kajian implementasi standar isi dan standar proses kurikulum bi jenjang sma-libre

7
Kajian Implementasi Standar Isi dan Standar Proses Kurikukulum Bahasa Indonesia Jenjang SMA Kukuh Fadliyatis S Universitas Negeri Malang Abstrak : Landasan filosofis, landasan yuridis, dan landasan teoritis digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum mengacu kepada standar nasional pendidikan meliputi standar isi dan standar proses. Implementasi dalam pembelajaran masih banyak kekurangan dan ketidaksesuaian dengan standar isi dan standar proses kurikulum 2013. Kekurangan sebagian besar dilakukan oleh guru yaitu tidak dapat memetakan KI dan KD, penyusunan RPP yang tidak sesuai dengan standar proses, pelaksanaan pembelajaran yang kurang menekankan 5M, dan penilaian yang dilakukan murni oleh guru. Kata Kunci : implementasi, standar isi, standar proses Landasan pendidikan yang paling mendasar yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang mengamanatkan tujuan pendidikan antara lain untuk mencerdaskan anak bangsa. Perwujudan amanat UUD tersebut Upaya mewujudan tujuan pendidikan di dalam pembukaan UUD 1945 tersebut adalah adanya suatu sistem yang mengatur pendidikan nasional. Hal tersebut dijelaskan dalam pasal 31 ayat 3 UUD 1945 yang berisi perintah agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Pancasila dan UUD 1945 menjadi dasar adanya landasan – landasan lain di dalam pendidikan. Salah satunya adalah landasan dalam pengembangan kurikulum 2013. Landasan pengembangan kurikulum 2013 yaitu landasan filosofis, landasan yuridis, dan landasan teoritis. Landasan filosofis berkaitan dengan filsafat yang digunakan dalam mengembangkan kurikulum. Landasan filosofis merupakan landasan utama dalam pengembangan kurikulum PBSI karena landasan ini dipandang paling hakiki dan esensial dalam merumuskan tujuan pendidikan, tujuan PBSI, dan tujuan interaksional. Landasan yuridis pengembangan kurikulum PBSI adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

Upload: okta-chie-ganjha

Post on 16-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Kajian Implementasi Standar Isi Dan Standar Proses Kurikulum BI Jenjang SMA-libre

TRANSCRIPT

  • Kajian Implementasi Standar Isi dan Standar Proses Kurikukulum Bahasa Indonesia Jenjang SMA

    Kukuh Fadliyatis S

    Universitas Negeri Malang

    Abstrak : Landasan filosofis, landasan yuridis, dan landasan teoritis digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum mengacu kepada standar nasional pendidikan meliputi standar isi dan standar proses. Implementasi dalam pembelajaran masih banyak kekurangan dan ketidaksesuaian dengan standar isi dan standar proses kurikulum 2013. Kekurangan sebagian besar dilakukan oleh guru yaitu tidak dapat memetakan KI dan KD, penyusunan RPP yang tidak sesuai dengan standar proses, pelaksanaan pembelajaran yang kurang menekankan 5M, dan penilaian yang dilakukan murni oleh guru.

    Kata Kunci : implementasi, standar isi, standar proses

    Landasan pendidikan yang paling mendasar yaitu Pancasila dan UUD 1945

    yang mengamanatkan tujuan pendidikan antara lain untuk mencerdaskan anak

    bangsa. Perwujudan amanat UUD tersebut Upaya mewujudan tujuan pendidikan

    di dalam pembukaan UUD 1945 tersebut adalah adanya suatu sistem yang

    mengatur pendidikan nasional. Hal tersebut dijelaskan dalam pasal 31 ayat 3 UUD

    1945 yang berisi perintah agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan

    satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan

    serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

    dengan undang-undang.

    Pancasila dan UUD 1945 menjadi dasar adanya landasan landasan lain di

    dalam pendidikan. Salah satunya adalah landasan dalam pengembangan

    kurikulum 2013. Landasan pengembangan kurikulum 2013 yaitu landasan

    filosofis, landasan yuridis, dan landasan teoritis. Landasan filosofis berkaitan

    dengan filsafat yang digunakan dalam mengembangkan kurikulum. Landasan

    filosofis merupakan landasan utama dalam pengembangan kurikulum PBSI

    karena landasan ini dipandang paling hakiki dan esensial dalam merumuskan

    tujuan pendidikan, tujuan PBSI, dan tujuan interaksional. Landasan yuridis

    pengembangan kurikulum PBSI adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar

    1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

    Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, Undang-undang Nomor 17 Tahun

    2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala

    ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

  • dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32

    Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

    tentang Standar Nasional Pendidikan. Landasan teoritis berkaitan dengan teori

    pendidikan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013.

