya yang selalu memberikan dukungan serta teman-teman yang telah

membantu.

Dengan penuh kesadaran bahwa tak ada gading yang tak retak, maka

makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan. Segala kritik dan saran dari

pembaca yang sifatnnya memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan

makalah ini sangat saya harapkan.

Akhirnya saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita pada

umumnya dan bagi saya khususnya.

                                                                                       Bandung, 7 Maret 2016

                                                                                                  Penyusun

Karakteristik Alkuna Page i

Page 3: Karakteristik Alkuna

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................4

C. Tujuan....................................................................................................................4

BAB II ISI..........................................................................................................................5

A. Pengertian Alkuna..................................................................................................5

B. Isomer Alkuna........................................................................................................5

C. Sifat Fisika dan Kimia............................................................................................7

C.1 Sifat Fisik............................................................................................................7

C.2 Sifat Kimia..........................................................................................................8

BAB III HASIL dan PEMBAHASAN...............................................................................9

A. Hasil.......................................................................................................................9

B. Pembahasan..........................................................................................................10

BAB IV KESIMPULAN & SARAN...............................................................................11

A. Kesimpulan..........................................................................................................11

B. Saran....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iv

Karakteristik Alkuna Page ii

Page 4: Karakteristik Alkuna

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kestabilan Struktur Tetrahedrall......................................................................1

Gambar 1.2 Kerangka senyawa karbon...............................................................................2

Gambar 1.3 Ikatan antar senyawa karbon...........................................................................2

Gambar 1.4 Susunan atom C primer,sekunder,tersier.........................................................3

Gambar 2.1 Reaksi dekomposisi metana.............................................................................5

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Senyawa Fisik Alkuna.........................................................................................8

Tabel 2.2 Sifat-sifat Fisik Senyawa Alkuna.........................................................................8

Karakteristik Alkuna Page iii

Page 5: Karakteristik Alkuna

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari – hari,

seyawa kimia memegang peranan

penting, seperti dalam makhuluk

hidup, sebagai zat pembentuk atau

pembangun di dalam sel, jaringan

dan organ. Senyawa – senyawa

tersebut meliputi asam nukleat,

karbohidrat, protein dan lemak.

Proses interaksi organ memerlukan

zat lain seperti enzim dan hormon.

Tubuh kita juga memiliki sistem

pertahanan dengan bantuan antibodi.

Demikian pula dengan alam sekitar

kita seperti tumbuhan dan minyak

bumi, juga disusun oleh molekul

molekul yang sangat khas dan

dibangun oleh atom – atom dengan

kerangka atom karbon (C).

Atom Karbon memiliki massa

12 dengan nomor atom 12.

Konfigurasi elektronnya adalah 1 s2,

2 s2, 3 p2, dan mengalami hibridisasi

dimana 1 elektron dari orbital 2s

berpindah ke orbital 2p, sehingga

memiliki konfigurasi stabil 1 s2, 2 s2,

2 p3, dengan membentuk orbital

hybrid sp3. Sehingga atom karbon

memiliki kesempatan untuk

membentuk empat ikatan dengan

atom lainnya, kestabilan struktur ini

ditunjukan dengan sudut yang sama

109,5° dengan bentuk tetrahedral,

perhatikan Gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1 Kestabilan Struktur Tetrahedrall

Berdasarkan karakteristik

tetrahedral maka atom karbon dapat

mengikat atom lain selain atom

karbon itu sendiri. Secara sederhana

atom karbon dapat membentuk

empat ikatan dengan atom hydrogen

seperti pada Gambar B. Kerangka

senyawa hidrokarbon dibangun oleh

banyak ikatan antar atom karbonnya.

Kerangka senyawa hidrokarbon yang

paling sederhana memiliki sebuah

atom karbon, dilanjutkan dengan dua

atom karbon, tiga atom karbon dan

seterusnya, perhatikan Gambar 1.2 di

bawah ini :

Karakteristik Alkuna Page 1

Page 6: Karakteristik Alkuna

Gambar 1.2 Kerangka senyawa karbon

Dalam berikatan sesama atom

karbon terdapat tiga kemukinan,

pertama membentuk ikatan tunggal,

ikatan rangkap dua dan ikatan

rangkap tiga. Untuk penyederhanaan

dapat kita ibaratkan Ikatan unggal

terjadi dari orbital s dan disebut

ikatan sigma pada orbital hibrid sp3

dan bentuk molekul tetrahedron

dengan sudut 109,5°. Senyawa

dengan ikatan tunggal disebut

dengan senyawa hidrokarbon jenuh.

