jurnal mikro pewarnaan

6
Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar Pewarnaan dan Cara-cara Pewarnaan Berty Veibrita S., Nirmayani, Trima Wati, Hendra Saputra, Feiky Aprilasari, Jane Firdha B. P. Kelompok 2B Praktikum Mikrobiologi Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Abstrak Pengamatan bentuk dan ukuran sel akan tampak jelas jika dilakukan pewarnaan terhadap sel. Pewarnaan bakteri adalah suatu cara untuk memberi warna pada sel atau bagian-bagiannya sehingga menambah kontras dan tampak lebih jelas. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui cara-cara pewarnaan pada bakteri. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 05 November 2015 pada pukul 09.10-11.50 WITA yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda. Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah jarum ose, kaca preparat, tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, cawan petri. Metode pewarnaan sel bakteri ini pertama kali dikembangkan oleh Christian Gram pada tahun 1884 yaitu seorang ahli bakteriologi Denmark. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Hasil dari praktikum ini yaitu pada pewarnaan gram didapat bakteri berwarna biru, menandakan bahwa bakteri tersebut berupa gram positif, sedangakan pada pewarnaan negatif terdapat banyak bakteri berwarna putih. Pada pewarnaan sederhana terdapat banyak bakteri yang berbentuk basis atau batang yang bewarna ungu dan pada pewarnaan spora terdapat spora berwarna kecoklatan. Kata Kunci: Pewarnaan, bakteri, Tanggal Praktikum: 5 November 2015; Diserahkan Tanggal 12 November 2015. Pendahuluan Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui © Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi, FMIPA Unmul

Upload: eby-chinaga-gokielabiezz

Post on 01-Feb-2016

1.134 views

Category:

Documents


445 download

DESCRIPTION

laporan mingguan

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL MIKRO PEWARNAAN

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar

Pewarnaan dan Cara-cara Pewarnaan

Berty Veibrita S., Nirmayani, Trima Wati, Hendra Saputra, Feiky Aprilasari, Jane Firdha B. P.Kelompok 2B Praktikum Mikrobiologi DasarFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

AbstrakPengamatan bentuk dan ukuran sel akan tampak jelas jika dilakukan pewarnaan terhadap

sel. Pewarnaan bakteri adalah suatu cara untuk memberi warna pada sel atau bagian-bagiannya sehingga menambah kontras dan tampak lebih jelas. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui cara-cara pewarnaan pada bakteri. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 05 November 2015 pada pukul 09.10-11.50 WITA yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda. Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah jarum ose, kaca preparat, tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, cawan petri. Metode pewarnaan sel bakteri ini pertama kali dikembangkan oleh Christian Gram pada tahun 1884 yaitu seorang ahli bakteriologi Denmark. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan  pengecatan struktural. Hasil dari praktikum ini yaitu pada pewarnaan gram didapat bakteri berwarna biru, menandakan bahwa bakteri tersebut berupa gram positif, sedangakan pada pewarnaan negatif terdapat banyak bakteri berwarna putih. Pada pewarnaan sederhana terdapat banyak bakteri yang berbentuk basis atau batang yang bewarna ungu dan pada pewarnaan spora terdapat spora berwarna kecoklatan.

Kata Kunci: Pewarnaan, bakteri, Tanggal Praktikum: 5 November 2015; Diserahkan Tanggal 12 November 2015.

Pendahuluan Mikroorganisme yang ada di alam ini

mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan [1].

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, negatif, diferensial dan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana prosedur  pewarnaan yang menampilkan perbedaan diantar sel-sel mikroba atau bagian- bagian sel

Asisten Pendamping: 1. Cep Hikmat 2. Ersaliany Nurul, 3. Nur Maulida 4. Yusnaini

Penanggung-jawab: Koordiantor mata Kuliah Mikrobiologi Dasar: Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si dan Eko Kusumawati S. Si, M. P Serta Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler Dr. rer. nat. Bodhi Dharma M.Si, FMIPA Unmul

mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan  bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul [6].

Karakterisasi merupakan salah satu kegiatan dilakukan untuk menobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi, dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase [2].

Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen selular

© Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi, FMIPA Unmul

Page 2: JURNAL MIKRO PEWARNAAN

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar

dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Ikatan ion dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Terdapat tiga mcam metode pewarnaan yaitu  pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai serangkaian larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan metode  pewarnaan yang paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri [5].

Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas dari pada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya [3].

Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa yaitu dengan cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan bergantung, menggunakan kondensor medan gelap dan lain-lain.Tetapi pengamatan dari  pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di pakai untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya transparan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi hal tersebut maka di kembangkan suatu teknik pewarnaan bakteri ,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi [1].

Metode Praktikum

Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari

Selasa, 3 November 2015 pada pukul 09.10-11.50 WITA yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler, FMIPA, Universitas Mulawarman, Samarinda.

Alat-alatAlat yang digunakan dalam praktikum

mengenai pewarnaan adalah jarum ose, tabung reaksi, kaca preparat, kaca penutup, pipet tetes, mikroskop biologi dan lampu spiritus.

Bahan-bahan Bahan yang digunakan dalam

praktikum tersebut adalah alkohol, safranin, Escherichia coli, air mengalir, Kristal violet, nigrosin dan malachite green.

