ntb artikel

20
327 NUSA TENGGARA BARAT PROVINSI I. KONDISI UMUM A. Kondisi Fisik Daerah 1. Keadaan Geografis Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak antara 115°46' - 119° 5' Bujur Timur dan 8°10' - 9° 5' Lintang Selatan, dengan batas- batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara Dengan : Laut Jawa dan Laut Flores b. Sebelah Selatan Dengan : Samudra Indonesia c. Sebelah Barat Dengan : Selat Lombok / Prop. Bali d. Sebelah Timur Dengan : Selat Sape / Provinsi NTT Pusat Pemerintahan Provinsi NTB terdapat di Kota Mataram Pulau Lombok. Pulau Lombok memiliki tujuh gunung yang tertinggi adalah Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m dpl, sedangkan Pulau Sumbawa terdapat sembilan gunung yang tertinggi adalah Gunung Tambora dengan ketinggian 2.851 m dpl . 2. Iklim Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada tahun 2011 temperatur maksimum berkisar antara 31,4 – 33,1 °C dan minimum berkisar antara 22,2 – 22,8 °C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan terendah pada bulan Januari. Kelembaban rata-rata yang relatif tinggi antara 79,80 - 80,90 persen dengan kecepatan angin rata-rata kisaran 5-7 knots dan kecepatan angin maksimum mencapai 40 knots. Jumlah hari hujan terendah yaitu 1 hari pada bulan september dan yang terbanyak pada bulan januari dengan jumlah 28 hari. 3. Topografi Keadaan topografi daerah menunjukkan bahwa di Pulau Lombok bagian utara terdiri atas pegunungan, dengan ketinggian antara 0 - 3.726 meter, yang pada bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur berupa daerah persawahan dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang tahun, serta di bagian selatan merupakan bagian yang berbukit-bukit dan kering yang sebagian

Upload: riza-fauzi

Post on 18-Jan-2016

93 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

NTB ARTIKEL

TRANSCRIPT

Page 1: NTB ARTIKEL

327327

NUSA TENGGARA BARATPROVINSI

I. KONDISI UMUM A. Kondisi Fisik Daerah

1. Keadaan Geografis Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak antara 115°46' - 119° 5' Bujur Timur dan 8°10' - 9° 5' Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara Dengan : Laut Jawa dan Laut Flores b. Sebelah Selatan Dengan : Samudra Indonesia c. Sebelah Barat Dengan : Selat Lombok / Prop. Bali d. Sebelah Timur Dengan : Selat Sape / Provinsi NTT

Pusat Pemerintahan Provinsi NTB terdapat di Kota Mataram Pulau Lombok. Pulau Lombok memiliki tujuh gunung yang tertinggi adalah Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m dpl, sedangkan Pulau Sumbawa terdapat sembilan gunung yang tertinggi adalah Gunung Tambora dengan ketinggian 2.851 m dpl .

2. Iklim

Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada tahun 2011 temperatur maksimum berkisar antara 31,4 – 33,1 °C dan minimum berkisar antara 22,2 – 22,8 °C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan terendah pada bulan Januari. Kelembaban rata-rata yang relatif tinggi antara 79,80 - 80,90 persen dengan kecepatan angin rata-rata kisaran 5-7 knots dan kecepatan angin maksimum mencapai 40 knots. Jumlah hari hujan terendah yaitu 1 hari pada bulan september dan yang terbanyak pada bulan januari dengan jumlah 28 hari.

3. Topografi Keadaan topografi daerah menunjukkan bahwa di Pulau Lombok bagian utara terdiri atas pegunungan, dengan ketinggian antara 0 - 3.726 meter, yang pada bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur berupa daerah persawahan dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang tahun, serta di bagian selatan merupakan bagian yang berbukit-bukit dan kering yang sebagian

Page 2: NTB ARTIKEL

328

berupa sawah tadah hujan, sedangkan Pulau Sumbawa pada umumnya merupakan daerah perbukitan dan pegunungan kecuali sebagian kecil merupakan dataran yang memanjang sepanjang pesisir selatan.

4. Luas Wilayah Luas wilayah Provinsi NTB mencapai 20.153,15 km² atau 2.015.315 Ha yang terbagi dalam 8 Kabupaten, 2 Kota, 116 kecamatan dan 1.117 desa/kelurahan.

5. Pulau dan Sungai Provinsi NTB terdiri dari 2 (dua) Pulau Besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, dan 278 pulau-pulau kecil, sebanyak 32 pulau yang telah berpenghuni. Provinsi Nusa Tenggara Barat terbagi dalam 16 wilayah sungai dengan 1.390 daerah aliran sungai, yang terpanjang adalah Sungai Beh 81,34 km dengan luas areal 1.540,29 km² dan yang terpendek adalah Sungai Songkang 11,24 km dengan luas areal 128,16 km².

