jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel43d60967e8c4a... · web viewdesain...

17
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI SISWA SMA NEGERI DI KOTA MALANG 1 Atok Masofyan Hadi, 2 Prof. Dr. A Duran Corebima, M.Pd, dan 3 Dr. Murni Saptasari, M.Si Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh strategi PBL terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang menggunakan strategi PBL dan kelas kontrol yang menggunakan strategi konvensional. Analisis data menggunakan Anakova yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian untuk melihat keterlaksanaan sintaks pembelajaran menggunakan uji regresi serta melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh strategi PBL terhadap kemampuan berpikir kritis biologi siswa SMA Negeri di Kota Malang (2) Ada pengaruh strategi PBL terhadap pemahaman konsep biologi siswa SMA Negeri di Kota Malang. Kata kunci: kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep, PBL. Biologi merupakan salah satu pelajaran yang diberikan pada jenjang SMA pada jurusan IPA. Dalam pelajaran biologi selain pemahaman terhadap konsep juga ditekankan pada pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. Salah satu kemampuan berpikir yang perlu dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis. Menurut Schafferman (1999) dalam Sriwedari (2011:3) bahwa perencanaan IPA oleh guru untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa adalah suatu keharusan. Beberapa staretegi pembelajaran 1 Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 2 Dosen Pembimbing I dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 3 Dosen Pembimbing II dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

Upload: vodung

Post on 17-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN

KONSEP BIOLOGI SISWA SMA NEGERI DI KOTA MALANG

1Atok Masofyan Hadi, 2Prof. Dr. A Duran Corebima, M.Pd, dan 3Dr. Murni Saptasari, M.Si

Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri MalangEmail: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh strategi PBL terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang menggunakan strategi PBL dan kelas kontrol yang menggunakan strategi konvensional. Analisis data menggunakan Anakova yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian untuk melihat keterlaksanaan sintaks pembelajaran menggunakan uji regresi serta melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh strategi PBL terhadap kemampuan berpikir kritis biologi siswa SMA Negeri di Kota Malang (2) Ada pengaruh strategi PBL terhadap pemahaman konsep biologi siswa SMA Negeri di Kota Malang.

Kata kunci: kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep, PBL.

Biologi merupakan salah satu pelajaran yang diberikan pada jenjang SMA pada jurusan IPA. Dalam pelajaran biologi selain pemahaman terhadap konsep juga ditekankan pada pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. Salah satu kemampuan berpikir yang perlu dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis. Menurut Schafferman (1999) dalam Sriwedari (2011:3) bahwa perencanaan IPA oleh guru untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa adalah suatu keharusan. Beberapa staretegi pembelajaran yang diterapkan saat ini nampaknya belum mampu mamfasilitasi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berbagai aktivitas belajar masih didominasi oleh guru sehingga keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Dengan demikian, peluang siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir juga masih rendah.

Pemberdayaan kemampuan berpikir kritis penting dikembangkan untuk siswa. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Liliasari (2000) dalam Ratnasari (2011) menjelaskan bahwa dengan berpikir kritis dapat meningkatkan keterampilan verbal dan analitik dapat meningkatkan cara mengekspresi gagasan yang dapat berguna untuk meningkatkan pemahaman. Selain itu berpikir kritis juga penting untuk refleksi diri, yakni memberikan arti dalam kehidupan/struktur dalam kehidupan dengan mencari kebenaran dan refleksi nilai dan keputusan diri sendiri.

Aktivitas belajar yang kurang melibatkan siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir seperti tampak di SMA Negeri di Kota Malang. Berdasarkan observasi yang dilakukan pembelajaran yang diterapkan sudah menerapkan strategi multistrategi, namun metode yang paling sering digunakan adalah ceramah dan tanya jawab. Selain itu, siswa cenderung tidak mampu

1Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang2 Dosen Pembimbing I dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang3 Dosen Pembimbing II dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

2

menyampaikan pendapatnya ketika mendapat permasalahan dari guru. Dengan demikian kemampuan berpikir siswa, termasuk kemampuan berpikir kritis akan sulit untuk berkembang.

