jurusan matematika fakultas matematika dan...

76
LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL UNTUK MENGKAJI PENGARUH MODAL SOSIAL MELALUI DIMENSI ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBRANA, BALI Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Oleh, Drs. G.K. Gandhiadi, MT. NIDN. : 0030096201 Ir. Komang Dharmawan, M.Math, Ph.D. NIDN.:0018026202 Kartika Sari, S.Si., M.Sc. NIDN : 0011077004 Ni Putu Tresianai Manutami. NIM.: 1008405032 Dibiayai dari Dana DIPA-BLU Universitas Udayana No. SP DIPA: 042.04.2.400107/2015, Tahun Anggaran 2015 Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program Studi (HUPS) Nomor : 1316/UN14.1.28.I/PP/2015, Tanggal: 25-05-2015 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA Oktober 2015

Upload: others

Post on 26-Jul-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

LAPORAN AKHIR

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL UNTUK MENGKAJI PENGARUH

MODAL SOSIAL MELALUI DIMENSI ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN

JEMBRANA, BALI

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Oleh,

Drs. G.K. Gandhiadi, MT. NIDN. : 0030096201

Ir. Komang Dharmawan, M.Math, Ph.D. NIDN.:0018026202

Kartika Sari, S.Si., M.Sc. NIDN : 0011077004

Ni Putu Tresianai Manutami. NIM.: 1008405032

Dibiayai dari Dana DIPA-BLU Universitas Udayana

No. SP DIPA: 042.04.2.400107/2015, Tahun Anggaran 2015

Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Hibah Unggulan Program Studi (HUPS)

Nomor : 1316/UN14.1.28.I/PP/2015, Tanggal: 25-05-2015

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA Oktober 2015

Page 2: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

i

LAPORAN AKHIR

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL UNTUK MENGKAJI

PENGARUH MODAL SOSIAL MELALUI DIMENSI ORIENTASI

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBRANA, BALI

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Oleh,

Drs. G.K. Gandhiadi, MT. NIDN. : 0030096201

Ir. Komang Dharmawan, M.Math, Ph.D. NIDN.:0018026202

Kartika Sari, S.Si., M.Sc. NIDN : 0011077004

Ni Putu Tresianai Manutami. NIM.: 1008405032

Dibiayai dari Dana DIPA-BLU Universitas Udayana

No. SP DIPA: 042.04.2.400107/2015, Tahun Anggaran 2015

Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Hibah Unggulan Program Studi (HUPS)

Nomor : 1316/UN14.1.28.I/PP/2015, Tanggal: 25-05-2015

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA Oktober 2015

Page 3: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

1. Judul Penelitian : Model Persamaan Struktural untuk Mengkaji Pengaruh Modal

Sosial Melalui Dimensi Orientasi Kewirausahaan Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Jembrana, Bali.

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Drs. G. K. Gandhiadi, MT.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP/NIDN : 196209301988031002 / 0030096201

d. Jabatan Struktural : …………….

e. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

f. Fakultas/Jurusan : MIPA/Matematika

g. Pusat Penelitian : Laboratorium Matematika Terapan, Jur. Matematika

h. Alamat : Kampus FMIPA UNUD Bukit, Jimbaran, Bali

i. Telepon/Faks. : 0361-703137

j. Alamat Rumah : Perum Puri Taman A/16, Jl. G. Soputan, Dps.

k. Telepon/E-mail : 0817351417 / [email protected]

3. Jumlah Anggota Peneliti : 2 orang

4. Jumlah mahasiswa : 1 orang

5. Pembiayaan : PNBP

Jumlah biaya yang diajukan ke Fakultas : Rp. 15.139.000,- (limabelas juta seratus tiga

puluh sembilan ribu rupiah)

Bukit Jimbaran, 30 Oktober 2015

Mengetahui, Ketua Peneliti,

KetuaJurusan

(Ir. Komang Dharmawan, M.Math., Ph.D.) (Drs. G.K. Gandhiadi, MT..)

NIP.19620218 198803 1 001 NIP. 196209301988031002

Mengetahui,

Dekan Fakultas MIPA UniversitasUdayana

(Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si)

NIP. 196606111997021001

Page 4: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

iii

ABSTRAK

Penelitian tentang modal sosial telah berkembang pesat, namun tetap memunculkan

pertanyaan tentang peran modal sosial di masyarakat khususnya dalam hubungannya

dengan kesejahteraan. Penelitian dalam ilmu sosial umumnya sering melibatkan

variabel-variabel yang bersifat laten (tidak dapat diukur secara langsung). Variabel laten

tersebut dapat diukur melalui indikator-indikator yang dapat menjelaskannya. Penelitian

yang melibatkan variabel laten, dapat dianalisis dengan menggunakan Structural

Equation Modeling (SEM) atau Pemodelan Persamaan Struktural. Premis dasar obyek

penelitian ini adalah modal sosial dipandang sebagai faktor produktif yang memberikan

manfaat bagi setiap individu dan mampu menjalin hubungan dengan individu lainnya.

Penekanan di bidang ilmu matematika terhadap obyek penelitian ini adalah mengkaji

model atau hubungan antara peran modal sosial melalui orientasi kewirausahaan bagi

kesejahteraan masyarakat (pelaku UMKM) di Kabupaten Jembrana. Jumlah sampel yang

diambil sebanyak 80 pelaku UMKM, menggunakan purposive random sampling

(disengaja) dengan mempertimbangkan indikator modal sosial dan pembangunan

ekonomi di wilayah Kabupaten Jembrana. Pengolahan dan analisis data akan dilakukan

dengan bantuan software Smart PLS. Hasil penelitian mendapatkan bahwa model

persamaan struktural untuk variabel modal sosial dengan komponen formatif trust,

norms, dan network adalah,

Modal Sosial = 0.456* trust +0.484* norms + 0.322*network + ζ,

dengan R2 = 0.999.

Sedangkan model persamaan struktural untuk variabel kesejahteraan dengan semua

dimensi orientasi kewirausahaan (sebagai variable antara) yaitu keinovasian (Inov),

keproaktifan (Proaktif), dan pengambilan keputusan/resiko (Resiko), dengan premis

modal sosial adalah,

Kesejahteraan = -0.391*Inov + 0.135*Proaktif + 0.210*Resiko + ζ,

dengan R2 = 0.118.

Secara umum diperoleh bahwa modal sosial melalui semua dimensi orientasi

kewiraushaan secara total tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan pelaku

UMKM (masyarakat) di Kabupaten Jembrana. Akan tetapi secara langsung modal sosial

berpengaruh sangat signifikan terhadap semua dimensi orientasi kewirausahaan,

sehingga dapat disarankan kepada instansi terkait di Kabupaten Jembrana agar

mengoptimalkan peran modal sosial dalam merancang strategi pembangunan ekonomi

bagi pelaku UMKM yang memberikan nilai tambah outcome untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Kata kunci: Structural Equation Modeling (SEM,) modal sosial, orientasi

kewirausahaan, kesejahteraan

Page 5: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

iv

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena perkenan-

Nya Laporan Kemajuan Hibah Unggulan Program Studi, dengan judul “Model

Persamaan Struktural untuk Mengkaji Pengaruh Modal Sosial Melalui Dimensi Orientasi

Kewirausahaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Jembrana, Bali“

dapat dilaksanakan dengan baik dan laporan kemajuan ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Terlaksananya penelitian ini karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

untuk itu tim peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Universitas Udayana yang telah membiayai penelitian ini, melalui sumber DIPA

PNBP, sehingga penelitian ini bisa terlaksana.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.,sebagai Ketua Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, atas

dukungannya dalam kegiatan penelitian ini.

3. Bapak Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si., selaku dekan FMIPA Universitas

Udayana, atas dukungannya.

4. Teman-teman sejawat di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, yang

turut memberikan sumbang saran dan dukungan.

5. Mahasiswa Jurusan Matematika yang mengambil Tugas Akhir dengan

pengolahan data menggunakan pemodelan SEM, serta semua pihak yang turut

membantu demi kelancaran kegiatan penelitian ini.

Laporan kemajuan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari

berbagai pihak demi perbaikan dimasa mendatang, akan diterima dengan senang hati.

Denpasar, 30 Oktober 2015

Tim Peneliti

Page 6: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

v

DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………... ii

ABSTRAK ………………………………………………………………….…... iii

PRAKATA ………………………………………………………………….....… iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..…… v

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….... vii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… ..…… viii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Tujuan Khusus Penelitian ..................................................................... 3

1.3 Urgensi Penelitian .................................................................................. 4

BAB II STUDI PUSTAKA ……………………………………………………… 5

2.1 Pemodelan Persamaan Struktural ……………………………….……. 5

2.2 Modal Sosial.. ……………………….................................................... 9

2.3 Orientasi Kewiraushaan ......................................................................... 13

2.4 Kesejahteraan Masyarakat ……………..…………............................... 16

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………….. 18

3.1 Tempat dan Waktu Penelitan ………….………………………..……. 18

3.2 Teknik Pengambilan Sampel …… …….………………………….…...18

3.3 Rancangan Model Persamaan Struktural ……………………………...19

3.4 Sumber Data Penelitian ……………………………………………….19

3.5 Analisis Data ………………………….............................................. 21

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ………………………………………. 25

4.1 Karakeristik Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten Jembrana ................ 25

4.2 Profil Responden .................................................................................. 27

4.3 Kelayakan Instrumen Penelitian ........................................................... 28

Page 7: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

vi

4.4 Model Persamaan Struktural ................................................................. 35

4.4.1 Model Pengukuran ....................................................................... 36

4.4.2 Model Struktural .......................................................................... 36

4.5 Hasil Analisis SEM dan Interpretasi ..................................................... 36

4.5.1 Hasil Output untuk Model Pengukuran …………………….. 38

4.5.2 Hasil Output untuk Model Struktural ………………………. 39

4.5.3 Uji Hipotesis dan Pengujian dengan SEM PLS …….………. 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 44

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 44

5.2 Saran (Rekomendasi) ........................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 46

LAMPIRAN ....................................................................................................... 48

Page 8: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

vii

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

2.1 Indeks Kesejahteraan Pribadi (IKP) ……………………………………… 17

3.1 Variabel laten, indikator (item pertanyaan)…….…………………...…….. 20

4.1 Profil Responden …………………………………………………………. 28

4.2 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Variabel

Laten Orde Dua Trust (Rasa Percaya) ......................…………………..….. 29

4.3 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Variabel

Laten Orde Dua Norms (Norma) .................................................................. 29

4.4 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Variabel

Laten Orde Dua Network (Jaringan Kerja) ................................................... 30

4.5 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Variabel

Laten Orde Satu Modal Sosial .................................................................... 31

4.6 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Variabel

Laten Keinovasian …………………………………………………….…… 32

4.7 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Variabel

Laten Keproaktifan ……………………………………………………….. 33

4.8 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Variabel

Laten Pengambilan Keputusan/Resiko ………………………………….. 33

4.9 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari Variabel

Laten Kesejahteraan ………………………………………………….…. 34

4.10 Nilai Path Coefficients pada Hubungan antara First Order Laten dengan

Second Order Laten ................................................................................... 40

4.11 Nilai Path Coefficients pada Hubungan antar First Order Laten .............. 40

4.12 Nilai Path Coefficients pada Hubungan Total ........................................... 41

Page 9: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Indikator Reflektif ………………………………………..…………..… 7

2.2 Indikator Formatif ………………………………………………………. 8

2.3 Model umum SEM ……………………………………………………… 8

3.1 Rancangan Awal Penelitian Modal Sosial ………………………………. 19

4.1 Model Persamaan Struktural yang Dianalisis (Modifikasi) …………….. 35

4.2 Model Persamaan Struktural yang Dianalisis dengan Penduga dari

Masing-Masing Jalur ................................................................................. 37

4.3 Model Persamaan Struktural dengan Nilai t-statistik dari Masing-Masing

Indikator dan Jalur ..................................................................................... 38

Page 10: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian dalam ilmu sosial sering melibatkan variabel-variabel yang bersifat laten

(tidak dapat diukur secara langsung). Variabel laten tersebut dapat diukur melalui

indikator-indikator yang dapat menjelaskannya. Penelitian yang melibatkan variabel laten,

dapat dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) atau

Pemodelan Persamaan Struktural.

SEM merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis hubungan antara

variabel laten dengan variabel indikatornya, hubungan antara variabel laten yang satu

dengan variabel laten lainnya, juga mengetahui besarnya kesalahan pengukuran. SEM

pertama kali dikembangkan oleh Joreskog pada tahun 1973. Salah satu strategi SEM yang

berbasis varians atau komponen (component based SEM) yaitu metode Partial Least

Square (PLS) memungkinkan melakukan pemodelan persamaan struktural dengan asumsi

data yang digunakan tidak harus menyebar normal, ukuran sampel boleh relatif kecil, dan

indikator yang digunakan bersifat reflektif, formatif, atau kombinasi keduanya. PLS

merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengkonfirmasi teori, dan dapat juga

digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel laten.

Salah satu kasus ilmu sosial yang melibatkan variabel laten adalah kasus di bidang

modal sosial. Pandangan terbaru The Worl Bank Group (2011), menyatakan bahwa cakupan

lingkungan sosial dan politik yang membentuk struktur sosial dan norma-norma lebih

memungkinkan untuk berkembangnya modal sosial. Pemahaman ini memperjelas pentingnya

modal sosial untuk hubungan kelembagaan yang paling formal dan terstruktur, seperti:

pemerintah, rezim politik, aturan hukum, sistem pengadilan, serta kebebasan sipil dan politik.

Pandangan ini tidak hanya memaparkan kebaikan dan keburukan modal sosial, serta

pentingnya menempa hubungan antar personal di masyarakat, tetapi mengakui bahwa

kapasitas berbagai kelompok sosial untuk bertindak sesuai dengan kepentingan mereka

sangat bergantung pada dukungan atau ketiadaan yang yang mereka terima dari negara serta

sektor swasta.

Page 11: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

2

Faktor penentu proses pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan yang sering

diabaikan adalah cara pelaku ekonomi dalam berinteraksi yang sangat dipengaruhi oleh

modal sosial (Vipriyanti, 2011). Sejumlah penelitian tentang peran modal sosial dalam

peningkatan keseja-hteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, kondisi sosial dan politik,

dan pengukuran modal sosial telah banyak dilakukan. Masing-masing peneliti telah

memberikan penekanan dan determinan yang berbeda tentang aspek modal sosial dalam

pembangunan. Pengelompokan sumber dan dimensi modal sosial sangat dipengaruhi oleh

metoda pendekatan yang digunakan dalam pengu-kuran modal social (Grootaert (1999),

Fukuyama (1999), dan Rao (2001)). Secara umum terdapat tiga kelompok utama modal

sosial, yaitu : (1) Trust (Rasa percaya), (2) Norm (Norma/ etika), dan (3) Networks (Jaringan

Kerja).

Penelitian tentang modal sosial telah berkembang pesat, namun tetap memun-

culkan pertanyaan tentang peran modal sosial di masyarakat dalam kesejahteraan rumah

tangga. Premis dasar obyek penelitian ini adalah modal sosial dipan-dang sebagai faktor

produktif yang memberikan manfaat bagi setiap individu dan mampu menjalin hubungan

dengan individu lainnya. Penekanan di bidang ilmu matematika terhadap obyek penelitian ini

adalah mengkaji model atau hubungan antara peran modal sosial melalui aktivitas

kewirausahaan bagi kesejahteraan (subyektif) masyarakat khususnya pelaku Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM).

Secara umum, peran modal sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat tidak dapat berkorelasi secara langsung. Modal sosial di tingkat rumah tangga

akan mampu berperan melalui sejumlah aktivitas antara (mediasi), salah satunya melalui

pelaksanaan program peningkatan budaya wirausaha (orientasi kewirausahaan) pelaku

UMKM (Hartono, dkk. 2013), antara lain dengan menum-buhkan inovasi dalam budaya

wirausaha, meningkatkan keproaktifan dalam membangun jaringan kerja dengan pihak lain,

serta mempunyai keberanian mengambil keputusan/resiko dalam berusaha (Lumpkin and

Dess, 1996).

Penelitian ini diharapkan terutama berperan dalam merumuskan pemodelan untuk

data-data sosial yang diperoleh secara langsung di masyarakat (data primer).Model yang

dihasilkan diharapkan memberikan rumusan dalam mengkaji hubungan antara peran modal

sosial melalui aktivitas orientasi kewirausahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masya-

Page 12: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

3

rakat (pelaku UMKM) di Kabupaten Jembrana. Rekomendasi yang disarankan diharapkan

mampu memberi kontribusi dalam penyusunan strategi pembangunan ekonomi oleh pejabat/

pengampu kepen-tingan di Kabupaten Jembrana, melalui keterlibatan modal sosial. Lebih

lanjut, penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi dalam merevitalisasi dan

menguatkan peran modal sosial yang ada di suatu wilayah apabila modal sosial itu ternyata

mampu berperan mendorong budaya dan aktivitas kewirausahaan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

1.2 Tujauan Khusus

Permasalahan utama dalam penelitian ini, masih banyak data-data sosial yang

belum mampu dianalisis secara ilmiah dan komprehensif. Data-data sosial yang memben-

tuk variabel laten beserta indikator-indikatornya belum mampu secara langsung

merumuskan strategi pembagunan ekonomi di suatu wilayah. Penelitian ini secara umum

bertujuan untuk mengkaji pemodelan persamaan struktural atau hubungan yang

menggambarkan peran modal sosial sebagai salah satu faktor pembangunan melalui

aktivitas dari dimensi orientasi kewirausahaan terhadap kesejahteraan (subyektif)

masyarakat khususnya pelaku UMKM di Kabupaten Jembrana, Bali. Hasil kajian ini, baik

secara langsung maupun tidak langsung, diharapkan berperan merumuskan strategi

pembangunan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara merata

dan berkesinambungan. Secara rinci penelitian ini bertujuan.

1) Merumuskan pemodelan persamaan struktural untuk mengkaji pengaruh modal sosial

melalui aktivitas dari dimensi orientasi kewirausahaan terhadap kesejahteraan subyektif

masyarakat di Kabupaten Jembrana, Bali.

2) Menganalisis pengaruh modal sosial melalui dimensi orientasi kewiraushaan

(keinovasian) terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jembrana, Bali.

3) Menganalisis pengaruh modal sosial melalui dimensi orientasi kewirausahaan

(keproaktifan) terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jembrana, Bali.

4) Menganalisis pengaruh modal sosial melalui dimensi orientasi kewirausahaan

(keberanian mengambil keputusan/resiko) terhadap kesejahteraan masyarakat di

Kabupaten Jembrana, Bali.

Page 13: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

4

1.3 Urgensi Penelitian

Secara umum, peran modal sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat tidak dapat berkorelasi secara langsung. Modal sosial di tingkat rumah tangga

akan mampu berperan melalui sejumlah aktivitas antara (mediasi) dengan melaksanakan

program peningkatan budaya wirausaha (orientasi kewirausahaan) rumah tangga, antara lain

dengan menumbuhkan inovasi dalam budaya berusaha (bisnis) mikro/kecil, meningkatkan

keproaktifan dalam membangun jaringan kerja dengan pihak lain, mempunyai keberanian

mengambil keputusan dan resiko dalam berusaha, dsb.

Kajian dan analisis dalam merumuskan pemodelan persamaan struktural melalui

peran modal sosial yang mendorong aktivitas kewirausahaan perlu dilakukan secara

komprehensif beradasarkan data-data sosial primer di masyarakat pada suatu wilayah

tertentu. Model persamaan struktural (SEM : Structural Equation Modeling) sebagai suatu

alat pengolahan data (kususnya data variabel laten), akan dicoba untuk merumuskan model

berdasarkan data-data primer. Model yang diperoleh diharapkan mampu memberikan

rumusan yang lebih baik dalam mengkaji hubungan antara peran modal sosial melalui

aktivitas kewirausahaan untuk meningkatkan kesejahteraan subyektif masyarakat yang

berusaha.

Penelitian ini diharapkan terutama berperan dalam merumuskan pemodelan untuk

data-data sosial yang diperoleh secara langsung di masyarakat (data primer). Model yang

dihasilkan diharapkan mampu memberi kontribusi dalam penyususnan strategi

pembangunan ekonomi bagi pejabat/pengampu kepentingan di suatu wilayah, melalui

keterlibatan modal sosial. Lebih lanjut, penelitian ini diharapkan mampu memberi

kontribusi dalam merevitalisasi dan menguatkan peran modal sosial yang ada di suatu

wilayah apabila modal sosial itu ternyata mampu berperan mendorong budaya dan aktivitas

kewirausahaan untuk meningkatkan kesejahteraan (subyektif) masyarakat.

