dampak sosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan

103
DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN BENDUNGAN BATANG HARI (Studi Kasus: Masyarakat Di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya) SKRIPSI TAPRI NPM. 11070147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCAPEMBANGUNAN BENDUNGAN BATANG HARI

(Studi Kasus: Masyarakat Di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan PulauPunjung Kabupaten Dharmasraya)

SKRIPSI

TAPRINPM. 11070147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGISEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARATPADANG

2015

Page 2: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

i

HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSIDinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Pendidikan Sosiologi

Dengan Judul :

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PASCA PEMBANGUNAN BENDUNGANBATANG HARI

(Studi: Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau PunjungKabupaten Dharmasraya)

Nama : TapriNPM : 11070147Program Studi : Pendidikan SosiologiJurusan : Pendidikan ilmu pengetahuan sosialInstitusi : Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP)

PGRI Sumatera Barat

Padang, 04 Agustus 2015Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda TanganKetua : Elvawati, M.Si 1. BCUKASG

Sekretaris : Ikhsan Muharma Putra, M.Si 2. BCUKASG

Anggota : 1. Drs. Ardi Abbas, MT 3. BCUKASG

2. Rinel Fitlayeni, MA 4. BCUKASG

3 Rio Tutri, M.Si 5. BCUKASG

Disahkan Oleh:

Ketua Program Studi Sekretaris Program Studi

Dr. Maihasni, M.Si Marleni, M.Pd

Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat

Dr. Zusmelia, M.Si

Page 3: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PASCA PEMBANGUNAN BENDUNGANBATANG HARI

(Studi: Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau PunjungKabupaten Dharmasraya)

Nama : TapriNPM : 11070147Program Studi : Pendidikan SosiologiJurusan : Pendidikan ilmu pengetahuan sosialInstitusi : Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP)

PGRI Sumatera Barat

Padang , 04 Agustus 2015

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

( Elvawati, M.Si ) ( Ikhsan Muharma Putra, M.Si )

Mengetahui :Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

( Dr. Maihasni, M.Si )

Page 4: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis skripsi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (Sarjana, Magister, atau Doktor) baik di Sekolah Tinggi Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat maupun di perguruan

tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini adalah karya saya sendiri, kecuali bantuan dan arahan dari

pihak-pihak yang disebutkan dalam kata pengantar.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan naskah dengan disebutkan pengarang dan dicantum dalam

daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Padang , 04 Agustus 2015Yang Membuat Pernyataaan

TAPRINPM. 11070147

Page 5: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

iv

ABSTRAK

TAPRI (11070147) Dampak Sosial Ekonomi Pasca PembangunanBendungan Batang Hari (Studi Kasus: Masyarakat Kenagarian SungaiKambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya). Skripsi,Program Studi Pendidikan Sosiologi (STKIP) PGRI Sumatera Barat,Padang, 2015.

Pembangunan merupakan suatu proses di segala bidang kehidupan.Perubahan yang dilakukan dengan sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu danmemang dikehendaki, baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunanmaupun masyarakat. Proses pembangunan terutama bertujuan untukmeningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual maupun material. Halini terlihat sejak adanya pembangunan Bendungan Batang Hari, masyarakatbanyak mengalami perubahan sejak berdirinya pembangunan Bendungan BatangHari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan dampaksosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan Bendungan Batang Hari,Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Teori yang digunakan adalah teori Struktural Fungsional salah satutokohnya ialah Robert K. Merton. Metode penelitian yang digunakan adalahpenelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Informan berjumlah 26orang yang diambil secara purposive sampling. Jenis data adalah data primer dandata sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara: (1)observasi (nonparticipant), (2) wawancara mendalam, (3) studi dokumen. Untukmencapai keabsahan data penelitian menggunakan teknik triangulasi. Sementaraitu, unit analisis data yang digunakan adalah kelompok dengan analisis data Miles& Huberman yang terdiri dari tahap reduksi, penyajian data atau analisis data danpenarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Dampak positif pembangunanBendungan Batang hari terhadap sosial ekonomi masyarakat Sungai Kambutadalah: (1) meningkatnya pendapatan ekonomi yang biasa pendapatan Rp 100.000per hari setelah Bendungan berdiri mencapai Rp 300.000 sehari, (2) penambahanmata pencaharian yang di alami masyarakat seperti petani menjadi pedagang danlain-lain, (3) meningkatnya solidaritas masyarakat. Dan dampak negatifpembangunan Bendungan Batang hari terhadap sosial ekonomi masyarakatSungai Kambut adalah: (1) memudarnya nilai dan norma dalam masyarakatseperti sifat masyarakatnya lebih individual dan masyarakat lebih cenderungmeninggalkan acara-acara adat karena sibuk dengan urusan dagangnya.

Page 6: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

v

ABSTRACT

TAPRI (11070147) Impact Of Socio-Economic Society By Post-DevelopmentBatang Hari Dam (Case Study: Sungai Kambut Village Pulau PunjungSubdistrict Dharmasraya Regency). Departement of Sociology of Education,College of Teacher Training and Education (STKIP) PGRI West Sumatera,Padang, 2015.

Development is a process in all areas of life. A change is madedeliberately based on a specific plan, and indeed desired, made in the governmentis an agent of development and community development. The developmentprocess is mainly aimed to improve people's life, both spiritually and materially. Itis seen from Batang Hari dam, society has changed since the establishment ofBatang Hari dam. This study aims to identify and describe impact of socio-economic of post-development Batang Hari dam, Sungai Kambut Village PulauPunjung subdistrict Dharmasraya regency.

The theory used is the theory of Structural Functional by Robert K.Merton. The method used is qualitative research with type of descriptive research.26 informants were taken by purposive sampling. This type of data is primary dataand secondary data. Methods of data collection is done in three ways: (1)observation (nonparticipant), (2) interview, (3) document study. To achieve thevalidity of data research use triangulation techniques. However, the unit of dataanalysis used is the group by Miles & Huberman’s data analysis that containsthree steps, three are reduction step, data presenting or data analysis andconclusions.

The results showed that: The positive impact of Batang Hari dam forsosio-economic Sungai Kambut village are: (1) increasing the economic incomeRp 100,000/day to Rp 300,000/day, (2) the addition of livelihoods in naturalcommunities as farmers become trader and so on, (3) increased communitysolidarity. And the negative impact of Batang Hari dam for sosio-economicSungai Kambut village are: (1) the waning values and norms in society. Theywould not be vnature of the society rather than individual. The society is morelikely to abandon traditional events by being busy with their affairs.

Page 7: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas

rahmat dan hidayahnya skripsi yang berjudul “Dampak Sosial Ekonomi

Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari (Studi Kasus

Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung

Kabupaten Dharmasraya)” dapat penulis selesaikan. Setelah mengalami

serangkaian perbaikan, baik kekurangan lengkapan data maupun kesalahan-

kesalahan penulisan. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar strata satu (S1) / Akta IV di Program Studi Pendidikan Sosiologi (STKIP)

PGRI Sumatera Barat, Padang.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Ibu Elvawati M.Si selaku Penasehat Akademik sekaligus selaku dosen

pembimbing I dan Bapak Ikhsan Muharma Putra M.Si Selaku dosen

pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis, dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan Skripsi ini.

2. Bapak Drs. Ardi Abbas MT, Ibuk Rinel Fitlayeni, MA dan Bapak Rio Tutri.

M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi

kesempurnaan Skripsi ini.

3. Ibu Dr. Maihasni, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi.

4. Bapak dan Ibu Staff pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

PGRI Sumatera Barat.

Page 8: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

vii

5. Ibu Dr. Zusmelia, M.Si selaku Ketua STKIP PGRI Sumbar, Bapak Drs. Nur

Hadi, M.Si Sebagai wakil ketua I bidang akademik STKIP PGRI Sumatera

Barat, Bapak Drs. Dasrizal, M.P sebagai wakil ketua II bidang keuangan

STKIP PGRI Sumatera Barat, Ibu Dra, Hj. Mulyati, M.Si sebagai wakil ketua

III bidang kemahasiswaan STKIP PGRI Sumatera Barat.

6. Bapak dan Ibu Staff perpustakaan yang telah melayani penulis serta

menyediakan buku untuk referensi skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Staff BAAK dan BAUK yang telah membantu penulis dalam

mengadministrasian perkuliahan.

8. Informan penelitian yang telah memberikan informasi dalam penyelesaian

Skripsi ini.

9. Teristimewa buat Ibunda tercinta Bainar serta Bapak Tiri Hasan Bagindo

Mudo dan Kakanda Masri, Adinda Rika Wati dan Dedi Supriyadi, yang telah

berjuang melalui do’a dan bekerja keras membiayai demi kesuksesan penulis

dalam menyelesaikan skripsi di studi ini.

10. Dan yang terkasih yaitu mahkluk yang dikirim Allah SWT untuk menjadi

pendamping hidupku yang selama ini telah setia menemani susah senang

dalam hidupku yaitu Siti Aisyah yang sekarang sedang berjuang dalam

mencapai gelar S1 Pendidikan Biologi di STKIP PGRI SUMATERA

BARAT.

11. Buat sobat-sobatku angkatan 2011, khususnya Sosiologi sesi D yang tak

terlupakan dan tak tergantikan dihati penulis, yang tidak bisa penulis sebut

satu persatu namanya telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

viii

Semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan

mendapatkan balasan dari Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Amin. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini

masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Akhir kata

penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi

penulis.

Padang, September 2015

Tapri

Page 10: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .....................................................iHALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI ......................... iiPERNYATAAN.............................................................................................iiiABSTRAK .....................................................................................................ivKATA PENGANTAR................................................................................... vDAFTAR ISI................................................................................................. viiDAFTAR TABEL ......................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xiBAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... ....... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................. ....... 41.3 Tujuan Penelitian................................................................... ....... 41.4 Manfaat Penelitian................................................................. ....... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pendekatan Teoritis ............................................................... ....... 62.2 Penjelasan Konseptual........................................................... ....... 82.3 Penelitian Relevan................................................................. ...... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian ............................................ ...... 193.2 Informan Penelitian ............................................................... ...... 193.3 Jenis Data .............................................................................. ...... 223.4 Metode Pengumpulan Data ................................................... ...... 233.5 Unit Analisis.......................................................................... ...... 263.6 Analisis Data ......................................................................... ...... 263.7 Lokasi Penelitian ................................................................... ...... 293.8 Jadwal Penelitian................................................................... ...... 30

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN4.1 Gambaran Umum Nagari Sungai Kambut ............................ ...... 314.2 Demografi/Penduduk............................................................. ...... 34

4.2.1 Jumlah Penduduk........................................................ 344.2.2 Penduduk Menurut Agama......................................... 344.2.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ..................... 354.2.4 Sarana dan Prasarana .................................................. 36

4.2.4.1 Sarana Ekonomi ............................................. 364.2.4.2 Prasarana Kesehatan ....................................... 38

Page 11: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

x

4.2.4.3 Prasarana Pendidikan ...................................... 394.2.5 Prasarana Komunikasi dan Transportasi .................... 404.2.6 Sarana Keagamaan ..................................................... 41

4.3 Mata Pencaharian .................................................................. ...... 42

BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN5.1 Sejarah Pembangunan Bendungan Batang Hari ................... ...... 455.2 Proses Pembangunan Bendungan Batang Hari ..................... ...... 46

5.2.1 Tahap Perencanaan..................................................... 465.2.2 Tahap Pelaksanaan atau Proses.................................. 475.2.3 Tahap Evaluasi ........................................................... 48

5.3 DampakPositifBendungan Batang Hari TerhadapSosial Ekonomi ..................................................................... ...... 49

5.3.1 EkonomiMeningkat............................................. ...... 495.3.2 Perubahan Mata pencarian ......................................... 53

5.3.2.1 Substitusi Mata Pencaharian ................... ...... 545.3.3 Meningkatnya Solidaritas .......................................... 63

5.4 Dampak Negatif Bendungan Batang Hari TerhadapSosial Ekonomi ..................................................................... ...... 66

5.4.1 Memudarnya Nilai dan Norma dalam Masyarakat .... 66

BAB VI PENUTUP6.1 Kesimpulan ........................................................................... ...... 706.2 Saran...................................................................................... ...... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

xi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel

1. Informan Penelitian...................................................................212. Perencanaan Jadwal Penelitian .................................................303. Jumlah Penduduk Di Kenagarian Sungai Kambut Pada Tahun

2011 Berdasarkan Data Sensus Penduduk ................................344. Rumah Ibadah Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011.........355. Jumlah penduduk Kenagarian Sungai Kambut Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Tahun 2011 ...............................................356. Jenis Lembaga Ekonomi di Kenagarian Sungai Kambut

Tahun 2011 ...............................................................................377. Data alamat Poskambling Kenagarian Sungai Kambut

Tahun 2011 ...............................................................................388. Jenis Prasarana Kesehatan di Kenagarain Sungai Kambut

Tahun 2011 ...............................................................................389. Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah di Kenagarian

Sungai Kambut Tahun 2011......................................................4010. Jumlah Prasarana Keagamaan di Kenagarian Sungai

KambutTahun 2011..................................................................4211. Mata Pencaharian Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut

Tahun 2011 ...............................................................................4412. Pokok pekerjaan sebelum dan sesudah Bendungan ada ...........62

Page 13: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Informan Penelitian

2. Pedoman Wawancara

3. Dokumen Penelitian

4. Peta kenagarian Sungai Kambut

Page 14: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang

kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu.

Pembangunan nasional di Indonesia, misalnya merupakan suatu proses

perubahan berdasarkan rencana tertentu, dengan sengaja, dan memang

dikehendaki, baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunan,

maupun masyarakat. Proses pembangunan terutama bertujuan untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual, maupun material

(Soekanto, 2012 : 360).

Pembangunan bisa saja memberikan efek negatif terhadap masyarakat

baik sosialnya maupun dimensi fisik. Menurut (Soetomo, 2009:165-167)

mengatakan bahwa dimensi sosial berupa memudarnya nilai-nilai sosial

masyarakat, merosotnya kekuatan berbagai mengikat norma-norma sosial

sehingga menimbulkan bentuk perilaku menyimpang serta ketergantungan

masyarakat terhadap pihak lain sebagai akibat sistem intervensi pembangunan

yang kurang proporsional. Sedangkan dimensi fisik, efek sampingan dari

proses pembangunan antara lain berupa masalah yang berkaitan dengan

pencemaran dan kelestarian lingkungan. Hal ini menjadi masalah karena

dalam jangka pendek akan membawa pengaruh pada keindahan, kerapian,

kebersihan dan terutama pada kesehatan masyarakat, sedang dalam jangka

panjang akan berpengaruh terhadap kelangsungan proses pembangunan itu

1

Page 15: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

2

sendiri. Perubahan yang terjadi melalui proses pembangunan seringkali

merupakan perubahan yang dipercaya dalam rangka mengatasi

keterbelakangan dan kemiskinan sesegera mungkin. Dengan demikian, dapat

dipahami bahwa pembangunan juga akan menyebabkan perubahan

lingkungan.

Pada tahun 1997 pemerintah pusat Republik Indonesia melaksanakan

pembangunan fisik berupa bendungan yang sekaligus ada jembatan, yang

dibangun dengan tujuan melancarkan perhubungan antara dua kabupaten

yaitu Kabupaten Solok Selatan dengan Kabupaten Dharmasraya dan untuk

melancarkan irigasi. Sungai tempat dibangunnya bendungan yang sekaligus

ada jembatan ini merupakan aliran sungai dari Solok Selatan. Bendungan

yang sekaligus ada jembatan ini dibangun tepatnya yaitu di perbatasan

Dharmasraya dan Solok Selatan. Pembangunan tersebut selesainya pada

tahun 2003 dan digunakan oleh masyarakat pada tahun yang sama, sedangkan

peresmiannya oleh presiden Republik Indonesia yaitu Susilo Bambang

Yudhoyono pada tahun 2008 dengan panjangnya 150 meter, bangunan ini

dinamai dengan nama Bendungan Batang Hari.

