jurnal pendidikan mutiara · kenyataan menunjukkan soal-soal ujian akhir sekolah (uas) sebagian...

13
Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650 101 KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMK MANDIRI 2 BALARAJA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Muhamad Juwayni STKIP Mutiara Banten [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data secara empiris hubungan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Korelasional. Metode ini digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan masalah yang diteliti pada siswa kelas X SMK Mandiri 2 Balaraja. Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari dua sumber yakni data nilai angket kebiasaan membaca dari hasil pengisian angket, dan nilai kemampuan membaca pemahaman dari hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes, dan non tes. Tes dilakukan dengan memberikan soal-soal isian yang berjumlah sepuluh, sedangkan untuk instrumen non tes dengan memberikan angket/kuesioner tentang data kebiasaan membaca siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan penulis di SMK Mandiri 2 Balaraja, dapat diketahui rata-rata tingkat kebiasaan membaca siswa tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 69,94. Begitu pula dengan data kemampuan pemahaman bacaan siswa yang tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 77. Dari hasil pengumpulan dan pengelolaan data, diketahui nilai rhitung adalah 0,524 sedangkan r tabel adalah 0,273 pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian hipotesis nol (H 0 ) dinyatakan ditolak, sedangkan hipotesis penelitian (H 1 ) dinyatakan diterima, artinya bahwa terdapat korelasi yang positif antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman. Kata Kunci : Kebiasaan Membaca, Kemampuan Membaca Pemahaman, Analisis Korelasional.

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

101

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMK MANDIRI 2 BALARAJA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Muhamad Juwayni

STKIP Mutiara Banten

[email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data secara empiris hubungan antara

kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Korelasional. Metode ini digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan masalah yang diteliti pada siswa kelas X SMK Mandiri 2 Balaraja. Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari dua sumber yakni data nilai angket kebiasaan membaca dari hasil pengisian angket, dan nilai kemampuan membaca pemahaman dari hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes, dan non tes. Tes dilakukan dengan memberikan soal-soal isian yang berjumlah sepuluh, sedangkan untuk instrumen non tes dengan memberikan angket/kuesioner tentang data kebiasaan membaca siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan penulis di SMK Mandiri 2 Balaraja, dapat diketahui rata-rata tingkat kebiasaan membaca siswa tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 69,94. Begitu pula dengan data kemampuan pemahaman bacaan siswa yang tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 77. Dari hasil pengumpulan dan pengelolaan data, diketahui nilai rhitung adalah 0,524 sedangkan rtabel adalah 0,273 pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian hipotesis nol (H0) dinyatakan ditolak, sedangkan hipotesis penelitian (H1) dinyatakan diterima, artinya bahwa terdapat korelasi yang positif antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman. Kata Kunci : Kebiasaan Membaca, Kemampuan Membaca Pemahaman, Analisis

Korelasional.

Page 2: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

102

PENDAHULUAN

Kehidupan dan pertumbuhan manusia senantiasa dipenuhi dengan kegiatan belajar,

karenanya banyak hal yang dapat kita kuasai melalui proses belajar. Salah satu caranya, yaitu dengan membaca. Membaca dapat menentukan kualitas seseorang, bahkan kualitas bangsa. Sebab dengan membaca kita dapat mengantarkan anak-anak (individu) yang mencerahkan. Individu yang mencerahkan adalah individu pembelajar, dan inilah yang dikatakan sebagai "manusia pembelajar". Sekaligus membawa perubahan mental, baik cara pandang, sikap maupun perilaku.

Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu :

1. Keterampilan menyimak / mendengarkan (Listening Skills) 2. Keterampilanberbicara (Speaking Skills) 3. Keterampilanmembaca (Reading Skills) 4. Keterampilanmenulis (Writing Skills) Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu

sama lain, dan saling berkorelasi. Keterampilan membaca adalah keterampilan dasar bagi siswa, yang harus mereka kuasai agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Kemampuan membaca akan sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Begitu besarnya arti penting dan manfaat membaca, maka masalah membaca oleh pemerintah kita mendapat perhatian serius, melalui pengadaan bahan bacaan di sekolah-sekolah. Namun, upaya dalam rangka membudayakan minat baca masyarakatnya belum begitu banyak perhatian. Kalaupun ada, tujuan mereka membaca sekadar untuk memperoleh informasi dan menambah pengetahuan.

