kajian dampak sosial ekonomi pengembangan

40
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK KAWASAN RUANG PUBLIK (Studi Kasus : Pantai Losari, Makassar) Karya tulis ini dibuat sebagai bentuk dari kegiatan OJT di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Oleh: Meitharisha Fakhdiyar Hasani, ST Dikumpulkan kepada: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta 2015

Upload: truongbao

Post on 11-Jan-2017

235 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

REKLAMASI PANTAI UNTUK KAWASAN RUANG PUBLIK

(Studi Kasus : Pantai Losari, Makassar)

Karya tulis ini dibuat sebagai bentuk dari kegiatan OJT di

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Oleh:

Meitharisha Fakhdiyar Hasani, ST

Dikumpulkan kepada:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum

Kementerian Pekerjaan Umum

Jakarta

2015

Page 2: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

1

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 1

BAB I ........................................................................................................................................ 3

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3

I.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 3

I.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................................................. 5

I.3 Keluaran ............................................................................................................................... 5

BAB II ....................................................................................................................................... 6

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6

II.1 Reklamasi Pantai ................................................................................................................ 6

II.1.1 Dampak Reklamasi ........................................................................................................ 10

II.2 Perencanaan Kota ............................................................................................................. 12

II.2.1 Ruang Terbuka ............................................................................................................... 16

II.2.2 Ruang Publik ................................................................................................................. 18

BAB III .................................................................................................................................... 23

METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................. 23

BAB IV.................................................................................................................................... 24

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 24

IV. 1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................................................. 24

IV. 1.1 Gambaran Umum Kota Makassar ............................................................................... 24

IV. 1.2 Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................................................... 25

IV. 2 Kondisi Pantai Losari Sebelum Reklamasi .................................................................... 26

IV. 3 Kondisi Pantai Losari Sesudah Reklamasi ..................................................................... 28

IV. 4 Dampak Pengembangan Ruang Publik Reklamasi Pantai Losari .................................. 30

IV. 4.1 Dampak Sosial ............................................................................................................ 30

IV.4.2 Dampak Ekonomi ......................................................................................................... 31

Page 3: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

2

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

IV.5 Arahan Rekomendasi Penanggulangan Dampak Sosial Ekonomi Ruang Publik Pantai

Losari ....................................................................................................................................... 33

BAB V ..................................................................................................................................... 37

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................... 37

V.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 37

V.2. Saran ................................................................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 39

Page 4: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

3

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Menurut UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau

Kecil, Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang

dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut, mencakup daerah yang masih terkena

percikan air laut/pasang surut, ke arah laut meliputi daerah paparan benua. Indonesia

memiliki wilayah pesisir yang membentang sepanjang 81.000 km dengan 440

kabupaten/kota dari total 495 kabupaten/ kota berada di wilayah pesisir (Dahuri,

2001). Konsentrasi penyebaran penduduk beserta kegiatan ekonomi dan pertumbuhan

kota-kota terletak di wilayah pesisir. Semua provinsi di Indonesia memiliki wilayah

pesisir. Dengan demikian, wilayah pesisir tersebut merupakan wilayah dari banyak

kabupaten dan kota.

Kota Makassar merupakan wilayah pesisir yang merupakan titik tumbuh kota

Makassar, memiliki areal seluas 175,77 kilometer persegi dengan panjang pesisir

mencapai ±35,52 km (Perda Makassar 2005-2015), wilayah pesisir kota Makassar

menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang

mineral dan energi, media komunikasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Hal

tersebut memberi konsekuensi bagi Pemerintah Kota Makassar untuk dapat mengelola

berbagai potensi yang ada pada wilayah pesisir serta mengatasi kendala dan tantangan

yang dihadapi seperti pertambahan penduduk dan perubahan serta perkembangan

kegiatan usaha yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin sempit di

wilayah pesisir.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah lahan yang

semakin sempit di wilayah pesisir yaitu dengan melakukan reklamasi pantai.

Reklamasi pantai memiliki berbagai macam pengertian. Dari segi bahasa kata

reklamasi berasal dari bahasa Inggris yaitu reclamation yang berarti pekerjaan

memperoleh tanah. Jadi pengertian reklamasi pantai adalah pekerjaan untuk

mendapatkan bidang lahan dengan luasan tertentu di daerah pesisir dan laut.

Page 5: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

4

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Sedangkan secara teori, reklamasi berarti suatu upaya untuk membentuk dataran baru

dalam rangka memenuhi kebutuhan lahan dengan cara menimbun kawasan pantai,

reklamasi juga merupakan suatu langkah pemekaran kota (Ni’am, 1999). Reklamasi

merupakan upaya meningkatkan sumber daya alam lahan dari aspek ekonomi, sosial,

dan lingkungan dengan cara pengeringan lahan atau pengurukan tanah dengan

menambah tanah sejumlah volume tertentu ke dalam laut dan daerah pesisir pantai

(Rosanty, 2008).

Berangkat dari kebutuhan akan lahan pada pesisir Makassar yang dapat digunakan

sebagai ruang publik yang dapat menampung berbagai aktivitas masyarakat, baik

secara individu maupun secara kelompok, Pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan

ruang publik dengan membangun ruang publik di pesisir pantai sebelah barat kota

dengan cara melakukan reklamasi pantai. Reklamasi yang dilakukan di pesisir pantai

kota Makassar atau di Pantai Losari dibuat untuk menciptakan ruang publik bagi

masyarakat kota dengan pembangunan tiga buah anjungan, diharapkan dapat menjadi

ruang publik yang nyaman sehingga masyarakat dapat melakukan berbagai kegiatan

diluar aktivitas perkantoran.

Pengembangan kawasan reklamasi pantai tersebut sebagai ruang publik memberikan

dampak yang besar bagi perkembangan ekonomi dan sosial di wilayah Kota. Selain

memiliki keuntungan yang sangat besar sebagai daerah pemekaran kawasan dari lahan

yang semula tidak berguna menjadi daerah yang bernilai ekonomi tinggi, percepatan

pertumbuhan ekonomi masyarakat dan kawasan dan juga sebagai alternatif pariwisata

pesisir pantai, sehingga akan dapat berkontribusi besar dalam peningkatan tingkat

pendapatan masyarakat di kawasan ini dan peningkatan Pendapatan asli daerah.

Namun, dilakukannya reklamasi pantai untuk pembangunan ruang publik ini juga

memberikan dampak negatif bagi masyarakat seperti berubahnya mata pencaharian

dari penduduk sekitar pesisir akibat berubahnya ekosistem pantai setelah reklamasi,

terjadinya banjir rob, rusaknya kawasan mangrove, dll.

Untuk mengetahui dampak sosial ekonomi lebih lanjut setelah adanya pengembangan

kawasan reklamasi pantai tersebut sebagai ruang publik, maka dilakukan kajian ini.

Page 6: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

5

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukannya kajian ini yaitu memberikan gambaran dampak sosial dan

ekonomi dari dilakukannya pengembangan reklamasi Pantai Losari untuk Ruang

Publik

Tujuan kajian ini adalah :

Mengkaji perubahan – perubahan yang terjadi dan dampak yang timbul secara

sosial dan ekonomi dari dilakukannya pengembangan kawasan reklamasi Pantai

Losari sebagai ruang publik.

Mengetahui arahan rekomendasi untuk mengantisipasi dampak negatif yang

muncul dari dilakukannya pengembangan kawasan reklamasi Pantai Losari

sebagai ruang publik.

I.3 Keluaran

Keluaran dari kajian ini adalah karya tulis ilmiah dan arahan rekomendasi untuk

mengantisipasi dampak negatif yang muncul dari pengembangan kawasan reklamasi

Pantai Losari sebagai ruang publik.

Page 7: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

6

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Reklamasi Pantai

Sebagai negara kepulauan, menurut Supriharyono (2002), diperkirakan 60% dari

penduduk Indonesia hidup dan tinggal di daerah pesisir. Sekitar 9.261 desa dari

64.439 desa yang ada di Indonesia dapat dikategorikan sebagai desa atau permukiman

pesisir. Mereka ini kebanyakan merupakan masyarakat tradisional dengan kondisi

sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan yang relatif sangat rendah. Sekitar 90%

mereka hanya berpendidikan sampai sekolah dasar. Terlebih dengan berlakunya

Undang-undang Rl nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang memberi

kewenangan penuh dalam pengelolaan sumberdaya alam di kawasan pesisir dan

lautan sampai dengan 12 mil laut untuk provinsi dan 4 mil laut untuk kabupaten/kota.

Salah satu dampak dari undang-undang tersebut yaitu munculnya program pemerintah

daerah dengan mereklamasi kawasan pesisir Pantai atau juga disebut reklamasi

Pantai. Reklamasi Pantai, yaitu kegiatan menimbun atau memasukkan material

tertentu di kawasan Pantai dengan maksud untuk memperoleh lahan kering

(Nurmandi, 1999). Berdasarkan UU No. 27 Tahun 2007 reklamasi adalah kegiatan

yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan

ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan,

pengeringan lahan atau drainase.

