kajian ekonomi regional provinsi bengkulu · cxÇçâáâÇ m tim ekonomi moneter – kelompok...

92
K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI B ENGKULU Triwulan IV - 2011

Upload: hoangtu

Post on 30-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Triwulan IV - 2011

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

cxÇçâáâÇ M

Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti Ekonomi Muda 3. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda 4. Abidin Abdul Haris Peneliti Ekonomi Muda

cxÇxÜu|à M

Bank Indonesia Bengkulu Jl. A. Yani No.1, BENGKULU Telp: (0736) 21735, Fax: (0736) 21736

Website : www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

i|á| UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

`|á| UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan.

a|Ät| fàÜtàxz|á bÜztÇ|átá| UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas dan Kebersamaan.

i|á| ^tÇàÉÜ UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t UxÇz~âÄâ Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian.

`|á| ^tÇàÉÜ UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t UxÇz~âÄâ Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait.

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

i

KATA PENGANTAR

Penerbitan Perkembangan Perekonomian Daerah ini dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan informasi mengenai keadaan ekonomi, moneter dan

perbankan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya Pemerintah Daerah

maupun instansi lainnya guna merumuskan suatu kebijakan. Perkembangan

Perekonomian Daerah merupakan pengembangan dari Kajian Ekonomi Regional

(KER) yang diterbitkan secara triwulanan dan tahunan.

Dalam kajian ini dibahas mengenai perkembangan perekonomian regional

Provinsi Bengkulu, yang meliputi perkembangan kegiatan sektor riil dan

perkembangan kegiatan sektor moneter perbankan, khususnya selama Triwulan IV

tahun 2011 dan membandingkannya dengan periode/kondisi laporan sebelumnya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam kajian

yang kami susun ini, oleh karena itu kritik serta saran dari pengguna/pembaca sangat

diharapkan untuk penyempurnaan terbitan berikutnya.

Akhirnya kami berharap, semoga terbitan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Bengkulu, 8 Februari 2012 BANK INDONESIA BENGKULU

Causa Iman Karana

Pemimpin

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... vi

RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................... 1

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU ................................... 5

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ............................... 9

1.1. PDRB SISI PENGGUNAAN ............................................................... 10

1.1.1. Konsumsi Daerah ................................................................ 10

1.1.2. Investasi Regional ................................................................ 15

1.1.3. Ekspor dan Impor Regional .................................................. 16

1.2. PDRB SISI SEKTORAL ...................................................................... 19

1.2.1. Sektor Pertanian .................................................................. 20

1.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ............................. 21

1.2.3. Sektor Jasa-Jasa ................................................................... 22

1.2.3. Sektor Konstruksi ................................................................. 23

1.2.5. Sektor Listrik, Gas, dan Air ................................................... 24

1.3. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ........ 25

BOKS 1 HASIL LIAISON KBI BENGKULU TRIWULAN IV - 2011

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ................................................. .... 27

2.1. PERKEMBANGAN INFLASI ................................................................... 27

2.2. FAKTOR PENDORONG INFLASI .......................................................... 28

2.3. INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG/JASA .................................. 28

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

iii

2.4. INFLASI PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2011 .....................................32

2.5. PERBANDINGAN INFLASI ANTAR KOTA DI SUMATERA ..................... 34

BOKS 2 PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH PROVINSI BENGKULU

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ............................................ 37

3.1. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ......................................... 37

3.1.1. GAMBARAN UMUM ........................................................... 37

3.1.2. PERKEMBANGAN BANK UMUM .......................................... 39

3.1.3. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT .................. 46

3.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ........................................ 48

3.2.1. ALIRAN UANG KARTAL. ....................................................... 48

3.2.2. PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR .......................... 49

3.2.3. PENEMUAN UANG PALSU ................................................... 50

3.2.4. PERKEMBANGAN KLIRING LOKAL ........................................ 51

3.2.5. PERKEMBANGAN REAL TIME GROSS SETTLEMENT ............... 52

3.2.6. TRANSAKSI UANG KARTAL ANTAR BANK (TUKAB) .............. 53

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ............................................. 55

4.1. GAMBARAN REALISASI SISI PENERIMAAN ..................................... 55

4.2. GAMBARAN REALISASI SISI PENGELUARAN ................................... 57

BAB V PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ................................... 61

5.1. PERKIRAAN EKONOMI ...................................................................... 61

5.2. PERKIRAAN INFLASI DAERAH ............................................................. 63

LAMPIRAN DATA PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN .................................... 65

LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH ................................................................................ 71

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan .......... 10

Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Berlaku Provinsi Bengkulu .......................................... 16

Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu ............................................................... 16

Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu .................................................. 18

Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu (yoy) Menurut Sektor ........ 19

Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu ............................................................................... 19

Tabel 1.7. Perkembangan Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu.......................................................... 26

Tabel 1.7. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bengkulu ............. 26

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y) ................................................................................ 28

Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi/Deflasi Bulanan di Bengkulu .......................................................................................... 30

Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Provinsi Bengkulu ............................. 39

Tabel 3.2. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Bengkulu ............................... 40

Tabel 3.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu ... 41

Tabel 3.4. Perkembangan Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu ............................. 43

Tabel 3.5. Perkembangan NPL Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Bengkulu .............................................................................. 44

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu ............................................................. 45

Tabel 3.7. Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu .......................................................................................... 46

Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu ................... 46

Tabel 3.9. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu ............ 48

Tabel 3.10. Perkembangan Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu .. 51

Tabel 3.11. Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu ........................................................................................... 53

Tabel 4.1. Realisasi Penerimaan APBD Triwulan III Tahun 2011 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu 55

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

v

Tabel 4.2. Anggaran Penerimaan APBD Tahun 2011 Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu 56

Tabel 4.3. Realisasi Belanja APBD Triwulan III Tahun 2011 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu 58

Tabel 4.4. Anggaran Belanja APBD Triwulan III Tahun 2011 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu .. 59

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000) ......................................................... 9

Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu .......................................... 11

Grafik 1.3. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembangan Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu ............................................................... 12

Grafik 1.4. Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu ................................ 12

Grafik 1.5. Hasil Survei Konsumen di Provinsi bengkulu ....................................... 13

Grafik 1.6. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dan Realisasi APBD Provinsi Bengkulu .............................................................................. 13

Grafik 1.7. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu ............................................................. 14

Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu .......................................................................................... 15

Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu .............. 17

Grafik 1.10. Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu ....................................... 21

Grafik 1.11. Indikator Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran Provinsi Bengkulu ...... 22

Grafik 1.12. Indikator Sektor Jasa-Jasa di Provinsi Bengkulu .................................... 23

Grafik 1.13. Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu .................................. 24

Grafik 1.14. Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu ..................... 25

Grafik 1.15. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu .............. 25

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu ............................................ 27

Grafik 2.2. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu 29

Grafik 2.3. Sumbangan Inflasi Bulan Desember Per Kelompok Barang/Jasa ............ 31

Grafik 2.4. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu 31

Grafik 2.5. Ekspektasi Konsumen Terhadap Kondisi Mendatang .......................... 33

Grafik 2.6. Disagregasi Inflasi Kota Bengkulu ....................................................... 33

Grafik 2.7. Realisasi Inflasi Tahun 2011 ............................................................... 34

Grafik 2.8. Inflasi Beberapa Kota di Sumatera ...................................................... 34

Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non-Performing Loan (NPL) Perbankan Provinsi Bengkulu ..................................................... 37

Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bank Umum Provinsi Bengkulu .......................................................................................... 38

Grafik 3.3. Distribusi Aktiva Bank Umum di Provinsi Bengkulu .............................. 40

Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR Provinsi Bengkulu ................... 47

Grafik 3.5. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu ............. 49

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

vii

Grafik 3.6. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu ............. 50

Grafik 3.7. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Bengkulu .......... 51

Grafik 3.8. Perkembangan TUKAB di Provinsi Bengkulu ......................................... 54

Grafik 4.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu ................... 57

Grafik 4.2. Perkembangan Dana Milik Pemerintah Provinsi Bengkulu .................... 59

Grafik 5.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu ............. 61

Grafik 5.2. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu .................................... 62

Grafik 5.3. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu .......................... 63

Grafik 5.4. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu .................................. 64

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Pe

endahuluan

n

Penelitian

Halaman in

Jalur Distri

ni sengaja d

ibusi dan P

Penyum

dikosongkan

embentukambang Inflas

n

n Harga Kosi Di Kota B

omoditas Bengkulu

4

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Ringkasan Eksekutif

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

PERTUMBUHAN EKONOMI

Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan

IV tahun 2011 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan

tumbuh sebesar 7,74%. Sementara laju pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya

berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu1 sebesar 6,14% (yoy). Secara triwulanan,

perekonomian daerah juga terlihat mengalami peningkatan dimana Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) triwulan IV dibanding triwulan III tahun 2011 meningkat sebesar

1,33%. Secara kumulatif, perekonomian Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 tumbuh

sekitar 6,94% bila dibandingkan dengan tahun 2010.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sisi penggunaan terutama disebabkan oleh

meningkatnya konsumsi. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti sektor pertanian,

sektor jasa-jasa dan perdagangan/hotel/restoran terus mengalami pertumbuhan sedikit

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor yang tumbuh paling tinggi di

triwulan ini adalah sektor keuangan/persewaan/jasa, serta sektor industri pengolahan.

INFLASI

Inflasi tahunan Kota Bengkulu2 pada triwulan IV tahun 2011 mencapai 3,96% atau

menurun dibandingkan inflasi pada triwulan III 2011 yang tercatat sebesar 5,63%. Namun,

inflasi tersebut masih berada di atas inflasi nasional yang hanya sebesar 3,79%.

Pencapaian inflasi 2011 ini, jauh lebih rendah dibandingkan inflasi pada tahun 2010 lalu

yang mencapai 9,08% (yoy).

Tekanan inflasi pada triwulan laporan menurun cukup signifikan baik dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya maupun periode yang sama pada tahun lalu. Tercukupinya

pasokan kebutuhan masyarakat disertai dengan tingkat permintaan yang relatif stabil

mendorong berkurangnya tekanan inflasi pada triwulan laporan. Pencapaian inflasi pada

1 Berdasarkan data rilis PDRB Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu tanggal 6 Februari 2012

2 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Ringkasan Eksekutif

2

tahun 2011 ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi Bank Indonesia yaitu sebesar

5,75%±1%.

Deflasi yang terjadi pada dua bulan berturut-turut mendorong rendahnya

pencapaian inflasi secara umum pada triwulan IV 2011. Pencapaian inflasi pada triwulan

laporan terutama dipengaruhi oleh tingkat inflasi pada kelompok komoditas bahan

makanan. Tercukupinya pasokan bahan makanan serta relatif stabilnya permintaan

masyarakat mendorong penurunan harga-harga komoditas bahan makanan secara umum.

Penurunan harga pada kelompok bahan makanan terutama terjadi pada subkelompok

padi-padian serta lemak dan minyak. Namun demikian, sebagian besar subkelompok

komoditas bahan makanan memang mengalami deflasi sepanjang triwulan IV 2011.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Pada triwulan IV tahun 2011, kinerja bank umum baik konvensional maupun syariah

di Provinsi Bengkulu relatif baik. Total aset bank umum mengalami peningkatan seiring

dengan peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. Rasio

penyaluran kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio) turut mengalami

peningkatan, sementara kualitas kredit perbankan yang tercermin dari persentase Non

Performing Loan (NPL) pun membaik.

Jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum pada triwulan IV

2011 mengalami peningkatan dari Rp5,98 triliun pada triwulan III 2011 menjadi Rp6,19

triliun pada triwulan laporan atau meningkat sebesar 3,41%. Sementara itu, kredit yang

disalurkan bank umum meningkat sebesar 6,44% (qtq) dari Rp6,95 triliun menjadi

Rp7,39 triliun. Perbandingan dana yang disalurkan dalam bentuk kredit dengan jumlah

dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit meningkat menjadi 119,53%

dari triwulan sebelumnya 116,13%. Kinerja perkreditan menunjukkan kecenderungan

membaik ditandai dengan turunnya rasio NPL menjadi sebesar 1,73% dari sebelumnya

sebesar 2,15%.

Secara khusus bank umum syariah juga menunjukkan kinerja yang cukup baik

dengan meningkatnya jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun sebesar 19,64%

dibandingkan posisi triwulan III 2011 yaitu menjadi Rp283,7 miliar. Jumlah pembiayaan

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Ringkasan Eksekutif

3

yang disalurkan oleh bank umum syariah di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan

sebesar 7,5% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi sebesar Rp420,9 miliar.

Demikian pula kinerja yang cukup baik juga ditunjukkan Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di wilayah Provinsi Bengkulu. Indikator

perbankan seperti total aset dan dana pihak ketiga serta penyaluran kredit mengalami

peningkatan rata-rata mencapai 14% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Aliran uang kartal di masyarakat di triwulan IV tahun 2011 ditandai dengan adanya

peningkatan net cash outflow. Pada periode triwulan laporan, peningkatan net cash

outflow terbilang signifikan yaitu mencapai 102,9% dibanding triwulan sebelumnya yaitu

dari Rp241,5 miliar meningkat menjadi Rp490 miliar.

Sementara itu, transaksi pembayaran dengan menggunakan kliring lokal secara

nominal mengalami peningkatan pada triwulan laporan yaitu dari Rp850,01 miliar di

triwulan sebelumnya menjadi Rp940,3 miliar atau meningkat 10,6%. Rata-rata perputaran

kliring per hari secara nominal mengalami hal yang serupa yaitu meningkat 5,5% dari

Rp13,7 miliar menjadi Rp14,5 miliar. Peningkatan nominal kliring ini disertai pula dengan

peningkatan jumlah warkat kliring.

Perkembangan transaksi pemindahan dana melalui sistem Real Time Gross

Settlement (RTGS) mengalami sedikit peningkatan di triwulan ini dibanding transaksi

triwulan sebelumnya. Nominal transaksi masuk dan keluar daerah meningkat masing-

masing sebesar 87,6% dan 0,81% atau meningkat sebesar Rp11,9 triliun dan Rp69 triliun

dibanding triwulan sebelumnya. Dari sisi jumlah warkat transaksi, untuk transaksi keluar

meningkat sebesar 7,2% dan 9,12% untuk transaksi masuk. Namun, untuk transaksi antar

nasabah di dalam Provinsi Bengkulu mengalami penurunan nominal transaksi hingga

17,8% atau sebesar Rp242 miliar, sedangkan volume transaksi meningkat 24,21%.Secara

keseluruhan 2011, nominal transaksi keluar meningkat sebesar 36,2% dibandingkan

tahun 2010.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Menurut data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) periode

triwulan III 2011 yang terdapat di Departemen Keuangan, dari total 10 kota/kabupaten

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Ringkasan Eksekutif

4

dan 1 provinsi baru tersedia data realisasi dari 4 kabupaten/kota dan data Provinsi

Bengkulu. Hingga triwulan III 2011, realisasi pendapatan terbesar dicatat oleh Kota

Bengkulu yaitu sebesar Rp447,7 miliar atau mencapai 25% dari total pendapatan daerah

di Provinsi Bengkulu. Kemudian diikuti Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten

Kepahiang masing-masing sebesar Rp365 miliar dan Rp317,9 miliar.

Realisasi belanja keempat Pemerintah Kabupaten/Kota serta Provinsi Bengkulu pada

triwulan III tahun 2011 terlihat masih berimbang dengan tingkat realisasi penerimaan

daerah. Realisasi terbesar dihasilkan oleh pos belanja pegawai yaitu telah mencapai

61,49% dari total anggaran. Kemudian diikuti oleh pos belanja barang dan jasa sebesar

32,6%. Realisasi belanja modal tertinggi di catat oleh kabupaten Kepahiang yaitu sebesar

46% dari total anggaran sebesar Rp121 miliar, kemudian diikuti oleh Kabupaten Bengkulu

Utara sebesar 35% dari total anggaran sebesar Rp92 miliar.

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI

Perekonomian Bengkulu pada triwulan I tahun 2012 ini diperkirakan akan optimis

mengalami pertumbuhan pada kisaran 5,5%±1%(yoy). Dari sisi penawaran, sektor utama

seperti sektor pertanian, perdagangan perdagangan-hotel-restoran serta sektor jasa

diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan. Sektor pertanian diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang paling tinggi diantara sektor utama Provinsi Bengkulu

tersebut. Adapun pertumbuhan dari sisi permintaan terutama akan masih didorong

melalui peningkatan konsumsi rumah ditengah masih terbatasnya pengeluaran pemerintah

pada awal tahun.

Pada triwulan I tahun 2012, inflasi Bengkulu diperkirakan akan mencapai 5,5%±1%

(yoy) atau diperkirakan akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat inflasi triwulan

IV 2011. Menjelang akhir bulan Desember 2011, harga-harga cenderung mengalami

peningkatan dan peningkatan harga ini masih berlanjut hingga awal triwulan I 2012

sehingga diprediksikan pada triwulan I 2011 tekanan inflasi daerah meningkat mengingat

munculnya berbagai kendala distribusi yang dapat membatasi pasokan barang di daerah.

