jurusan pendidikan agama islam fakultas ilmu...

77
EFEKTIFITAS PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK AKHLAK KARIMAH SISWA MI TERPADU NURUL FALAH DEPOK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Adnan Rifai NIM 109011000223 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: lamnhi

Post on 09-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

EFEKTIFITAS PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK AKHLAK KARIMAH

SISWA MI TERPADU NURUL FALAH

DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Adnan Rifai

NIM 109011000223

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas
Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas
Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

i

ABSTRAK

Adnan Rifai (Nim : 109011000223). “EFEKTIFITAS PERANAN GURU

DALAM MEMBENTUK AKHLAK KARIMAH SISWA DI MIT NURUL

FALAH DEPOK”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas peranan guru dalam

membentuk akhlaq al-karimah siswa, di MI Terpadu Nurul Falah Depok.

Bagaimana siswa membentuk akhlaknya baik dalam aspek ibadah, personal, dan

interpersonal.

Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

suatu masalah dengan jalan mengumpulkan data dan fakta-fakta yang bersifat

khusus atau peristiwa-peristiwa konkrit yang ada hubungannya dengan

pembahasan. Kemudian ditarik kesimpulan.Sampel penelitian ini diambil dengan

tekhnik cluster random sampling, sekitar 30%. Dengan demikian sampel yang

diambil dari populasi yang ada dan dianggap mewakili hasil penelitian dari

sejumlah populasi, penulis menggunakan sampel berjumlah 40 orang dari 1).kelas

IV 10 orang, 2). Kelas V 10, dan 3). Kelas VI 20 orang.

Hasil penelitian menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: pembentukan akhlaq

siswa masih berbentuk sementara, walaupun dalam hasil ini pembentukkan akhlak

karimah siswa sangat besar pengaruhnya akan peran dari seorang guru. Untuk itu

pembentukkan akhlak karimah siswa masih harus terus diperhatikan, dimulai dari

kepribadian seorang guru yang mempunyai akhlak karimah sebagai contoh

ketauladanan bagi siswa di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

Kata kunci: Peranan seorang guru, akhlak Karimah.

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan curahan rahmat dan hidayat beserta nikmat yang tiada

tara, terutama nikmat sehat wal afiat, nikmat iman dan islam sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEKTIFITAS PERANAN GURU

DALAM MEMBENTUK AKHLAK KARIMAH SISWA MI TERPADU

NURUL FALAH DEPOK”.

Shalawat dan salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan sampai zaman

yang terang benderang seperti saat ini dengan segala ilmu pengetahuannya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program

studi Pendidikan Agama Islam Strata Satu (S1), Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah berkenan memberikan bantuan dan motivasi

dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain kepada:

1. Kepada ibu Dra. Nurlena Rifa’I, Ph.D selaku Dekan yang memberikan izin

kepada penulis melakukan penelitian.

2. Kepada Bapak Dr. Abdul Majid Khon, MA selaku ketua jurusan PAI yang

memberikan izin penelitian kepada penulis

3. Kepada Marhamah, Lc. MA selaku Sekretaris Jurusan PAI yang memberikan izin

dalam pengesahan skripsi

4. Khalimi, Dr. MA., selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. H. masan ,M,Pd selaku pembimbing akademik yang telah mengarahkan

penulis selama kuliah

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

iii

6. H.M. Nur Firdaus, selaku ketua Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Falah

yang telah membantu dalam memberikan informasi lebih lengkap profil

sekolah.

7. Bapak H. Ade Ibrahim, S. Pd. I, selaku Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah

Terpadu Nurul Falah Depok Jakarta Pusat yang telah memberikan izin dan

membantu penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah

8. Terisitimewa Ayahanda dan Ibunda yang tercinta dengan kasih sayang dan

kesabarannya telah membesarkan, mendidik, memotivasi dan mendoakan

penulis sampai sekarang ini.

9. Kepada adik kandung penulis Nurul Aulia yang senantiasa memberikan

dukungan kepada penulis untuk mengerjakan skripsi ini.

10. Untuk seorang yang dicinta yang telah sabar dan perhatian kepada penulis

serta mendukung pengerjaan skripsi ini sehingga selesai

11. Rekan-rekan seangkatan: Hulaifi, anwar, ali sahin, abdul azis, Ihsan, Fikri,

Ihya, Azis, Mamet, Supardi, Muhammed, Aas, Anggie, Suci , Akmal, Arya,

dll yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sama-sama berjuang

untuk mencapai impian masing-masing

12. Teman-teman terbaik penulis : Yani Noviyani, Sirojuddin, Zaenal dan Hendra

Wijaya, yang selalu membantu dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi

ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah

SWT membalas segala amalnya dengan lebih baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena adanya

keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Kritik dan saran yang

bersifat membangun penulis harapkan dengan lapang dada.

Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta membalas amal

kebaikan kita semua, amin.

Jakarta, 27 Januari 2014

Penulis

Adnan Rifai

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTARISI ........................................................................................... iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah .................................................... 1

B. IdentifikasiMasalah ......................................................... 2

C. PembatasanMasalah ........................................................ 3

D. PerumusanMasalah ......................................................... 3

E. TujuanPenulisan .............................................................. 4

F. ManfaatPenulisan ............................................................ 4

BAB II : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. LandasanTeori ................................................................. . 5

1. Pengertian Guru .......................................................... 5

2. Tugas Guru SebagaiPendidik ..................................... 7

3. Persyaratan Guru Sebagai Pendidik ........................... 10

4. AkhlakKarimah .......................................................... 10

a. PengertianAkhlaqal-Karimah ............................... 10

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan

Akhlaq .................................................................. 12

c. Sumber-sumberAjaranAkhlaq .............................. 13

d. KarakteristikAkhlaq .............................................. 14

e. UkuranAkhlaq ...................................................... 16

f. TujuanAkhlaq ....................................................... 17

g. Pokok-pokokIlmuAkhlaq ..................................... 17

h. Bentuk-bentukAkhlaqKarimah ............................. 18

i. ManfaatAkhlaq ..................................................... 20

5. Peran GuruDalamMembina Di Sekolah ..................... 21

6. Kegiatan Di SekolahDalamMembinaAkhlak ............. 22

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

v

a. DisiplinShalat ....................................................... 22

1. Disiplin ........................................................... 22

2. Shalat .............................................................. 25

3. Keutamaan shalat berjamaah .......................... 25

4. Shalat dhuha ................................................... 26

B. Kerangka Berpikir ........................................................... 27

C. Hipotesis .......................................................................... 27

D. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 27

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................ 29

B. Metodologi Penelitian ..................................................... 29

C. Variabel Penelitian .......................................................... 29

D. Populasi dan Sampel ....................................................... 30

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 30

F. Instrument Penelitian ...................................................... 31

G. TekhnikPengolahan dan Analisa Data ............................ 32

1. TekhnikPengolahan Data .......................................... 32

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN DESKRIPTIF ANALISIS

A. Hasil Penelitian ............................................................... 35

1. Sejarah Berdirinya Madrasah ...................................... 35

2. Profil ............................................................................ 35

3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah ................................. 36

4. Kondisi Guru Berdasarkan Pendidikan ....................... 37

B. Deskripsi Data Peranan Guru .......................................... 42

C. Deskripsi Akhlak Siswa .................................................. 51

D. Deskripsi Peranan Guru dan Akhlak Siswa .................... 61

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

vi

BAB V : PENUTUP

A Kesimpulan ..................................................................... 63

B Implikasi .......................................................................... 64

C Saran ................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern ini, pergaulan anak yang masih duduk di bangku sekolah

SD, SMP, SMA dan Universitas atau sekolah perguruan tinggi itu nyaris dalam

penyimpangan moral. Tidak hanya dikalangan mereka saja yang banyak

melakukan akan pergaulan yang jauh dari moral. Seorang pendidik pun ternyata

banyak yang melakukan penyimpangan moral. Seperti berita akan adanya seorang

pengajar disebuah sekolah yang melakukan pelecehan seksual, penganiayaan,

sampai terjadinya pembunuhan1, melebihi penyimpangan moral yang dilakukan

oleh para muridnya.

Dari sebuah kejadian yang terdapat di atas, ketauladan seorang guru mulai

menurun dari pandangan para orang tua. Karena seharusnya seorang pendidik

mempunyai perilaku yang baik yang bisa dijadikan contoh untuk siswa-siswi

disekolah maupun keetika di luar sekolah. karena dalam konteks psikologi

pendidikan, seorang anak akan meniru apa yang atau dialami pada lingkungannya

(behaviorisme/empirisme) dimana semua memori kejadian akan tersimpan di dalam

pikiran alam bawah sadarnya, sehingga lambat laun akan membentuk watak serta

kepribadian ketika anak ketika ia beranjak dewasa.

Adapun penulis mengingatkan, masih banyak sekolah yang memiliki seorang

guru yang perilaku dan kepribadiannya baik, seperti di sekolah MIT Nurul Falah

Depok. Guru yang ada di sekolah ini memiliki kepribadian yang baik, dan bisa

dijadikan contoh kepada siswa-siswi di sekolah maupun di luar sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan

kecerdasan emosional dan akhlak yang merupakan bagian dari potensi yang

dimiliki manusia harus dilakukan oleh dunia pendidikan, sehingga para lulusan

pendidikan dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya. Pembinaan dan pembiasaan

berakhlak baik tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan yang pada intinya

1 Liputan6.com, senin 9/9/2013

1

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

2

membentuk manusia yang berakhlak, yaitu manusia yang dapat berhubungan,

berkomunikasi, beradaptasi, bekerjasama, dan seterusnya baik dengan Allah,

manusia, dan alam semesta.

Oleh karena itu bagi guru agar pendidikan ini tidak melahirkan manusia yang

salah kaprah kembangkanlah akhlak guru terlebih dahulu dengan akhlak yang baik

(karimah) agar siswa yang dididik dan dibina menjadi siswa yang mempunyai

akhlak yang baik.

berdasarkan uraian di atas latar belakang masalah dari penulisan penelitian

ini diantaranya adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peran guru terhadap perkembangan

akhlak siswa.

2. Untuk mengetahui akhlak baik siswa di sekolah maupun di luar sekolah.

Mengingat pentingnya peran guru bagi siswa agar tumbuh prilaku baik pada

siswa, maka penulis tertarik untuk menelaah seberapa besar efektifitas peran guru

yang terdapat di sekolah melalui penelitian, dengan judul: “Efektivitas Peranan

Guru Dalam Membentuk Akhlak Karimah Siswa (Studi Kasus Di MIT Nurul

Falah Depok)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Adanya para guru yang tidak menyadari bahwa Akhlak seorang Guru

mempunyai pengaruh terhadap terbentuknya akhlak baik siswa.

2. Banyak para tenaga kependidikan yang tidak mau terlibat dan bekerjasama

dalam pelaksanaan hidden curriculum di sekolah.

3. Usia anak-anak yang masih labil dan mudah meniru apa yang sering dilihatnya.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mencapai sasaran yang hendak dibahas

sebagaimana dalam judul tersebut, maka penulis memberikan batasan masalah

yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

3

1. Peranan Guru yang dimaksud adalah segala macam perbuaatan yang dilakukan

guru di sekolah yang baik, yang dapat berpengaruh terhadap karakter dan akhlak

siswa,

2. Akhlak siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu

perbuatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas maupun di luar kelas.

3. Siswa yang dimaksud di sini adalah siswa kelas V di MIT Nurul Falah Depok

tahun ajaran 2013-2014. Adapun alasan penulis memilih siswa kelas V sebagai

objek penelitian adalah karena siswa-siswi kelas V dianggap cukup

representative dan lebih fokus dalam mengikuti kegiatan hidden curriculum

(Pembinaan Akhlak), dibandingkan dengan kelas IV yang masih beradaptasi

dengan kegiatan hidden curriculum(pembinaan Akhlak) maupun dengan kelas

VI yang sudah kurang aktif mengikuti hidden curriculum karena mereka harus

berkonsentrasi untuk mempersiapkan diri menghadapi UAN (Ujian Akhir

Nasional).

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti secara

operasional dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran guru dalam membentuk akhlak baik siswa?

2. Kesulitan-kesulitan seperti apakah yang dihadapi guru dalam pembentukan

akhlak siswa?

3. Bagaimana akhlak siswa di sekolah maupun di luar sekolah?

E. Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan dalam perumusan masalah,

maka secara spesifik tujuan yang akan dicapai dari penulisan ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh hidden curriculum

(pembinaan akhlak) dalam menumbuhkan akhlak baik siswa di MIT Nurul

Falah Depok.

2. Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan hidden curriculum (pembinaan akhlak)

di MIT Nurul Falah Depok.

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

4

3. Untuk mengetahui peranan guru dalam kegiatan Pembinaan akhlak.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah strategis untuk mewujudkan akhlak siswa

yang baik berdampak positif terhadap perkembangan social anak.

F. Manfaat Penulisan

Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik sebagai

kajian ilmiah maupun sebagai bentuk aplikasi langsung terhadap upaya

peningkatan mutu pendidikan. Beberapa pihak diharapkan dapat merasakan

manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung, pihak-pihak tersebut

adalah:

1. Kepala sekolah di MIT Nurul Falah, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan

pembinaan akhlak di sekolah.