Berdasarkan Permen PU No. 40 Tahun 2007 Kawasan reklamasi pantai adalah

kawasan hasil perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis untuk

pengembangan kawasan baru. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990),

reklamasi adalah suatu kegiatan atau proses memperbaiki daerah atau areal yang tidak

berguna menjadi daerah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia

antara lain untuk sarana dan prasarana baru seperti pelabuhan, bandara, kawasan

perindustrian, pemukiman, sarana sosial, rekreasi dan sebagainya. Kegiatan reklamasi

pantai merupakan upaya teknologi yang dilakukan manusia untuk merubah suatu

lingkungan alam menjadi lingkungan buatan, suatu tipologi ekosistem astuaria,

mangrove dan terumbu karang menjadi suatu bentang alam daratan.

Page 8: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

7

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Reklamasi juga diartikan sebagai suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau

lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna

dengan cara dikeringkan. Pada dasarnya reklamasi merupakan kegiatan yang merubah

wilayah perairan pantai menjadi daratan yang dimaksudkan untuk merubah

permukaan tanah yang rendah (biasanya terpengaruh oleh genangan air) menjadi lebih

tinggi (biasanya tidak terpengaruh genangan air).

Dilihat dari lokasinya, menurut Yuwono(2007) pelaksanaan reklamasi pantai

dibedakan menjadi dua yaitu:

Daerah reklamasi yang menyatu dengan garis pantai semula, dimana garis

pantai yang baru akan menjadi lebih jauh menjorok ke laut

Daerah reklamasi yang memiliki jarak tertentu terhadap garis pantai.

Gambar 2.1. Reklamasi Pantai Berdasarkan Lokasinya. Ket : A Lahan reklamasi terpisah

dengan daratan utama (mainland), B Lahan reklamasi terhubung langsung dengan daratan

utama (mainland), C Lahan reklamasi di muara sungai, harus terpisah dengan daratan

utama (mainland) (Yuwono, 2007)

Sedangkan teknik dasar dan model reklamasi yang selama ini dilakukan memiliki tiga

macam yaitu sistem Urugan, Polder dan kombinasi Polder dan Urugan (Yuwono,

2007)

Sistem Urugan. Sistem urugan dalam pelaksanaannya adalah dengan

mengurug laut antara tanggul samping batas reklamasi tanpa didahului

pengeringan air terlebih dahulu. Pada sistem ini setelah setelah urugan

mencapai elevasi tertentu diatas permukaan air laut, maka dibuat tanggul

Page 9: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

8

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

penutup (garis tanggul sebidang dengan garis pantai dan sisa timbunan di luar

tanggul di buang kembali.

Sistem Polder. Sistem ini adalah dengan cara membuat tanggul disekeliling

daerah yang akan direklamasi, kemudian air laut dipompa atau dialirkan ke

laut sehingga didapatkan daratan baru yang lebih rendah dari permukaan laut

tanpa dilakukan pengurugan. Sistem polder ini banyak dilakukan oleh negara

Belanda dan umumnya diterapkan di daerah pantai yang bersifat daratan

(daratan pantai pasang), penggunaannya lebih banyak untuk pertanian atau

peternakan.

Sistem Kombinasi. Sistem ini dengan cara membuat tanggul terlebih dahulu

seperti dalam polder kemudian diurug. Karena jenis berat material urug yang

lebih besardari pada berat jenis air laut, maka air laut akan berangsur - angsur

melimpah ke luar diganti oleh material urug sampai elevansi yang telah

ditentukan.

Berdasarkan fungsinya, kawasan reklamasi pantai dikelompokkan menjadi; Kawasan

Perumahan dan Permukiman, Kawasan Perdagangan dan Jasa, Kawasan Industri,

Kawasan Pariwisata, Kawasan Ruang Terbuka (Publik, RTH Lindung, RTH Binaan,

Ruang Terbuka Tata Air/Biru), Kawasan Pelabuhan Laut/Penyeberangan, Kawasan

Pelabuhan Udara, Kawasan Mixed-Use, dan Kawasan Pendidikan.

Pengelompokkan kawasan reklamasi pantai berdasarkan luasan dan lingkupnya, yaitu:

Reklamasi Besar; kawasan reklamasi dengan luasan > 500 Ha dan mempunyai

lingkup pemanfaatan ruang yang sangat banyak dan bervariasi. Contoh :

Kawasan Reklamasi Jakarta.

Reklamasi Sedang; merupakan kawasan reklamasi dengan luasan 100 sampai

500 Ha dan lingkup pemanfaatan ruang tidak terlalu banyak (± 3 – 6 jenis).

Contoh : Kawasan Reklamasi Manado

Reklamasi Kecil merupakan kawasan reklamasi dengan luasan <100 Ha.

Reklamasi Pantai menurut Suhud (1998), dilakukan dengan tujuan 1) memperoleh

lahan baru yang dapat mengurangi tekanan atas kebutuhan lahan di bagian kota yang

sudah padat; 2) menghidupkan kembali transportasi air sehingga beban transportasi

darat berkurang; 3) membuka peluang pembangunan nilai tinggi; 4) meningkatkan

Page 10: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

9

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

pariwisata bahari; 5) meningkatkan pendapatan daerah; 6) meningkatkan

pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan Pantai maupun ekonomi

perkotaan; dan 7) meningkatkan sosial ekonomi masyarakat.

Reklamasi pantai sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan lahan perkotaan karena

semakin sempitnya wilayah daratan. Kebutuhan dan manfaat reklamasi dapat dilihat

dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan pantai dan ekonomi. Tata ruang suatu

wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan

hasil guna. Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau

pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajib untuk direklamasi agar bisa

dimanfaatkan. Terlebih kalau di area pelabuhan, reklamasi menjadi kebutuhan mutlak

untuk pengembangan fasilitas pelabuhan,tempat bersandar kapal, pelabuhan peti - peti

kontainer, pergudangan dan sebagainya. Aspek perekonomian adalah kebutuhan lahan

akan pemukiman, semakin mahalnya daratan dan menipisnya daya dukung

lingkungan di darat menjadikan reklamasi sebagai pilihan bagi negara maju atau kota

metropolitan dalam memperluas lahannya guna memenuhi kebutuhan akan

pemukiman. Fungsi lain adalah mengurangi kepadatan yang menumpuk dikota dan

menciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang

sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai

maupun sempadan pantai. Aspek konservasi wilayah pantai, pada kasus tertentu

dikawasan pantai karena perubahan pola arus air laut mengalami abrasi, akresi

sehingga memerlukan pembuatan Groin (pemecah ombak) atau dinding laut sebagai

mana yang dilakukan di daerah Ngebruk Mankang Kulon. Reklamasi dilakukan di

wilayah pantai ini guna untuk mengembalikan konfigurasi pantai yang terkena abrasi

kebentuk semula.

Selain itu, kebutuhan dan manfaat reklamasi juga dapat dilihat dari aspek tata guna

lahan, aspek pengelolaan pantai dan ekonomi (Farchan, 2008). Tata ruang suatu

wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan

berhasil guna. Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau

pun pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajiblah untuk direklamasi agar

bisa dimanfaatkan. Terlebih kalau di area pelabuhan itu, reklamasi menjadi suatu

kebutuhan mutlak untuk pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal,

pelabuhan peti-peti kontainer, pergudangan dan mengurangi kepadatan yang

Page 11: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

10

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

menumpuk di kota dan menciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena

berada di wilayah yang sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak

berada di bantaran sungai maupun pantai.

II.1.1 Dampak Reklamasi

Kebutuhan dan juga manfaat reklamasi dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek

pengelolaan pantai dan ekonomi (Farchan, 2008). Tata ruang suatu wilayah tertentu

kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan berhasil guna. Untuk

pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau pun pemukiman yang

perairan pantainya dangkal wajiblah untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan.

Terlebih kalau di area pelabuhan itu, reklamasi menjadi suatu kebutuhan mutlak untuk

pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal, pelabuhan peti-peti

kontainer, pergudangan dan mengurangi kepadatan yang menumpuk di kota dan

menciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang

sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai

maupun pantai.

Kegiatan reklamasi pantai sangat memungkinkan timbulnya dampak yang

diakibatkan. Adapun untuk menilai dampak tersebut bisa dibedakan dari tahapan yang

dilaksanakan dalam proses reklamasi, yaitu: Pertama, Tahap Pra Konstruksi, antara

lain meliputi kegiatan survei teknis dan lingkungan, pemetaan dan pembuatan pra

rencana, perizinan, pembuatan rencana detail atau teknis. Kedua, Tahap Konstruksi,

kegiatan mobilisasi tenaga kerja, pengambilan material urug, transportasi material

urug, proses pengurugan. Ketiga, Tahap Pasca Konstruksi, yaitu kegiatan

demobilisasi peralatan dan juga tenaga kerja, pematangan lahan, pemeliharaan lahan.

Melihat ruang lingkup tahapan tersebut, maka wilayah yang kemungkinan terkena

dampak adalah: Pertama, wilayah pantai yang semula merupakan ruang publik bagi

masyarakat itu akan hilang atau berkurang karena akan dimanfaatkan kegiatan privat.

Dari sisi lingkungan banyak biota laut yang mati baik flora maupun fauna karena

timbunan tanah urugan sehingga mempengaruhi ekosistem yang sudah ada. Kedua,

sistem hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan berubah dari alaminya.

Berubahnya alur air akan mengakibatkan daerah diluar reklamasi akan mendapat

Page 12: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

11

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

limpahan air yang banyak sehingga kemungkinan akan terjadinya abrasi, tergerus atau

mengakibatkan terjadinya banjir atau rob karena genangan air yang banyak dan lama.