Senyawa hidrokarbon dengan ikatan

rangkap dua terjadi pada orbital p,

dan ikatan ini dikenal dengan ikatan

phi, pada ikatan rangkap dua terjadi

perubahan sudut akibat dua orbital p

berposisi sejajar sehingga

membentuk orbital sp2 (segi tiga

datar) dan sudut yang terbentuk

adalah 120°. Sama halnya dengan

ikatan rangkap tiga terdapat dua

orbital p dalam posisi sejajar

sehingga merubah bentuk orbital sp

menjadi (bentuk planar) dengan

sudut 180°. Bentuk molekul dari

senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak

jenuh ditampilkan pada Gambar di

bawah ini. Untuk senyawa

hidrokarbon yang memiliki ikatan

rangkap disebut dengan senyawa

hidrokarbon tidak jenuh.

Gambar 1.3 Ikatan antar senyawa karbon

Atom karbon pada senyawa

hidrokarbon memiliki posisi yang

berbeda – beda. Coba kita perhatikan

rumus bangun dibawah ini pada

Gambar di bawah ini. Semua  atom

karbon (merah) yang dapat mengikat

3 atom hidrogen dan berposisi di

tepi, disebut dengan atom karbon

primer. Atom karbon nomor 3 (hijau)

yang mengikat 2 atom hidrogen

disebut dengan atom karbon

sekunder. Demikian pula atom

karbon yang mengikat hanya 1 atom

hidrogen (warna abu – abu) memiliki

posisi sebagai atom karbon tersier.

Setiap atom Karbon dalam kerangka

Karakteristik Alkuna Page 2

Page 7: Karakteristik Alkuna

senyawa hidrokarbon dapat mengikat

atom lain seperti atom hidrogen,

oksigen, nitrogen, belerang, klor dan

lainnya.

Dari berbagai unsur-unsur kimia

yang kita kenal, ada satu unsur yang

cakupannya sangat luas dan

pembahasannya sangat mendalam

yakni Karbon. Karbon mempunyai

nomor atom 6 sehingga jumlah

elektronnya juga 6, dengan

konfigurasi 6 C = 2, 4. Dari

konfigurasi elektron ini terlihat atom

C mempunyai 4 elektron valensi

(elektron pada kulit terluar). Untuk

memperoleh 8 elektron (oktet) pada

kulit terluarnya (elektron valensi)

dibutuhkan 4 elektron sehingga

masing-masing elektron valensi

mencari pasangan elektron dengan

atom-atom lainnya. Kekhasan atom

karbon adalah kemampuannya untuk

berikatan dengan atom karbon yang

lain membentuk rantai karbon.

Bentuk rantai karbon yang paling

sederhana adalah Hidrokarbon.

Hidrokarbon hanya tersusun dari dua

unsur yaitu Hidrogen dan Karbon.

Berdasarkan jumlah atom C lain

yang terikat pada satu atom C dalam

rantai karbon, maka atom C

dibedakan menjadi :

a. Atom C primer, yaitu atom C

yang mengikat satu atom C yang

lain.

b. Atom C sekunder, yaitu atom C

yang mengikat dua atom C yang

lain.

c. Atom C tersier, yaitu atom C yang

mengikat tiga atom C yang lain.

d. Atom C kwarterner, yaitu atom C

yang mengikat empat atom C

yang lain.

Gambar 1.4 Susunan atom C

primer,sekunder,tersier

atom C primer, atom C

nomor 1, 7, 8, 9 dan 10

(warna hijau)

atom C sekunder, atom C

nomor 2, 4 dan 6 (warna biru)

atom C tersier, atom C nomor

3 (warna kuning)

atom C kwarterner, atom C

nomor 5 (warna merah)

Berdasarkan bentuk rantai

karbonnya:

Karakteristik Alkuna Page 3

Page 8: Karakteristik Alkuna

• Hidrokarbon alifatik =

senyawa hidrokarbon dengan

rantai lurus/terbuka yang

jenuh (ikatan tunggal/alkana)

maupun tidak jenuh (ikatan

rangkap/alkena atau alkuna).

