analisis dampak ekonomi, sosial dan lingkungan … · analisis dampak ekonomi, sosial dan...

122
i ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat NINA HERMAWATI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Upload: doananh

Post on 14-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

i

ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN

DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH:

Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan,

Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

NINA HERMAWATI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Dampak Ekonomi, Sosial dan

Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah: Studi Kasus Di Desa

Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, Desember 2012

Nina Hermawati

H44080008

Page 3: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

iii

RINGKASAN

NINA HERMAWATI. Analisis Dampak Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dari

Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah: Studi Kasus di Desa Haurngombong,

Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Dibimbing oleh

YUSMAN SYAUKAT.

Pertumbuhan penduduk meningkatkan kebutuhan akan protein hewani,

sehingga usahaternak pun mengalami perkembangan. Eksternalitas dari

peningkatan jumlah usahaternak sapi perah adalah limbah ternak sapi perah.

Eksternalitas negatif serta kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar minyak

dan pupuk mendorong inisiatif peternak dalam pengembangan pengelolaan

limbah ternak menjadi pupuk dan sumber energi alternatif (biogas dan energi

listrik).

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai dampak

ekonomi, sosial dan lingkungan dari pemanfaatan limbah ternak sapi perah.

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) mengidentifikasi persepsi responden mengenai

pemanfaataan limbah kotoran ternak, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan peternak dalam pemanfaatan limbah kotoran ternak

menjadi biogas, (3) membandingkan dampak pemanfaatan limbah kotoran ternak

terhadap pendapatan usahaternak biogas dan usahaternak non biogas serta

membandingkan dampak pemanfaatan tersebut terhadap pengeluaran energi

responden, dan (4) membandingkan kondisi sosial dan lingkungan responden di

sekitar lokasi usahaternak biogas dan usahaternak non biogas.

Penelitian dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan,

Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan pada

bulan Juni-Juli 2012. Data primer diperoleh dari wawancara dengan menggunakan

kuesioner kepada peternak dan Rumah Tangga pengguna biogas yang tinggal di

sekitar usahaternak sapi perah, sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas

pertanian kabupaten sumedang, dinas peternakan Kabupaten Sumedang, serta

studi literatur lainnya yang mendukung penelitian ini. Metode kuantitatif

digunakan untuk menganalisis pendapatan usahaternak dari segi penerimaan dan

biaya serta pengeluaran energi responden dengan menggunakan program

microsoft excel 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

dalam mengelola limbah ternak sapi perah menjadi biogas diolah dengan metode

analisis regressi linear logistik menggunakan program Statistics SPSS 17. Metode

kualitatif dengan analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis persepsi dan

dampak sosial dan lingkungan dari pemanfaatan limbah ternak sapi perah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi peternak mengenai Sebagian

besar responden di Desa Haurngombong memiliki penilaian bahwa pemanfaatan

limbah kotoran ternak menjadi biogas memiliki manfaat langsung maupun tidak

langsung bagi peternak dan masyarakat di sekitar lokasi usahaternak. Faktor-

faktor yang signifikan mempengaruhi peternak dalam pemanfaatan biogas yaitu

jenis kelamin, lama berusahaternak, dan tingkat pengetahuan peternak mengenai

Page 4: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

iv

biogas. Hasil analisis perbandingan diperoleh pendapatan usahaternak biogas

lebih tinggi dibandingkan usahaternak non biogas dengan selisih pendapatan atas

biaya tunai sebesar Rp 355.036/bulan dan selisih pendapatan atas biaya total

sebesar Rp 143.191/bulan. Rata-rata Penghematan pengeluaran peternak biogas

sebesar Rp 189.760/bulan, bagi pengguna biogas non peternak sebesar Rp

31.890/bulan, dan selisih pengeluaran energi usahaternak biogas dan non biogas

sebesar Rp 131.840/bulan. Berdasarkan hasil tersebut maka pemanfaatan limbah

menjadi biogas memiliki dampak ekonomi terhadap peningkatan pendapatan

peternak dan penghematan pengeluaran energi masyarakat.

Dampak sosial dan lingkungan dari pemanfaatan biogas antara lain:

meningkatkan budaya gotong royong masyarakat, meningkatkan lapangan

pekerjaan sebagai teknisi biogas, meningkatkan kinerja kelompok peternak, dan

berkembangnya program kerjasama dengan berbagai pihak, perubahan kondisi

lingkungan sekitar kandang yang lebih bersih, dan berkurangnya pencemaran

udara akibat tumpukan kotoran sapi atau pembuangan kotoran ke saluran air

terdekat, serta berkurangnya kegiatan penebangan pohon di hutan dan kebun carik

desa.

Saran bagi pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini yaitu: peternak

non biogas sebaiknya melakukan pemanfaatan biogas dikarenakan dengan

pemanfaatan tersebut peternak dapat memperoleh manfaat terhadap peningkatan

pendapatan dan perbaikan kondisi sosial dan lingkungan di sekitar lokasi

usahaternak, pihak pemerintah beserta stakeholder lainnya sebaiknya memberikan

bantuan pembangunan instalasi biogas bagi peternak non biogas untuk

mengurangi ketergantungan penggunaan energi tidak terbarukan seperti minyak

tanah, kayu bakar, dan gas LPG, dan segera merealisasikan program

pembangunan bengkel biogas, sehingga berbagai kerusakan dapat diatasi agar

mampu menciptakan keberlanjutan program pemanfaatan biogas secara optimal.

Kata kunci : dampak ekonomi sosial dan lingkungan, biogas, regresi logistik

Page 5: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

v

ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN

DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH:

Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan,

Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

NINA HERMAWATI

H44080008

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 6: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

vi

Judul Skripsi : Analisis Dampak Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dari

Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah: Studi Kasus di

Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten

Sumedang, Jawa Barat.

Nama : Nina Hermawati

NIM : H44080008

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec

NIP. 19631227198811 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

NIP. 19660717199203 1 003

Tanggal Lulus :

Page 7: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

berkah, rahmat dan hidayah-Nya. Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak baik moril maupun materil. Penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua Orangtua tercinta (Apihku Dadi Kusiandi dan Amihku Eem Sukaema),

kakak (Mila Mulyani), dan adik-adik tercinta (Ipan Sohana dan Ayi

Kusniawan) serta keluarga besar di Jatinangor yang selalu memberikan kasih

sayang, doa, semangat dan dukungan yang tiada hentinya.

2. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan kesabaran kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, SPi, MSi selaku dosen

pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi

selama kuliah di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA sebagai dosen penguji utama dan

Ibu Hastuti, SP, MP, MSi sebagai dosen penguji perwakilan dari komisi

pendidikan departemen yang telah memberikan kritik dan saran untuk

perbaikan skripsi ini.

5. Staff pengajar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan atas segala

ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6. Teman-teman satu bimbingan (Siti Fatimatus, Abdul Aziz, Dini Adi, Persica,

dan Anggi AO) yang telah memberikan banyak saran, motivasi dan semangat

terus menerus.

Page 8: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

viii

7. Bapak Adang selaku Kepala Desa Haurngombong, Bapak Mamat, Bapak Juju

dan Bapak Komar selaku ketua kelompok ternak atas waktu, kesempatan,

informasi, pelajaran dan dukungan yang diberikan selama penelitian.

8. Bapak dan Ibu di Desa Haurngombong sebagai responden atas waktu,

informasi, dan kesempatan yang diberikan pada penulis selama penelitian.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan ESL 45, terutama Anis Purnamasari, Andini

Kusumawardhani, Setyawati, Rani Sumarni, dan keluarga KKP Cimaskara

yang selalu memberikan motivasi, pengalaman dan arti persahabatan yang

telah kalian berikan selama ini.

10. Sahabat-sahabat kostan Qamariyah, Tega, Lupy, Mba Nurul, Mba Fina, Susi,

Amy, Rista, Yosi, Wulan, serta Eka Larasati yang berada di Kalimantan atas

kegembiraan, keceriaan, semangat, dan dukungan yang telah diberikan

kepada penulis selama ini.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Bogor, Desember 2012

Nina Hermawati

Page 9: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi penelitian dengan judul “Analisis Dampak Ekonomi, Sosial dan

Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah: Studi Kasus Di

Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa

Barat“. Skripsi penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Departemen Ekonomi Sumberdaya

dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih Kepada pihak-pihak yang membantu

dalam penyelesaian skripsi penelitian ini. Penulis berharap semoga dengan

adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Bogor, Desember 2012

Nina Hermawati

Page 10: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 7

1.6 Definisi Operasional ....................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10

2.1 Eksternalitas Limbah Peternakan ................................................... 10

2.2 Dampak Ekonomi Sosial dan Lingkungan ..................................... 10

2.3 Pemanfaatan Limbah Peternakan ................................................... 12

2.3.1 Pemanfaatan untuk Pupuk Organik ...................................... 13

2.3.2 Pemanfaatan untuk Biogas .................................................... 14

2.3.3 Pemanfaatan lainnya.............................................................. 17

2.4 Dampak Ekonomi Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah ......... 17

2.4.1 Dampak Terhadap Pendapatan Peternak ............................... 17

2.4.2 Dampak Terhadap Pengeluaran Energi ................................. 18

2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................... 21

IV. METODE PENELITIAN .................................................................... 24

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 24

4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 24

4.3 Metode Pengambilan Contoh .......................................................... 25

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 26

4.4.1 Analisis Persepsi Responden ............................................... 27

4.4.2 Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Peternak dalam Pemanfaatan Biogas.................................... 28

4.4.1 Model Regresi Logistik ............................................... 28

4.4.2 Pengujian Model dan Pendugaan Selang Kepercayaan

Koefisien .................................................................... 32

4.4.3 AnalisisPendapatan Peternak................................................. 33

4.4.4 Analisis Pengeluaran Energi Responden .............................. 36

4.4.5 Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan dari Pemanfaatan

Limbah Ternak Sapi Perah .................................................. 37

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................. 38

5.1 Kondisi Umum Desa Haurngombong................................................ 38

Page 11: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

xi

5.1.1 Letak Geografis....................................................................... 38

5.1.2 Kondisi Usahaternak Sapi Perah di Desa Haurngombong ..... 39

5.1.3 Perkembangan dan pengelolaan Biogas di Desa

Haurngombong .................................................................... 40

5.1.4 Proses Produksi Biogas ........................................................ 46

5.2 Karakteristik Umum Responden ...................................................... 49

5.2.1 Jenis Kelamin dan Usia.......................................................... 49

5.2.2 Pendidikan Formal Terakhir................................................... 50

5.2.3 Jumlah Tanggungan Keluarga ............................................... 50

5.2.4 Status Kepemilikan Ternak ................................................... 51

5.2.5 Lama Responden Berusahaternak ......................................... 52

5.3.6 Jumlah Ternak yang Dimiliki ................................................ 52

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 54

6.1 Persepsi Responden terhadap Pemanfaatan Limbah Ternak .......... 54

6.1.1 Persepsi Respoden Mengenai Biogas ..................................... 56

6.1.2 Persepsi Responden terhadap Manfaat Biogas ..................... 57

6.2 Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peternak

Untuk Memanfaatkan Limbah Ternak menjadi Biogas .................. 58

6.2.1 Variabel yang Signifikan ........................................................ 61

6.2.2 Variabel yang Tidak Signifikan ............................................ 63

6.3 Dampak Ekonomi Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah ........... 64

6.3.1 Analisis Dampak Terhadap Pendapatan Peternak .................. 65

6.3.1.1 Penerimaan Usahaternak Biogasdan Non Biogas .... 65

6.3.1.2 Biaya Usahaternak Biogas dan Non Biogas ............. 68

6.3.1.3 Analisis Pendapatan Usahaternak Biogas dan Non

Biogas ..................................................................... 73

6.3.2 Analisis Pengeluaran Energi Responden .............................. 74

6.4 Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan dari Pemanfaatan

Limbah Ternak Sapi perah............................................................... 78

6.4.1 Dampak Sosial terhadap Perilaku Peternak dan Non

Peternak ................................................................................. 79

6.4.2 Dampak Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah Ternak...... 81

VII. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 83

7.1 Simpulan ......................................................................................... 83

7.2 Saran ............................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 85

LAMPIRAN ................................................................................................. 87

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 108

Page 12: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Populasi Peternakan Sapi di Jawa Barat Tahun 2010 ....................... 2

2. Nilai Kesetaraan 1 m3

Biogas dan Energi yang Dihasilkan .............. 16

3. Jumlah Responden Berdasarkan Penggunaan Biogas ....................... 25

4. Matriks Metode Analisis Data ........................................................... 27

5. Penerimaan Usahaternak ................................................................... 36

6. Data Jumlah Peternak dan Ternak pada Tiap Kelompok Peternak .. 40

7. Perbedaan Konstruksi Reaktor Biogas Di Desa Haurngombong ...... 41

8. Perkembangan Biogas di Desa Haurngombong .......................... 43

9. Data Jumlah Pengguna Biogas di Desa Haurngombong .................... 45

10. Jenis Kelamin dan Usia Responden Di Desa Haurngombong ........... 49

11. Tingkat Pendidikan Responden Di Desa Haurngombong ................. 50

12. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden ......................................... 51

13. Status Kepemilikan Ternak Responden ............................................. 52

14. Lama Berusahaternak Responden ...................................................... 52

15. Jumlah Ternak Responden ................................................................. 53

16. Persepsi Responden terhadap Pemanfaatan Limbah .......................... 55

17. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Peternak dalam

melakukan Pemanfaatan limbah Ternak menjadi Biogas dengan

Model Regressi Logistik.................................................................... 60

18. Periode Laktasi Sapi Perah ................................................................ 66

19. Rata-rata Penerimaan Usahaternak Biogas per Bulan ....................... 67

20. Rata-rata Penerimaan Usahaternak Non Biogas per Bulan................ 68

21. Persentase Selisih Penerimaan Usahaternak per Bulan ..................... 68

22. Biaya Usahaternak per Bulan ........................................................... 73

23. Analisis Ekonomis Pendapatan Usahaternak per Bulan ................... 73

24. Penggunaan Energi Responden ........................................................ 75

25. Lama dan Jenis Penggunaan Biogas................................................. 75

26. Perubahan Jumlah Penggunaan Energi Responden ......................... 77

27. Rata-rata Pengeluaran Energi Responden ........................................ 78

28. Dampak Sosial terhadap Perubahan Perilaku Peternak dan Non

Peternak .......................................................................................... 81

Page 13: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Hubungan antara ketiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ......... 12

2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ........................ 23

3. Peta desa Haurngombong ................................................................ 39

4. Skema Pengelolaan dan Pengawasan Instalasi Biogas Program

DME ................................................................................................. 44

5. Alur Proses Pembuatan Biogas .......................................................... 48

Page 14: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Dokumentasi ................................................................................. 88

2. Kuesioner Penelitian untuk Peternak ........................................... 90

3. Kuesioner Penelitian untuk Rumah Tangga Pengguna Biogas…. 97

4. Tenaga Kerja Usahaternak Biogas ................................................ 101

5. Tenaga Kerja Usahaternak Non Biogas ........................................ 101

6. Penyusutan Peralatan Usahaternak Biogas.................................... 102

7. Penyusutan Peralatan Usahaternak Non Biogas ........................... 102

8. Biaya Usahaternak Biogas per Bulan ........................................... 103

9. Biaya Usahaternak Non Biogas per Bulan ................................... 104

10. Analisis Ekonomi Usahaternak Biogas dan Non Biogas ............. 104

11. Hasil Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan

Peternak dalam Memanfaatkan Limah Ternak menjadi Biogas

dengan Model Regressi Logistik ................................................. 105

Page 15: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi, berdasarkan hasil

Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

Indonesia berjumlah 237,64 juta orang. Dibandingkan hasil SP 2000 terjadi

pertambahan jumlah penduduk sebanyak 32,5 juta orang atau meningkat dengan

laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen pertahun1. Seiring dengan kondisi tersebut,

permintaan masyarakat terhadap kebutuhan sumber gizi protein hewani seperti

daging dan susu yang merupakan komoditi hasil peternakan jumlahnya semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian

Pertanian (2008) menyebutkan bahwa populasi sapi perah nasional hanya dapat

menghasilkan 0,64 juta ton susu. Produksi tersebut masih jauh dari kebutuhan

konsumsi susu nasional sebesar 1,98 juta ton (dengan tingkat konsumsi 7

liter/kapita/tahun). Pembangunan subsektor peternakan khususnya pengembangan

usahaternak sapi perah merupakan salah satu alternatif upaya peningkatan

penyediaan sumber kebutuhan protein hewani.

Berdasarkan hasil pendataan sapi potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK)

2011 yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 1-30

Juni 2011, populasi sapi potong mecapai 14,8 juta ekor, sapi perah 0,597 juta ekor

dan kerbau 1,3 juta ekor. Hasil perhitungan akhir Program Swasembada Daging

Sapi dan Kerbau (PSDSK) PSPK 2011 menyatakan rata-rata pertumbuhan

1 http://dds.bps.go.id/download_file/IP_Maret_2011.pdf Diakses Pada Tanggal 15 Oktober 2011

Page 16: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

2

populasi sapi (sapi potong dan sapi perah) selama 2003–2011 mencapai 5,33

persen per tahun atau rata-rata pertambahan sebesar 0,66 juta ekor setiap

tahunnya. Secara regional atau pulau populasi sapi potong terbesar terdapat di

Pulau Jawa, tercatat 7,5 juta ekor atau 50,68 persen dari populasi sapi potong

nasional dan populasi sapi perah tercatat 0,592 juta ekor atau 99,21 persen dari

populasi sapi perah nasional 2

.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

(2010), pembangunan dan penyebaran subsektor peternakan dilihat dari jumlah

populasi sapi di Indonesia khususnya provinsi Jawa Barat penyebaranya tidak

merata. Populasi sapi perah terbesar di Jawa Barat adalah Kabupaten Bandung,

Kabupaten Garut kemudian Kabupaten Sumedang (Tabel 1).

Tabel 1. Populasi Peternakan Sapi Di Jawa Barat Tahun 2010

No. Kabupaten/ Kota Sapi Potong Sapi Perah

1 Bogor 18.068 7.288

2 Sukabumi 16.599 5.052

3 Cianjur 29.263 3.652

4 Bandung 16.658 29.702

5 Garut 12.926 17.302

6 Tasikmalaya 33.548 2.422

7 Ciamis 37.129 721

8 Kuningan 19.624 6.604

9 Cirebon 3.094 122

10 Majalengka 10.365 851

11 Sumedang 29.701 9.295

12 Subang 21.172 1.305

Jawa Barat 327.750 120.475 Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (2010)

Kegiatan usahaternak sapi tidak hanya menghasilkan output berupa daging

dan susu, tetapi juga menimbulkan eksternalitas negatif dari limbah peternakan

yang dihasilkan oleh aktivitas peternakan seperti kotoran (feces), urin, sisa pakan,

2Kementrian Pertanian-BPS|Rilis Hasil Akhir PSPK2011 http://rilis.akhirPSPK2011.wartawan.pdf. Diakses Pada Tanggal

11 Desember 2011

Page 17: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

3

serta air dari pembersihan ternak dan kandang yang menimbulkan pencemaran

antara lain: pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran suara yang dapat

mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat sekitar lokasi peternakan

(Muryanto dkk, 2006).

Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena

tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi

keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak

masyarakat di perdesaaan di Indonesia. Permasalahan semakin tingginya harga

pupuk dan bahan bakar minyak untuk kebutuhan rumah tangga menyebabkan

peningkatan pengeluaran masyarakat, terutama yang tinggal di perdesaan, untuk

mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sumber-sumber alternatif sehingga

produksi pertanian dapat dipertahankan dan kebutuhan bahan bakar dapat

dipenuhi tanpa merusak lingkungan.

Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu

alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi permasalahan meningkatnya harga

pupuk dan kelangkaan bahan bakar minyak. Saat ini pemanfaatan kotoran ternak

sebagai pupuk dan sumber energi alternatif (biogas) belum dilakukan oleh

peternak secara optimal. Oleh karena itu, seiring dengan kebijakan otonomi, maka

pengembangan usaha peternakan yang dapat meminimalkan limbah peternakan

perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga kenyamanan

permukiman masyarakatnya. Salah satu upaya ke arah itu adalah dengan

memanfaatkan limbah peternakan menjadi pupuk, biogas, dan pembangkit energi

listrik sehingga dapat memberi nilai tambah bagi usaha tersebut.

Page 18: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

4

Pemanfaatan limbah ternak menjadi hasil sampingan yang bernilai

ekonomi belum seluruhnya dilakukan usahaternak sapi di kawasan Kecamatan

Pamulihan, Sumedang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari pemanfaatan limbah

usahaternak sapi perah yang telah melakukan pengolahan kotoran ternak menjadi

hasil sampingan yang bernilai ekonomi (pupuk kompos, biogas, dan sumber

energi listrik/usahaternak biogas) dengan usahaternak yang belum melakukan

pengolahan limbah (usahaternak non biogas). Perbedaan pengelolaan dan

pemanfaatan limbah ternak akan menimbulkan dampak ekonomi, sosial, dan

lingkungan sekitar yang berbeda di antara kedua usahaternak tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Limbah dari usaha peternakan sapi perah dalam jumlah banyak memiliki

potensial sebagai sumberdaya dan juga dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (polusi tanah, air, dan udara) yang dapat merugikan masyarakat

sekitar. Hal ini terjadi jika limbah tersebut tanpa penanganan dan pengelolaan

yang baik, atau limbah langsung dialirkan begitu saja ke sungai atau ditimbun di

tempat terbuka.

Populasi Sapi di Kabupaten Sumedang (26 kecamatan) mencapai 33.328

ekor, maka setiap hari tersedia 833,35 ton (rata-rata 25 kg kotoran/ekor/hari).

Kecamatan Pamulihan merupakan kawasan yang memiliki populasi sebanyak

2.291 ekor sapi potong dan 3.364 sapi perah. Populasi peternakan sapi di kawasan

ini paling tinggi diantara 25 kecamatan lainnya di Kabupaten Sumedang.

Kecamatan Pamulihan yang terdiri dari 11 desa dengan jumlah kepemilikan

Page 19: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

5

ternak bervariasi dimulai dari 2 sapi hingga 12 ekor sapi per peternak3. Selain

potensi yang besar, pemanfaatan energi biogas dengan digester biogas memiliki

banyak keuntungan, yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang

tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan panas dan daya

(mekanis/listrik) serta hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Pemanfaatan

limbah dengan cara seperti ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring

naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk anorganik serta tercapainya prinsip

zero waste yang merupakan praktek pertanian yang ramah lingkungan dan

berkelanjutan.