Kurang diberdayakannya kemampuan berpikir seperti yang telah diungkapkan di atas tampaknya berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa. Informasi yang diperoleh dari guru Biologi di SMAN di Malang mengungkapkan bahwa lebih dari 40% siswa kelas XI belum mencapai ketuntasan setiap diadakan tes atau ulangan harian pada matapelajaran Biologi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa masih tergolong rendah

Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang ditawarkan adalah dengan mencoba menerapkan strategi PBL. Selain mudah diterapkan, strategi PBL tersebut diyakini berpotensi memberdayakan kemampuan berpikir kritis dan terjadi proses kebermaknaan dalam informasi. Strategi PBL melibatkan semua siswa untuk aktif dikelas dalam kerjasama dan mencari solusi dari permasalahan yang sedang dikaji. Keterlibatan aktif semua siswa dalam belajar dan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa diharapkan akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif. Ibrahim dan Nur (2000) dalam Corebima (2006) menyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah dan keterampilan intelektual

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa SMAN di Malang”.

METODEJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

semu (quasy experiment). Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design yang digambarkan seperti Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Rancangan Eksperimen Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design Kelompok Eksperimen O1 X1 O2

Kelompok Kontrol O3 X2 O4

(Sumber: diadaptasi dari Sugiyono, 2009:72)Keterangan:O1 : pretest pada kelas eksperimenO2 : post test pada kelas eksperimenO3 : pretest pada kelas kontrolO4 : post test pada kelas kontrolX1 : strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL)X2 : pembelajaran konvensional

Penelitian ini dilakukan dengan dua materi, yakni materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri di Kota Malang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dengan strategi PBL dan XI IPA 3 sebagai kelas kontrol dengan strategi pembelajaran konvensional, yang masing-masing terdiri dari 35 siswa. Pemilihan kedua kelas tersebut dilakukan secara acak. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah strategi

3

pembelajaran yaitu PBL dan konvensional.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengembangan perangkat dan pengembangan instrumen. Pengembangan perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) kelas eksperimen, serta lembar observasi keterlaksanaan. Instrument pengukuran berupa tes. Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan pemahaman konsep siswa tentang materi yang telah disampaikan. Bentuk soal tes yang digunakan adalah soal essay yang berjumlah 17 soal.Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test dan post test.

Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti pada penelitian ini adalah analisis statistik menggunakan analisis kovarian dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for windows yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yakni uji normalitas dan uji homogenitas.

HASIL PENELITIANA. Hasil Uji Keterlaksanaan Pembelajaran

Analisis keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan dua cara, antara lain melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan analisis regresi linier yang diperoleh dari skor pretes dan skor postes. Setelah diuji menggunakan statistik hasil uji analisis regresi untuk menguji keterlaksanaan sintaks strategi PBL menunjukkan nilai tingkat paralel data sebesar 0,571 sedangkan tingkat koinsidensi data sebesar 0,084. Kedua nilai tersebut menunjukkan signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa sintaks pembelajaran telah dilaksanakan secara konsisten. Ringkasan hasil uji konsistensi keterlaksanaan sintaks PBL disajikan pada Tabel 4.1 Grafik hasil uji konsistensi keterlaksanaan sintaks PBL ditunjukkan oleh Gambar 4.1

Tabel 4.1 Hasil Uji Konsistensi Sintaks PBL

Model Sum of Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Regression 321,232 3 107,077 2,728 0,051b1,b2 13,006 1 13,006 0,331 0,571b1,b2,b3 201,637 2 100,818 2,568 0,084Residual 2591,023 66 39,258Total 2912,254 69

