jurnal rancangan sistem outsourcing untuk ukm

12
1 RANCANGAN SISTEM OUTSOURCING UMKM ZYSKU XENA UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PELANGGAN Faradiani Sekar Putri Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Manajemen Rekayasa Industri Institut Teknologi Bandung 2014 Email: [email protected] ABSTRAK Zysku Xena merupakan suatu UMKM busana muslim yang sedang mengalami masa stagnan dalam jumlah penjualannya. Dalam proses bisnisnya, Zysku Xena melakukan outsourcing untuk proses produksinya. Masalah-masalah dalam sistem outsourcing Zysku Xena adalah sistem yang tidak terstruktur, kesalahan dalam pemilihan pemasok, serta kurangnya pengawasan kepada para pemasok. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem outsourcing yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan yang datang. Perancangan sistem outsourcing mengacu pada teori pengembangan sistem oleh Kendall & Kendall (2011) dan teori proses bisnis outsourcing oleh Indrajit & Djokopranoto (2003). Dalam perancangan sistem outsourcing, dilakukan pula perancangan sistem pemilihan pemasok yang disusun menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan software Expert Choice. Pada akhir penelitian ini didapatkan suatu usulan sistem yang dirancang berdasarkan perbaikan sistem lama dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam sistem sebelumnya. Kata kunci: UMKM, industri fashion, busana muslim, sistem pemilihan pemasok, outsourcing, teori perancangan sistem, AHP ABSTRACT Zysku Xena is an islamic fashion SMEs that having stagnant period in the number of sales. In its business processes, Zysku Xena outsources the production process. The problems in the outsourcing system Zysku Xena are the unstructured systems, errors in supplier selection, and lack of oversight to the suppliers. This study aims to design an outsourcing system that fits the company’s need which is to meet the demands of customers. Outsourcing system design refers to the theory of system development by Kendall & Kendall (2011) and the theory of outsourcing business process by Indrajit & Djokopranoto (2003). In outsoursing system design, it is also conducted the selection of suppliers system design that prepared using Analytical Hierarchy Process (AHP) method and Expert Choice software. At the end of this study found that a proposed system is designed based on the improvement of the old system and it solves the existing problems in the previous system. Keywords: SMEs, industrial fashion, Islamic fashion, the system supplier selection, outsourcing, system design theory, AHP 1. Pendahuluan Zysku Xena merupakan UMKM yang bergerak di bidang penjualan busana muslim di Indonesia. Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari Kementrian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa pertumbuhan industri busana muslim di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, bahkan pada semester pertama tahun 2012 mengalami peningkatan sekitar 8,5%. Hal tersebut membuktikan bahwa industri busana muslim memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bertolak belakang dari

Upload: faradiani-sekar-putri

Post on 27-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurnal perancangan sistem poutsourcing untuk UKM busana muslim

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

1

RANCANGAN SISTEM OUTSOURCING UMKM ZYSKU XENA

UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PELANGGAN

Faradiani Sekar Putri

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Manajemen Rekayasa Industri

Institut Teknologi Bandung

2014

Email: [email protected]

ABSTRAK

Zysku Xena merupakan suatu UMKM busana muslim yang sedang mengalami masa stagnan

dalam jumlah penjualannya. Dalam proses bisnisnya, Zysku Xena melakukan outsourcing

untuk proses produksinya. Masalah-masalah dalam sistem outsourcing Zysku Xena adalah

sistem yang tidak terstruktur, kesalahan dalam pemilihan pemasok, serta kurangnya

pengawasan kepada para pemasok. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem

outsourcing yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan

yang datang. Perancangan sistem outsourcing mengacu pada teori pengembangan sistem oleh

Kendall & Kendall (2011) dan teori proses bisnis outsourcing oleh Indrajit & Djokopranoto

(2003). Dalam perancangan sistem outsourcing, dilakukan pula perancangan sistem pemilihan

pemasok yang disusun menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan

software Expert Choice. Pada akhir penelitian ini didapatkan suatu usulan sistem yang

dirancang berdasarkan perbaikan sistem lama dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan

yang ada dalam sistem sebelumnya.

