jurnal_v_3-4

13
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder 141 INFOMATEK Volume 5 Nomor 3 September 2003 PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MODEL BACKORDER Sutarman Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik-Universitas Pasundan Abstrak : Setiap perusahaan manufaktur memerlukan persediaan bahan baku, dalam proses maupun barang jadi, tanpa adanya persediaan perusahaan akan menghadapi risiko ketidakmampuan memenuhi keinginan para langganan, oleh sebab itu perlu adanya perencanaan persediaan, sedangkan perencanaan persediaan meliputi keputusan mengenai kapan harus melakukan pemesanan tehadap suatu item, serta berapa jumlah item yang harus dipesan. Adapun penyebab timbulnya persediaan dalam suatu perusahaan adalah karena adanya mekanisme pemenuhan permintaan. Permintaan terhadap suatu barang seringkali tidak serta merta dapat dipenuhi, karena pengadaan barang memerlukan tenggang waktu ( lead time), dan selama tenggang waktu itulah perlu adanya persediaan baik bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi, agar keberlangsungan aktivitas produksi dapat dijamin, dan pelayanan kepada pelanggan pun dapat terjaga dengan baik. Agar hasil analisis manajemen persediaan dalam suatu perusahaan manufaktur bisa diimplementasikan dengan baik, maka diperlukan dukungan fasilitas pergudangan, agar bahan baku bisa cepat merespon kebutuhan pabrik, dan produk jadi yang disimpan sementara akan dengan mudah merespon permintaan pelanggan. Dengan melakukan analisis dan pengkajian terhadap kasus persediaan di perusahaan, dan dengan menggunakan pendekatans model backorder, maka persoalan persediaan tersebut dapat dipecahkan sehingga diperoleh kebijakan optimum dan ongkos minimum, selain dari hal tersebut kebutuhan luas lantai yang akan mendukung terhadap kebijakan optimum persediaan pun berhasil ditetapkan. Kata Kunci : deterministic, pareto, back order, reoder point, stock-out. I. PENDAHULUAN PT.”X”&Co merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Jawa Barat yang bergerak di bidang pembuatan produk yang berbahan baku karet. Salah satu tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk menambah sumber pendapatan daerah dan turut serta dalam melaksanakan usaha-usaha pembangunan sesuai dengan fungsinya serta meningkatkan produk/jasa dan perdagangan di bidang karet. Saat ini pemesanan bahan baku hanya dilakukan bila terlihat persediaan yang dimiliki sudah hampir habis, dengan kata lain belum

Upload: sector31

Post on 07-Jun-2015

631 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal_V_3-4

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder

141

INFOMATEK

Volume 5 Nomor 3 September 2003

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MODEL BACKORDER

Sutarman

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik-Universitas Pasundan

Abstrak : Setiap perusahaan manufaktur memerlukan persediaan bahan baku, dalam proses maupun barang jadi, tanpa adanya persediaan perusahaan akan menghadapi risiko ketidakmampuan memenuhi keinginan para langganan, oleh sebab itu perlu adanya perencanaan persediaan, sedangkan perencanaan persediaan meliputi keputusan mengenai kapan harus melakukan pemesanan tehadap suatu item, serta berapa jumlah item yang harus dipesan. Adapun penyebab timbulnya persediaan dalam suatu perusahaan adalah karena adanya mekanisme pemenuhan permintaan. Permintaan terhadap suatu barang seringkali tidak serta merta dapat dipenuhi, karena pengadaan barang memerlukan tenggang waktu ( lead time), dan selama tenggang waktu itulah perlu adanya persediaan baik bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi, agar keberlangsungan aktivitas produksi dapat dijamin, dan pelayanan kepada pelanggan pun dapat terjaga dengan baik. Agar hasil analisis manajemen persediaan dalam suatu perusahaan manufaktur bisa diimplementasikan dengan baik, maka diperlukan dukungan fasilitas pergudangan, agar bahan baku bisa cepat merespon kebutuhan pabrik, dan produk jadi yang disimpan sementara akan dengan mudah merespon permintaan pelanggan. Dengan melakukan analisis dan pengkajian terhadap kasus persediaan di perusahaan, dan dengan menggunakan pendekatans model backorder, maka persoalan persediaan tersebut dapat dipecahkan sehingga diperoleh kebijakan optimum dan ongkos minimum, selain dari hal tersebut kebutuhan luas lantai yang akan mendukung terhadap kebijakan optimum persediaan pun berhasil ditetapkan.

Kata Kunci : deterministic, pareto, back order, reoder point, stock-out. I. PENDAHULUAN

PT.”X”&Co merupakan salah satu Badan Usaha

Milik Daerah Provinsi Jawa Barat yang bergerak

di bidang pembuatan produk yang berbahan

baku karet. Salah satu tujuan didirikannya

perusahaan ini adalah untuk menambah sumber

pendapatan daerah dan turut serta dalam

melaksanakan usaha-usaha pembangunan

sesuai dengan fungsinya serta meningkatkan

produk/jasa dan perdagangan di bidang karet.

