kak dinkes

12
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA Konstruksi 2014 1 GEDUNG KANTOR DINAS KESEHATAN (Multiyears) KAB. PENAJAM PASER UTARA I. PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gedung kantor adalah sebuah bangunan yang digunakan untuk kegiatan aktifitas pelayanaan. Pada saat ini kebutuhan akan gedung kantor sangat tinggi. Salah satunya diakibatkan oleh bertambahnya instansi pemerintah daerah Kab. Penajam Paser Utara terutama instansi pelayanan langsung masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan bangunan yang dapat mengakomodir keperluan ini dengan baik, aman, fungsional, dan tentunya kuat. Gedung Kantor Dinas Kesehatan sebagai bangunan gedung negara harus diwujudkan, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur. I.2. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN a. Maksud Kegiatan Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas, volume, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan. b. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan dari Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan adalah tercapainya peningkatan pelayanan terhadap perawatan aset-aset bergerak milik pemerintah. I.3. SASARAN KEGIATAN Sasaran akhir kegiatan adalah terbangunnya gedung Gedung Kantor Dinas Kesehatan, yang memenuhi syarat teknis bangunan gudang konstruksi baja. I.4. LOKASI KEGIATAN Lokasi kegiatan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan berlokasi di komplek Pemerintahan Kabupaten Penajam Paser Utara Jalan Propinsi Km. 9 Kelurahan Nipah-Nipah. I.5. SUMBER PENDANAAN Pagu dana yang dialokasikan untuk kegiatan Belanja Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan sebesar Rp. 17.000.000.000,00

Upload: annas-frendytre

Post on 20-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kerangka acuan kerja

TRANSCRIPT

Page 1: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 1

GEDUNG KANTOR DINAS KESEHATAN (Multiyears)

KAB. PENAJAM PASER UTARA

I. PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Gedung kantor adalah sebuah bangunan yang digunakan untuk kegiatan aktifitas

pelayanaan. Pada saat ini kebutuhan akan gedung kantor sangat tinggi. Salah

satunya diakibatkan oleh bertambahnya instansi pemerintah daerah Kab. Penajam

Paser Utara terutama instansi pelayanan langsung masyarakat. Oleh karena itu

dibutuhkan bangunan yang dapat mengakomodir keperluan ini dengan baik, aman,

fungsional, dan tentunya kuat.

Gedung Kantor Dinas Kesehatan sebagai bangunan gedung negara harus

diwujudkan, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, dapat

menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi positif bagi

perkembangan arsitektur.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

a. Maksud Kegiatan

Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas

Kesehatan ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas,

volume, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai

wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Kerangka

Acuan Kerja (KAK) dan kelancaran penyelesaian administrasi yang

berhubungan dengan pekerjaan lapangan serta penyelesaian kelengkapan

pembangunan.

b. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan dari Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan adalah

tercapainya peningkatan pelayanan terhadap perawatan aset-aset bergerak

milik pemerintah.

I.3. SASARAN KEGIATAN

Sasaran akhir kegiatan adalah terbangunnya gedung Gedung Kantor Dinas

Kesehatan, yang memenuhi syarat teknis bangunan gudang konstruksi baja.

I.4. LOKASI KEGIATAN Lokasi kegiatan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan berlokasi di

komplek Pemerintahan Kabupaten Penajam Paser Utara Jalan Propinsi Km. 9

Kelurahan Nipah-Nipah.

I.5. SUMBER PENDANAAN

Pagu dana yang dialokasikan untuk kegiatan Belanja Jasa Konstruksi

Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan sebesar Rp. 17.000.000.000,00

Page 2: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 2

(Tujuh Belas Milyar Rupiah) termasuk PPN yang berasal dari APBD Kab. Penajam

Paser Utara tahun anggaran 2014-2017 (multiyears).