B. Keadaan Sosial Ekonomi

1. Pemerintahan Provinsi NTB terdiri dari 8 Kabupaten, 2 kota, 116 kecamatan, dan 1.117 desa/kelurahan. Kabupaten Sumbawa memiliki kecamatan terbanyak, yaitu 24 kecamatan sedangkan kabupaten yang memiliki kecamatan terkecil yaitu 5 kecamatan yang merupakan kabupaten termuda yang mengalami pemekaran dari Kabupaten Lombok Barat sejak tahun 2008. Selanjutnya terjadi pemekaran desa / kelurahan pada setiap kabupaten/Kota dengan jumlah kecamatan tetap.

2. Pendidikan

Pada tahun ajaran 2011/2012 jumlah murid yang bersekolah 932.717 orang, jumlah murid terbanyak adalah murid SD sebesar 547.458 orang, SMP 174.690 orang, SMA sebesar 136.228 orang dan sisanya perguruan tinggi, Angka partisipasi kasar tingkat SD mencapai 111,29.

3. Tenaga Kerja

Kondisi tahun 2011 Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi NTB sebanyak 108.662 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 68.773 orang, perempuan sebanyak 39.889 orang. Jumlah TKI resmi asal NTB sebesar 58.230 orang dengan remitten sebanyak 506.239.196.445. TKI yang dideportasi tahun 2009 sebanyak 4.222 orang, menjadi 713 orang tahun 2012. Kasus human trafficking dari 102 orang (2010) menjadi 93 orang (2011). Upah minimum provinsi Tahun 2012 di NTB sebesar Rp. 1.000.000,-. Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja 1.962.240 orang, terbesar bekerja pada sektor pertanian 872.088 orang, sektor perdagangan, hotel dan restoran 370.239 orang, dan jasa-jasa 293.819 orang. Dilihat dari komposisi tingkat pendidikan yang bekerja adalah yang tidak/belum pernah sekolah 327.392 orang, tidak/belum tamat SD 359.862 orang, tamat SD 452.497 orang, SMP 273.453

Page 3: NTB ARTIKEL

329

orang, SLTA 376.830 orang, Diploma 44.364 orang, dan Universitas 127.842 orang.

4. Penduduk

Jumlah penduduk NTB sebanyak 4.545.650 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.207.016 jiwa dan perempuan 2.338.634 jiwa dengan ratio jenis kelamin 94,37 %. Angka beban tanggungan pada populasi penduduk kelompok umur 0-14 tahun sebanyak 1.404.050 jiwa, kelompok umur 15-64 tahun sebanyak 2.929.506 jiwa dan kelompok umur > 65 tahun sebanyak 212.094 jiwa dengan prosentase 55,17 %.

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Menurut PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2011, bahwa sub sektor kehutanan merupakan penyumbang terkecil PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp. 28.990.000.000,- atau sekitar 0,059% dari total PDRB provinsi. Pada tahun 2009, kontribusi sub sektor kehutanan Nusa Tenggara Barat terhadap total PDRB mencapai 0,056 %, kemudian kontribusinya mengalami kenaikan yang tidak signifikan/stagnan. Tabel 136. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Sektor Prov. NTB Tahun

2004-2011 Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun PDRB Nusa Tenggara Barat (Jt Rp.) Kontribusi Sub Sektor

Kehutanan Terhadap PDRB NTB (%) Sub Sektor Kehutanan Total

2009 24.719,30 44.014.619 0,056 2010 26.792,00 49.559.794 0,054 2011 28.990,00 48.729.107 0,059

Sumber: PDRB Prov. NTB Tahun 2012 (Kerjasama Bappeda Prov. NTB dengan BPS Prov. NTB, 2012)

6. Budaya Budaya NTB terdiri dari Budaya Sasak, Samawa dan Mbojo dengan nilai-nilai luhur yang masih dijunjung tinggi, antara lain : Budaya Tari melalui Gamelan, Wayang Kulit Sasak, Tari Gandrung, Tari Tandang Mendet Budaya Musik melalui Gendang Beleq, Barong Pengkok, Sekeco, Bulawa, Rebaran Ode dan Serunai. Sedangkan Nilai-nilai luhur dari basis budaya dan adat dari semenjak lahir sampai mati yaitu Gawe Ayu (peristiwa nyongkolan dalam perkawinan), Ngurisan dan Gawe Ale dalam kegiatan Ngiwalan. Adapun peristiwa budaya untuk even nasional yang dikembangkan seperti Bau Nyale, Lebaran Topat, Maulidan. Dan khusus yang dengan ritual yaitu Barapan Kebo (Sumbawa)/Malikan Sapi (Lombok) dan Pacuan Kuda.