2. Seluruh tenaga kependidikan di MIT Nurul Falah agar tidak mengabaikan

adanya pengaruh terhadap perkembangan sikap (akhlak baik) siswa.

3. Masyarakat umum, khususnya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

4. Terciptanya generasi muda yang berakhlak karimah dan bermoral.

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

5

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

Dalam penelitian ini ada dua konsep yang perlu dijelaskan terlebih dahulu

sebelum membahas mengenai rencana peranan guru pendidikan agama Islam dalam

membentuk akhlak al- karimah siswa di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Falah

Konsep yang menyertai judul diantaranya ialah kata “Guru dan Akhlak al-Karimah

serta efektifitas seorang guru dalam membentuk akhlak al-karimah.

1. Pengertian Guru

Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang

mengajar. guru diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya (mata

pencahariannya, profesinya) mengajar. Kata guru dalam bahasa arab sebagai

seorang mudarris, mu‟addib dan mu‟allim yang keseluruhannya yang bermakna

seorang yang cakap dalam mendidik (pendidik). Sedangkan dalam bahasa inggris

disebut teacher yang diartikan guru atau pengajar.2

Dalam literature kependidikan Islam, seorang pendidik biasa disebut

sebagai ustadz, mu‟allim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu‟addib. Beberapa

istilah tersebut akan diuraikan pengertiannya sebagai berikut:

Ustadz: orang yang berkomitmen terhadap profesionalitas yang melekat pada

dirinya sikap dedikasi, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta

sikap continous improvement.

Mu‟allim : orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta

menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan

praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta

amaliah (implementasi)

Murabbiy : orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu

berkreasi serta mampu mengatur, dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak

menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitar.

Mursyid : orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri, atau

2 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006), cet. 3, hal.61

5

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

6

menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.

Mudarris : orang yang memiliki kepekaan intelektual informasi, serta

memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan dan berusaha

mencerdaskan anak didiknya, memberantas kebodohan mereka serta melatih

keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.

Mu‟addib : orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung

jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan

ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah

orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di

lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di Masjid, Surau/Musholla, di rumah

dan sebagainya.3

Pendidik adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik.4 Yang dimaksud pendidik disini adalah guru yang

mengajar sekaligus mendidik di sekolah.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa guru

sebagai pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak didik dan juga memberi bimbingan baik jasmani

maupun rohani guna mencapai kedewasaan. Disamping itu guru juga mempunyai

kewajiban dalam membentuk akhlak agar sejalan antara IPTEK dan IMTAQ.

2. Tugas-tugas Guru Sebagai Pendidik

Mengenai pengertian pendidik, didalamnya tersirat pula mengenai tugas-tugas

pendidik, tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Membimbing pesereta didik

Mencari pengenalan terhadapnnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat,

minat dan lain sebagainya.

b. Menciptakan situasi untuk kependidikan

3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2000), h.31 4 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Rosadakarya, 1994),

cet ke-2, h.74

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

7

Yang dimaksud dengan situasi pendidikan yaitu suatu keadaan dimana

tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan dengan

hasil yang memuaskan.5

Sama dengan teori pendidikan barat, tugas pendidik dalam pandangan

islam secara umum ialah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh

potensi anak didik, baik potensi psikomotorik, kognitif, maupun potensi afektif.

Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang sampai ketingkat setinggi

mungkin, menurut ajaran Islam.6

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik,

hendaknya mereka tidak melakukan kedisiplinan terhadap anak didiknya seperti

mendisiplinkan hewan ternak, akan tetapi mereka haruslah memperlakukan para

peserta didiknya sebagai makhluk yang mudah dipengaruhi dan dibentuk

karakternya, sehingga nantinya mereka akan dihormati dikalangan masyarakat.

Dari sini Islam menganjurkan agar yang menjadi seorang pendidik bukan hanya

dari kalangan manusia terpelajar, akan tetapi juga harus dari orang yang arif dan

bijaksana, serta orang sholeh yang prilakunya dapat mempengaruhi pikiran kaum

muda.7

Dalam konteks masyarakat Islam pendidik haruslah orang yang dengan

sepenuh hati melaksanakan ajaran Islam, secara lahiriah dan batiniah. Dia pasti

orang yang berbudi luhur, orang sholeh yang merasa bertanggung jawab untuk

mendidik murid-muridnya menjadi muslim yang baik, yakni laki-laki dan

perempuan yang akan mempelajari nilai kaidah moral Islam, yang akan berupaya

untuk hidup sesuai dengan etika qur‟ani.8

Dalam proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,

membimbing, dan memberi fasilitas belajar pada siswa untuk mencapai tujuan.

Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di

dalam kelas maupun di luar, untuk membantu proses perkembangan siswa.

5 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), cet. Ke-2, h.76

6 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,. . . , h.66

7 Syed Sajjad Husain, Syed Ali Ashraf, Krisis Dalam Pendidikan Islam, (Jakarta anggota IKAPI:

Al-Mawardi Prima, 2000), cet. Ke-1, h.142 8 Syed Sajjad Husain, Syed Ali Ashraf, Krisis Dalam Pendidikan Islam, . . . , h. 146

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

8

Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai

kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan

proses peerkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:

a. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan

baik jangka pendek maupun jangka panjang

b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang

memadai.

c. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap nilai-nilai dan

penyesuaian diri.

Seorang Guru harus mempunyai kemampuan dalam menciptakan proses

belajar mengajar sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan

dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan

Melalui peranannya sebagai pengajar, guru diharapkan mampu

mendorong siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui

berbagai sumber dan media. Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa

untuk secara efektif dapat mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan

berbagai sumber serta media belajar.9

Menurut WF Connell peran seorang Guru ialah sebagai berikut :

a. Pendidik (nurturer)

b. Model

c. Pengajar dan pembimbing

d. Pelajar

e. Komunikator terhadap masyarakat setempat

f. Pekerja administrasi

g. Kesetiaan terhadap lembaga

Menurut Daoed Yoesoef (1980), menyatakan bahwa seorang guru

mempunyai tiga tugas pokok yaitu

a. Tugas Profesional

b. Tugas manusiawi

9 Slameto, belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta, PT Rineka Cipta,2010).

H. 97-99

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

9

c. Dan tugas kemasyarakatan

Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau

transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang

belum diketahui seorang anak dan seharusnya diketahui oleh anak.

Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat

memenuhi tugas-tugas utama manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas

manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian diri

sendiri.

Tugas Kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga

Negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah

digariskan oleh bangsa dan Negara lewat UUD 1945 dan GBHN.

Penjelasan di atas mengisyaratkan bahwa hendaknya guru itu dapat

memperlakukan siswa selayaknya sebagai sahabat sehingga interaksi diantara

keduanya berjalan baik. Karena jika seorang siswa sudah merasa nyaman dengan

keberadaan seorang guru, maka ia akan dengan mudah menerima semua nasihat

yang diberikan oleh guru.

Tugas guru adalah sebagai pendidik dalam menanamkan berbagai aspek

baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Tugas guru itu sangat mulia

bahkan mendapat peringkat tertinggi dalam ajaran Islam, akan tetapi tidah

semudah apa yang kita bayangkan untuk mengemban tugas mulia itu, perlu

adanya kesungguhan dengan sepenuh hati dalam melaksanakannya.

3. Persyaratan Guru Sebagai Pendidik

Menurut Prof. Athiyah Al Abrosyi yang dikutip oleh Nur Uhbiyati

mengemukakan pendapatnya tentang syarat-syarat bagi guru agama, ialah:

a. Guru agama harus Zuhud, yakni ikhlas, dan bukan semata-mata bersifat

materialis

b. Bersih jasmani dan rohani, dalam berpakaian rapih dan bersih, dalam

akhlaknya juga baik.

c. Bersifat pemaaf, sabar dan pandai menahan diri

d. Seorang guru harus terlebih dahulu merupakan seorang bapak sebelum ia

menjadi seorang guru.

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

10

e. Mengetahui tabiat dan tingkat berfikir anak.

f. Menguasai bahan pelajaran yang diberikan.

Itulah syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru agama, agar

berhasil dalam tugasnya. Yang terpenting di antaranya ialah hendaknya guru

agama dapat menjadi contoh tauladan dalam segala tingkah lakunya, dalam segala

keadaannya.10

4. Akhlaq al-Karimah

a. Pengertian Akhlaq al-Karimah

Dari sudut kebahasaan, akhlaq berasal dari bahasa arab, yaitu isim

mashdar (bentuk infinitive) dari kata Akhlaqa,yukhliqu, ikhlaqan, sesuai

dengan timbangan (wazan) tsulasi majid af‟ala, yuf‟ilu, if‟alan yang berarti

al-sajiyah (perangai), ath-thabi‟ah (kelakuan, tabi‟at, watak dasar), al‟adat

(kebiasaan, kelaziman), al-maru‟ah (peradaban yang baik), dan al-din

(agama).11

Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak adalah jamak dari

khuluq(khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau

tabi‟at. Akhlaq disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq

merupakan gambaran sifat manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia,

seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa

yunani pengertian Khuluq ini disamakan dengan kata ethicos atau ethos,

artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecendrungan hati untuk melakukan

perbuatan.12

Pengertian akhlak dari segi istilah ini kita dapat rujuk dari berbagai pendapat

para pakar di bidang ini.

Menurut Ibn Maskawih (w. 421 H/1030 M), mengatakan bahwa akhlak adalah

:

حب ل نهفس دا ػت نب ان افؼب نب ي غش فكش ال س ت

10

Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah

IAIN Sunan Ampel, 1981), h. 34 11

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,1997), cet. 2 ed. 1 h.1 12

M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah,2007), ed.1

cet.1 h. 2-3

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

11

“Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.13

Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali (1059-1111 M) yang

selanjutnya dikenal sebagai Hujjatul Islam (pembela Islam), karena

kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap

menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Maskawaih mengatakan akhlak

adalah:

“Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.”

Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, dalam mu‟jam al-wasith,

Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlaq adalah: sifat yang tertanam dalam

jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk,

tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

Menurut Ibn Taimiyah, akhlaq berkaitan erat dengan iman, karena iman

terdiri atas beberapa unsur berikut ini :

1) Berkeyakinan bahwa adalah sang pencipta satu-satunya. Pemberi rezeki

dan penguasa seluruh kerajaan.

2) Mengenal Allah dan meyakini bahwa hanya Allah Swt. Yang patut

disembah.

3) Cinta kepada Allah melebihi segala cinta terhaadap semua makhluknya.

Tidak ada cinta yang dirasakan seorang hamba kecuali didasarkan

cintanya kepada Allah Swt.

4) Cinta hamba kepada Tuhannya akan mengantarkannya kepada Tuhan

yang satu, yaitu demi mencapai ridha Allah Swt. Baik terhadap hal-hal

kecil maupun hal-hal besar dalam kehidupan sehari-hari.

5) Arahan ini mengalahkan egoism pribadi, nafsu keji dalam diri dan segala

tujuan semu dunia. Kekuatan dasar ini yang memudahkan seseorang untuk

melahirkan persepsi objektif. Dan langsung atas pandangan terhadap

esensi segala sesuatu. Keseluruhan poin ini merupakan fondasi utama

13

Ibid. h. 3

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

12

dalam tataran akhlaq.

6) Ketika telah berhasil tercipta suatu pandangan objektif dan langsung akan

esensi sesuatu, maka perilaku dan perbuatan seseorang telah menjadi

bagian dari akhlaq.

7) Jika perbuatan seseorang telah menjadi bagian dari akhlaq, hal itu

meerupakan pertandaa bahwa dia telah melalui jalan-jalan yang harus

ditempuh menuju kesempurnaan manusia.14

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlaq

Faktor-faktor yang dapat mengubah atau mempengaruhi pembentukan

akhlaq seseorang khususnya dan umumnya pada pendidikan, menurut tiga

aliran yang sudah sangat populer sebagai berikut:15

1) Aliran Nativisme, menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh

terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam

yang bentuknya berupa kecendrungan, bakat, akal dan lain-lain. Jika

seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecendrungan kepada yang

baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik.

2) Aliran Empirisme, menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh pada

diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan social, termasuk

pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Aliran ini lebih cendrung

kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran.

3) Aliran Konvergensi, aliran ini berpendapat bahwa pembentukan akhlak

dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari

luar yaitu pendidikan dan pembinaan secara khusus, atau melalui interaksi

dalam lingkungan sosial.16

c. Sumber-Sumber Ajaran Akhlaq

Sumber ajaran Akhlaq ialah Al-qu‟ran dan hadits. Tingkah laku Nabi

Muhammad merupakan contoh suri tauladan bagi umat manusia semua. Ini

ditegaskan oleh Allah dalam Al-qur‟an:

14

Mahmud Al-Mishri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, (Jakarta : Pena Pundi Askara,

2009), cet. I 15

Ibid h. 13. 16

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1991), cet. I, h. 113

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

13

ل

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan

hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab(33): 21).

