dampak sosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan
TRANSCRIPT
DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCAPEMBANGUNAN BENDUNGAN BATANG HARI
(Studi Kasus: Masyarakat Di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan PulauPunjung Kabupaten Dharmasraya)
SKRIPSI
TAPRINPM. 11070147
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGISEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARATPADANG
2015
i
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSIDinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Sosiologi
Dengan Judul :
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PASCA PEMBANGUNAN BENDUNGANBATANG HARI
(Studi: Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau PunjungKabupaten Dharmasraya)
Nama : TapriNPM : 11070147Program Studi : Pendidikan SosiologiJurusan : Pendidikan ilmu pengetahuan sosialInstitusi : Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP)
PGRI Sumatera Barat
Padang, 04 Agustus 2015Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda TanganKetua : Elvawati, M.Si 1. BCUKASG
Sekretaris : Ikhsan Muharma Putra, M.Si 2. BCUKASG
Anggota : 1. Drs. Ardi Abbas, MT 3. BCUKASG
2. Rinel Fitlayeni, MA 4. BCUKASG
3 Rio Tutri, M.Si 5. BCUKASG
Disahkan Oleh:
Ketua Program Studi Sekretaris Program Studi
Dr. Maihasni, M.Si Marleni, M.Pd
Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat
Dr. Zusmelia, M.Si
ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PASCA PEMBANGUNAN BENDUNGANBATANG HARI
(Studi: Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau PunjungKabupaten Dharmasraya)
Nama : TapriNPM : 11070147Program Studi : Pendidikan SosiologiJurusan : Pendidikan ilmu pengetahuan sosialInstitusi : Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP)
PGRI Sumatera Barat
Padang , 04 Agustus 2015
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
( Elvawati, M.Si ) ( Ikhsan Muharma Putra, M.Si )
Mengetahui :Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
( Dr. Maihasni, M.Si )
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis skripsi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (Sarjana, Magister, atau Doktor) baik di Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat maupun di perguruan
tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini adalah karya saya sendiri, kecuali bantuan dan arahan dari
pihak-pihak yang disebutkan dalam kata pengantar.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan naskah dengan disebutkan pengarang dan dicantum dalam
daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Padang , 04 Agustus 2015Yang Membuat Pernyataaan
TAPRINPM. 11070147
iv
ABSTRAK
TAPRI (11070147) Dampak Sosial Ekonomi Pasca PembangunanBendungan Batang Hari (Studi Kasus: Masyarakat Kenagarian SungaiKambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya). Skripsi,Program Studi Pendidikan Sosiologi (STKIP) PGRI Sumatera Barat,Padang, 2015.
Pembangunan merupakan suatu proses di segala bidang kehidupan.Perubahan yang dilakukan dengan sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu danmemang dikehendaki, baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunanmaupun masyarakat. Proses pembangunan terutama bertujuan untukmeningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual maupun material. Halini terlihat sejak adanya pembangunan Bendungan Batang Hari, masyarakatbanyak mengalami perubahan sejak berdirinya pembangunan Bendungan BatangHari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan dampaksosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan Bendungan Batang Hari,Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.
Teori yang digunakan adalah teori Struktural Fungsional salah satutokohnya ialah Robert K. Merton. Metode penelitian yang digunakan adalahpenelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Informan berjumlah 26orang yang diambil secara purposive sampling. Jenis data adalah data primer dandata sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara: (1)observasi (nonparticipant), (2) wawancara mendalam, (3) studi dokumen. Untukmencapai keabsahan data penelitian menggunakan teknik triangulasi. Sementaraitu, unit analisis data yang digunakan adalah kelompok dengan analisis data Miles& Huberman yang terdiri dari tahap reduksi, penyajian data atau analisis data danpenarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Dampak positif pembangunanBendungan Batang hari terhadap sosial ekonomi masyarakat Sungai Kambutadalah: (1) meningkatnya pendapatan ekonomi yang biasa pendapatan Rp 100.000per hari setelah Bendungan berdiri mencapai Rp 300.000 sehari, (2) penambahanmata pencaharian yang di alami masyarakat seperti petani menjadi pedagang danlain-lain, (3) meningkatnya solidaritas masyarakat. Dan dampak negatifpembangunan Bendungan Batang hari terhadap sosial ekonomi masyarakatSungai Kambut adalah: (1) memudarnya nilai dan norma dalam masyarakatseperti sifat masyarakatnya lebih individual dan masyarakat lebih cenderungmeninggalkan acara-acara adat karena sibuk dengan urusan dagangnya.
v
ABSTRACT
TAPRI (11070147) Impact Of Socio-Economic Society By Post-DevelopmentBatang Hari Dam (Case Study: Sungai Kambut Village Pulau PunjungSubdistrict Dharmasraya Regency). Departement of Sociology of Education,College of Teacher Training and Education (STKIP) PGRI West Sumatera,Padang, 2015.
Development is a process in all areas of life. A change is madedeliberately based on a specific plan, and indeed desired, made in the governmentis an agent of development and community development. The developmentprocess is mainly aimed to improve people's life, both spiritually and materially. Itis seen from Batang Hari dam, society has changed since the establishment ofBatang Hari dam. This study aims to identify and describe impact of socio-economic of post-development Batang Hari dam, Sungai Kambut Village PulauPunjung subdistrict Dharmasraya regency.
The theory used is the theory of Structural Functional by Robert K.Merton. The method used is qualitative research with type of descriptive research.26 informants were taken by purposive sampling. This type of data is primary dataand secondary data. Methods of data collection is done in three ways: (1)observation (nonparticipant), (2) interview, (3) document study. To achieve thevalidity of data research use triangulation techniques. However, the unit of dataanalysis used is the group by Miles & Huberman’s data analysis that containsthree steps, three are reduction step, data presenting or data analysis andconclusions.
The results showed that: The positive impact of Batang Hari dam forsosio-economic Sungai Kambut village are: (1) increasing the economic incomeRp 100,000/day to Rp 300,000/day, (2) the addition of livelihoods in naturalcommunities as farmers become trader and so on, (3) increased communitysolidarity. And the negative impact of Batang Hari dam for sosio-economicSungai Kambut village are: (1) the waning values and norms in society. Theywould not be vnature of the society rather than individual. The society is morelikely to abandon traditional events by being busy with their affairs.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayahnya skripsi yang berjudul “Dampak Sosial Ekonomi
Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari (Studi Kasus
Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung
Kabupaten Dharmasraya)” dapat penulis selesaikan. Setelah mengalami
serangkaian perbaikan, baik kekurangan lengkapan data maupun kesalahan-
kesalahan penulisan. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar strata satu (S1) / Akta IV di Program Studi Pendidikan Sosiologi (STKIP)
PGRI Sumatera Barat, Padang.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Ibu Elvawati M.Si selaku Penasehat Akademik sekaligus selaku dosen
pembimbing I dan Bapak Ikhsan Muharma Putra M.Si Selaku dosen
pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis, dan
memberikan motivasi dalam menyelesaikan Skripsi ini.
2. Bapak Drs. Ardi Abbas MT, Ibuk Rinel Fitlayeni, MA dan Bapak Rio Tutri.
M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi
kesempurnaan Skripsi ini.
3. Ibu Dr. Maihasni, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi.
4. Bapak dan Ibu Staff pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP
PGRI Sumatera Barat.
vii
5. Ibu Dr. Zusmelia, M.Si selaku Ketua STKIP PGRI Sumbar, Bapak Drs. Nur
Hadi, M.Si Sebagai wakil ketua I bidang akademik STKIP PGRI Sumatera
Barat, Bapak Drs. Dasrizal, M.P sebagai wakil ketua II bidang keuangan
STKIP PGRI Sumatera Barat, Ibu Dra, Hj. Mulyati, M.Si sebagai wakil ketua
III bidang kemahasiswaan STKIP PGRI Sumatera Barat.
6. Bapak dan Ibu Staff perpustakaan yang telah melayani penulis serta
menyediakan buku untuk referensi skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Staff BAAK dan BAUK yang telah membantu penulis dalam
mengadministrasian perkuliahan.
8. Informan penelitian yang telah memberikan informasi dalam penyelesaian
Skripsi ini.
9. Teristimewa buat Ibunda tercinta Bainar serta Bapak Tiri Hasan Bagindo
Mudo dan Kakanda Masri, Adinda Rika Wati dan Dedi Supriyadi, yang telah
berjuang melalui do’a dan bekerja keras membiayai demi kesuksesan penulis
dalam menyelesaikan skripsi di studi ini.
10. Dan yang terkasih yaitu mahkluk yang dikirim Allah SWT untuk menjadi
pendamping hidupku yang selama ini telah setia menemani susah senang
dalam hidupku yaitu Siti Aisyah yang sekarang sedang berjuang dalam
mencapai gelar S1 Pendidikan Biologi di STKIP PGRI SUMATERA
BARAT.
11. Buat sobat-sobatku angkatan 2011, khususnya Sosiologi sesi D yang tak
terlupakan dan tak tergantikan dihati penulis, yang tidak bisa penulis sebut
satu persatu namanya telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
viii
Semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan
mendapatkan balasan dari Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Amin. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini
masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Akhir kata
penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi
penulis.
Padang, September 2015
Tapri
ix
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .....................................................iHALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI ......................... iiPERNYATAAN.............................................................................................iiiABSTRAK .....................................................................................................ivKATA PENGANTAR................................................................................... vDAFTAR ISI................................................................................................. viiDAFTAR TABEL ......................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xiBAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... ....... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................. ....... 41.3 Tujuan Penelitian................................................................... ....... 41.4 Manfaat Penelitian................................................................. ....... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pendekatan Teoritis ............................................................... ....... 62.2 Penjelasan Konseptual........................................................... ....... 82.3 Penelitian Relevan................................................................. ...... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian ............................................ ...... 193.2 Informan Penelitian ............................................................... ...... 193.3 Jenis Data .............................................................................. ...... 223.4 Metode Pengumpulan Data ................................................... ...... 233.5 Unit Analisis.......................................................................... ...... 263.6 Analisis Data ......................................................................... ...... 263.7 Lokasi Penelitian ................................................................... ...... 293.8 Jadwal Penelitian................................................................... ...... 30
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN4.1 Gambaran Umum Nagari Sungai Kambut ............................ ...... 314.2 Demografi/Penduduk............................................................. ...... 34
4.2.1 Jumlah Penduduk........................................................ 344.2.2 Penduduk Menurut Agama......................................... 344.2.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ..................... 354.2.4 Sarana dan Prasarana .................................................. 36
4.2.4.1 Sarana Ekonomi ............................................. 364.2.4.2 Prasarana Kesehatan ....................................... 38
x
4.2.4.3 Prasarana Pendidikan ...................................... 394.2.5 Prasarana Komunikasi dan Transportasi .................... 404.2.6 Sarana Keagamaan ..................................................... 41
4.3 Mata Pencaharian .................................................................. ...... 42
BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN5.1 Sejarah Pembangunan Bendungan Batang Hari ................... ...... 455.2 Proses Pembangunan Bendungan Batang Hari ..................... ...... 46
5.2.1 Tahap Perencanaan..................................................... 465.2.2 Tahap Pelaksanaan atau Proses.................................. 475.2.3 Tahap Evaluasi ........................................................... 48
5.3 DampakPositifBendungan Batang Hari TerhadapSosial Ekonomi ..................................................................... ...... 49
5.3.1 EkonomiMeningkat............................................. ...... 495.3.2 Perubahan Mata pencarian ......................................... 53
5.3.2.1 Substitusi Mata Pencaharian ................... ...... 545.3.3 Meningkatnya Solidaritas .......................................... 63
5.4 Dampak Negatif Bendungan Batang Hari TerhadapSosial Ekonomi ..................................................................... ...... 66
5.4.1 Memudarnya Nilai dan Norma dalam Masyarakat .... 66
BAB VI PENUTUP6.1 Kesimpulan ........................................................................... ...... 706.2 Saran...................................................................................... ...... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel
1. Informan Penelitian...................................................................212. Perencanaan Jadwal Penelitian .................................................303. Jumlah Penduduk Di Kenagarian Sungai Kambut Pada Tahun
2011 Berdasarkan Data Sensus Penduduk ................................344. Rumah Ibadah Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011.........355. Jumlah penduduk Kenagarian Sungai Kambut Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Tahun 2011 ...............................................356. Jenis Lembaga Ekonomi di Kenagarian Sungai Kambut
Tahun 2011 ...............................................................................377. Data alamat Poskambling Kenagarian Sungai Kambut
Tahun 2011 ...............................................................................388. Jenis Prasarana Kesehatan di Kenagarain Sungai Kambut
Tahun 2011 ...............................................................................389. Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah di Kenagarian
Sungai Kambut Tahun 2011......................................................4010. Jumlah Prasarana Keagamaan di Kenagarian Sungai
KambutTahun 2011..................................................................4211. Mata Pencaharian Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut
Tahun 2011 ...............................................................................4412. Pokok pekerjaan sebelum dan sesudah Bendungan ada ...........62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Informan Penelitian
2. Pedoman Wawancara
3. Dokumen Penelitian
4. Peta kenagarian Sungai Kambut
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang
kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu.
Pembangunan nasional di Indonesia, misalnya merupakan suatu proses
perubahan berdasarkan rencana tertentu, dengan sengaja, dan memang
dikehendaki, baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunan,
maupun masyarakat. Proses pembangunan terutama bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual, maupun material
(Soekanto, 2012 : 360).
Pembangunan bisa saja memberikan efek negatif terhadap masyarakat
baik sosialnya maupun dimensi fisik. Menurut (Soetomo, 2009:165-167)
mengatakan bahwa dimensi sosial berupa memudarnya nilai-nilai sosial
masyarakat, merosotnya kekuatan berbagai mengikat norma-norma sosial
sehingga menimbulkan bentuk perilaku menyimpang serta ketergantungan
masyarakat terhadap pihak lain sebagai akibat sistem intervensi pembangunan
yang kurang proporsional. Sedangkan dimensi fisik, efek sampingan dari
proses pembangunan antara lain berupa masalah yang berkaitan dengan
pencemaran dan kelestarian lingkungan. Hal ini menjadi masalah karena
dalam jangka pendek akan membawa pengaruh pada keindahan, kerapian,
kebersihan dan terutama pada kesehatan masyarakat, sedang dalam jangka
panjang akan berpengaruh terhadap kelangsungan proses pembangunan itu
1
2
sendiri. Perubahan yang terjadi melalui proses pembangunan seringkali
merupakan perubahan yang dipercaya dalam rangka mengatasi
keterbelakangan dan kemiskinan sesegera mungkin. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa pembangunan juga akan menyebabkan perubahan
lingkungan.
Pada tahun 1997 pemerintah pusat Republik Indonesia melaksanakan
pembangunan fisik berupa bendungan yang sekaligus ada jembatan, yang
dibangun dengan tujuan melancarkan perhubungan antara dua kabupaten
yaitu Kabupaten Solok Selatan dengan Kabupaten Dharmasraya dan untuk
melancarkan irigasi. Sungai tempat dibangunnya bendungan yang sekaligus
ada jembatan ini merupakan aliran sungai dari Solok Selatan. Bendungan
yang sekaligus ada jembatan ini dibangun tepatnya yaitu di perbatasan
Dharmasraya dan Solok Selatan. Pembangunan tersebut selesainya pada
tahun 2003 dan digunakan oleh masyarakat pada tahun yang sama, sedangkan
peresmiannya oleh presiden Republik Indonesia yaitu Susilo Bambang
Yudhoyono pada tahun 2008 dengan panjangnya 150 meter, bangunan ini
dinamai dengan nama Bendungan Batang Hari.