    Pengembangan kurikulum 2013 mengacu kepada Standar Pendidikan

    Nasional (SNP) yang terdiri atas standar isi, standar proses, standar kompetensi

    lulusan, standar pendidik dan tenaga kerja, standar sarana prasarana, standar

    pembiayaan, dan standar pengelolaan. Kajian ini dibatasi pada standar isi dan

    standar proses. Standar isi berhubungan dengan kompetensi yang harus dikuasai

    oleh peserta didik. Sedangkan, standar proses berhubungan dengan perencanaan

    pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

    Secara umum, standar isi mencakup karakteristik kurikulum, struktur

    kurikulum, dan kerangka dasar kurikulum 2013. Dari ketiga hal tentang standar isi

    tersebut, struktur kurikulum menjadi bahasan yang menarik. Struktur kurikulum

    2013 berbeda dengan struktur kurikulum sebelumnya. SKL (Standar Kompetensi

    Lulusan) dijabarkan menjadi kompetensi inti (KI) terlebih dulu. Kompetensi inti

    (KI) merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Standar kompetensi pada

    kurikulum 2013 dileburkan ke dalam kompetensi inti. Kompetensi inti dirancang

    seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui

    kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang

    berbeda dapat dijaga. Kompetensi inti ini bersifat tidak mengikat, artinya

    kompetensi inti bebas matapelajaran. Semua matapelajaran di sebuah jenjang

    menggunakan kompetensi inti yang sama.

    Kompetensi inti dirumuskan menjadi empat yaitu KI-1untuk kompetensi

    spiritual, KI- 2 untuk kompetensi sikap sosial, KI-3 untuk kompetensi

    pengetahuan, dan KI-4 untuk kompetensi keterampilan. KI-1 dan KI-2 bersifat

    produktif (dalam hal ini sikap). KI-3 bersifat reseptif artinya perserta didik

    menerima pengetahuan. Pengetahuan tersebut kemudian diaplikasikan di KI-4.

    KI-4 bersifat produktif, peserta didik menghasilkan sesuatu produk sesuai dengan

    kompetensi yang diajarkan. Kompetensi inti merupakan kompetensi yang harus

  • dicapai oleh peserta didik. Hasilnya berupa karakter yang baik disertai dengan

    pengetahuan dan keterampilan.

    Kompetensi inti dijabarkan secara rinci di dalam kompetensi dasar.

    Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Kompetensi dasar

    (KD) yaitu kompetensi minimal dalam matapelajaran yang harus dimiliki oleh

    lulusan. KD dalam komponen tujuan kurikulum merupakan tujuan pembelajaran

    Kompetensi dasar mengacu ke dalam kompetensi inti. KD-1 untuk kompetensi

    dasar sikap spiritual menjabarkan KI-1. KD-2 untuk kompetensi dasar sikap sosial

    menjabarkan KI-2. KD-3 untuk kompetensi dasar pengetahuan menjabarkan KI-3.

    KD-4 untuk keterampilan menjabarkan KI-4.

    Standar isi yang mencakup KI dan KD diimplementasikan di dalam

    perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut

    tercangkup di dalam standar isi. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam

    bentuk silabus dan RPP. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana

    pelaksanaan pembelajaran (RPP), penyiapan media dan sumber belajar, perangkat

    penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

    Silabus dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusa dan standar

    isi jenjang SMA. Silabus digunakan untuk mengembangkan RPP. Silabus berlaku

    satu semester, setiap semester silabusnya berbeda. Silabus dalam kurikulum 2013

    tidak jauh berbeda dengan silabus kurikulum sebelumnya (KTSP) hanya saja

    terdapat penambahan yaitu kompetensi inti.

    RPP adalah rencana kegiatan yang dikembangkan berdasarkan silabus

    untuk mengarahkan peserta didik dalam upaya mencapai KD. Guru sebagai

    fasilitator pembelajaran wajib menyusun RPP agar pembelajaran interaktif,

    inovatif, dan menyenangkan agar kompetensi dasar tercapai. RPP dalam

    kurikulum 2013 juga hampir sama dengan RPP sebelumnya. komponen RPP

    dapat dilihat di Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses.

    Silabus dan RPP kemudian diaplikasikan di dalam pelaksanaan

    pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan

    inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran sama dengan kurikulum

    sebelumnya. perbedaannya terletak dalam kegiatan inti. Jika di dalam kurikulum

    sebelumnya kegiatan inti menggunakan istilah eksplorasi, elaborasi, dan

  • konfirmasi, kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dengan

    menggunakan lima M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan

    mengomunikasikan). Pendekatan saintifik dalam kegiatan inti dapat menggunakan

    model model dan metode pembelajaran yang juga harus disesuaikan dengan

    pendekatan saintifik. Jika dalam kurikulum sebelumnya yang ditonjolkan model

    dan metode pembelajaran, dalam kurikulum 2013 yang ditonjolkan yaitu

    pendekatan saintifik.