Berdasarkan observasi langsung, di kawasan Kecamatan Pamulihan,

Sumedang terdapat Desa Mandiri Energi (DME) yakni Desa Haurngombong,

pengelolaan limbah ternak sapi perah di desa tersebut telah meningkatkan

kesejahteraan peternak dari pendapatan dan pengeluaran untuk energi bagi

peternak, penghematan pengeluaran energi dan kondisi lingkungan sekitar

peternakan yang lebih baik. Pemanfaatan limbah tersebut belum seluruhnya

dilakukan oleh peternak di desa tersebut. Kondisi sosial dan lingkungan di sekitar

usahaternak biogas terlihat berbeda dengan kondisi di sekitar usahaternak non

biogas, sehingga dapat dikaji penyebab hal tersebut dapat terjadi.

Oleh karena itu, penelitian mengenai analisis dampak ekonomi, sosial, dan

lingkungan dari pemanfaatan limbah kotoran ternak ini diharapkan dapat

dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan peternak dalam pemanfaatan

limbah kotoran sapi menjadi sesuatu yang bernilai guna secara langsung maupun

3http://info-sumedang.blogspot.com/2010_06_01_archive.html diakses pada tanggal 25 Desember 2011.

Page 20: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

6

tidak langsung serta sebagai pertimbangan kebijakan pemerintah pusat maupun

desa serta para stakeholder yang berkaitan dengan pengelolaan limbah peternakan

perumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi responden mengenai pemanfaataan limbah kotoran

ternak di Desa Haurngombong?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan peternak dalam

pemanfaatan biogas di Desa Haurngombong?

3. Bagaimanakah dampak pemanfaatan limbah kotoran ternak terhadap

tingkat pendapatan peternak dan pengeluaran energi responden di Desa

Haurngombong?

4. Bagaimanakah kondisi sosial dan lingkungan responden di sekitar lokasi

usahaternak di Desa Haurngombong?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi persepsi responden mengenai pemanfaataan limbah

kotoran ternak di Desa Haurngombong.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan peternak

dalam pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas di Desa

Haurngombong.

3. Membandingkan dampak pemanfaatan limbah kotoran ternak terhadap

pendapatan usahaternak biogas dan usahaternak non biogas serta

membandingkan dampak pemanfaatan tersebut terhadap pengeluaran

energi responden di Desa Haurngombong.

Page 21: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

7

4. Membandingkan kondisi sosial dan lingkungan responden di sekitar lokasi

usahaternak biogas dan usahaternak non biogas di Desa Haurngombong..

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya:

1. Secara akademik kegiatan penelitian ini untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor.

2. Bagi Pemerintah Kota Sumedang, hasil penelitian ini dapat menjadi

masukan bagi penyusunan kebijakan upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat melalui pemanfaatan limbah peternakan.

3. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi pihak-

pihak yang terkait dalam pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya dan

lingkungan khususnya dalam pengelolaan limbah kotoran ternak pada

sektor peternakan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wilayah penelitian hanya meliputi kawasan Desa Haurngombong

Kecamatan Pamulihan, Sumedang-Jawa Barat.

2. Objek penelitian adalah Lembaga peternakan yang terkait, pemerintah

daerah setempat dan peternak dan masyarakat yang tinggal di kawasan

wilayah penelitian sebagai responden.

Page 22: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

8

3. Present value biaya dan manfaat pengelolaan limbah kotoran sapi

dihitung berdasarkan nilai yang diperoleh dari kuesioner dan data

sekunder yang tersedia.

4. Biaya pembangunan Instalasi biogas rumah tangga merupakan dana

bantuan (hibah) dari pemerintah.

5. Dampak ekonomi dalam penelitian ini adalah perubahan ekonomi yang

dirasakan baik oleh peternak maupun non peternak sebagai dampak dari

adaya pemanfaatan limbah ternak sapi perah. Dampak ekonomi tersebut

hanya dilihat terhadap perbedaan pendapatan peternak biogas dan non

biogas serta dampaknya terhadap pengeluaran energi responden.

6. Dampak sosial dalam penelitian ini adalah hanya melihat perubahan

perilaku masyarakat terhadap rutinitas dari kegiatan sebelum dan setelah

adanya program pemanfaatan biogas bagi peternak dan pengguna biogas,

serta perubahan perilaku masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar

energi lainnya seperti: gas elpiji, minyak tanah, dan kayu bakar. Selain

itu dampak sosial juga mecakup perubahan kesempatan kerja yag terjadi

setelah adanya program pemanfaatan biogas.

7. Dampak terhadap kondisi lingkungan dalam penelitian ini adalah

perubahan terhadap kondisi lingkungan yang dirasakan masyarakat Desa

Haurngombong akibat pembuangan limbah ternak sebelum dan setelah

dimanfaatkan sebagai pupuk dan biogas.

Page 23: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

9

1.6 Definisi Operasional

Definisi opersional dalam penelitian ini mencakup pengertian dari

beberapa istilah yang digunakan, antara lain:

1. Usahaternak biogas merupakan usahaternak yang telah melakukan

pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi perah menjadi pupuk, biogas, dan

energi listrik.

2. Usahaternak non biogas merupakan usahaternak yang belum melakukan

pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi perah menjadi biogas dan energi

listrik, namun pemanfaatan limbah menjadi pupuk telah dilakukan oleh

usahaternak non biogas.

3. Rumah tangga pengguna biogas merupakan rumah tangga yang tinggal di

sekitar lokasi usahaternak yang memperoleh biogas dari usahaternak

biogas untuk memenuhi kebutuhan energi bahan bakar untuk memasak.

4. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pihak-pihak

yang memberikan informasi untuk menjawab tujuan penelitian ini yang

terdiri dari peternak biogas, peternak non biogas dan rumah tangga

pengguna biogas Di Desa Haurngombong.

Page 24: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Eksternalitas Limbah Peternakan

Eksternalitas merupakan suatu efek samping dari suatu tindakan pihak

tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang

merugikan. Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang

tidak mengikuti prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam

pandangan ekonomi, eksternalitas dan ketidakefisienan timbul karena salah satu

atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi sumberdaya yang efisien tidak terpenuhi.

Karakteristik barang atau sumberdaya publik, ketidaksempurnaan pasar,

kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana unsur hak pemilikan

sumberdaya (property rights) tidak terpenuhi. Faktor-faktor ini tidak ditangani

dengan baik, maka eksternalitas dan ketidakefisienan ini akan memberikan

dampak yang tidak menguntungkan terhadap ekonomi terutama dalam jangka

panjang (Mangkoesoebroto, 2003).

Berkembangnya kegiatan usahaternak mengakibatkan semakin besar

volume limbah yang dihasilkan sehingga akan berdampak pada menurunnya

kondisi lingkungan hidup yang akhirnya mempengaruhi aktivitas dan kesehatan

masyarakat. Oleh karena itu, setiap usahaternak atau peternakan, sebaiknya

memiliki pengelolaan limbah yang mampu menanggulangi dan mengurangi

dampak tersebut.

2.2 Dampak Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

Keberadaan usaha peternakan sapi perah akan berpengaruh baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas dan kondisi sosial ekonomi

dan lingkungan sekitarnya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang

Page 25: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

11

dinamis dan meliputi hubungan antara masing-masing individu perorangan, antar

kelompok manusia, maupun antar perorangan dengan kelompok manusia (Fattah,

2006).

Hasil penelitian Darmawan et al (2008) di Desa Pagerwangi Lembang,

Bandung, Jawa Barat menginformasikan bahwa aktivitas kehidupan masyarakat

peternak sapi perah untuk kepentingan pendapatan keluarga, kepentingan interaksi

gotong royong. Prestasi keunggulan dalam pengelolaan pemeliharaan dan

produktivitas susu menduduki tingkat sosial lebih tinggi dibandingkan para

peternak pada umumnya. Peternakan sapi perah yang membutuhkan paket

teknologi dan biaya yang relatif mahal ternyata dapat diadopsi oleh peternak-

peternak rakyat di pedesaan melalui interaksi sosial diantara mereka dengan

menggunakan wadah kelompok peternak. Hal ini mengindikasikan bahwa dari

aspek sosial usaha peternakan sapi perah secara tidak langsung meningkatkan

semangat gotong royong, selain menciptakan lapangan kerja dan usaha.

Pembangunan pertanian berkelanjutan memiliki tiga tujuan (Sanim, 2006),

yaitu tujuan ekonomi (efisiensi dan pertumbuhan), tujuan sosial

(kepemilikan/keadilan) dan tujuan ekologi (kelestarian sumberdaya alam dan

lingkungan). Tiga tujuan tersebut saling terkait seperti disajikan pada Gambar 1.

Pembangunan pertanian berkelanjutan dapat terwujud bila tiga tujuan

pembangunan tersebut tercapai.

Page 26: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

12

Sumber: Sanim, 2006

Gambar 1. Hubungan antara ketiga tujuan pembangunan berkelanjutan

2.3 Pemanfaatan Limbah Peternakan

Limbah peternakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, apalagi

limbah tersebut dapat diperbaharui (renewable) selama ada ternak. Limbah ternak

masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan.

Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan

ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat

yang lain (unidentified subtances). Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk

pupuk organik, energi dan media berbagai tujuan (Sihombing, 2002).

Prabantoro (2000) dalam tesisnya menyebutkan bahwa manfaat atau

efektifitas dari sebuah sistem informasi dapat juga diklasifikasikan dalam dua

bentuk yaitu : tangible benefits dan intangible benefits. Tangible Benefits atau

manfaat keuntungan yang berwujud adalah keuntungan penghematan atau

peningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur secara kuantitatif dalam

bentuk satuan nilai moneter, diantaranya adalah: keuntungan dari pengurangan

Page 27: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

13

biaya operasional, keuntungan dari pengurangan kesalahan-kesalahan proses,

keuntungan dari pengurangan biaya telekomunikasi, keuntungan akibat

peningkatan penjualan, keuntungan akibat pengurangan biaya persediaan, dan

keuntungan akibat pengurangan kredit yang tidak tertagih.

Intangible Benefits atau manfaat keuntungan yang tidak berwujud adalah

nilai keuntungan yang sulit diukur dalam bentuk satuan nilai moneter atau uang.

Diantaranya adalah seperti: keuntungan akibat peningkatan pelayanan yang lebih

baik kepada pelanggan, keuntungan akibat peningkatan kepuasan kerja sumber

daya manusia yang ada, dan keuntungan akibat peningkatan pengambilan

keputusan manajerial yang lebih baik. Intangible benefits sulit untuk diukur dalam

satuan nilai moneter, karena itu cara pengukurannya dapat dilakukan dengan

menggunakan penaksiran. Sebagai contoh : kualitas pelayanan kepada pelanggan

yang menjadi lebih baik merupakan salah satu bentuk intangible benefits.

2.3.1 Pemanfaatan untuk Pupuk Organik

Pemanfaatan limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak sebagai

pupuk organik dapat dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai

pupuk organik. Penggunaan pupuk kandang (manure) selain dapat meningkatkan

unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan

memperbaiki struktur tanah tersebut. Kandungan Nitrogen, Posphat, dan Kalium

sebagai unsur makro yang diperlukan tanaman (Hidayati, 2006).

Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber pupuk organik sangat

mendukung usaha pertanian. Kotoran ternak yang dihasilkan di daerah sentra

produksi ternak dalam jumlah yang banyak belum dimanfaatkan secara optimal,

Page 28: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

14

sebagian diantaranya terbuang begitu saja, sehingga sering merusak lingkungan

akibat menghasilkan bau yang tidak sedap.

Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan

kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan.

Kompos yang berbahan kotoran sapi mempunyai beberapa kelebihan

dibandingkan dengan pupuk anorganik. Selain itu, kompos juga mempunyai

prospek dan peluang yang besar untuk dipasarkan secara lebih meluas untuk

mengurangi ketergantungan petani terhadap pemakaian pupuk kimia. Penyediaan

kompos organik yang berkelanjutan dan praktis dapat mempermudah petani untuk

memanfaatkanya sebagai penyubur tanah dan tanaman pertanian. Limbah kotoran

ternak (pupuk kandang) tidak hanya menghasilkan unsur hara mikro, pupuk

kandang juga menghasilkan sejumlah unsur hara mikro, seperti Fe, Zn, Bo, Mn,

Cu, dan Mo. Jadi dapat dikatakan bahwa, pupuk kandang ini dapat dianggap

sebagai pupuk alternatif untuk mempertahankan produksi tanaman. Pupuk organik

dalam penggunaanya dapat mengurangi tingkat pencemaran tanah, air dan

lingkungan (Santosa et al, 2009).

2.3.2 Pemanfaatan untuk Biogas

Permasalahan limbah ternak, khususnya manure dapat diatasi dengan

memanfaatkan menjadi bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu

bentuk pengolahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan limbah tersebut

sebagai bahan masukan untuk menghasilkan bahan bakar biogas. Kotoran ternak

ruminansia sangat baik untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas.

Biogas adalah salah satu sumber energi terbarukan yang bisa menjawab

kebutuhan akan energi sekaligus dapat menyediakan kebutuhan hara tanah dalam

Page 29: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

15

suatu sistem pertanian yang berkelanjutan. Pemanfaatan kotoran ternak menjadi

biogas mendukung penerapan konsep zero waste sehingga pertanian yang

berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat dicapai (Widodo et al, 2006)

Biogas di perdesaan dapat digunakan untuk keperluan penerangan dan

memasak sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada minyak tanah

ataupun listrik dan kayu bakar. Bahkan jika dimodifikasi dengan peralatan yang

memadai, biogas juga dapat untuk menggerakkan mesin. Biogas merupakan

renewable energy yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif untuk

menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak tanah dan gas

alam. Akhir-akhir ini diversifikasi penggunaan energi menjadi isu yang sangat

penting karena berkurangnya sumber bahan baku minyak. Pemanfaatan limbah

pertanian untuk memproduksi biogas dapat memperkecil konsumsi sumber energi

komersial seperti minyak tanah dan penggunaan kayu bakar. Biogas dihasilkan

oleh proses pemecahan bahan limbah organik yang melibatkan aktivitas bakteri

anaerob dalam kondisi anaerobik dalam suatu digester (Kementerian Pertanian,

2006).

Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat

digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber

energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Sumber energi biogas

yang utama adalah kotoran ternak sapi, kerbau, dan kuda. Dalam aplikasinya,

biogas digunakan sebagai gas alternatif untuk memanaskan dan menghasilkan

energi listrik sangat tergantung dari jumlah gas metana. Setiap 1 m3 metana setara

dengan 10 kwh. Nilai ini setara dengan 0.6 fuel oil. Sebagai pembangkit tenaga

listrik, energi yang dihasilkan oleh biogas setara dengan 60-100 watt lampu

Page 30: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

16

selama enam jam penerangan. Nilai Kesetaraan Biogas dan Energi yang

dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Kesetaraan 1 m3 Biogas dan Energi yang Dihasilkan

Jenis Energi Kesetaraan dengan 1 m3 gas bio

Elpiji 0,46 kg

Minyak tanah 0,62 liter

Minyak Solar 0,52 liter

Bensin 0,80 liter

Gas kota 1,50 m3

Kayu Bakar 3,50 kg Sumber : Kementerian Pertanian (2006)

Menurut Santi (2006), beberapa keuntungan penggunaan kotoran ternak

sebagai penghasil biogas sebagai berikut :

1) Mengurangi pencemaran lingkungan terhadap air dan tanah, pencemaran

udara.

2) Memanfaatkan limbah ternak tersebut sebagai bahan bakar biogas yang

dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk keperluan rumah tangga.

3) Mengurangi biaya pengeluaran peternak untuk kebutuhan energi bagi

kegiatan rumah tangga yang berarti dapat meningkatkan kesejahteraan

peternak.

4) Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya biogas

untuk menjadi energi listrik untuk diterapkan di lokasi yang masih belum

memiliki akses listrik.

5) Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya

kegiatan ini sebagai usulan untuk mekanisme pembangunan bersih (Clean

Development Mechanism).

Page 31: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

17

2.3.3 Pemanfaatan Lainnya

Selain dimanfaatkan untuk pupuk, bahan pakan, atau biogas, kotoran

ternak juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan mengubahnya

menjadi briket dan kemudian dijemur atau dikeringkan. Briket ini telah

dipraktekkan di India dan dapat mengurangi kebutuhan akan kayu bakar.

Pemanfaatan lain adalah penggunaan urine dari ternak untuk campuran dalam

pembuatan pupuk cair maupun penggunaan pestisida alami.

Penggunaan kotoran sapi untuk media hidup cacing tanah, telah diteliti

menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan campuran feces yang ditambah

bahan organik lain. Pemafaatan limbah kotoran menjadi pakan dan media cacing

tanah dapat menambah peluang usaha yang dapat meningkatkan pendapatan

peternak (Farida, 2000).

2.4 Dampak Ekonomi Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah

2.4.1 Dampak terhadap Pendapatan Peternak

Faktor-faktor produksi yang diperkirakan berpengaruh dalam menentukan

pendapatan dalam pemeliharaan sapi adalah jumlah kepemilikan sapi, lama

pemeliharaan, biaya pakan, biaya obat-obatan dan biaya tenaga kerja. Penggunaan

sumberdaya yang dimiliki oleh peternak secara efesien ke dalam alokasi usaha

yang optimal mampu menghasilkan peningkatan pendapatan (Gunawan dkk,1998

dalam repository Sihombing 2011 Universitas Sumatera Utara).

Sehubungan dengan perhitungan atau analisa rugi/laba usahaternak sapi

ini, maka hal penting yang perlu dipertimbangkan dapat dikelompokkan manjadi

dua bagian yakni faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi meliputi

penyedian bibit/sapi bakalan, ransom, ongkos, tenaga kerja, penyusutan

Page 32: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

18

penggunaan bangunan kandang dan peralatan, lain-lain (obat-obatan, perjalanan,

dan sebagainya), serta hasil sampingan berupa pupuk (Sugeng, 2000).

2.4.2 Dampak terhadap Pengeluaran Energi

Ketergantungan Kepada kayu bakar di perdesaan masih besar. Pemakaian

minyak tanah untuk memasak dengan harga yang mahal dan sering sulit

diperoleh (terjadi kelangkaan). Sementara limbah peternakan dan pertanian

selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan energi alternatif

dapat meminimalisasi pencemaran lingkungan, mengantisipasi habisnya

ketersediaan kayu bakar dan mengurangi penggunaan BBM. Menurut Ariani, et al

(2007), beberapa keuntungan pemanfaatan limbah peternakan di

permukiman transmigrasi adalah:

1. Mengurangi biaya pembelian minyak tanah atau gas elpiji serta hemat

tenaga dalam mencari kayu bakar,

2. Ramah lingkungan karena limbah ternak yang selama ini dibiarkan dapat

termanfaatkan,

3. Menghasilkan produk ikutan berupa lumpur organik yang dapat diolah

menjadi pupuk kompos, dan

4. Mendukung program pemerintah hemat energi.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian Analisis Manfaat Ekonomi Limbah Ternak Sapi Perah oleh

Irvan sanjaya (2010), yaitu mengenai Analisis Manfaat Ekonomi Limbah Ternak

Sapi (studi kasus Kelompok Ternak Sapi Perah Mekar Jaya Desa Cipayung

Girang Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor). Metode pengolahan dan

analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut antara lain: analisis

Page 33: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

19

pendapatan usahaternak sapi perah, analisis usahatani padi yang dimiliki oleh

peternak, dan analisis pengeluaran Rumah Tangga Peternak. Penelitian tersebut

menjelaskan bahwa pemanfaatan limbah ternak sapi perah telah meningkatkan

penerimaan peternak dalam menjalankan usahanya. Peningkatan tersebut rata-rata

sebesar Rp. 2.500.000, kontribusi limbah terhadap penerimaan sebesar 6,56

persen dan 24,81 persen dari total pendapatan usahaternak sapi perah.

Penelitian terdahulu lainnya yang menjadi referensi dalam penelitian ini

adalah penelitian mengenai Identifikasi Dampak Sosial Ekonomi Dan Lingkungan

Dari Pemanfaatan Biogas (Studi Kasus: Desa Cipayung, Kecamatan

Megamendung Bogor-Jawa Barat) oleh Ade Rismala (2010). Penelitian tersebut

menggunakan metode estimasi penilaian lingkungan dengan Contingent Valuation

Method (CVM). Penelitian ini menghitung nilai WTP peternak terhadap

pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas. Dampak sosial akibat

pemanfaatan biogas di Desa Cipayung tidak terlalu signifikan dirasakan peternak.

Sedangkan dampak ekonomi hanya dirasakan oleh peternak, yakni penghematan

pengeluaran biaya untuk bahan bakar LPG sebesar Rp. 558.000, Dampak negatif

lebih dirasakan oleh non-peternak yang meggunakan air sungai untuk keperluan

mencuci ataupun yang bertempat tinggal di dekat sungai. Rata-rata WTP dari

masyarakat sebesar Rp. 577.586.954,7/tahun.

Penelitian lainnya adalah mengenai Analisis Pendapatan Usaha Peternakan

Sapi Perah di Kawasan Peternakan Sapi Perah Cibungbulang Kabupaten

Bogor oleh Kamiludin (2009). Penelitian ini bertujuan : (1) Menganalisis struktur

biaya dan struktur penerimaan peternakan sapi perah di kawasan peternakan sapi

perah dan (2) Menganalisis besarnya pendapatan yang diperoleh oleh peternakan

Page 34: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

20

sapi perah di kawasan peternakan sapi perah yaitu dengan menghtung rasio

penerimaan terhadap total biaya usahatemak. Penelitian ini dilakukan di Kawasan

Petemakan Sapi Perah Kabupaten Bogor yang beralokasi di Desa Situ Udik

Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan dan R/C rasio. Total biaya

variabel dan biaya tetap masing-masing adalah Rp 2.018.797.386 dan Rp

2.324.917.833. Penerimaan dibagi atas penerimaan tunai dan penerimaan tidak

tunai. Total penerimaan dari petemak yang diamati dalam satu tahun pengamatan

sebesar Rp 6.003.415.050.

Penelitian yang dilakukan memiliki perbedaan dengan penelitian

sebelumnya yakni, melakukan studi komparatif dengan with-wthout approach

antara usahaternak biogas dengan non-biogas, menganalisis dampak ekonomi

terhadap pendapatan dari aspek penerimaan dan penghematan pengeluaran rumah

tangga peternak dan masyarakat pengguna biogas (non peternak), analisis dampak

sosial dan lingkungan dari pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas

atau non-biogas baik bagi peternak maupun non peternak dengan menggunakan

analisis deskriptif, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

peternak dalam pengambilan keputusan pemanfaatan Biogas dengan

menggunakan analisis Regresi Linier logistik menggunakan software SPSS

Statistics 17.