Tujuan utama membaca adalah memperoleh informasi dan memahami isi atau pesan-pesan komunikasi. Hal ini mendorong terciptanya keinginan membaca pada diri siswa. Siswa hendaknya pandai memilah bacaan supaya motivasi membacanya semakin meningkat. Di sekolah, guru bahasa Indonesia haruslah dapat membantu dan membimbing siswa untuk meningkatkan kegemaran membaca. Guru juga bisa untuk memberikan rekomendasi buku bacaan yang baik kepada siswa.

Pada kenyataannya, keterampilan membaca pada siswa masih sering diabaikan. Kurangnya variasi dalam memilih bahan bacaan dan minimnya budaya membaca akan berdampak pada kemampuan untuk menganalisis wacana (teks) yang dibaca. Karena tingkat keterbacaan teks yang rumit, sehingga siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus memahami isi teks. Tingkat keterbacaan teks yang rumit di kalangan siswa SMA/SMK terbukti ketika mereka harus mengerjakan soal-soal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia maupun soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS).

Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat utama, membaca grafik, alur/plot, amanat, setting, dan sebagainya. Tanpa kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, mustahil siswa dapat menjawab soal-soal tersebut. Di sinilah peran penting membaca pemahaman untuk menentukan jawaban yang benar. Belum lagi dengan adanya standar nilai kelulusan, hal ini memicu guru bahasa Indonesia khususnya untuk dapat mencapai target nilai tersebut.

Fenomena seperti di atas terjadi di SMK Mandiri 2 Balaraja. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, keadaan membaca terutama tingkat pemahaman bacaan siswa kelas X masih sangat rendah dan memprihatinkan. Begitupun dengan kebiasaan membaca siswa baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Buku bacaan kurang disukai oleh

Page 3: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

103

siswa. Hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang masih enggan dan malas mengunjungi perpustakaan. Hanya sedikit siswa yang mau mengunjungi perpustakan, rata-rata di antara mereka hanya meminjam komik dan bacaan-bacaan sederhana saja. Kemauan siswa untuk membaca bacaan nonsastra sangat jarang dilakukan. Mereka lebih menyukai bacaan-bacaan yang banyak menampilkan gambar dengan alasan mereka lebih tertarik dan mudah memahami isinya, sedangkan bacaan nonsastra, kurang diminati oleh siswa karena bacaan nonsastra dipandang lebih sulit dimengerti dan kurang menarik. Kita tahu bahwa buku adalah jendela dunia. Melalui sebuah buku kita bisa mendapat banyak pengetahuan, sayangnya kebiasaan membaca siswa mulai luntur.

Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan membaca pemahaman di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan, tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah yang bersangkutan. Namun, hal ini harus dikembalikan lagi pada pembiasaan membaca ketika siswa masih kecil. Peranan orang tua yang lebih dominan dalam membentuk kebiasaan membaca anak. Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasaan membaca yang tinggi, sedangkan orang tuanya tidak pernah memberikan contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Seorang anak akan lebih tertarik dan termotivasi melakukan sesuatu, jika disertai dengan pemberian contoh, bukan hanya sekedar teori atau memberi tahu saja. Ketika anak memasuki usia sekolah, barulah guru memiliki peran dalam mengembangkan keinginan membaca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama-sama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca anak.

Rahmawati (2012:4) menyatakan bahwa pandangan umum meyakini ada hubungan yang positif antara kebiasaan membaca dan membaca pemahaman. Membaca merupakan sarana yang tepat untuk membangun konsep, mengembangkan pembendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambah proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan. Pembaca yang baik adalah pembaca yang memahami benar-benar apa yang dibacanya. Pengalaman menunjukan bahwa siswa yang mempunyai kosakata yang baik, perbendaharaan kata-kata yang memadai dan keterampilan dalam meringkas serta merangkum tidak akan menemui kesulitan dalam pemahaman. Kegiatan membaca sangat bermanfaat dan dapat membuat seseorang menjadi berkembang dan berwawasan luas.

Hal inilah yang membuat penulis tertarik mengadakan penelitian guna mengetahui bagaimana kebiasaan membaca dan membaca pemahaman siswa di sekolah menengah tingkat atas.