Dalam hadits, „Aisyah ra. Diriwayatkan oleh Imam muslim. Dari

„Aisyah ra. Berkata: sesungguhnya Akhlak Rasulullah itu adalah Al-Qur‟an.

(HR. Muslim). Hadis Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau,

merupakan sumber akhlak yang kedua setelah al-qur‟an. Segala ucapan beliau

senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah. Allah berfirman:

Artinya : Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur‟an) menurut kemauan

hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan

(kepadanya). (QS. An-najm (53): 3-4)

Dalam ayat lain Allah memerintahkan agar selalu mengikuti jejak Rasulullah

dan tunduk kepada yang dibawa oleh beliau. Allah berfirman :

Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada

RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka

adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan

beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

14

Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka

tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat

keras hukumannya.

Dalam hadits :

ػبذ انؼزز ػ ػبذ اهلل حذ ث أب سؼذ ب يصس لب ل : حذ ث

ذ ب ػجال ػ انمؼمب ع ب حكى ػ أب صب نح ذ ػ يح ب يح

ى ب بؼثت نبء ت ششة لب ل : لب ل سس ل اهلل صب .و : ا ػ أب

صب نح اال خهب ق )سا احذ(

Dari Abdullah menceritakan Abi Sa‟id bin Manshur berkata :

menceritakan Abdul Aziz bin Muhammad dari Muhammad bin „Ijlan dari

Qo‟qo bin Hakim dari Abi Shalih dari Abi Hurairoh berkata Rasulullah Saw

bersabda : Sesungguhnya aku (Muhammad) hanya diutus untuk

menyempurnakan akhlak. (H.R. Ahmad)17

d. Karakteristik Akhlaq al-Karimah

Karakteristik Akhlaq al-Karimah ialah suatu karakter yang harus dimiliki

oleh seorang muslim dengan berdasarkan al-Qur‟an dan Hadis dalam dalam

berbagai bidang ilmu, kebudayaan, pendidikan, social, ekonomi, kesehatan,

politik, pekerjaan, disiplin ilmu dan berbagai macam ilmu khusus.18

Istilah “karakteristik ajaran akhlaq al-karimah” terdiri dari dua kata,

karakteristik dan akhlaq al-karimah. dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan

sebagai sesuatu yang mampu mempunyai karakter atau sifatnya yang khas.19

Akhlaq al-karimah diartikan perilaku manusia yang mulia, sesuai fitrahnya

seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad ملسو هيلع هللا ىلص, yang berpedoman pada kitab

suci al-Qur‟an yang diturunkan di dunia ini melalui wahyu Allah Swt.20

Karakteristik ajara akhlaq al-karimah mengandung pesan pesan sebagai

berikut.

17

Al Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Juz II, (Beirut: Darul Kutub al Ilmiyah) h. 504

18

M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2007), h. 113

19

Badudu dan Zain, kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h.617

20

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1994), h.444

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

15

1) Pesan menuruti peintah Allah Swt dan menyerahkan diri kepada-Nya.

Orang islam yang memiliki akhlaq al-karimah ialah orang yang

menyerahkan diri kepada Allah dan mengikuti segala ajaran yang telah

Allah secara kaffah.

2) Pesan agar manusia hidup sejahtera, tidak tercela, tidak cacat, selamat,

tentram dan bahagia. Ini berarti bahwa setiap muslim wajib

mengusahakan dirinya dan keluarganya hidup sejahtera, tentram,

selamat dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat tentang tuntunan

ajaran Robbul‟Alamin.

3) Pesan agar manusia mengakui adanya Allah, menyerahkan diri

sepenuhnya kepada Allah sebagai penyelamat hidupnya. Pesan ini

berarti bahwa setiap orang islam harus mengaku dengan sadar adanya

Allah Swt, kemudian ia menyerahkan diri pada kekuasaan-Nya dengan

menurut segala titah dan firman-nya sehingga ia selamat dunia akhirat.

4) Pesan agar manusia hidup secara damai dan sejahtera. Artinya bahwa

akhlaq al-karimah mengajarkan kepada manusia hidup kepada

kedamaian dan perdamaian. Orang yang berakhlaq al-karimah ialah

orang yang menganut ajaran perdamaian dan mencerminkan jiwa

perdamaian dalam segala tingkah laku dan perbuatan.21

Karakteristik ajaran akhlaq al-karimah tidak suatu karakter yamg harus

dimiliki oleh setiap muslim dengan berpedoman kepada al-Qur‟an dan Hadis

dalam berbagai bidang ilmu. Secara sederhana, karakteristik ajaran akhlaq al-

karimah dapat diartikan sebagai sutu cirri yang khusus dalam kehidupan

tingkahlaku manusia diberbagai bidang muammalah (kemanusiaan), ekonomi,

social, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, lingkungan, dan disiplin

ilmu lainnya.22

e. Ukuran Akhlaq

Ukuran berarti alat ukur atau standardisasi menyeluruh di seluruh dunia.

Ukuran akhlak oleh sebagian ahli diletakkan sebagai alat penimang perbuatan

21 Taufiq H. Idris, Kebudayaan Mengenal Islam, (Surabaya: Bina Ilmu,1983), h. 24

22

M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟a ,… h. 113-115

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

16

baik-buruk pada factor yang ada dalam diri manusia yang masyhur dengan

istilah al-Qanun adz-dzatiy, dalam istilah asing disebut. alat penimbang

perbuatan ialah factor yang datang dari luar diri manusia (al-qanun al-

kharijiy), dalam istilah asing disebut hiretonomous, baik yang bersifat „urf

atau undang-undang hasil produk pikiran manusia dan kehendak dari Tuhan

(agama).

Manshur Ali Rajab mengatakan bahwa „urf tidak dapat dipergunakan

sebagai alat pengukur akhlak. „Aisyah ketika diajukan pertanyaan pada beliau

tentang akhlak Rasulullah adalah Al-qur‟an. Bagi umat Islam, Al-qur‟an dan

hadits adalah menjadi alat pengukur akhlak.

Dalam masalah ini ahlu sunnah wal jama‟ah berpendapat, menurut

mereka baik itu apa yang dikatakan baik oleh agama. Buruk itu apa yang

ditentukan buruk oleh agama. Akal pikiran tidaklah kuasa menjelaskan

bagaimana bentuk akhlak baik dan akhlak buruk dan tidak kuasa member

ukuran yang pas bagaimana akhlak baik dan akhlak buruk.

f. Tujuan Akhlak

Tujuan ialah sesuatu yang dikehendaki, baik individu maupun kelompok.

Tujuan akhlak yang dimaksud ialah melakukan sesuatu atau tidak

melakukannya, yang dikenal dengan istilah Al-Ghayah, dalam bahasa Inggris

disebut the high goal, dalam bahasa Indonesia lazim disebut dengan

ketinggian akhlak.

Al-Ghazali menyebutkan bahwa ketinggian akhlak merupakan kebaikan

tertinggi. Kebaikan-kebaikan dalam kehidupan semuanya bersumber pada

empat macam:

1) Kebaikan jiwa, yaitu pokok-pokok keutamaan yang sudah berulang kali

disebutkan, yaitu ilmu, bijaksana, suci diri, berani, adil.

2) Kebaikan dan keutamaan badan. Ada empat macam yakni, sehat, kuat,

tampan, dan usia panjang.

3) Kebaikan eksternal (al-kharijiyah), seluruhnya ada empat macam juga,

yaitu harta, keluarga, pangkat, dan nama baik (kehormatan).

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

17

4) Kebaikan bimbingan (taufik-hidayah), juga ada empat macam, yaitu

petunjuk Allah, bimbingan Allah, pelurusan, dan penguatannya.

Jadi, tujuan akhlak diharapkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat bagi pelakunya sesuai Al-qur‟an dan hadits. Ketinggian akhlak

terletak pada hati yang sejahtera (qalbun salim) dan pada ketentraman hati

(rahatul qalbi).

g. Pokok-pokok Ilmu Akhlak

Pokok pembahsan ilmu akhlak ialah tingkah laku manusia untuk

menetapkan nilainya, baik atau buruk. J.H. Muirehead menybutkan bahwa

pokok pembahasan (subject matter) ilmu akhlak ialah penyelidikan tentang

tingkah laku dan sifat manusia. Al-Ghazali mengatakan bahwa pokok-pokok

pembahasan ilmu akhlak meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik

sebagai individu (perseorangan) maupun kelompok (maasyarakat). Dilihat

dari seluruh aspek kehidupan manusia, maka perbuatan manusia dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu

1) Perbuatan yang lahir dengan kehendak dan disengaja.

2) Perbuatan yang lahir tanpa kehendak dan tidak disengaja.

h. Bentuk-bentuk Akhlak Karimah

1) Bersifat sabar

Kesabaran dapat dibagi menjadi empat kategori ini.

a) Sabar menanggung beratnya melaksanakan kewajiban.

b) Sabar menanggung musibah atau cobaan.

c) Sabar menahan penganiayaan dari orang.

d) Sabar menanggung kemisikinan dan kepapaan.

2) Bersifat Benar (Istiqamah)

Betapa akhlak karimah menimbulkan ketenangan batin, yang dari situ

dapat melahirkan kebenaran. Rasulullah telah memberikan contoh betapa

beraninya berjuang karena beliau berjalan di atas prinsip-prinsip

kebenaran.

3) Memelihara Amanah

Betapa pentingnya sifat dan sikap amanah ini dipertahankan sebagai

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

18

akhlak karimah dalam masyarakat, jika sifat dan sikap itu hilang dari

tatanan social umat islam, maka kehancuranlah yang bakal terjadi bagi

umat islam.

4) Bersifat Adil

Adil berhubungan dengan perseorangan, adil berhubungan dengan

kemasyarakatan dan adil berhubungan dengan pemerintah. Adil

perseorangan ialah tindakan member hak kepada yang mempunyai hak.

5) Bersifat Kasih Sayang

Islam menghendaki agar sifat kasih saying dan sifat belas kasih

dikembangkan secara wajar, kasih sayang mulai dari dalam keluarga

sampai kasih sayang yang lebih luas dalam bentuk kemanusiaan, malahan

lebih luas lagi kasih sayang kepada hewan-hewan sekalipun.

6) Bersifat Hemat

Hemat (al-iqtishad) ialah menggunakan segala sesuatu yang tersedia

berupa harta benda, waktu dan tenaga menurut keperluan, mengambil

jalan tengah, tidak kurang atau tidak berlebihan.

7) Bersifat Berani

Sifat berani termasuk dalam Fadhilah akhlakul karimah. Syaja‟ah (berani)

bukanlah semata-mat berani berkelahi di medan laga, melainkan suatu

sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut

semestinya. Orang yang dapat menguasai jiwanya pada masa kritis ketika

bahaya diambang pintu, itulah orang yang berani.23

Rasulullah Saw.

Bersabda, “ bukanlah yangdinamakan pemberani, orang yang kuat

bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sanggup

menguasai hawa nafsunya”. (HR. Ahmad).

8) Bersifat Kuat

Al-Quwwah termasuk dalam rangkaian fadhillah akhlak karimah.

kekuatan pribadi manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian:

a) Kuat fisik, kuat jasmaniah yang meliputi anggota tubuh;

b) Kuat jiwa, bersemangat, inovatif, dan inisiatif

23

Yang di kutip dari buku Burhanudin Salam, Etika Individual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.

184. Dalam buku M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an, …, h. 45

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

19

c) Kuat akal, pikiran,cerdas, dan cepat mengambil keputusan yang tepat.

Kekuatan ini hendaknya dibina dan diikhtiarkan supaya bertambah

dalam diri, dapat dipergunakan meningkatkan amal perbuatan. Tambahan

kekuatan itu dapat diperoleh selain dengan usaha fitrah atau jalan yang

wajar, jug memohon kepada Allah.

9) Bersifat Malu (Al-Haya‟)

Sebagai rangkaian dari sifat al-haya‟ ialah malu terhadap Allah dan

malu kepada diri sendiri di kala melanggar peraturan-peraturan Allah.

Perasaan ini dapat menjadi bimbingan kepada jalan keselamatan dan

mencegah dari perbuatan nista.

10) Memelihara kesucian Diri (Al-Ifafah)

Al-Ifafah (memelihara kesucian diri) termasuk dalam rangkaian

fadhilah akhlakul karimah yang dituntut dalam ajaran islam. Menjaga diri

dari segala keburukan dan memelihara kehormatan hendaklah dilakukan

setiap waktu.

11) Menepati Janji

Janji ialah ketepatan yang dibuat dan disepakati oleh seseorang

untuk orang lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesuai dengan

ketetapannya. Biarpun janji yang dibuat sendiri tetapi tidak lepas darinya,

melainkan mesti ditepati dan ditunaikan.24

Setiap muslim wajib pula mempelajari segala macam bidang.

Sebagaimana dermawan, kikir, penakut, sembarangan, sombong, sopan

dan santun, membendung diri dari dosa, melampaui batas, terlalu irit dan

sebagainya; karena sombong, kikir, penakut dan melampaui batas itu

hukumnya haram dilakukan, padahal tidak akan dapat menyingkiri kalau

tanpa terlebih dahulu mengetahuinya, dan juga harus tahu penolaknya.