Sejak adanya pembangunan bendungan Batang Hari banyak
membawa perubahan bagi masyarakat yang ada disekitarnya, terutama bagi
masyarakat Solok Selatan yang ingin menjual hasil panennya ke pasar Pulau
Punjuang Dharmasraya. Sebelum ada bendungan ini, masyarakat dari
Kabupaten Solok Selatan jika mau pergi ke Dharmasraya harus menggunakan
atau menaiki sampan yang dinamakan oleh penduduk setempat dengan
3
sebutan Tempek (perahu kecil) dengan jangka waktu tempuh 3 jam. Untuk
perjalanan dengan Tempek biasanya masyarakat harus membayar seharga Rp.
50.000/orang, namun jika ada barang bawaan bisa mencapai Rp.
120.000/orang tergantung berapa banyak barang yang dibawa. Setelah adanya
Bendungan ini masyarakat tidak harus menggunakan tempek lagi, tetapi
sudah bisa menggunakan kendaraan darat seperti Sepeda Motor walaupun
jalannya belum di aspal, dan hanya memakan waktu perjalanan selama 2 jam.
Selain itu perubahan juga terjadi pada masyarakat, dimana dulu berangkat
berkelompok sekarang sendiri-sendiri, karena pembangunan Bendungan ini
sekaligus membuka jalan raya untuk perhubungan antara Dharmasraya dan
Solok Selatan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lebih cepat
dalam mencapai daerah yang diinginkan.
Maksudnya disini adalah dulu sebelum adanya pembangunan
bendungan yang sekaligus merupakan jembatan ini jika masyarakat ingin
pergi ke Dharmasraya ataupun yang ingin pergi ke Solok Selatan harus saling
menunggu sampai muatan Tempek tersebut penuh, sehingga terlihat
masyarakat harus berkelompok untuk pergi ke Dharmasraya ataupun yang
ingin pergi ke Solok Selatan, namun setelah adanya pembangunan ini,
masyarakat sudah tak perlu menunggu lagi karena sudah bisa pergi dengan
menggunakan kendaraan sendiri. Hal ini juga membawa dampak terhadap
masyarakat yang menggunakan Tempek sebagai mata pencaharian,
penumpang Tempek semakin berkurang sejak adanya pembangunan ini,
walaupun belum sepenuhnya penumpang sepi.
4
Sejak pembangunan ini ada, masyarakat juga memanfaatkan lokasi
sekitar Bendungan ini untuk tempat berdagang terutama masyarakat di
Kenagarian Sungai Kambut. Masyarakat yang berdagang di lokasi bendungan
ini berdagang pada tanah atau wilayah pribadi miliknya, karena dulu lahan
tempat berdagang sekarang ini merupakan kebun pribadi masyarakat dan
sekarang telah dijadikannya sebagian sebagai tepat berdagang. Namun
pekerjaan pokok yang selama ini dikerjakan oleh masyarakat seperti bertani,
pemotong karet tetap tidak tertinggal dan berdagang merupakan salah satu
usaha sampingan yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan
keluarga.
Disisi lain Bendungan ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
tempat beristirahat atau bersantai, bendungan ini juga menjadi tempat
pariwisata karena kondisi bendungan ini berada dibawah perbukitan yang
hijau dan terdapat Sungai Batang Hari yang luas sehingga terdapat
pemandangan yang indah.
Melihat keadaan dan realita tersebut, pembangunan Bendungan
Batang Hari tidak hanya berfungsi sebagai penghubung dua Kabubaten saja,
tetapi juga dijadikan tempat bersantai, pariwisata. Disamping hal tersebut
juga berdampak terhadap sosial ekonomi masyarakat.
Berdasarkan pernyataan di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dan membahas lebih lanjut tentang Dampak Sosial Ekonomi
Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Di Kenagarian
Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut : Bagaimana Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat
Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Kenagarian Sungai Kambut
Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Dampak
Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari
Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten
Dharmasraya.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, adapun kegunaan penelitian ini
adalah:
1. Secara Akademik: Menambah khasanah pengetahuan khususnya
pada sosiologi pembangunan, serta bermanfaat untuk peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti mengenai masalah ini.
2. Secara Praktis: Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
informasi bagi pemerintah dan masyarakat yang ada di sekitar
Bendungan Batang Hari Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan
Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.
6
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Teoritis
Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu
perubahan. Perubahan pada kehidupan masyrakat tersebut merupakan
fenomena sosial yang wajar, oleh karena itu setiap manusia mempunyai
kepentingan yang tidak terbatas. Perubahan akan tampak setelah tatanan
sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dibandingkan dengan tatanan
kehidupan yang baru. Perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau
mungkin suatu kemunduran. Unsur-unsur kemasyarakatan yang mengalami
perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,
pola kelakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan,
stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan dan sebagainya
(Abdul Sani, 1994: 162)
Untuk melihat permasalahan yang akan diteliti penulis akan
mengkajinya dengan menggunakan teori Struktural Fungsional. salah satu
tokoh dari teori Struktural Fungsional adalah Robert K. Merton. Menurut
Merton fungsional dibagi dua yaitu fungsi nyata (manifest function) dan
fungsi sembunyi (latent function). Fungsi disebut nyata apabila konsekuensi
tersebut disengaja, dimaksudkan atau setidaknya diketahui. Adapun fungsi
disebut sembunyi, apabila konsekuensi tersebut secara objektif ada tetapi
tidak (belum) diketahui.
6
7
Adapun menurut Merton struktur fungsional mestinya lebih
dipusatkan pada fungsi sosial ketimbang pada motif individual. Bahwa
Merton menganggap fungsi didefenisikan sebagai “konsekuensi-konsekuensi
yang dapat diamati yang menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sistem
tertentu” tetapi, jelas ada bias ideologis bila orang hanya memusatkan
perhatian pada adaptasi atau penyesuaian diri, karena adaptasi dan
penyesuaian diri selalu mempunyai akibat positif. Perlu diperhatikan bahwa
satu faktor sosial dapat mempunyai akibat negatif terhadap fakta sosial lain
(Ritzer dan Goodman, 2010: 139-140).
Soekanto (1989: 38-39) mengatakan bahwa fungsi manifes merupakan
konsekuensi objektif yang berperan terhadap adaptasi atau penyesuaian
sistem, yang dikehendaki dan diakui oleh unsur-unsur sistem itu. Sedangkan
fungsi laten tidak dikehendaki dan tidak pula diakui. Hubungan antara
konsekuensi yang tidak diantisipasi dengan fungsi laten dapat ditentukan.
Konsekuensi yang tidak dikehendaki mencakup:
a. Konsekuensi yang fungsional bagi suatu sistem, yang menjadi bagian
fungsi laten.
b. Konsekuensi yang disfungsional bagi suatu sistem, yang menjadi
bagian fungsi laten.
c. Konsekuensi yang tidak relevan bagi suatu sistem, oleh karena tidak
berpengaruh secara fungsional maupun disfungsional.
8
Alasan penulis menggunakan teori Struktural Fungsional adalah
menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari
bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu
dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi satu bagian akan membawa
perubahan pula terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa
setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lainnya.
Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan
hilang dengan sendirinya. Tingkat analisis Merton lebih kepada institusi,
kelompok, masyarakat dan kultur. Merton melihat suatu institusi atau pranata
tertentu dapat fungsional bagi unit sosial tertentu dan sebaliknya dis-fungsi
bagi unit sosial lainnya (Ritzer, 2011: 21-22).
2.2 Penjelasan Konseptual
2.2.1 Dampak
Secara etimologis Dampak berarti pelanggaran, tubrukan, atau
benturan. Oleh karena itu, dampak pada sistem sosial budaya dapat diartikan
sebagai pelanggaran terhadap system sosial budaya, tubrukan terhadapnya
ataupun benturan. Hal itu berarti bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu
terjadi masalah-masalah yang mengganggu berfungsinya sistem sosial
tersebut (Soekanto, 2012:380).
2.2.2 Ekonomi
Ekonomi merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris, yaitu economy.
Sementara kata economy itu sendiri berasal dari bahasa yunani, yaitu
oikonomike yang artinya pengelolaan rumah tangga yang dimaksud dengan
9
ekonomi sebagai pengelola rumah tangga adalah suatu usaha dalam perbuatan
keputusan dan pelaksanaan yang berhubungan dengan pengalokasian sumber
daya rumah tangga yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan
mempertimbangkan kemampuan usaha dan keinginan masing-masing
(Damsar, 2009: 9-10).
2.2.3 Hubungan Sosial
Menurut Febrian hubungan sosial Adalah hubungan timbal balik
antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi
dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan sosial juga
disebut interaksi sosial. Menurut Soekanto (2012 : 55) Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang perorangan, antara kelompok dengan kelompok
maupun antara perorangan dengan kelompok. Seseorang melakukan
hubungan sosial secara naluri dan didorong oleh beberapa faktor, baik Faktor
dari dalam maupun dari luar dirinya. Faktornya di bedakan menjadi dua yaitu
faktor internal dan eksternal. Kondisi sosial adalah keadaan atau situasi
individu dalam melakukan tindakan dan interaksi dengan lingkungan hidup.
2.2.4 Masyarakat
Sunarto (2011 : 24) mengatakan masyarakat adalah sekelompok atau
perkumpulan manusia dan komunitas yang menjadi wadah pengalaman
manusia, keluarga, desa, jemaah gereja, kota dan perkumpulan sukarela.
Mereka sering menunjukan perkumpulan-perkumpulan atas tujuan-tujuan
10
baik (sebagaimana pada kelompok persahabatan, kemandirian dan
perserikatan-perserikatan dagang).
Ralph Linton mengatakan bahwa masyarakat merupakan setiap
kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan
jelas. Selo Soemardjan juga mengatakan bahwa masyarakat merupakan
orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan (Soekanto,
2012:22).
Menurut Maclver dan Page mengatakan bahwa masyarakat ialah suatu
sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antara
berbagi kelompok dan golongan, kebebasan tingkah laku dan kebiasaan-
kebiasaan manusia. Keseluruhan yang yang selalu berubah disebut
masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dab masyarakat
selalu berubah (Soekanto, 2012:22). Adapun ciri-ciri masyarakat itu sendiri
adalah :
a) Kesatuan antar individu (gabungan dari beberapa individu)
b) Menempati suatu wilayah tertentu
c) Terdapat sistem yang berlaku yang telah disepakati bersama
d) Terdapat interaksi antar sesamanya
Menurut Soekanto (2012:22) masyarakat masyarakat mencakup
unsur sebagai berikut :
11
1. Masayarakat merupakan manusia yang hidup bersama, secara teoritus
angka minimnya adalah dua orang yang hidup bersama.
2. Berhubungan dalam waktu yang lama yang menghasilkan manusia baru
yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar
anggota masyarakat.
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. System kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok
merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.
2.2.5 Perubahan Sosial
Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan.
Perubahan masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang
menelaahnya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam
arti kurang mencolok. Adapula yang perubahan-perubahannya yang
pengaruhnya terbatas maupun yang luas serta ada pula perubahan yang sangat
lambat dan ada pula yang cepat. Perubahan bisa berkaitan dengan nilai-nilai
sosial, pola prilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, kekuasaan, dan
wewenang. Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system
sosialnya termasuk nilai-nilai, sikap-sikap dan pola prilaku diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soekanto, 2012: 259).
Menurut Soemardjan perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
12
system sosialnya termasuk sikap, prilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat. William F. Ogburn mengemukakan ruang lingkup perubahan
sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang
immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur kebudayaan
material terhadap unsur-unsur immaterial. Kingsley Davis berpendapat bahwa
perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan mencakup
semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu penegtahuan, teknologi, filsafat dan
seterusnya, nahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisai-organisasi
sosial (Soekanto, 2012 :262-263).
Wilbert Moore mendefenisikan perubahan sosial sebagai perubahan
penting dari struktur sosial, struktur sosial adalah pola-pola prilaku dan
interaksi sosial. Moore memasukkan ke dalam defenisi perubahan sosial
berbagai ekspresi mengenai struktur seperti norma, nilai, dan fenomena
kultural (Robert, 1989:4).
Dalam kajian ini yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah
terjadinya perubahan dalam suatu kondisi ke kondisi yang lain dengan
melihatnya sebagai gejala yang disebabkan oleh berbagi faktor hal ini terjadi
lebih sebagai dinamika bolak-balik antara hakikat dan kemampuan sebagai
mahkluk yang hidup dan memiliki kemampuan tertentu (faktor internal) dalam
berdialetika dengan lingkungan (fisik) sosial dan budayanya (faktor eksternal).
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial adalah :
1. Faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri yaitu : a. berkurang
atau bertambahnya penduduk, b. penemuan baru dan pertentangan dalam
13
masyarakat, c. terjadinya pemberontakan atau revolusi didalam tubuh
masyarakat itu sendiri (Soekanto, 2012 : 275-283).
2. Faktor yang berasal dari luar masyarakat yaitu : a. sebab-sebab yang ada di
lingkungan fisik yang ada disekitar manusia, b. peperangan dengan Negara
lain, c. pengaruh kebudayaan masyarakat lain (Soekanto, 2012 : 275-283).
3. Adapun faktor pendorong terjadinya perubahan yaitu : a). Kontak dengan
kebudayaan lain, b). Sistem pendidikan yang maju, c). Sikap menghargai
hasil karya seseorang dan keingina untu maju, d). Toleransi terhadap
perbuatan menyimpang, e). Sistem masyarakat yang terbuka, f). Penduduk
yang heterogen, g). Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang
tertentu, h). Orientasi kedepan, i). Nilai meningkatnya taraf hidup
(Soekanto, 2012 : 283-286).
Faktor penghambat terjadinya perubahan :
1. Kurangnya hubungan masyarakat dengan masyarakat yang lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3. Sikap masyarakat yang tradisionalistis
4. Adanya kepentingan yang tertanan dengan kuat
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6. Prasangka terhadap hal yang baru atau asing
7. Hambatan ideologis
8. Kebiasaan
9. Nilai pasrah (Soekanto, 2012 : 287).
14
2.2.6 Hubungan Sosial dan Sosial Ekonomi
Menurut Febrian hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara
individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan
didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan sosial juga
disebut interaksi sosial. Menurut Soekanto (2012 : 55) Interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
oran-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Seseorang melakukan hubungan
sosial secara naluri dan didorong oleh beberapa faktor, baik Faktor dari dalam
maupun dari luar dirinya. Faktornya di bedakan menjadi dua yaitu faktor
internal dan eksternal. Kondisi sosial ekonomi adalah keadaan atau situasi
individu dalam melakukan tindakan dan interaksi dengan lingkungan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
Selain itu menurut Soekanto (2012) sosial ekonomi adalah posisi
seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti
lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam
hubungannya dengan sumber daya. Berdasarkan pengertian diatas keadaan
sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi seseorang
dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
pemilikan kekayaan atau fasilitas jenis tempat tinggal.
15
2.2.7 Indikator Sosial Ekonomi
Masyarakat senantiasa berubah di semua tingkat kompleksitas
internalnya. Ditingkat makro terjadi perubahan ekonomi, politik, komunitas
dan kultur. Ditingkat mezo terjadi perubahan kelompok, komunitas dan
organisasi. Ditingkat mikro terjadi perubahan interaksi dan prilaku individual.
