juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/majalah-inri-juni...secara...

32
Juni 2017 1

Upload: lephuc

Post on 12-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 1

Page 2: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

2 Juni 2017

“Tidak ada yang lebih agungselain Ekaristi.

Bila Allah memiliki sesuatu yang lain yang lebih berharga (dari Ekaristi),

maka Ia akan memberikan-Nyapada kita”

~ St. Yohanes Maria Vianney

Page 3: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 3

Pelindung : RD Rochadi Widagdo. Pemimpin Redaksi : RD Angga Sri Prasetyo. Redaktur Pelaksana : Beny Wijayanto.Sekretaris Redaksi : Margaretha Umi Shella. Editor : Rully Larasati.Staf Redaksi : Fani Natalia, Ignatius Dimas, Inigo A.Bawono, Margaretha Nurmalasari, Wahyu Haryo. Fotografer : Alexander Hendrito, Dani Alyandu. Layout : Hilarion Anggoro, Pricilia Genea, Richard Paneson.Iklan : Stella Intan (0857 1763 4260). Sirkulasi : Paskalia Yosefin (085883469145), Theodorus Egep Henakin (085693661808).

Alamat RedaksiSekretariat Paroki St.Yohanes Maria Vianney Jl. Bambu Wulung No.60,

Bambu Apus, Jakarta Timur. Telp: 021-8444893 / 021-84307905

Tema Bulan Juli 2017 :“Keluarga Pilar Gereja”

Redaksi menerima kiriman foto (beserta kete rangan), berita dan artikel dari umat disertai identitas pengirim dan nomor telpon / HP yang dapat dihubungi, Kirim ke [email protected]. Redaksi berhak menyunting semua kiriman berita dan tulisan yang masuk.

Mengenang Yesus Yang Hadir Dalam Ekaristi

Pelayanan Membuatku Merasa Lebih Dekat Dengan Tuhan

Memuliakan Tuhan Lewat Pelayanan Bagi Anak-Anak

Mengenangkan (Menyadarkan dan Menghidupkan)

Perayaan Syukur Mengenang 210 Tahun Keuskupan agung Jakarta

Kenangkanlah Aku

Kapel Santa Maria Juanda

Stroke

Bekerja, Kuliah dan Aktif Dalam Pelayanan Gereja

Sajian Utama

Inspirasi

Di Balik Layar

Suara Umat

Kabar

Renungan Iman

Ziarah

Kesehatan

Tunas

4

14

22

8

10

17

20

25

28

Pembaca Majalah INRI yang terkasih, Edisi Juni 2017 ini kami menyuguhkan tema “Kenangkanlah Aku” dengan Sajian Utama “ Mengenangkan Yesus Yang Hadir Dalam Ekaristi”.Perayaan ekaristi merupakan perayaan kehadiran Tuhan Yesus Kristus dan seluruh karya penebusanNya secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. Perayaan Ekaristi ini berakar dan berpangkal tolak dari perayaan perjamuan malam terakhir yang diadakan Yesus bersama murid-muridNya. Perayaan ekaristi diadakan dan dilaksanakan dalam Gereja menurut perintah Tuhan sendiri yang bersabda, “ Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku” (Luk 22 : 19; 1 Kor 11 : 24 – 25).Dengan merayakan ekaristi, berarti menghadirkan kenangan akan “Karya Keselamatan” dari Kristus . Dia telah wafat, memberikan diriNya untuk seluruh umat manusia. Maka, marilah kita menjadikan ekaristi sebagaiSemangat ekaristi akan menghasilkan bagi kita kekuatan untuk dapat melayani sesama, mengasihi mereka apa adanya, sama seperti Kristus rela mati untuk kita, walaupun kita masih dalam kondisi berdosa. Tuhan memberkati.

Page 4: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

4 Juni 2017

Pengakuan itu mungkin timbul karena ketidaktahuan. Namun, kalau seseorang benar-benar

memahami tentang apa sebenarnya makna ekaristi, bahwa Yesus sendiri hadir secara nyata tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan-Nya, maka sesungguhnya tidak ada yang dapat menggantikan ekaristi. Itulah sebabnya Gereja Katolik menyatakan, ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan Kristiani (Lumen Gentium 11, Katekismus Gereja Katolik 1324). Di dalam ekaristi terkandung seluruh kekayaan rohani Gereja, yaitu Kristus

sendiri.Peristiwa ini dikaitkan dengan

pernyataan Yesus saat mengadakan perjamuan terakhir bersama para murid. Pada saat Yesus selesai mengucapkan “Inilah TubuhKu” dan “Inilah darahKu”, Tuhan secara ajaib mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darahNya. Dengan demikian, ekaristi menjadi kenangan hidup akan Yesus dan akan segala karya agung yang telah dilakukanNya bagi manusia. Ekaristi sekaligus menjadi harapan nyata untuk perjamuan surgawi di kehidupan kekal.