Page 4: NTB ARTIKEL

330

7. Bahasa dan Rumah Adat Bahasa yang dipergunakan di NTB adalah Bahasa Indonesia dan bahasa lokal/daerah yaitu bahasa Sasak, Samawa, Mbojo dan para pendatang bahasa Jawa, Bali, Bugis, Batak, Timor, Banjar, Sunda, dll. Rumah Adat yang ada di NTB Rumah Adat Sade, Senaru, Bayan, Istana Samawa, Istana Sultan Bima , Istana Raja Karangasem di Mayura dan Istana peristirahatan di Narmada.

Istana dalam Loka Kabupaten Sumbawa

Kesenian Tradisional Gendang Beleq

Page 5: NTB ARTIKEL

331

II. ASPEK KAWASAN HUTAN A. Hutan Negara

1. Luas Kawasan Hutan Luas Kawasan hutan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sesuai SK Menhut No.598/Menhut-II/2009 tanggal 2 Oktober 2009 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi NTB adalah seluas 1.046.959 ha, sedangkan luas daratan kawasan hutannya mencapai 1.035.838 ha. Kawasan hutan tersebut meliputi : 1. Hutan Konservasi seluas 179.165 ha 2. Hutan Lindung seluas 430.485 ha 3. Hutan Produksi Terbatas seluas 286.700 ha 4. Hutan Produksi Tetap seluas 150.609 ha

Luas Kawasan Hutan di Provinsi NTB

Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa 41.12% kawasan hutan yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan hutan lindung, 27.38% hutan produksi terbatas, 17.11% hutan konservasi, dan 14.39% merupakan hutan produksi tetap.

2. Luas Penutupan Lahan

Kondisi penutupan lahan di Provinsi NTB berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut :

Tabel 137. Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Diluar Kawasan Hutan Provinsi NTB

Penutupan Lahan

KAWASAN HUTAN APL

TOTAL HUTAN TETAP

HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah %

A. Hutan 74,6 353,4 225,2 70,8 - 724,0 71,5 795,5 40,2

-Hutan Primer 44,6 251,5 131,4 25,0 - 452,4 15,7 468,1 23,7

-Htn Sekunder 29,5 101,7 93,8 45,2 - 270,2 54,6 324,8 16,4

-Htn Tanaman 0,5 0,2 0,0 0,7 - 1,4 1,2 2,6 0,1

179165 17,11%

430485 41,12%

286700 27,38%

150609 14,39%

Hutan Konservasi

Hutan Lindung

Hutan ProduksiTerbatasHutan ProduksiTetap

Page 6: NTB ARTIKEL

332

B. Non Hutan 93,4 77,1 61,5 79,8 - 311,8 871,4 1.183,2 59,8

C. Tidak ada data - - - - - - - - -

Total 168,0 430,5 286,7 150,6 - 1.035,8 942,9 1.978,8 100,0

Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2011

3. Posisi Kawasan Dalam DAS Provinsi NTB saat ini terbagi atas 22 DAS, di Pulau Lombok ada 4 DAS yang setiap DAS terdapat kawasan hutan, sedangkan di Pulau Sumbawa ada 18 DAS yang kesemuanya memiliki kawasan hutan.

4. Penggunaan dan Tukar Menukar Kawasan Hutan Penggunaan Kawasan Hutan di NTB dipergunakan untuk Pertambangan seluas 191.530,295 Ha /12 perusahaan, yang telah eksploitasi 1 perusahaan (PT. NNT) seluas 6417,295 Ha, 11 perusahaan masih melakukan eksplorasi dan pinjam pakai oleh berbagai perusahaan swasta, instansi pemerintah, dan BUMN seluas 7.133,387 Ha. Kegiatan tukar menukar kawasan hutan sampai saat ini belum ada, sedang dalam proses ke Menteri Kehutanan untuk persetujuannya yaitu kawasan hutan dipergunakan untuk bendungan dan lahan usaha transmigrasi di Kabupaten Dompu.

Bendungan Sesaot

Page 7: NTB ARTIKEL

333

III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN

A. Potensi Kayu di Hutan Negara Kawasan hutan produksi yang telah disurvey seluas 94.232,18 Ha dengan potensi

kayu diamater > 20 cm rata-rata per Ha 19,16 m3. Hasil hutan bukan kayu untuk jenis Rotan seluas 500.637,45 Ha (1.576 kg/Ha), Bambu seluas 46.400 Ha (374,53 batang/Ha), Gaharu seluas 47.260 Ha (20,45 batang/Ha). Sedangkan di Hutan Rakyat belum diinventarisir potensinya.