Kata kunci: UMKM, industri fashion, busana muslim, sistem pemilihan pemasok,

outsourcing, teori perancangan sistem, AHP

ABSTRACT

Zysku Xena is an islamic fashion SMEs that having stagnant period in the number of sales. In

its business processes, Zysku Xena outsources the production process. The problems in the

outsourcing system Zysku Xena are the unstructured systems, errors in supplier selection, and

lack of oversight to the suppliers. This study aims to design an outsourcing system that fits the

company’s need which is to meet the demands of customers. Outsourcing system design refers

to the theory of system development by Kendall & Kendall (2011) and the theory of

outsourcing business process by Indrajit & Djokopranoto (2003). In outsoursing system

design, it is also conducted the selection of suppliers system design that prepared using

Analytical Hierarchy Process (AHP) method and Expert Choice software. At the end of this

study found that a proposed system is designed based on the improvement of the old system

and it solves the existing problems in the previous system.

Keywords: SMEs, industrial fashion, Islamic fashion, the system supplier selection,

outsourcing, system design theory, AHP

1. Pendahuluan

Zysku Xena merupakan UMKM yang bergerak di bidang penjualan busana muslim di

Indonesia. Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari Kementrian Perindustrian

(Kemenperin) menyatakan bahwa pertumbuhan industri busana muslim di Indonesia terus

meningkat setiap tahunnya, bahkan pada semester pertama tahun 2012 mengalami

peningkatan sekitar 8,5%. Hal tersebut membuktikan bahwa industri busana muslim

memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bertolak belakang dari

Page 2: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

2

hal tersebut, penjualan Zysku Xena mengalami masa stagnan sejak tahun 2012. Tidak

adanya peningkatan penjualan menyebabkan perusahaan tidak dapat berkembang lebih besar

dan memperluas pasar mereka.

Perusahaan Zysku Xena melakukan outsourcing untuk proses produksi atas produk-produk

mereka. Namun, terdapat beberapa masalah pada sistem outsourcing mereka yang

menyebabkan target produksi dari Zysku Xena tidak terpenuhi. Para penjahit yang

memproduksi produk pakaian Zysku Xena, yang tidak dapat memenuhi jumlah permintaan

dari perusahaan. Kemudian, Zysku Xena sendiri tidak mempunyai sistem yang valid untuk

selalu dipakai dalam pengambilan keputusan untuk pembagian kerja pada pemasok atau

pemasok mereka sehingga target produksi tidak dapat mereka capai. Kesalahan penilaian

Zysku Xena kepada para pemasoknya berakibat kepada jumlah pesanan jadi yang selalu

berada di bawah angka permintaan dari Zysku Xena.

Terkadang dalam aktivitas pengadaan, dalam memilih pemasok, perusahaan dihadapkan

pada kondisi harus memilih lebih dari satu pemasok untuk satu jenis barang (multiple

sourcing). Hal tersebut dilakukan ketika terdapat beberapa batasan seperti kapasitas order

ataupun tingkat produk cacat dalam suatu pemasok. Kondisi multiple sourcing atau multiple

outsourcing tersebut dialami oleh Zysku Xena dalam hal pemilihan pemasok dan pemilihan

penjahit untuk produksi. Di sini ditekankan bahwa penjahit bukan dialihdaya oleh Zysku

Xena dalam bentuk tenaga kerja bagi perusahaan, melainkan sebagai perusahaan lain di luar

Zysku Xena yang berperan dalam proses produksi untuk produk-produk dari Zysku Xena.

Namun, alihdaya yang dilakukan oleh Zysku Xena ini seringkali mengalami masalah seperti

tidak adanya suatu sistem pemilihan pemasok yang objektif sehingga terjadi kesalahan

pengambilan keputusan dalam menentukan perusahaan penjahit mana untuk menjadi

pemasok Zysku Xena.

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode yang sering

digunakan dalam pembuatan model pengambilan keputusan. AHP merupakan salah satu

metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan

menggunakan beberapa kriteria (multi criteria). Dalam penelitian ini, kasus yang terjadi

merupakan masalah pemilihan dengan multi-kriteria dan multi-partisipan sehingga AHP

cocok untuk digunakan. Untuk perhitungan AHP dilakukan menggunakan software Expert

Choice 2000.