Gambar 4.1Grafik Konsistensi Keterlaksanaan Sintaks PBL

4

Sintaks pembelajaran pada kelas konvensional setelah diuji menggunakan statistik menunjukkan nilai tingkat parallel data sebesar 0,347 sedangkan tingkat koinsidensi sebesar 0,572 yang keduanya menunjukkan signifikansi yang lebih dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa sintaks pembelajaran telah dilaksanakan secara konsisten. Ringkasan hasil uji konsistensi keterlaksanaan strategi konvensional disajikan pada Tabel 4.2 Grafik hasil uji konsistensi keterlaksanaan strategi konvensional ditunjukkan oleh Gambar 4.2Tabel 4.2 Hasil Uji Konsistensi Strategi Konvensional

Model Sum of Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Regression 716,771 3 238,924 4,556 0,006b1,b2 47,138 1 47,138 0,899 0,347b1,b2,b3 59,017 2 29,508 0,563 0,572Residual 3356,416 64 52,444Total 4073,187 67

(Sumber: Lampiran 12)

Gambar 4.2 Grafik Konsistensi Keterlaksanaan Strategi Konvensional

Hasil uji keterlaksanaan sintaks dengan menggunakan lembar observervasi telah menunjukkan bahwa pembelajaran sudah berlangsung sesuai langkah-langkah pembelajaran PBL. Keterlaksanaan sintaks pembelajaran PBL berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan adalah 100%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa semua sintaks telah terlaksana dengan baik dalam pembelajaran. Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dilihat pada saat observasi juga menunjukkan presentase 100%. Berdasarkan persentase keterlaksanaan pembelajaran konvensional tersebut menunjukkan bahwa pembelajarannya sudah berjalan dengan cukup baik.

B. Deskripsi Hasil Penelitian1. Deskripsi Rerata Kemampuan Berpikir Kritis SiswaData rerata nilai pre test kemampuan berpikir kritis pada strategi PBL sebesar 40,11 sedangkan rerata nilai post test sebesar 75,39. Rerata nilai pre test kemampuan berpikir kritis untuk kelas konvensional sebesar 34,41 sedangkan rerata nilai post test sebesar 56,67. Kemampuan berpikir kritis kedua kelas baik PBL maupun kelas konvensional sama-sama mengalami peningkatan. Rerata kemampuan berpikir kritis pada strategi PBL mengalami peningkatan sebesar

5

35,28 atau 87,95% sedangkan untuk kelas konvensional mengalami peningkatan sebesar 22,16 atau 64,40%. Rerata nilai pre test dan post test kemampuan berpikir kritis disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rerata Nilai Pre test dan Post test Kemampuan Berpikir Kritis

No. StrategiRerata

Peningkatan (%)Pre test Post test

1 PBL 40,11 75,39 87,952 Konvensional 34,41 56,57 64,40

2. Deskripsi Rerata Nilai Pemahaman Konsep SiswaData nilai pemahaman konsep siswa diperoleh dari nilai pre test dan post test. Rerata nilai pre test pemahaman konsep pada kelas PBL sebesar 44,79 sedangkan rerata nilai post test sebesar 60,18. Rerata nilai pre test pemahaman konsep untuk kelas konvensional sebesar 40,44, sedangkan rerata nilai post test sebesar 60,18. Rerata nilai hasil belajar kedua kelas siswa baik PBL maupun kelas konvensional sama-sama mengalami peningkatan. Rerata pemahaman konsep pada kelas PBL mengalami peningkatan sebesar 34,50 atau 77,03% sedangkan untuk kelas konvensional mengalami peningkatan sebesar 79,29 atau 48,82%. Rerata nilai pre test dan post test hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.4.Tabel 4.4 Rerata Nilai Pre test dan Post test Pemahaman Konsep