Page 5: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 5

Mengenangkan Karya Keselamatan

Saat perjamuan ekaristi, Yesus hadir seutuhnya di dalam roti itu, bahkan sampai di partikel yang terkecil dan di dalam setiap tetes anggur. Pemecahan roti bukan berarti pemecahan Kristus, sebab kehadiran Kristus utuh, tak berubah dan tak berkurang di dalam setiap partikel.

Dengan demikian kita dapat menerima Kristus di dalam rupa roti saja, atau anggur saja, atau kedua bersama-sama. Dalam setiap hal ini, kita menerima Yesus yang utuh di dalam sakramen. Kejadian ini disebut sebagai “transubstansiasi“, yang mengakibatkan substansi dari roti dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah Kristus (KGK 1376). Jadi yang tinggal hanyalah rupa roti dan anggur, tetapi substansi roti dan anggur sudah lenyap, digantikan dengan kehadiran Yesus.

Hal ini karena bagi Tuhan, segala waktu adalah sarana keselamatan, baik masa lampau maupun yang akan datang terjadi. Kejadian misteri Paskah sebagai ‘tanda keselamatan’, dihadirkan kembali di dalam ekaristi dengan cara yang berbeda, yaitu secara sakramental.

Kenangan ini berupa kenangan akan wafat dan kebangkitan Kristus yang disebut sebagai misteri Paskah. Peristiwa itu menjadi puncak kasih Allah yang membawa kita kepada keselamatan (KGK 1067). Melalui ekaristi misteri Paskah tersebut dihadirkan kembali di dalam kehidupan Gereja.

Ekaristi adalah cara yang dipilih Yesus agar kita dapat tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita. Percaya penuh akan kehadiran-Nya di dalam ekaristi dan menerima ekaristi dengan sikap yang

benar, merupakan bentuk perwujudan iman dan kasih kita kepada Tuhan yang terlebih dahulu mengasihi kita sampai wafat di salib.

Bersatu dalam Cinta Kasih Allah Putera

Yesus pernah bersabda, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh 6:54). Dengan mengambil bagian di dalam perayaan ekaristi, kita menaikkan pikiran dan hati kepada Tuhan, dan di dalam iman. Kita menerima rahmat yang tak terhingga, yaitu Kristus sendiri di dalam rupa hosti kudus, yang menyelamatkan kita pada akhir zaman.

Kalau seseorang makan buah durian, maka tanpa orang berkata apapun, sesungguhnya semua orang akan tahu bahwa orang tersebut baru saja makan durian. Mengapa? Karena seluruh tubuhnya mengeluarkan bau durian, seolah-olah durian telah menyatu dengan seluruh tubuh dan darah dari orang itu, dan memengaruhi aroma tubuhnya.

Lantas, bagaimana kalau seseorang menyantap Kristus sendiri dalam ekaristi? Seharusnya orang tersebut juga mengeluarkan aroma Kristus, sehingga orang-orang dapat melihat bahwa ada Kristus di dalam diri orang tersebut.

Kalau kita benar-benar menghayati spiritualitas ekaristi dan sesering mungkin berpartisipasi dalam perayaan ekaristi, maka secara perlahan-lahan, kita akan dibentuk oleh Kristus menjadi semakin mirip dengan Kristus.

Kalau dalam perayaan ekaristi, keseluruhan Kristus (tubuh, darah, jiwa dan keallahan Kristus) bersatu dengan kita dan kalau kita mempunyai disposisi

Page 6: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

6 Juni 2017

hati yang baik untuk membiarkan Kristus mengubah dan membentuk kita, maka Kristus akan mengubah kita dari dalam.

Perubahan ini memampukan kita untuk senantiasa mengalami pertobatan terus-menerus, mampu menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Kristus apapun resikonya. Perubahan itu juga memberi kita kemampuan untuk melayani sesama.

