jurnal_v_3-4
TRANSCRIPT
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder
141
INFOMATEK
Volume 5 Nomor 3 September 2003
PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MODEL BACKORDER
Sutarman
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik-Universitas Pasundan
Abstrak : Setiap perusahaan manufaktur memerlukan persediaan bahan baku, dalam proses maupun barang jadi, tanpa adanya persediaan perusahaan akan menghadapi risiko ketidakmampuan memenuhi keinginan para langganan, oleh sebab itu perlu adanya perencanaan persediaan, sedangkan perencanaan persediaan meliputi keputusan mengenai kapan harus melakukan pemesanan tehadap suatu item, serta berapa jumlah item yang harus dipesan. Adapun penyebab timbulnya persediaan dalam suatu perusahaan adalah karena adanya mekanisme pemenuhan permintaan. Permintaan terhadap suatu barang seringkali tidak serta merta dapat dipenuhi, karena pengadaan barang memerlukan tenggang waktu ( lead time), dan selama tenggang waktu itulah perlu adanya persediaan baik bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi, agar keberlangsungan aktivitas produksi dapat dijamin, dan pelayanan kepada pelanggan pun dapat terjaga dengan baik. Agar hasil analisis manajemen persediaan dalam suatu perusahaan manufaktur bisa diimplementasikan dengan baik, maka diperlukan dukungan fasilitas pergudangan, agar bahan baku bisa cepat merespon kebutuhan pabrik, dan produk jadi yang disimpan sementara akan dengan mudah merespon permintaan pelanggan. Dengan melakukan analisis dan pengkajian terhadap kasus persediaan di perusahaan, dan dengan menggunakan pendekatans model backorder, maka persoalan persediaan tersebut dapat dipecahkan sehingga diperoleh kebijakan optimum dan ongkos minimum, selain dari hal tersebut kebutuhan luas lantai yang akan mendukung terhadap kebijakan optimum persediaan pun berhasil ditetapkan.
Kata Kunci : deterministic, pareto, back order, reoder point, stock-out. I. PENDAHULUAN
PT.”X”&Co merupakan salah satu Badan Usaha
Milik Daerah Provinsi Jawa Barat yang bergerak
di bidang pembuatan produk yang berbahan
baku karet. Salah satu tujuan didirikannya
perusahaan ini adalah untuk menambah sumber
pendapatan daerah dan turut serta dalam
melaksanakan usaha-usaha pembangunan
sesuai dengan fungsinya serta meningkatkan
produk/jasa dan perdagangan di bidang karet.
Saat ini pemesanan bahan baku hanya
dilakukan bila terlihat persediaan yang dimiliki
sudah hampir habis, dengan kata lain belum
Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152
142
ada sistem untuk menentukan jumlah dan saat
pemesanan yang tepat, akibatnya persediaan
sering mengalami kekurangan atau kelebihan
dari kebutuhan.
Selain masalah persediaan, pergudangan pun
perlu mendapat perhatian, karena fungsi dari
aktifitas gudang adalah menerima, menyimpan,
mengkoordinasikan fungsi gudang dengan
pengendalian barang dan mengeluarkan barang
untuk digunakan atau dikirim kebagian lain.
Kondisi gudang di perusahaan ini belum
memperhatikan prinsip-prinsip penyimpanan
yang baik, sesuai yang dibutuhkan oleh
material. Tata letak fasilitas gudang yang belum
teratur juga kurang mendukung fungsi gudang
yang sebenarnya.
Oleh karena itu untuk mengatasi dua kendala
utama tersebut perusahaan membutuhkan
perencanaan dan pengendalian persediaan
yang efektif serta memperhatikan masalah
gudang yang selama ini belum sesuai dengan
pinsip-prinsip penyimpanan yang baik, agar
mampu memenuhi permintaan konsumen.
Berdasarkan tema sentral masalah di atas,
maka masalah pokok dalam penelitian ini
diformulasikan sebagai berikut : (1) bagaimana
merencanakan kebutuhan bahan baku sehingga
diperoleh biaya persediaan seminimal mungkin
(2) bagaimana pengaturan penyimpanan bahan
baku di gudang agar sesuai dengan prinsip-
prinsip penyimpanan yang benar, sehingga
mendukung fungsi persediaan.
