jurnal 1 thalasemia

Upload: baiq-trika-pustanika-ahadya

Post on 02-Mar-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    1/15

    PELATIHAN MANAJEMEN STRES UNTUK MENURUNKAN

    DERAJAT STRES PADA REMAJA PEREMPUAN

    THALASEMIA

    ABSTRAK

    Pada penderita thalasemia mayor, mereka mengalami perubahan fisik akibat pengobatan yang

    dijalaninya. Dengan perubahan fisik tersebut, hal ini membuat remaja perempuan thalasemia

    mayor mengalami stres dalam menghadapi reaksi negatif dari teman terhadap penampilan

    fisiknya. Padahal dilihat dari masa perkembangannya, remaja memiliki keinginan yang besar untuk

    dapat bersamasama dengan teman. A!!eptan!e and "ommitment Therapy merupakan inter#ensi

    yang menggunakan strategi penerimaan dan komitmen untuk dapat berhubungan dengan kejadian

    yang dihadapi dengan kesadaran penuh dan mempertahankan perilaku sesuai dengan nilai yangtelah ditetapkan. $nter#ensi ini dilakukan sebanyak % sesi. Subjek yang ikut berpartisipasi dalam

    penelitian ini terdiri dari dua remaja perempuan thalasemia yang memiliki derajat stes

    yangtinggi dalam menghadapi reaksi negatif dari teman terhadap penampilan fisik. Desain yang

    dilakukan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan &enggunakan interrupted time

    series. $nterrupted time series design adalah ran!angan penelitian yang akan mengukur efek

    pemberian perlakuan dengan membandingkan pola reaksi pretreatment dengan pola reaksi post

    treatment pada subjek penelitian. Pengukuranmenggunakan alat ukur derajat stres. Alat ukur derajat

    stres dibuat sendiri berdasarkan teori dari Sarafino ' Smith ()*+). Alat ukur ini telah diuji

    reliabilitasnya dengan alpha !ronba!h dan pengujian #aliditas dengan !ara !ontent #alidity

    berdasarkan e-pert judgement. leh sebab itu, dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah

    pelatihan manajemen stres dengan prinsip A!!eptan!e and "ommitment Therapy dapat

    menurunkan derajat stes remaja perempuan thalasemia dalam menghadapi reaksi negatif dari

    teman terhadap penampilan fisik. Data dianalisis dengan menggunakan !ontent analysis dan analisa

    deskriptif. /asil penelitian menunjukan bah0a kedua subjek mengalami peningkatan

    skorfleksibilitas psikologis dari alat ukur AA1 $$ (A!!eptan!e and A!tion 1uestionnaire dan

    penurunan skor derajat stres yang a0alnya berada dalam kategori tinggi menjadi rendah. leh

    sebab itu, dapat disimpulkan bah0a pelatihan manajemen stres dengan prinsip A!!eptan!e and

    "ommitment Therapy dapat menurunkan derajat stres remaja perempuan thalasemia dalam

    menghadapi reaksi negatif dari teman terhadap penampilan fisik.

    Kata Kun!i2 Derajat stres, remaja perempuan, thalasemia, A!!eptan!e and "ommitment

    Therapy, A"T

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    2/15

    PENDAHULUAN

    3ayasan Thalasemia $ndonesia menyatakan bah0a $ndonesia memiliki

    jumlah penderitathalasemia terbanyak, khususnya di pro#insi 4a0a Barat (dalam

    /umas RS/S, )*++.Berdasarkan 0a0an!ara dengan dr. 5rlina (0akil ketua

    3ayasan Thalasemia $ndonesia diklinik /andayani pada tanggal +6 &ei )*+6

    dinyatakan bah0a jumlah penderita thalasemiamayor di Bandung pada tahun )*+6

    diperkirakan sebanyak 78* pasien.Thalasemia merupakan penyakit anemia

    hemolitik yang diturunkan dan disebabkan karena adanya gangguan dalam

    pembentukan rantai globin (Khurana, et al, )**%. Se!araklinis, thalasemia terdiri

    dari tiga jenis, yaitu thalasemia minor, intermedia, dan mayor.Thalasemia minor

    merupakan kelainan darah yang diakibatkan karena kekurangan proteinbeta. Akan

    tetapi, kekurangannya tidak terlalu signifikan sehingga tubuh tetap dapat

    berfungsise!ara normal.