Page 35: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

21

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Subsektor peternakan memiliki peranan yang sangat penting bagi

pemenuhan kebutuhan protein hewani berupa susu dan daging. Keberadaan

usahaternak ini pun tidak hanya menimbulkan eksternalitas positif, tapi juga

menciptakan eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh pengeluaran limbah

berupa kotoran sapi. Eksternalitas negatif ini yang menimbulkan gangguan

kesehatan masyarakat dan bau yang mempengaruhi kualitas lingkungan

sekitarnya. Pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan peternak dalam

upaya pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas semakin meningkat

sebagai upaya untuk mengatasi masalah eksternalitas tersebut. Permasalahan

kelangkaan sumber energi bahan bakar pun mejadi salah satu pendorong peternak

untuk menciptakan sumber energi alteratif. Hal ini tentu akan menambah nilai

manfaat yang diterima oleh peternak dan non-peternak.

Pengelolaan limbah usahaternak dapat menghasilkan manfaat secara

ekonomi maupun finansial dari upaya pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi

pupuk organic, biogas dan energi listrik. Namun upaya tersebut tidak terlepas dari

biaya yang harus dikeluarkan oleh peternak. Perbedaan pengelolaan tersebut

berdampak pada pendapatan, pengeluaran rumah tangga peternak, kondisi sosial,

dan lingkungan di sekitar lokasi usahaternak sebelum dan setelah adanya upaya

pengelolaan limbah tersebut.

Tahapan pelaksanaan penelitian ini dimulai dari penentuan responden

berdasarkan kriteria tertentu untuk menjawab tujuan penelitian ini, responden

yang dipilih dalam penelitian ini antara lain: peternak sapi perah yang telah

melakukan pengolahan limbah menjadi biogas (peternak biogas), peternak yang

Page 36: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

22

belum melakukan pengelolaan limbah (peternak non biogas), dan rumah tangga

pengguna biogas yang tinggal di sekitar lokasi usahternak yang merupakan non

peternak. Pemilihan responden tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi

mengenai dampak yang dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tahapan pertama adalah analisis persepsi peternak dan masyarakat

mengenai pemanfaatan limbah ternak sebagai indikasi awal terdapatnya dampak

dari pengolahan limbah tersebut dengan menggunakan analisis deskriftif, tahapan

ke dua mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan peternak untuk melakukan pemanfaatan biogas dengan menggunakan

metode analisis regressi linear logistic dengan menggunakan program SPSS 17.0 ,

tahapan ke tiga adalah mengidentifikasi dan menganalisis dampak ekonomi yang

dilihat dari pendapatan usahaternak dengan pendekatan penerimaan, total biaya

dan pengeluaran energi responden dengan menggunakan analisis pendapatan dan

pengeluaran, dan tahapan selanjutnya menganalisis dampak sosial dan lingkungan

dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif berdasarkan hasil kuesioner

dan observasi langsung di lapangan secara obyektif, serta analisis studi komparatif

(with-without approach) dari dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan pada

usahaternak biogas dan non biogas (Gambar 2). Berdasarkan perbandingan

tersebut maka dapat diperoleh net benefit dari pemanfaatan limbah kotoran ternak

menjadi biogas.

Page 37: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

23

Ekonomi

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

Keputusan pemanfaatan

biogas

Analisis Regressi Linear

Logistik

Persepsi terhadap

pemanfaatan limbah

Usahaternak Sapi

Perah di Desa

Haurngombong

Analisis Deskriptif

Usahaternak

Biogas

Usahaternak

Non-biogas

Net Benefit

Dampak Pengelolaan

dan pemanfaatan

limbah pada

Usahaternak Biogas

Dampak Pengelolaan dan

pemanfaatan limbah pada

Usahaternak

Non-Biogas

Ekonomi

Analisis

Pendapatan dan

pengeluaran Energi

Responden

Analisis

Deskriptif

Sosial Lingkungan

Analisis Pendapatan

dan pengeluaran

Energi Responden Analisis

Deskriptif

Sosial Lingkungan

Keterangan : : Komponen Analisis

: Metode Analisis

: Hubungan Langsung

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian

Page 38: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

24

VI. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan

Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa kawasan tersebut memiliki

potensi usahaternak sapi perah dengan pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi

sebagai pupuk, biogas dan penghasil energi listrik. Berdasarkan data Dinas

Peternakan Jawa Barat tahun 2011 jumlah populasi sapi di Kabupaten Sumedang

sebanyak 33.328 ekor Sapi. Upaya pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi

biogas belum dilaksanakan oleh seluruh peternak di kawasan tersebut4.

Proses pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner

dilakukan mulai dari bulan Juni 2012 hingga Juli 2012. Dalam kurun waktu

tersebut peneliti melakukan pengumpulan data dan observasi secara langsung

dalam rangka menjawab tujuan penelitian.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung

menggunakan kuesioner kepada responden yang merupakan sejumlah peternak

usahaternak biogas dan peternak yang tidak memanfaatkan limbah kotoran sapi

menjadi biogas (peternak non-biogas), aparat pemerintah daerah setempat dan

rumah tangga pengguna biogas yang tinggal di sekitar lokasi usahaternak. Data

tersebut mencakup karakteristik responden dan data meliputi biaya dan manfaat

ekonomi, sosial, dan lingkungan responden dalam pengelolaan usahaternak dan

4 http://info-sumedang.blogspot.com/2010_06_01_archive.html diakses pada tanggal 25 Desember 2011.

Page 39: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

25

pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas. Data sekunder diperoleh

melalui studi literatur dan data dari Dinas Peternakan Kabupaten Sumedang,

Pemerintahan Daerah Kabupaten Sumedang tingkat kabupaten, kecamatan

maupun desa, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumedang, serta instansi

lainnya yang terkait.

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Pengambilan Sampel untuk responden menggunakan teknik purposive

Random sampling. Pada teknik tersebut, sampel yang diambil harus memiliki

kriteria atau penilaian tertentu sesuai dengan masalah yang sedang dibahas dalam

penelitian. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah peternak biogas

dan peternak non-biogas, pemerintah dari bagian Dinas Peternakan Kabupaten,

pemerintahan setempat dan masyarakat pengguna biogas di sekitar lokasi tempat

usahaternak sapi perah. Metode purposive dilakukan karena sampel yang dipilih

sesuai dengan data potensi, lokasi, jenis pengelolaan limbah usahaternak sapi

sekitar kawasan tersebut. Jumlah minimum responden ditentukan berdasarkan

syarat minimum untuk pengolahan data dengan menggunakan metode regressi

linear (model Logistik), sehingga hasil yang diperoleh memiliki tingkat validitas

yang tinggi. Total responden pada penelitian ini sebanyak 59 peternak dan 34

orang masyarakat pengguna biogas non-peternak di sekitar lokasi usahaternak

(Tabel 3).

Tabel 3. Jumlah Responden berdasarkan Penggunaan Biogas

Keterangan Jumlah Responden

(orang)

Persentase

(%)

Peternak Biogas 32 34

Peternak non biogas 27 29

Pengguna biogas non-peternak 34 37

Total Responden 93 100 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Page 40: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

26

Pengambilan contoh di lapangan dipengaruhi oleh kesediaan dan waktu

luang dari responden. Wawancara dengan menggunakan kuesioner di Desa

Haurngomong dilakukan pada sore hari di tempat penyetoran susu hasil

pemerahan dikarenakan pada sore hari merupakan waktu luang peternak dan

rumah tangga pengguna biogas untuk istirahat dan berada di rumah. Wawancara

beberapa respoden dilakukan setelah kegiatan penyuluhan, sebagian lagi

dilakukan dengan kunjungan langsung ke lokasi usahaternak. Kunjungan

langsung ke lokasi usahaternak untuk mewawancarai peternak bertujuan untuk

observasi langsung secara obyektif terhadap kondisi lingkungan kandang

usahaternak.

4.4 Metode dan Analisis Data

Data dan informasi yang didapat, diolah dengan bantuan komputer. Data

dan informasi yang didapat dari hasil kuesioner dan data sekunder dikelompokkan

terlebih dahulu ke dalam komponen tertentu seperti: komponen biaya,

penerimaan, dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan analisis secara

kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh dari wawancara dengan

menggunakan kuesioner kepada peternak dan Rumah Tangga pengguna biogas

yang tinggal di sekitar usahaternak sapi perah, sedangkan data sekunder diperoleh

dari dinas pertanian kabupaten sumedang, dinas peternakan Kabupaten

Sumedang, serta studi literatur lainnya yang mendukung penelitian ini. Metode

kuantitatif digunakan untuk menganalisis pendapatan usahaternak dari segi

penerimaan dan biaya serta pengeluaran energi responden dengan menggunakan

program microsoft excel 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan

keputusan dalam mengelola limbah ternak sapi perah menjadi biogas diolah

Page 41: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

27

dengan metode analisis regressi linear logistik menggunakan program Statistics

SPSS 17. Metode kualitatif dengan analisis deskriptif digunakan untuk

menganalisis persepsi dan dampak sosial dan lingkungan dari pemanfaatan limbah

ternak sapi perah.

Analisis dampak sosial dan lingkungan pada penelitian ini tidak hanya

dianalisis berdasarkan data hasil kuesioner dan data sekunder yang terkait, tetapi

peneliti melakukan metode observasi langsung secara obyektif di lokasi

penelitian. Matriks metode analisis data dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Matriks Metode Analisis Data

Sumber: Penulis (2012)

4.4.1 Analisis Persepsi Responden

Analisis persepsi terhadap responden dilakukan dengan menggunakan

analisis deskriptif dengan menggunakan kuesioner. Dalam hal ini peneliti

bertujuan untuk mengetahui persepsi responden yakni: persepsi peternak terhadap

pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi produk sampingan yang bernilai

No. Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data

1. Meganalisis persepsi

responden terhadap

pemanfaatan limbah kotoran

ternak

Data Primer (wawancara

menggunakan

kuesioner)

Analisis Deskriptif dengan

menggunakan Microsoft Excel

2007

2. Analisis Dampak Ekonomi

terhadap Pendapatan dan

pengeluaran energi

responden

Data Primer (wawancara

menggunakan

kuesioner)

Analisis Deskriptif dan

pendapatan (pendekatan

penerimaan dan pengeluaran

Rumah Tangga usahaternak)

3. Analisis Dampak sosial dan

lingkungan pemanfaatan

limbah kotoran ternak sapi

sebagai biogas

Data Primer (wawancara

menggunakan

kuesioner) dan observasi

langsung secara obyektif

Analisis Deskriptif dengan

menggunakan Microsoft Excel

2007

4. Analisis komparatif

usahaternak biogas dan

usahaternak non biogas

Data Primer

(wawancara

menggunakan

kuesioner)

Analysis comparative with-

without approach

5.

Menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi

keputusan peternak dalam

pemanfaatan biogas

Data Primer (wawancara

menggunakan

kuesioner)

Model Regressi Logistik

menggunakan Program SPSS

Statistics 17

Page 42: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

28

ekonomi dan persepsi masyarakat terhadap penggunaan biogas untuk bahan bakar

minyak dan energi listrik biogas.

4.4.2 Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Peternak

dalam Pemanfaatan Biogas

4.4.2.1 Model Regresi Logistik

Juanda (2009), Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi peternak dalam mengambil keputusan memanfaatkan

limbah kotoran sapi menjadi biogas yaitu, dengan menggunakan pendekatan

model regressi logistik. Fungsi distribusi logistik (kumulatif), yang sudah

digunakan secara luas dalam meganalisis fenomena yang terjadi, persamaan

regressi logistik dapat dilihat pada persamaan (4.1), sebagai berikut:

................................................... (4.1)

Untuk kemudahan pemaparan, persamaan dituliskan menjadi:

..................................................................... (4.2)

Dimana :

Pi = peluang individu dalam mengambil keputusan (probabilitas)

Y = variabel keputusan

Xi = variabel bebas

β1 = intersep

β2 = koefisien regressi

e = bilangan dasar logaritma natural (e = 2,718)

Zi = β1 + β2 X1

Persamaan (4.2) merupakan fungsi distribusi logistik (kumulatif), dari

persamaan di atas, jika (Pi ) probabilitas peternak dalam usahaternak Biogas, maka

Page 43: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

29

(1- Pi) adalah probabilitas usahaternak non-biogas, dirumuskan melalui persamaan

berikut:

........................................................................... (4.3)

Persamaan dapat dituliskan,

................................................................ (4.4)

Persamaaan (4) ditransformasikan ke dalam persamaan logaritma natural (Ln),

yaitu:: ............................................. (4.5)

Persamaan (4.5) merupakan model persamaan Logit atau model regressi Logistik.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengambilan keputusan

peternak dalam memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi biogas adalah

adalah jenis kelamin (X1), umur (X2), tingkat pendidikan formal (X3), jumlah

tanggungan keluarga (X4), lama berusahaternak (X5), keikutsertaan kelompok

ternak (X6), jumlah ternak (X7), dan pemahaman mengenai biogas (X8).

Hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan pengambilan keputusan

peternak dalam pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas dapat dirumuskan

dalam bentuk persamaan model logit, sebagai berikut:

…………………………………………………….. (4.6)

Dimana: Li = persamaan logaritma

Pi = peluang individu dalam mengambil keputusan usahaternak

biogas

(1-Pi) = peluang individu dalam mengambil keputusan usahaternak

non-biogas

Page 44: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

30

Zi = keputusan peternak

β0 = intersep

βi = parameter peubah Xi

X1 = jenis Kelamin

X2 = umur

X3 = tingkat pendidikan formal

X4 = jumlah tanggungan keluarga

X5 = lama berusahaternak

X6 = keikutsertaan kelompok ternak

X7 = jumlah ternak

X8 = tingkat pemahaman mengenai biogas

Regressi linear model Logit tersebut digunakan untuk menentukan faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan peternak dalam memanfaatkan

limbah kotoran sapi menjadi biogas. Hipotesis dari faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi keputusan peternak dalam memanfaatkan limbah kotoran ternak

menjadi biogas adalah sebagai berikut:

1. Jenis kelamin

Pembuatan dan operasional teknis pembuatan biogas tergolong pekerjaan

yang cukup berat, sehingga sebaiknya dilakukan oleh pria dan umumnya

berumur produktif. Jenis kelamin responden diharapkan positif (nilai

dummy pria= “1” dan wanita =”0”).

2. Umur

Peternak yang masih muda atau dalam umur produktif memiliki tenaga dan

semangat dibandingkan dengan peternak dengan umur sudah tidak produktif

Page 45: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

31

(non produktif). Berdasarkan hipotesis ini diharapkan bernilai negatif

dengan asumsi kecenderungan semakin muda semakin positif.

3. Tingkat Pedidikan Formal Peternak

Tingkat Pendidikan Formal Peternak diharapkan bernilai positif. Semakin

tinggi tingkat pendidikan peternak maka semakin tinggi dorongan dalam

memanfaatkan limbah menjadi biogas.

4. Lama usahaternak

Diharapkan bernilai positif, semakin lama maka pengalaman dalam

melakukan usahaterak sapi perah dan penanganan limbah semkin lebih baik.

5. Jumlah ternak

Diharapkan bernilai positif semakin banyak ternak yang dimiliki maka

semakin banyak jumlah limbah yang dihasilkan dan semakin tinggi potensi

dalam pengembangan biogas.

6. Jumlah Tanggungan Keluarga

Diharapkan bernilai positif, semakin banyak anggota keluarga maka

semakin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan maka semakin tinggi pula

potensi untuk memanfaatkan energi alternatif seperti biogas.

7. Keikutsertaan kelompok peternak

Diharapkan bernilai positif, keikutsertaan kelompok akan meningkatkan

dorongan dalampemanfaatan biogas dengan adanya wadah organisasi yang

mendukung. Variabel keikutsertaan kelompok peternak ini merupakan

variabel dummy dengan “X7 = 1” jika peternak merupakan anggota

kelompok peternak sedangkan “X7 = 0“, jika peternak bukan anggota

kelompok peternak.

Page 46: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

32

8. Pemahaman peternak mengenai biogas

Diharapkan positif dengan semakin tingginya pemahaman mengenai biogas

maka kecenderungan untuk memanfaatkan limbah menjadi biogas pun

semakin tinggi pula. Asumsi dan hipotesis yang digunakan dalam variabel

ini terdiri dari 4 kemungkinan nilai variabel X8, antara lain: “X8 =1” jika

peternak tidak mengetahui mengenai biogas, “X8 = 2” jika peternak

memiliki tingkat pemahaman kurang paham/tahu, “X8 = 3” jika peternak

paham mengenai pengetahuan biogas , dan jika “X8 = 4” jika peternak

sangat paham terhadap pengetahuan biogas.

4.4.2.2 Pengujian Model dan Pendugaan Selang Kepercayaan Koefisien

Prediksi/dugaan model linear logistik (4.6) diperoleh, langkah

selanjutnya menguji apakah model logistik tersebut secara keseluruhan dapat

menjelaskan keputusan pilihan kualitatif (Y) . hipotesis yang diuji dalam hal ini

adalah:

H0 : β1 =β2 = β3 =.........=βk (model tidak dapat menjelaskan)

H1 : minimal ada βi ≠ 0, untuk i= 1,2,3....k (model dapat menjelaskan)

Statistik uji yang digunakan adalah dengan likelihood ratio, yaitu rasio

fungsi kemungkinan ModelUR (lengkap) terhadap fungsi kemungkinan modelR

(H0 benar). Statistik Uji G dibawah ini menyebar menurut sebaran khi-kuadrat

dengan derajat bebas (k-1)

................(4.7)

Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis H0 ditolak (model signifikan ) jika :

Statistik-G> X2

α,k-1

Page 47: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

33

pengujian faktor mana (βi ≠ 0) yang berpengaruh nyata terhadap

pilihannya, perlu uji statistik lanjut. Dalam hal ini menguji signifikansi dari

parameter koefisien secara parsial dengan statistik Uji wald yang serupa dengan

statistik uji-t atau uji-Z dalam regresi linear biasa.

Hipotesis statistik yang diuji adalah:

H0 : βi = 0 untuk i= 1,2,3....k (peubah Xi tidak berpengaruh nyata)

H1 : βi ≠ 0 (peubah Xi berpengaruh nyata)

Statistik Uji yang digunakan adalah:

...................................................................................... (4.8)

Dimana :

= koefisien regressi

= standard error of β (galat kesalahan dari β)

Penggunaan uji terhadap komponen pengujian merupakan langkah untuk

mendapatkan hasil penelitian yang memiliki tingkat validitas yang tinggi.

4.4.3 Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan usahaternak digunakan untuk menggambarkan faktor

keuntungan usaha saat ini. Pendapatan dapat didefinisikan sebagai selisih antara

penerimaan total dengan biaya total, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

TR = Total penerimaan (total revenue)

TC = Total Biaya (total cost)

Page 48: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

34

Penerimaan usahaternak (Total Revenue-TR) adalah perkalian antara

produksi yang diporoleh (Y) dengan harga jual (Py). Pernyataan ini dapat

dituliskan sebagai berikut: (Soekartawi, 1995)

Dimana: TR = Penerimaan total

Y = Produksi yang diperoleh

Py = Harga jual

Aplikasi dari rumus di atas jika digunakan dalam penelitian ini maka

persamaan menjadi:

TR = TRtunai + TRnon tunai

TR = tunai + non tunai

TR = (Y1.Py1 + Y2.Py2 + Y3.Py3) + (Y4.Py4 + Y5.Py5 +Y6.Py6)

Dimana :

TRtunai = Penerimaan yang diperoleh peternak secara tunai

TRnon tunai = Penerimaan peternak yang diperhitungkan

Y1.Py1 = perkalian antara jumlah susu yang dijual (liter) dengan

harga jual yang berlaku (Rp/liter)

Y2.Py2 = perkalian antara jumlah pupuk yang dijual (kg) dengan

harga pupuk jual yang berlaku (Rp/kg)

Y3.Py3 = perkalian antara jumlah pedet (ekor) yang dijual dengan

harga jual pedet (Rp/ekor)

Y4.Py4 = perkalian antara jumlah susu yang dikonsumsi oleh

keluarga (liter) dengan harga jual susu yang berlaku

Page 49: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

35

(Rp/liter)

Y5.Py5 = perkalian antara jumlah pupuk (kg) yang digunakan untuk

lahan pertanian sendiri dengan harga jual pupuk yang

berlaku (Rp/kg)

Y6.Py6 = manfaat dari penggunaan biogas yang dikonversi dari

jumlah penghematan pengeluaran energi peternak

setelah melakukan pemanfaatan biogas untuk keperluan

memasak.

Total penerimaan usahaternak dalam penelitian ini dikonversikan dalam

jangka waktu satu bulan (penerimaan usahaternak perbulan). Total biaya yang

dikeluarkan usahaternak sapi perah per bulan dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

biaya tunai dan non tunai. Identifikasi dan perhitungan dari total penerimaan dan

total biaya digunakan untuk melihat pendapatan yang diperoleh peternak dalam

kurun waktu satu bulan.

Analisis pendapatan usahaternak muncul akibat adanya pemanfaatan

limbah kotoran ternak sapi yang berbeda diantara peternak sapi di Desa

Haurngombong. Analisis pendapatan tersebut dapat dilihat manfaat ekonomi

pemanfaatan limbah ternak sapi menjadi biogas dengan melihat margin atau

perbedaan tingkat pendapatan yang diterima oleh masing-masing usahaternak

sehingga dapat diperoleh share (%) manfaat limbah ternak sapi terhadap total

pendapatan usaha ternak sapi tersebut. Dalam penentuan nilai total penerimaan

dan total biaya usahaternak non-tunai diperoleh dari hasil konversi dari hasil

penggunaan biogas atau listrik dengan konversi nilai terhadap rupiah dengan

tingkat harga yang berlaku di lokasi penelitian.

Page 50: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

36

Tabel 5. Penerimaan Usahaternak

Uraian Tunai Non-tunai Nilai

Penjualan output utama (Rp) a

Penjualan output sampingan

a. Penjualan pupuk organik b

b. Biogas (Rp) - c

c. Energi listrik (Rp) - d

d. Lainnya e

Produksi limbah (Rp.) - - f= (b+c+d)

Penjualan alat dll (karung bekas,

komponen lainya)

- g

Penjualan ternak (Rp) - h

Total Penerimaan Usahaternak (Rp) i=a+b+c+d+e+

f+g+h

Total Biaya usahaternak( Rp.) j

Pendapatan usahaternak sapi (Rp) Sumber: Sanjaya (2010)

4.4.4 Analisis Pengeluaran Energi

Analisis pengeluaran energi responden ini menggambarkan penghematan

akibat adanya penggunaan biogas sebagai pengganti BBM dan gas elpiji serta

energi listrik yang dapat dihasilkan dari biogas tersebut. Pengeluaran responden

ini terdiri dari komponen-komponen biaya yang dikeluarkan oleh tiap rumah

tangga peternak dan pengguna biogas non peternak di Desa Haurngombong.