B. Produksi Kayu dan Non Kayu 1. Produksi Kayu di Hutan Negara

Produksi kayu di NTB pada tahun 2010 di Hutan Negara atau Hutan Produksi sesungguhnya tidak ada karena sedang memberlakukan moratorium kayu, namun terdapat sebesar 2.088,728 m³ kayu yang merupakan kayu dari hasil IPK pada lokasi pinjam pakai PT Newmont Nusa Tenggara. Kayu masuk ke Provinsi NTB pada tahun 2011 sebesar 10.095,0715 m3 yang berasal dari Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.

2. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Hasil hutan non kayu yang dikembangkan di NTB berupa kemiri dimana produksinya mencapai 344,54 ton, bambu produksinya 231.264 batang, madu sebanyak 139.042 botol, rotan mencapai 260 ton, gaharu sebanyak 500 batang, aren sebanyak 21.000 ton serta sarang bulung walet dan seriti mencapai 428 kg. Secara rinci produksi beserta lokasi pengembangan HHBK dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 138. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu Provinsi NTB Tahun 2011 No Jenis Produksi/Thn Lokasi 1

2

3

4

5 6 7

Kemiri Bambu Madu Rotan Gaharu Aren Sarang burung wallet dan seriti

344,54 ton

231.264 batang 139.042 botol 260 ton

500 batang 21.000 ton 428 kg

Kab. Lombok Barat, Lombok Tengah, Bima, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu Kab. Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Bima Kab. Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, Kota Bima Kab. Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima Kab. Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Bima Kab. Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur Kab. Sumbawa, Bima

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi NTB

Page 8: NTB ARTIKEL

334

C. Flora dan fauna 1. Flora

Nusa Tenggara Barat memiliki flora sebanyak 447 jenis pohon, 6 jenis rotan, 28 jenis liana, 55 jenis anggrek, 59 jenis paku-pakuan dan 117 jenis jamur, yang didominasi jenis pohon Rimas (Duabanga moluccana), Bajur (Pterospermum javanicum), Ketimis (Protium javanicum), Kesambi (Schleichera oleosa), Pulai (Alstonia scholaris), Bungur (Lagerstroemia speciosa), Asam (Tamarindus indica), Jambu hutan (Eugenia polyantha), Binong (Tetrameles nudiflora) dll. Flora identitas provinsi NTB adalah ajan kelicung. Pohon ajan kelicung atau kayu hitam nusa tenggara disebut juga dengan kilang, areng-areng, kacang (NTB), mahirangan (Kalimantan),

ki kacalung, ki calung (Sunda), dan siamang (Sumatera). Dalam bahasa ilmiah (latin) dinamakan Diospyros macrophylla. Tanaman ini masih berkerabat dekat dengan eboni (Diospyros celebica) dan kesemek.

2. Fauna Sedangkan fauna sebanyak 19 jenis mamalia, 20 jenis serangga, 8 jenis reptile, 5 jenis amfibi dan 154 jenis burung, yang didominasi Babi hutan (Sus sp), Rusa (Cervus timorensis), Ayam hutan (Gallus varius), Biawak (Varanus salvator),

Landak (Hystrix branchyura), ular phyton (Phyton timorensis), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dll. Fauna identitas provinsi NTB adalah rusa timor. Rusa timor sering juga disebut sebagai rusa jawa. Dalam bahasa Inggris, rusa timor mempunyai beberapa sebutan seperti Javan Rusa, Javan Deer, Rusa, Rusa Deer, dan Timor Deer.

Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) binatang ini disebut sebagai Cervus timorensis.

Rusa Timor (Cervus timorensis)

Ajan Kelicung

Page 9: NTB ARTIKEL

335

D. Jasa lingkungan

Jasa lingkungan dari sumber daya hutan berupa jasa penyedia air yang dipergunakan oleh PDAM yaitu di Hutan Ranget, Sesaot, Suranadi, Aik Bukak, dan

untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Bentek, Sesaot, Senjajak-Gangga, Lantan-Batukliang, Tepal, Kawinda Toi – Tambora dan persawahan serta

bendungan yang cukup banyak di NTB seperti

Batujai, Pela parado, Gapit, Pengga, Katulampa, Bintang Bano, Rababaka, Pandanduri, Brang Rea, Maronge, Tiu Kulit, dll. Sebagai jasa penyedia keanekaragaman hayati yaitu Kebun Koleksi Anggrek Joben, Kebun Raya Lombok, Tatar Sepang, Parado, Tambora dan Gunung Sasak. Jasa Penyedia bentang Alam di Gunung Rinjani, Tambora, Krandangan, Suranadi, Pulau Moyo, Senaru, Pulau Satonda, Air Terjun Sindang Gila, Air Terjun Benang Stokel dan Eyat Kelambu, Air Terjun Otak Kokok dan Pemandian Air Panas Sebau.