    Thalasemia intermedia, kedua gen alpha dan beta mengalami

    mutasi, tetapimasih bisa memproduksi sedikit rantai beta globin. Sebaliknya, pada

    thalasemia mayor yangakan menjadi fokus dalam penelitian ini, tubuh sangat

    sedikit memproduksi protein betasehingga hemoglobin yang terbentuk akan

    !a!at.Thalasemia mayor ini merupakan salah satu jenis penyakit kronis (&essina.,

    et al,)**9.

    Penyakit kronis menunjukkan kondisi tubuh yang semakin memburuk dari

    hari ke hariatau berlangsung dalam 0aktu yang lama (Sarafino ' Smith, )*+).

    Salah satu pengobatanyang dilakukan untuk memperpanjang hidup penderita

    thalasemia mayor adalah dengantransfusi darah se!ara rutin.

    Transfusi darah yang dilakukan se!ara rutin mengakibatkanperubahan fisik

    pada remaja, seperti pertumbuhan tinggi badan yang terhambat, kulitber0arna

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    3/15

    kehitamhitaman, perut membun!it, dan penampilan 0ajah yang khas, sepertibatang

    hidung masuk ke dalam dan tulang pipi menonjol.Perubahan fisik yang dialami oleh

    remaja thalasemia mayor seringkali mendapat reaksinegatif dari teman. Remaja

    thalasemia mayor seringkali mendapatkan ejekan maupun penolakan dari teman.

    Padahal Berk ()**9 mengemukakan bah0a penampilan yang menarikmerupakan

    kebutuhan yang sangat penting, khususnya pada masa remaja perempuan

    sebagaisalah satu bentuk penerimaan dari lingkungan.

    Di samping itu, pada masa remaja, kebutuhanuntuk dapat berinteraksi dan

    berkegiatan bersama teman sebaya juga tergolong tinggi. /anyasaja, pada remaja

    thalasemia,mereka mengalami kesulitan untuk dapat berinteraksi dengan teman

    sebaya karena seringkali mendapat ejekan dari temanteman tersebut

    terhadappenampilan fisik.

    Dari hasil 0a0an!ara dengan empat remaja perempuan yang berusia +)

    +% tahun menyatakan bah0a mereka merasa sedih dan :sakit hati; dengan sikap

    temanteman yang mengejek penampilan fisik mereka. Keempat remaja tersebut

    memilih untuk melakukan akti#itasnya seorang diri dan tidak berani bergabung

    bersama temanteman karena memiliki

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    4/15

    membuat mereka memilikiself esteem yang rendah, merasa tidak berdaya,

    merasa !emas dengan sakit yang dialami, dan tekanan yang dapat menyebabkan

    distress.

    Reaksi negatif dari teman mengenai penampilan fisik remaja thalasemia

    (primaryaprraisal membuat para remaja menghadapi situasi yang membebani

    dan menimbulkan kondisi stres. Keadaan tersebut membebani remaja thalasemia

    mayor karena apa yang

    menjadi kebutuhannya tidak dapat terpenuhi. Stres yang mun!ul ditampilkan dalam

    respon fisik, emosi, kognitif, dan tingkah laku. Responrespon tersebut merupakan

    #ariasi penanda stres yang dapat diukur sebagai derajat stres.

    Ketika remaja thalasemia mayor menganggap reaksi negatif dari teman

    mengenai penampilan fisik sebagai situasi yang menganggu kesejahteraannya,

    mereka melakukan upaya untuk mengatasi tekanan dari lingkungan, yaitu dengan

    !ara menghindari, mela0an, dan merasakan perasaan yang tidak menyenangkan.

