jurnal-no-12
DESCRIPTION
journalTRANSCRIPT
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang
2010
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang
Suharmadji, Hartati Rivai, Emi Juwita, Ramasuti
Intisari
Hipertensi adalah tekanan darah sistole ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastole ≥ 90 mmHg. Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan (obesitas, stress, aktifitas fisik, merokok, asupan garam, hindari aktivitas berendam di air panas) dan faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (keturunan, jenis kelamin, ras/etnis, umur). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan asupan garam terhadap kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kunjungan yang tercatat diregister poli dewasa yang berobat di Puskesmas Bangkinang. Subjek dalam penenlitian ini penderita hipertensi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang Kabupaten Kampar. Sampel penelitian ini sebanyak 98 orang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji statistik Chi square dan Odds Ratio (OR). Penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan kebiasaan merokok (p= 0,001 dan OR:1,342), konsumsi alkohol (p=0,021 dan OR:1,241) dan asupan garam (p=0,002 dan OR=17,143). Bahwa asupan garam mempunyai risiko lebih besar terhadap penyakit hipertensi dari yang lainnya yaitu sebesar 17,14 kali terhadap hipertensi. Disarankan kepada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang rutin memeriksakan tekanan darah di Puskesmas atau Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya penyakit tidak menular seperti penyakit hipertensi .
Kata kunci : Hipertensi, Faktor risiko
Pendahuluan
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular (Depkes RI,2006).
Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, merambah hampir ke semua golongan masyarakat. Saat ini diperkirakan 1 milyar penduduk dunia menderita hipertensi dengan prevalensi 26,4%. Di negara maju prevalensi mencapai 37,3% dan diprediksi pada tahun 2025 hipertensi akan mencapai 29,2%. Tingginya prevalensi hipertensi menjadikannya sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular yang paling penting (Sani, 2008).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007,
prevalensi nasional hipertensi pada penduduk umur > 18 tahun adalah sebesar 29,8% (berdasarkan pengukuran). Terdapat 10 provinsi mempunyai prevalensi hipertensi pada penduduk umur > 18 tahun yaitu, Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat (Depkes RI,2007).
Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, prevalensi kasus hipertensi pada tahun 2009 sebesar 25,01/100.000 (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2009). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2010, kasus hipertensi mencapai 12.192 dengan prevalensi sebesar 25,2/100.000, yang mana hipertensi berada diurutan ke tiga dari sepuluh penyakit
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang
2010
terbanyak setelah ISPA dan diare (Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, 2010).
Data yang diperoleh dari Puskesmas Bangkinang, kasus hipertensi pada tahun 2008 sebanyak 658 orang, dan tahun 2009 mengalami penurunan sehingga menjadi 624 orang, dan tahun 2010 mengalami peningkatan kembali sehingga menjadi 1203 orang dengan prevalensi sebesar
5,2/100.000 (Laporan tahunan Puskesmas Bangkinang, 2010).
Dari data yang diperoleh, prevalensi hipertensi di Puskesmas Bangkinang dalam kurun waktu 3 tahun selalu mengalami peningkatan. Data tentang peningkatan prevalensi hipertensi di Puskesmas Bangkinang, terlihat dalam gambar berikut:
2008 2009 20100
1
2
3
4
5
6
2.8 2.7
5.2
Gambar 1.1Prevalensi Hipertensi di Puskesmas Bangkinang Kabupaten Kampar
Tahun 2008 - 2010
Prevalensi
Berdasarkan laporan tahunan kunjungan penyakit di Puskesmas Bangkinang diatas, terlihat bahwa prevalensi hipertensi selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Tahun 2008, prevalensi hipertensi di Puskesmas Bangkinang sebasar 2,8/100.000. Tahun 2009, prevalensi hipertensi di Puskesmas Bangkinang sebesar 2,7/100.000. dan untuk tahun 2010, prevalensi hipertensi di Puskesmas Bangkinang sebesar 5,2/100.000. Tujuan ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Bangkinang Kabupaten Kampar.Metode
Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan metode penelitian Cross Sectional. Tempat penelitian dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas bangkinang kota kab. Kampar, yang terdiri dari kelurahan Bangkinang, Desa Kumantan, Kelurahan Langgini, Desa Ridan Permai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kunjungan yang tercatat di Poli Dewasa minimal 3 kali kunjungan yang berobat ke Puskesmas Bangkinang Kabupaten Kampar pada tahun 2010 dengan jumlah 781 orang, besar sampel dalam penelitian ini adalah 98 orang, Pengambilan sampel dilakukan dengan systematic random sampling (sampel acak sistematis) dengan interval 8. Analisis data yaitu univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square menggunakan α = 0,05, convidence interval atau CI 95 %
Hasil
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang
2010
Univariat
Tabel 1Distribusi Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, dan Asupan Garam
di Puskesmas Bangkinang Kabupaten Kampar
Kebiasaan merokok Frekuensi %
Ya 47 48,0Tidak 51 52,0Konsumsi AlkoholYa 31 31,6Tidak 67 68,4Asupan GaramYa 51 52,0Tidak 47 48,0
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa yang tidak kebiasaan merokok sebanyak 51 (52%), yang tidak Konsumsi alkohol
sebanyak 67 (68,4%) dan yang mengkonsumsi asupan garam sebanyak 51 (52%).