I.6. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA

Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan jasa

konstruksi adalah sebagai berikut:

Satuan Kerja : Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kab. Penajam

Paser Utara

Kegiatan : Gedung Kantor Dinas Kesehatan

PA : Drs. Andi Dahrul, ST.MSi

KPA : Christian Nur Selamat, ST.MT

Page 3: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 3

II. DATA PENUNJANG

II.1. DATA DASAR

Secara garis besar data dasar dalam Pembangunan Gedung Kantor Dinas

Kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Dokumen Pembiayaan;

Berupa Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kegiatan Pembangunan

Gedung Kantor Dinas Kesehatan sebagai bukti tersedianya anggaran untuk

pembiayaan kegiatan konstruksi.

b. Status Hak Atas Tanah;

Berupa sertifikat atau bukti kepemilikan tanah/hak atas tanah oleh pemerintah

yang akan melaksanakan kegiatan Pembangunan Gedung Kantor Dinas

Kesehatan.

c. Peruntukan Lokasi;

Lokasi yang dipilih untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan

peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW Kabupaten Penajam Paser Utara

dan/atau RDTR.

II.2. STANDAR TEKNIS

Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan yang akan dilaksanakan harus

memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Kabupaten Penajam Paser Utara. Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi yaitu:

a. Daya Dukung Tapak

1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB);

2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB);

3) Koefisien Dasar Hijau (KDH);

4) Garis Sempadan Bangunan (GSB);

5) Daerah Hijau Bangunan (DHB);

6) Jumlah Lantai Bangunan (JLB);

7) Tinggi Lantai Dasar Bangunan;

b. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan

Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan harus dilengkapi dengan

prasarana dan sarana bangunan yang memadai, dengan biaya

pembangunannya diperhitungkan sebagai pekerjaan non-standar. Prasarana

dan sarana bangunan yang harus ada pada bangunan gudang, seperti:

1) Sarana parkir kendaraan;

2) Sarana penyediaan air minum;

3) Sarana ruang terbuka hijau;

4) Sarana pencahayaan halaman;

5) Sarana jalan masuk dan keluar;

c. Penggunaan Bahan Bangunan

Bahan bangunan untuk bangunan gudang harus memenuhi SNI yang

dipersyaratkan, diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/produksi

dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari komponen

bangunan sistem fabrikasi

Page 4: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 4

II.3. REFERENSI HUKUM

Acuan regulasi yang menjadi landasan kegiatan Pembangunan Gedung Kantor

Dinas Kesehatan, adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Republik Indonesia

1) Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup;

2) Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

3) Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

4) Undang-Undang RI no. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1) Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaran

Jasa Konstruksi;

2) Peraturan Pemerintah RI No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi

Nasional;

3) Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung;

c. Peraturan Presiden Republik Indonesia

1) Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah;

2) Peraturan Presiden RI No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas

Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

d. Instruksi Presiden Republik Indonesia

1) Instruksi Presiden RI No. 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk

Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

e. Peraturan Menteri

1) Peraturan Menteri PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan

Teknis Bangunan Gedung;

2) Peraturan Menteri PU No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis

Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;

3) Peraturan Menteri PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

4) Peraturan Menteri PU No. 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Ijin

Mendirikan Bangunan Gedung;

5) Peraturan Menteri PU No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis

Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

6) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;

7) Peraturan Menteri PU No. 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan

dan Perawatan Bangunan Gedung;

8) Peraturan Menteri PU No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman

Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;

9) Peraturan Menteri PU No. 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis

Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum dan Cipta Karya.

Page 5: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 5

f. Standar Nasional Indonesia (SNI)

1) SNI Tahun 2002 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;

2) SNI Tahun 2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;

3) SNI 03-1727-1989 tentang Tata Cara Pembebanan untuk Rumah dan

Gedung;

4) SNI 03-2847-1992 tentang Tata Cara Perhitungan Beton untuk Bangunan

Gedung;

5) SNI 03-1736-2000 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif

untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung;

6) SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000;

7) SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk

Bangunan Gedung.