Pada akhirnya, kita diberikan rahmat dan kekuatan untuk bertumbuh dalam kekudusan, serta mengantar kita kepada keselamatan kekal. Melalui Ekaristi, kita menghadirkan persatuan cinta kasih Allah sebagai bagian dari diri kita sendiri. Kita mempersatukan diri dan dipersatukan dengan Kristus yang menjadi kurban satu-satunya yang dipersembahkan kepada Allah, yaitu kurban baru yang menyelamatkan umat manusia.

Kenangan yang Selalu Tinggal Di Hidupku

“..Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu. Kemesraan ini, ingin kukenang selalu. Hatiku damai, jiwaku tentram

di sampingmu. Hatiku damai, jiwaku tentram bersamamu..”

Penggalan syair lagu Iwan Fals ini mungkin akrab didengar karena begitu tepat liriknya mewakili perasaan kita yang ingin selalu dekat dengan orang yang kita kasihi. Inilah yang juga menjadi kehendak Yesus bagi kita umat yang dikasihiNya. Yesus ingin selalu hadir di tengah kita, dekat dengan kita, bahkan menjadi satu dengan kita. Kristus menghendaki agar kita selalu mengenangNya, dengan mengingat kasihNya yang terbesar yang diberikan kepada kita, saat Ia memberikan tubuh dan darahNya untuk menebus dosa-

dosa kita.Pengorbanan Yesus yang tak ternilai

harganya ini menjadi tanda cintaNya yang tak terbatas kepada GerejaNya,

yaitu kita semua, anggota-anggota tubuhNya. Oleh kuasa Roh KudusNya, Kristus menghadirkan kembali kurban ini di dalam ekaristi, supaya kita dapat dipersatukan dengan Dia dan mengambil bagian di dalam kehidupanNya sendiri.

Dengan demikian, sedikit demi sedikit kita diubah untuk menjadi lebih serupa denganNya.

Dengan merayakan ekaristi, kita sama seperti menghadirkan kenangan akan “Karya Keselamatan” dari Kristus . Dia telah wafat, memberikan diriNya untuk seluruh umat manusia.

Oleh karena itu, ekaristi juga dijadikan sebagai tanda cinta kasih yang berbuah baik kepada sesama, karena kita juga harus memberikan diri kita untuk orang lain. Hal itu harus kita mulai dari orang-orang terdekat kita: keluarga, komunitas kita, paroki kita, dan komunitas lainnya. Semangat Ekaristi akan menghasilkan bagi kita kekuatan untuk dapat melayani sesama, mengasihi mereka apa adanya, sama seperti Kristus rela mati untuk kita walaupun kita masih dalam kondisi berdosa. (Dimas)

Page 7: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

7Juni 2017

Roti tak beragi memiliki pengaruh simbolik dalam Yudaisme dan Kekristenan. Biasanya orang

Yahudi mengkonsumsi roti tak beragi pada masa Paskah Yahudi. Tradisi Yahudi inilah yang diikuti oleh Yesus pada Malam Perjamuan Terakhir,

Pada peristiwa itu Yesus memecah-mecahkan roti dan membagikan kepada para murid-Nya. Hal ini yang dipertahankan oleh Gereja Katolik hingga kini dan yang kita kenal sebagai Ekaristi.

Roti tak beragi yang biasa di sebut Matzo ini dibuat dari campuran tepung gandum dan air, yang kemudian dipipihkan dan dipanggang. Roti yang dipakai dalam ibadat harus tanpa ragi, sebab orang memandang ragi sebagai gejala kebusukan, yang dalam arti kiasan ragi berarti: pengaruh yang buruk atau keburukan. Roti tak beragi pada Paskah Yahudi diperlakukan dengan rasa hormat, inilah alasan roti tak beragi harus dipegang dan dipotong dengan tangan, tidak dengan pisau.

Ada perayaan Hari Raya Roti tak Beragi yang dirayakan selama tujuh hari setelah Paskah. Selama tujuh hari

tersebut, orang Yahudi memanggang roti tanpa memakai ragi sebagai peringatan akan malam pembebasan orang IbraniI dari perbudakannya di Mesir.

Pada perayaan Ekatisti, Tradisi Katolik biasa menggunakan Hosti, roti tak beragi yang berasal dari kata Latin “hostia”, artinya “korban” yang menggambaran Yesus yang mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban untuk menebus dosa-dosa dunia. Hosti yang digunakan dalam Perjamuan Kudus adalah roti yang tidak beragi dan terbuat dari gandum saja dan tidak boleh dicampurkan dengan bahan lainnya (Redemption Sacramentum No.48-60).