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

5

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU

a. Inflasi dan PDRB

INDIKATOR 2010 2011

Tw. II Tw. III Tw.IV Tw. I Tw.II Tw.III Tw.IV MAKRO IHK Kota Bengkulu 124,24 129,06 130,90 131,16 131,51 136,32 136,08Laju Inflasi (y-o-y) 7,21 7,03 9,08 7,84 5,85 6,68 3,96PDRB-Harga Konstan (miliar Rp) 2.058 2.117 2.092 2.172 2.237 2.247 2.277- Pertanian 773 797 767 826 854 825 835- Pertambangan & Penggalian 81 83 75 77 78 80 81- Industri Pengolahan 88 88 91 94 96 100 101- Listrik, Gas dan Air Bersih 11 12 11 11 11 11 11- Bangunan 62 64 68 62 65 69 70- Perdagangan, Hotel&Restoran 404 421 419 430 435 447 448- Pengangkutan & Komunikasi 171 184 183 185 192 200 202- Keuangan, Persewaan dan Jasa 102 105 109 113 116 120 125- Jasa 365 363 370 374 388 395 404Pertumbuhan PDRB (y-o-y, %) 5,46 7,58 2,96 5,24 8,76 6,14 7,74Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 1)

71 53 50 101 102 115 63

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton)

503 209 92 486 164 770 282

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 1)

- - - - - 12 -

Volume Impor Nonmigas (ribu ton)

- - - - - 1 -

1) data sampai dengan Nov 2011 Sumber : SEKD Provinsi Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

6

b. Perbankan

INDIKATOR 2010 2011

Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV PERBANKAN Bank Umum Total Aset (Triliun Rp) 6,84 7,11 7,33 7,70 8,30 8,71 9,25DPK (Triliun Rp) 4,46 4,64 4,69 5,18 5,68 5,99 6,19- Tabungan (Triliun Rp) 2,37 2,58 2,94 2,79 3,09 3,33 1,29- Giro (Triliun Rp) 1,17 1,14 0,85 1,45 1,60 1,47 3,72- Deposito (Triliun Rp) 0,82 0,92 0,89 0,94 0,99 1,18 1,18

Kredit (Triliun Rp) – Lokasi Proyek 1) 6,47 6,63 6,53 8,03 8,95 9,40 10,14

- Modal Kerja 2,06 2,19 2,20 2,45 2,66 2,77 3,07- Konsumsi 3,17 3,46 3,32 4,42 4,93 5,20 1,58- Investasi 1,24 0,98 1,01 1,16 1,36 1,43 5,49- LDR (%) 145,07 142,89 139,23 155,02 157,57 156,93 163,81Kredit (triliun Rp) – Lokasi Kantor 5,22 5,49 5,82 6,07 6,64 6,95 7,40- Modal Kerja 1,94 2,15 2,18 2,29 2,48 2,57 2,82- Konsumsi 2,75 2,89 3,15 3,26 3,55 3,67 3,73- Investasi 0,53 0,45 0,48 0,52 0,61 0,70 0,85- LDR (%) 117,10 118,15 123,98 117,02 116,91 116,03 119,53Kredit MKM Bank Umum Menurut Lokasi Proyek 1)

Kredit MKM (Triliun Rp) 5,61 5,78 5,62 2,27 2,54 2,63 2,97Kredit Mikro (Triliun Rp) 1,63 1,58 1,49 0,49 0,57 0,59 0,62- Kredit Modal Kerja 0,40 0,39 0,37 0,45 0,52 0,54 0,56- Kredit Investasi 0,12 0,04 0,06 0,04 0,05 0,05 0,06

- Kredit Konsumsi2) 1,11 1,15 1,01 na na na na

Kredit Kecil (Triliun Rp) 3,00 3,20 3,13 1,10 1,18 1,12 1,24- Kredit Modal Kerja 0,72 0,80 0,76 0,94 1,00 0,94 1,04- Kredit Investasi 0,31 0,17 0,18 0,16 0,18 0,18 0,20

- Kredit Konsumsi2) 1,97 2,23 2,18 na na na na

Kredit Menengah (Triliun Rp) 0,98 1,00 1,00 0,67 0,79 0,92 1,10- Kredit Modal Kerja 0,68 0,70 0,70 0,45 0,53 0,61 0,65- Kredit Investasi 0,22 0,23 0,23 0,22 0,26 0,31 0,45

- Kredit Konsumsi2) 0,08 0,07 0,07 na na na na

NPL MKM gross (%) na na na na na na naBPR/BPRS Total Aset (Miliar Rp) 73 80 81 89 99 112 129DPK (Miliar Rp) 44 46 53 57 61 68 76- Tabungan (Miliar Rp) 17 18 21 22 26 25 27- Deposito (Miliar Rp) 27 28 31 35 36 43 49

Kredit (Miliar Rp) – Lokasi Proyek1) 20 21 21 21,5 21,6 25,2 25,8

- Modal Kerja 12 13 13 13 13 15 15- Konsumsi 7 7 7 7 7 8 8- Investasi 1 1 1 1,5 1,6 2,2 2,8

Kredit UMKM (Miliar Rp) 4) 15 16 16 na na na na

Rasio NPL Gross (%) na na na na na na naRasio NPL Net (%) na na na na na na naLDR 131,76 133,06 163,06 125,71 137,25 136,00 147,19

1) data sampai dengan November 2011 2) sejak data bulan Januari 2011 kredit berdasarkan jenis penggunaan berdasarkan lokasi proyek

terdiri dari kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit yang tidak teridentifikasi. 3) sejak data bulan Januari 2011 data kredit MKM BPR tidak tersedia

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum & BPR, SEKD Provinsi Bengkulu, Bank Indonesia Bengkulu

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

7

c. Bank Umum Syariah

INDIKATOR 2010 2011

Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Aset (Miliar Rp) 286 321 322 330 378 422 484DPK (Miliar Rp) 158 178 195 195 231 237 284- Tabungan (Miliar Rp) 102 113 118 113 132 134 156- Giro (Miliar Rp) 14 20 25 26 22 23 31- Deposito (Miliar Rp) 42 46 52 56 76 80 97Pembiayaan (Miliar Rp) – Lokasi Kantor

305 340 374 390 442 391 421

- FDR (%) 192,74 190,43 192,01 200,12 191,41 165,12 148,36 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, Bank Indonesia Bengkulu

d. Sistem Pembayaran

Nominal dalam triliun Rp kecuali kliring dalam miliar, volume dalam lembar INDIKATOR

2010 2011 Tw. II Tw. III Tw.IV Tw.I Tw. II Tw. III Tw. IV

SISTEM PEMBAYARAN Inflow 0,05 0,28 0,09 0,22 0,08 0,59 0,25Outflow 0,83 0,47 0,75 0,27 0,71 0,83 0,74Pemusnahan Uang 0,06 0,13 0,09 0,14 0,06 0,21 0,15Nominal Transaksi RTGS 18 15 21 16 17 23 35Volume Transaksi RTGS 19.855 19.764 23.536 19.059 19.938 19.537 21.453Rata-rata Harian Nominal Transaksi RTGS

0,29 0,24 0,33 0,26 0,28 0,38 0,54

Rata-rata Harian Volume Transaksi RTGS

320 319 368 307 326 320 330

Nominal Kliring Kredit 191 180 208 132 256 210 246Volume Kliring Kredit 16.743 16.297 19.298 11.428 20.144 19.998 21.375Rata-rata Harian Nominal Kliring Kredit

3,08 2,90 3,26 2,13 4,20 3,40 3,78

Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit

270 263 302 184 330 323 334

Nominal Kliring Debet 454 514 556 567 609 639 694Volume Kliring Debet 21.586 21.326 22.082 22.849 23.946 22.419 23.809Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet

7,32 8,29 8,68 9,14 9,98 10,31 10,68

Rata-rata Harian Volume Kliring Debet

348 344 345 369 392 362 366

Nominal Kliring Pengembalian 13 16 28 22 21 22 27Volume Kliring Pengembalian 527 610 845 693 830 648 871Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian

0,21 0,26 0,45 0,36 0,34 0,35 0,41

Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian

9 10 13 11 14 10 13,4

Nominal Tolakan Cek/BG Kosong

11 13 24 16 17 19 22

Volume Tolakan Cek/BG Kosong

461 530 669 620 756 587 748

Rata-rata Harian Nominal Cek/BG Kosong

0,18 0,21 0,37 0,27 0,28 0,36 0,34

Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong

7 9 10 10 12 9 11,5

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

8

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9

BAB

1

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di

triwulan IV tahun 2011 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi secara

tahunan tumbuh sebesar 7,74%. Sementara laju pertumbuhan ekonomi triwulan

sebelumnya berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu1 sebesar 6,14% (yoy). Secara

triwulanan, perekonomian daerah juga terlihat mengalami peningkatan dimana Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan IV dibanding triwulan III tahun 2011

meningkat sebesar 1,33%. Secara kumulatif, perekonomian Provinsi Bengkulu pada

tahun 2011 tumbuh sekitar 6,94% bila dibandingkan dengan tahun 2010.

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000)

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara

Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sisi penggunaan terutama disebabkan

oleh meningkatnya konsumsi. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti sektor

1 Berdasarkan data rilis PDRB Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu tanggal 6 Februari 2012

4.00%

-0.18%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

1,650,000

1,700,000

1,750,000

1,800,000

1,850,000

1,900,000

1,950,000

2,000,000

2,050,000

2,100,000

2,150,000

2,200,000

2,250,000

2,300,000

2,350,000

2,400,000

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

2007 2008 2009 2010 2011

PDRB (skala kiri)LPE (y-o-y; skala kanan)LPE (q-t-q; skala kanan)

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10

pertanian, sektor jasa-jasa dan perdagangan/hotel/restoran terus mengalami

pertumbuhan sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor yang

tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah sektor keuangan/persewaan/jasa, serta

sektor industry pengolahan.

1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sisi Penggunaan

Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan juta rupiah (kecuali dinyatakan lain)

Jenis Penggunaan Q-III 2011 Q-IV 2011

Nilai Pertumbuhan Tahunan Nilai Pertumbuhan

Tahunan

1. Konsumsi Rumah Tangga 1.422.768 4,45% 1.434.858 6,19%

2. Konsumsi Lembaga Nirlaba 23.940 20,45% 23.179 5,44%

3. Konsumsi Pemerintah 362.319 8,24% 383.623 9,85%

4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto 259.091 11,74% 270.932 13,75%

5. Perubahan stok (144.112) 159,88% 160.920 44,00%

6. Ekspor 718.221 28,63% 737.340 19,66%

7. Impor 395.285 18,16% 412.270 17,15%

PDRB 2.246.942 6,14% 2.276.742 7,74%

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara

Konsumsi masih menjadi kontributor utama dalam ekonomi Bengkulu

terutama konsumsi rumah tangga. Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan

PDRB pada triwulan IV 2011 mencapai kisaran 81% kemudian diikuti kontribusi

ekspor-impor 14% dan investasi 5%. Kontribusi konsumsi tersebut meningkat

dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 80%.

1.1.1. Konsumsi Daerah

Pertumbuhan konsumsi daerah secara tahunan (yoy) di triwulan IV

tahun 2011 ditopang oleh masih cukup tingginya pertumbuhan konsumsi

rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga dan

konsumsi pemerintah masing-masing tumbuh sebesar 6,19% dan

9,85%. Sementara itu konsumsi lembaga nirlaba tumbuh lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III 2011 yaitu sebesar 5,44%.

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11

Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu

juta rupiah kecuali dinyatakan lain

Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga triwulan ini mencapai

sebesar 6,19% (yoy) sementara triwulan sebelumnya sebesar 4,45%

(yoy). Pertumbuhan konsumsi ini diperkirakan terjadi seiring dengan

relatif stabilnya kondisi perekonomian daerah pada triwulan laporan serta

didukung oleh rendahnya tingkat inflasi. Peningkatan konsumsi ini

dikonfirmasi oleh hasil liaison triwulan IV 2011 yang dilakukan oleh Bank

Indonesia Bengkulu ke beberapa pelaku usaha yang bergerak di sektor

perdagangan yang menyatakan bahwa usaha mereka secara umum

mengalami peningkatan di triwulan ini.

Peningkatan konsumsi rumah tangga khususnya terhadap konsumsi

non-makanan dapat diindikasikan oleh peningkatan pembelian

kendaraan baru terutama kendaraan bus/truk maupun roda dua. Bila

dibandingkan dengan tingkat triwulan sebelumnya, pembelian

kendaraan baru hingga data Oktober 2011 menunjukkan kecenderungan

menurun, namun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun

2010 kepemilikan kendaraan baru menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan.

6.19%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

1,120,000

1,170,000

1,220,000

1,270,000

1,320,000

1,370,000

1,420,000

1,470,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

Konsumsi RTg(YOY)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2009 2010 2011

Inflasi YOY (%)

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Grafik 1

Sumber : D

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

105

110

1 2

2

1.3. KonsuSwast

Dispenda Prov.

pening

menga

triwula

Desem

Kondi

dibiay

tahun

Grafik

Sumber

2 3 4 1 2

2008 200

Konsumsi List

220

240

260

280

300

320

340

360

380

400

msi Listrik ta di Provin

dan PLN Bengk

Pertumbuha

gkatan kred

alami kena

an yang sam

mber 2010 m

si ini mengg

ai melalui k

2011, kred

k 1.4. Kre

: Lap Bulanan B

3 4 1 2 3

09 2010

rik RT (juta Kw

00000

00000

00000

00000

00000

00000

00000

00000

00000

00000

6 7 8 9 1

g

Rumah Tansi Bengkulu

kulu, diolah

an konsum

dit konsumsi

aikan di tr

ma tahun s

menjadi Rp3

gambarkan

kredit perba

it konsumsi

edit Konsum

Bank Umum – KB

4 1 2 3 4

2011

h)

01112 1 2 3 4 5

gYOY

Perk

ngga dan Pu

msi rumah

yang disalu

iwulan ini

ebelumnya

3,73 triliun

adanya ken

ankan. Nam

di triwulan

msi Perbank

BI Bengkulu

4

2,000 

4,000 

6,000 

8,000 

10,000 

12,000 

6  7  8 

2

5 6 7 8 9 101112010

rkembangan E

Perkembang

tangga j

urkan perba

sebesar 1

yaitu dari R

di bulan ya

naikan kons

un, jika dib

ini turun se

kan di Provi

9 10 11 12 

1  2  3  4  5

2009

Jumlah K

Roda 2 (kiri)Bus/Truk (kRoda 4 (kan

2 1 2 3 4 5 6 7201

Ekonomi Mak

gan Kenda

juga diduk

nkan. Kredi

8,24% dib

Rp3,16 triliu

ang sama ta

umsi masya

bandingkan

ebesar 8,67%

nsi Bengku

5  6  7  8  9 10 11 12 

2010

Kendaraan Bar

)anan)nan)

18.24%

-10

0.0

10

20

30

40

50

60

70

80

7 8 9 1011121

kro Regional

12

raan Milik

kung oleh

t konsumsi

bandingkan

un di bulan

ahun 2011.

arakat yang

triwulan III

%.

ulu

2  3  4  5  6  7  8  9 10 

2011

ru

0.00%

00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

13

Grafik 1.5. Hasil Survei Konsumen di Provinsi Bengkulu

Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen, BI Bengkulu

Kondisi di atas sejalan dengan hasil survei konsumen yang

dilakukan Bank Indonesia Bengkulu yang secara umum menunjukkan

arah peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK) meningkat dari 99,78 menjadi 110,78 di triwulan ini.

Peningkatan IKK ini dipengaruhi meningkatnya Indeks Kondisi Ekonomi

(IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menggambarkan

adanya peningkatan optimisme responden terhadap kondisi ekonomi saat

ini dan kondisi ekonomi di masa mendatang.

Grafik 1.6. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dan Realisasi APBD Provinsi Bengkulu Tahun 2011

juta rupiah kecuali dinyatakan lain

Sumber : Lap Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu dan Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah

25

45

65

85

105

125

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

-100.00%

-80.00%

-60.00%

-40.00%

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100,000

300,000

500,000

700,000

900,000

1,100,000

1,300,000

1,500,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Giro Milik Pemerintah

g(YOY)

14.05%

23.3%

62.6%

Tw I & Tw  II Tw III Target Realisasi Tw.  IV 2011

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14

Hasil Survei Konsumen (SK) turut mengkonfirmasi adanya

peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu dicerminkan oleh Nilai

Saldo (NS) yang berada diatas nilai 100. Selain itu, dari hasil SK juga

diketahui bahwa persepsi rencana konsumsi barang tahan lama juga

menunjukkan peningkatan Nilai Saldo (NS) bila dibandingkan dengan

Nilai Salso (NS) pada triwulan III 2011 yaitu 78,67 menjadi 91,33.

Meningkatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah di triwulan ini

diperkirakan akibat besarnya realisasi APBD di triwulan ini. Data realisasi

APBD Provinsi Bengkulu hingga triwulan III menunjukkan jumlah

anggaran yang telah direalisasikan hanya sebesar Rp270 miliar atau

sekitar 23,3% dari anggaran, sehingga pada triwulan IV 2011

diperkirakan terjadi peningkatan realisasi anggaran yang signifikan.

Sejalan dengan itu, giro pemerintah yang ada di bank umum di triwulan

IV tahun 2011 menurun cukup signifikan dibanding triwulan sebelumnya

yaitu mencapai 44%. Kondisi ini diperkirakan karena adanya penggunaan

dana pemerintah untuk realisasi berbagai proyek.

Sementara itu, konsumsi lembaga nirlaba mengalami perlambatan

pda triwulan laporan, yaitu dari 20,45% (yoy) pada triwulan III 2011

menjadi 5,44% (yoy). Pertumbuhan konsumsi yang dilakukan lembaga

nirlaba di triwulan ini terlihat pada grafik 1.7. di bawah.

Grafik 1.7. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu

juta rupiah kecuali dinyatakan lain

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah

9.85%

1.50%

3.50%

5.50%

7.50%

9.50%

11.50%

13.50%

275,000

285,000

295,000

305,000

315,000

325,000

335,000

345,000

355,000

365,000

375,000

385,000

395,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Kons. Pemerintah

g(YOY)

5.44%

-18.00%

-8.00%

2.00%

12.00%

22.00%

32.00%

42.00%

52.00%

17,000

18,000

19,000

20,000

21,000

22,000

23,000

24,000

25,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011

Kons. Lemb. Nirlabag(YOY)

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

15

1.1.2. Investasi Regional

Data investasi regional yang tergambar dari data Pembentukan Modal

Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pada tabel 1.1. menunjukkan adanya

peningkatan pertumbuhan. PMTDB pada triwulan laporan meningkat sebesar

13,75% (yoy) sedangkan triwulan sebelumnya tercatat tumbuh sebesar 11,74%

(yoy). Pencatatan PMTDB ini merupakan investasi yang bersifat tambahan dan

dilakukan oleh pelaku ekonomi daerah setempat yang dapat berupa tambahan

bangunan atau peralatan untuk kegiatan usaha yang telah dijalaninya.

Data penjualan semen dapat mengindikasikan adanya arah pertumbuhan

investasi di Provinsi Bengkulu. Hingga data terakhir yaitu bulan November 2011,

pertumbuhan tahunan konsumsi semen daerah sepanjang 2011 tercatat sebesar

0,08% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010. Hingga Desember 2011,

diperkirakan pertumbuhan konsumsi semen triwulan IV 2011 akan berkisar 6%

(qtq), sehingga secara kumulatif konsumsi semen 2011 tumbuh sekitar 9%2. Bila

dilihat dari indikator penyaluran kredit investasi oleh perbankan, kredit investasi

mengalami peningkatan yang kontinu disepanjang tahun 2011 ini dimana secara

tahunan kredit investasi meningkat sebesar 77,9%.

Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu

juta rupiah kecuali dinyatakan lain

Sumber : Lap Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah

2 Diasumsikan konsumsi semen pada Bulan Desember sebesar rata-rata konsumsi semen sepanjang januari-November

2011

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

350,000

450,000

550,000

650,000

750,000

850,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 122009 2010

Kredit Investasi

g(YOY)

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

55,000

60,000

65,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2009 2010

Kons. Semen (ton)

g(YOY)

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

16

1.1.3. Ekspor dan Impor Regional

Kegiatan ekspor terlihat melambat di triwulan laporan dimana

terjadi penurunan ekspor secara tahunan (yoy) sebesar 20% sedangkan

triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 29%. Hal serupa juga terjadi pada

impor antar daerah/Negara. Di triwulan laporan pertumbuhan impor

sebesar 17% sedangkan triwulan sebelumnya sebesar 18%. Tren

perkembangan ekspor dan impor antar daerah/negara di triwulan laporan

dapat dilihat pada tabel 1.2. di bawah.

Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu

juta rupiah

2010 2011

Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Ekspor 558.356 616.176 578.418 612.997 718.221 737.340

Impor 334.533 351.916 313.433 330.082 395.285 412.270

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara

Perkembangan volume ekspor daerah ke mancanegara berdasarkan

pemberitahuan ekspor barang mengalami peningkatan secara tahunan.

Tabel 1.3 di bawah menggambarkan kegiatan perdagangan lintas negara

dari dan ke Provinsi Bengkulu yang dicatat berdasarkan data

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu

nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton

Mata Dagangan Ket. 2010 2011 Proporsi

% Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4*

Lemak/minyak hewan/nabati

Nilai 10.530 13.264 10.227 15.787 16.038 14.070 14,9%

Volume 13.970 15.500 10.000 13.498 15.002 13.590 3,2%

Kakao dan produk kakao

Nilai 669 514 188 187 196 - -

Volume 200 200 50 50 50 - -

Bahan bakar mineral

Nilai 10.348 3.136 31.205 31.461 45.394 20.485 21,7%

Volume 184.092 51.257 462.035 488.720 705.573 347.803 82,1%

Karet dan barang dari karet

Nilai 31.966 32.263 59.792 52.911 51.987 57.007 60,4%

Volume 11.041 9.178 12.522 10.857 11.571 13.834 3,3%

Lainnya Nilai 6 737 66 1.282 1.870 2.753 2,9%

Volume - 16.032 1.777 24.894 37.515 48.314 11,4%

Total Nilai 53.520 49.914 101.478 101.628 115.486 94.315

Volume 503.092 92.167 486.384 538.019 769.711 423.541

Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu. BI Bengkulu; *) angka perkiraan

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

17

Secara tahunan, dari tabel di atas terlihat adanya perlambatan

pertumbuhan nominal ekspor barang ke mancanegara yang berasal dari

Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan3. Pada triwulan laporan

pertumbuhan tahunan nominal ekspor mencapai 89%, sementara pada

triwulan III 2011 mencapai 116% atau turun dari US$ 115 juta menjadi

US$ 94 juta. Perlambatan pertumbuhan nominal ekspor secara tahunan

signifikan terjadi pada komoditas kelapa sawit dan produk turunannya,

sementara komoditas unggulan lainnya seperti karet dan batubara masih

menunjukkan peningkatan pertumbuhan. Nominal ekspor kelapa sawit

pada triwulan laporan hanya tumbuh sebesar 6% (yoy), sedangkan pada

triwulan III 2011 tumbuh sebesar 52% (yoy). Dari sisi volume, pada

triwulan laporan kelapa sawit mengalami penurunan ekspor hingga 12%.

Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu

dalam US$/100 kg untuk karet. US$/metric ton untuk CPO & batubara

Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg. diolah

Bila dilihat jumlah ekspor berdasarkan negara pembeli (Tabel 1.4),

Belgia, Amerika Serikat dan Jepang merupakan negara dengan jumlah

pembelian terbesar atas komoditas dari Bengkulu. Jumlah transaksi ketiga

3 Berhubung data Desember 2011 belum tersedia, data triwulan IV dihitung dengan asumsi realisasi ekspor bulan tersebut sama dengan rata-rata realisasi ekspor bulan Oktober dan November. Hal ini dengan perkiraan realisasi ekspor Desember tidak akan lebih baik dari bulan sebelumnya.

(100)

100

300

500

700

900

1,100

1,300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2009 2010 2011

Karet CPO Batubara

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

18

negara tersebut sebesar US$57.841 ribu atau sekitar 61% dari nilai

ekspor di triwulan ini. Ekspor kepada negara-negara di kawasan asia

seperti India, Jepang, Cina, Thailand, Singapura, Philipina dan Malaysia

tercatat sebesar US$ 42 juta atau sekitar 45% dari nilai ekspor triwulan

laporan.

Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu

nilai dalam ribu dollar. volume dalam ton

Negara Pembeli Ket. 2010 2011

Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Amerika Serikat Nilai 9.841 10.207 26.584 19.114 26.583 26.920

Volume 3.470 2.777 23.468 3.956 5.939 7.024

Thailand Nilai 996 1.251 582 1.119 2.221 2.753

Volume 18.166 16.232 10.987 17.252 33.844 48.314

Singapura Nilai 9.159 9.144 13.745 9.855 9.793 6.978

Volume 3.132 2.656 3.061 1.970 22.909 1.590

Malaysia Nilai 1.932 488 3.267 1.299 2.767 -

Volume 26.877 9.203 45.540 18.188 36.191 -

Hongkong Nilai - - - - - -

Volume - - - - - -

Jerman Nilai 56 - - - - -

Volume 20 - - - - -

Belgia Nilai 11.833 13.911 12.410 17.596 17.965 15.439

Volume 14.352 15.681 10.444 13.841 15.405 13.892

India Nilai 5.113 13.648 12.425 5.058

Volume 83.107 209.207 216.995 89.108

Jepang Nilai 16.782 14.085 10.249 15.481

Volume 137.358 33.883 73.016 34.609

China Nilai 0 5.339 13.635 7.914

Volume 0 91.438 206.715 152.778

Lainnya Nilai 16.548 14.913 22.995 16.004 19.848 13.772

Volume 87.812 45.618 172.419 95.458 158.696 76.225

Total Nilai 53.520 49.914 101.478 101.628 115.486 94.315

Volume 209.303 92.167 486.384 538.019 769.711 423.541

Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu. BI Bengkulu;

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

19

1.2. PDRB Sisi Sektoral

Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Bengkulu (y-o-y) Menurut Sektor persen

Lapangan Usaha Tw-I2011

Tw-II 2011

Tw-III 2011

Tw-IV 2011

1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Air dan Gas 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan dan Persewaan 9. Jasa-jasa

2,71-2,949,092,785,323,06

11,4915,53

8,83

10,52 -3,73 9,04 0,90 6,28 7,72

12,62 13,77

6,33

3,50 -3,26 12,87 -2,71 7,41 6,04 9,09

14,85 8,06

5,744,50

11,383,550,768,44

10,3514,34

9,23

P D R B 5,24 8,76 6,14 7,74Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara

Seluruh sektor daerah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi

secara tahunan (yoy) di triwulan ini. Sektor-sektor utama daerah seperti sektor

pertanian, perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa tumbuh cukup tinggi

pada triwulan laporan yaitu masing-masing sebesar 5,74%, 8,44%, dan 9,23%.

Adapun sektor yang tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah keuangan dan

persewaan dengan pertumbuhan mencapai 14,34%.

Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu

juta rupiah (kecuali dinyatakan lain)

Lapangan Usaha Q-2 2011 Q-3 2011 Q-4 2011

Nilai Porsi Nilai Porsi Nilai Porsi

1. Pertanian 854.637 38,2% 825.407 36,7% 834.664 36,7%

2. Pertambangan dan Penggalian 78.243 3,5% 79.964 3,6% 81.075 3,6%

3. Industri Pengolahan 95.768 4,3% 99.612 4,4% 101.103 4,4%

4. Listrik. Gas dan Air 11.033 0,5% 11.199 0,5% 11.297 0,5%

5. Bangunan 65.452 2,9% 68.462 3,1% 70.328 3,1%

6. Perdagangan. Hotel dan Restoran 435.558 19,5% 446.873 19,9% 448.307 19,7%

7. Pengangkutan dan Komunikasi 192.415 8,6% 200.267 8,9% 201.482 8,9%

8. Keuangan dan Persewaan 116.078 5,2% 120.227 5,3% 124.605 5,5%

9. Jasa – jasa 388.606 17,4% 394.932 17,6% 403.880 17,7%

PDRB 2.237.790 100% 2.246.942 100% 2.276.742 100%

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara

Struktur perekonomian Provinsi Bengkulu sebagaimana terlihat dari tabel

1.6 di bawah terlihat masih didominasi oleh sektor pertanian diikuti sektor

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

20

perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa. Kontribusi ketiga sektor ini

terhadap perekonomian Provinsi Bengkulu mencapai 74% di triwulan laporan.

Naik turunnya ketiga sektor tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja

perekonomian Provinsi Bengkulu secara keseluruhan.

1.2.1. Sektor Pertanian

Laju pertumbuhan sektor pertanian secara tahunan lebih tinggi bila

dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari sebesar 3,5% menjadi

5,74%. Sektor ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian daerah

karena porsi sektor ini terhadap perekonomian sekitar 37%. Peningkatan

di sektor ini diperkirakan karena meningkatnya produksi pada subsektor

perkebunan terutama karet.

Dari hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu ke pelaku

usaha di Sektor Perdagangan/Hotel/Restoran juga memperkuat adanya

peningkatan kinerja sektor pertanian. Informasi yang diperoleh

menyatakan bahwa usaha mereka mengalami peningkatan di triwulan ini

yang sebagian besar didorong oleh membaiknya sektor pertanian

khususnya subsektor perkebunan.

Peningkatan kinerja sektor pertanian juga dikonfirmasi oleh hasil

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia

Bengkulu dimana terlihat adanya peningkatan Saldo Bersih Tertimbang

(SBT) realisasi usaha sektor pertanian dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sejalan dengan itu, pertumbuhan tahunan kredit ke sektor pertanian juga

mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 57%.

Kredit pertanian yang disalurkan perbankan di triwulan ini sebesar

Rp296,8 miliar, sementara triwulan yang sama tahun lalu mencapai

Rp193,6 miliar. Jika dilihat secara triwulanan, pertumbuhan penyaluran

kredit pertanian pada triwulan IV 2011 juga meningkat bila dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 35,7%.

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

21

Grafik 1.10. Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu. diolah

1.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan IV 2011 juga

mengalami pertumbuhan tahunan yaitu sebesar 8,44%. Jika dibanding

triwulan sebelumnya, pertumbuhan di triwulan ini lebih tinggi dimana triwulan

sebelumnya sektor PHR hanya tumbuh sebesar 6,04%. Sektor ini memiliki

peran yang cukup dominan dalam PDRB Provinsi Bengkulu dengan porsi sekitar

20% yaitu kedua tertinggi setelah sektor pertanian. Pertumbuhan di sektor ini

juga terlihat dari pertumbuhan tahunan kredit ke sektor perdagangan, hotel

dan restoran yang tumbuh sebesar 43,63% atau menjadi sebesar Rp2 triliun.

Berdasarkan hasil liaison ke sektor perdagangan, hotel dan restoran,

pertumbuhan di sektor ini salah satunya didorong oleh membaiknya sektor

pertanian serta relatif rendahnya tingkat inflasi. Dengan membaiknya kinerja

sektor pertanian mendorong masyarakat dari kalangan petani untuk

meningkatkan konsumsinya sehingga menyebabkan kinerja sektor

perdagangan juga meningkat. Namun, pertumbuhan pada sektor PHR ini tidak

tercermin pada Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan arah

pelemahan kinerja sektor PHR pada triwulan laporan. Padahal, hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha triwulan sebelumnya menunjukkan ekspektasi yang

optimis terhadap kegiatan usaha di sektor PHR pada triwulan IV 2011.

57%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

175,000

195,000

215,000

235,000

255,000

275,000

295,000

315,000

335,000

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010 2011

Kredit Pertanian (Rp Juta)

gYOY

-55%

-5%

45%

95%

145%

195%

245%

295%

345%

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010 2011

Realisasi Ekspor Perkebunan (Ton)

gYOY

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

22

Grafik 1.11. Indikator Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Provinsi Bengkulu

1.2.3. Sektor Jasa - Jasa

Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi di

triwulan ini. Pertumbuhan sektor ini di triwulan laporan sebesar 9,23%

sedangkan triwulan sebelumnya mencapai 8,06%. Porsi sektor ini

terhadap ekonomi daerah juga cukup besar yaitu sekitar 18%, sehingga

sektor ini tetap menjadi pendukung tumbuhnya ekonomi daerah.

Pertumbuhan ekonomi di sektor ini diperkirakan masih didorong oleh

subsektor jasa pemerintahan umum.

Laju pertumbuhan sektor jasa-jasa juga terlihat dari pembiayaan

perbankan secara tahunan. Laju pertumbuhan kredit untuk sektor jasa

khususnya jasa dunia usaha dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya juga tumbuh sebesar 46% sedangkan triwulan sebelumnya

hanya tumbuh sebesar 30%. Sementara secara triwulanan, kredit jasa

dunia usaha meningkat sebesar 12,25%. Hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) di triwulan IV tahun 2011 menunjukkan arah pertumbuhan

yang berbeda di sektor ini. Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) realisasi

responden di sektor jasa ini mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan nilai triwulan sebelumnya sebagaimana terlihat di grafik 1.12

dibawah.

43.63%

-23%

-3%

17%

37%

57%

77%

150,000

350,000

550,000

750,000

950,000

1,150,000

1,350,000

1,550,000

1,750,000

1,950,000

2,150,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

2009 2010 2011

Kredit PHR (Rp Juta)

gYOY

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

23

Grafik 1.12. Indikator Sektor Jasa-jasa di Provinsi Bengkulu

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu. diolah & angka sementara

1.2.4. Sektor Konstruksi

Pertumbuhan sektor konstruksi secara tahunan di triwulan ini

mengalami perlambatan pertumbuhan yang signifikan dibanding triwulan

III tahun 2011. Pertumbuhan di triwulan ini hanya tercatat sebesar 0,76%

sedangkan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,41%. Adapun porsi

sektor ini terhadap ekonomi daerah terbilang masih cukup rendah yaitu

hanya sekitar 3%.

Dari sisi kredit perbankan, secara tahunan kredit ke sektor

konstruksi mengalami koreksi dimana kredit menurun hingga 28% dari

Rp150 miliar di triwulan IV tahun 2010 menjadi Rp120 miliar di triwulan

laporan. Data konsumsi semen triwulan IV hingga bulan November 2011

menunjukkan tingkat konsumsi semen pada bulan Oktober dan

November 2011 sebesar 53 ribu ton dan 49 ribu ton relatif lebih tinggi

dibandingkan rata-rata konsumsi semen bulanan sepanjang periode

Januari hingga September 2011 yang hanya sebesar 47 ribu ton.

Sementara itu, hal berbeda terjadi pada pertumbuhan penyaluran

kredit perumahan oleh perbankan daerah secara tahunan. Kredit tersebut

secara tahunan meningkat pesat sebesar 55%, yaitu dari Rp422 miliar di

triwulan IV tahun 2010 menjadi Rp654 miliar di triwulan laporan.

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011

Kredit Sektor Jasa (juta Rp)

PDRB Sektor Jasa (juta Rp)

-9.00

-4.00

1.00

6.00

11.00

16.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

Realisasi Sektor Jasa (Hasil SKDU)

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

24

Grafik 1.13. Indikator Sektor Konstruksi di Provinsi Bengkulu

Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia. diolah

1.2.5. Sektor Listrik, Gas dan Air

Sektor listrik, gas dan air juga mengalami pertumbuhan sebesar

3,55% sedangkan triwulan sebelumnya terkoreksi hingga 2,71%. Porsi

sektor ini terhadap perekonomian daerah masih cukup kecil yaitu hanya

sebesar 0,5%.

Pertumbuhan di sektor ini juga terlihat dari adanya arah

peningkatan konsumsi listrik sebagaimana data yang diperoleh dari PLN

Cabang Bengkulu. Secara total, konsumsi listrik di triwulan laporan

terlihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu mencapai 31%.

Selain itu, jumlah pelanggan listrik meningkat sebesar 17% dibandingkan

periode yang sama tahun 2010 yaitu menjadi sejumlah 826 juta

pelanggan.

Data kredit yang disalurkan perbankan ke sektor ini di Provinsi

Bengkulu relatif stagnan, bahkan kembali mengalami penurunan

pertumbuhan secara tahunan. Kredit yang disalurkan ke sektor ini di

triwulan IV tahun 2011 sebesar Rp12.077 juta sedangkan pada triwulan

yang sama tahun 2010 mencapai Rp12.410 juta. Hal tersebut dapat

terlihat pada Grafik 1.14. di bawah.

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

55,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2010 2011

Kons. Semen (ton)

g(YOY)

-

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010 2011

Penyaluran Kredit (miliar Rp)

Konstruksi

Perumahan

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

25

Grafik 1.14. Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu

Sumber : PLN Bengkulu dan Bank Indonesia. diolah

1.3. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Indikator kesejahteraan petani sebagaimana tergambar melalui indikator

nilai tukar petani (NTP) sampai dengan bulan Desember 2011 cenderung

mengalami peningkatan bila dibanding triwulan sebelumnya. Perubahan NTP ini

dapat menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan hidup petani relatif lebih

baik dibanding triwulan sebelumnya. NTP sedikit berubah dari 101,71 menjadi

103,29 atau meningkat 1,55%.

Grafik 1.15. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah

15

20

25

30

35

40

45

215

225

235

245

255

265

275

285

295

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010 2011

Konsumsi Listrik

Jml. Pelanggan (ribu orang, axis kiri)Konsumsi (juta KWh, axis kanan)

-100%

900%

1900%

2900%

3900%

4900%

100

2,100

4,100

6,100

8,100

10,100

12,100

14,100

16,100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

Kredit Sektor Listrik, Gas, Air (juta Rp)

gYOY

103.29

0.77%

-3.00%

-2.00%

-1.00%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

90

95

100

105

110

115

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010 2011

Nilai Tukar Petani

g mtm

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

26

Tingkat pengangguran di Provinsi Bengkulu menunjukkan adanya

perbaikan keadaan dimana jumlah pengangguran menurun dari 39 ribu orang

pada Agustus 2010 menjadi 21 ribu orang pada Agustus 2011, atau menurun

sebesar 46%. Hal ini kemungkinan merupakan dampak dari semakin

bergairahnya perekonomian di Provinsi Bengkulu sehingga mendorong

penyerapan lebih banyak tenaga kerja lokal.