Page 6: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 6

III. RUANG LINGKUP

III.1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup kegiatan dan uraian pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas

Kesehatan adalah :

a. Kegiatan Persiapan

Kegiatan persiapan yaitu kegiatan yang meliputi seluruh pekerjaan awal

sebelum pekerjaan dimulai, meliputi:

1) Penyusunan organisasi kerja;

2) Tata cara pengaturan pekerjaan;

3) Penyusunan jadual pelaksanaan pekerjaan;

4) Penyusunan jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan

pengerahan personil;

5) Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan;

6) Penyusunan program mutu.

b. Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi meliputi:

1) Pekerjaan Persiapan;

2) Pekerjaan Arsitektur;

3) Pekerjaan Struktur

4) Pekerjaan Elektrikal;

5) Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing;

6) Pekerjaan Lansekap.

c. Penyusunan Program Mutu

Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disepakati oleh pengguna

jasa dan dapat direvisi sesuai kebutuhan. Penyusunan program mutu minimal

berisi :

1) Organisasi proyek pengguna jasa dan penyedia jasa;

2) Jadual pelaksanaan pekerjaan;

3) Prosedur pelaksanaan pekerjaan;

4) Prosedur instruksi kerja;

5) Pelaksana kerja.

III.2. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN a. Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana

1) Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan

sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Dokumen Kontrak;

2) Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai dengan

bobot pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan

Direksi Cipta Karya;

3) Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi

lapangan proyek yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada

dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja;

4) Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada pengguna

jasa.

b. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)

1) Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat gambar pelaksanaan

(Shop Drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya, terutama

Page 7: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 7

untuk pekerjaan-pekerjaan yang gambar detailnya tidak dijelaskan dalam

gambar bestek;

2) Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Shop Drawing ditentukan oleh

Konsultan Supervisi dalam masa konstruksi;

3) Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan sebelum

Shop Drawing yang menjadi kewajibannya disetujui oleh Konsultan

Supervisi dan Direksi Cipta Karya;

4) Shop Drawing tidak boleh merubah/merevisi gambar bestek kecuali atas

persetujuan Perencana;

5) Shop Drawing tidak boleh merubah, memperbesar dan memperkecil

kuantitas maupun kualitas pekerjaan.

c. Gambar Lapangan dan Dokumen Lapangan

1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set gambar bestek/gambar

revisi dalam format kertas A3, satu set Shop Drawing satu set Spesifikasi

Teknis dan satu set Bill of Quantity dilokasi pekerjaan pada setiap kantor

lapangan;

2) Gambar Bestek, Gambar Revisi, Shop Drawing, Spesifikasi Teknis,

dan Bill of Quantity ditempatkan pada tempat yang baik dan dalam kedaan

yang rapi.

d. Buku Instruksi dan Buku Tamu

1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu buah Buku Instruksi

dan Buku Tamu dilokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan dan

ditempatkan pada tempat yang baik;

2) Buku Instruksi berisikan instruksi-instruksi dilokasi pekerjaan yang

dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya untuk

dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan;

3) Buku Instruksi harus mencantumkan tanggal instruksi, waktu instruksi,

nama dan jabatan yang memberi instruksi, dan tanda tangan yang

memberi instruksi;

4) Instruksi Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya yang berada dalam

Buku Instruksi harus diketahui dan ditanda tangani oleh Kontraktor

Pelaksana minimal Supervisor Lapangan untuk dilaksanakan.

e. Gambar Hasil Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)

1) Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Hasil

Pelaksanaan (Asbuilt Drawing) yang sesuai dengan hasil pelaksanaan

pekerjaan dilapangan sebelum serah terima tahap pertama dilakukan;

2) Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Asbuilt Drawing adalah pekerjaan

yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi;

3) Asbuilt Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh

Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya;

4) Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set Asbuilt Drawing yang

telah disetujui kepada Direksi Cipta Karya;

5) Satu set Asbuilt Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat

yang baik pada bangunan oleh Direksi Cipta Karya atau pengguna

bangunan.