Karena itulah, siapa saja wajib mempelajarinya.25

i. Manfaat Akhlaqul Karimah

Besar harapan seseorang yang mempelajari dasar-dasar ilmu akhlak akan

24

Moh Rifa‟I, Akhlak seorang Muslim, (Semarang; Wicaksana, 1992). Halm. 116 25

Aliy As‟ad, Terjemah Ta‟limul Muta‟alim, (Yogyakarta: Menara kudus, 1978), hal. 7

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

20

menjadi orang yang baik budi pekertinya. Ia menjadi anggota masyarakat

yang berarti dan berjasa. Ilmu akhlak tidak memberi jaminan seseorang

menjadi baik dan berbudi luhur. Namun mempelajari akhlak dapat membuka

mata hati seseorang untuk mengetahui yang baik dan buruk. Begitu pula

memberi pengertian apa faedahnya jika berbuat baik dan apa pula bahayanya

jika berbuat jahat.

5. Peran Guru Dalam Membina Akhlak di Sekolah

Sekolah yang ideal adalah sekolah yang berupaya mengembangkan secara

berimbang kecerdasan berakhlak baik dan kecerdasan intelektual (IQ). Sekolah

dapat membentuk akhlak baik siswa melalui banyak aktifitas dan pengarahan

yang mendidik siswa dengan nilai-nilai luhur, seperti mengajar siswa agar

menjadi orang yang penyayang dan lembut.

Kelembutan adalah sifat manusia yang usianya sama dengan usia manusia

itu sendiri. Hal baru yang berkaitan dengan kelembutan ini adalah bahwa ia bisa

dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan. Seorang

guru wajar menuntut siswanya agar berperilaku terpuji dan bermain bersama

teman-temannya dengan cara yang benar. Perilaku terpuji ini dapat diajarkan

dengan cara disinergikan dalam kurikulum pendidikan. Metode ini ditujukan

untuk mengajarkan pada siswa bagaimana cara mengenali perasaan mereka

sendiri, perasan dan emosi orang lain, dan berusaha menjaga emosi ini.

Adapun peran guru dalam membentuk akhlak siswa adalah sebagai berikut:

a. Membantu siswa mempelajari bahasa yang baik dan kalimat yang digunakan

untuk mengekspresikannya.

b. Melatih siswa untuk mengenali mana yang harus dilakukan dan membedakan

mana yang baik dan mana yang buruk untuk dilakukan.

c. Guru berusaha mengetahui faktor-faktoryang menyebabkan perilaku buruk

yang muncul pada siswa, dan jangan mencela siswa karena perbuatan yang

dilakukan dengan emosi sendiri.

d. Guru berusaha mengenali kebutuhan perilaku siswa yang harus diberikan

arahan, jangan sampai memenuhi kebutuhan tersebut dengan melampiaskan

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

21

emosi pada siswa, atau jangan mengutamakan kebutuhan dirinya di atas

kebutuhan siswa.26

6. Kegiatan di Sekolah Dalam Membentuk Akhlak Siswa

A. Disiplin Shalat

1.Disiplin

Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer, disiplin adalah kepatuhan

kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan27

. Menurut Alex S. Nitisento

kedisiplinan diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai

dengan peraturan baik tertulis maupun tidak.28

. Menurut Prayudi Atmosudirjo

yang dikutip dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21 karya

darsono dan tjatjuk menjelaskan disiplin ialah bentuk ketaatan dan pengendalian

diri yang rasional dan sadar, tidak emosional dan tanpa pamrih. Bejo siswanto

menerangkan disiplin ialah sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat

terhadap peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup

menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila

melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.29

Dari berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa disiplin

adalah suatu sikap atau perilaku yang menaati, patuh dan menghargai peraturan-

peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak serta berusaha sungguh-

sungguh dan mempunyai kewajiban untuk menjalankannya. Ketaatan dan

kepatuhan tersebut harus dilandasi oleh kesadaran yang tinggi akan tanggung

jawab yang diberikannya.

Disiplin memiliki faktor yang menentukan besar atau kecilnya sikap

disiplin seseorang. Faktor tersebut antara lain:

a. Kemampuan untuk melaksanakan tanggung jawab

b.Kesiapan menerima sanksi jika terjadi pelanggaran

26Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2006), h. 128

27

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus bahasa Indonesia kontemporer, (Jakarta:Modern English

Press, 2002), Cet. Ke- 3, h. 359

28

Alex S. Nitisento, manajemen personalia, (tt. p. :Ghalia Indonesia, t.t), h. 199

29

Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21, (Jakarta:

Nusantara consulting, 2011), h.128

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

22

c. Pengabdian rela berkorban untuk mencapai tujuan30

2. Shalat

a. Pengertian dan Hakikat Shalat

Dalam kitab Kifayatul Akhyar menjelaskan shalat menurut bahasa adalah

doa, berkata Allah taala “wa shalli „alaihim” artinya aku mendoakan mereka,

menurut Syara yaitu segala perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir

dan diakhiri dengan salam beserta syarat-syaratnya.31

Kemudian dalam kitab

fathul Muin menjelaskan shalat menurut bahasa adalah doa dan menurut syara

adalah perkataan dan perbuatan yang khusus diawali dengan takbiratul ihram dan

diakhiri dengan salam dan kesemuanya dinamakan dengan shalat.32

Menurut Moh. Rifa‟I dalam bukunya fiqh islam lengkap menjelaskan

“shalat berarti doa, sedangkan menurut syara‟ berarti menghadapkan

jiwa dan raga kepada Allah karena taqwa hambanya kepada tuhannya,

mengagungkan kebesaran-Nya dengan khusyu dan ikhlas dalam bentuk perkataan

dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut

cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan”.33

Berdasarkan dari beberapa definisi shalat di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa shalat menurut bahasa adalah doa sedangkan menurut

istilah ialah segala perbuatan dan perkataan yang ditujukan kepada Sang Khalik

dengan penuh keikhlasan dan ketundukan hati, diawali dengan takbiratul ihram,

dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.

Ada dua hakikat bagi shalat yaitu hakikat lahir dan hakikat batin.

Adapun hakikat lahir itu ialah berdiri, membaca, ruku, sujud, dll. Sedangkan

hakikat batin ialah khusyu‟, hadir hati, ketulus ikhlasan yang sempurna,

memahami bacaannya, dll. hakikat shalat lahir dilakukan oleh bagian badan dan

anggota, sedangkan hakikat shalat batin dilakukan oleh hati dan merupakan

rahasia kebatinannya yang menjadi perhatian Allah pada setiap hamba-Nya.34

30 ibid, h.128

31

Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Husain, Kifayatul Akhyar, (Indonesia: Maktabah

darul Ihyal Kutub, t.t.), h. 82

32

Zainuddin Bin Abdul Aziz, Fathul Muin. (Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t. t), h. 3

33

Moh. Rifa‟I, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: CV. Toha Putra, 1978), h. 79

34

Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman, (Bandung: Gema Risalah Press, 1993),

Cet.ke-3, h. 124

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

23

3. Shalat Berjamaah

a. Keutamaan Shalat Berjamaah

Dalam Hadis yang diriwayatkan :

سسل اهلل ، لبل : )) -صهى اهلل ػه سهى -ػ اب ػش سض اهلل ػب : أ

دسجت (( يتفك ػه ػشش صالة انفز بسبغ بػت أفضم ي صالة انج

Dari Ibnu „umar r.a. bahwasanya Rasulullah Saw. Bersabda : “shalat

jama‟ah itu lebih utama dari pada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh

derajat”. (Riwayat Bukhari dan Muslim).

: -صهى اهلل ػه سهى -، لبل : لبل سسل اهلل -سض اهلل ػ -ػ أب ششة

ف ب بػت تضؼف ػهى صالت )) صالة انشجم ف ج ػشش سب خ ف سل ت

إال سجذ ، ال خشج ضء ، ثى خشج إنى ان ان ضأ فأحس إرا ت رنك أ ضؼفب ،

ب خطئت ، فإ ب حطت ػ ب دسجت ، ب ة إال سفؼت ن را صهى انصالة ، نى خط خط

ى صم ػه ، يب نى حذث ، تمل : انه يب داو ف يصال الئكت تصه ػه نى تزل ان

، زا نفظ تظش انصالة (( يتفك ػه ال زال ف صالة يب ا ، ى اسح ، انه

انبخبسي .

Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah Saw. Bersabda: “Shalat seseorang

dengan berjama‟ah itu dilipatkan dua puluh tujuh kali atas shalat yang dikerjakan

di rumah atau di pasar. Karena yang demikian itu apabila seseorang berwudhu

dan menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan khusus

untuk shalat maka setiap ia melangkahkan kaki, diangkatlah satu derajat dan

dihapuslah satu dosa. Dan bila ia melakukan shalat maka malaikat selalu

memohonkan rahmat kepadanya selama ia berada di tempat yang untuk shalat itu,

selama ia tidak berhadas, dimana malaikat berdo‟a: Allahumma Shalli „alaihi,

Allahummarhamhu, dan ia selalu dianggap mengerjakan shalat selama ia

menantikan shalat”. (Riwayat Bukhari dan Muslim).35

b. Hikmah Mendirikan Shalat Berjama‟ah

Dalam kehidupan masyarakat, shalat berjamaah memberi faedah yang

tidak sedikit, dengan berbagai suku, bahasa, daerah usia yang berbeda mereka

35 Drs. Muslich Shabir,Terjemah Riyadlus Shalihin, (Jakarta: C.V Toha Putra Semarang,1981 M), Bab

Tentang Keutamaan Shalat Jamaah. Jilid II. h.112

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

24

bisa saling bertukar informasi dan saling mengenal satu sama lain. Dan ketika di

dalam masjid, mereka duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Sama-sama ruku‟,

sujud dan mengucap salam. Dengan menyebar salam kepada orang yang berada

disebelah, artinya kita menginginkan orang itu selamat, dunia dan akhirat.

Menyebar salam merupakan tanda kasih. Mana mungkin seseorang yang benar-

benar benci kepada seseorang akan mengucapkan salam hakiki kepada orang itu.

Dengan adanya tuntutan mendirikan shalat berjamaah, menunjukkan bahwa umat

islam haruslah bersatu di bawah satu komando menghadapi segala kemungkinan

yang akan menimpa umat Islam ini.36

Menurut Muhammad Iqbal, tujuan hakiki dari shalat bagaimanapun juga lebih

mudah diperoleh ketika shalat dilakukan secara berjamaah. Semangat dari shalat

berjamaah yang sejati adalah silaturahim.37

4. Shalat Dhuha

Dhuha menurut ahli fikih artinya waktu antara matahari mulai naik sampai ketika

condong.

Penulis melihat dalam kegiatan shalat dhuha di sekolah ini, siswa-siswi

semua sangat semangat untuk mengikutinya. Dimana kegiatan shalat dhuha ini

dilakukan secara berjamaah yang di bombing oleh guru-guru yang ada di sekolah,

yang sudah ditunjuk untuk membimbing para siswa oleh kepala sekolah. Semua

pembacaan kalam yang dimulai dari niat sampai dengan penutup shalat yaitu

mengucapkan salam, diucapkan dengan suara yang zahar (keras) tidak diucapkan

dengan syir (tersembunyi dalam hati) saja.

Adapun terkadang shalat dhuha ini di imami oleh murid itu sendiri, murid

ini biasanya dipilih oleh guru mereka karena dia sudah hapal dari mulai

bacaannya maupun gerakan-gerakan shalat, dan suaranya juga cukup keras dan

jelas ketika mengucapkannya.

Sebagai contoh, cara untuk mengatasi siswa yang menjadi ”biang kerok”

perkelahian dalam kelas, sebaiknya menggunakan metode pengembangan, siswa

36 Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari, Jangan Asal Shalat: Rahasia Shalat Khusyuk Macam-

macam Shalat hingga Amalan-amalan Sunnah, (Bandung: Pustaka Hidayah,2007), h.218-219 37

Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, (Jakarta: Pustaka Irvan,2008), cet.I h. 107

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

25

dianjurkan untuk memikirkan faktor-faktor yang menyebabkan peristiwa gaduh di

dalam kelas. Setelah mengetahui faktor tersebut, siswa dimotivasi untuk

memikirkan solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Dengan cara ini, siswa

akan lebih mampu menganalisa perilakunya, dan belajar dari kesalahan dan

pengalaman. Cara ini jauh lebih baik dari pada jika diberi hukuman atau

mengeluarkannya dari sekolah.

Tidak diragukan lagi, tingginya nilai akhlak guru adalah salah satu faktor

terpenting yang mempengaruhi kemampuan sekolah dalam menciptakan suasana

kondusif dan sehat sebagai modal dasar dalam membina dan membentuk akhlak

siswa.

B. Kerangka Berpikir

Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi

lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan ke dalam

kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang

mendefinisikan sebagai “…proses pengubahan sikap dan tingkah laku seorang atau

kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan”.

Pendidikan akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam dunia

pendidikan. Pendidikan sebagai seuatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan

mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik jasmani maupun rohani.

Pendidikan akhlak karimah merupakan salah satu pendidikan yang sangat intensif

diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini

dikarenakan dengan pemberian pendidikan akhlak peserta didik diharapkan dapat

mengetahui perbuatan yang baik, sehingga mampu menjadikan diri mereka sebagai

anak-anak bangsa yang berakhlak karimah.