Berdasarkan uraian sebelumnya, teridentifikasi akan kebutuhan suatu sistem outsourcing

untuk faktor produksi dan bahan baku bagi Zysku Xena untuk mencapai tujuan perusahaan,

yakni memenuhi target produksi serta menghasilkan produk berkualitas tinggi. Sistem

tersebut akan menjadi salah satu daya saing Zysku Xena dalam mengembangkan usahanya

demi menghadapi persaingan dalam industri fashion busana muslim Indonesia yang semakin

lama semakin meningkat.

2. Studi Literatur

2.1 Teori Dasar

Di dalam penelitian ini terdapat dua teori yang menjadi acuan dalam perancangan sistem

yang akan dilakukan, yakni teori perancangan sistem oleh Kendall & Kendall (2011) dan

teori proses bisnis outsourcing oleh Indrajit & Djokopranoto (2003). Ada tujuh tahap dalam

siklus hidup pengembangan sistem dalam teori perancangan sistem yang tercantum dalam

Gambar 2.1.

Page 3: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

3

1. Mengidentifikasi

masalah, peluang, dan

tujuan

2. Menentukan syarat-

syarat informasi

3. Menganalisis

kebutuhan sistem

4. Merancang sistem

yang direkomendasikan

5. Mengembangkan dan

mendokumentasikan

6. Menguji dan

mempertahankan sistem

7. Mengimplementasikan

dan mengevaluasi sistem

Gambar 2. 1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

(Sumber: Kendall&Kendall, 2011)

Kemudian, di dalam proses bisnis outsourcing, terdapat tujuh tahapan outsourcing seperti

pada gambar berikut:

Tahap

PerencanaanPilihan Strategi Analisis Biaya Pilihan Rekanan

Negosiasi

Persyaratan

Transisi

Sumberdaya

Pengelolaan

Hubungan

Gambar 2. 2 Tahapan Outsourcing

(Sumber: Indrajit&Djokopranoto, 2003)

Penelitian ini dibatasi dengan tidak memasukkan pemilihan strategi dan analisis biaya ke

dalam tahapan di dalam sistem outsourcing yang akan dirancang.

2.2 Evaluasi dan Pemilihan Pemasok

Di dalam sistem yang dirancang, terdapat sistem pemilihan pemasok. Di dalam proses

pemilihan tersebut terdapat beberapa kriteria pemasok yang menjadi acuan dalam penilaian

calon pemasok. Pemilihan kriteria-kriteria tersebut berdasarkan pada tiga penelitian akan

kriteria pemilihan pemasok, yakni penelitian oleh Stevenson, Dickson, Choi & Hartley, serta

Ge Wang. Menurut Stevenson (2000), faktor utama dalam pemilihan pemasok adalah Harga,

Kualitas, Pelayanan, Lokasi, Kebijakan Persediaan Pemasok, dan Fleksibilitas. Kemudian

Dickson (1966) menyatakan terdapat 22 kriteria yang menjadi pertimbangan dalam

pemilihan pemasok.

Choi dan Hartley (1996) mengemukakan tujuh faktor yang bisa dijadikan ukuran

performansi dan dasar pemilihan/evaluasi pemasok. Ge Wang (2004) mengemukakan empat

faktor yang bisa dijadikan ukuran performansi pemasok.

Page 4: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

4

Tabel 2. 1 Kriteria Pemilihan Pemasok Choi &Hartley dan Ge Wang (Sumber : Sartin, 2012)