Sejak adanya pembangunan bendungan Batang Hari banyak

membawa perubahan bagi masyarakat yang ada disekitarnya, terutama bagi

masyarakat Solok Selatan yang ingin menjual hasil panennya ke pasar Pulau

Punjuang Dharmasraya. Sebelum ada bendungan ini, masyarakat dari

Kabupaten Solok Selatan jika mau pergi ke Dharmasraya harus menggunakan

atau menaiki sampan yang dinamakan oleh penduduk setempat dengan

Page 16: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

3

sebutan Tempek (perahu kecil) dengan jangka waktu tempuh 3 jam. Untuk

perjalanan dengan Tempek biasanya masyarakat harus membayar seharga Rp.

50.000/orang, namun jika ada barang bawaan bisa mencapai Rp.

120.000/orang tergantung berapa banyak barang yang dibawa. Setelah adanya

Bendungan ini masyarakat tidak harus menggunakan tempek lagi, tetapi

sudah bisa menggunakan kendaraan darat seperti Sepeda Motor walaupun

jalannya belum di aspal, dan hanya memakan waktu perjalanan selama 2 jam.

Selain itu perubahan juga terjadi pada masyarakat, dimana dulu berangkat

berkelompok sekarang sendiri-sendiri, karena pembangunan Bendungan ini

sekaligus membuka jalan raya untuk perhubungan antara Dharmasraya dan

Solok Selatan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lebih cepat

dalam mencapai daerah yang diinginkan.

Maksudnya disini adalah dulu sebelum adanya pembangunan

bendungan yang sekaligus merupakan jembatan ini jika masyarakat ingin

pergi ke Dharmasraya ataupun yang ingin pergi ke Solok Selatan harus saling

menunggu sampai muatan Tempek tersebut penuh, sehingga terlihat

masyarakat harus berkelompok untuk pergi ke Dharmasraya ataupun yang

ingin pergi ke Solok Selatan, namun setelah adanya pembangunan ini,

masyarakat sudah tak perlu menunggu lagi karena sudah bisa pergi dengan

menggunakan kendaraan sendiri. Hal ini juga membawa dampak terhadap

masyarakat yang menggunakan Tempek sebagai mata pencaharian,

penumpang Tempek semakin berkurang sejak adanya pembangunan ini,

walaupun belum sepenuhnya penumpang sepi.

Page 17: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

4

Sejak pembangunan ini ada, masyarakat juga memanfaatkan lokasi

sekitar Bendungan ini untuk tempat berdagang terutama masyarakat di

Kenagarian Sungai Kambut. Masyarakat yang berdagang di lokasi bendungan

ini berdagang pada tanah atau wilayah pribadi miliknya, karena dulu lahan

tempat berdagang sekarang ini merupakan kebun pribadi masyarakat dan

sekarang telah dijadikannya sebagian sebagai tepat berdagang. Namun

pekerjaan pokok yang selama ini dikerjakan oleh masyarakat seperti bertani,

pemotong karet tetap tidak tertinggal dan berdagang merupakan salah satu

usaha sampingan yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan

keluarga.

Disisi lain Bendungan ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai

tempat beristirahat atau bersantai, bendungan ini juga menjadi tempat

pariwisata karena kondisi bendungan ini berada dibawah perbukitan yang

hijau dan terdapat Sungai Batang Hari yang luas sehingga terdapat

pemandangan yang indah.

Melihat keadaan dan realita tersebut, pembangunan Bendungan

Batang Hari tidak hanya berfungsi sebagai penghubung dua Kabubaten saja,

tetapi juga dijadikan tempat bersantai, pariwisata. Disamping hal tersebut

juga berdampak terhadap sosial ekonomi masyarakat.

Berdasarkan pernyataan di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dan membahas lebih lanjut tentang Dampak Sosial Ekonomi

Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Di Kenagarian

Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Page 18: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut : Bagaimana Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat

Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Kenagarian Sungai Kambut

Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Dampak

Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari

Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten

Dharmasraya.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, adapun kegunaan penelitian ini

adalah:

1. Secara Akademik: Menambah khasanah pengetahuan khususnya

pada sosiologi pembangunan, serta bermanfaat untuk peneliti

selanjutnya yang ingin meneliti mengenai masalah ini.

2. Secara Praktis: Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

informasi bagi pemerintah dan masyarakat yang ada di sekitar

Bendungan Batang Hari Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan

Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Page 19: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Teoritis

Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu

perubahan. Perubahan pada kehidupan masyrakat tersebut merupakan

fenomena sosial yang wajar, oleh karena itu setiap manusia mempunyai

kepentingan yang tidak terbatas. Perubahan akan tampak setelah tatanan

sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dibandingkan dengan tatanan

kehidupan yang baru. Perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau

mungkin suatu kemunduran. Unsur-unsur kemasyarakatan yang mengalami

perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,

pola kelakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan,

stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan dan sebagainya

(Abdul Sani, 1994: 162)

Untuk melihat permasalahan yang akan diteliti penulis akan

mengkajinya dengan menggunakan teori Struktural Fungsional. salah satu

tokoh dari teori Struktural Fungsional adalah Robert K. Merton. Menurut

Merton fungsional dibagi dua yaitu fungsi nyata (manifest function) dan

fungsi sembunyi (latent function). Fungsi disebut nyata apabila konsekuensi

tersebut disengaja, dimaksudkan atau setidaknya diketahui. Adapun fungsi

disebut sembunyi, apabila konsekuensi tersebut secara objektif ada tetapi

tidak (belum) diketahui.

6

Page 20: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

7

Adapun menurut Merton struktur fungsional mestinya lebih

dipusatkan pada fungsi sosial ketimbang pada motif individual. Bahwa

Merton menganggap fungsi didefenisikan sebagai “konsekuensi-konsekuensi

yang dapat diamati yang menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sistem

tertentu” tetapi, jelas ada bias ideologis bila orang hanya memusatkan

perhatian pada adaptasi atau penyesuaian diri, karena adaptasi dan

penyesuaian diri selalu mempunyai akibat positif. Perlu diperhatikan bahwa

satu faktor sosial dapat mempunyai akibat negatif terhadap fakta sosial lain

(Ritzer dan Goodman, 2010: 139-140).

Soekanto (1989: 38-39) mengatakan bahwa fungsi manifes merupakan

konsekuensi objektif yang berperan terhadap adaptasi atau penyesuaian

sistem, yang dikehendaki dan diakui oleh unsur-unsur sistem itu. Sedangkan

fungsi laten tidak dikehendaki dan tidak pula diakui. Hubungan antara

konsekuensi yang tidak diantisipasi dengan fungsi laten dapat ditentukan.

Konsekuensi yang tidak dikehendaki mencakup:

a. Konsekuensi yang fungsional bagi suatu sistem, yang menjadi bagian

fungsi laten.

b. Konsekuensi yang disfungsional bagi suatu sistem, yang menjadi

bagian fungsi laten.

c. Konsekuensi yang tidak relevan bagi suatu sistem, oleh karena tidak

berpengaruh secara fungsional maupun disfungsional.

Page 21: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

8

Alasan penulis menggunakan teori Struktural Fungsional adalah

menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari

bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu

dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi satu bagian akan membawa

perubahan pula terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa

setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lainnya.

Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan

hilang dengan sendirinya. Tingkat analisis Merton lebih kepada institusi,

kelompok, masyarakat dan kultur. Merton melihat suatu institusi atau pranata

tertentu dapat fungsional bagi unit sosial tertentu dan sebaliknya dis-fungsi

bagi unit sosial lainnya (Ritzer, 2011: 21-22).

2.2 Penjelasan Konseptual

2.2.1 Dampak

Secara etimologis Dampak berarti pelanggaran, tubrukan, atau

benturan. Oleh karena itu, dampak pada sistem sosial budaya dapat diartikan

sebagai pelanggaran terhadap system sosial budaya, tubrukan terhadapnya

ataupun benturan. Hal itu berarti bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu

terjadi masalah-masalah yang mengganggu berfungsinya sistem sosial

tersebut (Soekanto, 2012:380).

2.2.2 Ekonomi

Ekonomi merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris, yaitu economy.

Sementara kata economy itu sendiri berasal dari bahasa yunani, yaitu

oikonomike yang artinya pengelolaan rumah tangga yang dimaksud dengan

Page 22: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

9

ekonomi sebagai pengelola rumah tangga adalah suatu usaha dalam perbuatan

keputusan dan pelaksanaan yang berhubungan dengan pengalokasian sumber

daya rumah tangga yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan

mempertimbangkan kemampuan usaha dan keinginan masing-masing

(Damsar, 2009: 9-10).

2.2.3 Hubungan Sosial

Menurut Febrian hubungan sosial Adalah hubungan timbal balik

antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi

dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan sosial juga

disebut interaksi sosial. Menurut Soekanto (2012 : 55) Interaksi sosial

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut

hubungan antara orang perorangan, antara kelompok dengan kelompok

maupun antara perorangan dengan kelompok. Seseorang melakukan

hubungan sosial secara naluri dan didorong oleh beberapa faktor, baik Faktor

dari dalam maupun dari luar dirinya. Faktornya di bedakan menjadi dua yaitu

faktor internal dan eksternal. Kondisi sosial adalah keadaan atau situasi

individu dalam melakukan tindakan dan interaksi dengan lingkungan hidup.

2.2.4 Masyarakat

Sunarto (2011 : 24) mengatakan masyarakat adalah sekelompok atau

perkumpulan manusia dan komunitas yang menjadi wadah pengalaman

manusia, keluarga, desa, jemaah gereja, kota dan perkumpulan sukarela.

Mereka sering menunjukan perkumpulan-perkumpulan atas tujuan-tujuan

Page 23: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

10

baik (sebagaimana pada kelompok persahabatan, kemandirian dan

perserikatan-perserikatan dagang).

Ralph Linton mengatakan bahwa masyarakat merupakan setiap

kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama

sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka

sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan

jelas. Selo Soemardjan juga mengatakan bahwa masyarakat merupakan

orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan (Soekanto,

2012:22).

Menurut Maclver dan Page mengatakan bahwa masyarakat ialah suatu

sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antara

berbagi kelompok dan golongan, kebebasan tingkah laku dan kebiasaan-

kebiasaan manusia. Keseluruhan yang yang selalu berubah disebut

masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dab masyarakat

selalu berubah (Soekanto, 2012:22). Adapun ciri-ciri masyarakat itu sendiri

adalah :

a) Kesatuan antar individu (gabungan dari beberapa individu)

b) Menempati suatu wilayah tertentu

c) Terdapat sistem yang berlaku yang telah disepakati bersama

d) Terdapat interaksi antar sesamanya

Menurut Soekanto (2012:22) masyarakat masyarakat mencakup

unsur sebagai berikut :

Page 24: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

11

1. Masayarakat merupakan manusia yang hidup bersama, secara teoritus

angka minimnya adalah dua orang yang hidup bersama.

2. Berhubungan dalam waktu yang lama yang menghasilkan manusia baru

yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar

anggota masyarakat.

3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. System kehidupan

bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok

merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.

2.2.5 Perubahan Sosial

Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan.

Perubahan masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang

menelaahnya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam

arti kurang mencolok. Adapula yang perubahan-perubahannya yang

pengaruhnya terbatas maupun yang luas serta ada pula perubahan yang sangat

lambat dan ada pula yang cepat. Perubahan bisa berkaitan dengan nilai-nilai

sosial, pola prilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, kekuasaan, dan

wewenang. Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga

kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system

sosialnya termasuk nilai-nilai, sikap-sikap dan pola prilaku diantara

kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soekanto, 2012: 259).

Menurut Soemardjan perubahan sosial adalah segala perubahan pada

lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi

Page 25: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

12

system sosialnya termasuk sikap, prilaku diantara kelompok-kelompok dalam

masyarakat. William F. Ogburn mengemukakan ruang lingkup perubahan

sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang

immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur kebudayaan

material terhadap unsur-unsur immaterial. Kingsley Davis berpendapat bahwa

perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan mencakup

semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu penegtahuan, teknologi, filsafat dan

seterusnya, nahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisai-organisasi

sosial (Soekanto, 2012 :262-263).

Wilbert Moore mendefenisikan perubahan sosial sebagai perubahan

penting dari struktur sosial, struktur sosial adalah pola-pola prilaku dan

interaksi sosial. Moore memasukkan ke dalam defenisi perubahan sosial

berbagai ekspresi mengenai struktur seperti norma, nilai, dan fenomena

kultural (Robert, 1989:4).

Dalam kajian ini yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah

terjadinya perubahan dalam suatu kondisi ke kondisi yang lain dengan

melihatnya sebagai gejala yang disebabkan oleh berbagi faktor hal ini terjadi

lebih sebagai dinamika bolak-balik antara hakikat dan kemampuan sebagai

mahkluk yang hidup dan memiliki kemampuan tertentu (faktor internal) dalam

berdialetika dengan lingkungan (fisik) sosial dan budayanya (faktor eksternal).

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial adalah :

1. Faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri yaitu : a. berkurang

atau bertambahnya penduduk, b. penemuan baru dan pertentangan dalam

Page 26: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

13

masyarakat, c. terjadinya pemberontakan atau revolusi didalam tubuh

masyarakat itu sendiri (Soekanto, 2012 : 275-283).

2. Faktor yang berasal dari luar masyarakat yaitu : a. sebab-sebab yang ada di

lingkungan fisik yang ada disekitar manusia, b. peperangan dengan Negara

lain, c. pengaruh kebudayaan masyarakat lain (Soekanto, 2012 : 275-283).

3. Adapun faktor pendorong terjadinya perubahan yaitu : a). Kontak dengan

kebudayaan lain, b). Sistem pendidikan yang maju, c). Sikap menghargai

hasil karya seseorang dan keingina untu maju, d). Toleransi terhadap

perbuatan menyimpang, e). Sistem masyarakat yang terbuka, f). Penduduk

yang heterogen, g). Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang

tertentu, h). Orientasi kedepan, i). Nilai meningkatnya taraf hidup

(Soekanto, 2012 : 283-286).

Faktor penghambat terjadinya perubahan :

1. Kurangnya hubungan masyarakat dengan masyarakat yang lain

2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

3. Sikap masyarakat yang tradisionalistis

4. Adanya kepentingan yang tertanan dengan kuat

5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan

6. Prasangka terhadap hal yang baru atau asing

7. Hambatan ideologis

8. Kebiasaan

9. Nilai pasrah (Soekanto, 2012 : 287).

Page 27: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

14

2.2.6 Hubungan Sosial dan Sosial Ekonomi

Menurut Febrian hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara

individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan

didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan sosial juga

disebut interaksi sosial. Menurut Soekanto (2012 : 55) Interaksi sosial adalah

hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara

oran-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang

perorangan dengan kelompok manusia. Seseorang melakukan hubungan

sosial secara naluri dan didorong oleh beberapa faktor, baik Faktor dari dalam

maupun dari luar dirinya. Faktornya di bedakan menjadi dua yaitu faktor

internal dan eksternal. Kondisi sosial ekonomi adalah keadaan atau situasi

individu dalam melakukan tindakan dan interaksi dengan lingkungan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan hidup.

Selain itu menurut Soekanto (2012) sosial ekonomi adalah posisi

seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti

lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam

hubungannya dengan sumber daya. Berdasarkan pengertian diatas keadaan

sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi seseorang

dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan

pemilikan kekayaan atau fasilitas jenis tempat tinggal.