II. MANAJEMEN PERSEDIAAN 2.1 Pengertian Persediaan
Setiap perusahaan, baik jasa maupun
manufaktur, selalu memerlukan persediaan,
tanpa persediaan perusahaan akan dihadapkan
pada risiko jika suatu ketika tidak dapat
memenuhi keinginan pelanggan. Hal ini bisa
terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa
selalu tersedia pada setiap saat, dan jika hal ini
terjadi akan berakibat perusahaan akan
kehilangan kesempatan memperoleh
keuntungan.
Fogarty [1] menyatakan bahwa :
Inventory includes all those goods and
material that are used in the production
and distribution processes raw material,
component parts, subassemblies, and
finished product are all part of inventory as
are the various supplies required in the
production and distribution process “
Sedangkan Biegel [2] menyatakan :
Inventory may be define as material held
in storage for later use or sale “
Tersine [3] menyatakan pula bahwa :
Inventory as material held is an idle or
incomplete state a waiting future sale or
use or in most general sense, inventory is
an idle resource”
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder
143
Adapun fungsi persediaan ditentukan oleh 4
faktor, yaitu (1) the time factor, (2 )the
discontinuity factor, (3) the uncertainty factor, (4)
the economic factor
Sedangkan Smith [4] menyatakan bahwa :
“Inventory Control is the activities and
techniques of maintaining the stock of
items at desired levels, whether they be
raw materials, work in process, or finished
products”
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka
manajemen persediaan dapat diartikan sebagai
serangkaian kebijakan dan pengendalian yang
menentukan ukuran dan mengawasi tingkat
persediaan, kapan persediaan harus disediakan
dan berapa jumlah yang harus disiapkan.
Dengan demikian sistem ini bertujuan untuk
menetapkan dan menjamin tersedianya barang
dan jasa secara tepat jumlah dan tepat waktu.
Sedangkan Rangkuty [5] menyatakan bahwa
gunanya persediaan bahan baku dan barang
jadi, untuk : (1) menghilangkan risiko
keterlambatan datangnya barang yang
dibutuhkan perusahaan, (2) menghilangkan
risiko pengembalian mutu barang yang tidak
baik sehingga harus dikembalikan, (3)
mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan
secara musiman, (3) mempertahankan stabilitas
operasi perusahaan atau menjamin kelancaran
arus produksi, (4) mencapai penggunaan mesin
yang optimal, (5) memberikan pelayanan
kepada langganan dengan sebaik-baiknya
dimana keinginan langganan pada suatu waktu
dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan
tetap tersedianya barang jadi tersebut.
2.2 Fungsi Persediaan
Persediaan timbul disebabkan oleh tidak
sinkronnya permintaan dengan penyediaan dan
waktu yang digunakan untuk memproses bahan
baku. Untuk menjaga keseimbangan permintaan
dengan penyediaan bahan baku dan waktu
proses, maka diperlukan persediaan. Oleh
karena itu, Yamit [6] menyatakan terdapat
empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi
perlunya persediaan, yaitu faktor waktu, bisa
terjadi adanya ketidakpastian waktu datang,
faktor ketidakpastian penggunaan dalam pabrik,
dan faktor ekonomis.
Faktor waktu menyangkut lamanya proses
produksi dan distribusi sebelum barang jadi
sampai kepada konsumen, oleh sebab itulah
maka persediaan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan selama waktu tunggu (lead time).
2.3 Macam-macam biaya persediaan
Persediaan merupakan salah satu pos modal
kerja yang cukup penting karena kebanyakan
modal usaha perusahaan adalah dari
persediaan. Pada perusahaan industri,
persediaan tersebut dapat berupa bahan
mentah (RawMaterial), barang dalam proses
(Work in Process) maupun barang jadi (Finished
good). Kekurangan atau kelebihan persediaan
Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152
144
merupakan gejala yang kurang baik.
Kekurangan dapat berakibat larinya langganan
sedangkan kelebihan persediaan dapat
berakibat pemborosan atau tidak efisien.
Oleh karena itu manajemen perusahaan
berusaha agar jumlah persediaan yang ada
dapat menjamin kelancaran proses produksi
sehingga total cost yang berhubungan dengan
persediaan dapat minimal. Perhitungan total
cost dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
pembentuk biaya dari persediaan seperti
:HoldingCarrying cost, Ordering cost, serta stock
out cost.
