jump 7 kedokteran komunitas
DESCRIPTION
kedokteran komunitasTRANSCRIPT
6. Langkah VII: Melaporkan, membahas dan menata kembali informasi
baru
a. Pendekatan kedokteran keluarga dalam Primary Health Care
1) Tujuan Kedokteran Keluarga
Pada prinsipnya, kedokteran keluarga menekankan
penyembuhan yang tak sekadar penyembuhan penyakit, tetapi juga
penyembuhan pasien sebagai manusianya.. Penyembuhan berarti
membantu pasien secara fisik dan emosional dalam setiap keadaan
mereka.
a) Menyeimbangkan penyembuhan penyakit dan promosi
kesehatan. Salah satu aspek dalam penyembuhan penyakit
adalah lifestyle. Mengubah lifestyle menjadi sehat sulit
dilakukan sendiri oleh orang-orang yang tidak terbiasa untuk
hidup sehat. Itulah sebabnya dibutuhkan dokter yang selalu
dapat memantau gaya hidup sehat untuk penyembuhan
penyakit.
b) Menciptakan lingkungan sehat & optimal untuk
penyembuhan (Optimal Healing Enviroment). Optimal
Healing Enviroment (OHE) lebih memfokuskan pada
menciptakan suasana yang dan menyembuhkan di masa
penyembuhan tersebut. Di dakam OHE mencakup tiga poin
penting, yaitu inner, lingkungan personal antara tim dengan
pasien, inter, hubungan antara tim dengan pasien di masa
penyembuhan, dan external, kebiasaan dan aktivitas di dalam
keluarga
c) Meningkatkan tingkat perawatan diri. dokter juga
meningkatkan kesehatan dirinya sendiri, untuk memotivasi
pasiennya. Dokter juga harus melihat setiap pasien adalah unik,
dan membutuhkan perawatan yang berbeda pada setiap
aspeknya.
d) Meningkatkan hubungan dan relasi antara dokter dan
pasien. Dokter menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman
dan sehat, dan untuk itu membutuhkan hubungan yg intens
antara keluarga dengan dokternya. Hal ini diwujudkan dalam
patient-centered care dan komunikasi kontinu.
e) Memberikan dorongan dan pemberdayaan. salah satu
tujuan kedokteran keluarga adalah menurunkan ketergantungan
terhadap penatalaksanaan tersier. Dalam hal ini, dokter
bertindak sebagai pendorong, motivator, dan pemberi informasi
dan pasien yang memberikan keputusan atas dirinya sendiri.
(Rakel & Jonas, 2011)
2) Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga
a) Pelayanan yang holistik dan komprehensif
b) Pelayanan yang kontinu
c) Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
d) Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
e) Penangan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral
dari keluarganya
f) Pelayanan yang mempertimbangkan kondisi keluarga,
lingkungan kerja dan lingkungan tempat tinggal
g) Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
h) Pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan
i) Pelayanan yang sadar mutu dan sadar biaya
3) Karakteristik kedokteran keluarga:
a) Tanggung jawab yang berkelanjutan
b) Pelayanan yang berkualitas
c) Cost-effective care
d) Pelayanan secara komprehensif
e) Mempunyai kemampuan interpersonal yang baik
f) Mudah diakses
4). Pendekatan kedokteran keluarga dalam Primary Health Care
melalui 9 fungsi keluarga (Rifa)
b. Membuat diagnosis holistik
Diagnosis holistik merupakan salah satu standar dalam praktik
pelayanan kedokteran keluarga dengan melihat individu sebagai bagian
dari komunitasnya (keluarga, tempat kerja, budaya, negara) yang
terdiri dari lima aspek, yaitu:
1) Aspek Personal, melputi alasan kedatangan pasien, harapan,
kecemasan, dan persepsi pasien terhadap penyakit dan kesembuhannya.
2) Aspek Klinik, meliputi masalah medis, diagnosis kerja atau diagnosis
banding sesuai dengan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
3) Aspek risiko internal, meliputi jenis kelamin, umur, penyakit
keturunan, kebiasaan, dan gaya hidup.
4) Aspek risiko eksternal, meliputi keikutsertaan keluarga dalam
penanggulangan masalah pasien, masalah dalam keluarga, kebiasaan
keluarga, interaksi antar anggota keluarga, kondisi ekonomi, dan kondisi
lingkungan seperti rumah dan tempat tinggal.