Page 28: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

15

2.2.7 Indikator Sosial Ekonomi

Masyarakat senantiasa berubah di semua tingkat kompleksitas

internalnya. Ditingkat makro terjadi perubahan ekonomi, politik, komunitas

dan kultur. Ditingkat mezo terjadi perubahan kelompok, komunitas dan

organisasi. Ditingkat mikro terjadi perubahan interaksi dan prilaku individual.

Masyarakat bukan sebuah kesatuan fisik (entity), tetapi seperangkat proses

yang saling terkait terkait bertingkat ganda (Sztompka, 2010 : 65).

Kecepatan perubahan sosial dalam berbagai masyarakat berbeda-beda.

Usaha untuk mencegah perubahan itu tidak selalu mudah karena sering ada

hubungan antara perubahan materil dan kultural. Pola hubungan antara

manusia seperti pergaulan antara anak dan orang tua dan sebagainya, sering

mengalami perubahan yang sukar dielakkan. Demikian pula pendidikan yang

tak luput dari perubahan, karena pendidikan senantiasa berfungsi di dalam

dan terhadap sistem sosial tempat sekolah itu berada (Nasution, 1999 : 21).

Indikator Sosial Ekonomi adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan upaya untuk mempengaruhi manusia dalam

usaha membimbingnya menjadi dewasa. Usaha membimbing yang dimaksud

disini adalah usaha yang didasari dan dilaksanakan dengan sengaja

(Mangunwijaya, 2008 : 11).

Menurut (Prayitno, 2008 : 58) mengatakan bahwa Pendidikan akan

membentuk pola pikir dan meningkatkan sumber daya manusia. Pada

umumnya pendidikan masyarakat Sungai Kambut hanya rata-rata tamatan SD

Page 29: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

16

atau yang paling tinggi tamatan SMP. Tetapi setelah dibangunnya bendungan

ini pendidikan masyarakat menjadi tamatan SMA atau pun tamatan

Perguruan Tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan tingkat

pendidikan makin meningkat setelah adanya pembangunan Bendungan

Batang Hari.

b. Pendapatan

Menurut (Sheraden, 2006 : 23) mengatakan bahwa Pendapatan

merupakan gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang

merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga. Dimana

pendapatan seseorang diartikan sebagai jumlah uang atau barang yang

diterima sebagai kerja yang dilakukan. Selain itu (Jhingan, 2001 : 15) juga

berpendapat bahwa pendapatan adalah hasil pencaharian usaha berupa uang

atau materi lainnya yang dapat dicapai pada penggunaan faktor-faktor

produksi.

Dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan gambaran yang

lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah

keseluruhan pendapatan atau kekayaan. Dimana hasil yang diperoleh dari

berbagai jenis usaha kegiatan ekonomi dan pendapatan merupakan faktor

penting untuk mempertahankan kehidupan yang lebih layak dan tidak layak,

karena dengan tingkat penghasilan yang tinggi maka akan meningkatkan

kesejahteraan keluarga. Dengan adanya pekerjaan sampingan berdagang

disekitar bendungan tersebut, tentu bisa meningkatkan pendapatan atau

penghasilan masyarakat. Meningkatnya penghasilan tersebut masyarakat bisa

Page 30: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

17

mencukupi atau memfasilitasi segala sesuatu yang menurutnya penting untuk

kelangsungan hidupnya, contohnya yaitu memiliki sepeda motor, Televisi dan

lain-lain.

c. Mata Pencaharian

Menurut Soekanto (2012) mengatakan bahwa mata pencaharian

merupakan pekerjaan dan usaha yang dilakukan dalam mendapatkan hasil

untuk kehidupan. Pekerjaan itu ada yang berupa pekerjaan pokok dan ada

pula yang merupakan pekerjaan sampingan. Adapun pekerjaan pokok

masyarakat Sungai Kambut berupa bertani dan pemotong karet, dan

pekerjaan sampingan seperti berdagang. Dengan dibangunnya bendungan ini

masyarakat mempunyai pekerjaan sampingan disamping pekerjaan pokoknya.

Hal ini tentu dapat menambah mata pencaharian penduduk Sungai Kambut.

2.3 Penelitian Relevan

Irfantony (2009) yang berjudul “Dampak Ekonomi Penambang Pasir

Di Kampung Kepala Bandar Nagari Kudo-Kudo Inderapura Kabupaten

Pesisir Selatan”. Dimana hasil penelitiannya melihat bahwa Dampak

Ekonomi Di Kampung Kepala Bandar Nagari Kudo-Kudo Inderapura adalah

Dampak positifnya membuka lapangan pekerjaan baru, mengiat industri

kecil, perubahan pola mata pencarian. Dampak negatif konfliknya antara

penambang dengan masyarakat sekitar tambang, rusaknya prasarana sosial

(jalan).

Alasca (2012) yang berjudul “ pengaruh objek wisata jembatan akar

terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat puluik-puluik kecamatan

Page 31: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

18

baying utara kabupaten pesisir selatan “ dimana hasil penelitaiannya melihat

bagaimana pengembangan jembatan akar sebagai objek wisata andalan pesisir

selatan. Bagaimana pengaruh objek wisata jembatan akar terhadap perubahan

soial, ekonomi dan budaya.

Destaria (2013) yang berjudul “Dampak Sosial dan Ekonomi

Keberadaan Objek Wisata (Studi Khasus The Unique Part Waterboom) Di

Kenagarian Muaro Kalaban Kota Sawahlunto“. Dimana hasil penelitiannya

menunjukkan adanya kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi

masyarakat penelitiannya menyatakan tempat wisata lebih banyak

memberikan Dampak terhadap Sosial dan Ekonomi di Kenagarian Muaro

Kalaban Kota Sawahlunto.

Penelitian dahulu dengan penelitian yaitu membahas Dampak Sosial

Ekonomi Terhadap Masyarakat, pada fokus Penelitian terdahulu lebih kepada

Dampak Pembangun Pariwisata dan Dampak Tambang Terhadap

Masyarakat. Sedangkan fokus Penelitian sekarang lebih kepada Dampak

Pembangunan Bendungan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat.

Page 32: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

19

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif karena metode kualitatif mempelajari data di lapangan secara

alamiah dan mengutamakan metode observasi dan wawancara serta dokumen.

Menurut Moleong (2012: 6) penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya alamiah

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. dengan tipe penelitian

deskriptif kualitatif.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe

deskriptif adalah mendeskripsikan Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat

Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Kenagarian Sungai Kambut

Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

3.2 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik

tentang dirinya atau orang lain atau suatu kejadian kepada peneliti mereka

tidak dipahami sebagai objek, sebagai seorang yang memberikan respon

terhadap (hal-hal yang diluar diri mereka) melainkan sebagai subjek

penelitian.

19

Page 33: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

20

Informan penelitian ini diambil secara purposive sampling yaitu

berdasarkan tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu terlebih dahulu

dengan demikian pengambilan sampel didasarkan pada maksud, tujuan atau

kegunaan (Yusuf, 2005: 205).

Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah:

1. Masyarakat sebagai pelaku ekonomi yang berada di Kenagarian Sungai

Kambut.

2. Pengguna jasa transportasi di Kenagarian Sungai kambut.

3. Tokoh masyarakat di Nagari Sungai kambut.

4. Kelompok masyarakat yang terkena dampak dari pembangunan

Bendungan Batang hari.

5. Masyarakat petani yang ada di Kenagarian Sungai Kambut.

Berdasarkan kriteria informan di atas, maka pada penelitian ini

terdapat 26 orang informan, untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 34: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

21

Tabel 3.1Informan Penelitian

No Nama JenisKelamin

Pekerjaan Umur

1 Anthoni L Operator pintuBendungan/Pedagang

33 Tahun

2 Aristo Munandar L Operator pintuBendungan

31 Tahun

3 Kamin L Pedagang/pemotong karet

58 Tahun

4 Faisal L Supir 51 Tahun5 Ahmad Nasid L Petani/Pedagang 60 Tahun6 Asnidar P Petani/Pedagang 50 Tahun7 Adityawarman L Supir 53 Tahun8 Ardison L Wiraswasta

Bengkel50 Tahun

9 Rustam L Karyawan Bengkel 50 Tahun10 Riningsih P Pedagang 29 Tahun11 Saldi L Petani/pedagang 33 Tahun12 Wendra L Petani 31 Tahun13 Nofrida Yanti P Pedagang 34 Tahun14 Abdul Aziz L Petani/Pedagang 43 Tahun15 Efni P Pedagang 35 Tahun16 Yunis L Petani/pedagang 38 tahun17 Jamal L Petani 46 Tahun18 Ros P Pedagang 55 Tahun19 Musrizal L Memuat Batu 40 tahun20 Simi P Pedagang/

pemotong karet37 Tahun

21 Roni L Supir 39 Tahun22 Rahmat L Supir 42 Tahun23 Hadi L Supir 54 Tahun24 Andi L Supir/Pedagang 35 Tahun25 Akbar L Supir/Pedagang/

pemotong karet35 Tahun

26 Lita P Pedagang/pemotongkaret

34 Tahun

Sumber : Data Primer Tahun 2015

Informan-informan di atas dipilih berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan. Jadi berdasarkan tabel informan penelitian terlihat informan

yang berprofesi sebagai operator pintu bendungan berjumlah 2 orang,

Page 35: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

22

profesi pemotong karet sekaligus pedagang berjumlah 4 orang, profesi

petani sekaligus pedagang berjumlah 5 orang, profesi petani saja

berjumlah 2 orang, profesi supir sekaligus pedagang berjumlah 2 orang,

profesi supir 5 orang, serta 1 orang wiraswata bengkel dan 1 orang

karyawan bengkel yang ikut merasakan dampak dari bendungan Batang

Hari.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:

3.3.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini didapat melalui observasi dan

wawancara mendalam dengan masyarakat di kenagarian Sungai Kambut Data

primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan

dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian (Mahmud, 2011:146).

Data primer pada penelitian ini adalah hasil observasi dan wawancara

kepada informan-informan di lapangan dengan kriteria yang telah

dicantumkan yaitu : Masyarakat pedagang sebagai pelaku ekonomi yang

berada di Kenagarian Sungai kambut, Masyarakat pengguna jasa transportasi

di Kenagarian Sungai kambut, Tokoh masyarakat di Kenagarian Sungai

kambut, Kelompok masyarakat yang terkena Dampak dari Pembangunan

Bendungan Batang hari, Masyarakat yang berkepentingan yang merasakan

dampak pembangunan Bendungan Batang Hari, dan Masyarakat yang

menggunakan transportasi sebagai mata pencahariannya.

Page 36: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

23

3.3.2 Data Sekunder

Menurut (Lufri, 2007:98) data sekunder adalah data yang didapat dari

sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat

pribadi, buku harian dan dokumen-dokumen. Data sekunder dalam penelitian

ini adalah data yang diperoleh dari referensi atau sumber lain yang relevan

dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari

kantor Wali Nagari Sungai Kambut yaitu tentang gambaran umum Nagari

Sungai Kambut, struktur Pemerintahan Nagari sungai Kambut,

Demografi/Penduduk, Sarana dan Prasarana, dan Mata Pencaharian.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Observasi Non Partisipan

Metode observasi non partisipan adalah metode pengumpulan data

yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan manusia yang

menggunakan dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu

utamanya. Oleh karena itu observasi merupakan kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta

dibantu dengan panca indera lainnya (Bungin 2007: 115)

Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung

keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas

tentang permasalahan yang diteliti, peneliti mengamati secara langsung

dengan mengumpulkan data-data yang terkait Dampak Sosial Ekonomi

Page 37: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

24

Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Di Kenagarian

Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Pada metode ini, penulis menghimpun data melalui penginderaan

yang dimiiki penulis yaitu dengan memperhatikan langsung ke lapangan

bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat setelah adanya pembangunan

Bendungan Batang hari.

Metode ini dilakukan pada saat terjun ke lapangan dalam rangka

melakukan penelitian terhadap masyarakat yang berdagang di sekitar lokasi

Bendungan Batang Hari. Adapun yang diamati peneliti yaitu bagaimana

keadaan masyarakat setelah Bendungan ini ada dan mengamati bagaimana

kehidupan sosial ekonomi masyarakat setelah adanya pembangunan ini.

Pada tanggal 01-22 Mei 2015, peneliti kelapangan dan mengamati

dimana setelah adanya bendungan ini terlihat adanya mata pencaharian baru

bagi masyarakat setempat dengan memanfaatkan lokasi sekitar Bendungan

sebagai tempat berdagang guna untuk menambah penghasilan keluarga.

Daerah ini dulunya sepi dan tidak pernah dikunjungi oleh orang banyak,

adapun orang yang berkunjung kesana hanya sekedar lewat saja karena

daerah tempat dibangunnya bendungan merupakan daerah perbatasan

Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan. Dengan berdirinya

Bendungan ini daerah ini ramai dikunjungi orang banyak dan hal tersebut

banyak membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat apakah itu

dampak positif maupun dampak negatifnya.

Page 38: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

25

3.4.2 Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Wawancara ini dilakukan ketika peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam

(Sugiyono, 2012: 72). Dan wawancara bersifat terbuka, mewawancarai secara

langsung dan berulang-ulang kepada masyarakat Kenagarian sungai kambut

agar mendapatkan data dan pengamatan nyata dari lokasi masyarakat. Namun

sebelum melakukan wawancara, peneliti membuat pedoman dan draft agar

dalam mewawancarai narasumber wacananya tidak mengambang. Alat

pengumpulan data berupa tape recorder dan catatan-catatan kecil dari hasil

wawancara yang di lakukan peneliti terhadap para informan.

Metode wawancara pada penelitian ini dilakukan peneliti pada saat

terjun ke lapangan yaitu dengan mewawancarai baik itu pedagang, petani

yang berada disana maupun pengunjung yang datang dan menanyakan

bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah

berdirinya Bendungan Batang hari yang ditujukan pada aspek pendidikan,

mata pencaharian, dan penghasilan/pendapatan.

Wawancara dilakukan peneliti pada tanggal 01-22 Mei 2015 ke

warung tempat berdagang yang dimiliki oleh masyarakat. Wawancara yang

dilakukan peneliti di lapangan disambut baik oleh masyarakat pedagang

maupun pengunjung yang sesuai dengan kriteria informan yang telah

Page 39: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

26

ditetapkan. Peneliti memulai wawancara diawali dengan menanyakan kabar

informan, meminta izin untuk mengetahui bagaimana yang dirasakan oleh

masyarakat sebelum dan sesudah adanya bendungan ini. Dilanjutkan dengan

pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah

disiapkan, lalu menulis hal-hal yang dirasa penting dari apa yang disampaikan

informan. Masing-masing informan diwawancarai antara satu sampai tiga kali

per maing-masing informan.

3.4.3 Studi Dokumen

Dalam penelitian ini diperlukan adanya dokumen sebagai bukti dari

adanya suatu penelitian di daerah yang diteliti (Sugiyono, 2012: 82-83).

Dokumen-Dokumen tersebut adalah arsip-arsip mengenai letak geografis,

peta wilayah, jumlah penduduk kenagarian sungai kambut. Data ini

didapatkan dari Kantor Wali Nagari sungai Kambut.

3.5 Unit Analisis

Unit atau elemen observasi adalah rumah tangga atau kelompok yang

dapat memberikan keterangan tentang apa yang ingin diamati atau dipelajari

oleh seseorang peneliti. Unit analisis berupa individu, kelompok sosial atau

organisasi dalam suatu penelitian atau studi (Ngurah, 1992: 12).