Biaya persediaan adalah merupakan
keseluruhan biaya operasi atas sistem
persediaan. Biaya persediaan didasarkan pada
parameter ekonomis yang relevan dengan jenis
biaya, adalah terdiri dari ;(1) purchasee cost,
adalah harga yang harus dibayar untuk setiap
unit barang, (2) order cost/setup cost, adalah
biaya yang timbul untuk mengadakan barang
yang berasal dari pembelian pesanan dari
pemasok atau biaya persiapan (setup cost)
apabila item dipoduksi di dalam perusahaan, (3)
carrying cost, adalah biaya yang dikeluarkan
atas investasi dalam persediaan dan
pemeliharaan maupun investasi secara fisik
untuk menyimpan persediaan dapat berupa
biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan
persediaan, keuangan dan semua biaya yang
dikeluarkan untuk memelihara persediaan, (4)
stockout cost, adalah konsekuensi ekonomis
atas kekurangan dari luar maupun dari dalam
perusahaan.
2.4 Metode Analisis ABC
Pada umumnya persediaan terdiri dari berbagai
jenis barang yang sangat banyak jumlahnya.
Masing-masing jenis barang membutuhkan
analisis tersendiri untuk mengetahui besarnya
order size dan order point. Berbagai macam
jenis barang yang ada dalam persediaan
tersebut tidak seluruhnya memiliki tingkat
prioritas yang sama, sehingga untuk
mengetahui jenis-jenis barang mana saja yang
perlu mendapat prioritas, kita dapat
menggunakan analisis ABC. Analisis ABC ini
dapat mengklasifikasikan seluruh jenis barang
berdasarkan tingkat kepentingannya.
Kurva ABC digunakan oleh para manajer untuk
menentukan dimana analisis detail harus
difokuskan. Dengan demikian metode
analisisnya adalah dengan cara
mengelompokkannya menjadi tiga bagian yaitu :
1) Kategori A adalah barang yang memiliki nilai
uang antara 75-80% dari nilai uang total,
tetapi hanya berjumlah antara 15-20% dari
seluruh item persediaan.
2) Kategori B adalah barang yang memiliki
nilai uang antara 10-15% dari nilai uang
total, tetapi hanya berjumlah antara 20-25%
dari seluruh item persediaan.
3) Kategori C adalah barang yang memiliki
nilai uang antara 5-10% dari nilai uang total,
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder
145
tetapi hanya berjumlah antara 60-65% dari
seluruh item persediaan.
2.5 Model Backorder
Back order terjadi ketika permintaan pelanggan
tidak dapat dipenuhi dari persediaan yang ada
dan pelanggan menyetujui untuk menunggu
pengiriman pesanan berikutnya. Hal ini berarti
perusahaan tidak akan kehilangan penjualan.
Dalam gambar-1 ditunjukan tingkat persediaan
dalam model backorder, dimana kekurangan
persediaan adalah J unit dan persediaan
maksimum adalah M atau Q – J. Jika
permintaan per hari adalah R, maka persediaan
maksimum hanya dapat memenuhi permintaan
selama M/R hari. Setelah itu backorder mulai
terjadi, sebab permintaan tidak dapat dipenuhi
dari persediaan. Jumlah maksimum backorder
adalah sebesar J unit, dan siklus persediaan
akan menjadi Q/R hari. Sebelum tingkat
persediaan mencapai J unit, pemesanan
dilakukan untuk menerima sebesar Q unit dan
tingkat persediaan akan naik sebesar Q unit dari
J hingga titik M. Jumlah J unit pertama dalam
pemesanan digunakan untuk memenuhi
permintaan konsumen yang belum terpenuhi.
Gambar 2.3 menunjukkan pula bahwa, rata-rata
persediaan adalah M/2. Waktu kehabisan
persediaan adalah M/R, dengan demikian biaya
simpan per siklus adalah H ( M/2 )( M/R ) =
2HM /2R. Dengan kata lain, biaya backorder
atau K = (rata-rata backorder ) ( periode
backorder ).
