analisis dampak pembangunan breakwater

Upload: alan-padlan

Post on 01-Mar-2018

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    1/16

    ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN BREAKWATER

    TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI

    Tugas Dinamika Oseanografi dan Remote Sensing

    Dosen : Dr. Denny Nugroho Sugianto, ST, MT

    Program Studi Magister Ilmu Kelautan

    Disusun Oleh

    AHMAD FADLAN

    26020114420018

    PROGRAM PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2015

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    2/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah pesisir yang kaya dan

    beragam akan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan. Negara kepulauan yang memiliki

    garis pantai sepanjang 81.000 km termasuk negara kedua yang memiliki garis pantai

    terpanjang setelah Kanada. Luas wilayah laut negeri kita, termasuk didalamnya zona

    ekonomi ekslusif, mencakup 5,8 juta kilometer persegi, atau sekitar tiga perempat dari luas

    keseluruhan wilayah Indonesia (Dahuri 2002 dalamDarmadi 2010 ).

    Wilayah pesisir adalah wilayah interaksi antara laut dan daratan yang merupakan 15 %

    daratan bumi. Wilayah ini sangat potensial sebagai modal dasar pembangunan Indonesia

    sebagai tempat perdagangan dan transportasi, perikanan, budidaya perairan, pertambangan

    serta pariwisata. Wilayah pesisir Indonesia sangat potensial pula untuk dikembangkan bagi

    tercapainya kesejahteraan umum apabila pengelolaannya dilakukan secara terpadu dan

    berkelanjutan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang berdampak terhadap lingkungan

    pesisir. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi kondisi pesisir adalah aktivitas manusia.

    Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap kondisi pantai antara lain adalah

    pembangunan, reklamasi dan pengerukan dasar perairan untuk tujuan komersial yang

    berlebihan. Berkembangnya wisata bahari dibeberapa daerah pantai juga mendorong

    terjadinya perubahan kondisi alam menjadi lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa

    fasilitas penunjang yang diperlukan.

    Saat ini beberapa kawasan pantai di Indonesia telah mengalami kerusakan. Pengamatan

    di beberapa stasiun penelitian di Jawa menunjukan adanya kenaikan muka air laut dan

    mengakibatkan berkurangnya kawasan pantai. Gelombang laut yang datang ke pantai dengan

    energi yang cukup besar serta erosi dapat menambah kerusakan kawasan pantai. Tingkatkerusakan akan relatif rendah apabila perlindungan alami pantai tetap terjaga. Banyaknya

    kawasan pantai yang dihuni maka apabila terjadi kerusakan akan memberikan kerugian yang

    cukup besar. Usaha mengatasi kerusakan fisik dalam skala bangunan maupun lingkungan

    sudah banyak dilakukan (Wahyudin, 2009), salah satunya dengan membuat bangunan

    pengaman pantai untuk melindungi pantai dan mengontrol erosi pantai (Tawas, 2011).

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    3/16

    Bangunan pantai yang dibangun untuk perlindungan pantai secara buatan terdapat

    beberapa jenis bangunan antara lain, jety, reklamasi, seawall groin dan breakwater. Pada

    jenis dari breakwatersendiri ada yang jenis lepas pantai dan ada yang jenis pinggir pantai,

    untuk jenis breakwater lepas pantai atau disebut nearshore breakwater dan pinggir pantai

    atau offshore breakwater yang merupakan breakwater yang bisa menangkap sedimen

    tersuspensi ataupun sedimen dari long shore curent yang bisa berdampak pada perubahan

    garis pantai.

    1.2Tujuan

    Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kondisi beberapa pesisir di pulau

    Jawa khususnya yang telah dibangun breakwater. Adapun dalam menganalisa kondisi pantai

    dilakukan dengan cara memperhatikan gambar dari citra satellit terhadap kawasan pesisir

    tersebut.

    1.3Rumusan Masalah

    Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana perubahan yang terjadi pada

    bentuk garis pantai setelah adanya pembangungan breakwater

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    4/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Sedimentasi

    Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut

    oleh tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan terjadi, air membawa batuan mengalir

    ke sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Pada saat kekuatan pengangkutannya

    berkurang atau habis, batuan diendapkan di daerah aliran air. Karena itu

    pengendapan ini bisa terjadi di sungai, danau, dan di laut. Batuan hasil pelapukan secara

    berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air, angin, dan gletser(es yang mengalir

    secara lambat). Air mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa batuan

    halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungai menuju tempat yang

    lebih rendah. Hembusan angin juga bisa mengangkat debu, pasir, bahkan bahan material

    yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya. Di padang

    pasir misalnya, timbunan pasir yang luas dapat dihembuskan angina dan berpindah ke

    tempat lain. Sedangkangletser, walaupun lambat gerakannya, tetapi memiliki daya

    angkut besar (Anwas, 1994 dalamKhatib, 2013).