Saat ini pemesanan bahan baku hanya

dilakukan bila terlihat persediaan yang dimiliki

sudah hampir habis, dengan kata lain belum

Page 2: Jurnal_V_3-4

Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152

142

ada sistem untuk menentukan jumlah dan saat

pemesanan yang tepat, akibatnya persediaan

sering mengalami kekurangan atau kelebihan

dari kebutuhan.

Selain masalah persediaan, pergudangan pun

perlu mendapat perhatian, karena fungsi dari

aktifitas gudang adalah menerima, menyimpan,

mengkoordinasikan fungsi gudang dengan

pengendalian barang dan mengeluarkan barang

untuk digunakan atau dikirim kebagian lain.

Kondisi gudang di perusahaan ini belum

memperhatikan prinsip-prinsip penyimpanan

yang baik, sesuai yang dibutuhkan oleh

material. Tata letak fasilitas gudang yang belum

teratur juga kurang mendukung fungsi gudang

yang sebenarnya.

Oleh karena itu untuk mengatasi dua kendala

utama tersebut perusahaan membutuhkan

perencanaan dan pengendalian persediaan

yang efektif serta memperhatikan masalah

gudang yang selama ini belum sesuai dengan

pinsip-prinsip penyimpanan yang baik, agar

mampu memenuhi permintaan konsumen.

Berdasarkan tema sentral masalah di atas,

maka masalah pokok dalam penelitian ini

diformulasikan sebagai berikut : (1) bagaimana

merencanakan kebutuhan bahan baku sehingga

diperoleh biaya persediaan seminimal mungkin

(2) bagaimana pengaturan penyimpanan bahan

baku di gudang agar sesuai dengan prinsip-

prinsip penyimpanan yang benar, sehingga

mendukung fungsi persediaan.

II. MANAJEMEN PERSEDIAAN 2.1 Pengertian Persediaan

Setiap perusahaan, baik jasa maupun

manufaktur, selalu memerlukan persediaan,

tanpa persediaan perusahaan akan dihadapkan

pada risiko jika suatu ketika tidak dapat

memenuhi keinginan pelanggan. Hal ini bisa

terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa

selalu tersedia pada setiap saat, dan jika hal ini

terjadi akan berakibat perusahaan akan

kehilangan kesempatan memperoleh

keuntungan.

Fogarty [1] menyatakan bahwa :

Inventory includes all those goods and

material that are used in the production

and distribution processes raw material,

component parts, subassemblies, and

finished product are all part of inventory as

are the various supplies required in the

production and distribution process “

Sedangkan Biegel [2] menyatakan :

Inventory may be define as material held

in storage for later use or sale “

Tersine [3] menyatakan pula bahwa :

Inventory as material held is an idle or

incomplete state a waiting future sale or

use or in most general sense, inventory is

an idle resource”

Page 3: Jurnal_V_3-4

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder

143

Adapun fungsi persediaan ditentukan oleh 4

faktor, yaitu (1) the time factor, (2 )the

discontinuity factor, (3) the uncertainty factor, (4)

the economic factor

Sedangkan Smith [4] menyatakan bahwa :

“Inventory Control is the activities and

techniques of maintaining the stock of

items at desired levels, whether they be

raw materials, work in process, or finished

products”

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka

manajemen persediaan dapat diartikan sebagai

serangkaian kebijakan dan pengendalian yang

menentukan ukuran dan mengawasi tingkat

persediaan, kapan persediaan harus disediakan

dan berapa jumlah yang harus disiapkan.

Dengan demikian sistem ini bertujuan untuk

menetapkan dan menjamin tersedianya barang

dan jasa secara tepat jumlah dan tepat waktu.

Sedangkan Rangkuty [5] menyatakan bahwa

gunanya persediaan bahan baku dan barang

jadi, untuk : (1) menghilangkan risiko

keterlambatan datangnya barang yang

dibutuhkan perusahaan, (2) menghilangkan

risiko pengembalian mutu barang yang tidak

baik sehingga harus dikembalikan, (3)

mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan

secara musiman, (3) mempertahankan stabilitas

operasi perusahaan atau menjamin kelancaran

arus produksi, (4) mencapai penggunaan mesin

yang optimal, (5) memberikan pelayanan

kepada langganan dengan sebaik-baiknya

dimana keinginan langganan pada suatu waktu

dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan

tetap tersedianya barang jadi tersebut.

