kaderisasi partai politik dalam mengupayakan …

82

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …
Page 2: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

i

KADERISASI PARTAI POLITIK

DALAM MENGUPAYAKAN KUALITAS IDEOLOGI

Penelitian deskriptif-kualitatif Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan

Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NOVIA PUTRI PANGESTI

16520201

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2020

Page 3: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …
Page 4: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …
Page 5: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

iv

MOTTO

“Q.S Al-Insyiroh ayat 1-8”

(1) Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?

(2) Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu

(3) yang memberatkan punggungmu

(4) Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu

(5) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(6) sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(7) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain

(8) dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.

Page 6: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-NYA kepada penyusun. Puji syukur hanyalah kepada Allah

yang masih memberikan kemudahan kepada penyusun sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penyusun dengan rasa bahagia mempersembahkan

skripsi ini untuk :

1. Orangtua yang telah memberikan segalanya untuk penyusun, dukungan

kepada penyusun hingga penyusun dapat menempuh pendidikan dibangku

kuliah, doa-doa yang tak lepas dipanjatkan, perjuangan dengan keringat

yang luar biasauntuk penyusun. Skripsi ini adalah persembahan kecil dari

kasih sayang bapak dan mami kepada penyusun. Maturnuwun kagem bapak

lan mami, kalian berdua adalah orangtua luar biasa untuk anak-anakmu

yang luar biasa

2. Keluarga kecil 5 bersaudara, teruntuk mas Danang terimakasih banyak

untuk perjuangan dari awal yang selalu menemani penyusun untuk bisa

sampai di kampus tercinta STPMD “APMD” Yogyakarta, mas Rudi dengan

dukungan finasialnya, mba Rika yang selalu menjadi saudara ter-ter luar

biasa, selalu mendengarkan curhat dari penyusun dan Adik serasa kangmas

Heru Hartanto yang selalu mewarnai hari-hari disaat penyusun berada

dirumah. Terimakasih dan maaf untuk semua, semoga kalian bangga dengan

karya kecil skripsi ini.

Page 7: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

vi

3. Keluarga besar dan masyarakat sekitar rumah yang selalu memberikan

dukungan dan do’a untuk kesuksesan penyusun kedepan.

4. Teman-teman angkatan, teman dikelas, anak-anak Kost Kece yang

membersamai penyusun berjuang disaat kuliah, makan, jalan-jalan, ngobrol

dan jadi teman diskusi. Terimakasih untuk kisahnya dan perjalanannya

selama ini. Skripsi ini sebagai bukti bahwa kita pernah punya cerita dan kita

pernah bersama

5. Teman-teman berjuang dan teman-temanku belajar untuk lebih dekat

dengan Allah, teman-teman yang insyaa Allah sampai ke Jannah.

Terimakasih akhowati fillah MMPI Yogyakarta, skripsi ini adalah tanda

bahwa penyusun pernah melalui masa-masa indah bersama kalian semua.

6. Teman-teman Fastabiqul Khairat UKMI yang tidak bisa disebutkan satu per

satu karena kalian semua berarti dalam perjalanan belajar bagi penulis di

kampus STPMD “APMD”, teman-teman rasa keluarga, organisasi seperti

rumah sendiri itulah UKMI

7. Terakhir, persembahan ini untuk yang selalu memberikan motivasi dan

semangat lagi disaat penat, lelah dan jenuh dengan aktivitas kuliah apalagi

skripsi, terimakasih untuk santri-santri di TAUD Fathimatuzzahra, adik-

adik santri TPA Nurul Islam Klitren. Terimakasih karena kalian semua

sudah menemani penyusun dan menjadi penyemangat tersendiri bagi

penyusun untuk selalu semangat menjalani dan menyelesaikan skripsi ini.

Ustadzah pengajar di TAUD dan pengajar di TPA Nurul Islam Klitren,

maturnuwun juga karena beliau-beliau selalu memberikan dukungan dan

Page 8: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

vii

teman belajar serta diskusi bagi penyusun. Maaf penyusun tidak bisa

menyebutkan satu persatu, semoga skripsi menjadi kenangan bahwa kita

pernah berjumpa dan bersua.

Page 9: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun. Shalawat serta salam

tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad, keluarga, sahabat dan

pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam mengemban risalah beliau.

Alhamdulillah, puji syukur hanyalah kepada Allah yang masih memberikan

kesempatan dan kemudahan kepada penyusun, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan sripsi dengan judul “Kaderisasi Partai Politik Dalam Mengupayakan

Kualitas Ideologi Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan

Daerah Istimewa Yogyakarta” dengan baik dan lancar.

Penyusun juga memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat

kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Saran dan kritik dari pembaca sangat

diharapkan untuk menyempurnakan tulisan ini kedepannya.

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Kaderisasi Partai Politik dalam

Mengupayakan Kualitas Ideologi Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan

Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta” penyusun menyadari bahwa banyak

seklai bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Almamater Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta sebagai tempat peneliti menimba ilmu dan pengetahuan akademik.

2. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto selaku ketua STPMD “APMD” Yogyakarta.

Page 10: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

ix

3. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A. selaku ketua Prodi Ilmu Pemerintahan

STPMD “APMD” Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Parwoto, M.Si yang telah sabar membimbing penyusun dengan

sumbangan pikiran, pengetahuan serta gagasan yang mendukung dalam

penyusunan skripsi.

5. Bapak Drs. Jaka Triwidaryanta, M.Si dan Ibu Ir. Nelly Tiurmida, MPA yang

telah menguji skripsi dan membimbing peneliti dengan sumbangan pikiran,

pengetahuan serta gagasan yang mendukung dalam terselesaikannya skripsi.

6. Bapak/Ibu dosen pengajar program studi Ilmu Pemerintahan dan keluarga

besar STPMD “APMD” Yogyakarta yang telah membekali ilmu yang sangat

berguna dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini dan memberikan

pengetahuan serta pengalaman yang dapat membantu memperlancar penyusun

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Karyawan STPMD “APMD” Yogyakarta yang telah membantu

melayani penyusun selama proses perkuliahan.

8. Bapak Amin Zakaria selaku ketua DPW PPP DIY dan segenap pengurus DPW

PPP DIY telah memberikan iJin penelitian dan dapat bekerja sama dalam

penelitian yang dilakukan penyusun serta memberikan dukungan kepada

penyusun.

9. Seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini. Terima

kasih atas dukungan, masukan, ide-ide, dan saran yang diberikan kepada

penyusun untuk proses penyelesaian skripsi ini.

Page 11: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

x

Demikian skripsi ini peyusun buat, penyusun menyadari bahwa skripsi

ini jauh dari kesempurnaan. Penyusn selalu terbuka dan berterimakasih atas

saran dan kritik yang sifatnya membangun yang tentunya akan menjadi

pelajaran berharga bagi penyusun kedepannya.

Yogyakarta, 21 April 2020

Penyusun,

Novia Putri Pangesti

Page 12: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

xi

SINOPSIS

Kaderisasi adalah suatu proses dalam membentuk kader-kader baru dalam

sebuah organisasi. Kaderisasi sangat penting, terlebih kaderisasi sebagai basis

pengkaderan partai politik mengingat perlu adanya transfer pengetahuan

(knowledge) politik, tidak hanya yang terkait dengan sejarah, visi, misi dan strategi

partai politik, tetapi juga hal-hal yang terkait dengan permasalahan bangsa dan

negara. Wujud nyata dari kaderisasi DPW PPP DIY yaitu dengan adanya

penanaman dan pemahaman mengenai partai politik kepada kader partai dengan

ideologi PPP. Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan diteliti

adalah bagaimana kaderisasi DPW PPP DIY dalam mengupayakan kualitas

ideologi?

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan dan menjelaskan

bagaimana kaderisasi PPP dalam meningkatkan kualitas kader.. Teknik

pengambilan informan dalam penelitian ini adalah purposive, yaitu informan

menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan, diantaranya informan dalam bidang

politik. Penelitian ini menggunakan teknik dalam mengambil data dilapangan

dengan observasi langsung ke lapangan, wawancara dan teknik dokumentasi. Data

yang telah terkumpul dalam penelitian ini kemudian dianalis secara intrepretatif

berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Kemudian

analisis data tersebut dilakukan dengan proses kegiatan yang bersamaan yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Proses kaderisasi melalui penanaman dan pemahaman nilai-nilai mengenai

partai politik yang dilakukan DPW PPP DIY melalui 7 yang terdiri dari 4 proses

penanaman nilai yang terdiri dari tata kelola partai politik, pembuatan kebijakan,

hubungan parpol dengan pemerintah, kepemimpinan dan 3 proses pemahaman

mengenai dinamika dan isu kontemporer, problem solving skill dan kepemiluan.

Tata kelola politik dilaksanakan 3 pintu kaderisasi dengan penamanan ideologi

partai berupa 6 prinsip perjuangan partai. Dinamika dan isu-isu kontemporer

dilakukan dengan kembali ke rumah besar umat Islam melalui agenda kaderisasi

formal disetiap jenjang pendidikan kader, seperti pendikan politik atau lokakarya

politik maupun seminar politik. Problem solving skill dilakukan dengan

memberikan kesadaran, kepedulian kader PPP dengan komunikasi yang unggul.

Pembuatan kebijakan dilakukan melalui forum-forum resmi dengan penyusupan

materi dan pemahaman mengenai proses pembuatan kebijakan. Hubungannya

antara partai politik dilaksanakan melalui pertemuan antara pengurus dan para

kader yang membahas tentang keadaan partai politik dengan pemerintah.

Kepemimpinan dilaksanakan dengan menyelenggarakan pelatihan kader dan

latihan kepemimpinan dasar dalam proses penanamana nilai-nilai terkait masalah

kepemimpinan dengan tujuan menyatukan PPP secara keseluruhan. Kepemiluan

dilaksanakan melalui lembaga Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L)

merupakan lembaga yang diharapkan untuk memenangkan pemilu.

Kata Kunci : Kaderisasi, Partai Politik, Proses, Penanaman, Pemahaman

Page 13: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………...…..……..……... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………......……. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. iii

HALAMAN MOTTO …………………………………………………….…..... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………...……..…….. v

HALAMAN KATA PENGANTAR …………………………………………. viii

HALAMAN SINOPSIS ………………………………...………………....…… xi

DAFTAR ISI …………………………………………..…….………..….......... xii

DAFTAR TABEL ………………………………………………..…...…....….. xv

DAFTAR GAMBAR ……………….……………………………..………..…. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………...……….. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………......……….…… 1

A. Latar belakang Masalah ……………………………...…...…….….. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….…..10

C. Tujuan Penelitian ….…………………………………...……....…... 10

D. Manfaat Penelitian ……………………………………….……...…. 10

E. Kerangka Dasar Pemikiran ………………………………………....11

Page 14: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

xiii

1. Kaderisasi Partai Politik ………………….……………..…..…... 11

F. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………....…………. 28

G. Metode Penelitian …………………………………………………... 29

1. Jenis Penelitian ………..…………………..…………………….. 29

2. Unit Analisis …………………..………………………...…….…. 30

3. Teknik Pengumpulan Data ……………………...…...……….… 32

4. Teknik Analisis Data …………………......……...…………….... 34

BAB II PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ………….….. 37

A. Sejarah …………………..……………...………………………....... 37

B. Struktur Organisasi …………………………………..…………...... 43

C. Hasil Perolehan Suara Pemilu Legislatif DPW PPP DIY ...…….... 55

D. Sarana dan Prasarana DPW PPP DIY…………………...…….….. 56

E. Dinamika Politik DPW PPP DIY…………………….……………. 58

F. Pelaksanaan Kaderisasi DPW PPP DIY …………………………. 61

BAB III ANALISIS TENTANG KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM

MENGUPAYAKAN KUALITAS IDEOLOGI ……………………...………. 63

A. Deskripsi Informan ………………………………………………… 63

B. Kaderisasi Partai Politik dalam Mengupayakan Kualitas Ideologi 73

Page 15: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

xiv

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN …………………………....…...…… 110

A. Kesimpulan …………………………………………..……..…...… 110

B. Saran …………………………………...………..…………………. 114

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..…………………. 116

Page 16: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Perolehan Suara Pemilu Legislatif PPP DPRD Propinsi DIY ..... 54

Tabel 1.2 Rencana Kegiatan Kaderisasi DPW PPP DIY……………..………… 61

Tabel 1.3 Data Informan menurut usia …………………………………….……. 63

Tabel 1.4 Data Informan menurut Jenis Kelamin ……………………………….. 66

Tabel 1.5 Data Informan menurut Pendidikan …………………………………... 67

Tabel 1.6 Data Informan menurut Jabatan ……………………………………… 69

Tabel 1.7 Data Informan menurut Pengalaman Politik ……………………...…... 72

Page 17: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Logo Partai Persatuan Pembangunan ………………………….....… 38