No. StrategiRerata

Peningkatan (%)Pre test Post test

1 PBL 44,79 79,29 77,032 Konvensional 40,44 60,18 48,82

C. Analisis DataRingkasan Anakova hasil perhitungan data kemampuan berpikir kritis

ditunjukkan pada Tabel 4.5. Berdasarkan tabel ringkasan Anakova tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi strategi pembelajaran sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis biologi siswa kelas XI SMA Negeri 6 Malang. Rerata nilai terkoreksi kemampuan berpikir kritis terdapat pada Tabel 4.6. Pada Tabel 4.6 tersebut terlihat bahwa kelas PBL dan kelas konvensional memperoleh nilai terkoreksi kemampuan berpikir kritis yang berbeda. Rerata nilai terkoreksi kemampuan berpikir kritis pada kelas PBL sebesar 75,54 sedangkan kelas konvensional memperoleh rerata nilai terkoreksi kemampuan berpikir kritis sebesar 57,54. Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis pada kelas PBL 17,09% lebih tinggi dari kelas konvensional.

Tabel 4.6 Rerata Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Terkoreksi

StrategiKemampuan

Berpikir Kritis Awal

Kemampuan Berpikir Kritis

AkhirSelisih Koreksi

1=PBL 40,11 75,39 35,28 75,542=Konvensional 34,41 56,57 22,16 57,54

6

Tabel 4.5 Ringkasan Anakova Hasil Perhitungan Data Kemampuan Berpikir Kritis dari Hasil Pre test dan Post test

SourceType III Sum

of Squares Df Mean Square F Sig.Corrected Model 6373,757(a) 2 3186,879 63,548 ,000Intercept 6086,629 1 6086,629 121,371 ,000XHBK 265,658 1 265,658 5,297 ,025Strategi 4225,630 1 4225,630 84,262 ,000Error 3309,819 66 50,149Total 311337,563 69Corrected Total 9683,576 68

Ringkasan hasil perhitungan data pemahaman konsep ditunjukkan pada Tabel 4.7. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi strategi pembelajaran sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap pemahaman konsep biologi siswa kelas XI SMA Negeri 6 Malang. Rerata nilai terkoreksi pemahaman konsep terdapat pada Tabel 4.8. Pada tabel tersebut terlihat bahwa rerata nilai terkoreksi pemahaman konsep pada kelas PBL sebesar 78,96 sedangkan kelas konvensioanal sebesar 60,52. Dengan demikian, pemahaman konsep pada kelas PBL 18,44% lebih tinggi dari kelas konvensioanal.

Tabel 4.7 Ringkasan Anakova Hasil Perhitungan Data Pemahaman Konsep dari Hasil Pre test dan Post test

SourceType III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.Corrected Model 6379,206(a) 2 3189,603 74,206 ,000Intercept 7871,153 1 7871,153 183,123 ,000XPK 86,309 1 86,309 2,008 ,161Strategi 5386,149 1 5386,149 125,309 ,000Error 2836,872 66 42,983Total 346092,188 69Corrected Total 9216,078 68

Tabel 4.8 Rerata Nilai Pemahaman Konsep Terkoreksi

Strategi Pemahaman Konsep Awal

Pemahaman Konsep Akhir Selisih Koreksi

1=PBL 44,79 79,29 34,50 78,962=Konvensional 40,79 60,18 19,74 60,52

PEMBAHASANA. Pengaruh PBL terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Hasil analisis data pengaruh strategi pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis menggunakan uji Anakova memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh PBL terhadap kemampuan berpikir kritis biologi siswa kelas XI SMA Negeri di kota Malang. Hasil tersebut memberikan makna bahwa ada pengaruh antara strategi PBL

7

dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil temuan ini sesuai yang diungkapkan oleh Darmawan (2010) bahwa penerapan PBL meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menunjukkan perubahan dalam proses belajar mengajar siswa MI Darusalam Pandeglang. Sejalan hasil tersebut, Sanuriyawati (2010) juga melaporkan bahwa penerapan PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa SMPN 1 Jombang.