HASIL PENELITIAN

A. Profil SMK Mandiri 2 Balaraja

a. Identitas Sekolah : SMK Mandiri 2 Balaraja b. Alamat Sekolah : Jl. Raya Kresek Km. 0,5 Balaraja c. Kelurahan : Balaraja d. Kecamatan : Balaraja e. Kota : Tangerang f. No. Telepon : 021-594 31275 g. Website : sekolahmandiri.sch.id h. Email : [email protected] i. Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Mandiri ‘79 j. Alamat Yayasan : Jl. Raya Kresek km. 0,5 Balaraja k. NSS : 402280313004 l. Tahun Didirikan : 1979

Page 4: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

104

m. Tahun Beroperasi : 1979 n. Kepemilikan Tanah : Milik Yayasan o. Status Bangunan : Milik Yayasan p. Luas Bangunan : ± 4320 m²

B. Visi, Misi dan Tujuan SMK Mandiri 2 Balaraja

a. Visi SMK Mandiri 2 Balaraja Menciptakan Lulusan yang Cerdas, Trampil, Mampu Bersaing di Dunia Industri dan Berakhlak Mulia.

b. Misi SMK Mandiri 2 Balaraja - Meningkatkan kualitas PBM dalam mencapai kompetensi siswa yang

kompetitif dan siap kerja - Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan

dalam mendukung penguasaan IPTEK - Meningkatkan kualitas SDM dalam mewujudkan sikap kemandirian dan

berahlak mulia - Meningkatkan kualitas kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan

dalam mewujudkan standar pelayanan minimal. c. Tujuan

- Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif mampu bekerja sendiri, mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang pilihnya.

- Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang yang diminatinya.

- Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

agar mampu mengembangkan diri baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan lebih tinggi.

- Membekali peserta didik dengan kompetensi – kompetensi yang sesuai

dengan program keahlian yang dipilih.

Dengan melihat banyaknya jumlah sekolah yang berada di kabupaten Tangerang, SMK Mandiri 2 Balaraja merupakan salah satu sekolah favorit di kalangan SMK se-Kabupaten Tangerang karena SMK Mandiri 2 Balaraja merupakan sekolah yang sudah Terakreditasi A. Sehubungan dengan adanya program sekolah untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di SMK Mandiri 2 Balaraja, banyak sekali persiapan-persiapan pemenuhan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran baik fisik maupun non fisik. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendapat mendukung berjalannya standar mutu pelayanan sekolah. Adapun fasilitas yang dimiliki oleh SMK Mandiri 2 Balaraja terbagi dalam 4 (empat) kelompok yaitu :

Tabel 4.1 Fasilitas SMK Mandiri 2 Balaraja No JenisKelompok Fasilitas Jumlah

1. Pengajaran a. Ruang Kelas 20 b. Studio Fhoto Multimedia 1

Page 5: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

105

c. Laboraturium Akuntansi 1 d. Laboratorium Komputer Jaringan 1 e. Laboratorium Broadcasting 1 f. Laoratorium Adm. Perkantoran 1 g. Laboratorium Pemasaran 1 h. Laboratorium Multimedia 1 i. Lapangan Olahraga 1

2. Administrasi

a. Ruang Kepala Sekolah 1 b. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 c. Ruang Guru 1 d. Ruang Tata Usaha 1 e. Ruang Sidang 1 f. Ruang Percetakan 1 g. Arsip/Gudang 1

3. Penunjang

a. Ruang Perpustakaan 1 b. Ruang bimbingan dan konseling 1 c. UKS 1 d. Ruang OSIS 1 e. Ruang BKK 1 f. Bussines Centre 2 g. Koperasi Siswa 1 h. Ruang Penyimpanan alat olahraga 1 i. Musholah 1 j. Kantin 1 k. Gardu satpam 1 l. Kamar Mandi/WC 16 m. Ruang tunggu 1 n. Aula 1

4. Infrastruktur

a. Jalan 1 b. Taman 2 c. Pagar 1 d. Lapangan/halaman 1 e. Tempat Parkir guru/karyawan 1 f. Tempat Parkir siswa 2

Jumlah siswa untuk Tahun Ajaran 2016/2017 Sebanyak 1.580 Siswa Dengan rincian sebagai seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Jumlah siswa SMK Mandiri 2 Balaraja

SMK SMK Mandiri 2 Balaraja mempunyai 74 guru dan karyawan dengan rincian :