    /anya saja, !ara yang mereka lakukan seringkali membuat mereka kesal, sedih,

    serta marah.

    Sampai saat ini, penanganan yang diberikan kepada remaja thalasemia

    berupa pengobatan gratis dan kegiatan refreshing setahun sekali. /anya saja belum

    ada penanganan se!ara psikologis pada remaja thalasemia tersebut. leh sebab itu,

    dalam hal ini penting untuk melakukan penanganan se!ara psikologis agar remaja

    perempuan thalasemia mayor tetapdapat merasa nyaman ketika berada bersama

    sama dengan teman.

    leh karena mereka tidak mengetahui !ara untuk mengatasi reaksi negatif

    teman terhadap penampilan fisik, maka perlu diberikan pemahaman untuk

    mengetahui !ara mengatasi reaksi negtif teman terhadap penampiln fisik melalui

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    5/15

    pelatihan prinsipAcceptancedan Commitment Therapy.

    A"T merupakan salah satu inter#ensi yang dapat meningkatkan fleksibilitas psikologi. /ayes

    ' Strosahl ()**6 mengemukakan bah0a ketika seseorang memilikifleksibilitas

    psikologi, maka indi#idu tersebut memiliki keberanian untuk menghadapi dan menjalani

    kondisi yang tidak menyenangkan, serta bertingkah laku sesuai dengan nilai atau tujuan yang

    ingin di!apai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh =i!ksell, R.K., lsson, >.?., '

    /ayes, S." ()*+* dikemukakan bah0a fleksibilitas psikologis difungsikan sebagai mediator

    perubahan perilaku menjadi lebih positif.

    $ndi#idu diharapkan dapat meregulasi emosinya, lebih terbuka, dan fleksibel

    terhadap pengalaman baru. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh &asuda, et

    al ()**@ didapatkan bah0a terdapat hubungan antara fleksibilitas psikologis dengan stigma

    mengenai kesehatan mental. Tingkat fleksibilitas psikologis yang tinggi se!ara signifikan

    berkorelasi dengan menurunnya stigma mengenai kesehatan mental. Dalam hal ini,

    remaja thalasemia mayor diharapkan dapat menerima pikiran, perasaan,

    maupun pengalaman yang tidak menyenangkan serta melakukan suatu tindakan sesuai

    dengan nilai yang ditetapkan sehingga memiliki fleksibilitas psikologis yang dapat

    berdampak pada penurunan derajat stres dalam menghadapi reaksi negatif dati teman

    terhadap penampilan fisik.

    /ayes ' Strosahl ()**6 mengemukakan bah0a A"T dapat menurunkan derajat

    stres karena indi#idu diajak untuk melakukan penilaian kembali terhadap !ara yang

    dapatdilakukan untuk menghadapi situasi yang mengan!am. Strategi yang dilakukan

    dalam A"T adalah dengan penerimaan dan mengurangi pemikiran negatif terhadap

    keberadaannya di tengah lingkungan. Remaja diharapkan dapat menerima

    pengalaman yang tidak menyenangkan mengenai reaksi negatif dari teman terhadap

    penampilan fisik (acceptance, mengurangi pemikiran maupun perasaan negatif terhadap

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    6/15

    dirinya (cognitive defusion, fokus

    menghadapi reaksi negatif dari teman terhadap penampilan fisik tanpa mengingat masa

    lalu maupun mengkha0atirkan masa depan (being present, dan mampu melihat dirinya

    sendiri se!ara objektif (self as contex, lalu remaja akan diminta untuk menyusun strategi

    yang akan dilakukan dalam menghadapi reaksi negatif dari teman terhadap penampilan

    fisik untuk men!apai tujuan yang ingin di!apainya (value serta berkomitmen untuk

    melakukan tujuan yang ingin di!apainya (commited action.