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran

yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti objek

penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu

masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung

Kabupaten Dharmasraya.

Page 40: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

27

3.6 Analisis Data

Menurut (Bogdan dan Biklen, 1982) analisis data kualitatif adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya, menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain (Moleong, 2012: 248).

Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah :

3.6.1 Reduksi data

Selama pengumpulan data dengan menggunakan reduksi data, dapat

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang data yang

tidak dipergunakan dalam hasil penelitian. Sehingga dengan reduksi data

yang didapat benar-benar terkelompok ke dalam bagian-bagian yang valid

dan data yang tidak penting bisa dibuang dalam penelitian. Jika peneliti masih

ragu dalam data yang diperoleh maka akan dicek ulang dengan informan lain

yang dirasa peneliti lebih mengetahuinya.

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian,

pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini

berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian.

Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar

valid. Ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan

dicek ulang dengan informasi lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui

(Basrowi dan Suwandi, 2008: 209).

Page 41: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

28

Pada penelitian ini peneliti mereduksi data serta mengarahkan dan

menggolongkan mana kemajuan tingkat pendidikan masyarakat, mata

pencaharian dan penghasilan masyarakat sebelum dan sesudah adanya

Bendugan Batang hari. Data yang diambil peneliti adalah data yang bisa

dipercaya, serta bisa dipergunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Sedangkan data yang dirasa tidak penting dipilih dan dibuang.

3.6.2 Penyajian data

Penyajian data Bertujuan untuk memudahkan membaca dan menarik

kesimpulan. Dalam proses ini peneliti mengelompokan hal-hal yang serupa

menjadi kategori atau kelompok satu, kelompok dua dan seterusnya. Peneliti

juga melakukan display data secara sistematik, agar lebih mudah untuk

dipahami data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti sehingga mudah

dalam penyajiannya.

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk

penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan

bagan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209). Oleh karena itu sajiannya harus

tertata secara baik.

Penyajian data pada penelitian ini diawali dengan kesimpulan awal

yang diambil peneliti yaitu Bendungan Batang hari membawa perubahan

terhadap kehidupan masyarakat setempat terutama pada aspek sosial dan

ekonomi.

Page 42: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

29

3.6.3 Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dan

konfigurasi yang utuh. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu di

uji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin (Basrowi dan

Suwandi, 2008:210).

Menarik kesimpulan digunakan apabila data yang ada telah sesuai

dengan apa yang dibutuhkan sehingga memudahkan penulis dalam menarik

kesimpulan karena sebelumnya telah dikelompokan menurut tema-tema

sehingga data yang telah di klasifikasikan lebih mudah dalam menarik

kesimpulannya.

Setelah dilakukan penelitian dengan mewawancarai pihak-pihak yang

terkait, serta berdasarkan observasi dan studi dokumen penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa Bendungan Batang Hari telah membawa perubahan pada

kehidupan masyarakat, terutama pada aspek sosial dan ekonomi.

Page 43: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

30

Untuk lebih jelasnya metode ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

Gambar 1. Skema Model Analisis Data Interaktif( Model Milles Huberman 1996)

3.7 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan Di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan

Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat. Lokasi ini

dipilih karena setelah dibangun Bendungan Batang Hari, berkembang jenis

usaha baru di masyarakat sebagai tempat berdagang yang banyak

membawa perubahan pada masyarakat sekitar bendungan Batang Hari, teruta-

ma dalam aspek sosial dan_ekonomi.

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan Di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau

Punjung Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat. Waktu Penelitian

akan dilaksanakan secara bertahap, yaitu mulai dari pengajuan judul dan

Pengumpulan DataDisplay

ReduksiKesimpulan

Page 44: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

31

pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan penelitian dan pencarian data dan

tahap terakhir adalah menganalisis data hasil penelitian, penyusunan laporan

dan terakhir ujian skripsi. Semua tahapan tersebut dilaksanakan peneliti

dalam waktu enam bulan, yaitu Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni

2015.

Tabel 3.2

Perencanaan Jadwal Penelitian :

Kegiatan 2014 2015

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

Pembuatan Proposal

Bimbingan Proposal

Ujian Proposal

Penelitian

Bimbingan Skripsi

Ujian Skripsi

Page 45: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

32

BAB IVDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Nagari Sungai Kambut

Nagari Sungai Kambut merupakan Nagari pemekaran dari nagari IV

Koto Pulau Punjung pada bulan Desember 2009. Nagari Sungai Kambut

terdiri dari 6 jorong dengan luas 12 KM. Secara geografis Nagari Sungai

Kambut berada pada posisi 00◦ 47’ 7” Lintang Selatan (LS) dan 101◦ 9’ 21”

BT - 101◦ 54’ 27” Bujur Timur (BT) (Profil Nagari Sungai Kambut Tahun

2011).

Suhu di Kenagarian Sungai Kambut berkisar antara 21◦C - 33◦C

dengan rata-rata hari hujan 14,35 hari perbulan dan rata-rata curah hujan

265,36 mm per bulan. Kondisi topografi Nagari Sungai Kambut bervariasi

antara berbukit, bergelombang dan datar dengan variasi ketinggian dari 98,3 –

1.525 M dari permukaan laut. Sebagian besar tanah di Nagari Sungai Kambut

berjenis Podzolik Merah Kuning (PMK) yang didominasi oleh perkebunan,

perkebunan seluas 5 KM (40,50 %) (Profil Nagari Sungai Kambut Tahun

2011).

Bendungan Batang Hari terletak di perbatasan Solok Selatan dan

Dharmasraya tepatnya di Batu Bakawuik Kenagarian Sungai Kambut yang

berada di Kabupaten Dharmasraya. Batu Bakawuik merupakan perbatasan

antara dua Kabupaten yaitu Solok Selatan dan Dharmasraya. Daerah ini tidak

ada lautan, yang ada hanya Sungai-sungai (Profil Nagari Sungai Kambut

Tahun 2011).

32

Page 46: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

33

Berdasarkan data di kantor Wali Nagari pada tahun 2011 lalu

Kenagarian Sungai Kambut terdiri atas 6 kejorongan yaitu : Jorong Koto

Lamo, Jorong Lambau, Jorong Sungai Nili, Jorong Muaro Mau, Muaro

Momong, Jorong Sungai Kambut II. Batas-batas wilayah Kenagarian Sungai

Kambut sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kenagarian Gunung Selasih

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kenagarian IV Koto Pulau Punjung

dan Kenagarian Sungai Dareh.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung dan Kenagarian

koto Nan IV Dibawuah Kecamatan IX Koto (Profil Nagari Sungai

Kambut Tahun 2011).

Kenagarian Sungai Kambut struktur organisasinya adalah Wali

Nagari, Sekretaris Nagari, Bendahara Nagari, Badan Musyawarah Nagari

Sungai Kambut. Dan ada juga terdapat 5 Kepala urusan yang pertama Kepala

urusan Pemerintahan, kedua Kepala urusan Ekonomi dan Pembangunan,

ketiga Kepala urusan Kesejahteraan rakyat dan Sosial Budaya, yang ke

empat Kepala urusan Umum dan Keuangan,dan yang kelima yaitu Kepala

urusan Pemuda dan Olah Raga sampai nanti Kepala Jorong di tiap-tiap daerah

Seperti tergambar di bawah ini:

Page 47: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

34

Struktur Pemerintahan Nagari Sungai KambutKecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya

Gambar 4.1. Struktur Pegawai Kenagarian tahun 2011-2015

Wali NagariRusdi, S.Sos

SekretarisAbdul Chalik

BendaharaSalmi Herliyeni

Kepala urusanKesejahteraan

rakyat dan SosialBudaya

Lian Safitri, SE

Kepala urusanUmum danKeuangan

Virga Yulanda,SE

Kepala urusanPemuda dan Olah

RagaHarun Al Rasyid

Kepala urusanEkonomi danPembangunanAsrial Amri

Kepala urusanPemerintahanTomi Andesra

Sekretaris BamusNagari Sungai

Kambut

Bamus NagariSungai Kambut

Kepala JorongKoto Lamo

Hamidi ML.Ameh

Kepala lambauSensus Warman

Kepala jorongSungai NiliSyafruddin

Kepala JorongMuaro MauJabaruddin

Kepala jorongMuaro Momong

Hendri

Kepala JorongSungai Kambut II

Syamsaini

Tata UsahaKoto Lamo

Asril

Tata UsahaLambau

Masfendri

Tata UsahaSungai Nili

Abdul Hakim

Tata UsahaMuaro Mau

DedetGusmanto

Tata UsahaMuaro Momong

Ismail

Tata UsahaSungai Kambut

IIEko

Page 48: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

35

4.2 Demografi/Penduduk

4.2.1 Jumlah Penduduk

Kenagarian Sungai Kambut pada tahun 2011 berdasarkan Data Sensus

Penduduk berjumlah 10.018 orang yang terbagi dalam 6 Kejorongan seperti

Tabel berikut ini:

Tabel 4.2.1Jumlah Penduduk Kenagarian Sungai Kambut pada tahun 2011

berdasarkan Data Sensus Penduduk

No Nama JorongPenduduk Jumlah satuan

LK PR1 Koto lamo 1.304 1.265 2.569 jiwa2 Lambau 2.678 2.137 4.815 Jiwa3 Sungai Nili 560 440 1.000 Jiwa4 Muaro Mau 245 189 534 Jiwa5 Muaro Momong 403 572 975 Jiwa6 Sungai Kambut II 107 104 211 Jiwa

Jumlah 5.309 4.709 10.018 jiwaSumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.

Berdasarkan Tabel 4.2.1 jumlah penduduk Kenagarian Sungai Kambut

pada tahun 2011 adalah 10.018 jiwa. dengan jumlah kepala keluarga (KK)

yang ada di Kenagarian Sungai Kambut sebanyak 3491 KK. Dengan jumlah

penduduk yang tertara pada tabel di atas tersebut, Jumlah penduduk yang

paling sedikit adalah tepatnya pada Jorong sungai Kambut II 211 jiwa,

sedangkan yang paling banyak pada Jorong Lambau 4.815 jiwa.

4.2.2 Penduduk Menurut Agama

Agama yang dianut oleh penduduk di Kenagarian Sungai Kambut

hanya satu macam saja yaitu agama Islam. Dapat disimpulkan bahwa pada

seluruh masyarakat di Kenagarian Sungai Kambut menganut agama Islam

yaitu 10.018 jiwa dari jumlah penduduk. Untuk menjamin kelancaran

Page 49: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

36

pemeluk agama menjalankan ibadah, di Kenagarian Sungai Kambut terdapat

5 buah Mesjid dan 28 buah Mushalla. Seperti terlihat ada tabel berikut :

Tabel 4.2.2Rumah Ibadah Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011

No Nama Jorong Mesjid Musholla1 Koto lamo 1 92 Lambau 1 53 Sungai Nili 1 44 Muaro Mau - 15 Muaro Momong 1 86 Sungai Kambut II 1 1

Jumlah 5 28Sumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.

Dari Tabel 4.2.2 di atas dapat disimpulkan bahwa prasarana

keagamaan di Kenagarian Sungai Kambut sudah mencukupi untuk tempat

beribadah walaupun ada satu jorong yaitu jorong Muaro Mau tidak memiliki

mesjid yang ada hanya musholla. Hal ini memudahkan masyarakat untuk

melakukan aktivitas keagamaan dan melakukan berbagai aktivitas keagamaan

yang diharapkan dapat memperkuat hubungan sesama pemeluk agama Islam.

4.2.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk di Kenagarian Sungai Kambut menurut tingkat pendidikan

terendah tamat TK/SD sampai tertinggi tamat Pasca Sarjana, seperti Tabel

berikut ini:

Page 50: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

37

Tabel 4.2.3Jumlah Penduduk Kenagarian Sungai Kambut Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2011NO PENDIDIKAN TAHUN 20111 TK 231 Orang2 SD 1530 Orang3 SLTP 1487 Orang4 SLTA 1535 Orang5 DIPLOMA 627 Orang6 S1-S2 572 Orang

Jumlah 5.982 OrangSumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.

Berdasarkan Tabel 4.2.3 di atas dapat terlihat bahwa secara

keseluruhan tingkat pendidikan masyarakat Kenagarian Sungai Kambut

masih tergolong rendah, karena memang Kenagarian Sungai Kambut ini

secara letaknya cukup jauh dengan Pusat Kota dan Pusat Pendidikan yang

seharusnya hal itu mendukung keberlangsungan Pendidikan mayarakat

Kenagarian Sungai Kambut namun pada kenyataannya tingkat Pendidikan

yang paling mendominasi adalah, tamatan SLTA sebesar 1535 orang dan

yang paling kecil TK 231 orang, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat

pendidikan masyarakat Kenagarian Sungai Kambut belum cukup baik.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa, masyarakat

Kenagarian Sungai Kambut banyak yang tidak melanjutkan Sekolah, hal itu

dikarenakan dengan keadaan masyarakat di Kenagarian Sungai Kambut

kebanyakan sudah terbiasa bekerja sejak mereka belum berusia remaja, jadi

hal itu mempengaruhi keinginannya untuk Sekolah. Dengan begitu Angka

Anak putus Sekolah menjadi tinggi di Kenagarian Sungai Kambut, hal ini

bisa dihindari walaupun daerah ini lumayan jauh dengan Pusat Kota dan juga

Pusat Pendidikan, akses mencapainya pun tidak begitu susah dengan keadaan

Page 51: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

38

jalan yang cukup baik. Namun pada dasarnya keadaan individu tersebut yang

memang sudah terbiasa bekerja dan ditambah dengan keadaan keluarga yang

kurang begitu mendukung anaknya untuk mendapatkan Pendidikan, sehingga

menyebabkan anak-anak di Kenagarian Sungai Kambut ini lebih banyak yang

bekerja dari pada melanjutkan sekolah.

4.3 Sarana dan Prasarana

4.3.1 Sarana Ekonomi

Sarana ekonomi adalah sarana yang bertujuan untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat. Sarana perekonomian yang terdapat di Kenagarian

Sungai Kambut terdiri dari Lembaga Koperasi, BUMdes, Toko/Kios, Warung

Makan, Angkutan, Pangkalan Ojek, Becak dan Sejenisnya, seperti Tabel

berikut ini:

Tabel 4.3.1.aJenis Lembaga Ekonomi di Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011

NO SUB INDIKATORJumlah(2011)

1 Lembaga Koperasi dan Sejenisnya 12 Toko/Kios 2873 Warung Makan 534 Angkutan 475 Pangkalan Ojek, Becak dan

Sejenisnya6

Sumber: Data Primer Tahun 2015

Di lihat dari tabel 4.3.1.a di atas, prasarana perekonomian yang ada di

Kenagarian Sungai Kambut cukup memadai, hal ini disebabkan pemerintah

Kenagarian Sungai Kambut sangat memperhatikan kemajuan masyarakatnya

serta kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah Kenagarian Sungai

Kambut berjalan begitu baik. Dengan ketersediaan prasarana ekonomi

Page 52: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

39

tersebut dapat mendukung aktivitas pemenuhan kebutuhan perekonomian

penduduk.

Selain itu, ada juga prasarana lainnya seperti tempat partisipasi

masyarakat dalam keamanan swakarsa, namun tiga tahun belakangan ini

partisipasi masyarakat dalam keamanan swakarasa mulai berkurang, bahkan

ada yang sudah tidak aktif.