Pertama kali catatan penggunaan hosti ditemukan dalam tulisan St.Epiphanus di abad ke-4. Pada Konsili pertama di Arles tahun 554, para Uskup menganjurkan untuk menyeragamkan penggunaan hosti yang digunakan saat itu di Arles. Sejak abad ke- 6, hosti yang digunakan adalah kecil, tipis dan putih, seperti yang kita kenal sekarang. Dan penggunaan hosti ini menjadi semakin umum sejak anad ke-8. (Sefin)

Setiap umat Kristiani pasti tidak asing lagi dengan Roti tak beragi karena sering kali disebutkan dalam Alkitab. Salah satunya dalam Kel 12:8, “Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga, yang dipanggang mereka harus makan dengan roti tak beragi beserta sayur pahit”.

Page 8: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

8 Juni 2017

Oleh: Chiko Fariz Namang (Lingkungan St Yosep / Wilayah 3)

Paus mengajak merefleksikan tentang masa lalu, tentang berkat, kesulitan rahmat dan

dosa serta melihat tentang kesetiaan Tuhan dalam setiap peristiwa itu. Mereflesksikan masa lalu berarti mengingat dan menghadirkan peristiwa yang telah terjadi di hari kemarin dan menghayatinya serta memaknainya dalam situasi masa kini.

Mengapa kita perlu mengenangkan apa yang telah terjadi di masa lalu? Sekuntum mawar indah yang kita lihat di sebuah taman, keindahannya itu bukanlah sesuatu yang langsung jadi begitu saja. Keindahan yang dimiliki mawar itu didapatkan melalui sebuah proses: ditanam, dipupuk, disiram, bertahan dan berjuang terhadap panas, dingin serta cuaca yang mungkin tidak bersahabat.

Mengenangkan masa lalu berarti membuat kita sadar tentang siapa kita dan bagaimana kita bias berada pada titik hidup kita sekarang, setelah melalui sebuah proses dalam kurun waktu tertentu. Mengenangkan masalalu berarti menyadari tentang rahmat dan belaskasih Tuhan yang hadir dalam setiap proses peristiwa hidup kita:

entah itu peristiwa hidup yang penuh suka cita, atau peristiwa hidup yang penuh dengan kecemasan. Dengan mengenangkan masa lalu kita belajar untuk menjadi lebih baik dan kuat dalam menjalani kehidupan kita.

Dalam perjamuan makan terakhir bersama dengan para murid-Nya, Yesus berpesan: “Kenangkanlah Aku dengan merayakan peristiwa ini”. Pesan ini untuk menyadarkan kita bahwa kita adalah manusia berdosa yang karena kerahiman Allah dan melalui penderitaan dan wafat Yesus kita diselamatkan.

Senada dengan pesan Paus Fransiskus yang menandaskan kesetiaan dan kerahiman Tuhan dalam setiap pergumulan hidup kita, pesan Yesus di saat perjamuan terakhir juga menyadarkan kita bahwa di dalam keberdosaan kita, rahmat Allah selalu hadir dalam kehidupan kita. Kita bias menjadi mawar untuk diri kita sendiri dan memancarkan keindahan itu di mata dan kehidupan orang lain, jika kita mampu mengambil waktu selama 5-10 menit saja sehari untuk mengenangkan apa yang pernah Tuhan berikan dalam hidup kita di hari kemarin.

Suatu ketika saya mendapat kiriman gambar video singkat dari seorang sahabat melalui whatsapp group. Video itu tentang Paus Fransiskus yang sedang berkhotbah dalam sebuah perayaan ekaristi. Inti khotbahnya, Paus mengajak semua orang yang hadir untuk mengambil waktu 5-10 menit dalam sehari untuk merefleksikan peristiwa hidup yang pernah dilalui.

(Menyadarkan dan Menghidupkan)

Page 9: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 9Maret 2017 9

Page 10: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

10 Juni 2017

Peringatan diisi dengan perayaan ekaristi syukur bersama Pengurus Dewan Paroki Harian se-KAJ ini

diselenggarakan di Gereja Hati Kudus, Kramat.Selain itu, diluncurkan pula delapan jilid buku sejarah KAJ.