Maksimum persediaan adalah M = Q – J,
dengan demikian rata-rata persediaan adalah (
Q – J ) / 2. Sedangkan periode backorder =
Q/R – M/R atau ( Q – M )/R. Biaya backorder
per siklus dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut: K[( Q – J )/2][( Q – J )/R]
.2/) J - Q (K 2 R= .Dengan jumlah siklus per
tahun = R/Q, dapat dibuat persamaan total
biaya tahunan ( TAC )
a. Total Biaya Tahunan ( TAC )
atau2Q'
KJ
2Q
J)-(Q H
Q
RC PR TAC
22
+++= ……….. (1)
22
2Q
M)-Q (K
2Q
(M) H
Q
RC PR TAC +++= .............. (2)
TAC = ( biaya pembelian) + (biaya pesan) +
(biaya simpan) + (biaya backorder)
R = Jumlah unit kebutuhan per tahun; P = Biaya
pembelian per unit atau harga beli per unit, C =
Biaya pesan setiap kali pemesanan. H = Biaya
simpan per unit per tahun, Q = Jumlah unit
setiap kali pemesanan, J = Jumlah unit
maksimum backorder, K = Biaya backorder per
unit per tahun, M = Maksimum persediaan
backorder
Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152
146
Gambar 1
Persediaan Model Backorder Sumber:Zulian Yamit,”Manajemen Persediaan”,2003
Dalam persamaan tersebut , Q dan J adalah
variable keputusan. Secara bersama variable Q
dan J dapat menentukan maksimum persediaan
backorder = Q – J atau M = Q – J.
1) Biaya Pembelian
Jika diketahui bahwa jumlah unit kebutuhan per
tahun adalah (R) dan biaya pembelian per unit
atau harga beli per unit (P) maka biaya
pembelian secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut :
Biaya pembelian = P.R …………………. (3)
2) Biaya Pesan
Jika diketahui bahwa jumlah unit kebutuhan per
tahun adalah (R) dan biaya pesan setiap kali
pemesanan adalah (C) serta jumlah unit setiap
kali pemesanan adalah (Q), maka biaya pesan
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Q
RC Pesan Biaya = ………………. (4)
3) Biaya Simpan
Jika diketahui bahwa biaya simpan per unit per
tahun adalah (H) dan maksimum persediaan
backorder (M) serta jumlah unit setiap kali
pemesanan adalah (Q), maka biaya simpan
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
2Q
H(M) Simpan Biaya
2
= ……….…… (5)
4) Biaya Backorder
Jika diketahui bahwa biaya backorder per unit
per tahun adalah (K) dan maksimum persediaan
backorder (M) serta jumlah unit setiap kali
pemesanan adalah (Q), maka biaya simpan
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Q2
M)-K(Q Backorder Biaya
2
= …………...(6)
5) Total biaya Tahunan
Setelah kita menghitung biaya pembelian, biaya
pesan, biaya simpan, dan biaya backorder.
Maka dapat dihitung total biaya tahunan (TAC)
dengan menjumlahkan keempat biaya tesebut.
Dan secara matematis total biaya tahunan
(TAC) dapat dinyatakan :
2Q
M)K(Q
2Q
H(M)
Q
RC PR TAC
22 −+++= ...…… (7)
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder
147
b. Kebijakan Optimum
1) Jumlah unit setiap kali pemesanan optimum (Q*)
Jika diketahui jumlah unit kebutuhan per tahun
(R), dan biaya pesan setiap kali pemesanan (C),
serta biaya simpan per unit per tahun (H) dan
biaya backorder per unit per tahun (K), maka
jumlah unit tiap kali pemesanan yang optimum
adalah :
K
KH
H
2RC *Q
+= ……………… (8)
2) Jumlah unit maksimum backorder optimum (J*)
Jika dikatahui biaya simpan per unit per tahun
(H) dan biaya backorder per unit per tahun (K),
serta jumlah unit setiap kali pemesanan
optimum (Q*), maka jumlah unit maksimum
backorder optimum adalah :
K H
*HQ *J
+= ………………….. (9)
3) Maksimum persediaan Backorder optimum (M*)
Jika diketahui jumlah unit kebutuhan per tahun
(R), dan biaya pesan setiap kali pemesanan (C),
seta biaya simpan pe unit per tahun (H) dan
biaya backorder per unit per tahun (K), maka
maksimum persediaan backorder yang optimum
adalah :
*J - *Q *Matau HK
K
H
2RC *M =
+= ........ (10)
c. Perhitungan Total Biaya Tahunan Minimum