Page 14: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

State of the art

2.1 Pemodelan Persamaan Struktural

Pemodelan Persamaan Struktural ( SEM : Structural Equation Modeling) adalah

metode analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara

variabel terukur (indikator) dan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung (variabel

laten). Analisis SEM merupakan analisis multivariat yang bersifat kompleks, karena

melibatkan sejumlah variabel independen dan dependen yang saling berhubungan

membentuk sebuah model.

SEM dapat dikategorikan menjadi 2 model yaitu model struktural dan model

pengukuran. Model struktural yaitu model yang menggambarkan hubungan-hubungan yang

ada diantara variabel-variabel laten. Sedangkan model pengukuran adalah model yang

menggambarkan hubungan antara variabel laten dengan variabel-variabel teramati

(indikator).

Partial Least Square (PLS) adalah pendekatan metode SEM dengan berbasis

varians atau component based SEM yang biasa digunakan sebagai alternatif dari SEM

berbasis kovarian. Component Based SEM sering disebut dengan soft modeling, soft

mempunyai arti tidak mendasarkan pada asumsi skala pengukuran, distribusi data dan jumlah

sampel (Ghozali, 2011, p. 6). Pendekatan PLS untuk SEM sering diistilahkan dengan PLS

Path Modeling. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan

untuk membangun hubungan yang belum ada landasan terorinya atau untuk pengujian

proposisi (Jaya & Sumertajaya, 2008, p. 119).

Menurut Henseler et al. (2009, p. 283) adapun cirri-ciri dari metode Path PLS

adalah sebagai berikut: 1. PLS memberikan nilai pada variabel laten yang diukur oleh satu

atau beberapa indikator (variabel manifest), 2. Path PLS menghindari masalah ukuran sampel

yg kecil, oleh karena itu Path PLS dapat diterapkan ketika metode lain tidak bisa

menganalisis model dengan ukuran sampel yg relatif kecil, 3. Dibandingkan dengan SEM

berbasis kovarian, Path PLS memiliki asumsi yang lebih longgar mengenai distribusi

variabel, yaitu tidak mensyaratkan data harus berdistribusi normal, 4. Path PLS dapat

Page 15: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

6

diterapkan pada model pengukuran reflektif maupun formatif. Path PLS dapat dikategorikan

menjadi 2 model yaitu: (1) model struktural yang merupakan hubungan beberapa variabel

laten endogen dengan variabel laten lainnya , dan (2) model pengukuran yang merupakan

hubungan antara indikator dengan variabel laten, (Tenenhaus, Vinzi, Chatelin, & Lauro,

2005, p. 161).

Model struktural atau inner model merupakan model yang digunakan untuk

menentukan hungan antara variabel laten (konstruk). Variabel laten yang hanya memprediksi

variabel laten lainnya disebut variabel eksogen, sedangkan variabel laten yang merupakan

variabel dependen setidanya dalam satu hubungan kausal disebut variabel endogen (Gotz,

Gobbers, & Krafft, 2010, p. 701). Hubungan antara variabel laten ini, dirancang berdasarkan

teori dan logika. Menurut Gotz et al. (2010, p. 701), dalam metode PLS, model struktural

yang dirancang harus sebagai hubungan kausal (sebab akibat). Variabel laten eksogen

dinotasikan dengan (ksi) dan variabel laten endogen dinotasikan dengan (eta), sehingga

model struktural (inner model) dapat dituliskan sebagai berikut :

(2.1)

Model pengukuran atau outer model merupakan model yang digunakan untuk

menentukan hubungan antara variabel yang dapat diamati (indikator) dan konstruk yang

mendasari (Gotz, Gobbers, & Krafft, 2010, p. 693). Model indikator di dalam model

pengukuran dapat dibagi menjadi 2 model yaitu : (a) model indikator reflektif, dan (b) model

indikator formatif.

Indikator reflektif merupakan variabel-variabel teramati dipandang sebagai

indikator-indikator yang dipengaruhi oleh konsep yang sama dan yang mendasarinya (yaitu

variabel laten) (Wijanto, 2008, hal. 26). Model indikator reflektif dikembangkan berdasarkan

pada classical test theory yang mengasumsikan bahwa variasi skor pengukuran konstruk

merupakan fungsi dari true score ditambah error, jadi konstruk laten mempengaruhi variasi

pengukuran dan asumsi hubungan kausalitas dari kontruk laten ke indicator (Ghozali, 2011).

Model reflektif sering disebut dengan principal factor model dimana covariance pengukuran

indicator dipengaruhi oleh konstruk laten atau mencerminkan variasi dari konstruk. Adapun

cirri-ciri dari indikator reflektif adalah sebagai berikut :

1. Arah hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator

2. Antar ukuran indikator diharapkan saling berkorelasi (ukuran harus

Page 16: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

7

memiliki internal consistency reliability)

3. Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran, tidak akan merubah

makna atau arti konstruk

4. Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator

5. Konstruk memiliki arti “surplus”

6. Skala skor tidak menggambarkan konstruk

Gambar 2.1 Indikator Reflektif

Secara umum, model persamaan indikator reflektif dapat dituliskan sebagai berikut :

xx (2.2)

yy (2.3)

Dengan x dan yadalah indikator untukvariabel laten eksogen ( ) dan endogen ( ).

Sedangkan ( x ) dan ( y ) merupakan koefisien yang menguhubungkan variabel laten

dengan indikatornya, serta ( ) dan ( ) merupakan kesalahan pengukuran dari x dan y.

Indikator formatif merupakan indikator-indikator yang membentuk atau

menyebabkan adanya penciptaan atau perubahan di dalam sebuah variabel laten (Wijanto,

2008, hal. 26). Tidak seperti pada model indikator reflektif, model indikator formatif tidak

mengasumsikan bahwa indikator dipengaruhi oeh konstruk tetapi mengasumsikan bahwa

semua indikator mempengaruhi single konstruk (Ghozali, 2011) . Adapun cirri-ciri dari

indikator reflektif adalah sebagai berikut :

1. Arah hubungan kausalitas dari indikator ke konstruk

2. Antar indicator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji

konsistensi internal atau cronbach alpha)

3. Menghilangkan satu indicator berakibat merubah makna dari konstruk

4. Kesalahan pengukuran diletakkan pada tingkat konstruk (zeta)

5. Konstruk mempunyai makna “surplus”

6. Skala skor tidak menggambarkan konstruk.

C B A

REF

Page 17: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

8

Gambar 2.2 Indikator Formatif

Secara umum, model persamaan indikator formatif dapat dituliskan sebagai berikut :

iX (2.4)

iY (2.5)

Dengan , , X dan Y sama dengan persamaan sebelumnya, sedangkan dan

merupakan koefisien yang menguhubungkan variabel laten dengan indikatornya, serta ( )

dan ( ) merupakan kesalahan pengukuran.

Gambar 2.3 Model umum SEM (Hair et.al, 2010)

Keterangan :

𝜉 (ksi) = variabel laten x (eksogen)

휂 (eta) = variabel laten y (endogen)

C A B

FOR

Page 18: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

9

𝑋 = indikator untuk variabel laten eksogen

𝑌 = indikator untuk variabel laten endogen

𝜆 (lambda) = koefisien yang menghubungkan variabel laten denganindikatornya

𝛾 (gamma) = pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen

𝛽 (beta) = pengaruh antar variabel laten endogen

𝜑 (phi) = pengaruh antar variabel laten eksogen

휁 (zeta) = peluang galat model

휀 (epsilon) = galat pengukuran pada variabel teramati (indikator)untuk variabel laten

endogen

𝛿 (delta) = galat pengukuran pada variabel teramati (indikator) untuk variabel laten

eksogen

2.2 Modal Sosial

Teori modal sosial dalam perkembangan New Institutional Economics (NIE), mula-

mula dicetuskan oleh James S. Coleman tahun 1988, yang dirilis dalam American Journal of

Sociology dengan judul ”Social Capital in the Creation of Human Capital”. Sejumlah

intelektual menggunakan teori modal sosial sebagai salah satu bahan diskusi penting yang

mempertemukan berbagai disiplin ilmu. Berbeda dengan dua modal lainnya yang lebih dulu

populer dalam bidang ilmu sosial, yakni modal ekonomi (economic/financial capital) dan

modal manusia (human capital), modal sosial akan berfungsi jika sudah berinteraksi dengan

struktur sosial. Modal ekonomi yang dimiliki seseorang/perusahaan mampu melakukan

kegiatan (ekonomi) tanpa harus terpengaruh dengan struktur sosial, demikian pula halnya

dengan modal manusia.

Modal sosial bukanlah entitas tunggal, tetapi entitas majemuk yang mengandung

dua elemen: (1) modal sosial yang mencakup beberapa aspek dari struktur sosial; dan (2)

modal sosial yang memfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku (baik individu maupun

perusahaan) di dalam struktur tersebut. Sama halnya dengan modal lainnya, modal sosial

juga bersifat produktif, yakni bila keberadaannya tidak muncul akan membuat pencapaian

tujuan tertentu yang tidak mungkin diraih. Sejumlah definisi tentang modal sosial dipaparkan

oleh para ahli, misalnya :

Page 19: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

10

1. Uphoff dalam Hobbs (2000) yang menyatakan bahwa modal sosial dapat ditentukan

sebagai akumulasi dari beragam tipe dari aspek sosial, psikologi, budaya, kelembagaan,

dan aset yang tidak terlihat (intangible) yang mempengaruhi perilaku kerjasama.

2. Putnam (2000) mendefinisikan modal sosial sebagai ”gambaran organisasi sosial, seperti

jaringan, norma, dan kepercayaan sosial, yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama

yang saling menguntungkan” .

3. Hobbs (2000), menyatakan modal sosial sebagai "fitur organisasi sosial, seperti

kepercayaa, norma (etika timbal balik), dan jaringan (keterlibatan sipil), yang dapat

meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan terkoordinasi". Secara

luas disepakati bahwa fasilitas modal sosial yang saling menguntungkan adalah aksi

kolektif.

4. Bank Dunia (2000) dalam www.worldbank.org, menyatakan modal sosial sebagai

"aturan, norma, kewajiban, dan kepercayaan yang tertanam dalam hubungan sosial,

struktur sosial, serta pengaturan kelembagaan masyarakat yang memungkinkan anggota

untuk mencapai tujuan individu dan komunitas".

Pandangan terbaru The Worl Bank Group (2011), menyatakan bahwa cakupan

lingkungan sosial dan politik yang membentuk struktur sosial dan norma-norma lebih

memungkinkan untuk berkembang. Analisis ini memperluas pentingnya modal sosial untuk

hubungan kelembagaan yang paling formal dan terstruktur, seperti: pemerintah, rezim

politik, aturan hukum, sistem pengadilan, serta kebebasan sipil dan politik. Pandangan ini

tidak hanya memaparkan kebajikan dan keburukan modal sosial, serta pentingnya menempa

hubungan antar personal dan di masyarakat, tetapi mengakui bahwa kapasitas berbagai

kelompok sosial untuk bertindak sesuai dengan kepentingan mereka sangat bergantung pada

dukungan atau ketiadaan yang yang mereka terima dari negara serta sektor swasta.

Pembangunan ekonomi dan sosial tumbuh subur ketika perwakilan dari negara, sektor

korporasi, dan masyarakat sipil membuat forum, dan melalui forum diupayakan menjadi

sarana untuk mengidentifikasi dan mengejar tujuan bersama.

Faktor penentu proses pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan yang sering

diabaikan adalah cara pelaku ekonomi dalam berinteraksi yang sangat dipengaruhi oleh

modal sosial. Sejumlah penelitian tentang peran modal sosial dalam peningkatan kesejah-

teraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, kondisi sosial dan politik, dan pengukuran modal

Page 20: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

11

sosial telah banyak dilakukan. Masing-masing peneliti telah memberikan penekanan dan

determinan yang berbeda tentang aspek modal sosial dalam pembangunan. Pengelompokan

sumber dan dimensi modal sosial sangat dipengaruhi oleh metoda pendekatan yang

digunakan dalam pengukuran modal sosial. Secara umum terdapat tiga kelompok utama

modal sosial, yaitu : (1) Rasa percaya, (2) Norma/etika, dan (3) Jaringan Kerja.

Rasa Percaya (Trust)

Dasar perilaku manusia dalam membangun modal sosial adalah rasa percaya,

melalui moralitas yang tinggi. Manusia dapat hidup damai bersama dan berinteraksi satu

sama lain, memerlukan aktivitas kerjasama dan koordinasi sosial yang diarahkan oleh

tingkatan moralitas. Kasih sayang dalam keluarga dilandasi oleh rasa saling percaya antar

individu, sedangkan rasa percaya menjadi alat untuk membangun hubungan. Adanya

hubungan lebih luas yang harmonis akan mampu menekan biaya transaksi dalam hal kontak,

kontrak dan kontrol. Rasa percaya merupakan sikap yang siap menerima resiko dan

ketidakpastian dalam berinteraksi.

Kerjasama yang baik dimulai dari rasa percaya yang tinggi terhadap seseorang,

semakin tebal rasa percaya terhadap orang lain akan semakin kuat jalinan kerjasama yang

terbentuk diantara mereka.. Kepercayaan sosial akan muncul dari interaksi yang didasari oleh

adanya norma dan jaringan kerja pada pihak-pihak yang terlibat dalam interkasi tersebut.

Rao (2001), menyatakan bahwa rasa saling percaya (mutual trust) berperan

penting dalam membangun ekonomi pasar yang sehat. Rasa percaya akan mengurangi

gejolak dalam penegakan kontrak dan biaya monitoring sehingga mampu mengefisiensikan

biaya transaksi. Kebenaran dan norma akan membangun rasa percaya yang berkelanjutan,

tetapi keterbatasan manusia akan sifat rasionalitas cukup berpengaruh pada usaha

membangun rasa saling percaya tersebut. Sejumlah penelitian memperlihatkan hasil bahwa

rasa percaya berpengaruh positif dan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi, demikian pula

sebaliknya, keberhasilan pemerintah dalam pembanguan ekonomi dapat memperkuat rasa

percaya sosial masyarakat terhadap pemerintah.

Norma/Etika

Norma merupakan nilai universal yang mengatur perilaku individu dalam suatu

masyarakat atau kelompok. Fukuyama (1999), menyatakan modal sosial sebagai norma

informal yang bersifat instan dan dapat membangun kerjasama antar dua atau lebih individu.

Page 21: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

12

Norma sebagai bagian dari modal sosial dapat dibangun dari norma/etika yang disepakati

antar teman. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa, rasa percaya, norma dan komunitas sosial

yang terbentuk sangat berkaitan dengan modal sosial yang muncul sebagai hasil dari modal

sosial tetapi bukan modal sosial secara fisik.

Jaringan Kerja (Network)

Setiap orang memiliki pola tertentu dalam berinteraksi, melakukan pilihan dengan

siapa berinteraksi, dan dengan alasan tertentu pula. Jaringan kerja merupakan system pada

saluran komunikasi untuk mengembangkan dan menjaga hubungan interpersonal. Biaya

transaksi akan muncul sebagai akibat adanya bangunan saluran komunikasi. Nilai-nilai

bersama (norma) juga berperan pada keinginan untuk bergabung membentuk jaringan kerja

dengan orang lain. Munculnya koalisi dan koordinasi juga disebabkan adanya jaringan kerja.

Keputusan melakukan investasi dalam suatu jaringan kerja disebabkan oleh adanya

kontribusi saluran komunikasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

Interaksi sosial tergantung dari struktur jaringan kerja dan struktur masyara-katnya,

sehingga posisi individu pada struktur tersebut menjadi dasar pada evaluasi modal sosial.

Coleman (1988), mengatakan densitas dan jaringan kerja sosial akan meningkatkan efisiensi

penguatan perilaku kerjasama pada suatu organisasi. Modal sosial memberi manfaat pada

individu dan jaringan kerja individu itu sendiri. Modal sosial merupakan jumlah dari modal

interaksi yang dimiliki sejumlah individu yang terbentuk atas dasar norma yang dianut

bersama. Modal sosial mempunyai ekternalitas ekonomi yang positif pada tingkat local

melalui proses aktivitas aksi bersama (collective action), yang terbentuk berdasarkan

hubungan sosial dan struktur sosial dalam jaringan kerja tertutup. Hubungan sosial

tergantung dari tingkat ketertutupan struktur sosial yang sangat penting dalam membangun

kepercayaan dan penegakan norma yang efektif.

Woolcock (2000) dalam Vipriyanti (2011), memaparkan bahwa modal sosial terdiri

atas tiga katagori, yaitu : (1) modal sosial mengikat (bonding sosial capital), (2) modal sosial

menyambung (bridging sosial capital), dan (3) modal sosial mengait (linking sosial capital).

Modal sosial yang bersifat mengikat (bonding), pada umumnya berasal dari ikatan

kekeluargaan, kehidupan bertetangga dan persahabatan. Hubungan antar individu dalam

kelompok seperti ini mempunyai interaksi yang intensif, antar muka dan saling mendukung.

Modal sosial yang bersifat menyambung (bridging), terbentuk dari interaksi antar kelompok

Page 22: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

13

dalam suatu wilayah dengan frekuensi yang relatif lebih rendah, seperti kelompok etnis

tertentu, kelompok agama, paguyuban, sekaa, atau kelompok sosial lainnya. Sedangkan

modal sosial yang bersifat mengait (linking), umumnya terbentuk dari interaksi individu atau

kelompok dalam organisasi formal, seperti lembaga politik, bank, klinik kesehatan, sekolah,

kelompok tani (subak), kelompok profesi, dsb.

2.3. Orientasi Kewirausahaan

Orientasi kewirausahaan mengacu kepada proses, praktik, dan aktivitas pembu-

atan keputusan yang mengarah kepada usahaa baru (new entry), melalui penciptaan produk

atau jasa baru (Lumpkin and Dess, 1996). Orietansi kewirausahaan mencakup tiga dimensi,

meliputi : (1) kemauan untuk berinovasi (keinovasian), (2) kecenderungan untuk menjadi

proakatif terhadap pasar (keproaktifan), dan (3) keberanian mengambil keputusan atau risiko

(risk taking).

Dimensi pertama dari orientasi kewirausahaan adalah keinovasian (innovativeness).

Keinovasian mengacu kepada kecenderungan perusahaan ikut serta dan mendukung gagasan

baru, kebaruan (novelty), eksperimentasi, dan proses kreatif yang berakibat pada proses

teknologi, jasa, dan produk baru. Oleh karenanya, keinovasian mirip dengan suatu iklim,

budaya atau orientasi bukan hasil. Keinovasian terjadi sepanjang suatu kontinum, contoh dari

mencoba lini produk baru atau mengadakan percobaan produk baru, mencoba menguasuai

suatu teknologi terbaru. Lebih lanjut dinyatakan bahwa keinovasian akan mengarah kepada

perangkap, karena pengeluaran pada pengembangan produk baru dapat menjadi pemborosan

sumberdaya jika upaya ini tidak memberi hasil.

Dimensi kedua orientasi kewirausahaan adalah keproaktifan (proactiveness) terha-

dap pasar. Proaktif berkaitan dengan melihat kedepan (foward looking), penggerak pertama

upaya pencarian keunggulan untuk membentuk lingkungan dengan memperkenalkan produk

baru atau memproses persaingan ke depan. Keproaktifan adalah penting karena menyiratkan

pendirian untuk melihat kedepan (foward looking) yang disertai dengan aktivitas yang

inovatif atau spekulasi baru. Konseptual dari proaktif adalah kepasifan (ketidakmampuan

meraih kesempatan). Dengan demikian, perusahaan yang proaktif adalah leader bukan

follower, karena perusahaan memiliki kemauan dan tinjauan ke masa depan untuk meraih

kesempatan baru. Lebih lanjut, perusahaan yang proaktif sering merupakan perusahaan yang

Page 23: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

14

mengajukan produk baru dan seringkali memperkenalkan produk baru mendahului

pesaingnya.