Peningkatan rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa tidak terlepas dari karakteristik sintaks strategi PBL. PBL merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kemampuan berpikir siswa. Prinsip pelaksanaan pembelajaran dengan strategi PBL, yaitu dalam proses belajar, siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis kemudian dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak harus hanya mempunyai satu jawaban yang benar, artinya siswa juga dituntut untuk belajar secara kreatif dan mandiri terutama dalam menggali dan memecahkan permasalahan. Siswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di lingkungannya sehingga siswa tidak hanya mempelajari teori namun juga melihat fakta di lingkungan. Pernyataan tersebut didukung oleh Duch, dkk, (2002) yang mengungkapkan bahwa PBL menyediakan kondisi untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis serta memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan nyata.

Strategi PBL mampu membawa siswa dalam wahana berlatih untuk berpikir kritis. Hal ini senada dengan penjelasan Penner (1995) dalam Sriwedari (2011) bahwa kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan, tetapi tidak dapat dilatihkan sekaligus. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa akan mengalami peningkatan seiring dengan strategi pembelajaran yang digunakan, oleh karena itu pembelajaran harus memberdayakan kemampuan berpikir kritis (Ibrahim dan Nur, 2000). Pembelajaran dengan strategi PBL melatih siswa untuk berdiskusi merumuskan masalah, menentukan hipotesis, melakukan investigasi, mempresentasikan hasil, dan menyimpulkan persoalan yang diberikan atau dipelajari. Aktivitas kerja dalam kelompok sebaya akan menjadi wahana bagi siswa untuk mengaktualisasikan potensi diri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Berpikir kritis merupakan proses seseorang untuk mengolah dan mengevaluasi informasi dalam membuat sebuah penilai an atau keputusan berdasarkan kemampuan, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Kemampuan berpikir kritis dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam melakukan proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi pengalaman, pemikiran, pertimbangan dan komunikasi yang membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan. Menurut Angelo (1995:6) dalam Oka (2010) berpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang meliputi: analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan dan penilaian.

Pembelajaran dengan strategi PBL mengajarkan siswa untuk berpikir kritis secara mandiri dalam mencari pemecahan masalah dalam dunia nyata berdasarkan

8

masalah yang diangkat dalam pembelajaran. Siswa melakukan penyelidikan dan analisis terhadap masalah yang menjadi isu serta menyampaikan hasil penyelidikannya dalam bentuk karya. Aktivitas-aktivitas tersebut menuntut siswa membuat perencanaan, mengatur diri, dan mengevaluasi hasil pekerjaannya. Proses pembelajaran juga sesuai dengan pembelajaran kontruktivisme yang menekankan pengembangan kemampuan siswa dalam menemukan permasalahan dan jawaban yang berhubungan dengan masalah yang sedang dikaji. Dalam hal ini, guru diharapkan dapat memberikan motivasi yang kuat pada siswa agar seluruh anggota kelompok bersatu padu untuk mengikuti pembelajaran dan diskusi siswa tidak menyimpang dari topik pembelajaran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi PBL berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis. Siswa yang menggunakan strategi PBL memiliki kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dibanding dengan siswa yang menggunakan strategi multistrategi. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh adanya keterkaitan antara sintaks PBL dengan sintaks dari kemampuan berpikir kritis. Strategi PBL membantu siswa untuk berpikir secara mandiri, melakukan penyelidikan, menyelesaikan masalah, menganalisis, dan menyimpulkan masalah yang sedang dikaji dalam kehidupan nyata, sehingga akan berdampak pada kemampuan berpikir kritis siswa yang baik pula.