Gambar 1.2 Susunan Pengurus Harian DPW PPP DIY ……………………….… 43

Gambar 1.3 Kegitan GPK Merapi dalam rangka Pendidikan Politik Santun bagi

GPK ……………………………………………………………………..……… 81

Gambar 1.4 Seminar Pendidikan Politik DPW PPP DIY ……………………..… 81

Gambar 1.5 Pertemuan pengurus DPW PPP DIY …………………...………….. 81

Gambar 1.6 Salah satu kegiatan DPW PPP DIY dengan materi “Kembali ke Rumah

Besar Umat Islam” ……………………………………………………...…….... 87

Gambar 1.7 Kegiatan rapat di Kantor DPW PPP DIY terkait isu di DIY ….…… 87

Gambar 1.8 Kegiatan Seminar DPW PPP DIY …………………………………. 90

Gambar 1.9 Musyawarah Wilayah DPW PPP DIY ……………………………. 95

Gambar 1.10 Kegiatan rapat pengurus dan tokoh PPP di DPW PPP DIY …..…. 95

Gambar 1.11 Pertemuan Pengurus DPW PPP DIY dan kader partai …………… 99

Gambar 1.12 Kegiatan Latihan Kepemimpinan Kader Dasar ………....………. 103

Gambar 1.13 Pengajian Akbar GPK Ababil Sanden ………………..…………. 107

Gambar 1.14 Pengajian Akbar memperingati Harlah PPP Ke 44 …………….... 107

Page 18: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman Wawancara/Interview Guide

Lampiran 2

Surat Keputusan Susunan Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah Partai

Persatuan Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Masa Bakti 2016-

2021

Page 19: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Kaderisasi adalah suatu proses penurunan dan pemberian nilai-nilai,

baik nilai-nilai umum maupun khusus oleh institusi bersangkutan. Proses

kaderisasi sering mengandung materi-materi kepemimpinan dan

manajemen, karena yang masuk institusi tersebut nantinya akan menjadi

penerus tongkat-tongkat estafet kepemimpinan, terlebih lagi pada institusi

dan organisasi yang dinamis (Muslihah, 2013: 23). Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kaderisasi berawal dari kata “kader” yang memiliki

makna yaitu “orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting

dalam sebuah organisasi”. Dengan demikian, kaderisasi adalah suatu proses

dalam membentuk kader-kader baru dalam sebuah organisasi tersebut.

Proses regenerasi kader merupakan bagian yang mutlak dalam

keberlangsungan sebuah organisasi, terhambatnya proses regenerasi jangka

panjang dapat mempengaruhi kinerja organisasi dalam visi dan misi,

dimana visi dan misi merupakan perwujudan dari ideologi yang membentuk

organisasi tersebut, begitu pula dengan keberadaan partai politik dalam

proses kaderisasinya.

Kaderisasi merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

sebuah organisasi, mengingat kaderisasi adalah bagian yang sangat

menentukan umur sebuah organisasi. Sebuah organisasi hanya akan mampu

bertahan dari berbagai tantangan dan perubahan zaman jika dapat

Page 20: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

2

melakukan regenerasi yang baik, maka mutlak diperlukan suatu proses

kaderisasi yang teratur dan berjenjang (Nofiard, 2013: 266-267 ).

Melalui adanya kaderisasi, diharapkan organisasi akan bertahan

dalam waktu cukup lama, tidak bersifat ad-hoc dalam mengemban visi dan

melaksanakan misinya. Pepatah Belanda mengatakan on mis baar, yang jika

diterjemahkan secara bebas berarti tidak ada di dunia ini atau organisasi

apapun yang tidak tergantikan. Pada saatnya seorang pemimpin secara

alamiah atau sebab lain pasti akan turun dan digantikan oleh yang lain.

Apalagi bagi pemimpin oganisasi modern, yang anggotanya terdiri dari

manusia-manusia yang mempunyai pemikiran rasional, mempunyai

wawasan kedepan, serta semakin tidak populernya teori “timbulnya

pemimpin karena dilahirkan”. Pemimpin tumbuh dan berkembang karena

melalui proses pembinaan dan dimatangkan oleh lingkungan. Sistem

pengkaderan di dalam suatu organisasi akan sangat tergantung dari besar

kecilnya organisasi, lingkup atau bidang kegiatan yang menjadi misi pokok,

sistem nilai yang dianut, serta eksistensi organisasi, apakah sementara atau

jangka panjang (Ningsih, 2016: 2).

Kaderisasi sangat penting, terlebih kaderisasi sebagai basis

pengkaderan partai politik mengingat perlu adanya transfer pengetahuan

(knowledge) politik, tidak hanya yang terkait dengan sejarah, visi, misi dan

strategi partai politik, tetapi juga hal-hal yang terkait dengan permasalahan

bangsa dan negara. Dalam kaderisasi juga dapat dilakukan transfer

keterampilan dan keahlian politik. Tugas utama yang diemban partai politik

Page 21: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

3

dalam hal ini adalah menghasilkan calon-calon pemimpin yang berkualitas

yang nantinya akan bersaing dengan partai lain. Kaderisasi perlu disertai

dengan transparan yang memberikan jaminan akses kepada semua kader

yang memiliki potensi.

Proses kaderisasi untuk membentuk kader-kader dalam partai politik

berdasarkan ideologi partai politik dimaksudkan bahwa dasar dalam

melakukan pengkaderan oleh partai politik adalah ideologi yang dianut oleh

partai politik tersebut. Ideologi adalah produk kebudayaan suatu masyarakat

dan karena itu dalam arti tertentu merupakan manifestasi sosial dari

keinginan luhur masyarakat. Artinya perumusan ideologi seharusnya

dimaknai dari adanya keinginan untuk mewujudkan suatu struktur dan

kontruksi masyarakat yang diidealisasikan, sesuai dengan keadaannya

(Listiyono Santoso, 48). Berdasarkan pada pemahaman ini, maka pada

hakikatnya ideologi tidak lain adalah hasil refleksi terhadap kenyataan

hidup masyarakat yang terjadi hubungan dialektis. Oleh sebab itu,

berlangsung timbal balik yang terwujud dalam interaksi yang disatu pihak

memacu realitisasi ideologi dan di pihak lain mendorong masyarakat makin

mendekati bentuk yang ideal. Disini peran sebuah ideologi muncul untuk

mempersatukan frame berfikir dan paradigma.

Ideologi sebagai suatu “kata penting” dalam dunia politik

didefinisikan sebagai suatu paham dan nilai tertentu yang digunakan untuk

melingkupi semua usaha mencapai suatu kondisi ideal tertentu. Ideologi

memerankan peran dan fungsi yang yang mengarahkan bagaimana aktor

Page 22: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

4

atau individu memahami dan memberikan arti pada setiap peristiwa yang

terjadi. Ideologi sangat membantu aktor politik untuk menyederhanakan

fenomena yang bersifat kompleks dan multidimensi. Ideologi partai politik

tersebut akan melahirkan kader-kader partai politik yang sesuai nilai-nilai

yang diyakini, mampu memberikan kebaikan bagi keberlangsungan partai

politik dan masyarakat. Kaderisasi partai politik tidak hanya menyangkut

regenerasi kepemimpinan melainkan juga tentang mengoperasionalkan

ideologi partai secara nyata baik di eksekutif, legislatif maupun struktural

partai. Ideologi dalam partai politik dijabarkan kedalam flatfom-flatfom

politik yang merupakan dasar untuk menentukan program-program umum

yang bertujuan untuk memperoleh dukungan dari masyarakat atau

konstituen politik. Dengan demikian posisi partai politik akan lebih dikenali

oleh masyarakat dan dirasakan kemanfaataanya yang bukan sekedar

mencari dan mengumpulkan dukungan untuk meraih kekuasaan, namun

memperhatikan aspek kebergunaan bagi masyarakat banyak, sehingga

identitas partai politik lebih terlihat jelas. Di era reformasi, Islam sebagai

ideologi partai politik diusung secara lantang oleh Partai Persatuan

Pembangunan (PPP). PPP menyatakan diri sebagai partai dengan Islam

sebagai ideologi, partainya umat Islam, partai pembawa aspirasi Islam dan

partai sebagai besar umat Islam. Prinsip-prinsip perjuangan PPP meliputi

prinsip ibadah, prinsip amar ma’ruf nahi mungkar, prinsip kebenaran,

kejujuran dan keadilan, prinsip musyawarah, prinsip persamaan,

kebersamaan dan persatuan dan prinsip istiqomah.

Page 23: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

5

Tujuan PPP adalah mewujudkan masyarakat madani yang adil,

makmur, sejahtera lahir batin, dan demokratis dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di bawah ridho

Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Untuk mencapai tujuan tersebut, PPP

berkhidmat untuk berjuang, pertama, mewujudkan serta membina manusia

dan masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa

Ta’ala, meningkatkan mutu kehidupan beragama, serta mengembangkan

ukhuwah Islamiyah. Oleh sebab itu, dalam mewujudkan tujuan tersebut PPP

menempuh jalan salah satunya dengan kaderisasi. Kaderisasi mutlak

dilakukan untuk keberlangsungan partai. Dalam kaderisasi PPP, Ketua

DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) dan Ketua DPD (Dewan Pimpinan

Daerah) harus lulus jenjang kaderisasi. Salah satu upaya kaderisasi PPP

adalah dengan pelatihan dan pendidikan bagi kader-kader PPP untuk

meningkatkan kapasitas diri. Kaderisasi dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan struktur partai, sehingga nantinya pemimpin PPP berasal dari

kader internal, bukan merupakan kutu loncat, artinya kaderisasi PPP adalah

sarana untuk mencegah PPP dipimpin oleh orang luar yang tidak paham

dengan ideologi partai.

Wujud nyata dari kaderisasi PPP yaitu dengan adanya Pelatihan

Kaderisasi Tingkat Dasar, dimana kelanjutan parpol sangat ditentukan dari

proses kaderisasi tersebut. Dalam kaderisasi tingkat dasar ini, kader PPP

diperkuat ideologi dan garis perjuangan partai. Kader-kader dilatih dan

ditingkatkan kemampuan serta skill berkomunikasi. Dilain sisi, mereka juga

Page 24: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

6

ditananamkan kesadaran keberpihakan kepada rakyat kecil. Pentingnya

kader PPP diperkuat ideologi dan garis perjuangan partai agar kader-kader

partai bisa berbuat dan berpihak kepada kepentingan masyarakat luas.

Kader-kader PPP juga merupakan pelanjut estafet kepemimpinan kedepan,

terlebih ditengah ketat dan kerasnya persaingan politik diantara partai

politik. Kader inilah yang menjadi ujung tombak PPP dalam meraih

kemenangan dalam kontestasi politik seperti pemilu. Sedangkan, dengan

skill dan komunikasi politik yang dimiliki kader diharapkan dapat

menyampaikan dan mensosialisasikan berbagai program kerja dan karya

nyata PPP. Dalam kaderisasi untuk para kader-kader PPP terdapat empat

tahapan diantaranya pelatihan kaderisasi kepemimpinan tingkat dasar,

pratama, tingkat madya dan tingkat nasional, dengan skema kaderisasi dari

pelatihan tingkat dasar, selanjutnya pengurus DPC kabupaten/kota

terbentuk dari hasil Muscab (Musyawarah Cabang) menggelar pelatihan

kaderisasi tingkat pratama. Pelatihan kaderisasi tingkat pratama tersebut

berlanjut hingga pelatihan kaderisasi tingkat yang tertinggi.

Kaderisasi PPP juga masuk dalam salah satu dari empat agenda

strategis PPP, selain revitalisasi ideologi, revitalisasi organisasi dan realisasi

program strategis. Kaderisasi masuk menjadi agenda strategis sebagai

wacana kaderisasi berbasis dapil. Dalam agenda strategis kaderisasi

berbasis dapil, dijelaskan 3 point penting yang menjadi dalam peningkatan

dan penguatan kader-kader PPP, utamanya dalam meningkatkan suara

dalam pemilu. Point-point itu diantaranya :

Page 25: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

7

1. Kaderisasi berbasis Dapil adalah sekolah politik yang berfungsi sebagai

sarana untuk sosialisasi nilai-nilai dan internalisasi ideologi politik

dalam rangka pemenangan PPP.

2. Kaderisasi berbasis Dapil merupakan salah satu media rekrutmen politik

untuk mengisi kebutuhan internal parpol, baik sebagai manajer

organisasi, calon pemimpin, kader profesional, calon anggota

DPR/DPRD, calon Kepala Daerah dan kader penggerak pemenangan

PPP di TPS.

3. Kaderisasi berbasis Dapil dimaksudkan untuk keberlangsungan masa

depan partai, sesuai dinamika dan perubahan politik nasional dalam

sistem Pemilu yang kompetitif dan demokratis.