2.2 Fungsi Persediaan

Persediaan timbul disebabkan oleh tidak

sinkronnya permintaan dengan penyediaan dan

waktu yang digunakan untuk memproses bahan

baku. Untuk menjaga keseimbangan permintaan

dengan penyediaan bahan baku dan waktu

proses, maka diperlukan persediaan. Oleh

karena itu, Yamit [6] menyatakan terdapat

empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi

perlunya persediaan, yaitu faktor waktu, bisa

terjadi adanya ketidakpastian waktu datang,

faktor ketidakpastian penggunaan dalam pabrik,

dan faktor ekonomis.

Faktor waktu menyangkut lamanya proses

produksi dan distribusi sebelum barang jadi

sampai kepada konsumen, oleh sebab itulah

maka persediaan dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan selama waktu tunggu (lead time).

2.3 Macam-macam biaya persediaan

Persediaan merupakan salah satu pos modal

kerja yang cukup penting karena kebanyakan

modal usaha perusahaan adalah dari

persediaan. Pada perusahaan industri,

persediaan tersebut dapat berupa bahan

mentah (RawMaterial), barang dalam proses

(Work in Process) maupun barang jadi (Finished

good). Kekurangan atau kelebihan persediaan

Page 4: Jurnal_V_3-4

Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152

144

merupakan gejala yang kurang baik.

Kekurangan dapat berakibat larinya langganan

sedangkan kelebihan persediaan dapat

berakibat pemborosan atau tidak efisien.

Oleh karena itu manajemen perusahaan

berusaha agar jumlah persediaan yang ada

dapat menjamin kelancaran proses produksi

sehingga total cost yang berhubungan dengan

persediaan dapat minimal. Perhitungan total

cost dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor

pembentuk biaya dari persediaan seperti

:HoldingCarrying cost, Ordering cost, serta stock

out cost.

Biaya persediaan adalah merupakan

keseluruhan biaya operasi atas sistem

persediaan. Biaya persediaan didasarkan pada

parameter ekonomis yang relevan dengan jenis

biaya, adalah terdiri dari ;(1) purchasee cost,

adalah harga yang harus dibayar untuk setiap

unit barang, (2) order cost/setup cost, adalah

biaya yang timbul untuk mengadakan barang

yang berasal dari pembelian pesanan dari

pemasok atau biaya persiapan (setup cost)

apabila item dipoduksi di dalam perusahaan, (3)

carrying cost, adalah biaya yang dikeluarkan

atas investasi dalam persediaan dan

pemeliharaan maupun investasi secara fisik

untuk menyimpan persediaan dapat berupa

biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan

persediaan, keuangan dan semua biaya yang

dikeluarkan untuk memelihara persediaan, (4)

stockout cost, adalah konsekuensi ekonomis

atas kekurangan dari luar maupun dari dalam

perusahaan.

2.4 Metode Analisis ABC

Pada umumnya persediaan terdiri dari berbagai

jenis barang yang sangat banyak jumlahnya.

Masing-masing jenis barang membutuhkan

analisis tersendiri untuk mengetahui besarnya

order size dan order point. Berbagai macam

jenis barang yang ada dalam persediaan

tersebut tidak seluruhnya memiliki tingkat

prioritas yang sama, sehingga untuk

mengetahui jenis-jenis barang mana saja yang

perlu mendapat prioritas, kita dapat

menggunakan analisis ABC. Analisis ABC ini

dapat mengklasifikasikan seluruh jenis barang

berdasarkan tingkat kepentingannya.

Kurva ABC digunakan oleh para manajer untuk

menentukan dimana analisis detail harus

difokuskan. Dengan demikian metode

analisisnya adalah dengan cara

mengelompokkannya menjadi tiga bagian yaitu :

1) Kategori A adalah barang yang memiliki nilai

uang antara 75-80% dari nilai uang total,

tetapi hanya berjumlah antara 15-20% dari

seluruh item persediaan.

2) Kategori B adalah barang yang memiliki

nilai uang antara 10-15% dari nilai uang

total, tetapi hanya berjumlah antara 20-25%

dari seluruh item persediaan.

3) Kategori C adalah barang yang memiliki

nilai uang antara 5-10% dari nilai uang total,

Page 5: Jurnal_V_3-4

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder

145

tetapi hanya berjumlah antara 60-65% dari

seluruh item persediaan.

2.5 Model Backorder

Back order terjadi ketika permintaan pelanggan

tidak dapat dipenuhi dari persediaan yang ada

dan pelanggan menyetujui untuk menunggu

pengiriman pesanan berikutnya. Hal ini berarti

perusahaan tidak akan kehilangan penjualan.