Masyarakat bukan sebuah kesatuan fisik (entity), tetapi seperangkat proses
yang saling terkait terkait bertingkat ganda (Sztompka, 2010 : 65).
Kecepatan perubahan sosial dalam berbagai masyarakat berbeda-beda.
Usaha untuk mencegah perubahan itu tidak selalu mudah karena sering ada
hubungan antara perubahan materil dan kultural. Pola hubungan antara
manusia seperti pergaulan antara anak dan orang tua dan sebagainya, sering
mengalami perubahan yang sukar dielakkan. Demikian pula pendidikan yang
tak luput dari perubahan, karena pendidikan senantiasa berfungsi di dalam
dan terhadap sistem sosial tempat sekolah itu berada (Nasution, 1999 : 21).
Indikator Sosial Ekonomi adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan upaya untuk mempengaruhi manusia dalam
usaha membimbingnya menjadi dewasa. Usaha membimbing yang dimaksud
disini adalah usaha yang didasari dan dilaksanakan dengan sengaja
(Mangunwijaya, 2008 : 11).
Menurut (Prayitno, 2008 : 58) mengatakan bahwa Pendidikan akan
membentuk pola pikir dan meningkatkan sumber daya manusia. Pada
umumnya pendidikan masyarakat Sungai Kambut hanya rata-rata tamatan SD
16
atau yang paling tinggi tamatan SMP. Tetapi setelah dibangunnya bendungan
ini pendidikan masyarakat menjadi tamatan SMA atau pun tamatan
Perguruan Tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan tingkat
pendidikan makin meningkat setelah adanya pembangunan Bendungan
Batang Hari.
b. Pendapatan
Menurut (Sheraden, 2006 : 23) mengatakan bahwa Pendapatan
merupakan gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang
merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga. Dimana
pendapatan seseorang diartikan sebagai jumlah uang atau barang yang
diterima sebagai kerja yang dilakukan. Selain itu (Jhingan, 2001 : 15) juga
berpendapat bahwa pendapatan adalah hasil pencaharian usaha berupa uang
atau materi lainnya yang dapat dicapai pada penggunaan faktor-faktor
produksi.
Dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan gambaran yang
lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah
keseluruhan pendapatan atau kekayaan. Dimana hasil yang diperoleh dari
berbagai jenis usaha kegiatan ekonomi dan pendapatan merupakan faktor
penting untuk mempertahankan kehidupan yang lebih layak dan tidak layak,
karena dengan tingkat penghasilan yang tinggi maka akan meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Dengan adanya pekerjaan sampingan berdagang
disekitar bendungan tersebut, tentu bisa meningkatkan pendapatan atau
penghasilan masyarakat. Meningkatnya penghasilan tersebut masyarakat bisa
17
mencukupi atau memfasilitasi segala sesuatu yang menurutnya penting untuk
kelangsungan hidupnya, contohnya yaitu memiliki sepeda motor, Televisi dan
lain-lain.
c. Mata Pencaharian
Menurut Soekanto (2012) mengatakan bahwa mata pencaharian
merupakan pekerjaan dan usaha yang dilakukan dalam mendapatkan hasil
untuk kehidupan. Pekerjaan itu ada yang berupa pekerjaan pokok dan ada
pula yang merupakan pekerjaan sampingan. Adapun pekerjaan pokok
masyarakat Sungai Kambut berupa bertani dan pemotong karet, dan
pekerjaan sampingan seperti berdagang. Dengan dibangunnya bendungan ini
masyarakat mempunyai pekerjaan sampingan disamping pekerjaan pokoknya.
Hal ini tentu dapat menambah mata pencaharian penduduk Sungai Kambut.
2.3 Penelitian Relevan
Irfantony (2009) yang berjudul “Dampak Ekonomi Penambang Pasir
Di Kampung Kepala Bandar Nagari Kudo-Kudo Inderapura Kabupaten
Pesisir Selatan”. Dimana hasil penelitiannya melihat bahwa Dampak
Ekonomi Di Kampung Kepala Bandar Nagari Kudo-Kudo Inderapura adalah
Dampak positifnya membuka lapangan pekerjaan baru, mengiat industri
kecil, perubahan pola mata pencarian. Dampak negatif konfliknya antara
penambang dengan masyarakat sekitar tambang, rusaknya prasarana sosial
(jalan).
Alasca (2012) yang berjudul “ pengaruh objek wisata jembatan akar
terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat puluik-puluik kecamatan
18
baying utara kabupaten pesisir selatan “ dimana hasil penelitaiannya melihat
bagaimana pengembangan jembatan akar sebagai objek wisata andalan pesisir
selatan. Bagaimana pengaruh objek wisata jembatan akar terhadap perubahan
soial, ekonomi dan budaya.
Destaria (2013) yang berjudul “Dampak Sosial dan Ekonomi
Keberadaan Objek Wisata (Studi Khasus The Unique Part Waterboom) Di
Kenagarian Muaro Kalaban Kota Sawahlunto“. Dimana hasil penelitiannya
menunjukkan adanya kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi
masyarakat penelitiannya menyatakan tempat wisata lebih banyak
memberikan Dampak terhadap Sosial dan Ekonomi di Kenagarian Muaro
Kalaban Kota Sawahlunto.
Penelitian dahulu dengan penelitian yaitu membahas Dampak Sosial
Ekonomi Terhadap Masyarakat, pada fokus Penelitian terdahulu lebih kepada
Dampak Pembangun Pariwisata dan Dampak Tambang Terhadap
Masyarakat. Sedangkan fokus Penelitian sekarang lebih kepada Dampak
Pembangunan Bendungan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat.
19
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif karena metode kualitatif mempelajari data di lapangan secara
alamiah dan mengutamakan metode observasi dan wawancara serta dokumen.
Menurut Moleong (2012: 6) penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya alamiah
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. dengan tipe penelitian
deskriptif kualitatif.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe
deskriptif adalah mendeskripsikan Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat
Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Kenagarian Sungai Kambut
Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.
3.2 Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik
tentang dirinya atau orang lain atau suatu kejadian kepada peneliti mereka
tidak dipahami sebagai objek, sebagai seorang yang memberikan respon
terhadap (hal-hal yang diluar diri mereka) melainkan sebagai subjek
penelitian.
19
20
Informan penelitian ini diambil secara purposive sampling yaitu
berdasarkan tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu terlebih dahulu
dengan demikian pengambilan sampel didasarkan pada maksud, tujuan atau
kegunaan (Yusuf, 2005: 205).
Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah:
1. Masyarakat sebagai pelaku ekonomi yang berada di Kenagarian Sungai
Kambut.
2. Pengguna jasa transportasi di Kenagarian Sungai kambut.
3. Tokoh masyarakat di Nagari Sungai kambut.
4. Kelompok masyarakat yang terkena dampak dari pembangunan
Bendungan Batang hari.
5. Masyarakat petani yang ada di Kenagarian Sungai Kambut.
Berdasarkan kriteria informan di atas, maka pada penelitian ini
terdapat 26 orang informan, untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
21
Tabel 3.1Informan Penelitian
No Nama JenisKelamin
Pekerjaan Umur
1 Anthoni L Operator pintuBendungan/Pedagang
33 Tahun
2 Aristo Munandar L Operator pintuBendungan
31 Tahun
3 Kamin L Pedagang/pemotong karet
58 Tahun
4 Faisal L Supir 51 Tahun5 Ahmad Nasid L Petani/Pedagang 60 Tahun6 Asnidar P Petani/Pedagang 50 Tahun7 Adityawarman L Supir 53 Tahun8 Ardison L Wiraswasta
Bengkel50 Tahun
9 Rustam L Karyawan Bengkel 50 Tahun10 Riningsih P Pedagang 29 Tahun11 Saldi L Petani/pedagang 33 Tahun12 Wendra L Petani 31 Tahun13 Nofrida Yanti P Pedagang 34 Tahun14 Abdul Aziz L Petani/Pedagang 43 Tahun15 Efni P Pedagang 35 Tahun16 Yunis L Petani/pedagang 38 tahun17 Jamal L Petani 46 Tahun18 Ros P Pedagang 55 Tahun19 Musrizal L Memuat Batu 40 tahun20 Simi P Pedagang/
pemotong karet37 Tahun
21 Roni L Supir 39 Tahun22 Rahmat L Supir 42 Tahun23 Hadi L Supir 54 Tahun24 Andi L Supir/Pedagang 35 Tahun25 Akbar L Supir/Pedagang/
pemotong karet35 Tahun
26 Lita P Pedagang/pemotongkaret
34 Tahun
Sumber : Data Primer Tahun 2015
Informan-informan di atas dipilih berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan. Jadi berdasarkan tabel informan penelitian terlihat informan
yang berprofesi sebagai operator pintu bendungan berjumlah 2 orang,
22
profesi pemotong karet sekaligus pedagang berjumlah 4 orang, profesi
petani sekaligus pedagang berjumlah 5 orang, profesi petani saja
berjumlah 2 orang, profesi supir sekaligus pedagang berjumlah 2 orang,
profesi supir 5 orang, serta 1 orang wiraswata bengkel dan 1 orang
karyawan bengkel yang ikut merasakan dampak dari bendungan Batang
Hari.
3.3 Jenis Data
Jenis data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:
3.3.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini didapat melalui observasi dan
wawancara mendalam dengan masyarakat di kenagarian Sungai Kambut Data
primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan
dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian (Mahmud, 2011:146).
Data primer pada penelitian ini adalah hasil observasi dan wawancara
kepada informan-informan di lapangan dengan kriteria yang telah
dicantumkan yaitu : Masyarakat pedagang sebagai pelaku ekonomi yang
berada di Kenagarian Sungai kambut, Masyarakat pengguna jasa transportasi
di Kenagarian Sungai kambut, Tokoh masyarakat di Kenagarian Sungai
kambut, Kelompok masyarakat yang terkena Dampak dari Pembangunan
Bendungan Batang hari, Masyarakat yang berkepentingan yang merasakan
dampak pembangunan Bendungan Batang Hari, dan Masyarakat yang
menggunakan transportasi sebagai mata pencahariannya.
23
3.3.2 Data Sekunder
Menurut (Lufri, 2007:98) data sekunder adalah data yang didapat dari
sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat
pribadi, buku harian dan dokumen-dokumen. Data sekunder dalam penelitian
ini adalah data yang diperoleh dari referensi atau sumber lain yang relevan
dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari
kantor Wali Nagari Sungai Kambut yaitu tentang gambaran umum Nagari
Sungai Kambut, struktur Pemerintahan Nagari sungai Kambut,
Demografi/Penduduk, Sarana dan Prasarana, dan Mata Pencaharian.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi Non Partisipan
Metode observasi non partisipan adalah metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan manusia yang
menggunakan dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu
utamanya. Oleh karena itu observasi merupakan kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta
dibantu dengan panca indera lainnya (Bungin 2007: 115)
Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung
keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas
tentang permasalahan yang diteliti, peneliti mengamati secara langsung
dengan mengumpulkan data-data yang terkait Dampak Sosial Ekonomi
24
Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Di Kenagarian
Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.
Pada metode ini, penulis menghimpun data melalui penginderaan
yang dimiiki penulis yaitu dengan memperhatikan langsung ke lapangan
bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat setelah adanya pembangunan
Bendungan Batang hari.
Metode ini dilakukan pada saat terjun ke lapangan dalam rangka
melakukan penelitian terhadap masyarakat yang berdagang di sekitar lokasi
Bendungan Batang Hari. Adapun yang diamati peneliti yaitu bagaimana
keadaan masyarakat setelah Bendungan ini ada dan mengamati bagaimana
kehidupan sosial ekonomi masyarakat setelah adanya pembangunan ini.
Pada tanggal 01-22 Mei 2015, peneliti kelapangan dan mengamati
dimana setelah adanya bendungan ini terlihat adanya mata pencaharian baru
bagi masyarakat setempat dengan memanfaatkan lokasi sekitar Bendungan
sebagai tempat berdagang guna untuk menambah penghasilan keluarga.
Daerah ini dulunya sepi dan tidak pernah dikunjungi oleh orang banyak,
adapun orang yang berkunjung kesana hanya sekedar lewat saja karena
daerah tempat dibangunnya bendungan merupakan daerah perbatasan
Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan. Dengan berdirinya
Bendungan ini daerah ini ramai dikunjungi orang banyak dan hal tersebut
banyak membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat apakah itu
dampak positif maupun dampak negatifnya.
25
3.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Wawancara ini dilakukan ketika peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam
(Sugiyono, 2012: 72). Dan wawancara bersifat terbuka, mewawancarai secara
langsung dan berulang-ulang kepada masyarakat Kenagarian sungai kambut
agar mendapatkan data dan pengamatan nyata dari lokasi masyarakat. Namun
sebelum melakukan wawancara, peneliti membuat pedoman dan draft agar
dalam mewawancarai narasumber wacananya tidak mengambang. Alat
pengumpulan data berupa tape recorder dan catatan-catatan kecil dari hasil
wawancara yang di lakukan peneliti terhadap para informan.
Metode wawancara pada penelitian ini dilakukan peneliti pada saat
terjun ke lapangan yaitu dengan mewawancarai baik itu pedagang, petani
yang berada disana maupun pengunjung yang datang dan menanyakan
bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah
berdirinya Bendungan Batang hari yang ditujukan pada aspek pendidikan,
mata pencaharian, dan penghasilan/pendapatan.
Wawancara dilakukan peneliti pada tanggal 01-22 Mei 2015 ke
warung tempat berdagang yang dimiliki oleh masyarakat. Wawancara yang
dilakukan peneliti di lapangan disambut baik oleh masyarakat pedagang
maupun pengunjung yang sesuai dengan kriteria informan yang telah
26
ditetapkan. Peneliti memulai wawancara diawali dengan menanyakan kabar
informan, meminta izin untuk mengetahui bagaimana yang dirasakan oleh
masyarakat sebelum dan sesudah adanya bendungan ini. Dilanjutkan dengan
pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah
disiapkan, lalu menulis hal-hal yang dirasa penting dari apa yang disampaikan
informan. Masing-masing informan diwawancarai antara satu sampai tiga kali
per maing-masing informan.
3.4.3 Studi Dokumen
Dalam penelitian ini diperlukan adanya dokumen sebagai bukti dari
adanya suatu penelitian di daerah yang diteliti (Sugiyono, 2012: 82-83).
Dokumen-Dokumen tersebut adalah arsip-arsip mengenai letak geografis,
peta wilayah, jumlah penduduk kenagarian sungai kambut. Data ini
didapatkan dari Kantor Wali Nagari sungai Kambut.
3.5 Unit Analisis
Unit atau elemen observasi adalah rumah tangga atau kelompok yang
dapat memberikan keterangan tentang apa yang ingin diamati atau dipelajari
oleh seseorang peneliti. Unit analisis berupa individu, kelompok sosial atau
organisasi dalam suatu penelitian atau studi (Ngurah, 1992: 12).
Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti objek
penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu
masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung
Kabupaten Dharmasraya.
27
3.6 Analisis Data
Menurut (Bogdan dan Biklen, 1982) analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya, menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain (Moleong, 2012: 248).
Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah :
3.6.1 Reduksi data
Selama pengumpulan data dengan menggunakan reduksi data, dapat
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang data yang
tidak dipergunakan dalam hasil penelitian. Sehingga dengan reduksi data
yang didapat benar-benar terkelompok ke dalam bagian-bagian yang valid
dan data yang tidak penting bisa dibuang dalam penelitian. Jika peneliti masih
ragu dalam data yang diperoleh maka akan dicek ulang dengan informan lain
yang dirasa peneliti lebih mengetahuinya.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini
berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian.
Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar
valid. Ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan
dicek ulang dengan informasi lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui
(Basrowi dan Suwandi, 2008: 209).
28
Pada penelitian ini peneliti mereduksi data serta mengarahkan dan
menggolongkan mana kemajuan tingkat pendidikan masyarakat, mata
pencaharian dan penghasilan masyarakat sebelum dan sesudah adanya
Bendugan Batang hari. Data yang diambil peneliti adalah data yang bisa
dipercaya, serta bisa dipergunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Sedangkan data yang dirasa tidak penting dipilih dan dibuang.
3.6.2 Penyajian data
Penyajian data Bertujuan untuk memudahkan membaca dan menarik
kesimpulan. Dalam proses ini peneliti mengelompokan hal-hal yang serupa
menjadi kategori atau kelompok satu, kelompok dua dan seterusnya. Peneliti
juga melakukan display data secara sistematik, agar lebih mudah untuk
dipahami data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti sehingga mudah
dalam penyajiannya.
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk
penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan
bagan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209). Oleh karena itu sajiannya harus
tertata secara baik.
Penyajian data pada penelitian ini diawali dengan kesimpulan awal
yang diambil peneliti yaitu Bendungan Batang hari membawa perubahan
terhadap kehidupan masyarakat setempat terutama pada aspek sosial dan
ekonomi.
29
3.6.3 Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dan
konfigurasi yang utuh. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu di
uji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin (Basrowi dan
Suwandi, 2008:210).
Menarik kesimpulan digunakan apabila data yang ada telah sesuai
dengan apa yang dibutuhkan sehingga memudahkan penulis dalam menarik
kesimpulan karena sebelumnya telah dikelompokan menurut tema-tema
sehingga data yang telah di klasifikasikan lebih mudah dalam menarik
kesimpulannya.
Setelah dilakukan penelitian dengan mewawancarai pihak-pihak yang
terkait, serta berdasarkan observasi dan studi dokumen penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Bendungan Batang Hari telah membawa perubahan pada
kehidupan masyarakat, terutama pada aspek sosial dan ekonomi.
30
Untuk lebih jelasnya metode ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut:
Gambar 1. Skema Model Analisis Data Interaktif( Model Milles Huberman 1996)
3.7 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan Di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan
Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat. Lokasi ini
dipilih karena setelah dibangun Bendungan Batang Hari, berkembang jenis
usaha baru di masyarakat sebagai tempat berdagang yang banyak
membawa perubahan pada masyarakat sekitar bendungan Batang Hari, teruta-
ma dalam aspek sosial dan_ekonomi.
3.8 Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan Di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau
Punjung Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat. Waktu Penelitian
akan dilaksanakan secara bertahap, yaitu mulai dari pengajuan judul dan
Pengumpulan DataDisplay
ReduksiKesimpulan
31
pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan penelitian dan pencarian data dan
tahap terakhir adalah menganalisis data hasil penelitian, penyusunan laporan
dan terakhir ujian skripsi. Semua tahapan tersebut dilaksanakan peneliti
dalam waktu enam bulan, yaitu Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni
2015.
Tabel 3.2
Perencanaan Jadwal Penelitian :
Kegiatan 2014 2015
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
Pembuatan Proposal
Bimbingan Proposal
Ujian Proposal
Penelitian
Bimbingan Skripsi
Ujian Skripsi
32
BAB IVDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Nagari Sungai Kambut
Nagari Sungai Kambut merupakan Nagari pemekaran dari nagari IV
Koto Pulau Punjung pada bulan Desember 2009. Nagari Sungai Kambut
terdiri dari 6 jorong dengan luas 12 KM. Secara geografis Nagari Sungai
Kambut berada pada posisi 00◦ 47’ 7” Lintang Selatan (LS) dan 101◦ 9’ 21”
BT - 101◦ 54’ 27” Bujur Timur (BT) (Profil Nagari Sungai Kambut Tahun
2011).
Suhu di Kenagarian Sungai Kambut berkisar antara 21◦C - 33◦C
dengan rata-rata hari hujan 14,35 hari perbulan dan rata-rata curah hujan
265,36 mm per bulan. Kondisi topografi Nagari Sungai Kambut bervariasi
antara berbukit, bergelombang dan datar dengan variasi ketinggian dari 98,3 –
1.525 M dari permukaan laut. Sebagian besar tanah di Nagari Sungai Kambut
berjenis Podzolik Merah Kuning (PMK) yang didominasi oleh perkebunan,
perkebunan seluas 5 KM (40,50 %) (Profil Nagari Sungai Kambut Tahun
2011).
Bendungan Batang Hari terletak di perbatasan Solok Selatan dan
Dharmasraya tepatnya di Batu Bakawuik Kenagarian Sungai Kambut yang
berada di Kabupaten Dharmasraya. Batu Bakawuik merupakan perbatasan
antara dua Kabupaten yaitu Solok Selatan dan Dharmasraya. Daerah ini tidak
ada lautan, yang ada hanya Sungai-sungai (Profil Nagari Sungai Kambut
Tahun 2011).
32
33
Berdasarkan data di kantor Wali Nagari pada tahun 2011 lalu
Kenagarian Sungai Kambut terdiri atas 6 kejorongan yaitu : Jorong Koto
Lamo, Jorong Lambau, Jorong Sungai Nili, Jorong Muaro Mau, Muaro
Momong, Jorong Sungai Kambut II. Batas-batas wilayah Kenagarian Sungai
Kambut sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kenagarian Gunung Selasih
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kenagarian IV Koto Pulau Punjung
dan Kenagarian Sungai Dareh.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung dan Kenagarian
koto Nan IV Dibawuah Kecamatan IX Koto (Profil Nagari Sungai
Kambut Tahun 2011).
Kenagarian Sungai Kambut struktur organisasinya adalah Wali
Nagari, Sekretaris Nagari, Bendahara Nagari, Badan Musyawarah Nagari
Sungai Kambut. Dan ada juga terdapat 5 Kepala urusan yang pertama Kepala
urusan Pemerintahan, kedua Kepala urusan Ekonomi dan Pembangunan,
ketiga Kepala urusan Kesejahteraan rakyat dan Sosial Budaya, yang ke
empat Kepala urusan Umum dan Keuangan,dan yang kelima yaitu Kepala
urusan Pemuda dan Olah Raga sampai nanti Kepala Jorong di tiap-tiap daerah
Seperti tergambar di bawah ini:
34
Struktur Pemerintahan Nagari Sungai KambutKecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
Gambar 4.1. Struktur Pegawai Kenagarian tahun 2011-2015
Wali NagariRusdi, S.Sos
SekretarisAbdul Chalik
BendaharaSalmi Herliyeni
Kepala urusanKesejahteraan
rakyat dan SosialBudaya
Lian Safitri, SE
Kepala urusanUmum danKeuangan
Virga Yulanda,SE
Kepala urusanPemuda dan Olah
RagaHarun Al Rasyid
Kepala urusanEkonomi danPembangunanAsrial Amri
Kepala urusanPemerintahanTomi Andesra
Sekretaris BamusNagari Sungai
Kambut
Bamus NagariSungai Kambut
Kepala JorongKoto Lamo
Hamidi ML.Ameh
Kepala lambauSensus Warman
Kepala jorongSungai NiliSyafruddin
Kepala JorongMuaro MauJabaruddin
Kepala jorongMuaro Momong
Hendri
Kepala JorongSungai Kambut II
Syamsaini
Tata UsahaKoto Lamo
Asril
Tata UsahaLambau
Masfendri
Tata UsahaSungai Nili
Abdul Hakim
Tata UsahaMuaro Mau
DedetGusmanto
Tata UsahaMuaro Momong
Ismail
Tata UsahaSungai Kambut
IIEko
35
4.2 Demografi/Penduduk
4.2.1 Jumlah Penduduk
Kenagarian Sungai Kambut pada tahun 2011 berdasarkan Data Sensus
Penduduk berjumlah 10.018 orang yang terbagi dalam 6 Kejorongan seperti
Tabel berikut ini:
Tabel 4.2.1Jumlah Penduduk Kenagarian Sungai Kambut pada tahun 2011
berdasarkan Data Sensus Penduduk
No Nama JorongPenduduk Jumlah satuan
LK PR1 Koto lamo 1.304 1.265 2.569 jiwa2 Lambau 2.678 2.137 4.815 Jiwa3 Sungai Nili 560 440 1.000 Jiwa4 Muaro Mau 245 189 534 Jiwa5 Muaro Momong 403 572 975 Jiwa6 Sungai Kambut II 107 104 211 Jiwa
Jumlah 5.309 4.709 10.018 jiwaSumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.
Berdasarkan Tabel 4.2.1 jumlah penduduk Kenagarian Sungai Kambut
pada tahun 2011 adalah 10.018 jiwa. dengan jumlah kepala keluarga (KK)
yang ada di Kenagarian Sungai Kambut sebanyak 3491 KK. Dengan jumlah
penduduk yang tertara pada tabel di atas tersebut, Jumlah penduduk yang
paling sedikit adalah tepatnya pada Jorong sungai Kambut II 211 jiwa,
sedangkan yang paling banyak pada Jorong Lambau 4.815 jiwa.
4.2.2 Penduduk Menurut Agama
Agama yang dianut oleh penduduk di Kenagarian Sungai Kambut
hanya satu macam saja yaitu agama Islam. Dapat disimpulkan bahwa pada
seluruh masyarakat di Kenagarian Sungai Kambut menganut agama Islam
yaitu 10.018 jiwa dari jumlah penduduk. Untuk menjamin kelancaran
36
pemeluk agama menjalankan ibadah, di Kenagarian Sungai Kambut terdapat
5 buah Mesjid dan 28 buah Mushalla. Seperti terlihat ada tabel berikut :
Tabel 4.2.2Rumah Ibadah Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011
No Nama Jorong Mesjid Musholla1 Koto lamo 1 92 Lambau 1 53 Sungai Nili 1 44 Muaro Mau - 15 Muaro Momong 1 86 Sungai Kambut II 1 1
Jumlah 5 28Sumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.
Dari Tabel 4.2.2 di atas dapat disimpulkan bahwa prasarana
keagamaan di Kenagarian Sungai Kambut sudah mencukupi untuk tempat
beribadah walaupun ada satu jorong yaitu jorong Muaro Mau tidak memiliki
mesjid yang ada hanya musholla. Hal ini memudahkan masyarakat untuk
melakukan aktivitas keagamaan dan melakukan berbagai aktivitas keagamaan
yang diharapkan dapat memperkuat hubungan sesama pemeluk agama Islam.
4.2.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk di Kenagarian Sungai Kambut menurut tingkat pendidikan
terendah tamat TK/SD sampai tertinggi tamat Pasca Sarjana, seperti Tabel
berikut ini:
37
Tabel 4.2.3Jumlah Penduduk Kenagarian Sungai Kambut Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2011NO PENDIDIKAN TAHUN 20111 TK 231 Orang2 SD 1530 Orang3 SLTP 1487 Orang4 SLTA 1535 Orang5 DIPLOMA 627 Orang6 S1-S2 572 Orang
Jumlah 5.982 OrangSumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.
Berdasarkan Tabel 4.2.3 di atas dapat terlihat bahwa secara
keseluruhan tingkat pendidikan masyarakat Kenagarian Sungai Kambut
masih tergolong rendah, karena memang Kenagarian Sungai Kambut ini
secara letaknya cukup jauh dengan Pusat Kota dan Pusat Pendidikan yang
seharusnya hal itu mendukung keberlangsungan Pendidikan mayarakat
Kenagarian Sungai Kambut namun pada kenyataannya tingkat Pendidikan
yang paling mendominasi adalah, tamatan SLTA sebesar 1535 orang dan
yang paling kecil TK 231 orang, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat
pendidikan masyarakat Kenagarian Sungai Kambut belum cukup baik.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa, masyarakat
Kenagarian Sungai Kambut banyak yang tidak melanjutkan Sekolah, hal itu
dikarenakan dengan keadaan masyarakat di Kenagarian Sungai Kambut
kebanyakan sudah terbiasa bekerja sejak mereka belum berusia remaja, jadi
hal itu mempengaruhi keinginannya untuk Sekolah. Dengan begitu Angka
Anak putus Sekolah menjadi tinggi di Kenagarian Sungai Kambut, hal ini
bisa dihindari walaupun daerah ini lumayan jauh dengan Pusat Kota dan juga
Pusat Pendidikan, akses mencapainya pun tidak begitu susah dengan keadaan
38
jalan yang cukup baik. Namun pada dasarnya keadaan individu tersebut yang
memang sudah terbiasa bekerja dan ditambah dengan keadaan keluarga yang
kurang begitu mendukung anaknya untuk mendapatkan Pendidikan, sehingga
menyebabkan anak-anak di Kenagarian Sungai Kambut ini lebih banyak yang
bekerja dari pada melanjutkan sekolah.
4.3 Sarana dan Prasarana
4.3.1 Sarana Ekonomi
Sarana ekonomi adalah sarana yang bertujuan untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Sarana perekonomian yang terdapat di Kenagarian
Sungai Kambut terdiri dari Lembaga Koperasi, BUMdes, Toko/Kios, Warung
Makan, Angkutan, Pangkalan Ojek, Becak dan Sejenisnya, seperti Tabel
berikut ini:
Tabel 4.3.1.aJenis Lembaga Ekonomi di Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011
NO SUB INDIKATORJumlah(2011)
1 Lembaga Koperasi dan Sejenisnya 12 Toko/Kios 2873 Warung Makan 534 Angkutan 475 Pangkalan Ojek, Becak dan
Sejenisnya6
Sumber: Data Primer Tahun 2015
Di lihat dari tabel 4.3.1.a di atas, prasarana perekonomian yang ada di
Kenagarian Sungai Kambut cukup memadai, hal ini disebabkan pemerintah
Kenagarian Sungai Kambut sangat memperhatikan kemajuan masyarakatnya
serta kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah Kenagarian Sungai
Kambut berjalan begitu baik. Dengan ketersediaan prasarana ekonomi
39
tersebut dapat mendukung aktivitas pemenuhan kebutuhan perekonomian
penduduk.
Selain itu, ada juga prasarana lainnya seperti tempat partisipasi
masyarakat dalam keamanan swakarsa, namun tiga tahun belakangan ini
partisipasi masyarakat dalam keamanan swakarasa mulai berkurang, bahkan
ada yang sudah tidak aktif.
Tabel 4.3.1.bData Alamat Poskambling Kenagarian Sungai Kambut
No Nama Jorong Jumlah poskamling1 Koto lamo 32 Lambau 33 Sungai Nili 14 Muaro Mau 15 Muaro Momong 16 Sungai Kambut II 1
Jumlah 10Sumber: Data Primer Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.3.1.b di atas, dapat dilihat bahwa prasarana
keamanan di Kenagarian Sungai Kambut tidak begitu baik, hal ini disebabkan
karena masyarakat malas untuk piket ronda pada malam harinya seiring
dengan banyaknya pekerjaan yang dilakukan. Hal yang seperti ini bisa
dikatakan rasa solidaritasnya kurang dan mementingkan kenyamanan serta
ketentraman pribadi.