Bivariat
Tabel 2Hubungan Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol dan Asupan Garam Dengan
Kejadian Hipertensi di Puskesmas Bangkinang
Kebiasaan merokok
Hipertensi ≥ 140mmg dan≥ 90
mmhg
Tidak hipertensi < 140 mmhg dan
< 90 mmhgTotal
OR P value 95% CI
N % N % N %Ya 47 100 0 0 47 100 1,342 0,001 1,143 – 1,576
Tidak 38 74,5 13 25,5 51 100Konsumsi AlakoholYa 54 80,6 13 19,4 67 100 1,241 0,021 1,103- 1,395
Tidak 85 86,7 13 13,3 98 100Asupan garam
≥ 6 gr 50 98 1 2 51 100 17,143
0,002 2,130-137,938
< 6 gr 35 74,5 12 25,2 47 100
Dari hasil uji Chi Square pada 2, di atas diperoleh nilai P = 0,001 < α 0,05 (α 0,05= 3,841), hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi. Serta didapat nilai OR =1,342 (95% CI=1,143- 1,576) yang artinya Responden yang merokok berpeluang 1,342 kali untuk menjadi hipertensi dibandingkan responden yang tidak merokok.
Berdasrkan nilai OR tersebut dapat di simpulkan bahwa, kebiasaan merokok merupakn faktor risiko terjadinya hipertensi.
Dari hasil uji statistik pada tabel 2, menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian hipertensi dengan konsumsi alkohol, hal ini dibuktikan dengan P value = 0,021 < α 0,05 (α 0,05= 3,841), nilai OR yang diperoleh 1,241 (95% CI = 1,103-1,395),
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang
2010
dan apabila OR > 1 merupakan faktor risiko, yang berarti responden yang mengkonsumsi alkohol berisiko 1,241 kali untuk menjadi hipertensi daripada responden yang tidak mengkonsumsi alkohol. Sedangkan terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian hipertensi dengan asupan garam, hal ini diuktikan dengan P value = 0,002 < α 0.05 (α 0,05 = 3,841), nilai OR yang diperoleh 17,143 (95% CI = 2,130-137,938), dan apabila nilai OR > 1 merupakan faktor risiko, yang berarti responden dengan asupan garam ≥ 6 gram berisiko 17,143 kali terserang hipertensi daripada responden dengan asupan garam < 6 gram. Pembahasan a. Hubungan antara kebiasaan
merokok dengan kejadian hipertensiBerdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan Chi Square didapat hubungan yang bermakna antara kejadian hipertensi dengan kebiasaan merokok. Hal ini dibuktikan dengan nilai P value = 0,001 < α 0,05 (α 0,05 =3,841), nilai OR = 1,343 (95%CI = 1,143-1,576). Hasil ini didukung oleh berbagai penelitian, salah satunya adalah penelitian Wan Asrul (2010), memiliki kebiasaan merokok merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Orang dengan kebiasaan merokok meningkatkan risiko hipertensi 2,43 kali dari orang yang tidak merokok.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Russel (2011), bahwa merokok adalah salah satu kebiasaan yang harus dihentikan, dalam asap rokok yang membara karena dihisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan karbon mono oksida yang menyebabkan sesak napas, batuk-batuk. Nikotin dapat merangsang meningkatnya tekanan darah, sudah terlihat jelas bahwa merokok merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi.
b. Hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi
Berdasarkan dari hasil analisis di peroleh nilai OR = 1,241 atau OR > 1, dengan 95%CI : 1,103-1,395.
