kala iii

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu- tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinannya. Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu : 1. kala I; Tahap Pembukaan 2. Kala II; Tahap Pengeluaran Bayi 3. Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta 4. Kala IV; Tahap Pengawasan 1

Upload: ulil-adjha

Post on 07-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kala III ASKEB

TRANSCRIPT

Page 1: Kala III

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu

hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal

yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si

kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan

muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan

khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang

menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah

perjuangan yang cukup melelahkan.

Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan

persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala

halnya guna menghadapi proses persalinannya.

Proses persalinan terbagi ke dalam  empat tahap, yaitu :

1. kala I; Tahap Pembukaan

2. Kala II; Tahap Pengeluaran Bayi

3. Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta

4. Kala IV; Tahap Pengawasan

Pada makalah ini kami hanya membahas tentang kala III yakni tahap

pengeruaran plasenta

B. Tujuan

Untuk mengetahui  hal-hal yang berkaitan dengan kala III yakni tahap

pengeluara plasenta

1

Page 2: Kala III

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi

lahir sampai plasenta lahir.

2. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

B. Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala III

1. Fisiologi Kala III

Dimulai segera setelah bayi sampai lahirnya plasenta yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba

keras dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian

uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.

Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit – 15 menit setelah bayi lahir dan

keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran

plasenta, disertai dengan pengeluaran darah. Komplikasi yang dapat

timbul pada kala II adalah perdarahan akibat atonia uteri, ratensio plasenta,

perlukaan jalan lahir, tanda gejala tali pusat.

Tempat implantasi plasenta mengalami pengerutan akibat

pengosongan kavum uteri dan kontraksi lanjutan sehingga plasenta

dilepaskan dari perlekatannya dan pengumpulan darah pada ruang utero-

plasenter akan mendorong plasenta keluar.

Otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan

volume ronnga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini

menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta karena

tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak

berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas,

plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam vagina (Depkes

RI 2007).

2

Page 3: Kala III

Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti

penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan

ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.

Karena tempat perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan ukuran

plasenta tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian

lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian

bawah uterus atau ke dalam vagina.

Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang

mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri, tempat implantassi

plasenta. Akibatnya, plasenta akan lepas dari tempat implantasinya.

2. Mekanisme pelepasan plasenta

a. Cara-cara Pelepasan Plasenta :

1) Metode Ekspulsi Schultze

Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari

pinggir plasenta. Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat

dari vagina (tanda ini dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya

perdarahan per vaginam. Lebih besar kemungkinannya terjadi pada

plasenta yang melekat di fundus.

2) Metode Ekspulsi Matthew-Duncan

Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila

plasenta mulai terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400

ml. Bila lebih hal ini patologik.Lebih besar kemungkinan pada

implantasi lateral.

Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera

berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah akan terjepit, dan

perdarahan segera berhenti. Pada keadaan normal akan lahir

spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah anak lahir

lengkap.

b. Tanda – tanda pelepasan plasenta.

Adapun tanda – tanda pelepasan plasenta yaitu :

1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus.

3

Page 4: Kala III

Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai

berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus

biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta

terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah

pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat.

2. Tali pusat memanjang.

Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.

3. Semburan darah mendadak dan singkat.

Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu

mendorong plasenta keluar di bantu oleh gaya gravitasi. Apabila

kumpulan darah (retroplasental pooling) dalam ruang di antara

dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas

tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang

terlepas. Tanda ini kadang – kadang terlihat dalam waktu satu

menit setelah bayi lahir dan biasanya dalam 5 menit.

C. Pengawasan Perdarahan

Empat  prasat yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut

a. Prasat Kustner

Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.

Tangan kiri menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk

kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding

uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti

plasenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan

secara hati-hati. Apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan

banyak akan dapat terjadi.

b. Prasat Strassman

Perasat ini dilakukan dengan mengetok-ngetok fundus uterus

dengan tangan kiri dan tangan kanan meregangkan tali pusat sambil

merasakan apakah ada getaran yang ditimbulkan dari gerakan tangan

kiri, jika terasa ada getaran berarti plasenta sudah lepas.