    Jenis Sedimen

    Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang menurut

    Reinick (Darmadi, 2010 dalamKhatib 2013 ) dibedakan menjadi empat yaitu:

    1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil

    erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik,

    yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi

    tertransforkan telah melemah.

    2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang

    hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang

    mengalami dekomposisi.

    3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di

    dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    5/16

    tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalahmagnetit,

    phosphoritdanglaukonit.

    4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk

    ke laut melalui jalur media udara atau angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari

    luar angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa

    angin.Material yang berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang

    meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung

    berapi dapat berukuran halus berupa debu vulkanik, atau berupa fragmen-

    fragmenaglomerat.

    Sifat-Sifat Sedimen

    Sifat-sifat sedimen pantai dapat mempengaruhi laju transpor sedimen di sepanjang pantai.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimen antara lain :

    1. Karakteristik material sedimen (distribusi dan gradasi butir, kohesifitas faktor

    bentuk, ukuran, rapat massa, dan sebagainya)

    2. Karakteristik gelombang dan arus (arah dan kecepatan angin, posisi

    pembangkitan gelombang, pasang surut, dan kondisi topografi pantai yang

    bersangkutan).

    Sifat sedimen yang sangat penting adalah distribusi ukuran butir, setelah itu kecepatan

    endap sedimen dan lain-lain.

    Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang

    disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. Transpor sedimen

    dibedakan menjadi dua macam yaitu: transpor menuju dan meninggalkan pantai

    (onshore-offshoretransport) yang mempunyai arah rata-rata tegak lurus garis pantai,

    sedangkan transpor sepanjang pantai (longshore transport)mempunyai arah rata-rata

    sejajar pantai. Di daerah lepas pantai biasanya hanya terjadi transpor menuju dan

    meninggalkan pantai, sedangkan di daerah dekat pantai terjadi kedua jenis transpor

    sedimen (Triatmodjo,1996 dalamKhatib, dkk., 2013)

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    6/16

    2.2Proses Pada Pantai

    Pantai merupakan kenampakan alam dimana terjadi interaksi keseimbangan dinamis

    antara air, angin dan material (sedimen). Angin dan air bergerak membawa material

    (sedimen) dari satu tempat ke tempat yang lain, mengikis dan kemudian

    mengendapkannya lagi di daerah lain secara berkesinambungan. Fenomena transport

    sedimen tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk morfologi pantai. Pantai

    mempunyai pertahanan alami dari serangan arus dan gelombang dimana bentuknya akan

    terus-menerus menyesuaikan sehingga dapat meminimalkan energi gelombang yang

    menerpanya. Sistem pertahanan alami ini dapat berupa karang penghalang, atol, sand

    dune, longshore bar, kemiringan dasar pantai dan vegetasi yang hidup di pantai.

    Ada dua tipe tanggapan dinamis pantai terhadap gerak gelombang, yaitu tanggapan

    terhadap kondisi gelombang normal dan tanggapan terhadap kondisi gelombang badai.

    Pada saat badai terjadi, pertahanan alami pantai tidak mampu menahan serangan energi

    gelombang yang besar, sehingga pantai dapat tererosi. Setelah gelombang besar reda,

    berangsur-angsur pantai akan kembali ke bentuk semula oleh pengaruh gelombang

    normal. Tetapi ada kalanya pantai yang tererosi tersebut tidak dapat kembali ke bentuk

    semula karena material pembentuk pantai terbawa arus dan tidak dapat kembali ke

    lokasi semula. Proses dinamis pantai sangat dipengaruhi oleh littoral transport, yang di

    definisikan sebagai gerak sedimen di daerah dekat pantai (nearshore zone) oleh

    gelombang dan arus.

    2.3Pengertian Breakwater

    Pemecah gelombang atau dikenal sebagai juga sebagai pemecah ombak atau

    breakwaterdimana sebagai prasarana yang dibangun untuk memecah ombak/gelombang

    laut.dengan menyerap sebagai energi gelombang dengan menyerap sebagain energi

    gelombang. Pemecah gelombang digunakan untuk mengendalikan abrasi yang mengurus

    garis pantai dan untuk menenangkan gelombang di pelabuhan sehingga kapal dapat

    merapat dipelabuhan dengan lebih mudah dan cepat.

    Pemecah gelombang harus didesain sedemikian sehingga arus laut tidak

    menyebabkan pendangkalan karena pasir yang ikut dalam arus mengendap di kolam

    pelabuhan.

