buku pedoman kaderisasi launching.docx

100

Upload: nizar-muhammad

Post on 19-Jan-2016

171 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx
Page 2: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

KATA PENGANTAR

PRESIDIUM NASIONAL BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

FORUM SILATURAHIM STUDI EKONOMI ISLAM

PERIODE 2010 – 2012

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Tuhan seluruh manusia

yang terdahulu dan yang akan datang. Shalawat dan salam selalu dihaturkan

kepada pemimpin para nabi dan rasul, Muhammad bin ‘Abdullah, dan para

sahabatnya juga kepada orang-orang saleh dan para mujahid yang setia

memperjuangkan risalah-Nya.

FoSSEI sebagai organisasi mahasiswa yang pertama menekuni ekonomi

Islam, kini telah tersebar luas di Indonesia. Sebagai bentuk perwujudan

langkah perjuangannya, Ia telah berusaha menorehkan nuansa perjalanan

ekonomi Islam di negeri ini. Ia bercita-citakan pada suatu tatanan ekonomi

dimana syariat Islam memancang kokoh di dalamnya. Meski, usaha itu masih

belum menampakkan hasil sesuai yang diharapkan kini. Namun

tanggungjawab mensyiarkan ekonomi Islam ini telah menjadi sebuah

keharusan yang dijaga oleh kadernya, hingga ekonomi Islam mampu berdiri

tegak di Indonesia nantinya.

Bedasarkan tanggungjawab yang besar itu, menjadi sebuah

keniscayaan bahwa FoSSEI dituntut untuk mampu mencetak kader-kader

ekonom Islam yang tangguh. Maka munculah tagline “Ekonom Rabbani”

yang menjadi sebuah karakter bagi aktivis ekonomi Islam. Mereka adalah

kader yang memiliki kepakaran akan Islam yang terjiwai dalam diri dan

aplikasi. Dan mereka juga adalah kader yang memiliki kepakaran atas

keilmuan ekonomi Islam sebagai ilmu yang mereka perjuangkan di negeri

ini. Oleh karena itu, diperlukannya pembangunan sebuah system kaderisasi

yang komprehensif yang mampu memunculkan para aktivis yang dicita-

citakan tersebut.

Sistem kaderisasi yang baik untuk kalangan aktivis adalah dimana pada

sistem ini mampu mendukung segala hal, baik dari sisi tsaqafah islamiyah,

Page 3: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

militansi berdakwah, distribusi keilmuan, keorganisasian, softskill, akademik

perkuliah dan tak kalah penting yaitu mampu mempersiapkan kader untuk

pasca kampus. Mengenai sistem kaderisasi FoSSEI yang terbaru ini, dapat

dijumpai dengan adanya konsep “Kompetensi, Profesional, Kontribusi” yang

menarik dan disuguhkan secara gamblang sebagai penyempurna proses

mengkader di FoSSEI.

Pada dasarnya buku ini akan membedah sistem kaderisasi FoSSEI yang

memuat berbagai hal mengenai dasar filosofis kaderisasi, aplikasinya,

hingga sistem evaluasinya serta sarana-sarananya yang menunjang proses

tersebut. Semoga dengan adanya buku ini, mampu menjadi sebuah platform

bersama menuju proses pengkaderan yang berkualitas lebih baik lagi. Dan

dengan adanya buku ini, tentunya kami masih merasa beberapa hal kurang

sempurnaan atas apa yang kami susun disini. Kami berharap hal tersebut

mampu menjadi sebuah sarana belajar bersama dan membudayakan saling

berbagi antar sesama. Mari kita sambut langkah awal yang baik ini dengan

kontribusi nyata kita. Dan semoga para ekonom rabbani Indonesia akan

semakin banyak lagi lahir melauli rahim kaderisasi FoSSEI.

Jazaakumullaahu khairan katsiiraan. Untuk para guru kehidupan yang

membekali dan menasihati kami. Juga untuk saudara-saudara kami, tim

penyusun buku, para alumni FoSSEI, serta pejuang Ekonomi Islam di seluruh

penjuru negeri yang membersamai dalam belajar dan berkontribusi. Semoga

amal dan kerja keras ini diberkahi Allah SWT dan menjadi pemberat amal

timbangan kita.

Aamiin yaa Rabbal ‘alamin

Bumi Allah, 6 Mei 2012

Presidium Nasional V

FoSSEI

Page 4: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

KATA PENGANTAR

TIM PENYUSUN

DEPARTEMEN NASIONAL BIDANG PENGEMBANGAN EKONOM RABBANI

FORUM SILATURAHIM STUDI EKONOMI ISLAM

PERIODE 2010 – 2012

Alhamdulillah, Segala Puji hanya milik Allah Swt. yang senantiasa

menganugerahkan nikmat dan kasih sayang pada makhluk-Nya. Dan nikmat

Tuhanmu yang manakah yang akan engkau dustakan? Maha suci Allah

dengan segala firmannya.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW.

beserta keluarga, sahabat dan para jundullah penerus risalah-Nya.

Salah satu bentuk perkembangan dakwah ekonomi Islam adalah semakin

menjamurnya organisasi yang berkontribusi dalam upaya pengembangan

ekonomi syariah, yang salah satunya adalah FoSSEI. FoSSEI merupakan

organisasi mahasiswa yang Insya Allah melahirkan ekonom rabbani, seorang

aktivis dakwah yang memiliki kemampuan spesialisasi dibidang ekonomi

syariah dan akademiknya namun tetap berwawasan global, baik wawasan

keilmuan, skill organisasi, ke-Islaman dan ke-Indonesian.

Ditengah-tengah banyaknya organisasi ekonomi syariah, FoSSEI harus

memiliki strategi khusus agar tetap bisa melahirkan ekonom rabbani.

Strategi ini adalah pola-pola kaderisasi di dalam FoSSEI yang kemudian kami

mencoba merumuskannya dalam buku pedoman kaderisasi.

Kaderisasi merupakan seni untuk melejitkan potensi kader, memberikan

jalan untuk kader membangun jati dirinya. Dalam kaderisasi FoSSEI, jati diri

yang hendak dibangun adalah jati diri seorang ekonom rabbani. Dalam buku

pedoman ini memang disajikan teknik pengelolaan kader FoSSEI, namun

dalam realisasinya dapat disesuaikan dengan kondisi kaderisasi KSEI,

Page 5: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Regional, dan Nasional. Sehingga dalam penjelasan buku pedoman ini hanya

mengatur hal-hal yang sifatnya mendasar untuk dilakukan, selebihnya

adalah seni bagaimana masing-masing pengelola kaderisasi meramu konsep

kaderisasi yang tepat untuk para kadernya sesuai karakteristik medan

dakwahnya.

Wallahu alam bishowah, harapan kami semoga buku ini bermanfaat. Saran

dan kritik sebagai upaya penyempurnaan buku ini agar selalu relevan

dengan kebutuhan dakwah FoSSEI senantisa kami butuhkan. Semoga Allah

senantiasa menunjuki kita jalan yang lurus, yakni jalan orang-orang yang

telah Allah berikan nikmat dan bukan jalan orang-orang yang Allah murkai

dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. Amin.

Bumi Allah, 6 Mei 2012

Depnas PER FoSSEI

Page 6: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

1.1 Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

Kaderisasi merupakan salah satu faktor penting dalam organisasi. Tanpa

kaderisasi, suatu organisasi tidak akan berjalan dengan baik, sebab sejatinya

kader adalah pembangun organisasi itu sendiri. Pondasi utama dalam

sebuah organisasi yang kokoh adalah kader-kader (pejuang) yang kokoh baik

secara fikriyah, ruhiyah dan jasadiyah. Dari kader yang kokoh suatu

organisasi dapat berkembang dengan baik sehingga esensi dari kaderisasi

amat penting untuk menumbuhkan generasi yang dapat meneruskan nilai-

nilai suatu organisasi. Masa depan FoSSEI hari ini dan esok adalah kondisi

kader FoSSEI hari ini dan esok, karena dari tangan-tangan pejuangnya (kader

FoSSEI) masa depan FoSSEI akan ditentukan.

Menjadi sebuah keniscayaan bahwa FoSSEI dituntut untuk mampu mencetak

kader-kader ekonom rabbani yang tangguh, baik tangguh secara

kemampuan di sisi internalnya maupun di sisi eksternalnya. Dalam berupaya

mensokong hal di atas, maka ada beberapa hal yang perlu ditinjau lebih

mendalam di sistemnya, pembinaannya, kurikulumnya, ataupun

pengawasannya. Dan insyaAllah akan dibahas dalam buku pedoman

kaderisasi ini.

Kebutuhan mencetak kader yang tangguh tidak hanya tercermin dari sisi

ruhiyahnya saja yang kuat dan ataupun keilmuan yang dikuasainya. Maka

berbicara kader FoSSEI kedepan adalah kader yang memiliki spesialisasi

keilmuan yang mendalam namun berwawasan global dengan kapasitas

ruhiyah yang kuat. Oleh karena itu, kader FoSSEI dituntut untuk mengusai

setidaknya dalam beberapa hal berikut, yaitu tentang kepahaman terhadap

agama, keilmuan ekonomi Islam, wawasan keorganisasian dan ketrampilan,

Page 7: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

1.2 Landasan Formulasi

wawasan keilmuan secara global, wawasan keindonesiaan dan peradaban

dunia.

Untuk mengembangkan konsep kaderisasi FoSSEI ini maka akan

dikembangkan dengan adanya konsep KPK (Kompetensi , Professional,

Kontributif), program sertifikasi, dan sistem evaluasi yang komprehensif

untuk melihat secara jelas output hasil dari kaderisasi ini. Uraian buku ini

juga merupakan penyempurna dari pembahasan kaderisasi yang ada di

dalam Buku Manajemen KSEI dan Modul Kaderisasi.

Hanya sistem kaderisasi yang diiringi dengan kedekatan kepada Allah, yang

mampu menghasilkan kader-kader yang ikhlas, militan dan memiliki loyalitas

penuh terhadap dakwah FoSSEI dan dakwah ekonomi syariah. Sehingga apa

yang yang menjadi cita-cita FoSSEI ini bisa terwujud. Jika terdapat banyak

manfaat dalam buku ini, maka itu adalah semata-mata petunjuk dari Allah.

Namun, jika terdapat banyak kekurangan dalam buku ini, maka itu adalah

katerbatasan tim penyusun. Semoga kekurangan kami hari ini dan

pendahulu-pendahulu kami menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya

untuk membangun masa depan FoSSEI yang lebih baik dalam upaya

membumikan ekonomi Islam. Amin.

Latar belakang dibuatnya Buku Pedoman Kaderisasi adalah sebagai sarana

yang komprehensif dalam upaya melakukan pendekatan cara mencapai

karakter ekonom rabbani. Nasehat orang bijak mengatakan, “gagal

merencanakan berarti merencanakan kegagalan”. Oleh karena itu, jika kita

gagal dalam merencanakan sistem kaderisasi yang tepat untuk membangun

karakter ekonom rabbani maka berarti kita merencanakan kegagalan untuk

Page 8: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

tidak terwujudnya karakter ekonom rabbani dalam jiwa kader-kader FoSSEI.

Naudzubillah.

Dalam upaya menyusun sistem kaderisasi yang tepat maka sudah menjadi

sunnatulllah untuk dikembalikan kedalam falsafah dasar dakwah FoSSEI.

Landasan pemikiran formulasi Buku Pedoman Kaderisasi FoSSEI adalah:

Landasan Islam

”Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka

dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat

menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka

yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang

kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu

dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).” (QS. Al-Anfal: 60)

”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman

dan yang mengerjakan kebaikan (amal shaleh), bahwa Dia sungguh akan

menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan

orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan

bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar

mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi

aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak

mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir

setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur:

55)

”Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-

Zikr (Lauh Mahfuz), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku

yang shaleh.” (QS. Al-Anbiya’: 105)

Page 9: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

”Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati,

sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu beriman.” (QS. Ali Imran:

139).

”Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah

wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan bersungguh-sungguhlah di

dalamnya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Maidah: 35).

Landasan Filosofis FoSSEI

Rentang waktu perjalanan berekonomi umat manusia hingga memasuki

abad 21 menghasilkan fenomena perekonomian global. Fenomena ini

dimotori oleh kalangan sosialis dan kapitalis. Pada akhirnya, kalangan ini

belum bisa menjawab permasalahan-permasalahan ekonomi di berbagai

belahan dunia.

Demi menata kembali pondasi ekonomi yang berkeadilan dan dalam rangka

mewujudkan sebuah tatanan kehidupan yang sejahtera, mahasiswa muslim

merasa terpanggil untuk melakukan upaya dalam mengatasi permasalahan

yang ada. Melihat geliat ekonomi Islam yang berkembang dalam 10 tahun

belakang ditandai dengan berdirinya bank syariah, hal ini memberikan

stimulus pada pemikiran mahasiswa untuk mengkaji lebih mendalam dari sisi

ilmiah.

Perkembangan ekonomi Islam dikalangan mahasiswa sudah terlihat sebelum

tahun 2000 dimana terdapat kajian-kajian ekonomi Islam seperti di

Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada,

Universitas Brawijaya, dan beberapa universitas-universitas lainnya di

Indonesia. Lahirnya kelompok kajian di kalangan mahasiswa di beberapa

perguruan tinggi pada akhirnya menyadarkan akan kebutuhan satu wadah

untuk memfasilitasi pergerakan ekonomi islam, wadah tersebut bernama

Page 10: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI). Wujud kebulatan tekad

mahasiswa ekonomi islam se-Indonesia untuk membumikan ajaran islam

dalam bidang ekonomi. Kebulatan tekad itu diimplementasikan dalam wujud

pemberdayaan dan pengembangan sistem ekonomi Islam dalam tataran

teoritis dan praktis. FoSSEI adalah suatu wadah aktualisasi mahasiswa peduli

ekonomi Islam yang berbasis intelektual dan pergerakan dengan

berkarakteristik dakwah, ukhuwah dan ilmiah. (sumber: Handout profil

FoSSEI 2008)

Visi

Membumikan Ekonomi Islam

Misi

1. Memberdayakan dan mengembangkan sistem ekonomi Islam dalam

tataran keilmuan dan aplikasi.

2. Menjalin ukhuwah Islamiyah antara kelompok-kelompok studi ekonomi

Islam dan lembaga sejenis dengan berusaha membangun budaya

Islamiyah, ilmiah dan professional

Tujuan

1. Tercapainya komunikasi yang efektif antar mahasiswa yang peduli dalam

pengembangan dan pengkajian ekonomi Islam.

2. Terwujudkannya wahana aktualisasi diri secara kolektif sebagai wujud

peranan mahasiswa dalam pengembangan wacana ekonomi Islam dalam

tataran teoritis dan aplikasi

Fungsi

1. Sebagai wadah aktualisasi mahasiswa peduli ekonomi Islam yang

berbasis intelektual dan pergerakan.

