sifat fisika alkuna secara umum mirip dengan alkana dan alkena

10
Sifat fisika alkuna secara umum mirip dengan alkana dan alkena, seperti : 1. Tidak larut dalam air 2. Alkuna dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C sedang berwujud cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat. 3. Berupa gas tak berwarna dan baunya khas 4. mudah teroksidasi atau mudah meledak. Titik didih beberapa senyawa alkuna disajikan pada Tabel 12.4. Tabel 12.4. Titik Didih beberapa Senyawa Alkuna Alkuna sebagai hidrokakbon tak jenuh, memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih r Reaktiftas alkuna disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga dan membentuk s baru. Atas dasar ini maka reaksi alkuna umumnya reaksi adisi. Contoh reaksi adisi alk dengan gas halogen, seperti gas bromine (Br2), klorine (Cl2) dan iodine (I2). Ikatan terlepas dan senyawa halogen masuk pada kedua atom karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh ikatan rangkapnya terlepas, dan membentuk senyawa haloalkana. Persam reaksi ditunjukan pada Bagan 12.27. Bagan 12.27. Reaksi adisi alkuna dengan halogen Reaksi lainnya yaitu adisi dengan senyawa hidrogen menggunakan katalis Nikel, persama reaksi dapat dilihat pada Bagan 12.28.

Upload: hayatrie-tasbieh

Post on 21-Jul-2015

315 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Sifat fisika alkuna secara umum mirip dengan alkana dan alkena, seperti : 1. Tidak larut dalam air 2. Alkuna dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C sedang berwujud cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat. 3. Berupa gas tak berwarna dan baunya khas 4. mudah teroksidasi atau mudah meledak. Titik didih beberapa senyawa alkuna disajikan pada Tabel 12.4.

Tabel 12.4. Titik Didih beberapa Senyawa Alkuna Alkuna sebagai hidrokakbon tak jenuh, memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih reaktif. Reaktiftas alkuna disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga dan membentuk senyawa baru. Atas dasar ini maka reaksi alkuna umumnya reaksi adisi. Contoh reaksi adisi alkuna dengan gas halogen, seperti gas bromine (Br2), klorine (Cl2) dan iodine (I2). Ikatan rangkap tiga terlepas dan senyawa halogen masuk pada kedua atom karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh ikatan rangkapnya terlepas, dan membentuk senyawa haloalkana. Persamaan reaksi ditunjukan pada Bagan 12.27.

Bagan 12.27. Reaksi adisi alkuna dengan halogen Reaksi lainnya yaitu adisi dengan senyawa hidrogen menggunakan katalis Nikel, persamaan reaksi dapat dilihat pada Bagan 12.28.

Bagan 12.28. Reaksi hidrogenasi 2-butuna dengan katalisator Nikel Pemanfaatan Akuna seperti pemanfaatan gas etuna (asetilena) untuk pengelasan. Gas asetilena dibakar dengan gas Oksigen mengahsilkan panas yang tinggi ditandai dengan kenaikan suhu sampai dengan 3000 C, sangat cocok untuk mengelas logam, perhatikan Gambar 12.29. Selain itu, alkuna juga dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa lain, karena senyawa ini cukup reaktif.

Gambar 12.29. pemanfaatan gas asetilena untuk pengelasan Isomeri pada alkuna sama dengan isomer pada alkena, dimana sifat isomer terjadi karena perpindahan ikatan rangkap sehingga isomer pada alkuna dan pada alkena disebut dengan isomer posisi. Contoh isomer posisi adalah senyawa 2-butuna denga 1-butuna, perhatikan Gambar 12.30. Perlu kita ingat, isomer pada alkena terjadi karena perbedaan pada rantainya dan sering disebut dengan isomer rantai.

Bagan 12.30. Isomer senyawa 1-butuna dengan 2- butuna Senyawa alkana dapat dibedakan dengan alkena dan alkuna. Pembedaan ini dapat dilakukan dengan reaksi penambahan senyawa bromine (Br2). Reaksi adisi pada senyawa alkana tidak terjadi. Sedangkan untuk senyawa alkena maupun alkuna terjadi reaksi Brominasi, peristiwa reaksi ini dapat diikuti dengan mudah, senyawa alkana tidak memberikan perubahan warna ditambahkan dengan senyawa Bromin yang berwarna merah, warna larutan akan tetap berwarna merah.

Berbeda dengan senyawa alkena dan alkuna yang tidak berwarna bereaksi dengan bromin dan terjadi reaksi adisi membentuk senyawa halida yang tidak berwarna, larutan akan tetap tetap tidak berwarna dan terjadi senyawa alkena yang mengandung gugus bromide. Jika reaksi ini terus dilanjutkan, maka reaksi adisi terjadi lagi dan terbentuk senyawa alkana yang mengandung gugus bromide. Untuk lebih jelasnya perhataikan Bagan 12.31.

Bagan 12.31. Reaksi brominasi sebagai pembeda antara alkana dengan alkena atau alkuna

Senyawa-senyawa alkuna memiliki sifat yang khas yang membedakan senyawa ini dari senyawa lain. Adapun Sifat-sifat tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok,yaitu: 1. Sifat Fisika Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat. Percabangan dalam alkuna dapat menurunkan sedikit titik didihnya. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya gaya dispersi antar molekul. 2. Sifat Kimia Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran

1. Reaksi adisi pada alkuna o Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)

Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov. Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atomC yang sedikit mengikat atom H

o Reaksi alkuna dengan hidrogen halida

Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:

Reaksi alkuna dengan hidrogen:

2. Polimerisasi alkuna

3. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.

4. Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.

SUMBER 1. Senyawa yang Berasal dari Alam Alkuna ditemukan dalam gas rawa, batu bara, dan minyak bumi, tetapi dalam jumlah yang sedikit. Hal ini menyebabkan industri harus mensintesis alkuna. 2. Pembuatan Senyawa Alkuna Pada umumnya senyawa alkuna dibuat melalui reaksi eliminasi, substitusi atau pembakaran. Berikut ini beberapa contoh pembuatan alkuna *Dalam industri etuna dibuat dari pembakaran tidak sempurna metana. Reaksi pembentukan etuna (asetilena) : 4 CH4 (g) + 3 O2 (g) 2C2H2 (g) + 6 H2O (g)

*Dalam jumlah kecil asetilena juga dapat dibuat dari reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air: CaC2 (s) + 2 H2O (l) *Perengkahan alkana Etuna dapat diperoleh dari perengkahan alkana dalam minyak bumi. *Reaksi substitusi etuna Alkuna dengan rantai lebih panjang dapat diperoleh melalui reaksi substitusi etuna Ca(OH)2 (aq) + C2H2 (g)

KEGUNAAN

Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting :

C2H2. 1. etuna (asetilena) Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja atau untuk memotong logam. Reaksi pembentukan etuna (asetilena) : 4 CH4 (g) + 3 O2 (g) 2 C2H2 (g) + 6 H2O (g) CaC2 (s) + 2 H2O (l) Ca(OH)2 (aq) + C2H2 (g) 2. Penyusun beberapa obat sintetik:

3-metil-1-pentun-3-ol (obat penenang, pereda nyeri)