jurnal ilmiah penerapan perlindungan hukum bagi … · tentang ketenagakerjaan ( studi di...
TRANSCRIPT
i
JURNAL ILMIAH
PENERAPAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA MAGANG DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN ( Studi di UD.Bengkel Abadi Motor, Mataram Lombok NTB)
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Strata 1 (S-1)Pada
Program Studi Ilmu Hukum
Oleh:
RINARDI AKBAR GAZALI
DIA111250
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM
2019
ii
HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL ILMIAH
PENERAPAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA MAGANG DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN ( Studi di UD.Bengkel Abadi Motor, Mataram Lombok NTB)
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Strata 1 (S-1) Pada
Program Studi Ilmu Hukum
Oleh:
RINARDI AKBAR GAZALI
DIA111250
Menyetujui,
Pembimbing Pertama
Dr.ANY SURYANI HAMZAH.SH,.MH NIP.19640706 199001 2 001
iii
PENERAPAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA MAGANG DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
(Studi di UDD.BengkelAbadi Motor, Mataram Lombok NTB)
RINARDI AKBAR GAZALI D1A111250
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perjanjian magang dan bentuk perlindungan hukum pekerja magang jika perjanjian dilanggar. Metode adalah normatif-empiris.Hasil penelitian: Pertama, perjanjian yang dilakukan oleh pekerja magang berbentuk lisan, dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Peraturan Mentri menjelaskan perjanjian magang dibuat dengan tertulis, memuat sekurang-kurangnya hak dan kewajiban para pihak. Kedua, perlindungan hokum ada: perlindungan norma kerja, perlindungan keselamatan/kesehatan kerja, dan perlindungan kesejaheraan pekerja. Jika dilanggar akan mendapatkan sanksi berupa: sanksi administratif, sanksi perdataa dan sanksi pidana. Kesimpulan pelaksanaan perjanjian magang belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Saran diperlukan ketelitian dan kehati-hatian peserta magang dan pengawasan langsung oleh pemerintah.
Kata kunci: PenerapanPerlindunganHukum, PekerjaMagang. IMPLEMENTATION OF LEGAL PROTECTION FOR THE INTERN BASED ON
LAW NUMBER 13 YEAR 2003 ON MANPOWER
ABSTRACT
This research aims are to know the form of intern agreement and the form of legal protection for the intern in terms the violation of the agreement. The method of this research is normative-empiric. The research result, first, the agreement conducted by the intern and employer is in verbal agreement, in Law on Manpower and Minister Regulation explains that intern agreement must be conducted in written form, minimum its contain the rights and obligation of both parties. Second, the legal protection consist of : working norm protection, safety work protection and protection of employee welfare. If employer broke these obligations they will get sanctions such as administrative, privat and criminal sanctions. The conclusion of implementation of intern agreement is not appropriate yet with the prevailing laws.
Keywords : Implementation, Legal Protection, Intern
i
I. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
mendukung pembanguna nasional. Untuk itu perlu diadakan peningkatan sumberdaya
manusia baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam hal ini dunia pendidikan memiliki
peran penting dalam meningkatkan dan memajukan kualitas dan kuantitas sumberdaya
manusia,dengan adanya peraktek kerja lapangan (Magang) diharapkan siswa/siswi
mampu terjun langsung kedunia kerja dengan kemampuan yang telah dimiliki, sehingga
setelah penyelesaian studi kelak mereka dapat menjadi tenaga kerja yang profesional dan
siap pakai seperti yang diharapakan1.Secara yuridis magang berarti bagian dari sistem
pelatihan yang diselenggarakan secara terpadu dilembaga pelatihan dengan bekerja
secara langsung dibawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang
lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa diperusahaan. pasal 1
angka 11 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 20132.