2. Sebagai wahana pengabdian kepada agama, bangsa dan negara

Page 11: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

1.3 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami dan mengaplikasikan buku pedoman

kaderisasi ini, maka dibutuhkan pemahaman akan kerangka utuh

penyusunan buku ini. Kerangka berpikir itu adalah buku ini terdiri atas tiga

bab yakni Bab I: PENDAHULUAN dan BAB II RERANGKA KONSEPTUAL SISTEM

KADERISASI

Pada BAB I membahas tentang latar belakang penyusunan buku pedoman

kaderisasi, landasan pemikiran formulasi buku pedoman kaderisasi,

sistematika penulisan atau penyajian buku. Kemudian pada BAB II

menjelaskan tentang model kaderisasi FoSSEI yang terdiri atas desain umum

kaderisasi, perangkat pengkaderan, alur pengkaderan dan jenjang

kaderisasi, indeks karakteristik ekonom rabbani (IKER), sarana pengkaderan,

implementasi pengkaderan, dan evaluasi dan sertifikasi kader.

Page 12: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

2.1 Visi dan Misi Pembinaan

BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL SISTEM KADERISASI

Visi pembinaan yang menjadi rerangka dasar di dalam kaderisasi Forum

Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) adalah menjadi organisasi yang

mampu membina dan mengembangkan kader untuk melahirkan Ekonom

Rabbani. Memiliki perangkat kaderisasi yang sistematis dan selaras dalam

upaya mewujudkan kualitas kader yang merata dan seimbang secara

nasional.

Ekonom Rabbani, merupakan kader FoSSEI yang memiliki basis ideologi

Islam yang mengakar, basis pengetahuan dan pemikiran yang mantap dan

ilmiah, memiliki visi peradaban untuk memberikan kontribusi pada

penyelesaian problematika bangsa dan umat Islam didunia, serta mampu

menjadi seorang ulama sebagai pemimpin dunia. Di mana Ekonom yang

dimaksud adalah seorang yang memiliki keahlian secara menyeluruh dalam

bidang ekonomi baik secara praktis maupun teoritis. Sedangkan Rabbani

yang dimaksud adalah hamba yang memiliki pengetahuan dan pemahaman

tentang Tuhannya, yang mengajarkan ilmu yang ringan sebelum yang sulit,

dan memiliki kapasitas keilmuan agama yang komprehensif.

Misi yang diemban oleh FoSSEI dalam mengembangakan kader-kadernya

adalah tidak lain untuk menginternalisasikan Karakteristik Ekonom Rabbani

agar menjadi karakter dasar seluruh kader FoSSEI di manapun dan di level

apapun. Adapun karakteristik Ekonom Rabbani bersumber dari penetapan

profil Ekonom Rabbani yang kemudian diterjemahkan ke dalam komptensi

kritis yang harus dimiliki oleh kader dalam rangka menjadi sosok Ekonom

Rabbani tersebut(lihat tabel i.1). 5 (lima ) profil Ekonom Rabbani sebagai

Page 13: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

capaian sosok yang dituju dari seluruh proses pembinaan dan

pengembangan kader FoSSEI, antara lain:

1. Memiliki Ideologi Islam Yang Kuat

2. Kepribadian Yang Unggul

3. Berkompetensi dan Pemikir Strategis

4. Berkontribusi Pada Pemecahan Problematika Umat dan Bangsa

5. Pemersatu Komponen Bangsa

Sehingga, dari kelima profil itulah Karakteristik Ekonom Rabbani bermula

dan menjadi falsafah dasar pada setiap karakteristiknya. Pada akhirnya,

kader FoSSEI yang telah memiliki 9 (Sembilan) karakteristik Ekonom Rabbani

pada dirinya sebagai seorang individu dan kader FoSSEI sekaligus,

merupakan representasi sosok individu yang telah mumpuni dan memadai

untuk disebut sebagai Ekonom Rabbani.

Tabel i.1

PROFIL EKONOM RABBANI

5 PROFIL

EKONOM RABBANI6 KOMPETENSI KRITIS 9 INDEKS (IKER)

Memiliki ideologi

Islam yang kuat

Pengetahuan Ke-Islam-

an

1. Memiliki aqidah yang

lurus dan sesuai

dengan al-qur’an dan

as-sunnah

2. Mengedepankan

berpikir ilmiah yang

didasari al-qur’an

Kepribadian yang

unggul

Kredibilitas Moral 3. Memiliki karakter yang

kokoh dan mandiri

Page 14: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

4. Kepribadian yang

dinamis, kreatif dan

inovatif

Berkompetensi dan

pemikir strategis

Wawasan ke-Ekonomi

Islam-an dan umum

5. Expert di bidang

spesialisasinya dan

berwawasan global

Kepakaran dan

profesionalisme

6. Seorang yang

mengejarkan ilmu

yang ringan sebelum

ilmu yang sulit-sulit

Berkontribusi pada

pemecahan

problematika umat

dan bangsa

Kepemimpinan

7. Berani tampil sebagai

pelopor perubahan

8. Mampu tampil sebagai

tokoh

9. Mengedepankan

ukhuwah dalam amal

jama’i

Pemersatu

komponen bangsaDiplomasi dan jaringan

Page 15: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

2.2 Menjadi Ekonom Rabbani

Misi FoSSEI atas Visi Pembinaan yang telah menjadi Platform Pengembangan

Ekonom Rabbani dalam mengembangkan kadernya adalah mendorong dan

memfasilitasi setiap kadernya untuk tumbuh secara unik dan berkembang

secara mumpuni dalam mencapai 9 (Sembilan) karakteristik Ekonom

Rabbani tersebut. Penjelasan pada tiap-tiap karakteristik sebagaimana

berikut :

a. Memiliki Aqidah Yang Lurus Dan Sesuai Dengan Al-Qur’an dan As-

Sunnah

Dalam setiap aktivitas muslim, dibutuhkan gerak dakwah yang senantiasa

berlandaskan Al Qur’an dan As-Sunnah. Kedua pedoman tersebutlah yang

dapat membawa muslimin kepada keselamatan. Begitu juga dalam

pengembangan Ekonomi Islam para pembelajar dan penggerak Ekonomi

islam menempatkan Al Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman utama

sehingga setiap aktifitasnya selalu berpedoman pada Al Qur’an. Dalam

penggerakkan Ekonomi Islam akhlak pengusung menjadi modal utama

dalam pengembangan ekonomi Islam. Dengan mempelajari ekonomi Islam,

dapat dipelajari secara maksimal tentang Islam dan ekonomi Islam yang

sesuai dengan Al Qur’an dan As-Sunnah.

Karakteristik ini dapat diterapkan dalam setiap aktivitas belajar ekonomi

Islam di KSEI maupun di FoSSEI melalui perangkat kaderisasi berupa Small

Group Discussion (SGD), mentoring Ekonomi Islam, CSC, atau diskusi belajar

KSEI. Kegiatan SGD ini ditujukan agar bisa merasakan tidak sulitnya belajar

secara otodidak dan belajar yang secara terorganisasi di mana jika kita

belajar secara kelompok, maka motivasi akan mudah meningkat. Indikator

kader yang Memiliki aqidah yang lurus dan sesuai dengan Al-Qur’an dan As-

Sunnah:

Page 16: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

• Tidak behubungan dengan jin

• Setiap perbuatannya berdasarkan Al quran

• Tidak meramal nasib

• Tidak menghadiri majelis dukun

• Tidak meminta berkah selain kepada Allah

• Mengikhlaskan amal untuk Allah

• Mengimani rukun iman

• Beriman kepada nikmat dan siksa kubur

• Menmjadikan setan sebagai musuh

• Tidak mengikuti langkah-langkah setan

• Menerima dan tunduk secara penuh kepada Allah SWT

b. Memiliki Karakter Yang Kokoh Dan Mandiri

Kokoh yang dimaksud disini adalah karakter kader yang memiliki kekuatan,

kematangan dan kedewasaan secara ruhiyah, pemikiran, dakwah ekonomi

islam dan jasad.“Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama

mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak

menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka dijalan Allah, dan

tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh) Allah menyukai orang-

orang yang sabar.” (Q.S. 3:146)

Mandiri dapat diartikan bahwa kemampuan seseorang dalam

mengembangkan diri dan pembelajaran secara mandiri serta dapat

menghasilkan untuk penghidupan pribadinya, tanpa ada ketergantungan

terhadap orang lain. Implementasi dari karakter ini untuk kader FoSSEI

adalah pelaksanaan training kewirausahaan kepada kader yang dapat terjun

langsung dalam pengembangan secara langsung pada KSEI masing-masing.

Sehingga dari hal ini, FoSSEI dapat pula menghasilkan kader yang mandiri

dan tidak mudah bergantung. Hal inilah yang dibutuhkan kelak dimasyarakat

ketika kader FoSSEI lulus dari kuliah. Dengan skill kewirausahaan yang

Page 17: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

mantang dan mempunyai karakter yang kokoh kader FoSSEI akan mudah

berkontribusi kepada masyarakat.

Indikator kokoh ma’nawiyah:

• Ikhlas dalam berdakwah ekonomi islam

• Senantiasa memurnikan aqidah dari bid’ah dan khurafat

• Senantiasa menjaga ibadah-ibadah sunnah

• Senantiasa tawakal kepada Allah

• Senantiasa berdzikir

Indikator kokoh Fikriyah

• Mampu memahami konsep-konsep Ekonomi Islam

• Mampu berbahasa Arab dan Inggris

• Mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip Ekonomi Islam

• Dapat membedakan Ekonomi Islam secara keseluruhan

• Dapat berfikir kritis terahadap fenomena perekonomian saat ini serta dapat

memberikan solusi

• Memiliki wawasan yang luas

Indikator kokoh da’wiyah

• Berpartisipasi dalam perekrutan kader FoSSEI

• Aktif dalm mensosialisasikan ekonomi islam

• Mampu membangun jaringan

Indikator kokoh jasadiyah

• Menjaga penampilan

• Senang berolah raga

• Menjaga kebersihan

• Mengikuti pola hidup sehat

Indikator kemandirian

• Dapat memiliki penghasilan

Page 18: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

• Menerapkan konsep-konsep ekononmi islam dalam memperoleh

penghasilan

• Memberikan solusi terhadap perekonomian saat ini minimal membuat

lapangan kerja

• yang kecil hanya untuk mahasiswa

• Kreatif membuat usaha mandiri

c. Kepribadian Yang Dinamis, Kreatif Dan Inovatif

Pengertian dari dinamis, kreatif dan inovatif adalah perpaduan antara

kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Kader FoSSEI saat ini

membutuhkan karakteristik dinamis, kreatif dan inovatif sebagai modal awal

dalam membangun kepercayaan kepada masyarakat. Modal dasar ini jelas

tidak begitu saja dengan mudah didapatkan. Ciri dari kepribadian yang

dinamis, kreatif, dan inovatif adalah memiliki kemauan yang kuat dalam

memperbaiki diri, peka terhadap sekitar, berminat untuk menggali lebih

dalam, rasa ingin tahu yang tinggi, mendalam dalam berfikir, optimisme

yang tinggi, tidak mudah puas, siap mencoba dan melaksanakan, mampu

bekerjasama, berfikir kritis, imajinatif, melakukan analisis. Dari ciri-ciri di

atas bahwa saat ini Indonesia membutuhkan Sumber Daya Insani yang

memiliki karakter dinamis, kreatif dan inovatif untuk dapat bersaing di era

global di bidang ekonomi syariah, karena saat ini untuk perkembangan

ekonomi syariah membutuhkan jiwa-jiwa dinamis, kreatif serta inovatif.

Maka dari inilah, FoSSEI juga mempunyai peran penting dalam

mengembangkan Sumber Daya Insani tersebut. Implementasinya pada

kaderisasi FoSSEI adalah dengan adanya kuliah informal Ekonomi Islam yang

disertai diskusi dapat menghasilkan kader yang dapat berfikir secara ilmiah

dan kritis. Dalam FoSSEI, terdapat implementasi dari jiwa yang bekerjasama,

yaitu dari kader FoSSEI itu sendiri telah menjadikan kerjasama unsur utama

dalam bekerja seperti jargon FoSSEI tentang ukhuwah. Kreatif dapat pula

dikembangkan dari setiap agenda yang ada di FoSSEI dapat menjadikan

Page 19: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

kader lebih kreatif serta dalam mengatur organisasinya kader juga dapat

memaksimalkan kreativitas yang dimiliki. Sedangkan dari jiwa dinamis kader

FoSSEI senantiasa bergerak untuk perbaikan dan ikut mendakwahkan

Ekonomi Islam, jiwa dinamis ini terbukti dari acara-acara nasional yang

dilakukan oleh FoSSEI seperti Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS), kampanye

nasional, simposium nasional, musyawarah nasional, serta SETT.

Tips untuk lebih dinamis, kreatif dan inovatif :

• Percaya bahwa sesuatu dapat dilakukan

• Hapuskan kata tidak mungkin dari pikiran anda maupun dari kosakata

anda

• Pikirkan sesuatu yang istimewa

• Berpikirlah ke depan lebih baik

• Berprinsip “tidak ada yang tumbuh di dalam diam”sehingga senantiasa

bergerak untuk memperbaiki diri

d. Mengedepankan Berpikir Ilmiah yang Didasari Al-Qur’an

Kader FoSSEI adalah kader yang yang mampu berfikir secara ilmiah yang

berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Hal ini jelas harus dimiliki oleh kader

FoSSEI sebagi kader yang memiliki basis keilmuan di bidang Ekonomi Islam.

Dalam mekanisme penerapan di FoSSEI adalah melalui Temu Ilmiah Nasional

dimana dalam event ini kader difasilitasi untuk menguji kompetensi mereka

tentang Ekonomi Islam. Dalam kehidupan sehari-hari, harapannya kader

FoSSEI juga mengedepankan berfikir ilmiah yang didasari Al Qur’an sehingga

ketika kader FoSSEI mengetahui realita di masyarakat yang kurang benar

terutama dalam bidang ekonomi maka mereka akan mengembalikan kepada

Al Qur’an.

e. Ahli dalam Bidang Spesialisasinya Dan Berwawasan Global

Page 20: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Ahli di bidang spesialisasi dan berwasasan global yang dimaksudkan di sini,

yaitu keluaran yang diharapkan dari hasil pengkaderan FoSSEI adalah kader

FoSSEI memiliki spesialisasi khusus di bidangnya masing-masing seperti

praktisi, ilmuwan serta dibidang keuangan. Proses pembentukan karakter

tersebut adalah dengan pembinaan intensif pada kader FoSSEI melalui

sistem kaderisasi Ekonom Rabbani. Pembinaan tersebut dilasanakan pada

saat kuliah informal serta dievaluasai pada saat SGD Ekonomi Islam. Untuk

menghasilkan kader yang telah terspesialisasi ia harus mengikuti SETT

sebagai gerbang proses spesialisasi Ilmu Ekonomi Islam yang dimiliki kader

sehingga output pasca SETT adalah menjadikan kader yang ahli di salah satu

spesialisasi Ekonomi Islam yang selanjutnya ia dapat menjadi kader yang

siap terjun di masyarakat untuk berkontribusi secara lebih.

Pembentukan kader yang dimulai dengan Diklat Ekonomi Islam akan

menghasilkan kader yang berorientasi kepada pengenalan Ilmu Ekonomi

Islam, orientasi pada keorganisasian, mengembangkan kader Ekonom

Rabbani I untuk aktif di KSEI masing-masing. Di mana untuk pembinaan

Ekonom Rabbani I melalui SGD.