    &elalui keenam proses A"T tersebut diharapkan remaja thalasemia mayor dapat

    menerima situasi stresor, mengetahui kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi situasi

    yang tidak menyenangkan, dan memiliki tujuan yang ingin di!apai serta berkomitmen

    untuk men!apainya. Remaja diharapkan memilikipsychological flexibility yang

    tinggi, yaitu kemampuan untuk menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan dan

    memiliki kekuatan untuk bertahan sehingga derajat stres yang dirasakan remaja thalasemia

    mayor pun dapat menurun ketika menghadapi reaksi negatif dari teman sebaya mengenai

    penampilan fisik.

    Dengan menurunnya derajat stres remaja thalasemia mayor, diharapkan mereka

    dapat memenuhi tugas perkembangan sosialnya.

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    7/15

    METODE PENELITIAN

    &etode yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah

    ran!angan penelitian yang digunakan untuk melihat pengaruh dari pemberian

    perlakuan (treatment terhadap suatu permasalahan ("hristensen, )**7. Pada

    penelitian kuasi eksperimen, ada beberapa situasi yang tidak mungkin dapat

    dilakukan pengontrolan ("hristensen, )**7.

    Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat pengaruh dari pemberian

    pelatihan manajemen stres dengan prinsip acceptance and commitment therapy

    dalam menurunkan derajat stres pada remaja thalasemia mayor dalam menghadapi

    reaksi negatif dari teman sebaya mengenai penampilan fisk.

    Desain yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah interrupted time-

    series.Interrupted time series design adalah ran!angan penelitian yang akan

    mengukur efek pemberian perlakuan dengan membandingkan pola reaksipre-

    treatment dengan pola reaksi post-treatmentpada subjek penelitian ("hristensen,

    )**7.

    paya untuk melihat sejauhmana suatu treatmentdapat berpengaruh terhadap

    kondisi subjek, maka akan diberikan pre-test sebelum treatment dan post-test

    setelah treatment./asilnya dapat dilihat dengan membandingkan hasilpre-testdan

    post-test. Karakteristik subjek dalam penelitian ini, antara lain remaja perempuan

    berusia +6+% tahun yang didiagnosa thalasemia beta mayor, memiliki derajat

    stres dengan kategori tinggi berdasarkan kuesioner derajat stres dalam menghadapi

    reaksi negatif dari teman sebaya terhadap penampilan fisik, memiliki tingkat

    fleksibilitas psikologis yang diukur dengan AA1 $$ dalam kategori rendah, dan

    mampu memahami per!akapanper!akapan dalam bahasa indonesia. Tujuannya

    adalah agar subjek mampu memahami penjelasan materi yang

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    8/15

    dijelaskan berupa !erita metafora yang disertai dengan gambar maupun #ideo. 4umlah

    subjek dalam penelitian ini terdiri dari dua subjek.

    Pada penelitian ini menggunakan alat ukur derajat stres yang dibuat sendiri

    oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sarafino ' Smith ()*+). Alat

    ukur derajat stres ini akan digunakan sebagaipretest (pengukuran tes yang diberikan

    sebelum pelatihan yang menggambarkan penurunan ataupun peningkatan derajat

    stres dan posttest (pengukuran tes yang diberikan sesudah pelatihan yang

    menggambarkan penurunan ataupun peningkatan derajat stres. /asil uji reliabilitas

    alat ukur derajat stres dengan menggunakan alpha !ronba!h adalah *,@+. /al ini

    menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi sehingga dapat diartikan bah0a alat

    ukur dapat se!ara konsisten dan akurat dalam mengukur derajat stres dalam

    menghadapi reaksi negatif dari teman sebaya mengenai penampilan fisik. ji

    #aliditas dari alat ukur derajat stres dilakukan dengan content validitymelalui expert

    judgement.

    Selain itu, ada juga alat ukut AA1 $$ yang digunakan untuk melihat hasil

    treatment dari A"T. Alat ukur AA1 ini diadaptasi dari Bond, et al ()*++ dan

    kemudian dari setiap aitem disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dirasakan

    oleh remaja thalasemia mayor yang mengalami reaksi negatif dari teman mengenai

    penampilan fisik. Berdasarkan pengujian alat ukur yang dilakukan oleh Bond, et al

    ()*++ .