Melalui pola pengkaderan PPP yang tersistematis dengan

mengusung ideologi sebagai partai Islam pada realitasnya keberadaan

ideologi Islam dengan prinsip-prinsip perjuangan partai tidak sesuai dan

tidak tumbuh pada kader-kader PPP khususnya DPW PPP DIY. Hal ini

banyak terjadi dengan maraknya kericuhan dan kerusuhan yang dilakukan

kader-kader maupun relawan PPP. Kejadian tersebut sangat berseberangan

dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip perjuangan PPP. Data-data

mengenai kericuhan dan kerusuhan tersebut banyak dilansir oleh beberapa

media berita diantaranya :

BANTUL (MERAPI)-Tim advokat dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH)

Janoko Yogyakarta mendesak kepolisian Resort Sleman mengusut tuntas

penganiayan dan pengeroyokan empat anggota laskar dan aktivis Partai

Page 26: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

8

Persatuan Pembangunan (PPP) usai ricuh di Jalan Magelang pada Rabu

(27/2) lalu. Pasalnya dua hari pascakasus penyerangan dan pengeroyokan,

petugas belum menangkap pelakunya.

“Sampai saat ini belum ada kejelasan atas laporan yang kami

ajukan. Pemeriksaan sangat lambat karena sampai saat ini baru

turun disposisi penyidikan. Untuk itu kami harap proses hukum

harus ditegakkan sampai tuntas,” ujar penasihat hukum para

pelapor dari LBH Janoko, Enji Pusposugondo SH kepada wartawan

HarianMerapi.com, Kamis (28/2) malam.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Peristiwa kekerasan antar pendukung partai

politik selalu terjadi pada masa kampenye pemilihan umum di Yogyakarta.

“Ini peristiwa yang hampir rutin, tidak hanya saat ini saja,” kata

Koordinator Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta Benny Susanto saat

dihubungi Tempo, Ahad, 6 April 2014 siang.

Putaran terakhir masa kampanye di Yogyakarta diwarnai keributan antar-

pendukung parpol, Sabtu sore kemarin. Massa Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan dan kelompok yang diduga simpatisan Partai Persatuan

Pembangunan terlibat bentrok di sekitar Terminal Ngabean. Sejumlah ruas

jalan dan toko di sekitar lokasi tutup, warga pun ketakutan.

Masyarakat Anti Kekerasan, kata dia, mencatat kekerasan antar pendukung

parpol saat masa kampanye di Yogyakarta juga pernah terjadi pada pemilu

sebelumnya. “Tahun 1999, 2004, sampai 2009 juga pernah terjadi,”

katanya. Bahkan, kedua partai itu, PDI Perjuangan dan PPP, dikenal

memiliki sejarah saling serang. Satu contoh kasus adalah peristiwa bentrok

Page 27: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

9

antara massa PDI Perjuangan dan PPP di sekitar Pojok Beteng Wetan pada

2009

Yogyakarta, Gatra.com - Kapolres Kota Yogyakarta Kombes Pol Armaini

mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan pengamanan pemilu

menjelang kampanye akbar pada 24 Maret hingga 13 April.

Apalagi Kota Yogyakarta diketahui menjadi daerah rawan konflik pemilu,

terutama yang melibatkan "laskah hijau" yang cenderung sebagai

pendukung PPP dan "laskar merah" sebagai pendukung PDI Perjuangan.

“Kota Yogyakarta daerah rawan konflik gesekan antara laskar-

laskar hijau (PPP) dengan laskar-laskar merah (PDI Perjuangan).

Sebenarnya hari-hari biasa tidak ada masalah. Tapi ketika ada

acara yang berkaitan dengan politik, kami nanti antisipasi saat

rapat terbuka yang dimulai tanggal 24 Maret,” kata Kapolresta di

Kota Yogyakarta, Selasa (5/3).

Armaini menjelaskan, beberapa lokasi titik singgung kedua kelompok

tersebut yang patut diwaspadai adalah Ngabean di Kecamatan Ngampilan

yang menjadi basis PDI Perjuangan, kemudian Jogokaryan, Kecamatan

Mantrijeron, dan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, yang dikenal

sebagai basis PPP.

Dari berbagai data tersebut, penyusun kemudian menemukan

adanya kesenjangan antara realita Ideologi Islam dan prinsip-prinsip

perjuangan PPP dengan kenyataan dilapangan khususnya DPW PPP DIY.

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dipaparkan, penyusun akan mengamati dan meneliti lebih lanjut dalam

Page 28: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

10

penelitian ini mengenai kaderisasi partai politik dalam mengupayakan

kualitas ideologi DPW PPP DIY.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dengan melihat

fenomena kaderisasi partai politik, maka peneliti memfokuskan penelitian

ini untuk menjawab rumusan masalah mengenai “Bagaimana kaderisasi

partai politik dalam mengupayakan kualitas ideologi?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mencapai hasil yang optimal dengan adanya dinamika partai

politik terutama dalam bidang kaderisasi, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai kaderisasi

partai politik dalam mengupayakan kualitas ideologi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi beberapa manfaat seperti

tersebut dibawah ini :

1. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada penyusun

dengan penelitian sejenis khususnya mengenai Partai Persatuan

Pembangunan terkait dengan kaderisasi partai politik dalam

mengupayakan kualitas ideologi.

Page 29: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

11

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada Partai

Persatuan Pembangunan khususnya DPW PPP DIY dalam rangka

kaderisasi partai politik dalam mengupayakan kualitas ideologi.

E. Kerangka Dasar Pemikiran

1. Kaderisasi Partai Politik

Setiap Partai politik baik di luar negeri atau pun di Indonesia

memiliki kader partai masing masing, kader partai tersebut mempunyai

andil besar dalam kesuksesan apakah suatu partai politik tersebut bisa

berjalan dengan baik atau partai tersebut mengalami kemunduran karena

kurangnya kader. Dalam penalaran yang wajar, kader partai adalah anggota

yang menjadi tulang pungung organisasi (partai) politik. Tulang punggung

organisasi secara produk perkaderan dan pengabdian yang berjalan secara

terus menerus dan sistematis hingga seseorang anggota mampu mengemban

kerja-kerja organisasi dan menjalankan aktivitas ke organisasian.

Sigmund Neumann dalam Miriam Budiardjo (2013 : 404), “Partai

Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk

menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui

persaingan dengan suatu golongan atau golongan lain yang mempunyai

pandangan yang berbeda. Pendapat menurut Sigmund, diartikan penyusun

dalam penelitian ini adalah partai politik yakni PPP merupakan organisasi

yang didalamnya terdapat pengurus dan anggota yang mempunyai orientasi

untuk memegang kekuasaan dalam pemerintahan melalui dukungan rakyat

Page 30: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

12

dengan pemilu dan bersaing dengan parpol-parpol yang lain. Penyusun

mengartikan pendapat tersebut bahwa adanya partai politik karena adanya

pemerintahan yang ingin dikuasai lewat segolongan kelompok organisasi

misal seperti PPP.

Menurut Giovanni Sartori dalam Miriam Budiardjo (2013 : 405),

partai politik adalah suatu kelompok politik yang mengikuti pemilihan

umum dan melalui pemilihan umum itu, mampu menempatkan calon-

calonnya untuk menduduki jabatan-jabatan publik. Artinya, untuk bisa

memperoleh dan menempatkan calonnya di kursi jabatan publik harus

melalui pemilu. Begitu pula yang dilakukan PPP sampai sekarang, sehingga

masih tetap eksis dipercaturan politik dan pemilu.

Organisasi partai politik mengorganisasikan anggotanya, baik

individu maupun kelompok, dengan ikatan ideologis. Terdapat suatu sistem

nilai dan tujuan politik yang meyatukan dan menginspirasi cara organisasi

dalam melakukan integrasi. Partai politik adalah organisasi yang mengelola

ideologi. Ideologi tidak hanya ditempatkan sebagai tujuan, tetapi juga ikatan

sosial. Pihak-pihak yang berada dalam tubuh partai atau yang bukan partai

akan melihat kesesuaian ideologi. Kata ideologi dikonseptualisasikan

sebagai studi tentang kondisi dan sejarah pembentukan ide (Stein dalam

Andrew Heywood (2014 : 285)). Ideologi selalu berkaitan dengan hal-hal

yang bersifat pemikiran, abstrak dan konseptual.

Dalam politik dan filsafat melihat bahwa ideologi adalah bagian dari

kekuatan kompleks yang berusaha mempertahankan atau menggantikan

Page 31: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

13

struktur politik (Dion dalam Andrew Heywood (2014 : 279)). Secara lebih

detail Steger dalam Andrew Heywood (2014 : 278) mendefinisikan ideologi

sebagai sutau sistem sebaran ide, kepercayaan (beliefs), yang membentuk

sistem nilai dan norma serta sistem peraturan (regulation) ideal yang

diterima sebagai fakta dan kebenaran oleh kelompok tertentu. Selanjutnya

ketika dikemas untuk mendapatkan kekuasaan dalam masyarakat agar dapat

mempengaruhi kebijakan publik, dapat dikatakan bahwa ideologi tersebut

adalah ideologi politik. Ideologi politik adalah alat atau cara untuk

mendapatkan kekuasaan atau menurut istilah Anthony Downs

mendapatkan suara (getting votes). Penyusun berpendapat bahwa ideologi

merupakan pandangan hidup yang memuat nilai dan norma yang mengatur

suatu masyarakat atau kelompok, dalam hal ini organisasi partai politik

sebagai kelompok politik. Sehingga setiap individu yang merasakan adanya

kesesuaian ideologis antara individu dengan partai politik, pastilah berniat

untuk gabung. Begitu juga sebaliknya, apabila si individu melihat adanya

perbedaaan yang cukup besar antara ideologi mereka miliki dengan suatu

partai politik, dia akan menjauh bahkan “melawan” partai politik tersebut.

Kesesuaian paham dan ideologis antara individu dengan partai politik inilah

yang nantinya membuat partai politik berfungsi sebagai organisasi yang

dapat menstrukturisasi masyarakat.

Pada dasarnya partai politik merupakan cerminan dari masyarakat.

Masyarakat yang kuat secara ideologis akan mempengaruhi partai politik

yang dibentuknya, dengan demikian seharusnya ideologi bagi partai politik

Page 32: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

14

merupakan suatu keniscayaan. Ketika partai politik tidak mempunyai suatu

ideologi maka partai politik tersebut berjalan dengan tidak memiliki

orientasi. Program yang dilaksanakan tidak dapat menyentuh pada aspek

dasar dari filosofi tujuan pendiriannya. Untuk itu bagi partai politik,

ideologi merupakan dasar filosofi dari aktivitas politik mereka. Program-

program yang dijalankan partai politik mengacu pada nilai-nilai dari

ideologi mereka, sehingga ketika partai politik tersebut konsisten dengan

ideologi maka kan lahir program-program yang menjadikan partai politik

tersebut semakin solid. Dalam hal ini terutama program dari kaderisasi

merupakan jantungnya sebuah organisasi, dalam arti disini adalah partai

politik.

Kader partai politik mempunyai tugas dan kewajiban masing masing

yaitu menjaga stabilitas keutuhan partai dan meningkatkan eksistensi dalam

setiap pemilihan umum, pemilihan kepala daerah dan lain-lain. Kader

menjadi tulang punggung partai. Partai tanpa kader tidak bisa jalan dan

akan mengalami kekalahan dalam setiap pemilihan umum, ataupun

pemilihan kepala daerah dan semacamnya. Kader menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah perwira atau bintara dalam ketentaraan: orang

yang diharapkan akan memegang pekerjaan penting dalam pemerintahan,

partai dan sebagainya. Sedangkan pengkaderan adalah proses, cara,

perbuatan mendidik, atau membentuk seseorang menjadi kader (Daryanto,

1998: 289). Pendapat menurut Daryanto (1998: 289), artinya kaderisasi

menjadi sangat penting karena kaderisasi adalah suatu proses untuk

Page 33: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

15

menanamkan tentang seluk beluk organisasi, membentuk kader sesuai

dengan visi misi dan ideologi yang dapat menjadi doktrin bagi kader.

Kaderisasi adalah suatu proses penurunan dan pemberian nilai-nilai,

baik nilai-nilai umum maupun khusus, oleh institusi bersangkutan. Proses

kaderisasi sering mengandung materi-materi kepemimpinan, manajemen,

dan sebagainya, karena yang masuk dalam institusi tersebut nantinya akan

menjadi penerus tongkat-tongkat estafet kepemimpinan, terlebih lagi pada

institusi dan organisasi yang dinamis (Muslihah, 2013: 23). Kaderisasi

adalah jantungnya organisasi, mengingat hal-hal yang urgent dalam

membentuk kader yang berkualitas dan organisasi yang baik ada dalam

proses pengkaderan. Sejalan dengan pendapat Muslihah (2013: 23),

penyusun menyatakan bahwa gagalnya kaderisasi dalam suatu organisasi

maka akan berdampak pada matinya organisasi tersebut, dan hal itu berlaku

sebaliknya.