Kemudian setelah ER I melakukan pembinaan hingga pencapaian kelulusan

menuju ER II maka dalam pembentukan ER II ini diharapkan dapat memiliki

jiwa penggerak dalam dakwah ekonomi Islam. Yang selanjutnya dalam

proses pembinaan ER II ini melalui SGD tahap II serta pengembangan potensi

pada kepengurusan regional.

Untuk ER III lebih mengarah pada spesifikasi kerja yang mereka miliki serta

memang diarahkan menjadi trainer Ekonomi Islam yang sesuai

spesifikasinya seperti akademisi, praktisi, maupun keuangan.

f. Seorang Yang Mengajarkan Ilmu yang Ringan Sebelum Ilmu Yang

Sulit-Sulit

Page 21: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Dalam pengembangan Ekonomi Islam menjadi suatu keharusan bagi

penggeraknya untuk mensosialisasikan ekonomi islam serta

mengajarkannya. Setiap kader FoSSEI yang telah mengikuti alur kaderisasi

pada level dua maka ia berkewajiban untuk menjadi pendamping dalam SGD

Kader Level I sehingga setiap kader FoSSEI tidak stagnan dalam mempelajari

Ilmu Ekonomi Islam. Kader

ini mengalami proses belajar dan mengajarkan. Sumber Daya Insani yang

dibutuhkan oleh masyarakat saat ini akan mudah tercapai jikalau estafet

kaderisasi Ekonomi Islam tidak putus. Mereka mengajarkan dimulai dari hal-

hal yang kecil.

g. Berani Tampil Sebagai Pelopor Perubahan

Kader FoSSEI senantiasa menempatkan diri untuk memberikan solusi pada

setiap permasalahan yang ada, sebagai pelopor untuk menggerakkan yang

lain, sebagai pelopor mahasiswa dalam mendakwahkan Ekonomi Islam,

sebagai pelopor perubahan akan pengembangan Ekonomi Islam, dan

sebagai pelopor untuk pembelajaran Ekonomi Islam.

h. Mampu Tampil Sebagai Tokoh

Yang dimaksud mampu menjadi tokoh di sini adalah kader FoSSEI dapat

menjadi teladan bagi sekitar mereka. Karena memang saat ini bangsa kita

membutuhkan tokoh yang dapat memberikan contoh kebaikan bagi

sekitarnya, maka kader FoSSEI diharapkan dapat mengambil peran tersebut,

menjadikan akhlak Ekonomi islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dia tidak pernah ragu dalam menegakkan prinsip-prinsip ekonomi islam

dalam kehidupannya sehari-hari.

Implementasi karakter tersebut dalam FoSSEI adalah setiap kader FoSSEI

pasti akan menjadi pendamping setiap SGD jikalau kader tersebut telah

Page 22: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

mencapai level dua sehingga secara langsung kader FoSSEI dapat menjadi

tokoh teladan karena yang mereka ajarkan dalam SGD tersebut tidak hanya

menyangkut Ekonomi Islam saja akan tetapi mengenai akhlak islami.

i. Mengedepankan Ukhuwah Dalam Amal Jama’i

Mengedepankan ukhuwah dalam amal jama’i ini kader FoSSEI memiliki jiwa

kepekaan sosial serta dapat menjadikan ukhuwah sebagai basic dalam

memperjuangkan Ekonomi Islam melalui FoSSEI karena sesungguhnya

ukhuwah inilah yang dapat menguatkan dan mengkokohkan dakwah kita di

bidang Ekonomi Islam. Setiap aktivitas dalam FoSSEI senantiasa berdasarkan

amal jama’I karena dengan bekerja secara berjamaah akan mendatangkan

keberkahan dari Allah. Banyak cara untuk meningkatkan ukhuwah dapat

berupa kegiatan tatap muka secara langsung dan tidak langsung jika secara

langsung dapat diimplementasikan dalam FoSSEI dan KSEI seperti agenda-

agenda Nasional FoSSEI. Di sinilah event untuk menumbuhkan serta

mempererat ukhuwah.

Dalam rerangka konseptual Platform Pengembangan Ekonom Rabbani,

FoSSEI memfasilitasi kadernya untuk berkembang dengan memanfaatkan

perangkat-perangkat pembinaan yang telah ditetapkan. Beragam jenis dan

bentuk perangkat pembinaan tersebut didasari atas profil Ekonom Rabbani

yang menjadi capaian akhir proses kaderisasi FoSSEI selama masa aktif

kader terlibat di dalam struktural FoSSEI, baik dalam ruang lingkup

perguruan tinggi hingga ruang lingkup kepengurusan nasional. Capaian atau

output yang tervisualisasi dalam 5 (lima) profil Ekonom Rabbani merupakan

hasil dari upaya pematangan 3 (tiga) komponen dasar pada diri seorang

kader, yakni upaya pematangan diri dan kemampuan, pematangan peran,

dan pematangan filosofis. Sehingga, menjadi kewajiban bagi FoSSEI untuk

2.3 Model Kaderisasi

Page 23: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

memfasilitasi agar kader yang telah menyelesaikan studinya di perguruan

tinggi masing-masing dan telah selesai pula masa aktifnya sebagai kader

FoSSEI sekaligus, untuk lebih mudah dalam menilai (assessment) dirinya

(kader) untuk menentukan bentuk kontribusi nyata seperti apa bagi

perkembangan dakwah ekonomi Islam sesuai profesi atau positioning

masing-masing.

Konsep dasar kaderisasi FoSSEI dijabarkan dalam rerangka konseptual

sebagaimana gambar i.1 berikut :

Page 24: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Keterangan : KT : Kader Tingkat

INPUT

KADER

PROSES

Pematangan Filosofis

KT 3

Pematangan peranKT 2

Pematangan diri dan Kemampuan

KT 1

OUTPUT

EKONOM

RABBANI

OUTCOMES

PEDOMAN

Gambar i.1

Rerangka Kaderisasi FoSSEI

Dari Rerangka Kaderisasi FoSSEI sebagaimana gambar di atas, secara lebih

jelas akan dijabarkan apa yang dimaksud “Kader” sebagai poin “Input”,

“Pedoman” sebagai poin “Proses” dalam rangka membingkai kaderisasi

FoSSEI yang akan dilaksanakan FoSSEI dalam lingkup Perguruan Tinggi

hingga lingkup FoSSEI di sturuktur nasional. Pembahasan berupaya pula

untuk dapat memberikan paradigma yang sama mengenai siapa, apa,

mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana kaderisasi FoSSEI itu diterapkan

oleh pengurus-pengurus FoSSEI. Sehingga, pengimplementasian konsep

kaderisasi yang diterapkan oleh FoSSEI secara nasional dapat terstandarisasi

dan efektif untuk melahirkan pribadi-pribadi yang menjadikan dakwah

ekonomi Islam sebagai jalan hidupnya sesuai profesinya masing-masing.

Page 25: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

2.3.1 Mahasiswa (Insan) Sebagai Objek Kaderisasi

Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia sebagai penciptaanNya

yang lain di antara makhluk ciptaanNya. Menyempurnakan bentuknya dan

memuliakan dirinya sebagai makhluk yang menjadi khalifah fil ardh yang

tidak dibebankan kepada makhluk yang lain.

Sebagai makhluk yang termulia,

makhluk yang paling indah bentuk dan

kejadiannya, manusia diberikan

kebebasan memilih dan dapat

membedakan antara yang baik dan

yang buruk. Diberikan kemampuan

untuk mendapatkan ilmu pengetahuan

dan dibekali dengan alat-alat

pendukungnya dalam memperoleh ilmu

pengetahuan tersebut, seeprti

pendengaran, penglihatan, akal

(pikiran), hati dan lisan. Tentunya atas segala kemualiaan dan keindahan

penciptaan itulah Allah SWT memberikan amanah sebagai khalifah di bumi

yang bertugas sebagai pemimpin untuk mengatur bumi berdasarkan

petunjuk dan syariat Allah SWT. Bertugas pula untuk memakmurkan bumi

dan mengelurakan potensi yang terkandung di dalamnya demi

kesejahteraan umat manusia itu sendiri dan makhluk lainnya di bumi.

Menurut M. Saeed Sheikh (1976) di dalam A Dictionary of Muslim Philosophy,

menyatakan bahwa manusia terdiri dari dua substansi. Substansi yang

pertama bersifat materi (badan) dan substansi yang kedua bersifat immateri

(jiwa). Hakikat manusia menurutnya adalah substansi immaterialnya. Hal ini

bersumber dari pengertian al nafs yang memiliki arti sebagai substansi yang

berdiri sendiri karena dipandang bebas dari (tidak terikat pada) badan.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Al Mu’minun 12-14)

Page 26: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Ketinggian dan kesempurnaan manusia diperoleh dengan memfungsikan

substansi immaterial itu, dengan jalan mempertajam daya-daya yang

dimilikinya (Nasution, 1988 : hal 2).

Menyikapi bahwa yang menjadi objek dari kaderisasi FoSSEI adalah manusia,

maka menjadi penting untuk mendefinisikan secara benar hakikat manusia

itu sendiri dan kedudukannya di hadapan Allah SWT. Mengenali secara benar

dan mendalam atas hakikat dan kedudukan tersebut juga akan

memudahkan kita dalam menumbuhkan dan mengembangkan kader agar

setiap kader lebih menyadari hakikat penciptaannya, yakni untuk beribadah

kepada Allah SWT dengan beragam aktivitasnya. Berarti secara jelas kita

menyepakati, bahwa muara dari apapun dan bagaimanapun pembinaan atau

kaderisasi dilakukan, adalah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah

dan semakin giat beribadah. Sehingga, proses kaderisasi yang

diimplementasikan tidak lain hanya untuk mensucikan diri secara kolektif

dan tidak keluar dari syariat yang telah Allah tetapkan.

Pembahasan mengenai mahasiswa yang termasuk generasi muda di dalam

sruktur masyarakat sosial suatu negara, ialah mereka (pemuda) sejak dulu

hingga saat ini merupakan pilar kebangkitan utama. Ia memiliki rahasia

kekuatan yang tidak dimiliki oleh generasi anak-anak maupun generasi

orangtua. Oleh sebab para mahasiswa yang tidak lain adalah intelektual

muda, memiliki kekhasan atas status dirinya sebagai pemuda. Ia (pemuda)

mengakumulasi serangkaian dan beragam potensi untuk dapat

memanifestasikan apa yang menjadi basis pemikirannya untuk

diimplementasikan di dunia nyata, bagi masyarakatnya secara umum. Ia

(pemuda) memiliki keimanan yang teguh, kekuatan fisik yang kuat, dan

pemikiran yang matang. Sebab ia berjalan di muka bumi dengan fitrah

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan dirinya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

(Asy Syam : 9 – 10)

Page 27: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

kemanusiaannya, bekerja di dunia dengan asas keislamannya, dan berfikir

dalam relung-relung pikirannya dengan tuntunan Rabbnya. Yang dengan

bekal itulah, ia mampu menjadi pelopor kebangkitan umat di tengah

keterpurukannya. Dan alangkah bahagianya jika para mahasiswa yang juga

sebagai generasi muda, termasuk ke dalam golongan yang dimaksud dalam

surat Al Kahfi ayat 13, “Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda

yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka

petunjuk.”

Al Ghazali di dalam Mi’raj Al Salikin, menggambarkan manusia terdiri dari al

nafs, al ruh, dan al jism, yang ketiganya menjadikan manusia khas di antara

makhluk ciptaan Allah lainnya. Al ruh yang dimaksud Al Ghazali adalah

panas alami (al hararat al ghaziriyyat) yang mengalir pada pembuluh-

pembuluh nadi, otot-otot dan syaraf. Al jism, adalah yang terdiri dari unsure-

unsur materi, yang pada suatu saat komposisinya bisa

rusak dan merupakan bagian dari manusia yang paling

tidak sempurna. Sedangkan, al nafs adalah substansi

yang berdiri sendiri, dan tidak bertempat.

Maka, dengan demikian arah dari pembahasan objek

kaderisasi, yakni mahasiswa (insan), harus

menumbuhkembangkan dan merawat ketiga komponen

tersebut tanpa terkecuali. Karena, optimalnya manusia dalam beribadah

kepada Allah SWT, sangat dipengaruhi oleh masing-masing komponen

tersebut dan terdapat kesalingtergantungan antara ketiganya. Meskipun

dalam proses penyempurnaan diri, terdapat beberapa pendapat bahwa ada

satu komponen manusia yang paling dominan di antara komponen lainnya.

Seperti pernyataan J Spencer Tirmingham (1973), dalam The Sufi Orders In

Islam, bahwa akal bukan merupakan daya saing yang terpenting karena

usaha penyempurnaan diri di dalamnya bukanlah proses intelektual,

melainkan penajaman daya-daya intuisi dan emosi.

“ Di dunia ini banyak sekali keajaiban, tetapi tidak ada yang lebih ajaib ketimbang manusia.”

(Samsoe Basaroedin)

Page 28: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Fokus pembahasan ini bukanlah pada bagian-bagian yang para ahlipun

masih berselisih pendapat, namun pengutaraan sedikit mendalam mengenai

manusia yang saat ini sedang dibahas sebagai objek kaderisasi adalah

urgensinya menjadikan ketika komponen manusia tersebut sebagai objek

rinci yang harus dirawat dan dikembangkan dalam proses kaderisasi. Agar

pada setiap komponen tersebut juga terjaga dari penyimpangan yang telah

digariskan allah SWT, agar pula ketiga komponen tersebut membawa diri

manusianya kepada hakikat dirinya sebagai makhluk yang mulia di hadapan

Allah SWT. Sehingga, pada setiap fase-fase kaderisasi yang dilakukan, tidak

lain hanya untuk mengarahkan atau menjadi trigger (pemicu) untuk setiap

kader dapat lebih mengenali dirinya sebagai al insan (hakikat

kemanusaiannya) yang diciptakan Allah. Sebab, Al Ghazali mengatakan

bahwa pengenalan hakikat diri adalah dasar untuk mengenal Tuhan.

2.3.2 Konsep Dasar Kaderisasi

Kaderisasi didefinisikan (menurut interpretasi penyusun berdasarkan

pengalaman dan studi pustaka) sebagai suatu proses yang terkait

pembinaan para mobilisator dakwah, proses terkait regenerasi suatu

organisasi berasaskan Islam dan penjagaan kepada nilai-nilai keaslian

dakwah Islam itu sendiri. Tiga tugas utama tersebut bukanlah tugas yang

dilaksanakan oleh pemegang amanah kaderisasi berdasarkan kepada hal-hal

teknis belaka, layaknya sebuah organisasi pada umumnya, akan tetapi juga

harus didasarkan pada pemaknaan yang dalam dari tujuan dakwah itu

sendiri, yaitu meninggikan kalimatNya, apa yang dilakukan semata-mata

karena tujuan tersebut. Hal ini penting agar setiap pelaksanaan amanah

kaderisasi dapat menghasilkan kader yang semakin kokoh akidahnya,

semakin kuat ruhiyahnya, semakin benar dan lurus pemahaman

keislamannya.