Untuk itu pembinaan dan pengembangan akhlak siswa yang berakhlak

karimah, seharusnya dilakukan oleh seorang guru yang sudah benar-benar

mempunyai akhlak yang karimah, agar siswa dapat mentauladani seorang guru yang

sering bertemu dengan mereka di setiap mereka datang kesekolah untuk menuntut

ilmu.

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

26

C. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau jawaban secara teoritik terhadap

masalah penelitian yang perlu diuji kebenaran datanya. Hipotersis dalam penelitian

ini adalah “terdapat adanya pengaruh yang signifikan/nyata antara peran seorang guru

dengan pembentukkan akhlaq karimah siswa.

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Kajian relevansi dalam penelitian adalah sebagai pembanding dari peneliti

dalam penelitian. Oleh sebab itu, peneliti mengambil dua penelitian yang peneliti

kemukakan.

Pertama, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan

agama islam terhadap prilaku siswa di SDN Gedong 11 Pagi Jakarta Timur, dengan

menggunakan metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan datanya dengan cara

menyebarkan angket. Penulis menggunakan rumus koefisien determinasi untuk

mencari besar presentase pengaruhnya. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan

pendidikan agama islam mempunyai kontribusi terhadap perilaku siswa.38

Kedua, penelitian ini mengetahui apakah kepribadian seorang guru,

memberikan kontribusi terhadap pembentukkan akhlak karimah siswa. Penelitian ini

menggunakan rumus product moment. Setelah mengkonsultasikan hasil dengan harga

product moment, ternyata rxy lebih besar dari pada rtabel, baik pada taraf signifikasi

1% (0,345 > 0,250), maupun pada taraf signifikasi 5% (0,345 > 0,325). Dengan

demikian hipotesis alternative yang menyatakan bahwa pendidikan agama islam

memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk kepribadian islami siswa

SD Alam ciganjur Jakarta selatan.39

Contoh yang penulis kemukakan di atas hanya mengemukakan sebatas menguji

hipotesis yang sudah ada dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.

Sedangkan pennulis berbeda dengan kedua penelitian tersebut dari segi pendekatan

dan metode penelitiannya. Penulis memilih penelitian ini dengan pendekatan

38

Harni, Hubungan Pendidikan Agama Islam Terhadap Prilaku Siswa Di SDN Gedong 11 Pagi, 13 Juli

2013.

39

Siti Nur Fauziah, Keteladanan guru dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa SD

Alam CIganjur Jakarta-Selatan, 5 Oktober 2012, http: // repository. Uinjkt.ac.id/dspace/

handle/123456789/4074.

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

27

kualitatif dan metode deskriptif, sebab penelitian yang akan penulis lakukan bersifat

fenomenologi, yang tidak cukup hanya sebatas menguji hipotesa-hipotesa yang sudah

ada. Penulis mencoba menggali lebih dalam lagi dalam permasalahan-permasalahan

yang akan penulis teliti di lapangan.

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, penulis mengambil tempat diMIT Nurul Falah

Depok. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terhitung dari

bulanOktober sampai dengan bulan Januari pada semester genap tahun pelajaran

2013/2014.

B. Metode Penelitian

Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan metode induksi.

Metode ini dimaksud untuk membahas suatu masalah dengan jalan

mengumpulkan data dan fakta-fakta yang bersifat khusus atau peristiwa-peristiwa

konkrit yang ada hubungannya dengan pembahasan. Kemudian ditarik

kesimpulan.

Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang akan

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitiantentang

Efektivitas Peranan Guru dalam membentuk akhlak karimah Siswa, penulisan ini

bersifat “Deskriptif Analisis”, yang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu

fakta dan menjawab pertanyaan yang menyangkut korelasional dalam

menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel yang berbeda dalam suatu

populasi.

Penelitian ini dilakukan melalui tehnik survey, yaitu penelitian yang

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengukur yang pokok.40

Dengan tehnik survey dan terjun langsung ke lapangan

maka penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung

jawabkan.

40

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3S, 1995) Cet. II, h. 5

28

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

29

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi objek

penelitian.41

Atau dengan kata lain, variabel merupakan kondisi atau karakteristik

masalah yang dapat dikontrol atau dapat diobservasi.

Dalam penelitian ini melibatkan dua variable yaitu:

1. Variabel peranan guru, variabel ini menempati posisi sebagai variabel

independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.

2. Variabel akhlak karimah., variabel ini menempati posisi sebagai variabel

dependen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

D. Populasi dan Sampel

Menurut terminologi risetyang dimaksud dengan populasi adalah sejumlah

masa (manusia) yang terdapat dalam satu kawasan tertentu atau berada dalam suatu

unit kesatuan. Atau dengan kata lain, populasi adalah kumpulan dari seluruh

elemen yang menjadi objek penelitian.42

Adapun populasi yang penulis ambil

adalah seluruh siswa MI Terpadu Nurul Falah Cimanggis Depok yang berjumlah

149 orang dari kelas IV-VI.

Sampel sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Ali adalah sebagian

populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili

terhadap populasi.43

Sampel penelitian ini diambil dengan tekhnik cluster random

sampling, sekitar 30%. Dengan demikian sampel yang diambil dari populasi yang

ada dan dianggap mewakili hasil penelitian dari sejumlah populasi, penulis

menggunakan sampel berjumlah 40 orang dari 1).kelas IV 10 orang, 2). Kelas V

10, dan 3). Kelas VI 20 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Studi kepustakaan yaitumengumpulkan data dari literatur-literatur yang

41

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Ptaktis,(Jakarta: Rineka, 1998), Cet. X,

h. 111 42

Anas sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008), h. 26 43

M. Ali, Penelitian Dan Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), h.54

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

30

berhubungan dengan penelitian seperti buku, jurnal. Data ini digunakan sebagai

landasan pemikiran teoritis untuk mempertanggungjawabkan analisis dalam

pembahasan masalah.

2. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan tentang data dan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian. Observasi dilakukan dengan mengunjungi sekolah

yang akan diteliti guna memperoleh gambaran umum tentangMIT Nurul Falah

Depok dan pelaksanaan pembinaan Akhlak siswa yang dimaksudkan dalam

penelitian ini.

3. Angket atau kuesioner yaitusejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang ia ketahui.44

Angket atau kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

jawabannya dan membubuhkan tanda (X) pada kolom yang sesuai. Teknik angket

digunakan untuk mendapatkan data tentang Peran seorang Guru dalam

Membentuk Akhlak Siswa.

F. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam penelitian sebagai

alat pengumpulan data. Instrument penelitian yang digunakan untuk memperoleh data

mengenai permasalahan yangdihadapi guru dalam membentuk akhlak siswa. Teknik

yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket yang terdiri dari 25 butir soal

untuk mengukur Pengaruh efektivitas peranan seorang guru dan 25 butir soal untuk

mengukur Akhlak Siswa.

Kemudian instrument non tes dalam bentuk wawancara digunakan untuk

mempertajam informasi mengenai permasalahan yang dihadapi siswa dalam

membiasakan akhlak siswa , dan upaya yang dilakukan guru sebagai suri tauladan

dalam membentuk akhlak siswa yang baik.

44

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Ptaktis,(Jakarta: Rineka, 1998), h. 140

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

31

Tabel 1

Kisi-Kisi Instrumen Variabel X “Peranan Guru”

No Dimensi Indikator Nomor

Item Jumlah

1. Pembiasaan

a. Pembiasaan melakukan solat

Dhuha.

b. Pembiasaan membaca doa

sebelum melakukan aktifitas

c. Pembiasaan melaksanakan

solat berjamaah

1,

2,

3

1

1

1

2. Penanaman nilai

moral dan social

a. Sopan santun

b. Saling menghormati

4,

5

1

1

3. Keteladanan a. Disiplin guru

b. Sikap guru

6, 7,

8,

2

1

4. Pembentukan

watak dan

kepribadian siswa

a. Taat pada peraturan

b. Disiplin

9,

10

1

1

Tabel 2

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y (Akhlak Siswa)

No Dimensi Indikator Nomor

Item Jumlah

1.

Ibadah

a. Shalat

b. puasa

c. membaca al-Qur‟an

1

1

1

1

1

1

2. Personal

a. Kendali diri

b. Dapat dipercaya

c. Menghormati orang tua

d. Disiplin

e. Jujur

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

3. Motivasi

a. Dorongan prestasi

b. Komitmen

c. Inisiatif

d. Optimisme

1

1

1

1

1

1

1

1

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

32

4.

Interpersonal

a. Memahami orang lain

b. Orientasi pelayanan

c. Mengembangkan orang lain

d. Mengatasi Keragaman

1

1

1

1

1

1

1

1

G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a. Editing

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah disebarkan oleh

para pengumpul data. Setelah angket diisi dan dikembalikan pada penulis,

penulis segera meneliti satu persatu angket yang dikembalikan. Apabila ada

jawaban yang meragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi

responden yang bersangkutan untuk dibetulkan atau disempurnakan

jawabannya agar angket itu sah.

Penulis berusaha meneliti sedetail mungkin terhadap angket yang telah

disebarkan kepada populasi yang ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari

dari kesalahan dan diharapkan hasil yang diperoleh benar-benar valid.

b. Skoring

Setelah tahap editing telah selesai, maka proses tahap selanjutnya adalah

skoring. Adapun cara untuk memberikan skor penulis menggunakan skala

Kappa-Phi, sesuai pedoman pada table berikut:

Tabel 3

Skor Angket penelitian untuk Jawaban Positif

No Item Skor

1 Sering 4

2 Kadang-kadang 3

3 Jarang 2

4 Tidak Pernah 1

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

33

Tabel 4

Skor Angket penelitian untuk Jawaban negatif

No Item Skor

1 Sering 1

2 Kadang-kadang 2

3 Jarang 3

4 Tidak Pernah 4

c. Tabulasi

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul setelah diberi skor, data

dimasukkan ke dalam tabel, kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah

interprestasi data.

d. Prosentasi

Setelah data ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban responden

untuk setiap alternatif jawaban, maka data tersebut diprosentasikan. Dengan

rumus sebagai baerikut:

F

P = ──── X 100%

N

Keterangan:

P : Angka Prosentasi

F : Frekuensi yang sedang dicarikan prosentasinya

N : Number of Cases (Banyaknya individu)

100% : Bilangan tetap (konstanta)45

Tabel 5

Skala Prosentase

No Prosentase Penafsiran

1 100% Seluruhnya

2 90%-99% Hampir seluruhnya

3 60%-89% Sebagian besar

45

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Pr Raja Grafindo Persada, 2008), h. 43

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

34

4 51%-59% Lebih dari setengahnya

5 50% Setengahnya

6 40%-49% Hampir setengahnya

7 10%-39% Sebagian kecil

8 1%-9% Sedikit sekali

9 0% Tidak ada sama sekali

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN DESKRIPSI DATA

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Berdirinya

Sekolah ini berdiri sejak tahun 1959. Di Sekolah MI Terpadu Nurul Falah Depok

ini adalah sebuah sekolah swasta yang dimiliki oleh suatu yayasan. Yang luas tanah

keseluruhan mencapai 870m2 dengan status tanah ialah tanah wakaf. Sekolah ini

mempunyai ketua yayasan yang bernama H. M. Nur Firdaus sebagai pemilik sekolah.

Awalnya sekolah ini hanya sekolah swasta biasa saja. Bangunannya pun hanya dua lantai

jumlahnya hanya 6 kelas. Dan yang sebagai kepala sekolah tahun ini adalah bapak H.

Ade Ibrahim S.Pd.i.

Pada waktu sekolah ini di ketuai oleh bapak H. Ade Ibrahim, S. Pd.i, mulailah

ada kemajuan dari mulai bidang bangunan mauun system sekolah yang baru. Yang

awalnya hanya bernama Madasah Ibtidaiyah Nurul Falah saja, sekarang menjadi

Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Falah Depok. Berkat kerja keras para guru dan

kepala sekolah, sekolah ini sekarang sudah mulai lebih maju. Seperti guru yang sudah

lebih banyak dan siswa yang kuantitasnya sudah lebih dari cukup, dari apa yang sekolah

inginkan.

2. Profil

Nama Madrasah : MIT Nurul Falah Areman

Nomor Statistik Madrasah : 111232760015

NPSN : 60709957

Akreditasi Madrasah : “A”

Alamat Madrasah : Jl. Asrama Brimob Areman Tugu

Cimanggis Depok

35

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

36

NPWP : 31.598.889.9-412.000

Tahun Berdiri : 1959

Status Madrasah : Swasta

Nama Ketua Yayasan : H.M. Nur Firdaus

Nama Kepala Madrasah : H. Ade Ibrahim, S.Pd.I

SK Kepala Madrasah : a. Nomor : SKEP/01/YPI-

NF/VI/A/2013

b. Tanggal : 08 Juli 2013

Nomor Telepon : 021-8721819

Nama Yayasan : YPI Nurul Falah Areman

No Akte Pendirian Madrasah : 01

Kepemilikan Tanah : Yayasan

a. Status Tanah ( Wakaf )

b. Luas Tanah ( 870 m2

)

Status Bangunan : Yayasan

Luas Bangunan : 1.940 m2

3. VISI, MISI DAN TUJUAN MADRASAH

VISI : Terwujudnya lembaga Madrasah yang dinamis, unggul

dalam Akademis, berwawasan IMTAQ dan IPTEK serta

berakhlaqul Karimah.