Proses kaderisasi ada dua macam menurut Rivai (2006: 87) yaitu:

kaderisasi informal dan kaderisasi formal. Dalam kaderisasi informal,

proses yang dilakukan dapat dilihat dari proses kehidupan sehari-hari

manusia di lingkungan masyarakat. Hal ini dilihat dari kehidupan kanak-

kanak hingga remaja dan dewasa sebagai proses pembentukan jati diri,

sehingga memiliki keunggulan dan mampu bersaing dalam setiap aspek

kehidupan bermasyarakat. Dalam kaderisasi informal terdapat beberapa

kriteria atau indikator yang memperlihatkan kelebihannya, yaitu:

a. Berkepribadian positif

Page 34: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

16

b. Gigih

c. Mempunyai loyalitas

d. Mempunyai dedikasi terhadap organisasi

e. Memiliki sifat dan sikap pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai

penentu yang mutlak.

Sedangkan kaderisasi formal, kaderisasi lebih ke arah formal melalui cara

yang sudah direncanakan, bersifat sistematis, terarah, dan berkelembagaan

sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku di dalam organisasi

tersebut.

Proses kaderisasi juga dilakukan melalui pengkaderan berjenjang.

Jenjang pengkaderan ini digunakan untuk membagi materi dan ketrampilan

apa saja yang akan dimiliki oleh peserta kaderisasi sekaligus juga luaran

(outcomes) apa yang akan dihasilkan pada masing-masing jenjang.

a. Kaderisasi Tingkat Pertama

Kecenderungannya lebih menekankan pada aspek internalisasi

ideologi, visi dan misi parpol. Kaderisasi pada tingkat pertama biasa

bertujuan untuk membangun budaya dan konsolidasi partai politik pada

peserta kaderisasi. Selain internalisasi nilai-nilai partai politik, pada

tingkat ini proses kaderisasi juga dipergunakan untuk membekali

anggota partai mengenai ketrampilan manajerial dan tata kelola partai

yang bersifat sederhana. Manajerial partai bersifat teknis seperti

menyelenggarakan rapat, perencanaan program, pelaksanaan program,

kampanye, penggalangan dan hal-hal lainnya terkait dengan tata kelola

Page 35: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

17

partai. Kaderisasi pada tingkat pertama ini biasanya dilakukan juga

pelatihan tentang masalah kepemimpinan, strategi pemenangan pemilu,

komunikasi dengan media dan juga public speaking yang bersifat

sederhana. Kaderisasi untuk tingkat pertama ini ditujukan untuk anggota

parpol atau sayap partai yang akan diproyeksikan menjadi pengurus

partai di tingkat kabupaten/kota dan/atau anggota DPRD di tingkat

kabupaten/kota, serta kepala daerah tingkat kabupaten/kota. Bagi kader

yang diproyeksikan menjadi pengurus partai atau anggota badanbadan

perwakilan ada tingkat kabupaten/kota maka perlu diberikan tambahan

pembekalan mengenai menerapkan fungsi pengawasan, anggaran dan

legislasi, melakukan lobi, komunikasi politik, serta pembuatan

kebijakan dan evaluasi kebijakan sesuai prinsip-prinsip akuntabilitas di

tingkat kabupaten/kota.

Dengan demikian peserta kaderisasi tingkat pertama ini

diharapkan memahami dan menguasai materi-materi, antara lain

sebagai berikut:

1) Dasar-dasar ideologi partai politik;

2) Sejarah partai politik;

3) Aturan-aturan internal (AD/ART) partai politik;

4) Tata kelola partai politik di tingkat kabupaten/kota;

5) Dinamika dan isu-isu kontemporer yang berkembang di tingkat

kabupaten/kota;

Page 36: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

18

6) Hubungan antara partai politik dan pemerintah di tingkat

kabupaten/kota;

7) Masalah kepemimpinan dan tingkat lokal;

8) Masalah kepemiluan di tingkat lokal (kabupaten/kota) beserta

strategi pemenangannya;

b. Kaderisasi Tingkat Madya

Kaderisasi tingkat madya ini bisa dirancang untuk menghasilkan

pengurus partai tingkat propinsi dan/atau anggota DPRD tingkat

propinsi serta Kepala Daerah tingkat propinsi outcome-nya pengurus

tingkat provinsi, anggota DPRD dan kepala daerah tingkat propinsi.

Pada kaderisasi jenjang ini biasanya para kader lebih banyak dibekali

ketrampilan terkait dengan pemenangan pemilu seperti ketrampilan

komunikasi politik, kepemimpinan, komunikasi interpersonal terkait

mobilisasi massa, keterwakilan politik dan problem solving skill,

pembuatan kebijakan, termasuk strategi-strategi kampanye. Pada

kaderisasi jenjang madya, durasi dan kurikulum modul biasanya lebih

detail dengan presentasi peningkatan kapasitas dan ketrampilan

manajerial terkait pemenangan pemilu, baik di lembaga perwakilan

rakyat maupun pemerintahan daerah jauh lebih banyak ketimbang

internalisasi.

Kaderisasi budaya partai dan konsolidasi partai. Dalam kaitan

peningkatan ketrampilan manajerial, kaderisasi tingkat madya biasanya

diperuntukkan untuk meningkatkan ketrampilan tentang kontribusi

Page 37: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

19

parpol dalam pemenangan pemilu, selain urusan tata kelola parpol untuk

tingkat propinsi. Setelah dilakukan kaderisasi tingkat madya ini para

peserta diharapkan mampu menguasai:

1) Tata kelola partai politik di tingkat propinsi

Tata kelola partai politik ditingkat propinsi dimaksudkan

sebagai tata kelola yang berorientasi pada struktur kerja dan

pengaturan partai politik, antara tingkat propinsi (DPW) dan tingkat

kabupaten (DPC), serta partai politik dengan masyarakat.

Mendasarkan pada judul penelitian ini, yaitu kaderisasi partai

politik dalam mengupayakan kualitas ideologi maka tata kelola

partai politik mengarah pada proses pengkaderan partai politik.

Penyusun menjelaskan tata kelola partai politik antara Propinsi

(DPW) dengan Kabupaten (DPC) terdapat sinergi yang saling

berkesinambungan, khususnya dalam proses pengkaderan.

Kabupaten melakukan pendidikan kader jenjang pertama kemudian

di Propinsi pendidikan kader jenjang Madya.

Tata kelola partai politik dengan masyarakat dilaksanakan

melalui pendekatan kader partai dengan masyarakat untuk

mengenalkan ideologi. Selain itu, kedekatan dengan masyarakat juga

bisa memberikan nilai positif bagi kader partai pada hasil suara di

pilkada maupun pemilu.

Page 38: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

20

2) Dinamika dan isu-isu kontemporer yang berkembang di tingkat

propinsi

Isu-isu tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas

ideologi partai ataupun meningkatkan kuantitas/jumlah kader.

Tujuan lainnya untuk meningkatkan mutu dan kapasitas pendidikan

kader yang lebih baik di tingkat propinsi. Selain itu, bisa juga terkait

isu-isu dalam menjaga stabilitas dan eksistensi partai politik di

tingkat propinsi.

3) Problem solving skill terkait dengan kebijakan di tingkat propinsi

Pengertian problem solving menurut Purwanto (1999:17)

dalam website presenta.co.id, yakni suatu proses menghadapi

stategi, cara atau teknik tertentu dengan tujuan agar keadaan tersebut

dapat dilalui sesuai dengan keinginan yang ditetapkan. Menurut

Gulo (2002:111) dalam website presenta.co.id, problem solving

adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan

memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara

menalar. Skill diartaikan sebagai keterampilan, sehingga Problem

Solving skill adalah keterampilan dalam memecahkan masalah atau

biasa disebut dengan solusi dari masalah.

Pentingnya kaderisasi partai ialah untuk menciptakan kader

yang bisa memecahkan masalah dengan solusi, terutama dalam

kebijakan publik yang dibuat pada tingkat propinsi. Keterampilan

Page 39: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

21

ini penting, mengingat kebijakan hadir sebagai solusi untuk

mengatasi masalah yang ada dalam partai politik dan masyarakat.

4) Proses pembuatan kebijakan di tingkat propinsi

Menurut Heclo (1977) dalam website Pendidikan.co.id,

kebijakan ialah cara bertindak yang sengaja dilaksanakan untuk

dapat menyelesaikan masalah-masalah. Sependapat dengan Heclo

(1977), Anderson (1979) dalam website Pendidikan.co.id,

berpendapat bahwa kebijakan ialah serangkaian tindakan yang

memiliki tujuan tertentu yang wajib untuk diikuti dan dilakukan oleh

para pelakunya dalam memecahkan suatu masalah.

Mendasarkan pendapat diatas, kebijakan dalam proses

pembuatnnya diperlukan prosedur supaya dapat menjadi kebijakan

yang menyelesaikan masalah. Kebijakan direncanakan agar tetap

berorientasi pada kaderisasi partai politik dalam mengupayakan

kualitas ideologi. Sehingga, dalam prosses pembuatan kebijakan

tersebut menghasilkan output yang bermanfaat bagi kader partai dan

outcome kualitas ideologi partai.

5) Hubungan antara partai politik dan pemerintah di tingkat propinsi

Hubungan partai politik dan pemerintah di tingkat propinsi

merupakan bentuk relasi yang dijalin oleh partai politik dan

pemerintah. Hubungan ini juga akan mempermudah partai politik

dalam mengenali dan memahami permasalahan-permasalahan yang

Page 40: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

22

terjadi di pemerintahan propinsi, sehingga ketika partai politik

menempatkan wakilnya di pemerintahan, wakil-wakil dari kader

partai tersebut dapat memberikan solusi dari permasalahan

pemerintahan.

Hubungan antara partai politik di tingkat propinsi juga

sebagai sarana memudahkan komunikasi pemerintah dengan partai

politik sebagai aktor politik yang juga mendukung berjalannya

pemerintahan di tingkat propinsi.

6) Masalah kepemimpinan

Malayu S.P Hasibuan dalam website seputarilmu.com,

kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi

bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja produktif untuk

mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, kepemimpinan

diartikan penyusun sebagai konsep umum tentang pemimpin,

dimana pemimpin adalah seorang yang memberikan pengarahan dan

pengaruh kepada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota untuk

mencapai suatu tujuan bersama dalam suatu organisasi. Hal itu

berlaku pula pada partai politik, maka kepemimpinan dalam partai

politik mempunyai peran penting.

Pemimpin partai politik haruslah seseorang yang lahir dari

kader partai yang paham dan berpegang teguh pada ideologi partai.

Kedepan pemimpin tersebut dapat menggunakan kepemimpinanya

Page 41: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

23

untuk mempertahankan eksisitensi partai dengan kepemimpinan

yang bijaksana dan berideologis.

7) Masalah kepemiluan di tingkat propinsi beserta strategi

pemenangannya

Ujung tombak dari kaderisasi partai politik baik ditingkat

Kabupaten maupun di tingkat Propinsi bahkan se-tingkat nasional

adalah hasil dari pilkada maupun pemilu. Masalah kepemiluan

merupakan masalah yang sangat urgent dan membutuhkan perhatian

seluruh kader partai politik. Masalah kepemiluan merupakan hal

yang wajib dibahas disemua partai politik, terlebih strategi

pemenangannya. Semua partai politik hadir untuk dapat menjadi

pemenang dalam kontestasi politik demi meraih kekuasaan di

panggung percaturan politik. Kekuasaan merupakan hal yang

mutlak untuk diperjuangkan partai politik. Proses perjuangan

tersebut membutuhkan kader-kader partai yang loyal, ideologi partai

yang berkualitas guna meraih kemenangan dalam pilkada maupun

pemilu. Partai politik perlu melaksanakan kaderisasi partai politik

dengan mengupayakan kualitas ideologi partai yang bisa menjadi

dasar dan marketing politic partai tersebut.

c. Kaderisasi Tingkat Utama

Kaderisasi tingkat utama diperuntukan bagi calon pengurus

parpol, anggota legislatif tingkat pusat, serta calon presiden dan wakil

Page 42: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

24

presiden. Pada kaderisasi tingkat utama ini selain masalah internalisasi

nilai-nilai partai, pengetahuan tentang masalah kepemiluan baik yang

menyangkut masalah regulasi maupun strategi pemenangan pemilu,

juga diberikan pengetahuan manajerial yang menyangkut pemahaman

tentang masalah-masalah dan isu-isu pada skala nasional dan global,

pemahanan tentang kebijakan partai di tingkat nasional, lingkungan

strategis internasional serta pemahaman mengenai sistem ekonomi,

hukum, pemerintahan, hubungan internasional. Pemahaman hal-hal

tersebut juga dibarengi dengan peningkatan ketrampilan kader dalam

hal komunikasi politik, lobbying, kepemimpinan.