Choi and Hartley Ge Wang

Kriteria Sub Kriteria Kriteria Sub Kriteria

Pembayaran

Kondisi Keuangan

Pengiriman

Pencapaian pengiriman

Profitabilitas dari pemasok Tingkat tariff

Penyingkapan arsip keuangan Batas waktu pemenuhan pesanan

Pencapaian penghargaan Pemenuhan pesanan sempurna

Konsistensi

Ketetapan mutu Fleksibilitas

Waktu untuk menanggapi rantai

persediaan

Ketepatan pengiriman Fleksibilitas produksi

Filosofi mutu

Biaya

Total manajemen fungsi

Menerima tanggapan Nilai tambah produktifitas

Keandalan Peningkatan keandalan produk Jaminan biaya

Hubungan

Hubungan jangka panjang

Asset

Waktu siklus uang tunai

Kedekatan hubungan Hari persediaan

Keterbukaan dalam komunikasi Pengembalian asset

Reputasi dan integritas

Fleksibilitas

Perubahan volume produk

Persiapan yang singkat

Pengiriman yang tepat

Resolusi konflik

Kemampuan

teknologi

Kemampuan desain

Kemampuan teknik

Pelayanan Dukungan setelah penjualan

Kemampuan penjualan

Harga Inisial harga rendah

Proses penentuan kriteria dan subkriteria pemilihan pemasok bagi Zysku Xena dilakukan

oleh pemilik dari perusahaan yang mempunyai peran manajemen fungsional di perusahaan

ini. Kriteria dan subkriteria yang akan digunakan dalam proses pemilihan pemasok adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Kriteria dan Subkriteria Terpilih

No. Kriteria Sub Kriteria

1 Kualitas Konsistensi

Kemampuan teknologi

2 Fleksibilitas Waktu untuk menanggapi rantai persediaan

Fleksibilitas produksi

3 Pengiriman

Pencapaian pengiriman

Batas waktu pemenuhan pesanan

Pemenuhan pesanan sempurna

4 Perilaku

5 Impresi

6 Harga

7 Pelayanan Perbaikan

Page 5: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

5

Proses pemilihan pemasok pada penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy

Process (AHP). Menurut Suryadi & Ramdhani (2000), langkah-langkah yang dilakukan

dalam AHP adalah sebagai berikut:

a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan utama.

c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif

atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.

d. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya

sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya.

f. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

g. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan.

h. Memeriksa konsistensi hirarki.

3. Metoda Penelitian

Tahap pembuatan struktur hierarki penilaian pemasok dilakukan setelah seluruh kriteria dan

subkriteria dalam pemilihan pemasok diidentifikasi. Struktur hierarki pengambilan

keputusan dalam perancangan sistem outsourcing ini terdiri atas beberapa tingkatan. Setelah

didefinisikan, permasalahan digambarkan ke dalam struktur hirarki sebagai berikut:

Pemilihan Pemasok Zysku

Xena

Kualitas Fleksibilitas

Perilaku Impresi

Pengiriman

HargaPelayanan

perbaikan

KonsistensiKemampuan

teknologi

Waktu untuk

menanggapi

rantai

persediaan

Fleksibilitas

produksi

Pencapaian

pengiriman

Batas waktu

pemenuhan

pesanan

Pemenuhan

pesanan

sempurna

... Calon Pemasok nCalon Pemasok1 Calon Pemasok 2

Gambar 3. 1 Struktur Hirarki Pemilihan Pemasok Zysku Xena

4. Pengolahan Data dan Analisis

4.1 Analisis Kebutuhan Sistem

Bentuk sistem outsourcing di perusahaan adalah sebagai berikut :

Page 6: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

6

Penentuan porsi kerja pada tiap-tiap

subkontraktor (pemasok)

Penerimaan

barang jadi

Pemeriksaan

produk dan

pembayaran

Tahap pemberian order, negosiasi harga, negosiasi

deadline, dan penyerahan kain

Jumlah permintaan

dari reseller dan

distributor

Penentuan jumlah

penjualan lewat

stockist

Penentuan jumlah

penjualan di butik dan

webstore

Penentuan

jumlah cadangan

produk

Penentuan jumlah

produksi

Pencarian

pemasok yang

dinilai sesuai

Gambar 3. 2 Sistem Outsourcing di Perusahaan

Melalui analisis kondisi aktual, di dalam kegiatan outsourcing yang dilakukan oleh Zysku

Xena, permasalahan terbagi menjadi dua:

Tabel 3. 1 Perspektif Masalah

Permasalahan pada Zysku Xena Permasalahan antara Zysku Xena dengan

Pemasok

Perusahaan tidak memiliki sistem penilaian untuk

pemasok yang valid dan kontinyu, sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

Proses kerjasama yang sederhana dan tidak ada

surat perjanjian yang mengikat satu sama lain.

Pengaturan jumlah pesanan yang berdasarkan

perkiraan oleh Zysku Xena.