Ketiga, aspek sosialnya, kegiatan masyarakat di wilayah pantai sebagian besar adalah

sebagai petani tambak, nelayan ataupun buruh. Dengan adanya reklamasi ini akan

mempengaruhi ikan yang ada di laut, sehingga nanti akan berakibat pada menurunnya

pendapatan mereka yang tentunya menggantungkan hidup kepada laut.

Cara reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu negara/kota dalam

rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah

pantai,pengembangan wisata bahari, dll. Dampak positif kegiatan reklamasi antara

lain terjadinya peningkatan kualitas dan nilai ekonomi kawasan pesisir, mengurangi

lahan yang dianggap kurang produktif, penambahan wilayah, perlindungan pantai dari

erosi, peningkatan kondisi habitat perairan, penyerapan tenaga kerja dan lain-lain.

Sedangkan dampak negatif dari proses reklamasi pada lingkungan meliputi dampak

fisik seperti halnya perubahan hidro-oseanografi, sedimentasi, peningkatan kekeruhan

air, pencemaran laut, peningkatan potensi banjir dan genangan di wilayah pesisir,

rusaknya habitat laut dan ekosistemnya. Selain itu, reklamasi juga akan berdampak

pada perubahan sosial ekonomi seperti kesulitan akses publik ke pantai, berkurangnya

mata pencaharian (Laidley, 2005).

Kerugian kegiatan Reklamasi lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang

didapat. Perlu diingat bahwa reklamasi merupakan bentuk campur tangan (intervensi)

manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah yang selalu dalam keadaan

seimbang dinamis. Perubahan ini akan melahirkan perubahan ekosistem seperti

perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai. Hal tersebut berpotensi

meningkatkan bahaya banjir, dan berpotensi gangguan lingkungan di daerah lain

(seperti pengeprasan bukit atau pengeprasan pulau untuk material timbunan).

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari dilakukannya Reklamasi Pantai,

yaitu potensi banjir, ketersediaan bahan urugan, perubahan pemanfaatan lahan,

ketersediaan air bersih, pencemaran udara, sistem pengoalahan sampah, pengelolaan

sistem transportasi dan pengaruhnya terhadap kegiatan - kegiatan yang telah ada

seperti pada masyarakat pesisir yang kemudian tersingkir akibat penggusuran atau

hilangnya mata pencahariannya sebagai nelayan akibat adanya reklamasi pantai yang

menyebabkan hilangnya biota laut.(Waani,2009)

Page 13: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

12

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Pemukiman pesisir pantai merupakan kawasan yang merasakan secara langsung

dampak dari reklamasi pantai. Beberapa masalah lain yang muncul sebelum atau

dalam persiapan proyek reklamasi dilakukan adalah penggusuran daerah yang terkena

proyek, relokasi penghuni pemukiman, ganti rugi, ataupun konflik yang muncul

sebelum dan saat proyek dilaksanakan. Bahkan masalah lain yang muncul sesudah

reklamasi hadir, yaitu hilangnya beberapa sumber kehidupan masyarakat, kerusakan

ekosistem pesisir pantai. Kondisi ini, diperparah oleh keadaan pemukiman pesisir

pantai yang sering terabaikan dalam perencanaan.dan perancangan pembangunan

pemukiman di Indonesia pada umumnya. (Waani, 2009)

II.2 Perencanaan Kota

Perancangan kota harus memperhatikan elemen-elemen perancangan yang ada

sehingga nantinya kota tersebut akan mempunyai karakteristik yang jelas menurut

Shirvani (1985). Tata guna lahan merupakan salah satu dari delapan macam elemen

perancangan yang membentuk sebuah kota selain Bentuk dan Kelompok Bangunan

(Building and Mass Building), Ruang Terbuka (Open Space), Parkir dan Sirkulasi

(Parking and Circulation), Tanda-tanda (Signages), Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian

Ways), Pendukung Kegiatan (Activity Support), dan Preservasi (Preservation).

Tata Guna Lahan merupakan rancangan dua dimensi berupa denah peruntukan lahan

sebuah kota. Ruang-ruang tiga dimensi (bangunan) akan dibangun di tempat-tempat

sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. Sebagai contoh, di dalam sebuah kawasan

industri akan terdapat berbagai macam bangunan industri atau di dalam kawasan

perekonomian akan terdapat berbagai macam pertokoan atau pula di dalam kawasan

pemerintahan akan memiliki bangunan perkantoran pemerintah. Kebijaksanaan tata

guna lahan juga membentuk hubungan antara sirkulasi/parkir dan kepadatan

aktivitas/penggunaan individual.

Bentuk dan Kelompok Bangunan atau Building form and massing membahas

mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat membentuk

suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa (banyak bangunan) yang ada. Pada

penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar-massa seperti ketinggian bangunan,

jarak antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus

diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit -

Page 14: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

13

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

horizon (skyline) yang dinamis serta menghindari adanya lost space (ruang tidak

terpakai). Building form and massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan dengan

penampilan bangunan, yaitu :

a. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang

manusia, baik yang berada dalam bangunan maupun yang berada pada jalur

pejalan kaki (luar bangunan). Ketinggian bangunan pada suatu kawasan

membentuk sebuah garis horizon (skyline). Ketinggian bangunan di tiap fungsi

ruang perkotaan akan berbeda, tergantung dari tata guna lahan. Sebagai contoh,

bangunan di sekitar bandara akan memiliki ketinggian lebih rendah dibanding

bangunan di kawasan perekonomian.

b. Kepejalan Bangunan, adalah penampilan gedung dalam konteks kota.

Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh perbandingan tinggi : luas : lebar :

panjang, olahan massa (desain bentuk), dan variasi penggunaan material.

c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB), adalah jumlah luas lantai bangunan

berbanding luas tapak (jika KLB=200%, maka di tapak seluas 100m2, dapat

dibangun bangunan dengan luas lantai 200m2 - lantai banyak). Koefisien Lantai

Bangunan dipengaruhi oleh daya dukung tanah, daya dukung lingkungan, nilai

harga tanah, dan faktor-faktor khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau

kepercayaan daerah setempat.

d. Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage), adalah luas tapak yang

tertutup dibandingkan dengan luas tapak keseluruhan. Koefisien Dasar Bangunan

dimaksudkan untuk menyediakan area terbuka yang cukup di kawasan perkotaan

agar tidak keseluruhan tapak diisi dengan bangunan. Hal ini dimaksudkan agar

daur lingkungan tidak terhambat terhambat, terutama penyerapan air ke dalam

tanah.

e. Garis Sempadan Bangunan (GSB), merupakan jarak bangunan terhadap as

jalan. Garis ini sangat penting dalam mengatur keteraturan bangunan di tepi jalan

kota. Selain itu juga berfungsi sebagai jarak keselamatan pengguna jalan,

terutama jika terjadi kecelakaan.

f. Langgam Langgam atau gaya dapat diartikan sebagai suatu kumpulan

karakteristik bangunan dimana struktur, kesatuan dan ekspresi digabungkan di

dalam satu periode atau wilayah tertentu. Peran dari langgam ini dalam skala

Page 15: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

14

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

urban jika direncanakan dengan baik dapat menjadi guide line yang dapat

menyatukan fragmen-fragmen dan bentuk bangunan di kota.

g. Skala Rasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam ketinggian ruang atau

bangunan dapat memainkan peranan dalam menciptakan kontras visual yang

dapat membangkitkan daya hidup dan kedinamisan.

h. Material Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam

perancangan. Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh hubungan antar

elemen visual. i. Tekstur Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban)

sesuatu yang dilihat dari jarak tertentu maka elemen yang lebih besar dapat

menimbulkan efek-efek tekstur.

j. Warna Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna), dapat

memperluas kemungkinan ragam komposisi yang dihasilkan.

Menurut Spreegen (1965), prinsip dasar perancangan kota mensintesa berbagai hal

penting berkaitan bentuk dan massa bangunan, meliputi berbagai hal sebagai berikut :

a. Skala, dalam hubungannya dengan sudut pandang manusia, sirkulasi, bangunan

disekitarnya dan ukuran kawasan. b. Ruang kota, yang merupakan elemen dasar

dalam perencanaan kota yang harus memperhatikan bentuk (urban form), skala, sense

of enclosure dan tipe urban space. c. Massa kota (urban mass), yang di dalamnya

meliputi bangunan, permukaan tanah, objek-objek yang membentuk ruang kota dan

pola aktivitas.

Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking), adalah elemen perancangan kota yang

secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana

halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan

tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu

kegiatan). Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk

menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan

mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat membentuk

karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya. Tempat parkir

mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada kegiatan komersial

di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan.

Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit memberi efek visual yang merupakan

suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota.

Page 16: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

15

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Ruang Terbuka (Open Space), adalah elemen perancangan kota yang selalu

menyangkut lansekap. Elemen lansekap terdiri dari elemen keras (hardscape seperti :

jalan, trotoar, patun, bebatuan dan sebagainya) serta elemen lunak (softscape) berupa

tanaman dan air. Ruang terbuka biasa berupa lapangan, jalan, sempadan sungai, green

belt, taman dan sebagainya. Dalam perencanan open space akan senantiasa terkait

dengan perabot taman/jalan (street furniture). Street furniture ini bisa berupa lampu,

tempat sampah, papan nama, bangku taman dan sebagainya. Menurut S Gunadi

(1974) dalam Yoshinobu Ashihara, ruang luar adalah ruang yang terjadi dengan

membatasi alam. Ruang luar dipisahkan dengan alam dengan memberi “frame”, jadi

bukan alam itu sendiri (yang dapat meluas tak terhingga).

Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways), elemen pejalan kaki harus dibantu dengan

interaksinya pada elemen-elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan dengan

lingkungan kota dan pola-pola aktivitas sertas sesuai dengan rencana perubahan atau

pembangunan fisik kota di masa mendatang. Perubahan-perubahan rasio penggunaan

jalan raya yang dapat mengimbangi dan meningkatkan arus pejalan kaki dapat

dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : a. Pendukung

aktivitas di sepanjang jalan, adanya sarana komersial seperti toko, restoran, café. b.

Street furniture berupa pohon-pohon, rambu-rambu, lampu, tempat duduk,dan

sebagainya.

Pendukung Aktifitas (Activity Support), adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-

kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan

karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi,

penggunaan lahan dan kegiatan pendukungnya. Aktivitas pendukung tidak hanya

menyediakan jalan pedestrian atau plasa tetapi juga mempertimbangkan fungsi utama

dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas. Meliputi

segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang terbuka publik, karena aktivitas

dan ruang fisik saling melengkapi satu sama lain. Pendukung aktivitas tidak hanya

berupa sarana pendukung jalur pejalan kaki atau plaza tapi juga pertimbangankan

guna dan fungsi elemen kota yang dapat membangkitkan aktivitas seperti pusat

perbelanjaan, taman rekreasi, alun-alun, dan sebagainya.

Page 17: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

16

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Penandaan (Signage), adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas, media iklan, dan

berbagai bentuk penandaan lain. Keberadaan penandaan akan sangat mempengaruhi

visualisasi kota, baik secara makro maupun mikro, jika jumlahnya cukup banyak dan

memiliki karakter yang berbeda. Sebagai contoh, jika banyak terdapat penandaan dan

tidak diatur perletakannya, maka akan dapat menutupi fasad bangunan di

belakangnya. Dengan begitu, visual bangunan tersebut akan terganggu. Namun, jika

dilakukan penataan dengan baik, ada kemungkinan penandaan tersebut dapat

menambah keindahan visual bangunan di belakangnya.

Preservasi (Preservation), adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal

(permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan

mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.

II.2.1 Ruang Terbuka

Berdasarkan Permen PU No. 40 Tahun 2007, ruang terbuka yang terdapat pada lahan

milik publik baik berupa taman, lapangan olah raga, atau ruang terbuka lainnya yang

dapat diakses dan dimanfaatkan oleh publik tanpa batasan ruang, waktu, dan biaya.

Menurut Budihardjo dan Sujarto (2005) ruang terbuka merupakan ruang yang

direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama

di udara terbuka. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak,

kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di ruang umum terbuka

tersebut. Sebetulnya ruang terbuka merupakan salah satu jenis saja dari ruang umum.

Ruang umum pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung

aktivitass/kegiatan tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun

kelompok (Hakim, 1987). Bentuk ruang umum sangat bergantung kepada pola dan

susunan massa bangunan. Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi 2,

yaitu: (a) Ruang Umum Tertutup, yaitu ruang umum yang terdapat di dalam suatu

bangunan; dan (b) Ruang Umum Terbuka, yaitu ruang umum di luar bangunan.

Pengertian ruang terbuka tidak terlepas dari pengertian tentang ruang. Walaupun

banyak definisi yang telah disebutkan oleh para intelektual, ada dua rumusan yang

dianggap cukup baik, yaitu menurut filosof Immanuel Kant dan menurut Plato.

Menurut Kant, ruang bukanlah sesuatu yang objektif sebagai hasil pikiran dan

perasaan manusia. Sedangkan menurut Plato, ruang adalah suatu kerangka atau wadah

Page 18: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

17

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

dimana objek dan kejadian tertentu berada. Sedangkan kata terbuka sendiri berarti

tidak mempunyai penutup, sehingga bisa terjadi intervensi sesuatu dari luar

terhadapnya, seperti air hujan dan terik matahari. Dengan demikian, ruang terbuka

merupakan suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan

yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik (Budihardjo dan Sujarto, 2005).

Ruang tidak dapat dipisahkan dari manusia baik secara psikologis, emosional ataupun

dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak, menghayati dan berpikir, juga

membuat ruang untuk menciptakan dunianya. Ruang terbuka sebenarnya merupakan

wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakat di wilayah tersebut.

Karena itu, ruang terbuka mempunyai kontribusi yang akan diberikan kepada manusia

berupa dampak yang positif. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fungsi umum :

Tempat bermain dan berolah raga, tempat bersantai, tempat komunikasi sosial,

tempat peralihan, tempat menunggu.

Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara segar

dari alam.

Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.

Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan.

b. Fungsi ekologis :

Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir, memelihara

ekosistem tertentu.

Pelembut arsitektur bangunan.

Ruang terbuka mempunyai nilai yang sangat, yaitu: (a) ruang terbuka merupakan

pelengkap dan pengontras bentuk kota (urban); (b) bentuk dan ukuran ruang terbuka

merupakan suatu determinan utama bentuk kota, artinya 30%-50% luas seluruh kota

diperuntukkan untuk ruang terbuka; (c) ruang terbuka merupakan salah sat elemen

fisik kota yang dapat mendiptakan kenikmatan kota; dan (d) ruang terbuka

mengangkat nilai kemanusiaan, karena di dalam ruang terbuka ini berbagai manusia

dengan berbagai aktivitas bertemu (Budihardjo dan Sujarto, 2005). Berkaitan dengan

pengelompokkan ruang terbuka, menurut Lurie (dalam Budihardjo dan Sujarto, 2005),

ruang terbuka dalam lingkungan hidup adalah lingkungan alam dan manusia. Ruang

terbuka ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: (a) ruang terbuka sebagai sumber

Page 19: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

18

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

produksi, yaitu antara lain perhutanan, produksi mineral, peternakan, pengairan, dan

lain-lain; (b) ruang terbuka sebagai perlindungan, misalnya cagar alam, daerah budaya

dan sejarah; dan (c) ruang terbuka untuk kesehatan, kenyamanan, antara lain: untuk

melindungi kualitas air, pengaturan pembuangan air dan sampah, memperbaiki dan

mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman lingkungan, taman kota, dsb.

Apabila ruang terbuka ditinjau dari kegiatannya, maka dibagi menjadi dua jenis ruang

terbuka, yaitu ruang terbuka aktif dan ruang terbuka pasif. Ruang terbuka aktif adalah

ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan di dalamnya, antara lain

bermain, olah raga, upacara dan berjalan-jalan. Ruang ini dapat berupa plaza,

lapangan olah raga, tempat rekreasi. Sedangkan ruang terbuka pasif adalah ruang

terbuka yang di dalamnya tidak mengandung kegiatan manusia. Misalnya, adalah

ruang sebagai jarak terhadap rel kereta api. Selanjutnya, ruang terbuka ditinjau dari

bentuknya secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu berbentuk memanjang

dan berbentuk mencuat. Ruang terbuka berbentuk memanjang mempunyai batas-batas

pada sisi-sisinya, misalnya jalan, sungai, dan lain-lain. Ruang terbuka berbentuk

mencuat mempunyai batas-batas disekelilingnya, misalnya lapangan, bundaran, dan

lain-lain. Sementara apabila ditinjau dari sifatnya, maka ruang terbuka dibagi menjadi

ruang terbuka lingkungan dan ruang terbuka bangunan. Ruang terbuka lingkungan

adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan sifatnya umum.

Adapun tata letak penyusunan ruang-ruang terbuka dan ruang-ruang tertutupnya akan

mempengaruhi keserasian lingkungan. Ruang terbuka bangunan adalah ruang terbuka

yang dibatasi oleh dinding bangunan dan lantai halaman bangunan. Ruang terbuka ini

bersifat umum atau pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.

II.2.2 Ruang Publik

Ruang publik menurut Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang dapat berupa Ruang Terbuka Hijau Publik atau Ruang Terbuka Non Hijau

Publik yang secara institusional harus disediakan oleh pemerintah di dalam

peruntukan lahan di kota-kota di Indonesia. Ahli mengatakan umumnya ruang publik

adalah ruang terbuka, Rustam Hakim (1987) mengatakan bahwa, ruang umum pada

dasarnya merupakan suatau wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari

masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang

Page 20: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

19

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Menurut

sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Ruang publik tertutup : adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu

bangunan.

b. Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang

sering juga disebut ruang terbuka (open space).

Menurut Daisy (1974), berdasarkan kepemilikan ruang publik dapat diklasifikasikan

berdasarkan dua jenis :

a. Ruang Publik yang merupakan milik pribadi atau institusi yang dipergunakan oleh

publik dalam kalangan terbatas. Misalnya halaman bangunan perkantoran, halaman

sekolah atau mall (pusat perbelanjaan).

b. Ruang Publik yang merupakan milik publik yang disediakan oleh pemerintah dan

digunakan oleh orang banyak tanpa kecuali. Misalnya jalan kendaraan, jalan

pedestrian, arcade (gang beratap), lapangan bermain, taman kota dan lain lain. Pada

bagian lain dikemukakan bahwa berdasarkan tempatnya, Ruang Publik dapat

dibedakan menjadi : a. Ruang Publik di dalam bangunan (indoor public space) b.