Page 8: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 8

f. Request Material dan Request Pekerjaan

1) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan semua

material bangunan (request material) sebelum material bangunan tersebut

dipakai dan dimasukan ke lokasi pekerjaan;

2) Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai

dengan contoh material dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi

Cipta Karya;

3) Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana

dianggap sah dan diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan

Supervisi;

4) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set

contoh material yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi;

5) Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi dan

Direksi Cipta Karya tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan

harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan;

6) Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request

pekerjaan) untuk pekerjaan yang akan dikerjakan;

7) Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus

disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya;

8) Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tanpa

Request Material atau jika Request Pekerjaan yang diajukan belum

disetujui oleh Konsultan Supervisi;

9) Item-item pekerjaan yang memerlukan Request Pekerjaan ditentukan oleh

Konsultan Supervisi.

g. Metode Pelaksanaan

1) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan metode pelaksanaan terhadap

pekerjaan pembesian, pengecoran, eriction konstruksi baja dan eriction

konstruksi kuda-kuda serta pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukanya;

2) Metode pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus

disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya;

3) Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika metode

pelaksanaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi dan

Direksi Cipta Karya;

4) Item-item pekerjaan yang memerlukan metode pelaksanaan ditentukan

oleh Konsultan Supervisi.

h. Pekerjaan Diluar Jam Kerja

1) Pekerjaan-pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh

Kontraktor Pelaksana dengan alasan mempercepat proses penyelesaian

pekerjaan harus diketahui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta

Karya;

2) Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi

untuk pengawasan pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh

Kontraktor Pelaksana sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor

Pelaksana;

3) Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas

pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja normal atau pada malam hari.

i. Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan (Operation Hand-Book)

1) Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan Konsultan

Perencana harus membuat Buku Petunjuk Penggunaan atau sistem

Page 9: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 9

operasi (Operation Hand-Book) sebelum masa Serah Terima Pertama

untuk semua peralatan dan instalasi yang ada dalam bangunan seperti:

Instalasi listrik, Instalasi air bersih dan air kotor;

2) Operation Hand-Book harus diserahkan kepada Direksi Cipta Karya dan

pengguna bangunan dengan memberikan penjelasan yang diperlukan;

3) Operation Hand-Book harus disimpan dengan baik dalam bangunan pada

tempat yang ditentukan oleh Direksi Cipta Karya atau pengguna bangunan.

j. Perubahan-Perubahan Disain dan Perbedaan-Perbedaan

1) Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi dengan persetujuan Direksi

Cipta Karya berhak mengadakan perubahan-perubahan pada Gambar

Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity yang wajib dilaksanakan

oleh Kontraktor Pelaksana;

2) Kontraktor Pelaksana dengan alasan apapun tidak boleh melakukan

perubahan pada Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity

tanpa persetujuan Konsultan Supervisi atau Konsultan Perencana;

3) Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang

dilakukan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Direksi

Cipta Karya harus disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor

Pelaksana untuk dilaksanakan;

4) Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang

dilakukan oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Direksi

Cipta Karya secara lisan atau tidak tertulis tidak wajib untuk dilaksanakan

oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan instruksi tidak

tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana;

5) Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis tidak

boleh menambah biaya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari

biaya pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja kecuali ditentukan lain

dalam Kontrak Kerja atau oleh Direksi Cipta Karya;

6) Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan

Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang diusulkan oleh Konsultan

Perencana dan Direksi Cipta Karya dilakukan oleh Konsultan Perencana

diketahui oleh Direksi Cipta Karya;

7) Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan

Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang diusulkan oleh Kontraktor

Pelaksana dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana diketahui oleh Konsultan

Supervisi dan disetujui oleh Direksi Cipta Karya;

8) Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan kuantitas/volume

pekerjaan dan biaya yang dilakukan oleh Konsultan Perencana;

9) Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidak sesuaian antara

Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity, Konsultan

Supervisi tidak dibenarkan mengambil keputusan secara sepihak tetapi

harus melaporkannya kepada Direksi Cipta Karya untuk tindakan

selanjutnya.

10) Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Direksi

Cipta Karya berhak menentukan acuan mana yang harus dipegang bila

terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of

Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

11) Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Supervisi,

jika terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of

Quantity maka urutan acuan yang harus dipegang ditentukan seperti

berikut :

Page 10: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 10

Kontrak Kerja;

Bill of Quantity;

Gambar Bestek serta Gambar Revisi; dan

Spesifikasi Teknis.

III.3. KELUARAN YANG DIINGINKAN

Keluaran akhir tahap pelaksanaan konstruksi meliputi dokumen hasil pelaksaanaan

konstruksi, berupa:

a. Laporan Hasil Pekerjaan (Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan

Bulanan, dan Foto Dokumentasi Pelaksanaan);

b. Request Material dan Request Pekerjaan;

c. Shop Drawing dan Asbuilt Drawing;

d. Operation Hand-Book;

e. Dokumen lainnya yang disyaratkan.

III.4. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN

Jangka waktu pelaksanaan adalah 750 (tujuh ratus lima puluh) hari kalender sejak

SPMK diterbitkan.

III.5. PERSONIL

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, tenaga personil yang dibutuhkan antara lain

:

NO BIDANG KEAHLIAN JUMLAH KUALIFIKASI

TENAGA AHLI

1

Ahli Sipil Struktur

(Project/Site Manager)

1 orang

Disyaratkan memiliki latar belakang

pendidikan Strata 1 (S1) Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi;

Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK;

Berpengalaman profesional minimal 5 (lima) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini pelaksanaan bangunan gedung dan pernah berpengalaman menjadi Project/Site Manager.

2

Ahli Sipil Struktur

(Supervisor)

1 orang

Disyaratkan memiliki latar belakang

pendidikan Strata 1 (S1) Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi;

Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK;

Berpengalaman profesional minimal 4 (empat) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini pelaksanaan/pengawasan bangunan gedung.

Page 11: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 11

3

Ahli Quality Qontrol

1 orang

Disyaratkan memiliki latar belakang

pendidikan Strata 1 (S1) Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi;

Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK;

Berpengalaman profesional minimal 4 (empat) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini pelaksanaan quality qontrol bangunan gedung.

TENAGA TEKNISI

1

Surveyor

1 orang

Memiliki latar belakang pendidikan

minimal Diploma III (D3) Teknik Sipil Berpengalaman profesional minimal 2

(dua) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini survey/pengukuran lapangan.

2

Asisten Surveyor

1 orang

Memiliki latar belakang pendidikan

minimal SMK

TENAGA PENDUKUNG

1

Drafter

1 orang

Memiliki latar belakang pendidikan

minimal SMA/SMK/D3 Teknik Sipil

2

Operator Komputer

1 orang

Memiliki latar belakang pendidikan

minimal SMA/SMK

3

Driver

1 orang

Memiliki latar belakang pendidikan

minimal SMA/SMK

4

Administrasi Proyek

1 orang

Memiliki latar belakang pendidikan

minimal SMA/SMK

Page 12: KAK Dinkes

KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA

Konstruksi 2014 12

IV. HAL-HAL LAIN

IV.1. PRODUKSI DALAM NEGERI

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan pengunaan produksi dalam

negeri. Produksi luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam

negeri tidak dapat digunakan.

IV.2. PERSYARATAN KERJASAMA

Jika kerjasama dengan penyedia jasa konstruksi lain diperlukan untuk pelaksanaan

kegiatan pelaksaan konstruksi ini maka persyaratan sesuai dengan SDP harus

dipatuhi.

IV.3. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

Untuk pelaksanaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan ini didalam

perhitungan volume berpedoman kepada peraturan yang berlaku, antara lain :

Regulasi-Regulasi Nasional maupun Internasional yang mengatur tentang

Bangunan Konstruksi Baja, PBI, PMI, PPBBI, ASTM dan lain-lain yang disyaratkan

undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

IV.4. ALIH PENGETAHUAN

Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban untuk menyelenggarakan

pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil

satuan kerja.

Penajam, September 2014 Pengguna Anggaran

Dinas Pekerjaan Umum

Drs. ANDI DAHRUL, ST. NIP. 19780929 200312 1 008