4

Page 5: Kala III

c. Prasat Klien

Untuk melakukan perasat ini, minta pasien untuk meneran, jika

tali pusat tampak turun atau bertambah panjang berarti plasenta telah

lepas, begitu juga sebaliknya.

d. Prasat Manuaba

Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim,

sedangkan tangan kanan memegang dan mengencangkan tali pusat.

Kedua tangan ditarik berlawan.

D. Manajemen Aktif Kala III

Manajemen aktif  III: Mengupayakan kontraksi yang adekuat dari

uterus dan mempersingkat waktu kala III, mengurangi jumlah kehilangan

darah, menurunkan angka kejadian retensio plasenta.

Tiga langkah utama manajemen aktif kala III: Pemberian

oksitosin/uterotonika segera mungkin, melakukan penegangan tali pusat

terkendali(PTT), Rangsangan taktil pada dinding uterus atau fundus uteri.

Penegangan tali pusat terkendali: Berdiri disamping ibu, pindahkan

jepitan semula tali pusat ketitik 5-20 cm dari vulva dan pegang klem penjepit

tersebut, lrtakan telapak tangan ( alas dengan kain ) yang lain, pada segmen

bawah rahim atau diding uterus dan suprasimpisis, pada saat terjadi kontraksi,

tegangkan tali pusat sambil tekan tali uterus ke dorsokranial, ulangi kembali

perasat ini bila plasenta belum dapat dilahirkan (jangan dilakukan

pemaksaan).

E. Pemeriksaan Pada Kala III

a. Pemeriksaan Plasenta,Selaput Ketuban dan Tali Pusat

1. Plasenta

Pastikan bahwa seluruh plasenta telah lahir lengkap dengan

memeriksa jumlah kotiledonnya (rata-rata 20 kotiledon). Periksa

dengan seksama pada bagian pinggir plasenta apakah kemungkinan

masih ada hubungan dengan plasenta lain (plasenta suksenturiata.

5

Page 6: Kala III

Amati apakah ada bagian tertentu yang seperti tertinggal atau

tidak utuh, jika kemungkinan itu ada maka segera lakukan eksplorasi

untuk membersihkan sisa plasenta.

2. Selaput Ketuban

Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapan selaput ketuban

untuk memastikan tidak ada bagian yang tertinggal di dalam uterus.

Caranya dengan meletakkan plasenta di atas bagian yang datar dan

pertemukan setiap tepi selaput ketuban sambil mengamati apakah ada

tanda-tanda robekan dari tepi selaput ketuban.

Jika ditemukan kemungkinan ada bagian yang robek, maka

segera lakukan eksplorasi uterus untuk mengeluarkan sisa selaput

ketuban karena sisa selaput ketuban atau bagian plasenta yang

tertinggal di dalam uterus akan menyebabkan perdarahan dan infeksi.

3. Tali Pusat

Setelah plasenta lahir, periksa mengenai data yang

berhubungan dengan tali pusat.

a. Panjang tali pusat

b. Bentuk tali pusat (besar,kecil, atau terpilin-piliin)

c. Insersio tali pusat

d. Jumlah vena dan arteri pada tali pusat

e. Adakah lilitan tali pusat

F. Pemamtauan Kala III

1. Kontraksi

Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama melakukan

manejemen aktif kala III (ketika PTT), sampai dengan sesaat setelah

plasenta lahir. Pemantauan kontraksi dilanjutkan selama satu jam

berikutnya dalam kala 1V.

2. Robekan Jalan Lahir dan Perineum

Selama melakukan PTT ketika tidak ada kontraksi, bidan

melakukan pengkajian terhadap robekan jalan lahir dan perineum.

Pengkajian ini dilakukan seawal mungkin sehingga bidan segera

menentukan derajat robekan dan teknik jahitan yang tepat yang akan

6

Page 7: Kala III

digunakan sesuai kondisi pasien. Bidan memastikan apakah jumlah darah

yang keluar adalah akibat robekan jalan lahir atau karena pelepasan

plasenta.