4.3.2 Prasarana Kesehatan
prasarana kesehatan merupakan wujud perhatian pemerintah terhadap
masyarakat. Begitu juga dengan prasarana kesehatan yang terdapat di
Kenagarian Sungai Kambut terdiri dari puskesmas dan posyandu seperti tabel
berikut ini:
40
Tabel 4.3.2Jenis Prasarana Kesehatan di Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011NO Sarana Jumlah1 Puskesmas 12 Posyandu 7
Jumlah 8Sumber: Data Primer Tahun 2015
Dari Tabel 4.3.2 di atas, terlihat prasarana kesehatan pada tahun 2011 di
Kenagarian Sungai Kambut belum memadai, karena hanya ada 1 Puskesmas
dan 7 Posyandu, maka jumlah ini belum memadai dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang ada di Kenagarian Sungai Kambut sebanyak 10.018. Kesehatan
ini adalah merupakan hal yang utama dibutuhkan pada diri manusia dalam
kehidupan sehari-harinya, untuk itu, pemerintah lebih memperhatikan
prasarana kesehatan yang ada di Kenagarian Sungai Kambut ini. Mengingat
jumlah penduduknya yang begitu banyak.
Dapat disimpulkan bahwa prasarana kesehatan yang ada di Kenagarian
Sungai Kambut belum bisa dikatakan sudah memadai mengingat jumlah
penduduk yang begitu banyak dibandingkan dengan jumlah prasarana yang ada
di Kenagarian Sungai Kambut.
4.3.3 Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan merupakan tempat bagi masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan. Pendidikan merupakan tolak ukur tingkat
pembangunan, terutama dalam sumber daya manusia. Sukses pembangunan di
berbagai sektor banyak ditentukan dari tingkat dan kualitas pendidikan dari
masyarakat sendiri. Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut tingkat kesadaran
terhadap pembelajaran sangat baik. Hal ini terlihat dari berbagai tingkatan
41
telah terbangun fasilitas dan prasarana pendidikan. Hampir semua prasarana
pendidikan, pada umumnya atas dukungan masyarakat terutama dalam hal
kesediaan masyarakat menyediakan dan membebaskan lahannya untuk
pembangunan tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prasarana
pendidikan yang ada di Kenagarian Sungai Kambut seperti prasarana
pendidikan dari PAUD/TK hingga SMA/MA untuk lebih jelasnya dapat kita
lihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.3.3Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah di Kenagarian Sungai
Kambut Tahun 2011No Nama Jorong Paud/
TKSD SMP SMK
1 Koto lamo 2 2 1 -2 Lambau 3 1 - -3 Sungai Nili 2 1 - 14 Muaro Mau 1 - - -5 Muaro Momong 1 1 1 -6 Sungai Kambut
II1 1
Jumlah 10 6 2 1Sumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.
Dari Tabel 4.3.3 di atas dapat kita lihat prasarana pendidikan di
Kenagarian Sungai Kambut hanya terdiri dari prasarana pendidikan jenjang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), SMP dan SMK.
Prasarana pendidikan tingkat lanjut memang tidak terdapat di Kenagarian
Sungai Kambut, tetapi hal ini bukan hambatan bagi masayarakat Sungai
Kambut untuk melanjutkan anak-anaknya pada jenjang yang lebih tinggi,
karena jenjang pendidikan tingkat atas Seperti STKIP PGRI SUMBAR
42
maupun Sekolah Tinggi Kesehatan lainnya yang berada di Provinsi Sumatera
Barat.
4.3.4 Prasarana Komunikasi dan Transportasi
Komunikasi dan transportasi sangat penting bagi kemajuan dan
lancarnya kegiatan penduduk di suatu daerah. Dengan adanya komunikasi
yang baik, akan mempermudah pekerjaan manusia dan mengetahui segala
informasi yang ada. Sarana komunikasi yang ada di Kenagarian Sungai
Kambut cukup baik antara lain televisi, radio, antena, parabola, surat kabar,
handphone dan internet.
Prasarana komunikasi yang ada didukung pula dengan tersedianya
prasarana transportasi yang cukup memadai dan memiliki posisi yang
menguntungkan bagi perekonomian masyarakat, hal ini dikarenakan
Kenagarian Sungai Kambut terletak jauh dari pusat kota Kabupaten
Dharmasraya, sehingga masyarakat Sungai Kambut ini memanfaatkan jasa
angkutan ojek yang beroperasi dari pagi sampai malam untuk prasarana
transportasi pribadi masyarakat telah banyak memiliki sepeda motor dan
mobil.
4.3.5 Sarana Keagamaan
Sarana dan prasarana akan mendukung keberlangsungan suatu
aktivitas tak terlepas juga aktivitas keagamaan di Sungai Kambut sendiri
untuk mendukung aktivitas keagamaan terdapat sarana ibadah yang tersedia
terdiri dari 5 Mesjid, dan 29 buah Musholla. Pengetahuan agama bukan
diperoleh disekolah saja, akan tetapi diisini anak-anak juga mendapatkan
43
pengetahuan agama, namun sekarang anak-anak yang mengikuti pengajian
umumnya hanya tingkat SD atau SMP. Sedangkan anak yang sudah SMA
jarang atau tidak mau lagi pergi ke pengajian karena mereka menggangap
bahwa diri mereka sudah dewasa dan telah mengatahui tentang Al-Qur’an.
Dari Tabel 4.2.2 di atas dapat disimpulkan bahwa prasarana
keagamaan di Kenagarian Sungai Kambut sudah mencukupi dibandingkan
dengan jumlah penduduk, karena masing-masing tingkat Jorong telah
memiliki Musholla, walaupun Mesjid hanya dijumpai pada lima Jorong. Hal
ini memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas keagamaan dan
melakukan berbagai aktivitas keagamaan yang diharapakan dapat
memperkuat hubungan sesama pemeluk Agama, serta meningkatkan
ketaqwaan terhadap Allah SWT.
Masyarakat di Kenagarian Sungai Kambut saling bertoleransi dan
berinteraksi sesama pemeluk agama. Pada setiap Mesjid atau Musholla
memiliki kelompok ibu-ibu yang sering mengadakan acara dengan
berkunjung ke mesjid lainnya. Ibu-ibu tersebut dikenal dengan anggota
pengajian masjid (Majelis Taqlim) yang rutin melakukan agenda sekali dalam
seminggu untuk mengenal satu sama lain dalam rangka meningkatkan
ketaqwaan melalui membaca surat yassin dan lain-lain. Serta tidak pula
ditemukan adanya perkembangan keyakinan dan kepercayaan yang dapat
memberikan pengaruh kepada kerukunan hidup masyarakat.
44
4.4 Mata Pencaharian
Dilihat dari kondisi wilayah baik secara fisiografis maupun
sosiografis, penduduk yang bermukim di Kenagarian Sungai Kambut
mempunyai mata pencarian yang bermacam-macam, tetapi pada umumnya
penduduk Kenagarian Sungai Kambut bermata pencarian sebagai petani,
berkebun, pemotong karet dan ada juga supir bus. Penduduk Kenagarian
Sungai Kambut ini memiliki sumber penghasilan sebagai pertanian dan
perkebunan karena Kenagarian Sungai Kambut ini berada di lingkungan alam
yang yang memungkinkan penduduk setempat untuk bertani dan berkebun.
Dan disamping itu sejak berdirinya Bendungan Batang Hari masyarakat
setempat banyak memanfaatkan lokasi pembangunan ini sebagai tempat
berdagang untuk menambah penghasilan keluarga.
Pekerjaan menjadi pedagang merupakan pekerjaan yang terbilang
belum lama ditekuni oleh masyarakat Kenagarian Sungai Kambut. Sebagian
masyarakat lain masih bekerja sebagai Petani. Untuk lebih jelasnya bisa dihat
pada Tabel di bawah ini:
Tabel 4.4Mata Pencarian masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Tahun 2011
NO SUB INDIKATORJ Jumlah Tahun 2011
(Orang)1Pe Pertanian 27972 Perkebunan 13893 Perikanan 454 Perdagangan 5675 Jasa 2306 Industri Rumah Tangga 2507 Pengangguran 1456
Sumber: Profil Nagari Sungai Kambut Tahun 2011.
45
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat terlihat bahwa secara keseluruhan
tingkat mata pencarian yang paling mendominasi adalah pertanian,
Perkebunan dan perdagangan. Hal ini sebabkan karena tempat atau daerahnya
di Kenagarian Sungai Kambut cukup memadai untuk bertani,
berkebun dan berdagang.
46
BAB VTEMUAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Sejarah Pembangunan Bendungan Batang Hari
Pembangunan daerah irigasi di kawasan ini diawali pada tahun 1976
melalui proyek irigasi Sungai Dareh Sitiung (sedasi), dengan membangun
beberapa pompa dan bendungan kecil yaitu : Bendungan Piruko, Bendungan
Palangko, Bendungan Batang Siat, dan Bendungan Batang Mimpi. Namun
keberhasilan tersebut hanya bersifat sementara dan kapasitas sistem irigasi ini
hasilnya jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan, penyebab hal
ini adalah yang pertama tingginya biaya eksploitasi dan pemeliharaan pompa
serta menurunnya kapasitas mampu pompa karna habisnya masa umur
rencana pompa. Yang kedua berkurangnya kemampuan supply bendungan
yang ada karena menurunnya debit air sungai yang dipengaruhi oleh
kerusakan hutan di hulu bendungan.
Para petani yang ada di Dharmasraya sering mengeluh, dan hanya
mengharapkan hujan turun dari langit saja. Jika musim panas tiba maka para
petani sangat susah untuk mengairi sawah mereka sehingga petani terpaksa
harus sabar dalam menghadapi kekeringan sawahnya apabila musim panas
tiba (wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015).
Selain hal di atas Bendungan ini dibangun juga untuk lebih
mendekatkan perhubungan antara dua kabupaten yaitu Kabupaten
Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan. Dimana dulunya masyarakat
harus menggunakan kapal kecil atau Tempek sebutan oleh masyarakat
46
47
setempat jika ingin pergi ke salah satu daerah tersebut. Menggunakan
Tempek bisanya apabila kondisi air di sungai ini normal, namun apabila air
besar atau dalam keadaan tidak normal maka masyarakat yang ingin
bepergian harus menunda rencananya dulu sampai air sungai kembali normal
(wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015).
Berdasarkan hal dan permasalahan yang ada, maka pemerintah
mengambil langkah konkrit dengan jalan menyediakan sarana dan prasarana
yang professional dengan membangun bendungan teknis yang berskala besar
dari sungai batang hari yang merupakan sungai terbesar di wilayah Sumatera
Barat, agar lancarnya aliran irigasi air dan perhubungan. Karena
permasalahan itulah pemerintah melahirkan pembangunan Bendungan Batang
Hari dan dibangun tepatnya di Batu Bakawuik perbatasan Dharmasraya dan
Solok Selatan. Pembangunan bertujuan untuk aliran irigasi air dan
perhubungan (wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015).
5.2 Proses Pembangunan Bendungan Batang Hari
5.2.1 Tahap Perencanaan
Sebelum pembangunan Bendungan Batang Hari, PT. Perusahaan
Perumahan (PP) sebagai Kontraktor dalam proses dari pelaksanaan
pembangunan Bendungan Batang Hari mengadakan musyawarah pertama di
Sitiung yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari masyarakat seperti ketua
Kecamatan, Wali Nagari, masing-msing jorong serta tokoh-tokoh masyarakat
lainnya dengan keputusan musyawarah akan dilanjutkan di kantor Bupati
Sijunjung. Musyawarah di kantor Bupati Sijunjung dihadiri oleh semua ketua
48
kecamatan yang berada di Kabupaten Sijunjung karena pada waktu itu
Dharmasraya masih bergabung dengan Kabupaten Sijunjung. Untuk
musyawarah yang ketiga diadakan di Ibukota Provinsi Sumatera Barat yaitu
Kota Padang, musyawarah ini di hadiri oleh Bupati Sijunjung, Gubernur
Sumatera Barat beserta anggota,dan dihadiri juga oleh Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono selaku presiden Republik Indonesia.
Untuk perencanaan dibangunnya Bendungan Batang Hari didaerah
Kenagarian Sungai Kambut tepatnya di Batu Bakawuik jorong Koto Lamo
ini merupakan tempat perbatasan daerah Kabupaten Dharmasraya dan
Kabupaten Solok Selatan, serta daerah ini kurang dilewati oleh masyarakat
banyak. Perencanaan dibangunnya Bendungan Batang Hari ini, bertujuan
untuk melancarkan irigasi sekaligus menghubungkan antara dua Kabupaten
Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan (wawancara, Anthoni, 08 Mei
2015).
Pembangunan Bendungan Batang Hari ini, tidak terlepas dari
ketersediaan masyarakat dalam pembebasan lahannya. Masyarakat mengingat
bahwa dengan pembangunan Bendungan akan memberikan kelancaran
terhadap akses perhubungan atau jalan maupun irigasi air untuk perairan
sawah mereka. Kelancaran akses jalan, akan membawa dampak positif
terhadap sosial ekonomi masyarakat. Jadi, dengan sebuah pembangunan
tahap perencanan ini merupakan suatu tahap awal dari proses pembangunan,
kemudian lanjut pada tahap pelaksanaannya (wawancara, Anthoni, 08 Mei
2015).
49
5.2.2 Tahap Pelaksanaan atau Proses
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pelaksanaan
pembangunan Bendungan Batang Hari, dilaksanakan oleh PT. Perusahaan
Perumahan (PP) (kontraktor), PT Ruha, PT Adimic, PT Adikarya, PT
Indragroup, PT Waskita Karya. Pembangunan Bendungan ini Negara
Republik Indonesia bekerja sama dengan Negara Jepang yaitu yang
mengelola pintu air Bendungan dan Negara Jerman mengelola bagian beton
Bendungan. Kemudian dalam proses pembangunan ini, masyarakat diikut
sertakan dalam proses pembangunannya yaitu sebagai keamanan dalam
proses pembangunan berlangsung agar pembangunan bisa berjalan sesuai
dengan yang direncanakan. Sebelum pembangunan ini dimulai pemerintah
perlu awalnya melakukan pembebasan lahan yaitu penggusuran tempat
dibangunnya Bendungan Batang Hari. Pembebasan lahan ini, dimana lahan
milik masyarakat sendiri yang tergusur dalam pembebasan lahan yaitu
sekitar 15 hektar lahan (wawancara, Adityawarman, 08 Mei 2015).
Mulainya pembangunan Bendungan berjalan pada tahun 1997 dan
lamanya pembangunan berjalan yaitu selama lima tahun dan usainya
pembangunan Bendungan tersebut pada tahun 2003, bisa berfungsi pada
tahun yang sama, tetapi peresmiannya oleh Presiden Republik Indonesia yaitu
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 13 Desember 2008 (wawancara,
Anthoni, 08 Mei 2015).
50
Adapun pihak-pihak yang ikut terlibat dalam pembangunan ini adalah
pemerintah pusat yang bekerja sama dengan dua Negara Asing yaitu Negara
Jerman dan Negara Jepang, Sedangkan PT yang ikut berpartisipasi yaitu PT.