Page 29: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Secara garis besar, proses kaderisasi terdiri dari dua kegiatan utama, yang

pertama adalah merekrut kader (recruiting) dan yang kedua adalah

membina kader. Kegiatan perekrutan kader dilakukan dengan beragam cara

yang mengakomodasi ketertarikan individu untuk terlibat di dalam sebuah

aktifitas tertentu. Berbicara FoSSEI sebagai sebuah organisasi mahasiswa,

maka objek perekrutan kadernya adalah mahasiswa itu sendiri untuk dapat

terlibat aktif dalam aktifitas utama organisasi. Untuk kegiatan pembinaan

pasca perekrutan telah dilakukan juga merupakan kegiatan kaderisasi yang

jauh lebih penting dan perlu diperhatikan secara seksama. Persoalan seperti

apakah profil kader yang diharapkan sebagai hasil dari setiap fase-fase

pembinaan adalah sangat menentukan konsep dasar kaderisasi sebuah

organisasi, terutama bagi FoSSEI itu sendiri. Tagline “Ekonom Rabbani” lah

yang menjadi latar belakang penetapan konsep dasar kaderisasi FoSSEI

hingga perubahan-perubahan yang memungkinkannya untuk berubah

seiring dengan kebutuhan kader yang harus dihasilkan sebagai akhir dari

proses pembinaan dari kaderisasi. Sebagaimana gambar i.2 berikut, kegiatan

kaderisasi kurang lebih diilustrasikan.

Gambar i.2

Konsep Dasar Kaderisasi FoSSEI

Mahasiswa baruMahasiswa lama

Input

RekrutmenPembinaanPemeliharaan Pengkaryaan Evaluasi

Process Karakteristik

Ekonom Rabbani

Output

Page 30: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Konsep dasar kaderisasi FoSSEI berdasarkan kegiatan-kegiatan utamanya

adalah terdiri dari rekrutmen, pembinaan, pemeliharaan, pengkaryaan, dan

evaluasi. Di mana masing-masing kegiatan atau aktifitas dijelaskan

sebagaimana berikut :

Rekruitmen

Tahap ini adalah tahap menarik atau mengajak semua mahasiswa (bahkan

calon mahasiswa) untuk menumbuhkan rasa keingintahuan mereka tentang

ekonomi Islam. Tahap ini dimulai ketika calon kader masih menjadi calon

mahasiswa. Artinya kegiatan rekruitmen harus dimulai ketika mahasiswa

mulai mendaftarkan dirinya di perguruan tinggi. Adapun tujuan rekruitmen

adalah menambah dan mengajak sebanyak mungkin kader (simpatisan,

pendukung, penggerak, dan pemikir) yang dipersiapkan sebesar-besarnya

untuk mendukung dan mewujudkan eksistensi dakwah ekonomi Islam dalam

proses kebangkitan Islam.

Konsep rekrutmen yang ideal adalah dengan tindakan aktif, bukan pasif.

Pada dasarnya kebutuhan akan kader-kader yang unggul, kompeten dan

komitmen terhadap Islam harus melalui proses pencarian. Maka, disana

seharusnya terdapat proses pendataan, penyeleksian dan pengujian calon

kader. Agar hingga keterlibatannya nanti di dalam suatu organisasi, FoSSEI

khususnya, kader tidak memberi beban yang justru akan menghambat atau

bahkan merusak perjalanan dakwah itu sendiri. Agar pada saat

keterlibatannya kelak selama masa berorganisasi, posisinya memberi

keteguhan antara satu dengan yang lainnya, memperkokoh posisi organisasi

demi memperkokoh dakwah ekonomi Islam, dan mampu menggelorakan

panji Islam di banyak tempat dan kepada banyak orang. Sebagaimana

Rasulullah saw berbicara mengenai manusia. Rasulullah bersabda, :”manusia

itu seperti barang tambang, yang terbaik di masa jahiliyah, terbaik juga

dalam Islam.” Dan ketika Rasulullah saw berdoa kepada Allah untuk memilih

antara Umar bin Khattab ataui Abu Jahal agar menguatkan posisi Islam dan

Page 31: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

memenangkannya. “ Ya Allah, jadikanlah salah satu dari dua Umar ini

sebagai kunci kemenangan Islam.” Hingga, pada akhirnya Umar bin Khattab

lah yang terpilih dan membuktikannya dengan melesatnya dakwah Islam

pada saat itu. Ini memberikan isyarat, bahwa proses rekrutmen harus

menuju tindakan yang aktif yang berorientasi pada kualitas kader

dibandingkan mengejar jumlah atau kuantitas an sich.

Setidaknya yang dimaksud dengan tindakan aktif dalam rekrutmen di atas,

kemudian disesuaikan dengan kondisi organisasi pada umumnya saat ini,

proses rekrutmen bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan

memperkenalkannya secara masif kepada mahasiswa secara umum untuk

menarik minat dan ketertarikannya, kemudian dilakukan proses seleksi

dalam bentuk pengujian sesuai standar kader mula yang diinginkan. Kedua,

secara personal. Artinya, proses rekrutmen dilakukan dengan lebih

mengedepankan efektifitas dan ketepatan dalam memilih kader, terutama

yang diperuntukkan sebagai mobilisator-mobilisator organisasi. Secara

umum cara yang kedua ini tidak umum dilakukan, namun cara kedua ini bisa

dijadikan cara pendukung bagi cara pertama dalam merekrut kader yang

benar-benar layak menjadi kader organisasi. Penerapannya seperti apa,

menjadi sangat fleksibel bagi tiap organisasi. Namun, letak urgensinya

adalah agar ritme organisasi dalam mengejar visinya menjadi tetap terjaga

dan bahkan dapat berakselerasi karena kualitas kader yang semakin tepat

sesuai kebutuhan organisasi.

Pembinaan

Tahap ini merupakan inti dari kaderisasi FoSSEI, yakni membentuk atau

membangun pribadi-pribadi atau sosok mahasiswa, sehingga muncul respon

positif mahasiswa. Misalnya sikap menentang menjadi membela, perasaan

antipati menjadi simpatisan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang

sudah tahu menjadi beramal dan dari yang beramal menjadi ikhlas. Di sinilah

proses penginternalisasian karakter muslim yang shalih terus berlangsung.

Page 32: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Tahap ini ditegakkan atas proses sebelumnya. Proses ini menjadi penting

karena sebagai wahana pembentukan karakter kader FoSSEI, baik dari sisi

pemikiran maupun gerakan dan kesiapan mental dalam mengemban tugas

dakwah Ekonomi Islam berikutnya.

Pada tahapan ini (pembinaan) yang dengan kata lain boleh diistilahkan

dengan tahap pembentukan, sangat penting untuk diinventarisir perangkat-

perangkat pembinaan yang mendukung pencapaian profil kader FoSSEI yang

diharapkan. Berdasarkan 9 (Sembilan) karakteristik Ekonom Rabbani sebagai

karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap kader, maka perangkat

pembinaan FoSSEI terdiri dari :

- Microteaching (SGD, FGD)

Merupakan sarana yang paling efektif dalam membina seorang kader,

karena nilai-nilai pembinaan dapat disampaikan dengan efektif dan

intensif secara lengkap. Baik mengenai untuk pembekalan ruhiyah,

aqliyah dan pemeliharaan ukhuwah. Meskipun porsi yang menjadi fokus

FoSSEI adalah pada penyampaian pemahaman dan kompetensi ke-

Ekonomi Islam-an, namun bagian-bagian dari pembinaan jenis ini

(Microteahing) harus disisipkan nilai-nilai aqidah (ketuhanan) dan akhlak

dalam berekonomi menurut Islam sebagai muara dari pembahasan

tentang materi-materi Ekonomi Islam. Sarana inipun dapat dipergunakan

untuk mengerakan persaudaraan antar sesama kader dalam menjalani

aktifitas bersama, yakni mendakwahkan ekonomi Islam.

- Suplemen Pembinaan

Di samping pembinaan-pembinaan yang bersifat formal, kaderisasi FoSSEI

juga sedapat mungkin untuk bisa mendorong kadernya untuk tetap

membina dirinya sepanjang waktu (tidak terbatas sarana yang telah

disediakan) untuk meningkatkan kapasitas dirinya sebagai seorang kader

yang membawa identitas FoSSEI. Artinya di sela-sela aktifitas rutin yang

Page 33: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

dilakukan oleh kader, bisa didorong untuk melakukan aktifitas yang

produktif dalam mendukung percepatan diri dalam memenuhi

karakteristik Ekonom Rabbani. Di antaranya seperti Tugas Baca Kader

untuk semakin meningkatkan pemahaman Ke-Ekonomi Islam-an bagi

dirinya sendiri. Lainnya seperti, Amalan Harian Kader yang berkaitan

dengan nilai-nilai ekonomi Islam (seperti infaq harta harian, berzakat,

menabung, menjalankan prinsip muamalah dalam aktifitas jual beli, dan

sebagainya). Lainnya lagi, dalam menstimulus kader untuk dapat

mengambangkan kompetensi ilmiahnya, dapat diprogramkan Karya

Pekanan Kader (seperti tulisan atau opini tentang ekonomi Islam, karya

tulis ekonomi Islam, dan sebagainya). Artinya, arah dari suplemen ini

adalah untuk membiasakan diri para kader agar senantiasa dapat

mengimplementasikan pengetahuannya mengenai ekonomi Islam di

dalam kehidupan kesehariannya, bagi dirinya, keluarganya, masyarakat,

bangsa dan negaranya.

- Diklat atau Pelatihan (DEI, SET, SETT)

Sudah Jelas

- Malam Bina Ruhiyah

Sudah Jelas

- Olahraga dan EduCamp

Sudah Jelas

- Seminar (Ta’lim, Tatsqif dsb)

Sudah Jelas

- Tafakur dan EduTrip (Rihlah, Company Visit, Studi Banding dsb)

Sudah Jelas

Di dalam kaderisasi, FoSSEI memberikan rerangka konseptual pembinaan

berdasarkan konten secara proporsional berdasarkan kebutuhan dan

penjenjangan kader di dalam organisasi (FoSSEI). Konten yang dimaksud

adalah terdiri dari Kompetensi dan Ideologi Ekonomi Islam, Organisasi dan

Page 34: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Starting PointRecruitingetc

Finish PointEmpoweringContributing Self Managing

(Internalisasi Karakteristik Ekonom Rabbani)

Pergerakan, Spesialisasi dan Kontribusi. Sedangkan penjenjangan yang

dimaksud adalah jenjang Tingkat 1, Tingkat II, dan Tingkat III, untuk

kemudian nantinya pada setiap tingkat akan dikenal dengan sebutan Kader

Tingkat (KT) sesuai tingkatan kaderisasi yang berhasil dilaluinya. Proses

kaderisasi bermula sejak adanya kegiatan rekrutmen hingga pelepasan

identitas FoSSEI pada diri seorang kader karena telah selesai masa aktifnya

atau hal yang menyebabkannya untuk berakhir (mengundurkan diri, dinon-

aktifkan, atau wafat). Maka sepanjang masa aktifnya itulah proses

internalisasi karakateristik Ekonom Rabbani dilakukan kepada setiap kader

sesuai tingkatannya.

Pada Tingkat I, kader dibina secara fokus untuk memahami kompetensi

dasar dan ideologi mengenai Ekonomi Islam. Kemudian pada Tingkat 2,

kader diberikan pemahaman untuk cakap dalam mengorganisasi dan

memanajemen FoSSEI sebagai suatu organisasi dan juga sebagai sebuah

lokomotif pergerakan mahasiswa bagi kemaslahatan umum. Hingga pada

Tingkat III, kader dibekali kecakapan-kecakapan diri untuk dapat membawa

nilai-nilai profesionalisme pada setiap aktifitasnya. Menjadi trigger dalam

mengenali dirinya (spesialisasi diri) untuk berprofesi pasca aktifitas di

organisasi dan studinya, untuk semakin besar kontribusinya secara individu

terhadap upaya memasifkan dakwah ekonomi Islam. Sebagai ilustrasinya,

lihat gambar i.3 berikut :

Gambar i.3

Rerangka Dasar Pembinaan Berdasarkan Konten dan Jenjang

Page 35: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Jenjang

Konten

Tingkat I Tingkat II Tingkat III

Total

Persentas

e

Kompetensi

&Ideologi

Ekonomi

Islam

70% 25% 5% 100%

Organisasi

dan

Pergerakan

20% 50% 30% 100%

Spesialisasi

dan

Kontribusi

10% 25% 55% 100%

Total

Persentase100% 100% 100%

Masa

Akademik

Semester 1-

3

Semester 4 –

6

Semester 7-

dst

Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan proses pembersamaan kegiatan, agar kader tidak

merasa jenuh dengan kegiatan, baik dalam aktivitas dakwah, maupun

rutinitas yang lain. Penjagaan juga dapat berupa perbaikan kegiatan-

kegiatan yang membuat bosan menjadi lebih menyenangkan dan lebih rileks

Page 36: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

sehingga output dari proses pemeliharaan ini adalah kader akan lebih

nyaman berada di FoSSEI dan produktifitas mereka lebih baik dalam

pengembangan dakwah ekonomi Islam. Pemeliharaan ini dapat dilakukan

dengan berbagi macam sarana seperti rihlah, mabit, forum kaderisasi,

upgrading skill (peningkatan kemampuan atau kapasitas diri).

Pengkaryaan

Proses pengkaryaan merupakan proses lanjut dari proses merekrut,

membina, dan menjaga atau memelihara kader. Pada tahapan ini difokuskan

dalam penempatan kader-kader yang dianggap cukup matang untuk

menempati posisi penting di dalam organisasi (FoSSEI) sesuai dengan minat,

bakat dan kecenderungan kader. Dalam pengkaryaan ini, kader lebih

dituntut untuk lebih memiliki tanggung jawab dalam pengembangan FoSSEI.

Pengkaryaan kader ini lebih cenderung untuk membentuk kader sebagai

pemimpin dan penggerak sesuai potensi yang mereka miliki di bidang

Ekonomi Islam. Keluaran (output) yang diharapkan dari proses pengkaryaan

ini adalah kader yang memiliki wawasan yang global, dapat mengatur

organisasi dengan rapi, lebih dewasa, lebih cenderung sebagai penggerak

yang lain dalam pengembangan Ekonomi Islam.

Evaluasi

Proses evaluasi dimaksudkan untuk meninjau ulang terhadap seluruh proses

yang sudah dan sedang dilakukan. Selain itu, juga untuk menyiapkan segala

kemungkinan yang terjadi. Proses dari pengevaluasian ini dapat dilakukan

dengan berbagai cara seperti pengontrolan secara langsung melalui laporan

tertulis berupa rapor kader dan dari setiap amanah yang diemban di FoSSEI

pada setiap level atau cakupan organisasi masing-masing.