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    7/16

    Breakwater atau pemecah gelombang lepas pantai dapat dibedakan menjadi dua

    macam yaitu pemecah gelombang yang menyambung dengan pantai dan lepas pantai.

    Tipe yang menyambung dengan pantai banyak digunakan pada perlindungan perairan

    pelabuhan, sedangkan tipe lepas pantai untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara

    umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu

    ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang,

    sperti halnya pada perencaan groin dan jetty.

    GROIN

    Groin adalah banguna pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus garis pantai

    dan berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai sehingga bisa

    mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa digunakan untk

    menahan masuknya transport sedimen sepanjang pantai ke pelabuhan atau muara sungai.

    Groin yang ditempatkan di pantai akan menahan gerak sedimen tersebut sehingga

    sedimen mengendap di sisi sebelah hulu ( terhadap arah transport sedimen sepanjang

    pantai ). Di sebelah hilir groin angkutan sedimen masih tetap terjadi sementara suplai

    dari sebelah hulu terhalang oleh bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami

    deficit sedimen sehingga pantai mengalami erosi. perlindungan pantai dengan

    menggunakan satu buah groin tidak efektif. Biasanya perlindungan pantai dilakukan

    dengan membuat suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan

    dengan jarak tertentu (Triadmodjo, 1999 dalamParmantoro, 2013).

    Gambar 1. Groin tunggal dan perubahan garis pantai yang ditimbulkan

    (sumber: Tawas, 2011)

    http://3.bp.blogspot.com/-RSfvRaMEKUw/T75-Kovqf2I/AAAAAAAAAJs/EoKJ51tqXPE/s1600/da.jpg
  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    8/16

    Groin dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu tipe lurus, tipe T dan tipe L.

    Menurut kontruksinya groin dapat berupa tumpukan batu, caisson beton, turap, tiang

    yang dipancang berjajar, atau tumpukan buis beton yang didalamnya diisi beton

    (a) (b)

    Gambar 2. Groin bentuk L (a) dan bentuk T (b) (sumber: Darmadi, 2010)

    Di dalam perencanaan groin masih dimungkinkan terjadinya suplai pasir melintasi

    groin ke daerah hilir. Pasir dapat melintasi groin dengan melewati sisi atasnya

    (overpassing) atau melewati ujungnya (endpassing).

    JETTY

    Merupakan bangunan yang tegak lurus dengan pantai yang ditempatkan pada kedua

    sisi muara sungai yang mempunyai berfungsi mengurangi pendangkalan alur oleh

    sedimen pantai dan melindungi alur pelayaran. Selain melindungi alur pelayaran, dapat

    juga digunakan untuk mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan

    pengendalian banjir

    Selain untuk melindungi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk mencegah

    pendangkalan di muara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir. Mengingan

    fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan dalah satu dari

    bangunan beikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang atau jetty pendek. Jetty panjang apabila

    ujungnya berada diluar gelombang pecah. Jetty sedang dimana ujungnya berada diantara

    muka air surut dan lokasi gelombang pecah, dapat menahan sebagai transpor sedimen

    sepanjang pantai. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada pada muka air surut.

    Fungsi utama bangunan ini adalah menahan berbeloknya muara sungai dan

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    9/16

    mengkonsentrasikan aliran pada alur yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan

    sehingga pada awal musim penghujan dimana debit besar (banjir) belum terjadi,muara

    sungai telah terbuka.

    Gambar 3. Tipe Jetty yang ada pada muara sungai (sumber : Ardiyanto, 2013)

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    10/16

    BAB III

    METODOLOGI

    Dalam makalah ini, dilakukan penelitian terhadap beberapa kawasan pesisir di pulau

    Jawa khususnya kawasan pesisir yang telah memiliki pemecah gelombang tipe Groin dan

    Jetty untuk melihat perubahan garis pantai yang terjadi seperti di kawasan pesisir Indramayu

    dan kawasan pesisir Tegal.

    Gambar 3.1 Lokasi Pemantauan (sumber : Google Earth)

    Adapun dalam melakukan analisa, dilakukan pemantauan melalui gambar dari hasil

    pengindraan citra satelit menggunakan software Google Earth sehingga dapat menemukan

    daerah mana saja yang terkena dampak akresi (sedimentasi) dan derah mana yang terkena

    erosi akibat pengaruh pembangunan pemecah gelombang

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    11/16

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Saat ini beberapa kawasan pantai di Indonesia telah mengalami kerusakan. Pengamatan

    di beberapa stasiun penelitian di Jawa menunjukan adanya kenaikan muka air laut dan

    mengakibatkan berkurangnya kawasan pantai. Gelombang laut yang datang ke pantai dengan

    energi yang cukup besar serta erosi dapat menambah kerusakan kawasan pantai. Tingkat

    kerusakan akan relatif rendah apabila perlindungan alami pantai tetap terjaga. Banyaknya

    kawasan pantai yang dihuni maka apabila terjadi kerusakan akan memberikan kerugian yang

    cukup besar. Usaha mengatasi kerusakan fisik dalam skala bangunan maupun lingkungan

    sudah banyak dilakukan.