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    9/15

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan data deskriptif terlihat bah0a terdapat peningkatan skor AA1.

    Sebelum pelatihan, kedua subjek memiliki fleksibilitas psikologis yang rendah. /al

    ini menunjukkan bah0a kedua subjek masih mengalami kesulitan dalam

    menghadapi ejekan dari teman serta perasaan maupun pikiran yang timbul ketika

    mendapatkan ejekan dari teman terhadap penampilan fisik.

    Setelah pelatihan, kedua subjek memiliki fleksibilitas psikologis yang tinggi.

    Dengan meningkatnya fleksibilitas psikologis pada kedua subjek tersebut, hal ini

    dapat membantu subjek untuk menerima penampilan fisiknya yang berbeda dari

    temanteman yang lain serta menerima ejekanejekan yang dikemukakan oleh

    teman mengenai penampilan fisiknya, dapat mengelola pikiran dan perasaan

    negatif yang dirasakan ketika mendapatkan ejekan dari teman terhadap penampilan

    fisik, dan memiliki komitmen untuk melakukan hal yang ingin di!apai. /al ini

    sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh /ayes, et al (+@@@, yaitu bah0a

    melalui A"T yang dapat meningkatkan psychological flexibilitymembuat

    indi#idu memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan kejadian yang dihadapi

    dengan kesadaran penuh dan untuk mempertahankan tingkah laku sesuai dengan

    tujuan yang ditetapkan.

    Ketika subjek dapat menerima keadaan penampilan fisiknya yang berbeda

    serta dapat menerima reaksi negatif dari teman mengenai penampilan fisiknya,

    hal ini dapat mengubah !ara pandang atau penilaian (primary appraisal subjek

    terhadap stressor, yaitu reaksi negatif dari teman mengenai penampilan fisik menjadi

    suatu kondisi yang tidak terlalu membebankan. Stressor yang a0alnya dimaknakan

    sebagai hal yang negatif menjadi netral.

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    10/15

    /al tersebut seperti yang dikemukakan oleh ?aarus ' Colkman (+@96,

    yaitu bah0a stres dapat mun!ul ketika penilaian seseorang terhadap suatu situasi

    (primary appraisal dianggap sebagai hal yang mengan!am. ?aarus ' Colkman

    (+@96 mengemukakan bah0a dari penilaian seseorang terhadap situasi dapat

    berpengaruh terhadap perasaan dan perilakunya. leh karena kedua subjek

    menganggap bah0a ejekan dari teman terhadap penampilan fisik pasti akan terus

    terjadi dimanapun mereka berada, tetapi mereka sudah dapat menerimanya.

    /al ini membuat kedua subjek tidak merasa teran!am dengan situasi tersebut.

    /al tersebut yang kemudian membuat derajat stres kedua subjek berada pada kategori

    rendah. Kedua subjek menyadari dan menerima ketika mendapatkan ejekan dari

    teman terhadap penampilan fisik itu merupakan dinamika kehidupan yang tetap

    perlu dijalankan.

    /al ini menunjukkan kedua subjek men!apai pada sasaran mindfulnessdan

    acceptance procesess,yaitu mengurangi penghindaran pengalaman (experiential

    avoidance dengan !ara meningkatkan kesadaran (mindfulness dan penerimaan

    terhadap penampilan fisik yang dimiliki serta ejekan yang disampaikan teman

    terhadap penampilan fisik. Dengan ter!apainya pada sasaran mindfulness dan

    acceptance procesess,hal ini menumbuhkan fleksibilitas psikologis.