2.3.3 Ruang Lingkup Kaderisasi

Page 37: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Kaderisasi FoSSEI memiliki ruang lingkup yang tidak terbatas dalam cakupan

FoSSEI sebagai sebuah organisasi bagi mahasiswa. Artinya, ruang lingkup

kaderisasi FoSSEI adalah kader FoSSEI aktif yang sedang menjabat di dalam

sruktural FoSSEI, baik cakupan perguruan tinggi hingga strukturnya secara

nasional. Berdasarkan cakupan organisasinya, secara rinci kaderisasi FoSSEI

diterapkan untuk:

- Kader FoSSEI Perguruan Tinggi (KSEI)

- Kader FoSSEI Komisariat

- Kader FoSSEI Regional

- Kader FoSSEI Nasional

Berdasarkan jenjang dan levelisasinya (dalam kondisi normal), kaderisasi

FoSSEI diterapkan untuk :

- Kader Tingkat I (Mahasiswa Semester 1 – 3)

- Kader Tingkat II (Mahasiswa Semester 4 – 6)

- Kader Tingkat III (Mahasiswa Semseter 7 – dan seterusnya)

2.3.4 Jenjang dan Masa Kaderisasi

Gambar i.4

Jenjang Kaderisasi

Ekonom Rabbani(Kompeten, Profesional &

Kontributif)

FoSSEI Struktural(PLATFORMKADERISASI)

Ekonom Rabbani(Sebagai Mobilisator

Pergerakan)

Tingkat II

Tingkat III

Page 38: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Sem 7 – dstSem 4–6

(PLATFORM KADERISASI)

Ekonom Rabbani(Profesionalisme &

Kontributif)

Tingkat I

Sem 1 -3

Page 39: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Keterangan :Tk: TingkatER: Ekonom Rabbani

Mahasiswa Kaderisasi Tk 1

Kaderisasi Tk II

Kaderisasi Tk III

SGD Tkt. 1FGD Tkt. 1Suplemen Tkt. 1

SGD Tkt. 2FGD Tkt. 2Suplemen Tkt. 2

SGD Tkt. 3FGD Tkt. 3Suplemen Tkt. 3

ER 1 ER 2 ER 3

2.3.5 Alur Kaderisasi

Dalam mengikuti pembinaan di FoSSEI diharapkan kader FoSSEI memiliki 9

karakter ekonom rabbani dan 6 kompetensi kritis yang tercermin dalam

Indeks Karakteristik Ekonom Rabbani (IKER). Pengkaderan adalah upaya

organisasi yang dilakukan secara sadar dan sistematis, selaras dengan

pedoman kaderisasi FoSSEI sehingga memungkinkan seorang kader FoSSEI

mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang ekonom rabbani. Alur

pengkaderan adalah rangkaian umum sarana kegiatan pengkaderan dan

suplemen yang bertujuan untuk memantapkan IKER seorang kader FoSSEI

sesuai dengan jenjang keanggotaannya. Alur Pengkaderan di FoSSEI

adalalah sebagaimana gambar i.5 berikut :

Gambar i.5

Alur Kaderisasi FoSSEI

Sehingga dari alur kaderisasi FoSSEI sebagaimana gambar i.5 di atas

dapatlah kita mengatur dan menjenjang kader untuk kepentingan kebutuhan

pemenuhan posisi-posisi yang harus dipegang (amanah) oleh seorang kader.

Hal ini dapat dilihat sebagaimana gambar i.6 berikut :

Page 40: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Gambar i.6

Alur Kaderisasi dan Positioning Kader

Page 41: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

2.4 Karakteristik Umum Ekonom Rabbani

Tabel 2.1

Karakteristik Umum Ekonom Rabbani

No. Kualifikasi Kriteria Kader Tingkat I Kader Tingkat II Kader Tingkat III

1 Kompeten

si

Umum

Kepemimpinan

Paham akan

tanggung jawab

dan bekerja sama

Paham urgensi

amanah

Paham dan

menerapkan prinsip

kepemimpinan

Komunikasi

Kemampuan

bahasa Inggris

basic

Kemampuan bahasa

Inggris intermediate

Kemampuan bahasa

Inggris advance

Berusaha mempelajari

bahasa asing (selain

bahasa Inggris)

Menguasai salah satu

bahasa asing (selain

bahasa Inggris)

Manajemen diri

- Mengagendaka

n seluruh

aktifitasnya

- Memiliki life

mapping

Mampu menentukan

prioritas amalnya

Mampu

menyeimbangkan

seluruh aktifitasnya

Khusus Dasar keilmuan Memiliki kafaah

yang cukup

dalam disiplin

Mampu menjawab

pertanyaan dan

memberikan opini

Menerapkan dasar

keilmuannya dalam

kehidupan sehari-hari

Page 42: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

ilmunya pada disiplin ilmunya

Perkembangan

aktual ilmu

Rutin mengkaji

perkembangan

ilmu

Menjadi narasumber

atau pembicara dalam

forum-forum fakultas

atau universitas

Menjadi narasumber

atau pembicara dalam

forum-forum

Komisariat atau

nasional

Spesialisasi

ilmu

Mengetahui

spesifikasi ilmu

sesuai dengan

disiplin ilmunya

Memiliki

kecenderungan pada

spesifikasi ilmu

tertentu sesuai

dengan disiplin

ilmunya

Memiliki spesifikasi

ilmu tertentu dan

mengikuti

perkembangannya

2 Profesiona

l

Manajemen dan teknis

Aktif terlibat

dalam agenda

lembaga

Mampu

mengejawantahkan

dan mengeksekusi

amanah ke lapangan

serta menggerakkan

tim

Mampu mengkonsep,

mengeksekusi konsep

ke lapangan serta

melakukan monitoring

dan evaluasi dengan

baik

Budaya Paham akan

urgensi totalitas

Membudayakan

totalitas dalam amal

dan menerapkan adab

Totalitas dan

sungguh-sungguh

dalam menjalankan

Page 43: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

izin saat telat amanahnya

Sikap dan perilaku

5 S (Senyum,

Salam, Sapa,

Sopan, dan

Santun)

5 S (Senyum, Salam,

Sapa, Sopan, dan

Santun)

5 S (Senyum, Salam,

Sapa, Sopan, dan

Santun)

3 Kontribusi Berdasar

kompeten

siPribadi

Mengikuti

kompetensi

ilmiah di tataran

fakultas

Mengikuti kompetisi

ilmiah di tataran

universitas

Mengikuti kompetisi

ilmiah di tataran

regional dan nasional

Umum

- Paham akan

Ilmu

Pengetahuan

yang agamis

- Mengetahui

tokoh atau

pemikir dunia

Mendukung dan

menerapkan Ilmu

Pengetahuan yang

agamis

Mampu memberikan

pemikiran dan

pengembangan Ilmu

Pengetahuan yang

agamis

Sosial

masyarakat

Mengikuti

program

kemasyarakatan

dari lembaga

akademisnya

Mampu mengadakan

program

kemasyarakatan yang

dikelola lembaga

akademisnya

Memiliki proyek

pemberdayaan

masyarakat

Page 44: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Berdasar

kualifikasi

Manajemen

Kelembagaa

n

- Mampu

mengelola

organisasi

- Paham akan

fungsi

kelembagaan

- Mengetahui urgensi

rapat dan

bermusyawarah

- Mengetahui strategic

planning

- Memahami dan

menerapkan kaidah

rapat dan

bermusyawarah

- Memahami gerakan

kelembagaan

akademis menjadi

konseptor serta ikut

menyempurnakan

konsep

kelembagaan

akademis

Page 45: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

2.5 Komponen Pengkaderan

2.5.1 Peserta Pengkaderan

Peserta pengkaderan adalah seseorang yang direkrut untuk mengikuti proses pengkaderan di FoSSEI sesuai dengan jenjang keanggotaannya.

1. Pengelompokan

Mengingat pengkaderan diFoSSEI merupakan proses yang berkesinambungan maka setiap peserta pengkaderan dikelompokan ke dalam jenjang keanggotaan sebagai berikut.

a. Kader Tingkat 1 (KT 1)

b. Kader Tingkat 2 (KT 2)

c. Kader Tingkat 3 (KT 3)

2. Rekrutmen

a. Rekrutmen Individu (Dakwah Fardiah)

Rekrutmen pribadi adalah rekrutmen yang dilakukan atas insiatif pribadi invidu atas dasar rekomendasi dari SGD atau tim kaderisasi KSEI.

b. Rekrutmen Kelompok atau Organisasi (DEI)

Rekrutmen Organisasi adalah rekrutmen formal yang dilakukan oleh KSEI. sebelum KSEI melakukan DEI maka KSEI wajib mengadakan agenda-agenda Pra-DEI. Adapun KSEI yang secara struktural tidak dapat melakukan DEI, misalnya KSEI yang bentuknya bidan di suatu Lembaga Otonom, maka pengurus yang masuk ke dalam KSEI tersebut sudah di anggap menjadi calon KT 1 (kader FoSSEI). Namun, KSEI wajib mengganti pembekalan materi dalam DEI untuk di berikan di FGD. Selanjutnya dibina sesuai dengan pengkaderan di FoSSEI dengan menyesuaikan AD, ART organisasi induknya.

c. Rekrutmen KT 2 sampai dengan KT 3

Adapun rekrutmen peserta pengkaderan untuk jenjang keanggotaan KT 2 dan KT 3 melalui mekanisme sertifikasi dan akreditasi.

Page 46: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

2.5.2 Pengelola Pengkaderan

Pengelola adalah institusi yang berwenang dalam perencanaan, penggorganisasian, dan evaluasi penyelenggaraan program kaderisas sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya. Untuk mengefesienkan kinerja pengelola maka pengelola berhak membentuk Tim Pembina.

1.) Pengelola pengkaderan untuk KT 1 adalah tim kaderisasi KSEI yang terdiri dari KT 1 yang sudah tersertifikasi.

2.) Pengelola pengkaderan untuk KT 2 adalah tim kaderisasi Regional yang terdiri dari KT 2 yang sudah tersertifikasi. Mengingat kendala waktu dan jarak antara pengurus regional dengan KSEI maka untuk memudahkan tugas pengelolaan, tim kaderisasi Regional dapat bekerja sama dengan tim kaderisasi komisariat atau KSEI yang berstatus KT 2 yang sudah tersertifikasi.

3.) Pengelola pengkaderan untuk KL 3 adalah tim kaderisasi Nasional yang terdiri dari KL 3 tersertifikasi. Mengingat kendala waktu dan jarak antara pengurus nasional dengan KSEI maka untuk memudahkan proses pengelolaan KL 3, tim kaderisasi nasional dapat bekerja sama dengan tim kaderisasi KSEI yang berstatus KT 3 tersertifikasi.

Tabel 1 Pengelola Pengkaderan

Pengelola Jenis Keanggotaan

Tim Kaderisasi KSEI KT 1

Tim Kaderisasi Fosreg KT 2

Tim Kaderisasi Fosnas KT 3

2.5.3 Pelaksana Pengkaderan

1. Strategi Pelaksanaan Program Pengkaderan

Tim kaderisasi FoSSEI memberikan kebijakan global dalam penerapan pelaksanaan pengkaderan, strategi pelaksanaan dalam pelaksanaan pengkaderan yaitu:

a. sistem kaderisasi FoSSEI yang dilakukan adalah berbasis tujuan yang meliputi Kompetensi, Profesional dan Kontributuf (KPK). Tujuan pengkaderan FoSSEI adalah menghasilkan kader ekonom rabbani yang dijabarkan dalam 9 karakteristik yang dirinci dalam IKER dimasing-masing jenjang keanggotaan.

Page 47: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

b. untuk menghasilkan kader yang rabbani sesuai dengan 9 karakteristiknya maka dibutuhkan bimbingan intensif oleh tentornya baik melalui SGD dan media informal lainnya.

c. untuk menghasilkan kader yang ekonom (ahli ekonomi syariah) maka dibutuhkan bimbingan yang intensif dalam FGD.

d. apabila dibutuhkan untuk pencapaian IKER, maka tim kaderisasi wajib memberikan suplemen sesuai jenjang kaderisasinya

e. mengarahkan kader untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keislaman dan keilmuan baik di dalam kampus maupun di luar kampus.

2. Pelaksana Pengkaderan SGD dan Jenjang

1.) Small Group Discussion (SGD)

a.) Tentor KT 1

Lulus SET serta menguasai materi-materi jenjang KT 1

Mampu membaca Alquran dengan baik

Hafal Al quran minimal ½ juz

IPK minimal 3

Memiliki kemampuan mengorganisir SGD KL 1

Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah

Mempunyai kemampuan menyampaiakn ide dan pengetahuannya

kepada orang lain

Memiliki akhlaq Islami

Lulus Training Tentor tingkat 1

b.) Tentor KL 2

Lulus SETT serta menguasai materi-materi jenjang KL 2

Mampu membaca Alquran dengan baik sesuai dengan Tajwid

Hafal Al Quran minimal ½ juz

IPK minimal 3

Mampu mengorganisir SGD KL 2

Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah

Mempunyai kemampuan menyampaikan ide dan pengetahuannya

kepada orang lain

Page 48: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Memiliki akhlaq Islami

Lulus Training Tentor tingkat 2

c.) Tentor KL 3

Berstatus KL 3 minimal 9 bulan serta menguasai materi-materi

jenjang KL 2

Mampu membaca Alquran dengan baik sesuai dengan Tajwid

Hafal Al Quran minimal 1 juz

IPK minimal 3

Mampu mengorganisir SGD KL 3

Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah

Mempunyai kemampuan menyampaikan ide dan pengetahuannya

kepada orang lain

Memiliki akhlaq Islami

Lulus Training Tentor tingkat 3

d.) Tugas Tentor

Memimpin pertemuan

Mengambil keputusan dalam musyawarah SGD

Menasehati dan menegur anggota

Mempertimbangkan berbagai tuntutan permintaan anggota

Menyampaikan laporan aktivitas SGD

Menghidupkan suasana muraqabatullah, maiyatullah dalam setiap

aktivitasnya

Menghidupkan budaya berpikir Islami dalam SGD. Menajdi kader-

kader yang berpikir dengan pola dasar berpikir ilmiah namun tetap

mengedapkan Al Quran dan Al Hadits.

Membangun kinerja SGD yang solid, sehat, dinamis, produktif dan

penuh ukhuwah

Memahami dan menguasai kondisi anggota, meningkatkan potensi

dan mencarikan solusi masalah mereka

Memperjuangkan hak serta aspirasi

Mengupayakan penuh atas terlaksananya berbagai kebijakan dan

program-program FoSSEI dalam lingkup SGD.

e.) Hak Tentor

Page 49: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Di dengar dan ditaati

Mengajukan permintaan bantuan dan kemudahan dalam

melaksanakan tugas

Menentukan pilihan dan mengambil keputusan dalam musyawarah

SGD

Mengangkat dan menunjuk pelaksana program

Memperoleh training dalam peningkatan kapasitas

Mengajukan peserta pengkaderan untuk mengikuti sertifikasi dan

akreditasi.