Dalam gambar-1 ditunjukan tingkat persediaan

dalam model backorder, dimana kekurangan

persediaan adalah J unit dan persediaan

maksimum adalah M atau Q – J. Jika

permintaan per hari adalah R, maka persediaan

maksimum hanya dapat memenuhi permintaan

selama M/R hari. Setelah itu backorder mulai

terjadi, sebab permintaan tidak dapat dipenuhi

dari persediaan. Jumlah maksimum backorder

adalah sebesar J unit, dan siklus persediaan

akan menjadi Q/R hari. Sebelum tingkat

persediaan mencapai J unit, pemesanan

dilakukan untuk menerima sebesar Q unit dan

tingkat persediaan akan naik sebesar Q unit dari

J hingga titik M. Jumlah J unit pertama dalam

pemesanan digunakan untuk memenuhi

permintaan konsumen yang belum terpenuhi.

Gambar 2.3 menunjukkan pula bahwa, rata-rata

persediaan adalah M/2. Waktu kehabisan

persediaan adalah M/R, dengan demikian biaya

simpan per siklus adalah H ( M/2 )( M/R ) =

2HM /2R. Dengan kata lain, biaya backorder

atau K = (rata-rata backorder ) ( periode

backorder ).

Maksimum persediaan adalah M = Q – J,

dengan demikian rata-rata persediaan adalah (

Q – J ) / 2. Sedangkan periode backorder =

Q/R – M/R atau ( Q – M )/R. Biaya backorder

per siklus dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut: K[( Q – J )/2][( Q – J )/R]

.2/) J - Q (K 2 R= .Dengan jumlah siklus per

tahun = R/Q, dapat dibuat persamaan total

biaya tahunan ( TAC )

a. Total Biaya Tahunan ( TAC )

atau2Q'

KJ

2Q

J)-(Q H

Q

RC PR TAC

22

+++= ……….. (1)

22

2Q

M)-Q (K

2Q

(M) H

Q

RC PR TAC +++= .............. (2)

TAC = ( biaya pembelian) + (biaya pesan) +

(biaya simpan) + (biaya backorder)

R = Jumlah unit kebutuhan per tahun; P = Biaya

pembelian per unit atau harga beli per unit, C =

Biaya pesan setiap kali pemesanan. H = Biaya

simpan per unit per tahun, Q = Jumlah unit

setiap kali pemesanan, J = Jumlah unit

maksimum backorder, K = Biaya backorder per

unit per tahun, M = Maksimum persediaan

backorder

Page 6: Jurnal_V_3-4

Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152

146

Gambar 1

Persediaan Model Backorder Sumber:Zulian Yamit,”Manajemen Persediaan”,2003

Dalam persamaan tersebut , Q dan J adalah

variable keputusan. Secara bersama variable Q

dan J dapat menentukan maksimum persediaan

backorder = Q – J atau M = Q – J.

1) Biaya Pembelian

Jika diketahui bahwa jumlah unit kebutuhan per

tahun adalah (R) dan biaya pembelian per unit

atau harga beli per unit (P) maka biaya

pembelian secara matematis dapat ditulis

sebagai berikut :

Biaya pembelian = P.R …………………. (3)

2) Biaya Pesan

Jika diketahui bahwa jumlah unit kebutuhan per

tahun adalah (R) dan biaya pesan setiap kali

pemesanan adalah (C) serta jumlah unit setiap

kali pemesanan adalah (Q), maka biaya pesan

secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Q

RC Pesan Biaya = ………………. (4)

3) Biaya Simpan

Jika diketahui bahwa biaya simpan per unit per

tahun adalah (H) dan maksimum persediaan

backorder (M) serta jumlah unit setiap kali

pemesanan adalah (Q), maka biaya simpan

secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

2Q

H(M) Simpan Biaya

2

= ……….…… (5)

4) Biaya Backorder

Jika diketahui bahwa biaya backorder per unit

per tahun adalah (K) dan maksimum persediaan

backorder (M) serta jumlah unit setiap kali

pemesanan adalah (Q), maka biaya simpan

secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Q2

M)-K(Q Backorder Biaya

2

= …………...(6)

5) Total biaya Tahunan

Setelah kita menghitung biaya pembelian, biaya

pesan, biaya simpan, dan biaya backorder.

Maka dapat dihitung total biaya tahunan (TAC)

dengan menjumlahkan keempat biaya tesebut.

Dan secara matematis total biaya tahunan

(TAC) dapat dinyatakan :

2Q

M)K(Q

2Q

H(M)

Q

RC PR TAC

22 −+++= ...…… (7)

Page 7: Jurnal_V_3-4

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder

147

b. Kebijakan Optimum

1) Jumlah unit setiap kali pemesanan optimum (Q*)

Jika diketahui jumlah unit kebutuhan per tahun

(R), dan biaya pesan setiap kali pemesanan (C),

serta biaya simpan per unit per tahun (H) dan

biaya backorder per unit per tahun (K), maka

jumlah unit tiap kali pemesanan yang optimum

adalah :

K

KH

H

2RC *Q

+= ……………… (8)

2) Jumlah unit maksimum backorder optimum (J*)