Tabel 1.7. Perkembangan Jumlah Pengangguran dan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bengkulu

Ribuan untuk jumlah

Feb. 2010 Agus.2010 Feb.2011 Agus.2011

Juml. TPT Juml. TPT Juml. TPT Juml. TPT

Jumlah Pengangguran

dan TPT 36 4,1 39 4,6 30 3,4 21 2,4

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Sementara itu, perkembangan jumlah penduduk miskin di tahun 2011

dibanding tahun sebelumnya terlihat sedikit menurun. Baik secara jumlah

maupun persentase terhadap total jumlah penduduk terlihat adanya sedikit

penurunan tingkat kemiskinan Provinsi Bengkulu. Jumlah penduduk miskin di

tahun 2010 adalah sebesar 324,9 ribu orang, sementara di tahun 2011

meningkat menjadi 303,35 ribu orang.

Tabel 1.8. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bengkulu

Ribuan untuk jumlah

Mar. 2010 Mar. 2011 Sep. 2011

Jumlah %* Jumlah %* Jumlah %*

Jumlah Penduduk Miskin 324,9 18,30 303,6 17,5 303,35 17,36

*Persentase terhadap jumlah penduduk Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

BO

KS

HASIL LIAISON KBI BENGKULU TRIWULAN IV 2011

Kegiatan Liaison selama Triwulan IV-2011 dilakukan melalui

kunjungan wawancara terhadap 5 contact yang bergerak dalam subsektor

perdagangan besar & eceran, pertanian, peternakan, angkutan jalan raya,

dan pertambangan. Hasil kegiatan liaison tersebut dapat disajikan secara

ringkas di bawah ini.

Volume penjualan domestik secara umum cenderung meningkat

pada triwulan ini dibanding triwulan yang sama tahun lalu. Hal ini

disebabkan oleh peningkatan volume penjualan yang disumbang oleh

subsektor perdagangan besar & eceran, pertanian, dan peternakan. Faktor

pendorong meningkatnya volume penjualan dikarenakan adanya ekspansi

usaha dari sisi operasonal perusahaan seperti penambahan kapasitas

produksi dan channel distribution. Sementara itu, subsektor pertambangan

menunjukan trend naik terutama disokong oleh meningkatnya permintaan

dari luar negeri. Optimisme kecenderungan peningkatan volume penjualan

pada tahun depan diproyeksikan oleh seluruh responden liaison dengan

pertimbangan semakin baiknya kondisi ekonomi di Provinsi Bengkulu.

Tabel 1. Liaison : Volume Penjualan

Sub Sektor Produk

Likert Scale

Saat ini Proyeksi

Domestik Ekspor Domestik Ekspor

Perdagangan besar & eceran

Perdagangan sepeda motor

2 - 3 -

Pertanian-perkebunan

CPO 2 - 2 -

Angkutan jalan raya Angkutan barang khusus

1 - 2 -

Pertanian-peternakan

Peternakan ayam potong

2 - 2 -

Pertambangan Batubara - 2 - 2

Kapasitas utilisasi secara umum stabil, hanya sub sektor

pertambangan yang mengalami peningkatan akibat meningkatnya

demand terhadap hasil tambang dari luar negeri. Tingkat utilisasi pada

Triwulan IV-2011 rata-rata mencapai sekitar 91%.

Walaupun terjadi peningkatan penjualan yang cukup tinggi di

beberapa subsektor, namun tidak mendorong persediaan pada triwulan

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

ini meningkat dibandingkan dengan kondisi rata-rata. Hal ini terjadi

dikarenakan hasil produksi memiliki rata-rata turnover yang tinggi sebagai

dampak dari tingginya demand bagi perusahaan terutama produk CPO,

batubara, dan kendaraan bermotor roda dua. Hanya sub sektor angkutan

jalan darat dan peternakan yang memiliki turnover persediaan yang lebih

lama pada triwulan laporan sekalipun memiliki demand yang tinggi bagi

perusahaannya.

Walaupun volume penjualan pada triwulan ini cenderung

meningkat namun secara umum investasi cenderung lebih stabil pada

triwulan ini dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Namun proyeksi

tahun depan investasi rata-rata akan mengalami trend meningkat. Secara

umum investasi digunakan untuk perluasan produksi atau pemasaran yang

akan berlanjut hingga tahun depan. Secara umum jumlah tenaga kerja

pada tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, namun

demikian proyeksi jumlah tenaga kerja pada tahun depan diperkirakan

akan menngkat lebih besar mengikuti rencana investasi yang akan

dilakukan oleh perusahaan.

Tingkat margin pelaku usaha cenderung stabil pada triwulan ini.

Hal ini karena naiknya harga jual dilakukan untuk mengimbangi kenaikan

biaya-biaya operasional perusahaan terutama meningkatnya biaya gaji

sebagai dampak peningkatan jumlah tenaga kerja.

Dari segi pembiayaan, sebagian besar perusahaan pada triwulan ini

lebih mengandalkan pembiayaan internal perusahaan baik dari kantor

pusat maupun dari pemilik. Walaupun beberapa perusahaan sudah mulai

menggunakan sumber dana dari perbankan.

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Inflasi Daerah

27

BAB

2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

2.1. Perkembangan Inflasi

Inflasi tahunan Kota Bengkulu1 pada triwulan IV tahun 2011 mencapai

3,96% atau menurun dibandingkan inflasi pada triwulan III 2011 yang tercatat

sebesar 5,63%. Namun, inflasi tersebut masih berada di atas inflasi nasional yang

hanya sebesar 3,79%. Pencapaian inflasi 2011 ini, jauh lebih rendah dibandingkan

inflasi pada tahun 2010 lalu yang mencapai 9,08% (yoy).

Tekanan inflasi pada triwulan laporan menurun cukup signifikan baik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun periode yang sama pada tahun

lalu. Tercukupinya pasokan kebutuhan masyarakat disertai dengan tingkat

permintaan yang relatif stabil mendorong berkurangnya tekanan inflasi pada

triwulan laporan. Pencapaian inflasi pada tahun 2011 ini lebih rendah dibandingkan

dengan proyeksi Bank Indonesia yaitu sebesar 5,75%±1%.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan

0%

5%

10%

15%

20%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 42007 2008 2009 2010 2011

Bengkulu (y-o-y) Nasional (y-o-y)

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Inflasi Daerah

28

2.2. Faktor Pendorong Inflasi

Deflasi yang terjadi pada dua bulan berturut-turut mendorong rendahnya

pencapaian inflasi secara umum pada triwulan IV 2011. Pencapaian inflasi pada

triwulan laporan terutama dipengaruhi oleh tingkat inflasi pada kelompok

komoditas bahan makanan. Tercukupinya pasokan bahan makanan serta relatif

stabilnya permintaan masyarakat mendorong penurunan harga-harga komoditas

bahan makanan secara umum. Penurunan harga pada kelompok bahan makanan

terutama terjadi pada subkelompok padi-padian serta lemak dan minyak. Namun

demikian, sebagian besar subkelompok komoditas bahan makanan memang

mengalami deflasi sepanjang triwulan IV 2011.

2.3. Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y)

Kelompok Barang/Jasa Tw III-2011 Tw IV-2011

IHK IHK IHK Inflasi (%)

Bahan makanan 164,07 4,95 160,39 -1,68

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 144,11 5,83 146,42 6,32

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 134,27 7,36 135,50 7,39

Sandang 142,86 13,70 144,03 12,39

Kesehatan 120,44 5,27 121,13 5,61

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 130,31 9,52 129,62 8,94

Pengangkutan, Komunikasi dan Jasa Keuangan 103,35 0,21 103,05 2,06

Inflasi Umum 136,32 5,63 136,08 3,96

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Sebagaimana terlihat dalam tabel 2.1, inflasi pada triwulan IV 2011 terjadi

pada hampir seluruh kelompok barang atau jasa kecuali kelompok bahan makanan.

Kelompok yang mengalami inflasi tahunan paling tinggi di triwulan ini adalah

kelompok sandang, kemudian diikuti oleh kelompok pendidikan/rekreasi/olahraga

masing-masing sebesar 12,39% dan 8,94%. Sementara itu, kelompok bahan

makanan yang kerap menentukan arah inflasi Kota Bengkulu, secara tahunan pada

triwulan laporan membukukan deflasi sebesar 1,68%. Tingginya inflasi pada

kelompok sandang terutama dipicu oleh inflasi pada subkelompok barang pribadi

dan sandang lainnya.

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Inflasi Daerah

29

Pada Grafik 2.2., terlihat bahwa sebagian besar subkelompok dalam

kelompok bahan makanan menunjukkan penurunan nilai IHK dibandingkan triwulan

sebelumnya, meskipun bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2010 nilai

IHK relatif lebih tinggi. Inflasi tahunan tertinggi untuk kelompok bahan makanan

disumbang oleh subkelompok sayur-sayuran yang mengalami inflasi sebesar

51,02%. Sementara untuk subkelompok padi-padian/umbi-umbian mengalami

deflasi tertinggi yaitu sebesar 32,96% (yoy).

Grafik 2.2. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Jika melihat sumbangan inflasi per komoditas terhadap inflasi bulanan

sepanjang triwulan IV tahun 2011 sebagaimana terlihat di Tabel 2.2, komoditas

penyumbang inflasi yang berasal dari kelompok bahan makanan kerap menentukan

arah pencapaian inflasi daerah di sepanjang triwulan laporan. Komoditas yang

mengalami peningkatan harga cukup signifikan dari bulan Oktober 2011 hingga

Desember 2011 antara lain yaitu cabe dan beras masing-masing sebesar 59,50%

(qtq) dan 9,69% (qtq). Kelompok komoditas lainnya yang turut mempengaruhi

inflasi daerah di triwulan ini adalah komoditas-komoditas di kelompok

perumahan/air/listrik/gas/bahan bakar, kelompok sandang dan kelompok

transpor/komunikasi/jasa Keuangan.

40

90

140

190

240

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010 2011

Daging dan hasilnya Sayur‐sayuran Ikan SegarBumbu‐bumbuan Padi, Umbi dan hasilnya

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Inflasi Daerah

30

Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi/Deflasi Bulanan di Bengkulu

Persen (%)

No Oktober 2011 November 2011 Desember 2011

Komodtas Andil Komodtas Andil Komodtas Andil

1. Cabe Merah 0.25 Daging Ayam Ras -0.28 Cabe Merah 0.32

2. Beras 0.22 Cabe Merah 0.25 Tomat Buah 0.16

3. Tongkol - 0.10 Tongkol -0.22 Daging Ayam Ras -0.13

4. Bayam - 0.10 Beras 0.20 Udang Basah -0.07

5. Kape-Kape - 0.08 Kape-Kape -0.14 Sawi Hijau -0.06

6. Kelapa - 0.06 Sewa Rumah 0.12 Bawang Merah -0.05

7. Daging Ayam Ras 0.06 Udang Basah -0.11 Upah Pembantu RT 0.04

8. Kentang - 0.06 Emas Perhiasan 0.09 Kentang -0.04

9. Semen - 0.06 Dencis -0.06 Kakap Merah -0.04

10 Ekor Kuning - 0.04 Angkutan Udara -0.06 Bawang Putih -0.03

Jumlah 0.03 Jumlah

- .22 Jumlah 0.09

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Keterangan : Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Makanan Jadi/Minuman/Rokok/Tembakau

Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/Bahan Bakar

Kelompok Sandang

Kelompok Pendidikan/Rekreasi/Olahraga

Kelompok Transpor/Komunikasi/Jasa Keuangan

Kelompok Kesehatan

Dominasi peran kelompok-kelompok komoditas dalam menentukan arah

pencapaian inflasi daerah dapat dilihat dari sumbangan suatu kelompok terhadap

inflasi sebagaimana tercermin pada Grafik 2.3. Kelompok bahan makanan yang

mengalami deflasi pada bulan Desember 2011 memiliki andil sekitar 50% terhadap

pembentukan inflasi bulan tersebut dari inflasi bulanan yang hanya tercatat sebesar

0,04%. Selain itu, inflasi kelompok perumahan/air/listrik/gas dan bahan bakar turut

memberikan sumbangan yang cukup besar yaitu sekitar 30% dari total inflasi

bulanan.

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Grafik 2

Sumber : B

Grafik

Sumber :

di kelo

bumbu

22,60%

kelomp

menjad

utama

inflasi

K

90

110

130

150

170

190

210

230

250

270

290

1

2.3. Sumb

Badan Pusat Stat

2.4. Indeks

Badan Pusat Sta

Perkemban

mpok ini t

an dengan

%. Sementa

pok bahan

di deflasi seb

Pada kelom

pencapaian

yang rela

Sandang0.01

Kesehatan0.01

Pendidikan, RekOlahraga

0.01

2 3 4 5 6

201

Padi-padiaSayur-sayuBumbu-buLemak dan

bangan Infla

tistik Provinsi Be

s Harga Kon

atistik Provinsi Be

ngan inflasi k

erutama te

tingkat in

ara bila d

makanan

besar 1,68%

mpok bahan

n inflasi pad

atif minima

Perumahan, Air, LiGas, Bahan Bak

0.03

kreasi, a

7 8 9 10 11 12

0

n, umbi-umbian dauranumbuann minyak

asi Bulan D

ngkulu

nsumen Kel

engkulu, diolah

kelompok b

erjadi pada

nflasi tahun

ibanding tr

mengalami

% di triwulan

n makanan,

da di triwu

al menging

strik, ar

Transpor, KomJasa Keua

0.02

2 1 2 3 4 5

n hasilnya

esember P

lompok Bah

ahan makan

subkelomp

an masing-

riwulan seb

penurunan

n laporan.

yang meru

ulan laporan

gat cender

munikasi, angan2

6 7 8 9 10

2011

Perkem

Per Kelompo

han Makan

nan terlihat

ok sayur-sa

-masing se

belumnya,

n dari infla

upakan kelo

n, terlihat m

rung mela

11 12

mbangan Infla

ok Barang/J

an Kota Be

di Grafik 2.

ayuran dan

besar 51,02

inflasi tah

asi sebesar

ompok peny

mengalami

ndainya n

Bahan Makanan-0.05

Makanan JadiMinuman, Roko

Tembakau0.01

asi Daerah

31

Jasa

persen

ngkulu

.4. Inflasi

bumbu-

2% dan

unan di

r 4,95%

yumbang

tekanan

ilai IHK

, ok,

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Inflasi Daerah

32

subkelompok padi-padian/umbi-umbian yang memiliki bobot terbesar di keranjang

inflasi Kota Bengkulu. Penurunan inflasi paling signifikan terjadi pada subkelompok

padi-padian/umbi-umbian, dimana pada triwulan sebelumnya mencatatkan inflasi

sebesar 13,78% (yoy), sementara pada triwulan laporan mengalami deflasi sebesar

1,68%.

2.4. Inflasi Periode Oktober-Desember 2011

Setelah peningkatan permintaan yang cukup signifikan pada triwulan III

2011, triwulan IV diwarnai dengan kembali stabilnya permintaan masyarakat yang

juga didukung oleh terjaminnya pasokan kebutuhan. Kelangkaan BBM serta

terkendalanya transportasi melalui laut yang sempat mengemuka pada triwulan III

2011, telah dapat diminimalisir pada triwulan IV 2011. Kondisi ini terjadi seiring

dengan telah diselesaikannya tahap awal perbaikan alur Pelabuhan Pulau Baai

sehingga dapat meningkatkan kelancaran distribusi.

Meskipun pada triwulan IV juga tergolong sebagai musim paceklik

mengingat belum berlangsungnya musim panen komoditas-komoditas bahan

makanan utama kebutuhan masyarakat, namun gejolak harga sebagaimana yang

pernah terjadi pada tahun 2010 tidak berlangsung. Sepanjang triwulan IV 2011,

fluktuasi harga masih terjadi pada beberapa komoditas seperti beras, cabe, daging

ayam, telur ayam ras maupun sayuran, namun pada kisaran yang masih cukup

rasional. Sebagai gambaran, harga rata-rata beras pada triwulan IV 2011 hanya

meningkat sebesar 0,5% dibandingkan harga rata-rata beras pada triwulan III 2011,

daging sapi turun 4,7%, daging ayam ras turun 13,7%, telur ayam ras turun 8,9%

meskipun cabe merah meningkat hingga 163%.

Kecenderungan penurunan harga-harga di masyarakat telah terdeteksi

sebelumnya melalui hasil Survei Konsumen (SK) triwulan III 2011 yang menunjukkan

bahwa adanya penurunan Nilai Saldo (NS) ekspektasi harga tiga bulan yang akan

datang pada triwulan III 2011 sebagaimana terlihat pada Grafik 2.7 di bawah.

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Inflasi Daerah

33

Grafik 2.5. Ekspektasi Konsumen Terhadap Kondisi Mendatang

Grafik 2.6. Disagregasi Inflasi Kota Bengkulu

Tekanan inflasi yang menurun pada triwulan laporan terlihat dari

rendahnya pencapaian inflasi berturut-turut pada bulan Oktober hingga Desember

2011 yang lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi bulanan sepanjang Januari

hingga September 2011 yang mencapai 0,46%. Inflasi bulanan pada Oktober

hingga Desember 2011 berturut-turut sebesar -0,04%, -0,18% dan 0,04%.

Dengan demikian, inflasi tahunan Desember 2011 tergolong rendah dengan

pencapaian sebesar 3,96% dibandingkan dengan rata-rata historis lima tahun

terakhir sebesar 7,38%. Selain itu, sepanjang triwulan IV 2011 ditemukan fakta

bahwa tekanan inflasi dari kelompok komoditas administered price cenderung

meningkat, sementara tekanan dari komoditas volatile foods dan core cenderung

menurun.

020406080100120140160180200

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

IEKKetersediaan barang/jasa 6 bln yadEkpektasi Harga 3 bln yad (kanan)

‐60

‐50

‐40

‐30

‐20

‐10

0

10

20

30

40

4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2008 2009 2010 2011

%,yoy

Disagregasi  Inflasi Wilayah  Bengkulu

Inflasi IHK (yoy) Core

Adm Price Volatile Foods

Sumber: BPS (diolahmenggunakan pendekatan sub kelompok)

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Inflasi Daerah

34

Grafik 2.7. Realisasi Inflasi Tahun 2011

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah

2.5. Perbandingan Inflasi Antar Kota di Sumatera

Dengan pencapaian inflasi Kota Bengkulu pada triwulan laporan sebesar

3,96% dan dari 16 kota yang menjadi subyek perhitungan inflasi, Kota Bengkulu

bersama-sama dengan 6 kota lainnya masih tergolong dalam kelompok kota yang

memiliki tingkat inflasi lebih tinggi dibandingkan pencapaian inflasi nasional. Namun

demikian, inflasi Kota Bengkulu tidak lebih besar daripada inflasi rata-rata kota-kota

di Sumatera yang mencapai 3,96%. Pencapaian inflasi di triwulan IV 2011 ini

menempatkan Kota Bengkulu pada peringkat ke-sepuluh inflasi terendah di

Sumatera.