5) Aspek fungsional, meliputi kemampuan individu untuk melakukan
aktivitas sehari-hari baik secara fisik maupun emosional di dalam dan di
luar ruangan. Ada lima tingkatan, mulai dari dapat melakukan
aktivitas sampai sangat sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Skala
1-5 (Tabel 1).
Tabel 1. Derajat fungsional
Aktivitas menjalankan
fungsi social dalam
kehidupan
Skor Keterangan
Mampu melakukan
pekerjaan seperti
sebelum sakit
1 Mandiri dalam
perawatan diri, bekerja di
dalam dan luar rumah
Mampu melakukan
pekerjaan ringan sehari-
hari di dalam dan luar
rumah
2 Mulai mengurangi
aktivitas kerja kantor
Mampu melakukan
perawatan diri tetapi
tidak mampu melakukan
pekerjaan ringan
3 Mandiri dalam
perawatan diri, tidak
mampu bekerja ringan
Dalam keadaan tertentu
masih mampu merawat
diri, tetapi sebagian besar
aktivitas hanya duduk
dan berbaring
4 Tidak mampu melakukan
aktivitas kerja,
tergantung pada keluarga
Perawatan diri oleh orang
lain, hanya berbaring
pasif
5 Tergantung pada pelaku
rawat
c. Anamnesis patient centered
Pada anamnesis patient centered, dokter memberi kesempatan
kepada pasien untuk bercerita sebanyak-banyaknya mengenai kondisi
mereka, dengan tanpa diputus atau diinterupsi. Dari hasil ceritanya,
dokter mampu menemukan penyebab penyakit, bagaimana perubahan
yang terjadi dalam dirinya dengan adanya penyakit ini, bagaimana
pemahamannya mengenai keadaan yang dialami. Hal ini dapat
membantu dokter dalam menyamakan persepsi akan penyakit pasien
sehingga dalam proses penyembuhannya, lebih mudah menjalin kerja
sama dan keterlibatan pasien. (Fritzsche et al., 2014).
Prinsip-prinsip people-centered primary care, yaitu:
1) Berfokus pada kebutuhan kesehatan
2) Hubungan dokter-pasien terus berlangsung
3) Penanganan secara komprehensif, kontinyu dan person-centered
4) Bertanggung jawab penuh atas kesehatan pasien dan komunitas di
sekitar pasien (WHO, 2008)
Pasien merupakan partner dalam mengurusi kesehatan dirinya
sendiri. Anamnesis patient centered di skenario :
1) Alasan pasien datang ke dokter
Pasien sudah berobat ke beberapa dokter, tapi tak kunjung
sembuh. Saat obat yang diminum habis maka keluhan muncul lagi.
Pasien khawatir penyakitnya bertambah berat dan lumpuh.
2) Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri punggung bawah sudah sejak 5 bulan. Sering
lemah, pusing dan insomnia
Riwayat penyakit Dahulu
Post OP appendicitis
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah menderita stroke dan ibu menderita DM
Anamnesis lingkungan, riwayat sosial, pekerjaan, kebiasaan
dan gaya hidup
Pasien bekerja sebagai supir bus yang sering
mengangkut berang berat. Memiliki kebiasaan merokok 1-2
bungkus per hari dan minum alkohol.
3) Pemeriksaan Fisik
BB : 85 kg
TB : 165 cm
TD : 170/100
Status generalis : tampak tegang, cemas, tampak lebih tua dari
umurnya
Status lokalis : kekauan pada daerah sekitar processus spinosus
L4-5, pergerakan terbatas pada fleksi lateral dan anterior
4) Pemeriksaan penunjang
Rontgen lumbal dan CT scan ada spondilosis ringan dan
degenerasi L4 – 5 yang belum menekan syaraf.
5) Pengkajian Masalah Kesehatan
Angkut-angkut beban berat, IMT overweight, pemeriksaan fisik
(kekauan pada daerah sekitar processus spinosus L4-5,
pergerakan terbatas pada fleksi lateral dan anterior) dan
pemeriksaan penunjang (rontgen lumbal dan CT scan ada
spondilosis ringan dan degenerasi L4 – 5 yang belum menekan
syaraf) menunjukkan gejala Low Back Pain (LBP).