Jika dikatahui biaya simpan per unit per tahun

(H) dan biaya backorder per unit per tahun (K),

serta jumlah unit setiap kali pemesanan

optimum (Q*), maka jumlah unit maksimum

backorder optimum adalah :

K H

*HQ *J

+= ………………….. (9)

3) Maksimum persediaan Backorder optimum (M*)

Jika diketahui jumlah unit kebutuhan per tahun

(R), dan biaya pesan setiap kali pemesanan (C),

seta biaya simpan pe unit per tahun (H) dan

biaya backorder per unit per tahun (K), maka

maksimum persediaan backorder yang optimum

adalah :

*J - *Q *Matau HK

K

H

2RC *M =

+= ........ (10)

c. Perhitungan Total Biaya Tahunan Minimum

Dari persamaan- persamaan yang diformulasi

sebelumnya, maka total biaya minimum =TAC,

dapat dihitung,, sehingga perhitungan total

biaya tahunan minimum dapat ditulis sebagai

berikut :

*2Q

M*)*K(Q

*2Q

H(M*)

*Q

RC PR TAC

22 −+++= …... (11)

d. Perhitungan Siklus Optimum

Setelah kita mengetahui jumlah unit setiap kali

pemesanan optimum (Q*) dan mengetahui

jumlah unit kebutuhan per tahun (R) maka

langkah selanjutnya adalah menghitung siklus

optimum dimana perhitungannya didapatkan

dari persamaan berikut :

Siklus Optimum (S*) =R

*Q …. (12)

e. Frekuensi Pemesanan Optimum per Tahun (F*)

Untuk menghitung fekuensi pemesanan

optimum per tahun didapatkan persamaan :

F*=*Q

R …………… (13)

f. Perhitungan Reroder Point

Perhitungan Reroder Point didapatkan dari

persamaan:

Page 8: Jurnal_V_3-4

Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152

148

*JN

RL B −= ..……………… (14)

Dimana : L = Lead Time dan N = Jumlah hari operasi per tahun

III. APLIKASI NUMERIK

3.1 Prioritas Penanganan Persediaan

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini

terdiri dari 74 jenis ( lihat lampiran-1), dan jenis

produk tersebut memiliki jumlah dan harga yang

bervariasi, sehingga dalam menangani

persediaannya diperlukan prioritas, metode

yang digunakan dalam menentukan prioritas

penanganan persediaan produk tersebut adalah

Analisis ABC dari Pareto, dan hasilnya seperti

tersaji dalam lampiran-2. Berdasarkan hasil

perhitungan tersebut diperoleh 10 produk yang

berkategori A, artinya produk-produk inilah

menjadi prioritas yang harus ditangani secara

intensif agar perusahaan mampu

mengendalikan persediaan dengan jumlah yang

kecil (20 jenis) tetapi memiliki nilai yang besar

(80%), dengan demikian bahan baku yang

diperlukan oleh produk tersebut pun dapat

ditentukan.

Tabel 1

Produk dan Bahan baku Prioritas

Berdasarkan Tabel1 tersebut, ternyata terdapat

4 jenis bahan baku yang menjadi prioritas

penanganan yaitu (1) sheet III PTP, (2) sheet III

Rakyat, (3) Kosyn KBR-01, dan (4) TPC.

3.2 Kebijakan Optimum

Kebijakan optimum manajemen persediaan

tergantung dari besarnya permintaan terhadap

produk yang dihasilkan, dan besarnya

permintaan tersebut merupakan hasil

peramalan. Sedangkan metode peramalan yang

digunakan berdasarkan plot data permintaan

karet dengan menggunakan 3 jenis peramalan

yaitu : Single Exponential Smoothing With Trend

( SEST ), Double Exponential Smoothing With

Trend ( DEST ), dan Regresi Linier.

Metode peramalan terpilih berdasarkan MSE

terkecil, dengan menggunakan Software Win

QSB maka didapat metode peramalan terpilih

yaitu Regresi Linier. Adapun ramalan

permintaan untuk 4 bahan baku untuk 2005

adalah, (1) sheet III PTP: 436 kg, (2) sheet III

Rakyat : 21.849 kg, (3) Kosyn KBR-01 :3.084 kg

dan (4) sheet I :1.225 kg.

Selanjutnya, manajemen persediaan pun

memerlukan ongkos-ongkos, yaitu (1) ongkos

pembelian, (2) ongkos pesan, (3) ongkos

simpan, (4) ongkos kekurangan persediaan,

besarnya ongkos-ongkos dimaksud tertera pada

Tabel 2.