MISI :

a. Mendidik siswa agar memiliki Akhlaqul Karimah

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

37

b. Mendidik siswa agar memiliki keterampilan yang berwawasan

Imtaq dan Iptek

c. Membina siswa agar memiliki daya kreatifitas, dinamis dan

inovatif.

Tujuan :

a. Menciptakan lulusan yang berkualitas baik dibidang IMTAQ

maupun IPTEK, memiliki Akhlaqul Karimah, Wawasan yang

luas.

b. serta mencetak siswa/siswi yang kreatif dan inovatif.

4. Kapitalisasi Kondisi Guru Berdasarkan Pendidikan

Berikut adalah sebuah table nama-nama guru yang ada di MI Terpadu Nurul

Falah, rata-rata guru disini sudah sarjana dengan jurusan masing-masing. Dengan

begitu keilmuan guru-guru yang ada tidak diragukan lagi untuk mengajarkan kepada

para muridnya. Tetapi tidak hanya ilmu secara pengetahuan saja yang sudah

memumpuni, secara kepribadian pun guru-guru disini mempunyai akhlak yang baik

dan sesuai dengan ajaran Rasulullah. Untuk itu baik dijadikan sebuah ketauladanan

bagi para siswa-siswi disini.

Tabel 6.

No Nama L/P Tempat Tanggal Lahir Pendidikan

Terakhir

1 H. Ade Ibrahim, S.Pd.I L Jakarta, 10 April 1966 S.1

2 H. Mahmud L Bogor, 12 Desember 1950 PGAN

3 Ali Susanto L Bogor, 19 November 1953 PGAN

4 Sulaiman L Bogor, 25 September 1951 MA

5 Hj. Saodah, S.Pd.I P Bogor, 02 Desember 1966 S.1

6 Hj. Neti Hestiawaty, S.Pd.I P Bogor, 01 Maret 1967 S.1

7 Rohmani, S.Ag P Bogor, 19 Agustus 1969 S.1

8 Siti Rohimah, S.Pd.I P Bogor, 19 Agustus 1969 S.1

9 Nurbaiti, S.Ag P Bogor, 23 Januari 1972 S.1

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

38

10 Siti Hasnah, S.Pd.I P Bogor, 04 November 1972 S.1

11 Khodijah, S.Pd P Jakarta, 16 Mei 1974 S.1

12 Kurniawan L Bogor, 20 Januari 1980 D.3

13 Rofiqi, S.Pd.I L Bogor, 23 Oktober 1976 S.1

14 Siti Mustafidah, S.Ag P Bogor, 05 Januari 1973 S.1

15 May Nurhawati, S.Pd.I P Jakarta, 14 Mei 1985 S.1

16 Wahyu Supiyana, S.Sos L Jakarta, 07 Juli 1973 S.1

17 Arief L Bogor, 16 Desember 1990 MAN

18 Hj. Rusmiati, SE P Bogor, 07 Desember 1968 S.1

19 Maya Dewi Puspita S, SH.I P Bogor, 24 April 1981 S.1

20 Burhanuddin, S.Ag L Bogor, 04 Januari 1974 S.1

21 Lili Anwar L Bogor, 13 Maret 1977 SMA

22 Nur‟aini, S.Pd.I P Bogor, 01 September 1983 S.1

23 Hj. Khoirunnisa, SE.I P Jakarta, 04 September 1982 S.1

24 Hj. Siti Khodijah, S.Pd.I P Jakarta, 04 Februari 1968 S.1

25 Kartono, S.Pd L Jakarta, 09 November 1980 S.1

Table 6.1

No Nama L/P Tempat Tanggal Lahir Pendidikan

Terakhir

26 U Solahudin Arisandi,

S.Pd.I

L Jakarta, 25 Mei 1984 S.1

27 Uswatun Hasanah, S.Pd.Si P Klaten, 25 Oktober 1984 S.1

28 Husri Hubaedah, S.Pd.I P Cirebon, 30 September 1972 S.1

29 Ana Rochmawati, S.pd P Bogor, 26 Juni 1989 S.1

30 Ahmad Riyadi, S.Pd.I L Bogor, 11 November 1988 S.1

31 Solahuddin L Bogor, 12 September 1981 SMA

32 Arman Permana, S.Pd.I L Bogor, 23 Maret 1981 S.1

33 Heru Maulana L Bogor, 29 November 1989 SMK

34 Irfaniyeh, S.Pd.I P Jember, 03 Juli 1989 S.1

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

39

35 Atikah, S.Ag P Jakarta, 05 Mei 1974 S.1

36 Syahrulloh L D.2

37 Haryati, S.Pd.I P Pantai Baru, 27 Oktober 1988 S.1

38 Arim L Ciamis, 19 Mei 1991 SMA

39 Jaka L Bogor, 17 Juli 1991 SMA

40 Sulastri, S.Pd.I P Bandung, 23 November 1985 S.1

41 Lia Sulistika, S.Kom P S.1

42 Humairah P Jakarta, 23 Maret 1989 SMA

43 Syifa Fauziah P Bogor, 17 Mei 1992 SMA

44 Hasanah, S.pd.I P S.1

Table 7.

No.

Jenis Jml.

Ruang

Jml.R.Kondisi Jml.R.Kondisi Kondisi Kerusakan

Prasarana Baik Rusak

Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Ruang Kelas 21 18 3 3 - -

2 Perpustakaan 1 1 - - - -

3 R. Lab IPA - - - - - -

4

R. Lab

Biologi - - - - - -

5 R. Lab Fisika - - - - - -

6 R. Lab Kimia - - - - - -

7

R. Lab

Komputer 1 1 - - - -

8 R.Lab Bahasa - - - - - -

9 R. Pimpinan 1 1 - - - -

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

40

10 R. Guru 1 1 - - - -

11 R. Tata Usaha 1 1 - - - -

12 R. Konseling - - - - - -

13

Tempat

Ibadah 1 1 - - - -

14 R. UKS - - - - - -

15 Jamban 6 6 - - - -

16 Gudang 1 1 - - - -

17 R. Sirkulasi - - - - - -

18

Tempat

Olahraga - - - - - -

19 R. OSIS - - - - - -

20 R. Lainnya - - - - - -

Table 8.

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Di sekolah ini mempunyai guru yang sudah menjadi

Pegawai Negeri baru beberapa orang saja. Selain itu

guru di sekolah ini statusnya yakni, guru tetap yayasan,

guru honorer, dan guru tidak tetap.

No Keterangan Jumlah

Pendidik

1 Guru PNS di perbantukan Tetap 2

2 Guru Tetap Yayasan 22

3 Guru Honorer 0

4 Guru Tidak Tetap 16

Tenaga Kependidikan

1 Tata Usaha 2

2 Kebersihan 1

3 Pesuruh 1

JUMLAH 44

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

41

Sekolah memiliki kelas yang cukup untuk jumlah siswa yang semakin lama semakin

bertambah. Keadaan bangunan untuk kelas di sekolah ini juga cukup baik, di setiap kelas

menggunakan AC, maka dari itu kenyamanan siswa dalam belajar sangat terjamin dan

tidak terganggu akan adanya kegerahan dan kepanasan. Karena ruangannya yang cukup

banyak, jadi setiap kelas hanya berisikan 20 siswa saja agar tidak terlalu banyak.

Tahun Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah

Ajaran Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

2010/2011 88 3 73 3 79 3 240 9

2011/2012 132 5 85 3 70 3 287 11

2012/2013 156 5 130 5 81 3 367 13

2013/2014 152 5 154 5 129 5 435 15

Tahun Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah

Ajaran Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

Jml.

Siswa

Jml.

Rombel

2010/2011 63 2 49 2 31 1 143 5

2011/2012 81 3 63 2 46 2 190 7

2012/2013 72 3 78 3 61 2 211 8

2013/2014 80 3 72 3 77 3 229 9

B. Deskripsi Data Peranan Seorang Guru

Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket yang disebarkan para responden, untuk memperoleh data

tentang efektifitas peranan guru terhadap pembentukan akhlak karimah siswa/siswi

Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Falah.

Setelah data diperoleh, penulis mengolah data tersebut dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi yang dilengkapi persentase dengan menggunakan rumus:

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

42

P = F x 100%

N

Hasil angket kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi, yang merupakan

proses data-data instrument pengumpulan data menjadi tabel-tabel angka dalam

persentase yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

1. Aspek Ibadah

Tabel 10

Memaksa Siswa Dalam Shalat Dhuha Berjama’ah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

1

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

20

14

3

3

50%

35%

7,5%

7,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab selalu

melaksanakan shalat Dhuha disekolah karena dipaksa oleh guru, 35% siswa

menjawab sering melaksanakan shalat Dhuha disekolah karena dipaksa oleh guru

7,5% siswa menjawab kadang-kadang melaksanakan shalat Dhuha disekolah

karena dipaksa oleh guru, 7,5% siswa menjawab tidak pernah melaksanakan shalat

Dhuha karena dipaksa oleh guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa

kadang-kadang melaksanakan shalat Dhuha disekolah karena dipaksa oleh guru.

Tabel 11

Guru Memerintahkan Siswa Membaca Do’a sebelum belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

2

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

5

15

16

4

12,5%

37,5%

40%

10%

Jumlah 40 100%

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

43

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab

kadang-kadang guru memerintahkan membaca doa sebelum memulai pelajaran,

37,5% siswa menjawab sering guru memerintahkan membaca doa sebelum

memulai pelajaran, 12,5% siswa menjawab selalu guru memerintahkan membaca

doa sebelum memulai pelajaran, 10% siswa menjawab tidak pernah guru

memerintahkan membaca doa sebelum memulai pelajaran. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kadang-kadang guru memerintahkan membaca doa sebelum

memulai pelajaran

Tabel 12

Guru Mengajak Siswa Untuk Shalat Berjamaah Dzuhur

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

3

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

18

6

12

4

45%

15%

30%

10%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 45% siswa menjawab selalu

mengikuti kegiatan shalat berjamaah di sekolah kalau diperintah oleh guru, 30%

siswa menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan shalat berjamaah 15% siswa

menjawab sering mengikuti kegiatan shalat berjamaah di sekolah kalau diperintah

oleh guru, di sekolah kalau diperintah oleh guru, 10% siswa menjawab tidak

pernah mengikuti kegiatan shalat berjamaah di sekolah kalau diperintah oleh guru.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu mengikuti kegiatan shalat

berjamaah di sekolah kalau diperintah oleh guru.

Tabel 13

Guru memberi hadiah bagi siswa yang tidak meninggalkan shalat lima waktu

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

9

Selalu

Sering

Kadang-kadang

6

20

10

15%

50%

25%

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

44

Tidak Pernah 4 10%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab sering

guru memberikan hadiah bagi siswa yang shalat lima waktunya tidak ketinggalan,

25% siswa menjawab kadang-kadang guru memberikan hadiah bagi siswa yang

shalat lima waktunya tidak ketinggalan, 15% siswa menjawab sering guru

memberikan hadiah bagi siswa yang shalat lima waktunya tidak ketinggalan, 10%

siswa menjawab selalu guru memberikan hadiah bagi siswa yang shalat lima

waktunya tidak ketinggalan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa

sering mendapatkan hadiah dari guru jika tidak meninggalkan shalat lima

waktunya.

2. Aspek Ketauladanan

Tabel 14

Guru Berbicara Dengan Ucapan Yang Baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

5

17

15

3

12,5%

42,5%

37,5%

7,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 42,5% Guru berbicara dengan

ucapan baik, 37,5% Guru Berbicara dengan ucapan yang baik, 12,5% guru

berbicara dengan ucapan yang baik, 7,5% guru berbicara dengan ucapan yang baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru sering berbicara dengan ucapan

yang baik terhadap siapapun yang berada di lingkungan sekolah (staff sekolah,

penjaga sekolah, petugas cleaning service).

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

45

Tabel 15

Guru Mengucapkan Salam Setiap Masuk Kelas Dan Bertemu Seseorang

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

5

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

11

15

12

2

27,5%

37,5%

30%

5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 37,5% guru mengucapkan

salam ketika masuk kelas dan bertemu seseorang, 30% guru mengucapkan salam

ketika masuk kelas dan bertemu seseorang, 27,5% guru mengucapkan salam ketika

masuk kelas dan bertemu seseorang, 5% guru mengucapkan salam ketika masuk

kelas dan bertemu seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sering

guru mengucapkan salam ketika masuk kelas dan bertemu seseorang.

Tabel 16

Guru Datang Terlambat Ke Kelas

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

6

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

4

12

14

10

10%

30%

35%

25%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 35% siswa menjawab guru

kadang-kadang datang terlambat ke kelas, 30% siswa menjawab guru sering datang

terlambat ke kelas, 25% siswa menjawab guru tidak pernah datang terlambat ke

kelas, 10% siswa menjawab guru selalu datang terlambat ke kelas. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa guru sering datang terlambat ke kelas padahal

waktu belajar sudah masuk.