Peserta magang mengikuti untuk mendapatkan keterampilan yang di perlukan
untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keterampilan yang di dapatkan dalam
magang. Maka magang bukan merupakan relasi pemberikerja dan pencari kerja, namun
relasi antara pencari keterampilan dengan penyedia keterampilan yang dilakukan
dilingkungan kerja.Magang dilaksanakan atas dasar perjanjian magang antara peserta dan
pengusaha yang dibuat secara tertulis yang sekurang-kurangnya memuat ketentuan hak
dan kewajiban peserta dan pengusaha serta jangka waktu magang.3
Berdasarkan latarbelakang diatas maka diambil beberapa rumusan masalah yang
akan menjadi inti penulisan yakni: Bagaimanakah bentuk perjanjian magang yang
dilakukan oleh pengusaha dengan pekerja magang? dan Bagaimanakah bentuk
1,https//contohdanfungsi.blogspot.co.id di akses 09 oktober 2017 2Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 3Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan UU NO.13/2003 Tentang Ketenagakerjaan dan
Peraturan Lainnya,cet.2.Ghalia Indonesia,Bogor 2011,hlm.19
ii
perlindungan hukum terhadap pekerja magang bila pelaksanaan magang keluar dari
peranjian magang. Ditinjuau dari Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
Adapun ujuan yang hendak dicapai dalam peneliian ini adalah untuk mengetahui
bentuk perjanjian yang dilakuakn antara pengusaha dengan pekerja magang, untuk
mengetahui bentuk perlindungan hukum bagi pekerja magang bila perjanjian yang
lakukan dilanggar oleh pengusaha. Dan adapun manfaat yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah manfaat teoritis, di harapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran yang bersifat teoritis dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan hukum
di masa yang akan dating, dapat bermanfaat untuk memberikan masukan ilmu
pengetahuan bagi para pihak. Manfaat praktis. Secara praktis: Dapat di manfaatkan untuk
memberikan informasi dan gambaran kepada masyarakat terkait bentuk perjanjian
magang, untuk memberikan informasi dan gambaran kepada masyarakat dan/atau
parapihak padaakan langkah-langkah yang dapat ditempuh bila pelaksanaan magang
tidak sesuai dengan perjanjian magang.
jenis penelitian yang digunakan adalah normatif empiris ditik tolak dari penelitian
ini adalah menganalisis apakah data yang ada dilapangan sesuai denagan yang tercantum
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Metode pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan pendekatan
sosiologis. sumber dan jenis bahan hukum yang digunakan adalah Data lapangan adalah
data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan pihak UD.Bengkel Abadi
Motor, bahan kepustakaan yaitu data diperoleh dari berbagai sumber-sumber bacaan
diantaranya buku-buku atau literatur dan peraturan perundang-undangan yang ada
kaitanya dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dihunakan adalah Data
kepustakaan dikumpulkan dengan studi dokumen, data lapangan dikumpulkan dengan
iii
cara observasi dan wawancara secara langsung dengan pihak UD.Bengkel Abadi Motor
dan Peserta magang.Adapun analisis bahan hukum dilakukan dengan cara data yang
diperoleh dari studi pustaka dan studi lapangan akan dianalisis secara deskriptif
kualintatif, yaitu dengan cara mengelolah dan menginterpretasikan bahan-bahan hukum
guna mendapakkan hasil dari penelitian.
iv
II. PEMBAHASAN
Bentuk Perjanjian Magang Yang Dilakukan Oleh Pengusaha Dengan Pekerja
Magang. Di UD.Bengkel Abadi Motor. Mataram Lombok NTB
UD.Bengkel Abadi Motor adalah badan usah yang berbadan hukum Usaha Dagang
(UD). UD.Bengkel Abadi Motor merupakan salah satu bengkel yang memiliki nama
cukup baik di Kota Mataram, terlihat dari banyak dan beragamnya pelanggan yang
datang ke UD.Bengkel Abadi Motor.UD.Bengkel Abadi Motor juga menjadi salah satu
tempat bagi siswa/siswi sekolah kejuruan untuk melaksanakan Pkl/Magang (selanjutnya
disebut magang), pelaksanaan magang di UD.Bengkel Abadi Motor ini sudah berjalan
sejak tahun 2011 hingga sekarang Beragamnya siswa/siswi magang di UD.Bengkel
Abadi Motor dikarenakan kinerja dan sistim pengajarannya dinilai baik dan sangat
sistematis sehingga tidak sedikit yang ingin melakukan magang di UD.Bengkel Abadi
Motor.