    Untuk melindungi daerah pantai dari serangan gelombang, suatu pantai memerlukan

    bangunan peredam gelombang. Peredam gelombang adalah suatu bangunan yang bertujuan

    untuk mereduksi atau menghancurkan energi gelombang.

    KASUS DI INDRAMAYU

    Di pantai balongan indramayu telah terjadi proses abrasi yang sangat signifikan proses

    majunya garis pantai (abrasi) semakin tahun di pantai balongan indramayu ini semakin maju,

    garis bibir pantai semakin berkurang akibat dari abrasi tersebut. Pada awalnya pemerintah

    indramayu untuk mengatasi abrasi pantai ini hanya menggunakan karung berisi pasir untuk

    menahan ombak lalu hal ini gagal terus di buatlah batu batu pengahalang ombak yang

    berbebtuk tripod yang dipasang menjorok ke laut, hal demikian pula gagal karena jumlah

    batu pemecah ombak itu hanya sedikit dan tidak sebanding dengan luas wilayah pantai

    balongan indramayu dan kini batu itu habis tergerus oleh ombak atau geloimbang pantai

    Mulai tahun 2007 telah direncanakan untuk pembuatan Breakwater, pada awalnya

    pembuatan Breakwater itu rampung pada akhir tahun 2008 yang berbentuk melengkung, lalu

    pada tahun 2009 dibuat lagi breakwater berbentuk melengkung dan berbentuk T di

    sepanjang bibir pantai balongan indramayu untuk mengatasi hal abrasi ini.

    Proses terjadinya sedimentasi pada breakwater ini bermula dari arah arus gelombang

    yang ditahan lalu terpecahkan oleh breakwater ini, kemudian arah arus dibelokan kedalam

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    12/16

    sisi breakwater sehingga sedimentasi yang terjadi terkumpul pada sisi bagian breakwater itu

    sendiri dan akibatnya terjadi pendangkalan di bagian sisi tersebut. Arus membawa berbagai

    macam partikelpartikel yang menyebabkan sedimentasi itu terjadi (Gambar 2).

    Adapun kondisi pesisir Indramayu sebelum dan sesudah pemasangan bangunan pemecah

    gelombang tipe groin adalah sebagai berikut,

    Gambar 4. Kondisi pesisir Indramayu sebelum pemasangan Groin

    Gambar 5. Kondisi pesisir Indramayu sesudah pemasangan Groin

    Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis pantai dapat

    dijelaskan sebagai berikut. Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis

    SEDIMENTASI

    EROSI

    SEDIMENTASI

    EROSIA

    B

    A

    B

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    13/16

    pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak

    gelombang membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang

    terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan

    diendapkan di perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan

    terbentuknya cuspate dibelakang bangunan.

    Dari gambar 4 dan 5 dapat kita ketahui bahwa arah gelombang dominan berasar dari arah

    timur laut dimana wilayah yang terkena penumpukan sedimentasi adalah wilayah sebelah

    timur bangunan pantai Jetty/Groin (A). Sedangkan wilayah disebelah baratnya mengalami

    erosi dengan garis pantai yang lebih menjorok ke daratan (B). Kondisi ini terjadi karenakan

    adanya arus sejajar garis pantai (long shore current)dari arah timur menuju barat, sehingga

    sedimen yang terbawa oleh arus tersebut akan mengumpul di depan penghalang namun akan

    mengikis pantai dibelakangnya.

    KASUS PESISIR TEGAL

    Di kota Tegal, saat ini telah banyak dibangun bangunan pemecah geombang tipe

    sambung pantai (Jetty/Groin) dimana digunakan sebagai pencegah abrasi akibat traspor

    sedimen. Namun pembangun pemecah gelombang yang cukup banyak membuat adanya

    perubahan pada kondisi garis pantai yang salah satunya terjadi di Pantai Alam Indah Tegal

    (PAI). Di wilayah pantai ini terdapat pemecah geombang tipe jetty yang dibangun pada

    muara sungai yang ada di pantai ini. Adapun kondisi muara sungai tersebut sebelum adanya

    pembangunan jetty dan sesudah adanya pembangunan dapat digambarkan sebagai berikut.