Grafik 2.6. Inflasi Tahunan (yoy) Bulan Desember Kota-Kota di Sumatera Sumber : Badan Pusat Statistik; diolah

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 122010 2011

Bengkulu y-o-y

Bengkulu y-t-d

Nasional y-o-y

Nasional y-t-d

Inflasi Nasional = 3,79%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

BO

KS

Pemetaan Struktur Pasar dan Pola Distribusi Komoditas Strategis Penyumbang Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu

Potensi inflasi salah satunya dapat dicermati melalui sisi penawaran, tidak

hanya terkait dengan jumlah penyediaan barang/jasa, namun juga struktur pasar,

pola distribusi serta perilaku pembentukan harga dari barang/jasa tersebut.

Pemahaman inflasi dari sisi penawaran menjadi penting karena harga di tingkat

konsumen sangat terkait dengan harga yang ditentukan oleh tingkat distribusi

sebelumnya yaitu ditingkat produsen maupun pedagang. Oleh karena itu, sebagai

bagian dari upaya pengendalian harga komoditas daerah, perlu dilakukan identifikasi

terhadap perilaku pelaku pasar dalam pembentukan harga dan pola distribusi

barang, terutama terhadap komoditas penyumbang inflasi utama di daerah.

Penelitian ini membahas mengenai struktur pasar dan jalur distribusi 15

komoditas strategis penyumbang inflasi Kota Bengkulu yang terdiri dari 4 kategori

komoditas (Pertanian, peternakan, perikanan dan industri). Analisis didasarkan

terutama atas penggunaan data primer yang merupakan hasil survei. Analisis

menggunakan kombinasi metode deskriptif dan estimasi secara ekometrika.

Tabel 2. Daftar Komoditas Obyek Penelitian

No. Komoditas Bobot (%) Andil Rata- Standar Kategori 1. Beras 7.27 0.77 13.73 Pertanian 2. Rokok Kretek Filter 4.65 0.58 9.59 Industri 3. Cabe merah 1.43 0.51 59.96 Pertanian 4. Bawang merah 0.59 0.10 36.65 Pertanian 5. Gula Pasir 1.40 0.22 19.09 Industri 6. Nasi 2.66 0.29 7.76 Industri 7. Mie 2.48 0.28 5.2 Industri 8. Tomat sayur 0.34 0.22 30.83 Pertanian 9. Daging ayam ras 2.11 0.07 13.27 Pertanian

10. Telur ayam ras 1.01 0.03 11.27 Pertanian 11. Ikan dencis 0.87 0.08 17.19 Perikanan 12. Daging sapi 0.90 0.09 8.07 Peternakan 13. Minyak goreng 1.47 0.15 16.89 Industri 14. Bawang Putih 0.23 0.02 35.45 Pertanian 15. Jengkol 0.21 0.07 47.65 Pertanian

Penentuan komoditas penyumbang inflasi terbesar yang akan dijadikan obyek

penelitian dilakukan dengan memperhitungkan data selama 10 tahun terakhir. Selain

sumbangan terhadap inflasi, pemilihan komoditas juga mempertimbangkan modus

dan volatilitas inflasi secara relatif. Setelah mengeluarkan komoditas administered

price dari kandidat komoditas obyek penelitian, komoditas yang sifat pasarnya

spesifik atau sulit dianalisa karena variasi komoditas yang tinggi juga dieliminasi

melalui judgement, misalnya untuk komoditas sewa rumah, SLTA, SLTP dan

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

akademi/perguruan tinggi.

Dari hasil pengolahan data, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode Herfindal-Hirschman

Index, struktur pasar diseluruh komoditas yang menjadi obyek penelitian

terindikasi sebagai pasar dengan tingkat konsentrasi tinggi.

Secara umum, pasokan produk komoditas pertanian, perikanan, dan peternakan

terkonsentrasi ditingkat pedagang pengepul, pedagang besar/grosir mengingat

bila dilihat dari sisi jumlah pelaku, jumlah produsen lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah pedagang pengepul maupun jumlah pedagang besar. Kondisi ini

menunjukkan, pedagang pengepul, pedagang besar dan grosir memiliki

pengaruh terhadap pasokan dan harga dipasar.

Produsen pada komoditas pertanian, perikanan dan peternakan diindikasikan

memiliki struktur pasar oligopsoni, sementara tingkat pengecer diindikasikan

pasar persaingan sempurna. Pedagang yang terlibat diantara dua rantai tersebut

sebagian besar terindikasi memiliki struktur pasar oligopoli.

2. Struktur pasar komoditas industri terkonsentrasi di level distributor dan

subdistributor. Tingkat distributor/subdistributor diindikasikan sebagai pasar

oligopoli, sementara pengecer sebagai pasar persaingan sempurna, terkecuali

untuk komoditas rokok kretek yang lebih cenderung pada pasar persaingan

monopolistik.

3. Pola distribusi cenderung bervariasi dan tidak terpaku pada satu jalur yang baku,

hal ini memungkinkan pedagang ditingkat yang lebih rendah dapat memperoleh

produk dari beberapa saluran distribusi. Kondisi ini memungkinkan minimalnya

perilaku kartel. Namun demikian, resiko perilaku kartel ini dapat muncul melalui

adanya informasi harga acuan dari salah satu pelaku pasar yang kemudian

dijadikan sebagai acuan pelaku pasar lainnya.

4. Biaya yang mendominasi hampir diseluruh struktur biaya komoditas obyek

penelitian adalah biaya transportasi dan biaya bongkar muat. Kondisi ini telah

menjadi permasalahan sejak lama mengingat keterbatasan infrastruktur

sekaligus armada pengangkutan yang ekonomis di Provinsi Bengkulu.

5. Perilaku penetapan harga secara umum baik ditingkat podusen maupun

ditingkat pedagang, didominasi oleh penetapan harga berdasarkan harga

tertinggi dipasar dan tingkat harga pesaing, dengan lebih mempertimbangkan

kondisi pasokan-permintaan dibandingkan dengan struktur biaya yang mereka

tanggung dan kompensasi margin keuntungan yang diinginkan. Dibarengi

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

dengan fakta bahwa biaya hidup turut menjadi pertimbangan dalam penentuan

harga, maka dapat dikatakan bahwa pelaku pasar memasukkan ekspektasi

inflasi kedalam penetapan harga jualnya. Di tingkat produsen, tingkat harga

tertinggi lebih ditentukan melalui kesepakatan dengan pembelinya, dengan kata

lain tingkat harga tertinggi disisi petani merupakan tingkat penawaran harga

tertinggi yang mampu ditawarkan oleh pembelinya.

6. Signifikansi perubahan harga ditingkat produsen terhadap perubahan harga

diretail berdasarkan uji granger causality hanya ditemukan pada dua komoditas

obyek penelitian. Estimasi Asymmetric Price Transmission yang dilakukan pada

komoditas cabe merah dan gula mendapatkan hasil bahwa pergerakan naik

turunnya harga ditingkat produsen secara signifikan mempengaruhi harga

ditingkat retail dengan lag yang bervariasi.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi kebijakan yang penting

bagi pengendalian inflasi Bengkulu melalui sisi penawaran, yaitu:

1. Tingginya biaya transportasi pada beberapa komoditas penelitian, dipicu antara

lain oleh pasokannya yang harus dipenuhi dari luar daerah seperti yang terjadi

pada komoditas telur ayam, bawang dan cabe merah. Dukungan terhadap

budidaya komoditas tersebut diatas untuk dikembangkan di lokal Provinsi

Bengkulu -tentunya dengan mempertimbangkan tingkat feasibility budidaya-

diharapkan dapat meminimalisir biaya trasnportasi dan kemudian harga dipasar.

2. Pembenahan terhadap kualitas infrastruktur dan daya dukung armada

transportasi perlu dilakukan secara kontinu agar dapat menekan biaya distribusi.

Di lain sisi, pembenahan terhadap infrastruktur juga hendaknya dapat

meningkatkan konektivitas Provinsi Bengkulu dengan daerah lain sehingga dapat

memperlancar distribusi barang.

3. Perlu adanya pembenahan terhadap jaringan pasar di Provinsi Bengkulu antara

lain dengan membentuk pasar induk sehingga dapat memperjelas aliran keluar

masuknya komoditas. Selain itu, keberadaan pasar induk juga dapat dijadikan

sebagai alat pemantau dan pengendaian inflasi daerah.

4. Untuk mencegah spekulasi harga yang berlebih ditingkat pedagang akibat

adanya fluktuasi persediaan pasokan, maka perlu dibentuk jaringan informasi

harga yang transparan dan disebarluaskan secara umum baik untuk harga

ditingkat produsen maupun tingkat retail. Ditingkat petani, informasi ini dapat

memberikan bargaining power ketika melakukan transaksi. Sementara di tingkat

pedagang, informasi ini mendorong pedagang untuk menetapkan harga dengan

lebih rasional dan kompetitif.

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Pe

endahuluan

n

Penelitian

Halaman in

Jalur Distri

ni sengaja d

ibusi dan P

Penyum

dikosongkan

embentukambang Inflas

n

n Harga Kosi Di Kota B

omoditas Bengkulu

4

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

37

BAB

3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH DAN SISTEM PEMBAYARAN

3.1. Perkembangan Perbankan Daerah

3.1.1. Gambaran Umum

Pada triwulan IV tahun 2011, kinerja bank umum baik konvensional

maupun syariah di Provinsi Bengkulu relatif baik. Total aset bank umum

mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga

(DPK) dan penyaluran kredit. Rasio penyaluran kredit terhadap simpanan (Loan to

Deposit Ratio) turut mengalami peningkatan, sementara kualitas kredit

perbankan yang tercermin dari persentase Non Performing Loan (NPL) pun

membaik.

Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non- Performing Loan (NPL) Bank Umum Provinsi Bengkulu

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum pada

triwulan IV 2011 mengalami peningkatan dari Rp5,98 triliun pada triwulan III

2011 menjadi Rp6,19 triliun pada triwulan laporan atau meningkat sebesar

119.53%

1.73%

1.00%

1.20%

1.40%

1.60%

1.80%

2.00%

2.20%

2.40%

80.00%

85.00%

90.00%

95.00%

100.00%

105.00%

110.00%

115.00%

120.00%

125.00%

130.00%

III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10 I-11 II-11 III-11 IV-11

LDR (kiri)

NPL (kanan)

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

3,41%. Sem

6,44% (qtq

disalurkan d

Deposit Ra

sebelumnya

membaik d

sebelumnya

Grafik 3.2.

Sumber : Lapo

Secara

baik denga

19,64% di

Jumlah pe

Bengkulu

sebelumnya

Demik

Rakyat (BPR

Bengkulu.

penyaluran

triwulan se

tercermin d

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

4,500,000

5,000,000

5,500,000

6,000,000

6,500,000

7,000,000

7,500,000

mentara itu

q) dari Rp6,9

dalam bentu

Ratio (LDR)

a 116,13%

ditandai den

a sebesar 2,

PerkembaProvinsi B

oran Bulanan Ban

a khusus ba

an meningk

bandingkan

mbiayaan y

mengalami

a menjadi se

kian pula ki

R) dan Ban

Indikator pe

kredit meng

belumnya.

dari perband

III‐09 IV‐0

DPK

Kredi

, kredit yan

95 triliun me

uk kredit de

sedikit m

%. Kinerja

ngan turun

15%.

angan DanBengkulu

nk Umum – Ban

ank umum

katnya jumla

n posisi triw

yang disalu

peningka

ebesar Rp42

nerja yang

nk Pembiaya

erbankan se

galami peni

Fungsi inte

dingan anta

09 I‐10 II

it

Perb

ng disalurka

enjadi Rp7,3

engan jumla

eningkat m

perkredita

nnya rasio N

na Pihak K

k Indonesia Ben

syariah juga

ah dana pih

wulan III 20

urkan oleh

tan sebesa

0,9 miliar.

cukup baik

aan Rakyat

eperti total

ngkatan rat

rmediasi pe

ara jumlah d

I‐10 III‐10

rbankan Daera

an bank um

39 triliun. Pe

ah dana pih

menjadi 11

n menunju

NPL menjad

Ketiga dan

gkulu

a menunjuk

hak ketiga

011 yaitu m

bank um

ar 7,5%

juga ditunj

Syariah (BP

aset dan d

a-rata menc

erbankan sy

dana yang d

IV‐10 I‐11

Prah Dan Sistem

mum mening

erbandingan

hak ketiga a

19,53% da

ukkan kec

di sebesar

n Kredit B

Dala

kkan kinerja

yang dihim

menjadi Rp2

um syariah

dibandingk

jukkan Bank

PRS) di wila

dana pihak

capai 14% d

yariah juga

disalurkan d

II‐11 III‐

Perkembangam Pembayara

3

gkat sebesa

n dana yang

atau Loan to

ari triwulan

enderungan

1,73% dar

Bank Umum

am jutaan Rupia

a yang cuku

mpun sebesa

283,7 milia

h di Provin

kan triwula

k Perkredita

ayah Provin

ketiga sert

dibandingka

berjalan ba

dalam bentu

‐11 IV‐11

an an

8

r

g

o

n

n

ri

m

ah

up

ar

ar.

nsi

an

an

nsi

ta

an

ik

uk

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

39

pembiayaan dengan jumlah dana pihak ketiga atau Financing to Deposit Ratio

(FDR) yang jauh melebihi bank umum konvensional.

3.1.2. Perkembangan Bank Umum

a. Kelembagaan

Bank umum di wilayah Provinsi Bengkulu berjumlah 18 bank yang

terdiri dari 1 Bank Pembangunan Daerah (BPD), 4 Bank Pemerintah dan 13

Bank Swasta dengan 4 diantaranya merupakan bank syariah. Jaringan

kantor pelayanan bank umum di Provinsi Bengkulu tertera pada tabel 3.1

dibawah.

Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Umum Provinsi Bengkulu

KP KC KCP KK Unit PP ATM Kota Bengkulu 1 18 19 16 12 2 72

Bengkulu Selatan - 2 7 3 7 - 5

Bengkulu Utara - 2 12 8 8 - 9

Rejang Lebong - 2 12 5 6 - 17

Lebong - 1 2 1 2 - 1

Kepahiang - 1 3 1 2 - 5

Kaur - - 3 1 4 - 2

Seluma - - 4 2 3 - 3

Muko-Muko - 1 6 2 4 - 6

Jumlah 1 27 68 39 48 2 120

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu, hingga data Desember 2011

b. Perkembangan Aset

Aset perbankan di Provinsi Bengkulu menunjukkan peningkatan pada

triwulan laporan. Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terjadi

peningkatan sebesar 6,27% menjadi sebesar Rp9,25 triliun. Peningkatan ini

terutama didorong oleh peningkatan jumlah aset bank swasta sebesar yang

cukup signifikan yaitu sebesar 11,18% sementara peningkatan jumlah aset

bank pemerintah sebesar 4,57%. Secara tahunan, peningkatan asset bank

umum mencapai 26,2% atau meningkat sebesar Rp1,92 triliun.

Sementara itu, perkembangan bank umum syariah ditandai dengan

peningkatan aset bank syariah sebesar 14,74% dibandingkan triwulan

sebelumnya atau menjadi sebesar Rp484 miliar. Perkembangan asset bank

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

umum

signifik

2010 y

Tabel 3.2

Kelompok

Bank Pemer

Bank SwastaBank Umum(Total)

Sumber : Lap

S

Kota B

Kabupa

Kabupa

di Kab

1%. Se

Kota Be

Grafik

Sumber :

syariah sela

kan yaitu se

ang hanya s

. Perkem

Bank 201

Q4

rintah 5.61

a 1.71m 7.333

oran Bulanan Ba

ebaran akti

engkulu de

aten Bengk

aten Bengku

upeten Mu

ementara u

engkulu.

k 3.3. Dist

Laporan Bulanan

Kota Beng68.45%

ama satu ta

ebesar 50,2

sebesar Rp3

mbangan As

10

4 Q1

6.857 5.905

6.776 1.798

3.633 7.703

ank Umum – Ban

iva bank um

ngan porsi

ulu Utara 9

ulu Selatan

komuko, K

ntuk bank

tribusi Akti

n Bank Umum –

kulu, %

Perb

ahun terakh

% (yoy) di

22 miliar.

et Bank Um

Q2

5.314 6.272.3

8.568 2.030.6

3.882 8.302.9

nk Indonesia Ben

mum saat i

sebesar 68,

9,82%, Kab

sebesar 8,9

epahiang d

umum syar

va Bank Um

– Bank Indonesia

Kab. BengkuSelatan, 8.98

rbankan Daera

hir mencatat

bandingkan

mum Provin Dalam j

2011

Q3

336 6.469.465

654 2.238.987

990 8.708.452

ngkulu

ini masih te

,45%. Beru

upaten Reja

98%. Semen

an Lebong

iah saat ini

mum di Prov

a Bengkulu

ulu 8%

Kab. Bengk9.8

Kab. M1

Prah Dan Sistem

tkan pertum

n posisi pad

si Bengkulujuta rupiah kecu

Q4

5 6.765.009

7 2.489.394

2 9.254.403

erkonsentra

rutan selanj

ang Lebong

ntara aktiva

masih berk

masih terk

vinsi Bengk

kulu Utara, 2%

Kab

Mukomuko, .82%

Perkembangam Pembayara

4

mbuhan yan

da Desembe

u ali disebutkan la

Pangsa

73,1%

26,9%

100%

si di wilaya

jutnya diiku

g 9,09% da

a bank umum

kisar diangk

konsentrasi

kulu

. Rejang Lebong, 9.09%

Kab. Lebong, 0.8

Kab. Kepahian1.00%

an an

40

ng

er

ain

Pert. qtq

4,57%

11,18%

6,27%

ah

uti

an

m

ka

di

5%

ng, 

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

41

c. Perkembangan Dana Masyarakat

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun bank umum di

Provinsi Bengkulu mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,27% (qtq). Pada triwulan

laporan, pertumbuhan DPK terjadi sebesar 3,41% (qtq) yaitu dari Rp5,98

triliun menjadi Rp6,19 triliun. Peningkatan ini terutama terjadi pada dana

tabungan sebesar 11,7% atau Rp389,7 miliar, sedangkan pada dana giro

dan deposito mengalami penurunan masing-masing sebesar 12,1% dan

0,6% dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikian, secara

tahunan, DPK mengalami pertumbuhan sebesar 32% dimana baik giro,

tabungan maupun deposito berjangka tumbuh relatif tinggi yaitu masing-

masing sebesar 51,4%, 26,6%, dan 30,9%.

Tabel 3.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu

Dalam juta rupiah

Keterangan 2010 2011 Pertumb.