Perusahaan Perumahan (PP) (kontraktor), PT Ruha, PT Adimic, PT Adikarya,
PT Indragroup, PT Waskita Karya. Untuk tenaga kerjanya banyak
dipekerjakan masayakat setempat dan beberapa pekerja dari Pulau Jawa.
5.2.3 Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi adalah suatu penilaian yang subjektif dan sistematik.
hal ini dilakukan terhadap sebuah intervensi yang direncanakan, baik itu yang
sedang berlangsung maupun yang telah diselesaikan. Dalam tahap evaluasi
ini adalah hal yang terpenting dilakukan yaitu pengecekkan ulang dari suatu
rencana pembangunan, sesuai atau tidaknya pembangunan dengan yang
direncanakan.
Pemerintahan Negara Republik Indoesia melakukan pembangunan
fisik dengan tujuan untuk melancarkan irigasi dan menghubungkan antara
dua menghubungkan antara dua Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten
Solok Selatan. Dalam tahap evaluasi Bendungan tersebut orang yang
mengesahkan selesai atau tidak selesainya pembangunan Bendungan ini harus
disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Susilo Bambang
Yodhoyono. Lebar dari pembangunan Bendungan ini adalah 6 M, sedangkan
panjangnya 150 M dan selesainya pada tahun 2003 serta berfungsinya
Bendungan ini pada tahun 2003. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
51
dengan Operator Pintu Bendungan yaitu Bapak Anthoni dan Aristo
Munandar seperti di bawah ini:
“selesainya pembangunan Bendungan Batang Hari, pada tahun 2003dan disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia yaitu SusiloBambang Yodhoyono pada tanggal 13 Desember 2008”. (wawancara,Anthoni, 08 Mei 2015).
5.3 Dampak Positif Bendungan Batang Hari Terhadap Sosial Ekonomi
5.3.1 Ekonomi Meningkat
Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat selalu melakukan
berbagai macam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Usaha yang dilakukan masyarakat yang mana dulunya usaha yang tidak
pernah dia lakukan sekarang telah masyarakat lakukan dengan adanya
Bendungan tersebut. Masyarakat melakukan berbagai macam usaha seperti
pedagang, pencari ikan, jasa angkutan, berkebun, bertani, dan memuat batu.
Banyaknya usaha yang dilakukan masyarakat, agar mendapatkan keuntungan
serta memiliki uang yang lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pembangunan bendungan Batang Hari juga meningkatkan hasil panen
petani yang ada di Dharmasraya, karena sawah mereka tidak lagi mengalami
kekeringan seperti biasanya. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak Jamal sperti di
bawah ini :
“Dulu padi siko dak ado je ancak lo, batang padi tu ocok konyiang dek aiakuwang, aia tu lai ado tapi dak cukuik lo sahinggo banyak padi kamisiko mati. Tapi kini ko Alhamdulillah sawah kami aman, hujan ndokhujan hari sawah towuih yu ba aia nyo. Kalo panen lai maningkekdari yang biaso dek aia lai cukuik untuak mambuek padi ancaktumbuah e” (wawancara, Jamal, 16 Mei 2015).
52
Artinya :
“Dulu padi disini tidak bagus, batang padi sering mengalami kekeringankarena kurangnya air, air tu ada tetapi tidak cukup sehingga banyakpadi yang mati. Tapi sekarang Alhamdulillah sawah aman, hujan ataupun tidak hujan sawah tetap cukup air. Kalau panen meningkat dariyang biasa karena air cukup untuk membuat padi tersebut tumbuhdengan bagus”.
Hal ini hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Bapak AbdulAziz yaitu :
“Kok padi dulu di siko yo agak payah, aia tu bona yang jadi masalahTapi kini aia la lancar jak adonyo bendungan ko. Kok hasil padi kini lumayan
la, dulu kadang panen kadang dak dek ocok koyiang le. Dulu paliangbanyak dalam sapancang tu onam, tujuah kawuang nye dek kondisiaia dak stabil tu, banyak padi nan mati. Tapi kini kola dapek 10sampai 12 kawuang sapancang” (wawancara, Abdul Aziz, 17 Mei2015.
Artinya :
“Kalau padi dulu disini agak susah, air yang jadi permasalahannya. Tapisekarang air sudah lancer sejak bendungan ini ada. Hasil padisekarang lumayan, dulu kadang panen kadang tidak karena seringmengalami kekeringan. Dulu dalam sepancang paling banyak enamsampai tujuh karung Karena kondisi air kurang stabil, banyak padiyang mati, sekarang sudah bisa mencapai 10 sampai 12 karung perpancang”.
Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, masyarakat Kenagarian
Sungai Kambut memanfaatkan pembangunan yang disediakan pemerintah
dengan membangun warung-warung kecil dan menjual makanan ringan.
Dengan hal tersebut adanya peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat
Kenagarian Sungai Kambut.
Sebagai contohnya adalah kasus Bapak Anthoni, dulu sebelum
adanya Bendungan ini Beliau adalah petani, bahkan Bapak Anthoni pernah
merantau ke Pekanbaru untuk mengadu nasib, hal ini dikarenakan susahnya
53
mata pencaharian di kampung halamannya sehingga tidak mampu mencukupi
kebutuhan hidupnya. Pada tahun 1997 Pak Anthoni pulang ke kampung
halamannya karena mendengar isu akan dibangunnya Bendungan dengan
harapan bisa bekerja disaat pembangunan berlangsung. Namun
keberuntungan ada di tangan Bapak Anthoni setelah pembangunan
Bendungan selesai Beliau ditugaskan sebagai operator pintu Bendungan.
Tidak hanya itu Pak Anthoni memanfaatkan lokasi dekat Bendungan tersebut
sebagai tempat berdagang. Disamping bertugas sebagai operator pintu
Bendungan dan berdagang, Pak Anthoni juga bertani sehingga kebutuhan
keluarga lebih tercukupi. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan
Bapak Anthoni sebagai berikut:
“sajak ado nyo pembangunan Bendungan ko, mato pencarian kamibatambah, pendapatan mulai maningkek, kami bisa batani sambiabadagang yang pendapatan nyo Alhamdulillah. mode tu lo sawahkami, dulu babondau ka langik mahaok ujan, kok ndak ujan ndak kanba aia sawah lo. Dulu nek ka payah mandapek an piti Rp. 500.000saminggu tapi kini Rp. 300.000 sahari lai muwah dapeknyo”.(wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015)
Artinya:
“sejak adanya bendungan ini, meningkat mata pencaharian bertambah,pendapatan mulai meningkat, kami bisa bertani sambil berdagangyang pendapatannya alhamdulillah. Sama halnya dengan sawah kami,dulu hanya mengharapkan hujan turun dari langit, jika hujan tidak adamaka sawah kering, dulu susah mendapatkan uang Rp. 500.000 perminggu, tetapi sekarang uang Rp. 300.000 per hari mudahdidapatkan”.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Ardison yang
mengemukakan bahwa:
“Sajak ado nyo Bendungan ko, tabukak la lapangan karajo, conto nyomanggale alat-alat mesin Tempek, penghasilan masyarakat siko
54
maningkek dari sobolun ado nyo Bendungan ko dibandiang an setelahadonyo bendungan ko, ”. (wawancara, Ardison, 10 Mei 2015)
Artinya:
“Sejak adanya Bendungan ini, terbuka lapangan pekerjaan, contohnya sepertiberdagang alat-alat mesin Tempek (Perahu ), penghasilan masyarakatdisini meningkat dari sesudah adanya Bendungan dibandingkandengan sebelum adanya bendungan ini ”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendapatan ekonomi
masyarakat meningkat sesuai dengan tujuan pembangunan untuk
kesejahtaraan masyarakat terutama dalam bidang ekonomi, tujuannya
tercapai. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Anthoni terjadinya
peningkatan pendapatan yang biasa perharinya sebagai buruh dan petani
pendapatan Rp 50.000-100.000 per hari, setelah pembangunan bendungan ini
pendapatan menjadi pedagang makanan, minuman serta makanan ringan.
Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut merasakan lebih diuntungkan dengan
dibangunnya Bendungan Batang Hari, terbukanya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat, serta meningkatnya ekonomi masyarakat dan bertambahnya
pendapatan masyarakat sekitar 50 % dari sebelumnya. Hal yang hampir sama
diungkapkan oleh tetangga Bapak Anthoni yaitu Ibuk Ros seperti di bawah
ini:
“jak ado nyo bendungan ko, batambah la penghasilan kami siko, conto nyobuk, dulu tu sabalun ado nyo Bendungan ko buk manggaleh buah jo dirumah ma urus anak nyo, kini la dapek kojo manggale di Bendunganko, yo dulu tu penghasilan buk dak ado lo, laki buk je nye mancari,laki buk kojo nyo mamuek batunyo. yo kini ko a la dapek mambantuekonomi keluarga buk, yo pandapean laki buk dulu itu Rp 100.000sahari. Kini ko pandapean buk Rp 200.000 sahari, dak obe jo do,coliak banyak uwang nyo, buk manggale dari jam 08.00 pagi sampaijam 18.00 potang. Kadang lai dibantu laki buk, kadang dak”.(wawancara, Ros, 13 Mei 2015)
55
Artinya:
“sejak adanya Bendungan ini, bertambah penghasilan masyarakat sini,contohnya ibuk, sebelum adanya Bendungan ibuk hanya berdagangbuah dan mengurus anak dirumah, sekarang sudah Bendungan inipenghsailan ibuk sudah ada, dulu yang kerja hanya suami buk, suamiibuk kerja nya memuat batu yang hasilnya hanya 100.000 per hari.Sekarang pendapatan ibuk Rp 200.000 sehari, tidak menentu, lihatbanyak pengunjung yang datang. Ibuk berdagang dari jam 08.00sampai jam 18.00 sore. Kadang-kadang dibantu suami ibuk, kadangtidak”.
Berdasarkan hasil wawancara informan di atas, Bendungan Batang
Hari merupakan pembangunan dengan tujuan untuk mensejahterahkan
masyarakat, yaitu setelah Bendungan Batang Hari berdiri terjadi peningkatan
terhadap pendapatan masyarakat Kenagarian Sungai Kambut, Sehingga
tujuan dari pembangunan tercapai. Dilihat dari teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Dampak ekonomi positif seperti
meningkatnya pendapatan ekonomi dilihat dari teori Merton merupakan
fungsi latent positif dalam suatu sistem. Dimana fungsi latent merupakan
konsekuensinya secara objektif ada tetapi tidak atau belum diketahui, dilihat
dari kenyataan yang ada Bendungan ini mempuyai fungsi latent positif untuk
kehidupan masyarakat contohnya dengan adanya pembangunan Bendungan
ini tanpa diketahui bisa meningkatkan ekonomi masyarakat hingga
masyarakat mulai sejahtera dengan adanya Bendungan ini.
5.3.2 Perubahan Mata pencaharian
Mata pencarian merupakan keseluruhan kegiatan yang memanfaatkan
sumber daya yang ada pada lingkungan fisik. Kehidupan masyarakat di
Kenagarian Sungai Kambut sebelum dibangun Bendungan Batang Hari,
56
masyarakat lebih bergantung kepada kehidupan sebagai petani, berkebun dan
sedikit berdagang. Aktifitas ini dilakukan sesuai dengan keadaan alam dan
tempat tinggal masyarakat yang ada di Kenagarian Sungai Kambut.
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan mata pencaharian hidup
antara lain : Karena ada rasa tidak puas, Sadar karena adanya kekurangan
dalam kebudayaan sendiri, Tingkat kebutuhan hidup manusia yang beraneka
ragam dan semakin bertambah, Adanya usaha untuk menyesuakan diri
dengan perkembangan zaman, Adanya keinginan untuk meningkatkan taraf
hidup agar menjadi lebih baik, dan Adanya sikap terbuka terhadap hal- hal
yang bersifat baru. Karena perubahan inilah maka mata pencaharian hidup
masyarakat beranekaragam seperti: pertanian, peternakan, perbengkelan,
perikanan, sektorindustri, sektor perdagangan,dan sebagainya (Anonim,
2015).
5.3.2.1 Substitusi Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh
taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya
berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan
demografinya. Mata pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu mata
pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian
pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang
ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian sampingan adalah mata
pencaharian di luar mata pencaharian pokok (Anonim, 2015).
57
Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, masyarakat Kenagarian
Sungai Kambut mengalami perubahan aktifitas dalam mata pencaharian.
Aktivitas baru yang dijalani masyarakat bukan menghilangkan aktifitas
lamanya melainkan masyarakat memiliki pekerjaan tambahan. Berikut
adalah beberapa perubahan aktifitas yang dialami oleh masyarakat
Kenagarian Sungai Kambut seperti di bawah ini:
1. Mata Pencaharian Sebagai Supir Bertambah dengan Mata Pencaharian
Menjadi Pedagang
Sebelum Bendungan Batang Hari berdiri sebagian masyarakat ada
yang bekerja sebagai supir carry yaitu ada 7 orang. Pekerjaan sebagai
supir carry dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau
kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu dilakukan karena tidak adanya
pilihan pekerjaan lain yang bisa dilakukan oleh sebagian masyarakat.
Sejak adanya Bendungan Batang Hari sebagian masyarakat yang dulunya
pekerjaan sebagai supir carry seiring berjalannya waktu baralih
pekerjaan menjadi pedagang, namun tetap tidak meninggalkan pekerjaan
lamanya karena melihat adanya peluang usaha untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya. Jumlah supir yang menjadi pedagang di
lokasi ini adalah 7 orang. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
dengan Bapak Ahmad Nasid dan informan yang lain hampir sama
dengan yang di tampilkan seperti di bawah ini:
“dulu dak ado Bendungan ko kojo den hanyo supir oto carry nyo, kadangpenumpang lai banyak, kadang dak ado lo. lah ado Bendungan kotabukak la lapangan kojo untuak apak, contoh nyo manggale kini,apak tamatan SD nyo, jadi dak bisa kojo tinggi lo. Tapi sejak adonya
58
Bendungan ko lah apak bisa madapek an kojo mode badagangko”(wawancara, Ahmad Nasid, 14 Mei 2015).
Artinya:
“Sebelum adanya Bendungan ini kerja hanya supir carry kadang adapenumpang dan terkadang tidak. sejak adanya Bendungan ini, terbukalapangan pekerjaan untuk apak, contohnya berdagang. Bapak hanyatamatan SD, jadi tidak bisa untuk dapat kerja yang lebih bagus, tetapisejak adanya Bendungan ini bapak bisa berdagang.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan, sejak adanya
Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan lebih diuntungkan dengan
dibangunnya Bendungan Batang Hari terbukanya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat serta adanya perubahan mata pencarian masyarakat Kenagarian
Sungai Kambut. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu
mensejahterahkan masyarakat dibidang ekonomi. Untuk memastikan data
yang diberikan Bapak Ahmad Nasid benar atau tidaknya data yang berikan,
peneliti mewawancarai salah seorang petugas Bendungan Batang Hari yaitu
Bapak Aditywarman dengan hasil wawancaranya seperti di bawah ini:
“dulu dak ado bendungan ko, banyak kami siko nan kuwang ekonomi mode tulo sokolo anak-anak kami. Tapi kini alhamdulillah la, do Bendunganko dapek mambantu ekonomi kami siko, dulu ado nan ciek kojonyemode batani, bakobun, kini la ado kojo tambahan nyo, mano nan dakpunyo kojo la kojo kini” (wawancara, Aditywarman, 15 Mei 2015.