IMT overweight, anak laki-laki dengan ibu riwayat DM
memiliki risiko DM
IMT overweight, merokok, minum alkohol, dan pemeriksaan
fisik menunjukkan TD 170/100, riwayat ayah stroke memiliki
risiko terkena stroke
6) Diagnosis holistik
Diagnosis banding: Low Back Pain (LBP)
Perilaku pasien dan masalah terkait psikologis, yaitu pasien
khawatir dengan penyakitnnya membuat dia marah-marah dan
mudah tersinggung
Status fungsional menunjukkan skor 2, artinya mulai
mengalami sedikit kesulitan dalam beraktivitas
7) Rencana Tatalaksana
Non Farmako : Diet untuk menurunkan berat badan dan
olahraga
Farmako : Obat antihipertensi, obat AINS
8) Pembinaan
Identifikasi kualitas kehidupan keluarga
Identifikasi faktor lain
a) Gaya hidup : menganjurkan olahraga rutin
b) Kebiasaan : menganjurkan berhenti merokok dan minum
alkohol
c) Pemenuhan gizi seimbang : diet untuk menurunkan BB
karena IMT tidak normal, diet untuk menangani hipertensi
• Identifikasi lingkungan pekerjaan yang berisiko : mengangkut
beban berat
9) Follow up
d. Mencari bukti ilmiah dan macam-macam situs pencarian
1). Mencari bukti ilmiah berdasarkan EBM
a) Langkah 1, rumuskan pertanyaan klinis tentang pasien, terdiri
atas empat komponen: Patient, Intervention, Comparison, dan
Outcome (PICO)
b) Langkah 2, temukan bukti-bukti yang bisa menjawab
pertanyaan itu. Salah satu sumber database yang efisien untuk
mencapai tujuan itu adalah PubMed Clinical Queries
c) Langkah 3, lakukan penilaian kritis apakah bukti-bukti benar
(valid), penting (importance), dan dapat diterapkan di tempat
praktik (applicability)
d) Langkah 4, terapkan bukti-bukti kepada pasien. Integrasikan
hasil penilaian kritis dengan keterampilan klinis dokter, dan
situasi unik biologi, nilai-nilai dan harapan pasien
e) Langkah 5, Lakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas dan
efisiensi dalam menerapkan keempat langkah tersebut
2) Macam-macam literatur
a) Primer
Data ilmiah atau ide baru. Dapat juga berupa review
dengan penambahan ide baru. Contoh: penelitian ilmiah dan
literature review
b) Sekunder
Ringkasan hasil maupun ide dari literatur primer.
Contoh: literature review dan buku
c) Tersier
Ditulis untuk oran awam maupun ilmuan pada bidang
lain. Contoh: Majalah, ensiklopedia
3) Sumber Bukti Ilmiah
a) Sumber bukti “sistem”:
• BMJ Clinical Evidence (http://www.clinicalevidence. com)
• UpToDate (http://www.uptodate.com)
• PIER: The Physician’s Information and Education Resource
(http://pier.acponline.org/index.html)
• WebMD
• ACP Medicine (www.acpmedicine.com)
• Bandolier (http://www.ebandolier.com/).
b) Sumber bukti “sinopsis”:
• (CATS= Critically Appraised Topics)
• ACP [American College of Physicians] Journal Club
(http://www.acpjc.org)
• EBM (http://ebm.bmj.com),CATs
(www.cebm.jr2.ox.ac.uk)
• POEMs (www.infopoems.com), BestBETS
(www.bestbets.com)
c) Sumber bukti “sintesis”:
• Cochrane Library (http://www3. interscience.wiley. com/
cgibin/mrwhome/106568753/HOME)
• DARE (www.york.ac.uk/inst/crd/welcome.htm)
• Medline, Ovid EBMR, Evidence-Based Medicine / ACP
Journal Club, dan lain-lain.