2). Forum Group Discussion (FGD)

a.) Pelaksana pengkaderan (pemateri FGD 1) untuk jenjang KT 1 adalah KT 2 atau orang yang ditunjuk oleh pengelola pengkaderan KT 1 yang memiliki kompetensi dibidang materi FGD tersebut.

b.) Pelaksana pengkaderan (Pemateri FGD 2) untuk jenjang KT 2 adalah KT 3 atau orang yang ditunjuk oleh pengelola pengkaderan KT 1 yang memiliki kompetensi dibidang materi FGD tersebut.

c.) Pelaksana pengkaderan (Pemateri FGD 3) untuk jenjang KT 3 adalah KT 3 tersertifikasi atau orang yang ditunjuk oleh pengelola pengkaderan KT 3 yang memiliki kompetensi dibidang materi FGD tersebut.

Pemateri FGD yang berasal dari FoSSEI bisa merupakan kader FoSSEI yang telah mengikuti National Training for Trainer (NTT).

4.6 Sarana Pengkaderan

Dalam pembahasan sarana pengkaderan ini, hanya akan dijelaskan

mengenai standar minimal sarana alur kaderisasi dan pembinaan wajib di

FoSSEI. sedangkan mengenai suplemen, training khusus, pengkaryaan

kader menyesuaikan kabijakan kaderisasi di masing-masing jenjang, baik

KSEI ataupun FoSSEI.

Page 50: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Gambar 2.1

Sarana Pengkaderan

2.6.1 Kader Tingkat 1

1. Diklat Ekonomi Islam

a. Pengertian DEI dan peran Pra DEI

Diklat Ekonomi Islam adalah sarana formal rekrutmen kader FoSSEI

yang dilakukan oleh setiap KSEI yang menjadi anggota FoSSEI. DEI

adalah pintu gerbang seorang mahasiswa menjadi Kader Level 1 (KL

1) FoSSEI.

DEI ini bertujuan untuk melakukan regenerasi pejuang dakwah

FoSSEI karena regenerasi dalam organisasi adalah sebuah

SARANA

Training Khusus

Pengkaryaan Kader

Sarana Alur Kaderisasi

Pembinaan Wajib

- DEI- SET- SETT

- SGD 1, 2, 3- FGD 1, 2, 3

Suplemen

- Training Organisasi - Public Speaking- English Course- Malam bina ruhiyah/mabit- Training Jurnalistik- Standar tgs baca

(STB)/mantuba- Training Politik (kebijakan)

- Training Instruktur FoSSEI (TIF)- National Trainer for Trainer (NTT)

- Ikut serta dalam Kegiatan (SC, OC, Instruktur, Pemateri, dll)

- Magang di Lembaga Syariah

Page 51: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

keniscayaan. Terlebih dalam oragnisasi mahasiswa, dimana rentang

waktu keanggotaan sebagai mahasiswa itu sangat singkat yakni 4

tahun. Sehingga FoSSEI dituntut untuk melakukan akselerasi

pengkaderan baik secara kuantitas dan kualitas dalam menyediakan

SDM-SDM unggul yang akan meneruskan estafet perjuangan

dakwah ekonmi Islam. Dalam hal ini yang memiliki tanggung jawab

penuh tentang rekrutmen adalah KSEI. Dengan demikian rekrutmen

kader adalah merupakan upaya aktif dan terencana sebagai ikhtiar

untuk memperoleh input calon kader yang berkualitas bagi proses

pengkaderan FoSSEI dalam membumikan ekonomi Islam.

Sebelum KSEI melakukan agenda DEI maka KSEI wajib melakukan

agenda Pra Rekrutmen (Pra DEI). Hal ini penting untuk mengenalkan

lebih dini tentang organisasi KSEI dan FoSSEI kepada mahasiswa.

Tahap ini adalah tahap menarik/mengajak semua mahasiswa

(bahkan calon mahasiswa) untuk menumbuhkan rasa keingintahuan

mereka tentang ekonomi Islam. Tahap ini dimulai ketika calon kader

masih menjadi calon mahasiswa. Artinya kegiatan pra rekrutmen

harus dimulai ketika mahasiswa mulai mendaftarkan dirinya di

perguruan tinggi.

Adapun kegiatan Pra DEI yang digunakan harus merupakan sarana

yang membuat objek tertarik, menikmati, bersifat menyenangkan,

tidak menakut-nakuti, selalu mempermudah, dan bersifat

keteladanan. Berikut ini adalah beberapa contoh sarana yang

digunakan.

1. Stand KSEI/Welcome to Campus

Bentuk kegiatan dapat berupa pentas seni, ceramah dai kondang,

bedah buku, bakti sosial, stand informasi, atau bentuk pelayanan

lainnya yang berkaitan dengan dunia Ekonomi Islam. Diperlukan

pula pendataan awal berupa pengisian formulir and pemberian

segala informasi tentang KSEI.

Page 52: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx
Page 53: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

2. OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus)

Diharapkan aktivis KSEI terlibat aktif dalam

kepanitiaan/pendampingan dalam kegiatan ini. Harapannya agar

dapat mendata mahasiswa baru yang hanif dan memiliki

kecendrungan pada dakwah Ekonomi Islam. Yang paling penting

adalah agar dapat mengakrabkan dan membangun kedekatan

psikologis kepada calon kader.

3. Rihlah/Aktivitas Ringan

4. Bantuan Personal

Misalnya adalah membantu mencarikan tempat tinggal atau kos-

kosan. Bantuan personal sangat berfungsi sehingga mahasiswa baru

merasa nyaman dan bersahabat. Apalagi kalau mereka kemudian

dicarikan koskosan yang sebagian besar dengan aktivis-aktivis KSEI

sehingga memudahkan dalam proses transfer pemahaman Ekonomi

Islam. Disamping juga bisa dilaksanakan dakwah fardhiyah.

Mengenai materi Pra DEI diserahkan oleh masing-masing KSEI,

namun yang terpenting calon kader itu mengenal dan tertarik

bergabung denga KSEI dan FoSSEI serta memiliki keinginan belajar

tentang ekonomi Islam.

Adapun tujuan rekruitmen adalah menambah dan mengajak

sebanyak mungkin kader (simpatisan, pendukung, penggerak, dan

pemikir) yang dipersiapkan sebesar-besarnya untuk meraih

kebangkitan ekonomi Islam. Selain itu, rekruitmen pada tingkat ini

memiliki tujuan:

a. Mengenalkan dakwah Ekonomi Islam secara global, tentang

aktivitas dan personalnya.

b. Memberikan gambaran positif terhadap KSEI dan aktivitas

dakwah Ekonomi Islam.

Page 54: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

b. Tujuan DEI

Adapun tujuan DEI adalah menambah dan mengajak sebanyak

mungkin kader (simpatisan, pendukung, penggerak, dan pemikir)

yang dipersiapkan sebesar-besarnya untuk meraih kebangkitan

ekonomi Islam. Selain itu, rekruitmen pada tingkat ini memiliki

tujuan:

a. Mengenalkan dakwah Ekonomi Islam secara global, tentang

aktivitas dan personalnya.

b. Memberikan gambaran positif terhadap KSEI dan aktivitas

dakwah Ekonomi Islam

c. Syarat Peserta DEI

Syarat peserta DEI adalah mahasiswa yang masih terdaftar aktif di

Fakultas atau Universitas yang bersangkutan. Adapun tambahan

persyaratan peserta DEI akan dikembalikan pada AD,ART masing

KSEI, mengingat kondisis struktural masing-masing KSEI berbeda.

d. Pelaksanaan DEI

Pelaksaan DEI dilakukan minimal satu tahun sekali paling lambat

2 bulan sejak mahasiswa baru aktif kuliah.

Penanggungjawab dan pelaksana DEI adalah KSEI

Pelaksanaan DEI dapat dilakukan oleh:

- KSEI

- Gabungan KSEI

- FoSSEI Komisariat dengan pertimbangan ada permintaan dari

KSEI (misalnya ketika ada KSEI yang belum bisa melakukan

DEI sendiri)

Page 55: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

e. Materi DEI

Materi Wajib Pilihan

Ekonomi Islam

- Syumuliatul Islam

(Kekomprehensifitas

Islam) dan Rancang

Bangun Ekonomi Islam

- Pengantar Ekonomi Islam

- Entitas Syariah (Bank

dan Lembaga Keuangan

Syariah, Lembaga

ZISWAF, Lembaga

Filantropi Islam)

- Sejarah Pemikiran

Ekonomi Islam

Oganisasi dan

Pergerakan

- Urgensi Dakwah Ekonomi

Islam

- Ke-KSEI-an dan Ke-

FoSSEI-an (Falsafah

Pergerakan FoSSEI dan

tagline ekonom rabbani)

- Manjemen Perubahan

Diri

- Komunikasi Organisasi

Dakwah

Kompetensi

dan

Kemampuan

(Soft Skill)

- Manajemen Waktu

- Achievement Motivation

Training (AMT)

- Karya Tulis

2. Pembinaan Wajib Kader Tingkat 1 (KT 1)

a. Small Group Discussion 1 (SGD 1)

SGD dipandu oleh seorang pemandu yang kemudian disebut

dengan tentor SGD.

Syarat menjadi tentor adalah minimal sudah mengikuti SET.

Kelompok SGD terdiri dari 3 sampai 15 orang

SGD wajib dilaksanakan tiap sepekan sekali

Page 56: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Materi SGD 1

Berikut adalah materi-materi wajib yang harus disampaikan di SGD.

Materi boleh ditambahkan dengan syarat materi dibawah ini sudah

dipahami

Islam The Way of Life

Know your self

Pedoman hidup ekonom muslim

Karakteristik ekonom muslim

Realisasi Syahadat dalam Ekonomi Islam

Konsentrasi

Komunikasi

Ukhuwah Islamiyah

Manajemen Waktu

Amal Jama’i

Ilmu dalam perspektif Islam

Membangun motivasi dan kemauan

Ekonomi Islam sebuah solusi

Urgensi Dakwah Ekonomi Islam

Review materi-materi Ekonomi Islam dalam FGD 1

b. Forum Group Discussion

Pelaksanaan FGD 1

Penanggungjawab dan pelaksana FGD 1 adalah Tim Pembina KL 1

Tim Pembina KL 1 adalah Kader yang sudah lulus SET

FGD dilakukan minimal 2 minggu sekali

Materi FGD 1

Berikut adalah standar minimal materi yang harus dikuasai alumni

FGD 1. Materi boleh ditambahkan bebas (sesuai kondisi masing-

masing KSEI) dengan syarat standar minimal materi berikut

memang sudah dikuasai oleh peserta FGD 1.

Page 57: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Konsep dasar Fiqh

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islami Klasik

Sejarah Pemikiran ekonomi islami kontemporer

Uang dalam ilmu makro ekonomi islami

Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam

Norma - norma akad (kontrak) dalam Fiqh Islam dan Jenis-jenis

Akad / Transaksi

Lembaga Keuangan dalam Perspektif Ekonomi Islam

Prinsip-prinsip keuangan dalam islam

Sejarah Akuntansi Syari’ah

Akuntansi Syari’ah Normatif

Standar Akuntansi Keuangan Syari’ah dan Badan-Badan

Penyusunnya

Sejarah Pemikiran dan Pengembangan Ekonomi Islam

Kerangka Dasar Akuntansi Syari’ah

2.6.2 Kader Tingkat (KT 2)

Karakteristik KT 2 (Fase Pematangan Peran)

Tujuan

Mewujudkan kader yang memiliki fikrah (perspektif) islami yang

peka dengan realitas Islam dan kaum muslimin (K,A)

Mewujudkan kader yang memiliki karakter pendidik (tarbiyah),

perubah (da’wah) dan penggerak (harakah) dan mampu

menunaikannya (K,A,P)

Mewujudkan kader yang memahami esensi berjama’ah dan bekerja

dalam amla jama’i (K,A,P)

Mewujudkan kader yang memahami citra dan jatidiri sebagai kader

dakwah dan membangun kompetensi tarbiyah dzatiyah (K,A)

Mewujudkan kader yang memahami aspek ilmu alat wawasan

keislaman (K)

Page 58: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Mewujudkan kader yang memahami ragam pemikiran (mahdzab,

aliran dan pergerakan) keislaman dan ekonomi Islam(K)

Mewujudkan kader yang memiliki kompetensi kepemimpinan dan

manajerial (P)

Mewujudkan kader yang memiliki tradisi ilmiah: membaca, mencerna,

menulis dan berdialektika (K,A,P)

Mewujudkan kader yang memiliki ketrampilan dan kompetensi khas

baik dalam disiplin ilmunya maupun alam ragam kompetensi lain (K,P)

Mewujudkan kader yang memahami aspek-aspek kebijakan

perekonomian negara (P)

Mewujudkan kader yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi dalam

permasalahan perekonomian umat dengan terlibat langsung dengan

program-program kesejahteraan

Mewujudkan kader yang mampu berkontribusi dalam pembangunan

ekonomi Islam baik ditingkat regional atau nasional

Indeks Karakteristik Ekonom Rabbani KL 2

1.) Sharia Economics Training (SET)

a.) Pengertian SET

Sharia Eonomics Training (SET) adalah sarana formal alur kaderisasi

FoSSEI yang kedua yang dilakukan oleh setiap Regional. SET adalah pintu

gerbang seorang kader FoSSEI menjadi Kader Level 2 (KL 2) FoSSEI.

Sebelum KSEI melakukan agenda SET maka TP KL 2 yang ada di KSEI

wajib melakukan agenda Pra SET. Agenda PRA SET adalah serangkain

proses seleksi KL 1 atau calon peserta SET untuk menjadi peserta SET.

b.) Tujuan SET

Tujuan SET adalah:

1. Sarana pembentukan idealisme mujahid ekonomi Islam

2. Memberi pemahaman dalam da’wah Ekonomi Islam

3. Untuk membangun militansi dan komitmen mujahid ekonomi Islam

4. Meningkatkan semangat juang dalam berda’wah ekonomi Islam

Page 59: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

5. Untuk mencetak kader-kader FoSSEI yang syamil mutakamil, yang

akan berperan di KSEI, komisariat, regional ataupun, nasional

c.) Syarat Peserta SET

Syarat peserta SET adalah:

Telah mendapatkan sertifikasi IKER KL 1

Aktif dalam kegiatan KSEI minimal satu tahun

Bersedia menjadi pengurus FoSSEI Komisariat atau Regional

atau Pimpinan KSEI

Bersedia untuk mengikuti mekanisme pengkaderan di FoSSEI

Menyerahkan penugasan sesuai tema dan dan referensi yang

ditetapkan panitia

d.) Pelaksaan SET

Pelaksaan SET dilakukan minimal satu tahun sekali antara bulan

Januari-Juni

Penanggungjawab dan pelaksana SET adalah Regional

e.) Materi SET

Ekonomi Islam Organisasi/Pergerakan Soft Skill

Wajib Pilihan Wajib Pilihan Wajib Pilihan

- Analisa

Mikro &

Makro

Ekonomi

- Ekonomi

Politik

- Problemati

ka

Dakwah

Ekis

- Arah

pergerakan

FoSSEI

- Manajemen

Organisasi

- Sejarah

Pergerakan

Mahasiswa

- Base on

training

- Team

Work/Amal

- Manajemen

Perubahan

Organisasi /

Masyarakat

(Rekayasa

Sosial)

- Micro

Teaching

- AMT

- Based on

training

- Life

mapping

- Fiqh

Prioritas

Page 60: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Jama’i

2.) Pembinaa Wajib 2

a.) SGD 2

Pelaksanaan SGD 2

SGD dipandu oleh seorang pemandu yang kemudian disebut

dengan tentor SGD

Syarat menjadi tentor adalah minimal sudah mengikuti SETT.