KELAS AK AP MM TKJ BC

JUMLAH L P L P L P L P L P

X 6 42 11 100 134 33 137 2 7 6 478

XI 16 58 28 143 153 54 120 1 13 10 596

XII 6 40 35 168 123 45 83 6 - - 506

TOTAL 28 140 74 411 410 132 340 9 20 16 1580

Page 6: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

106

Tabel 4.3 Jumlah Guru dan Karyawan SMK Mandiri 2 Balaraja

No Status Perempuan Laki-Laki Jumlah

1. Guru Tetap 22 15 37

2. Guru Tidak Tetap (GTT) 12 9 21

3. Pegawai dan Karyawan 6 10 16

Jumlah Total 40 34 74

a. Deskripsi Data

Penelitian yang dilakukan di SMK Mandiri 2 Balaraja bertujuan untuk melihat secara umum mengenai hubungan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa. Teknik pengolahan data yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai kebiasaan membaca adalah melalui angket, sedangkan untuk memperoleh data dani nformasi mengenai membaca pemahaman adalah melalui metode tes, peneliti menggunakan instrumen berupa tes tertulis dalam bentuk uraian. Untuk lebih jelasnya mengenai deskripsi data setiap variabel akan dibahas secara terperinci dan terpisah berikut ini. 4.3.1. Hasil Analisis Kebiasaan Membaca (Variabel X)

Berikut ini adalah data yang dikumpulkan penulis dari dua sumber, yakni data nilai angket kebiasaan membaca dan nilai tes kemampuan membaca pemahaman.

Tabel 4.4. Jumlah Skor Angket Kebiasaan Membaca

Page 7: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

107

Page 8: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

108

Adapun soal yang ditentukan berjumlah 25 pertanyaan kebiasaan membaca yang

berbentuk pilihan, dengan pilihan SS (Sangat Setuju), S (setuju), KS (Kurang Setuju), dan TS (Tidak Setuju).Instrumen angket kebiasaan membaca digunakan nilai/skor antara 1 sampai dengan 4. Skor 1 untuk jawaban TS, skor 2 untuk jawaban KS, skor 3 untuk jawaban S, dan skor 4 untuk jawaban SS.

4.3.2. Hasil Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman (Variabel Y)

Kemampuan membaca pemahaman merupakan variabel dependen atau dikenal dengan variabel Y. Variabel Y diperoleh dari hasil tes tertulis yaitu tes membaca pemahaman. Hasil data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. 4.5 Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Page 9: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

109

Setelah Penulis memperoleh data sampel penelitian dalam hal kebiasaan membaca dan

membaca pemahaman siswa kelas X SMK Mandiri 2 Balaraja, Penulis dapat mengetahui rata-rata tingkat kebiasaan membaca siswa tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 70,82. Begitu pula dengan data kemampuan membaca pemahaman siswa tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 77.

b. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian Penulis olah dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu:

Page 10: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

110

��� =�. ∑�� (∑�)(∑�)

�{�. ∑�� (∑�)�}{�. ∑ �� (∑�)�}

Untuk memudahkan Penulis dalam mengolah data tersebut, dan untuk mengetahui hubungan/korelasi antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman, maka Penulis membuat tabel penilaian sebagai berikut :

Tabel 4.6.

Hubungan Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman

Keterangan :

1. Kolom pertama dan kedua adalah nomor urut dan nama responden 2. Kolom kedua adalah angka hasil dari variabel X 3. Kolom ketiga adalah angka hasil dari variabel Y 4. Kolom keempat adalah angka hasil dari variabel X yang dikuadratkan

Page 11: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

111

5. Kolom kelima adalah angka hasil dari variabel Y yang dikuadratkan 6. Kolom keenam angka hasil dari perkalian variabel X dan variabel Y

Diketahui : N = 50 ΣX = 3644 ΣY = 3670 ΣX2 = 267562 ΣY2 = 271575 Σ XY = 268735 (ΣX)2 = 13278736 (ΣY)2 = 13468900

��� =�. ∑�� (∑�)(∑�)

�{�. ∑�� (∑�)�}{�. ∑ �� (∑�)�}

��� =(50�268735) (3644�3670)

�{(50�267562) 13278736}{(50�271575) 13468900}

��� =13756250 13632850

�{15327500 13278736}{12648350 13468900}

��� =123400

√505000�109669

��� =123400

√505000�109669

��� =123400

√395331

��� =123400

235335.601

��� = 0.524(�������)

Dari perhitungan di atas, ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y bertanda positif memperhatikan hasil yang diperoleh 0,524. Ini berarti ada korelasi yang positif antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelasX SMK Mandiri 2 Balaraja. c. Interpretasi Data

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa, antara variabel X (Kebiasaan Membaca) dan variabel Y (Membaca Pemahaman) bertanda positif yang sedang atau cukup dengan memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh sebesar 0,524. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, penulis menggunakan rumus berikut ini.