Komponen pengeluaran tersebut meliputi biaya penggunaan bahan minyak, sekam

padi, kayu bakar dan gas elpiji sebelum dan setelah dalam kurun waktu satu

bulan. Analisis pengeluaran rumah tangga yang dikeluarkan rumah tangga akibat

adanya penggunaan biogas dan energi listrik dapat menghemat anggaran

pengeluaran rumah tangga responden.

Dalam hal ini untuk mengetahui nilai pemanfaatan dan pengurangan

pengeluaran rumahtangga responden dilakukan studi komparatif diantara

usahaternak yang memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas dengan yang tidak

memanfaatkanya menjadi biogas (analysis comparative with-without approach).

Page 51: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

37

Dimana selisih dari nilai keduanya merupakan nilai manfaat yang diperoleh dari

pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas yang bernilai ekonomi.

Keterangan : = penghematan pengeluaran Energi

C0 = total pengeluaran responden sebelum pemanfaatan biogas

C1 = total pengeluaran responden setelah pemanfaatan biogas

4.4.5 Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah

Ternak Sapi perah

Dampak sosial dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan data hasil

kuesioner dan wawancara responden mengenai perubahan kondisi sosial dan

lingkungan di sekitar usahaternak pada saat sebelum dan setelah dilakukanya

pemanfaatan limbah ternak sapi perah di Desa Haurngombong. Parameter yang

digunakan untuk menganalisis Dampak sosial pemanfaatana limbah dibedakan

atas perubahan perilaku peternak dan non peternak yang dianalisis secara

Deskriptif.

Dampak lingkungan dari pemanfaatan limbah ternak sapi perah dianalisis

secara deskriptif berdasarkan hasil kuesionerdan observasi langsung secara

obyektif mengenai kondisi lingkungan di sekitar usahaternak. Pemanfaatan

limbah ternak untuk pembuatan biogas pada prinsipnya menganut sistem “zero

waste” dengan konsep pertanian terpadu (bio cycle farming/BCF) yang

melibatkan budidaya tanaman dan peternakan. Zero waste atau nir-limbah

merupakan aktivitas meniadakan limbah dari proses produksi dengan cara

pengelolaan proses yang terintegrasi dengan meminimalisasi limbah yang

terbentuk (Sulaeman, 2008).

Page 52: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

38

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Kondisi Umum Desa Haurngombong

5.1.1 Letak Geografis

Wilayah penelitian merupakan bagian dari Kabupaten Sumedang, Provinsi

Jawa Barat. Kabupaten Sumedang terletak antara 6o 44‟-7

o 83‟ Lintang Selatan

dan 107o 21‟-108

o 21‟ Bujur Timur. Kabupaten Sumedang di sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, sebelah selatan Kabupaten Garut dan

Bandung, sebelah barat Kabupaten Bandung dan Subang, dan sebelah utara

Kabupaten Indramayu dan Majalengka.

Desa Haurngombong secara administratif terletak di Kecamatan

Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Pamulihan

memiliki luas Wilayah 40.863 Ha berada pada ketinggian diantara 720 sampai

dengan 1.087 meter di atas Pemukaan Laut, terdiri dari 11 desa yaitu Desa

Cigendel, Cijeruk, Pamulihan, Ciptasari, Citali, Cimarias, Cinanggerang,

Sukawangi, Haurngombong, Mekarbakti, dan Cilembu. Umumnya mata

pencaharian penduduk sebagian besar adalah bidang pertanian yang sedang

berkembang ke arah agrobisnis dan usahaternak sapi perah.

Desa Haurngombong terdiri dari 3 Dusun (Dusun Simpang, Pangaseran

dan Cipareuag), 6 Rukun Warga, dan 30 Rukun Tetangga serta 1.519 kepala

keluarga (KK) dengan luas desa sekitar 219 hektar. Jumlah penduduk Desa

Haurngombong 5.179 penduduk terdiri dari 2.610 penduduk laki-laki dan 2.469

penduduk perempuan. Desa Haurngombong memiliki batas-batas wilayah sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Desa Cigendel dan Ciptasari, Kecamatan Pamulihan

Page 53: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

39

Sebelah Timur : Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan

Sebelah Selatan : Desa Mekar Bakti, Kecamatan Pamulihan

Sebelah Barat : Desa Gunung Manik, Kecamatan Tanjung Sari

Gambar 3. Peta Desa Haurngombong

5.1.2 Kondisi Usahaternak Sapi Perah di Desa Haurngombong

Mata pencaharian penduduk Desa Haurngombong beragam, namun

mayoritas bekerja pada sektor pertanian dan peternakan. Jumlah peternak di Desa

Hurngombong berjumlah 208 peternak dengan jumlah ternak 703 ekor sapi

perah. Peternak-peternak ini terbagi ke dalam tiga kelompok tani ternak, yaitu

Harapan Sawargi, Harapan Jaya, dan Wargi Saluyu. Sebaran jumlah peternak

yang terbanyak adalah kelompok ternak Wargi Saluyu sebanyak 135 peternak

dengan 400 ekor sapi perah. Kelompok tani ternak tersebut merupakan kelompok

tani ternak induk yang berdiri pada tahun 1994. Kelompok peternak Harapan

Jaya dengan jumlah peternak sebanyak 48 orang dengan 223 ekor sapi perah

dibentuk pada tahun 1997, selanjutnya pada tahun 1998 dibentuklah kelompok

ternak Harapan Sawargi dan kondisi saat ini jumlah peternak di kelompok ternak

ini sebanyak 25 peternak dengan 80 ekor sapi perah yang merupakan populasi

paling sedikit dibandingkan dengan kelompok peternak lainnya (Tabel 6).

Page 54: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

40

Tabel 6. Data Jumlah Peternak dan Ternak pada Tiap Kelompok Peternak

Sumber : Data Kelompok Peternak, 2012

Rata-rata jumlah kepemilikan ternak 2-3 ekor sapi perah yang merupakan

usahaternak sapi perah rakyat. Populasi ternak di Desa Haurngombong mengalami

peningkatan dan perkembangan setelah adanya program pemerintah yang

memberikan sapi kepada masyarakat dengan sistem bantuan, dimana apabila sapi

yang dipelihara menghasilkan pedet dan susu maka seluruhnya menjadi hak

peternak/pemelihara, sedangkan jika sapi bantuan dijual maka sebagian hasil

penjualan harus dikembalikan kepada pemerintah. Pemberian bantuan sapi

tersebut juga terdapat pihak pengawas baik dari pemerintah pusat yang bekerja

sama dengan pemerintah desa dan kelompok ternak setempat untuk melakukan

pengawasan dan evaluasi.

Perkembangan usahaternak sapi perah di Desa Haurngombong tidak

terlepas dari daya dukung sumberdaya untuk pakan hijauan/rumput ternak yang

tersedia cukup melimpah, baik dari kebun milik warga maupun kebun “carik

desa” yang merupakan kebun dengan lahan milik pemerintah desa yang

dimanfaatkan warga untuk berkebun dengan sistem bagi hasil ataupun dibiarkan

ditumbuhi rumput untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.

5.1.3 Perkembangan dan Pengelolaan Biogas di Desa Haurngombong

Potensi limbah kotoran ternak yang melimpah serta naiknya harga BBM,

menimbulkan inisiatif kepala Desa Haurngombong Bapak Adang untuk

melakukan pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas. Pada tahun 2003

Kelompok Tani Ternak Jumlah Peternak

(orang)

Jumlah Ternak

(ekor)

Wargi Saluyu 135 400

Harapan Jaya 48 223

Harapan Sawargi 25 80

Jumlah 208 703

Page 55: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

41

diprakarsai oleh Bapak Komar ketua kelompok peternak Harapan Sawargi yang

membuat instalasi biogas dengan peralatan yang digunakan masih sangat

sederhana yaitu reaktor dan penampungan gas yang terbuat dari plastik, kompor

yang terbuat dari kaleng bekas serta selang plastik. Upaya pemanfaatan limbah

kotoran ternak menjadi biogas didukung oleh pemerintah desa sebagai salah satu

upaya untuk menjadikan Desa Haurngombong sebagai Desa Mandiri Energi.

Pada tahun 2004-2005 Desa Haurngombong bekerjasama dengan Fakultas

Peternakan Universitas Padjadjaran (UNPAD) dengan memberikan dukungan

teknologi biogas dan pembinaan warga. Pada Tahun 2008 konstruksi biogas

plastik berkembang menjadi konstruksi yang terbuat dari fiber, namun tempat

penampungan gas masih terbuat dari plastik. Pada tahun 2010 Bapak Mamat

selaku ketua kelompok peternak Harapan Jaya bekerjasama dengan SIPOS

(Belanda). Pada Oktober 2010 bantuan dalam rangka promosi reaktor biogas

konstruksi beton skala Rumahtangga dengan kapasitas reaktor 6 m3 dibangun.

Perbedaan konstruksi ketiga instalasi biogas pada Tabel 7.

Tabel 7. Perbedaan Konstruksi Reaktor Biogas Di Desa Haurngombong

Jenis

Konstruksi

Reaktor

Tempat

Penampung Gas

Alat Bantu Pipa Saluran

Plastik Plastik Alat kendali gas

(blower)

Selang plastik

Fiber Plastik Blower Selang plastik- pipa

paralon

Beton Tanpa alat penampung Keran pengatur gas Pipa parlon

Sumber : Data Primer, 2012

Desa Haurngombong merupakan salah satu Desa Mandiri Energi (DME)

dengan energi non-BBM. Desa mandiri energi di Indonesia sendiri ada dua jenis,

yaitu DME yang menggunakan energi non-BBM dan DME yang menggunakan

energi nabati atau biofuel.

Page 56: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

42

Berdasarkan surat keputusan Kepala Desa Haurngombong Nomor

141/05/SK/DS/2007 tentang disahkannya Desa Haurngombong sebagai salah satu

desa mandiri energi (DME). Tujuan dari pelaksanaan program DME di Desa

Haurngombong ini adalah meningkatkan ketersediaan energi alternatif berbasis

biogas sapi perah bagi peternak sapi perah serta anggota masyarakat lainnya di

sentra peternakan sapi perah. DME Haurngombong sangat sesuai untuk

pengembangan energi alternatif biogas dikarenakan mayoritas penduduk Desa

Haurngombong adalah peternak.

Berdasarkan SK Kepala Desa Haurngombong nomor 141/05/SK/DS/2007,

tertanggal 7 Oktober 2007, maka dibentuklah panitia pembangunan instalasi

biogas Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.

Struktur kepanitiaan ini terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, tim teknis dan

tenaga kerja. Hasil akhir yang diharapkan dari program DME Haurngombong

adalah terpasangnya instalasi biogas dengan optimal yang digunakan oleh

keluarga peternak maupun non-peternak. Manfaat yang diharapkan adalah

peningkatan jumlah instalasi biogas yang ada akan memberikan kontribusi nyata

bagi penghematan energi bahan bakar minyak dan kayu bakar sehingga

mengurangi pengeluaran rumahtangga, dan dapat meningkatkan kesejahteraan

keluarga dan masyarakat. Desa Haurngombong juga menjalin kerjasama dengan

pihak luar dalam mengembangkan program biogas di desa tersebut, antara lain

kerjasama antara Desa Haurngombong dengan Pemerintah melalui Dinas

Pertambangan Energi Sumberdaya Mineral baik Pusat, Provinsi maupun

Kabupaten, Fakultas Peternakan UNPAD serta Yayasan Cahaya Keluarga (YCK)

Page 57: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

43

yang bekerja sama dengan PT. PLN Persero, ITENAS dan lembaga-lembaga

swadaya masyarakat bidang pengembangan Energi Alternatif (Tabel 8).

Tabel 8. Perkembangan Biogas di Desa Haurngombong

Tahun Keterangan Gambar

2003 Biogas dengan rektor yang

terbuat dari plastik

2004-2005 kerjasama dengan pihak UNPAD melalui penelitian, pembinaan dan

pengawasan instalasi biogas

2007 Desa Haurngombong Dijadikan Desa Mandiri Energi

2008 instalasi biogas terbuat dari fiber

umur teknis 5 tahun

menggunakan blower dan

plastik penampung gas

2010 instalasi biogas biru (beton)

umur teknis 10 tahun

tanpa blower dan plastik tempat

menampung gas.

2011 instalasi biogas beton bantuan

pemerintah

umur teknis 10 tahun

tanpa blower dan plastik tempat

menampung gas.

Sumber: Data Primer (diolah), 2012

Page 58: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

44

Pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas di Desa Haurngombong ini

dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ialah peternak yang memiliki

1-2 ekor sapi. Kelompok kedua ialah peternak yang memiliki lebih dari dua ekor

sapi. Pada kelompok pertama, peternak dapat menggunakan biogas bersama

keluarga non-peternak di dekat rumahnya 1-2 KK dengan kapasitas reaktor 6 m3.

Pada kelompok peternak kedua peternak dapat memanfaatkan biogas bersama

rumahtangga nonpeternak sekitar 4-7 KK di dekat lokasi usahaternak/instalasi

biogas dengan kapasitas reaktor 40 m3. Pendistribusian biogas dihubungkan

dengan pipa paralon ke kompor biogas pada tiap rumah. Penggunaan biogas non

peternak dengan sistem pembagian kerja secara bergiliran dalam pengisian bahan

baku atau secara bergotong royong. Pengguna biogas baik peternak maupun non

peternak dikenakan biaya iuran sebesar Rp 10.000/bulan untuk biaya perawatan

dan lainnya yang dikelola oleh kelompok peternak. Limbah sisa biogas dapat

digunakan sebagai pupuk organik. Pengelolaan dan Pengawasan instalasi biogas

dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali (Gambar 4).

Gambar 4. Skema Pengelolaan dan Pengawasan Instalasi Biogas Program

DME

Pengelola

Program DME

Peternak dengan

1-2 ekor sapi

Kelompok Peternak

Peternak dengan

>2 ekor sapi

Non Peternak Instalasi Biogas

Page 59: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

45

Kondisi perkembangan usahaternak dalam pemanfaatan limbah ternak sapi

perah menjadi biogas sebagai energi alternatif terbarukan pengganti minyak tanah,

gas elpiji, dan tenaga listrik semakin meningkat dari tahun ke tahun. Total

peternak pengguna biogas di Desa Haurngombong sebanyak 135 peternak (65%)

di Desa Haurngombong. Jumlah pengguna biogas terbanyak yaitu 73 peternak

(53%) berada pada kelompok Wargi Saluyu dikarenakan merupakan kelompok

dengan jumlah peternak terbanyak jika dibandingkan dengan kelompok yang lain.

Jumlah peternak pengguna biogas pada masing-masing kelompok

sebanyak 42 peternak (31%) Harapan Jaya dan 22 peternak (16%) kelompok

Harapan Sawargi. Program Desa Mandiri Energi di Desa Haurngombong telah

berhasil mengajak 115 keluarga non peternak untuk menggunakan biogas atau

sebesar 46% dari total pengguna biogas, sedangkan 71 peternak (34%) tidak

menggunakan biogas (Tabel 9). Hal ini dikarenakan sebagian peternak masih

memiliki persepsi penggunaan biogas yang tidak praktis, sebagian responden

merupakan peternak yang mengalami kerusakan pada instalasi biogas berupa

kebocoran dan rapuh dengan instalasi jenis plastik dan fiber, namun tidak adanya

upaya perbaikan, serta kerusakan pada komponen lainnya seperti kompor biogas,

blower (alat kendali gas), pipa paralon, dan lainnya.

Tabel 9. Data Jumlah Pengguna Biogas di Desa Haurngombong

Keterangan Kelompok Peternak

Wargi

Saluyu

Harapan

Jaya

Harapan

Sawargi

Jumlah

Pengguna Biogas

a. Peternak 73 42 22 137

b. Non Peternak 76 18 20 115

Jumlah Pengguna Biogas 149 60 42 251

Peternak Non Biogas 62 6 3 71

Sumber : Data Kelompok Ternak, 2012

Page 60: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

46

5.1.4 Proses Produksi Biogas

Satu unit instalasi biogas terdiri dari tiga bagian, yaitu tabung penampung

bahan baku (inlet), tabung pemroses/reaktor (digester), dan tabung penampung

sisa hasil pemrosesan atau limbah biogas (outlet). Tabung digester merupakan

bagian paling utama karena merupakan tempat terjadinya proses fermentasi

bakteri anaerob yang kedap udara. Ketiga bagian tersebut dihubungkan dan

ditempatkan pada posisi tertentu dimana posisi inlet lebih tinggi dibanding posisi

digester dan posisi outlet lebih rendah dari digester untuk mempermudah

pengeluaran limbah biogas. sehingga menjadi satu rangkaian atau satu unit

instalasi biogas. Tahapan proses produksi biogas meliputi :

1. Tahap penampungan, pengenceran, pengadukan dan pemasukan bahan baku.

Bahan baku kotoran ternak dimasukkan ke dalam inlet kemudian diencerkan

dengan menambahkan air hingga perbandingan antara bahan padat dan cair

1:1, selanjutnya dilakukan pengadukan hingga merata (homogen) serta

menyingkirkan bahan-bahan yang diperkirakan mengganggu proses seperti

kayu, batu, logam dan lain-lain, kemudian bahan tersebut dimasukan ke

dalam tabung digester.

2. Tahap pemrosesan, pengambilan dan pemanfaatan biogas.

Pada saat pengisian pertama kali (perdana) pemasukkan bahan baku ke dalam

digester sampai penuh, gas pertama akan dihasilkan dengan membutuhkan

waktu 4-15 hari. Setelah proses tersebut pengisisan bahan baku secara rutin

dua hari sekali dengan jumlah sekitar dua ember kotoran ternak atau

tergantung kapasitas reaktor biogas. Gas yang dihasilkan di salurkan melalui

pipa paralon yang langsung terhubung pada kompor biogas, Genset biogas,

Page 61: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

47

serta alat pemotong rumput dengan penggerak biogas (telah dimodifikasi).

Genset biogas tersebut merupakan bantuan yang diberikan oleh PT. PLN dan

Yayasan Cahaya Keluarga (YKC), sehingga penggunaanya masih terbatas

pada peternak tertentu dikarenakan masih dalam proses penelitian.

Penggunaan Genset ini biasanya pada saat listrik mengalami pemadaman.

3. Tahap pengambilan Limbah biogas diperoleh dari melubernya kotoran yang

bercampur air seperti lumpur dari outlet ketika proses pemasukan bahan baku.

Sisa bahan yang diambil merupakan sisa dari limbah yang telah diambil

gasnya oleh bakteri metan atau bakteri biogas, bentuknya seperti lumpur atau

disebut slurry. Sisa bahan ini masih mempunyai kandungan Nitrogen yang

tinggi sehingga baik dijadikan pupuk (Gambar 5).

Limbah biogas dimanfaatkan sebagai pupuk organik lahan pertanian di

sekitarnya dengan cara dialirkan begitu saja ke lahan atau dalam bentuk kering

dijual ke “Rumah Pupuk” yang terdapat di Desa Haurngombong namun kapasitas

daya tampung yang masih terbatas sedangkan potensi limbah biogas yang cukup

banyak. Limbah biogas tersebut dibagi menjadi dua bagian limbah cair dan padat,

limbah cair ini berpotensi untuk pembuatan pupuk cair namun masih pada tahap

penelitian yang dilakukan oleh kelompok ternak Wargi Saluyu.

Page 62: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

48

Gambar 5. Alur Proses Pembuatan Biogas

48

Page 63: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

49

5.2 Karakteristik Umum Responden

Karakteristik umum responden di Desa Haurngombong diperoleh secara

purpossive sampling yang dilakukan terhadap 93 responden yang terdiri dari 59

responden peternak sapi perah dan 34 responden rumahtangga pengguna biogas di

kawasan tersebut. Karakteristik responden ini dilihat dari variabel yang meliputi

jenis kelamin dan usia, pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, lama

berusahaternak, jumlah ternak, jenis usahaternak, dan status kepemilikan ternak.

5.2.1 Jenis Kelamin dan Usia

Responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 70

responden (75%) dan 23 responden (25%) perempuan. Responden memiliki

tingkat usia yang bervariasi yaitu dari usia 30 tahun hingga 70 tahun. Usia

responden sebagian besar pada kisaran 46-55 tahun sebanyak 47% yang

merupakan usia non-produktif (Tabel 10). Sebagian besar responden merupakan

laki-laki dengan kisaran usia yang non-produktif menunjukan bahwa pekerjaan

sebagai peternak merupakan pekerjaan yang tergolong berat bagi perempuan,

serta kisaran usia responden menunjukan bahwa usahaternak dapat dijalankan

oleh pekerja non-produktif.

Tabel 10. Jenis Kelamin dan Usia Responden di Desa Haurngombong

Jenis Kelamin Jumlah Responden

(orang)

Persentase

(%)

Laki-laki 70 75

Perempuan 23 25

Usia (Tahun)

<35 7 8

35-45 23 25

46-55 47 50

56-65 12 13

>65 4 4 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Page 64: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

50

5.2.2 Pendidikan Formal Responden

Tingkat pendidikan responden di Desa Haurngombong masih tergolong

rendah. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya responden yang memiliki pendidikan

terakhir pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 49 responden (53%) dan

responden yang tidak tamat SD sebanyak 4 orang (4%) serta 6 responden (7%)

tidak bersekolah. Jumlah responden yang tingkat pendidikan terakhir sampai di

Perguruan Tinggi (PT) hanya 2 orang (2%).

Tabel 11. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Haurngombong

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden

(orang)

Persentase

(%)

Tidak Sekolah 6 7

Tidak Tamat SD 4 4

SD/Sederajat 49 53

SLTP/Sederajat 19 20

SLTA/Sederajat 13 14

Perguruan Tinggi 2 2 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

5.2.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Salah satu karakteristik responden adalah jumlah tanggungan keluarga

yang ditentukkan dari jumlah anggota Rumah Tangga yang terdiri dari istri, anak

dan anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama di dalam satu rumah.

Berdasarkan data hasil kuesioner penelitian, responden memiliki jumlah

tanggungan keluarga berkisar antara 1-8 orang, Responden yang memiliki jumlah

tanggungan 1-2 orang sebanyak 26 responden (28%). Responden yang memiliki

jumlah tanggungan sebanyak 3-5 orang sebanyak 48 responden (52%) dan sisanya

sebanyak 19 responden (20%) responden memiliki tanggungan lebih dari 5 orang

(Tabel 12). Hal ini menunjukan kondisi rumahtangga responden dengan beban

pembiayaan kehidupan sehari-hari yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan

pendapatan usahaternak rakyat yang diperoleh.