    Penilaian dalam kurikulum 2013 juga tidak jauh berbeda dengan

    kurikulum sebelumnya. Penilaian dalam kurikulum 2013 menggunakan penilaian

    otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil

    secara utuh. Di dalam kurikulum ini, guru banyak melakukan penilaian terutama

    di dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian otentik digunakan oleh guru untuk

    merencanakan perbaikan (remidial), pengayaan, atau pelayanan konseling tentang

    kesulitan peserta didik dalam pembelajaran. Penilaian otentik mengacu kepada

    standar penilaian yang ditetapkan dalam Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang

    standar penilaian.

    Implementasi kurikulum 2013 di sekolah sekolah dilaksanakan secara

    terbatas di SD, SMP, SMA untuk kelas IV, VII, dan kelas X pada bulan Juli 2013.

    Tahun 2013 adalah tahun pertama dan dilaksanakan di seluruh wilayah NKRI.

    Tahun 2013 adalah tahun uji coba implementasi kurikulum 2013. Implementasi

    kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap. Kajian ini memfokuskan

    implementasi standar isi dan standar proses dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

    Sejak diberlakukan kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru (2013 2014),

    workshop dan pelatihan kurikulum 2013 untuk lembaga, kepala sekolah, dan guru

    diadakan. Pelatihan kurikulum 2013 untuk guru meliputi mengkaji standar isi,

    perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran

    dalam kurikulum 2013. Faktanya, meskipun pelatihan sering dilakukan guru

    masih mengalami hambatan dalam implementasi kurikulum 2013.

    Hambatan yang dialami guru (MGMP bahasa Indonesia SMA/MA Kota

    Malang) yaitu memetakan KI dan KD, menyusun RPP, pelaksanaan, dan

    penilaian. Hambatan yang pertama yaitu memetakan KI dan KD. Pemetaan KI

    dan KD digunakan untuk menyusun silabus. Hal tersebut dikarenakan guru

  • kurang dapat memahami KI dan KD dalam kurikulum 2013. Di dalam kurikulum

    2013, keterampilan berbahasa (membaca, menulis, berbicara, dan menyimak)

    yang diajarkan tidak secara langsung dituliskan di dalam kurikulum. Hal tersebut

    berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang tercantum secara langsung. Guru

    harus memetakan sendiri KI dan KD. Guru masih mengalami kesulitan dalam

    menafsirkan KI dan KD dalam implementasi pelaksanaan pembelajaran. Hal

    tersebut dikarenakan KI-1 dan KI-2 merupakan kompentensi sikap masing

    masing sikap spiritual dan sikap sosial. Kompetensi tersebut yang kurang

    terekspose dalam kurikulum sebelumnya sehingga guru masih belum akrab

    dengan kompetensi sikap. KD-1 dan KD-2 merepresentasikan KI-1 dan KI-2.

    Sebagian besar guru kurang memahami KI. Guru juga hanya mengurutkan KD

    tanpa melihat keterampilan dan taksonomi pembelajaran. Materi pembelajaran

    dalam kurikulum 2013 dapat dikatakan materi pembelajaran yang baru bagi guru.

    Ada satu materi yang kurang familiar bagi guru yaitu teks anekdot.

    Implementasi kurikulum 2013 oleh guru dalam penyusunan RPP

    matapelajaran bahasa Indonesia juga belum tepat. RPP disesuaikan dengan silabus

    yang disusun oleh pemerintah. Dalam penyusunan RPP, guru membingungkan

    komponen RPP karena standar isi dan penjelasan instruktur pelatihan berbeda

    tentang komponen RPP. Dalam implementasinya, penyusunan RPP disesuaikan

    dengan kebutuhan dalam pembelajaran. Jika di dalam kurikulum sebelumnya, satu

    RPP berlaku untuk satu KD tetapi dalam kurikulum 2013 satu RPP berlaku untuk

    beberapa KD dan tidak digunakan dalam satu waktu tertentu. Berbeda dengan

    kurikulum sebelumnya, RPP yang disusun untuk satu KD dan berlaku dalam satu

    atau dua kali pertemuan.

    Dalam implementasinya, guru menuliskan semua KI (KI-1 sampai KI-4)

    di dalam satu RPP. Padahal, lebih baik jika dituliskan satu KI agar kompetensi

    dapat tercapai secara maksimal. KD yang dituliskan masih menurut standar isi

    tanpa melihat kembali pengetahuan, keterampilan, dan taksonomi pembelajaran.