Penerimaan order dari Zysku Xena oleh pemasok

yang tidak dipertimbangkan dengan jumlah

pesanan yang datang dari klien lain.

Pemantauan dari Zysku Xena terhadap proses

pengerjaan pesanan oleh pemasok yang tidak

rutin sehingga pemasok sering kehilangan

konsistensinya untuk menyelesaikan pesanan dari

Zysku Xena.

4.2 Perancangan Sistem

Proses perancangan sistem yang diusulkan berawal dari perbaikan sistem outsourcing di

Zysku Xena saat ini. Perbaikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan fungsional dan non

fungsional terhadap sistem baru. Berangkat dari hal tersebut, disusunlah usulan perbaikan

sistem atau sistem baru. Pada sistem yang baru terdapat sistem pendataan yang lebih efisien

yang mempermudah pemakai sistem dalam melakukan pendataan dan peninjauan pada data-

data tersebut. Sistem pendataan dilakukan dengan pengisian form, seperti form data

produksi, form data pemasok, dan lain-lain. Kemudian di sistem yang baru ini terdapat

Page 7: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

7

sistem pemilihan pemasok apabila terdapat sinyal kebutuhan akan pemasok baru. Pada tahap

akhir sistem terdapat peninjauan akan kualitas dari produk-produk yang telah dibuat dan

diserahkan dari pemasok ke perusahaan. Perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak

diatur dalam sebuah Surat Perjanjian Kerjasama yang mana di dalamnya mengatur

kewajiban kedua belah pihak dan konsekuensi pihak yang melanggar perjanjian tersebut.

Selanjutnya disusunlah sistem pemilihan pemasok yang akan dipakai oleh perusahaan untuk

memilih pemasok baru. Sistem pemilihan pemasok ini menggunakan software Expert

Choice. Sistem pemilihan pemasok disusun ke dalam software dengan memasukkan struktur

hirarki pemilihan pemasok ke dalam software. Kemudian dilakukan pembobotan kriteria dan

subkriteria dengan Pairwise Comparison Judgement Matrix (PCJM) sebagai berikut:

Gambar 4. 1 PCJM Kriteria

Angka berwarna hitam menunjukkan bahwa kriteria pada kolom lebih penting daripada

angka pada baris dengan bobot nilai sebesar angka tersebut. Contoh, pada kolom

perpotongan kolom Kualitas dan baris Fleksibilitas (berwarna kuning), tertera angka 5

berwarna hitam yang mempunyai arti kriteria Kualitas lebih penting daripada Fleksibilitas

dengan bobot kepentingan 5. Kemudian, dari hasil pembobotan nilai kepentingan antar

kriteria-kriteria tersebut, dapat diketahui nilai rasio konsistensi atau consistency ratio (CR)

dari bobot-bobot nilai tersebut sebesar 0,02. Syarat bahwa suatu pembobotan disebut

konsisten adalah memiliki nilai rasio konsistensi tidak melebihi 0,1. Nilai rasio konsistensi

untuk pembobotan antar kriteria tersebut tidak melebihi CR yang bernilai sebesar 0,1. Dari

hal tersebut diketahui bahwa terdapat konsistensi penilaian yang diberikan oleh responden.

Kriteria Kualitas merupakan kriteria yang paling penting dalam menentukan pemasok

terpilih yang sesuai dengan kebutuhan dari Zysku Xena. Kriteria terpenting selanjutnya

adalah Harga, diikuti Pengiriman, Perilaku, Fleksibilitas, Pelayanan Perbaikan, dan yang

paling tidak penting adalah Impresi.

Selanjutnya dilakukan proses pembobotan nilai kepentingan antar subkriteria. Proses

perhitungan tingkat kepentingan subkriteria yang digunakan dalam pemilihan pemasok

serupa dengan proses perhitungan tingkat kepentingan kriteria pada bagian sebelumnya.

Semua hasil pembobotan kriteria dan subkriteria tersebut tersimpan dalam program Expert

Choice yang dapat digunakan kapan saja pemilik membutuhkan pemilihan pemasok yang

tepat untuk Zysku Xena.