    /asil penelitian ini didukung dengan pendapat "iarro!hi dan Bla!kledge

    ()**% yang mengatakan bah0a fleksibilitas psikologis yang tinggi dapat

    membantu indi#idu untuk memisahkan diri dari penghindaran pengalaman dan

    pemikiran yang tidak menyenangkan, bukan dengan menantang atau mengubah

    pikiran dan emosi, tetapi dengan berperilaku dengan penuh kesadaran terhadap

    pengalaman yang tidak menyenangkan. Dengan subjek memiliki fleksibilitas

    psikologi yang tinggi, hal ini membuat subjek mengetahui dan memiliki !ara

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    11/15

    untuk menghadapi stresor yang dihadapinya. Kedua subjek mengetahui bah0a

    0alaupun mereka memiliki penampilan fisik yang berbeda, mereka dapat

    menerima keadaannya fisiknya. Pada proses kedua, commitment and behavior

    change processes yang bertujuan untuk menetapkan tujuan yang ingin di!apai

    serta membangun komitmen membuat kedua subjek merasa bah0a mereka tetap

    memiliki hal positif yang dapat digunakan untuk men!apai tujuan yang

    diinginkannya.

    Dengan perubahan penilaian subjek terhadap stresor dan kemampuan subjek

    dalam menghadapi stresor, hal ini membuat subjek dapat mengarahkan

    perhatiannya lebih besar pada tingkah laku yang adaptif dan konstruktif dalam

    men!apai tujuan ke depan yang diinginkannya.

    Di samping itu, perubahan penilaian subjek terhadap stresor juga terjadi

    akibat adanya dukungan sosial dari orangtua dan temanteman. Kedua subjek merasa

    bah0a ketika mereka mendapatkan ejekan dari teman terhadap penampilan fisik,

    mereka tidak merasa sendiri dan tetap ada temanteman yang ada bersamasama

    dengan mereka. Dukungan yang lebih dibutuhkan oleh kedua subjek ini terlihat

    lebih pada emotional support dan companionship support.

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    12/15

    KESIMPULAN

    Berdasarkan pada hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut.

    +. Pelatihan dengan prinsip Acceptance and Commitment Therapy dapat

    menurunkan derajat stres dua remaja perempuan thalasemia dalam

    menghadapi reaksi negatif dari teman terhadap penampilan fisik. Pada

    subjek + dan ) terjadi perubahan kategori derajat stres dari tinggi menjadi

    kategori rendah.). Pelatihan dengan prinsip Acceptance and Commitment Therapy dapat

    meningkatkanfleksibilitas psikologis dua remaja perempuan thalasemia

    dalam menghadapi reaksi negatif dari teman terhadap penampilan fisik.

    Pada subjek + dan ) terjadi perubahan kategori dari rendah menjadi kategori

    tinggi.

    . Pelatihan dengan prinsip Acceptance and Commitment Therapy dapat

    meningkatkan kesadaran dan penerimaan diri terhadap penampilan fisik dan

    reaksi negatif dari teman sehingga lebih fleksibel dalam menghadapi dan

    menjalani kondisinya tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ago!hiya, De#endra. ()**).Every Trainers !andboo".?os Angeles2 Sage

    Ameri!an Psy!hologi!al Asso!iation. ()**). A #eference for $rofessionals%

    &eveloping

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    13/15

    Adolescents. =ashington2 Ameri!an Psy!hologi!al Asso!iation

    Ar!h, 4oanna ' "raske, &.>. ()**9. A!!eptan!e and "ommitment Therapy and

    "ogniti#e

    Beha#ioral Therapy for An-iety Diseoders2 Different Treatments, Similar

    &e!hanismsE

    Clinical $sychology% 'cience and $ractice vol () no. *, )%6)7@

    Armstrong, A.B., &orrison, K.?., ' T0ohig, &.P. ()*+. A Preliminary

    $n#estigation of

    A!!eptan!e and "ommitment Therapy for Adoles!ent bsessi#e"ompulsi#e

    Disorder.

    +ournal of Cognitive $sychotherapy% An International uarterly vol , no.

    Arnold, ?. 5ugene. (+@@*. Childhood 'tress.

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    14/15

  • 7/26/2019 JURNAL 1 thalasemia

    15/15