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian Andika (2009), responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol berisiko 3,4 kali daripada responden yang tidak mengkonsumsi alkohol, dimana nilai P value = 0,002.
Secara konsep terdapat teori yang menyebutkan bahwa mengkonsusmsi alkohol yang berlebihan tidak hanya meningkatakan tekanan darah, tetapi juga menaikkan berat badan. Konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas sehari untuk perempuan dan 3-4 gelas sehari untuk laki-laki akan beresiko terjadinya hipertensi dan stroke (Russel, 2011).
c. Hubungan antara asupan garam dengan kejadian hipertensi
Dari hasil analisis dengan menggunakan Chi square, menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang tahun 2010 dengan asupan garam, hal ini di buktikan dengan P value = 0,002 < α 0,05 (α 0,05= 3.841), nilai OR yang di peroleh 17,143 (95% CI =2,130-137,938) dan apabila OR > 1 merupakan faktor risiko yang berarti responden dengan asupan garam ≥ 6 gr berisiko 17,143 kali terserang hipertensi daripada responden dengan asupan garam < 6 gr.
Penelitian yang dilakukan Roni (2008) dalam penelitiannya yang berhubungan dengan hipertensi menunjukkan orang dengan asupan garam > 6 gr berisiko 6,7 kali terserang hipertensi daripada orang yang mengkonsumsi garam< 6 gr.
Menurut Beaver (2008) yang menyatakan bahwa konsumsi garam memiliki efek langsung terhadap
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang
2010
tekanan darah. Konsumsi garam yang tinggi selama bertahun-tahun kemungkinan meningkatkan tekanan darah karena meningkatkan kadar sodium dalm sel-sel otot halus pada dinding arteriol. Kadar sodium yang tinggi, memudahkan masuknya kalsium kedalam sel-sel tersebut, menyebabkan arteriol berkontraksi dan menyempit pada lingkar dalamnya.
Selain itu menurut Russel (2011) yang menyebutkan bahwa sebaiknya kurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya untuk mencegah hipertensi.
Kesimpulan 1. Kebiasaan merokok berhubungan
dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang Kabupaten Kampar tahun 2010, dengan P value = 0,001 ; OR = 1,342 dengan 95% CI = 1,143-1,576. Hal ini berarti responden yang merokok berisiko 1,34 kali terserang hipertensi dibanding responden yang tidak merokok.
2. Konsumsi alkohol berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang Kabupaten Kampar tahun 2010, dengan P value = 0,021 ; OR= 1,241 dengan 95% CI = 1,103-1,395. Hal ini berarti Orang yang mengkonsumsi alkohol berisiko 1,241 kali untuk menjadi hipertensi dibanding dengan orang yang tidak mengkonsumsi alkohol..
3. Asupan garam memiliki hubungan yang signifikan pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang Kabupaten Kampar tahun 2010, dengan P value = 0,002 ; OR = 17,143 dengan 95% CI = 2,130-137,938. Hal ini berarti responden dengan asupan garam ≥
6 gr berpeluang 17,14 kali untuk menjadi hipertensi dibanding orang yang mengkonsumsi garam < 6 gr.
Saran 1. Tenaga kesehatan di Puskesmas
Bangkinang diharapkan aktif dalam pemantauan/ pemeriksaan tekanan darah kepada penderita hipertensi.
2. Pihak Puskesmas agar meningkatkan penyuluhan tentang hipertensi kepada masyarakat khususnya pada penderita hipertensi.