Tabel 4.3.1.bData Alamat Poskambling Kenagarian Sungai Kambut

No Nama Jorong Jumlah poskamling1 Koto lamo 32 Lambau 33 Sungai Nili 14 Muaro Mau 15 Muaro Momong 16 Sungai Kambut II 1

Jumlah 10Sumber: Data Primer Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.3.1.b di atas, dapat dilihat bahwa prasarana

keamanan di Kenagarian Sungai Kambut tidak begitu baik, hal ini disebabkan

karena masyarakat malas untuk piket ronda pada malam harinya seiring

dengan banyaknya pekerjaan yang dilakukan. Hal yang seperti ini bisa

dikatakan rasa solidaritasnya kurang dan mementingkan kenyamanan serta

ketentraman pribadi.

4.3.2 Prasarana Kesehatan

prasarana kesehatan merupakan wujud perhatian pemerintah terhadap

masyarakat. Begitu juga dengan prasarana kesehatan yang terdapat di

Kenagarian Sungai Kambut terdiri dari puskesmas dan posyandu seperti tabel

berikut ini:

Page 53: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

40

Tabel 4.3.2Jenis Prasarana Kesehatan di Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011NO Sarana Jumlah1 Puskesmas 12 Posyandu 7

Jumlah 8Sumber: Data Primer Tahun 2015

Dari Tabel 4.3.2 di atas, terlihat prasarana kesehatan pada tahun 2011 di

Kenagarian Sungai Kambut belum memadai, karena hanya ada 1 Puskesmas

dan 7 Posyandu, maka jumlah ini belum memadai dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang ada di Kenagarian Sungai Kambut sebanyak 10.018. Kesehatan

ini adalah merupakan hal yang utama dibutuhkan pada diri manusia dalam

kehidupan sehari-harinya, untuk itu, pemerintah lebih memperhatikan

prasarana kesehatan yang ada di Kenagarian Sungai Kambut ini. Mengingat

jumlah penduduknya yang begitu banyak.

Dapat disimpulkan bahwa prasarana kesehatan yang ada di Kenagarian

Sungai Kambut belum bisa dikatakan sudah memadai mengingat jumlah

penduduk yang begitu banyak dibandingkan dengan jumlah prasarana yang ada

di Kenagarian Sungai Kambut.

4.3.3 Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan merupakan tempat bagi masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan pendidikan. Pendidikan merupakan tolak ukur tingkat

pembangunan, terutama dalam sumber daya manusia. Sukses pembangunan di

berbagai sektor banyak ditentukan dari tingkat dan kualitas pendidikan dari

masyarakat sendiri. Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut tingkat kesadaran

terhadap pembelajaran sangat baik. Hal ini terlihat dari berbagai tingkatan

Page 54: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

41

telah terbangun fasilitas dan prasarana pendidikan. Hampir semua prasarana

pendidikan, pada umumnya atas dukungan masyarakat terutama dalam hal

kesediaan masyarakat menyediakan dan membebaskan lahannya untuk

pembangunan tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prasarana

pendidikan yang ada di Kenagarian Sungai Kambut seperti prasarana

pendidikan dari PAUD/TK hingga SMA/MA untuk lebih jelasnya dapat kita

lihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4.3.3Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah di Kenagarian Sungai

Kambut Tahun 2011No Nama Jorong Paud/

TKSD SMP SMK

1 Koto lamo 2 2 1 -2 Lambau 3 1 - -3 Sungai Nili 2 1 - 14 Muaro Mau 1 - - -5 Muaro Momong 1 1 1 -6 Sungai Kambut

II1 1

Jumlah 10 6 2 1Sumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.

Dari Tabel 4.3.3 di atas dapat kita lihat prasarana pendidikan di

Kenagarian Sungai Kambut hanya terdiri dari prasarana pendidikan jenjang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), SMP dan SMK.

Prasarana pendidikan tingkat lanjut memang tidak terdapat di Kenagarian

Sungai Kambut, tetapi hal ini bukan hambatan bagi masayarakat Sungai

Kambut untuk melanjutkan anak-anaknya pada jenjang yang lebih tinggi,

karena jenjang pendidikan tingkat atas Seperti STKIP PGRI SUMBAR

Page 55: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

42

maupun Sekolah Tinggi Kesehatan lainnya yang berada di Provinsi Sumatera

Barat.

4.3.4 Prasarana Komunikasi dan Transportasi

Komunikasi dan transportasi sangat penting bagi kemajuan dan

lancarnya kegiatan penduduk di suatu daerah. Dengan adanya komunikasi

yang baik, akan mempermudah pekerjaan manusia dan mengetahui segala

informasi yang ada. Sarana komunikasi yang ada di Kenagarian Sungai

Kambut cukup baik antara lain televisi, radio, antena, parabola, surat kabar,

handphone dan internet.

Prasarana komunikasi yang ada didukung pula dengan tersedianya

prasarana transportasi yang cukup memadai dan memiliki posisi yang

menguntungkan bagi perekonomian masyarakat, hal ini dikarenakan

Kenagarian Sungai Kambut terletak jauh dari pusat kota Kabupaten

Dharmasraya, sehingga masyarakat Sungai Kambut ini memanfaatkan jasa

angkutan ojek yang beroperasi dari pagi sampai malam untuk prasarana

transportasi pribadi masyarakat telah banyak memiliki sepeda motor dan

mobil.

4.3.5 Sarana Keagamaan

Sarana dan prasarana akan mendukung keberlangsungan suatu

aktivitas tak terlepas juga aktivitas keagamaan di Sungai Kambut sendiri

untuk mendukung aktivitas keagamaan terdapat sarana ibadah yang tersedia

terdiri dari 5 Mesjid, dan 29 buah Musholla. Pengetahuan agama bukan

diperoleh disekolah saja, akan tetapi diisini anak-anak juga mendapatkan

Page 56: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

43

pengetahuan agama, namun sekarang anak-anak yang mengikuti pengajian

umumnya hanya tingkat SD atau SMP. Sedangkan anak yang sudah SMA

jarang atau tidak mau lagi pergi ke pengajian karena mereka menggangap

bahwa diri mereka sudah dewasa dan telah mengatahui tentang Al-Qur’an.

Dari Tabel 4.2.2 di atas dapat disimpulkan bahwa prasarana

keagamaan di Kenagarian Sungai Kambut sudah mencukupi dibandingkan

dengan jumlah penduduk, karena masing-masing tingkat Jorong telah

memiliki Musholla, walaupun Mesjid hanya dijumpai pada lima Jorong. Hal

ini memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas keagamaan dan

melakukan berbagai aktivitas keagamaan yang diharapakan dapat

memperkuat hubungan sesama pemeluk Agama, serta meningkatkan

ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Masyarakat di Kenagarian Sungai Kambut saling bertoleransi dan

berinteraksi sesama pemeluk agama. Pada setiap Mesjid atau Musholla

memiliki kelompok ibu-ibu yang sering mengadakan acara dengan

berkunjung ke mesjid lainnya. Ibu-ibu tersebut dikenal dengan anggota

pengajian masjid (Majelis Taqlim) yang rutin melakukan agenda sekali dalam

seminggu untuk mengenal satu sama lain dalam rangka meningkatkan

ketaqwaan melalui membaca surat yassin dan lain-lain. Serta tidak pula

ditemukan adanya perkembangan keyakinan dan kepercayaan yang dapat

memberikan pengaruh kepada kerukunan hidup masyarakat.

Page 57: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

44

4.4 Mata Pencaharian

Dilihat dari kondisi wilayah baik secara fisiografis maupun

sosiografis, penduduk yang bermukim di Kenagarian Sungai Kambut

mempunyai mata pencarian yang bermacam-macam, tetapi pada umumnya

penduduk Kenagarian Sungai Kambut bermata pencarian sebagai petani,

berkebun, pemotong karet dan ada juga supir bus. Penduduk Kenagarian

Sungai Kambut ini memiliki sumber penghasilan sebagai pertanian dan

perkebunan karena Kenagarian Sungai Kambut ini berada di lingkungan alam

yang yang memungkinkan penduduk setempat untuk bertani dan berkebun.

Dan disamping itu sejak berdirinya Bendungan Batang Hari masyarakat

setempat banyak memanfaatkan lokasi pembangunan ini sebagai tempat

berdagang untuk menambah penghasilan keluarga.

Pekerjaan menjadi pedagang merupakan pekerjaan yang terbilang

belum lama ditekuni oleh masyarakat Kenagarian Sungai Kambut. Sebagian

masyarakat lain masih bekerja sebagai Petani. Untuk lebih jelasnya bisa dihat

pada Tabel di bawah ini:

Tabel 4.4Mata Pencarian masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011

NO SUB INDIKATORJ Jumlah Tahun 2011

(Orang)1Pe Pertanian 27972 Perkebunan 13893 Perikanan 454 Perdagangan 5675 Jasa 2306 Industri Rumah Tangga 2507 Pengangguran 1456

Sumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.

Page 58: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

45

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat terlihat bahwa secara keseluruhan

tingkat mata pencarian yang paling mendominasi adalah pertanian,

Perkebunan dan perdagangan. Hal ini sebabkan karena tempat atau daerahnya

di Kenagarian Sungai Kambut cukup memadai untuk bertani,

berkebun dan berdagang.

Page 59: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

46

BAB VTEMUAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Sejarah Pembangunan Bendungan Batang Hari

Pembangunan daerah irigasi di kawasan ini diawali pada tahun 1976

melalui proyek irigasi Sungai Dareh Sitiung (sedasi), dengan membangun

beberapa pompa dan bendungan kecil yaitu : Bendungan Piruko, Bendungan

Palangko, Bendungan Batang Siat, dan Bendungan Batang Mimpi. Namun

keberhasilan tersebut hanya bersifat sementara dan kapasitas sistem irigasi ini

hasilnya jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan, penyebab hal

ini adalah yang pertama tingginya biaya eksploitasi dan pemeliharaan pompa

serta menurunnya kapasitas mampu pompa karna habisnya masa umur

rencana pompa. Yang kedua berkurangnya kemampuan supply bendungan

yang ada karena menurunnya debit air sungai yang dipengaruhi oleh

kerusakan hutan di hulu bendungan.

Para petani yang ada di Dharmasraya sering mengeluh, dan hanya

mengharapkan hujan turun dari langit saja. Jika musim panas tiba maka para

petani sangat susah untuk mengairi sawah mereka sehingga petani terpaksa

harus sabar dalam menghadapi kekeringan sawahnya apabila musim panas

tiba (wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015).

Selain hal di atas Bendungan ini dibangun juga untuk lebih

mendekatkan perhubungan antara dua kabupaten yaitu Kabupaten

Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan. Dimana dulunya masyarakat

harus menggunakan kapal kecil atau Tempek sebutan oleh masyarakat

46

Page 60: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

47

setempat jika ingin pergi ke salah satu daerah tersebut. Menggunakan

Tempek bisanya apabila kondisi air di sungai ini normal, namun apabila air

besar atau dalam keadaan tidak normal maka masyarakat yang ingin

bepergian harus menunda rencananya dulu sampai air sungai kembali normal

(wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015).

Berdasarkan hal dan permasalahan yang ada, maka pemerintah

mengambil langkah konkrit dengan jalan menyediakan sarana dan prasarana

yang professional dengan membangun bendungan teknis yang berskala besar

dari sungai batang hari yang merupakan sungai terbesar di wilayah Sumatera

Barat, agar lancarnya aliran irigasi air dan perhubungan. Karena

permasalahan itulah pemerintah melahirkan pembangunan Bendungan Batang

Hari dan dibangun tepatnya di Batu Bakawuik perbatasan Dharmasraya dan

Solok Selatan. Pembangunan bertujuan untuk aliran irigasi air dan

perhubungan (wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015).

5.2 Proses Pembangunan Bendungan Batang Hari

5.2.1 Tahap Perencanaan

Sebelum pembangunan Bendungan Batang Hari, PT. Perusahaan

Perumahan (PP) sebagai Kontraktor dalam proses dari pelaksanaan

pembangunan Bendungan Batang Hari mengadakan musyawarah pertama di

Sitiung yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari masyarakat seperti ketua

Kecamatan, Wali Nagari, masing-msing jorong serta tokoh-tokoh masyarakat

lainnya dengan keputusan musyawarah akan dilanjutkan di kantor Bupati

Sijunjung. Musyawarah di kantor Bupati Sijunjung dihadiri oleh semua ketua

Page 61: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

48

kecamatan yang berada di Kabupaten Sijunjung karena pada waktu itu

Dharmasraya masih bergabung dengan Kabupaten Sijunjung. Untuk

musyawarah yang ketiga diadakan di Ibukota Provinsi Sumatera Barat yaitu

Kota Padang, musyawarah ini di hadiri oleh Bupati Sijunjung, Gubernur

Sumatera Barat beserta anggota,dan dihadiri juga oleh Bapak Susilo

Bambang Yudhoyono selaku presiden Republik Indonesia.

Untuk perencanaan dibangunnya Bendungan Batang Hari didaerah

Kenagarian Sungai Kambut tepatnya di Batu Bakawuik jorong Koto Lamo

ini merupakan tempat perbatasan daerah Kabupaten Dharmasraya dan

Kabupaten Solok Selatan, serta daerah ini kurang dilewati oleh masyarakat

banyak. Perencanaan dibangunnya Bendungan Batang Hari ini, bertujuan

untuk melancarkan irigasi sekaligus menghubungkan antara dua Kabupaten

Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan (wawancara, Anthoni, 08 Mei

2015).

Pembangunan Bendungan Batang Hari ini, tidak terlepas dari

ketersediaan masyarakat dalam pembebasan lahannya. Masyarakat mengingat

bahwa dengan pembangunan Bendungan akan memberikan kelancaran

terhadap akses perhubungan atau jalan maupun irigasi air untuk perairan

sawah mereka. Kelancaran akses jalan, akan membawa dampak positif

terhadap sosial ekonomi masyarakat. Jadi, dengan sebuah pembangunan

tahap perencanan ini merupakan suatu tahap awal dari proses pembangunan,

kemudian lanjut pada tahap pelaksanaannya (wawancara, Anthoni, 08 Mei

2015).

Page 62: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

49

5.2.2 Tahap Pelaksanaan atau Proses

Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk

memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pelaksanaan

pembangunan Bendungan Batang Hari, dilaksanakan oleh PT. Perusahaan

Perumahan (PP) (kontraktor), PT Ruha, PT Adimic, PT Adikarya, PT

Indragroup, PT Waskita Karya. Pembangunan Bendungan ini Negara

Republik Indonesia bekerja sama dengan Negara Jepang yaitu yang

mengelola pintu air Bendungan dan Negara Jerman mengelola bagian beton

Bendungan. Kemudian dalam proses pembangunan ini, masyarakat diikut

sertakan dalam proses pembangunannya yaitu sebagai keamanan dalam

proses pembangunan berlangsung agar pembangunan bisa berjalan sesuai

dengan yang direncanakan. Sebelum pembangunan ini dimulai pemerintah

perlu awalnya melakukan pembebasan lahan yaitu penggusuran tempat

dibangunnya Bendungan Batang Hari. Pembebasan lahan ini, dimana lahan

milik masyarakat sendiri yang tergusur dalam pembebasan lahan yaitu

sekitar 15 hektar lahan (wawancara, Adityawarman, 08 Mei 2015).

Mulainya pembangunan Bendungan berjalan pada tahun 1997 dan

lamanya pembangunan berjalan yaitu selama lima tahun dan usainya

pembangunan Bendungan tersebut pada tahun 2003, bisa berfungsi pada

tahun yang sama, tetapi peresmiannya oleh Presiden Republik Indonesia yaitu

Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 13 Desember 2008 (wawancara,

Anthoni, 08 Mei 2015).

Page 63: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

50

Adapun pihak-pihak yang ikut terlibat dalam pembangunan ini adalah

pemerintah pusat yang bekerja sama dengan dua Negara Asing yaitu Negara

Jerman dan Negara Jepang, Sedangkan PT yang ikut berpartisipasi yaitu PT.