E. Lahan Kritis

Luas lahan kritis berdasarkan hasil inventarisasi tahun 2007 yaitu 305.732 ha, dengan kriteria sangat kritis seluas 68.833 ha, kritis seluas 236.899 ha. Pada tahun 2011, luas lahan kritis di provinsi ini mengalami penurunan yang sangat drastis menjadi 91.859 ha, dengan kriteria sangat kritis ha dan kritis 68.611 ha. Salah satu upaya untuk menghijaukan lahan kritis tersebut dilakukan kegiatan rehabilitasi lahan di dalam dan diluar kawasan hutan. Sejak tahun 2005 s.d. 2008 kawasan yang telah direhabilitasi seluas 56.337 ha, dimana seluas 35.255 ha berada dalam kawasan dan 21.082 ha diluar kawasan hutan. Melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan satu miliar pohon, pada tahun 2010 telah tertanam 17.898.634 batang pohon, dan pada tahun 2011 telah tertanam 35.560.415 batang pohon.

Jasa lingkungan penyedia bentang alam

Page 10: NTB ARTIKEL

336

IV. ASPEK KELEMBAGAAN A. Model Pengelolaan

Institusi yang mengelola hutan Negara adalah Dinas Kehutanan Provinsi beserta Dinas Kehutanan Kabupaten yang menangani urusan kehutanan pada kawasan hutan Lindung dan Produksi, sedangkan Hutan Konservasi ditangani oleh UPT Kementerian Kehutanan (Taman Nasional Gunung Rinjani dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam). Skema pengelolaan hutan berupa di Provinsi NTB yaitu : 1. IUPHHK Hutan Tanaman yang telah mendapat ijin dari Menteri Kehutanan oleh

Swasta berupa HTI (Hutan Tanaman Industri) seluas 155.695,71 Ha/ 7 perusahaan (aktif 5 perusahaan seluas 136.500,71 Ha). sedangkan untuk IUPHHK Hutan Alam tidak ada

2. Hutan Tanaman Rakyat Areal hutan untuk pencadangan Hutan Tanaman Rakyat seluas 3.236 ha terletak di empat kabupaten. Secara rinci sebagai berikut :

Tabel 139. Daftar IUPHHK Hutan Tanaman Rakyat No. Kabupaten/Kota SK Pencadangan Tanggal Luas (Ha)

1. Sumbawa SK 115/Menhut-II/2008 21/4/2008 491 2. Lombok Barat SK 116/Menhut-II/2008 21/4/2008 1.495 3. Lombok Tengah SK 454/Menhut-II/2009 4/8/2009 895 4. Dompu SK 509/Menhut-II/2009 4/9/2009 355 Jumlah 3.236

3. Hutan Kemasyarakatan

Areal kerja untuk Hutan Kemasyarakatan di provinsi Nusa Tenggara Barat ditetapkan seluas 4.067.50 ha, terletak di lima kabupaten. Rincian per kabupaten sebagai berikut:

Tabel 140. Daftar Areal kerja untuk Hutan Kemasyarakatan di provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten SK Penetapan Tanggal Luas

1. Lombok Tengah SK.436/Menhut-II/2007 11/12/2007 1.809,50 2. Lombok Barat SK.445/Menhut-II/2009 4 /8/2009 185,00 3. Lombok Utara SK.447/Menhut-II/2009 4 /8/2009 758,00 4. Lombok Timur SK.444/Menhut-II/2009 4 /8/2009 420,00 5. Sumbawa SK.448/Menhut-II/2009 4 /8/2009 895,00

4. Hutan Rakyat

Hutan Rakyat di NTB adalah hasil kegiatan rehabilitasi lahan di tanah milik rakyat yang penanaman dibantu bibit dari kegiatan bakti sosial, penghijauan lingkungan, gerakan rehabilitasi hutan dan lahan, swadaya masyarakat. Data sementara hutan rakyat sampai tahun 2012 seluas 3.186 Ha, yang tersebar di 9 kabupaten. Luas hutan rakyat dari tahun 2008 s.d tahun 2012 mengalami fluktuasi dan masih ada luasan hutan rakyat yang belum diidentifikasi secara detail.

Page 11: NTB ARTIKEL

337

B. Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang suatu kegiatan pengelolaan. Untuk meningkatkan pengelolaan kawasan hutan diperlukan SDM yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Tenaga pengamanan hutan sebanyak 82 orang, PPNS 21 orang. Data SDM pengelola kawasan hutan di Provinsi NTB disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 142. SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi Nusa Tenggara Barat Sumber : Statistik Kemenhut 2012 (diolah)

C. Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan Sarana dan prasarana pengamanan hutan di NTB berupa Senjata Api 120 buah, mobil patroli 9 buah, kendaraan roda 2 = 33 buah, speedboat 3 buah, perahu tempel 1, HT 34 buah, SSB 17 buah.