• Hidrokarbon alisiklik =

senyawa hidrokarbon dengan

rantai melingkar / tertutup

(cincin).

• Hidrokarbon aromatik =

senyawa hidrokarbon dengan

rantai melingkar (cincin)

yang mempunyai ikatan antar

atom C tunggal dan rangkap

secara selang-seling /

bergantian (konjugasi).

Berdasarkan ikatan yang ada

dalam rantai C-nya, senyawa

hidrokarbon alifatik

dibedakan atas :

1. Alkana (CnH 2n+2)

2. Alkena (CnH 2n)

3. Alkuna (CnH 2n−2)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan

alkuna ?

2. Bagaimana struktur alkuna?

3. Apa sifat fisika & kimia

alkuna?

C. Tujuan

1. Menjelaskan dan

mendeskripsikan senyawa

hidrokarbon alkuna

2. Menjelaskan manfaat dan

dampak senyawa hidrokarbon

alkuna dalam kehidupan

sehari-hari.

Karakteristik Alkuna Page 4

Page 9: Karakteristik Alkuna

BAB II ISI

A. Pengertian Alkuna

Alkuna adalah Senyawa

hidrokarbon dengan ketidak jenuhan

yang tinggi, ikatan karbon karbon

ganda tiga. Molekulnya berbentuk

linear . Rumus Umum ( RU ) Alkuna

= CnH 2n−2. Asetilena, adalah alkuna

paling sederhana yang digunakan

secara industrial sebagai bahan awal

pembuatan asetaldehida, asam asetat,

dan vinil klorida . HC-CH (etuna)..

Asetilena dibuat dari dekomposisi

metana dalam suhu tinggi. Contoh :

Pembuatan gas asetilena

Dalam skala kecil, reaksi ini akan

memberikan nyala asetilena untuk

lampu karbida. Dulu pekerja tambang

menggunakan lampu semacam ini;

banyaknya gas yang dihasilkan diatur

dengan mengendalikan laju air yang

diteteskan ke dalam tempat reaksi.

Metode komersial yang baru untuk

membuat asetilena adalah dengan

memanaskan metana dan homolog-

homolognya pada temperatur tinggi

dengan menambahkan suatu katalis.

Gambar 2.5 Reaksi dekomposisi metana

B. Isomer Alkuna

Isomer adalah senyawa-senyawa

yang mempunyai rumus molekul

yang sama tetapi mempunyai struktur

atau konfigurasi yang berbeda.

Struktur berkaitan dengan cara atom-

atom saling berikatan, sedangkan

konfigurasi berkaitan dengan susunan

ruang atom-atom dalam molekul.

Keisomeran dibedakan menjadi 2

yaitu :

1) Keisomeran struktur (Keisomeran

karena perbedaan struktur).

Dibedakan menjadi 3 yaitu :

a) Keisomeran kerangka : Jika

rumus molekulnya sama tetapi

rantai Induknya (kerangka

atom) berbeda.

b) Keisomeran posisi : Jika

rumus molekul dan rantai

induknya (kerangka atom)

sama tetapi posisi

Karakteristik Alkuna Page 5

CaC2 (s)+2H 2O(l ) C2 H 2+¿

Ca(OH )2 (aq )

Page 10: Karakteristik Alkuna

cabang/gugus penggantinya

berbeda.

c) Keisomeran gugus fungsi

2) Keisomeran Ruang

Dibedakan menjadi 2 yaitu :

a) Keisomeran geometri :

keisomeran karena perbedaan

arah (orientasi) gugus- gugus

tertentu dalam molekul dengan

struktur yang sama. Keisomeran

geometri menghasilkan 2

bentuk isomer yaitu bentuk

cis (jika gugus-gugus sejenis

terletak pada sisi yang sama)

dan bentuk trans (jika gugus-

gugus sejenis terletak

berseberangan).