Perusahaan Perumahan (PP) (kontraktor), PT Ruha, PT Adimic, PT Adikarya,

PT Indragroup, PT Waskita Karya. Untuk tenaga kerjanya banyak

dipekerjakan masayakat setempat dan beberapa pekerja dari Pulau Jawa.

5.2.3 Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi adalah suatu penilaian yang subjektif dan sistematik.

hal ini dilakukan terhadap sebuah intervensi yang direncanakan, baik itu yang

sedang berlangsung maupun yang telah diselesaikan. Dalam tahap evaluasi

ini adalah hal yang terpenting dilakukan yaitu pengecekkan ulang dari suatu

rencana pembangunan, sesuai atau tidaknya pembangunan dengan yang

direncanakan.

Pemerintahan Negara Republik Indoesia melakukan pembangunan

fisik dengan tujuan untuk melancarkan irigasi dan menghubungkan antara

dua menghubungkan antara dua Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten

Solok Selatan. Dalam tahap evaluasi Bendungan tersebut orang yang

mengesahkan selesai atau tidak selesainya pembangunan Bendungan ini harus

disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Susilo Bambang

Yodhoyono. Lebar dari pembangunan Bendungan ini adalah 6 M, sedangkan

panjangnya 150 M dan selesainya pada tahun 2003 serta berfungsinya

Bendungan ini pada tahun 2003. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

Page 64: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

51

dengan Operator Pintu Bendungan yaitu Bapak Anthoni dan Aristo

Munandar seperti di bawah ini:

“selesainya pembangunan Bendungan Batang Hari, pada tahun 2003dan disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia yaitu SusiloBambang Yodhoyono pada tanggal 13 Desember 2008”. (wawancara,Anthoni, 08 Mei 2015).

5.3 Dampak Positif Bendungan Batang Hari Terhadap Sosial Ekonomi

5.3.1 Ekonomi Meningkat

Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat selalu melakukan

berbagai macam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Usaha yang dilakukan masyarakat yang mana dulunya usaha yang tidak

pernah dia lakukan sekarang telah masyarakat lakukan dengan adanya

Bendungan tersebut. Masyarakat melakukan berbagai macam usaha seperti

pedagang, pencari ikan, jasa angkutan, berkebun, bertani, dan memuat batu.

Banyaknya usaha yang dilakukan masyarakat, agar mendapatkan keuntungan

serta memiliki uang yang lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pembangunan bendungan Batang Hari juga meningkatkan hasil panen

petani yang ada di Dharmasraya, karena sawah mereka tidak lagi mengalami

kekeringan seperti biasanya. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak Jamal sperti di

bawah ini :

“Dulu padi siko dak ado je ancak lo, batang padi tu ocok konyiang dek aiakuwang, aia tu lai ado tapi dak cukuik lo sahinggo banyak padi kamisiko mati. Tapi kini ko Alhamdulillah sawah kami aman, hujan ndokhujan hari sawah towuih yu ba aia nyo. Kalo panen lai maningkekdari yang biaso dek aia lai cukuik untuak mambuek padi ancaktumbuah e” (wawancara, Jamal, 16 Mei 2015).

Page 65: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

52

Artinya :

“Dulu padi disini tidak bagus, batang padi sering mengalami kekeringankarena kurangnya air, air tu ada tetapi tidak cukup sehingga banyakpadi yang mati. Tapi sekarang Alhamdulillah sawah aman, hujan ataupun tidak hujan sawah tetap cukup air. Kalau panen meningkat dariyang biasa karena air cukup untuk membuat padi tersebut tumbuhdengan bagus”.

Hal ini hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Bapak AbdulAziz yaitu :

“Kok padi dulu di siko yo agak payah, aia tu bona yang jadi masalahTapi kini aia la lancar jak adonyo bendungan ko. Kok hasil padi kini lumayan

la, dulu kadang panen kadang dak dek ocok koyiang le. Dulu paliangbanyak dalam sapancang tu onam, tujuah kawuang nye dek kondisiaia dak stabil tu, banyak padi nan mati. Tapi kini kola dapek 10sampai 12 kawuang sapancang” (wawancara, Abdul Aziz, 17 Mei2015.

Artinya :

“Kalau padi dulu disini agak susah, air yang jadi permasalahannya. Tapisekarang air sudah lancer sejak bendungan ini ada. Hasil padisekarang lumayan, dulu kadang panen kadang tidak karena seringmengalami kekeringan. Dulu dalam sepancang paling banyak enamsampai tujuh karung Karena kondisi air kurang stabil, banyak padiyang mati, sekarang sudah bisa mencapai 10 sampai 12 karung perpancang”.

Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, masyarakat Kenagarian

Sungai Kambut memanfaatkan pembangunan yang disediakan pemerintah

dengan membangun warung-warung kecil dan menjual makanan ringan.

Dengan hal tersebut adanya peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat

Kenagarian Sungai Kambut.

Sebagai contohnya adalah kasus Bapak Anthoni, dulu sebelum

adanya Bendungan ini Beliau adalah petani, bahkan Bapak Anthoni pernah

merantau ke Pekanbaru untuk mengadu nasib, hal ini dikarenakan susahnya

Page 66: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

53

mata pencaharian di kampung halamannya sehingga tidak mampu mencukupi

kebutuhan hidupnya. Pada tahun 1997 Pak Anthoni pulang ke kampung

halamannya karena mendengar isu akan dibangunnya Bendungan dengan

harapan bisa bekerja disaat pembangunan berlangsung. Namun

keberuntungan ada di tangan Bapak Anthoni setelah pembangunan

Bendungan selesai Beliau ditugaskan sebagai operator pintu Bendungan.

Tidak hanya itu Pak Anthoni memanfaatkan lokasi dekat Bendungan tersebut

sebagai tempat berdagang. Disamping bertugas sebagai operator pintu

Bendungan dan berdagang, Pak Anthoni juga bertani sehingga kebutuhan

keluarga lebih tercukupi. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan

Bapak Anthoni sebagai berikut:

“sajak ado nyo pembangunan Bendungan ko, mato pencarian kamibatambah, pendapatan mulai maningkek, kami bisa batani sambiabadagang yang pendapatan nyo Alhamdulillah. mode tu lo sawahkami, dulu babondau ka langik mahaok ujan, kok ndak ujan ndak kanba aia sawah lo. Dulu nek ka payah mandapek an piti Rp. 500.000saminggu tapi kini Rp. 300.000 sahari lai muwah dapeknyo”.(wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015)

Artinya:

“sejak adanya bendungan ini, meningkat mata pencaharian bertambah,pendapatan mulai meningkat, kami bisa bertani sambil berdagangyang pendapatannya alhamdulillah. Sama halnya dengan sawah kami,dulu hanya mengharapkan hujan turun dari langit, jika hujan tidak adamaka sawah kering, dulu susah mendapatkan uang Rp. 500.000 perminggu, tetapi sekarang uang Rp. 300.000 per hari mudahdidapatkan”.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Ardison yang

mengemukakan bahwa:

“Sajak ado nyo Bendungan ko, tabukak la lapangan karajo, conto nyomanggale alat-alat mesin Tempek, penghasilan masyarakat siko

Page 67: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

54

maningkek dari sobolun ado nyo Bendungan ko dibandiang an setelahadonyo bendungan ko, ”. (wawancara, Ardison, 10 Mei 2015)

Artinya:

“Sejak adanya Bendungan ini, terbuka lapangan pekerjaan, contohnya sepertiberdagang alat-alat mesin Tempek (Perahu ), penghasilan masyarakatdisini meningkat dari sesudah adanya Bendungan dibandingkandengan sebelum adanya bendungan ini ”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendapatan ekonomi

masyarakat meningkat sesuai dengan tujuan pembangunan untuk

kesejahtaraan masyarakat terutama dalam bidang ekonomi, tujuannya

tercapai. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Anthoni terjadinya

peningkatan pendapatan yang biasa perharinya sebagai buruh dan petani

pendapatan Rp 50.000-100.000 per hari, setelah pembangunan bendungan ini

pendapatan menjadi pedagang makanan, minuman serta makanan ringan.

Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut merasakan lebih diuntungkan dengan

dibangunnya Bendungan Batang Hari, terbukanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat, serta meningkatnya ekonomi masyarakat dan bertambahnya

pendapatan masyarakat sekitar 50 % dari sebelumnya. Hal yang hampir sama

diungkapkan oleh tetangga Bapak Anthoni yaitu Ibuk Ros seperti di bawah

ini:

“jak ado nyo bendungan ko, batambah la penghasilan kami siko, conto nyobuk, dulu tu sabalun ado nyo Bendungan ko buk manggaleh buah jo dirumah ma urus anak nyo, kini la dapek kojo manggale di Bendunganko, yo dulu tu penghasilan buk dak ado lo, laki buk je nye mancari,laki buk kojo nyo mamuek batunyo. yo kini ko a la dapek mambantuekonomi keluarga buk, yo pandapean laki buk dulu itu Rp 100.000sahari. Kini ko pandapean buk Rp 200.000 sahari, dak obe jo do,coliak banyak uwang nyo, buk manggale dari jam 08.00 pagi sampaijam 18.00 potang. Kadang lai dibantu laki buk, kadang dak”.(wawancara, Ros, 13 Mei 2015)

Page 68: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

55

Artinya:

“sejak adanya Bendungan ini, bertambah penghasilan masyarakat sini,contohnya ibuk, sebelum adanya Bendungan ibuk hanya berdagangbuah dan mengurus anak dirumah, sekarang sudah Bendungan inipenghsailan ibuk sudah ada, dulu yang kerja hanya suami buk, suamiibuk kerja nya memuat batu yang hasilnya hanya 100.000 per hari.Sekarang pendapatan ibuk Rp 200.000 sehari, tidak menentu, lihatbanyak pengunjung yang datang. Ibuk berdagang dari jam 08.00sampai jam 18.00 sore. Kadang-kadang dibantu suami ibuk, kadangtidak”.

Berdasarkan hasil wawancara informan di atas, Bendungan Batang

Hari merupakan pembangunan dengan tujuan untuk mensejahterahkan

masyarakat, yaitu setelah Bendungan Batang Hari berdiri terjadi peningkatan

terhadap pendapatan masyarakat Kenagarian Sungai Kambut, Sehingga

tujuan dari pembangunan tercapai. Dilihat dari teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Dampak ekonomi positif seperti

meningkatnya pendapatan ekonomi dilihat dari teori Merton merupakan

fungsi latent positif dalam suatu sistem. Dimana fungsi latent merupakan

konsekuensinya secara objektif ada tetapi tidak atau belum diketahui, dilihat

dari kenyataan yang ada Bendungan ini mempuyai fungsi latent positif untuk

kehidupan masyarakat contohnya dengan adanya pembangunan Bendungan

ini tanpa diketahui bisa meningkatkan ekonomi masyarakat hingga

masyarakat mulai sejahtera dengan adanya Bendungan ini.

5.3.2 Perubahan Mata pencaharian

Mata pencarian merupakan keseluruhan kegiatan yang memanfaatkan

sumber daya yang ada pada lingkungan fisik. Kehidupan masyarakat di

Kenagarian Sungai Kambut sebelum dibangun Bendungan Batang Hari,

Page 69: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

56

masyarakat lebih bergantung kepada kehidupan sebagai petani, berkebun dan

sedikit berdagang. Aktifitas ini dilakukan sesuai dengan keadaan alam dan

tempat tinggal masyarakat yang ada di Kenagarian Sungai Kambut.

Beberapa hal yang menyebabkan perubahan mata pencaharian hidup

antara lain : Karena ada rasa tidak puas, Sadar karena adanya kekurangan

dalam kebudayaan sendiri, Tingkat kebutuhan hidup manusia yang beraneka

ragam dan semakin bertambah, Adanya usaha untuk menyesuakan diri

dengan perkembangan zaman, Adanya keinginan untuk meningkatkan taraf

hidup agar menjadi lebih baik, dan Adanya sikap terbuka terhadap hal- hal

yang bersifat baru. Karena perubahan inilah maka mata pencaharian hidup

masyarakat beranekaragam seperti: pertanian, peternakan, perbengkelan,

perikanan, sektorindustri, sektor perdagangan,dan sebagainya (Anonim,

2015).

5.3.2.1 Substitusi Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh

taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya

berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan

demografinya. Mata pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu mata

pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian

pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang

ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian sampingan adalah mata

pencaharian di luar mata pencaharian pokok (Anonim, 2015).

Page 70: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

57

Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, masyarakat Kenagarian

Sungai Kambut mengalami perubahan aktifitas dalam mata pencaharian.

Aktivitas baru yang dijalani masyarakat bukan menghilangkan aktifitas

lamanya melainkan masyarakat memiliki pekerjaan tambahan. Berikut

adalah beberapa perubahan aktifitas yang dialami oleh masyarakat

Kenagarian Sungai Kambut seperti di bawah ini:

1. Mata Pencaharian Sebagai Supir Bertambah dengan Mata Pencaharian

Menjadi Pedagang

Sebelum Bendungan Batang Hari berdiri sebagian masyarakat ada

yang bekerja sebagai supir carry yaitu ada 7 orang. Pekerjaan sebagai

supir carry dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau

kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu dilakukan karena tidak adanya

pilihan pekerjaan lain yang bisa dilakukan oleh sebagian masyarakat.

Sejak adanya Bendungan Batang Hari sebagian masyarakat yang dulunya

pekerjaan sebagai supir carry seiring berjalannya waktu baralih

pekerjaan menjadi pedagang, namun tetap tidak meninggalkan pekerjaan

lamanya karena melihat adanya peluang usaha untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangganya. Jumlah supir yang menjadi pedagang di

lokasi ini adalah 7 orang. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

dengan Bapak Ahmad Nasid dan informan yang lain hampir sama

dengan yang di tampilkan seperti di bawah ini:

“dulu dak ado Bendungan ko kojo den hanyo supir oto carry nyo, kadangpenumpang lai banyak, kadang dak ado lo. lah ado Bendungan kotabukak la lapangan kojo untuak apak, contoh nyo manggale kini,apak tamatan SD nyo, jadi dak bisa kojo tinggi lo. Tapi sejak adonya

Page 71: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

58

Bendungan ko lah apak bisa madapek an kojo mode badagangko”(wawancara, Ahmad Nasid, 14 Mei 2015).

Artinya:

“Sebelum adanya Bendungan ini kerja hanya supir carry kadang adapenumpang dan terkadang tidak. sejak adanya Bendungan ini, terbukalapangan pekerjaan untuk apak, contohnya berdagang. Bapak hanyatamatan SD, jadi tidak bisa untuk dapat kerja yang lebih bagus, tetapisejak adanya Bendungan ini bapak bisa berdagang.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan, sejak adanya

Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan lebih diuntungkan dengan

dibangunnya Bendungan Batang Hari terbukanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat serta adanya perubahan mata pencarian masyarakat Kenagarian

Sungai Kambut. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu

mensejahterahkan masyarakat dibidang ekonomi. Untuk memastikan data

yang diberikan Bapak Ahmad Nasid benar atau tidaknya data yang berikan,

peneliti mewawancarai salah seorang petugas Bendungan Batang Hari yaitu

Bapak Aditywarman dengan hasil wawancaranya seperti di bawah ini:

“dulu dak ado bendungan ko, banyak kami siko nan kuwang ekonomi mode tulo sokolo anak-anak kami. Tapi kini alhamdulillah la, do Bendunganko dapek mambantu ekonomi kami siko, dulu ado nan ciek kojonyemode batani, bakobun, kini la ado kojo tambahan nyo, mano nan dakpunyo kojo la kojo kini” (wawancara, Aditywarman, 15 Mei 2015.