No Instansi Jumlah SDM Menurut Golongan

Jumlah IV III II I

L P L P L P L P L P Total 1 BPDAS Dodokan Moyasari 2 - 24 12 13 - 1 - 40 12 52 2 BKSDA NTB 1 - 46 14 32 9 - - 79 23 102 3 Balai TN. Gunung Rinjani 2 - 53 4 29 2 - - 84 6 90 4 Balai Penelitian Teknologi

HH Bukan Kayu 4 - 23 14 7 1 - - 34 15 49

5 Dishutprov NTB 12 82 33 2 - 129

Tabel 141. Perkembangan Hutan Rakyat di Nusa Tenggara Barat No KABUPATEN TAHUN ( LUAS /Ha) JUMLAH

2008 2009 2010 2011 2012 1 Lombok Utara - 25 150 100 100 375

2 Lombok Barat 700 100 100 150 100 1.150 3 Lombok Tengah 245,75 135 325 335 - 1.041 4 Lombok Timur - - - 50 30 80 5 Sumbawa Barat - - - 50 - 50 6 Sumbawa 23 30 125 50 12 240 7 Dompu - - - 50 - 50 8 Kota Bima - - - 50 - 50 9 Bima - - 50 100 - 150

JUMLAH : 969 290 750 935 242 3.186 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Page 12: NTB ARTIKEL

338

D. Prospek Pengelolaan Hutan Wilayah KPH Provinsi NTB telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK. 337/ Menhut-VII/2009 tanggal 15 Juni 2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Produksi (KPHP) Provinsi NTB sebanyak 23 unit, yang terdiri dari 12 unit KPHP dan 11 unit KPHL. Untuk KPH Model telah ditetapkan 3 unit KPH model yaitu KPHL Model Rinjani Barat, KPHP Model Batulanteh (Unit IX) dan KPHL Model Rinjani Timur (unit IV), secara rinci sebagai berikut :

1. Model Rinjani Barat Ditetapkan melalui SK Nomor : 785/Menhut-II/2009 dengan luas 40,963 ha. Tidak ada izin IUPHHK-HA, RE, pencadangan HTR dan penetapan HD. Luas kawasan hutan yang belum dibebani izin pemanfaatan di KPHL Model Rinjani Barat : 37.469,34 ha.

2. KPHP Model Batulanteh (Unit IX) Ditetapkan melalui SK Nomor : 342/Menhut-II/2011, dengan luas 32,776 ha. Areal yang sudah dibebani izin pemanfaatan tidak ada. Luas kawasan hutan yang masih bisa dimanfaatkan di KPHP Model Batulanteh (Unit IX) : 32.776,00 ha.

3. KPHL Model Rinjani Timur (unit IV)

Ditetapkan melalui SK Nomor : 225/Menhut-II/2012, dengan luas 37,589 ha. Tidak ada izin IUPHHK-HA, RE, pencadangan HTR dan penetapan HD. Luas kawasan hutan yang belum dibebani izin pemanfaatan di KPHL Model Rinjani Timur (unit IV) : 33.872,63 ha. Areal yang sudah dibebani izin pemanfaatan adalah sebagai berikut :

Tabel 143. KPHL Model Rinjani Timur (unit IV) No Nama Jenis No SK Tanggal SK Luas (ha) 1 Lombok Timur HKM 444/Menhut-II/2009 04/08/11 444,29 2 Lombok Timur (Sampager) HKM 355/Menhut-II/2011 07/07/11 368,78

3 Lombok Timur (Sekaroh) HKM 356/Menhut-II/2011 07/07/11 975,01

4 PT. SADHANA ARIF NUSA HTI 256/Menhut II/2011 12/05/11 1.928,29

Jumlah 3.716,37

� �E. Daftar UPT, LSM dan Lembaga Terkait

1. Dinas Provinsi dan Kabupaten /Kota

No Dinas Alamat

1 Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Jl. Majapahit No.54 Mataram Tlp : (0370) 633071 Fax : (0370) 633961

2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Timur

Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 6 Selong - 83612 Tlp/Fax : (0376) 21562

Page 13: NTB ARTIKEL

339

3 Dinas Kehutanan Kabupaten Lombok Barat

Soekarno – Hatta Giri Menang Gerung, Lombok Barat Tlp : (0370) 681040 Fax : (0370) 681101

4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Tengah

Jl. Garuda No. 3 Praya, Lombok Tengah - 83511 Tlp : (0370) 654204

5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumbawa

Jl. Garuda No. 108 Sumbawa Besar Tlp : (0371) 22451 Fax : (0371) 21644

6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumbawa Barat

Jl. Bung Karno Komplek KTC Taliwang Tlp : (0372) 81807 Fax : (0372) 81765

7 Dinas Kehutanan Kabupaten Dompu Jl. Syech Machmud No. 1 Dompu Tlp : (0373) 21478, 21803

8 Dinas Kehutanan Kabupaten Bima Jl. Soekarno – Hatta No. 139 Kel. Penatoi Kec. Mpunda, Bima Tlp : (0374) 43401

9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Bima

Jl. Sawo No. 1 Rapa Bima

2. UPT Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Nama UPT Alamat

1.