Dimensi ketiga dari orientasi kewirausahaan adalah keberanian mengambil

keputusan/risiko (risk taking), yang didefinisikan sebagai sejauhmana para pimpinan/

manajer berkeinginan membuat komitmen terhadap sumberdaya yang berisiko. Sama seperti

keinovasian, pengambilan risiko terjadi secara kontinu yang berkisar dari risiko yang relatif

aman sampai risiko yang sangat tinggi (misalnya meluncurkan produk baru di pasar baru.

Meskipun banyak risiko dapat menurunkan kinerja pengembangan produk baru, risiko itu

sendiri tak dapat dihindari karena kinerja akhir dari pengembangan produk baru tidak dapat

diketahui sebelumnya. Perusahaan pasti seringkali memanfaatkan sumberdaya pada proyek

pengembangan ketika kesempatan ditangkap oleh pasardan sebagian tanpa pengetahuan

tentang bagaimana proyek pengembangan ini akan menghasilkan. Pengambilan risiko

meliputi perangkap dan bahaya, tetapi perusahaan sering bertindak tanpa mengetahui apakah

tindakan mereka akan menghasilkan.

Menurut Nadim and Seymour (2007), konsep orientasi kewiraushaan akan

melibatkan tiga unsur yaitu : (1) pengusaha (orang-orang atau pemilik usaha yang berusaha

untuk menghasilkan nilai, melalui penciptaan atau perluasan kegiatan ekonomi, dengan

mengidentifikasi dan mengeksploitasi produk baru, proses atau pasar, (2) aktivitas

kewirausahaan (tindakan giat manusia dalam mengejar nilai tambah, melalui penciptaan

atau perluasan kegiatan ekonomi, dengan mengidentifikasi dan mengeksploitasi produk baru,

proses atau pasar, dan (3) kewirausahaan (fenomena yang terkait dengan aktivitas

kewirausahaan). Aktivitas (kegiatan) kewirausahaan melibatkan pemahaman empat

pertimbangan utama, yaitu : (a) aktivitas kegiatan manusia; (b) memanfaatkan kreativitas,

inovasi dan / atau peluang, (c) menciptakan bisnis dan lingkungan baru yang lebih luas, dan

(d) penciptaan nilai.

Pemahaman orientasi kewirausahaan diukur dengan capaian kompetensi

kewirausahaaan yang oleh EDI (Entrepreneurial Development Institut) of India (2012)

diidentifikasi melalui,

(1) Inisiatif ; bertidak sesuai pilihan bukan karena paksaan, mengawali tindakan.

(2) Melihat dan mencari peluang ; pola pikir yang dilatih untk mencari peluang usaha

dari pengalaman sehari-hari.

Page 24: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

15

(3) Kegigihan dalam berusaha (Persistensi) ; sikap pantang menyerah dan mencari

informasi terus menerus sampai berhasil.

(4) Rasa ingin tahu tinggi ; sikap rajin mencari ide-ide dan informasi baru, konsultasi

dengan ahlinya.

(5) Komitmen pada kontrak kerja ; sikap mengambil kerja pribadi untuk menyelesaikan

tugas sesuai jadwal.

(6) Peduli pada kualitas kerja tinggi ; selalu mencari sumber rincian standar dan norma-

norma yang tinggi.

(7) Berorientasi pada efisiensi ; sikap pada kepedulian terhadap waktu, uang dan usaha.

(8) Persuasif ; mampu menggalang dukungan orang lain dalam suatu usaha.

(9) Ketegasan dalam bertindak (Assertiveness) ; mampu menyampaikan visi secara tegas

dan meyakinkan orang lain tentang visi tersebut.

(10) Percaya diri ; sikap tidak terlalu takut terhadap resiko yang terkait dengan usaha.

(11) Perencanaan sistematik ; mempunyai perencanaan yang matang dan mempunyai

tujuan akhir.

(12) Pemecahan masalah (Problem Solving) ; mampu mengamati gejala, mendiagnosa,

dan menyembuhkan

Kompetensi (1) s/d (4) diproksi sebagai indikator untuk keinovasian, kompetensi (5) s/d (8)

diproksi sebagai indikator untuk keproaktifan, dan kompetensi (9) s/d (12) diproksi sebagai

indikator untuk kemampuan mengambil keputusan dan pemecahan masalah.

Korelasi modal sosial dan orientasi kewirausahaan telah banyak diteliti, ada yang

signifikans tetapi ada juga yang tidak berdampak langsung dalam meningkatkan kinerja

wirausaha. Penelitian Humaira, R.(2011), menyatakan bahwa terdapat tiga unsur modal

sosial yang dilihat pengaruhnya masing-masing dalam pengembangan orientasi (nilai)

kewirausahaan. Dari ketiga unsur tersebut yaitu trust (kepercayaan) memiliki pengaruh pada

nilai kewirausahaan baik pada pedagang maupun anggota kelompok tani. Unsur norms

(norma) tidak memiliki pengaruh ke dalam pengembangan nilai kewirausahaan, baik pada

pedagang maupun anggota kelompok tani. Unsur network (jaringan kerja) pada anggota

kelompok tani tidak memberikan pengaruh terhadap pengembangan nilai kewirausahaan,

sedangkan pada pedagang unsur jaringan kerja memiliki pengaruh terhadap nilai

kewirausahaan. Faktor motivasi yang didorong oleh modal sosial tidak memberikan penga-

Page 25: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

16

ruh signifikan terhadap pengembangan nilai kewirausahaan, tetapi menunjukkan nilai yang

mendekati keberpengaruhan disebabkan karena peranan yang besar dari unsur-unsur pem-

bentuk modal sosial.

2.4. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan sedikitnya mengandung empat makna (Bade and Parkin, 2001).

1) Sebagai kondisi sejahtera (well-being). Pengertian ini biasanya menunjuk pada

istilah kesejahteraan sosial (social welfare) sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan

material dan non-material. Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusia

aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat

tinggal, dan pendapatan dapat dipenuhi; serta manakala manusia memperoleh

perlindungan dari resiko-resiko utama yang mengancam kehidupannya.

2) Sebagai pelayanan sosial. Pelayanan sosial umumnya mencakup lima bentuk, yakni

jaminan sosial (social security), pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan

pelayanan sosial personal (personal social services).

3) Sebagai tunjangan sosial. Karena sebagian besar penerima welfare adalah orang-

orang miskin, cacat, penganggur, keadaan ini kemudian menimbulkan konotasi

negatif pada istilah kesejahteraan, seperti kemiskinan, kemalasan, dan

ketergantungan.

4) Sebagai proses atau usaha terencana, yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-

lembaga sosial, masyarakat maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan

kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial.

Tujuan tercapainya kesejahteraan diharapkan dapat mendukung standar hidup dan

mengurangi kesenjangan, dengan demikian harus menghindari ledakan biaya dan mencegah

perilaku yang kondusif bagi moral hazard, yang didasarkan pada tiga pilar : a) tunjangan

keluarga, b) pelayanan kesehatan yang komprehensif, dan c) kebijakan pendidikan murah.

Pembangunan ekonomi tidak hanya memperhatikan hasilnya saja tetapi yang

terpenting adalah proses pembangunan itu dijalankan. Perlu dikaji pula bagaimana proses

pencapaian tingkatan pembangunan yang akan dicapai, faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi proses pembangunan, misalnya ketersediaan sumber daya. Sumber daya

alam yang melimpah belum tentu menjamin keberhasilan pembangunan ekonomi tanpa

dukungan sumber daya sosial yang memadai. Pembangunan itu sendiri adalah proses

Page 26: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

17

interaksi dan pembelajran dari berbagai sumber daya, sehingga peran modal sosial dalam

pembangunan sangat vital. Modal sosial berdampak yang luas dan berdeda bagi kebijakan

pembangunan dalam implementasinya. Kebijakan yang sama mungkin saja berdampak

berbeda bagi kelompok masyarakat tertentu walaupun dalam wilayah yang sama. Fakta

memperlihatkan bahwa program pembangunan yang diterapkan dalam suatu Kabupaten

menghasilkan dampak dan hasil yang berbeda bagi wilayah pedesaan dan perkotaan.

Kesejahteraan pribadi akan mencerminkan kualitas hidup seseorang. Banyak faktor

yang mempengaruhi kulaitas hidup seseorang, yang terpenting adalah tujuan dan dimensi

subyektif dari kualitas hidup itu sendiri. Pengukuran tujuan dan dimensi subyektif kualitas

hidup seseorang dikembangkan oleh The International Wellbeing Group (2013) melalui

Indeks Kesejahteraan Pribadi (IKP), sebagai ukuran kesejahteraan subyektif.

OECD (2013) mengeluarkan pedoman tentang pengukuran kesejahteraan subyektif.

Pedoman ini dirancang untuk memberi nilai tambah bagi pengguna informasi tentang

kesejahteraan subyektif , yang mampu : (a) memberikan informasi tentang langkah-langkah

validitas kesejahteraan subyektif, (b) membahas metodologi dalam mengembangkan

pertanyaan untuk mengumpulkan informasi tentang kesejahteraan subyektif, (c) menyajikan

praktek terbaik dalam pengukuran kesejahteraan subyektif, dan (d) memberikan bimbingan

pada analisis dan pelaporan tentang kesejahteraan subyektif. Sejumlah modul pertanyaan

prototipe yang berkaitan dengan aspek yang berbeda dari kesejahteraan subyektif juga

disertakan. Peran pedoman terutama untuk membantu menghasilkan data dalam memenuhi

kebutuhan pengguna berhubungan dengan ukuran kesejahteraan subyektif yang baik.

Tabel 2.1 Indeks Kesejahteraan Pribadi (IKP) (mengacu pada inti dari tujuh item petanyaan

yang menyatakan kepuasaan seseorang dalam domain tertentu).

No. Pertanyaan Seberapa puaskah anda dengan …………….?

Domain

1 Standar hidup? [Standar hidup]

2 Kesehatan Anda? [Kesehatan Pribadi]

3 Apa yang Anda capai dalam hidup ini? [Capaian Hidup]

4 Hubungan pribadi Anda? [Hubungan Pribadi]

5 Perasaan aman di kehidupan Anda? [Keamanan Pribadi]

6 Menjadi bagian dalam kominitas kehidupan Anda? [Komunitas-Keterhubungan]

7 Keamanan masa depan Anda? [Keamanan Masa Depan]

Page 27: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Matematika, Universitas Udayana.

Data sampel penelitian diambil di wilayah Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, yang

membutuhkan waktu penelitian selama 8 (delapan bulan), dilaksanakan pada bulan Maret

sampai Oktober 2015.

3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan Kabupaten Jembrana sebagai lokasi (populasi) penelitian ini disengaja

(purposive) melalui pertimbangan indikator modal sosial dan pembangunan ekonomi di

wilayah kabupaten bersangkutan. Gambaran modal sosial dan aktivitas kewirausahaan di

wilayah perkotaan dan pedesaan mempunyai perbedaan yang cukup jauh. Sampel pada

populasi penelitian juga mempertimbangkan faktor kota-desa seperti ini, menggunakan

jarak/lokasi terhadap pusat pemerintahan kecamatan dan kabupaten. Pertimbangan ini

digunakan untuk memberi gambaran modal sosial bagi masyarakat pelaku Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah perkotaan dan pedesaaan, sehingga sampel pelaku

UMKM yang diambil mampu mewakili kondisi populasi yang sebenarnya. Dipilih dua

kecamatan mewakili wilayah perkotaan (Kecamatan: Jembrana dan Negara) dan dua

kecamatan mewakili wilayah pedesaan (Kecamatan: Melaya dan Pekutanan). Setiap

kecamatan akan dipilih dua desa dengan cara yang sama seperti dalam pemilihan kecamatan

sebagai desa penelitian.

Penentuan sampel dengan responden dalam penelitian ini, meliputi pelaku UMKM

(rumah tangga yang berwirausaha, seperti petani, pedagang dan/atau wiraswasta lainnya)

yang tinggal di desa penelitian, dipandang sebagai unit sampel penelitian. Pelaku UMKM

sebanyak 10 sampel dipilih secara random dari masing-masing desa penelitian untuk

menjamin homogenitas populasi. Jumlah sampel penelitian keseluruhan yang akan digunakan

adalah : 8 desa X 10 pelaku UMKM = 80 pelaku UMKM (sebagai responden).

Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat ukur peran modal sosial, kompe-

tensi kewiraushaan, dan kesejahteraan subyektif masyarakat. Kuisioner yang diperoleh

Page 28: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

19

memerlukan uji validitas (menggunakan uji korelasi product moment) dan uji reliabilitas

(menggunakan teknik Cronbach Alpha ( )) terhadap hasil kuisioner tersebut untuk menguji

kelayakan kuisioner yang digunakan.

3.3 Rancangan Model Persamaan Struktural

Gambar 3.1 Rancangan Awal Penelitian Modal Sosial

3.4 Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu berupa data-

data yang diperoleh langsung dari responden (pelaku UMKM yang menjadi unit penelitian

pada desa penelitian terpilih). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

survei, karena data dikumpulkan dengan menanyakan responden melalui daftar pertanyaan

atau kuisioner. Data yang diambil nantinya meliputi lima variabel laten yaitu variabel modal

sosial (mempunyai dua orde), variabel keinovasian, variabel keproaktifan, variabel pengam-

bilan keputusan/resiko, dan variabel kesejahteraan (subyektif). Lebih jelas mengenai variabel

laten serta indikator yang digunakan untuk menjelaskan variabel yang digunakan sesuai

model perancangan (persamaan struktural) dalam penelitian ini, disajikan pada tabel 3.1

berikut.

Modal

SosialKesejahteraan

Subyektif

Keinovasian

Pengambilan

Keputusan

Trust

Norms

Y1 Y2 Y3

Y9 Y10

X1 X2 X3 X4

X5 X6 X7

Y11 Y12

Network

Keproaktifan

X8

X9 X10 X11

X12

Y4

Y5 Y6 Y7 Y8

Z1 Z7

Page 29: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

20

Tabel 3.1 Variabel laten, indikator (item pertanyaan)

Variabel Laten

Orde Satu

Variabel Laten

Orde Dua

Indikator (Item Pertanyaan)

Modal Sosial Trust

(Rasa Percaya)

X1: Sebagaian besar orang dapat dipercaya (aware).

(A.1)

X2: Sebagian besar tetangga dapat dipercaya (general

trust). (A.2)

X3: Rasa saling percaya-mempercayai antar penduduk

lokal (thick trust). (A.3)

X4: Rasa saling percaya terhadap orang asing (thin

trust) (A.4)

Norms

(Norma/Aturan)

X5: Orang-orang sekitar (tetangga) bersedia saling

bantu membantu. (A.5)

X6: Kemudahan memperoleh bantuan fisik (A.6)

X7: Kemudahan menitipkan anak/barang (A.7).

X8: Kemudahan memperoleh pinjaman uang (A.8)

Network

(Jaringan Kerja)

X9: Kepadatan jaringan (A.9)

X10: Banyaknya teman yang diajak berkeluh kesah

(A.10)

X11: Besar kecilnya keperluan biaya social. (A.11)

X12: Banyak sedikitnya anggota keluaraga yang ikut

bekerja (A.12).

Keinovasian Y1: Kemampuan bernisiatif (B.1)

Y2: Kemampuan mencari peluang (B.2)

Y3: Kegigihan berusaha (percistence) (B.3)

Y4: Rasa ingin tahu tinggi (B.4)

Keproaktifan

Y5: Komitmen pada kontrak kerja (B.5)

Y6: Peduli pada kualitas kerja tinggi (B.6)

Y7: Berorientasi pada efisiensi (B.7)

Y8: Persuasif ( mampu menggalang dukungan orang

lain ). (B.8)

Pengambilan

Keputusan/resiko

Y9: Assertiveness; ketegasan bertindak (B.9)

Y10: Percaya diri (B.10)

Page 30: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

21

Y11: Perencanaan sistematik (B.11)

Y12: Pemecahan masalah (B.12)

Kesejahteraan

Subyektif

Z1: Kepuasan terhadap standar hidup (C.1)

Z2: Kepuasan terhadap kesehatan (C.2)

Z3: Kepuasan terhadap capaian hidup (C.3)

Z4: Kepuasan terhadap keamanan pribadi (C.4)

Z5: Kepuasan terhadap hubungan pribadi (C.5)

Z6:Kepuasan terhadap keterhubungan pada komunitas tertentu

(C.6)

Z7: Kepuasan terhadap keamanan hidup di masa depan

(C.7)

3.5 Analisis Data

Pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan bantuan software Smart PLS.

Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1. Merancang model struktural (Inner Model)

Perancangan model struktural (hubungan antar variabel laten) pada PLS dibuat

berdasarkan pada hipotesis penelitian dan rumusan masalah.

2. Merancang model pengukuran (Outer Model)

Perancangan model pengukuran dimaksudkan untuk mengidentifikasi sifat indikator

(reflektif atau formatif) dari masing-masing variabel laten.

3. Mengkonstruksi diagram jalur

Setelah merancang model struktural dan model pengukuran, tahap selanjutnya adalah

membuat diagram jalur. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjelaskan pola hubungan

antara variabel laten dengan indikator-indikator yang menjelaskannya.

4. Mengkonversi diagram jalur kedalam sistem persamaan

a. Outer Model

Outer model merupakan model yang menggambarkan hubungan antara variabel laten

(konstruk) dengan indikatornya (variabel manifest). Outer model juga disebut dengan

outer relation atau measurement model.

Page 31: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

22

b. Inner Model

Inner model merupakan model yang menggambarkan hubungan antara variabel laten

(struktural model), disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan

antar variabel laten berdasarkan teori substansi penelitian.

c. Weight relation

Weight relation merupakan estimasi nilai kasus variable laten. Inner dan outer model

memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation dalam algoritma

PLS:

kb kbkbb xw (3.1)

ki kikii yw (3.2)

Dimana kbw dan

kiw adalah k weight yang digunakan untuk membentuk estimasi

variable latenb dan

i

5. Mengestimasi parameter

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode kuadrat terkecil

(least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi, dimana iterasi

akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen (Jaya & Sumertajaya, 2008, p. 124).

Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :

a. Weight estimate digunakan untuk menciptakan skor variabel

b. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi

loading antara variabel laten dengan indikatornya.

c. Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi, intersep) untuk indikator dan

variabel laten.

6. Goodness of Fit

Uji kecocokan model (Goodness of fit) dapat dilakukan pada model pengukuran, model

struktural, dan model keseluruhan (overall model). Uji kecocokan model pada model

pengukuran bertujuan untuk memeriksa (menguji) apakah model penelitian sudah valid

atau realibel. Uji kecocokan model pada pada model struktural bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar informasi yang dapat dijelaskan oleh model struktural.

Sedangkan uji kecocokan model secara keseluruhan (overall model) adalah ukuran

goodness of fit gabungan antara model pengukuran dan model struktural.

Page 32: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

23

a. Outer Model

1. Convergent validity

Korelasi antara skor indikator refleksif dengan skor variabel latennya. Untuk hal

ini loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup, pada jumlah indikator per konstruk

tidak besar, berkisar antara 3 sampai 7 indikator (Jaya & Sumertajaya, 2008, p.

124).

2. Discriminant validity

Membandingkan nilai square root of average extracted (AVE) setiap konstruk

dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model, jika AVE konstruk lebih

besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka dikatakan memiliki

discriminant validity yang baik. Direkomendasikan nilai pengukuran harus lebih

besar dari 0,50 (Jaya & Sumertajaya, 2008, p. 125).

)var(2

2

ii

iAVE

(3.3)

3. Composite reliability ( c )

Kelompok indikator yang mengukur sebuah variabel memiliki reliabilitas

komposit yang baik jika memiliki composite reliability ≥ 0,7 (Jaya &

Sumertajaya, 2008, p. 126).

i ii

ic

)var()(

)(

2

2

(3.4)

b. Inner model

Dalam inner model, Goodness of Fit Model diukur menggunakan R-

squarevariabel laten dependen.Q-square predictive relevance untuk model struktural

digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihailkan oleh model dan

juga estimasi parameternya.Nila Q-square > 0 menujukan model memiliki predictive

relevance, sebaliknya jika nilai Q-square ≤ 0 menunjukan model kurang memiliki

predictive relevance (Jaya & Sumertajaya, 2008, p. 126). Perhitungan Q-square

dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

)1()1)(1(1 22

2

2

1

2

pRRRQ (3.5)

Page 33: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

24

0:

0:

1

0

i

i

H

H

0:

0:

1

0

i

i

H

H

0:

0:

1

0

i

i

H

H

Dimana 2

1R , 2

2R 2

pR adalah R-square variabel endogen dalam model persamaan.

Besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang 0<Q

2<1, dimana semakin mendekati 1

berarti model semakin baik (Jaya & Sumertajaya, 2008, p. 126).

7. Pengujian Hipotesis & membuat kesimpulan

Pengujian hipotesis ),,( dan dilakukan dengan metode resampling Bootstrap.

Dalam pengujian hipotesis ini, digunakan statistik uji t. Adapun hipotesis yang

dirumuskan adalah sebagai berikut :

Hipotesis statistik untuk outer model )(

Hipotesis statistik untuk inner model )( , yaitu pengaruh variabel laten eksogen terhadap

endogen

Hipotesis statistik untuk inner model )( , yaitu pengaruh variabel laten endogen terhadap

eksogen

Penerapan metode resampling, tidak memerlukan asumsi distribusi normal, dan

sampel yang digunakan tidak besar (direkomendasikan minimal 30 sampel). Pengujian

dilakukan dengan t-test, jika diperoleh p-value ≤ 0,05 (alpha 5%) maka disimpulkan

signifikan, begitupun sebaliknya. Jika hasil pengujian hipotesis pada outer model signifikan,

maka dapat disimpulkan bahwa indikator dapat digunakan sebagai instrument pengukur

variabel laten. Jika hasil pengujian pada inner model signifikan, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antar variabel laten satu dengan variabel laten

lainya.

Page 34: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakeristik Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten Jembrana

Luas wilayah Kabupaten Jembrana secara keseluruhan seluas 841,80 km2 atau

sebesar 14,93% dari luas Pulau Bali, dengan jumlah penduduk sekitar 268.000 jiwa. Daerah

pemerintahan di Kabupaten Jembrana saat ini terbagi menjadi lima kecamatan, yakni

Kecamatan Melaya, Negara, Jembrana, Mendoyo dan Pekutatan. Negara sebagai ibukota

Kabupaten Jembrana. Jika dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk, Kecamatan

Mendoyo memiliki wilayah yang terluas yakni 294,49 km2 atau 34,98% dari luas wilayah

Jembrana dengan jumlah penduduk 57.120 jiwa. Selanjutnya diikuti oleh Melaya 197,19 km2

(23,42%) dan penduduk 51.590 jiwa, Pekutatan 129,65 km2 (15,40%) dengan penduduk

25.990 jiwa, Negara 126,50 km2 (15,03%) dengan penduduk 80.200 jiwa, dan Jembrana

93,97 km2 (11,16%) dengan penduduk 53.100 jiwa.

Hasil survey ketenagakerjaan (Sakernas) tahun 2013 menurut BPS. Jembrana

(2013), mencatat jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) di Jembrana sebanyak

201.516 orang, dimana sebanyak 142.045 orang merupakan angkatan kerja (jumlah

pengangguran terbuka 4.822 orang) dan penduduk yang bekerja sebanyak 137.223 orang,

dengan rincian : bidang pertanian ( 45.340 orang), bidang pertambangan ( 1.124 orang),

bidang industri pengolahan (10.196 orang), bidang kelistrikan (369 orang), bidang

konstruksi/bangunan ( 8.604 orang), bidang perdagangan dan rumah makan (28.840 orang),

bidang transportasi (1.885 orang), bidang keuangan dan asuransi ( 4.372 orang), dan bidang

jasa kemasayarakatan ( 26.493 orang).

Karakteristik sosial wilayah Kabupaten Jembrana lebih ditekankan kepada kehi-

dupan sosial masyarakat yang mencakup aktivitas masyarakat dalam organisasi kemasyara-

katan, kelompok profesi, kelompok olah raga, kelompok seni dan budaya yang tumbuh dan

berkembang. Karakteristik sosial wilayah sangat berpengaruh dalam pembentukan modal

sosial dan aktivitas kewirausahaan di masyarakat yang berpengaruh pada proses pemba-

ngunan ekonomi wilayah. Untuk memberikan gambaran modal sosial yang lebih

komprehensif akan dipandang dua wilayah sebagai basis analisis penelitian, yaitu wilayah

Page 35: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

26

perkotaan dan wilayah pedesaan. Wilayah perkotaan merupakan wilayah yang dekat dengan

pusat pemerintahan/bisnis, sedangkan wilayah pedesaan berlaku sebaliknya.

Kinerja perekonomian wilayah Kabupaten Jembrana digambarkan melalui

karakteristik ekonomi wilayah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Perimbangan, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), Belanja Pemerintah untuk

Pelayanan Publik khususnya modal pembangunan. Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten Jembrana tahun 2013, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Jembrana dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan. Besarnya nilai tambah yang

diciptakan pada tahun 2013, telah mencapai sekitar 4.982.768,43 juta rupiah. Bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 13,15 persen.

Perkembangan perekonomian Kabupaten Jembrana, diikuti dengan pertambahan

jumlah penduduk akan berdampak pada besaran PDRB perkapita. Tingkat kemakmuran

suatu daerah salah satunya dapat tercermin dari besarnya PDRB perkapita, meskipun angka

tersebut tidak menggambarkan pendapatan penduduk secara nyata, karena angka ini hanya

merupakan rata-rata. PDRB perkapita Kabupaten Jembrana meningkat cukup pesat, pada

tahun 2008 PDRB perkapita Kabupaten Jembrana sebesar 11.282.673 rupiah menjadi

18.592.420 rupiah pada tahun 2013 atau meningkat rata-rata sebesar 12,96 persen per tahun.

Dibandingkan dengan PDRB perkapita Provinsi Bali, PDRB perkapita Kabupaten Jembrana

lebih rendah, meskipun selisihnya tidak terlalu besar. Dengan kata lain PDRB perkapita

penduduk Jembrana masih dibawah rata-rata PDRB perkapita penduduk se Bali.

Secara ekonomi, pengukuran tingkat kesejahteraan dapat digambarkan dengan

besarnya pendapatan seseorang. Namun untuk mendapatkan data pendapatan tidak mudah

sehingga untuk mengukur tingkat kesejahteraan didekati dengan besarnya pengeluaran

seseorang. Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kabupaten Jembrana sebesar

Rp 702.025 pada tahun 2012. Pengeluaran untuk konsumsi bukan makanan lebih besar yakni

54,25 % daripada untuk konsumsi makanan yakni 45,75 %. Pengeluaran konsumsi makanan

sebagian besar digunakan untuk pembelian makanan dan minuman jadi yakni sebanyak 23,16

% dan padi-padian sebanyak 20,44 %. Sedangkan untuk kelompok barang non makanan se-

bagian besar digunakan untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga yakni sebesar 30,23 %

Selisih antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan penduduk merupakan

cerminan dari kenaikan taraf kehidupan masyarakat. Namun angka ini masih angka kasar

Page 36: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

27

karena tidak sepenuhnya mampu mencerminkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut

didasari, antara lain karena PDRB hanya mengacu pada aspek ekonomi, sedangkan

kesejahteraan mencakup aspek ekonomi maupun non ekonomi. Selain itu pertumbuhan

PDRB yang tinggi belum sepenuhnya mampu mencerminkan kesejahteraan masyarakat. Hal

tersebut didasari, antara lain karena PDRB hanya tentu menjamin distribusi pendapatan

relatif merata dikalangan penerima pendapatan. Karena pada praktiknya tidak semua faktor

produksi khususnya SDM, memiliki akses yang sama untuk terlibat langsung dalam aktivitas

yang sama. Indeks berantai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Jembrana tahun 2013

menunjukkan angka 112,39% artinya bahwa ada kenaikan sebesar 12,39% dari tahun

sebelumnya. Angka pertumbuhan ini sangat penting untuk meningkatkan daya beli

masyarakat dimana angka pertumbuhan PDRB perkapita harus lebih tinggi dari angka inflasi

yang terjadi di daerah tersebut.

Perbandingan kondisi pembangunan manusia di Kabupaten Jembrana dengan

Kabupaten/Kota yang lain di Bali dapat digambarkan berikut ini. Diantara 9 Kabupaten/ kota

se-Bali, pada tahun 2013 IPM tertinggi berada pada Kota Denpasar yaitu sebesar 79,41 dan

yang terendah berada di Kabupaten Karangasem yaitu sebesar 68,47; sedangkan Kabupaten

Jembrana sebesar 74,29. Penyebab dari rendahnya angka IPM Karangasem dikarenakan

ketiga indikator pendukung IPM semuanya di bawah rata-rata Bali dan rata-rata pengeluaran

perkapita yang cukup tinggi yang menjadi beban pengeluaran rumah tangganya.

4.2 Profil Responden

Menurut data terakhir dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Kopersai

Kabupaten Jembrana, jumlah seluruh UMKM adalah 8.635 yang terdiri dari sektor formal

sebanyak 2.271 (termasuk 225 Koperasi) dan sektor informal sebanyak 6.363. Sampel

sebanyak 80 pelaku UMKM diambil secara acak dengan memperhatikan wilayah pedesaan

dan perkotaan di masing-masing desa dan kecamatan. Wilayah perkotaan meliputi

Kecamatan Negara (Desa : Banjar Tengah dan Perancak) dan Kecamatan Jembrana (Desa :

Dauhwaru dan Pendem), sedangkan wilayah pedesaan meliputi : Kecamatan Pekutatan (Desa

: Pekutatan dan Gumbrih) dan Kecamatan Melaya (Desa : Melaya dan Tukadaya)

Page 37: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

28

Profil responden pelaku UMKM (masyarakat) dalam penelitian ini ditinjau dari

jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan (bidang usaha) ditampilkan pada tabel

berikut ,

Tabel 4.1 Profil Responden

Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki 43 53.75

Perempuan 37 46.25

Umur 21-30 tahun 18 22.50

31-40 tahun 22 27.50

41-50 tahun 30 37.50

>51 tahun 10 12.50

Pendidikan

Terakhir

SD 10 12.50

SMP 14 17.50

SMA/SMK/Sederajat 44 55.00

Diploma/Sarjana 12 15.00

Pekerjaan

(Bidang Usaha)

Pedagang (Toko) 52 65.00

Pengusaha Jasa 14 17.50

Industri Kecil (Kerajinan) 12 15.00

Lainnya 2 2.50

Sumber: Data Primer (2015), diolah

Berdasarkan hasil pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden masyarakat (pelaku

UMKM) yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner penelitian ini 53.75% berjenis

kelamin laki-laki dan 46.25% berjenis kelamin perempuan. Dari 80 responden pelaku

UMKM yang diambil, terdapat (mayoritas) 37.50% berumur 41-50 tahun, 55.0% dengan

pendidikan terakhir SMA/SMK/Sederajat, dan 65.00% bekerja sebagai pedagang.

4.3 Kelayakan Instrumen Penelitian

Pengujian kelayakan instrumen penelitian atau pengujian validitas dan reliabilitas

dalam penelitian ini dilakukan terhadap kuesioner yang telah disebarkan sebanyak 80. Data

dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh secara langsung dari masyarakat yang

merupakan pelaku UMKM di Kabupataen Jembrana dan terpilih secara acak oleh peneliti.

Page 38: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

29

Data yang berupa kuesioner ini perlu diuji validitas dari setiap item pertanyaannya

dan juga diuji reliabilitasnya dengan melihat nilai korelasi antar item dengan totalnya serta

nilai Cronbach Alpha. Suatu item dinyatakan valid apabila koefisien korelasi antara item

pernyataan atau pertanyaan dengan skor total sebesar ≥ 0.30 dan kuesioner dinyatakan

reliabel (dapat dipercaya) jika nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Brown, 2010, p.9).

Tabel 4.2 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari

Variabel Laten Orde Dua Trust (Rasa Percaya)

Indikator

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ket

X1 Sebagaian besar orang

dapat dipercaya

(aware). (A1)

.378 .499 Valid

X2 Sebagian besar tetangga

dapat dipercaya

(general trust) (A2)

.498 .381 Valid

X3 Rasa saling percaya-

mempercayai antar

penduduk lokal (thick

trust) (A3)

.487 .412 Valid

X4 Rasa saling percaya

terhadap orang asing

(thin trust) (A4)

.152 .695 Tidak

Valid

Cronbach’s Alpha .623 Sumber: Data Primer (2015), diolah

Pada tabel 4.2 terlihat bahwa pernyataan yang digunakan untuk mengukur rasa

percaya (trust) memiliki corrected item-total correlation untuk X1, X2, dan X3 masing-

masing bernilai diatas 0.300, kecuali X4 yang kurang dari 0.30. Hal ini berarti indikator X1,

X2, dan X3 valid karena niali korelasinya diatas 0.30, sedangakan indikator X4 tidak valid.

Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.623 < 0.60 menyatakan bahwa instrumen pengukuran yang

digunakan untuk mengukur rasa percaya (trust) dapat dipercaya.

Tabel 4.3 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari

Variabel Laten Orde Dua Norms (Norma)

Indikator

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ket

X5 Orang-orang sekitar

(tetangga) bersedia .373 .507 Valid

Page 39: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

30

saling bantu membantu

(A5)

X6 Kemudahan

memperoleh bantuan

fisik (A6)

.470 .500 Valid

X7 Kemudahan menitipkan

anak/barang (A7) .337 .587 Valid

X8 Kemudahan

memperoleh pinjaman

uang (A8)

.422 .457 Valid

Cronbach’s Alpha .680

Sumber: Data Primer (2015), diolah

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa item pernyataan yang digunakan untuk mengukur

norma memiliki corrected item-total correlation masing-masing bernilai diatas 0.30. Nilai-

nilai tersebut menunjukkan bahwa X5, X6, X7, dan X8 valid karena nilai korelasinya ≥ 0.30.

Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.680 > 0.60 menyatakan bahwa instrumen

pengukuran yang digunakan untuk mengukur norma dapat dipercaya.

Tabel 4.4 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari

Variabel Laten Orde Dua Network (Jaringan Kerja)

Indikator

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ket

X9 Kepadatan jaringan (A9) .480 .396 Valid

X10 Banyaknya teman yang

diajak berkeluh kesah

(A10) .321 .538 Valid

X11 Besar kecilnya keperluan

biaya social (A11) .212 .641

Tidak

Valid

X12 Banyak sedikitnya

anggota keluaraga yang

ikut bekerja (A12) .472 .417 Valid

Cronbach’s Alpha .647 Sumber: Data Primer (2015), diolah

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa item pernyataan yang digunakan untuk mengukur

jaringan kerja memiliki corrected item-total correlation untuk X9, X10, dan X12 masing-

masing berniali diatas 0.30, kecuali X11 berniali kurang dari 0.30. Nilai-nilai tersebut

menunjukkan bahwa X9, X10, dan X12 valid karena nilai korelasinya ≥ 0.30 sedangkan X11

Page 40: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

31

tidak valid. Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.647 > 0.60 menyatakan bahwa

instrumen pengukuran yang digunakan untuk jaringan kerja dapat dipercaya.

Tabel 4.5 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari

Variabel Laten Orde Satu Modal Sosial

Indikator

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ket

X1 Sebagaian besar orang

dapat dipercaya

(aware). .397 .687 Valid

X2 Sebagian besar tetangga

dapat dipercaya

(general trust) .588 .657 Valid

X3 Rasa saling percaya-

mempercayai antar

penduduk lokal (thick

trust)

.392 .698 Valid

X4 Rasa saling percaya

terhadap orang asing

(thin trust) .219 .768

Tidak

Valid

X5 Orang-orang sekitar

(tetangga) bersedia

saling bantu membantu .333 .693

Valid

X6 Kemudahan

memperoleh bantuan

fisik .347 .696

Valid

X7 Kemudahan menitipkan

anak/barang .709 .619

Valid

X8 Kemudahan

memperoleh pinjaman

uang .473 .672

Valid

X9 Kepadatan jaringan .437 .676 Valid

X10 Banyaknya teman yang

diajak berkeluh kesah .494 .672

Valid

X11 Besar kecilnya

keperluan biaya social .066 .741

Tidak

Valid

X12 Banyak sedikitnya

anggota keluaraga yang

ikut bekerja .457 .674

Valid

Cronbach’s Alpha .702

Sumber : Data Primer (2015) diolah

Page 41: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

32

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa item pernyataan yang digunakan untuk mengukur

modal sosial sebagai gabungan dari indikator-indikator trust, norms, dan network memiliki

corrected item-total correlation untuk X1, X2, X3, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X12 masing-

masing berniali diatas 0.30, sedangkan untuk X4 dan X11 bernilai kurang dari 0.30. Nilai-

nilai tersebut menunjukkan bahwa X1, X2, X3, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X12 valid karena

nilai korelasinya ≥ 0.30, sedangkan X4 dan X11 tidak valid. Hasil ini sama persis sama

dengan dianalisis secara parsial melalui variabel laten orde dua yang membangun variabel

laten orde satu modal social. Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.702 > 0.60

menyatakan bahwa instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur modal sosial

dapat dipercaya.

Tabel 4.6 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari

Variabel Laten Keinovasian

Indikator

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ket

Y1 Kemampuan bernisiatif

(B1) .212 .412

Tidak

Valid

Y2 Kemampuan mencari

peluang (B2) .121 .261

Tidak

Valid

Y3 Kegigihan berusaha

(percistence) (B3) .447 .738 Valid

Y4 Rasa ingin tahu yang

tinggi (B4) .387 .616 Valid

Cronbach’s Alpha .607

Sumber: Data Primer (2015), diolah

Pada tabel 4.6 terlihat bahwa item pernyataan yang digunakan untuk mengukur

keinovasian pelaku UMKM memiliki corrected item-total correlation untuk Y3 dan Y4 yang

berniali lebih dari 0.30, sedangkan Y1 dan Y2 bernilai dibawah 0.30. Nilai-nilai tersebut

menunjukkan bahwa Y3 dan Y4 valid karena nilai korelasinya ≥ 0.30, sedangkan Y1 dan Y2

tidak valid. Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.607 > 0.60 menyatakan bahwa

instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur keinovasian dapat dipercaya.

Page 42: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

33

Tabel 4.7 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari

Variabel Laten Keproaktifan

Indikator

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ket

Y5 Komitmen pada kontrak

kerja (B5) .402 .768 Valid

Y6 Peduli pada kualitas

kerja tinggi (B6) .512 .819 Valid

Y7 Berorientasi pada

efisiensi (B7) .345 .647 Valid

Y8 Persuasif ( mampu

menggalang dukungan

orang lain) (B8) .142 .581 Valid

Cronbach’s Alpha .629

Sumber: Data Primer (2015), diolah

Pada tabel 4.7 terlihat bahwa pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

keprokatifan pelaku UMKM memiliki corrected item-total correlation untuk Y5, Y6, dan Y7

masing-masing bernilai diatas 0.30, sedangkan Y8 bernilai dibawah 0.30. Nilai-nilai tersebut

menunjukkan bahwa Y5, Y6, dan Y7 valid karena nilai korelasinya ≥ 0.30, sedangkan Y8

tidak valid. Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.629 > 0.60 menyatakan bahwa

instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur keproaktifan juga dapat dipercaya.

Tabel 4.8 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari

Variabel Laten Pengambilan Keputusan/Resiko

Indikator

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ket

Y9 Assertiveness;

ketegasan bertindak

(B.9) .062 .605

Tidak

Valid

Y10 Percaya diri (B.10) .423 .787 Valid

Y11 Perencanaan sistematik

(B.11) .417 .669 Valid

Y12 Pemecahan masalah

(B.12) .460 .732 Valid

Cronbach’s Alpha .619

Sumber: Data Primer (2015), diolah

Pada tabel 4.8 terlihat bahwa pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

kemampuan pengambilan keputusan/resiko pelaku UMKM memiliki corrected item-total

Page 43: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

34

correlation untuk Y10, Y11, dan Y12 masing-masing bernilai diatas 0.30, sedangkan Y9

bernilai dibawah 0.30. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa Y10, Y11, dan Y12 valid

karena nilai korelasinya ≥ 0.30, sedangkan Y9 tidak valid. Selanjutnya, nilai Cronbach’s

Alpha sebesar 0.619 > 0.60 menyatakan bahwa instrumen pengukuran yang digunakan untuk

mengukur kemampuan pengambilan keputusan/resiko juga dapat dipercaya.