Perosedur pelaksanaan perjanjian magang
Sebelum melaksanakan magang siswa/siswi haruslah membuat suatu perjanjian
antara pihak pengusaha dan peserta magang. Namun mengingat siswa/siswi belum cakap
hukum (Belum berusia 21 tahun menurut KUHP dan/atau17 tahun menurut
PERMENKER No.36 Tahun 2016 Tenteng Penyelenggaraan Magang di Dalam Negri)
maka untuk melakukan perjanjian pihak UD.Bengkel Abadi Motor yang diwakili oleh
ADI meminta siswa/siswi untuk membawa serta Guru atau pembina magang dari sekolah
sebagai penanggung jawab mereka, karena seperti yang termuat dalam pasal 1320 dan
pasal 1330 HUHPerdata yang dimana menjelaskan tentang syarat sahnya suatu perjanjian
itu adalah kecakapan hukum, dan juga tercantum Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 36 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan megang di Dalam
Negri.Setelah guru atau pembina hadir maka pihak Bengkel Abadi Motor yang diwakili
v
oleh Pak Adi menjelaskan kepada guru atau pembina tentang ketentuan-ketentuan yang
ada dan yang harus di patuhi sebelum dan selama magang, adapun ketentuan-ketentuan
yang di maksudkan antara lain4: Mematuhi aturan yang ada seperti tidak boleh merokok,
tidak berkeliaran pada saat jam kerja, mengikuti standar kopetensi yang sudah ditentukan
seperti: setiap orang peserta akan berada pada kelompok-kelompok yang berbeda yang
berisikan 2 orang pekerja, pembelajaran dilakukan dengan cara bertahap. setiap
pekerjaan diawasi langsung oleh pekerja senior. penilaian akan dilihat dari keterampilan,
keaktifan, dan ketangkasan. dan jika tidak hadir selama 3 kali tanpa keterangan peserta
Magang dianggap gugur. Jika ketentuan-ketentua tersebut diterima barulah perjanjian
Magang dapat dibuat.
Adapun isi dari perjanjian tersebut memuat hak dan kewajiban peserta dan
pengusaha dan jangka waktu atau lamanya waktu magang. Syarat-syarat dan hal-hal
yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah: Syarat-Syarat Yang Diajukan Oleh Pihak
Bengkel5:Menunjukan surat izin atau pelimpahan kuasa dari orang tua kepada pihak
sekolah, menyerahkan fotocopy identitas diri, sanggup bekerja dibawah perintah.
menerima besaran uang saku dan uang makan yang sudah dianggarkan. hadir ditempat
kerja jam 7.20 wib, pembina magang harus terus memantau perkembangan peserta
magang, peserta maganag yang berada di luar wilayah magang bukan menjadi tanggung
jawab dari pengusaha,mengganti kerugian yang diakibatkan peserta magang.Syarat-
syarat yang diajukan oleh pihak peserta magang6: Memiliki karyawan senior,lingkungan
kerja yang aman dan nyaman. penerbitan sertifikasi dilakukan oleh pihak
sekolah.memberikan waktu senggang kepada peserta untuk mendapatkan pembelajaran
4Hasil Wawancara dengan Wahyu Hadi Kusuma selaku pemilik UD.Bengkel Abadi Motor, Tanggal 29 Maret 2018
5Hasil wawancara dengan Mustofa selaku pembimbing magang, Tanggal 7 April 2018 6Hasil Wawancara dengan Wahyu Hadi Kusuma selaku pemilik UD.Bengkel Abadi Motor, tanggal 29
Maret 2018
vi
secara formal di sekolah, jangka waktu Magang selama 3 (tiga) bulan.melakukan
musyawarah dalam menyelesaikan permasalahaan. Semua persyaratan tersebut
dipaparkan didepan para saksi yang hadir di dalam pertemuan, setelah semua persyaratan
dianggap cukup dan disepakati barulah kedua belah pihak berjabatan yang berarti
kesepakatan sudah didapati dan lahirnya suatu perjanji.
Di dalam Uandang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan
Pasal 22 Ayat 1 dan Pasal 10 Praturan Mentri Ketenagakerjaan dan Transmiggrasi No.