Ketrampilan kepemimpinan dan komunikasi politik khususnya

terkait dengan jenjang kaderisasi tingkat utama ini meliputi:

keterampilan interpersonal yang terkait dengan komunikasi publik,

persoalan-persoalan representasi dan problem solving skill untuk

persoalan-persoalan di tingkat nasional, kemampuan untuk membuat

kebijakan di DPR dan pemerintahan, kemampuan manajemen waktu,

serta peningkatan pengetahuan tentang teknologi informasi khususnya

berhubungan dengan masalah-masalah kepemiluan dan pembuatan

kebijakan yang di dalamnya juga menyakut persoalan relasi media.

Melalui kaderisasi tingkat utama ini diharapkan peserta kader memiliki

kemahaman dan ketrampilan tentang :

Page 43: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

25

1) Tata kelola partai politik di tingkat nasional;

2) Dinamika dan issu-issu kontemporer yang berkembang di tingkat

nasional;

3) Problem solving skill terkait dengan kebijakan di nasional;

4) Proses pembuatan kebijakan di nasional;

5) Hubungan antara partai politik dan pemerintah di tingkat nasional

dan global;

6) Masalah kepemimpinan dan kemampuan komunikasi interpersonal;

7) Masalah kepemiluan di tingkat nasional beserta strategi

pemenangannya;

8) Hubungan dengan media massa;

9) Ketrampilan negosisai dan lobbying;

10) Pemahaman lingkungan strategis internasional;

11) Pemahaman mengenai sistem ekonomi, hukum, pemerintahan, serta

hubungan internasional.

Mendasarkan pada penjelasan jenjang pengkaderan diatas, yang

penyusun kutip dari buku panduan rekrutmen dan kaderisasi partai

politik ideal di Indonesia, 2016 sesuai dengan studi kasus penelitian ini,

penyusun menggunakan pengkaderan pada jenjang kaderisasi tingkat

madya di PPP DPW DIY.

Melalui jenjang pengkaderan tersebut, penyusun untuk

sementara bisa menggarisbawahi bahwa kaderisasi adalah sebuah proses

penurunan nilai melalui pelatihan dan pendidikan khusus yang bertujuan

Page 44: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

26

mempertahankan kelangsungan sebuah lembaga atau organisasi dengan

meregenerasi kader-kader yang diharapkan dapat membawa perubahan

positif dalam mencapai tujuan serta menguatkan dan mempertahankan

ideologi yang menjadi pandangan dan landasan organisasi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Disini kaderisasi menjadi suatu hal yang perlu

diperhatikan dan dijaga proses pengkaderannya untuk memperoleh

maslahat organisasi karena proses regenerasi kader merupakan bagian

yang mutlak adanya dalam kelangsungan sebuah organisasi,

terhambatnya proses regenerasi jangka panjang akan dapat

mempengaruhi kinerja organisasi dalam visi dan misi serta ideologi

yang dibawa organisasi tersebut.

Proses pengkaderan atau kaderisasi yang dilakukan oleh parpol

terhadap anggota partai calon kader merupakan kelanjutan dari fungsi

parpol, yaitu fungsi edukasi (pendidikan). Parpol sejatinya dalam

menjalankan fungsi pendidikan politik tidak boleh pilih kasih hanya

kepada anggota saja tetapi juga kepada semua warga negara. Setiap

anggota parpol belum tentu otomatis menjadi kader partai. Bagi anggota

yang tertarik untuk menjadi kader partai, terlebih dahulu haruslah

mengikuti proses seleksi untuk menjadi kader. Kemudian setelah lulus

seleksi, anggota tersebut harus mengikuti proses pengkaderan yang

dilakukan oleh parpol dalam rangka pelaksanaan fungsi pendidikan

politik. Selama mengikuti proses pengkaderan, calon kader itu akan

mendapatkan pendidikan politik kader.

Page 45: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

27

Pendidikan politik kader bertujuan untuk meningkatkan kualitas

kader sebagai calon pelanjut kepemimpinan partai dan kehidupan

organisasi. Pendidikan politik lebih berorientasi kepada pemantapan dan

pengembangan program partai serta penguatan ideologi bagi para kader

partai. Fungsi partai politik sebagai edukasi (pendidikan) kader ini

berkaitan erat dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik

kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan nasional yang

lebih luas. Untuk kepentingan internalnya, setiap partai butuh kader-

kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian ia

dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan lebih besar untuk

mengembangkan diri. Dengan mempunyai kader-kader yang lebih baik,

partai tidak akan sulit menentukan pemimpinnya sendiri dan

mempunyai peluang untuk mengajukan calon untuk masuk kebursa

kepemipinan nasional.

Kuantitas individu dan massa sangat dibutuhkan partai politik

dalam setiap acara pemilihan, baik itu pemilu maupun pilkada bahkan

pilpres dalam memenangkan pemilihan tersebut. Dalam mencapai masa

yang banyak dibutuhkan kualitas kader yang ber-ideologi kuat dengan

ideologi partai, karena melalui proses pengkaderen menghasilkan

kualitas individu yang nantinya menjadi seorang tokoh yang kuat.

Ketokohan sesorang mampu menarik simpatisan dari masyarakat yang

nantinya menjadi lumbung suara dalam setiap pemilihannya.

Page 46: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

28

F. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai kaderisasi partai politik

dalam mengupayakan kualitas ideologi partai, khususnya pada kaderisasi

tingkat Madya Partai Persatuan Pembangunan DPW DIY, diantaranya :

1. Proses penanaman nilai-nilai pada kader partai mengenai tata kelola

partai politik di tingkat propinsi yang berorientasi untuk mengupayakan

kualitas ideologi partai

2. Proses pemahaman dalam menghadapi dinamika dan isu-isu

kontemporer yang berkembang di tingkat propinsi khususnya dalam

mengupayakan kualitas ideologi partai

3. Proses pemahaman terkait Problem solving skill pada kader terkait

dengan kebijakan di tingkat propinsi dalam mengupayakan kualitas

ideologi partai

4. Proses penanaman nilai-nilai terkait proses pembuatan kebijakan di

tingkat propinsi yang berorietasi untuk mengupayakan kualitas ideologi

partai

5. Proses penanaman nilai-nilai terkait hubungannya antara partai politik

dengan pemerintah di tingkat propinsi yang berorientasi pada kualitas

ideologi partai

6. Proses penanaman nilai-nilai terkait masalah kepemimpinan di tingkat

propinsi yang berorientasi pada ideologi partai

7. Proses pemahaman masalah kepemiluan di tingkat propinsi beserta

strategi pemenangannya yang berorientasi pada kualitas ideologi partai.

Page 47: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

29

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif, dimana penelitian deskriptif yaitu untuk

memberikan data yang seteliti mungkin. Data yang dikumpulkan bisa

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian,

laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk

memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Penelitian yang

menggunakan penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk memberikan

data yang menggambarkan kemudian dianalisis untuk menjawab

permasalahan yang ada. Sehingga dalam penelitian ini penyusun

mencoba mendeskripsikan atau menggambarkan dan menjelaskan

bagaimana kaderisasi PPP dalam meningkatkan kualitas kader.

Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif

kualitatif yaitu ingin mendeskripsikan dan menentukan makna serta

pemahaman mendalam atas permasalahan berdasarkan latar sosialnya,

seperti sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya dalam hal penelitian

ini khususnya pada sosial politik yang berhubungan dengan PPP.

Deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau melukiskan realitas

sosial yang kompleks yang ada di masyarakat. Deskriptif kualitatif pada

umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus. Format

deskriptif kualitatif studi kasus tidak memiliki ciri seperti air (menyebar

di permukaan), tetapi memusatkan diri pada satu unit tertentu dari

Page 48: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

30

berbagai fenomena. Dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini

amat dapat mendalam dan data yang menjadi pertimbangan dalam

penelitian model ini. Karena itu, penelitian ini bersifat mendalam,

sehingga untuk mencapai maksud ini peneliti membutuhkan waktu yang

relatif lama.

2. Unit Analisis

Adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus/komponen yang diteliti

a. Subjek penelitian, adalah target dalam penelitian yang memiliki

spesialisasi bidang tertentu yang ditetapkan penyusun dalam

penelitian berupa pemahaman terhadap dunia politik khususnya

kepartaian, memahami mengenai Partai Persatuan Pembangunan

serta dapat memberikan informasi seputar dinamika partai politik

khususnya PPP, yang selanjutnya dipelajari dan ditarik kesimpulan

oleh penyusun. Subjek dalam penelitian ini adalah kaderisasi DPW

PPP DIY.

b. Objek

Penentuan objek dalam penelitian ini bertujuan agar mendapatkan

data yang valid mengenai kejadian ataupun peristiwa yang terjadi

pada saat meneliti dilapangan untuk mendapatkan data yang aktual.

Objek dalam penelitian ini adalah Partai Persatuan Pembangunan

(PPP) DPW Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 49: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

31

c. Informan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, informan adalah orang

yang memberi informasi, orang yang menjadi sumber data dalam

penelitian; narasumber. Berikut adalah daftar informan yang

menjadi target yang dituju oleh peneliti dalam penelitian ini :

1. Pengurus DPW PPP Daerah Istimewa Yogyakarta :

a) Amin Zakaria, Ketua DPW PPP DIY

b) Bambang Prasetya, Wakil Ketua Pimpinan Majelis

Pertimbangan DPW PPP DIY

c) Maksum Amrulloh, Wakil Ketua Pimpinan Majelis Pakar

DPW PPP DIY

d) Joko, staf pembantu Wakil Ketua Bid. Teknologi dan

Informasi DPW PPP DIY

2. Tokoh Politik terutama dari PPP

a) Sugiyatno, Anggota DPRD Sleman

b) Toto Yuwono, Pengurus GPK Daerah Istimewa Yogyakarta

c) Iman Ghozali, Kader Penggerak Hamka dan Laskar daerah

Bantul dan Kota Yogyakarta

3. Pengamat Politik

a) Jaka Triwidaryanta, Dosen Ilmu Politik Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

b) Andriyanto, Dosen dan Penasehat Politik PPP

Page 50: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

32

d. Teknik Pengambilan Informan

Teknik pengambilan informan dalam penelitian ini adalah

purposive, penyusun sebagai peneliti memilih informan menurut

kriteria tertentu yang telah ditetapkan, diantaranya informan dalam

bidang politik, informan yang memahami dinamika PPP khususnya

DPW PPP DIY dan informan yang menjadi tokoh PPP.

Pertimbangan kriteria ini dimaksudkan bahwa orang-orang tersebut

dianggap tahu sehingga memudahkan penyusun ketika melakukan

penelitian dan menjelajahi objek atau situasi politik yang diteliti.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

a. Teknik Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2010:266) menyatakan observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan para ilmuwan hanya dapat

bekerja berdasarkan data yaitu, fakta mengenai dunia kenyataan

diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering

dengan bantuan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-benda

yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh

(benda luar angkasa) dapat di observasi dengan jelas.

Berdasarkan definisi diatas maka observasi merupakan

pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data

Page 51: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

33

atau gambaran yang jelas dari objek penelitian yang berhubungan

dengan masalah yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan

teknik observasi untuk mengetahui secara langsung apa yang

terdapat di lapangan

b. Teknik wawancara

Wawancara menurut Esterberg dalam Sugiyono (2010:231)

adalah pertemuan dua orang bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

wawancara terstruktur dan penentuan informan di tentukan secara

purposive. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara

adalah kegiatan tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan

untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),

ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumentasi yang

berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumentasi yang berbentuk karya misalnya seni, yang dapat

berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Teknik dokumentasi

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.

Page 52: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

34

Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi berupa data-data

yang berkaitan dengan profil PPP khususnya PPP DPW Daerah

Istimewa Yogyakarta, data-data dari surat kabar yang mendukung

penelitian ini serta data-data terkait foto wawancara yang dilakukan

peneliti.

4. Teknik Analisis Data

Setelah penyusun mengumpulkan data yang diperlukan, maka

langkah selanjutnya adalah pembahasan dan analisis. Data yang telah

terkumpul kemudian dianalisa untuk mendapatkan data yang benar-

benar dapat dipercaya. Menurut Nasir (1988: 419), analisis data adalah

pengelompokan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta

menyingkatkan data sehingga mudah dibaca. Yang berarti

menggolongkan data dalam pola atau kategori, untuk memberi makna

terhadap hasil analisis. Data yang terkumpul, baik berupa literatur

maupun hasil penelitian lapangan diolah dan disusun secara kualitatif

kemudian dianalisis secara interpretatif yaitu analisis yang sistematis

mengenai fenomena atau kejadian sosial melalui observasi manusia

seacra terperinci dan langsung supaya bisa memperoleh pemahaman dan

interpretasi mengenai dunia sosial mereka.

Dalam penelitian interpretatif teori yang akan digunakan untuk

memahami data sangat mungkin berubah. Waktu ke lapangan bisa jadi

kita mempunyai teori yang kta bayangkan akan kita gunakan dalam

analisis. Tetapi, sangat mungkin ketika dilapangan, data yang dapat

Page 53: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

35

dikumpulkan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Arah penelitian

kita bisa berubah dan ini tidak masalah dalam analisis interpretasi.