Perayaan ekaristi diselenggarakan secara konselebrasi oleh Uskup Agung Jakarta Monsinyur Ignatius Suharyo dan para pastor di 66 paroki di seluruh KAJ, termasuk Romo TAM Rochadi Widagdo, selaku Pastor Kepala Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap. Petugas liturgi dan panitia peringatan ini berasal dari Dekenat Selatan. Mereka mengenakan busana tradisional Betawi.

Misa dimulai tepat pukul 17.00 WIB, diawali dengan perarakan Uskup dan para pastor konselebran, diringi dengan lagu pembukaan bernuansa Betawi. Selama misa berlangsung, musik liturgi yang dibawakan sebagian besar bernuansa Betawi. Tari-tarian Betawi juga menyemarakan perarakan persembahan.

Dalam homilinya, Uskup mengajak untuk merefleksikan perjalanan 210 tahun KAJ, serta merumuskan kembali hakikat KAJ di era sekarang. Uskup mengajak umat Katolik di KAJ untuk kembali kepada jati diri Gereja sebagai

sebuah gerakan. “Sama seperti Yesus yang hatinya

selalu tergerak oleh berbagai penderitaan umat manusia, maka kita sebagai bagian dari Gereja dipanggil untuk turut bergerak atas dasar cinta belas kasih Yesus kepada dunia.”

Berkenaan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Uskup juga mengajak umat untuk mengamalkan Pancasila dan persatuan, serta memulai kembali gerakan doa rosario Merah Putih untuk mendoakan bangsa dan negara Indonesia. Di sela-sela misa, Uskup juga memperkenalkan Bunda Maria Segala Suku yang menjadi khas Indonesia, hasil pemenang Lomba Cipta Karya Patung dan Lukisan Bunda Maria tingkat nasional yang juga memiliki unsur-unsur ke-Indonesia-an.

Seusai perayaan ekaristi, acara dilanjutkan dengan peluncuran Buku Sejarah Gereja-gereja Katolik KAJ di Aula Ratna Gereja Hati Kudus Kramat. Sebelum peluncuran buku dimulai, panitia menghidangkan santapan malam berupa ragam kuliner nusantara. Acara disemarakkan juga oleh tari tradisional betawi yang dibawakan Sanggar Tari Ariani, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. (Risty)

Bertepatan dengan Hari Raya Kenaikan Yesus ke Surga, Kamis (25/5), Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) memperingati 210 tahun peziarahan Gereja Katolik di Jakarta.

Page 11: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 11

Misa orang muda dengan tema “Dari Manapun Asal-usulmu, Kita Semua adalah Satu”

tersebut, digagas Seksi Kepemudaan Dekenat Jakarta Timur. Tujuannya membangkitkan kembali kesadaran OMK tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, serta rasa persaudaraan terhadap sesama. Sembilan paroki di Dektim yang menyemarakkan misa itu meliputi Paroki Cilangkap, Cijantung, Cililitan, Bidaracina, Matraman, Rawamangun, Pulomas, Pulo Gebang, dan Duren Sawit.

Misa dipimpin tiga selebran, yakni RP Hadrianus CSSR yang merupakan Romo Moderator OMK Dektim, RP Agus SJ dari Paroki Duren Sawit, RD Yohanes Angga Sri Prasetyo dari Paroki Cilangkap. Ragam budaya Indonesia tercermin dalam misa ini. Ada tarian daerah saat pembukaan, persembahan, dan penutupan Misa. Petugas misa maupun koor dari Paroki Cijantung juga mengenakan baju adat.

Keberagaman budaya juga tercermin dari doa umat yang menggunakan lima bahasa daerah, yakni bahasa Betawi, Jawa, Batak, Minang, dan Manado. Dalam misa ini juga ada ‘Sedekah Bumi’

saat persembahan, simbol rasa syukur kepada Tuhan.

Setelah misa selesai, OMK bersantap bersama di basement gereja. Setelah makan bersama, acara dilanjutkan dengan pagelaran ragam budaya di aula Gereja Anak Domba. Acara yang dipandu Desi dan Rocky itu disemarakkan dengan bernyanyi dan berjoget bersama.

Acara kian meriah saat setiap paroki menampilkan bakat-bakat mereka.

Paroki Cilangkap sebagai tuan rumah, tidak mau ketinggalan di momen berharga ini. OMK Cilangkap menampilkan lagu-lagu dengan musik keroncong, yang dibawakan kelompok “Keroncong Vianney”.