36 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Megang di Dalam Negri dan 1320
KUHPerdata tentang perikatan. Magang dilaksanakan atas dasar perjanjian magang
antara peserta dengan pengusaha yang dibuat secara tertulis yang memuat sekurang-
kurangnya hak dan kewajiban peserta dan pengusah, jika magang tidak melalui
perjanjian magang dengan cara tertulis, maka setatus magang berubah menjadi
pekerja/buruh perusahaan yang bersangkutan7. Dengan demikian dapat di simpulkan
bahwa magang yang dilakukan di UD.Bengel Abadi Motor selama ini tidak lah sah dan
setatus hukum dari magang berubah menjadi pekerja/buruh UD.Bengkel Abadi Motor
dan peserta magang pun berhak atas segala sesuatu prestasi layaknya pekerja/buruh yang
ada di perusahaan yang bersanggkutan.
Hubungan Para Pihak Dalam Perjanjian Magang
Magang adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia kerja yang perrti
pelatihan kerja yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir atau siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) kelas 2 biasa disebut Peraktek Kerja Lapanagan
(PKL/Magang) dalam rangka menyelesaikan proses pendidikan, sekaligus sebagai
pengenalan dunia kerja yang sesungguhnya. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
7Hardijan Rusli, Op,Cit, hlm 18-19
vii
36 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Magang di Dalam Negri. Magang adalah
bagian dari sistem pelatihan kerja yang di selenggarakan secaraa terpadu antara pelaihan
kerja dilembga pelatihan kerja secara langsung dibawah bimbingan dan pengewasan
instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang
dan/atau jasa diperusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
Para Pihak Dalam Perjanjian Magang.
Untuk melakukan perjanjian paling sedikit harus ada dua pihak sebagai subyek
hukum, dapat berupa orang dan/atau badan hukum. Subyek hukum dalam melakukan
perjanjian magang adalah peserta magang yang diwakili oleh pembina magang atau guru
sekolah sebagai saksi dengan pihak dari UD.Bengkel Abadi Motor yang diwakili oleh
pak Adi dan tiga orang pegawai senior yaitu Ilham, Yusuf dan Ahmmad selaku saksi.
Setelah isi dari perjanjian disepakati yang memuat ketentuan dan syarat-syarat yang telah
diperjanjikan oleh kedua belah pihak, ketentuan dan syarat tersebut berisikan hak dan
kewajiban yang harus mereka patuhi selama peroses magang berlangsung8. Perjanjian
tersebut memuat kedudukan UD.Bengkel Abadi Moter sebagai pihak pertama serta
peserta magang sebagai pihak ke dua. Apabila piahak peserta magang atau UD.Bengkel
Abadi Motor tidak menyetujui ketentuan dan persyaratan yang di ajukan oleh masing-
masing pihak maka perjanjian tersebut tidak akan terlaksan dan tidak akan ada hubungan
atau perikatan.
Hubungan para pihak antara peserta magang dengan UD.Bengkel Abadi Motor
terletak pada hak dan kewajiban yang laihir dan termuat dalam perjanjian lisan yang di
sepakati. Adapun hak dan kewajiban para pihak adalah: Hak dan kewajiban para
8Hasil wawancara dengan Mustofa selaku pembimbing magang, Tanggal 7 April 2018
viii
pihak.Hak dan kewajiban peserta magang9. Hak peserta magang.Peserta magang berhak
atas uang saku, mendapatkan perlindungan kerja dalam hal jaminan kecelakaan kerja.
berhak atas konsumsi sehari sekali/uang saku, mendapatkan perlindungan jika terjadi
diskriminasi, berhak mendapatkan pengajaran yang baik dan benar dari instruktur,
berhak atas peningkatan keilmuan selama peroses magang. Kewajiban peserta magang:
Mematuhi segala aturan yang ada diperusahaan, belajar mengopraskan alat-alat yang ada
dibengkel, mengerjakan tugas yang sudah diberikan oleh pekerja yang berpengalaman.
Hak dan kewajiban pengusaha10: Hak Pengusaha, berhak atas hasil kerja peserta magang,
berhak memberikan penilaian sesuai perestasi, berhak menugaskan peserta untuk
mengerjakan suatu pekerjaan. Kewajiban pengusaha11 yaitu: Memberikan rasa aman dan
nyaman, Memberikan apa yang menjadi hak dari peserta magang, menyediakan pekerja
senior, mengajarkan kepada peserta magang cara menganalisa, memperbaiki kendaran
dan berinteraksi dengan pelanggan, memberi teguran jika peserta magang melakukan
kesalahan.
Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Magang Bila Magang Tidak
Sesuai Dengan Perjanjian Magang
Perlindungan hukum bagi pekerja magang sangat diperlukan mengingat
kedudukannya yang sangat lemah, menurut Zaenal Asikin dalam bukunya asri wijayanti
mengatakan perlindungan hukum dari kekuasaan majikan terlaksana apabila peraturan
perundang-undangan dalam bidang perburuhan yang mengharuskan atau memaksa
majikan bertindak seperti dalam peraturan perundang-undangan tersebut benar-benar
dilaksanakan semua pihak karena keberlakuan hukum tidak dapat diukur secara yuridis
9Hasil Wawancara dengan Wahyu Hadi Kusuma selaku pemilik UD.Bengkel Abadi Motor, tanggal 29
Maret 2018 10Hasil wawancara dengan Mustofa selaku pembimbing magang, Tanggal 7 April 2018 11Ibid.
ix
saja12. Adapun jenis perlindungan kerja bagi pekerja magang dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yaitu, perlindungan norma kerja
perlindungan kesehatan kerja dan keselamatan kerja, perlindungan atas jaminan sosial
tenaga kerja. Perlindungan hukum norma kerja diantaranya terdiri dari pasal ,69,70,74
dan pasal 79. Dalam pasal 69 terkait dengan larangan mempekerjakan anak dibawah
umur. Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja
terdiri dari keselamatan, kesehatan dan pengupahan yang termuat dalam pasal 74, 86, 87
dan 88. Kesejahteraan Pekerja dan/atau jaminan sosial yang temuat dalam pasal 11 dan
100
Sanksi Hukum Ketenagakerjaan
Pelanggaran terhadap hukum ketenagakrjaan sama seperti pelanggaran hukum
lainnya, pelanggaran hukum ketengakakerjaan juga memiliki sanksi atau hukuman.
Dalam hukum ketenagakerjaan ada beberapa pasal yang mencantumkan sanksi/hukuman
yang dapat dikenakan kepada siapapun yang melakukan pelanggaran, dalam kasus sanksi
yang dapat diberikan kepada pengusaha jika pelaksanaan magang tidak sesuai dengan
perjanjian magang, ada 3 (tiga) jenis sanksi yang dapat dijatuhkan bila terjadi
pelanggaran dalam hubungan kerja/hubungan industrial: Sanksi administratif. Sanksi
administratif dapat dijatuhkan apabila pengusaha melakukan pelanggaran,bentuk saksi
administratif itu tertuang dalam pasal 190 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan dan peraturan Mentri Ketenagaerjaan. Instansi yag
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan di Kabupaten Kota dapat menghentikan
sementara pelaksanaan magang, apabila dalam pelaksanaannya ternyata13Tidak sesuai
dengan arah pelatihan ,tidak memenuhi persayarat sebagai penyeleggara. sanksi pidana
12Asri wijayanti, Mengguggat konsep hubungan kerja. Cet 1, cv Lubuk Agung, Bandung, Tahun 2011,
hal.4 13Ibid., hlm 30
x
dalam hubungan industrial dapat dijatuhi kepada pekerja atau pengusaha apabila
melakukan pelanggaran yang tercntum dalam kuhpidana dan/atau Undang-Undang
ketenagakerjaan dan sanksi yang akan didapatkan tidak berbeda dengan planggaran
pidana yang lainya, sanksi perdata: Dasar hukum penyelesaian perselisiha hubungan
industrial adalah Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Hubungan
Industrial. Penyelesaian hubungan industrial dapat ditempuh melalui mekenisme non
litigasi (diluar pengadilan) dan melalui mekanisme litigasi (pengadilan) ketentuan ini
termuat dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Hubungan
Industrial. Peradilan hubungan idustrial merupakan pengadilan khusus yang berada
dalam lingkungan peradilan umum. kewenangan absolut pengadilan hubungan industrial
adalah memeriksa dan memutus di tingkat pertama mengenai perselisihan hak:, ditingkat
pertama dan akhir mengenai perselisihan kepentingan, ditingkat pertama tentang
perselisihan PHK, ditingkat pertama dan terakhir megenai perselisihan antara serikat
pekerja/buruh dalam suatu perusahaan
Sedangkan kopetensi relatif pengadilan hubungan industrial adalah Pengadilan
Hubungan Industrial pada pengadilan negri yang daerah hukumnya meliputi tempat
pekerja/buruh bejerja atau tempat perusahaan berada yang memeriksa suatu gugatan (
Pasal 81 UU No.2 Tahun2004)
Sanksi perdata dalam perselisihan hubungan industrial dapat dijatuhkan kepada
pengusaha dan pekerja bila terbukti melakukan kesalahan. Bentuk sanksi berupa14:
Batalnya perjanjian kerja bila perjanjian bukan karena kesepakatan, batalnya perjanjian
kerja apabila pekerjaan yang diperjajikan tersebut bertentangan dengan Perundang-
Undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum, pencabutan izin magang bila magang yang
dilakukan bertentangan dengan Perundang-Undangan yang berlaku.