Tabel 4.7.Interpretasinilai r

BesarnyaNilai r Interpretasi

0,90 - 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat Tinggi

0,70 - 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat dan tinggi

Page 12: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

112

0,40 - 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0,20 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah

0,00 - 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi

korelasitersebut diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhanadengan mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r”product moment, ternyata besar rxy (0,605) yang besarnya terletak antara0,40 – 0,70 yang berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasiyang sedang atau cukup.Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan antara keduavariabel tersebut signifikan atau tidak, maka rhitung dibandingkan denganrtabel. Sebelum membandingkan, terlebih dahulu dihitung derajatkebebasan (degree of freedom) dengan menggunakan rumus berikut ini df = N – nr df = 50 – 2 df = 48

Dengan df sebesar 19 jika dikonsultasikan dengan rtabel pada tarafsignifikansi 5 % diperoleh harga sebesar 0,273, sedangkan pada tarafsignifikansi 1 % diperoleh harga sebesar 0,354. Kriteria pengajuan adalahjika rhitung ≥ dari rtabel maka H1 diterima dan H0 ditolak, sebaliknya jikarhitung ≤ dari rtabel maka HI ditolak dan H0 diterima. Ternyata rxy yangbesarnya 0,524 lebih besar dari rtabel. Karena rxy lebih besar dari rtabel,maka hipotesis alternatif diterima, sedangkan hipotesis nihil ditolak. Halini berarti terdapat korelasi yang signifikan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman.Selanjutnya dilakukan analisis determinasi dari angka indekskorelasi (rxy) product moment yang diperoleh dengan rumus: KD = r2 x 100 % KD = (0,524)2x 100 % = 0,275x 100 % = 0.00275100 %

Dari perhitungan KD sebesar 0.00275 % maka dapat diketahuikontribusi kebiasaan membaca dengan kemampuan pemahaman bacaansebesar 0,275 100 %. Dengan demikian ada faktor lain sebesar 2,3 % yangdapat mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman siswa. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang Penulis lakukan terhadap kebiasaan membaca dengan

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMK Mandiri 2 Balaraja, Penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai rhitung adalah 0,524 sedangkan r tabel adalah

0,273 pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian hipotesis nol (H0) dinyatakan ditolak, sedangkan hipotesis penelitian (H1) dinyatakan diterima, artinya bahwa terdapat korelasi yang positif antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman.

2. Kebiasaan membaca siswa kelas kelas X SMK Mandiri 2 Balaraja memiliki rata-rata yang cukup tinggi.

Page 13: Jurnal Pendidikan Mutiara · Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat

Jurnal Pendidikan Mutiara Volume IV, Nomor 1, 1 September 2018 ISSN- 2460-6650

113

Kemampuan membaca pemahamannya juga dapat dikatakan mencapai pada taraf rata-rata yang cukup tinggi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Anwar, Desi. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Modern. Surabaya: Amelia Surabaya. Chaplin.J.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono). Jakarta: Raja

Grafindo Persada. Hairuddin, dkk. 2007. Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti dan Depdikbud. Nurhadi. 2008. Membaca cepat dan Efektif. Bandung: sinar Baru Algensindo. Nurhadi. 2010. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca? Bandung: Sinar Baru

Algensindo. Putra, Dona Aji Kurnia. 2006. Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dan Kecepatan

Membaca dengan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas II SMP Negeri di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta: FBS UNY.

Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Rahmawati, Evi. 2012. Hubungan Kebiasaan Membaca Tajuk Rencana dengan Kemampuan

Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Kota Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta: UNY.

Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soedarso. 2006. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Subana, M., dan Sudrajat. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Cet. I. Bandung: Pustaka

Setia. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Tampubolon. 1993. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung:

Angkasa. Tampubolon. 2015. Kemampuan Membaca (Teknik Membaca Efektif dan Efisien). Bandung:

Angkasa. Tarigan. 2008. Membaca (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa. TIM LAPIS-PGMI. 2009. Bahasa Indonesia 1 Paket 7,13 . Surabaya: LAPIS PGMI.