Page 65: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

51

Tabel 12. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Jumlah Tanggungan

(orang)

Jumlah Responden

(orang)

Persentase (%)

<3 26 28

3-5 48 52

>5 19 20

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

5.2.4 Status Kepemilikan Ternak

Responden umumnya memiliki ternak dengan status kepemilikan ternak

bantuan pemerintah sebanyak 35 responden (57%), dan dengan status

kepemilikan sendiri sebanyak 15 responden (25%) serta 11 peternak (18%)

memelihara ternak dengan kepemilikan gabungan (sistem maro) dimana biaya dan

penerimaan usahaternak dibagi dua atau dengan kesepakatan tertentu antara

pemilik dan peternak pemelihara (Tabel 13). Banyaknya status kepemilikan ternak

bantuan pemerintah dikarenakan Desa Haurngombong mengikuti berbagai

perlombaan dimana pencapaian prestasi dihadiahi bantuan sejumlah ternak.

Prestasi yang diraih Desa Haurngombong antara lain: Kelompok ternak

Wargi Saluyu dengan kategori juara 2 Agrobisnis sapi perah tingkat Jawa Barat

tahun 2010. Hadiah yang diperoleh berupa bantuan biogas, sapi perah PPKIM

2008 sejumlah 23 ekor, tahun 2011 APBD 1 sebanyak 32 ekor dara bunting, 2)

Kelompok Harapan jaya dengan kategori juara 1 Argobisnis tingkat Jawa Barat

pada tahun 2011. Bantuan yang diterima yaitu Biogas, sapi perah PPKIPM

sebanyak 55 ekor pada tahun 2007, dan menerima sapi BML (APBM) sebanyak

32 ekor. 3) Kelompok Harapan Sawargi dengan kategori juara 1 Agrobisnis sapi

perah tingkat Jawa Barat pada tahun 2001/2002 yang diadakan oleh pemerintah

Jepang. Bantuan yang diterima diantaranya biogas, sapi perah APBD 1 sebanyak

Page 66: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

52

40 ekor pada tahun 2002. Kemudian mendapatkan bantuan dari Yayasan Cahaya

Keluarga(YCK) yang bekerja sama dengan PLN.

Tabel 13. Status Kepemilikan Ternak Responden

Status Kepemilikan Ternak Jumlah Responden

(orang)

Persentase

(%)

Milik sendiri 15 25

Gabungan dengan

perorangan (sistem “maro”) 11 18

Bantuan Pemerintah 35 57 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

5.2.5 Lama Responden Berusahaternak

Responden umumnya telah berternak dalam kurun waktu yang relatif

lama. Lama berusahaternak responden mengindikasikan pengalaman peternak

dalam menjalankan usahaternaknya. Responden yang berternak kurang dari 10

tahun sebanyak 27 peternak (44%) dikarenakan banyak peternak yang

berusahaternak setelah berkembangnya program DME pada tahun 2007,

sedangkan responden yang lama berternak antara 10-20 tahun sebanyak 12

peternak (20%), lama berternak 20-30 tahun sebanyak 16 peternak (26%), dan

sisanya sebanyak 6 peternak (10%) telah bertani lebih dari 30 tahun (Tabel 14).

Tabel 14. Lama Berusahaternak Responden

Pengalaman Beternak

(tahun)

Jumlah responden (orang) Persentase (%)

<10 27 44

10-20 12 20

21-30 16 26

>30 6 10

Sumber :Data Primer (diolah), 2012

5.2.6 Jumlah Ternak Responden

Struktur populasi ternak mempengaruhi produksi susu yang dihasilkan

serta jumlah pakan yang diberikan. Oleh karena itu, struktur ternak untuk

pendapatan hasil perah (susu) dibedakan berdasarkan jumlah sapi yang laktasi,

Page 67: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

53

namun berdasarkan data responden rata-rata memiliki sapi induk (termasuk induk

laktasi) kurang dari 5 ekor yang merupakan usahaternak rakyat .

Tabel 15. Jumlah Ternak Responden

Jumlah Ternak

(ekor)

Jumlah Responden

(orang)

Persentase

(%)

Tidak Punya 32 34

1-2 18 19

>2 44 47 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Karakteristik responden di Desa Haurngombong adalah homogen. Hal ini

terlihat dari tingkat pendidikan yang mayoritas rendah, Mayoritas pria dengan

tingkat usia non produktif dengan jumlah tanggungan lebih dari 2 orang, Selain

itu terlihat dari struktur kepemilikan ternak yang mayoritas merupakan bantuan

dari program pemerintah. Hal ini menunjukka bahwa status sosial antar responden

juga homogen, sehingga dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan

dalam pemanfaatan limbah kotoran ternak. Jenis peternak responden digolongkan

ke dalam 2 jenis usahaternak yaitu peternak biogas dan non biogas dimana usaha

ternak biogas dengan skala biogas individu 1-2 KK (6 m3) atau komunal (40 m

3 ).

Page 68: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

54

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Persepsi Responden Terhadap Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi

Perah

Populasi ternak di Desa Haurngombong yang tinggi menyebabkan jumlah

limbah kotoran ternak yang dihasilkan semakin banyak pula. Potensi limbah yang

cukup tersedia baru dimanfaatkan hanya untuk kebutuhan pupuk organik lahan

pertanian di sekitar kandang. Jumlah yang dipergunakan untuk kebutuhan lahan

pertanian tersebut lebih sedikit dari jumlah kotoran ternak yang dihasilkan setiap

harinya. Hal tersebut menumbuhkan inisiatif peternak untuk mengatasinya

melalui pemanfaatan limbah ternak yang tidak hanya diolah menjadi pupuk

organik namun juga dijadikan biogas sebagai energi alternatif pengganti kayu

bakar, minyak tanah, gas elpiji, sekam, serta digunakan untuk penerangan dan

penggerak alat pemotong rumput. Jumlah peternak di Desa Haurngombong

sebanyak 208 peternak dan peneliti mengambil responden sebanyak 93 responden

yang terdiri dari 59 peternak dan 34 rumah tangga pengguna biogas non peternak.

Persepsi responden peternak dan non peternak mengenai pemanfaatan limbah

ternak merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi ada tidaknya dampak

ekonomi, sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari usahaternak biogas dan

non biogas.

Sebanyak 93 responden (100%) menganggap pemanfaatan limbah ternak

itu penting. Hal ini terlihat dari sebagian besar alasan responden yang menyatakan

adanya dampak positif dari kegiatan pemanfaatan yang dilakukan baik menjadi

pupuk, biogas dan lain-lain, dari pada limbah kotoran ternak tidak dimanfaatkan

dan terbuang begitu saja. Berdasarkan pernyataan responden sekitar 75 responden

Page 69: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

55

(80%) hanya mengetahui jenis pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk

dan biogas saja, sedangkan sisanya sebanyak 23 Responden (20%) memiliki

pengetahuan mengenai jenis-jenis pemanfaatan limbah ternak lainnya seperti

media cacing tanah dan energi listrik biogas, namun belum dapat diaplikasikan

dikarenakan faktor daya dukung yang kurang menunjang (Tabel 16).

Tabel 16. Persepsi Responden terhadap Pemanfaatan Limbah

No. Pertanyaan

Peternak

Biogas

(%)

Peternak

Non

Biogas

(%)

Rumah

tangga

pengguna

biogas (%)

Total

(%)

1. Biogas tidak hanya dapat dihasilkan

oleh kotoran sapi saja, seperti :

kotoran ayam, sampah, dll

100 78 63 80

2. pemanfaatan limbah itu penting untuk

dilakukan 100 100 100 100

3. Pemanfaatan kotoran sapi menjadi

biogas dapat mengurangi bau dari

kotoran sapi

100 80 90 90

4. biogas dapat digunakan untuk

memasak 100 100 100 100

5. biogas dapat digunakan untuk

menghasilkan energi listrik dll 100 93 75 89

6. Limbah sisa biogas dapat dijadikan

pupuk 100 100 86 95

7. Energi biogas dapat mengurangi

ketergantungan terhadap penggunaan

bahan bakar minyak tanah, elpiji, dan

kayu bakar

100 100 100 100

8. penggunaan biogas dapat menghemat

pengeluaran energi 100 70 65 78

9. penggunaan biogas memiliki

kekurangan seperti meninggalkan

jelaga pada alat memasak, cara

menghidupkan api yang kurang

praktis

90 65 85 80

10. Api yang dihasilkan biogas tidak

berbau (seperti penggunaan elpiji) 97 80 70 82

11. perawatan instalasi biogas praktis,

mudah dan tidak berbahaya 90 84 60 78

12. iuran biogas tergolong murah dan

terjangkau 100 75 100 92

13. Apabila terdapat kredit pembangunan

instalasi biogas bersediakah untuk

menggunakan jasa tersebut

0 0 0 0

Sumber: Data Primer (diolah), 2012

Page 70: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

56

6.1.1 Persepsi Responden Mengenai Biogas

Pengetahuan responden mengenai biogas didasarkan pada penggunaan

biogas di Desa Haurngombong yang umumnya berasal dari kotoran sapi, sehingga

sebagian besar 80% responden menganggap bahwa biogas hanya dapat dihasilkan

dari kotoran sapi. Sebanyak 100% responden mengetahui mengenai pemanfaatan

limbah kotoran ternak menjadi pupuk dan biogas namun 13 orang (14%)

responden mengetahui bahwa biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik.

Hal ini dikarenakan pemanfaatan biogas menjadi sumber energi listrik masih

belum diterapkan pada seluruh pengguna biogas atau masih dalam proses

penelitian pada instalasi biogas percontohan yang terdapat di Desa

Haurngombong. Sebanyak 18 responden peternak non biogas (67%) pada

awalnya merupakan pengguna biogas, rendahnya pemahaman akan perawatan,

operasional dan perbaikan kerusakan menyebabkan peternak tidak

memanfaatkanya kembali.

Kondisi perkembangan pemanfaatan limbah kotoran sapi perah menjadi

biogas dapat meningkatkan keswadayaan dan kesadaran masyarakat ke arah

perubahan yang positif. Instalasi biogas pada awalnya merupakan inovasi dengan

alat, sarana dan prasarana yang sangat sederhana namun membutuhkan perawatan

yang tinggi dan peralatan yang mudah rusak. Instalasi tersebut dikenal dengan

instalasi biogas plastik yaitu reaktor biogas yang terbuat dari plastik. Seiring

dengan perkembangan teknologi, saat ini instalasi biogas terbuat dari fiber dan

beton dengan peralatan pendukung yang lebih maju.

Pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi perah di Desa Haurngombong

sudah dikenal oleh seluruh masyarakat desa, hal ini ditunjukan seluruh responden

Page 71: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

57

(100%) menyatakan bahwa biogas merupakan program yang murah, mudah dan

ramah lingkungan. Kondisi pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas terus

dilaksanakan dan tumbuh berkembang dengan teknologi yang lebih maju.

Tingkat penguasaan pengetahuan dan praktek operasional responden

peternak lebih menguasai dibandingkan dengan responden non peternak, hal ini

disebabkan karena responden non peternak sebagian besar bukan merupakan

anggota kelompok sehingga kurangnya pengetahuan mengenai informasi seputar

usahaternak dan pemanfaatan limbahnya. Pengorganisasian peternak di Desa

Haurngombong tergolong sangat baik, hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan

yang dilaksanakan secara terpadu dengan pemusatan penyebaran informasi pada

tiga kelompok tani ternak dan dikoordinir oleh pemerintah desa.

Frekuensi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, pembinaan dan

sosialisasi dilaksanakan secara rutin di kelompok-kelompok tani ternak, dan

dilaksanakan secara berkala untuk kegiatan di tingkat kecamatan, ternyata masih

terdapat kesalahan pelaksanaan di lapangan dalam hal pengoperasian instalasi

biogas. Sebanyak 2 responden (2%) yang merupakan peternak biogas melakukan

pengisian yang terlalu sering sehingga gas yang dihasilkan tidak optimum. Oleh

karena itu, masih perlu diadakan penyuluhan atau sosialisasi terhadap masyarakat

dengan program intensif tepat sasaran bagi peternak dan masyarakat.

6.1.2 Persepsi Responden terhadap Manfaat Ekonomi Biogas

Manfaat atau keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pemanfaatan

limbah ternak yang dirasakan oleh responden baik peternak maupun non peternak

antara lain: adanya penurunan tingkat ketergantungan penggunaan energi bahan

bakar untuk memasak terhadap energi minyak tanah yang harganya mahal, Gas

Page 72: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

58

elpiji, dan kayu bakar. Manfaat Ekonomi yang terasa oleh responden adalah

adanya pengurangan pengeluaran akan energi baik LPG maupun kayu bakar.

Sebanyak 31 responden (91,2%) pengguna biogas yang merupakan non peternak

merasakan manfaat baik dari biogas yang diperoleh serta kondisi kebersihan dan

kesehatan lingkungan mengalami perbaikan. Dampak terhadap perekonomian

masyarakat sekitar yaitu, alokasi untuk biaya pembelian bahan bakar baik untuk

kayu bakar, minyak tanah, gas elpiji, sekam dapat digunakan masyarakat untuk

mendukung kegiatan ekonomi produktif, kesehatan, dan biaya pendidikan.

Kegiatan ekonomi produktif tersebut antara lain: tumbuhnya agroindustri

berbahan baku susu seperti karamel, kerupuk susu, susu pasteurisasi, tahu susu,

serta aneka olahan berbahan baku khas kawasan tersebut seperti dodol ubi

cilembu dan ubi bakar cilembu. Salah satu keberhasilan yang berdampak terhadap

pendapatan dan peningkatan ekonomi masyarakat adalah berkembangnya unit

pengolahan pupuk organik (rumah pupuk) dan bekerjasama baik produksi,

teknologi maupun pemasaranya dengan suatu perusahaan atau pihak pemerintah,

namun kebutuhan pupuk organik untuk petani di wilayah desa tetap tercukupi.

6.2 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Peternak

untuk Memanfaatkan Limbah Ternak Menjadi Biogas

Perubahan kondisi lingkungan disebabkan oleh meningkatnya jumlah

limbah kotoran ternak berpengaruh besar terhadap kondisi lingkungan sekitar

usahaternak. Dampak dari melimpahnya kotoran ternak menimbulkan inisiatif

dalam pemanfaatan limbah ternak sapi perah menjadi biogas. Berbagai macam

tindakan dilakukan peternak dalam penanganan limbah untuk mengurangi

pencemaran sedangkan responden non peternak merasa terganggu dengan adanya

Page 73: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

59

eksternalitas yang diakibatkan oleh limbah ternak yang menumpuk. Selain faktor

pemerintah dan teknologi, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi peternak

dalam penggambilan keputusan menggunakan biogas. Peternak responden di

Desa Haurngombong melakukan penanganan limbah ternak dengan cara

memanfaatkanya menjadi pupuk dan biogas, walaupun terdapat beberapa peternak

yang masih belum melakukan pemanfaatan limbah.

Pemanfaatan limbah ternak tersebut dapat meningkatkan kualitas

lingkungan sekitar dan mengurangi pengeluaran energi untuk memasak serta

dapat meningkatkan pendapatan peternak, sehingga apabila semakin banyak

peternak yang melakukan pemanfaatan limbah ternak dapat diprediksi peternak

akan mendapat keuntungan dari manfaat yang diperoleh. Faktor-faktor yang

diduga mempengaruhi keputusan peternak dalam memanfaatkan limbah kotoran

ternak menjadi biogas adalah sebagai berikut: jenis kelamin, usia, tingkat

pedidikan formal, lama berusahaternak, jumlah tanggungan keluarga, jumlah

ternak, dan pemahaman peternak mengenai biogas. Sub-sub bab ini akan

mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan peternak untuk

memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas dari faktor internal dan eksternal

peternak.

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

peternak dianalisis menggunakan model regresi logistik. Variabel independen

yang menjadi faktor-faktor yang diduga berpengaruh adalah jenis kelamin (X1),

umur (X2), tingkat pendidikan formal (X3), jumlah tanggungan keluarga (X4),

lama berusahaternak (X5), keikutsertaan kelompok ternak (X6), jumlah ternak

(X7), dan pemahaman mengenai biogas (X8). Variabel dependen dalam model ini

Page 74: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

60

adalah keputusan peternak untuk melakukan pemanfaatan limbah ternak menjadi

biogas yang bernilai ”satu” dan keputusan peternak untuk tidak melakukan

pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas yang bernilai ”nol”. Pengolahan model

regresi logistik menggunakan program SPSS Statistics 17.

Tabel 17. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Peternak dalam

Melakukan Pemanfaatan Limbah Ternak menjadi Biogas dengan

Model Regressi Logistik

Variabel Coeficie

nt

Signifik

an

Exponen

(B)

Keterangan

Constant -10,23 0,17 8,304E-09 -

Jenis Kelamin -8,38 0,08 4351,414 Berpengaruh nyata *

Umur -0,24 0,27 0,789 Tidak berpengaruh

nyata

Tingkat Pendidikan -0,76 0,49 0,468 Tidak berpengaruh

nyata

Jumlah

Tanggungan

1,03 0,31 2,791 Tidak berpengaruh

nyata

Lama

Berusahaternak 0,41 0,11 1,506

Berpengaruh nyata

**

Keikutsertaan

Kelompok peternak -1,66 0,68 0,190

Tidak berpengaruh

nyata

Jumlah Ternak -0,42 0,88 0,658 Tidak berpengaruh

nyata

Tingkat

Pengetahuan

Biogas

5,53 0,09 251,185 Berpengaruh nyata *

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Keterangan : * nyata pada taraf α = 10%

**nyata pada taraf α = 15%

Model Signifikan pada taraf kepercayaan 95%

Pengujian keseluruhan model logit untuk menyatakan model logit dapat

menjelaskan keseluruhan atau memprediksi pilihan individu pengamatan dapat

menggunakan uji G, dengan membandingkan nilai G dan nili Khi-Kuadrat tabel

dengan derajat bebas k-1. Dalam Penelitian ini analisis regresi logistik

menggunakan program SPSS 17.0. Pengujian model logit dapat dilihat dari nilai P

-2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

14,296a 0,680 0,909

Page 75: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

61

yang menjelaskan keputusan peternak untuk melakukan pemanfaatan Biogas jika

nilai P yang dihasilkan kurang dari taraf nyata yang digunakan. Hasil output

dengan menggunakan program SPSS Statistics 17.0 menunjukan nilai Log-

Likehood sebesar -14,296 yang menghasilkan nilai G sebesar 68,281 dengan nilai

P yaitu 0,000. Nilai P yang dihasilkan berada di bawah taraf nyata lima persen (α=

5%), maka dapat disimpulkan bahwa model logistik secara keseluruhan dapat

menjelaskan atau memprediksi keputusan peternak dalam pemanfaatan Biogas.

Hasil olahan data menunjukan bahwa uji kebaikan model yang dilihat dari

nilai Cox and Snell Square sebesar 0,680, Nagelkerke R square sebesar 0,909 dan

Hosmer and Lemeshow Test sebesar 0,600, dimana nilai P ketiganya lebih besar

dibandingkan taraf nyata 5 persen. Maka dapat dijelaskan bahwa model regresi

logistik tersebut layak untuk digunakan. Model Regressi logistik yang diperoleh

dari model dapat dituliskan sebagai berikut :

Zi = –10,23 – 8,38 X1 – 0,24 X2 – 0,76 X3 + 1,03 X4 + 0,41 X5 – 1,66 X6 –

0,42 X7 + 5,53 X8

6.2.1 Variabel yang Signifikan

Ada tiga variabel yang signifikan dalam model regresi logistik ini, yaitu

variabel jenis kelamin (X1), lama berusahaternak (X5), dan tingkat pemahaman

peternak mengenai Biogas (X8). Variabel jenis kelamin (X1) memiliki nilai

signifikan secara statistik sebesar 0,08 berarti variabel jenis kelamin peternak

berpengaruh nyata terhadap peluang peternak dalam keputusan memanfaatkan

limbah ternak menjadi biogas pada taraf (α) 10%. Nilai Koefisien bertanda

negatif (-) dan Odds Ratio yang diperoleh sebesar 4.351,42 menunjukan bahwa

jika peternak berjenis kelamin perempuan (X1=0) akan menurunkan peluang

peternak dalam mengambil keputusan pemanfaatan biogas sebesar 4.351,42 kali

Page 76: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

62

lebih rendah dibandingkan peluang peternak laki-laki untuk melakukan

pemanfaatan biogas, ceteris paribus. Hal ini menunjukan kecenderungan dalam

pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas mayoritas dilakukan oleh peternak

laki-laki dikarenakan pekerjaan tersebut tergolong pekerjaan berat baik dalam

operasional maupun perawatan, walaupun beberapa peternak wanita di Desa

Haurngombong telah melakukan pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas.

Variabel lama berusahaternak (X5) memiliki nilai signifikan sebesar 0,11

berarti lama berusahaternak berpengaruh nyata terhadap peluang peternak dalam

pengambilan keputusan pemanfaatan biogas pada taraf (α) 15 %, Ceteris Paribus.

Nilai koefisien bertanda positif (+) dan nilai Odds Ratio yang diperoleh sebesar

1,506 menunjukan bahwa tambahan 1 tahun lama berusahaternak akan

meningkatkan peluang pengambilan keputusan pemanfaatan biogas sebesar 1,506

kali dibandingkan peluangnya untuk tidak melakukan pemanfaatan biogas, ceteris

paribus. Hal tersebut menunjukan semakin lama responden berusahaternak maka

semakin banyak pula pengalaman peternak dalam menghadapi berbagai

permasalahan kegiatan usahaternak, salah satunya upaya penanganan limbah

kotoran ternak. Berdasarkan kondisi di desa Haurngombong lama berusahaternak

berpengaruh terhadap keputusan pemanfaatan biogas dikarenakan pemberian

bantuan instalasi biogas diprioritaskan bagi peternak yang sudah lama

berusahaternak dan merupakan pekerjaan pokok bagi peternak tersebut.

Variabel tingkat pemahaman mengenai biogas (X8) memiliki nilai

signifikan sebesar 0,09, berarti tingkat pemahaman peternak mengenai biogas

berpengaruh nyata terhadap pengambilan keputusan peternak dalam pemanfaatan

biogas pada taraf (α) 10%. Nilai koefisien bertanda positif (+) dan nilai Exp. (β)

Page 77: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

63

atau Odds Ratio yang diperoleh sebesar 251,185 menunjukan bahwa tambahan

satu pemahaman peternak terhadap pengetahuan biogas akan meningkatkan

peluang peternak dalam pengambilan keputusan untuk pemanfaatan biogas

sebesar 251,185 kali lebih tinggi dibandingkan tidak melakukan pemanfaatan

biogas, ceteris paribus. Tingkat pengetahuan peternak mengenai biogas di Desa

Haurngombong terbilang cukup tinggi dikarenakan sosialisasi dan kegiatan

kelompok ternak yang dilakukan secara rutin secara berkala yang umumnya

dilaksanakan oleh kelompok ternak dan program sosialisasi dan penyuluhan yang

dilakukan oleh instansi baik pemerintah maupun swasta.