“Acaranya seru banget. Dengan adanya Misa OMK ini kita jadi lebih kenal dan akrab dengan OMK Dektim yang lainnya. Temanya juga pas banget, setidaknya ini menjadi perwakilan suara dari OMK terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Semoga kedepannya OMK DekTim bisa lebih bersuara diluar Gereja. Orang Muda Katolik Dekenat Timur, Jaya!! Salam Bhinneka,” kata Paul, salah satu OMK Cilangkap. (Beatrix)

Page 12: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

12 Juni 2017

Gamelan Sukra Kasih mengiringi misa kedua di Gereja Anak Domba St. Yohanes Maria Vianney pada tanggal 25 Mei 2017.

Pelepasan dan Perutusan Alumni Misdinar dilaksanakan di aula Gereja Anak Domba St. Yohanes Maria Vianney 10/07/17 Misa di pimpin oleh RD. Angga Sri Prasetyo.

Foto: Komsos / Sean

Foto: Komsos / Dani

Pelepasan & Perutusan Misdinar

Gamelan Sukra Kasih

Page 13: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 13

Keroncong Vianney Muda tampil dalam acara Dekenat Timur Got Talent yang diselenggarakan di Aula Gereja Anak Domba pada Sabtu 3 Juni 2017

RD Rochadi memberikan tausyah Ramadhan dalam buka puasa lintas agama di Pondok Pesantren Huri’in, Tanah Abang, Minggu (18/06/2017)

Foto: Komsos / Beny

Foto: Komsos / Dani

Buka Puasa Lintas Agama

Keroncong Vianney Muda

Page 14: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

14 Juni 2017

Pada awalnya perjalanan pelayanannya hanya sebatas membantu kegiatan lingkungan,

ketika ia didapuk menjadi sekretaris lingkungan dan bendahara lingkungan selama masing-masing 2 periode berturut-turut. Setelah itu baru ia mulai melayani di paroki. Terakhir, selain menjadi Wakil ketua II WKRI Cabang St Yohanes Maria Vianney Masa Bakti 2017-2020 dan seksi liturgi lingkungan, ia juga aktif dalam kegiatan pramuka yang baru dibentuk di gereja.

Meskipun kegiatan pramuka baru

dibangun dasar-dasarnya namun ia antusias mengikuti dan menyebarkan informasi ke anak-anak muda. Alasannya sederhana, karena ia senang dengan anak-anak dan ia menyukai kegiatan Pramuka sejak SD. Ia percaya kegiatan pramuka memiliki banyak manfaat terhadap pendidikan, tumbuh kembang, dan melatih kedisiplinan anak muda.

Wanita kelahiran Boyolali, 9 Desember 1972 ini mengaku bersemangat untuk terus melayani karena dengan melayani, ia merasa

Pelayanan Membuatku Merasa Lebih DekatDengan TuhanVeronika Sutarmi (46), akrab disapa “Tante Vero” oleh anak-anak muda, kurang lebih sudah 9 tahun mengabdikan diri untuk melayani di Paroki St Yohanes Maria Vianney. Bermula dari menjadi lektris lalu tahun-tahun berikutnya ia mulai aktif di kegiatan lingkungan ataupun paroki.

Foto : Komsos / Dani

Veronika Sutarmi

Page 15: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 15

lebih dekat dengan Tuhan. “Pada saat bertugas digereja, seakan saya merasa lebih dekat dengan Tuhan,” ungkapnya.

“Saya merasa senang jika bisa membantu sesama terlebih jika bertugas di gereja. Kalau ke gereja gak ada tugas kayaknya masih ada yang kurang lho,” imbuh warga wilayah III lingkungan Reinha Rosari.

Selain aktif melayani di gereka, wanita yang dikenal dengan keramahan dan murah senyum ini juga bekerja sebagai guru kelas V SD di Sekolah Lubang Buaya 4. Keputusan menjadi guru pun bukan tanpa pertimbangan yang matang. Ia mengaku awalnya dulu merasa tidak berkompeten untuk menjadi guru. Maka, setelah lulus dari Kursus Komputer Akuntansi D1 di AMKA, ia bekerja di RS Medistra selama 1,5 tahun. Setelah mempunyai anak, ia baru memutuskan untuk menjadi guru di St Anna dari 1997-2016, lalu pindah ke Sekolah Lubang Buaya sampai sekarang.