Ruang Publik di luar bangunan (outdoor public space)

Ruang publik di dalam bangunan yang merupakan milik perorangan atau institusi

biasanya berkaitan erat dengan fungsi bangunan di sekitarnya dan bertujuan untuk

memberikan keleluasaan aksesibilitas bagi para pengguna terhadap fungsi-fungsi

tersebut. Sedangkan public space di luar bangunan yang Ruang terbuka publik adalah

lahan tidak terbangun di dalam kota dengan penggunaan tertentu. Pertama, ruang

terbuka kota didefinisikan sebagai bagian dari lahan kota yang tidak ditempati oleh

bangunan dan hanya dapat dirasakan keberadaanya jika sebagian atau seluruh

lahannya dikelilingi pagar. Selanjutnya ruang terbuka didefinisikan sebagai lahan

dengan penggunaan spesifik yang fungsi atau kalitas terlihat dari komposisinya

(Rapuano, 1994).

Menurut Carr (1992), Ruang terbuka publik merupakan ruang wadah aktivitas sosial

yang melayani dan juga mempengaruhi kehidupan masyarakat kota. Ruang terbuka

juga merupakan wadah dari kegiatan fungsional maupun aktivitas ritual yang

mempertemukan sekelompok masyarakat dalam rutinitas normal kehidupan sehari-

hari maupun dalam kegiatan periodik.

Page 21: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

20

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Ruang terbuka publik merupakan elemen vital dalam sebuah ruang kota karena

keberadaannya di kawasan yang berintensitas kegiatan tinggi. Sebagai lahan tidak

terbangun, ruang terbuka biasanya berada di lokasi strategis dan banyak dilalui orang

(Nazarudin, 1994).

Secara umum, tujuan ruang terbuka publik (Carr dkk,1992) adalah:

Kesejahteraan Masyarakat. Merupakan motivasi dasar dalam penciptaan dan

pengembangan ruang terbuka publik yang menyediakan jalur untuk pergerakan,

pusat komunikasi, dan tempat untuk merasa bebas dan santai.

Peningkatan Visual (Visual Enhancement). Keberadaan ruang publik di suatu

kota akan meningkatkan kualitas visual kota tersebut menjadi lebih manusiawi,

harmonis, dan indah.

Peningkatan Lingkungan (Environmental Enhancement). Penghijauan pada suatu

ruang terbuka publik sebagai sebuah nilai estetika juga paru-paru kota yang

memberikan udara segar di tengah-tengah polusi.

Pengembangan Ekonomi (Economic Development). Pengembangan ekonomi

adalah tujuan yang umum dalam penciptaan dan pengembangan ruang terbuka

publik. Peningkatan Kesan (Image Enhancement). Merupakan tujuan yang tidak

tertulis secara jelas dalam kerangka penciptaan suatu ruang terbuka publik namun

selalu ingin dicapai.

Menurut Darmawan (2005), fungsi ruang publik dapat diuraikan, yaitu :

Sebagai interaksi dan komunikasi masyarakat, baik formal (seperti upacara

bendera, sholat Ied dan peringatan-peringatan yang lain) maupun informal (seperti

pertemuan individual, pertemuan kelompok masyarakat dalam acara santai dan

rekretaif atau demo mahasiswa dengan tujuan menyampaikan aspirasi, ide-ide

atau protes terhadap keputusan-keputusan pihak penguasa, instansi atau lembaga-

lembaga pemerintah maupun swasta yang lain).

Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor jalan yang menuju

kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dari struktur kota.

Sebagai tempat kegiatan pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan

minuman, pakaian, souvenir dan jasa entertainment.

Secara historis, menurut Stephen Carr, dkk (1992), macam-macam tipologi ruang

terbuka publik yaitu: Taman-taman publik (Public parks), Lapangan dan plaza

Page 22: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

21

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

(squares and plaza), Taman peringatan (memorial parks), Pasar (markets), Jalan

(streets), Lapangan bermain (playgrounds), Ruang terbuka untuk masyarakat

(community open spaces), Jalan hijau dan jalan taman (greenways and parkways),

Atrium/pasar tertutup (atrium/indoor market place), Pasar/pusat perbelanjaan pusat

kota (marketplace/downtown shopping center), Tepi laut (waterfronts).

Mengacu pada kebutuhan manusia akan ruang publik tersebut, maka Carr (1992)

menyebutkan bahwa ruang publik yang berkualitas paling tidak harus memiliki tiga

nilai dasar yaitu : Responsive (tanggapan terhadap fenomena kebutuhan pengguna),

yaitu ruang yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemakainya. Kebutuhan yang

terkait dengan kenyamanan, tempat rekreasi, tempat mengadakan pertemuan, tempat

mengadakan hubungan komunikasi dan tempat untuk beristirahat melepaskan lelah

dari kehidupan rutin. Democratic (menghargai semua orang yang menggunakan ruang

publik dalam suasana kebebasan dan kesamaan derajat). Meaningful (memberikan

makna tertentu secara pribadi maupun kelompok), yaitu ruang yang mempunyai

ikatan yang erat dengan tempat.

Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas secara fisik, antara

lain :

Ukuran. Ruang terbuka yang ada harus sesuai dengan keputusan serta standar

penyediaan sarana yang ada.

Kelengkapan sarana elemen pedukung. Kelengkapan saranan pendukung

dalam suatu ruang publik sangat menentukan kualitas ruang tersebut.

Beberapa kelengkapan pendukung dalam suatu ruang publik khususnya taman

misalnya tempat duduk, papan anjuran, tempat sampah, dan lampu jalan atau

taman.

Desain. Desain dalam suatu ruang publik akan menunjang fungsi serta

aktivitas di dalamnya.

Kondisi. Kondisi suatu sarana lingkungan akan sangat menentukan terhadap

kualitas yang ada. Di mana dengan kondisi sarana yang baik akan menunjang

kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dalam menggunakan ruang publik.

Sedangkan kualitas non fisik dapat dilihat melalui beberapa kriteria, yaitu :

Kenyamanan ( comfort ), Yaitu ruang terbuka harus memiliki lingkungan yang

Page 23: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

22

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

nyaman serta terbebas dari gangguan aktifitas di sekitarnya. Keamanan dan

keselamatan ( safety and security ), Yaitu terjamin keamanan dan keselamatan dari

berbagai gangguan (aktifitas lalu-lintas, kriminalitas) Kemudahan ( accessibility ),

Yaitu kemudahan memperoleh pelayanan dan kemudahan akses transportasi untuk

menuju ruang publik tersebut.

Page 24: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

23

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Metode pengumpulan data kajian ini menggunakan data – data dari studi literatur dan

data sekunder dengan analisis terhadap kondisi pra dan pasca reklamasi dilakukan dan

dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya saat ini menggunakan analisis

SWOT. Hasil penelitian ini adalah arahan rekomendasi terhadap hasil analisis

mengenai dampak sosial dan ekonomi dari dilakukannya pengembangan reklamasi

Pantai Losari untuk Ruang Publik.

Maksud dari kajian ini adalah untuk memberikan gambaran dampak sosial dan

ekonomi dari dilakukannya pengembangan reklamasi Pantai Losari untuk Ruang

Publik. Agar maksud dari kajian ini dapat dicapai, kajian ini dilakukan melalui alur

metodologi penelitian sebagai berikut.

STUDI LITERATUR

ANALISIS DAMPAK SOSIAL

EKONOMI

ANALISIS STRATEGI PENANGGULANGAN

DAMPAK

MULAI

KESIMPULAN DAN ARAHAN STRATEGI

PENANGGULANGAN DAMPAK

Page 25: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

24

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

IV. 1.1 Gambaran Umum Kota Makassar

Kota Makassar terletak antara koordinat 119° 24’17’38” Bujur Timur dan kordinat

5°8’6’19 Lintang Selatan, dimana Kota Makassar terdiri atas 14 wilayah kecamatan,

dengan 143 kelurahan dengan luas wilayah 175,77 km persegi. Sedangkan batas -

batas wilayah administratif dari letak Kota Makassar, antara lain :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros

Secara geografis, letak kota Makassar berada di tengah diantara pulau- pulau besar

lain dari wilayah kepulauan nusantara sehingga menjadikan kota dengan sebutan

“angin mammiri” ini menjadi pusat pergerakan spasial dari wilayah Barat ke bagian

Timur maupun dari Utara ke Selatan Indonesia. Dengan posisi ini menyebabkan Kota

Makassar memiliki daya tarik kuat bagi para imigran, baik dari Sulawesi Selatan itu

sendiri maupun dari provinsi lain terutama dari kawasan Timur Indonesia untuk

datang mencari tempat tinggal dan lapangan pekerjaan.