    (a) (b)

    Gambar 6. Sebelum dibangun (a) dan sesudah dibangun jetty (b)

    SEDIMENTASI

    EROSI

    Arah Gelombang

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    14/16

    Seperti halnya kondisi pesisir Indramayu, PAI Tegal juga mengalami perubahan garis

    pantai akibat adanya bangunan jetty yang dibangun di muara sungai (gambar 6b). Pada

    gambar tersebut terlihat jelas perbedaan garis pantai sebelum dan sesudah dibangun jetty

    dimana sebelum dibangunnya jetty dimuara sungai, garis pantai alam indah tegal umumnya

    sejajar. Namun setelah dibangun, terlihat pada sebelah timur jetty terdapat sedimen yang

    terperangkap dan mengendap sehingga terlihat pantai sebelah timur jetty lebih luas

    dibandingkan sebelah barat yang terkikis oleh erosi pantai.

    Jika dilihat dari penyebabnya, maka kondisi pantai di Indramayu dan di Tegal memiliki

    penyebab yang sama yakni adanya transport sedimen dari arah timur oleh arus sejajar pantai

    akibat arah gelombang yang berasal dari timur laut. Adapun kondisi tersebut dapat di

    ilustrasikan sebagai berikut,

    Gambar 7. Erosi dan Akresi di sekitar Groin (sumber : Koleksi Perpus ITB)

    Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju transportsedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan pengendapan sedimen dan

    terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga pembentukan cuspate terus

    berkembang hingga akhirnya terbentuk tombolo. Tombolo yang terbentuk akan

    merintangi/menangkap transport sedimen sepanjang pantai. Sehingga suplai sedimen

    kedaerah hilir terhenti yang dapat berakibat terjadinya erosi pantai di hilir bangunan.

    Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian

    energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian

    dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan

    lain-lainnya. Pembagian besamya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan danditeruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe

    bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar)

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    15/16

    BAB V

    KESIMPULAN

    Bangunan pemecah ombak (breakwater) pada umumnya berfungsi untuk meredam

    ombak yang dapat mengakibatkan dampak abrasi pada pantai, namun disisi lain bangunan

    tersebut juga dapat merubah bentuk dan garis pantai yang sebelumnya sejajar menjadi tidak

    sama. Akibat adanya transport sedimen yang dibawah oleh arus sejajar pantai membuat

    daerah hilir bangunan yang terkena langsung arus tersebut menangkap dan mengendapkan

    sedimen sehingga membuat daerah tersebut akresi, namun daerah bagian hilir berikutnya

    mengalami erosi akibat pemberian energi transport yang sempat melemah karena terhalang

    oleh bangunan tersebut.

  • 7/26/2019 Analisis Dampak Pembangunan Breakwater

    16/16

    REFRENSI

    Ardianto, P. 2013.Rekayasa Pantai. Fakultas Teknik. Universitas Brawijaya.

    Darmadi. 2010.Analisis Proses Sedimentasi Yang Terjadi Akibat adanya Breakwater di Pantai

    Balongan Indramayu. [Online] [Diakses 23 Juni 2015]

    https://dhamadharma.wordpress.com/2010/04/19/analisis-proses-sedimentasi-yang-terjadi-

    akibat-adanya-breakwater-di-pantai-balongan-indramayu/

    Khatib, A., Adrianti, Y., Wahyudi, A. E. 2013.Analisis Sediment Dan Alternatif Penanganannya

    di Pelabuhan Selat Baru Bengkalis. KoNTekS 7. UNS.

    Purnomo, R. 2005.Kajian Penanggulangan Erosi Pantai Wisata di Tegal. Tesis, ITB.

    Parmatoro, P., N. 2013.Kajian Pemodelan Arus Sedimen di Sekitar Jetty Muara Sungai.Teknik,

    Vol. 34, No. 3, ISSN 0852-1697

    Rahmadhani, S., D. 2013. Studi Kinerja Bangunan Groin Tanjung Bunga. Jurnal Tugas Akhir,

    Fakultas Teknik, UNHAS.

    Tawas, H., J. 2011.Metode Pelaksanaan Pembangunan Pengamanan Pantai Girian Bawah Kota

    Bitung Sulawesi Utara Indonesia.Jurnal Ilmiah Media Engenering Vol.1, No. 1

    Wahyudin, B. 2009.Kerusakan Pantai Dan Upaya Mengatasinya Dengan Menggunakan Break

    Water Metode Kubus. Breakwater [Online]. [Diakses 23 Juni 2015]

    https://disfaslanal.wordpress.com/2009/05/12/3/