Balai Pengelolaan DAS Dodokan Moyosari Jl. Majapahit No. 54C Mataram - 83125 Tlp : (0370) 623878, 632829 Fax : (0370) 624636

2. Balai KSDA Nusa Tenggara Barat Jl. Majapahit No. 54B, Mataram - 83115 Tlp : (0370) 633953, 627851 Fax : (0370) 627851

3. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Mataram

Jl. Arya Banjar Getas Lingkar Selatan, mataram Nusa Tenggara Barat Tlp/Fax : (0370) 641155

4. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu, Nusa Tenggara Barat

Jl. Dharma Bhakti No. 7 Ds. Langka Kec. Lingsar, Kab. Lombok Barat , NTB Tlp : (0370) 6175552 Fax : (0370) 6175482

5. Balai Penelitian Kehutanan mataram Jl. Dharma Bhakti No. 7 Ds. Langka Kec. Lingsar, Kab. Lombok Barat , NTB - 83371 Tlp : (0370) 6573874 Fax : (0370) 6573841

3. LSM

No Nama LSM Alamat

1.

WALHI Jl. Terusan 1 - Ampenan - NTB

2. SANTIRI Jl. Swara Mahardika – Mataram - NTB

3. TRANSFORM Jl. Telex-Kr. Bedil – Mataram - NTB

Page 14: NTB ARTIKEL

340

4. WWF Jl. AR. Hakim – Mataram - NTB

5. KOSLATA Jl. Surabaya – BTN Taman Baru – Mataram - NTB

6. YKSSI Jl. Tn Guru Bongol - Gebang – Mataram

7. KONSEPSI Monjok – Mataram - NTB

Hutan Sesaot di Lombok Barat

Page 15: NTB ARTIKEL

341

V. POTENSI UNGGULAN PROVINSI A. Madu

Potensi Unggulan Provinsi NTB adalah Madu, yang menjadi salah satu produk unggulan Nasional (Berdasarkan SK DIRJEN RLPS Nomor: SK.22/V-BPS/2010 tanggal 18 Juni 2010 ). Potensi madu tersebar di berbagai kabupaten, baik madu alam maupun madu budidaya. Sentra penghasil madu alam adalah Pulau Sumbawa yaitu di Kabupaten Sumbawa (kec. Moyohilir, Lopok, Batulanteh, Labuan Badas, Uthan, Rhee, Moyohulu, Lantung, Empang, Lenangguar dan Lunyuk), Sumbawa Barat (kec.Brang Ene, Jereweh, Maluk, Taliwang, Brang Rea dan Steluk), Dompu (kec. Hu’u, Kempo, Woja, Pekat, Pajo dan Sanio), Bima (kec Wawo, Parado, Tambora, Monta, Sanggar, Lambu dan Wera ) dan Kota Bima (kec. Lelamose dan Rasanae Timur).

Jenis lebah di Pulau Sumbawa berasal dari jenis lebah Apis dorsata, lebah ini belum dapat dibudidayakan karena sifatnya yang lebih agresif dan ganas. Namun, dibandingkan dengan jenis lebah yang lain jenis Apis dorsata merupakan lebah yang memiliki produktifitas madu yang lebih tinggi. Madu alam didapat dengan cara berburu ke hutan oleh

pemburu madu yang tinggal di desa-desa sekitar hutan, selanjutnya madu-madu tersebut di distribusikan kepada konsumen. Namun, penghasil madu NTB tidak hanya berasal dari Pulau Sumbawa saja, di Pulau Lombok pun terdapat usaha perlebahan meski dalam jumlah yang relatif kecil jika dibandingkan dengan Pulau Sumbawa. Karena menurunnya luasan hutan di Pulau Lombok sehingga berkembanglah usaha budidaya lebah madu. Jenis lebah madu yang banyak dibudidayakan oleh petani lebah madu di Pulau Lombok adalah jenis Apis cerana dan Trigona spp.