Kelompok SGD terdiri dari 3 sampai 15 orang

SGD wajib dilaksanakan setiap pekan sekali.

Materi SGD 2

Berikut adalah materi-materi wajib yang harus disampaikan di SGD.

Materi boleh ditambahkan dengan syarat materi disesuaikan dengan

kapasitas peserta.

Integritas Ekonomi Islam

Seni mendengar dan memberi respon

Problematika da’wah ekonomi Islam

Pemikiran tokoh-tokoh ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah satu-satunya solusi

Tafsir ayat-ayat tentang Eknomi Islam

Fiqh Dakwah

Aqidah Tauhid

Akhlaqul Karimah

Karakteristik Aktivis Dakwah: 9 Karakter ekonom rabbani

b.) FGD 2

Pelaksanaan FGD 2

Penanggungjawab dan pelaksana FGD 1 adalah Tim Pembina KL 2

Page 61: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Tim Pembina KL 2 dibentuk oleh Departemen Kaderisasi FoSSEI

Regional

FGD dilakukan minimal 2 minggu sekali

Materi FGD 2

Fiqh Maslahah

Teori Konsumsi Islami dan Teori Produksi Islami

Teori permintaan islami dan Teori Penawaran Islami

Mekanisme Pasar

Nilai tukar uang dalam perspektif Islam

Kebijakan Moneter Islami dan Instrumen Moneter Islami

Kebijakan fiskal islami

Ekonomi Moneter

Ekonomi Publik

Marketing Syariah

Leasing (sewa guna usaha), Factoring (anjak piutang), dan modal

ventura

Asuransi Islam dan dana pensiun

Akuntansi Syari’ah: Harta (asset) dan Modal Pokok

Laporan Akuntansi Syariah

2.6.3 Kader Tingkat 3 (KT 3)

Karakteristik KT 3(Fase Pematangan Filosofis)

Tujuan

Mewujudkan kader yang memiliki wawasan, kompetensi, integritas

dan moralitas diri sebagai ekonom muslim (K,A,P)

Mewujudkan kader yang memahami ruh pergerakan FoSSEI dan

memiliki komitmen tinggi terhadap Manhaj Perjuangan FoSSEI (K,A)

Mewujudkan kader yang mampu mengaktualisasikan kemampuan

konsepsional diri dalam masyarakat (K,P)

Page 62: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Mewujudkan kader yang mampu menerapkan ketrampilan dan

kompetensi ekonom rabbani pada kaderisasi FoSSEI dan masyarakat

(K,P)

Mewujudkan kader yang mampu melakukan evaluasi, reformasi dan

revitalisasi konsep dan strategi gerakan berdasarkan pemahaman

kuat terhadap prinsip Islam dan realitas masyarakat (K,P)

Mewujudkan kader yang mampu memahami konsep pengaturan

ekonomi makro sebuah negara terutama Indonesia

Mewujudkan kader yang mampu berkontribusi dalam bidang ekonomi

Islam ditingkat nasional maupun internasional

Menjadi kader yang pemikiran dan pendapatnya mampu menjadi

rujukan bagi stakeholder ekonomi syariah

Indeks Karakteristik Ekonom Rabbani KL 3

1.) Sharia Economics Training for Trainer (SETT)

a.) Pengertian SETT

Sharia Eonomics Training for Trainer (SETT) adalah sarana formal alur

kaderisasi FoSSEI yang terakhir yang dilakukan oleh Departemen FoSSEI

Nasional bekerjasama dengan Regional yang bersangkutan. SETT adalah

pintu gerbang seorang kader FoSSEI menjadi Kader Level 3 (KL 3) FoSSEI.

Sebelum dilakukan agenda SETT maka TP KL 2 yang ada di KSEI wajib

melakukan agenda Pra SETT. Agenda PRA SETT adalah serangkain

proses seleksi KL 2 atau calon peserta SET untuk menjadi peserta SETT.

b.) Tujuan SETT

Membangun kader yang menegaskan filosofi, manahj, dan arah

gerakan FoSSEI

Membangun kemampuan kader melakukan analisis sejarah

pemikiran dan pengembangan ekonomi Islam dalam kerangka

peletakan dasar rekayasa sosial

Melatih kader agar mampu merancang dan melakukan rekayasa

ekonomi politik dalam dakwah ekonomi Islam.

Page 63: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Melatih kader untuk terampil dalam melakukan perubahan sosial

dalam tatana kehidupan ekonomi masyarakat

c.) Syarat Peserta SETT

Telah mendapatkan sertifikasi IKER KL 2

Aktif dalam kegiatan FoSSEI

Aktif dalam kegiatan FoSSEI (KSEI, Komisariat, Regional atau

organisasi mahasiswa islam yang lain)

Bersedia menjadi Koordinator FoSSEI Komisariat, Ko. FoSSEI

Regional, Pengurus FoSSEI Nasional

d.) Pelaksanaan SETT

Pelaksaan SETT akan dilakukan di empat wilayah teritorial yaitu:

1. Wilayah Jawa

2. Wilayah Sumatra

3. Wilayah Kalimantan

4. Wilayah Sulawesi

Penanggungjawab dan pelaksana SETT adalah Departemen Nasional

Pengembangan Ekonom Rabbani (PER)

e.) Materi SETT

Islamic Economic

Islamic Banking & Financial Institutions

Fiqh Muamalah(Contemporary)

Personal & Community Social Responsibility

Quantum Leading & Managing

Emotional & Spiritual Training

Education Trip (Education Trip)

Rekayasa Sosial

Studi Kritis Sistem Ekonomi Indonesia: Sistem Ekonomi Pancasila

(Kerakyatan) Vs. Sistem Ekonomi Kapital

Menggagas format sistem ekonomi Islam dalam konteks

Keindonesiaan

Page 64: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Menyiapkan Momentum Kebangkita Ekonomin Islam di Indoensia dan

Dunia (Fiqh kejayaan dan kemenangan Islam)

Tafsir epistomologi manhaj gerakan FoSSEI

Transformasi gerakan dan strategi pengembangan FoSEEI

2.) Pembinaan Wajib KL 3

a.) SGD 3

Pelaksanaan SGD 3

SGD dipandu oleh seorang pemandu yang kemudian disebut

dengan tentor SGD

Syarat menjadi tentor adalah Kader Level 3.

Kelompok SGD terdiri dari 3 sampai 15 orang

SGD wajib dilaksanakan tiap sepekan sekali

Materi SGD 3

Materi SGD 3 adalah penguatan kepribadian ekonom Islam dan

kepribadian sebagai seorang muslim.

b.) FGD 3

Pelaksanaan FGD 3

Penanggungjawab dan pelaksana FGD 3 adalah Tim Pembina KL 3

yang ada di KSEI

Tim Pembina KL 3 dibentuk oleh Depnas PER

FGD dilkakukan dengan penugasan dan diskusi via on line.

FGD dalam bentuk formal dilakukan minimal setahun sekali dalam

bentuk dauroh.

Materi FGD 3

Ekonomi Moneter

Ekonomi Publik

Marketing Syarih

Pasar Modal Syariah

Page 65: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Akuntansi Perbankan Syariah

Audit dalam Perspektif Islam

Bank dan Lembaga Keuangan Syariah

Analisis Fatwa-Fatwa MUI

Ananalisis PSAK yang mengatur tentang entitas Syariah

Konsepsi Kepemimpinan

Takwinul Ummat

2.7 Evaluasi dan Verfikasi Kompetensi Kader

2.7.1 Definisi, Penanngung Jawab, dan Pelaksana Evaluasi dan

Verifikasi Kompetensi Kader

Proses evaluasi dan verikasi kompetensi kader dalam pengkaderan di

FoSSEI dilkukan melalui akreditasi kaderisasi. Akreditasi ini pada dasarnya

meliputi 3 hal, yaitu:

1. Sertifikasi Pencapaian IKER oleh tim kaderisasi

2. Sertifikasi Kelulusan SGD oleh Pemandu/Tentor SGD

3. Sertifikasi Kelulusan FGD oleh tim kaderisasi

4. Pertimbangan lain yang merupakan kebijakan masing-masing pengelola

pengkaderan.

Agar lebih jelasnya berikut tabelnya.

Akredita

si

Sertifikasi Yang di nilai Yang Menilai

KT 1 Sarana pengkaderan

KT 1

IKER 1, SGD 1, FGD

1,

Kaderisasi KSEI,

Pemandu SGD 1

KT 2 Sarana pengkaderan

KT 2

IKER 2, SGD 2, FGD

2,

Kaderisasi Regional,

Pemandu SGD 2

KT 3 Sarana pengkaderan

KT 3

IKER 3, SGD 3, FGD

3,

Kaderisasi Nasional,

Pemandu SGD 3

Page 66: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Sertifikasi Indeks Karakteristik Ekonom Rabbani (IKER) FOSSEI adalah

kegiatan yang dilakukan untuk evaluasi akhir IKER pada setiap jenjang

keanggotaan dan pemberian sertifikat IKER.

2.7.2 Tujuan dan Sifat Akreditasi

Tujuan akreditasi adalah:

Melakukan evaluasi pencapaian Indek Karakteristik Ekonom Rabbani bagi

kader yang telah mengikuti proses kaderisasi.

Menyeragamkan standar minimal kualitas kader dalam setiap jenjang

kaderisasi.

Melakukan penjagaan kredilibitas serta nama baik organisasi dengan

melalui penjagaan kualitas diri.

Legalisasi pencapaian IKER sebagai praysarat untuk mengikuti proses

kaderisasi pada jenjang yang lebih tinggi.

Sifat :

Proses terbuka untuk kader yang kader yang ada dijenjang lebih atas, bisa

memberikan masukan kepada team evaluasi.

Tertutup bagi kader yang mengikuti proses sertifikasi.

2.7.3 Standar Kelulusan Sertifikasi

Kelulusan kader untuk dapat menuju jenjang berikutnya dibagi menjadi

tiga yaitu sebagai berikut:

Menurut ana standar minimal kelulusan sertifikasi adalah:

Kader

Tingkat

SGD FGD IKER

PK PU PK PU

1 75% 75 75% 75 80%

2 80% 80 80% 80 90%

3 90% 80 90% 80 95%

Keterangan:

PK: Prosentase Kehadiran

PU: Penilaian ujian sesuai materi SGD

Model ujian SGD diserahkan sepenuhnya oleh Pemandu SGD

Page 67: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Model ujian FGD diserahkan sepenuhnya oleh pengelola kaderisasi

secara administratif

Kehadiran SGD dan FGD minimal 80% dari yang dijadwalkan untuk

KT1 dan 90% untuk KT2 serta 95% untuk KT 3.

Mendapat surat bukti kelulusan sertifikasi dari pengelola kaderisasi

sesuai jenjang kaderisasnya.

KT 1 dari Kaderisasi KSEI

KT 2 dari Kaderisasi Regional

KT 3 dari Kaderisasi Nasional

secara kualitatif

100% indeks Aqidah dan akhlak terpenuhi

Minimal 75% IKER kompetensi Ekis dan Organisasi yang bersifat WAJIB

terpenuhi

secara kuantitatif

60% kader FOSSEI yang terekrut lulus sertifikasi di masing-masing

tingkat.

Pertimbangan lain disesuaikan pada kebijakan masing-masing

pengelola kaderisasi.

Waktu pelaksanaan :

Penilaian untuk sertifikasi silakukan dalam kurun waktu 6 bulan

setelah prosesi kaderisasi berlangsung semenjak rekrutmen awal dan

selanjutnya dilakukan sertifikasi menjelang kenaikan tingkat

berikutnya.

Jadi secara teknis Mentor sudah mengamati perkembangan peserta

SGD sejak awal prosesi SGD berlangsung, sehingga setelah 6 bulan

Mentor tinggal melakukan evaluasi pada kader melalui akreditasi

kader maupun melalui lembar IKER yang sudah disediakan.

Page 68: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Waktu untuk melakukan legalisasi sama dengan proses penilaian

melalui sertifikasi tesebut. Secara otomatis akan diperoleh dari hasil

sertifikasi yang diberikan Pemandu kepada kaderisasi Komisariat .

Waktu akreditasi dilakukan semenjak kader lulus Diklat dan dievaluasi

per 6 bulan

Waktu sertifikasi dilakukan setelah proses SGD dan atau ketika kader

akan diikutsertakan dalam Diklat tingkat berikutnya, contoh SET/SETT

Indeks Karakteristik (IKER) ialah ukuran untuk menilai pertumbuhan

dan perkembangan, prestasi dan percepatan kader dalam memenuhi

nilai-nilai dasar kader FOSSEI.

LAMPIRAN 1

PETUNJUK PELAKSANAAN SET

1. PETUNJUK STRATEGIS

a.) Pengertian

Sharia Eonomics Training (SET) adalah sarana formal alur kaderisasi

FoSSEI yang kedua yang dilakukan oleh setiap regional. SET adalah pintu

gerbang seorang kader FoSSEI menjadi Kader Level 2 (KL 2) FoSSEI.

Sebelum KSEI melakukan agenda SET maka TP KL 2 yang ada di KSEI wajib melakukan agenda Pra SET. Agenda PRA SET adalah serangkain proses seleksi KL 1 atau calon peserta SET untuk menjadi peserta SET.

b.) Tujuan

1. Sarana pembentukan idealisme mujahid ekonomi Islam

2. Memberi pemahaman dalam da’wah Ekonomi Islam

3. Untuk membangun militansi dan komitmen mujahid ekonomi Islam

4. Meningkatkan semangat juang dalam berda’wah ekonomi Islam

5. Untuk mencetak kader-kader FoSSEI yang syamil mutakamil, yang

akan berperan di KSEI, komisariat, regional ataupun, nasional

Page 69: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

6. Mensuplai kader-kader yang akan menjadi pengurus di komisariat

dan regional

c.) Pelaksanaan

SET dilaksanakan minimal 1 kali setiap tahunnya oleh Regional dengan rentang waktu antara bulan januari sampai juni.

d.) Evaluasi Pelaksanaan SET

Evaluasi SET akan dilakukan oleh pendamping kaderisasi dari Depnas PER berdasarkan buku pedoman kaderisasi.

e.) Parameter Keberhasilan dari Tujuan

1. Memiliki idealisme mujahid Ekonomi Islam sebagai berikut:

Berpikiran Solutif

Jiwa pengorbanan dan pelayan umat

Tegaknya Ekis menjadi Visi utama

Menempatkan kepentingan dakwah diatas kepentingan pribadi

Slalu meningkatkan kapasitas diri

Memiliki kerangka pikir islamic man

Sumber: Ekonomi Islam(Ali Sakti:2008)

Revelations

Observations

ILMU

Aqliyah

Ruhiyah

Jasadiya

hIslamic ManWorldview

4JJ I

Page 70: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

2. Memahami medan amal dalam da’wah Ekonomi Islam

3. Terwujudnya kader yang militan dan memiliki komitmen mujahid

ekonomi Islam sebagai berikut:

Sidiq

Amanah

Tabligh

Fathonah

Bersegera dalam menyambut seruan dakwah

4. Meningkatnya semangat juang dalam berda’wah ekonomi Islam

High Motivation

Lurus Niatnya

5. Kader-kader FoSSEI yang syamil mutakamil, yang akan berperan di

KSEI, komisariat, regional ataupun, nasional

6. Mensuplai pengurus di komisariat dan regional

f.) Tema

Tema kegiatan SET disesuaikan dengan karater daerah masing-masing. Tema SET diharapkan mampu mengangkat potensi ekonomi daerah yang bersangkutan.

g.) Peserta

Peserta SET adalah kader FoSSEI yang telah memenuhi persyaratan sebagai peserta SET.