    Misalnya, memahami laporan hasil observasi, membandingkan laporan hasil

    observasi dengan teks lain, dan menganalisis laporan hasil observasi. Jika dilihat

    dari taksonomi Bloom (KD-1 sampai KD-4) mensyukuri, menunjukkan,

    memahami, dan menginterpretasi. Taksonomi Bloom yaitu dimulai dengan

  • mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan

    mencipta. KD diperinci di dalam indikator. Indikator sikap tidak dicantumkan di

    dalam RPP.

    Selain penyusunan KI dan KD dalam RPP. Implementasi standar proses

    yang kurang tepat yaitu langkah langkah pembelajaran. Guru masih dalam taraf

    adaptasi dengan pendekatan saintifik sehingga guru tidak menggunakan metode

    dan model pembelajaran. Untuk materi pembelajaran guru masih menggunakan

    buku teks dari pemerintah dan ditambah dengan beberapa referensi dari internet.

    Di dalam pelaksanaan pembelajaran, kesulitan guru adalah menggiring

    peserta didik untuk bertanya kritis tentang materi yang diajarkan karena

    kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk berpikir kritis. Dalam tahap

    menanya peserta didik masih menanyakan dalam tingkat kognitif yang rendah.

    Tingkat kognitif yang rendah pertanyaannya berupa apa, mengapam siapa,

    dimana, mengapa, dan bagaimana. Pertanyaan tersebut termasuk subtingkatan

    pengetahuan. Dalam tahap menalar, peserta didik mencari informasi tentang teks

    yang diajarkan hanya melalui media internet tanpa mencari di dalam buku yang

    relevan.

    Guru tidak secara murni menerapkan lima M (mengamati, menanya,

    menalar, mencoba, dan memperesentasikan). Guru terkadang melaksanakan lima

    M tetapi kurang tepat. Peserta didik masih dalam tahap penyesuaian dengan

    kurikulum 2013. Peserta didik belum terlalu aktif dalam pembelajaran bahkan

    terkadang dalam beberapa tahapan pembelajaran tidak dilaksanakan oleh peserta

    didik. Guru kurang menampilkan media yang dapat memotivasi peserta didik

    untuk mengikuti pembelajaran. Teks teks yang digunakan (diluar buku teks)

    terkadang tidak sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan. Hal tersebut

    berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi oleh peserta didik. Teks- teks yang

    diberikan guru hanya teks tulis saja. Guru tidak memberikan teks lisan. Padahal di

    dalam standar isi sudah disebutkan teks yang digunakan adalah teks tulis dan teks

    lisan. Hal tersebut menyebabkan peserta didik bosan dengan pelaksanaan

    pembelajaran karena teks yang diajarkan adalah teks tulis saja. Selain itu guru

    sering menugasi peserta didik untuk mencari teks tulis (sejenis yang diajarkan)

    dengan menggunakan fasilitas internet tanpa adanya penyuntingan dan penjelasan

  • lebih lanjut tentang teks tersebut sehingga peserta didik membawa teks yang

    sejenis tanpa melihat struktur dan ciri ciri teks.

    Di dalam pelaksanaan, guru masih terlalu sibuk untuk melakukan

    penilaian. Dalam hal ini, guru masih beradaptasi dengan kurikulum 2013. Jika

    dalam kurikulum sebelumnya penilaian dititikberatkan pada penilaian

    pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum 2013 lebih pada penilaian sikap

    peserta didik. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan guru lebih menilai sikap

    daripada penilaian pengetahuan dan keterampilan. Padahal, tuntutan kurikulum

    2013 penilaian dilakukan secara seimbang. Guru juga tidak memberikan penilaian

    diri dan penilaian teman sebaya (peer assesment). Penilaian hanya dilakukan oleh

    guru.

    Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan implementasi standar isi

    dan standar proses dalam pembelajaran belum maksimal. Guru masih beradaptasi

    dengan kurikulum 2013 sehingga implementasinya dalam pembelajaran banyak

    kekurangan. Implementasi kurikulum 2013 masih kurang dalam hal pemetaan KI

    dan KD, penyusunan RPP, pelaksanaan, dan penilaian dalam pembelajaran. Dari

    sisi peserta didik, dalam tahap menanya peserta didik masih menanyakan dalam

    tingkat kognitif yang rendah. Tingkat kognitif yang rendah pertanyaannya berupa

    apa, mengapam siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana (pertanyaan

    pengetahuan).

    DAFTAR RUJUKAN

    Kemendikbud. 2012. Kurikulum 2013. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan Nasional

    Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses

    Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang KD dan stuktur kurikulum SMA