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 q-t-q

Bank Umum(Total) 4.690.796 5.187.975 5.686.447 5.985.898 6.190.268 3,4%

Giro 854.441 1.450.726 1.603.233 1.471.640 1.293.473 -12,1%

Tabungan 2.937.134 2.792.010 3.087.359 3.330.083 3.719.758 11,7%

Deposito 899.221 945.239 955.855 1.184.175 1.177.037 -0,6%

Bank Pemerintah 3.708.351 4.209.274 4.620.703 4.857.046 4.988.615 2,7%

Giro 749.027 1.345.354 1.478.116 1.351.981 1.161.741 -14,1%

Tabungan 2.300.805 2.168.927 2.420.347 2.611.836 2.960.504 13,3%

Deposito 658.519 694.993 722.240 893.229 866.369 -3%

Bank Swasta 982.445 978.701 1.065.744 1.128.852 1.201.653 6,4%

Giro 105.414 105.372 125.117 119.659 131.732 10,1%

Tabungan 636.329 623.083 667.012 718.247 759.253 5,7%

Deposito 240.702 250.246 273.615 290.946 310.668 6,8%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Seiring dengan pertumbuhan bank umum, bank syariah turut

mengalami peningkatan baik bila dibandingkan dengan posisi triwulan

sebelumnya maupun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun

lalu. DPK bank syariah meningkat sebesar 19,6% bila dibandingkan

triwulan lalu menjadi sebesar Rp283,7 miliar. Peningkatan tersebut

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

42

didorong oleh peningkatan dana giro yang mencapai 33,4% menjadi

Rp30,8 miliar, sementara dana tabungan dan deposito berjangka tumbuh

sebesar 16,5% dan 20,9% menjadi Rp155,9 miliar dan Rp96,9 miliar.

Secara tahunan, DPK bank syariah mencatat peningkatan sebesar 45,6%.

Bila dilihat dari sisi kepemilikan bank, secara tahunan peningkatan

DPK masih dipicu oleh peningkatan DPK bank pemerintah terutama pada

dana giro yang meningkat sebesar 55,1% menjadi Rp1,2 triliun. Untuk DPK

bank swasta peningkatan terbesar juga terjadi pada jenis dana giro sebesar

25% (yoy) menjadi Rp131 miliar. Namun demikian, secara umum porsi DPK

jenis tabungan masih mendominasi penghimpunan dana masing-masing

sebesar 59% untuk DPK bank pemerintah dan 63% untuk DPK bank

swasta.

Pengelolaan DPK perbankan di Provinsi Bengkulu pada triwulan

laporan masih terkonsentrasi di bank-bank pemerintah dengan porsi

mencapai 81 % dan sisanya sebesar 19% berada di bank swasta. Dilihat

dari struktur kepemilikan dana, dana perorangan masih merupakan

komponen terbesar pembentuk DPK perbankan. Porsi kepemilikan dana

perorangan tersebut mencapai 73% selanjutnya terbesar kedua adalah

dana milik swasta yang mencapai 11% dan sisanya adalah dana

pemerintah dan lainnya.

d. Perkembangan Penyaluran Kredit

Penyaluran kredit bank umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan

laporan mencapai peningkatan sebesar 6,4% jika dibandingkan triwulan

sebelumnya. Kredit yang telah tersalurkan pada triwulan ini mencapai

Rp7,4 triliun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya Rp6,9 triliun.

Kredit konsumsi masih mendominasi penyaluran kredit perbankan dengan

porsi mencapai 50,4% dari keseluruhan kredit. Kemudian diikuti oleh kredit

modal kerja dan investasi dengan porsi masing-masing sebesar 38,1% dan

11,5%. Bila dibandingkan dengan posisi Desember 2010, penyaluran kredit

bank umum meningkat hingga 27,2%.

Pada triwulan laporan, keseluruhan komponen kredit berdasarkan

jenis penggunaan kecuali kredit konsumsi mengalami pertumbuhan bila

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

43

dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi pada

kredit investasi sebesar 20,5% diikuti kredit modal kerja konsumsi masing-

masing tumbuh sebesar 9,6%, sedangkan kredit konsumsi menyusut

sebesar 0,9%. Secara tahunan, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan

yang signifikan sebesar 77,9%, sementara kredit modal kerja tumbuh

sebesar 29,1% dan kredit investasi sebesar 18,2%. Pertumbuhan kredit

pada triwulan laporan ini, disumbang oleh cukup tingginya pertumbuhan

penyaluran kredit dari bank swasta.

Tabel 3.4. Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan,

Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu

Dalam juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan)

Keterangan 2010 2011 Pertumbuhan

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Rp. %

Jenis Penggunaan 5.815.864 6.070.739 6.648.046 6.951.237 7.398.933 447.696 6,4%

Modal Kerja 2.184.172 2.292.540 2.485.783 2.573.938 2.820.504 246.566 9,6%

Investasi 476.672 517.606 614.098 703.615 847.971 144.356 20,5%

Konsumsi 3.155.020 3.260.593 3.548.165 3.763.684 3.730.458 - 33.226 -0,9%

Sektor Ekonomi 5.815.864 6.070.739 6.648.046 6.951.237 7.398.933 447.696 6,4%

Pertanian 189.600 224.025 195.714 223.023 296.794 73.771 33,1%

Pertambangan 77.013 84.557 97.219 113.684 140.883 27.199 23,9%

Perindustrian 193.245 254.525 256.924 269.788 295.297 25.509 9,5%

Listrik, Air, Gas 12.410 12.394 12.337 12.218 12.077 - 141 -1,2%

Konstruksi 150.153 141.541 178.512 168.522 120.777 - 7.745 -28,3%

Perdagangan 1.398.388 1.409.720 1.537.546 1.727.707 2.008.513 280.806 16,3%

Pengangkutan 47.336 47.032 57.594 86.831 84.375 - 2.456 -2,8% Jasa dunia usaha

154.036 157.673 188.367 204.440 253.589 233.145 24,0%

Jasa sosial 81.488 82.468 88.446 106.074 119.072 12.998 12,3%

Lain-lain 3.512.195 3.656.804 4.035.387 4.038.920 4.067.557 28.637 0,7%

Kelompok Bank 5.815.864 6.070.739 6.648.046 6.951.237 7.398.933 447.696 6,4%

Bank Pemerintah

4.344.983 4.492.119 4.848.405 5.054.715 5.253.165 198.450 3,9%

Bank Swasta 1.470.881 1.578.620 1.799.641 1.896.522 2.145.768 249.246 13,1% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Secara umum, penyaluran kredit mengalami pertumbuhan untuk

hampir seluruh sektor. Penurunan tingkat penyaluran kredit hanya terjadi

pada sektor listrik/air/gas, sektor konstruksi dan sektor pengangkutan.

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

44

Sementara kredit pada sektor pertanian mengalami pertumbuhan tertinggi

mencapai 33,1% dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit

yang tinggi juga dicatat oleh sektor jasa dunia usaha dan pertambangan

masing-masing tumbuh sebesar 24% dan 23,9%.

Kualitas kredit pada triwulan laporan sedikit membaik dibandingkan

triwulan sebelumnya dari 2,15% menjadi 1,73%. Rasio NPL tertinggi

disumbangkan oleh kredit modal kerja sebesar 3,11% disusul kredit

investasi sebesar 1,47% dan kredit konsumsi 0,74%.

Tabel 3.5. Perkembangan NPL Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Bengkulu

Jenis Penggunaan

2010 2011 Pertumbuhan deviasi (%) Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Modal Kerja 3,22% 3,37% 3,41% 4,04% 3,11% -0,93%

Investasi 1,62% 5,44% 4,79% 1,87% 1,47% -0,4%

Konsumsi 0,75% 0,81% 0,86% 0,88% 0,74% -0,14%

Total 1,75% 2,18% 2,16% 2,15% 1,73% -0,42% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Kredit yang disalurkan kepada UMKM pada triwulan IV 2011

mengalami peningkatan sedikit lebih tinggi dibandingkan peningkatan

kredit bank umum secara keseluruhan. Kredit yang disalurkan kepada

UMKM meningkat 13,2% atau Rp357 miliar menjadi Rp3,07 triliun dari

sebelumnya Rp2,7 triliun pada triwulan III 2011. Peningkatan ini terutama

didorong oleh kredit investasi yang meningkat sebesar 20,9% disusul kredit

konsumsi dan modal kerja masing-masing meningkat sebesar 13,2% dan

11,2%.

Bila dilihat dari penyaluran kredit berdasarkan sektor ekonomi,

penyaluran kredit UMKM sebagian besar terkonsentrasi pada sektor

perdagangan dengan porsi mencapai 60,5%, selanjutnya diikuti sektor

pertanian sebesar 7,7% dan sektor jasa dunia usaha sebesar 4,1%. Kredit

UMKM pada sektor listrik, air dan gas merupakan yang terkecil hanya

0,39% dari total kredit UMKM. Ditilik dari peningkatan penyaluran kredit

pada masing-masing sektor, maka sektor pertanian mengalami

peningkatan tertinggi mencapai 48,4% (qtq) diikuti sektor pertambangan

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

45

dan perdagangan masing-masing sebesar 27% (qtq) dan 15,6%(qtq).

Secara umum penyaluran kredit UMKM disetiap sektor mengalami

peningkatan kecuali untuk sektor listrik/air/gas dan sektor pengangkutan

yang mengalami penurunan sekitar 1,5% dibandingkan triwulan

sebelumnya. Kondisi ini juga dialami oleh kredit di sektor lain-lain yang

menurun sebesar 5,7%.

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu

juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan)

Keterangan 2011* Pertumbuhan qtq

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Rp. %

Jenis Penggunaan 2.327.534 2.559.494 2.711.070 3.068.585 357.515 13,2

Modal Kerja 1.873.192 2.034.522 2.112.246 2,347,787 234.541 11,2

Investasi 421.909 487.177 559.223 675,982 116.759 20,9

Konsumsi 32.433 37.795 39.601 44,816 5.215 13,2

Sektor Ekonomi 2.327.534 2.559.494 2.711.070 3.068.585 357.515 13,2

Pertanian 158.384 138.620 159.455 236,583 77.129 48,4

Pertambangan 52.011 59.982 79.340 100,776 21.436 27,0

Perindustrian 54.332 54.923 63.110 71,528 8.418 13,3

Listrik, Air, Gas 12.263 12.201 12.218 12,077 -141 -1,2

Konstruksi 108.784 118.921 105.737 106,124 387 0,4

Perdagangan 1.310.245 1.417.453 1.606.153 1,856,309 250.155 15,6

Pengangkutan 36.479 48.198 78.015 76,360 -1.655 -2,1

Jasa dunia usaha 92.308 98.786 112.148 127,362 15.214 13,6

Jasa social 63.557 70.321 90.057 99,552 9.494 10,5

Lain-lain 439.171 540.089 404.837 381,915 -22.921 -5,7

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu * Untuk data tahun 2011 menggunakan definisi UMKM sesuai UU No. 10 Tahun 2008 tentang UMKM

Kualitas kredit UMKM pada triwulan laporan mengalami perbaikan

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercermin dari turunnya rasio NPL

(Non-Performing Loan) menjadi 3,04% dari sebelumnya 4,01%. Perbaikan

NPL ini terutama disebabkan meningkatkannya kredit kategori lancar dan

berkurangnya kredit yang tergolong macet. Dilihat dari jenis penggunaan,

NPL tertinggi adalah kredit UMKM modal kerja sebesar 3,45% kemudian

diikuti oleh kredit UMKM investasi sebesar 1,74% dan kredit UMKM

konsumsi sebesar 0,89%. Namun demikian, tingkat NPL tersebut masih

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

46

berada di bawah ambang batas NPL sebesar 5%. Tingkat NPL kredit UMKM

ini berada sedikit lebih tinggi dibandingkan NPL kredit secara umum yang

hanya sebesar 1,73%.

Tabel 3.7. Perkembangan Non-Performing Loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu

Dalam juta rupiah (kecuali persentase NPL)

KOLEK-TIBILITAS KETERANGAN

2010 2011

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

1 Lancar 5.222.343 2.082.038 2.304.097 2.433.407 2.780.739

2 Dalam Perhatian Khusus 226.527 144.696 154.612 168.988 194.568

3 Kurang Lancar 23.480 23.786 26.332 28.176 13.105

4 Diragukan 19.020 27.864 25.586 23.722 31.411

5 Macet 59.087 49.150 48.867 56.777 48.763

NPL 1,83% 4,33% 3,94% 4,01% 3,04%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu * Untuk data tahun 2011 menggunakan definisi UMKM sesuai UU No. 10 Tahun 2008 tentang UMKM

3.1.3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Bengkulu saat ini sebanyak

5 BPR yang terdiri dari 3 BPR konvensional dan 2 BPR syariah dengan jumlah

kantor sebanyak 21 kantor dengan sebaran kantor di Kota Bengkulu, Kab.

Seluma, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Selatan dan

Kab. Kepahiang.

Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu

Dalam juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan)

Keterangan 2010 2011

Pertumbuhan (q-t-q) Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Total Aset 84.488 88.718 99.629 112.461 129.672 15,30%

Kredit 85.909 72.139 83.798 92.645 107.592 16,13%

DPK 52.685 57.385 60.078 68.123 75.553 10,91%

LDR (%) 163,06 125,71 139,49 136,00 142,41

Sumber : Laporan Bulanan BPR/BPRS – Bank Indonesia Bengkulu

Sepanjang triwulan IV 2011, BPR menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini

tercermin dari peningkatan aset BPR yang mencapai 15,3% dan peningkatan

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

47

penghimpunan DPK sebesar 16,13% serta peningkatan kredit sebesar 10,91%

dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya. Peningkatan penyaluran kredit

tertinggi adalah kredit investasi yang meningkat sebesar 55,2% diikuti kredit

modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing meningkat sebesar 15,1% dan

27,5% dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan DPK diiringi peningkatan

penyaluran kredit yang lebih tinggi mengakibatkan rasio LDR BPRS meningkat

menjadi 142,1% dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 136%.

Dari sisi pencapaian laba usaha khususnya perhitungan spread bunga

antara pendapatan dengan biaya bunga BPR sebagaimana dicerminkan Net

Interest Margin (NIM), mengalami penurunan, yaitu dari 20,47% menjadi

19,09% di triwulan laporan (Grafik 3.4.).

Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR/S di Provinsi Bengkulu

Sumber : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat – Bank Indonesia Bengkulu; diolah

15.00%

17.00%

19.00%

21.00%

23.00%

25.00%

27.00%

29.00%

31.00%

III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10 I-11 II-11 III-11 IV-11

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

48

3.2. Perkembangan Sistem Pembayaran

3.2.1. Aliran Uang Kartal (Outflow/Inflow)

Aliran uang kartal di masyarakat di triwulan IV tahun 2011 ditandai

dengan adanya peningkatan net cash outflow. Pada periode triwulan laporan,

peningkatan net cash outflow terbilang signifikan yaitu mencapai 102,9%

dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari Rp241,5 miliar meningkat menjadi

Rp490 miliar.

Tabel 3.9. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu juta rupiah

Keterangan 2011 Pert.

q-t-q Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Inflow 220.440 84.276 592.024 248.106 -58,1%

Outflow ( 267.675) (712.631) (833.482) (738.124) -11,4%

Netflow (47.235) (628.355) (241.458) (490.018) 102.9% Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

Terjadinya net cash outflow tersebut sebagaimana tercermin pada

Tabel 3.9. dikarenakan adanya transaksi cash outflow yang relatif lebih besar

dari transaksi cash inflow. Namun demikian, bila dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya cash outflow turun mencapai 11,4% menjadi Rp738,1 miliar,

sedangkan cash inflow turun signifikan sebesar 58,1% atau menjadi sebesar

Rp248 miliar.

Peningkatan aliran uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia di

triwulan ini, sebagaimana terlihat dari grafik 3.5., secara signifikan terjadi di

bulan Desember yaitu meningkat sebesar 117% atau Rp202,6 miliar

dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terutama diperkirakan karena

adanya peningkatan permintaan uang tunai menjelang periode tutup buku

tahunan dan akhir tahun anggaran keuangan daerah. Dari grafik terlihat bahwa

sepanjang Oktober hingga Desember 2011 kebutuhan uang kartal cenderung

mengalami peningkatan meskipun tidak setinggi triwulan III 2011. Sementara

itu, cash inflow triwulan laporan menunjukkan kondisi yang berlawanan arah

dengan pergerakan cash outflow.

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

49

Grafik 3.5. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu

Dalam Juta rupiah

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

3.2.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar

Untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat, maka Bank

Indonesia Bengkulu melakukan kegiatan pemusnahan Uang yang Tidak Layak

Edar (UTLE). UTLE selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses peracikan atau

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dengan menggunakan mesin racik. Rasio

jumlah PTTB terhadap inflow pada triwulan laporan sebesar 59,99%, meningkat

dibanding triwulan sebelumnya. Tingginya rasio tersebut lebih diakibatkan oleh

menurunnya jumlah UTLE sepanjang triwulan IV 2011, seiring dengan

menurunnya jumlah inflow dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingginya rasio

tersebut lebih diakibatkan oleh penurunan jumlah inflow dibandingkan triwulan

sebelumnya yang lebih cepat dibandingkan dengan penurunan jumlah UTLE.

Dalam rangka mengurangi tingkat kelusuhan uang, salah satu upaya yang

sudah dan selalu dilakukan Bank Indonesia adalah meningkatkan pemahaman

masyarakat dalam menjaga uang kertas sehingga masa guna dan kualitas uang

kertas dapat bertahan lebih lama. Upaya itu antara lain dengan mensosialisasikan

tagline 3 D Bank Indonesia yang merupakan kepanjangan dari Didapat,

Disimpan, Disayang. Dengan tagline ini diharapkan masyarakat dapat lebih

menghargai dan memperlakukan uang kertas yang dimilikinya secara lebih baik.

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010 2011

Inflow Outflow

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

50

Grafik 3.6. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu

persen

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

3.2.3. Penemuan Uang Palsu

Pelaporan uang palsu ke Bank Indonesia yang dilakukan masyarakat pada

triwulan laporan mengalami sedikit peningkatan dibanding triwulan sebelumnya.

Bank Indonesia Bengkulu menerima pelaporan uang palsu berjumlah 37 lembar

sedangkan triwulan sebelumnya hanya tercatat sejumlah 6 lembar. Jenis pecahan

uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan selama periode laporan adalah

pecahan Rp100.000,00, pecahan Rp50.000,00, pecahan Rp20.000,00, pecahan

Rp10.000,00 dan pecahan Rp5.000,00. Sepanjang tahun 2011, jumlah

penemuan uang palsu jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu

hanya tercatat sebanyak 73 lembar sementara pada tahun 2010 tercatat

sejumlah 368 lembar.