Selanjutnya dilakukan pengujian dengan kasus pemilihan pemasok yang sedang terjadi di

perusahaan. Perbandingan kondisi-kondisi antar tiap pemasok tercantum dalam tabel berikut:

Page 8: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

8

Tabel 4. 1 Perbandingan Kondisi Antar Calon Pemasok

No

.

Krit

eria

Sub

Kriteria Kondisi

Kode Calon Pemasok

Skala Penilaian

ST AG ARS CT

1 3 5 7 9

1

Kualitas

Konsistens

i

Konsistensi

Kualitas -

Frekuensi

perbedaan kualitas

(ukuran, kerapihan

jahitan, detail

model) pakaian

dalam 1 desain

(Menurut ZX)

Sedang

(Skor: 5)

Sedikit

(Skor: 7)

Sedikit

(Skor: 7)

Sedang

(Skor: 5)

Sangat

Banyak

(Tiap

pakaian

berbeda

kualitas)

Banyak

(berbeda 1

dari 10

pakaian)

Sedang

(berbeda 1

dari 20

pakaian)

Sedikit

(berbeda 1

dari 30

atau lebih

pakaian)

Tidak

Pernah

Kemampu

an

teknologi

Jenis Mesin Jahit Listrik

(Skor: 5)

Listrik

(Skor: 5)

Listrik

(Skor: 5)

Listrik

(Skor: 5) Manual

Listrik

2

Flek

sibilitas

Waktu

untuk

menangga

pi rantai

persediaan

Fleksibilitas

Terhadap

Perubahan Waktu

Pengerjaan

Pesanan

Fleksibel

(Skor: 5)

Fleksibel

(Skor: 5)

Tidak

Fleksibel

(Skor: 1)

Tidak

Fleksibel

(Skor: 1)

Tidak

Fleksibel Fleksibel

Fleksibilita

s produksi

Fleksibilitas

Terhadap

Perubahan Jumlah

Pesanan

Fleksibel

(Skor: 5)

Fleksibel

(Skor: 5)

Tidak

Fleksibel

(Skor: 1)

Tidak

Fleksibel

(Skor: 1)

Tidak

Fleksibel Fleksibel

3

Pen

girim

an

Pencapaia

n

pengirima

n

Jarak Lokasi

dengan Kantor ZX

±6 km

(Skor: 1)

±3,5 km

(Skor: 3)

±3 km

(Skor: 5)

±3 km

(Skor:5) > 4 km 3,1-4 km 2,1-3 km 1,1-2 km 0-1km

Fasilitas

Pengantaran

Pesanan

Tidak ada

(Skor: 1)

Ada (Skor:

5)

Ada (Skor:

5)

Ada (Skor:

5)

Tidak

ada Ada

Batas

waktu

pemenuha

n pesanan

Frekuensi

Keterlambatan

Pengerjaan

Pesanan (Menurut

Pemilik)

Sedang

(Skor: 5)

Sedang

(Skor: 5)

Jarang

(Skor: 7)

Jarang

(Skor: 7)

Sangat

sering

(selalu

terlamba

t)

Sering

(terlambat

1 kali dari

2 kali

pemesanan

)

Sedang

(terlambat

1 kali dari

4 kali

pemesanan

)

Jarang

(terlambat

1 kali dari

6 kali

pemesanan

)

Tidak

Pernah

Pemenuha

n pesanan

sempurna

Frekuensi

Terjadinya

Kesalahan

Pembuatan

Pesanan (Menurut

Pemilik)

Sedang

(Skor: 5)

Jarang

(Skor: 7)

Ada (Skor:

5)

Ada (Skor:

5)

Sangat

sering

(selalu

terjadi

kesalaha

n

Sering

(cacat 1

dari 10

pakaian)

Sedang

(cacat 1

dari 20)

Jarang

(cacat 1

dari 30

atau lebih

pakaian)

Tidak

Pernah

4 Perila

ku

Keramahan

Pelayanan

(Menurut ZX)

Ramah

(Skor: 7)

Ramah

(Skor: 7)

Sangat

Ramah

(Skor: 9)

Ramah

(Skor: 7)

Sangat

tidak

ramah

Tidak

Ramah Cukup Ramah

Sangat

Ramah

5 Impre

si

Kesan Terhadap

Perusahaan

(Menurut ZX)