6.2.2 Variabel yang Tidak Signifikan

Variabel yang tidak signifikan berdasarkan hasil olahan data adalah

variabel umur (X2), tingkat pendidikan (X3), jumlah tanggungan keluarga (X4).

Keikutsertaan kelompok ternak (X6), dan jumlah ternak (X7). Variabel umur (X2)

tidak signifikan karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,27 yang lebih besar

dibandingkan dengan taraf nyata lima persen, sehingga pengaruh umur dapat

diabaikan secara statistik. Kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa bukan hanya

peternak yang berusia muda yang memanfaatkan biogas tetapi peternak yang

sudah berumur pun mampu mengelola biogas dengan baik.

Variabel Tingkat pendidikan (X3) tidak signifikan secara statistik karena

memiliki nilai signifikan sebesar 0,49 yang lebih besar dari taraf nyata lima

persen, sehingga pengaruh tingkat pendidikan dapat diabaikan secara statistik.

Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa tidak ada kecenderungan

tingkat pendidikan tertentu dalam pemanfaatan limbah ternak, di Desa

Haurngombong tidak hanya peternak yang memiliki tingkat pendidikan terakhir

Page 78: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

64

SMA dan Perguruan Tinggi saja yang melakukan pemanfaatan limbah menjadi

biogas, tetapi sebagian besar peternak memiliki tingkat pendidikan terakhir SD.

Variabel jumlah tanggungan keluarga (X4) tidak signifikan secara statistik

karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,31 yang lebih besar dibandingkan taraf

nyata lima persen, sehingga variabel jumlah tanggunagan dapat diabaikan secara

statistik. Peternak responden di Desa Haurngombong yang memiliki jumlah

tanggungan lebih banyak tidak mempengaruhi dalam pemanfaatan biogas

dikarenakan sebagian besar tanggunagn peternak masih pada usia sekolah

sehingga tidak dapat dijadikan tenaga kerja dalam keluarga yang dapat membantu

operasional pemanfaatan biogas.

Variabel keikutsertaan kelompok peternak (X6) dan jumlah ternak (X7)

tidak berpengaruh nyata dikarenakan nilai signifikan keduanya lebih dari taraf

lima persen,yakni 0,68 dan 0,88 sehingga kedua variabel tersebut dapat diabaikan

secara statistik. Keikutsertaan kelompok ternak belum berpengaruh nyata terhadap

keputusan peternak dalam pemanfaatan biogas dikarenakan sebagian besar

peternak non biogas merupakan anggota kelompok peternak. Variabel jumlah

ternak dapat diabaikan secara statistik dikarenakan instalasi biogas yang dibangun

merupakan sekala rumah tangga dan komunal sehingga peternak yang memiliki

jumlah ternak 1-2 ekor pun dapat dapat melakukan pemanfaatan limbah kotoran

ternak menjadi biogas.

6.3 Dampak Ekonomi Pemanfaatan Limbah Ternak

Pemanfaatan limbah ternak sapi perah di Desa haurngombong memberikan

dampak secara ekonomi bagi peternak dan non peternak di kawasan tersebut.

Berdasarkan persepsi responden bahwa manfaat dari pengelolaan limbah kotoran

Page 79: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

65

ternak menjadi pupuk, biogas dan energi listrik berdampak ekonomi terhadap

pendapatan peternak dan penghematan pengeluaran energi bagi peternak dan non

peternak yang menggunakan biogas.

6.3.1 Analisis Dampak terhadap Pendapatan Usahaternak

Analisis pendapatan usahaternak berdasarkan pemanfaatan limbah ternak

sapi perah dalam penelitian ini, dibedakan atas dua jenis usahaternak yaitu

usahaternak biogas dan non biogas. Usahaternak biogas merupakan usahaternak

yang telah melakukan pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk dan biogas,

sedangkan usahaternak non biogas adalah usahaternak yang memanfaatkan

limbah ternak menjadi pupuk saja atau tidak melakukan pengolahan limbah.

Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan komponen pendapatan antara kedua

jenis usahaternak tersebut antara lain: penerimaan, biaya dan analisis selisih

pendapatan.

6.3.1.1 Penerimaan Usahaternak Biogas dan Non biogas

Penerimaan usahaternak merupakan perkalian antara hasil produksi

dengan harga jual. Rata-rata peternak di Desa Haurngombong memiliki 1-3 ekor

induk sapi laktasi. Komponen penerimaan tunai pada usahaternak terdiri dari

hasil penjualan susu, pupuk, dan pedet. Produksi susu merupakan ukuran utama

dalam sistem produksi usaha peternakan sapi perah. Produksi susu harian

diperoleh dengan mengukur satu hari produksi (pagi dan sore hari). Produksi susu

dipengaruhi oleh periode tahapan laktasi sapi perah. Tahapan laktasi sapi perah

dibedakan menjadi 5 tahapan laktai (Tabel 18). Selama laktasi perubahan

produksi susu tidak tetap. Setelah beranak,produksi susu rendah kemudian

meningkat sampai mencapai puncaknya sekitar bulan kedua laktasi setelah itu

Page 80: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

66

secara perlahan mengalami penurunan hingga tidak produksi lagi yang

dipengaruhi oleh kondisi tubuh sapi danperiode laktasi.

Tabel 18. Periode Laktasi Sapi Perah

Tahapan Laktasi Masa Laktasi (hari)

Awal Laktasi 1-30

Puncak Produksi 31-100

Pertengahan laktasi 101-200

Akhir laktasi 201-300

Periode Kering >300

Sumber: (PENSTATE, 2004) dalam (Sukandar dkk, 2008)

Menurut Syarief dan Sumoprastowo (1984) dalam Sukandar dkk (2008)

bahwa sapi-sapi yang dipelihara pada umur muda belum menunjukan produksi

yang tinggi, produksi susu semakin meningkat pada laktasi ke-4 dan kemudian

menurun pada periode laktasi berikutnya.

Rataan produksi susu di Desa Haurngombong pada usahaternak biogas

sebanyak 12,3 liter/hari dengan harga jual ke koperasi sebesar Rp 3.100/liter dan

Rp 1.000/kg untuk penjualan pupuk dijual ke rumah pupuk serta hasil penjualan

pedet. Rata-rata penerimaan tunai pada usahaternak biogas sebesar Rp

1.675.570/bulan.

Penerimaan non tunai merupakan penerimaan yang diperoleh peternak

dengan memasukan manfaat yang diperoleh dalam bentuk manfaat lain (non

tunai). Komponen penerimaan non tunai terdiri dari jumlah susu yang dikonsumsi

oleh keluarga yakni sebanyak 1,267 liter/hari dan pupuk yang digunakan untuk

pertanian milik sendiri atau tetangga sebanyak 17,97 kg/bulan serta penghematan

pengeluaran energi dari pemanfaatan biogas sebesar Rp 189.760/bulan.

Penerimaan non tunai usahaternak biogas sebesar Rp 325.561/bulan, maka

penerimaan usahaternak biogas Rp 2.001.131/bulan (Tabel 19).

Page 81: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

67

Tabel 19. Rata-rata Penerimaan Usahaternak Biogas per bulan

Komponen Produksi Harga Nilai %

Penerimaan Tunai

Susu (liter) 369 3.100 1.143.900 57,16

Pupuk (kg) 21,67 1.000 21.670 1,08

Pedet (ekor) 0,17 3.000.000 510.000 25,49

Sub Total 1.675.570 83,73

Penerimaan Non Tunai

Susu (liter) 38,01 3.100 117.831 5,89

Pupuk (kg) 17,97 1.000 17.970 0,90

Biogas(ekor) 189.760 9,48

Sub Total 325.561 16,27

Total Penerimaan 2.001.131 100,00 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Penerimaan tunai usahaternak non biogas terdiri dari hasil penjualan susu

sebanyak 11,97 liter/hari dan pupuk sebanyak 8,07 kg/bulan dengan tingkat harga

yang sama, maka penerimaan tunai sebesar Rp 1.391.280/bulan. Penerimaan non

tunai terdiri dari konsumsi susu sebanyak 1,78 liter/hari dan penggunaan pupuk

20,07 kg/bulan. Jumlah penggunaan pupuk pada usahaternak non biogas lebih

banyak dikarenakan sebagian besar peternak memiliki lahan pertanian sawah atau

kebun. Penerimaan non tunai usahaternak non biogas sebesar Rp 185.610/bulan

maka total penerimaan sebesar Rp 1.576.890/bulan (Tabel 20). Nilai penerimaan

usahaternak biogas lebih tinggi dibandingkan penerimaan usahaternak non biogas

dikarenakan sebagian besar peternak non biogas bukan merupakan anggota

kelompok ternak sehingga kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan

pemberian pakan yang mempengaruhi hasil produksi susu, pemanfaatan biogas

dan potensi penjualan pupuk dan pedet.

Page 82: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

68

Tabel 20. Rata-rata Penerimaan Usahaternak Non Biogas per Bulan

Komponen Produksi Harga Nilai %

Penerimaan Tunai

Susu (liter) 359,10 3.100 1.113.210 71,27

Pupuk (kg) 8,07 1.000 8.070 0,52

Pedet (ekor) 0,09 3.000.000 270.000 17,12

Sub Total 1.391.280 88,23

Penerimaan Non Tunai

Susu (liter) 53,40 3.100 165.540 10,50

Pupuk (kg) 20,07 1.000 20.070 1,27

Biogas - 0,00

Sub Total 185.610 11,77

Total Penerimaan 1.576.890 100,00 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Analisis perbandingan penerimaan usahaternak biogas dan non biogas

dilihat dari selisih penerimaan yang diperoleh. Persentase selisih rata-rata yang

paling tinggi terdapat pada penerimaan non tunai sebesar selisih 42,95 % dimana

perbedaan keduanya cukup jauh (Tabel 21). Perbedaan tersebut dikarenakan pada

usahaternak biogas terdapat komponen penerimaan non tunai dari penggunaan

biogas yang dihitung berdasarkan penghematan penggunaan energi dalam satu

bulan.

Tabel 21. Persentase Selisih Penerimaan Usahaternak per Bulan

Keterangan Usahaternak

Biogas

Usahaternak

Non Biogas

Selisih %

Penerimaan Tunai 1.675.570 1.391.280 284.290 16,97

Penerimaan Non Tunai 325.561 185.610 139.951 42,99

Total Penerimaan 2.001.131 1.576.890 424.241 21,20 Sumber :Data Primer (diolah), 2012

6.3.1.2 Biaya Usahaternak Biogas dan Non Biogas

Biaya usahaternak merupakan nilai barang atau jasa yang digunakan

dalam kegiatan usahaternak untuk menghasilkan produk usahaternak. Berdasarkan

sifatnya, biaya usahaternak dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu

biaya tunai (dibayarkan) dan biaya non tunai (tidak dibayarkan). Dalam penelitian

ini komponen biaya terdiri dari tujuh jenis pengeluaran yang masuk ke dalam

Page 83: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

69

kategori biaya tunai, diantaranya adalah upah tenaga kerja luar keluarga (TKLK),

biaya konsentrat, rumput/hijauan, pakan tambahan, Inseminasi buatan (IB) dan

Kesehatan hewan (Keswan), biaya pengairan, dan iuran anggota. Biaya non tunai

terdiri atas biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) serta biaya penyusutan

kandang dan peralatan.

Rata-rata nilai biaya produksi diperoleh dari hasil kuesioner penelitian

terhadap biaya yang dikeluarkan usahaternak sapi perah di Desa Haurngombong

dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Biaya produksi yang diperhitungkan

adalah semua pengeluaran untuk input yang dibeli, input tenaga kerja keluarga

dan non keluarga serta sumberdaya usahaternak berdasarkan opportunity cost dari

input yang digunakan.

a) Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah kelompok penduduk dalam usia kerja. Menurut

Soekartawi (2002), setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti

memerlukan tenaga kerja oleh karena itu, dalam analisa ketenagakerjaan bidang

peternakan, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga

kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif

yang dipakai. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tenaga kerja

dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK).

Penggunaan Tenaga kerja responden dalam usahaternak di Desa

Haurngombong pada umumnya menggunakan perhitungan hari kerja pria (HKP)

sebagai berikut: setiap harinya tenaga kerja yang ada dihitung berdasarkan jumlah

jam kerja yaitu delapan jam per hari dihitung mulai jam 04.00 pagi hingga jam

07.00 pagi, kemudian dilanjutkan mulai dari jam 14.00 siang hingga jam 19.00

Page 84: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

70

malam. Perincian untuk tenaga kerja sebagai berikut: tenaga kerja pria (1 HKP),

wanita (0,75 HKP), dan anak-anak (0,5 HKP).

Responden di Desa Haurngombong lebih banyak menggunakan tenaga

kerja dalam keluarga (TKDK) yakni sebanyak 95,7 % dari jumlah hari kerja Pria

yang digunakan untuk memelihara ternak sedangkan TKLK hanya sebesar 4,3

persen dari seluruh HKP. Spesifikasi pekerjaan untuk laki-laki seperti

pembersihan kandang, memandikan sapi, pencarian rumput, pengangkutan,

pemberian pakan dan lain-lain. Spesifikasi pekerjaan TK perempuan lebih pada

bagian operasional perawatan dan pemerahan susu. Sebagian besar persentase

jumlah TK non keluarga sebanyak 25% dari jumlah TK total dalam suatu

usahaternak dikarenakan skala usahaternak di Desa Haurngombong mayoritas

usahaternak rakyat yang rata-rata memiliki jumlah ternak 3 ekor serta TK non

keluarga merupakan tenaga kerja tidak tetap yang bekerja sebagai pencari

rumput/hijauan. Sebanyak 54 orang (91,53%) responden peternak, kegiatan

berusahaternak merupakan pekerjaan utama.

b) Kandang

Kandang merupakan salah satu bagian terpenting dalam peternakan sapi

perah. Responden di Desa Haurngombong memelihara semua sapinya dalam

kandang dan tidak digembalakan. Berdasarkan pengamatan, tipe kandang untuk

sapi pedet, dara dan laktasi tidak jauh berbeda, hanya ukuranya saja yang berbeda.

lantai kandang peternakan ada yang terbuat dari kayu, tanah tanpa pondasi dan

lantai semen. Lantai kandang umumnya miring agar mudah dibersihkan dan

selalu kering. Selain itu juga dibuat parit atau selokan agar tidak terjadi genangan

air. Tempat makan dan minum juga sangat penting, ada yang menggunakan ember

Page 85: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

71

dan ada yang membuat tempat pakan dan minum dari beton semen secara

individual. Kondisi kandang usahaternak biogas lebih terjaga kebersihanya

dibanding dengan usahaternak non biogas. Kandang yang digunakan umumnya

milik sendiri dan lokasinya relatif dekat dengan tempat tinggal peternak dan

masyarakat. Rata-rata luas kandang berkisar 1,0 x 1,5 sampai 1,5 x 2,0 meter

untuk sapi ukuran dewasa. Rata-rata responden membersihkan kandangnya dua

kali sehari untuk menjaga kenyamanan, kesehatan, dan kebersihan/kualitas susu

yang dihasilkan. Tingginya ketidakefisienan penggunaan kandang akan berakibat

pada tingginya biaya tetap yang berakibat pada peningkatan biaya produksi. Rata-

rata biaya pembangunan kandang sapi di Desa Haurngombong sebesar Rp

1.000.000 dengan umur teknis 10 tahun, maka penyusutan kandang tiap tahunnya

Rp 100.000/tahun atau sebesar Rp 8.333,34/bulan. Biaya pembangunan kandang

relatif rendah dikarenakan mayoritas bangunan kandang di Desa Haurngombong

dengan dominsi bangunan yang terbuat dari kayu yang diperoleh dari hasil hutan

desa, lantai semen dan sebagian sekat terbuat dari tembok.

c) Pakan

Salah satu faktor yang menentukan berhasilnya peternakan sapi perah

yaitu pemberian pakan. Cara pemberian pakan yang salah menyebabkan

penurunan produktivitas baik susu maupun bobot tubuh sapi. Responden

umumnya menyadari bahwa pemberian pakan mempengaruhi produktivitas susu,

sehingga responden berusaha mencukupi kebutuhan pakan bagi sapi. Pakan ternak

yang diberikan responden umumnya terdiri dari pakan hijauan yang mengandung

serat kasar tinggi dan konsentrat yang memiliki serat kasar rendah.

Page 86: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

72

Hijauan pakan ternak diperoleh peternak dengan mencari sendiri (tenaga

kerja dalam keluarga) atau melalui buruh pencari rumput, dan sebagian kecil

peternak memperolehnya dengan cara membeli rumput. Pengadaan hijauan atau

rumput di Desa Haurngombong masih tersedia dikarenakan lokasi perdesaan

yang masih asri dan terdapatnya “kebun carik desa” yang sebagian lahannya

sengaja dibiarkan ditumbuhi rumput dan sebagian lagi dimanfaatkan warga desa

untuk bertani dengan sistem bagi hasil. Pemberian hijauan pada usahaternak

rakyat di lokasi perdesaan tidak berdasarkan ilmu pengetahuan melainkan

kebiasaan yang telah terpola berdasarkan pengalaman dan penyuluhan dari

kelompok ternak.

Pemberian konsentrat jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pemberian

rumput. Rata-rata pemberian konsentrat pada usahaternak biogas sekitar

285kg/bulan dan 251 kg/bulan pada usahaternak non biogas. Konsentrat tersedia

di koperasi dengan harga Rp 1600/kg, dengan jumlah dan harga konsentrat

tersebut maka setiap bulan peternak biogas mengeluarkan biaya sebesar Rp

455.952/bulan untuk pembelian konsentrat, sedangkan peternak non biogas

sebesar Rp 402.192/bulan. Konsentrat ini merupakan bahan campuran untuk

memenuhi kebutuhan gizi ternak, biasanya bahan campuran konsentrat berupa

ampas tahu, ongok, gebog pisang, ubi dan lain-lain. Komponen biaya pada

usahaternak responden (peternak biogas dan nonbiogas) dapat digunakan untuk

memperoleh total biaya produksi perbulan (Tabel 22).

Page 87: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

73

Tabel 22. Biaya Usahaternak Biogas dan Non Biogas Per Bulan

Keterangan Usahaternak Biogas Usahaternak Non Biogas

A. Biaya Tunai

Konsentrat 455.952 402.192

Ampas tahu/ongok dll 153.000 153.000

IB Keswan 16.605 16.160

Dana Kematian ternak 2.000 2.000

Iuran wajib anggota 10.000 10.000

Iuran perawatan biogas 10.000 0

Obat-obatan

a. Vitamin 7.200 7.200

b. Antibiotik 22.500 22.500

Biaya listrik

a. Lampu penerangan 17.500 17.500

b. Mesin pompa air 15.000 10.000

Sub Total 709.757 640.552

B. Biaya Non Tunai

Tenaga kerja dalam Keluarga

Pria 656.250 562.500

Wanita 281.200 168.800

Biaya Penyusutan

a. Kandang 8.333 8.333

b. Peralatan 35.917 30.222

Sub Total 981.700 769.856

Total Biaya 1.734.357 1.410.407 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

6.3.1.3 Analisis Pendapatan usahaternak Biogas dan Non Biogas

Berdasarkan hasil perhitungan dari total penerimaan, total biaya produksi

dan keuntungan, diperoleh selisih pendapatan atas biaya tunai usahaternak biogas

dan non biogas sebesar Rp 355.036/bulan, selisih pendapatan atas total biaya

sebesar Rp 143.191/bulan (Tabel 23).

Tabel 23. Analisis Ekonomi Pendapatan Usahaternak Per Bulan

Keterangan Peternak

Biogas

Peternak Non

Biogas

Selisih

Penerimaan 2.001.131 1.576.890 424.241

Biaya Tunai 709.757 640.552 69.206

Biaya Non Tunai 981.700 769.856 211.844

Total Biaya 1.691.457 1.410.407 281.050

Pendapatan atas Biaya Tunai 1.291.134 936.339 355.036

Pendapatan atas Total Biaya 309.674 166.483 143.191 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Page 88: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

74

Berdasarkan nilai selisih pendapatan maka Usahaternak biogas lebih

Ekonomis dibandingkan dengan usahaternak non biogas. Hal ini terjadi

dikarenakan manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan limbah ternak menjadi

biogas lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan operasionalnya.

6.3.2 Analisis Pengeluaran Energi Responden

Energi yang digunakan oleh responden penelitian ini hanya meliputi

penggunaan energi yang berhubungan dengan keperluan Rumahtangga untuk

memasak dan penerangan. Berdasarkan data hasil kuesioner, energi yang

digunakan untuk memasak yaitu, kayu bakar, minyak tanah, gas elpiji, biogas dan

sekam. Seluruh pengguna biogas menggunakan biogas untuk keperluan memasak

dan sebanyak 90 responden (97%) diantaranya masih menggunakan elpiji untuk

memasak. Bila dilihat dari penggunaan kayu bakar sebanyak 15 responden

(44,12%) peternak biogas, 3 responden (9,37%) pengguna biogas non

peternak,dan 19 responden (70,37 %) peternak non biogas pengguna kayu bakar.

Responden pengguna biogas maupun non biogas masih menggunakan kayu bakar,

dikarenakan kayu bakar masih tersedia dalam jumlah yang cukup banyak di hutan

dan kebun carik Desa Haurngombong sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya.

Responden yang masih menggunakan minyak tanah hanya sebanyak 3

orang(3,23%), dimana 1 orang responden merupakan pengguna biogas non

peternak dan sisanya peternak non biogas. Harga minyak tanah di Desa

Haurngombong mencapai Rp.12.000/liter dan sulit didapatkan (langka). Jika

minyak tanah tidak tersedia maka responden lebih memilih menggunakan kayu

bakar dibanding menggunakan gas elpiji maupun biogas dengan alasan lebih

aman dan tanpa biaya (terjangkau).

Page 89: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

75

Penggunaan gas elpiji untuk memasak masih cukup tinggi, lebih dari

separuh responden peternak sebesar 58,82% responden, peternak non biogas

sebesar 81,48% dan pengguna biogas non peternak sebanyak 93,75%

menggunakan gas elpiji. Responden yang menggunakan sekam padi berjumlah 2

orang yang merupakan peternak non biogas. Ketersediaan sumberdaya sekam

yang melimpah serta responden memiliki kompor sekam yang dikenal dengan

nama “Kompor SBY” serta responden merupakan petani padi (Tabel 24).