Dari persamaan- persamaan yang diformulasi
sebelumnya, maka total biaya minimum =TAC,
dapat dihitung,, sehingga perhitungan total
biaya tahunan minimum dapat ditulis sebagai
berikut :
*2Q
M*)*K(Q
*2Q
H(M*)
*Q
RC PR TAC
22 −+++= …... (11)
d. Perhitungan Siklus Optimum
Setelah kita mengetahui jumlah unit setiap kali
pemesanan optimum (Q*) dan mengetahui
jumlah unit kebutuhan per tahun (R) maka
langkah selanjutnya adalah menghitung siklus
optimum dimana perhitungannya didapatkan
dari persamaan berikut :
Siklus Optimum (S*) =R
*Q …. (12)
e. Frekuensi Pemesanan Optimum per Tahun (F*)
Untuk menghitung fekuensi pemesanan
optimum per tahun didapatkan persamaan :
F*=*Q
R …………… (13)
f. Perhitungan Reroder Point
Perhitungan Reroder Point didapatkan dari
persamaan:
Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152
148
*JN
RL B −= ..……………… (14)
Dimana : L = Lead Time dan N = Jumlah hari operasi per tahun
III. APLIKASI NUMERIK
3.1 Prioritas Penanganan Persediaan
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini
terdiri dari 74 jenis ( lihat lampiran-1), dan jenis
produk tersebut memiliki jumlah dan harga yang
bervariasi, sehingga dalam menangani
persediaannya diperlukan prioritas, metode
yang digunakan dalam menentukan prioritas
penanganan persediaan produk tersebut adalah
Analisis ABC dari Pareto, dan hasilnya seperti
tersaji dalam lampiran-2. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut diperoleh 10 produk yang
berkategori A, artinya produk-produk inilah
menjadi prioritas yang harus ditangani secara
intensif agar perusahaan mampu
mengendalikan persediaan dengan jumlah yang
kecil (20 jenis) tetapi memiliki nilai yang besar
(80%), dengan demikian bahan baku yang
diperlukan oleh produk tersebut pun dapat
ditentukan.
Tabel 1
Produk dan Bahan baku Prioritas
Berdasarkan Tabel1 tersebut, ternyata terdapat
4 jenis bahan baku yang menjadi prioritas
penanganan yaitu (1) sheet III PTP, (2) sheet III
Rakyat, (3) Kosyn KBR-01, dan (4) TPC.
3.2 Kebijakan Optimum
Kebijakan optimum manajemen persediaan
tergantung dari besarnya permintaan terhadap
produk yang dihasilkan, dan besarnya
permintaan tersebut merupakan hasil
peramalan. Sedangkan metode peramalan yang
digunakan berdasarkan plot data permintaan
karet dengan menggunakan 3 jenis peramalan
yaitu : Single Exponential Smoothing With Trend
( SEST ), Double Exponential Smoothing With
Trend ( DEST ), dan Regresi Linier.
Metode peramalan terpilih berdasarkan MSE
terkecil, dengan menggunakan Software Win
QSB maka didapat metode peramalan terpilih
yaitu Regresi Linier. Adapun ramalan
permintaan untuk 4 bahan baku untuk 2005
adalah, (1) sheet III PTP: 436 kg, (2) sheet III
Rakyat : 21.849 kg, (3) Kosyn KBR-01 :3.084 kg
dan (4) sheet I :1.225 kg.
Selanjutnya, manajemen persediaan pun
memerlukan ongkos-ongkos, yaitu (1) ongkos
pembelian, (2) ongkos pesan, (3) ongkos
simpan, (4) ongkos kekurangan persediaan,
besarnya ongkos-ongkos dimaksud tertera pada
Tabel 2.
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder
149
Tabel 2
Elemen ongkos Persediaan
Ongkos-ongkos
Bahan Baku Beli
(Rp/kg) Pesan
(Rp/kali) Simpan
(Rp/unit/th) Kekurangan
(Rp)
Sheet III PTP 12.500 22.400 25.925 32.000
Sheet III Rakyat 8.250 22.400 25.900 26.475
KosynKBR-01 17.500 22.400 25.975 38.500
TPC 10.500 22.400 25.925 29.400
Perhitungan Kebijakan Optimum yang dilakukan
adalah meliputi, kuantitas dan besarnya ongkos,
adapun optimasi jumlah meliputi (1) jumlah unit
optimum setiap kali pemesanan, (2) jumlah unit
maksimum backorder optimum, (3) persediaan
maksimum backorder yang optimum, (4) Siklus
optimum dari pengendalian persediaan, (5)
Frekuensi Pemesanan, dan (6) Reorder Point,
dengan lead time 2 hari, dan hasil
perhitungannya dapat dilihat pada Table 3 .