Tujuan intrepretatif adalah menganalisis realita sosial itu terbentuk.

Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang

menghasilkan data intrepretatif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

orang-orang yang diamati.

Kemudian analisis data tersebut dilakukan dengan proses teknik

analisis data yang dikemukakan oleh Miler dan Huberman mencakup tiga

kegiatan yang bersamaan: (1) reduksi data (2) penyajian data, dan (3)

penarikan kesimpulan.

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,

pengabstraksian dan pentrasformasian, data kasar dari lapangan. Proses

ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir.

Pada awal misalnya: melalui kerangka dasar pemikiran, permasalahan,

pendekatan, pengumpulan data yang diperoleh. Selama pengumpulan

data, misalnya membuat ringkasan, kode, mencari tema-tema menulis

memo dan lain-lain. Reduksi merupakan bagian dari analisis, fungsinya

untuk menajamkan menggolongkan mengarahkan, membuang yang

tidak perlu dan mengorganisasi sehingga interprestasi bisa ditarik.

Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-

benar valid.

Page 54: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

36

b. Penyajian data

Adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.

Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif matriks, grafik,

jaringan, dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca

dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu, sajiannya harus tertata secara

baik. Penyajian data juga merupakan bagian dari analisis, bahkan

mencakup pula reduksi data. Dalam proses ini peneliti

mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi kategori atau kelompok

satu, kelompok dua, kelompok tiga, dan seterusnya. Masing-masing

kelompok tersebut menunjukan tipologi yang ada sesuai dengan

rumusan masalahnya. Masing-masing tipologi terdiri atas sub-sub

tipologi yang bisa jadi merupakan urutan-urutan, atau prioritas kejadian.

c. Pengambilan kesimpulan atau verifikasi

Pengambilan kesimpulan hanyalah bagian dari satu kegitan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data harus diuji

kebenaran dan kesesuainnya sehingga validitasnya terjamin. Langkah

selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan “temuan

baru” yang berbeda dari temuan yang sudah ada.

Page 55: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

37

BAB II

PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

A. Sejarah

Partai Persatuan Pembagunan (PPP) didirikan tanggal 5 Januari 1973,

sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, yaitu Partai Nadhlatul Ulama,

Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII),

dan Partai Islam Perti. Fusi ini menjadi simbol kekuatan PPP, yaitu partai yang

mampu mempersatukan berbagai faksi dan kelompok dalam Islam. Untuk itulah

wajar jika PPP kini memproklamirkan diri sebagai Rumah Besar Umat Islam.”

PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat

Partai Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok persatuan

pembangunan, semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu

adalah;

1. KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama;

2. H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Ketua Umum Partai Muslimin

Indonesia (Parmusi);

3. Haji Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII;

4. Haji Rusli Halil, Ketua Umum Partai Islam Perti; dan

5. Haji Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR.

PPP berasaskan Islam dan berlambangkan Ka’bah. Akan tetapi dalam

perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, PPP pernah

Page 56: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

38

menanggalkan asas Islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai

dengan sistem politik dan peratururan perundangan yang berlaku sejak tahun

1984. Pada Muktamar I PPP tahun 1984 PPP secara resmi menggunakan asas

Pancasila dan lambang partai berupa bintang dalam segi lima. Setelah

tumbangnya Orde Baru yang ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto

tanggal 21 Mei 1998 dan dia digantikan oleh Wakil Presiden B.J.Habibie, PPP

kembali menggunakan asas Islam dan lambang Kabah. Secara resmi hal itu

dilakukan melalui Muktamar IV akhir tahun 1998. Walau PPP kembali

menjadikan Islam sebagai asas, PPP tetap berkomitemen untuk mendukung

keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 5 AD

PPP yang ditetapkan dalam Muktamar VII Bandung 2011 bahwa: Tujuan PPP

adalah terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, sejahtera lahir

batin, dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila di bawah rida Allah Subhanahu Wataala.

Ketua Umum DPP PPP yang pertama adalah H.Mohammad Syafaat

Mintaredja, SH yang menjabat sejak tanggal 5 Januari 1973 sampai tahun 1978.

Selain jabatan Ketua Umum pada awal berdirinya PPP juga mengenal

presidium partai yang terdiri dari KH.Idham Chalid sebagai Presiden Partai,

H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Drs.H.Th.M.Gobel, Haji Rusli Halil

dan Haji Masykur, masing-masing sebagai Wakil Presiden.

PPP telah memiliki legitimasi politik dan memiliki kepemimpinan serta

struktur organisasi dari DPP, DPW, DPC, PAC dan Ranting, serta basis

konsituen yang mapan dan solid. PPP merupakan partai terbuka bagi seluruh

Page 57: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

39

umat Islam dengan dukungan politik dari ormas, pondok pesantren, dan umat

Islam secara keseluruhan.

Untuk memperjelas dan mengenal PPP lebih jauh, penyusun juga

melengkapi profil PPP dengan identitas partai politik Islam diantara simbol

Kab’ah yang dikenal sebagai identitas PPP. Simbol Kab’ah ini pula yang

menjadi dasar bagi PPP dalam menjalankan visi dan misi serta perjuangan

partai. Hal ini sesuai dengan makna symbol Kab’ah bagi PPP, diantaranya

adalah sebagai berikut :

(Gambar 1.1 Logo Partai Persatuan Pembangunan)

1. Makna Lambang Ka’bah

Lambang Ka’bah adalah simbol pemersatu umat Islam.

Lambang Ka’bah adalah simbol kesatuan arah perjuangan umat Islam

yang merupakan hasil istikharah ulama

Page 58: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

40

2. VISI dan MISI

a) Visi

“Terwujudnya masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT dan

negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral,

demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap

HAM, menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan dan

keadilan sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman.”

“PPP menjadikan Islam dan Keindonesiaan merupakan satu

kesatuan, yang menjunjung tinggi rahmatan lil alamin sebagai

landasan perjuangannya. Oleh karena itu PPP mengembangkan

nilai-nilai ukhuwah Islamiyah, memperkokoh persatuan dalam

bingkai ukhuwah wathoniyah, dan memperhatikan nilai–nilai

universal dan hak-hak kemanusiaan sebagai persaudaraan dan

ukhuwah insaniyah”

b) Misi (Khidmat Perjuangan)

(1) PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan

membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama,

mengembangkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama

muslim). Dengan demikian PPP mencegah berkembangnya

faham-faham atheisme, komunisme/marxisme/leninisme, serta

Page 59: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

41

sekularisme, dan pendangkalan agama dalam kehidupan bangsa

Indonesia.

(2) PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia

dan kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya

dengan memperhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai

ajaran Islam, dengan mengembangkan ukhuwah basyariyah

(persaudaraan sesama manusia). Dengan demikian PPP

mencegah dan menentang berkembangnya neo-feodalisme,

faham-faham yang melecehkan martabat manusia, proses

dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya kekerasan.

(3) PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman,

mempertahankan dan memperkukuh persatuan dan kesatuan

bangsa dengan mengembangkan ukhuwah wathaniyah

(persaudaraan sebangsa). Dengan demikian PPP mencegah dan

menentang proses disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial

yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia yang ber-

bhineka tunggal ika.

(4) PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan

mengembangkan kehidupan politik yang mencerminkan

demokrasi dan kedaulatan rakyat yang sejati dengan prinsip

musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan demikian PPP

mencegah dan menentang setiap bentuk otoritarianisme,

Page 60: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

42

fasisme, kediktatoran, hegemoni, serta kesewenang-wenangan

yang mendzalimi rakyat.

(5) PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya dalam

rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridlai

oleh Allah SWT, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.

Dengan demikian PPP mencegah berbagai bentuk kesenjangan

sosial, kesenjangan ekonomi, kesenjangan budaya, pola

kehidupan yang konsumeristis, materialistis, permisif, dan

hedonistis di tengah-tengah kehidupan rakyat banyak yang

masih hidup di bawah garis kemiskinan.

3. 6 Prinsip Perjuangan

a. Prinsip Ibadah: Berupaya mendasari perjuangannya dengan prinsip

ibadah yang seluas- luasnya, untuk mencapai keridhoan Allah SWT,

sehingga seluruh kegiatan berpolitik merupakan keterpanggilan

untuk beribadah;

b. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Berusaha menumbuhkan

keberanian dalam menegakkan kebenaran dalam kehidupan

masyarakat, dan menentang pembusukan politik (political decay)

yang mengakibatkan kemungkaran yang lebih dalam;

c. Prinsip kebenaran, kejujuran, dan keadilan: Berupaya sungguh-

sungguh agar senantiasa berpihak pada kebenaran melawan

kebathilan. Kejujuran untuk mengemban amanah rakyat, dan

Keadilan untuk menghilangkan kedzaliman dan diskriminasi;

Page 61: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

43

d. Prinsip Musyawarah: Dengan musyawarah dapat dipelihara sikap

saling pengertian, saling menghargai, dan menumbuhkan

tanggungjawab bersama;

e. Prinsip Persamaan, Kebersamaan, dan Persatuan: Dengan prinsip

ini, diharapkan akan terwujud sikap egaliter, kebersamaan, dan

terhindar dari bahaya dis-integrasi, dan perpecahan;

f. Prinsip Istiqomah: Sikap konsisten mewajibkan kader-kader partai

agar bersikap gigih, kokoh, teguh pendirian, dan selalu konsisten

dalam memperjuangkan aspirasi rakyat berdasarkan nilai-nilai

kebenaran, dan keadilan.

B. Struktur Organisasi

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Daerah

Istimewa Yogayakarta mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari

Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris. Dalam struktur organisasi

tersebut wakil ketua terbagi menjadi beberapa bidang sama halnya dengan

wakil sekretaris. Untuk mengetahui selengkapnya nama-nama pengurus dan

bidang-bidangnya bisa dilihat di lampiran. Berikut penyusun sajikan bagan

susunan pengurus harian DPW PPP DIY masa bakti 2016-2021 :

Page 62: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

44

Gambar 1.2 Susunan Pengurus Harian DPW PPP DIY

Aka b

WAKIL KETUA

(WaKa)

Sekretaris

1. Waka bid. Organisasi, kenaggotaan

dan kaderisasi

2. Waka bid. Agama dan dakwah

3. Waka bid. Advokasi hUkum dan

HAM

4. Waka bid. Pengelolaan zakat, infaq,

shadaqah dan wakaf

5. Waka bid. Teknologi dan informasi

6. Waka bid. Komunikasi dan hubungan

media

7. Waka bid. Pemenangan pemilu dan

koordinator cabang

8. Waka bid. Pengembangan koperasi

dan kewirasahaan

9. Waka bid. Pendidikan dan

kebudayaan

10. Waka bid. Kesehatan dan

kesejahteraan

11. Waka bid. Pemberdayaan perempuan

dan perlindungan anak

12. Waka bid. Pemuda dan olahraga

13. Waka bid. Pariwisata

14. Waka bid. Ekonomi dan UMKM

15. Waka bid. ESDM

16. Waka bid. BUMD

17. Waka bid. Perdagangan dan Industri

1. Wasek bid. Organisasi,

keanggotaan dan kaderisasi

2. Wasek bid. Agama dan dakwah

3. Wasek bid. Advokasi hokum dan

HAM

4. Wasek bid. Hubungan antar

lembaga

5. Wasek bid. Pengelolaan zakat,

infaq, shadaqah dan wakaf

6. Wasek bid. Teknologi dan

informasi

7. Wasek bid. Komunikasi dan

hubungan media

8. Wasek bid. Pemenangan pemilu

dan koordinator cabang

KETUA

Terdiri dari Wakil Sekretaris

(WaSek)

Terdiri dari

Page 63: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

45

Dari bagan diatas, penyusun dapat menguraikan mengenai tugas

pokok dan fungsi dari masing-masing pengurus harian tersebut, diantaranya

:

1. Ketua

a. Tugas Pokok Ketua :

1) Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan

organisasi dalam pelaksanaan seluruh kegiatan DPW

PPP DIY

2) Memimpin rapat – rapat pengurus, baik rapat khusus atau

rapat umum yang diikuti semua unsur pengurus harian

DPW PPP DIY

3) Mewakili DPW PPP DIY untuk membuat

persetujuan/kesepakatan dengan pihak lain setelah

mendapatkan kesepakatan dalam kegiatan rapat.

4) Mewakili DPW PPP DIY untuk menghadiri acara

tertentu atau agenda lainnya

5) Bersama-sama Sekretaris / wasek menandatangani surat-

surat yang berhubungan dengan sikap dan kebijakan

DPW PPP DIY, baik bersifat ke dalam maupun ke luar.