Baik

(Skor: 7)

Baik

(Skor: 7)

Sangat

Baik

(Skor: 9)

Baik

(Skor: 7)

Sangat

Buruk Buruk Cukup Baik

Sangat

Baik

6 Harga

Harga

Rp70.000,

00 (Skor:

7)

Rp70.000,

00 (Skor:

7)

Rp80.000,

00 (Skor:

3)

Rp65.000,

00 (Skor:

9)

>=Rp

81.000,0

0

Rp

76.000,00

-80.000,00

Rp

71.000,00

-

Rp75.000,

00

Rp

66.000,00

-

Rp70.000,

00

<=Rp

65.000,0

0

7

Pelay

anan

Perba

ikan

Penggantian

Kerusakan

Pesanan

Ada (Skor:

5)

Ada (Skor:

5)

Ada (Skor:

5)

Ada (Skor:

5)

tidak ada Ada

Kemudian setelah skor para alternatif dimasukkan ke dalam sistem, keluarlah hasil

rekomendasi pemasok terpilih sebagai berikut:

Page 9: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

9

Gambar 4. 2 Tampilan Dynamic Graph

Tampilan di atas merupakan fitur Dynamic Graph di dalam software. Analisis sensitivitas

dapat dilakukan dengan mengubah nilai kriteria pada grafik sesuai dengan keinginan

pemakai yang kemudian akan terlihat pengaruh dari perubahan nilai tersebut. Rekomendasi

pemasok utama dapat berubah sesuai dengan perubahan nilai kriteria pada grafik.

5. Usulan Rancangan Sistem

Usulan rancangan sistem multisourcing bagi perusahaan dibuat sebagai acuan dari

perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan outsourcingnya ke depan. Adanya kemungkinan

dalam penambahan atau pergantian pemasok/pemasok bagi perusahaan, diperlukan suatu

sistem outsourcing yang dapat digunakan oleh perusahaan sesuai dengan standar dan

kebutuhan dari perusahaan.

Usulan rancangan berasal dari perbaikan dan pengembangan sistem outsourcing yang

dilakukan oleh Zysku Xena saat ini dan sudah melewati tahap validasi dari pihak

perusahaan. Di dalam sistem terdapat proses pemilihan pemasok berdasarkan nilai dari

masing-masing pemasok yang dihitung menggunakan software Expert Choice. Hasil dari

perhitungan tersebut merupakan urutan prioritas pemasok yang dapat dipilih oleh Zysku

Xena saat perusahaan membutuhkan pemilihan pemasok. Nilai prioritas tersebut dapat

menjadi pertimbangan perusahaan untuk menentukan sejumlah pemesanan kepada para

pemasoknya sesuai dengan nilai yang keluar dari para pemasok tersebut.

Alur proses dalam sistem multisourcing yang dirancang untuk Zysku Xena secara detail

digambarkan dalam flowchart berikut:

Page 10: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

10

Permintaan masuk (pre

order)

Penentuan perkiraan

jumlah produksi

Data jumlah

produksi tiap item

Pencarian

Pemasok

Data calon-calon

pemasok

Link ke Expert Choice

Data pemasok

lama

Perlu pemasok

baru?

Memasukkan bobot

perbandingan antar

pemasok berdasarkan

data

Rekomendasi

pemilihan

pemasok

Ya

Pembuatan sampel

Pemberian order

kerja berkala ke tiap-

tiap pemasok

Negosiasi dan penyusunan

kesepakatan dengan tiap

pemasok

Surat Perjanjian

Kerjasama

Pemantauan

secara berkala

Penyerahan

barang jadi

Pendataan pemasok yang

terpilih ke dalam sistem

data outsourcing

perusahaan

Pelunasan sisa

pembayaran

Quality Control Sudah sesuai?

Ya

Rujuk ke SPKTidak

Start

End

Evaluasi hasil

pengerjaan

pesanan

Tidak

Perlu pemilihan

pemasok?