B. Pengaruh PBL terhadap Pemahaman Konsep Siswa Hasil analisis data pengaruh strategi pembelajaran terhadap pemahaman

konsep menggunakan uji statistik memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh PBL terhadap pemahaman konsep biologi siswa kelas XI SMA Negeri di kota Malang. Hasil tersebut memberikan makna bahwa ada pengaruh antara strategi PBL dengan pemahaman konsep siswa. Temuan ini sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Suci (2008), Arianti (2012), Kurniawan (2012) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas (partisipasi) siswa dalam KBM, meningkatkan hasil belajar, mendapat respon yang positif dari siswa karena pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Pemahaman konsep merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar kognitif. Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari/hasil dari proses pembelajaran. Kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain; membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu seperti grafik. Hasil belajar kognitif siswa berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi dalam pembelajaran.

Peningkatan rata-rata nilai pemahaman konsep siswa tidak terlepas dari karakteristik sintaks strategi PBL. PBL merupakan salah satu jenis strategi pembelajaran yang bersifat learner centered atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Model ini menekankan pada pemecahan masalah yang kompleks dalam konteks yang beragam. PBL menghadirkan realita peristiwa kehidupan nyata di kelas, kemudian peristiwa tersebut dijadikan topik permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa agar tercapai suatu pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Hal ini senada dengan Nurhadi (2004:56) PBL adalah suatu pendekatan

9

yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi pelajaran.

PBL merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada siswa sebagai pusat pengajaran di kelas. Melalui PBL pembelajaran menjadi lebih bermakna, siswa belajar memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha menegetahui pengetahuan yang diperlukan. Artinya belajar tersebut ada pada aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi diterapkannya pembelajaran tersebut. Hal tersebut sejalan dengan Tan (2003) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran PBL bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual (pemahaman konsep), belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.

C. Kesamaan Pengaruh Strategi PBL terhadap Kemampuan Berpikir Kritisdan Pemahaman Konsep Siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran PBL berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis maupun pemahaman konsep siswa. Artinya, penerapan strategi PBL memiliki pengaruh baik terhadap kemampuan berpikir kritis maupun pemahaman konsep siswa. Strategi PBL terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sejalan dengan peningkatan pemahaman konsep siswa. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sriwedari (2011) yang mengungkapkan bahwa ada pengaruh strategi pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis, ketrampilan proses dan hasil belajar kognitif siswa SMPN 1 Malang. Hasil lain dilaporkan oleh Yulianto (2009) melaporkan bahwa penerapan strategi pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan berpikir dan pemahaman konsep siswa SMPN 1 Pujon.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa sejalan, artinya siswa yang belajar menggunakan strategi PBL memiliki kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan strategi konvensional. Pemahaman konsep berkaitan erat dengan kemampuan berpikir siswa termasuk kemampuan berpikir kritis. Siswa dengan kemampuan berpikir lebih tinggi akan memiliki pemahaman konsep yang lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan berpikir lebih rendah. Siswa dengan kemampuan berpikir yang lebih baik akan mudah mencerna materi yang sedang diajarkan sehingga akan memperoleh pemahaman konsep yang lebih mendalam (Yulianto, 2009).

Keterkaitan antara pengaruh strategi PBL terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep dapat dijelaskan sebagai berikut. Strategi PBL yang diterapkan memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Strategi ini menekankan pada kemampuan memecahkan masalah yang kompleks sehingga secara tidak langsung melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Apabila seorang siswa telah dapat

10

mengembangkan kemampuan berpikir kritis maka siswa tersebut dapat menginterpretasi informasi yang diperoleh untuk ditarik kesimpulan menjadi suatu konsep yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, kemampuan berpikir siswa yang meningkat akan mempermudah siswa dalam menyerap konsep-konsep yang dipelajari. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Winarni (2008) bahwa pemahaman konsep merupakan salah satu proses hasil berpikir seseorang yang dapat dinyatakan dengan kemampuan kognitif (hasil belajar kognitif) dan tidak lepas dari keterampilan berpikir siswa.