b) Keisomeran optik

Senyawa hidrokarbon memiliki

sebuah keunikan dimana beberapa

buah hidrokarbon memiliki rumus

molekul yang sama namun

memiliki sifat yang berbeda –

beda, ternyata perbedaan tersebut

disebabkan oleh rumus bangun

ataustruktur molekulnya. Senyawa

dengan rumus molekul yang sama

namun berbeda dalam rumus

bangun atau struktur molekulnya

disebut dengan isomer. Dalam

senyawa hidrokarbon jenuh,

isomer yang terjadi karena adanya

perbedaan atom atau gugus yang

mengganti atom hidrogen dalam

rantai utama senyawa hidrokarbon.

Contoh sederhana, dari bentuk

isomer ini ditunjukan dengan atom

karbon yang mengikat tiga buah

gugus metil, sedangkan isomernya

mengikat 1 gugus metil, 2 atom

hidrogen dan satu gugus etil.

Perbedaan struktur molekul

menyebabkan perbedaan sifat fisik,

molekul pertama memiliki titik

leleh = 138℃, titik didih = 1℃,

dengan densitas 0.58 g/mL,

sedangkan molekul yang kedua

memiliki titik leleh = 159℃, titik

didih = 12℃ dan densitas 0,55

g/mL. Bentuk isomer lainnya

adalah adanya perbedaan gugus

yang dikandung dalam senyawa

hidrokarbon.

Dari gambar tampak sebuah

molekul dengan rumus molekul yang

sama C2 H 6 O Dalam senyawa ini

terdapat 2 atom C, 1 atom O dan 6

atom H, perbedaan terletak pada

posisi atom oksigen, senyawa pertama

atom oksigen berposisi pada atom C

primer –C-O-H. Sedangkan molekul

kedua atom oksigen terletak antara

dua atom karbon (-C-O-C-).

Perbedaan ini juga menyebabkan

Karakteristik Alkuna Page 6

Page 11: Karakteristik Alkuna

adanya perbedaan sifat fisika dan sifat

kimia dari kedua molekul tersebut.

Senyawa hidrokarbon dapat

diklasisifikasikan atas dua golongan

besar yaitu senyawa hidrokarbon

jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh.

Senyawa hidrokarbon jenuh

bercirikan ikatan tunggal antar atom

karbon sebagai penyusun rantai

utamanya, berbeda dengan senyawa

hidrokarbon tidak jenuh yang dapat

membentuk ikatan rangkap dua atau

rangkap tiga antar atom karbon

penyusunnya etuna (C2 H2), propena (

C3 H4) tidak mempunyai isomer

karena hanya ada satu struktur.

Isomer dari butuna (C4 H6)

C. Sifat Fisika dan Kimia

C.1 Sifat Fisik

Alkuna mempunyai kepolaran

rendah, tidak larut dalam air, larut

baik dalam pelarut organik seperti

eter, benzen, karbontetrakhlorida, titik

didih naik sesuai dengan jumlah atom

karbon. Reaktiftas alkuna disebabkan

karena terbongkarnya ikatan rangkap

tiga dan membentuk senyawa baru.

Atas dasar ini maka reaksi alkuna

umumnya reaksi adisi. Contoh reaksi

adisi alkuna dengan gas halogen,

seperti gas bromine (Br2), klorine (Cl2

) dan iodine (I 2). Ikatan rangkap tiga

terlepas dan senyawa halogen masuk

pada kedua atom karbon. Reaksi terus

berlangsung sehingga seluruh ikatan

rangkapnya terlepas, dan membentuk

senyawa haloalkana.  Sifat fisis

alkuna, yakni titik didih mirip dengan

alkana dan alkena. Semakin tinggi

suku alkena, titik didih semakin besar.

Pada suhu kamar, tiga suku

pertama berwujud gas, suku

berikutnya berwujud cair sedangkan

pada suku yang tinggi berwujud

padat. titik cair dan titik didih alkena

dan alkuna bertambah dengan makin

panjangnya rantai. akan tetapi, tidak

ada rotasi bebas yang terjadi pada

ikatan ganda (alkena) dan ikatan

rangkap tiga (alkuna) seperti pada

alkana, karena adanya ikatan phy.