Cara Kerja

1. Pewarnaan sederhanaPreparat ulas di buat pada object glass

setelah jarum ose dipijarkan pada lampu Bunsen, 1/2 tetes crystal violet ditetesi pada preparat ulas tersebut, diamkan, setelah itu di cuci dengan air mengalir dan diamati pada mikroskop.2. Pewarnaan gram

Jarum ose dipijarkan lalu diambil bakteri E.coli, dibuat preparat ulas pada object glass, ditetesi crystal violet lalu didiamkan selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, ditetesi lugol lalu didiamkan selama 1 menit, di cuci kembali pada air mengalir, ditetesi alkohol 95% lalu didiamkan 30 detik, dicuci pada air mengalir, ditetesi lagi safranin lalu didiamkan 2 menit, dicuci pada air mengalir, lalu dikeringkan dan diamati di bawah mikroskop.3. Pewarnaan spora

Jarum ose dipijarkan, lalu diambil bakteri E.coli lalu dibuat preparat ulas pada object glass, lalu ditutup kertas saring, ditetesi malachite green, dilakukan fiksasi selama 15 menit, dicuci pada air mengalir, ditetesi safarin, dikeringkan preparat dan diamati di bawah mikroskop.4. Pewarnaan negatif

Jarum ose dipijarkan lalu diambil bakteri pada E. coli, dibuat preparat ulas pada object glass, ditetesi nigrosin lalu diratakan, dikeringkan preparat dan diamati di bawah mikroskop.

Hasil dan PembahasanHasil yang didapatkan dari

praktikum adalah:

© Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi, FMIPA Unmul

Page 3: JURNAL MIKRO PEWARNAAN

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar

No Pewarnaan bakteri

Pengamatan

1 Pewarnaan sederhana

Terdapat banyak bakteri yang berbentuk cocus, warna yang terlihat violet (ungu).

2 Pewarnaan negatif

Terdapat banyak bakteri berwarna putih dan berbentuk batang. latar belakang berwarna gelap.

4 Pewarnaan spora

Terdapat banyak bekteri berbentuk batang, dan bakteri berwarna merah

Pada pewarnaan sederhana menguraikan satu jenis zat warna saja dengan dilakukan fiksasi terlebih dahulu. Saat diamati dibawah mikroskop terdapat banyak bakteri yang berbentuk basis atau batang yang bewarna ungu pada sampel cincau.

Pada pewarnaan gram termasuk pewarnaan diferensial (untuk membedakan) karena dapat membedakan bakteri-bakteri yang bersifat gram negaif. Pada pewarnaan ini didapat bakteri berwarna biru, menandakan bahwa bakteri tersebut berupa gram positif.

Pada pewarnaan negatif yang diwarnai adalah latar belakangnya sedangkan bakterinya sendiri tidak mengalami pewarnaan saat diamati dibawah mikroskop terdapat banyak bakteri berwarna putih yang ada pada sampel es teh.

Pada pewarnaan spora dengan menggunakan malachnite green, dilakukan fiksasi dan pemberian safranin. Saat diamati dibawah mikroskop terdapat spora berwarna hijau pada sampel es dawet.

Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen, sehingga tidak berwarna dan hampir tidak terlihat karena tidak kontras

dengan media dimana mereka hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pewarnaan agar bakteri tampak jelas bila diamati dengan mikroskop.

Crystal violet adalah pewarna triarylmethane. Pewarna ini digunakan sebagai histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet memiliki sifat-sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing. Crystal violet dipakai sebagai zat warna primer dikarenakan mampu melekatkan bakteri pada kaca dan mencegah autolisis pada sel,  membuat sel-sel lebih kuat atau keras,  mencegah mengkerutnya globula-globula protein sel,  mempertinggi sifat reaktif gugusan-gugusan, membunuh bakteri secara cepat dengan tidak mengubah bentuk dan strukturnya dan mengubah afinitas cat.Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:

1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10–15 mm, berlapis tiga atau multilayer.

2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat di dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.

3. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.

4. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya crystal violet.

5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.

6. Tidak resisten terhadap gangguan fisik.

7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat.

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar

15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.

2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.

3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.

4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti crystal violet.

5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.

© Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi, FMIPA Unmul

Page 4: JURNAL MIKRO PEWARNAAN

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar

6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut.

Kesimpulan

Dalam praktikum tersebut didapatkan hasil yaitu jenis-jenis pewarnaan bakteri antara lain, pewarnaan sederhana, pewarnaan differensial seperti pewarnaan gram, pewarnaan tahan asam, dan lain-lain,  pewarnaan khusus seperti pewarnaan spora, pewarnaan kapsul, dan lain-lain, dan pewarnaan negatif. Pada pewarnaan gram didapat bakteri berwarna biru, menandakan bahwa bakteri tersebut berupa gram positif, sedangakan pada pewarnaan negatif terdapat banyak bakteri berwarna putih. Pada pewarnaan sederhana terdapat banyak bakteri yang berbentuk basis atau batang yang bewarna ungu dan pada pewarnaan spora terdapat spora berwarna kecoklatan.

Daftar Pustaka

[1] Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Malang: Penerbit Djambatan.

[2] Karmana, Oman. 2008. Biologi. PT Grafindo Media Pratama: Jakarta

[3] Pelczar, M. J. 2007. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.

[4] Subandi, 2009. Dasar - Dasar Mikro-biologi. Gunung Djati Press: Bandung

[5] Volk & Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga

[6] Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press

© Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi, FMIPA Unmul