14ibid., hlm.26
xi
Selain perlindungan yang ada dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan yang
berbentuk sanksi administratif, pidana, dan perdata ada juga perlindunga yang tertuang
dalam perjanjian yang dilakukan antara pihak peserta magang dengan pengusaha antara
lain: Ganti rugi, kerugian yang diakibatkan oleh peserta magang, peserta magang yang
tidak hadir tanpa keterangan jelas selama 3 (tiga) hari berturut turut dianggap gugur dari
program magang, tindak pidana yang dilakukan oleh peserta magang akan melalui proses
mediasi, jika proses mediasi tidak mendapatkan titik temu maka dilimpahkan ke pihak
yang berwajib yaitu Kepolisian
xii
III. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bentuk perjanjian magang yang dibuat oleh peserta magang dengan UD.Bengkel
Abadi Motor adalah perjajian lisan dimana perjanjian lisan tersebut di buat oleh
pengusaha dengan peserta magang yang diwakili oleh pembina magang/guru melalui
peroses perundingan untuk menentukan hak dan kewajiban para pihak. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa perjanjian magang yang dibuat oleh pekerja magang dengan
pengusaha cacat hukum karena tidak sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan. 2.
Bentuk perlindungan hukum terhadap pekerja magang ada 3 yaitu; (a) Perlindungan
Norma Serja (b) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (c) Kesejahteraan Pekerja/Buruh.
Semua perlindungan tersebut tertuang dalam peraturan perundang-undangan diantaranya
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagajerjaan, Peraturan Mentri
Ketenagakerjaan Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Magang Di Dalam
Negri dan Peraturan Mentri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Program Kecelakaan Kerja, Jamina Kematian dan Hari Tua Bagi
Peserta Bukan Penerima Upah. Jika ketentauan tersebut dilanggar bukan tidak mungkin
akan mendapatkan sanksi yang berupa sangksi daministratif, sanksi pidana dan sanksi
perdata.
Saran
Saran yang padat penulis berikan antara lian 1. Untuk peserta magang dan
pengusaha yang ingin melakukan dan menyelenggarakan progrm magang, untuk
mempelajari terlebih dahulu ketentuan dan aturan-aturan yang terkait dengan magang,
agar tidak terjadi pelanggaran dan penyimpangan hukum dalam melakukan dan
penyelenggarakan magang serta terwujutnya tujuan magang yang hakiki. 2. Untuk
xiii
pemerintah, sebaiknya lebih mengawasi pelaksanaan magang dan meningkatkan
pengetahuan para pihak akan aturan-aturan mengenai magang melalui sosialisasi yang
berkala pada semua lini.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Buku, Makalah dan Artikel
Asri wijayanti, Mengguggat konsep hubungan kerja. Cet 1, cv Lubuk Agung,
Bandung, Tahun 2011.
Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan UU NO.13/2003 Tentang
Ketenagakerjaan dan Peraturan Lainnya,cet.2.Ghalia Indonesia, Bogor 2011
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Peraturan Mentri Tnagakerja Dan Transmigrasi Nomor 39 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Magang Didalam Negri
Sumber lain
https//contohdanfungsi.blogspot.co.id di akses 09 oktober 2017