Artinya:

“sebelum adanya bendungan ini, banyak masyarakat sini yang kurangekonominya. Seperti itu pula pendidikan anak-anak kami.Alhamdulillah sejak adanya bendungan ini membantu ekonomimasyarakat, sebelum adanya bendungan ini hanya memiliki satupekerjaan seperti bertani, berkebun, sedangkan setelah berdirinyaBendungan ada yang memiliki pekerjaan tambahan dan yang tidakmemiliki pekerjaan, memiliki pekerjaan”.

Page 72: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

59

Berdasarkan hasil wawancara di atas, perubahan mata pencarian dari

pembangunan Bendungan Batang Hari, perubahan mata pencarian

masyarakat Kenagarian Sungai Kambut dilihat dari teori yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Perubahan mata

pencarian seperti supir carry menjadi Pedagang dilihat dari teori Merton.

Merupakan fungsi latent dalam suatu sistem.

2. Mata Pencaharian Sebagai Petani Bertambah dengan Mata Pencaharian

Menjadi Pedagang

Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari, kebanyakan masyarakat

Kenagarian Sungai Kambut banyak yang menekuni pekerjaan sebagai petani

untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu disebabkan karena

tempat tinggal mereka yang berada dilokasi alam yang memungkinkan untuk

bertani. Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, membuka luang pekerjaan

bagi masyarakat Kenagarian Sungai Kambut. Hal ini diperkuat dengan hasil

wawancara dengan Bapak Saldi dan informan yang lain hampir sama dengan

yang di tampilkan seperti di bawah ini:

“Sobolun ado nyo Bendungan ko, kojo pak sabagai petani kasawah, sajakado nyo Bendungan ko pak la dapek do manggale di siko, mambantubini pak manggale ko, jadi Pendapatan pak batambah la dengan adonyo Bendungan ko”(wawancara, Saldi, 16 Mei 2015.

Artinya:

“Sebelum adanya Bendungan ini, kerja Bapak sebagai petani kesawah, sejakadanya Bendungan ini Bapak sudah dapat berjualan disini, membantuIstri Bapak berjualan ini, jadi pendapatan Bapak bertambah denganadanya Bendungan ini”.

Page 73: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

60

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan, sejak adanya

Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan lebih diuntungkan dengan

dibangunnya Bendungan Batang Hari terbukanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat serta adanya perubahan mata pencarian masyarakat Kenagarian

Sungai Kambut. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu

mensejahterahkan masyarakat. Untuk memastikan data yang diberikan Bapak

Saldi benar atau tidaknya data yang diberikan, peneliti mewawancarai adik

kandungnya yang merasakan hal yang sama yaitu Bapak Wendra dengan

hasil wawancaranya seperti di bawah ini:

“dulu dak ado Bendungan ko, kojo bang Saldi tu hanyo bakuli hari kasawahnyo, sajak ado nyo Bendungan ko, la manggale gai nyo nampak den,tapi kasawah tetap juo nyo nampak den nyo” (wawancara, wendra, 16Mei 2015).

Artinya:

“sebelum adanya Bendungan ini, kerja bang Saldi sebagai petani kesawahsejak adanya Bendungan ini, Bang Saldi sudah berdagang kerjanya,tapi pekerjaan petani masih dijalani sama Bang Saldi”.Berdasarkan hasil wawancara di atas, perubahan mata pencaharian

dari pembangunan Bendungan Batang Hari, perubahan mata pencarian

masyarakat Kenagarian sungai Kambut dilihat dari teori yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Perubahan mata

pencarian seperti petani menjadi pedagang dilihat dari teori Merton.

Merupakan fungsi latent dalam suatu sistem. Dimana fungsi latent merupakan

konsekuensinya secara objektif ada tetapi tidak atau belum diketahui, dilihat

dari kenyataan yang ada Bendungan ini mempuyai fungsi latent positif untuk

kehidupan masyarakat contohnya dengan adanya pembangunan Bendungan

Page 74: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

61

ini tanpa diketahui bisa menambah mata pencaharian dan dapat

meningkatkan ekonomi masyarakat guna untuk memenuhi kebutuhan hidup

dan mencapai kehidupan yang sejahtera.

3. Mata Pencaharian Sebagai Pemotong karet Bertambah dengan Mata

Pencaharian Menjadi Pedagang

Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari, kebanyakan masyarakat

Kenagarian Sungai Kambut banyak yang menekuni pekerjaan sebagai

Pemotong Karet, namun hal ini sebabkan karena tidak memiliki keahlian lain.

Sejak berdiriya Bendungan Batang Hari, memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk menambah penghasilan dengan cara berdagang. Karna

dengan adanya Bendungan menarik wisatawan untuk berkunjung kedaerah

sekitaran Bendungan Batang Hari. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

dengan Bapak Musrizal dan informan yang lain hampir sama dengan yang di

tampilkan seperti di bawah ini:

“Sabalun ado nyo Bendungan ko, kojo pak pemotong karet, bini pak kadanglai dapek mancari kasawah uwang, kadang dak, sajak ado nyoBendungan ko dapek la pak manggale makanan jo minuman di siko,batambah la penghasilan pak dek ado nyo Bendungan ko”(wawancara, Musrizal, 17 Mei 2015)

Artinya:

“Sebelum adanya Bendungan ini, kerja Bapak pemotong karet, Istri Bapakkadang-kadang dapat mencari kesawah orang, kadang-kadang tidak,sejak adanya Bendungan ini dapat bapak berjualan disini, bertambahpenghasilan Bapak dengan adanya Bendungan ini”.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan, sejak adanya

Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan lebih diuntungkan dengan

dibangunnya Bendungan Batang Hari terbukanya lapangan pekerjaan bagi

Page 75: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

62

masyarakat serta adanya perubahan mata pencarian masyarakat Kenagarian

Sungai Kambut. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu

mensejahterahkan masyarakat. Untuk memastikan data yang diberikan Bapak

Musrizal benar atau tidaknya data yang diberikan, peneliti mewawancarai

tetangganya dengan Ibuk Nofrida Yanti dengan hasil wawancaranya seperti

di bawah ini:

“dulu dak ado nyo Bendungan ko, kojo pak Musrizal tu tukang takiak gotahnye, bini nyo dirumah je nye , bakpo na la piti dapek nyo, sajak adonyo Bendungan ko dapek la manggale nyo di lokasi Bendungan ko”(wawancara, Nofrida Yanti, 17 Mei 2015).

Artinya:

“sebelum adanya Bendungan ini, kerja Bapak Musrizal sebagai pemotongkaret, istri nya hanya dirumah saja, sejak berdirinya Bendungan ini,dapat lah Bapak Musrizal berjualan di lokasi Bendungan ini”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, perubahan mata pencarian dari

pembangunan Bendungan Batang Hari, perubahan mata pencaharian

masyarakat Kenagarian Sungai Kambut, dilihat dari teori yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Perubahan mata

pencarian seperti tukang potong karet menjadi pedagang dilihat dari teori

Merton. Merupakan fungsi latent dalam suatu sistem.

4. Mata Pencaharian Sebagai Pedagang Ikan Bertambah dengan Mata

Pencaharian Menjadi Pedagang

Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari, masyarakat sudah menekuni pekerjaan

sebagai pedagang, yaitu sebagai pedagang ikan dipasar pada pagi harinya,

setelah adanya Bendungan mereka tetap berjualan ikan pada pagi harinya, dan

pada siang sampai sore harinya mereka berjualan makanan dan minuman di

Page 76: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

63

dekat lokasi Bendungan. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan

Ibuk Efni dan informan yang lain hampir sama dengan yang di tampilkan

seperti di bawah ini:

“Dulu kojo buk manggale jo nye, dulu buk manggale ikan karamba ko a, kinibuk manggale makanan ampera dan minuman ko a, kini ko laimanggale ikan juo buk nyo, tapi sampai siang nyo. kalaw penghasilanbuk lai la batambah dari pado nan dulu tu, dulu tu ciek manggale ikankojo buk nye, kini la ado duo, tu batambah penghasilan buk”(wawancara, Efni, 19 Mei 2015).

Artinya:

“Dulu kerja Ibuk berjualan juga, dulu itu Ibuk berjualan ikan, sekarang Ibukberjualan makanan ampera dan minuman , sekarang masih berjualanikan Ibuk, tapi sampai siang saja. kalau penghasilan Ibuk bertambahdari pada yang dulu, dulu itu satu berjualan ikan kerja Ibuk, sekarangsudah dua, itu bertambah penghasilan Ibuk”.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan, sejak adanya

Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan lebih diuntungkan dengan

dibangunnya Bendungan Batang Hari terbukanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat serta adanya perubahan mata pencarian masyarakat Kenagarian

Sungai Kambut. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu

mensejahterahkan masyarakat. Untuk memastikan data yang diberikan Ibuk

Efni benar atau tidaknya data yang diberikan, peneliti mewawancarai

tetangganya dengan Ibuk Asnidar dengan hasil wawancaranya seperti di

bawah ini:

“dulu dak ado Bendungan ko, manggale jo kojo buk Efni tu nye, tapi nyomanggale lauak di pasa, dak di siko lo, sajak ado nyo Bendungan ko,buk Efni tu nyo la manggale lo di siko, nyo manggale nasi ampera jominuman, jadi banyak la pengasilan nyo dari pado biaso, pagi nyomanggale ikan, siang sampai potang nyo manggale nasi ampera jominuman lo” (wawancara, Asnidar, 19 Mei 2015)

Page 77: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

64

Artinya:

“Sebelum adanya Bendungan ini, kerja Ibuk Efni juga berdagang, tapi diaberdagang ikan di Pasar, tidak di Bendungan ini. Sejak adanyaBendungan ini, dia berdagang pula di Bendungan , dia berdagang nasiampera dan minuman, jadi banyak la penghasilan dia dari pada biasa,pagi dia berdagang ikan, siang sampai sore dia berdagang nasi amperadan minuman”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, perubahan aktifitas mata

pencarian masyarakat dari pembangunan Bendungan Batang Hari, mengalami

beberapa perubahan tanpa meninggalkan aktifitas mereka sebelumnya,

perubahan aktifitasnya meliputi, supir carry menjadi Pedagang, petani

menjadi pedagang, pemotong karet menjadi pedagang, dan pedagang ikan

menjadi pedagang nasi ampera. Untuk lebih jelasnya pendapatan masyarakat

sebelum dan sesudahnya pembangunan Bendungan Batang Hari berdiri bisa

dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 5.1Pokok Pekerjaan Sebelum Dan Sesudah Bendungan Ada

No NamaInforman

Pekerjaan MasyarakatPendapatan rata-rata

Perbulan

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah1 Adityawarm

anSupir carry Pedagang

makanan, alat-alat mesinTempek

Rp1.600.000

Rp2.800.000

2 Saldi Petani Pedangangmakanan ringandan mie rebus

Rp1.000.000

Rp2.300.000

3 Musrizal Pemotongkaret

Pedagangminuman sepertikopi, teh danjuga makananringan lainnya.

Rp800.000

Rp1.500.000

4 Efni Pedagangikan

Nasi ampera danminuman

Rp1.500.000

Rp3.100.000

Sumber: Data Primer Tahun 2015

Page 78: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

65

Berdasarkan pernyataan dan hasil wawancara dengan masyarakat,

dilihat dari teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Robert K.

Merton. Perubahan mata pencarian seperti yang dialami oleh masyarakat

Kenagarian Sungai Kambut dilihat dari teori Merton. Merupakan fungsi latent

(Positif) dalam suatu sistem. Dimana perubahan tersebut terjadi sesuai dengan

harapan yang diinginkan oleh pemerintah yaitu masyarakat Kenagarian

Sungai Kambut memiliki aktifitas baru dengan demikian dapat meningkatkan

penghasilan dan tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat menjadi lebih

baik.

5.3.3 Meningkatnya Solidaritas

Solidaritas adalah seorang individu hidup bermasyarakat memiliki

rasa kebersamaan, rasa kepentingan serta rasa simpati antara sesamanya.

Sebelum pembangunan Bendungan Batang Hari, masyarakat Kenagarian

Sungai Kambut belum saling mengenal antara sesamanya, hal ini disebabkan

kerena tempat tinggal masyarakat yang tidak terlalu dekat, serta sibuk dengan

kepentingan dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.

Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, terjadinya peningkatan

solidaritas atau pola pikir masyarakat Kenagarian Sungai Kambut mengalami

perubahan seperti masyarakat yang dulunya jarang berkomunikasi antar

sesama masyarakat, setelah Bendungan ini ada, masyarakatnya saling

berinteraksi antar sesamanya dan saling bertukar pendapat. Hal ini diperkuat

dengan hasil wawancara oleh Ibuk Riningsih seperti dibawah ini:

Page 79: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

66

“Sajak ado Bendungan ko, acok bakumpua basamo, didokek Bendungan ko,sambia duduak-duduak, tu mako kini samo tau, dulu tu lai kenal jotapi dak model kini lo” (wawancara, Riningsih, 20 Mei 2015).

Artinya:

“Sejak ada Bendungan ini, sering berkumpul bersama, didekat Bendungan ini,sambil duduk-duduk, itu makanya sekarang lebih saling mengenal,dulu itu kenal juga tapi tidak kenal seperti sekarang”.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Rustam yang

mengemukakan bahwa:

“Sajak ado Bendungan ko kami acok basamo-samo bagotong royongmambarasian lokasi di muko tampek kami badagang ko, kiro- kirosabulan sakali la” (wawancara, Rustam, 20 Mei 2015).

Artinya:“Sejak adanya Bendungan ini masyarakat sering melakukan gotongroyong membersihan lokasi didepan tempat kami berdagang, kira-kirasatu kali dalam sebulan”.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Faisal yang

mengemukakan bahwa:

“Sajak ado Bendungan ko, kami acok duduk di siko lai dari pado monuang-monuang di umah, di siko dapek minum kopi samo-samo danpamandangan nyo ancak lo dari siko lai” (wawancara, Faisal, 20 Mei2015).

Artinya:

“Sejak adanya Bendungan ini, kami sering duduk disini dari pada dibermenung dirumah, disini dapat minum kopi bersama danpemandangan nya bagus pula dari sini”.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan di atas, sejak

adanya Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan adanya peningkatan

solidaritas masyarakat Kenagarian Sungai Kambut, yang mana dulunya

sebelum adanya Bendungan kurang terjalinnya hubungan antara sesama

Page 80: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

67

masyarakat, sekarang setelah berdirinya Bendungan hubungan masyarakatnya

semakin membaik. Jadi, tujuan dalam pembangunan Bendungan Batang Hari

tercapai. Untuk memastikan data yang diberikan beberapa informan di atas,

benar atau tidaknya data yang diberikan, peneliti mewawancarai masyarakat

Kenagarian Sungai Kambut dengan Bapak Ardison pendapat yang lain

hampir sama dengan yang ditampilkan dengan hasil wawancara seperti di

bawah ini:

“yo dulu dak ado Bendungan ko, masyarakat siko kurang bakumpua modekini ko nyo, sibuk jo urusan masiang-masiang, untuk memenuhikebutuhan iduik nyo, kadang lai dak sibuk sebagian, tapi nyo malebakumpua. Tapi sajak ado nyo Bendungan ko alhamdulillah la, la adokamajuan nagari kami ko, dulu nan dak saliang mangenal dakek, kinila kenal. Model tu jo dengan pangunjuang nan datang, banyak nyomamiliah kasiko lai dari pado di tampek lain , yo tompek nyo disikotinggi pemandangan ancak, lope mato mamandang” (wawancara,Ardison, 10 Mei 2015).