Persyaratan manjadi peserta SET adalah:

- Wajib:

Telah mendapat sertifikasi KL 1

Aktif dalam kegiatan FoSSEI (KSEI) minimal 6 bulan

Mendapat surat rekomendasi dari Ketua KSEI

Bersedia menjadi pengurus FoSSEI Regional atau FoSSEI Komisariat

Bersedia mengikuti mekanisme pengkaderan di FoSSEI

Sudah terbina minimal 6bulan

Page 71: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Menyerahkan essay sesuai dengan tema dan referensi yang

ditetapkan panitia

- Rekomendasi (tidak wajib)

Bisa diadakan kajian pembekalan pra SET atau ujian screning peserta

SET. Ujian scerening FoSSEI sengaja tidak dibuat soal yang baku karena

memang itu semua bergantung pada regional masing-masing.

*Pertimbangan khusus*

Bagi regional yang memang belum sehat dalam hal kaderisasi bisa menggunakan persyaratan pada SOP lama. Pertimbangan khusus ini akan diberlakukan pada tahun 2012 saja kecuali ada pertimbangan lain dari depnas PER.

Sertifikasi KL 1:

1. Dinyatakan telah lulus SGD 1 dan FGD 1

2. Memenuhi IKER KL 1 minimal 75%

MATERI SGD 1

Islam The Way of Life

Know Your Self

Pedoman hidup ekonom muslim

Karakteristik ekonom muslim

Realisasi Syahadat dalam Ekonomi Islam

Konsentrasi

Komunikasi Efektif

Ukhuwah Islamiyah

Manajemen Waktu

Amal Jama’i

Ilmu dalam perspektif Islam

Membangun motivasi dan kemauan

Ekonomi Islam sebuah solusi

Urgensi Dakwah Ekonomi Islam

Page 72: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Review materi-materi Ekonomi Islam dalam FGD 1 (disesuaikan

dengan kebutuhan peserta)

Penilaian Kelulusan SGD 1 adalah:

1. SGD 1 minimal 4 bulan

2. Kehadiran minimal 75% dari total SGD

3. Telah dinyatakan lulus oleh tentor SGD nya dengan mempertimbangkan pencapaian IKER (rincian 9 karakter ekonom rabbani KL 1)

MATERI FGD 1

Konsep dasar Fiqh

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islami Klasik

Sejarah Pemikiran ekonomi islami kontemporer

Uang dalam ilmu makro ekonomi islami

Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam

Norma - norma akad (kontrak) dalam Fiqh Islam dan Jenis-jenis

Akad / Transaksi

Lembaga Keuangan dalam Perspektif Ekonomi Islam

Prinsip-prinsip keuangan dalam islam

Sejarah Akuntansi Syari’ah

Akuntansi Syari’ah Normatif

Standar Akuntansi Keuangan Syari’ah dan Badan-Badan

Penyusunnya

Sejarah Pemikiran dan Pengembangan Ekonomi Islam

Kerangka Dasar Akuntansi Syari’ah

Penilaian Kelulusan FGD 1 adalah:

1. Ujian Tulis. Pada akhir pertemuan FGD 1, penanggug jawab FGD 1 wajib mengadakan ujian tulis untuk menilai kompetensi peserta. Pertanyaan ujian tulis disesuaikan dengan kondisi KSEI. Peserta dinyatakan lulus FGD

Page 73: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

1 apabila mengikuti minimal 10 materi. Kurang dari itu peserta belum bisa lulus FGD 1 sehingga harus mengganti kekurangannya.

2. Kehadiran. Peserta dinyatakan lulus apabila kehadirannya minimal 75% dari jumlah total pertemuan.

3. Keaktifan. Keaktifan peserta bisa digunakan untuk membantu tidak terpenuhinya ketentuan nomor 1 dan dan 2 melalui musyawarah penanggung jawab FGD 1

2. ACARA

a.) Standart Acara

Standart acara SET adalah:

1.) SET dilaksanakan selama 2-3 hari

2.) Acara hari pertama adalah full materi di kelas dan acara hari kedua adalah kunjungan atau aktivitas yang bersinggungan dengan stakeholder ekonomi syariah atau yang sifatnya wajib

3.) Metode ceramah, diskusi dan simulasi

4.) Setting kelas: tempat duduk ikhwan dan akhwat terpisah

5.) Perangkat: SC, OC, dan Instruktur

6.) Dilakukan preetest postest, dan discussion class pada setiap materi yang diberikan

7.) Tema SET sebisa mungkin harus bisa mengangkat potensi ekonomi daerah setempat

8.) Dalam rangkaian acara harus ada agenda malam semacam jurit malam.

9.) Harus ada acara yang melibatkan stakeholder ekonomi syariah. Seperti:

a. Aksi turun ke masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan

pedagang di suatu pasar untuk terbebas dari jerat rentainer.

b. Sosialisasi ekonomi islam mengenai ekonomi islam.

c. Merintis Desa Binaan , bisa melakukan survey

d. Merintis Sahabat FoSSEI

e. Kunjungan ke lembaga ekonomi syariah

Page 74: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

f. Dan ide kreatif lainnya dari masing-masing daerah regional.

8.) Penugasan SET

Peserta wajib membuat essay sesuai dengan tema SET Kesiapan Ruhiyah. Jasadiyah, dan fikriyah

Ruhiyaho Senantiasa menjaga amal yaumi (tilawah minimal ½ juz

perhari, puasa sunnah)o Hafalan QS. As Shaff 1-5

Jasadiyaho Berolahraga

Fikriyah

Membaca dan memahami buku-buku sebagai berikut:

1. INDONESIA MILITAN” karya Riawan Amin

2. “Jalan Cinta Para Pejuang” karya Sallim A. Fillah

3. “The Future of Economic” karya Umer Chapra

4. Ekonomi Makro Islami dan Ekonomi Mikro Islami karya Adimarwan Karim A.

Contoh rundown acara SET.

Tema: “Mencetak Ekonom Rabbani dalam Membangun Jember Terbina”

Waktu Kegiatan KeteranganJumat, 3 Februari 2012

06.00 – 06.30 Regristrasi peserta PJ: OC06.30 – 07.00 Pembukaan:

Tilawah: 5 menitSambutan Ketua Panitia: 5 menitSambutan Ketua UmumSambutan Koordinator RegionalSambutan dan pembukaan DEI oleh Dekan FE Unej : 10 menit

PJ: OCMC: Farid

07.00 – 07.30 Internalisasi SET dan kesepakatan kontrak training

Internaslisasi: Co. HRDKesepakatan kontrak: MoT

07.30 – 08.00 Pengkondisian peserta PJ: OC08.00 – 11.30 Kunjungan ke Anggota DPRD PJ: SC

Page 75: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Komisi BHearing “teori dan praktik lembaga keuangan syariah dalam upaya pengembangan ekonomi daerah, (dari sektor moneter menuju sektor riil)

Pendamping: Akademisi dan Praktisi yang terkait

11.30 – 12.00 Pegkondisian Peserta PJ: OC12.00 – 13.00 ISHOMA PJ: OC13.00 – 13.10 Pretest materi 1 PJ: SC13.10 – 14.50 Materi 1: Analisa Makro dan

Mikro EkonomiPemaparan materi 50 menitTanya jawab 50 menitPJ: SC

14.50 – 15.00 Postest materi 1 PJ: SC15.00 – 15.30 ISHO PJ: OC15.30 - 15.40 Pretest materi 2 PJ: SC15.40 – 17.20 Materi 2: Ekonomi Politik Pemaparan materi 50

menitTanya Jawab 50 menitPJ: SC

17.20 – 17.30 Postest materi 2 PJ: SC17.30 – 19.15 Bersih diri dan Ishoma PJ: OC19.15 – 20.00 FGD materi 1 dan 2 PJ: MoT20.00 – 21.30 FGD (ikhwan dan akhwat

terpisah)Fokus diskusi:-Ikhwan: Kepemimpinan dalam Islam-Akhwat: perempuan sebagai madrasah pertama generasi bangsa

Pemaparan materi 30 menit, diskusi 60 menit

21.30 – 00.30 Istirahat PJ: OCSabtu, 4 Februari 2012

00.30 – 03.00 Perjalanan Malam PJ: SC03.00 – 05.00 Qiyamul Lail PJ: OC05.00 – 05.30 Riyadho PJ: Instruktur (SoT)05.30 – 07.30 Bersih diri -07.30 – 07.40 Pretest materi 3: PJ: SC07.40 – 09.40 Manajemen Perubahan Sosial

(Rekayasa Sosial)Pemaparan materi 45 menitStudi KasusSGD: 15 menit oleh SoTFGD: 60 menitPJ: SC

09.40 – 09.50 Postest materi 3 PJ: SC09.50 – 10.00 Pretest materi 4 PJ: OC10.00 – 11.15 Tafsir Filosofi, Visi dan Misi

FoSSEI serta arah pergerakan Pemaparan materi 45 menit

Page 76: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

FoSSEI Tanya jawab 30 menit11.15 – 12.00 FGD materi 4 PJ: MoT12.00 – 12.10 Postest materi 4 PJ: SC12.10 – 13.00 ISHOMA PJ: OC13.00 – 15.00 Materi 5: Mikro Teaching PJ: SC15.00 – 15.30 ISHO PJ: OC15.30 – 16.15 Pengumuman kelulusan dan

PelantikanPJ: Tim kaderisasi KL 2

16.15 – 16.30 Penutupan PJ: OC*Nb: Contoh rundown ini hanya sebagai salah satu referensi saja. Jadilah penyelenggara SET yang sekreatif mungkin, sesuai kondisi regional antum.

b.) Materi SET

Ekonomi Islam Organisasi/Pergerakan Soft Skill

Wajib Pilihan Wajib Pilihan Wajib Pilihan

- Analisa Mikro & Makro Ekonomi

- Ekonomi Politik

- Problematika Dakwah Ekis

- Rekayasa sosial

- Arah pergerakan FoSSEI

- Manajemen Organisasi

- Sejarah Pergerakan Mahasiswa

- Base on training

- Micro Teaching

- AMT- Based on

training- Life

mapping

Keterangan:

Materi Dalam SET harus terdiri dari tiga bagian berupa materi ekonomi islam, pergerakan, dan soft skill

Materi Wajib merupakan materi standart minimal yang harus disampaikan dalam SET. Sedangkan materi pilihan merupakan tambahan jika mater wajib sudah disampaikan dan ada waktu yang tersedia

Tiap-tiap materi wajib ada diskusinya untuk menyelesaikan permasalahan dalam materi tersebut dan harus ada implementasinya

Untuk analisa Makro dan Mikro lebih diarahkan kepada solusiatas permasalahan perkonomian yang berbasis daerah sehingga setelah SET bisa diaplikasikan.

Page 77: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

Tabel Silabus SET

Materi Sub materi Mekanisme Kisi-kisi Tujuan Parameter keberhasilan (evaluasi)

Ekonomi

Analisa makro dan mikro ekonomi

Sesi pertama pemaparan materi, sesi kedua tanya jawab, sesi ketiga SGD, sesi keempat pemaparan tiap kelompok

Keadaan makro ekonomi di Inonesia

Solusi untuk perekonomian Indonesia

Peserta paham akan keadaan perekonomian di Indonesia

Peserta dapat menganalisis keadaan ekonomi

Peserta dapat memberikan solusi untuk perekonomian

Keaktifan peserta Solusi yang di

tawarkan peserta

Ekonomi politik Sesi pertama pemaparan materi, sesi kedua tanya jawab, sesi ketiga SGD, sesi keempat pemaparan tiap kelompok

Pengertian ekonomi politik

Sistem ekonomi politik di indonesia

Peserta mengetahui ekonomi politik

Peserta lebih peka

Keaktifan peserta Solusi yang di

tawarkan peserta

Organisasi

Arah pergerakan FoSSEI

pertama pemaparan materi, sesi kedua tanya jawab, sesi ketiga SGD, sesi keempat pemaparan tiap kelompok

arah pergerakan FOSSEI

lingkup kerja FOSSEI

mengetahui arah gerak FOSSEI

AKTIFNYA forum

Rekayasa sosial/ Manajemen perubahan sosial

pertama pemaparan materi, sesi kedua tanya jawab, sesi ketiga SGD, sesi

Manajemen prubahan internal organisasi

Manajemen

Peserta memiliki kemampuan untuk merumuskan strategi rekayasa sosial

Keaktifan pesertaSolusi yang di tawarkan

Page 78: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

keempat pemaparan tiap kelompok

perubahan masyarakat

Soft Skill

Micro Teaching

Page 79: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

c.) Penilaian kelulusan SET

Kelulusan peserta ditentukan oleh tim kaderisasi Regional berdasarkan

musyawarah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Pre Test

2. Post Test

3. Kehadiran

4. Keaktifan Peserta

5. Penugasan

Katerangan

Pre Test, yaitu test yang dilaksanakan pada awal materi (sebelum

pemateri menyampaikan). Tujuan untuk mengetahui pemahaman awal

peserta terhadap materi yang akan disampaikan

Post Test, yaitu test akhir materi yang bertujuan untuk melihat

perkembangan pemahaman peserta

Ketentuan kehadiran:

a. peserta dinyatakan lulus bila mengikuti minimal 5 materi

b. peserta dinyatakan lulus bersyarat bila mengikuti minimal 4 materi

c. peserta dinyatakan tidak lulus apabila materi yang diikuti kurang dari 4

materi.

Keaktifan, yaitu evaluasi keaktifan peserta saat materi atau FGD

Penugasan:

a. Peserta dinyatakan lulus jika mengumpulkan essay sesuai ketentuan

pantia

b. Peserta dinyatakan lulus bersyarat jika mengumpulkan essay tapi

terlambat

c. Peserta dinyatakan tidak lulus apabila tidak mengumpulkan essay.

d.) Follow Up SET

a. Laporan peleksanaan SET kepada Depnas PER, meliputi:

- Database peserta SET

Page 80: Buku Pedoman Kaderisasi Launching.docx

- Laporan penilaian kelulusan SET

b. Melakukan pembinaan pasca SET, minimal pembinaan wajib yakni SGD 2 dan FGD 2. Penanggungjawab pembinaan adalah kaderisasi regional, akan tetapi secara teknis bisa bekerjasama dengan komisariat atau KSEI yang bersangkutan.

*dalam SOP SET ini tidak ada MES, sebisa mungkin kita menghindari pembinaan atau kader yang instan, semua ada prosesnya yang di masing-masing tahap ada targetannya.