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

46

Tabel 17

Guru cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar belum selesai

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

7

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

4

8

17

11

10%

20%

42,5%

27,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 42,5% siswa menjawab guru

kadang-kadang cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar belum selesai, 27,5%

siswa menjawab guru tidak pernah cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar

belum selesai, 20% siswa menjawab guru sering cepat keluar dari kelas padahal

waktu belajar belum selesai 10% siswa menjawab guru selalu cepat keluar dari

kelas padahal waktu belajar belum selesai. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa guru kadang-kadang cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar belum

selesai.

Tabel 18

Guru Berpakaian Rapih Dan Sopan

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

8

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

20

10

9

1

50%

25%

22,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab guru

selalu berpakaian rapi dan sopan, 25% siswa menjawab guru sering berpakaian rapi

dan sopan, 22,5% siswa menjawab guru kadang-kadang berpakaian rapi dan sopan,

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

47

2,5% siswa menjawab guru tidak pernah berpenampilan rapi daan sopan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu berpenampilan rapi dan sopan.

Tabel 18

Guru memberi sanksi kepada siswa terlambat

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

9

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

6

8

12

14

15%

20%

30%

35%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 35% siswa menjawab guru

tidak pernah memberi sanksi kepada siswa yang terlambat, 30% siswa menjawab

kadang-kadang guru memberi sanksi kepada siswa yang terlambat, 20% siswa

menjawab sering guru member sanksi kepada siswa yang terlambat, 15% siswa

menjawab selalu guru memberi sanksi kepada siswa yang terlambat,. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang datang terlambat ke sekolah, tidak

selalu mendapat sanksi dari guru.

Tabel 19

Guru datang tepat waktu ke sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

10

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

16

8

9

7

40%

20%

22,5%

17,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab selalu

guru tepat waktu datang ke sekolah, 22,5% siswa menjawab kadang-kadang tepat

waktu datang ke sekolah, 20% siswa menjawab sering tepat waktu datang ke

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

48

sekolah, 17,5% siswa menjawab tidak pernah tepat waktu datang ke sekolah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu tepat waktu datang ke

sekolah.

3. Aspek Sosial

Tabel 20

Guru menyuruh siswa untuk saling tolong menolong dalam kebaikan

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

10

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

20

8

11

1

50%

20%

27,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab selalu

guru menyuruh untuk tolong menolong dalam kebaikan, 27,5% siswa menjawab

kadang-kadang guru menyuruh saling tolong menolong dalam kebaikan, 20%

siswa menjawab sering gur menyuruh saling tolong menolong dalam kebaikan,

2,5% siswa menjawab tidak pernah guru menyuruh saling tolong menolong dalam

kebaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu menyuruh untuk

tolong menolong dalam kebaikan kepada siswanya.

Tabel 21

Guru mengingatkan membaca bismillah sebelum makan dan minum

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

10

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

25

10

4

1

60%

25,5%

10%

5%

Jumlah 40 100%

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

49

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 60% siswa menjawab selalu

guru mengingatkan membaca basmalah sebelum makan dan minum, 25,5% siswa

menjawab sering guru mengingatkan membaca basmalah sebelum makan dan

minum, 10% siswa menjawab kadang-kadang guru mengingatkan membaca

basmalah sebelum makan dan minum, 5% siswa menjawab tidak pernah guru

mengingatkan membaca basmalah sebelum makan dan minum. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa guru selalu guru mengingatkan membaca basmalah

sebelum makan dan minum.

Tabel 22

Guru mengajarkan agar selalu bersabar dalam keadaan apapun

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

10

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

20

10

9

1

50%

25%

23,5%

1,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab selalu

guru mengajarkan untuk bersabar dalam keadaan apapun, 25% siswa menjawab

sering guru mengajarkan untuk bersabar dalam keadaan apapun, 23,5% siswa

menjawab kadang-kadang guru mengajarkan untuk bersabar dalam keadaan

apapun, 1,5% siswa menjawab tidak pernah guru mengajarkan untuk bersabar

dalam keadaan apapun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu

mengajarkan untuk bersabar dalam keadaan apapun.

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

50

Tabel 23

Guru mengingatkan kepada siswa,

tugas yang diberikan harus dikerjakan di rumah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

10

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

16

8

9

7

40%

20%

22,5%

17,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab selalu

guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas di rumah, 22,5% siswa

menjawab kadang-kadang guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas di

rumah, 20% siswa menjawab sering guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan

tugas di rumah, 17,5% siswa menjawab tidak pernah guru mengingatkan siswa

untuk mengerjakan tugas di rumah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

guru selalu mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas di rumah.

C. Akhlak Siswa

1. Aspek Ibadah

Tabel 24

Saya Melaksanakan Shalat dhuha

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

1

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

9

16

12

3

22,5%

40%

30%

7,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab sering

melaksanakan shalat dhuha, 30% siswa menjawab kadang-kadang melaksanakan

shalat dhuha, 22,5% siswa menjawab selalu melaksanakan shalat dhuha,7,5% siswa

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

51

menjawab tidak pernah melaksanakan shalat dhuha. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa siswa sering melaksanakan shalat dhuha.

Tabel 25

Saya Mengucapkan Salam kepada orang tua Ketika berangkat dan pulang sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

2

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

4

11

20

5

10%

27,5%

50%

12,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa kadang-kadang

mengucapkan salam kepada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah, 27,5%

siswa menjawab sering mengucapkan salam kepada orang tua ketika berangkat

dan pulang sekolah, 12,5% siswa menjawab tidak pernah mengucapkan salam

kepada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah, 10% siswa menjawab selalu

mengucapkan salam kepada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang mengucapkan

salam kepada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah..

Tabel 26

Saya melakukan shalat berjamaah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

3

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

12

9

15

4

30%

22,5%

37,5%

10%

Jumlah 40 100%

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

52

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar, , 37,5% siswa menjawab

kadang-kadang melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah, 30% siswa menjawab

selalu melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah, 22,5% siswa menjawab sering

melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah, 10% siswa menjawab tidak pernah

melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa siswa sering melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah.

Tabel 27

Saya Membaca Al-Qur’an (IQRA) Dengan Baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

12

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

9

19

5

7

22,5%

47,5%

12,5%

17,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 22,5% siswa menjawab selalu

mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan baik, 47,5% siswa menjawab sering

mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan baik, 12,5% siswa menjawab kadang-

kadang mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan baik, 17,5% siswa menjawab

tidak pernah mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan baik. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa siswa sering mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan

baik.

2. Aspek Interpersonal

Tabel 28

Saya Membantah Apa Yang Dikatakan Kedua Orangtua

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

5

13

18

4

12,5%

32,5%

45%

10%

Jumlah 40 100%

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

53

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 45% siswa menjawab

kadang-kadang membantah apa yang dikatakan kedua orangtua, 32,5% siswa

menjawab sering membantah apa yang dikatakan kedua orangtua, 12,5% siswa

menjawab selalu membantah apa yang dikatakan kedua orangtua, , 10% siswa

menjawab tidak pernah membantah apa yang dikatakan kedua orangtua. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang membantah apa yang

dikatakan kedua orangtua.

Tabel 29

Saya bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

6

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

19

9

7

5

47,5%

22,5%

17,5%

12,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 47,5% siswa menjawab selalu

bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif, 22,5%

siswa menjawab sering bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah

dan negatif, 17,5% siswa menjawab kadang-kadang bersikap tegas dan keras tanpa

memperlihatkan sikap marah dan negatif, 12,5% siswa menjawab tidak pernah

bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu bersikap tegas dan keras tanpa

memperlihatkan sikap marah dan negatif.

Tabel 30

Saya bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

7

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

8

17

11

4

20%

42,5%

27,5%

10%

Jumlah 40 100%

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

54

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 20% siswa menjawab selalu

mampu bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter, 42,5% siswa

menjawab sering mampu bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter,

27,5% siswa menjawab kadang-kadang mampu bergaul dengan berbagai teman

yang berbeda karakter, 10% siswa menjawab tidak pernah mampu bergaul dengan

berbagai teman yang berbeda karakter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

siswa sering mampu bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter.

3. Aspek Personal

Tabel 31

Saya Bersikap Sabar Kepada Teman Yang Mengejek

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

8

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

9

16

12

3

22,5%

40%

30%

7,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 22,5% siswa menjawab selalu

mampu bersikap sabar kepada teman yang mengejek, 40% siswa menjawab sering

mampu bersikap sabar kepada teman yang mengejek, 30% siswa menjawab

kadang-kadang mampu bersikap sabar kepada teman yang mengejek, 7,5% siswa

menjawab tidak pernah mampu bersikap sabar kepada teman yang mengejek.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sering mampu bersikap sabar

kepada teman yang mengejek.

Tabel 32

Saya mengatur jadwal waktu dengan baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

9

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

7

9

20

4

17,5%

22,5%

50%

10%

Jumlah 40 100%

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

55

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 17,5% siswa menjawab selalu

mengatur jadwal waktu dengan baik, 22,5% siswa menjawab sering mengatur

jadwal waktu dengan baik, 50% siswa menjawab kadang-kadang mengatur jadwal

waktu dengan baik, 10% siswa menjawab tidak pernah mengatur jadwal waktu

dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang

mengatur jadwal waktu dengan baik.

Tabel 33

Saya Menyalami Kedua Orangtua Ketika Mau Berangkat Ke Sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

10

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

2

18

15

5

5%

45%

37,5%

12,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 5% siswa menjawab selalu

menyalami kedua orangtua ketika mau berangkat ke sekolah, 45% siswa menjawab

sering menyalami kedua orangtua ketika mau berangkat ke sekolah, 37,5% siswa

menjawab kadang-kadang menyalami kedua orangtua ketika mau berangkat ke

sekolah, 12,5% siswa menjawab tidak pernah menyalami kedua orangtua ketika

mau berangkat ke sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa

sering menyalami kedua orangtua ketika mau berangkat ke sekolah

Tabel 34

Berteman Hanya Kepada Orang Kaya

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

11

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

18

6

13

3

45%

15%

32,5%

7,5

Jumlah 40 100%

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

56

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 45% siswa menjawab selalu

aktif cari peluang untuk mendapatkan beasiswa, 15% siswa menjawab sering aktif

cari peluang untuk mendapatkan beasiswa, 32,5% siswa menjawab kadang-kadang

aktif cari peluang untuk mendapatkan beasiswa, 7,5% siswa menjawab tidak

pernah aktif cari peluang untuk mendapatkan beasiswa.. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa siswa selalu cari peluang untuk mendapatkan beasiswa.

Tabel 35

Saya Menghormati Orang Yang Usianya Lebih Tua

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

13

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

6

5

21

8

15%

12,5%

52,5%

20%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 15% siswa menjawab selalu

menghormati orang yang lebih tua, 12,5% siswa menjawab sering menghormati

orang yang lebih tua, 52,5% siswa menjawab kadang-kadang menghormati orang

yang lebih tua, 20% siswa menjawab tidak pernah menghormati orang yang lebih

tua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang

menghormati orang yang lebih tua.

Tabel 36

Saya meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

14

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

7

12

19

2

17,5%

30%

47,5%

5%

Jumlah 40 100%

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

57

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 17,5% siswa menjawab selalu

meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah, 30% siswa menjawab

sering meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah, 47,5% siswa

menjawab kadang-kadang meringankan beban penderitaan teman yang kena

musibah, 5% siswa menjawab tidak pernah meringankan beban penderitaan teman

yang kena musibah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-

kadang meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah.

Tabel 37

Saya menghibur teman yang lagi sedih, dan membantu mencarikan solusi dari

kesedihannya

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

15

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

12

15

11

2

30%

37,5%

27,5%

5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 30% siswa menjawab selalu

menghibur teman yang lagi sedih, dan membantu mencarikan solusi dari

kesedihannya, 37,5% siswa menjawab sering menghibur teman yang lagi sedih,

dan membantu mencarikan solusi dari kesedihannya, 27,5% siswa menjawab

kadang-kadang menghibur teman yang lagi sedih, dan membantu mencarikan

solusi dari kesedihannya, 5% siswa menjawab tidak pernah menghibur teman yang

lagi sedih, dan membantu mencarikan solusi dari kesedihannya. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa siswa sering menghibur teman yang lagi sedih, dan

membantu mencarikan solusi dari kesedihannya.

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

58

Tabel 38

Saya memahami sudut pandang dan sikap orang lain

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

16

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

18

12

9

1

45%

30%

22,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 45% siswa menjawab selalu

memahami sudut pandang dan sikap orang lain, 30% siswa menjawab sering

memahami sudut pandang dan sikap orang lain, 22,5% siswa menjawab kadang-

kadang memahami sudut pandang dan sikap orang lain, 2,5% siswa menjawab

tidak pernah memahami sudut pandang dan sikap orang lain. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa siswa selalu memahami sudut pandang dan sikap orang

lain.