Page 9: Jurnal_V_3-4

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder

149

Tabel 2

Elemen ongkos Persediaan

Ongkos-ongkos

Bahan Baku Beli

(Rp/kg) Pesan

(Rp/kali) Simpan

(Rp/unit/th) Kekurangan

(Rp)

Sheet III PTP 12.500 22.400 25.925 32.000

Sheet III Rakyat 8.250 22.400 25.900 26.475

KosynKBR-01 17.500 22.400 25.975 38.500

TPC 10.500 22.400 25.925 29.400

Perhitungan Kebijakan Optimum yang dilakukan

adalah meliputi, kuantitas dan besarnya ongkos,

adapun optimasi jumlah meliputi (1) jumlah unit

optimum setiap kali pemesanan, (2) jumlah unit

maksimum backorder optimum, (3) persediaan

maksimum backorder yang optimum, (4) Siklus

optimum dari pengendalian persediaan, (5)

Frekuensi Pemesanan, dan (6) Reorder Point,

dengan lead time 2 hari, dan hasil

perhitungannya dapat dilihat pada Table 3 .

Tabel 3

Hasil Perhitungan Kebijakan Optimum Kuantitas

Kebijakan Optimum Kuantitas Bahan Baku Q*

(kg) J*

(kg) M* (kg)

S* (hari)

F* (kali)

B (kg)

Sheet III PTP 36 15 21 25 12 -12

SheetIII Rakyat 140 62 78 7 45 -21

KosynKBR-01 90 33 57 9 33 -4

TPC 61 26 35 15 20 -18

Keterangan : Q* adalah jumlah unit untuk setiap kali pemesanan yang optimum, J* adalah jumlah unit maksimum Backorder optimum, M* adalah maksimum persediaan backorder yang optimum, S* adalah siklus optimum, F* adalah frekuensi pemesanan, dan B : Reorder Point.

Sedangkan dampak dari optimasi kuantitas

adalah dapat ditentukannya ongkos-ongkos

minimum, meliputi (1) biaya pembelian, (2)

biaya pemesanan, (3) biaya simpan, dan (4)

biaya backorder, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Ongkos Persediaan Model Backorder

Komponen Ongkos Persediaan Bahan Baku R(kg) P(Rp) C(Rp) H(Rp) K(Rp)

TAC

Sheet III PTP 435 12500 22400 25.925 32.000 99.475 SheetIII Rakyat 6288 8250 22400 25.900 26.475 89.658 KosynKBR-01 2966 17500 22400 25.975 38.500 111.025 TPC 1226 10500 22400 25.925 29.400 94.855

Keterangan : R adalah kebutuhan untuk 1 tahun yang akan datang, P yaitu biaya pembelian, C adalah biaya pesan, H yaitu biaya simpan, K adalah biaya kekurangan persediaan dan TAC adalah total biaya persediaan tahunan.

Page 10: Jurnal_V_3-4

Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152

150

IV. KESIMPULAN

Kebijakan pemesanan pada perusahaan

dengan Product Posistioning Strategy Make To

Order memegang peranan yang sangat penting,

karena harus disesuaikan dengan kendala yang

ada, hasil pengolahan data dan analisis

pemecahan masalah dapat disimpulkan bahwa :

1. Menurut hasil perhitungan,dengan

menggunakan metode ABC di dapat 4 jenis

bahan baku yaitu Sheet III PTP, Sheet III

Rakyat, Kosyn KBR-01dan TPC, yang

merupakan bahan baku dari produk yang

diprioritaskan di perusahaan.

2. Menurut hasil perhitungan menggunakan

metode Q model backorder pada bahan

baku yang diperlukan oleh produk yang

memiliki prioritas penanganan persediaan,

dapat disimpulkan bahwa pemesanan

dengan ukuran tertentu yang dilakukan

pada saat persediaan mencapai reorder

pointnya , akibatnya perusahaan dapat

memenuhi permintaan konsumen, dengan

tidak akan mengalami kelebihan atau

kekurangan bahan baku.

V. DAFTAR RUJUKAN

[1] Fogarty, Blackstone, Hoffmann, 1991 :

Production and Inventory Management,

Cincinnati, South-Western Publishing Co.

Ohio

[2] Biegel, John E. 1992 : Pengendalian

Produksi Suatu Pendekatan Kuantitatif,

terjemahan Cornel Naibaho, CV Akiademika

Pressindo Jakarta

[3] Tersine, Richard.J 1994: Inventory and

Material Management, 3rd Edition, Elsevier

Publishing, USA.

[4] Smith, B. Spencer, 1989 : Computer-Based

Production and Inventory Control, Prentice

Hall International, Inc.

[5] Rangkuti Freddy 1998, : Manajemen

Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis,Edisi

ketiga, PT Raja Grafindo, Jakarta.

[6] Yamit Zulian 2003 : Manajemen

Persediaan, Penerbit Ekonisia Fakultas

Ekonomi UII, Yogyakarta.