Untuk madu budidaya di Pulau Lombok, terdapat di Kab. Lombok Barat (kec. Sekotong, Gerung, Lembar dan Lingsar). Salah satu produsennya yaitu kelompok Tani Madu Sari yang berlokasi di Dusun Batu Goleng, Desa Tempos, Kec. Gerung Kab. Lombok Barat. Kelompok tani ini sudah berdiri dari tahun 2001. Selain di Kab. Lombok Barat sebaran budidaya lebah madu terdapat di Kab. Lombok Utara ( Bayan, Tanjung, Khayangan dan Gangga), Kab Lombok Tengah (kec. Batu Kliang, Kidap, Banyu Urip dan Selong Belanak) dan Kab. Lombok Timur (kec. Sambelia, Masbagik, Sembalun dan Lendang Nangka).

Page 16: NTB ARTIKEL

342

Petani lebah madu di P. Lombok membudidayakan lebah madu secara tradisional yaitu dengan membuat stup dari kayu ataupun gelonggongan (batang) kelapa. Mereka menempatkan stup-stup tersebut pada pohon di kebun atau di sekeliling rumah. Pohon yang biasa digunakan untuk memasang stup adalah pohon mangga, rambutan dan jambu mente. Namun lebah madu dapat memperoleh nektar dari bunga-bunga pada pohon lainnya seperti kopi, kelapa, bunga matahari, aren, kaliandra, dsb. Jumlah stup yang dimiliki oleh petani bervariasi mulai dari 3 buah stup hingga berjumlah ratusan, bahkan ada yang memiliki lebih dari 200 setup. ����� ���� ���� ��, baik madu hutan maupun madu budidaya memiliki ciri tersendiri baik warna maupun rasanya. Karena keragaman pakan yang berasal dari kawasan hutan maupun kebun masyarakat sehingga warna dan rasanya berubah-ubah sepanjang tahun tergantung dari pepohonan yang sedang berbunga pada saat itu. ��������������� ��� dalam proses pengolahannya menggunakan sistem tiris dengan peralatan yang terjaga kebersihannya dan higenitasnya. Dengan sistem tiris, madu yang dihasilkan akan terbebas dari kotoran dan zat yang bisa merusak madu. Madu menjadi lebih higienis dan bisa bertahan lama tanpa mengalami perubahan rasa dan warna. Proses pemanenan madu dari sarangnya menggunakan sistem yang lestari. Selain itu khusus untuk madu hutan Sumbawa sudah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) yaitu Hak Kekayaan Intelektual untuk menjamin bahwa madu-madu yang diproduksi di bawah JMHS (Jaringan Madu Hutan Sumbawa) adalah madu hutan yang terjamin keasliannya dan memenuhi standar produksi yang lestari dan higienis. �������� ����� Didalam madu terdapat kandungan 70% gula invert yang terlarut dalam sukrosa, maltosa, dekstrin, vitamin C, Vitamin B1, B2, B6, asam pontotenat, asam folat, mineral, enzim hormon, fungisida, lilin, protein, minyak atsiri serta serbuk sari bunga. Dari berbagai macam zat yang terkandung dalam madu, sehingga madu memiliki zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai bakteri patogen penyebab penyakit. Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi madu secara teratur antara lain: batuk dan demam, penyakit jantung, hati, paru, fungsi mata, syaraf dan telinga dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), meringankan nyeri di perut, menekan batuk, memperlambat perkembangan sel-sel kanker, dll. Disamping itu nilai gizi masyarakat dapat meningkat dengan mengkonsumsi madu.

Page 17: NTB ARTIKEL

343

Sarang lebah madu alam

Budidaya Lebah Madu di Pulau Lombok

Page 18: NTB ARTIKEL

344

B. Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Salah satu keunggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang lainnya adalah Taman Nasional Gunung Rinjani. Beberapa penghargaan yang pernah diperoleh terkait keberadaan Taman Nasional ini antara lain : 1. Penghargaan “the 2004 Ward Legacy Award” yang diselenggarakan oleh

Conservation International bekerjasama dengan National Geographic Society Traveler Magazine dengan Kategori “ Destination Stewardship”

2. Penghargaan dari Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata dalam acara ‘Konferensi Kepariwisataan Indonesia Tahun 2004 sebagai sebuah lembaga yang berhasil mengembangkan inovasi kepariwisataan yang melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaannya sehingga mereka memperoleh manfaat.

3. Tahun 2005 , penghargaan “Tourism For Tomorrow Award 2005” kategori “Destination Award dari word travel & Tourism Council.

4. Tahun 2010 Penghargaan Anugerah Citra Pesona Wisata Award 2010

Taman Nasional Gunung Rinjani

Page 19: NTB ARTIKEL

345

VI. FOTO-FOTO PENDUKUNG

Islamic Center Orbit Seribu Masjid di Mataram sebagai wisata religi

Madu dan Fauna icon Rusa NTB

Hasil Tebangan IPK di PT NNT dan Hutan Mangrove

Page 20: NTB ARTIKEL

346

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Non Kayu serta Jasa Lingkungan