Jam kerja yang tergolong fleksibel dan fungsi utama dari seorang guru membuat ia mantap memutuskan menjadi seorang pengajar. “Saya merasa bahwa seorang perempuan memang cocok memilih pekerjaan sebagai guru, karena jika sudah berkeluarga di

samping kita bisa mendidik anak-anak bangsa juga bisa menjaga dan mendidik anak sendiri di rumah,” tutur ibu dari Chatarina CA dan Stevanus GA.

Untuk memperdalam ilmunya sebagai guru, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan jurusan PGSD di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka. Saat ini ia memasuki semester II, masih tertinggal satu semester lagi sebelum ia menyabet gelar sarjana.

Meski memiliki kegiatan yang padat, namun semua kegiatan ia jalankan dengan senang hati dan tak lupa selalu bersyukur pada Tuhan. Hal inilah yang membuat ia tidak pernah jenuh untuk melayani atau menjalani aktivitasnya.

Aktif dalam melayani dan sibuk mengejar pendidikan, tidak membuat ia lupa akan perannya sebagai ibu. Keluarga tetap ia nomor satukan. Ia biasa berkomunikasi dengan sang suami untuk berbagi tugas menyelesaikan pekerjaan rumah.

“Saya bekerja sama dengan suami yang membantu menyelesaikan pekerjaan di rumah, karena kebetulan memang suami saya pandai memasak,” ujar istri FX Didi Hadiyanto ini, saat menutup pembicaraan dengan redaksi INRI. (shella)

Foto : Komsos / Dani

Bu Vero menjadi dirigen paduan suara Keroncong Sukra Kasih Saat Mengiringi Misa di Gereja Anak Domba St Yohanes Maria Vianney.

Page 16: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

16 Juni 2017

Oleh: RD Angga Sri Prasetyo

Kenangan adalah suatu yang abadi. Badan kita takkan abadi, tapi segala kenangan yang ada bersama kita pasti akan abadi.

Setiap kali kita mengikuti perayaan ekaristi, kita akan mendengar kalimat “Kenangkanlah Aku

dengan merayakan peristiwa ini”. Ini artinya, Yesus sendiri meminta kita untuk senantiasa mengingat besarnya cinta kasihNya kepada kita.

Cinta kasih yang begitu besar itu diperlihatkanYesus dengan wafat di kayu salib, guna menebus dosa umat manusia. Ia ingin agar manusia sadar bahwa manusia sungguh telah ditebus

segala kesalahannya dengan darah yang mengalir di tubuhnya.

Kenangan cinta ini seharusnya membuat manusia bersemangat untuk bergerak bersama melakukan hal yang sama, seperti halnya Yesus telah melakukannya untuk kita. CintakasihNya yang kita kenangkan setiap saat senantiasa mendesak kita untuk berbuat baik kepada semua orang.

Caritas Christi Urgent Nos.

Foto : shutterstock

Page 17: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 17

Oleh: RD Rochadi Widagdo

Ada ingatan sadar, bawah sadar, dan tidak sadar. Ingatan sesungguhnya netral tidak positif

atau negatif. Tanggapan terhadap ingatan, menerima atau menolak, sangat menentukan daya yang memengaruhi hidup seseorang.

Pada umumnya penolakan dilakukan terhadap pengalaman yang tidak menyenangkan. Orang cenderung menolak, resisten, dan menghindar. Namun justru pengalaman yang tidak menyenangkan adalah guru kehidupan yang sangat baik dan berarti.

Yesus berpesan agar kita mengenangkan peristiwa perjamuan terakhir. Perjamuan terakhir itu sarat dengan pernyataan kasih Yesus Kristus. Oleh karenanya, memperingati peristiwa kasih itu berarti menghadirkan kembali kasih Kristus ditengah tengah umatNya.

Memori atau kenangan adalah file gudang data yang beraneka dan manusia mempunyai kebebasan untuk memilih membukanya dan bebas menggunakannya. Namun, banyak orang sebagai manusia bebas tidak menjadi tuan atas pikirannya ataupun atas memorinya. Malahan sebagian

besar orang tanpa sadar terpenjara oleh memorinya. Mereka menderita traumatis terjajah oleh ingatan masa lalu.

Mereka tidak hidup dalam dunia nyata, melainkan hidup dalam bayang-bayang masa silam. Mereka menderita

post power syndrome atau dikuasai berbagai trauma yang melumpuhkan hidupnya.