Tabel 4.9 Nilai Cronbach Alpha dan Korelasi Item-Total Dikoreksi dari

Variabel Laten Kesejahteraan

Indikator

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ket

Z1 Kepuasan terhadap

standar hidup (C.1) .420 .742 Valid

Z2 Kepuasan terhadap

kesehatan (C.2) .312 .666 Valid

Z3 Kepuasan terhadap

capaian hidup (C.3) .486 .756 Valid

Z4 Kepuasan terhadap

keamanan pribadi (C.4) .316 .712 Valid

Z5 Kepuasan terhadap

hubungan pribadi (C.5) .308 .674 Valid

Z6 Kepuasan terhadap

keterhubungan pada

komunitas tertentu

(C .6)

.128 .450 Tidak

Valid

Z7 Kepuasan terhadap

keamanan hidup di

masa depan (C.7) .320 .698 Valid

Cronbach’s Alpha .604

Sumber: Data Primer (2015), diolah

Pada tabel 4.9 terlihat bahwa pertanyaan yang digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan subyektif pelaku UMKM memiliki corrected item-total correlation untuk Z1,

Z2, Z3, Z4, Z5, dan Z7 masing-masing bernilai diatas 0.30, sedangkan Z6 bernilai dibawah

0.30. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa Z1, Z2, Z3, Z4, Z5, dan Z7 valid karena nilai

korelasinya ≥ 0.30, sedangkan Z6 tidak valid. Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0.604 > 0.60 menyatakan bahwa instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur

tingkat kesejahteraan juga dapat dipercaya.

Hasil uji kelayakan instrumen dari 31 item pernyataan pada kuesioner penelitian

menunjukkan bahwa terdapat 6 item pernyataan yang dikeluarkan dari model yaitu item X4

Page 44: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

35

(A4) dan X11 (A11) dari variable modal sosial, Y1 (B1) dan Y2 (B2) dari variabel

keinovasian, serta Z6 (C6) dari variabel kesejahteraan.

4.4 Model Persamaan Struktural

Berdasarkan hasil uji kelayakan instrumen, sejumlah item pertanyaan (indikator

manifest) yang tidak valid dikeluarkan model sehingga model persamaan struktural yang

digunakan untuk menganalisis data diubah menjadi model berikut:

Gambar 4.1 Model Persamaan Struktural yang Dianalisis (Modifikasi)

Model persamaan struktural pada gambar 4.1 merupakan model yang akan digunakan

untuk menganalisis data. Dapat dilihat bahwa dalam model tersebut terdapat lima variabel

laten orde satu yaitu variabel modal sosial (terdiri dari tiga variable laten orde dua yaitu

variabel trust, norms, dan network), variabel keinovasian, variable keproaktifan, variabel

pengambilan keputusan/resiko, dan variabel kesejahteraan.

4.4.1. Model Pengukuran

Tahap selanjutnya setelah melakukan estimasi parameter adalah melakukan evaluasi

pada model pengukuran (outer model/measurement model).Tujuan dari evaluasi pada model

pengukuran ini dilakukan untuk menguji apakah estimasi parameter untuk masing-masing

Page 45: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

36

indikator signifikan atau tidak. Evaluasi ini dilakukan dengan melihat nilai outer loading atau

koefisien jalur untuk indikator yang bersifat reflektif, sedangkan untuk indikator yang

bersifat formatif dapat melihat nilai regression weight-nya. Maksud dari regression weight

pada indikator formatif adalah karena dalam hal ini, suatu indikator menyebabkan adanya

perubahan dalam variabel latennya dan besarnya pengaruh tiap indikator berbeda sehingga

diberikan bobotnya masing-masing. Pada penelitian ini, pengukuran yang akan digunakan

adalah outer loading untuk indikator dari setiap variabel laten yang bersifat reflektif, dan

regression weight.

4.4.2 Model Struktural

Setelah melakukan analisis hubungan antara indikator dengan variabel laten (outer

model/measurement model), akan dilakukan analisis model struktural (inner model/structural

model). Analisis ini digunakan untuk melihat bagaimana hubungan antara variabel laten yang

satu dengan variabel laten lainnya.

4.5 Hasil Analisis SEM dan Interpretasi

Model persamaan struktural dibangun oleh dua sub-model yaitu inner model

(measurement model) dan outer model (stuctural model). Inner model digunakan untuk

menentukan hubungan antara variabel laten (konstruk), sedangkan outer model merupakan

model yang digunakan untuk menentukan hubungan antara variable yang dapat diamati

(indikator) dan konstruk yang mendasarinya. Dengan menggunakan perangkat lunak

SmartPLS 3 diperoleh penduga-penduga untuk masing-masing jalur sebagai berikut :

Page 46: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

37

Gambar 4.2

Model Persamaan Struktural yang Dianalisis dengan

Penduga dari Masing-Masing Jalur

Model pada gambar 4.2 menunjukkan besar pengaruh indikator terhadap variabel

laten dan pengaruh antar variabel latennya. Signifikan dan tidak signifikannya suatu besaran

pengaruh dapat dilihat dari nilai p-value yang dibandingkan dengan alpha atau dapat juga t-

statistik yang dibandingkan terhadap t-tabel, dengan sampel sebanyak 80 dan alpha 0.05

maka diperoleh nilai t-tabel = 1.96. Apabila p-value < alpha atau t-statistik > t-tabel maka

pengaruh yang diberikan signifikan. Kemudian, nilai R2 menunjukkan besar keragaman yang

dijelaskan oleh variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogennya.

Page 47: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

38

Gambar 4.3

Model Persamaan Struktural dengan

Nilai t-statistik dari Masing-Masing Indikator dan Jalur

Model pada gambar 4.3 menunjukkan nilai t-statistik masing-masing indikator

terhadap variabel laten dan pengaruh antar variabel latennya. Signifikan dan tidak

signifikannya suatu besaran pengaruh dapat dilihat dari nilai p-value yang dibandingkan

dengan alpha atau dapat juga t-statistik yang dibandingkan terhadap t-tabel, dengan sampel

sebanyak 80 dan alpha 0.05 maka diperoleh nilai t-tabel = 1.96. Apabila p-value < alpha atau

t-statistik > t-tabel maka pengaruh yang diberikan signifikan.

4.5.1. Hasil Output untuk Model Pengukuran

Berdasarkan gambar 4.2 dan gambar 4.3 akan dibahas mengenai nilai outer loading

untuk evaluasi outer model pada masing-masing variabel sebagai berikut,

1) variabel laten trust, memperlihatkan bahwa indikator A1, A2, dan A3 signifikan

(gambar 4.3) sebagai refleksi dari trust, sedangkan indikator A2 (general trust)

Page 48: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

39

memiliki outer loading terbesar (0.853) (gambar 4.2) sebagai indikator yang paling

dominan pada trust.

2) variabel laten norms, memperlihatkan bahwa indikator A5, A6, A7, dan A8 signifikan

(gambar 4.3) sebagai refleksi dari norms, sedangkan indikator A7 (kemudahan

menitipkan anak/barang) memiliki outer loading terbesar (0.720) (gambar 4.2) sebagai

indikator yang paling dominan pada norms.

3) variabel laten network, memperlihatkan bahwa indikator A9, A10, dan A12 signifikan

(gambar 4.3) sebagai refleksi dari network, sedangkan indikator A9 (kepadatan

jaringan) memiliki outer loading terbesar (0.847) (gambar 4.2) sebagai indikator yang

paling dominan pada network.

4) variabel laten keinovasian, memperlihatkan bahwa indikator B3 dan B4 signifikan

(gambar 4.3) sebagai refleksi dari keinovasian, sedangkan indikator B4 (rasa ingin

tahu yang tinggi) memiliki outer loading terbesar (0.901) (gamnar 4.2) sebagai

indikator yang paling dominan pada keinovasian.

5) variabel laten keproaktifan, memperlihatkan bahwa indikator B5, B6, dan B7

signifikan (gambar 4.3) sebagai refleksi dari keproaktifan, sedangkan indikator B6

(kominmen pada kontrak kerja) memiliki outer loading terbesar (0.871) (gambar 4.2)

sebagai indikator yang paling dominan pada keproaktifan.

6) variabel laten pengambilan keputusan/resiko, memperlihatkan bahwa indikator B10,

B11, dan B12 signifikan (gambar 4.3) sebagai refleksi dari pengambilan

keputusan/resiko, sedangkan indikator B11 (perencanaan sistematik) memiliki outer

loading terbesar (0.887) (gambar 4.2) sebagai indikator yang paling dominan pada

pengambilan keputusan/resiko.

7) variabel laten kesejahteraan, memperlihatkan bahwa indikator C1 dan C7 signifikan,

sedangkan indicator C2, C3, C4, dan C5 tidak signifikan (gambar 4.3) sebagai refleksi

dari kesejahteraan (gambar 4.3). Indikator C1 (kepuasan terhadap standar hidup)

memiliki outer loading terbesar (0.799) (gambar 4.2) sebagai indikator yang paling

dominan pada kesejahteraan.

4.5.2 Hasil Output untuk Model Struktural

A. Hubungan antara First Order Laten dengan Second Order Laten

Page 49: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

40

Tabel 4.10 Nilai Path Coefficients pada Hubungan antara First Order Laten dengan

Second Order Laten

First Order

Laten

Second

Order Laten

Original

Sample

Standard

Error

T Statistics

(|O/STER|)

Modal

Sosial

Trust 0.456 0.073 8.997 (s)

Norms 0.484 0.058 7.706 (s)

Network 0.322 0.064 9.106 (s)

Sumber: Data Primer (2015),diolah *s = signifikan ts= tidak signifikan

Hasil pada tabel 4.10 menyatakan bahwa hubungan antara fisrt order laten modal

sosial dengan second order laten trust, norms, dan network yang bersifat formatif semuanya

signifikan (t-statistik > 1.96), dengan nilai koefisien jalur masing-masing sebesar 0.456,

0.484, dan 0.322, dan variabel norms yang lebih dominan membangun variabel modal sosial

sedangakn nilai R2 = 0.999 (gambar 4.2). Nilai R

2 tersebut mengindikasikan bahwa variabel-

variabel laten eksogen (trust, norms, dan network) mampu mewakili variabel laten

endogennya (modal sosial) sebesar 99.9%, yang berarti variabel-variabel trust, norms, dan

network yang membentuk variabel modal sosial dengan baik. Model persamaan struktural

untuk modal sosial adalah,

Modal Sosial = 0.456* trust +0.484* norms + 0.322*network + ζ.

B. Hubungan antar Fisrt Order Laten dan Hubungan Total

Tabel 4.11 Nilai Path Coefficients pada Hubungan antar First Order Laten

Hubungan Kausal Original

Sample

Standard

Error

T Statistics

(|O/STER|)

Modal Sosial → Keinovasian

Modal Sosial → Keproaktifan

Modal Sosial → Resiko

0.431 0.173 2.483 (s)

0.421 0.170 2.477 (s)

0.435 0.183 2.379 (s)

Keinovasian → Kesejahteraan -0.391 0.305 1.280 (ts)

Keproaktifan → Kesejahteraan 0.135 0.274 0.493 (ts)

Resiko → Kesejahteraan 0.210 0.289 0.729 (ts)

Sumber: Data Primer (2015),diolah *s = signifikan ts= tidak signifikan

Menurut hasil pada table 4.11, ketiga hubungan kausal (langsung) antara modal

sosial dengan keinovasian, keproaktifan, dan pengambilan keputusan/resiko sebagai dimensi-

Page 50: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

41

dimensi orientasi kewirausahaan memiliki nilai yang signifikan pada taraf uji 5% (t-statistik

>1.96), dengan nilai koefisien jalur yang hampir sama (0.4). Hal ini berarti pengaruh modal

sosial cukup merata dan signifikan terhadap semua dimensi orientasi kewirausahaan pelaku

UMKM di Kabupaten Jembrana. Akan tetapi hubungan kausal antara keinovasian,

keproaktifan, dan Resiko (orientasi kewirausahaan) dengan kesejahteraan menunjukkan nilai

yang tidak signifikan. Hal ini berarti keinovasian (Inov), keproaktifan (Proaktif), dan

pengambilan keputusan/resiko (Resiko) tidak memberikan pengaruh langsung yang

signifikan terhadap kesejahteran pelaku UMKM (masyarakat) di Kabupaten Jembrana. Nilai

R2 = 0.118 yang diperoleh mengindikasikan bahwa variabel-variabel laten eksogen

(keinovasian, keproaktifan, dan pengambilan keputusan/resiko) hanya mampu mewakili

variabel laten endogennya (kesejahteraan) sebesar 11.8%, yang berarti variabel-variabel

eksogen tersebut hanya sebagian kecil saja menggambarkan keragaman kesejahtraan yang

berarti kesejahteraan lebih banyak dipengaruhi oleh variable lain. Model persamaan

struktural untuk kesejahteraan adalah,

Kesjahteraan = -0.391*Inov + 0.135*Proaktif + 0.210*Resiko + ζ

Tabel 4.12 Nilai Path Coefficients pada Hubungan Total

Hubungan Kausal Original

Sample

Standard

Error

T Statistics

(|O/STER|)

Modal Sosial →

Kesejahteraan 0.014 0.182 0.110 (ts)

Trust → Keinovasian 0.197 0.091 2.166 (s)

Trust → Keproaktifan 0.192 0.071 2.705 (s)

Trust → Resiko 0.198 0.095 2.090 (s)

Norms → Keinovasian 0.209 0.097 2.147 (s)

Norms → Keproaktifan 0.204 0.090 2.252 (s)

Norms → Resiko 0.211 0.093 2.275 (s)

Network → Keinovasian 0.139 0.056 2.492 (s)

Network → Keproaktifan 0.136 0.077 1.758 (ts)

Network → Resiko 0.140 0.077 1.830 (ts)

Sumber: Data Primer (2015),diolah *s = signifikan ts= tidak signifikan

Page 51: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

42

Menurut hasil pada tabel 4.12, hubungan total antara modal sosial dengan

kesejahteraan melalui dimensi orientasi kewirausahaan memiliki nilai t-statistik yang tidak

signifikan pada taraf uji 5% (t-statistik <1.96). Hal ini berarti modal sosial secara total tidak

berpengaruh terhadap kesejahteraan pelaku UMKM (masyarakat)di Kabupaten Jembrana,

walaupun hasil analisis (table 4.11) memperlihatkan modal sscial secara lanmgsung

berpengaruh terhadap semua dimensi orientasi kewirausahaan.

Namun tabel 4.12 memperlihatkan hubungan total variabel trust dengan

keinovasian, keproaktifan, dan pengambilan keputusan/resiko (dimensi orientasi

kewirausahaan) memiliki nilai yang signifikan pada taraf uji 5% (t-statistik >1.96), demikian

pula ketiga hubungan total antara variable norms dengan keinovasian, keproaktifan, dan

pengambilan keputusan/resiko memiliki nilai yang signifikan pada taraf uji 5% (t-statistik

>1.96). Sedangkan hubungan total antara variabel network dengan keinovasian memiliki nilai

yang signifikan pada taraf uji 5% (t-statistik >1.96), akan tetapi dua hubungan total antara

variabel network dengan keproaktifan dan pengambilan keputusan/resiko tidak signifikan

pada taraf uji 5% (t-statistik <1.96). Hal ini berarti pengaruh komponen modal sosial (trust,

norms, dan network) secara total cukup berpengaruh terhadap dimensi orientasi

kewirausahaan bagi pelaku UMKM di Kabupaten Jembrana.

4.5.3 Uji Hipotesis dan Pengujian dengan SEM PLS

Hipotesis-hipotesis yang dibentuk pada penelitian ini, dapat diuji dengan

menggunakan nilai-nilai signifikansi dan koefisien jalur yang telah diperoleh pada sub bab

sebelumnya (gambar 4.2 dan 4.3). Adapun hasil uji hipotesis akan dibahas sebagai berikut:

H1 : Modal sosial melalui keionavsian mempengaruhi kesejahteraan.

Tabel 4.11 menunjukan hubungan kausal antara variabel modal sosial dengan keinovasian

pelaku UMKM memiliki nilai signifikansi sebesar 2.483 yang signifikan pada taraf uiji 5%

(t-statistik > 1.96), sedangkan nilai koefisien jalur sebesar 0.431. Akan tetapi hubungan

kausal antara keinovasian dengan kesejahteraan mempunyai nilai signi-fikansi 1.280 yang

menyatakan bahwa hubungan kausal ini tidak signifikan pada taraf uji 5%. Karena hubungan

total antara modal sosial dengan kesejahteraan tidak signifikan (tabel 4.12), hal ini berarti

bahwa H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa modal sosial melalui keinovasian tidak

berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan pelaku UMKM (masyarakat) di Kabupaten

Jembrana.

Page 52: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

43

H2 : Modal sosial melalui keproaktifan mempengaruhi kesejahteraan.

Hubungan kausal antara variabel modal sosial dengan keproaktifan pelaku UMKM memiliki

nilai signifikansi sebesar 2.477 yang signifikan pada taraf uiji 5% (t-statistik > 1.96),

sedangkan nilai koefisien jalur sebesar 0.427. Akan tetapi hubungan kausal antara

keiproaktifan dengan kesejahteraan mempunyai nilai signifikansi 0.493 yang menyatakan

bahwa hubungan kausal ini tidak signifikan pada taraf uji 5%. Karena hubungan total antara

modal sosial dengan kesejahteraan tidak signifikan (tabel 4.12), hal ini berarti bahwa H2

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa modal sosial melalui keproaktifan tidak

berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan pelaku UMKM (masyarakat) di Kabupaten

Jembrana.

H3 : Modal sosial melalui pengambilan keputusan/resiko mempengaruhi

kesejahteraan.

Hubungan kausal antara variabel modal sosial dengan kemampuan pelaku UMKM dalam

pengambilan keputusan/resiko memiliki nilai signifikansi sebesar 2.379 yang signifikan pada

taraf uji 5% (t-statistik > 1.96), sedangkan nilai koefisien jalur sebesar 0.435. Akan tetapi

hubungan kausal antara pengambilan keputusan/resiko dengan kesejahteraan mempunyai

nilai signifikansi 0.729 yang berarti bahwa hubungan kausal ini tidak signifikan pada taraf uji

5%. Karena hubungan total antara modal sosial dengan kesejahteraan tidak signifikan (tabel

4.12), hal ini berarti bahwa H3 juga ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa modal sosial

melalui kemampuan pengambilan keputusan/resiko tidak berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan pelaku UMKM (masyarakat) di Kabupaten Jembrana.

Page 53: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya sehubungan dengan proses

pemodelan persamaan struktural untuk mengakaji pengaruh modal sosial melalui dimensi

orientasi kewirausahaan terhadap kesejahteraan di Kabupaten Jembrana, maka disimpulkan

sebagai berikut,

1) Model persamaan struktural untuk variable endogen modal sosial dengan komponen

formatif (variable eksogen) trust, norms, dan network adalah,

Modal Sosial = 0.456* trust +0.484* norms + 0.322*network + ζ.

Sedangkan model persamaan struktural untuk variable endogen kesejahteraan dengan

komponen variabel eksogen yang merupakan variable antara yaitu keinovasian (Inov),

keproaktifan (Proaktif), dan pengambilan keputusan/resiko (Resiko) adalah,

Kesjahteraan = -0.391*Inov + 0.135*Proaktif + 0.210*Resiko + ζ

2) Modal sosial melalui keinovasian dalam berwirausaha tidak berpengaruh signifikan

terhadap kesejahteraan pelaku UMKM (masyarakat) di Kabupaten Jembrana.

3) Modal sosial melalui keproaktifan berwirausaha tidak berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan pelaku UMKM (masyarakat) di Kabupaten Jembrana.

4) Modal sosial melalui kemampuan pengambilan keputusan/resiko dalam berwirausaha

tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan pelaku UMKM (masyarakat) di

Kabupaten Jembrana.