Jumlah Penduduk Kota Makassar

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Di Kota

Makassar 2008-2009

KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK LAJU

PERTUMBUHAN

PENDUDUK 2008 2009

MARISO 54.616 55.431 0,93

MAMAJANG 60.394 61.294 0,45

TAMALATE 152.197 154.464 2,08

Page 26: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

25

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

RAPPOCINI 142.958 145.090 1,62

MAKASSAR 82.907 84.143 0,54

UJUNG PANDANG 28.637 29.064 0,51

WAJO 35.011 35.533 0,45

BONTOALA 61.809 62.731 1,09

UJUNG TANAH 48.382 49.103 1,21

TALLO 135.315 137.333 1,94

PANAKKUKANG 134.548 136.555 1,09

MANGGALA 99.008 100.484 2,98

BIRINGKANAYA 128.731 130.651 3,57

TAMALANREA 89.143 90.473 1,15

MAKASSAR 1.253.656 1.272.349 1,63

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar dalam angka 2010

Jumlah penduduk Kota Makassar pada tahun 2009 tercatat sebanyak 1.272.349 jiwa.

IV. 1.2 Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Pantai Losari yang terbentang sepanjang jalan

penghibur yang terletak di sebelah barat Kota Makassar. Pantai Losari terletak dalam

wilayah kecamatan Ujung Pandang. Kecamatan Ujung Pandang terdiri dari 10

kelurahan dengan luas wilayah 2,63 km2 dan sebanyak 4 kelurahan di kecamatan

Ujung Pandang merupakan daerah pantai termasuk pulau Lae-Lae yang terletak

beberapa mil dari Pantai Losari dan 6 kelurahan lainnya merupakan daerah bukan

pantai. Kecamatan Ujung Pandang berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara dengan kecamatan Wajo,

2. Sebelah Selatan dengan kecamatan Mariso,

3. Sebelah Timur dengan kecamatan Makassar dan Gowa, dan

4. Sebelah Barat dengan Selat Makassar.

Page 27: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

26

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Dalam kurun waktu tahun 2000-2009 jumlah penduduk kecamatan Ujung Pandang

berfluktuasi setiap tahun. Jumlah penduduk hasil sensus penduduk tahun 2000 di

kecamatan Ujung Pandang sebanyak 27.279 jiwa, kemudian pada akhir Desember

tahun 2009 sebanyak 29.064 jiwa.

Pantai Losari berada tepat di jantung Kota Makassar, yaitu di Jalan Penghibur, yang

terletak di sebelah barat kota Makassar, Sulawesi Selatan Pantai Losari memiliki

keunikan dan keistimewaan yang sangat mempesona. Salah satu keunikannya adalah

para pengunjung dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya matahari di satu posisi

yang sama.

IV. 2 Kondisi Pantai Losari Sebelum Reklamasi

Sekitar awal tahun 2000 kondisi fisik Pantai Losari hanya berupa tanggul penahan

gelombang yang terbentang dari ujung utara ke ujung selatan sepanjang jalan

Penghibur dan digunakan untuk berjualan salah satu makanan tradisional Makassar,

Pisang Eppe di sepanjang pantai tersebut dari sore sampai malam hari. Pantai Losari

dikenal sebagai pantai dengan meja makan terpanjang seluruh dunia karena puluhan

hingga ratusan gerobak penjual makanan berderet rapi digaris pantai ini. Masyarakat

mulai mendatangi pantai pada sore hari menjelang terbenamnya matahari sampai

dengan malam hari meskipun diterangi lampu seadanya. Yang menjadi daya tarik

utama dari infrastruktur yang ada di Pantai Losari yaitu sebuah jalan besar bernama

Penghibur yang merupakan kawasan strategis untuk pariwisata dan perdagangan

bersisian dengan pembendung air berupa turap beton memanjang kini diperluas

Gambar. 4.1 Peta Lokasi Penelitian

Page 28: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

27

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

menjorok kedalam pantai. Pemisah antara Jalan Penghibur dan turap beton berupa

jalur untuk pejalan kaki yang berlatar pulau dan laut selat Makassar dan

dibawahnya merupakan outlet buangan limbah kota. Dalam konteks

pembangunannya, konsep yang sudah bertahan selama 60 tahun itu hanya diperbesar

luasannya.

Konsep reklamasi pantai dicetuskan oleh Walikota Makassar Malik B. Masry (1994-

1999), Losari membutuhkan penambahan space karena harapan masyarakat semakin

tinggi untuk memanfaatkan Losari sebagai public space. Oleh karena itu pada

November 2004 proyek revitalisasi Pantai Losari pun dimulai.

Gambar. 4.2 Kondisi Pantai Losari sebelum reklamasi dilakukan

Page 29: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

28

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

IV. 3 Kondisi Pantai Losari Sesudah Reklamasi

Setelah proyek reklamasi Pantai Losari dimulai di November 2004, reklamasi Pantai

Losari tersebut dikembangkan untuk ruangan publik bagi masyarakat kota Makassar

dari berbagai elemen. Pantai Losari setelah reklamasi tampak lebih bersih, jauh dari

kesan kumuh. Pantai Losari sebagai ruang publik memiliki site furniture yang cukup

lengkap berupa bangku taman, lampu taman, papan anjuran, lampu jalan, tempat

sampah dan halte. Pantai Losari juga dilengkapi dengan fasilitas umum berupa toilet

dan musallah. Vegetasi yang ada sangat kurang karena luasnya area perkerasan

sehingga disiang hari suasana sangat panas dan tidak memiliki tempat untuk berteduh.

Untuk mencapai area ini sangat mudah karena dilalui oleh jalur transportasi umum.

Pada hari tertentu khususnya hari Minggu kondisi lalu lintas cukup macet karena

berbagai kegiatan terjadi di area ini. Anjungan pantai Losari memiliki area parkir

yang cukup sempit, sehingga jika suasana ramai dengan adanya acara-acara tertentu

maka pengunjung juga menggunakan tepi jalan sebagai area parkir. Dimalam hari

lampu taman dan lampu jalan berfungsi dengan baik, tetapi meskipun demikian area

ini rawan terjadi pencurian karena area ini sangat ramai dikunjungi.

Desain ruang publik Pantai Losari sangat menarik dan memiliki view yang baik

karena posisinya menghadap ke laut. Pengembangan sebagai ruang publik Pantai

Losari ditandai dengan pembangunan anjungan serta huruf-huruf ukuran dua meter

bertengger kokoh di bibir anjungan dengan tulisan “Pantai Losari”. Anjungan Pantai

Losari dibangun dengan cukup rapi menggunakan paving block dan tanaman. Dengan

demikian, wisatawan dapat menikmati pemandangan sunset dengan lebih nyaman

sambil duduk-duduk di tempat duduk yang memang telah disediakan secara

permanen. Selain itu, kawasan ini juga dihiasi dengan profil tokoh Makassar berupa

patung yang identik dengan Makassar seperti patung-patung pendiri Kota Makassar

dan patung berupa becak serta kapal pinisi.

Jika hari libur, Pantai Losari akan terasa lebih menarik dan ramai. Banyak pedagang

kaki lima yang memasang tenda. Pada setiap hari libur tempat ini juga selalu diadakan

acara senam aerobik yang banyak diminati oleh masyarakat sekitar.

Pantai Losari sekarang merupakan ikon Kota Makassar yang sangat populer

dikunjungi wisatawan. Memang tak ada pantai pasir putih di sini tetapi di sinilah

ruang publik terbuka yang sangat luas, tempat bertemunya seluruh masyarakat

Page 30: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

29

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Makassar, untuk melepas penat sambil menikmati suasana pantai yang cerah, dengan

semilir angin yang menyegarkan.

Pantai ini termasuk salah satu tujuan utama rekreasi warga karena merupakan tempat

hiburan rakyat yang murah yang dapat dinikmati seluruh kalangan masyarakat dari

kalangan bawah sampai masyarakat kalangan atas. Setelah usai berkeliling,

wisatawan pun dapat menikmati berbagai aneka makanan dan minuman khas

Makassar dengan harga terjangkau. Lokasi ini sendiri tidak pernah sepi dari

masyarakat. Bukan hanya warga kota Makassar, namun Pantai Losari kini menjadi

salah satu lokasi tujuan wisata bagi masyarakat yang mengunjungi kota ini dan ini

tentu menghidupi ratusan penjual makanan yang dulunya mendiami garis Pantai

Losari.

Selain dikembangkan sebagai ruang publik, Pantai Losari juga dikembangkan sebagai

salah satu obyek wisata unggulan Kota Makassar dengan dibangunnya juga Trans

Studio Makassar sebagai salah satu Theme Park yang terletak sekitar 2 km barat daya

atau 3 menit dari kawasan Pantai Losari. Keberadaan dua obyek wisata ini yang dekat

dengan wilayah pemukiman dan usaha, merupakan nilai tambah, menjanjikan potensi

bisnis yang menguntungkan dan akan menjadi bagian dari konsep pembangunan

secara keseluruhan. Juga dengan mulai dibangunnya Center Point of Indonesia (CPI).

CPI merupakan areal yang dibangun melalui reklamasi pantai dengan luas sebesar

200 ha yang berlokasi di Kawasan Tanjung Bunga, dekat dengan Pantai Losari,

Gambar. 4.3 Kondisi Pantai Losari sesudah reklamasi dilakukan

Page 31: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

30

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

dengan menggunakan desain green waterfront city dan berdasarkan raperda RTRW

Kota Makassar ditetapkan sebagai Kawasan Bisnis Global Terpadu.

Kawasan di sekitar ruang publik kawasan reklamasi Pantai Losari merupakan

kawasan mixeduse, dimana terdapat berbagai variasi fungsi penggunaan lahan yaitu

diantaranya sebagai kawasan perdagangan/usaha/jasa, kawasan perkantoran, kawasan

jasa, kawasan pelabuhan laut dan wisata dan kawasan wisata pantai, sehingga

intensitas bangunan di kawasan mixed use tinggi.