Tabel 24. Penggunaan Energi Responden

Penggunaan Energi Pengguna Biogas Peternak non

Biogas

Total

Peternak Non peternak

Memasak Kayu Bakar 15 3 19 37

Minyak Tanah 0 1 2 3

Gas Elpiji 20 30 22 72

Biogas 34 32 0 66

Sekam 0 0 2 2

Penerangan Listrik PLN 34 32 27 93

Biogas 7 0 0 7

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Sumber energi yang digunakan untuk penerangan adalah listrik PLN dan

biogas. Seluruh responden baik pengguna biogas maupun non biogas

menggunakan penerangan dengan listrik PLN. Pemanfaatnan biogas menjadi

energi listrik masih dalam pemantauan penelitian dan proyek percontohan pada

peternak dengan jumlah ternak lebih dari 5 ekor dan hanya dimanfaatkan pada

saat terjadi pemadaman listrik.

Tabel 25. Lama dan Jenis Penggunaan Biogas

Lama

Berternak

Pengguna Biogas Jenis Instalasi

Komunal Individual Peternak Non

Peternak

Plastik Fiber Beton

< 1 tahun 27 30 0 0 57 30 27

1-3 tahun 4 2 0 1 3 3 1

>3 tahun 3 0 0 3 0 0 3

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Page 90: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

76

Instalasi biogas pertama kali dibangun di Desa Haurngombong pada tahun

2004 dengan konstruksi yang terbuat dari plastik, daya tahannya tidak menentu

dengan pembinaan yang dilakukan oleh UNPAD. Setelah kontruksi plastik pada

tahun 2008 oleh konstruksi terbuat dari fiber, gas metan ditampung oleh plastik.

Pada tahun 2010 Bapak Mamat yang selaku sebagai ketua, bekerja sama dengan

SIPOS (Belanda). Pada bulan Oktober 2010 mendapat promosi biogas beton 6 m3

tanpa alat pembantu sebanyak 3 reaktor, Manfaat biogas diantaranya :

1. Bahan bakunya mudah diperoleh (kotoran)

2. Ramah lingkungan

3. Menambah nilai pendapatan peternak

4. Menghasilkan pupuk yang berkualitas

Pembangunan instalasi beton pada tahun 2011 bertambah sebanyak 100

instalasi biogas yang merupakan bantuan dari pemerintah. Hal ini terlihat dari

banyaknya responden dengan lama penggunaan biogas beton yang kurang dari 1

tahun. Sedangkan untuk lama penggunaan biogas telah digunakan selama 1-3

tahun sebanyak 3 instalasi yang merupakan instalasi percontohan, serta 3 instalasi

yang terbuat dari fiber yang masih beroperasi dan terawat dikarenakan responden

tersebut merupakan tenaga ahli biogas (teknisi) di Desa Haurngombong.

Jumlah penggunaan energi responden yang digunakan untuk memasak

yang bersumber dari kayu bakar, minyak tanah, gas elpiji dan biogas, baik

sebelum maupun setelah penggunaan biogas terjadi perubahan tingkat konsumsi

energi dari masing-masing jenis sumber energi yang digunakan. Pembangunan

biogas, tingginya harga minyak tanah dan tingkat kepraktisan dan ketersediaan

Page 91: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

77

jumlah sumberdaya yang cukup mendorong perkembangan pemanfaatan biogas di

Desa Haurngombong (Tabel 26).

Tabel 26. Perubahan Jumlah Penggunaan Energi Responden

Sumber Energi

Peternak Biogas Peternak

Non

Biogas

Rumah Tangga

Pengguna Biogas

Sebelum Setelah Sebelum Sesudah

Kayu Bakar (kg) 24,67 9,03 28,67 2,87 1,34

Minyak Tanah

(liter)

6,83 0 5,63 2,31 1,62

Gas Elpiji (tabung

gas 3kg)

8,67 2,91 5,70 2,40 1,02

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Dari data hasil kuesioner diperoleh rata-rata jumlah penggunaan energi

responden, rata-rata penggunaan kayu bakar responden yang merupakan peternak

biogas mengalami penurunan sebanyak 15,64 kg kayu bakar, penggunaan minyak

tanah menurun sebanyak 6,83 liter serta penurunan penggunaan gas elpiji

sebanyak 5,76 tabung gas elpiji ukuran 3 kg. Rata-rata penggunaan energi bagi

responden pengguna biogas non peternak mengalami penurunan serta penggunaan

energi pada responden non peternak sebagian besar masih menggunakan kayu

bakar dikarenakan kayu bakar yang tersedia dan terjangkau. Tingkat harga

konversi kayu bakar sebesar Rp 1.000/kg, minyak tanah Rp 12.000/liter dan gas

elpiji Rp 16.000/tabung 3 kg.

Pengeluaran rata-rata energi responden untuk kegiatan memasak dan

kebutuhan lainnya di Desa Haurngombong dipengaruhi oleh ketersediaan energi

dan jenis energi yang digunakan. Penghematan pengeluaran energi per bulan

peternak sebelum dan sesuadah penggunaan biogas sebesar Rp 189.760/bulan.

Penghematan pengeluaran energi dari responden pengguna biogas non peternak

sebesar Rp 31.890/bulan. Selisih pengeluaran energi rata-rata perbulan antara

Page 92: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

78

responden peternak biogas dan non biogas sebesar Rp 131.840/bulan (Tabel 27).

Penggunaan energi biogas merupakan suatu langkah penghematan alokasi biaya

untuk energi dan dapat digunakan untuk alokasi lainnya seperti biaya kesehatan,

pendidikan dan lain-lain. Selain itu, penggunaan energi biogas merupakan sumber

energi alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan penggunaan suber energi

lainnya seperti: BBM, LPG dan kayu bakar. Pengurangan ketergantungan tersebut

secara tidak langsung berdampak pada perbaikan kondisi sumberdaya dan

lingkungan.

Tabel 27. Rata-rata Pengeluaran Energi Responden per Bulan

Sumber Energi Peternak Biogas Peternak

Non

Biogas

Pengguna Biogas

Non Peternak

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

Kayu Bakar 24.670 9.030 28.670 2.870 1.340

Minyak Tanah 81.960 0 67.560 27.720 19.440

Gas Elpiji 138.720 46.560 91.200 38.400 16.320

Total 245.350 55.830 187.430 68.990 37.100

Selisih Sebelum

dan Setelah 189.760 31.890

Selisih Biogas

dan Nonbiogas 131.840 Sumber : Data Primer (diolah), 2012

6.4 Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah

Ternak di Desa Haurngombong

Pada saat ini pengembangan biogas semakin penting dikarenakan minyak

tanah mengalami kelangkaan dan harganya yang tinggi, BBM dan LPG yang

mahal, pupuk organik yang mahal. Mahalnya BBM dapat memicu kerusakan

lingkungan (kebun, hutan, atmosfer) dikarenakan penggunaan kayu bakar

meningkat, sedangkan kelangkaan dan mahalnya pupuk organik dapat

menyebabkan menurunnya kesuburan lahan akibat penggunaan pupuk kimia.

Oleh karena itu pengembangan biogas merupakan salah satu alternatif pemecahan

dalam rangka mencari sumber energi alternatif sekaligus sebagai upaya

Page 93: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

79

konservasi. Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan dampak sosial dan

lingkungan dari pemanfaatan limbah ternak meliputi: dampak sosial yang dilihat

dari perubahan perilaku peternak dan non peternak, kegiatan masyarakat dan

hubungan antar masyarakat sebelum dan setelah adanya pemanfaatan limbah

ternak. Sedangkn untuk dampak lingkungan dilihat dari perubahan kondisi

lingkungan yang dirasakanoleh responden.

6.4.1 Dampak Sosial terhadap Perubahan Perilaku Peternak dan Non

Peternak

Sebelum masuknya teknologi biogas ke Desa Haurngombong, peternak

melakukan pengelolaan limbahnya masih secara tradisional yaitu: sebgian

peternak telah memanfaatkan limbah ternak menjadi pupuk dan sebagian peternak

masih membuang limbah kotoran ternak langsung dibuang ke tempat pembuangan

air (saluran air/selokan/sungai kecil), dialirkan langsung ke parit persawahan,

ditimbun dengan menggunakan tanah, serta dibiarkan begitu saja di lahan kebun.

Setelah teknologi biogas diperkenalkan, dan peternak diberikan bantuan

hibah instalasi biogas dari pemerintah setempat, peternak mulai mengadopsi

upaya pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas. Perkembangan penggunaan

teknologi biogas ini ternyata mampu mengurangi jumlah kotoran yang dibuang

begitu saja serta terjadi perubahan kondisi sosial masyarakat di Desa

Haurngombong. Berdasarkan hasil wawancara terhadap tiga ketua kelompok

ternak yang ada di Desa Haurngombong, dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial

masyarakat menjadi lebih erat dan harmonis dikarenakan sistem pembangunan

instalasi biogas yang dilakukan secara gotong royong. Selain itu sering

dilaksanakannya kegiatan rutin penyuluhan, sosialisasi dan evaluasi kegiatan

membuat hubungan antar warga semakin erat dan saling peduli satu sama lain.

Page 94: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

80

Fungsi kelembagaan kelompok peternak di Desa Haurngombong

mempunyai program kepanitiaan tersendiri untuk mengurusi hal-hal yang

berkaitan dengan pemanfatan biogas. Rutinitas kegiatan kelompok peternak

sebelum dan setelah adanya program pemanfaatan biogas, intensitas pelaksanaan

kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan evaluasi lebih sering, serta hubungan

kerjasama dengan pihak pemerintah daerah, instansi pendidikan, dan pihak swasta

dalam upaya pemanfaatan limbah seperti UNPAD, ITENAS, Yayasan Cahaya

Keluarga, dan PT. PLN setempat.

Dampak sosial terhadap perilaku non peternak di sekitar lokasi

usahaternak, sebelum adanya pemanfaatan biogas masyrakat merasa terganggu

dengan bau yang ditimbulkan serta sering terjadinya konflik kecil. Setelah adanya

program pemanfaatan biogas rumah tangga yang dapat digunakan oleh 1-3 KK

untuk skala Rumah tangga dan 4-7 KK untuk instalasi biogas skala komunal.

Masyarakat sekitar lokasi peternakan tidak lagi hanya mendapat eksternalitas

negatif saja, sekarang masyarakat sekitar dapat memanfaatkan biogas untuk

memasak, walaupun kadang terjadi permasalahan dalam pengelolaan dan

pembagian kerja dalam perawatan biogas.

Dampak sosial secara langsung dengan adanya program biogas adalah

dapat memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil

observasi penyerapan tenaga kerja akibat adanya pemanfaatan biogas sangat kecil

dikarenakan skala usahaternak di Haurngombong masih kecil.

Page 95: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

81

Tabel 28. Dampak Sosial terhadap perubahan Perilaku peternak dan Non

peternak

Keterangan Sebelum Setelah

Perilaku

Peternak Pengelolaan limbah dilakukan secara

tradisional : dijadikan pupuk dibuang begitu saja ke saluran

air/ parit persawahan, ditimbun/

dibiarkan di lahan kebun

pengelolaan limbah menjadi

pupuk, biogas dan energi

listrik.

meningkatkan fungsi

kelembagaan kelompok

peternak melalui kegiatan

pembangunan biogas

Meningkatkan kerjasama

dengan pemerintah dan

pihak swasta, seperti:

UNPAD, ITENAS, YCK,

PLN, SIPOS Belanda.

Perilaku

Non

Peternak

konflik kecil akibat pencemaran

limbah melakukan penebangan pohon di

hutan dan kebun carik desa untuk

memenuhi kebutuhan kayu

bakar.

meningkatkan budaya

gotong royong konflik kecil akibat mis

management operasional

pengisian bahan baku

biogas. Mengurangi

ketergantungan terhadap

penggunaan bahan bakar

fosil seperti : minyak

tanah, LPG, kayu bakar.

Sumber: Data Primer (diolah), 2012

6.3.2 Dampak Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah Ternak

Berdasarkan hasil kuesioner menggunakan pertanyaan terbuka, persepsi

terhadap dampak lingkungan dari pemanfaatan limbah ternak sapi perah di Desa

Haurngombong yaitu: sebanyak 87 responden (94%) merasakan adanya

perubahan yang signifikan mengenai kondisi lingkungan dan berkurangnya bau

dari tumpukan kotoran sapi yang sering ditumpuk atau dialirkan begitu saja ke

saluran air terdekat. Peternak biogas merasakan adanya peningkatan kesehatan

ternak dan kualitas susu hasil pemerahan lebih terjamin kebersihanya. Tingkat

kualitas susu menentukan harga beli koperasi terhadap susu tersebut yang

ditunjukan dengan ukuran total solid (TS) yang merupakan penilaian dari total

Page 96: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

82

fat dan bakteri yang terkandung pada susu. Beberapa responden menyatakan

adanya perubahan nilai TS yang biasanya berkisar 10,1 menjadi 11,2 dalam

satuan TS (nilai dari kualitas susu).

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan biogas sebagai bahan

bakar antara lain: berkurangnya kegiatan penebangan pohon oleh masyarakat

desa untuk dijadikan kayu bakar, proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat

karena tidak mengeluarkan asap, kandang hewan menjadi semakin bersih karena

limbah kotoran kandang langsung dapat diolah, sisa limbah yang dikeluarkan dari

biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan, dapat

berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian

bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak, penggunaan biogas relatif lebih aman

dari ancaman bahaya kebakaran. Selain itu, dengan adanya rumah pupuk sehingga

kotoran ternak/limbah biogas dapat dijual dan menambah penerimaan baik bagi

peternak biogas maupun non biogas.

1. Lingkungan kandang menjadi lebih bersih (kesehatan ternak dan kualitas

susu meningkat)

2. Berkurangnya pencemaran udara akibat tumpukan kotoran sapi atau

pembuangan kotoran ke saluran air terdekat.

3. Berkurangnya kegiatan penebangan pohon di hutan dan kebun carik desa

untuk pemenuhan kebutuhan kayu bakar.

Page 97: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

83

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Sebagian besar responden di Desa Haurngombong memiliki penilaian

bahwa pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas memiliki

manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi peternak dan

masyarakat di sekitar lokasi usahaternak.

2. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi peternak dalam pemanfaatan

biogas yaitu jenis kelamin, lama berusahaternak, dan tingkat pengetahuan

peternak mengenai biogas. Hal tersebut terjadi dikarenakan mayoritas

peternak yang memanfaatkan biogas di Desa Haurngombong merupakan

peternak pria yang telah lama berusahaternak serta memiliki pengetahuan

mengenai biogas yang diperoleh dari program sosialisasi pemanfaatan

biogas yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan desa, kelompok

peternak, dan instansi pendidikan dalam program KKN mahasiswa.

3. Hasil analisis perbandingan diperoleh pendapatan usahaternak biogas lebih

tinggi dibandingkan usahaternak non biogas dengan selisih pendapatan

atas biaya total sebesar Rp 143.191/bulan dan penghematan pengeluaran

energi bagi rumah tangga pengguna biogas sebesar Rp 31.890/bulan. Hal

tersebut terjadi dikarenakan dengan adanya pemanfaatan biogas, maka

peternak dan rumah tangga pengguna biogas memenuhi kebutuhan energi

untuk memasak dari biogas tersebut dengan biaya yang lebih murah dan

ramah lingkungan dibandingkan energi lainnya seperti: gas LPG, minyak

tanah dan kayu bakar. Berdasarkan hasil tersebut maka pemanfaatan

Page 98: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

84

limbah menjadi biogas berdampak secara ekonomi terhadap peningkatan

pendapatan peternak dan penghematan pengeluaran energi masyarakat.

4. Dampak sosial dari pemanfaatan biogas antara lain: meningkatkan budaya

gotong royong masyarakat, meningkatkan lapangan pekerjaan sebagai

teknisi biogas, meningkatkan kinerja kelompok peternak, dan

berkembangnya program kerjasama dengan berbagai pihak. Perubahan

kondisi lingkungan sekitar kandang yang lebih bersih, dan berkurangnya

pencemaran udara akibat tumpukan kotoran sapi atau pembuangan kotoran

ke saluran air terdekat, serta berkurangnya kegiatan penebangan pohon di

hutan dan kebun carik desa.

7.2 Saran

1. Peternak non biogas sebaiknya melakukan pemanfaatan biogas

dikarenakan dengan pemanfaatan tersebut peternak dapat memperoleh

manfaat terhadap peningkatan pendapatan dan perbaikan kondisi sosial

dan lingkungan di sekitar lokasi usahaternak.

2. Pihak pemerintah beserta stakeholder lainnya sebaiknya memberikan

bantuan pembangunan instalasi biogas bagi peternak non biogas untuk

mengurangi ketergantungan penggunaan energi tidak terbarukan seperti

minyak tanah, kayu bakar, dan gas LPG.

3. Segera merealisasikan program pembangunan bengkel biogas, sehingga

berbagai kerusakan dapat diatasi agar mampu menciptakan keberlanjutan

program pemanfaatan biogas secara optimal.

Page 99: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

85

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, E. 2007. Studi Pengembangan Pemanfaatan Energi Alternatif di

Kawasan Transmigrasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Ketransmigrasian, Depnakertrans, Jakarta.

Darmawan Y, Rismayanti T, Maryati dan Marbun. 2008. Kelembagaan Persusuan

dan Manfaatnya di Tingkat Peternak Sapi Perah: Studi Kasus di Desa

Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Prosiding Prospek IndustriSapi Perah menuju Perdagangan Beabas 2020.

Jakarta, 21 April 2008. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan,

Bogor bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan

Perbankan Indonesia.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2010. Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa

Barat.

Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian. 2008. Populasi dan

Perkembangan Usaha Peternakan Indonesia. Kementerian Pertanian,

Jakarta.

Farida, E. 2000. Pengaruh Penggunaan Feses Sapi dan Campuran Limbah

Organik Lain Sebagai Pakan atau Media Produksi Kokon dan Biomassa

Cacing Tanah Eisenia foetida savigry. Skripsi Jurusan Ilmu Nutrisi dan

Makanan Ternak. IPB, Bogor.

Fatah, S. 2006. Perubahan Sosial Budaya Dalam Masyarakat. Gramedia, Jakarta.

Juanda, B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press, Bogor.

Jogiyanto.2008.Metodologi Penelitian Sistem Informasi.C.V ANDI, Yogyakarta.

Kaharudin dan Sukmawati MF. 2003. Manajemen Umum Limbah Ternak Untuk

Kompos dan Biogas. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan

Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Kamiludin. 2009. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah di

Kawasan Peternakan Sapi Perah Cibungbulang Kabupaten Bogor.

Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Kementerian Pertanian. 2006. Biogas. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Mangkoesoebroto. 2003. Ekonomi Publik Edisi 3. BPFE. Yogyakarta.

Muryanto, J. Pramono, Suprapto, Ekaningtyas dan Sudaiyono. 2006. Biogas

Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian. Jawa Tengah.

Page 100: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

86

Hidayati, N. 2006. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian

Bogor, Puslitbang Peternakan, Bogor.

Pemerintah Kota Sumedang. 2011. „Profil Kecamatan Pamulihan, Kota

Sumedang‟. Pemerintah Kota Bandung.

Prabantoro, G. 2000. Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi

Manajemen Menggunakan Metode „Cost & Benefits Analysis‟ dan

Aplikasinya dengan MS EXCEL 2000. Tesis.Magister Manajemen Pasca

Sarjana Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

Rismala, A. 2010. Identifikasi Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan dari

Pemanfaatan Biogas (studi kasus: Desa Cipayung, Kecamatan

Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sanim. 2006. Pertanian Berkelanjutan. IPB. Bogor.

Sanjaya, Irvan. 2010. Analisis Manfaat Ekonomi Limbah Ternak Sapi Perah

(kasus kelompok ternak sapi Perah Mekar Jaya Desa Cipayung Girang

Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor). Skripsi. Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Santosa dan Toharmat. 2009. Profil Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia.

LIPI Press. Departemen Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan Bogor.

Siagian. 2000. Metode Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis. Gramedia. Jakarta.

Sihombing. 2000. Teknik Pengolahan Limbah Kegiatan Usaha Peternakan. Pusat

Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Institut Pertanian

Bogor.

. 2011. Analisis Usahaternak Sapi Potong. Repository Universitas

Sumatera Utara.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia Press (UI

Press), Jakarta.

Sulaeman. 2008. Zero Waste (Prinsip Menciptakan Agro Industri Ramah

Lingkungan). Ditjen Pengolahan Hasil Pertanian. Ditjen PPHP,

Departemen Pertanian, Jakarta.

Widodo, Asari, dan Astu Unadi. 2006. Pemanfaatan Energi Biogas Untuk

Mendukung Agribisnis di Pedesaan. Balai Besar Pengembangan

Mekanisasi Pertanian Serpong.

Page 101: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

87

LAMPIRAN

Page 102: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

88

Lampiran 1. Dokumentasi

Penampungan gas Instalasi biogas dari plastik

Inlet dan reaktor biogas beton

Kodisi kandang usahaternak biogas Kondisi kandang usahaternak non biogas

Reaktor biogas dari fiber

Page 103: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

89

Gerbang Masuk Desa Slogan sosialisasi biogas

nnn

Rumah Pupuk

Kondisi Lahan pertanian Di Desa Haurngombong

Pakan Ternak (ampas tahu, konsentrat, dan Rumput kering)

Tungku kayu bakar

Page 104: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

90

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian untuk Peternak

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

Jl. Kamper level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor (16680)

KUESIONER PENELITIAN

Hari/Tanggal : .............................................................................................

Nomor Responden : ..............................................................................................

Nama Responden : ..............................................................................................

Alamat Responden : ..............................................................................................

..............................................................................................

No. Telepon/ HP : ..............................................................................................

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai “Analisis Dampak

Ekonomi, Sosial Dan Lingkungan dari Pemafaatan Limbah Ternak Sapi Perah

Studi Kasus Di Desa haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten

Sumedang, Jawa Barat) oleh Nina Hermawati (H44080008). Kami memohon

partisipasi saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga

dapat menjadi data yang objektif. Informasi yang saudara berikan akan dijamin

kerahasiaanya, tidak untuk dipublikasikan, dan tidak untuk digunakan dalam

kepentingan politis. Atas perhatian dan partisipasi Saudara, Saya ucapkan terima

kasih.