Page 54: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

45

5.2 Saran (Rekomendasi)

Walaupun modal sosial secara total melalui semua dimensi orientasi kewira-ushaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan, akan tetapi karena peran modal sosial secara

langsung sangat berpengaruh terhadap semua dimensi orientasi kewirausahaan (sebagai

variabel antara). Konsekuensi atas hasil penelitian ini dapat dijadikan strategi pembangunan

ekonomi bagi pelaku UMKM (masyarakat) di Kabupaten Jembrana dalam memberdayakan

kemampuan orientasi kewirausahaan (budaya wirausaha yang dimotori oleh peran modal

sosial) untuk meningkatkan nilai tambah outcome. Kebijakan pembangunan ekonomi

hendaknya diarahkan dan dibina oleh instansi terkait di Kabupaten Jembrana agar secara

maksimal mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar dalam meningkatkan

penghasilan dari aktivitas kewirausahaa pelaku UMKM. Strategi pembangunan ekonomi

bidang UMKM yang disusun agar mengoptimalkan kemampuan orientasi kewirausahaan

yang dimotori oleh revitalisasi peran modal sosial untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Kabupaten Jembrana.

Page 55: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

46

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Jembrana Dalam Angka 2014. Negara : Badan Pusat Statistik Kabupaten

Jembrana, Bali

Ambara, I Gede Adi, 2010, Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa Adat/

Pekraman (Studi Kasus Lembaga Perkreditan Desa, Desa Pakraman Tibubiyu, Kabupaten

Tabanan, Bali), Universitas Brawijaya, Malang

Atazadeh, Y., Ghahfarkhi, S.H., Rezaei, K., Karimi, M.. 2014. Interactive Relationship between

the Dimensions of Social Capital and Entrepreneurial Orientation with Respect to the

Characteristics Approach (Case Study: City of Tabriz, Iran), Research Journal of Recent

Sciences ,Vol. 3(4), 112-120

Coleman J S. 1988. Social Capital in The Creation of Human Capital. American Journal of

Sociology, Volume 94.

Folland, S., Rocco, L. (2014). The Economics of Social Capital and Health A Conceptual and

Empirical Roadmap, Washington, D.C.: World Scientific.

Fukuyama F. 1999. Social Capital and Civil Society. The Institut of Public Policy. George

Mason University.

Gotz, O., Gobbers, K.L. & Krafft, M., 2010. Evaluation of Struktural Equation Models Using the

Partial Least Squares (PLS) Aproach. Handbook of Partial Least Squares, pp.691-711.

Grootaert, C. 1999. Social Capital, Household Welfare and Poverty in Indonesia, Local Level

Institutions Study,,Social Development Department Environmentally and Socially

Sustainable Development Network, The World Bank.

Hagfors, R., Kajanoja, J., 2007, The Welfare State, Inequality and Social Capital, Social

Contexts and Responses to Risk Network (SCARR) Conference on ”Risk & Rationalities”,

Queens’ College, Cambridge.

Henseler, J., Ringle, C.M. & Sinkovics, R.R., 2009, The Use Of Partial Least Squares Path

Modeling In International Marketing. Advances in International Marketing Journal, Vol.20,

pp.277-319.

Hartono, R., Soegianto, Hindarwati, E.N., 2013, Analisis Pengaruh Modal Sosial dan Orientasi

Kewirausahaan Terhadap Kinerja Perusahaan, Universitas Bina Nusantara, Jakarta

Humaira, R., 2011, Peranan Modal Sosial dalam Pengembangan Nilai Kewirausa-haan (Kasus

Pedagang Kecil dan Anggota Kelompok Tani di Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga

Kabupaten Bogor), IPB Bogor.

Page 56: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

47

Jaya, I.G.N.M. & Sumertajaya, I.M., 2008. Pemodelan Persamaan Struktural Dengan Partial

Least Square. Prosiding Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika, 1, pp.118-32.

Kamarni, N., 2013, Analisis Modal Sosial dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

(Studi Kasus: Rumah Tangga di Kelurahan Beringin Kecamatan Lubuk Kilangan).

Lumpkin, G. T. and Dess, G. G. 1996. Clarifying the entrepreneurial orientation construct and

linking it to performance..Academy of Management Review, 21(1):135-172.

Meniarta, K., Mas’udi, W., Ari Dwipayana, A.A.G.N. 2009. Dinamika Sistem Kesejahteraan dan

Modal Sosial di Masyarakat Banjar Pakraman-Bali. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(JSP), Volume 13, Nomor 2: 231-248, ISSN 1410-4946.

Mudiarta, K.G. 2009. Jaringan Sosial (Networks) dalam Pengembangan Sistem dan Usaha

Agribisnis: Perspektif Teori dan Dinamika Studi Kapital Sosial., Forum Penelitian Agro

Ekonomi, Volume 27, No. 1: 1-12. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Rao B. 2001. East Asian Economics : The Miracle, a Crisis and the Future. MacGraw-Hill.

Singapore.

Sethi, J. and Saxena, A. 2011. Entrepreneurial, Motivation, Performance and Rewards,

Entrepreneurship Development Institute (EDI) of India , Ahemdabad.

The World Bank Group, 2011, What is Social Capital?,

http://go.worldbank.org/K4LUMW43B0.

The International Wellbeing Group ,2013., Personal Wellbeing Index: 5th Edition, Melbourne:

Australian Centre on Quality of Life, Deakin University.

Thobias, E., Tungka, A.K., Rogahang, J.J., 2013. Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perilaku

Kewirausahaan : Suatu studi pada pelaku usaha mikro kecil menengah di Kecamatan

Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud. Journal “Acta Diurna”

Todaro, M.P., Smith, S.C., 2006, Pemba-ngunan Ekonomi/ Edisi Kesembilan Jilid 1, Penerbit

Erlangga.

Vipriyanti, Nyoman Utari, 2011, Modal Sosial dan Pembangunan Wilayah : Mengkaji Succes

Story Pembangunan di Bali, Penerbit Universitas Brawijaya (UB) Press.

Page 57: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

48

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN I : INSTRUMEN (KUISIONER) PENELITIAN

LAMPIRAN II : SUSUNAN TIM PENELITI

LAMPIRAN III : LOG BOOK (CATATAN HARIAN)

LAMPIRAN IV : LUARAN (ARTIKEL/MAKALAH ILMIAH)

Page 58: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

1

LAMPIRAN I

==========================================================

KUISIONER PENELITIAN HUPS (Hibah Unggulan Pogram Studi)

PENGARUH MODAL SOSIAL MELALUI DIMENSI ORIENTASI

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN JEMBRANA, BALI

Kepada Responden Yang Terhormat,

Berkenaan dengan rencana penelitian dalam skema Hibah Unggulan Program Studi

(HUPS) dari Jur/PS. Matematika FMIPA UNUD tahun 2015, kami bermaksud mengadakan

penelitian melalui penyebaran kuisioner pada rumah tangga yang menjadi sampel (unit)

penelitian di Kabupaten Jembrana, Bali. Kami ingin meneliti keterkaitan dan peran modal sosial

melalui aktivitas kewirausahaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten

Jembrana, Bali.

Demikian kata pengantar kami sampaikan dan mohon partisipasi responden untuk

menyampaikan data/kondisi yang sebenarnya sesuai pertanyaan dalam kuisioner ini. Terimakasih

yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada para responden atas kesediaan waktu dan

pemikirannya dalam memberikan data dan informasi terkait dengan penelitian ini.

Denpasar, …… Juni 2015

Ketua Tim Peneliti,

TTD.

(G.K. Gandhiadi)

Page 59: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

2

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ………………………………………………………………….

2. Alamat : Banjar/Dusun …………………………………………………

Desa/Kelurahan ……………………………………………..

3. Jenis Kelamin : [ ] Laki [ ] Perempuan

4. Umur : [ ] 21 – 30 tahun [ ] 31 – 40 tahun

[ ] 41 – 50 tahun [ ] ≥ 50 tahun

5. Pendidikan Terakhir : [ ] SD [ ] SMP [ ] SMA

[ ] Diploma/Sarjana [ ] Tidak Sekolah

6. Pekerjaan : …………………………………………………………………

A. Berilah tanda “X” pada kolom Pendapat untuk menyatakan pendapat anda mengenai peran

modal sosial sesuai indikator yang ditanyakan pada aktivitas sosial yang dijalani.

(TS : Tidak Setuju, KS : Kurang Setuju, R : Ragu-ragu, S : Setuju, SS : Sangat Setuju)

No Item Pertanyaan Pendapat

TS

(1)

KS

(2)

R

(3)

S

(4)

SS

(5)

1 Secara umum, sebagaian besar orang dapat dipercaya

dalam berinteraksi dengan orang-orang tersebut.

2 Sebagian besar tetangga dapat dipercaya.

3 Secara umum, Bapak /Ibu percaya dengan orang dari etnis

yang sama.

Page 60: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

3

4 Secara umum Bapak/Ibu percaya dengan orang dari etnis

yang lain.

5 Sebagian besar tetangga siap saling bantu membantu.

6 Apabila ada kegiatan yang tidak memberi keuntungan

langsung bagi Bapak/Ibu tetapi bermanfaat bagi

masyarakat umum, Bapak/Ibu siap akan memberi bantuan

fisik/uang.

7 Apabila tiba-tiba Bapak/Ibu harus bepergian jauh, maka

Bapak/Ibu cukup mudah untuk menitipkan rumah dan

anak-anak pada tetangga.

8 Apabila Bapak/Ibu membutuhkan dana yang sifatnya

segera, banyak orang yang pasti bersedia memberi

pinjaman uang.

9 Secara umum, banyak anggota keluarga Bapak/Ibu terlibat

dalam keanggotaan kelompok/komunitas sosial budaya

ataupun bisnis.

10 Secara umum, banyak teman dekat/sahabat yang bisa

diajak berkeluh kesah mengenai berbagai masalah.

11 Secara umum, cukup besar anggaran yang dikeluarkan

untuk aktivitas sosial budaya per bulan.

12 Secara umum, banyak anggota keluarga Bapak/Ibu yang

ikut bekerja untuk menambah penghasilan keluarga.

Page 61: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

4

B. Berilah tanda “X” pada kolom Pendapat untuk menyatakan pendapat anda mengenai

kompetensi kewirausahaan anda dalam aktivitas kewirausahaan yang dijalani.

(TS : Tidak Setuju, KS : Kurang Setuju, R : Ragu-ragu, S : Setuju, SS : Sangat Setuju)

No Item Pertanyaan Pendapat

TS

(1)

KS

(2)

R

(3)

S

(4)

SS

(5)

1 Saya selalu mencari dan melakukan hal-hal yang perlu

dilakukan sebelum diminta oleh orang lain.

2 Saya selalu melakukan hal-hal baru, karena Saya suka

tantangan dan peluang baru.

3 Ketika dihadapkan dengan masalah yang sulit, saya

menghabiskan banyak waktu untuk menemukan solusi

dan saya terus mencoba untuk mencapai apa yang saya

inginkan..

4 Ketika memulai tugas atau proyek baru, saya

mengumpulkan banyak informasi dan mencari nasihat

dari orang-orang yang tahu banyak tentang masalah atau

tugas tersebut.

5 Saya memberikan banyak waktu dan usaha untuk

menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu.

6 Hal ini penting bagi saya untuk melakukan pekerjaan

yang berkualitas tinggi dan tidak ingin bekerja asal-

asalan.

7 Saya selalu mencari cara untuk melakukan hal-hal yang

lebih cepat dan merasa sangat terganggu ketika waktu

saya yang terbuang sia-sia.

8 Saya berusaha meyakinkan orang lain tentang ide-ide saya

dan mendorong orang lain untuk mendukung rekomendasi

saya.

Page 62: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

5

9 Jika saya marah atau kesal dengan seseorang, saya

mengatakan kepada orang tersebut, juga memberitahu

orang lain ketika mereka tidak tampil seperti yang

diharapkan.

10 Saya merasa yakin akan berhasil di bidang apapun yang

saya coba lakukan dan saya tidak berubah pikiran jika

orang lain tidak setuju dengan saya.

11 Saya merencanakan proyek besar dengan memecahnya

menjadi tugas-tugas yang lebih kecil melalui pendekatan

logis dan sistematis untuk kegiatan proyek tersebut.

12 Saya memikirkan banyak cara untuk memecahkan

masalah. Jika salah satu pendekatan untuk masalah tidak

bekerja, saya berpikir untuk mencari pendekatan lain.

C. Berilah tanda “X” pada kolom Pendapat untuk menyatakan pendapat anda mengenai

kepuasan tentang hidup anda secara keseluruhan (kesejahteraan subyektif).

(TP : Tidak Puas, KP : Kurang Puas, R : Ragu-ragu, P : Puas, SP : Sangat Puas)

No Item Pertanyaan

Seberapa puaskah anda dengan …………….?

Pendapat

TP

(1)

KP

(2)

R

(3)

P

(4)

SP

(5)

1 Standar hidup Anda?

2 Kesehatan Anda?

3 Apa yang Anda capai dalam hidup ini?

4 Hubungan pribadi Anda dengan orang lain?

5 Perasaan aman di kehidupan Anda?

6 Proses interaksi dan menjadi bagian dalam komunitas

kehidupan Anda?

7 Keamanan masa depan Anda?

Page 63: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

LAMPIRAN II

Susunan Organasasi Tim Peneliti HUPS dan Pembagian Tugas

No. Nama dan NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Waktu

(Jam/Minggu)

Uraian Tugas

1 Drs. G.K.

Gandhiadi, MT./

0030096201

(Ketua Tim)

UNUD Matematika

Terapan

10 Mengkaji

permasalahan

dan teori yang

dipakai sbg

pendukung

2 Ir. Komang

Dharmawan,

M.Math.,Ph.D/

0018026202

UNUD Matematika

Terapan

10 Analisis dan

Pengolahan data

dengan SEM

3 Kartikasari,

S.Si.,M.Sc /

0011077004

UNUD Matematika

Terapan

10 Analisis dan

perancangan

model/system

4 Ni Putu Tresiani

Manutami /NIM.

1008405032

UNUD Statistika 10 Analisis hasil

kuisioner dan

Pengolahan data

Page 64: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

1

LAMPIRAN III

CATATAN HARIAN (LOG BOOK)

No Tanggal Kegiatan

1 11/02/2015 Catatan: Penyusunan Proposal HUPS dan browse materi-materi

pendukung.

Dokumen Pendukung:

Biaya pulsa Internet untuk browsing materi-materi pendukung proposal 2

paket @ 102.000,- = Rp.204.000

2 26/04/2015 Catatan: Penggandaan proposal

Dokumen Pendukung:

1. Kertas HVS A4 1 rim @ Rp. 35.000= Rp. 35.000

2. Fotocopy proposal, rangkap 6@ 35 hal/Rp.200 = Rp.42.000

3. Jilid 6 Proposal, @.Rp. 6.000 = Rp.36.000,-

4. Tinta printer hitam : 1 kotak @ Rp. 43.000,- = Rp. 43.000,-

5. Pembelian materai 2 lbr @ Rp. 7.000= Rp.14.000

Total Nota = Rp. 170.000,-

3 25/05/ 2015 Catatan: Penandatangan Surat Perjanjian Penugasan dalam rangka

pelaksanaan Hibah Unggulan Program Studi Tahun anggaran 2015,

Nomor: 1316/UN14.1.28.I/PP/2015

Dokumen Pendukung:

Surat Perjanjian Penugasan

4 29/05/2015 Catatan:Pengumpulan referensi tambahan untuk bahan pembuatan

Kuisioner Penelitian

Dokumen Pendukung:

Referensi yang diperoleh:

- Sethi, J. and Saxena, A. 2011. Entrepreneurial, Motivation,

Performance and Rewards, Entrepreneurship Development

Institute (EDI) of India , Ahemdabad. - The International Wellbeing Group ,2013., Personal Wellbeing

Index: 5th Edition, Melbourne: Australian Centre on Quality of

Life, Deakin University

- The World Bank Group, 2011, What is Social Capital?,

http://go.worldbank.org/K4LUMW43B0

Dokumen Pendukung:

Biaya beli pulsa @ Rp. 102.000, sebanyak 2 paket = Rp. 204.000,-

5 30/05/2015 Catatan: Studi Lapangan , Kunjungan ke BPS Kabupaten Jembrana,

Penyiapan bahan-bahan Kuisioner dan Perancangan Penelitian

Dokumen Pendukung:

1. Perjalanan Tim ke Lapangan = Rp. 500.000,-

2. Lumpsum : 6 Org X Rp. 75.000,- = Rp. 450.000,-

----------------------------------------- +

Kwitansi Total = Rp. 950.000,-

Page 65: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

2

6 03/06/2015

Catatan: Pembelian ATK

1. Kertas HVS A4 Sinar Dunia 70 gr : 5 rim

@Rp35.000 = Rp. 175.000,-

2. Kertas HVS F4 Sinar Dunia 70 gr : 3 rim

@ Rp. 40.000,- = Rp. 120.000,-

3. Flash dish 8 GB : 3 buah @Rp 150.000 = Rp. 450.000,-

4. Tinta printer warna, 1 kotak @ Rp. 50.000,- = Rp. 50.000,-

5. Pulpen (1 kotak) = Rp. 95.000,-

6. Map folio : 20 bh @ Rp. 5.000,- = Rp. 100.000,-

Dokumen Pendukung:

Nota Belanja ATK, sebesar Rp. 990.000,-

7 07/06/2015 Catatan: Pengumpulan referensi tambahan untuk bahan kajian dan

analisis data kuisioner.

Dokumen Pendukung:

1. Biaya beli pulsa @ Rp. 102.000, sebanyak 2 paket = Rp. 204.000,-

8 15/06/2015 Catatan: Rapat Penyusunan Kuisioner, Persiapan Penyebaran Kuisioner

ke Lapangan, dan Supervisi Kuisioner pada petugas dalam rangka

membahas teknis di lapangan.

Dokumen Pendukung:

1. Snack : 2 X 6 org @ Rp. 10.000,- = Rp. 120.000,-

2. Makan : 6 Org X Rp. 20.000,- = Rp. 120.000,-

3. Sewa komputer/laptop : 5 @ Rp.100.000,- = Rp. 500.000,-

----------------------------------------- +

Kwitansi Total = Rp. 740.000,-

9 20/06/2015 Catatan: Foto copy kuisioner

Dokumen Pendukung:

Nota Fotocopy Kuesioner :

150 x 5 lbr x Rp. 200 = Rp. 150.000,-

10 24/06/205 Catatan: Pengumpulan dan penyebaran kuisioner di Desa Gumbrih dan

Desa Pekutanan ( Kecamatan Pekutanan),

Dokumen Pendukung:

1. Transport (Sewa mobil) : Rp. 300.000,-

2. Lumpsun petugas : 4 Org @ Rp. 75.000,- = Rp. 300.000,-

3. Souvenir utk responden : 20 bh @ Rp. 15.000,- = Rp. 300.000,-

Kwitansi total = Rp. 900.000,-

11 30/06/2015 Catatan: Pengumpulan dan penyebaran kuisioner di Desa Dauhwaru dan

Desa Pendem (Kecamatan Jembrana),

Dokumen Pendukung:

1. Transport (Sewa mobil) : Rp. 300.000,-

2. Lumpsun petugas : 4 Org @ Rp. 75.000,- = Rp. 300.000,-

3. Souvenir utk responden : 20 bh @ Rp. 15.000,- = Rp. 300.000,-

Kwitansi total = Rp. 900.000,-

12 05/07/2015 Catatan: Pembelian ATK

(1) Cartridge Hitam BJC 1 buah @Rp 300.000 = Rp.300.000

(2) Cartridge Warna BJC 1 buah @Rp 350.000 = Rp. 350.000

(3) Tinta printer Canon : 5 kotak @ Rp.50.000 = Rp. 250.000

Dokumen Pendukung:

Nota Belanja ATK Rp. 900.000,-

Page 66: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

3

13 08/07/2015 Catatan: Pengumpulan dan penyebaran kuisioner di Desa Perancak dan

Desa Banjar Tengah (Kecamatan Negara),

Dokumen Pendukung:

1. Transport (sewa mobil) : Rp. 300.000,-

2. Lumpsun petugas : 4 Org @ Rp. 75.000,- = Rp. 300.000,-

3. Souvenir utk responden : 20 bh @ Rp. 15.000,- = Rp. 300.000,-

Kwitansi total = Rp. 900.000,-

15 22/07/2015 Catatan: Pengumpulan dan penyebaran kuisioner di Desa Melaya dan

Desa Palasari (Kecamatan Melaya),

Dokumen Pendukung:

1. Transport (Sewa mobil) : Rp. 300.000,-

2. Lumpsun petugas : 4 Org @ Rp. 75.000,- = Rp. 300.000,-

3. Souvenir utk responden : 20 bh @ Rp. 15.000,- = Rp. 300.000,-

Kwitansi total = Rp. 900.000,-

16 26/07/2015 Catatan: Instal software dan Input data kuisioner pada software

pendukung

Dokumen pendukung :

1. Sewa komputer (laptop) : 2 Unit/hari @ Rp. 100.000,- =

Rp. 200.000,-

2. Beli pulsa 1 paket : Rp.102.000,-

Total Nota : Rp. 302.000,-

17 27/07/2015 Catatan: Pengolahan Data dengan software untuk bahan kajian dan

analisis data kuisioner

Dokumen Pendukung:

1. Biaya Pengolahan Data I dengan paket program Smart PLS :

Rp. 750.000,-

2. Hasil Pengolahan Data I

18 28/07/2015 Catatan: Analisis data sementara.