Daftar Pustaka Anggraini, Ade Dian, dkk,(2008), Faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada pasien yang berobat di Poliklinik dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008, (http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2010/2/files-of-drsmed-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-hipertensi.pdf, diakses tanggal 27 Februari 2010).
Andika. (2009). Faktor risiko hipertensi.( http://www. Faktor risiko hipertensi.com, diakses 27 Juni 2011).
Armilawati, dkk,(2007), Hipertensi dan faktor resikonya dalam kajian epidemiologi, bagian epidemiologi FKM UNHAS. (http://www.Cermin DuniaKedokteran.com/index.php?option=com_content&task=view&artid=38&Itemid=12 diaksestanggal 27 Februari (2010).
Astawan,M,M.S. Cegah Hipertensi dengan pola makan. (http//www.depkes.go.id/index.php?
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang
2010
Option=article&task=viewacticles&artid=20&Itimed=3 diakses tanggal 1 Maret 2010)
Bangun, H,P, (2002), Terapi jus & Ramuan Tradisional untuk hipertensi, AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Balitbangkes RI, (2008), Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007
(http//www.litbang.depkes.go.id/LaporanRKD/Indonesia/Laporan Nasional.pdf diakses tanggal 5 Maret 2011.
Beaver.D.G,(Eds).(2008), Tekanan Darah, Jakarta: Dian Rakyat.
Bustan.M.N, (2007), Epidemiologi Penyakit tidak Menular, Jakarta: Rineka Cipta
Dalimartha.S,(2008), Care your self Hipertensi, Jakarta: Penebar Plus+.
Djohan ,A, (2007). Mengatasi Strees. (http//www.Mengatasi stress.com/index.php?Option =com_content&task=viewacticles&artid=15&Itimed=5 Diakses Tanggal 10 Maret 2010).
Depkes RI,(2006), Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi, (http//www.4shared.com/get/115715476/eb9ce97e/HIPERTENSI.html;jsessionid=67C47F96C77ACE2B964F4B9723863FA9.dc156..........Hipertensiwww.litbang.depkes.go.id/Simnas4?Day _2/HIPERTENSI.pdf diakses tanggal 1 Maret 2010).
Dorothy.M.Russel,(2011), 6 Bebas dari Penyakit paling mematikan, MesPress (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Feigin,V,(2009), Stroke, Panduan bergambar tentang pencegahan dan pemulihan Stroke, Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer.
Hendri, (2008), Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Benteng Hilir, Skripsi tidak diterbitkan, Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Pekanbaru.
Maloedyn,(2006), 30 Ramuan Penakluk Hipertensi, Jakarta : PT. Agromedia Pustaka
Mansjoer, A,dkk (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius.
Notoatmodjo, S, (2002), Ilmu Perilaku Kesehatan, PT Rineka Cipta; Jakarta.
Sani,A, (2008), Hypertension Current Perspective, Jakarta: Medya Crea.
Smetzer,B,(1994), Psikologi Kesehatan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suharto,I,(2004), Penyakit jantung koroner dan serangan jantung, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Susalit,E, dkk,(2001) Hipertensi Primer dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Sutanto, (2010), Cekal (Cegah & Tangkal) Penyakit Modern, Yogyakarta:C.V Andi Offset.
Tambayong,Kany, (2002), Patofisiologi, Jakarta: EGC
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bangkinang
2010
Tiara, (2008), Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensidi kelurahan jagakarsa tahun 2008, (Online),(http;//www.digilib.ui.ac.id/diakses 24 mei 2011).
Wiliam, dkk (2005), Pengukuran Tekanan Darah, Jakarta : PT. Mitra Media Pustaka
Wan Asrul,A, (2010), Analisis Peningkatan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Serasan, Skripsi tidak diterbitkan, Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Pekanbaru.
Yamuharudin, (2010), Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Pekerjaan terhadap Kasus Hipertensi Usia Lanjut di Puskesmas Harapan Raya, Skripsi tidak diterbitkan, Pekanbaru.
Yusuf,I, (2008), Hipertensi Sekunder, Vol.21, No.3, (http//www.dexamedia.com/images/publication_upload080926954234001222419609FA%20MEDICINUS%20JULI%SEPTEMBER%202008.pdf diakses tanggal 8 Maret 2011)