6) Bersama-sama Sekretaris dan wasek merancang agenda

mengupayakan pencarian dan penggalian sumber dana

bagi aktifitas operasional dan program partai

Page 64: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

46

7) Memelihara keutuhan dan kekompakan seluruh

pengurus DPW PPP DIY

8) Mengoptimalkan fungsi dan peran wakil ketua bidang

agar tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja organisasi

b. Fungsi Ketua :

1) Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam

pimpinan DPW PPP DIY

2) Merumuskan kebijakan untuk pengembangan partai.

3) Mengkoordinasikan kegiatan dan pengembangan partai.

4) Bertanggung jawab terhadap seluruh Keputusan

Musyawarah dan melaksanakan program kerja sebaik-

baiknya dengan seluruh jajaran pengurus pusat

partai/DPP

5) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada

hasil Musyawarah Partai

2. Wakil Ketua

a. Tugas Pokok Wakil Ketua

1) Mengkoordinasikan dan mewakili kepentingan

organisasi di seluruh divisi dalam bidang yang berada

dalam kepengurusannya.

Page 65: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

47

2) Mewakili ketua apabila berhalangan untuk setiap

kegiatan DPW PPP DIY maupun kegatan parati yang

relevan dengan bidang kepengurusannya

3) Merumuskan segala kebijakan di seluruh divisi di bawah

Bidang dalam kepengurusannya

4) Mengawasi seluruh penyelenggaraan program kegiatan

di seluruh divisi di bawah bidang dalam

kepengurusannya.

b. Fungsi Wakil Ketua

1) Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam bidang

kepengurusan

2) Merumuskan kebijakan untuk pengembangan program

partai dalam bidang kepengurusan

3) Mengkoordinasikan kegiatan dan pengembangan divisi

di bawah bidang kepengurusannya

4) Bertanggung jawab terhadap seluruh Keputusan

Musyawarah dan melaksanakan program kerja sebaik-

baiknya dengan seluruh jajaran pengurus DPW PPP DIY

5) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang

dipandang perlu menurut kepentingan dan

perkembangan partai

6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada

Ketua

Page 66: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

48

3. Sekretaris

a. Tugas Pokok Sekretaris :

1) Melaksanakan pengelolaan Administrasi kesekretariatan

dan Melakukan koordinasi antar pengurus dan antar

kelembagaan.

2) Bersama Ketua Membuat Surat Keputusan dan Rencana

Kerja DPW PPP DIY

3) Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan dan

ketentuan organisasi di bidang administrasi dan tata kerja

partai untuk menjadi kebijakan DPW PPP DIY

4) Mengawasi seluruh penyelenggaraan aktifitas organisasi

di bidang administrasi dan tata kerja dan menghadiri

rapat-rapat DPW PPP DIY dan rapat –rapat lainnya.

5) Memfasilitasi kebutuhan jaringan kerja internal DPW

PPP DIY antar bidang

6) Menjaga dan memelihara soliditas kepengurusan melalui

konsolidasi internal dan menejemen konflik yang

representatif.

b. Fungsi Sekretaris :

1) Melakukan pengelolaan administrasi kesekretariatan,

korespondensi dan kearsipan.

2) Melakukan pengelolaan inventaris serta pengadaan

kebutuhan kesekretariatan.

Page 67: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

49

3) Mengkoordinasikan kegiatan antar pengurus dengan

pengurus, pengurus dengan DPW PPP DIY , pengurus

dengan pihak luar

4) Membuat laporan periodik kegiatan DPW PPP DIY

5) Mempersiapkan dan mengkoordinasikan kepanitiaan

dan persiapan teknis lainnya untuk kegiatan organisasi

6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua

sesuai dengan kepentingan dan perkembangan DPW PPP

DIY

7) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada

Ketua

4. Wakil Sekretaris

a. Tugas Pokok Wakil Sekretaris :

1) Mewakili sekretaris apabila berhalangan terutama untuk

setiap aktifitas kesekretariatan dan tata kerja DPW PPP

DIY

2) Bersama Sekretaris mengawasi seluruh penyelenggaraan

kegiatan di bidang administrasi dan tata kerja dan

menghadiri rapat-rapat DPW PPP DIY dan rapat lainnya.

3) Membuat risalah dalam setiap pertemuan/ rapat-rapat

baik rapat pengurus DPW PPP DIY maupun rapat

umum.

Page 68: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

50

4) Merumuskan, mengusulkan dan mendokumentasikan

peraturan dan data yang berkaitan dengan atribut dan

asset yang tidak bergerak untuk mendukung kepentingan

DPW PPP DIY baik internal maupun eksternal.

5) Mengusulkan dan memfasilitasi kebutuhan DPW PPP

DIY dalam pengadaan akomodasi, logistik dan travel.

b. Fungsi Wakil Sekretaris :

1) Membantu Sekretaris melakukan pengelolaan

administrasi kesekretariatan, korespondensi dan

kearsipan.

2) Membantu Sekretaris melakukan pengelolaan inventaris

organisasi serta pengadaan kebutuhan kesekretariatan.

3) Membantu Sekretaris mengkoordinasikan kegiatan antar

pengurus dengan pengurus, pengurus dengan DPW PPP

DIY, pengurus dengan pihak luar

4) Membantu Sekretaris membuat laporan periodik

kegiatan DPW PPP DIY

5) Membantu Sekretaris mempersiapkan dan

mengkoordinasikan kepanitiaan dan persiapan teknis

lainnya untuk kegiatan DPW PPP DIY

6) Membantu Sekretaris melaksanakan tugas lain yang

diberikan oleh Ketua sesuai dengan kepentingan dan

perkembangan DPW PPP DIY

Page 69: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

51

7) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada

Ketua.

Mendasarkan pada judul penelitian ini, penyusun akan menyajikan

informasi yang terkait dengan kaderisasi PPP, dimana pada bidang ini ada

wakil ketua bidang organisasi, keanggotaan dan kaderisasi yang

mempunyai tugas pada bidang pengkaderan partai. Data yang penyusun

sajikan diantaranya adalah daftar GPK (Gerakan Pemuda Kab’ah) dibawah

naungan DPW PPP DIY. GPK sendiri adalah sayap pemuda PPP yang juga

sebagai basis massa pengkaderan PPP, diantaranya :

1. Kota Yogyakarta

a) Brigade Elite Hizbulloh Kampung Jogokariyan

b) Brigade JOXZIN Karangkajen

c) Brigade Al-Qassam Kleringan, Jetis

d) Brigade Gazza

e) Brigade Patekah Brigpath

f) GPK/ HAMKA Gazak

g) HAMKA FiiSabilillah Kotagede

h) BARIKADE (Barisan Kab’ah Kotagede)

i) HAMKA INFIFADA Kotagede

j) HAMKA KABILAH Kotagede

k) HAMKA IQRO Kotagede

l) HAMKA LACAK Umbulharjo

m) HAMKA GREEN ZONE Kotagede

Page 70: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

52

n) HAMKA Nitikan

o) HAMKA PERTAGIS (Pertahanan Agama Islam) Lempuyangan

p) HAMKA PERKASA, Suronatan

q) HAMKA KAUMAN

r) HAMKA Serengan

s) GPK SINGO KAGOL

t) SRIKANDI GPK HAMKA

u) Brigade HAMZAH

v) GPK Kota Jogja

w) HAMKA DARWIS Mabes, Warungboto, Umbulharjo

x) GPK GAWAN BAYI Kauman, Pakualaman

y) HAMKA BANI ZAIN, Kotagede

z) HAMKA SEPARATIS, Tamansiswa

2. Kabupaten Sleman

a) GPK Hamas Sleman

b) HAMKA FiiSabilillah, Cangkringan

c) GPK Santri Nekad, Sleman

d) HAMKA dan GPK Sajam (Serdadu Jihad Mlagi) Patok Negara,

Mlagi Sleman

e) HAMKA Asykar Janka Dausat Patok Negoro, Plosokuning Sleman

f) Brigade Sor Jambu Brisoj, Sleman

g) Brigade Izudin Al-Qassam Jln. Magelang Km 14,5 Sleman

h) Brigade Islam Tentara ALLAH BAITULLOH

Page 71: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

53

i) Brigade Muslim Elite (BME) Sleman

j) GPK Merapi, Sleman

k) KOMPI BHOROT (Komando Pembela Islam) Gejayan, Sleman

l) GPK ASHAABUL KHAFI, Sleman

m) GPK MACAN LORENG

n) GPK ZUFAR

o) GPK PASTIBARAK, Berbah

p) GPK PASER (Pasukan Etan Pasar Stan) Maguwoharjo

q) GPKBASOEKA Banyuraden. Gamping

r) GPK SANTANA, Godean

s) GPK CIA, Sleman

t) GPK GHADAFFI

u) HAMKA 16

v) HAMKA ALI BIN ABI THALIB

w) Laskar BMK, Sleman

x) GPK FATAHILLAH, Sleman

y) HAMKA FADILLAH Pereng Ndawe Balecatur, Gamping

z) GPK IZROIL, Berbah

aa) GPK Ndhas Clenk, Sleman

bb) GPK Kalasan

3. Kabupaten Bantul

a) Hamka El Bouraq, Banguntapan

b) HAMKA Krapyak, Gorok, Krapyak Bantul

Page 72: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

54

c) Brigade Sorban Hitam, Bantul

d) Brigade GAPRAK (Gabungan Prajurit Kab’ah) Sedayu, Bantul

e) Brigade Simpatisan Kab’ah (BRISIK) Bantul

f) HAMKA Kasihan, Bantul

g) GPK AL-HAIDAR Srandakan, Bantul

h) Laskar ARAFAT Bukan macam tamil wonokromo, Pleret

i) Laskar Suara Jihad

j) Laskar TALIBAN

k) HAMKA PANGLIMA, Bantul

l) HAMKA SAIFULLAH

m) GPK MUZAFIR, Sedayu Bantul

n) Laskar ABABIL Bantul Selatan

o) HAMKA AL-KIZAM eks KUTIS IJO, Sedayu

p) GPK BISMILLAH

q) Laskar AL FATAH, Sewon

r) Laskar Hajar Aswad, Kasihan

4. Kabupaten Kulonprogo

a) HAMKA HAMZAH Lendah, Kulonprogo

b) GPK GHE-MAX (GEMAK) Kokap

c) GPK Macan Proliman, Wates

d) GPK MAFIOSO

e) GPK Batas Kota

f) GPK MACAN ADIKARTO

Page 73: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

55

5. Kabupaten Gunungkidul

a) GPK JAZIRAH Purwosari, Gunungkidul

b) Brigade JOXZIN, Wonosari

C. HASIL PEROLEHAN SUARA PEMILU LEGISLATIF DPW PPP

DIY

Hasil perolehan suara merupakan data penting yang sebaiknya

disajikan penyusun sebagai pelengkap data-data yang lain. Selain itu, hasil

perolehan suara pileg (pemilu legislatif) yang penyusun sajikan dalam kurun

waktu 3 periode terakhir pileg ini merupakan hasil perolehan suara yang

dapat dijadikan perbandingan dengan melihat kondisi politik yang saat ini

terjadi di DPW PPP DIY. Berikut hasil perolehan suara pileg PPP, penyusun

sajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Hasil Perolehan Suara Pemilu Legislatif PPP DPRD

Propinsi DIY

No Tahun Pemilu

Legislatif

Jumlah

Perolehan

Suara

Jumlah Kursi

1 2009 6.815.581 1

2 2014 8.157.488 4

3 2019 6.323.147 1

Sumber: Arsip Pemilu KPU Propinsi DIY

Berdasarkan dari hasil perolehan suara pileg sesuai tabel diatas,

penyusun dapat menjelaskan bahwa hasil perolehan suara yang diperoleh

DPW PPP DIY dengan dinamika politik yang terjadi di DPW PPP DIY saat

ini. Pileg tahun 2009 PPP hanya mampu mengirimkan 1 wakilnya duduk di

DPRD Propinsi DIY, sedangkan pada pileg 2014 PPP mengalami kenaikan

perolehan suara yang signifikan hingga mampu menempatkan 4 wakilnya

Page 74: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

56

di lembaga DPRD Propinsi DIY. Selepas tahun pemilu 2014 hingga

menjelang pemilu 2019 terjadi perseteruan dalam internal PPP tidak

terkecuali DPW PPP DIY, sehingga kondisi ini menyebabkan hasil yang

kurang memuaskan pada pileg 2019 karena PPP hanya mampu

menempatkan 1 wakilnya di DPRD Propinsi DIY. Artinya, konflik internal

yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama dan berlarut-larut ini

menyebabkan PPP khususnya di DPW PPP DIY mengalami penurunan

hasil pemilu.