3. Hygiene

Menjaga kebersihan tubuh pasien terutama di daerah genitalia

sangat penting dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi

terhadap luka robekan jalan lahir dan kemungkinan infeksi intrauterus.

Pada kala III ini kondisi pasien sangat kotor akibat pengeluaran air

ketuban, darah, atau feses saat proses kelahiran janin.

Selama plasenta lahir lengkap dan dipastikan tidak ada prndarahan,

segera keringkan bagian bawah pasien dari air ketuban dan darah. Pasang

pengalas bokong yang sekaligus berfungsi sebagai penampung darah

(under pad). Jika memang dipertimbangkan perlu untuk menampung darah

yang keluar untuk kepentingan perhitungan volume darah, maka pasang

bengkok dibawah bokong pasien.

G. Kebutuhan Ibu Pada Kala III

1. Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping

2. Penghargaan terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui

3. Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa

yang akan dilakukan

4. Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu

mempercepat kelahiran plasenta, yaitu kapan saat meneran dan posisi apa

yang mendukung untuk pelepasan dan kelahiran plasenta.

5. Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air

ketuban

6. Hidrasi

H. Pendokumentasian Pada Kala III

1. Pengkajian

a. Data Subjektif

Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir Pasien mengatakan bahwa ia merasa mulas dan ingin meneran Pasien mengatakan bahwa plasenta belum lahir

7

Page 8: Kala III

b. Data Objektif

Jam bayi lahir spontan

Perdarahan pervaginam

TFU

Kontraksi uterus : intensitasnya (kuat, sedang, lemah atau tidak

ada) selama 15 menit pertama

2. Interpretasi Data

Pastikan bahwa saat ini pasien berada pada kala III beserta kondisi

normalnya dan mengkaji adanya diagnosis masalah atau tidak.

.

8

Page 9: Kala III

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi

lahir sampai plasenta lahir.

2. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban

3. Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti

penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan

ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan

plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan

ukuran plasenta tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan

kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke

bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

B. Saran

Seluruh tenaga penolong persalinan (bidan, dokter) diharapkan dapat

melakukan Manajemen Aktif kala III pada setiap asuhan poersalinan normal

sebagai upaya percepatran penurunan angka kemnatian ibu di Indonesia.

Dalam melaksanakan Manajemen Aktif kala III bidan harus memperhatikan

setiap tindakan agar tidak terjadi kekeliruan ataupun kesalahan yang dapat

membahayakan keselamatan ibu. Setiap tindakan juga harus disesuaikan

dengan ketentuan yang berlaku sehingga perdarahan postpartum dapat

dikurangi. Pemeriksaan plasenta juga perlu dilakukan diantaranya dengan

memeriksa selaput ketuban, bagian plasenta, dan tali pusat.

9

Page 10: Kala III

DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeye Rukiyah dkk (2009). Asuhan Kebiodan II (Persalinan ). Jakarta : Trans

Info Media

Saifudin, Abdul Bari. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP,

Affandi, Biran, dkk, (2007), Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Essensial

Persalinan (Edisi Revisi), Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik

http://ceylibra.blogspot.com/2010/12/asuhan-kebidanan-pada-kala-iii.html

10

Page 11: Kala III

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Esa  yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya  sehingga penyusunan

makalah ini dapat diselesaikan

Makalah  ini disusun untuk diajukan sebagai  tugas mata kuliah dengan

judul“Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Kala III ( Persalinan)  ” 

Terima kasih disampaikan kepada Bapak dosen mata yang telah

membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi

tugas mata kuliah

Pariaman, November 2013

Penyusun

11i

Page 12: Kala III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Pengertian......................................................................................................2

B. Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala III..........................................2

C. Pengawasan Perdarahan................................................................................4

D. Manajemen Aktif Kala III.............................................................................5

E. Pemeriksaan Pada Kala III............................................................................5

F. Pemamtauan Kala III....................................................................................6

G. Kebutuhan Ibu Pada Kala III........................................................................7

H. Pendokumentasian Pada Kala III..................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................9

B. Saran..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

12ii