Untuk itu, upaya yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu untuk

mengurangi peredaran uang palsu adalah melalui sosialisasi ciri-ciri keaslian uang

Rupiah dimana frekuensi sosialisasi di tahun ini mengalami peningkatan dan

melalui media yang lebih beragam sehingga diharapkan akan mampu

mengedukasi masyarakat dalam lingkup yang lebih luas.

10.37

46.5034.91

40.79

68.62

119.33

47.34

99.40

63.7071.40

35.91

59.99

0

20

40

60

80

100

120

140

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

2009 2010 2011

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

51

Grafik 3.7. Perkembangan Jumlah Lembar Uang Palsu yang Ditemukan di Provinsi Bengkulu

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

3.2.4. Perkembangan Kliring Lokal

Sementara itu, transaksi pembayaran dengan menggunakan kliring lokal

secara nominal mengalami peningkatan pada triwulan laporan yaitu dari

Rp850,01 miliar di triwulan sebelumnya menjadi Rp940,3 miliar atau meningkat

10,6%. Rata-rata perputaran kliring per hari secara nominal mengalami hal yang

serupa yaitu meningkat 5,5% dari Rp13,7 miliar menjadi Rp14,5 miliar.

Peningkatan nominal kliring ini disertai pula dengan peningkatan jumlah warkat

kliring.

Tabel 3.10. Perkembangan Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu

Keterangan 2011

Pertum-buhan qtq Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Bank Peserta Kliring 15 15 15 18 Perputaran Kliring Warkat (lembar) 34.277 44.090 42.417 45.184 6,52% Nominal (juta Rp.) 699.447 864.619 850.011 940.317 10,62%Rata-Rata Perputaran Kliring per Hari Warkat (lembar) 553 723 684 695 1,61%Nominal (juta Rp.) 11.281 14.174 13.710 14.466 5,51%% Penolakan Cek dan Bilyet Giro Warkat (lembar) 2,02% 1,88% 1,53% 1,93% 34,41%Nominal (juta Rp.) 3,19% 2,38% 2,58% 2,88% 23,56%

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

0

50

100

150

200

250

300

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

2009 2010 2011

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

52

Seiring dengan peningkatan transaksi kliring, persentase penolakan cek dan

bilyet giro juga mengalami peningkatan. Nominal penolakan cek dan bilyet giro

meningkat sebesar 23,6% dibandingkan triwulan sebelumnya, sementara jumlah

warkat cek dan bilyet giro yang ditolak meningkat sebesar 34,4% atau sejumlah

223 lembar.

Bila dilihat secara keseluruhan tahun 2011, nominal kliring lokal mengalami

pertumbuhan hingga 25% dibandingkan dengan nominal kliring sepanjang 2010

yaitu dari Rp2,7 triliun menjadi Rp 3,35 triliun dengan peningkatan volume

warkat sebesar 12,4%. Hal ini mendorong rata-rata kliring harian di tahun 2011

meningkat sebesar 24,6% menjadi Rp53,6 miliar dari sebelumnya Rp43,04 miliar,

sementara volume warkat rata-rata harian meningkat sebesar 12,1%.

3.2.5. Perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS)

Perkembangan transaksi pemindahan dana melalui sistem Real Time Gross

Settlement (RTGS), yang umumnya digunakan untuk pemindahan dana antar

nasabah dengan jumlah diatas Rp100.000.000, terlihat mengalami sedikit

peningkatan di triwulan ini dibanding transaksi triwulan sebelumnya. Nominal

transaksi masuk dan keluar daerah meningkat masing-masing sebesar 87,6%

dan 0,81% atau meningkat sebesar Rp11,9 triliun dan Rp69 triliun dibanding

triwulan sebelumnya. Dari sisi jumlah warkat transaksi, untuk transaksi keluar

meningkat sebesar 7,2% dan 9,12% untuk transaksi masuk. Namun, untuk

transaksi antar nasabah di dalam Provinsi Bengkulu mengalami penurunan

nominal transaksi hingga 17,8% atau sebesar Rp242 miliar, sedangkan volume

transaksi meningkat 24,21%.

Secara keseluruhan 2011, nominal transaksi keluar meningkat sebesar

36,2% dibandingkan tahun 2010 atau mencapai Rp7,8 triliun dengan

peningkatan volume warkat sebesar 7,4% atau sejumlah 2.672 lembar.

Sementara untuk transaksi masuk Provinsi Bengkulu meningkat sebesar 50,8%

dari transakasi tahun 2010 atau sebesar Rp19,8 triliun, meskipun volume warkat

mengalami penurunan sebesar 5,1%. Nominal transaksi RTGS antara nasabah di

dalam Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

53

tidak mengalami peningkatan maupun penurunan meskipun volume warkat

transaksi mengalami penurunan sebesar 12,1%.

Tabel 3.11. Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)

Provinsi Bengkulu

SSumber : Bank Indonesia

3.2.6 Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB)

Sejak akhir tahun 2007, Bank Indonesia memberlakukan sistem Transaksi

Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) dimana melalui sistem ini pemenuhan

kebutuhan uang oleh perbankan yang kekurangan uang kartal (short) tidak lagi

melalui kas Bank Indonesia melainkan terlebih dahulu melalui bank lainnya yang

berada dalam kondisi kelebihan uang kartal (long). Selanjutnya, apabila seluruh

bank berada dalam posisi short (atau long) maka akan dipenuhi dari (atau

disetorkan ke) kas Bank Indonesia.

Grafik 3.8. menggambarkan jumlah transaksi pemenuhan uang kartal dari

bank yang mengalami kelebihan uang kartal kepada bank yang kekurangan uang

kartal. Dari grafik tersebut terlihat peningkatan transaksi uang kartal antar bank

di Provinsi Bengkulu pada triwulan IV tahun 2011 dibanding triwulan

sebelumnya. Transaksi uang kartal di triwulan sebelumnya mencapai Rp618,5

miliar sementara ditriwulan laporan sebesar Rp711,75 miliar atau meningkat

15,1%. Rata-rata bulanan transaksi uang kartal di triwulan ini meningkat

dibanding rata-rata selama tahun 2011. Dimana rata-rata transaksi di triwulan ini

Keterangan 2011 Pertum-

buhan qtq Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Transaksi Keluar Daerah (from)

Warkat (lembar) 8.649 9.283 9.967 10.685 7,20%Nominal (miliar Rp.) 6.010 6.475 8.384 8.453 0,82%Transaksi Masuk Bengkulu (to)

Warkat (lembar) 7.822 8.087 7.414 8.090 9,12%

Nominal (miliar Rp.) 9.538 9.802 13.689 25.677 87,57%

Transaksi Antar Nasabah di Dalam Bengkulu (from-to) Warkat (lembar) 2.588 2.568 2.156 2.678 24,21%

Nominal (miliar Rp.) 794 1.100 1.356 1.114 -17,85%

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran

54

mencapai Rp237 miliar, sedangkan rata-rata sepanjang tahun 2011 sebesar

Rp217,16 miliar.

Grafik 3.8. Perkembangan TUKAB di Provinsi Bengkulu

juta rupiah

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

Apabila peningkatan volume TUKAB dihubungkan dengan peningkatan

volume transaksi uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia maka terlihat adanya

peningkatan kebutuhan uang kartal masyarakat pada periode Desember 2011.

Permintaan masyarakat akan uang tunai pertama kali dipenuhi oleh kas yang ada

di bank tercermin dari meningkatnya transaksi TUKAB. Apabila kebutuhan masih

belum terpenuhi oleh transaksi TUKAB, maka bank menarik uang tunai ke Bank

Indonesia.

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2009 2010 2011

Data TUKAB Oktober 2010-Februari 2011 Tidak Tersedia

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Keuangan Daerah

55

BAB

4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

4.1. Gambaran Realisasi Sisi Penerimaan

Menurut data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

periode triwulan III 2011 yang terdapat di Departemen Keuangan, dari total 10

kota/kabupaten dan 1 provinsi baru tersedia data sebanyak realisasi dari 4

kabupaten/kota dan data Provinsi Bengkulu. Kabupaten/kota yang datanya telah

tersedia yaitu Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten

Kepahiang dan Kota Bengkulu.

Tabel 4.1. Realisasi Penerimaan APBD Tahun 2011 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu

juta rupiah

Provinsi/Kabupaten/ Kota

PAD Dana

Perimbangan

Lain-lain Pendapatan Daerah Yg.

Sah

Total Pendapatan

1. Provinsi Bengkulu 125.873 175.128 1.618 302.619

2. Bengkulu Selatan na na na na

3. Bengkulu Utara 7.433 306.574 51.512 365.519

4. Rejang Lebong na na na na

5. Kota Bengkulu 30.260 355.026 62.427 447.713

6. Kaur na na na na

7. Seluma na na na na

8. Mukomuko 7.002 259.863 30.627 297.492

9. Lebong na na na na

10. Kepahiang 6.687 257.750 53.470 317.907

11. Bengkulu Tengah na na na na

Jumlah 177.255 1.354.341 199.654 1.731.250

*na: data belum tersedia

Sumber : Departemen Keuangan

Berdasarkan data yang tersedia, total penerimaan keempat

kabupaten/kota dan Provinsi Bengkulu berjumlah Rp1.731 miliar dimana

sebagian besar penerimaan berupa pendapatan dana perimbangan. Dana

perimbangan yang diterima sebesar Rp1.354 miliar atau mencapai 78% dari

pendapatan daerah. Sementara sisanya berasal dari Pendapatan Asli Daerah

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Keuangan Daerah

56

(PAD) dan pendapatan lainnya yang sah. Kota Bengkulu memperoleh

pendapatan dana perimbangan dengan nominal terbesar dibandingkan dengan

kabupaten lainnya. Sementara Kabupaten Mukomuko tercatat sebagai

kabupaten yang memiliki porsi pendapatanan dana perimbangan terbesar.

Hingga triwulan III 2011, realisasi pendapatan terbesar dicatat oleh Kota

Bengkulu yaitu sebesar Rp447,7 miliar atau mencapai 25% dari total

pendapatan daerah di Provinsi Bengkulu. Kemudian diikuti Kabupaten Bengkulu

Utara dan Kabupaten Kepahiang masing-masing sebesar Rp365 miliar dan

Rp317,9 miliar. Sedangkan pendapatan terkecil berdasarkan data yang tersedia

berada di Kabupaten Mukomuko dengan besaran mencapai Rp297,5 miliar.

Tabel 4.2. Anggaran Penerimaan APBD Tahun 2011 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu

juta rupiah

Provinsi/Kabupaten/ PAD

Dana Perimbangan

Lain-lain Pendapatan

Daerah Yg. Sah

Total Pendapatan

Kota

1. Provinsi Bengkulu 421.521 694.596 29.850 1.145.967

2. Bengkulu Selatan 14.342 375.367 39.217 428.926

3. Bengkulu Utara 24.663 445.657 38.565 508.884

4. Rejang Lebong 30.879 441.769 90.435 563.082

5. Kota Bengkulu 46.575 452.334 63.247 562.156

6. Kaur 7.268 308.044 26.216 341.528

7. Seluma 8.492 347.189 134.376 490.057

8. Mukomuko 20.034 358.894 63.147 442.076

9. Lebong 402 - - 402

10. Kepahiang 15.962 321.400 67.939 405.301

11. Bengkulu Tengah 3.790 328.856 60.408 393.055

Jumlah* 593.928 4.074.106 613.400 5.281.434 Sumber : Departemen Keuangan

Secara persentase realisasi penerimaan tertinggi dicatat oleh Kota

Bengkulu yaitu sebesar 80% dari total anggaran penerimaan. Selanjutnya diikuti

oleh Kabupaten Kepahiang sebesar dan Kabupaten Bengkulu utara yaitu masing-

masing sebesar 78% dan 72%. Komponen penerimaan dengan realisasi tertinggi

tercatat oleh lain-lain pendapatan yang sah yaitu mencapai 75,9%. Sementara

dana perimbangan yang mencatatkan nominal realisasi terbesar, baru terealisasi

sebesar 59,6%.

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Keuangan Daerah

57

Komponen anggaran yang mencerminkan kemandirian daerah berupa

Pendapatan Asli daerah (PAD) masih terealisasi minimal yaitu hanya sebesar

33%. Realisasi PAD tertinggi ditemukan di Kota Bengkulu yaitu sebesar 65% dari

total anggaran atau sebesar Rp30 miliar. Secara keseluruhan, realisasi

penerimaan keempat kabupaten/kota serta Provinsi Bengkulu telah mencapai

56,5%.

Realisasi yang dicapai oleh PAD salah satunya dapat dicerminkan oleh

indikator jumlah kendaraan di Provinsi Bengkulu. Sebagaimana yang terlihat pada

grafik 4.1., peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor mencapai puncaknya

pada triwulan II 2011, sementara pada triwulan III hingga IV 2011 menunjukkan

kecenderungan menurun baik untuk kendaraan roda dua maupun kendaraan

beroda emapt atau lebih. Kondisi ini dapat diartikan adanya sinyalemen bahwa

penerimaan daerah belum akan mencapai hasil yang optimum pada tahun ini.

Namun demikian, dimungkinkan pula realisasi PAD belum sepenuhnya selesai

dicatatkan.

Grafik 4.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu

Sumber : Dispenda Provinsi Bengkulu, diolah

Namun demikian, hasil liaison Bank Indonesia pada Triwulan III 2011

terhadap responden yang bergerak dibidang transportasi dan penjualan

kendaraan bermotor mengindikasikan adanya penambahan kapasitas usaha dan

peningkatan penjualan kendaraan bermotor pada tahun 2011. Dengan demikian,

90

140

190

240

290

340

390

440

490

540

590

2,000

7,000

12,000

17,000

22,000

27,000

III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

Roda 2

Kendaraan Baru (kiri)

Mutasi Masuk (kanan)

150

250

350

450

550

650

750

850

950

1,050

1,150

1,250

1,350

1,450

1,550

1,650

III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

Roda 4 & Bus/Truk

Kendaraan Baru

Mutasi Masuk

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Keuangan Daerah

58

diperkirakan akan dapat meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah

hingga akhir tahun.

4.2. Gambaran Realisasi Sisi Pengeluaran

Tabel 4.3. Realisasi Belanja APBD Triwulan III Tahun 2011 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu

juta rupiah

Provinsi/Kabupaten/ Kota

Belanja Pegawai

Belanja Barang &

Jasa

Belanja Modal

Belanja Lainnya

1. Provinsi Bengkulu 137.422 57.735 38.368 7597

2. Bengkulu Selatan na na na na

3. Bengkulu Utara 230.561 41.106 32.135 18.104

4. Rejang Lebong na na na na

5. Kota Bengkulu 305.358 45.861 17.828 16.025

6. Kaur na na na na

7. Seluma na na na na

8. Mukomuko 144.936 31.631 24.227 14.316

9. Lebong na na na na

10. Kepahiang 127.278 29.895 55.698 9.720

11. Bengkulu Tengah na na na na

Jumlah 945.554 206.228 168.256 65.762

*na: data belum tersedia

Sumber : Departemen Keuangan

Realisasi belanja keempat Pemerintah Kabupaten/Kota serta Provinsi

Bengkulu pada triwulan III tahun 2011 terlihat masih berimbang dengan tingkat

realisasi penerimaan daerah. Realisasi terbesar dihasilkan oleh pos belanja

pegawai yaitu telah mencapai 61,49% dari total anggaran. Kemudian diikuti

oleh pos belanja barang dan jasa sebesar 32,6%. Realisasi belanja modal

tertinggi di catat oleh kabupaten Kepahiang yaitu sebesar 46% dari total

anggaran sebesar Rp121 miliar, kemudian diikuti oleh Kabupaten Bengkulu

Utara sebesar 35% dari total anggaran sebesar Rp92 miliar.

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Keuangan Daerah

59

Tabel 4.4. Anggaran Belanja APBD Tahun 2011 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu

juta rupiah

Provinsi/Kabupaten/ Belanja Pegawai

Belanja Barang &

Jasa Belanja Modal

Belanja Lainnya

Kota

1. Provinsi Bengkulu 434.779 286.515 229.697 574.074

2. Bengkulu Selatan 304.857 69.708 67.062 295.531

3. Bengkulu Utara 312.958 96.547 92.329 317.116

4. Rejang Lebong 321.890 - - 321.890

5. Kota Bengkulu 375.213 107.227 54.529 371.776

6. Kaur 182.188 67.918 72.645 194.224

7. Seluma 256.694 63.782 154.189 270.453

8. Mukomuko 228.193 68.353 82.979 219.816

9. Lebong 183.448 83.124 101.263 169.404

10. Kepahiang 186.532 73.931 121.029 187.490

11. Bengkulu Tengah 199.711 67.039 124.675 219.139

Jumlah* 1.537.675 632.573 580.562 1.670.273

Sumber : Departemen Keuangan

Sementara itu, dilihat dari dana milik pemerintah yang terdapat di perbankan

daerah, dana milik pemerintah pusat pada triwulan IV tahun 2011 terlihat mengalami

sedikit penurunan (Grafik 4.2). Secara triwulanan, terjadi penurunan dana pemerintah

pusat triwulan IV sebesar 0,6% menjadi Rp78,7 juta. Kondisi serupa juga terlihat pada

dana milik pemerintah daerah yaitu turun sebesar 54,16% menjadi Rp456 miliar. Hal

ini menggambarkan adanya penambahan realisasi APBD di triwulan IV 2011.

Grafik 4.2. Perkembangan Dana Milik Pemerintah di Provinsi Bengkulu

Sumber : LBU Bank Umum, BI Bengkulu

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

10,000

30,000

50,000

70,000

90,000

110,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2007 2008 2009 2010 2011

Pemerintah Pusat

g(QTQ)

-75%

-25%

25%

75%

125%

175%

225%

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

Pemerintah Daerah

g(QTQ)

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkembangan Keuangan Daerah

60

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

61

BAB

5

PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

5.1. Perkiraan Ekonomi

Perekonomian Bengkulu pada triwulan I tahun 2012 ini diperkirakan akan

optimis mengalami pertumbuhan pada kisaran 5,5%±1%(yoy). Dari sisi

penawaran, sektor utama seperti sektor pertanian, perdagangan perdagangan-

hotel-restoran serta sektor jasa diperkirakan masih akan mengalami

pertumbuhan. Sektor pertanian diperkirakan mengalami pertumbuhan yang

paling tinggi diantara sektor utama Provinsi Bengkulu tersebut. Adapun

pertumbuhan dari sisi permintaan terutama akan masih didorong melalui

peningkatan konsumsi rumah ditengah masih terbatasnya pengeluaran

pemerintah pada awal tahun.