D. SARANA DAN PRASARANA DPW PPP DIY

Sarana dan prasarana sebagai fasilitas yang dipakai dalam

mendukung berlangsungnya kegiatan ataupun aktivitas partai, maka

keberadaannya sangat diperlukan. Keberlangsungan setiap kegiatan partai

sangat didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Diantara

sarana dan prasarana yang dimiliki oleh DPW PPP DIY adalah :

1. Gedung Pertemuan

Rapat, musyawarah, seminar dan berbagai acara yang diselenggarakan

DPW PPP DIY dengan peserta yang cukup banyak biasanya

dilaksanakan di gedung pertemuan yang berada di kantor DPW PPP

DIY. Fungsi lain dari gedung pertemuan juga diperuntukkan ketika

menyambut tamu yang jumlahnya banyak. Biasanya tamu-tamu yang

studi banding di kantor DPW PPP DIY dalam jumlah banyak tidak

Page 75: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

57

ditempatkan diruang tunggu tamu melainkan di gedung pertemuan yang

berada diarea kantor.

2. Kantor

Beralamat di Jl. Tentara Rakyat Mataram, Bumijo, Kecamatan Jetis,

Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, kantor DPW PPP DIY

menjadi pusat kegiatan bagi pengurus partai. Selain itu kantor juga

memberikan informasi, memberikan pelayanan dan komunikasi bagi

yang membutuhkan dan merupakan tempat bertemunya pengurus partai

dan kader-kader partai dari berbagai daerah pada suatu waktu tertentu.

Kantor DPW PPP DIY memiliki fasilitas diantaranya ruang pegawai

administrasi yang mengurusi segala keperluan adminitrasi partai, ruang

tunggu tamu, lobby, tempat parkir dan kantin disebelah selatan. Lokasi

kantor yang strategis membuat kantor DPW PPP DIY mudah dijangkau

dan ditemui. Berada di pinggir jalan, dengan bendera partai menjadi

penanda kantor tersebut. Selain itu simbol lain yang juga sebagai

identitas partai adalah warna hijau yang mewarnai tembok kantor adalah

bagian dari pengenalan PPP kepada masyarakat.

3. Masjid

Identitas partai yang paling menonjol adalah Islam. Kab’ah

menunjukkan bahwa Islam merupakan ideologi PPP, maka dari itu

sudah selayaknya untuk mengenalkan PPP ke masyarakat dibutuhkan

sarana dan prasarana yang identik dengan Islam yaitu masjid. DPW PPP

DIY menyediakan masjid yang cukup besar, bersih dan nyaman tidak

Page 76: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

58

hanya bagi pengurus dan anggota-anggota partai melainkan juga bagi

pengunjung yang datang ke kantor. Masjid juga digunakan sebagai

sarana untuk mengadakan kegiatan kaderisasi partai, biasaya berupa

pengajian dan sholat berjamaah.

E. DINAMIKA POLITIK DPW PPP DIY

Bila berbicara mengenai dinamika PPP, mak tidak terlepas dengan

sejarah berdirinya partai ini, yang mana merupakan salah satu produk

pembangunan orde baru. Bahwa salah satu politik pemerintah orde baru

adalah adanya ide penggabungan (fusi) partai. Maka demi merealisasikan

gagasan fusi alias penggabungan dalam salah satu partai politik, para

pemimpin keempat (NU, Parmusi, PSII dan Perti) terus mengadakan

pertemua. Akhirmya pada pertemuan di kediaman Mintaredja, S.H, tanggal

5 Januari 1973, tercetuslah kesepakan bersama untuk mengadakan fusi

partai-partai Islam dalam suatu partai politik baru dengan nama Partai

Persatuan Pembangunan.

Memasuki Era Reformasi, PPP dihadapkan pada suasana kehidupan

politik yang berubah. Salah satu yang paling mencolok adalah maraknya

pembentukakna partai politik yang berciri Islam, yaitu berasaskan,

bersimbol serta berusaha mengedepankan nilai-nilai Islam. Kehadiran

partai-partai Islam baru diantaranya PKB, PNU, PKU, PBB, PK, PAN, PUI,

kehadiran partai-partai Islam tersebut tentu saja menjadi factor penting

dalam mengurangi basis sosial yang dimiliki sebelumnya. Seperti kaum

tradisional yang pada era sebelumnya bergabung di partai ini cenderung

Page 77: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

59

akan pulang ke komunitas aslinya di partai-partai Islam tradisional, hal yang

sama akan dilakukan pula oleh kelompok Islam modernis, mereka akan

lebih bersemangat lagi keluar dari PPP apabila di partai-partai baru itu lebih

disediakan dan dijanjikan posisi yang menguntungkan.

Dalam beberapa dekade isu pemberitaan yang hangat

diperbincangkan adalah persoalan politik ketetanegaraan yang berkaitan

dengan sosok figure pejabat Negara, partai politik dan kebijakan politik

suatu pemerintahan. Isu ini sering mewarnai dinamika partai politik dan

pemerintah. Salah satu berita yang cukup menarik perhatian khalayak

adalah pemberitaan tentang dualisme kepemimpinan PPP khususnya

dualisme kepemimpinan di DPW PPP DIY.

Tahun 2014 adalah masa-masa keterpurukan PPP, pada saat

menjelang pemilihan Presiden PPP mengalami konflik dualisme

kepemimpinan antara kubu Romahurmuzi dan kubu Suryadharma Ali atau

Djan Ali yang hingga tahun 2016 tak kunjung mendapatkan titik

penyelesaian hingga sekarang. Hal itu berawal pada saat Suryadharma Ali

menjatuhkan pilihannya untuk bergabung pada Koalisi Merag Putih (KMP)

yang tidak disepakati oleh seluruh anggota. Masing-masing pihak yang

berseberangan tidak ada yang mau mengalah , hingga akhirnya hanya salah

satu kubu yang mendapatkan mandate yang sah, sementara yang lain tetap

tidak mengakui kubu yang disahkan tersebut.

Page 78: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

60

Begitu pun yang terjadi di DPW PPP DIY, dualisme kepemimpinan

tersebut juga terjadi ditandai dengan terbentuknya PPP Khittah yang

merupakan gerakan moral dan gerakan mengoreksi penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi di PPP dari kedua kubu yang bertikai.

Terbentuknya PPP Khittah didasari dengan tiga misi perjuangan yaitu

mengembalikan partai sebagai pembawa aspirasi umat Islam. Kedua,

membentengi moral agar NKRI tidak sekuler dan ketiga adalah membangun

NKRI agar kebijakan pemerintah tidak keluar dari nilai-nilai yang sudah

digariskan. Hadirnya PPP Khittah dan digawangi dengan Tamam Achda

dan Syukri Fadholi juga dilatarbelakangi karena ketidakrelaan para kader,

ketika PPP saat ini dijalankan secara pragmatis. Dinamika perkembangan

politik PPP dewasa ini khususnya di DPP PPP menyebabkan DPW PPP DIY

kemudian mendeklarasikan PPP Khittah sebagai protes dan jalan untuk

meluruskan kebijakan yang bertentangan dengan jati diri partai berlambang

Kab’ah tersebut.

Perkembangan PPP Khittah dalam pilihan politiknya mendasarkan

pada asumsi-asumsi ideologis bukan pragmatisme. Hingga sekarang kondisi

dualisme kepemimpinan masih menyelimuti DPW PPP DIY. Belum adanya

islah atau rekonsilasi akbara yang dilakasanakan untuk meredakan hingga

menyelesaikan persoalan dualisme kepemimpinan yang terjadi.

Page 79: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

61

F. PELAKSANAAN KADERISASI DPW PPP DIY

Selain data-data mengenai profil dan gambaran umum DPW PPP DIY,

penyusun juga menyertakan data mengenai pelaksanaan kaderisasi yang

berhubungan dengan data-data kegiatan DPW PPP DIY dalam

melaksanakan kaderisasi di tingkat Provinsi.

Tabel 1.2 Rencana Kegiatan Kaderisasi DPW PPP DIY

No Jenis Kegiatan Waktu

Pelaksanaan

Tempat

Pelaksanaan

Target

Peserta

1. Latihan

Kepemimpinan

Kader Dasar

(LKKD)

Oktober/November Gedung

Pertemuan DPW

PP DIY

Seluruh

Kader

yangtelah

mengikuti

LKKD

tingkat DPC

2 Rapat/Pertemuan

Pengurus

Setiap bulan 1kali Kantor DPW PPP

DIY

Pengurus

DPW PPP

DIY

3 Pertemuan

Pengurus dengan

Kader Partai/GPK

3 Bulan sekali Kantor DPW PPP

DIY

Pengurus

DPW PPP

DIY,

pengurus

GPK, relawan

partai

Page 80: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

62

4 Seminar

Pendidikan

Politik/Lokakarya

Politik

Desember Gedung

Pertemuan DPW

PPP DIY/

Ballroom Hotel

yang

direkomendasikan

Seluruh

kader,

relawan,

simpatisan

partai

5 Harlah PPP Januari Kantor DPW PP

DIY

Pengurus,

kader,

relawan partai

6 Pengajian Akbar Bulan Peringatan

hari-hari besar

umat Islam

Masjid DPW PPP

DIY

Pengurus,

kader,

relawan partai

dan

masyarakat

umum

7 Musyawarah

Wilayah

Juli/Agustus Gedung

Pertemuan DPW

PPP DIY/

Ballroom Hotel

yang

direkomendasikan

Pengurus

DPW PPP

DIY, kader

partai,

relawan

partai, tokoh

PPP

Sumber : Hasil olah data penyusun, 2020

Page 81: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

116

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Siti. 2018. Skripsi. Ideologi dan Pola Rekritmen Kader Dewan Pimpinan

Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Provinsi Sumatra

Utara, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.

Budiardjo, Miriam, 2013, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: CV. Prima Grafika.

Budiman, Ali. 2015. Skripsi. Strategi Partai Politik berbasis masa Islam dalam

menaikkan suara pada Pemilihan Umum 2014, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Daryanto, M. 1998. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Firmanzah. 2011. Mengelola Partai Politik, Komunikasi dan Positioning Ideologi

Politik di Era Demokrasi. Jakarta: Penerbit Yayasan Pustaka

Obor Indonesia.

Heywood, Andrew, 2014, Politik,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Joko, Tri. 2015. Skripsi. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Ideologi Islam,

Universitas Riau.

Muninggar, Wening. 2017. Skripsi. Pendidikan Kader Madya Sebagai Model

Kaderisasi terhadap Pelembagaan Partai di tingkat Lokal,

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta.

Muslihah. 2013. Skripsi. Kaderisasi Mubalighoh melalui Pelatihan; Pesantren

ditengah Arus Ideologi-ideologi Pendidikan, IAIN Walisongo

Semarang.

Nasir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Ningsih, Lilik Dwi. 2016. Skripsi. Pola Kaderisasi Nahdhatul Ulama (NU) Dalam

Membangun Kepemimpinan di Kabupaten Ponorogo,

Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Nofiard, F. Pola Kaderisasi Kepemimpinan Pambakal (Kepala Desa) di Desa

Hamalau Kanupaten Hulu Sungai selatan. Jurnal Ilmu Politik

dan Pemerintahan Lokal. Vol. II, No. 2, Juli-Desember 2013 :

266-267

Nur, Zain. 2007. Skripsi. Kondisi Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten

Sukoharjo Tahun 1987-2004, Universitas Negeri Semarang.

Rikho, Wira. 2014. Skripsi. Politik Identitas Partai Islam, Universitas Maritim

Raja Ali Haji Tanjung Pinang.

Rivai, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raya

Grafindo Persada.

Sandro, Akbar. 2011. Skripsi. Sistem Pengkaderan dikalangan Partai Islam,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Santoso, Listiyono. 2003. Dekontruksi Ideologi Negara, Yogyakarta: Ning-Rat.

Page 82: KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM MENGUPAYAKAN …

117

Suhaimi, Else. Pola Rekruitmen Politik Berdasarkan Ideologi Partai Politik dalam

Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Nurani. Vol. 18, No. 1, Juni

2018 : 105-124.

Subiyanto, Ibnu. 2014. Pemimpin Berkaki Rakyat: Membangun Parpol Berbasis

Kader.Yogyakarta: Galang Pustaka

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Taufik. 2014. Skripsi. Elektabilitas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada

Pemilu 2014 DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sumber lain :

Buku Ke-PPP-an, DPC PPP, 2013

Buku Panduan Rekrutmen & Kaderisasi Partai Politik Ideal di Indonesia, Jakarta,

2016

Website :

Bisnis.com

Kompas.com

Wikipedia.com

HarianMerapi.com, diakses pada Jum’at, 24 April 2020 pukul 10:58 WIB

Tempo.co, diakses pada Jum’at, 24 April 2020 pukul 11:09 WIB

Gatra.com, diakses pada Jum’at, 24 April 2020 pukul 11:11 WIB

https://presenta.co.id/problem-solving, di akses pada Sabtu, 22 Februari 2020

pukul 17:28 WIB

https://pendidikan.co.id/kenijakan-pengertian-tingkatan-macam-menurut-para-

ahli, diakses pada MInggu, 23 Februari 2020 pukul 08:41 WIB

https://seputarilmu.co.id/2018/12/8-pengertian-kepemimpinan-menurut-para-

ahli-di-dunia.html, diakses pada Minggu, 23 Februari 2020 pukul 09:10 WIB