Mengembangkan kemampuan berpikir penting bagi siswa karena berkaitan erat dengan prestasi belajarnya. Corebima (2005) mengungkapkan bahwa telah ada banyak kajian yang menemukan adanya hubungan bahkan pengaruh antara kemampuan penalaran formal dan prestasi belajar biologi. Eggen & Kauchak (1996) juga menjelaskan bahwa pemahaman mendalam terhadap isi pembelajaran dapat dicapai jika penekanan terhadap kemampuan berpikir telah dilakukan. Dengan demikian, kegiatan berpikir memiliki peran penting untuk mencapai prestasi belajar siswa, termasuk hasil belajar kognitif. Dalam hal ini strategi PBL yang diterapkan berpeluang meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang sekaligus meningkatkan pemahaman konsep siswa.Secara umum strategi PBL telah dijalankan cukup baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Temuan dalam penelitian ini memberikan petunjuk bahwa strategi PBL memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pembelajaran multistrategi. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi PBL mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Dengan demikian potensi strategi PBL ini hendaknya dimanfaatkan dalam pembelajaran di sekolah, terutama pada pembelajaran biologi.

KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh

kesimpulan bahwa (1) Ada pengaruh strategi Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 6 Malang. Kelas strategi PBL memperoleh rata-rata skor kemampuan berpikir kritis 23,55% lebih tinggi dari kelas konvensional. (2) Ada pengaruh strategi Problem Based Learning terhadap pemahaman konsep siswa kelas XI SMA Negeri 6 Malang. Kelas strategi PBL memperoleh rata-rata skor pemahaman konsep 28,21% lebih tinggi dari kelas konvensional.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. (1) Potensi strategi PBL ini hendaknya dimanfaatkan dalam pembelajaran di sekolah, terutama pada pembelajaran biologi ditingkat SMA atau sederajat karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. (2) Pengaruh PBL terhadap kemampuan berpikir dan pemahaman konsep perlu diteliti lebih lanjut pada jenjang pendidikan yang berbeda.

DAFTAR RUJUKAN

11

Corebima, A.D. 2005. Pengukuran Kemampuan Berpikir Pada Pembelajaran Biologi. Makalah disajikan dalam Seminar Dies ke-41 Universitas Negeri Yogyakarta: Hasil Penelitian Tentang Evaluasi Hasil Belajar Serta Pengelolaannya, di Yogyakarta: 14-15 Mei 2005

Corebima, A. D. 2006. Pembelajaran Biologi yang Memberdayakan Kemampuan Berpikir Siswa. Makalah disajikan pada Pelatihan Strategi Metakognitif pada Pembelajaran Biologi untuk Guru-Guru Biologi SMA di Kota Palangkaraya, 23 Agustus 2006

Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darussaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Oktober 2010, (Online) (http;//jurnal.upi.edu/file/3_darmawan.pdf), diakses 13 April 2013

Eggen, P. D. & Kauchak, D. P. 1996. Strategies for Teacher: Teaching Content and Thinking Skills. Boston: Allyn & Bacon.

Ennis, R. H. 1993. Critical Thinking Assessment. Theory Into Practice, Volume 32, Number 3,Summer 1993, (Online), http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFiles/file/Ennis%20Critical%20 Thinking%20Assessment.pdf), diakses tanggal 17 Februari 2013

Ibrahim dan Nur Moh. (2004). Pengajaran Berbasis Masalah. Surabaya: University press

Nurhadi, Yasin B dan Senduk A. G. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Intelectual Teaching and Learning dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sanuriyawati. 2010. Penerapan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMPN I Ploso Jombang. Malang: Program Pascasarjana pendidikan Geografi. Universitas Negeri Malang

Sriwedari, Tatik. 2011. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif STAD dan TPS terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Keterampilan Proses, dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Malang. Tesis: PPS. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Tan, O.S 2003, Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power Learning In The 21st Century. Singapore: Thomson Learning.

Winarni, W.E. 2006. Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Pemahaman Konsep IPA-Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas V SD dengan Tingkat Kemampuan Akademik Berbeda. Tesis: PPS. Malang: Universitas Negeri Malang