Page 11: Jurnal_V_3-4

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder

151

No item Banyaknya Pemintaan Jumlah item Harga Nilai total1 Linning Bak Truk Engsel 9 9 2000000 180000002 Pentungan Tipe T 6 3786 36364 1376741043 Relinning Head Pulley 1 4 3650000 146000004 Relinning Roller 6 46 900000 414000005 Conical Blonded 16 290 700000 2030000006 Vinnil Rb 1 15 100000 15000007 Membran Yuba jig 3 240 150000 360000008 Rekondisi Vulkan Coupling 1 1 277875000 2778750009 Rekondisi Elemen Elastic Coupling 1 2 43200000 8640000010 Sheet solid 26 539 1132625 61048487511 Fender 11 327 8264463 270247940112 Linolium merah 33 11600 63000 73080000013 Linolium biru 5 163 63000 1026900014 Sheet Hooper 1 12 650000 780000015 Lantai karet 9 1750 34091 5965925016 Gasket 3 40 2200000 8800000017 Hose 10 63 5000000 31500000018 Slang air & es 5 4606 156000 71853600019 Flexible Coupling 2 2 11206000 2241200020 Sreen panel deck 2 16 1650000 2640000021 Roll Rubber 9 27 577500 1559250022 Conveyor belt 12 16 385000 616000023 Ring Rubber 5 39 1261000 4917900024 Nose Ring 4 47 630500 2963350025 Engine Mounting 1 10 125000 125000026 Belt Pulley 3 8 14000000 11200000027 Expantion Joint 12 24 3550000 8520000028 Suction Hose 2 7 13073100 9151170029 Piston 2 20 250000 500000030 Membran Bawah 1 10 100000 100000031 Relinning Roda 2 51 150000 765000032 Apron Single side 6 9 1811250 1630125033 Chevron belt conveyor 3 6 11518750 6911250034 Packing pintu graving dock 4 30 2200455 6601365035 Rod seal full rubber 2 40 200000 800000036 Bucket belt conveyor 1 1 6008750 600875037 Hose rubber 1 20 1750000 3500000038 Bellow 22 361 770000 27797000039 Rubber Rizing Nylon 1 1 5700000 570000040 Ring waves 3 1570 38000 5966000041 Linning rubber roll 3 8 577500 462000042 Hose assembly nonmetalik 3 11 11100000 12210000043 Rubber bellow 2 20 770000 1540000044 Pulley cotton bud 6 8 850000 680000045 Tutup pulley cotton bud 5 6 750000 450000046 Linning spiral 1 1 2500000 250000047 Rubber linning 3 4 40000000 16000000048 Reinforced Rubber hose 1 2 2543750 508750049 Synthetis EPDM 1 3 4420000 1326000050 Palet Conveyor 1 300 150000 4500000051 Rubber Bumper 1 10 569160 569160052 Spilway Seal P 6 32 2475000 7920000053 Stoplog 2 24 270000 648000054 Intake Gate 4 5 922500 461250055 Fixed Wheel 2 6 382550 229530056 Front Roller 1 40 43650 174600057 Flat stop Rb 1 20 15000 30000058 Track Shoe 5 6320 225000 142200000059 Mont Resillient 1 48 365750 1755600060 Roller Stromer 1 10 750000 750000061 Shaft 2 90 181818 1636362062 Bearing Housing 2 180 45455 818190063 Packing Bak lumpur 3 21 3900000 8190000064 Tug Boat 3 8 185250000 148200000065 Dust Seal 1 20 200000 400000066 Screen Particle sizing 1 15 909091 1363636567 Outlet Bottom 1 6 4467000 2680200068 Over Flow 1 2 3291750 658350069 Bottom Valve 1 5 6187500 3093750070 Packer 1 2 800000 160000071 Sleeve Larox 2 6 5175000 3105000072 Sluice sealing 1 10 3676500 3676500073 Boogie Wheel 1 70 1050000 7350000074 Sproket 1 24 1000000 24000000

10820201265JUMLAH

Lampiran 1

Data Jenis Produk Yang dihasilkan

Page 12: Jurnal_V_3-4

Infomatek Volume 5 Nomor 3 September 2003 : 141-152

152

No item Jumlah item Harga Nilai total Kum. Nilai % Kum.Kategori Kategori1 Fender 327 8264463 2702479401 2702479401 24,976239672 Tug Boat 8 185250000 1482000000 4184479401 38,672842573 Track Shoe 6320 225000 1422000000 5606479401 51,814927134 Linolium merah 11600 63000 730800000 6337279401 58,568960465 Slang air & es 4606 156000 718536000 7055815401 65,209650256 Sheet solid 539 1132625 610484875 7666300276 70,851734537 Hose 63 5000000 315000000 7981300276 73,762955798 Bellow 361 770000 277970000 8259270276 76,331946839 Rekondisi Vulkan Coupling 1 277875000 277875000 8537145276 78,90005987