A. Karakteristik Responden (Peternak)

1. Jenis Kelamin :L/P

2. Umur : ............ Tahun

3. Status Pernikahan : Belum/ sudah menikah

4. Pendidikan formal terakhir (sebutkan lamanya):

Tidak Sekolah

Tidak lulus SD Lamanya :........................bulan/tahun

Lulus SD atau Sederajat Lamanya :........................bulan/tahun

Lulus SLTP atau sederajat Lamanya :........................bulan/tahun

Lulus SMA atau sederajat Lamanya :........................bulan/tahun

Lulus PT Lamanya :........................bulan/tahun

Lainnya......... Lamanya :........................bulan/tahun

5. Pendidikan non-formal (sebutkan nama dan lamanya)

a. ......................................Lamanya :........................bulan/tahun

b. ......................................Lamanya :........................bulan/tahun

6. Jumlah Tanggungan keluarga :

No.

Nama Jenis

Kelamin

Tahun

lahir

Pendidikan

terakhir

Pekerjaan utama Pekerjaan Sampingan Hubungan

dengan

Kepala

Keluarga

Jenis Penghasilan Lokasi Jenis Penghasilan Lokasi

1. Suami

2. Istri

Page 105: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

91

3. Anak 1

4. Anak 2

5. Anak 3

6.

7.

7. Lama pengalaman ber usahaternak :......................................... tahun

8. Keikutsertaan pada kelompok ternak

Ya, Nama kelp.ternak :..................., Lamanya :.............. (bulan/tahun)

Tidak

9. Status Kepemilikan usahaternak :

Milik sendiri

Gabungan/kerjasama

Lainnya............................

10. Struktur Kepemilikan Ternak

No. Status sapi Jumlah Keterangan

1 Pedet jantan

2 Pedet Betina

3 Dara

4 Laktasi

5 Jantan Muda

6 Betina Muda

11. Jenis usahaternak:

Usahaternak biogas, dengan skala reaktor: ................m3

Usahaternak non-biogas

12. Jenis penanganan yang dilakukan peternak terhadap limbah kotoran ternak?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Ditumpuk di ruang terbuka

Ditimbun

Dijadikan Media Cacing Tanah

Dibuang/dialirkan ke sungai

Diolah menjadi pupuk

Diolah menjadi biogas

Dimanfaatkan menjadi pembangkit energi listrik tenaga biogas

Lainnya..................................................................................................

B. KONDISI EKONOMI (Peternak)

Konsumsi Energi (Rp/bulan)

Energi Sebelum

penggunaan

Biogas (Rp/bulan)

Sekarang setelah

penggunaan

biogas (Rp/bulan)

Sekarang

tanpa

penggunaan

biogas

(Rp/bulan)*

Kayu Bakar

Page 106: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

92

Bahan Bakar

Minyak (BBM)

Gas elpiji

Listrik

(penerangan/ biaya

PLN)

: diisi oleh peternak non-biogas

Pendapatan Peternak

Komponen Penerimaan Peternak/output

PRODUKSI

Jenis

Produksi

Sasaran Jumlah per

Hari

Jumlah per

Bulan

Harga per

satuan

Susu PT...........

Konsumen

Keluarga

Lainnya......

Kotoran

a. Pupuk

b. Biogas

Penjualan Ternak

Jenis

penjualan

Sasaran Jumlah

perhari

Jumlah

perbulan

Harga

Induk Afkir

Pedet jantan

Jantan muda

Jantan dewasa

Komponen Biaya Usahaternak/Input

Investasi

Jenis Investasi Biaya

pembuatan/pembelian

(Rupiah)

Umur

teknis

(tahun)

Harga jual

setelah

umur teknis

habis

Nilai

penyusutan*

Pengadaan Lahan

Page 107: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

93

-Tunai

-Sewa (suku

bunga:.....%)

-Lainnya:.....

Kandang

Reaktor biogas

Kendaraan

Generator/Genset

: dihitung oleh peneliti

Pakan

Jenis Pakan Sumber Satuan

(harian/bula

nan

Jumlah Harga

Konsentrat

Hijauan/Rumput

Pakan TamBahan

Biaya Kesehatan

Jenis Pelayanan

Kesehatan

Satuan Jumlah Biaya

Dokter hewan

Obat-obatan

Vitamin

Reproduksi

Upah Pekerja per Bulan

Jenis Pekerja Jumlah Upah per Bulan Total

Keluarga

Tetap

Tidak tetap

Non-keluarga

Tetap

Page 108: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

94

Tidak tetap

Biaya Tetap

Jenis

Pembiayaan

Satuan Biaya Per Bulan

Pajak Bumi dan

bangunan (PBB)

Biaya Retribusi

organisasi/sosial

Transportasi

Jenis Kegunaan Satuan Jumlah Biaya

Penjualan susu

Pengadaan pakan

Pemasaran

Penjualan Biaya Pengemasan Biaya

lainnya

Total

Susu

Kotoran

a. Pupuk

b. Biogas

c. listrik

Pengeluaran Rumah Tangga Peternak

Pengeluaran Sebelum

penggunaan

Biogas

(Rp/bulan)

Sekarang setelah

penggunaan

biogas (Rp/bulan)

Sekarang tanpa

penggunaan

biogas

(Rp/bulan)*

Biaya kebutuhan

sehari-hari

Tabungan

Biaya

Pengobatan/kesehatan

keluarga

Page 109: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

95

Air

-PDAM

-perubahan sumber

air (sungai/sumur/air

tanah/

Dan lain-lain

:usahaternak non-biogas

C. PERSEPSI TERHADAP PEMANFAATAN BIOGAS

1. Apakah saudara mengetahui apa itu biogas?

Ya Tidak

Jawaban..............................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

....................................

2. Apakah saudara mengetahui pentingnya memanfaatkan limbah kotoran

ternak menjadi biogas?

Ya Tidak

Alasan: ...........................................................................................................

3. Sejak kapan saudara mengetahui biogas?

< 1 tahun terakhir

1-2 tahun terakhir

2-5 tahun terakhir

Tidak tahu

4. Manfaat apa saja yang diperoleh dari pemanfaatan biogas?

- Pegeluaran Rumah tangga

Menurun

Tetap

Meningkat

Tidak tahu

Sebutkan: .......................................................................................................

5. Dari sumber Informasi mana Saudara memperoleh pengetahuan biogas?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Penyuluhan aparat pemerintahan

Buku bacaan

Media telekomunikasi seperti TV dll

Media cetak/ surat kabar

Lainnya....................................................................

6. Apakah terjadi perubahan kondisi lingkungan akibat penggunaan biogas?

a. Kualitas air

Menurun

Tetap

Meningkat

Tidak tahu

Alasan ......................................................................................................

b. Kualitas udara

Menurun

Tetap

Meningkat

Tidak tahu

Alasan ......................................................................................................

Page 110: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

96

c. Tingkat kesehatan

Menurun

Tetap

Meningkat

Tidak tahu

jika jawaban menurun, penyakit apa saja yang sering diderita?Sebutkan!

.........................................................................................................................

.............................................................................................................................

.....................................................................................................................

7. Kendala apa saja yang Anda hadapi saat pengembangan baik usahaternak

biogas maupun non-biogas?

........................................................................................................................

.........................................................................................................................

........................................................................................................................

Perubahan Kondisi Sosial dan Lingkungan

Keterangan Sebelum pemanfaatan

biogasBiogas

Sekarang setelah

pemanfaatan biogas

SOSIAL Hubungan dengan

masyarakat Rutinitas kegiatan

peternak Lainnya.......

LINGKUNGAN Kondisi sekitar

kandang Kualitas air Kegiatan kebersihan Lainnya....

Page 111: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

97

Lampiran 3: Kuesioner Penelitian untuk Rumah Tangga Pengguna Biogas

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

Jl. Kamper level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor (16680)

KUESIONER PENELITIAN

Hari/Tanggal : .............................................................................................

Nomor Responden : ..............................................................................................

Nama Responden : ..............................................................................................

Alamat Responden : ..............................................................................................

..............................................................................................

No. Telepon/ HP : ..............................................................................................

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai “Analisis Dampak

Ekonomi Sosial Dan Lingkungan dari Pemafaatan Limbah Ternak Sapi Perah

Studi Kasus Di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten

Sumedang, Jawa Barat) oleh Nina Hermawati (H44080008). Kami memohon

partisipasi saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga

dapat menjadi data yang objektif. Informasi yang saudara berikan akan dijamin

kerahasiaanya, tidak untuk dipublikasikan, dan tidak untuk digunakan dalam

kepentingan politis. Atas perhatian dan partisipasi Saudara, Saya ucapkan terima

kasih.

A. Karakteristik Responden (Masyarakat) 1. Jenis Kelamin :L/P

2. Umur : ............ Tahun

3. Status Pernikahan : Belum/ sudah menikah

4. Pendidikan formal terakhir (sebutkan lamanya):

Tidak Sekolah

Tidak lulus SD Lamanya :........................bulan/tahun

Lulus SD atau Sederajat Lamanya :........................bulan/tahun

Lulus SLTP atau sederajat Lamanya :........................bulan/tahun

Lulus SMA atau sederajat Lamanya :........................bulan/tahun

Lulus PT Lamanya :........................bulan/tahun

Lainnya......... Lamanya :........................bulan/tahun

5. Pendidikan non-formal (sebutkan nama dan lamanya)

......................................Lamanya :........................bulan/tahun

6. Jarak tempat tinggal dari lokasi usahaternak

< 10 meter >10 meter

7. Status kependudukan

Penduduk asli setempat

Pendatang

Lainnya...................................

8. Lama tinggal :....................... tahun

Page 112: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

98

9. Jumlah Tanggungan keluarga :

10. Jenis sumber penggunaan Energi (jawaban boleh lebih dari satu)

Kayu bakar

Bahan bakar minyak

(BBM)

Biogas

Listrik PLN

Listrik dari Biogas

Lainnya...........................

11. Sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari?

Air sungai

Air pompa

Air sumur

PDAM

Lainnya............................

KONDISI EKONOMI

Konsumsi Energi (Rp/bulan)

Energi Sebelum

penggunaan

Biogas (Rp/bulan)

Sekarang setelah

penggunaan

biogas (Rp/bulan)

Kayu Bakar

Bahan Bakar

Minyak (BBM)

Gas elpiji

Listrik

(penerangan/ biaya

PLN)

Pengeluaran Rumah Tangga Masyarakat

Pengeluaran Sebelum

penggunaan

Biogas

(Rp/bulan)

Sekarang setelah

penggunaan

biogas (Rp/bulan)

Air

-PDAM

No.

Nama Jenis

Kelamin

Tahun

lahir

Pendidikan

terakhir

Pekerjaan utama Pekerjaan Sampingan Hubungan

dengan

Kepala

Keluarga

Jenis Penghasilan Lokasi Jenis Penghasilan Lokasi

1. Suami

2. Istri

3. Anak 1

4. Anak 2

5. Anak 3

6.

Page 113: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

99

-perubahan sumber

air (sungai/sumur/air

tanah/

Dan lain-lain

KONDISI SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Persepsi masyarakat terhadap Penggunaan Biogas

1. Apakah saudara mengetahui apa itu biogas?

Ya Tidak

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

2. Apakah saudara mengetahui pentingnya memanfaatkan biogas sebagai

energi alternatif yang ramah lingkungan?

Ya Tidak

Alasan :...............................................................................................

3. Sejak kapan saudara mengetahui biogas?

< 1 tahun terakhir

1-2 tahun terakhir

2-5 tahun terakhir

Tidak tahu

4. Manfaat apa saja yang diperoleh dari pemanfaatan biogas?

- Pegeluaran Rumah tangga

Menurun

Tetap

Meningkat

Tidak tahu

Sebutkan :...........................................................................................

5. Dari sumber Informasi mana Saudara memperoleh pengetahuan biogas?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Penyuluhan aparat pemerintahan

Buku bacaan

Media telekomunikasi seperti TV dll

Media cetak/ surat kabar

Lainnya....................................................................

6. Apakah terjadi perubahan kondisi lingkungan akibat penggunaan biogas?

a. Kualitas air

Menurun

Tetap

Meningkat

Tidak tahu

Alasan :........................................................................................

b. Kualitas udara

Menurun

Tetap

Meningkat

Tidak tahu

Alasan :........................................................................................

Page 114: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

100

c. Tingkat kesehatan

Menurun

Tetap

Meningkat

Tidak tahu

jika jawaban menurun, penyakit apa saja yang sering diderita??? Sebutkan:

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

.........................................................................

7. Apakah anda merasakan manfaat akibat adanya usahaternak (biogas/non-

biogas)?

Ya Tidak

Sebutkan :.....................................................................................................

8. Manfaat apa saja yang anda rasakan? (boleh lebih dari 1 jawaban)

Menciptakan lapangan pekerjaan

Mempermudah pekerjaan

Menghemat pengeluaran energi

Perubahan kondisi lingkungan

Lainnya........................................

Kendala apa saja yang Anda rasakan dalam penggunaan Energi dari

Biogas??

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

..

9. Berapa uang yang harus Anda keluarkan untuk membayar Energi yang

berasal dari biogas??

Jawaban:.........................................................................................................

10. Adakah kendala yang Anda hadapi selama menggunakan energi dari

biogas?

........................................................................................................................

........................................................................................................................

11. Apa harapan Anda terhadap usahaternak sapi perah di sekitar tempat

tinggal anda?

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

Page 115: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

101

Lampiran 4. Tenaga Kerja Usahaternak Biogas

Rata-Rata Curahan Waktu (jam/Hari)

No Keterangan Pria Wanita

1 Pemeliharaan dan pemerahan 4 3

2 Pencarian pakan hijauan 2 0

3 Operasional biogas 1 2

Lampiran 5. Tenaga Kerja Usahaternak Non Biogas

Rata-Rata Curahan Waktu (jam/Hari)

No Keterangan Pria Wanita

1 Pemeliharaan dan pemerahan 4 3

2 Pencarian pakan hijauan 2 0

3 Operasional biogas 0 0

Rata-rata Curahan Kerja

No Keterangan HKP/Hari HKP/Bulan

Pria Wanita Pria Wanita

1 Pemeliharaan dan pemerahan 0,50 0,28 15 8,44

2 Pencarian pakan hijauan 0,25 0 7,50 0,00

3 Operasional biogas 0,125 0,19 3,75 5,63

Jumlah 26,25 14,06

Rata-rata Curahan Kerja

No Keterangan HKP/Hari HKP/Bulan

Pria Wanita Pria Wanita

1 Pemeliharaan dan pemerahan 0,5 0,28 15 8,44

2 Pencarian pakan hijauan 0,25 0 7,5 0,00

3 Operasional biogas 0 0 0 0,00

Jumlah 22,5 8,44

Page 116: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

102

Lampiran 6. Penyusutan Alat Usahaternak Biogas

Jenis Jumlah Harga Umur Teknis

(bulan)

Nilai penyusutan

per bulan

Milk Can (10 liter) 2 100.000 60 3333,33

Ember 5 10.000 4 12500

Gayung 2 5.000 6 1666,67

Sabit/Arit 2 32.000 36 1777,78

Golok 2 35.000 36 1944,44

Cangkul 1 30.000 36 833,33

Sekop 1 25.000 36 694,44

Saringan Susu 2 5.000 3 3333,33

Pemotong kuku 1 5.000 6 833,33

Lap Ambing 3 3.000 1 9.000

Total Biaya penyusutan peralatan 35.916,67

Lampiran 7. Penyusutan Peralatan Usahaternak Non Biogas

Jenis Peralatan Jumlah Harga Umur Teknis

(bulan)

Nilai penyusutan

per bulan

Milk Can (10

liter)

2 100.000 60 3.333,33

Ember 3 10.000 4 7.500

Gayung 2 5.000 6 1.666,67

Sabit/Arit 2 32.000 36 1.777,78

Golok 2 35.000 36 1.944,44

Cangkul 1 30.000 36 833,33

Sekop 0 25.000 36 0

Saringan Susu 2 5.000 3 3.333,33

Pemotong kuku 1 5.000 6 833,33

Lap Ambing 3 3.000 1 9.000

Total Biaya penyusutan peralatan 30.222,22

Page 117: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

103

Lampiran 8. Biaya Usahaternak Biogas per bulan

Keterangan Jumlah Satuan Harga

Satuan

Nilai (Rp)

A. Biaya Tunai

Konsentrat 284,97 kg 1.600 455.952

Ampas Tahu/Ongok 204 kg 750 153.000

IB Keswan 369 Rp/liter 45 16.605

Dana Kematian Ternak 2.000

Iuran Wajib Anggota 10.000

Iuran perawatan biogas 10.000

Obat-obatan

a. Vitamin 7.200

b. Antibiotik 22.500

Biaya Listrik

a. lampu penerangan 17.500

b. Mesin pompa air 15.000

Total Biaya Tunai 709.757

B. Biaya Non Tunai Tenaga kerja dalam Keluarga

Pria 26 HKP 25.000 656.250

Wanita 14 HKP 20.000 281.200

Biaya Penyusutan

a. Kandang 8.333,34

b. Peralatan 35.917

Total Biaya Non Tunai 981.700

Total Biaya 1.691.457

Page 118: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

104

Lampiran 9. Biaya Usahaternak Non Biogas

Keterangan Jumlah Satuan Harga

Satuan

Nilai (Rp)

A. Biaya Tunai

Konsentrat 251,37 kg 1.600 402.192

Ampas tahu/ongok dll 204 kg 750 153.000

IB KESWAN 359 Rp/liter 45 16.160

Dana Kematian ternak 2.000

Iuran wajib anggota 10.000

Iuran perawatan biogas -

Obat-obatan

a. Vitamin 7.200

b. Antibiotik 22.500

Biaya Listrik

a. Lampu penerangan 17.500

b. Mesin pompa air 10.000

Total Biaya Tunai 640.552

B. Biaya Non Tunai

Tenaga kerja dalam Keluarga

Pria 23 HKP 25.000 562.500

Wanita 8 HKP 20.000 168.800

Biaya Penyusutan

a. Kandang 8.333

b. Peralatan 30.222

Total Biaya Non Tunai 769.856

Total Biaya 1.410.407

Lampiran 10. Analisis Ekonomis Usahaternak Biogas dan Non Biogas

Keterangan Peternak Biogas Peternak Non

Biogas

selisih

Biaya Tunai 709.757 640.552 69.206

Biaya Non Tunai 981.700 769.856 211.844

Total Biaya 1.691.457 1.410.407 281.050

Penerimaan 2.001.131 1.576.890 424.241

Pendapatan atas Biaya Tunai 1.291.374 936.339 355.036

Pendapatan atas Biaya Total 309.674 166.483 143.191

Page 119: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

105

Lampiran 11. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Peternak dalam Memanfaatkan Limbah Ternak menjadi

Biogas dengan Model Regresi Logistik

Logistic Regression [DataSet1]

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

USAHATERNAK

NONBIOGAS

0

USAHATERNAK BIOGAS 1

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 82.577 .200

2 82.577 .201

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

KEPUTUSAN

Percentage

Correct

USAHATERNAK

NONBIOGAS

USAHATERNAK

BIOGAS

Step 0 KEPUTUSAN USAHATERNAK

NONBIOGAS

0 27 .0

USAHATERNAK

BIOGAS

0 32 100.0

Overall Percentage 55.0

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 59 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 59 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 59 100.0

Page 120: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

106

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .201 .259 .598 1 .439 1.222

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 68,281 8 .000

Block 68,281 8 .000

Model 68,281 8 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 14.296a ,680 ,909

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 ,600 8 1,000

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant JK UMUR PDDKN JMLHTG LAMA KELP JMTRNAK TAHU

Step 1

1 33,866 -4,485 1,598 -,015 -,090 ,041 ,039 -,163 ,542 ,912

2 22,691 -6,650 2,464 -,047 -,068 ,080 ,105 -,076 ,488 1,501

3 17,854 -8,409 3,381 -,085 -,089 ,191 ,185 -,201 ,235 2,094

4 15,704 -10,665 4,577 -,121 -,242 ,386 ,254 -,496 -,063 2,852

5 14,686 -13,706 6,027 -,160 -,497 ,658 ,314 -,955 -,340 3,880

Page 121: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

107

Coeficient Standard

Error

Wald df Significan Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

JK(1) -8,38 4,77 3,08 1,00 ,08 ,00 ,00 2,66

UMUR -,24 ,22 1,20 1,00 ,27 ,79 ,52 1,21

PDDKN -,76 1,09 ,49 1,00 ,49 ,47 ,06 3,95

JMLHTG 1,03 1,02 1,01 1,00 ,31 2,79 ,38 20,67

LAMA ,41 ,26 2,57 1,00 ,11 1,51 ,91 2,49

KELP -1,66 3,99 ,17 1,00 ,68 ,19 ,00 471,63

JMTRNAK -,42 2,66 ,02 1,00 ,88 ,66 ,00 121,79

TAHU 5,53 3,22 2,94 1,00 ,09 251,18 ,45 138700,68

Constant -10,23 7,49 1,87 1,00 ,17 ,00

Correlation Matrix

Constant JK UMUR PDDKN

JMLHT

G LAMA KELP

JMTRNA

K TAHU

Step

1

Constant 1.000 -.656 .241 .302 -.490 .030 -.581 -.379 -.614

JK -.656 1.000 -.542 -.404 .683 .247 .148 .191 .673

UMUR .241 -.542 1.000 -.209 -.293 -.328 -.064 -.298 -.588

PDDKN .302 -.404 -.209 1.000 -.667 .209 -.220 .120 -.187

JMLHTG -.490 .683 -.293 -.667 1.000 -.196 .344 .178 .327

LAMA .030 .247 -.328 .209 -.196 1.000 -.330 -.577 .397

KELP -.581 .148 -.064 -.220 .344 -.330 1.000 .278 -.089

JMTRNAK -.379 .191 -.298 .120 .178 -.577 .278 1.000 .059

TAHU -.614 .673 -.588 -.187 .327 .397 -.089 .059 1.000

Page 122: ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN … · ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN DARI PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan

108

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumedang pada tanggal 13 Mei 1991 sebagai

putri kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Dadi Kusiadi dan Ibu

Eem Sukaema. Pada tahun 1997 penulis memulai studinya di SDN Cipacing II

Jatinagor Sumedang dan lulus pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan

di SMPS Al Ma‟soem dan lulus pada tahun 2005. Selanjutnya, penulis bersekolah

di SMAS Al Ma‟soem Jatinagor Sumedang dan lulus pada tahun 2008. Pada

tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Setelah setahun belajar di Tingkat

Persiapan Bersama (TPB-IPB) pada tahun 2009, penulis melautka Mayor

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan yang diampu Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Untuk

melengkapi kompetensi Mayor, penulis memilih Minor Manajemen fungsional

FEM IPB. Selama kuliah penulis aktif pada berbagai lembaga kemahasiswaan

intra kampus. Tercatat penulis pernah menjadi Staff Divisi BEM Corporation di

BEM FEM IPB 2010, Sekretaris I Himpunan Profesi ESL (REESA 2011). Selain

itu, penulis juga aktif di berbagai kegiatan baik sebagai peserta maupun sebagai

panitia.