Jarak antara atom karbon-karbon pada

ikatan ganda lebih pendek daripada

jarak antara karbon-karbon dengan

ikatan tunggal akiabt interaksi ikatan

phy dan meningkatnya sifat sigma

dari ikatan sigma, demikian pula

ikatan karbon-karbon ganda tiga

bersifat lebih kuat dan lebih pendek

daripada ikatan karbon-karbon ganda.

Karakteristik Alkuna Page 7

Page 12: Karakteristik Alkuna

Atom karbon pada ikatan rangkap

tiga sedikit lebih elektronegatif

daripada atom karbon pada ikatan

ganda akibat makin bertambahnya

sifat ikatan sigma dari orbital sp.

Reaksi lainnya yaitu adisi dengan

senyawa hidrogen menggunakan

katalis Nikel.

Tabel 2.1 Senyawa Fisik Alkuna

C.2 Sifat Kimia Adanya ikatan rangkap tiga yang

dimiliki alkuna memungkinkan

terjadinya reaksi adisi, polimerisasi,

substitusi dan pembakaran. Sifat

keelektronegatifan dari alkuna lebih

besar daripada atom karbon lain

karena adanya ikatan rangkap tiga.

Jadi suatu ikatan CH alkunil lebih

polar daripada ikatan CH alkana atau

alkena.

Tabel 2.2 Sifat-sifat Fisik Senyawa

Alkuna

Tingkat keasaman alkuna (pKa =

25) lebih rendah daripada air (pKa =

15,7), akan tetapi lebih kuat daripada

ammonia (pKa = 35). Alkuna dapat

bereaksi dengan suatu basa kuat

seperti sodamida (NaNH2) atau

reagen Grignard. Pada kondisi ini

alkana dan alkena tidak bereaksi.

Karakteristik Alkuna Page 7

Nama RumusMp (

℃)

BP (

℃¿Densit

i

Acetylene HC - CH -82 -75

PropyneHC -

CHCH 3-101,5 -23

1-butyneHC -

C HCH2 CH 3-122 9

1-pentyne HC CH ¿¿ -98 40 0,695

1-hexyne HC CH ¿ -124 72 0,719

1-heptyne HCCH ¿ -80 100 0,733

1-octyne HC CH ¿ -70 126 0,747

Nama

Senyawa

Masa

Molekul

(Mr)

Titik

didih

(℃)

Wujud

Zat (2

℃)

Etuna 26 -75 Gas

Propuna 40 -23 Gas

Butuna 54 8,1 Gas

Pentuna 68 39.4 Cair

Heksuna 82 72 Cair

Page 13: Karakteristik Alkuna

BAB III HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pada addition of hydrogen halides HF tidak digunakan?

Jawab : karena HF mudah membentuk ikatan hydrogen. Apabila sudah

membentuk ikatan hydrogen mengakibatkan F sulit untuk bereaksi dengan

yang lain.

2. Kenapa semakin besar jumlah atom C nya, titik didihnya makin tinggi.?

Jawab : karena sesuai dengan prinsip destilasi (pemisahan berdasarkan

titik didih) semakin panjang rantai karbonnya, semakin tinggi titik

didihnya. Hal itu disebabkan karena pada rantai karbon yang terpanjang

berada pada kolom destilasi yang paling bawah ( heater/bottom) sehingga

suhunya paling besar. Dan makin keatas makin rendah suhunya dan makin

pendek rantainya.

3. Kenapa propuna tidak mempunyai isomer?

Jawab : karena propuna hanya memilki satu struktur yaitu CH=C- CH 3

4. Apa perbedaan isomer geometris cis dengan isomer geometris trans pada

alkuna ?

Jawab : keisomeran geometri: keisomeran karena perbedaan arah

(orientasi) gugus- gugus tertentu dalam molekul dengan struktur yang

sama. Keisomeran geometri menghasilkan 2 bentuk isomer yaitu bentuk

cis (jika gugus-gugus sejenis terletak pada sisi yang sama) dan bentuk

trans (jika gugus-gugus sejenis terletak berseberangan).