Artinya:
“sebelum adanya bendungan ini, banyak masyarakat sini yang kurangekonominya. Seperti itu pula pendidikan anak-anak kami.Alhamdulillah sejak adanya bendungan ini membantu ekonomimasyarakat, sebelum adanya bendungan ini hanya memiliki satupekerjaan seperti bertani, berkebun, sedangkan setelah berdirinyaBendungan ada yang memiliki pekerjaan tambahan dan yang tidakmemiliki pekerjaan, memiliki pekerjaan”.
59
Berdasarkan hasil wawancara di atas, perubahan mata pencarian dari
pembangunan Bendungan Batang Hari, perubahan mata pencarian
masyarakat Kenagarian Sungai Kambut dilihat dari teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Perubahan mata
pencarian seperti supir carry menjadi Pedagang dilihat dari teori Merton.
Merupakan fungsi latent dalam suatu sistem.
2. Mata Pencaharian Sebagai Petani Bertambah dengan Mata Pencaharian
Menjadi Pedagang
Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari, kebanyakan masyarakat
Kenagarian Sungai Kambut banyak yang menekuni pekerjaan sebagai petani
untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu disebabkan karena
tempat tinggal mereka yang berada dilokasi alam yang memungkinkan untuk
bertani. Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, membuka luang pekerjaan
bagi masyarakat Kenagarian Sungai Kambut. Hal ini diperkuat dengan hasil
wawancara dengan Bapak Saldi dan informan yang lain hampir sama dengan
yang di tampilkan seperti di bawah ini:
“Sobolun ado nyo Bendungan ko, kojo pak sabagai petani kasawah, sajakado nyo Bendungan ko pak la dapek do manggale di siko, mambantubini pak manggale ko, jadi Pendapatan pak batambah la dengan adonyo Bendungan ko”(wawancara, Saldi, 16 Mei 2015.
Artinya:
“Sebelum adanya Bendungan ini, kerja Bapak sebagai petani kesawah, sejakadanya Bendungan ini Bapak sudah dapat berjualan disini, membantuIstri Bapak berjualan ini, jadi pendapatan Bapak bertambah denganadanya Bendungan ini”.
60
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan, sejak adanya
Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan lebih diuntungkan dengan
dibangunnya Bendungan Batang Hari terbukanya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat serta adanya perubahan mata pencarian masyarakat Kenagarian
Sungai Kambut. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu
mensejahterahkan masyarakat. Untuk memastikan data yang diberikan Bapak
Saldi benar atau tidaknya data yang diberikan, peneliti mewawancarai adik
kandungnya yang merasakan hal yang sama yaitu Bapak Wendra dengan
hasil wawancaranya seperti di bawah ini:
“dulu dak ado Bendungan ko, kojo bang Saldi tu hanyo bakuli hari kasawahnyo, sajak ado nyo Bendungan ko, la manggale gai nyo nampak den,tapi kasawah tetap juo nyo nampak den nyo” (wawancara, wendra, 16Mei 2015).
Artinya:
“sebelum adanya Bendungan ini, kerja bang Saldi sebagai petani kesawahsejak adanya Bendungan ini, Bang Saldi sudah berdagang kerjanya,tapi pekerjaan petani masih dijalani sama Bang Saldi”.Berdasarkan hasil wawancara di atas, perubahan mata pencaharian
dari pembangunan Bendungan Batang Hari, perubahan mata pencarian
masyarakat Kenagarian sungai Kambut dilihat dari teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Perubahan mata
pencarian seperti petani menjadi pedagang dilihat dari teori Merton.
Merupakan fungsi latent dalam suatu sistem. Dimana fungsi latent merupakan
konsekuensinya secara objektif ada tetapi tidak atau belum diketahui, dilihat
dari kenyataan yang ada Bendungan ini mempuyai fungsi latent positif untuk
kehidupan masyarakat contohnya dengan adanya pembangunan Bendungan
61
ini tanpa diketahui bisa menambah mata pencaharian dan dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat guna untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan mencapai kehidupan yang sejahtera.
3. Mata Pencaharian Sebagai Pemotong karet Bertambah dengan Mata
Pencaharian Menjadi Pedagang
Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari, kebanyakan masyarakat
Kenagarian Sungai Kambut banyak yang menekuni pekerjaan sebagai
Pemotong Karet, namun hal ini sebabkan karena tidak memiliki keahlian lain.
Sejak berdiriya Bendungan Batang Hari, memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk menambah penghasilan dengan cara berdagang. Karna
dengan adanya Bendungan menarik wisatawan untuk berkunjung kedaerah
sekitaran Bendungan Batang Hari. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
dengan Bapak Musrizal dan informan yang lain hampir sama dengan yang di
tampilkan seperti di bawah ini:
“Sabalun ado nyo Bendungan ko, kojo pak pemotong karet, bini pak kadanglai dapek mancari kasawah uwang, kadang dak, sajak ado nyoBendungan ko dapek la pak manggale makanan jo minuman di siko,batambah la penghasilan pak dek ado nyo Bendungan ko”(wawancara, Musrizal, 17 Mei 2015)
Artinya:
“Sebelum adanya Bendungan ini, kerja Bapak pemotong karet, Istri Bapakkadang-kadang dapat mencari kesawah orang, kadang-kadang tidak,sejak adanya Bendungan ini dapat bapak berjualan disini, bertambahpenghasilan Bapak dengan adanya Bendungan ini”.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan, sejak adanya
Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan lebih diuntungkan dengan
dibangunnya Bendungan Batang Hari terbukanya lapangan pekerjaan bagi
62
masyarakat serta adanya perubahan mata pencarian masyarakat Kenagarian
Sungai Kambut. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu
mensejahterahkan masyarakat. Untuk memastikan data yang diberikan Bapak
Musrizal benar atau tidaknya data yang diberikan, peneliti mewawancarai
tetangganya dengan Ibuk Nofrida Yanti dengan hasil wawancaranya seperti
di bawah ini:
“dulu dak ado nyo Bendungan ko, kojo pak Musrizal tu tukang takiak gotahnye, bini nyo dirumah je nye , bakpo na la piti dapek nyo, sajak adonyo Bendungan ko dapek la manggale nyo di lokasi Bendungan ko”(wawancara, Nofrida Yanti, 17 Mei 2015).
Artinya:
“sebelum adanya Bendungan ini, kerja Bapak Musrizal sebagai pemotongkaret, istri nya hanya dirumah saja, sejak berdirinya Bendungan ini,dapat lah Bapak Musrizal berjualan di lokasi Bendungan ini”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, perubahan mata pencarian dari
pembangunan Bendungan Batang Hari, perubahan mata pencaharian
masyarakat Kenagarian Sungai Kambut, dilihat dari teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Perubahan mata
pencarian seperti tukang potong karet menjadi pedagang dilihat dari teori
Merton. Merupakan fungsi latent dalam suatu sistem.
4. Mata Pencaharian Sebagai Pedagang Ikan Bertambah dengan Mata
Pencaharian Menjadi Pedagang
Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari, masyarakat sudah menekuni pekerjaan
sebagai pedagang, yaitu sebagai pedagang ikan dipasar pada pagi harinya,
setelah adanya Bendungan mereka tetap berjualan ikan pada pagi harinya, dan
pada siang sampai sore harinya mereka berjualan makanan dan minuman di
63
dekat lokasi Bendungan. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan
Ibuk Efni dan informan yang lain hampir sama dengan yang di tampilkan
seperti di bawah ini:
“Dulu kojo buk manggale jo nye, dulu buk manggale ikan karamba ko a, kinibuk manggale makanan ampera dan minuman ko a, kini ko laimanggale ikan juo buk nyo, tapi sampai siang nyo. kalaw penghasilanbuk lai la batambah dari pado nan dulu tu, dulu tu ciek manggale ikankojo buk nye, kini la ado duo, tu batambah penghasilan buk”(wawancara, Efni, 19 Mei 2015).
Artinya:
“Dulu kerja Ibuk berjualan juga, dulu itu Ibuk berjualan ikan, sekarang Ibukberjualan makanan ampera dan minuman , sekarang masih berjualanikan Ibuk, tapi sampai siang saja. kalau penghasilan Ibuk bertambahdari pada yang dulu, dulu itu satu berjualan ikan kerja Ibuk, sekarangsudah dua, itu bertambah penghasilan Ibuk”.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan, sejak adanya
Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan lebih diuntungkan dengan
dibangunnya Bendungan Batang Hari terbukanya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat serta adanya perubahan mata pencarian masyarakat Kenagarian
Sungai Kambut. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu
mensejahterahkan masyarakat. Untuk memastikan data yang diberikan Ibuk
Efni benar atau tidaknya data yang diberikan, peneliti mewawancarai
tetangganya dengan Ibuk Asnidar dengan hasil wawancaranya seperti di
bawah ini:
“dulu dak ado Bendungan ko, manggale jo kojo buk Efni tu nye, tapi nyomanggale lauak di pasa, dak di siko lo, sajak ado nyo Bendungan ko,buk Efni tu nyo la manggale lo di siko, nyo manggale nasi ampera jominuman, jadi banyak la pengasilan nyo dari pado biaso, pagi nyomanggale ikan, siang sampai potang nyo manggale nasi ampera jominuman lo” (wawancara, Asnidar, 19 Mei 2015)
64
Artinya:
“Sebelum adanya Bendungan ini, kerja Ibuk Efni juga berdagang, tapi diaberdagang ikan di Pasar, tidak di Bendungan ini. Sejak adanyaBendungan ini, dia berdagang pula di Bendungan , dia berdagang nasiampera dan minuman, jadi banyak la penghasilan dia dari pada biasa,pagi dia berdagang ikan, siang sampai sore dia berdagang nasi amperadan minuman”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, perubahan aktifitas mata
pencarian masyarakat dari pembangunan Bendungan Batang Hari, mengalami
beberapa perubahan tanpa meninggalkan aktifitas mereka sebelumnya,
perubahan aktifitasnya meliputi, supir carry menjadi Pedagang, petani
menjadi pedagang, pemotong karet menjadi pedagang, dan pedagang ikan
menjadi pedagang nasi ampera. Untuk lebih jelasnya pendapatan masyarakat
sebelum dan sesudahnya pembangunan Bendungan Batang Hari berdiri bisa
dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 5.1Pokok Pekerjaan Sebelum Dan Sesudah Bendungan Ada
No NamaInforman
Pekerjaan MasyarakatPendapatan rata-rata
Perbulan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah1 Adityawarm
anSupir carry Pedagang
makanan, alat-alat mesinTempek
Rp1.600.000
Rp2.800.000
2 Saldi Petani Pedangangmakanan ringandan mie rebus
Rp1.000.000
Rp2.300.000
3 Musrizal Pemotongkaret
Pedagangminuman sepertikopi, teh danjuga makananringan lainnya.
Rp800.000
Rp1.500.000
4 Efni Pedagangikan
Nasi ampera danminuman
Rp1.500.000
Rp3.100.000
Sumber: Data Primer Tahun 2015
65
Berdasarkan pernyataan dan hasil wawancara dengan masyarakat,
dilihat dari teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Robert K.
Merton. Perubahan mata pencarian seperti yang dialami oleh masyarakat
Kenagarian Sungai Kambut dilihat dari teori Merton. Merupakan fungsi latent
(Positif) dalam suatu sistem. Dimana perubahan tersebut terjadi sesuai dengan
harapan yang diinginkan oleh pemerintah yaitu masyarakat Kenagarian
Sungai Kambut memiliki aktifitas baru dengan demikian dapat meningkatkan
penghasilan dan tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat menjadi lebih
baik.
5.3.3 Meningkatnya Solidaritas
Solidaritas adalah seorang individu hidup bermasyarakat memiliki
rasa kebersamaan, rasa kepentingan serta rasa simpati antara sesamanya.
Sebelum pembangunan Bendungan Batang Hari, masyarakat Kenagarian
Sungai Kambut belum saling mengenal antara sesamanya, hal ini disebabkan
kerena tempat tinggal masyarakat yang tidak terlalu dekat, serta sibuk dengan
kepentingan dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, terjadinya peningkatan
solidaritas atau pola pikir masyarakat Kenagarian Sungai Kambut mengalami
perubahan seperti masyarakat yang dulunya jarang berkomunikasi antar
sesama masyarakat, setelah Bendungan ini ada, masyarakatnya saling
berinteraksi antar sesamanya dan saling bertukar pendapat. Hal ini diperkuat
dengan hasil wawancara oleh Ibuk Riningsih seperti dibawah ini:
66
“Sajak ado Bendungan ko, acok bakumpua basamo, didokek Bendungan ko,sambia duduak-duduak, tu mako kini samo tau, dulu tu lai kenal jotapi dak model kini lo” (wawancara, Riningsih, 20 Mei 2015).
Artinya:
“Sejak ada Bendungan ini, sering berkumpul bersama, didekat Bendungan ini,sambil duduk-duduk, itu makanya sekarang lebih saling mengenal,dulu itu kenal juga tapi tidak kenal seperti sekarang”.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Rustam yang
mengemukakan bahwa:
“Sajak ado Bendungan ko kami acok basamo-samo bagotong royongmambarasian lokasi di muko tampek kami badagang ko, kiro- kirosabulan sakali la” (wawancara, Rustam, 20 Mei 2015).
Artinya:“Sejak adanya Bendungan ini masyarakat sering melakukan gotongroyong membersihan lokasi didepan tempat kami berdagang, kira-kirasatu kali dalam sebulan”.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Faisal yang
mengemukakan bahwa:
“Sajak ado Bendungan ko, kami acok duduk di siko lai dari pado monuang-monuang di umah, di siko dapek minum kopi samo-samo danpamandangan nyo ancak lo dari siko lai” (wawancara, Faisal, 20 Mei2015).
Artinya:
“Sejak adanya Bendungan ini, kami sering duduk disini dari pada dibermenung dirumah, disini dapat minum kopi bersama danpemandangan nya bagus pula dari sini”.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan di atas, sejak
adanya Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan adanya peningkatan
solidaritas masyarakat Kenagarian Sungai Kambut, yang mana dulunya
sebelum adanya Bendungan kurang terjalinnya hubungan antara sesama
67
masyarakat, sekarang setelah berdirinya Bendungan hubungan masyarakatnya
semakin membaik. Jadi, tujuan dalam pembangunan Bendungan Batang Hari
tercapai. Untuk memastikan data yang diberikan beberapa informan di atas,
benar atau tidaknya data yang diberikan, peneliti mewawancarai masyarakat
Kenagarian Sungai Kambut dengan Bapak Ardison pendapat yang lain
hampir sama dengan yang ditampilkan dengan hasil wawancara seperti di
bawah ini:
“yo dulu dak ado Bendungan ko, masyarakat siko kurang bakumpua modekini ko nyo, sibuk jo urusan masiang-masiang, untuk memenuhikebutuhan iduik nyo, kadang lai dak sibuk sebagian, tapi nyo malebakumpua. Tapi sajak ado nyo Bendungan ko alhamdulillah la, la adokamajuan nagari kami ko, dulu nan dak saliang mangenal dakek, kinila kenal. Model tu jo dengan pangunjuang nan datang, banyak nyomamiliah kasiko lai dari pado di tampek lain , yo tompek nyo disikotinggi pemandangan ancak, lope mato mamandang” (wawancara,Ardison, 10 Mei 2015).