Tuhan Yesus memerintahkan kepada kita untuk menjadi manusia bebas berani memilih mengenangkan Dia yang mengasihi kita. Di balik pesan Yesus, ada makna tentang kenangan akan cinta kasih Kristus adalah kekuatan yang luar biasa. Mengenangkan kasih Yesus Kristus, menghadirkan kembali Yesus Kristus yang penuh kasih setia, senantiasa menyertai kita sampai akhir zaman.

Kenangan akan kasih Kristus menyembuhkan kita dari segala syndrome dan trauma luka ingatan masa lalu kita. Dan inilah kasih itu, bukan kamu yang mengasihi Allah tetapi Allah lebih dahulu mengasihi kamu. Kenangankanlah kasihNya dan kita akan senantiasa bahagia.

Ingatan adalah kekuatan yang luar biasa karena memiliki kenangan tidak bisa dihapus. Kenangan yang baik akan memberikan energi positif, sedangkan kenangan pahit akan memberikan energi yang negative, bahkan menjadi trauma yang melumpuhkan kehidupan.

Page 18: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 201718

Page 19: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya
Page 20: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

20 Juni 2017

Page 21: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 21

Page 22: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 201722

Page 23: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 23

Page 24: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

24 Juni 2017

Page 25: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 25

Page 26: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

26 Juni 2017

Page 27: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 27

Page 28: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Margaretta Nurmalasari Hutajulu (24) merupakan sosok muda yang mandiri dan enerjik. Ia tidak hanya bekerja sambil kuliah, tapi juga aktif dalam berbagai organisasi dan pelayanan di gereja.

Gadis yang akrab dipanggil Etha ini sejak 2011 bekerja sebagai staff administrasi di RS Carolus Jakarta. Meski sudah bekerja, Etha tetap mempunyai semangat yang tinggi untuk menuntut ilmu. Tidak heran jika gadis kelahiran Jakarta, 23 April 1993 ini, memutuskan untuk bekerja sambil kuliah. Mulai 2013, putri pasangan Fransiskus Bungaran Hutajulu (56) dan Rosdiana Simatupang (54) inipun, menempuh pendidikan di Universitas Indraprasta PGRI, jurusan Teknik Informatika. Ia membiayai sendiri seluruh kebutuhan kuliahnya

Di sela-sela kesibukannya itu, Etha masih punya waktu untuk aktif di berbagai kegiatan pelayanan di gereja. Mulai dari aktif di Seksi Komunikasi Sosial Paroki Cilangkap, Bendahara Orang Muda Katolik (OMK) Wilayah VII, anggota paduan suara Amore, hingga aktif di sejumlah kepanitiaan. Sebelumnya, ia menjadi Ketua OMK Wilayah VII tahun 2010-2014. Di luar

kegiatan gereja itu, ia juga menjadi Wakil Ketua Carolus Rider Community (CRC), sebuah komunitas orang muda yang hobi jalan-jalan menggunakan sepeda motor. Ia juga aktif di Fiat Voluntas Tua Salemba.

Meskipun aktif di berbagai kegiatan, Etha tak menapik adanya tantangan di dirinya ini. “Saya orangnya pemalu. Untuk berpendapat sering takut jika pendapat saya diejek dan tidak diterima. Selain itu, Ibu saya sering menegur jika pulang malam dalam berbagai kegiatan karena saya perempuan. Namun, saya percaya bahwa itu adalah bukti cinta Ibu saya pada anaknya” kata Etha.

Dukungan dari orang tua tak lupa ia ungkapkan selama aktif di berbagai kegiatan. Orang tua juga menjadi tempat baginya untuk berdiskusi di saat ia menghadapi masalah. “Orang tua saya selalu memberi masukan saat saya bingung menghadapi masalah,” katanya.

“Semoga orang muda (khususnya OMK Cilangkap) selalu mendapat dukungan dari orang tua dan berani keluar dari zona nyamannya. Jangan hanya terlibat aktif di gereja tapi, kita juga harus aktif di masyarakat seperti yang dikatakan oleh Romo Angga” sambung Etha menutup perbincangan dengan Tim INRI. (Nanta)

28 Juni 2017

Page 29: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 29

Page 30: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

30 Juni 2017

Page 31: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

Juni 2017 31

Page 32: Juni 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2017/08/Majalah-INRI-Juni...secara sakramental dalam persekutuan umat beriman. ... Dia telah wafat, memberikan diriNya

32 Juni 2017