5. Sebutkan sifat kimia alkuna ?

Jawab : Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan

terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran. Sifat

keelektronegatifan dari alkuna lebih besar daripada atom karbon lain

karena adanya ikatan rangkap tiga. Jadi suatu ikatan CH alkunil lebih polar

daripada ikatan CH alkana atau alkena. Tingkat keasaman alkuna (pKa =

25) lebih rendah daripada air (pKa = 15,7), akan tetapi lebih kuat daripada

ammonia (pKa = 35). Alkuna dapat bereaksi dengan suatu basa kuat

Karakteristik Alkuna Page 10

Page 14: Karakteristik Alkuna

seperti sodamida (NaNH2) atau reagen Grignard. Pada kondisi ini alkana

dan alkena tidak bereaksi.

B. Pembahasan

Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2 H2).

Nama lain etuna adalah asetilena. Dalam industri asetilena dibuat dari metana

melalui pembakaran tak sempurna. Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat

dari reaksi batu perhatikan, gas karbid berbau tidak sedap. Namun sebenarnya

gas asetilena murni tidaklah berbau busuk bahkan sedikit harum. Bau busuk itu

terjadi karena gas asetilena yang dibuat dari batu karbid tidak murni, tetapi

mengandung campuran. Perlu diketahui bahwa gas forfin juga bersifat racun.

Jadi ada untungnya gas ini berbau tidak sedap, sehingga orang akan

menghindarinya.

Etuna (asetilena), gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja

ataupun memotong logam. Reaksi pembentukan etuna (asetilena) :

4 CH 4 (g) + 3 O2 (g) →2 C2 H 2 (g) + 6 H 2O (g)

CaC2(s) + 2 H 2O (l) Ca(OH )2 (aq) + C2 H2 (g)

Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (±3000℃),

dipakai untuk mengelas besi dan baja.

Untuk penerangan

Untuk sintesis senyawa lain

Penyusun beberapa obat sinteti

Karakteristik Alkuna Page 11

Page 15: Karakteristik Alkuna

BAB IV KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Alkuna adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh rangkap tiga.

Alkuna paling sederhana adalah asetilena (etuna) yang digunakan

secara industrial sebagai bahan awal pembuatan asetaldehida, asam

asetat, dan vinil klorida . HC-CH (etuna).. Asetilena dibuat dari

dekomposisi metana dalam suhu tinggi.

Sifat – sifat fisik alkuna yaitu: kepolaran rendah, tidak larut dalam

air, larut baik dalam pelarut organik seperti eter, benzen,

karbontetrakhlorida, titik didih naik sesuai dengan jumlah atom

karbon.

Sifat – sifat kimia alkuna yaitu : Adanya ikatan rangkap tiga yang

dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,

polimerisasi, substitusi dan pembakaran.

Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul

yang sama tetapi mempunyai struktur atau konfigurasi yang

berbeda. Etuna (C2 H2), propena (C3 H 4) tidak mempunyai isomer

karena hanya ada satu struktur. Isomer butuna ada 2 buah, isomer

dari pentuna ada 3 buah.

Ada beberapa manfaat alkuna diantaranya gas asetilen ( etuna)

digunakan untuk mengelas besi dan baja ataupun memotong

logam. Selain itu alkuna juga bisa digunakan untuk penyusun

beberapa obat sintetik dan untuk penerangan dll.

B. Saran

Karena makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Dan

diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca ataupun penulis.

Karakteristik Alkuna Page 12

Page 16: Karakteristik Alkuna

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden ,1982. Kimia organic edisi ketiga, Jakarta : Erlangga

http://jasmansyah.50megs.com/korg1.htm < diakses tanggal 6 maret 2016 >

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/alkuna-2/

< diakses tanggal 6 maret 2016 >

http://id.wikipedia.org/wiki/Alkuna < diakses tanggal 6 maret 2016 >

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_organik_dasar/hidro-karbon/

sifat-alkuna/

< diakses tanggal 6 maret 2016 >

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090517055119AAhgyfq

< diakses tanggal 6 maret 2016 >

http://id.wikipedia.org/wiki/Asetilena < diakses tanggal 6 maret 2016 >

http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/senyawa-alkuna.html< diakses

tanggal 6 maret 2016 >

Karakteristik Alkuna Page iv