Tabel 3
Hasil Perhitungan Kebijakan Optimum Kuantitas
Kebijakan Optimum Kuantitas Bahan Baku Q*
(kg) J*
(kg) M* (kg)
S* (hari)
F* (kali)
B (kg)
Sheet III PTP 36 15 21 25 12 -12
SheetIII Rakyat 140 62 78 7 45 -21
KosynKBR-01 90 33 57 9 33 -4
TPC 61 26 35 15 20 -18
Keterangan : Q* adalah jumlah unit untuk setiap kali pemesanan yang optimum, J* adalah jumlah unit maksimum Backorder optimum, M* adalah maksimum persediaan backorder yang optimum, S* adalah siklus optimum, F* adalah frekuensi pemesanan, dan B : Reorder Point.
Sedangkan dampak dari optimasi kuantitas
adalah dapat ditentukannya ongkos-ongkos
minimum, meliputi (1) biaya pembelian, (2)
biaya pemesanan, (3) biaya simpan, dan (4)
biaya backorder, dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Ongkos Persediaan Model Backorder
Komponen Ongkos Persediaan Bahan Baku R(kg) P(Rp) C(Rp) H(Rp) K(Rp)
TAC
Sheet III PTP 435 12500 22400 25.925 32.000 99.475 SheetIII Rakyat 6288 8250 22400 25.900 26.475 89.658 KosynKBR-01 2966 17500 22400 25.975 38.500 111.025 TPC 1226 10500 22400 25.925 29.400 94.855
Keterangan : R adalah kebutuhan untuk 1 tahun yang akan datang, P yaitu biaya pembelian, C adalah biaya pesan, H yaitu biaya simpan, K adalah biaya kekurangan persediaan dan TAC adalah total biaya persediaan tahunan.
Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152
150
IV. KESIMPULAN
Kebijakan pemesanan pada perusahaan
dengan Product Posistioning Strategy Make To
Order memegang peranan yang sangat penting,
karena harus disesuaikan dengan kendala yang
ada, hasil pengolahan data dan analisis
pemecahan masalah dapat disimpulkan bahwa :
1. Menurut hasil perhitungan,dengan
menggunakan metode ABC di dapat 4 jenis
bahan baku yaitu Sheet III PTP, Sheet III
Rakyat, Kosyn KBR-01dan TPC, yang
merupakan bahan baku dari produk yang
diprioritaskan di perusahaan.
2. Menurut hasil perhitungan menggunakan
metode Q model backorder pada bahan
baku yang diperlukan oleh produk yang
memiliki prioritas penanganan persediaan,
dapat disimpulkan bahwa pemesanan
dengan ukuran tertentu yang dilakukan
pada saat persediaan mencapai reorder
pointnya , akibatnya perusahaan dapat
memenuhi permintaan konsumen, dengan
tidak akan mengalami kelebihan atau
kekurangan bahan baku.
V. DAFTAR RUJUKAN
[1] Fogarty, Blackstone, Hoffmann, 1991 :
Production and Inventory Management,
Cincinnati, South-Western Publishing Co.
Ohio
[2] Biegel, John E. 1992 : Pengendalian
Produksi Suatu Pendekatan Kuantitatif,
terjemahan Cornel Naibaho, CV Akiademika
Pressindo Jakarta
[3] Tersine, Richard.J 1994: Inventory and
Material Management, 3rd Edition, Elsevier
Publishing, USA.
[4] Smith, B. Spencer, 1989 : Computer-Based
Production and Inventory Control, Prentice
Hall International, Inc.
[5] Rangkuti Freddy 1998, : Manajemen
Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis,Edisi
ketiga, PT Raja Grafindo, Jakarta.
[6] Yamit Zulian 2003 : Manajemen
Persediaan, Penerbit Ekonisia Fakultas
Ekonomi UII, Yogyakarta.