IV. 4 Dampak Pengembangan Ruang Publik Reklamasi Pantai Losari

IV. 4.1 Dampak Sosial

Pantai Losari sebagai ruang publik menjadi salah satu daya tarik wisata yang dapat

mengangkat nama daerah Makassar, selain itu juga mengakomodir kebutuhan warga

akan adanya tempat interaksi dan sosialisasi serta melakukan kegiatan. Banyak hal

yang dapat warga lakukan di ruang publik Pantai Losari, diantaranya rekreasi,

olahraga, kegiatan seni, acara - acara besar, upacara - upacara adat, acara musik.

Perubahan sosial yang dapat dilihat setelah pengembangan Pantai Losari sebagai

ruang publik berawal dari perubahan lingkungan pasca reklamasi berupa hilangnya

biota – biota laut yang selama ini menjadi sumber pencaharian masyarakat yang

berprofesi sebagai nelayan di sekitar Pantai Losari. Hal tersebut berpengaruh terhadap

penurunan jumlah rata-rata penghasilan yang diperoleh masyarakat sehingga banyak

yang kemudian memutuskan untuk berganti profesi menjadi pedagang kaki lima atau

pedagang asongan di Pantai Losari. Perubahan alih profesi ini kemudian

Gambar. 4.4.Pemanfaatan reklamasi Pantai Losari sebagai ruang publik oleh masyarakat

Page 32: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

31

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

menimbulkan permasalahan karena pada umumnya komunitas nelayan tersebut tidak

memiliki keahlian lain selain bekerja sebagai nelayan. Perubahan alih profesi dari

nelayan menjadi pedagang ini juga memicu persaingan antara pedagang – pedagang

akibat bertambah banyaknya yang memilih untuk berdagang di Pantai Losari.

Selain perubahan profesi masyarakat sekitar, adanya ruang publik Pantai Losari yang

selalu ramai dikunjungi wisatawan jugan menjadi daya tarik bagi pendatang dari luar

Makassar yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi dari daerah pedesaan ke kota.

Akibat dari bertambah banyaknya pendatang di Makassar ini, khususnya di daerah

sekitar Pantai Losari menimbulkan persaingan tak sehat dengan warga yang lebih

dulu mendiami daerah tersebut, perilaku cenderung kasar, dan semakin beratnya

tantangan hidup sehingga tingginya angka kejahatan. Banyak kasus kriminalitas yang

muncul di Pantai Losari beberapa waktu belakangan diduga dilakukan oleh pendatang

– pendatang. (Sumber : Tribunnews).

Beberapa aksi premanisme yang terjadi di Pantai Losari juga seringkali menjadi

keluhan wisatawan – wisatawan yang berkunjung. Diantaranya tukang parkir yang

seenaknya menetapkan ongkos parkir tanpa karcis resmi, pengamen dan pengemis

yang memaksa agar diberi uang bahkan mengancam, penodongan dan pemerasan. Tak

dapat dipungkiri, semakin ramainya Pantai Losari sebagai ruang publik membuat

terjadinya kerawananan sosial yang berpengaruh pada kenyamanan warga yang

datang disana.

Dari keramaian Pantai Losari sebagai ruang publik juga kemudian timbul

permasalahan kemacetan akibat banyaknya kendaraan yang menuju ke sana.

Kemacetan tersebut menimbulkan masalah polusi baik udara maupun suara bagi

lingkungan sekitar Pantai Losari. Selain itu beberapa pedagang – pedagang yang tidak

memperhatikan masalah kebersihan, seperti membuang sampah makanan seenaknya

juga menimbulkan masalah sosial dari penggunaan Pantai Losari sebagai ruang

publik.

IV.4.2 Dampak Ekonomi

Reklamasi menjadikan Pantai Losari lebih tertata. Kawasan tersebut kini

dimanfaatkan sebagai ruang publik berupa ruang terbuka untuk sarana rekreasi

masyarakat menikmati keindahan pantai.

Page 33: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

32

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Aktivitas yang terjadi di ruang publik Pantai Losari tersebut terkadang berlangsung

dari pagi hari hingga malam hari. Aktivitasnya pun cukup beragam, mulai dari

olahraga, bermain, bersepeda atau hanya duduk-duduk sambil menikmati suasana

santai. Pada malam hari dimanfaatkan oleh kalangan muda sebagai tempat akhir

pekan mereka sambil menikmati suasana taman. Selain itu, banyak pedagang kaki

lima memanfaatkan ruang terbuka Pantai Losari sebagai tempat berjualan. Beberapa

kelompok pedagang bahkan berjualan sepanjang hari, terutama mereka yang skala

ekonominya semakin meningkat. Terjadilah beberapa sudut/kelompok pedagang

disekitar area terbuka ini, termasuk disepanjang jalan yang mengelilinginya.

Di sepanjang jalan yang ada di kawasan Pantai Losari juga diadakan acara Car Free

Day di tiap hari minggu. Kegiatan pasar dadakan pun terjadi di area terbuka Pantai

Losari tersebut. Mereka yang berjualan tidak hanya dari kelas kaki lima, melainkan

yang berdagang dengan menggunakan mobil yang biasa diparkir di pinggir jalan pada

saat acara Car Free Day berlangsung.

Di kawasan itu, sekarang juga banyak bermunculan berbagai macam rumah makan

dan toko. Hasil reklamasi Pantai Losari juga disewakan sebagai arena kegiatan mulai

dari pertunjukan musik, pameran, dan lain sebagainya. Masyarakat secara langsung

mendapat manfaat ekonomi. Apalagi, pada saat tahap pembangunan reklamasinya

juga memanfaatkan tenaga lokal masyarakat sekitar.

Berdasarkan hasil penelitian Jaya (2012) mengenai kajian kondisi lingkungan dan

perubahan sosial ekonomi reklamasi Pantai Losari, salah satu dampak ekonomi dari

reklamasi pantai yang dapat dilihat dari pendapatan masyarakat sekitar, yaitu:

a.) Masyarakat yang tidak ada kenaikan pendapatan, hal ini dialami oleh nelayan yang

tinggal disekitar Losari, terutama nelayan yang mencari kerang untuk di jual di

sepanjang Pantai Losari;

b.) Masyarakat yang mengalami kenaikan pendapatan, yaitu pedagang, dimana

pedagang warung/kios rata-rata mengalami pendapatan, salah satu penyebabnya

adalah makin banyaknya masyarakat yang mendatangi Pantai Losari dan mencari

tempat tinggal di daerah tersebut karena lebih dekat dengan tempat tinggal dengan

tempat kerja, terutama mereka yang bekerja di sekitar Pantai Losari

Sedangkan dampak reklamasi Pantai Losari terhadap peningkatan harga tanah pasca

Reklamasi Pantai Losari dapat di kemukakan bahwa ada kenaikan signifikan kenaikan

Page 34: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

33

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

tanah setelah pasca Reklamasi Pantai Losari. Hal ini disebakan banyak orang dari luar

Losari ingin membeli tanah atau rumah yang ada pada lokasi tersebut karena di

sekitar Pantai Losari banyak proyek yang sedang di bangun untuk pusat kegiatan

bisnis. Salah satu Pusat bisnis yang ada di sekitar wilayah tersebut adalah adanya

pembangunan Trans Studio dan Rumah Sakit Siloam dan proyek lainnya yang

sementara berjalan, sehingga tanah disekitar wilayah tersebut banyak menjadi incaran

bagi mereka yang ingin tinggal dekat pusat bisinis tersebut.

IV.5 Arahan Rekomendasi Penanggulangan Dampak Sosial Ekonomi Ruang

Publik Pantai Losari

Arahan berupa rekomendasi untuk penanggulangan dampak sosial ekonomi dari

dijadikannya Pantai Losari sebagai Ruang Publik dapat dianalisis dengan

menggunakan metode analisis SWOT sebagai solusi pemecahan masalah berdasarkan

kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman

(threat). Terkait dengan dampak - dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan, analisis

SWOT disusun setelah mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait didalamnya.

Strength :

- Pantai Losari sebagai ruang publik merupakan tempat interaksi dan sosialisasi

warga dan mengakomodir kebutuhan warga dalam melakukan kegiatan

- Memiliki potensi wisata dan ekonomi yang besar sebagai sarana rekreasi

masyarakat menikmati keindahan pantai yang menjadi daya tarik wisatawan

dan dapat mengangkat nama daerah serta mendatangkan pendapatan untuk

daerah.

- Lokasi Pantai Losari yang strategis yang terletak di sepanjang pantai bagian

Barat Kota Makassar memudahkan aksesibilitas warga untuk kesana.

- Dengan adanya Pantai Losari sebagai ruang publik menyediakan lapangan

pekerjaan baru untuk warga setempat seperti menjadi pedagang makanan dan

pedagang asongan, penjual jasa seperti pengamen, pengelola kebersihan dan

keamanan Pantai Losari.

Page 35: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

34

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

Weakness :

- Kurangnya kesadaran warga yang datang untuk ikut menjaga fasilitas dan

sarana ruang publik Pantai Losari yamg mengakibatkan kerusakan di beberapa

fasilitas sehingga mengurangi kenyamanan warga yang datang di Pantai Losari

dan mengurangi keindahan.