10 Conical Blonded 290 700000 203000000 8740145276 80,7761802411 Rubber linning 4 40000000 160000000 8900145276 82,254895812 Pentungan Tipe T 3786 36364 137674104 9037819380 83,5272760513 Hose assembly nonmetalik 11 11100000 122100000 9159919380 84,6557208714 Belt Pulley 8 14000000 112000000 9271919380 85,6908217615 Suction Hose 7 13073100 91511700 9363431080 86,5365703516 Gasket 40 2200000 88000000 9451431080 87,3498639117 Rekondisi Elemen Elastic Coupling 2 43200000 86400000 9537831080 88,1483703218 Expantion Joint 24 3550000 85200000 9623031080 88,9357863519 Packing Bak lumpur 21 3900000 81900000 9704931080 89,6927038820 Spilway Seal P 32 2475000 79200000 9784131080 90,4246680821 Boogie Wheel 70 1050000 73500000 9857631080 91,1039530522 Chevron belt conveyor 6 11518750 69112500 9926743580 91,7426888523 Packing pintu graving dock 30 2200455 66013650 9992757230 92,3527851824 Ring waves 1570 38000 59660000 10052417230 92,9041612425 Lantai karet 1750 34091 59659250 10112076480 93,4555303826 Ring Rubber 39 1261000 49179000 10161255480 93,9100413327 Palet Conveyor 300 150000 45000000 10206255480 94,3259300828 Relinning Roller 46 900000 41400000 10247655480 94,7085477329 Sluice sealing 10 3676500 36765000 10284420480 95,0483288430 Membran Yuba jig 240 150000 36000000 10320420480 95,3810398531 Hose rubber 20 1750000 35000000 10355420480 95,7045088832 Sleeve Larox 6 5175000 31050000 10386470480 95,9914721133 Bottom Valve 5 6187500 30937500 10417407980 96,2773956334 Nose Ring 47 630500 29633500 10447041480 96,5512676235 Outlet Bottom 6 4467000 26802000 10473843480 96,7989709636 Sreen panel deck 16 1650000 26400000 10500243480 97,0429590237 Sproket 24 1000000 24000000 10524243480 97,2647663638 Flexible Coupling 2 11206000 22412000 10546655480 97,4718974439 Linning Bak Truk Engsel 9 2000000 18000000 10564655480 97,6382529440 Mont Resillient 48 365750 17556000 10582211480 97,8005050141 Shaft 90 181818 16363620 10598575100 97,9517371342 Apron Single side 9 1811250 16301250 10614876350 98,1023928343 Roll Rubber 27 577500 15592500 10630468850 98,2464982844 Rubber bellow 20 770000 15400000 10645868850 98,3888246645 Relinning Head Pulley 4 3650000 14600000 10660468850 98,5237574546 Screen Particle sizing 15 909091 13636365 10674105215 98,6497843647 Synthetis EPDM 3 4420000 13260000 10687365215 98,7723329148 Linolium biru 163 63000 10269000 10697634215 98,8672387249 Bearing Housing 180 45455 8181900 10705816115 98,9428556250 Rod seal full rubber 40 200000 8000000 10713816115 99,0167913951 Sheet Hooper 12 650000 7800000 10721616115 99,0888787852 Relinning Roda 51 150000 7650000 10729266115 99,1595798753 Roller Stromer 10 750000 7500000 10736766115 99,2288946654 Pulley cotton bud 8 850000 6800000 10743566115 99,2917400755 Over Flow 2 3291750 6583500 10750149615 99,3525845956 Stoplog 24 270000 6480000 10756629615 99,4124725757 Conveyor belt 16 385000 6160000 10762789615 99,4694031258 Bucket belt conveyor 1 6008750 6008750 10768798365 99,5249358259 Rubber Rizing Nylon 1 5700000 5700000 10774498365 99,5776150760 Rubber Bumper 10 569160 5691600 10780189965 99,6302166861 Reinforced Rubber hose 2 2543750 5087500 10785277465 99,6772352162 Piston 20 250000 5000000 10790277465 99,7234450763 Linning rubber roll 8 577500 4620000 10794897465 99,7661429864 Intake Gate 5 922500 4612500 10799509965 99,8087715865 Tutup pulley cotton bud 6 750000 4500000 10804009965 99,8503604566 Dust Seal 20 200000 4000000 10808009965 99,8873283467 Linning spiral 1 2500000 2500000 10810509965 99,9104332768 Fixed Wheel 6 382550 2295300 10812805265 99,9316463769 Front Roller 40 43650 1746000 10814551265 99,9477828670 Packer 2 800000 1600000 10816151265 99,9625700171 Vinnil Rb 15 100000 1500000 10817651265 99,9764329772 Engine Mounting 10 125000 1250000 10818901265 99,9879854473 Membran Bawah 10 100000 1000000 10819901265 99,9972274174 Flat stop Rb 20 15000 300000 10820201265 100

C

A

B

Lampiran 2

Hasil Perhitungan Analisis

Page 13: Jurnal_V_3-4

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder

153