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder
151
No item Banyaknya Pemintaan Jumlah item Harga Nilai total1 Linning Bak Truk Engsel 9 9 2000000 180000002 Pentungan Tipe T 6 3786 36364 1376741043 Relinning Head Pulley 1 4 3650000 146000004 Relinning Roller 6 46 900000 414000005 Conical Blonded 16 290 700000 2030000006 Vinnil Rb 1 15 100000 15000007 Membran Yuba jig 3 240 150000 360000008 Rekondisi Vulkan Coupling 1 1 277875000 2778750009 Rekondisi Elemen Elastic Coupling 1 2 43200000 8640000010 Sheet solid 26 539 1132625 61048487511 Fender 11 327 8264463 270247940112 Linolium merah 33 11600 63000 73080000013 Linolium biru 5 163 63000 1026900014 Sheet Hooper 1 12 650000 780000015 Lantai karet 9 1750 34091 5965925016 Gasket 3 40 2200000 8800000017 Hose 10 63 5000000 31500000018 Slang air & es 5 4606 156000 71853600019 Flexible Coupling 2 2 11206000 2241200020 Sreen panel deck 2 16 1650000 2640000021 Roll Rubber 9 27 577500 1559250022 Conveyor belt 12 16 385000 616000023 Ring Rubber 5 39 1261000 4917900024 Nose Ring 4 47 630500 2963350025 Engine Mounting 1 10 125000 125000026 Belt Pulley 3 8 14000000 11200000027 Expantion Joint 12 24 3550000 8520000028 Suction Hose 2 7 13073100 9151170029 Piston 2 20 250000 500000030 Membran Bawah 1 10 100000 100000031 Relinning Roda 2 51 150000 765000032 Apron Single side 6 9 1811250 1630125033 Chevron belt conveyor 3 6 11518750 6911250034 Packing pintu graving dock 4 30 2200455 6601365035 Rod seal full rubber 2 40 200000 800000036 Bucket belt conveyor 1 1 6008750 600875037 Hose rubber 1 20 1750000 3500000038 Bellow 22 361 770000 27797000039 Rubber Rizing Nylon 1 1 5700000 570000040 Ring waves 3 1570 38000 5966000041 Linning rubber roll 3 8 577500 462000042 Hose assembly nonmetalik 3 11 11100000 12210000043 Rubber bellow 2 20 770000 1540000044 Pulley cotton bud 6 8 850000 680000045 Tutup pulley cotton bud 5 6 750000 450000046 Linning spiral 1 1 2500000 250000047 Rubber linning 3 4 40000000 16000000048 Reinforced Rubber hose 1 2 2543750 508750049 Synthetis EPDM 1 3 4420000 1326000050 Palet Conveyor 1 300 150000 4500000051 Rubber Bumper 1 10 569160 569160052 Spilway Seal P 6 32 2475000 7920000053 Stoplog 2 24 270000 648000054 Intake Gate 4 5 922500 461250055 Fixed Wheel 2 6 382550 229530056 Front Roller 1 40 43650 174600057 Flat stop Rb 1 20 15000 30000058 Track Shoe 5 6320 225000 142200000059 Mont Resillient 1 48 365750 1755600060 Roller Stromer 1 10 750000 750000061 Shaft 2 90 181818 1636362062 Bearing Housing 2 180 45455 818190063 Packing Bak lumpur 3 21 3900000 8190000064 Tug Boat 3 8 185250000 148200000065 Dust Seal 1 20 200000 400000066 Screen Particle sizing 1 15 909091 1363636567 Outlet Bottom 1 6 4467000 2680200068 Over Flow 1 2 3291750 658350069 Bottom Valve 1 5 6187500 3093750070 Packer 1 2 800000 160000071 Sleeve Larox 2 6 5175000 3105000072 Sluice sealing 1 10 3676500 3676500073 Boogie Wheel 1 70 1050000 7350000074 Sproket 1 24 1000000 24000000
10820201265JUMLAH
Lampiran 1
Data Jenis Produk Yang dihasilkan
Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152
152
No item Jumlah item Harga Nilai total Kum. Nilai % Kum.Kategori Kategori1 Fender 327 8264463 2702479401 2702479401 24,976239672 Tug Boat 8 185250000 1482000000 4184479401 38,672842573 Track Shoe 6320 225000 1422000000 5606479401 51,814927134 Linolium merah 11600 63000 730800000 6337279401 58,568960465 Slang air & es 4606 156000 718536000 7055815401 65,209650256 Sheet solid 539 1132625 610484875 7666300276 70,851734537 Hose 63 5000000 315000000 7981300276 73,762955798 Bellow 361 770000 277970000 8259270276 76,331946839 Rekondisi Vulkan Coupling 1 277875000 277875000 8537145276 78,90005987