Grafik 5.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu

PDRB dalam juta Rp, LPE dalam persen

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan Bank Indonesia Bengkulu, angka sementara dan perkiraan

Konsumsi rumah tangga pada triwulan I tahun 2012 diperkirakan masih

akan tumbuh meskipun dimungkinkan mengalami perlambatan. Pertumbuhan

Proyeksi 5,5%±1%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

8.00%

9.00%

10.00%

1,650,000

1,750,000

1,850,000

1,950,000

2,050,000

2,150,000

2,250,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2007 2008 2009 2010 2011 2012

PDRB Konstan (axis kiri)

LPE (axis kanan)

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

62

konsumsi dikonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen (SK) triwulan IV 2011 yang

menunjukkan adanya peningkatan keinginan konsumsi masyarakat 3 bulan

mendatang, terbukti dari Nilai Saldo (NS) yang masih berada diatas 100. Selain

itu, optimisme ini juga didukung oleh optimism tingkat ekspektasi penghasilan

pada 6 bulan ke depan.

Masih terjaganya daya konsumsi masyarakat juga terlihat dari adanya

kecenderungan peningkatan data kredit konsumsi periode Januari-Desember

2011, kredit konsumsi menunjukkan adanya tren peningkatan secara kontinu.

Peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2012 diperkirakan dipicu

oleh adanya perbaikan pendapatan masyarakat seiring dengan kenaikan Upah

Minimum Provinsi Bengkulu dan ditengah relatif stabilnya harga komoditas

andalan Provinsi Bengkulu.

Grafik 5.2. Hasil Survei SK dan SKDU di Provinsi Bengkulu

Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen dan Survei Kegiatan Dunia Usaha, BI Bengkulu

Dari sisi penawaran (sektoral), sektor pertanian yang merupakan sektor

dominan hanya akan tumbuh dikisaran 6,5%(yoy). Meningkatnya pertumbuhan

sektor pertanian pada triwulan I ini didorong oleh kinerja subsektor perkebunan.

Sementara itu, sektor perdagangan/hotel/restoran, sektor jasa dan sektor

keuangan/persewaan/jasa diperkirakan masih akan membukukan pertumbuhan

yang cukup tinggi seiring dengan terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat.

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011

IEK (kiri)

Ekspektasi Kegiatan Usaha (kanan)

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

63

Dari sisi pelaku usaha, tampak adanya pelemahan optimisme para pelaku

usaha terhadap kondisi perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun

2012. Tingkat optimisme para pelaku usaha di triwulan I 2012 tercermin pada

hasil Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan IV 2011 yang menunjukkan

penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT). Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

(SKDU) triwulan IV 2011 juga menunjukkan bahwa hampir seluruh pelaku sektor

ekonomi mengindikasikan adanya peningkatan ekspektasi kegiatan usaha

dibandingkan realisasi kegiatan usaha pada triwulan IV 2011 kecuali pada sektor

bangunan. Selain itu, kondisi perekonomian juga masih didukung oleh Indeks

Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi 6 bulan mendatang yang

relatif tinggi.

5.2. Perkiraan Inflasi Daerah

Pada triwulan I tahun 2012, inflasi Bengkulu diperkirakan akan mencapai

5,5%±1% (yoy) atau diperkirakan akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan

tingkat inflasi triwulan IV 2011. Menjelang akhir bulan Desember 2011, harga-

harga cenderung mengalami peningkatan dan peningkatan harga ini masih

berlanjut hingga awal triwulan I 2012 sehingga diprediksikan pada triwulan I

2011 tekanan inflasi daerah meningkat mengingat munculnya berbagai kendala

distribusi yang dapat membatasi pasokan barang di daerah.

Grafik 5.3. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan Bank Indonesia Bengkulu

Proyeksi5,5±1%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1p

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

64

Menurut hasil Survei Konsumen (SK) Triwulan IV 2011 yang dilakukan Bank

Indonesia Bengkulu, terlihat adanya ekspektasi responden bahwa kondisi harga-

harga akan meningkat pada tiga bulan mendatang. Hal ini tercermin dari nilai

Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil survei yang meningkat dibandingkan nilai

saldo triwulan yang lalu. Oleh karena itu, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi

harga-harga kedepan perlu dijaga dalam tataran yang aman sehingga dapat turut

menggiring tingkat pencapaian inflasi kota Bengkulu ke tingkat yang relatif

rendah.

Grafik 5.4. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu

Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen dan Survei Kegiatan Dunia Usaha, BI Bengkulu

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2007 2008 2009 2010 2011

Ekspektasi Harga Jual (axis kiri)

Inflasi 3 bulan kedepan (axis kanan)

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Data

65

LAMPIRAN DATA

PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN

PROVINSI BENGKULU

PERIODE : TRIWULAN I - 2011 s.d. TRIWULAN IV - 2011

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Data

66

1. Data Ekonomi Makro

TABEL DATA PDRB

Trw I Trw II Trw III Trw IV

Berdasarkan penggunaan

a. Harga berlaku 5,082,974 5,310,230 5,407,856 5,545,184

Konsumsi Rumah Tangga 3,112,081 3,224,926 3,286,965 3,344,089

Konsumsi Lembaga Swasta 72,945 74,477 52,623 52,075

Konsumsi Pemerintah 752,723 793,554 862,626 939,438

Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto 544,192 578,125 588,203 623,695

Perubahan stok (154,962) (225,189) (534,242) (600,084)

Ekspor 1,387,257 1,483,296 1,832,928 1,905,285

Impor 631,262 618,959 681,247 719,314

b. Harga konstan 2,171,809 2,237,790 2,246,942 2,246,942

Konsumsi Rumah Tangga 1,378,052 1,411,237 1,422,768 1,434,858

Konsumsi Lembaga Swasta 22,148 22,414 23,941 23,179

Konsumsi Pemerintah 329,420 343,783 362,319 383,623

Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto 235,565 247,555 259,091 270,932

Perubahan stok (58,361) (70,114) (144,112) (160,920)

Ekspor 578,418 612,997 718,221 737,340

Impor 313,433 330,082 395,285 412,270

Berdasarkan sektor ekonomi

a. Harga berlaku 5,082,974 5,310,230 5,407,856 5,545,184

Pertanian 2,191,033 2,294,070 2,137,785 2,181,318

Pertambangan dan Penggalian 156,391 164,100 218,410 226,041

Industri Pengolahan 214,580 223,124 239,471 245,824

Listrik, Gas dan Air 23,248 23,848 28,208 29,374

Bangunan 155,427 163,892 195,187 201,325

Perdagangan, Hotel dan Restoran 945,520 965,457 1,008,292 1,029,134

Pengangkutan dan Komunikasi 393,255 421,258 461,050 468,732

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perhubungan 231,322 242,669 262,082 272,944

Jasa – jasa 772,200 811,813 857,371 890,492

b. Harga konstan 2,171,809 2,237,790 2,246,942 2,276,743

Pertanian 826,300 854,637 825,407 834,664

Pertambangan dan Penggalian 76,575 78,243 79,964 81,076

Industri Pengolahan 93,623 95,768 99,612 101,103

Listrik, Gas dan Air 10,881 11,033 11,199 11,297

Bangunan 62,176 65,452 68,462 70,328

Perdagangan, Hotel dan Restoran 430,187 435,558 446,873 448,308

Pengangkutan dan Komunikasi 184,701 192,415 200,267 201,482

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perhubungan 113,042 116,078 120,227 124,605

Jasa – jasa 374,323 388,606 394,932 403,880

Pertumbuhan (%)

Triwulanan (q-t-q) 3.81% 3.14% 0.41% 1.33%

Tahunan (y-o-y) 5.24% 8.76% 6.14% 7.74%

2011

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Data

67

TABEL DATA INFLASI

Trw I Trw II Trw III Trw IV

1. Inflasi

Bulanan (m-t-m) -1.64% 0.93% 1.00% 0.04%

Tahunan (y-o-y) 7.84% 3.69% 5.63% 3.96%

Kumulatif (y-t-d) 0.20% 1.40% 4.14% 3.96%

2011

TABEL DATA EKSPOR IMPOR

Trw I Trw II Trw III Trw IV

1. Realisasi ekspor (Ribu US$) 101,478 101,628 115,486 62,876

- Minyak Sawit 10,227 16,638 16,038 9,380

- Karet 59,792 52,911 51,987 38,005

- Batubara 31,205 31,461 45,394 13,656

- Kakao 188 187 196 -

- Lainnya 66 431 1,870 1,835

2. Realisasi impor (Ribu US$) - - - -

3. Net ekspor 101,478 101,628 115,486 62,876

4. Realisasi ekspor (Ton) 486,384 538,019 769,711 282,361

- Minyak Sawit 10,000 30,690 15,002 9,060

- Karet 12,522 10,857 11,571 9,223

- Batubara 462,035 488,720 705,573 231,869

- Kakao 50 50 50 -

- Lainnya 1,777 7,702 37,515 32,209

2011

2. Perbankan

TABEL DATA KELEMBAGAAN, ASET DAN DPK BANK UMUM

Trw I Trw II Trw III Trw IV

1. Kelembagaan

a. Jumlah Bank Umum (dalam satuan) 15 15 15 18

b. Jumlah kantor & ATM bank (dlm satuan) 272 276 325 312

2. Total Asset 7,703,882 8,302,990 8,708,452 9,254,403

3. Total Dana yang dihimpun 5,187,975 5,686,447 5,985,898 6,190,268

a. Giro 1,450,726 1,603,233 1,471,640 1,293,473

b. Tabungan 2,792,010 3,087,359 3,330,083 3,719,758

c. Deposito Berjangka 945,239 995,855 1,184,175 1,177,037

2011

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Data

68

TABEL DATA PERKREDITAN BANK

Trw IV Trw I Trw II

1. Kredit yang diberikan per kolektibilitas 5,815,864 6,070,739 6,648,046

- Lancar 5,487,750 5,675,437 6,224,596

- Dalam Perhatian Khusus 226,527 263,255 279,816

- Kurang Lancar 23,480 28,189 33,664

- Diragukan 19,020 37,084 34,322

- M a c e t 59,087 66,774 75,648

NPL - nominal 101,587 132,047 143,634

NPL - % 1.75% 2.18% 2.16%

Loan to Deposit Ratio (LDR) 123.98% 117.02% 116.91%

2. Kredit berdasarkan sektor ekonomi 5,815,864 6,070,739 6,648,046

- Pertanian 189,600 224,025 195,714

- Pertambangan 77,013 84,557 97,219

- Industri 193,245 254,525 256,924

- Listrik, gas dan air 12,410 12,394 12,337

- Konstruksi 150,153 141,541 178,512

- Perdagangan 1,398,388 1,409,720 1,537,546

- Pengangkutan 47,336 47,032 57,594

- Jasa dunia usaha 154,036 157,673 188,367

- Jasa sosial 81,488 82,468 88,446

- Lainnya 3,512,195 3,656,804 4,035,387

3. Kredit berdasarkan jenis penggunaan 5,815,864 6,070,739 6,648,046

- Modal kerja 2,184,172 2,292,540 2,485,783

- Investasi 476,672 517,606 614,098

- Konsumsi 3,155,020 3,260,593 3,548,165

4. Spreading kredit berdasarkan baki debet 5,815,864 6,070,739 6,648,402

- S.d Rp25 juta 244,367 255,909 322,496

- > Rp25 juta s.d. Rp50 juta 534,716 547,850 547,122

- > Rp50 juta s.d. Rp100 juta 1,783,770 1,867,889 2,037,519

- > Rp100 juta s.d. Rp250 juta 878,063 953,326 1,077,119

- > Rp250 juta s.d. Rp500 juta 565,762 604,777 634,400

- > Rp500 juta s.d. Rp1.000 juta 403,010 433,898 419,535

- > Rp1.000 juta s.d. Rp5.000 juta 669,564 821,631 748,071

- > Rp5.000 juta 736,612 585,459 862,140

5. Kredit Usaha Kecil 1,624,449 1,739,327 1,866,590

- Lancar 1,483,501 1,572,247 1,702,122

- Dalam Perhatian Khusus 87,947 101,877 99,950

- Kurang Lancar 12,480 10,971 12,133

- Diragukan 9,574 14,524 15,342

- M a c e t 30,947 39,708 37,043

20112010

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Data

69

TABEL DATA PERKREDITAN BANK

Trw III*) Trw IV1. Kredit yang diberikan per kolektibilitas 6,951,237 7,398,933

- Lancar 6,526,020 6,976,385 - Dalam Perhatian Khusus 275,573 294,772 - Kurang Lancar 34,995 20,204 - Diragukan 31,346 37,670 - M a c e t 83,303 69,902

NPL - % 2.15% 1.73%Loan to Deposit Ratio (LDR) 116.13% 119.53%

2. Kredit berdasarkan sektor ekonomi 6,951,237 7,398,933 - Pertanian, perburuan, kehutanan 218,724 289,956 - Perikanan 4,299 6,839 - Pertambangan dan penggalian 113,684 140,883 - Industri pengolahan 269,788 295,297 - Listrik, gas dan air 12,218 12,077 - Konstruksi 168,552 120,777 - Perdagangan besar dan eceran 1,687,359 1,940,001 - Pernyediaan akomodasi dan makan minum 40,348 68,512 - Transportasi, pergudangan dan komunikasi 86,831 84,375 - Perantara keuangan 4,576 3,901 - Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan 199,864 249,688 - Adm pemerintahan, jaminan sosial wajib - 1,110 - Jasa pendidikan 16,392 24,448 - Jasa kesehatan & keg.sosial 17,606 18,432 - Jasa kemasy, sosbud, hiburan&perorgn lain 70,262 73,371 - Jasa perorgn yg melayani RT 1,814 1,711 - Badan internasional & ekstraintern lainnya 565 5,570 - Kegiatan yg belum jelas batasannya 364,670 331,529 - Penerima kredit bukan lap. Usaha 3,673,685 3,730,458

3. Kredit berdasarkan jenis penggunaan 6,951,237 7,398,933- Modal kerja 2,573,938 2,820,504 - Investasi 703,615 847,971 - Konsumsi 3,673,684 3,730,458

4. Spreading kredit berdasarkan baki debet 6,951,237 7,398,933- S.d Rp10 juta 157,094 159,953 - > Rp10 juta s.d. Rp50 juta 1,319,525 1,315,013 - > Rp50 juta s.d. Rp100 juta 2,216,949 1,869,876 - > Rp100 juta s.d. Rp500 juta 1,729,556 416,764 - > Rp500 juta s.d. Rp1.000 juta 400,161 461,929 - > Rp1.000 juta s.d. Rp2.000 juta 400,664 378,332 - > Rp2.000 juta s.d. Rp5.000 juta 314,933 92,342 - > Rp5.000 juta s.d. Rp10.000 juta 86,223 50,437 - > Rp10.000 juta s.d. Rp15.000 juta 43,662 26,592- > Rp15.000 juta s.d. Rp20.000 juta 19,960 286,170 - > Rp20.000 juta 262,510 2,341,526

2011

*) sejak triwulan III tahun 2011, spreading kredit berdasarkan baki debet menggunakan kriteria dan interval yang baru.

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Data

70

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Daftar Istilah

71

LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

Administered price Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar

minyak dan tarif dasar listrik. Aktiva Produktif Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan

menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan dana antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota

terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan. APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan

pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah

(persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI. Dalam buku ini bank pemerintah daerah (Bank Bengkulu) juga dikelompokkan dalam bank pemerintah.

BI Rate Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan

Gubernur setiap bulannya. BI-RTGS Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian

kewajiban bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi transfer dana.

Bobot inflasi Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi

secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.

Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari

perbankan dan penukaran uang masyarakat dalam periode tertentu.

Cash Outflows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dan

penukaran uang masyarakat dalam periode tertentu.

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Daftar Istilah

72

Clean Money Policy merupakan kebijakan untuk menyediakan uang layak edar. Dana Pihak Ketiga (DPK) Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan

deposito. Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung

pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.

Ekspor Keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat

komersil maupun bukan komersil. Financing to deposit ratio (FDR) atau loan to deposit ratio (LDR) Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank,

baik dalam rupiah dan valas. Terminologi FDR untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi

saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa

yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu. Indeks Kondisi Ekonomi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunujukkan level keyakinan kensumen

terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100. Indeks Ekspektasi Konsumen Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen

terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100. Indeks Pembangunan Manusia Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata

3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli. Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent). Inflasi IHK Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan

perubahan indeks harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Inflasi Inti Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered price.

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Daftar Istilah

73

Impor Keseluruhan barang yang masuk dari suatu wilayah /daerah baik yang bersifat

komersil maupun bukan komersil. Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan

modal. Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar kliring baik atas

nama peserta maupun atas nama nasabah. Kredit Adalah penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk : (1) Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase

agreement (NPA) (2) Pengembalian tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran

pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), kurang lancar, diragukan dan macet.

Liaison Bank Indonesia

Salah satu kegiatan rutin untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi aktual sektor riil/usaha beserta prospeknya melalui wawancara langsung antara Bank Indonesia dengan pelaku usaha/sumber data.

M-t-m Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya. Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang

sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outlows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Non Performing Loans (NPL) Kredit/pembiayaan yang bermasalah atau non-lancar yang terdiri dari kredit dengan

klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.

PDRB atas dasar harga berlaku Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga di periode tersebut

sebagai dasar perhitungan. PDRB atas dasar harga konstan

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Daftar Istilah

74

Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga pada satu waktu tertentu sebagai dasar perhitungan.

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Kegiatan pemusnahan uang bagi uang yang sudah tidak layak edar. Pertumbuhan ekonomi Perubahan nilai PDRB atas harga konstan dalam suatu periode tertentu (triwulanan

atau tahunan). Porsi Ekonomi

Konstribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah,

atau merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah.

Qtq Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya. Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs) Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan.

Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs. Terminologi NPL untuk bank konvensional, sedangkan NPF untuk bank syariah.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET

Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit.

Sektor Ekonomi Dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai

pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang.

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time)

dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Inddnesia (SKN-BI)

Sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Uang giral

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Daftar Istilah

75

Uang terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh waktu, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah dan sistem moneter.

Uang kartal

Uang yang terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada KPKN dan bank umum.

Volatile foods

Komponen inflasi IHK yang mencakup beberapa bahan makanan yang harganya sangat fluktuatif.

Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU · cxÇçâáâÇ M Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Sudarta Peneliti

Lampiran Daftar Istilah

76

Halaman ini sengaja dikosongkan