Tabel 39

Setiap bertemu orang saya malas memberikan salam dan memulai pembicaraan

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

18

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

17

3

9

11

42,5%

7,5%

22,5%

27,5%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 42,5% siswa menjawab selalu

malas memberikan salam dan memulai pembicaraan setiap bertemu orang, 7,5%

siswa menjawab sering malas memberikan salam dan memulai pembicaraan setiap

bertemu orang, 22,5% siswa menjawab kadang-kadang malas memberikan salam

dan memulai pembicaraan setiap bertemu orang, 27,5% siswa menjawab tidak

pernah malas memberikan salam dan memulai pembicaraan setiap bertemu orang.

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

59

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu malas memberikan salam

dan memulai pembicaraan setiap bertemu orang.

Tabel 40

Saya mengumpulkan tugas tepat waktu

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

19

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

14

12

9

5

40%

25%

20%

15%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab selalu

mengumpulkan tugas tepat waktu, 25% siswa menjawab sering mengumpulkan

tugas tepat waktu, 20% siswa menjawab kadang-kadang mengumpulkan tugas

tepat waktu, 15% siswa menjawab tidak pernah mengumpulkan tugas tepat waktu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu mengumpulkan tugas

tepat waktu.

Tabel 41

Saya Tidak Melawan Teman Yang Sering Mengganggu

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

20

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

13

8

9

10

32,5%

20%

22,5%

25%

Jumlah 40 100%

Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 32,5% siswa menjawab selalu

tidak melawan teman yang sering mengganggu, 20% siswa menjawab sering tidak

melawan teman yang sering mengganggu, 22,5% siswa menjawab kadang-kadang

tidak melawan teman yang sering mengganggu, 25% siswa menjawab tidak pernah

tidak melawan teman yang sering mengganggu. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa siswa selalu tidak melawan teman yang sering

mengganggunya.

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

60

D. Hasil Analisis Peranan Guru Dan Akhlak Karimah Siswa

1. Peranan Guru

Hasil analisis di atas, keperibadian seorang guru kepada murid-muridnya

cukup banyak, dalam beberapa aspek yang positif untuk di ikuti dan dilaksanakan

dalam kehidupan sehari-hari. Yakni seperti, aspek peribadatan, aspek personal,

dan aspek interpersonal. Aspek yang ada dalam peran seorang guru merupakan

suatu senjata dalam mempercepat suatu perubahan perilaku siswa yang baik.

Untuk itu kepribadian dan akhlak karimah seorang guru adalah hal yang paling

penting untuk membentuk perubahan akhlak siswa yang tadinya belum baik

menjadi siswa yang berakhlak karimah.

2. Akhlak Siswa

a. Aspek Ibadah

Dalam aspek ini, dari jawaban siswa yang terdapat di atas peranan guru

yang dilakukan dengan cara menyuruh dan mencontohkan kepada para

muridnya secara terus menerus, membuat para murid lebih bisa

membiasakan diri untuk melaksanakan ibadah, terutama shalat lima waktu

di sekolah maupun di rumah. Baik secara berjama‟ah maupun sendirian.

b. Aspek Interpersonal

Dengan adanya peranan guru dalam hal memerintahkan murid untuk

berbuat baik dalam hal kebaikan kepada siapapun. Murid-murid banyak

terjadi perubahan dalam sosialisasinya terutama yang terlihat di sekolah.

Karena mereka mengikuti perkataan dan perintah seorang guru yang

memang di lihat oleh mereka mempunyai kepribadian yang sesuai dengan

apa yang telah diajarkannya.

c. Aspek personal

Aspek personal seorang siswa mengalami peningkatan, yang awalnya

seorang murid yang selalu bersikap tidak jujur, suka mencela, suka lalai

dalam tugas dan yang lainnya. Sekarang menjadi seorang yang

berkepribadian yang jujur, suka menolong, tidak lagi mengerjakan tugas

rumah di sekolah, dan menghormati sesama teman, juga tidak lagi

melawan perkataan orang tua mereka.

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

61

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa, dapat ditarik kesimpulan bahwa Peranan Guru Dan

Akhlak Karimah Siswa

1. Peranan Guru

Keperibadian seorang guru kepada murid-muridnya cukup banyak, dalam

beberapa aspek yang positif untuk di ikuti dan dilaksanakan dalam kehidupan

sehari-hari. Yakni seperti, aspek peribadatan, aspek personal, dan aspek

interpersonal. Aspek yang ada dalam peran seorang guru merupakan suatu senjata

dalam mempercepat suatu perubahan perilaku siswa yang baik. Untuk itu

kepribadian dan akhlak karimah seorang guru adalah hal yang paling penting

untuk membentuk perubahan akhlak siswa yang tadinya belum baik menjadi

siswa yang berakhlak karimah.

2. Akhlak Siswa

d. Aspek Ibadah

Dalam aspek ini, dari jawaban siswa yang terdapat di atas peranan guru

yang dilakukan dengan cara menyuruh dan mencontohkan kepada para

muridnya secara terus menerus, membuat para murid lebih bisa

membiasakan diri untuk melaksanakan ibadah, terutama shalat lima waktu

di sekolah maupun di rumah. Baik secara berjama‟ah maupun sendirian.

e. Aspek Interpersonal

Dengan adanya peranan guru dalam hal memerintahkan murid untuk

berbuat baik dalam hal kebaikan kepada siapapun. Murid-murid banyak

terjadi perubahan dalam sosialisasinya terutama yang terlihat di sekolah.

Karena mereka mengikuti perkataan dan perintah seorang guru yang

memang di lihat oleh mereka mempunyai kepribadian yang sesuai dengan

apa yang telah diajarkannya.

61

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

62

f. Aspek personal

Aspek personal seorang siswa mengalami peningkatan, yang awalnya

seorang murid yang selalu bersikap tidak jujur, suka mencela, suka lalai

dalam tugas dan yang lainnya. Sekarang menjadi seorang yang

berkepribadian yang jujur, suka menolong, tidak lagi mengerjakan tugas

rumah di sekolah, dan menghormati sesama teman, juga tidak lagi

melawan perkataan orang tua mereka.

Walaupun begitu masih banyak kesulitan kesulitan yang terjadi ketika seorang

guru dalam membentuk akhlak dan kepribadian siswa yang lebih baik.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian yang dikemukakan, maka implikasinya

antara lain:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap seorang guru dapat

mengembangkan atau membentuk akhlaq karimah siswa. Ini berarti semakin baik

peranan seorang guru dan bimbingannya maka semakin berkembang tingkat

kebaikan akhlaq siswa sehingga siswa lebih berakhlaq sopan dan tidak bersikap

tidak baik.

2. Hasil penelitian ini masih terdapat kekurangan sehingga menunjukkan bahwa

terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi akhlaq siswa. Untuk itu, perlu

adanya penelitian lebih lanjut terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi

pembentukan akhlaq karimah siswa selain peranan seorang guru dan hidden

curriculum yang mendukung pengembangannya.

C. Saran

Melihat hasil penelitian yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang ingin

penulis kemukakan yaitu:

5. Kepada kepala sekolah dan seluruh tenaga kependidikan di MI Terpadu

Nurul Falah Depok agar jangan mengabaikan adanya guru yang tidak

berperilaku baik/karimah karena sangat berpengaruh terhadap

perkembangan pembentukan akhlak siswa yang belum matang.

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

63

6. Kepada pihak kepala sekolah dan guru hendaknya selalu memantau

keadaan anak didik ketika berada di lingkungan sekolah dan selalu

memberikan arahan atau penyuluhan dan memberikan pendekatan yang

baik sehingga dapat memasuki dunia remaja sehingga bukan saja menajadi

suritauladan bagi remaja tetapi menjadi teman yang baik untuk anak didik.

7. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

referensi untuk mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

64

DAFTAR PUSTAKA

Singarimbun, Masri, dan Efendi Sofian, Metode Penelitian Survei, (Jakarta:

LP3S,1995). Cet. Ke-II

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,

(Jakarta:Rineka, 1998). Cet. ke- X

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada,

2008).

Ali, M, Penelitian dan Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa,

1987).

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006).

Cet. Ke-III

Djamarah, Bahri, Saeful, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2000).

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT.

Rosada Karya,1994). Cet. Ke-2

Husain, Sajjad, Syed, dan Ashraf, Ali, Syed, Krisis Dalam Pendidikan Islam,

(Jakarta: Al-Mawardi Prima,2000). Cet. Ke-I

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998). Cet.

Ke-II

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2010)

Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel,1981)

Nata, Abbuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997). Cet. Ke-II

Abdullah, M, Yatimin, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta:

Amzah, 2007).

Al-Mishri, Mahmud, Ensiklopedia Akhlak Muhammad Saw, (Jakarta: Pena Pundi

Askara, 2009). Cet. Ke-I

Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991). Cet. Ke-I

Ahmad, Al-Imam, bin Hambal, Musnad Juz II, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah)

Rifa‟I, Moh, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana, 1992).

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

65

As‟ad, Ali, Terjemah Ta‟lim Muta‟alim, (Yogyakarta: Menara Kudus, 1978).

Mubayidh, Makmun, Kecerdasan Dan Kesehatan Mental Emosional Anak,

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006).

Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim, Shahih Fikih Sunnah, (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2006).

Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, (Jakarta: Pustaka Irvan,2008), cet.I

Muslich Shabir,Terjemah Riyadlus Shalihin, (Jakarta: C.V Toha Putra

Semarang,1981 M), Bab Tentang Keutamaan Shalat Jamaah. Jilid II

Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari, Jangan Asal Shalat: Rahasia Shalat

Khusyuk Macam-macam Shalat hingga Amalan-amalan Sunnah, (Bandung: Pustaka

Hidayah,2007).

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus bahasa Indonesia kontemporer,

(Jakarta:Modern English Press, 2002), Cet. Ke- 3

Alex S. Nitisento, manajemen personalia, (tt. p. :Ghalia Indonesia, t.t), hal. 199

Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21,

(Jakarta: Nusantara consulting, 2011),

Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Husain, Kifayatul Akhyar,

(Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t.t.),

Zainuddin Bin Abdul Aziz, Fathul Muin. (Indonesia: Maktabah darul Ihyal

Kutub, t. t).

Moh. Rifa‟I, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: CV. Toha Putra, 1978).

Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman, (Bandung: Gema Risalah

Press, 1993), Cet.ke-3.

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

66

LEMBAR UJI REFERENSI SKRIPSI TAHUN 2013/2014

Nama : Adnan Rifai

NIM : 109011000223

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pembimbing : Khalimi, Dr. MA.

Judul Skripsi : Efektifitas Peranan Guru Dalam Membentuk Akhlaq

al-Karimah Siswa MI Terpadu Nurul Falah Depok”

NO NAMA PENGARANG DAN JUDUL BUKU Paraf

1 Singarimbun, Masri, dan Efendi Sofian, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S,1995). Cet. Ke-II

2 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta:Rineka, 1998). Cet. ke- X

3 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008).

4 Ali, M, Penelitian dan Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987).

5 Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006). Cet. Ke-III

6 Djamarah, Bahri, Saeful, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000).

7 Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Rosada Karya,1994). Cet. Ke-2

8 Husain, Sajjad, Syed, dan Ashraf, Ali, Syed, Krisis Dalam Pendidikan Islam, (Jakarta: Al-Mawardi Prima,2000). Cet. Ke-I

9 Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998). Cet. Ke-II

10 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010)

11 Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel,1981)

12 Nata, Abbuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

67

1997). Cet. Ke-II

13 Abdullah, M, Yatimin, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007).

14 Al-Mishri, Mahmud, Ensiklopedia Akhlak Muhammad Saw, (Jakarta: Pena Pundi Askara, 2009). Cet. Ke-I

15 Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991). Cet. Ke-I s

16 Ahmad, Al-Imam, bin Hambal, Musnad Juz II, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah)

17 Rifa’I, Moh, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana, 1992).

18 As’ad, Ali, Terjemah Ta’lim Muta’alim, (Yogyakarta: Menara Kudus, 1978).

19 Mubayidh, Makmun, Kecerdasan Dan Kesehatan Mental Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006).

20 Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim, Shahih Fikih Sunnah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006).

21 Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, (Jakarta: Pustaka Irvan,2008), cet.I

22 Muslich Shabir,Terjemah Riyadlus Shalihin, (Jakarta: C.V Toha Putra Semarang,1981 M), Bab Tentang Keutamaan Shalat Jamaah. Jilid II

23 Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari, Jangan Asal Shalat: Rahasia Shalat Khusyuk Macam-macam Shalat hingga Amalan-amalan Sunnah, (Bandung: Pustaka Hidayah,2007).

24

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus bahasa Indonesia kontemporer, (Jakarta:Modern English Press, 2002), Cet. Ke- 3

25 Alex S. Nitisento, manajemen personalia, (tt. p. :Ghalia Indonesia, t.t), hal. 199

26 Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21, (Jakarta: Nusantara consulting, 2011),

27 Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Husain, Kifayatul Akhyar, (Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t.t.),

28 Zainuddin Bin Abdul Aziz, Fathul Muin. (Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t. t).

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24629/3/ADNAN...Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas

68

29 Moh. Rifa’I, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: CV. Toha Putra, 1978).

30 Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman, (Bandung: Gema Risalah Press, 1993), Cet.ke-3.