Artinya:
“ya sebelum adanya Bendungan, masyarakat sini jarang berkumpul sepertisekarang ini, sibuk dengan urusan masing-masing, untuk memenuhikebutuhan hidupnya, sebagian masyarakat tidak sibuk, tapi malasberkumpul. Tapi, sejak adanya Bendungan ini, alhamdulillah adakemajuan pada Kenagarian Sungai Kambut ini, masyarakat yang tidaksaling mengenal dekat dulunya, sekarang sudah kenal. Begitupun jugadengan pengunjungnya yang datang, banyak yang memilih ke tempatyang disediakan warga di Bendungan dari pada di tempat lain, yatempatnya tinggi disini pemandangan indah, lepas mata memandang”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukan bahwa terjadinya
peningkatan solidaritas dalam masyarakat setelah terjadinya pembangunan
Bendungan Batang hari, dilihat dari teori Robert K. Merton. Meningkatnya
solidaritas masyarakat Kenagarian Sungai Kambut merupakan fungsi latent
(positif) dalam suatu sistem sosial. Dimana meningkatnya solidaritas
68
masyarakat Kenagarian Sungai Kambut seperti sering berkumpul bersama
didekat Bendungan, sambil duduk-duduk menyantap menikmati kopi dan
menikmati pemandangan yang indah, hal ini merupakan hal yang diharapkan
pemerintah dalam rangka mencapai tujuan dari pembangunan.
5.4 Dampak Negatif Pembangunan Bendungan Batang Hari TerhadapSosial Ekonomi
5.4.1 Memudarnya Nilai dan Norma dalam Masyarakat
Nilai dan norma merupakan suatu aturan yang telah ada dan telah
diketahui oleh masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, nilai dan
norma adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan
masyarakat dengan adanya nilai dan norma dapat terciptanya keteraturan
dalam masyarakat sehingga dapat terjadinya ketentraman dan
kenyamanan dalam suatu daerah. Sebelum berdirinya Bendungan Batang
Hari masyarakat Kenagarian Sungai Kambut masih memegang nilai dan
norma yang ada serta rasa kebersamaan dari masyarakat sangat kuat.
Namun sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, nilai dan norma
yang dianut oleh masyarakat Kenagarian Sungai Kambut sudah mulai
bergeser maupun memudar dari sebelumnya seperti perilaku masyarakat
lebih individual dan rasa kesadaran dari masyarakat makin kurang dalam
kehidupan sehari-hari.
Setelah Bendungan ini ada nilai dan norma dalam masyarakat
mulai memudar, contohnya dulu masyarakat sering pergi ke tempat
acara mandoa dan baralek yang ada di masyarakat, karena sistem dalam
masyarakat ini bergotong royong atau bersama-sama dalam
69
menyelesaikan suatu acara maupun pekerjaan. Begitu juga dengan
pasangan muda-mudi, dulu jarang nampak berpasang-pasangan karena
nilai dan norma masih diterapkan. Namun sangat berbeda dengan
sekarang setelah bendungan ini ada, acara-acara yang diadakan sudah
jarang dihadiri oleh masyarakat karena sibuk dengan urusan dagang,
begitu pula dengan pasangan muda-mudi yang sudah sering duduk
berduaan, dan terkadang sudah tidak tahu batas waktu. Hal ini diperkuat
dengan hasil wawancara dengan Bapak Yunis seperti di bawah ini:
“Sajak ado nyo Bendungan ko, masyarakat labiah banyak kojo dari padoikuik acara mandoa jo boolek lai, sajak ado nyo Bendungan kouwang la sibuk menyiap an urusan nyo soang-soang manggale”(wawancara, Yunis, 20 Mei 2015).
Artinya:
“sejak adanya Bendungan ini, masyarakat lebih banyak kerja dari pada acarakebersamaan, contohnya dalam acara perkawinan, sejak adanyaBendungan ini orang sudah sibuk dengan urasan nya berdagang”.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Jamal yang
mengemukakan bahwa:
“Dulu sabalun ado Bendungan ko dak ado pajau-pajau bapacar di siko lo,sajak ado nyo Bendungan ko la ado je uwang bapacar-pacaran disiko, tamasuak pamuda siko, kadang ndak lo nenggang bateh sampailo dak tau jam gai duduk baduo tu” (wawancara, Jamal, 21 Mei2015).
Artinya:
“Dulu sebelum adanya Bendungan ini tidak ada orang berpacaran disini, sejakadanya Bendungan ini sudah ada orang berpacar-pacaran disini,termasuk pemuda sini, terkadang sampai tidak tahu batas waktu”.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Kamin yang
mengemukakan bahwa:
70
“sabalun ado nyo Bendungan ko, rami uwang pai somboyang kamasajik tu,sajak ado nyo Bendungan ko, uwang la sibuk di urusan nyo, contohmanggale ko a, po lai waktu solat magrib tu a, uwang la sibuk dekmanutuik gale nyo, sampai lupo lo solat magrib”. (wawancara,Kamin, 21 Mei 2015).
Artinya:
“sebelum adanya Bendungan ini, mesjid itu rami orang pergi sholat, sejakadanya Bendungan ini, orang sudah sibuk dengan urusannya, sampailupa waktu sholat, apalagi waktu sholat magrib, orang pada sibukdengan urusan menutup dagangannya, jadi tinggal sholat magrib”.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan beberapa informan
masyarakat Kenagarian Sungai Kambut, memudarnya nilai dan norma
masyarakat sejak adanya Bendungan Batang Hari, masyarakat merasakan
adanya kejanggalan setelah Bendungan ini berdiri seperti orang lebih
mementingkan kepentingan pribadinya ketimbang kepentingan bersama dan
orang sibuk dengan urusan dagangannya, sholat akhirnya lalai bahkan tidak
dikerjakan. Jadi, tujuan pembangunan tidak tercapai. Untuk memastikan data
yang diberikan beberapa informan di atas, benar atau tidaknya data yang
diberikan, peneliti mewawancarai masyarakat Kenagarian Sungai Kambut
dengan Ibuk asnidar pendapat yang lain hampir sama dengan yang
ditampilkan dengan hasil wawancara seperti di bawah ini:
“yo dulu tu dak ado Bendungan ko, dak ado uwang pai ba cewek-cewek sikolo, sajak ado nyo Bendungan ko,uwang la ado pai ba cewek-ceweksiko, model tu lo somboyang kamasajik, la kuwang” (wawancara,Asnidar, 19 Mei 2015).
Artinya:
“ya sebelum adanya Bendungan ini, tidak ada orang pergi berpacar-pacarankesini. Sejak adanya Bendungan ini, orang sudah ada pergi berpacar-pacaran, begitupun juga pergi sholat ke mesjid, sudah mulai berkurangmasyarakat Kenagarian Sungai Kambut ini”.
71
Berdasarkan hasil wawancara di atas, memudarnya nilai dan norma
masyarakat dari pembangunan Bendungan Batang Hari, dilihat dari teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Merupakan
fungsi latent negatif termasuk Disfungsi dalam suatu sistem. Dimana sikap
dari masyarakat Kenagarian Sungai Kambut sudah mulai memudar dari
sebelumnya seperti berpacaran dan meninggalkan sholat yang merupakan
kewajiban bagi agama Islam yang dianut oleh masyarakat itu sendiri.
Sedangkan tujuan dibangunnya bendungan ini bisa mempermudah
masyarakat dalam berbagai hal, namun malah sebaliknya masyarakat
meninggalkan aturan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
72
BAB VIPENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan
pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dampak Positif yang ditimbulkan dari pembangunan Bendungan
Batang Hari terhadap Sosial Ekonomi masyarakat Kenagarian Sungai
Kambut adalah (a) meningkatnya pendapatan ekonomi biasa perharinya
pendapatan Rp 100.000 per hari, setelah pembangunan Bendungan
pendapatan menjadi Rp 300.000 sehari, (b) penambahan mata
pencaharian yang biasa kerjanya sebelum pembangunan jembatan
sebagai petani dan pemotong karet, setelah pembangunan menjadi
pedagang, dan (c) meningkatnya solidaritas masyarakat Kenagarian
Sungai Kambut seperti tempat berdagang yang berdekatan dan
mengenal satu sama lain.
2. Dampak Negatif yang ditimbulkan dari pembangunan Bendungan
Batang Hari terhadap Sosial Ekonomi masyarakat Kenagarian Sungai
Kambut adalah memudarnya nilai dan norma masyarakat seperti prilaku
masyarakat lebih individual sejak Bendungan ini serta nilai dan norma
masyarakat sudah mulai bergeser dan memudar dari sebelumnya.
72
73
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti
menyarankan sebagai berikut:
1. Masyarakat
a) Kepada kepala Jorong atau masyarakat setempat harus saling bekerja
sama dan selalu memahami kepentingan, orang tua harus lebih dalam
melakukan penguasaan terhadap anak-anak nya.
b) Masyarakat diharapkan lebih mengaktifkan lagi kegiatan-kegiatan
masyarakat yang terabaikan untuk membentuk kebersamaan serta
masyarakat menjaga kebersihan khususnya kepada pedagang yang ada
di lokasi Bendungan Batang Hari.
2. Pemerintah
a) Diharapkan kepada pemerintah memberikan pengawasan,
pengkoordinasian kepada masyarakat untuk mewujudkan keamanan
dan ketentraman masyarakat kenagarian Sungai Kambut.
b) Diharapkan kepada pemerintah membuat aturan dan pemetaan
terhadap masyarakat yang bermata pencarian sebagai pedagang
disekitar Bendungan Batang Hari.
74
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: RinekaCipta.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif (Komonikasi, Ekonomi, KebijakanPublik dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Jhingan, M J. 2001. Ekonomi Pembangunan Perencanaan. Jakarta : RajawaliPress.
Lauer, Robert H. 1989. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta : BINAAKSARA
Lufri. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Mangunwijaya. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Kependidikan. Jakarta : PT Grafindo
Persada.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Nasution. 1999. Soisiologi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara.
Ngurah, I Gusti Putra. 1992. Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakata :Univ Atmajaya.
Prayitno. 2008. Pendidikan dasar teori dan praktis. Padang : UNP Press.
Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:Rajawali Pers.
Ritzer dan Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Sheraden, Michael. 2006. Ases Untuk Orang Miskin. Jakarta : Raja Grafindo.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
75
Soetomo. 2009. Masalah Sosial dan Pembangunan. Fisopol UGM: Pustaka Jaya.
Sunarto, Kamanto. 2001. Sosiologi The Basic. Jakarta : Raja Grafindo.
Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sztompka, Piotr. 2010. Sosiologi perubahan sosial. Jakarta : Prenada.
Yusuf, Mury. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Pers.
B. Skripsi
Alasca, Vandrio. 2012. “ Pengaruh Objek Wisata Jembatan Akar TerhadapPerubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Puluik-Puluik Kecamatan BayangUtara Kabupaten Pesisir Selatan”. Skripsi. STKIP PGRI SUMBAR.
Destaria, Lisa. 2013. “Dampak Sosial dan Ekonomi Keberadaan Objek Wisata(Studi Khasus: The Unique Part Waterboom)“ Di Kenagarian MuaroKalaban Kota Sawahlunto. Skripsi. STKIP PGRI SUMBAR.
Irfantony, Riky. 2009. “Dampak Ekonomi Penambang Pasir Di Kampung KepalaBandar Nagari Kudo-Kudo Inderapura Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi.STKIP SUMBAR.
76
LAMPIRAN IPEDOMAN WAWANCARA
I. Pengantar
Assalamualaikum Wr. WbSebelumnya saya mendoakan semoga Bapak/Ibu dalam keadaan sehat
wal’afiat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT, sehingga Bapak/Ibu
dapat bermurah hati memberikan informasi kepada saya dengan sukarela dan
senang hati.
Dalam pernyataan ini saya susun semata-mata untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan guna menyelesaikan pendidikan saya di jurusan
Sosiologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI
Sumatera Barat.
Dengan demikian data yang Bapak/Ibu berikan tersebut tidak akan
menimbulkan masalah dikemudian hari. Atas kemurahan hati Bapak/Ibu
memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan, saya ucapkan terima
kasih.
II. Identitas informan
Nama :Jenis Kelamin :Umur :Pekerjaan :Status :Asal :
III. Daftar Pertanyaan Masyarakat Sungai Kambut1. Seperti apa daerah Sungai Kambut sebelum dibangunnya Bendungan
ini :
Pendidikan masyarakat?
Pendapatan masyarakat?
77
Mata Pencaharian masyarakat?
2. Seperti apa daerah Sungai Kambut setelah dibangunnya Bendungan
ini:
Pendidikan masyarakat?
Pendapatan masyarakat?
Mata Pencaharian masyarakat?
78
LAMPIRAN IIDATA INFORMAN PENELITIAN
No Nama JenisKelamin
Pekerjaan Umur
1 Anthoni L Operator pintu Bendungan/Pedagang
33 Tahun
2 Aristo Munandar L Operator pintu Bendungan 31 Tahun3 Kamin L Pedagang/ pemotong karet 58 Tahun4 Faisal L Supir 51 Tahun5 Ahmad Nasid L Petani/Pedagang 60 Tahun6 Asnidar P Petani/Pedagang 50 Tahun7 Adityawarman L Supir/ Pedagang 53 Tahun8 Ardison L Wiraswasta Bengkel 50 Tahun9 Rustam L Karyawan Bengkel 50 Tahun10 Riningsih P Pedagang 29 Tahun11 Saldi L Petani/pedagang 33 Tahun12 Wendra L Petani/ Pedagang 31 Tahun13 Nofrida Yanti P Pedagang 34 Tahun14 Abdul Aziz L Petani/Pedagang 43 Tahun15 Efni P Pedagang 35 Tahun16 Yunis L Petani/pedagang 38 tahun17 Jamal L Petani 46 Tahun18 Ros P Pedagang 55 Tahun19 Musrizal L Memuat Batu 40 tahun20 Simi P Pedagang/ pemotong karet 37 Tahun21 Roni L Supir/ Pedagang 39 Tahun22 Rahmat L Supir/ Pedagang 42 Tahun23 Hadi L Supir/ Pedagang 54 Tahun24 Andi L Supir/Pedagang 35 Tahun25 Akbar L Supir/Pedagang/ pemotong
karet35 Tahun
26 Lita P Pedagang/pemotong karet 34 Tahun
79
LAMPIRAN IIIGambar
Gambar 1. Peneliti sedang wawancara dengan Bapak Anthoni
Gambar 2. Peneliti sedang wawancara dengan Bapak Aristo Munandar
80
Gambar 3. Peneliti sedang wawancara dengan Bapak Kamin
Gambar 4. Peneliti sedang wawancara dengan Ibuk Asnidar
81
Gambar 5. Peneliti sedang wawancara dengan Ibu Riningsih
Gambar 6. Peneliti sedang wawancara dengan Ibu Ros
82
Gambar 7. suasana sekitar lokasi Bendungan Batang Hari
Gambar 8. Keadaan lokasi pedagang disekitar Bendungan Batang Hari
83
Gambar 9. Keadaan lokasi Bendungan Batang Hari dari kejauhan
Gambar10. keadaan barang dagangan masyarakat di lokasi BendunganBatang Hari
84
Gambar 11. keadaan barang dagangan masyarakat di lokasi BendunganBatang Hari
Gambar 12. keadaan Pengunjung di Bendungan Batang Hari
85
Gambar 13. keadaan Bendungan Batang Hari
86
87
88
89
90