- Kemacetan akibat kurangnya kesadaran pengguna jalan untuk tertib dalam

berlalu lintas di jalan di sekitar Pantai Losari dan juga padatnya kendaraan

yang menuju kesana.

- Kurangnya pengamanan dari aparat setempat yang memudahkan munculnya

aksi - aksi kriminalitas di Pantai Losari seperti premanisme, pengamen dan

pengemis yang sering memaksa meminta uang pada pengunjung, tukang parker

yang seenaknya menentukan biaya parkir.

Opportunity :

- Dikembangkannya Pantai Losari sebagai ruang publik memberikan peluang

kerja bagi masyarakat sekitar.

- Pantai Losari sebagai ruang publik dapat dikembangkan menjadi kawasan

wisata dan bisnis terpadu yang berpotensi mendatangkan pendapatan untuk

daerah dan penghasilan untuk warga setempat.

- Pantai Losari menyimpan daya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan

mancanegara sehingga dapat dikembangkan sebagai salah satu obyek wisata

unggulan.

Threat :

- Terjadinya kerawanan sosial akibat adanya keramaian yang terjadi di Pantai

Losari sebagai ruang publik.

- Kurang berperannya petugas pengamanan dan penertiban sehingga muncul

tindakan - tindakan premanisme dan tindak kejahatan yang neresahkan

pengunjung dan mengurangi kenyamanan.

- Terjadinya polusi udara dan bunyi dari kemacetan di jalan sekitar Pantai

Losari.

Dari hasil analisis SWOT kemudian diperoleh rekomendasi untuk penanggulangan

dampak sosial ekonomi dari dijadikannya Pantai Losari sebagai Ruang Publik

sebagai solusi pemecahan masalah berdasarkan kekuatan (strength), kelemahan

Page 36: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

35

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) seperti dapat dilihat pada

Tabel 5 berikut.

Strength+Opportunity Weakness+Opportunity

Memberikan fasilitas-fasilitas tepat

guna untuk pengunjung Pantai Losari

yang seperti ruang hijau, tempat

beristirahat, toilet yang terjaga

kebersihannya, taman bermain untuk

pengunjung yang membawa anak

sehingga kenyamanan dan ketertiban

Pantai Losari dapat terjaga.

Memberikan para pedagang makanan

di Pantai Losari suatu area khusus

yang masih terhubung dengan ruang

tempat pengunjung melakukan

aktivitas sehingga lebih tertata dan

tertib

Mempromosikan Pantai Losari

sebagai obyek wisata dengan cara

mengiklankannya di media-media

baik nasional maupun internasional

dan mengadakan event-event tertentu

sehingga dapat juga menarik investor

untuk berinvestasi dalam

pengembangannya

Peningkatan terhadap kebersihan dan

fasilitas di ruang publik dan membuat

papan himbauan agar pengunjung dapat

berperan serta dalam menjaga

kebersihan dan ketertiban di ruang

publik.

Penyediaan lahan parkir khusus di area

lain yang berada tidak jauh dari Pantai

Losari dan pengaturan lalu lintas yang

dapat mencegah terjadinya kemacetan

disekitar area ruang publik

Menyediakan pos-pos keamanan yang

di beberapa titik diamana kawasan

ruang publik dapat terpantau dengan

baik dan penyediaan petugas keamanan

ruang publik dengan memberdayakan

penduduk sekitar dan petugas

keamanan yang terlatih.

Strength+Threat: Weakness+Threat:

Menambah petugas kebersihan di

kawasan ruang publik, dan diperlukan

adanya petugas khusus yang mengecek

kondisi fisik ruang publik, serta

melakukan perawatan atau perbaikan

terhadap kondisi fisik ruang publik

sehingga membuka peluang kerja baru

untuk warga sekitar

Meningkatan jumlah tanaman atau

pohon di kawasan ruang publik dan

jalur hijau dalam rangka

menanggulangi polusi udara dan

kebisingan akibat kemacetan

Pemberdayaan penduduk sekitar untuk

Menciptakan duta kebersihan yang

dapat mengajak dan menghimbau

warga untuk dapat berperan serta

dalam menjaga kebersihan dan

keindahan Pantai Losari

Menambah petugas keamanan yang

dapat menjaga keamanan sekaligus

mengatur lalu lintas di sekitar Pantai

Losari seperti Polisi, yang kemudian

ditempatkan di tempat - tempat

tertentu yang cenderung rawan tindak

kejahatan di area ruang publik.

Mengadakan acara - acara seperti

Page 37: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

36

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

menjadi petugas keamanan yang

terlatih yang dapat membantu

mengamankan area ruang publik Pantai

Losari.

Bersih Pantai untuk mengajak warga

berpartisipasi menjaga kebersihan

pantai dan menempatkan tempat

sampah yang lebih banyak sehingga

warga tidak sulit ketika membuang

sampah.

Page 38: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

37

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Dampak sosial dari pengembangan reklamasi Pantai Losari untuk ruang publik

yaitu: terakomodasinya kebutuhan warga akan adanya tempat interaksi dan

sosialisasi serta melakukan kegiatan seperti rekreasi, olahraga, kegiatan seni, acara

- acara besar, upacara - upacara adat, acara musik; Perubahan alih profesi pada

komunitas nelayan menjadi pedagang atau penjual jasa di Pantai Losari karena

berubahnya lingkungan laut pasca reklamasi; munculnya arus urbanisasi ke Kota

Makassar yang mengakibatkan persaingan antara pendatang dan warga setempat,

munculnya kerawanan sosial akibat keramaian seperti peremanisme, pengemis

dan anak jalanan yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung.

Dampak ekonomi dari pengembangan reklamasi Pantai Losari untuk ruang publik

yaitu: meningkatkan aktivitas ekonomi warga setempat dengan munculnya tempat

untuk berdagang makanan dan berjualan sehingga memunculkan lapangan kerja

untuk warga; meningkatkan harga tanah disekitar kawasan Pantai Losari karena

banyak yang tertarik untuk berbisnis di kawasan tersebut; kawasan reklamasi

Pantai Losari sebagai ruang publik dapat memicu pertumbuhan kawasan bisnis di

sekitarnya.

Arahan rekomendasi untuk penanggulangan dampak sosial ekonomi dari

dijadikannya Pantai Losari sebagai Ruang Publik yaitu: Menciptakan duta

kebersihan yang dapat mengajak dan menghimbau warga untuk dapat berperan

serta dalam menjaga kebersihan dan keindahan Pantai Losari; Menambah petugas

keamanan yang dapat menjaga keamanan sekaligus mengatur lalu lintas di sekitar

Pantai Losari seperti Polisi, yang kemudian ditempatkan di tempat - tempat

tertentu yang cenderung rawan tindak kejahatan di area ruang publik; Meningkatan

Page 39: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

38

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

jumlah tanaman atau pohon di kawasan ruang publik dan jalur hijau dalam rangka

menanggulangi polusi udara dan kebisingan akibat kemacetan; Mempromosikan

Pantai Losari sebagai obyek wisata dengan cara mengiklankannya di media-media

baik nasional maupun internasional dan mengadakan event-event tertentu

sehingga dapat juga menarik investor untuk berinvestasi dalam

pengembangannya.

V.2. Saran

Berdasarkan kajian ini terdapat beberapa saran untuk kajian selanjutnya:

Diharapkan peran serta Pemerintah Daerah dan Pusat untuk mempromosikan Pantai

Losari sebagai salah satu obyek wisata unggulan agar dapat lebih dikenal baik di

nasional maupun internasional. Sebelum itu, diharapkan juga untuk Pemerintah

Daerah melakukan penataan ruang publik Pantai Losari yang lebih tepat guna

dibarengi dengan pemeliharaan kebersihan dan keindahan dan didukung kemananan

dan ketertiban.

Perlu dilakukan pengambilan data primer (kuesioner, wawancara langsung, FGD, dll)

agar kajian ini lebih akurat.

Page 40: KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN

39

KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK

KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari

DAFTAR PUSTAKA

Carr, Stephen. 1992. Public Spaces. Cambridge University Press:Cambridge.

Dahuri, Rokhiman. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara

Terpadu. Pradnya Paramita:Jakarta.

Darmawan, Edy. 2005. Analisa Ruang Publik dan Arsitektur Kota. Badan Penerbit

Undip: Semarang

Nurmandi, A., (1999), Manajemen Perkotaan: Aktor. Organisasi dan Pengelolaan

DaerahPerkotaan di Indonesia. Lingkaran Bangsa:Yogyakarta

Peratuan Daerah Kota Makassar Nomor 6 Tahun 2006

Peraturan Menteri PU No. 40/PRT/M/2007 tentang Pedoman Perencanaan Tata

Ruang Kawasan Reklamasi Pantai

Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Sekeretariat

Negara:Jakarta

Shirvani, Hamid. 1985. Urban Design Process. Van Nostrand Heinhold

Company:New York.

Sujarto, J. 1995. Penelaahan dan Analisis Perencanaan Kota dan Kota Baru

(Makalah), Bahan Mata Kuliah Jurusan Teknik Planologi ITB Bandung: Bandung.

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengolahan Sumberdaya Alam di Wilayah

Pesisir Tropis. Gramedia:Jakarta.

Waani, J. Obet. 2009. Basudara dalam Permukiman Titiwungen Selatan Pasca

Reklamasi Manado. Univ. Sam Ratulangi: Manado