Dokumen pendukung :

1. Sewa komputer : 2 Unit/hari @ Rp. 100.000,- = Rp. 200.000,-

2. Hasil Analisis Data I

19 05/08/2015 Catatan: Pengolahan Data dengan software untuk bahan kajian dan

analisis data kuisioner.

Dokumen Pendukung:

1. Biaya Pengolahan Data II dengan paket program Smart PLS :

Rp. 750.000,-

2. Hasil Pengolahan Data II

20 06/08/2015 Catatan: Analisis data II.

Dokumen pendukung :

1. Sewa komputer : 2 Unit/hari @ Rp. 100.000,- = Rp. 200.000,-

2. Hasil Analisis Data II

21 27/08/2015 Catatan: Pembuatan materi Laporan Kemajuan Penelitian untuk Monev

dan Logbook 70%

Dokumen Pendukung :

1. Lap Kemajuan Penelitian

2. Logbook 70%

Page 67: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

4

22 30/08/2015 Catatan: Pembuatan materi presentasi power point untuk Monev

23 05/09/2015 Catatan: Pengolahan Data dengan software untuk bahan kajian dan

analisis data kuisioner.

Dokumen Pendukung:

1. Biaya Pengolahan Data III dengan paket program Smart PLS :

Rp. 750.000,-

2. Hasil Pengolahan Data III

06/09/2015 Catatan: Analisis data III.

Dokumen pendukung :

1. Sewa komputer : 2 Unit @ Rp. 100.000,- = Rp. 200.000,-

2. Hasil Analisis Data III

20/09/2015 Proses pencairan dana penelitian 70%

Dokumen Pendukung :

1. Fotocopy Berkas : 60 Lb X Rp. 200 = Rp. 12.000,-

2. Materei : 3 Lb X Rp. 7000 = Rp. 21.000,-

Total nota/kwitansi : Rp. 33.000,-

25/10/2015 Penyusunan Abstrak, dan Lapaoran Akhir

26/10/2015 Penyusunan Artikel/Makalah

02/11/2015 Penyusunan Logbokk 100% dan finalisasi Laporan Akhir.

Dokumen Pendukung :

1. Fotocopy Laporan Akhir : 5 X 70 X Rp. 200,- = Rp. 70.000,-

2. Jilid Laporan : 5 X Rp. 8.000,- = Rp. 40.000,-

Total = Rp. 110.000,-

03/11/2015 Proses pencairan dana penelitian sisa 30%

Dokumen Pendukung :

1. Fotocopy Berkas : 10 X 5 Lb X Rp. 200 = Rp. 11.000,-

2. Materei : 3 Lb X Rp. 7000 = Rp. 21.000,-

Total kwitansi : Rp. 32.000,-

15/11/2015 Penyisihan Anggaran untuk Seminar Nasional Matematika 2016 di

Yogyakarta dan publikasinya.

Dokumen Pendukung :

1. Tiket pesawat DPS-YOG (PP) : Rp. 1.400.000,-

2. Lumpsum, 2 hari @ Rp. 350.000,- = Rp. 700.000,-

3. Pendaftaran Seminar = Rp. 500.000,-

4. Penginapan (1 malam) = Rp. 400.000,-

Kwitansi total ; Rp. 3. 000.000,-

17/11/2015 Anggaran untuk pemaparan hasil penelitian pada Seminar Nasional MIPA

2015 di Undiksha Singaraja, pada tanggal 7 Desember 2015.

Dokumen Pendukung :

1. Perjalanan ke Singaraja (PP) : Rp. 250.000,-

2. Fotocopy artikel dan abstrak : Rp. 50.000,-

3. Flasdisk 8GB (1 bh) : Rp. 150.000,-

4. Pendaftaran Seminar : Rp. 250.000,-

Kwitansi total = Rp. 700.000,-

TOTAL DANA PENELITIAN = Rp. 15.139.000,-

(limabelas juta seratus tiga puluh Sembilan ribu rupiah)

Page 68: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL UNTUK MENGKAJI

PENGARUH MODAL SOSIAL MELALUI DIMENSI ORIENTASI

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN JEMBRANA, BALI

G K Gandhiadi

1, Komang Dharmawan

2 dan Kartika Sari

3

1Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran

2Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran

3Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran

[email protected]

Abstrak

Penelitian tentang modal sosial yang melibatkan variabel laten telah berkembang pesat, namun tetap

memunculkan pertanyaan tentang peran modal sosial di masyarakat khususnya dalam hubungannya dengan

kesejahteraan. Variabel laten tersebut dapat diukur melalui indikator-indikator yang menjelaskannya, dapat

dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) atau Pemodelan Persamaan Struktural.

Premis dasar obyek penelitian ini adalah modal sosial dipandang sebagai faktor produktif yang memberikan

manfaat bagi setiap individu dan mampu menjalin hubungan dengan individu lainnya. Penekanan di bidang ilmu matematika terhadap obyek penelitian ini adalah mengkaji model atau hubungan antara peran modal sosial

melalui orientasi kewirausahaan bagi kesejahteraan masyarakat (pelaku UMKM) di Kabupaten Jembrana.

Sampel yang diambil sebanyak 80 pelaku UMKM, menggunakan purposive random sampling (disengaja)

dengan mempertimbangkan indikator modal sosial dan pembangunan ekonomi di wilayah Kabupaten Jembrana.

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software Smart PLS. Hasil penelitian mendapatkan

bahwa model persamaan struktural untuk variabel modal sosial dengan komponen formatif trust, norms, dan

network adalah,

Modal Sosial = 0.456* trust +0.484* norms + 0.322*network + ζ, dengan R2 = 0.999.

Sedangkan model persamaan struktural untuk variabel kesejahteraan dengan komponen variabel (variable

antara) yaitu keinovasian (Inov), keproaktifan (Proaktif), dan pengambilan keputusan/resiko (Resiko), dengan

premis modal sosial adalah,

Kesejahteraan = -0.391*Inov + 0.135*Proaktif + 0.210*Resiko + ζ, dengan R2 = 0.118. Secara umum diperoleh bahwa modal sosial melalui semua dimensi orientasi kewiraushaan secara total tidak

berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan pelaku UMKM (masyarakat) di Kabupaten Jembrana. Akan

tetapi secara langsung modal sosial berpengaruh signifikan terhadap semua dimensi orientasi kewirausahaan,

sehingga dapat disarankan kepada instansi terkait di Kabupaten Jembrana agar mengoptimalkan peran modal

sosial dalam merancang strategi pembangunan ekonomi bagi pelaku UMKM yang memberikan nilai tambah

outcome untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kata kunci: Structural Equation Modeling (SEM,) modal sosial, orientasi kewirausahaan, kesejahteraan

Page 69: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

1. Pendahuluan

Structural Equation Modeling (SEM) atau Pemodelan Persamaan Struktural

merupakan suatu teknik statistik yang

mampu menganalisis hubungan antara

variabel laten dengan variabel indikatornya, hubungan antara variabel

laten yang satu dengan variabel laten

lainnya, juga mengetahui besarnya kesalahan pengukuran. SEM pertama kali

dikembangkan oleh Joreskog pada tahun

1973. Salah satu strategi SEM yang berbasis varians atau komponen

(component based SEM) yaitu metode

Partial Least Square (PLS) memung-

kinkan melakukan pemodelan persamaan struktural dengan asumsi data yang

digunakan tidak harus menyebar normal,

ukuran sampel boleh relatif kecil, dan indikator yang digunakan bersifat reflektif,

formatif, atau kombinasi keduanya. PLS

merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengkonfirmasi teori,

dan dapat juga digunakan untuk menje-

laskan ada atau tidaknya hubungan antara

variable laten (Hair et. al, 2010). Salah satu kasus ilmu sosial yang

melibatkan variabel laten adalah kasus di

bidang modal sosial. Pandangan terbaru The Worl Bank Group (2011), menya-

takan bahwa cakupan lingkungan sosial

dan politik yang membentuk struktur

sosial dan norma-norma lebih memungkin-kan untuk berkembangnya modal sosial.

Pemahaman ini memperjelas pentingnya

modal sosial untuk hubungan kelembagaan yang paling formal dan terstruktur, seperti:

pemerintah, rezim politik, aturan hukum,

sistem pengadilan, serta kebebasan sipil dan politik. Pandangan ini tidak hanya

memaparkan kebaikan dan keburukan

modal sosial, serta pentingnya menempa

hubungan antar personal di masyarakat, tetapi mengakui bahwa kapasitas berbagai

kelompok sosial untuk bertindak sesuai

dengan kepentingan mereka sangat bergantung pada dukungan atau ketiadaan

yang yang mereka terima dari negara serta

sektor swasta. Pembangunan ekonomi dan sosial

tumbuh subur ketika perwakilan dari

negara, sektor korporasi, dan masyarakat

sipil membuat forum, dan melalui forum diupayakan menjadi sarana untuk meng-

identifikasi dan mengejar tujuan bersama

(Mubyarto. 2001). Faktor penentu proses pertumbuhan

ekonomi dalam pembangunan yang sering

diabaikan adalah cara pelaku ekonomi

dalam berinteraksi yang sangat dipengaruhi oleh modal social (Vipriyanti,

2011). Sejumlah penelitian tentang peran

modal sosial dalam peningkatan keseja-hteraan masyarakat, pertumbuhan

ekonomi, kondisi sosial dan politik, dan

pengukuran modal social telah banyak dilakukan. Masing-masing peneliti telah

memberikan penekanan dan determinan

yang berbeda tentang aspek modal sosial

dalam pembangunan. Pengelompokan sumber dan dimensi modal sosial sangat

dipengaruhi oleh metoda pendekatan yang

digunakan dalam pengu-kuran modal social (Grootaert (1999), Fukuyama

(1999), dan Rao (2001)). Secara umum

terdapat tiga kelompok utama modal sosial, yaitu : (1) Trust (Rasa percaya), (2)

Norm (Norma/ etika), dan (3) Networks

(Jaringan Kerja).

Penelitian tentang modal sosial telah berkembang pesat, namun tetap memun-

culkan pertanyaan tentang peran modal

sosial di masyarakat dalam kesejahteraan rumah tangga. Premis dasar obyek

penelitian ini adalah modal sosial dipan-

dang sebagai faktor produktif yang

memberikan manfaat bagi setiap individu dan mampu menjalin hubungan dengan

individu lainnya. Penekanan di bidang

ilmu matematika terhadap obyek peneli-tian ini adalah mengkaji model atau

hubungan antara peran modal sosial

melalui aktivitas kewirausahaan bagi kesejahteraan (subyektif) masyarakat

khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM).

Secara umum, peran modal sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat tidak dapat berkorelasi secara

langsung. Modal sosial di tingkat rumah tangga akan mampu berperan melalui

sejumlah aktivitas antara (mediasi), salah

satunya melalui pelaksanaan program peningkatan budaya wirausaha (orientasi

kewirausahaan) pelaku UMKM (Hartono,

dkk. 2013), antara lain dengan menum-

buhkan inovasi dalam budaya wirausaha, meningkatkan keproaktifan dalam

membangun jaringan kerja dengan pihak

Page 70: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

lain, serta mempunyai keberanian

mengambil keputusan/resiko dalam berusaha (Lumpkin and Dess, 1996).

Permasalahan utama dalam penelitian

ini, masih banyak data-data sosial yang

belum mampu dianalisis secara ilmiah dan komprehensif. Data modal sosial yang

membentuk variabel laten beserta

indikator-indikatornya belum mampu secara langsung merumuskan strategi

pembagunan ekonomi di suatu wilayah.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji pemodelan persamaan

struktural atau hubungan yang menggam-

barkan peran modal sosial sebagai salah

satu faktor pembangunan melalui aktivitas dari dimensi orientasi kewirausahaan

terhadap kesejahteraan masyarakat di

Kabupaten Jembrana, Bali. Hasil kajian ini, baik secara langsung maupun tidak

langsung, diharapkan berperan merumus-

kan strategi pembangunan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masya-

rakat secara merata dan berkesinambu-

ngan.

Penelitian ini diharapkan terutama berperan dalam merumuskan pemodelan

untuk data-data sosial yang diperoleh

secara langsung di masyarakat (data primer).Model yang dihasilkan diharapkan

memberikan rumusan dalam mengkaji

hubungan antara peran modal sosial

melalui aktivitas orientasi kewirausahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masya-

rakat (pelaku UMKM) di Kabupaten

Jembrana. Rekomendasi yang disarankan diharapkan mampu memberi kontribusi

dalam penyusunan strategi pembangunan

ekonomi oleh pejabat/ pengampu kepen-tingan di Kabupaten Jembrana, melalui

keterlibatan modal sosial. Lebih lanjut,

penelitian ini diharapkan mampu memberi

kontribusi dalam merevitalisasi dan menguatkan peran modal sosial yang ada

di suatu wilayah apabila modal sosial itu

ternyata mampu berperan mendorong budaya dan aktivitas kewirausahaan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Metode yang diterapkan

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program

Studi Matematika, Universitas Udayana. Data sampel penelitian diambil di wilayah

Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, yang

membutuhkan waktu penelitian selama 8

(delapan bulan), dilaksanakan pada bulan Maret sampai Oktober 2015.

2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Gambaran modal sosial dan aktivitas

kewirausahaan di wilayah perkotaan dan pedesaan mempunyai perbedaan yang

cukup jauh. Pertimbangan ini digunakan

untuk memberi gambaran modal sosial bagi masyarakat pelaku UMKM di

wilayah perkotaan dan pedesaaan,

sehingga sampel yang diambil mampu mewakili kondisi populasi yang sebenar-

nya. Dipilih dua kecamatan mewakili

wilayah perkotaan (Kecamatan: Jembrana

dan Negara) dan dua kecamatan mewakili wilayah pedesaan (Kecamatan: Melaya

dan Pekutanan). Setiap kecamatan akan

dipilih dua desa dengan cara yang sama seperti dalam pemilihan kecamatan

sebagai desa penelitian.

Penentuan sampel dengan responden dalam penelitian ini, meliputi pelaku

UMKM (rumah tangga yang berwirausaha,

seperti petani, pedagang dan/atau

wiraswasta lainnya) yang tinggal di desa penelitian, dipandang sebagai unit sampel

penelitian. Pelaku UMKM sebanyak 10

sampel dipilih secara random dari masing-masing desa penelitian untuk menjamin

homogenitas populasi. Jumlah sampel

penelitian keseluruhan yang akan

digunakan adalah : 8 desa X 10 pelaku UMKM = 80 pelaku UMKM (sebagai

responden). Penelitian ini menggunakan

kuisioner sebagai alat ukur, memerlukan uji validitas (menggunakan uji korelasi

product moment) dan uji reliabilitas

(menggunakan teknik Cronbach Alpha ()) terhadap hasil kuisioner tersebut untuk

menguji kelayakan kuisioner.

2.3 Rancangan Penelitian

Gambar 1. Rancngan Awal Penelitian

Page 71: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

2.4 Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam peneli-

tian ini adalah data primer, yaitu berupa

data-data yang diperoleh langsung dari

responden (pelaku UMKM yang menjadi unit penelitian pada desa penelitian

terpilih). Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan metode survei (kuisioner), meliputi lima variabel laten

yaitu variabel modal sosial (mempunyai

dua orde), variabel keinovasian, variabel

keproaktifan, variabel pengambilan kepu-tusan/resiko, dan variabel kesejahteraan

(subyektif). Lebih jelas mengenai variabel

laten serta indikator yang digunakan untuk menjelaskan variabel yang digunakan

sesuai model perancangan (persamaan

struktural) dalam penelitian ini, disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Variabel laten, indikator (item

pertanyaan) Variabel Laten Orde Satu

Variabel Laten Orde Dua

Indikator (Item Pertanyaan)

Modal Sosial

Trust (Rasa Percaya)

X1: Sebagaian besar orang dapat dipercaya (aware). (A.1)

X2: Sebagian besar tetangga dapat dipercaya (general trust). (A.2)

X3: Rasa saling percaya-mempercayai antar penduduk lokal (thick trust). (A.3)

X4: Rasa saling percaya terhadap

orang asing (thin trust) (A.4)

Norms (Norma/ Aturan)

X5: Orang-orang sekitar (tetangga) bersedia saling bantu membantu. (A.5)

X6: Kemudahan memperoleh bantuan fisik (A.6)

X7: Kemudahan menitipkan anak/barang (A.7).

X8: Kemudahan

memperoleh pinjaman uang (A.8)

Network (Jaringan

X9: Kepadatan jaringan (A.9)

Kerja) X10: Banyaknya teman yang diajak berkeluh kesah (A.10)

X11: Besar kecilnya keperluan biaya social. (A.11)

X12: Banyak sedikitnya anggota keluaraga yang ikut bekerja (A.12).

Keinovasian Y1: Kemampuan bernisiatif (B.1) Y2: Kemampuan mencari peluang (B.2) Y3: Kegigihan berusaha (percistence) (B.3) Y4: Rasa ingin tahu

tinggi (B.4)

Keproaktifan

Y5: Komitmen pada kontrak kerja (B.5)

Y6: Peduli pada kualitas kerja tinggi (B.6)

Y7: Berorientasi pada

efisiensi (B.7) Y8: Persuasif ( mampu menggalang dukungan orang lain ). (B.8)

Pengambilan Keputusan/ Resiko

Y9: Assertiveness; ketegasan bertindak (B.9) Y10: Percaya diri

(B.10) Y11: Perencanaan sistematik (B.11) Y12: Pemecahan masalah (B.12)

Kesejahtera-an Subyektif

Z1: Kepuasan terhadap standar hidup (C.1)

Z2: Kepuasan terhadap kesehatan (C.2)

Z3: Kepuasan terhadap capaian hidup C.3)

Z4: Kepuasan terhadap keamanan pribadi (C.4)

Z5: Kepuasan terhadap hubungan pribadi

(C.5) Z6:Kepuasan thd keterhubungan pd komunitas tertentu (C.6) Z7: Kepuasan terhadap

keamanan hidup di masa depan (C.7)

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Kelayakan Instrumen Penelitian

Data primer hasil kuesioner yang telah

disebarkan pada sample 80 pelaku UMKM di Kabupaten Jembrana, perlu diuji

validitas dari setiap item pertanyaannya

Page 72: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

dan juga diuji reliabilitasnya dengan

melihat nilai korelasi antar item dengan totalnya serta nilai Cronbach Alpha. Suatu

item dinyatakan valid apabila koefisien

korelasi antara item pernyataan atau

pertanyaan dengan skor total sebesar ≥ 0.30 dan kuesioner dinyatakan reliabel

(dapat dipercaya) jika nilai Cronbach

Alpha > 0.60 (Brown, 2010, p.9). Item pernyataan yang digunakan untuk

mengukur modal sosial sebagai gabungan

dari indikator-indikator trust, norms, dan network memiliki corrected item-total

correlation untuk X1, X2, X3, X5, X6,

X7, X8, X9, X10, X12 masing-masing

bernilai diatas 0.30 (valid), sedangkan untuk X4 dan X11 bernilai kurang dari

0.30 (tidak valid). Hasil ini sama persis

sama dengan dianalisis secara parsial melalui variabel laten orde dua yang

membangun variabel laten orde satu

modal sosial. Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.702 > 0.60

menyatakan bahwa instrumen pengukuran

yang digunakan untuk mengukur modal

sosial dapat dipercaya. Item pernyataan yang digunakan untuk

mengukur keinovasian pelaku UMKM

memiliki corrected item-total correlation untuk Y3 dan Y4 yang berniali lebih dari

0.30 (valid), sedangkan Y1 dan Y2

bernilai dibawah 0.30 (tidak valid).

Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.607 > 0.60 menyatakan bahwa

instrumen pengukuran yang digunakan

untuk mengukur keinovasian dapat dipercaya.

Item pertanyaan yang digunakan untuk

mengukur keprokatifan pelaku UMKM memiliki corrected item-total correlation

untuk Y5, Y6, dan Y7 masing-masing

bernilai diatas 0.30 (valid), sedangkan Y8

bernilai dibawah 0.30 (tidak valid). Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0.629 > 0.60 menyatakan bahwa

instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur keproaktifan juga dapat

dipercaya.

Item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan pengambilan

keputusan/resiko pelaku UMKM memiliki

corrected item-total correlation untuk

Y10, Y11, dan Y12 masing-masing bernilai diatas 0.30 (valid), sedangkan Y9

bernilai dibawah 0.30 (tidak valid).

Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0.619 > 0.60 menyatakan bahwa instrumen pengukuran yang digunakan

untuk mengukur kemampuan pengambilan

keputusan/resiko juga dapat dipercaya.

Item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan (subyek-

tif) pelaku UMKM memiliki corrected

item-total correlation untuk Z1, Z2, Z3, Z4, Z5, dan Z7 masing-masing bernilai

diatas 0.30 (valid), sedangkan Z6 bernilai

dibawah 0.30 (tidak valid). Selanjutnya, nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.604 >

0.60 menyatakan bahwa instrumen

pengukuran yang digunakan untuk

mengukur tingkat kesejahteraan juga dapat dipercaya.

Hasil uji kelayakan instrumen dari 31

item pernyataan pada kuesioner penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 item

pernyataan yang dikeluarkan dari model

yaitu item X4 (A4) dan X11 (A11) dari variabel modal sosial, Y1 (B1) dan Y2

(B2) dari variabel keinovasian, serta Z6

(C6) dari variabel kesejahteraan.

3.2 Hasil Analisi SEM Berdasarkan hasil uji kelayakan

instrumen, sejumlah item pertanyaan

(indikator manifest) yang tidak valid dikeluarkan model sehingga model

persamaan struktural yang digunakan

untuk menganalisis data diubah. Hasil

model persamaan struktural dibangun oleh

dua sub-model yaitu inner model

(measurement model) dan outer model (stuctural model). Inner model digunakan

untuk menentukan hubungan antara

variabel laten (konstruk), sedangkan outer

model merupakan model yang digunakan untuk menentukan hubungan antara

variabel yang dapat diamati (indikator) dan

konstruk yang mendasarinya. Dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS

3 diperoleh penduga-penduga untuk

masing-masing jalur beserta nilai t-statistiknya sebagai berikut,

Page 73: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

Gambar 2.

Model Persamaan Struktural yang Dianalisis dengan Penduga dari Masing-

Masing Jalur

Gambar 2 menunjukkan loading factor

yang menyatakan besar pengaruh indikator terhadap variabel laten dan pengaruh antar

variabel latennya. Nilai R2 menunjukkan

besar keragaman yang dijelaskan oleh variabel laten eksogen terhadap variabel

laten endogennya.

Gambar 3

Model Persamaan Struktural dengan

Nilai t-statistik dari Masing-Masing

Indikator dan Jalur

Gambar 3, menunjukkan nilai t-statistik masing-masing indikator terhadap varia-

bel laten dan pengaruh antar variabel

latennya. Signifikan dan tidak signifi-kannya suatu besaran pengaruh dapat

dilihat dari nilai p-value yang diban-

dingkan dengan alpha atau dapat juga t-statistik yang dibandingkan terhadap t-

tabel, dengan sampel sebanyak 80 dan

alpha 0.05 maka diperoleh nilai t-tabel =

1.96. Apabila p-value < alpha atau t-statistik > t-tabel maka pengaruh yang

diberikan signifikan.

3.3 Hasil Output Model Pengukuran Berdasarkan Gambar 2 dan Gambar 3

akan dibahas mengenai nilai outer loading

untuk evaluasi outer model pada masing-masing variabel sebagai berikut,

1) variabel laten trust, memperlihatkan

bahwa indikator A1, A2, dan A3

signifikan (Gambar 3) sebagai refleksi dari trust, sedangkan indikator A2

(general trust) memiliki outer loading

terbesar (0.853) (Gambar 2) sebagai indikator yang paling dominan pada

trust.

2) variabel laten norms, memperlihatkan

bahwa indikator A5, A6, A7, dan A8 signifikan (Gambar 3) sebagai refleksi

dari norms, sedangkan indikator A7

(kemudahan menitipkan anak/barang)

memiliki outer loading terbesar (0.720) (Gambar 2) sebagai indikator

yang paling dominan pada norms.

3) variabel laten network, memperlihat-kan bahwa indikator A9, A10, dan

A12 signifikan (Gambar 3) sebagai

refleksi dari network, sedang-kan indikator A9 (kepadatan jaringan)

memiliki outer loading terbesar

(0.847) (Gambar 2) sebagai indikator

yang paling dominan pada network. 4) variabel laten keinovasian, memperli-

hatkan bahwa indikator B3 dan B4

signifikan (Gambar 3) sebagai refleksi dari keinovasian, sedangkan indikator

B4 (rasa ingin tahu yang tinggi) memi-

liki outer loading terbesar (0.901) (Gambar 2) sebagai indikator yang

paling dominan pada keinovasian.

5) variabel laten keproaktifan, memperli-

hatkan bahwa indikator B5, B6, dan B7 signifikan (Gambar 3) sebagai

refleksi dari keproaktifan, sedangkan

indikator B6 (kominmen pada kontrak kerja) memiliki outer loading terbesar

(0.871) (Gambar 2) sebagai indikator

yang paling dominan pada

keproaktifan. 6) variabel laten pengambilan keputu-

san/resiko, memperlihatkan bahwa

indikator B10, B11, dan B12 signifikan (Gambar 3) sebagai refleksi

dari pengambilan keputusan/resiko,

sedangkan indi-kator B11 (perenca-naan sistematik) memiliki outer

loading terbesar (0.887) (Gambar 2)

sebagai indikator yang paling dominan

pada pengambilan keputusan/resiko. 7) variabel laten kesejahteraan, memper-

lihatkan bahwa indikator C1 dan C7

signifikan, sedangkan indikator C2, C3, C4, dan C5 tidak signifikan

(Gambar 3) sebagai refleksi dari kese-

jahteraan Indikator C1 (kepuasan terhadap standar hidup) memiliki outer

loading terbesar (0.799) (Gambar 2)

sebagai indikator yang paling dominan

pada kesejahteraan.

Page 74: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

3.4 Hasil Output Model Struktural

A. Hubungan antara First Order Laten dengan Second Order Laten.

Tabel 2. Nilai Path Coefficients pada

Hubungan antara First Order Laten

dengan Second Order Laten. First Order

Laten

Second Order

Laten

Original

Sample

Standard

Error

T

Statistics

Modal Sosial

Trust 0.456 0.073 8.997 (s)

Norms 0.484 0.058 7.706 (s)

Network 0.322 0.064 9.106 (s)

Sumber: Data Primer (2015),diolah

*s = signifikan ts= tidak signifikan

Tabel 2, menyatakan bahwa hubungan antara fisrt order laten modal sosial

dengan second order laten trust, norms,

dan network yang bersifat formatif semuanya signifikan (t-statistik > 1.96),

dengan nilai koefisien jalur masing-masing

sebesar 0.456, 0.484, dan 0.322, dan

variabel norms yang lebih dominan mem-bangun variabel modal sosial sedangakn

nilai R2 = 0.999 (Gambar 2). Nilai R

2

tersebut mengindikasikan bahwa variabel-variabel laten eksogen (trust, norms, dan

network) mampu mewakili variabel laten

endogennya (modal sosial) sebesar 99.9%, yang berarti variabel trust, norms, dan

network yang membentuk variabel

modal sosial dengan baik. Model persama-

an struktural untuk modal sosial adalah, Modal Sosial = 0.456* trust + 0.484*

norms + 0.322*network + ζ.

B. Hubungan antar Fisrt Order Laten dan Hubungan Total

Tabel 3 Nilai Path Coefficients pada

Hubungan antar First Order Laten Hubungan

Kausal

Original

Sample

Standard

Error

T

Statistics

Modal Sosial → Keinovasian

Modal Sosial →Keproaktifan

Modal Sosial → Resiko

0.431

0.173

2.483 (s)

0.421

0.170

2.477 (s)

0.435

0.183

2.379 (s)

Keinovasian →

Kesejahteraan -0.391

0.305

1.280 (ts)

Keproaktifa →

Kesejahteraan 0.135

0.274

0.493 (ts)

Resiko →

Kesejahteraan 0.210

0.289

0.729 (ts)

Sumber: Data Primer (2015),diolah

*s = signifikan *ts= tidak signifikan

Table 3 memperlihatkan ketiga hubungan kausal (langsung) antara modal sosial

dengan keinovasian, keproaktifan, dan

pengambilan keputusan/resiko sebagai

dimensi orientasi kewirausahaan memiliki

nilai yang signifikan pada taraf uji 5% (t-statistik >1.96), dengan nilai koefisien

jalur yang hampir sama (sekitar 0.4). Hal

ini berarti pengaruh modal sosial cukup

merata dan signifikan terhadap semua dimensi orientasi kewirausahaan pelaku

UMKM di Kabupaten Jembrana. Akan

tetapi hubungan kausal antara keinovasian, keproaktifan, dan resiko (orientasi kewira-

usahaan) dengan kesejahteraan menunjuk-

kan nilai yang tidak signifikan. Hal ini berarti keinovasian (Inov), keproaktifan

(Proaktif), dan pengambilan keputusan/

resiko (Resiko) tidak memberikan penga-

ruh langsung yang signifikan terhadap kesejahteran pelaku UMKM (masyarakat)

di Kabupaten Jembrana. Nilai R2 = 0.118

yang diperoleh mengindikasikan bahwa variabel laten eksogen (keinovasian,

kepro-aktifan, dan pengambilan keputu-

san/resiko) hanya mampu mewakili variabel laten endogennya (kesejahteraan)

sebesar 11.8%, yang berarti variabel

eksogen tersebut hanya sebagian kecil saja

menggambarkan keragaman kesejahteraan, dalam hal ini ukuran kesejahteraan lebih

banyak dipengaruhi oleh variabel lain.

Model persamaan struktural untuk kesejahteraan adalah,

Kesejahteraan = -0.391*Inov +

0.135* Proaktif + 0.210*Resiko + ζ

Tabel 4. Nilai Path Coefficients pada Hubungan Total

Hubungan

Kausal

Original

Sample

Standard

Error

T

Statistics

Modal Sosial →

Kesejahteraan 0.014

0.182

0.110 (ts)

Trust → Keinovasian 0.197 0.091 2.166 (s)

Trust →

Keproaktifan 0.192 0.071 2.705 (s)

Trust → Resiko 0.198 0.095 2.090 (s)

Norms →

Keinovasian 0.209 0.097 2.147 (s)

Norms →

Keproaktifan 0.204 0.090 2.252 (s)

Norms →

Resiko 0.211 0.093 2.275 (s)

Network →

Keinovasian 0.139 0.056 2.492 (s)

Network →

Keproaktifan 0.136 0.077 1.758 (ts)

Network →

Resiko 0.140 0.077 1.830 (ts)

Sumber: Data Primer (2015),diolah *s= signifikan ts= tidak signifikan

Page 75: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

Tabel 4 memperlihatkan hubungan total

antara modal sosial dengan kesejahteraan melalui dimensi orientasi kewirausahaan

memiliki nilai t-statistik yang tidak

signifikan pada taraf uji 5% (t-statistik

<1.96). Hal ini berarti modal sosial secara total tidak berpengaruh terhadap

kesejahteraan pelaku UMKM (masyarakat)

di Kabupaten Jembrana, walaupun hasil analisis (Tabel 3) memperlihatkan modal

sosial secara langsung berpengaruh

terhadap semua dimensi orientasi kewira-usahaan.

Sebaliknya Tabel 4 memperlihatkan

hubungan total komponen modal sosial

(trust, norm, dan networks) dengan keino-vasian, keproaktifan, dan pengambilan

keputusan/resiko (dimensi orientasi

kewirausahaan) memiliki nilai yang signi-fikan pada taraf uji 5% (t-statistik >1.96),

kecuali networks dengan dua dimensi

terakhir oreientasi kewira-usahaan, Hal ini berarti pada umumnya komponen modal

sosial (trust, norms, dan network) secara

total cukup berpengaruh terhadap dimensi

orientasi kewirausahaan bagi pelaku UMKM di Kabupaten Jembrana.

4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada

bab sebelumnya sehubungan dengan

proses pemodelan persamaan struktural untuk mengakaji pengaruh modal sosial

melalui dimensi orientasi kewirausahaan

terhadap kesejahteraan di Kabupaten Jembrana, maka disimpulkan sebagai

berikut,

1) Model persamaan struktural untuk variable endogen modal sosial dengan

komponen formatif (variable eksogen)

trust, norms, dan network adalah,

Modal Sosial = 0.456* trust +0.484* norms + 0.322*network + ζ.

Sedangkan model persamaan

struktural untuk variable endogen kesejahteraan dengan komponen

variabel eksogen (variable antara)

yaitu keinovasian (Inov), keproaktifan (Proaktif), dan pengambilan

keputusan/resiko(Resiko) adalah,

Kesjahteraan = -0.391*Inov + 0.135*

Proaktif + 0.210*Resiko + ζ 2) Modal sosial melalui dimensi orientasi

kewirausahaan secara total tidak ber-

pengaruh signifikan terhadap kesejah-

teraan pelaku UMKM (masyarakat) di Kabupaten Jembrana. Akan tetapi

modal sosial secara langsung cukup

berpengaruh terhadap dimensi

orientasi kewirausahaan bagi pelaku UMKM di Kabupaten Jembrana.

4.2 Saran (Rekomendasi) Walaupun modal sosial melalui

semua dimensi orientasi kewiraushaan

secara total tidak berpengaruh signifikan

terhadap kesejahteraan, akan tetapi peran modal sosial secara langsung sangat

berpengaruh terhadap semua dimensi

orientasi kewirausahaan (sebagai variabel antara). Konsekuensi atas hasil penelitian

ini dapat dijadikan strategi pembangunan

ekonomi bagi pelaku UMKM (masya-rakat) di Kabupaten Jembrana dalam

memberdayakan kemampuan orientasi

kewirausahaan (budaya wirausaha yang

dimotori oleh peran modal sosial) untuk meningkatkan nilai tambah outcome.

Kebijakan pembangunan ekonomi hendak-

nya diarahkan dan dibina oleh instansi terkait di Kabupaten Jembrana agar secara

maksimal mampu memberikan nilai

tambah yang lebih besar dalam mening-katkan penghasilan dari aktivitas kewi-

rausahaa pelaku UMKM. Strategi

pembangunan ekonomi bidang UMKM

yang disusun agar mengoptimalkan kemampuan orientasi kewirausahaan yang

dimotori oleh revitalisasi peran modal

sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jembrana.

5. Ucapan Terimakasih

Melalui kesempatan ini kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang tidak dapat kami

sebutkan satu persatu, atas segala bantuan baik moril maupun materiil sehingga kami

dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan makalah ini.

6. Daftar Pustaka Anonim. 2014. Jembrana Dalam Angka 2014.

Negara : Badan Pusat Statistik Kabupaten

Jembrana, Bali

Ambara, I Gede Adi, 2010, Peran Modal

Sosial dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa Adat/ Pekraman (Studi Kasus

Lembaga Perkreditan Desa, Desa

Page 76: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ...erepo.unud.ac.id/id/eprint/1578/1/2f14273cc31aee63602d...Dengan S urat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hibah Unggulan Program

Pakraman Tibubiyu, Kabupaten Tabanan,

Bali), Universitas Brawijaya, Malang Atazadeh, Y., Ghahfarkhi, S.H., Rezaei, K.,

Karimi, M.. 2014. Interactive Relationship

between the Dimensions of Social Capital

and Entrepreneurial Orientation with

Respect to the Characteristics Approach

(Case Study: City of Tabriz, Iran), Research Journal of Recent Sciences ,Vol.

3(4), 112-120

Coleman J S. 1988. Social Capital in The

Creation of Human Capital. American

Journal of Sociology, Volume 94.

Folland, S., Rocco, L. (2014). The Economics

of Social Capital and Health A Conceptual

and Empirical Roadmap, Washington,

D.C.: World Scientific.

Fukuyama F. 1999. Social Capital and Civil

Society. The Institut of Public Policy.

George Mason University. Gotz, O., Gobbers, K.L. & Krafft, M., 2010.

Evaluation of Struktural Equation Models

Using the Partial Least Squares (PLS)

Aproach. Handbook of Partial Least

Squares, pp.691-711.

Grootaert, C. 1999. Social Capital, Household

Welfare and Poverty in Indonesia, Local

Level Institutions Study,,Social

Development Department

Environmentally and Socially Sustainable

Development Network, The World Bank. Hagfors, R., Kajanoja, J., 2007, The Welfare

State, Inequality and Social Capital,

Social Contexts and Responses to Risk

Network (SCARR) Conference on ”Risk

& Rationalities”, Queens’ College,

Cambridge.

Henseler, J., Ringle, C.M. & Sinkovics, R.R.,

2009, The Use Of Partial Least Squares

Path Modeling In International Marketing.

Advances in International Marketing

Journal, Vol.20, pp.277-319.

Hartono, R., Soegianto, Hindarwati, E.N., 2013, Analisis Pengaruh Modal Sosial dan

Orientasi Kewirausahaan Terhadap

Kinerja Perusahaan, Universitas Bina

Nusantara, Jakarta

Humaira, R., 2011, Peranan Modal Sosial

dalam Pengembangan Nilai Kewirausa-

haan (Kasus Pedagang Kecil dan Anggota

Kelompok Tani di Desa Cikarawang

Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor),

IPB Bogor.

Jaya, I.G.N.M. & Sumertajaya, I.M., 2008. Pemodelan Persamaan Struktural Dengan

Partial Least Square. Prosiding Semnas

Matematika dan Pendidikan Matematika,

1, pp.118-32.

Kamarni, N., 2013, Analisis Modal Sosial

dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat (Studi Kasus: Rumah Tangga

di Kelurahan Beringin Kecamatan Lubuk

Kilangan).

Lumpkin, G. T. and Dess, G. G. 1996.

Clarifying the entrepreneurial orientation

construct and linking it to performance..Academy of Management

Review, 21(1):135-172.

Meniarta, K., Mas’udi, W., Ari Dwipayana,

A.A.G.N. 2009. Dinamika Sistem

Kesejahteraan dan Modal Sosial di

Masyarakat Banjar Pakraman-Bali. Jurnal

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JSP),

Volume 13, Nomor 2: 231-248, ISSN

1410-4946.

Mudiarta, K.G. 2009. Jaringan Sosial

(Networks) dalam Pengembangan Sistem

dan Usaha Agribisnis: Perspektif Teori dan Dinamika Studi Kapital Sosial.,

Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume

27, No. 1: 1-12. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Rao B. 2001. East Asian Economics : The

Miracle, a Crisis and the Future.

MacGraw-Hill. Singapore.

Sethi, J. and Saxena, A. 2011. Entrepreneurial,

Motivation, Performance and Rewards,

Entrepreneurship Development Institute

(EDI) of India , Ahemdabad. The World Bank Group, 2011, What is Social

Capital?,

http://go.worldbank.org/K4LUMW43B0.

The International Wellbeing Group ,2013.,

Personal Wellbeing Index: 5th Edition,

Melbourne: Australian Centre on Quality

of Life, Deakin University.

Thobias, E., Tungka, A.K., Rogahang, J.J.,

2013. Pengaruh Modal Sosial Terhadap

Perilaku Kewirausahaan : Suatu studi pada

pelaku usaha mikro kecil menengah di

Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud. Journal “Acta

Diurna”

Todaro, M.P., Smith, S.C., 2006, Pemba-

ngunan Ekonomi/ Edisi Kesembilan Jilid

1, Penerbit Erlangga.

Vipriyanti, Nyoman Utari, 2011, Modal Sosial

dan Pembangunan Wilayah : Mengkaji

Succes Story Pembangunan di Bali,

Penerbit Universitas Brawijaya (UB)

Press.