10 Conical Blonded 290 700000 203000000 8740145276 80,7761802411 Rubber linning 4 40000000 160000000 8900145276 82,254895812 Pentungan Tipe T 3786 36364 137674104 9037819380 83,5272760513 Hose assembly nonmetalik 11 11100000 122100000 9159919380 84,6557208714 Belt Pulley 8 14000000 112000000 9271919380 85,6908217615 Suction Hose 7 13073100 91511700 9363431080 86,5365703516 Gasket 40 2200000 88000000 9451431080 87,3498639117 Rekondisi Elemen Elastic Coupling 2 43200000 86400000 9537831080 88,1483703218 Expantion Joint 24 3550000 85200000 9623031080 88,9357863519 Packing Bak lumpur 21 3900000 81900000 9704931080 89,6927038820 Spilway Seal P 32 2475000 79200000 9784131080 90,4246680821 Boogie Wheel 70 1050000 73500000 9857631080 91,1039530522 Chevron belt conveyor 6 11518750 69112500 9926743580 91,7426888523 Packing pintu graving dock 30 2200455 66013650 9992757230 92,3527851824 Ring waves 1570 38000 59660000 10052417230 92,9041612425 Lantai karet 1750 34091 59659250 10112076480 93,4555303826 Ring Rubber 39 1261000 49179000 10161255480 93,9100413327 Palet Conveyor 300 150000 45000000 10206255480 94,3259300828 Relinning Roller 46 900000 41400000 10247655480 94,7085477329 Sluice sealing 10 3676500 36765000 10284420480 95,0483288430 Membran Yuba jig 240 150000 36000000 10320420480 95,3810398531 Hose rubber 20 1750000 35000000 10355420480 95,7045088832 Sleeve Larox 6 5175000 31050000 10386470480 95,9914721133 Bottom Valve 5 6187500 30937500 10417407980 96,2773956334 Nose Ring 47 630500 29633500 10447041480 96,5512676235 Outlet Bottom 6 4467000 26802000 10473843480 96,7989709636 Sreen panel deck 16 1650000 26400000 10500243480 97,0429590237 Sproket 24 1000000 24000000 10524243480 97,2647663638 Flexible Coupling 2 11206000 22412000 10546655480 97,4718974439 Linning Bak Truk Engsel 9 2000000 18000000 10564655480 97,6382529440 Mont Resillient 48 365750 17556000 10582211480 97,8005050141 Shaft 90 181818 16363620 10598575100 97,9517371342 Apron Single side 9 1811250 16301250 10614876350 98,1023928343 Roll Rubber 27 577500 15592500 10630468850 98,2464982844 Rubber bellow 20 770000 15400000 10645868850 98,3888246645 Relinning Head Pulley 4 3650000 14600000 10660468850 98,5237574546 Screen Particle sizing 15 909091 13636365 10674105215 98,6497843647 Synthetis EPDM 3 4420000 13260000 10687365215 98,7723329148 Linolium biru 163 63000 10269000 10697634215 98,8672387249 Bearing Housing 180 45455 8181900 10705816115 98,9428556250 Rod seal full rubber 40 200000 8000000 10713816115 99,0167913951 Sheet Hooper 12 650000 7800000 10721616115 99,0888787852 Relinning Roda 51 150000 7650000 10729266115 99,1595798753 Roller Stromer 10 750000 7500000 10736766115 99,2288946654 Pulley cotton bud 8 850000 6800000 10743566115 99,2917400755 Over Flow 2 3291750 6583500 10750149615 99,3525845956 Stoplog 24 270000 6480000 10756629615 99,4124725757 Conveyor belt 16 385000 6160000 10762789615 99,4694031258 Bucket belt conveyor 1 6008750 6008750 10768798365 99,5249358259 Rubber Rizing Nylon 1 5700000 5700000 10774498365 99,5776150760 Rubber Bumper 10 569160 5691600 10780189965 99,6302166861 Reinforced Rubber hose 2 2543750 5087500 10785277465 99,6772352162 Piston 20 250000 5000000 10790277465 99,7234450763 Linning rubber roll 8 577500 4620000 10794897465 99,7661429864 Intake Gate 5 922500 4612500 10799509965 99,8087715865 Tutup pulley cotton bud 6 750000 4500000 10804009965 99,8503604566 Dust Seal 20 200000 4000000 10808009965 99,8873283467 Linning spiral 1 2500000 2500000 10810509965 99,9104332768 Fixed Wheel 6 382550 2295300 10812805265 99,9316463769 Front Roller 40 43650 1746000 10814551265 99,9477828670 Packer 2 800000 1600000 10816151265 99,9625700171 Vinnil Rb 15 100000 1500000 10817651265 99,9764329772 Engine Mounting 10 125000 1250000 10818901265 99,9879854473 Membran Bawah 10 100000 1000000 10819901265 99,9972274174 Flat stop Rb 20 15000 300000 10820201265 100
C
A
B
Lampiran 2
Hasil Perhitungan Analisis
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder
153