Tidak

Ya

Page 11: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

11

Menurut pemilik perusahaan, ada kebutuhan akan pendataan dan adanya dokumentasi data-

data pemasok dibutuhkan oleh perusahaan. Pada sistem outsourcing lama pun ada sistem

pendataan namun hanya sebatas rencana jumlah produksi dan aktualisasi. Tidak terdapat

pendataan pemasok dan pendataan nilai calon pemasok. Sistem pendataan pada sistem baru

berbentuk pengisian form yang mana data-datanya dapat ditinjau kembali apabila diperlukan.

Sistem pendataan yang berbentuk form-form di dalam software Ms. Excel lebih mudah

digunakan oleh pemakai karena adanya kemudahan untuk penghisian serta peninjauan data-

data tersebut. Dengan adanya data-data tentang pemasok, seperti data kapasitas produksi,

perusahaan dapat menentukan jumlah pesanan kepada para pemasok tersebut sesuai dengan

kinerja dari masing-masing pemasok, tidak hanya berdasarkan perkiraan oleh pemilik

perusahaan dan pihak pemasok.

Kemudian, sistem pemilihan pemasok yang dirancang berbasiskan model AHP sesuai

dengan kebutuhan perusahaan akan suatu sistem pemilihan pemasok yang menghasilkan

keputusan yang efektif. Pada sistem pemilihan pemasok yang diterapkan perusahaan saat ini,

hasil keputusan yang diambil sulit untuk diukur keefektifannya karena hanya berdasarkan

perkiraan dari pengguna sistem yaitu pemilik perusahaan. Tidak ada indikator yang

menunjukan bahwa keputusan yang diambil sudah efektif atau paling tidak mencerminkan

tingkat kepuasan pihak perusahaan sebagai pengguna jasa pemasok. Pada sistem pemilihan

pemasok yang terdapat di dalam sistem outsourcing yang dirancang sebagai sistem usulan

bagi perusahaan dalam memilih pemasoknya, terdapat suatu indikator yang dapat mengukur

hal-hal yang bersifat intangible, yakni tingkat keefektifan dari hasil keputusan yang diambil.

Indikator tersebut yakni total nilai dari pemasok terhadap seluruh kriteria yang menjadi

aspek penilaian dalam menentukan pemasok terpilih yang sesuai dengan standar dan kriteria

yang telah ditetapkan perusahaan.

6. Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Rancangan sistem baru menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam sistem lama.

Sistem baru lebih terstruktur dan mempunyai sistem penilaian pemasok yang lebih objektif.

Pada sistem baru terdapat sistem pendataan yang akan mencegah terjadinya kelalaian dalam

kegiatan produksi di Zysku Xena. Kelalaian jumlah produksi, pemilihan pemasok yang tepat,

serta kelalaian pengawasan dapat terselesaikan dengan sistem yang baru.

Model keputusan pemilihan pemasok yang dirancang mampu menyelesaikan permasalahan

pemilihan pemasok yang bersifat multikriteria dan multipartisipan dalam penelitian ini. Hal

tersebut terbukti dari pengujian sistem terhadap kasus pemilihan pemasok baru yang sedang

dihadapi oleh Zysku Xena pada saat ini. Hasil rekomendasi keputusan yang didapatkan dari

sistem divalidasi oleh pemilik Zysku Xena sebagai hasil yang valid dan terbaik. Analisis

sensitivitas sistem pemilihan pemasok pun menunjukan bahwa sistem sensitif terhadap hasil

dari rekomendasi alternatif terpilih dengan pengaruh perubahan nilai kriteria terhadap

perubahan hasil prioritas pemilihan alternatif.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian serupa selanjutnya antara lain:

a. Bentuk keseluruhan rancangan usulan sistem yang dibuat hingga berupa prototipe,

mulai dari sistem pendataan rencana produksi, pendataan pemasok, hingga pembuatan

Surat Perjanjian Kerja, dan Surat Pemberian Order.

Page 12: Jurnal Rancangan Sistem Outsourcing untuk UKM

12

b. Rancangan sistem yang dibuat lebih baik lagi jika berbentuk suatu program dengan user

interface yang memberikan kemudahan dalam proses input data dan lebih mudah

digunakan secara keseluruhan.

c. Pengujian terhadap sistem dilakukan secara keseluruhan mulai dari perencanaan hingga

evaluasi sehingga validasi sistem lebih valid secara obyektif.