Artinya:

“ya sebelum adanya Bendungan, masyarakat sini jarang berkumpul sepertisekarang ini, sibuk dengan urusan masing-masing, untuk memenuhikebutuhan hidupnya, sebagian masyarakat tidak sibuk, tapi malasberkumpul. Tapi, sejak adanya Bendungan ini, alhamdulillah adakemajuan pada Kenagarian Sungai Kambut ini, masyarakat yang tidaksaling mengenal dekat dulunya, sekarang sudah kenal. Begitupun jugadengan pengunjungnya yang datang, banyak yang memilih ke tempatyang disediakan warga di Bendungan dari pada di tempat lain, yatempatnya tinggi disini pemandangan indah, lepas mata memandang”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukan bahwa terjadinya

peningkatan solidaritas dalam masyarakat setelah terjadinya pembangunan

Bendungan Batang hari, dilihat dari teori Robert K. Merton. Meningkatnya

solidaritas masyarakat Kenagarian Sungai Kambut merupakan fungsi latent

(positif) dalam suatu sistem sosial. Dimana meningkatnya solidaritas

Page 81: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

68

masyarakat Kenagarian Sungai Kambut seperti sering berkumpul bersama

didekat Bendungan, sambil duduk-duduk menyantap menikmati kopi dan

menikmati pemandangan yang indah, hal ini merupakan hal yang diharapkan

pemerintah dalam rangka mencapai tujuan dari pembangunan.

5.4 Dampak Negatif Pembangunan Bendungan Batang Hari TerhadapSosial Ekonomi

5.4.1 Memudarnya Nilai dan Norma dalam Masyarakat

Nilai dan norma merupakan suatu aturan yang telah ada dan telah

diketahui oleh masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, nilai dan

norma adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

masyarakat dengan adanya nilai dan norma dapat terciptanya keteraturan

dalam masyarakat sehingga dapat terjadinya ketentraman dan

kenyamanan dalam suatu daerah. Sebelum berdirinya Bendungan Batang

Hari masyarakat Kenagarian Sungai Kambut masih memegang nilai dan

norma yang ada serta rasa kebersamaan dari masyarakat sangat kuat.

Namun sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, nilai dan norma

yang dianut oleh masyarakat Kenagarian Sungai Kambut sudah mulai

bergeser maupun memudar dari sebelumnya seperti perilaku masyarakat

lebih individual dan rasa kesadaran dari masyarakat makin kurang dalam

kehidupan sehari-hari.

Setelah Bendungan ini ada nilai dan norma dalam masyarakat

mulai memudar, contohnya dulu masyarakat sering pergi ke tempat

acara mandoa dan baralek yang ada di masyarakat, karena sistem dalam

masyarakat ini bergotong royong atau bersama-sama dalam

Page 82: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

69

menyelesaikan suatu acara maupun pekerjaan. Begitu juga dengan

pasangan muda-mudi, dulu jarang nampak berpasang-pasangan karena

nilai dan norma masih diterapkan. Namun sangat berbeda dengan

sekarang setelah bendungan ini ada, acara-acara yang diadakan sudah

jarang dihadiri oleh masyarakat karena sibuk dengan urusan dagang,

begitu pula dengan pasangan muda-mudi yang sudah sering duduk

berduaan, dan terkadang sudah tidak tahu batas waktu. Hal ini diperkuat

dengan hasil wawancara dengan Bapak Yunis seperti di bawah ini:

“Sajak ado nyo Bendungan ko, masyarakat labiah banyak kojo dari padoikuik acara mandoa jo boolek lai, sajak ado nyo Bendungan kouwang la sibuk menyiap an urusan nyo soang-soang manggale”(wawancara, Yunis, 20 Mei 2015).

Artinya:

“sejak adanya Bendungan ini, masyarakat lebih banyak kerja dari pada acarakebersamaan, contohnya dalam acara perkawinan, sejak adanyaBendungan ini orang sudah sibuk dengan urasan nya berdagang”.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Jamal yang

mengemukakan bahwa:

“Dulu sabalun ado Bendungan ko dak ado pajau-pajau bapacar di siko lo,sajak ado nyo Bendungan ko la ado je uwang bapacar-pacaran disiko, tamasuak pamuda siko, kadang ndak lo nenggang bateh sampailo dak tau jam gai duduk baduo tu” (wawancara, Jamal, 21 Mei2015).

Artinya:

“Dulu sebelum adanya Bendungan ini tidak ada orang berpacaran disini, sejakadanya Bendungan ini sudah ada orang berpacar-pacaran disini,termasuk pemuda sini, terkadang sampai tidak tahu batas waktu”.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Kamin yang

mengemukakan bahwa:

Page 83: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

70

“sabalun ado nyo Bendungan ko, rami uwang pai somboyang kamasajik tu,sajak ado nyo Bendungan ko, uwang la sibuk di urusan nyo, contohmanggale ko a, po lai waktu solat magrib tu a, uwang la sibuk dekmanutuik gale nyo, sampai lupo lo solat magrib”. (wawancara,Kamin, 21 Mei 2015).

Artinya:

“sebelum adanya Bendungan ini, mesjid itu rami orang pergi sholat, sejakadanya Bendungan ini, orang sudah sibuk dengan urusannya, sampailupa waktu sholat, apalagi waktu sholat magrib, orang pada sibukdengan urusan menutup dagangannya, jadi tinggal sholat magrib”.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan beberapa informan

masyarakat Kenagarian Sungai Kambut, memudarnya nilai dan norma

masyarakat sejak adanya Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan

adanya kejanggalan setelah Bendungan ini berdiri seperti orang lebih

mementingkan kepentingan pribadinya ketimbang kepentingan bersama dan

orang sibuk dengan urusan dagangannya, sholat akhirnya lalai bahkan tidak

dikerjakan. Jadi, tujuan pembangunan tidak tercapai. Untuk memastikan data

yang diberikan beberapa informan di atas, benar atau tidaknya data yang

diberikan, peneliti mewawancarai masyarakat Kenagarian Sungai Kambut

dengan Ibuk asnidar pendapat yang lain hampir sama dengan yang

ditampilkan dengan hasil wawancara seperti di bawah ini:

“yo dulu tu dak ado Bendungan ko, dak ado uwang pai ba cewek-cewek sikolo, sajak ado nyo Bendungan ko,uwang la ado pai ba cewek-ceweksiko, model tu lo somboyang kamasajik, la kuwang” (wawancara,Asnidar, 19 Mei 2015).

Artinya:

“ya sebelum adanya Bendungan ini, tidak ada orang pergi berpacar-pacarankesini. Sejak adanya Bendungan ini, orang sudah ada pergi berpacar-pacaran, begitupun juga pergi sholat ke mesjid, sudah mulai berkurangmasyarakat Kenagarian Sungai Kambut ini”.

Page 84: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

71

Berdasarkan hasil wawancara di atas, memudarnya nilai dan norma

masyarakat dari pembangunan Bendungan Batang Hari, dilihat dari teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Merupakan

fungsi latent negatif termasuk Disfungsi dalam suatu sistem. Dimana sikap

dari masyarakat Kenagarian Sungai Kambut sudah mulai memudar dari

sebelumnya seperti berpacaran dan meninggalkan sholat yang merupakan

kewajiban bagi agama Islam yang dianut oleh masyarakat itu sendiri.

Sedangkan tujuan dibangunnya bendungan ini bisa mempermudah

masyarakat dalam berbagai hal, namun malah sebaliknya masyarakat

meninggalkan aturan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Page 85: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

72

BAB VIPENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan

pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dampak Positif yang ditimbulkan dari pembangunan Bendungan

Batang Hari terhadap Sosial Ekonomi masyarakat Kenagarian Sungai

Kambut adalah (a) meningkatnya pendapatan ekonomi biasa perharinya

pendapatan Rp 100.000 per hari, setelah pembangunan Bendungan

pendapatan menjadi Rp 300.000 sehari, (b) penambahan mata

pencaharian yang biasa kerjanya sebelum pembangunan jembatan

sebagai petani dan pemotong karet, setelah pembangunan menjadi

pedagang, dan (c) meningkatnya solidaritas masyarakat Kenagarian

Sungai Kambut seperti tempat berdagang yang berdekatan dan

mengenal satu sama lain.

2. Dampak Negatif yang ditimbulkan dari pembangunan Bendungan

Batang Hari terhadap Sosial Ekonomi masyarakat Kenagarian Sungai

Kambut adalah memudarnya nilai dan norma masyarakat seperti prilaku

masyarakat lebih individual sejak Bendungan ini serta nilai dan norma

masyarakat sudah mulai bergeser dan memudar dari sebelumnya.

72

Page 86: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

73

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti

menyarankan sebagai berikut:

1. Masyarakat

a) Kepada kepala Jorong atau masyarakat setempat harus saling bekerja

sama dan selalu memahami kepentingan, orang tua harus lebih dalam

melakukan penguasaan terhadap anak-anak nya.

b) Masyarakat diharapkan lebih mengaktifkan lagi kegiatan-kegiatan

masyarakat yang terabaikan untuk membentuk kebersamaan serta

masyarakat menjaga kebersihan khususnya kepada pedagang yang ada

di lokasi Bendungan Batang Hari.

2. Pemerintah

a) Diharapkan kepada pemerintah memberikan pengawasan,

pengkoordinasian kepada masyarakat untuk mewujudkan keamanan

dan ketentraman masyarakat kenagarian Sungai Kambut.

b) Diharapkan kepada pemerintah membuat aturan dan pemetaan

terhadap masyarakat yang bermata pencarian sebagai pedagang

disekitar Bendungan Batang Hari.

Page 87: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

74

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: RinekaCipta.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif (Komonikasi, Ekonomi, KebijakanPublik dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Jhingan, M J. 2001. Ekonomi Pembangunan Perencanaan. Jakarta : RajawaliPress.

Lauer, Robert H. 1989. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta : BINAAKSARA

Lufri. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Mangunwijaya. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Kependidikan. Jakarta : PT Grafindo

Persada.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Nasution. 1999. Soisiologi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara.

Ngurah, I Gusti Putra. 1992. Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakata :Univ Atmajaya.

Prayitno. 2008. Pendidikan dasar teori dan praktis. Padang : UNP Press.

Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:Rajawali Pers.

Ritzer dan Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Sheraden, Michael. 2006. Ases Untuk Orang Miskin. Jakarta : Raja Grafindo.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Page 88: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

75

Soetomo. 2009. Masalah Sosial dan Pembangunan. Fisopol UGM: Pustaka Jaya.

Sunarto, Kamanto. 2001. Sosiologi The Basic. Jakarta : Raja Grafindo.

Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sztompka, Piotr. 2010. Sosiologi perubahan sosial. Jakarta : Prenada.

Yusuf, Mury. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Pers.

B. Skripsi

Alasca, Vandrio. 2012. “ Pengaruh Objek Wisata Jembatan Akar TerhadapPerubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Puluik-Puluik Kecamatan BayangUtara Kabupaten Pesisir Selatan”. Skripsi. STKIP PGRI SUMBAR.

Destaria, Lisa. 2013. “Dampak Sosial dan Ekonomi Keberadaan Objek Wisata(Studi Khasus: The Unique Part Waterboom)“ Di Kenagarian MuaroKalaban Kota Sawahlunto. Skripsi. STKIP PGRI SUMBAR.

Irfantony, Riky. 2009. “Dampak Ekonomi Penambang Pasir Di Kampung KepalaBandar Nagari Kudo-Kudo Inderapura Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi.STKIP SUMBAR.

Page 89: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

76

LAMPIRAN IPEDOMAN WAWANCARA

I. Pengantar

Assalamualaikum Wr. WbSebelumnya saya mendoakan semoga Bapak/Ibu dalam keadaan sehat

wal’afiat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT, sehingga Bapak/Ibu

dapat bermurah hati memberikan informasi kepada saya dengan sukarela dan

senang hati.

Dalam pernyataan ini saya susun semata-mata untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan guna menyelesaikan pendidikan saya di jurusan

Sosiologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI

Sumatera Barat.

Dengan demikian data yang Bapak/Ibu berikan tersebut tidak akan

menimbulkan masalah dikemudian hari. Atas kemurahan hati Bapak/Ibu

memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan, saya ucapkan terima

kasih.

II. Identitas informan

Nama :Jenis Kelamin :Umur :Pekerjaan :Status :Asal :

III. Daftar Pertanyaan Masyarakat Sungai Kambut1. Seperti apa daerah Sungai Kambut sebelum dibangunnya Bendungan

ini :

Pendidikan masyarakat?

Pendapatan masyarakat?

Page 90: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

77

Mata Pencaharian masyarakat?

2. Seperti apa daerah Sungai Kambut setelah dibangunnya Bendungan

ini:

Pendidikan masyarakat?

Pendapatan masyarakat?

Mata Pencaharian masyarakat?

Page 91: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

78

LAMPIRAN IIDATA INFORMAN PENELITIAN

No Nama JenisKelamin

Pekerjaan Umur

1 Anthoni L Operator pintu Bendungan/Pedagang

33 Tahun

2 Aristo Munandar L Operator pintu Bendungan 31 Tahun3 Kamin L Pedagang/ pemotong karet 58 Tahun4 Faisal L Supir 51 Tahun5 Ahmad Nasid L Petani/Pedagang 60 Tahun6 Asnidar P Petani/Pedagang 50 Tahun7 Adityawarman L Supir/ Pedagang 53 Tahun8 Ardison L Wiraswasta Bengkel 50 Tahun9 Rustam L Karyawan Bengkel 50 Tahun10 Riningsih P Pedagang 29 Tahun11 Saldi L Petani/pedagang 33 Tahun12 Wendra L Petani/ Pedagang 31 Tahun13 Nofrida Yanti P Pedagang 34 Tahun14 Abdul Aziz L Petani/Pedagang 43 Tahun15 Efni P Pedagang 35 Tahun16 Yunis L Petani/pedagang 38 tahun17 Jamal L Petani 46 Tahun18 Ros P Pedagang 55 Tahun19 Musrizal L Memuat Batu 40 tahun20 Simi P Pedagang/ pemotong karet 37 Tahun21 Roni L Supir/ Pedagang 39 Tahun22 Rahmat L Supir/ Pedagang 42 Tahun23 Hadi L Supir/ Pedagang 54 Tahun24 Andi L Supir/Pedagang 35 Tahun25 Akbar L Supir/Pedagang/ pemotong

karet35 Tahun

26 Lita P Pedagang/pemotong karet 34 Tahun

Page 92: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

79

LAMPIRAN IIIGambar

Gambar 1. Peneliti sedang wawancara dengan Bapak Anthoni

Gambar 2. Peneliti sedang wawancara dengan Bapak Aristo Munandar

Page 93: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

80

Gambar 3. Peneliti sedang wawancara dengan Bapak Kamin

Gambar 4. Peneliti sedang wawancara dengan Ibuk Asnidar

Page 94: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

81

Gambar 5. Peneliti sedang wawancara dengan Ibu Riningsih

Gambar 6. Peneliti sedang wawancara dengan Ibu Ros

Page 95: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

82

Gambar 7. suasana sekitar lokasi Bendungan Batang Hari

Gambar 8. Keadaan lokasi pedagang disekitar Bendungan Batang Hari

Page 96: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

83

Gambar 9. Keadaan lokasi Bendungan Batang Hari dari kejauhan

Gambar10. keadaan barang dagangan masyarakat di lokasi BendunganBatang Hari

Page 97: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

84

Gambar 11. keadaan barang dagangan masyarakat di lokasi BendunganBatang Hari

Gambar 12. keadaan Pengunjung di Bendungan Batang Hari

Page 98: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

85

Gambar 13. keadaan Bendungan Batang Hari

Page 99: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

86

Page 100: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

87

Page 101: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

88

Page 102: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

89

Page 103: DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN

90