d) Sumber bukti “studi”:
• MEDLINE/ PubMed (www.pubmed.com/)
• Embase (www.ovid.com)
• Trip database (www.tripdatabase.com/)
e. Menulis problem list dalam rekam medis
1). Macam-macam pendekatan dalam penulisan rekam medis
Rekam kesehatan yang dahulu hanya menggunakan kertas
dalam perkembanganya dapat juga berbentuk ekektronik. Dalam
Hatta 2008 menyebutkan bahwasanya rekam kesehatan kertas di
bedakan menjadi tiga pendekatan yaitu:
a) Rekam Kesehatan Berdasarkan Sumber (RKS) (Source
Oriented Health Record)
Pada dasarnya RKS merupakan rekam kesehatan yang
disusun secara terpisah dan kronologis menurut urutan tanggal
dan disesuaikan dengan masa keperawatan. Hal tersebut akan
menyulitkan pembaca yang berwenang karena harus mencari
tangal yang sama dari setiap klinik untuk memperoleh
gambaran lengkap tentang kondisi pasien.
b) Rekam Kesehatan Berdasarkan Masalah (RKM) (Problem
Oriented Health Record)
Pada dasarnya RKM dibagi menjasi empat komponen,
komponen utamanya terletak pada daftar masalah pasien
(problem list). Keberadaan daftar maslah memudahkan para
pemberi pelayanan kesehatan dalam mencari informasi tentang
masalah pasien dan gambaran kesehatannya.
Komponen kedua berupa seperangkat data pasien
sebagai basis data yang meliputi riwayat penyakit terdahulu
dan sekarang, adanya pemeriksaan fisik dan hasil temuan
laboraturium.
Komponen ketiga adalah rencana awal suatu pelayan
yang meliputi uji, tindakan dan prosedur pemeriksaan dan
pengobatan lainnya.
Komponen keempat mengenai catatan perkembangan
yang menjelaskan tiga hal yaitu, apa yang telah terjadi pada
pasien, apa yang direncanakan untuk pasien, dan bagaimana
pasien bereaksi terhadap terapi. Dalam metode penulisan
catatan perkembangan ditempuh dengan 4 langkah tentang
proses pengambilan keputusan secara sistematis yang dikenal
dengan sebutan SOAP (Subjektif, objektif, assesment, dan
perencanaan (plan).
RKM mempunyai kendala yaitu penggunaan nomor
masalah yang inkonsistensi pada pendokumentasiaanya.
c) Rekam Kesehatan yang Terintegrasi (Integrated Health Record
Format)
Bentuk RKI yang digunakan pada fasilitas pelayanan
akut ini menggabungkan dokumentasi yang datang dari
berbagai sumber secara saling berkaitan dan mengikuti urutan
kronologis yang ketat atau urutan berbalik arah.
f. Tatalaksana komprehensif
1). Standar pelayanan paripurna atau komprehensif
a) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang dengan
syarat memenuhi standar pelayanan dokter keluarga,
diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi
dan memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat
persetujuan tempat praktik.
b) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dengan sistem
memperhatikan pasien dan keluarga.
c) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus dengan sistem
menggunakan segala kesempatan dalam penerapan pada pasien
dan keluarga.
d) Deteksi dini penyakit dan mampu melakukan penatalaksanaan
yang tepat.
e) Kuratif medik dengan melaksanakan pemulihan kesehatan dan
pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama
termasuk kegawatdaruratan medik dan bila perlu
dikonsultasikan.
f) Rehabilitasi medik dan sosial yang diterapkan setelah
mengalami masalah kesehatan dan atau kematian dari segi
fisik, jiwa maupun sosial.
g) Kemampuan sosial keluarga dengan memperhatikan kondisi
pasien dan keluarga
h) Memiliki sistem yang sesuai dengan medico legal dan etika
kedokteran.
2) Standar pelayanan konvensional
a) Berfokus pada penyakit dan cara penyembuhannya
b) Hubungan dokter-pasien hanya sebatas ketika proses kosultasi
berlangsung
c) Penanganan kuratif dilaklukan secara episodic
d) Tanggung jawab hanya terbatas pada saran yang diberikan
ketika konsultasi berlangsung
e) Pasien adalah konsumen yang telah membayar jasa pelayanan
3) Prinsip komunikasi kontinyu
Prinsip LISTEN ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
komunikasi, untuk memastikan bahwa anamnesis mendapatkan
seluruh aspek informasi yang dibutuhkan
L : Listening, dalam arti secara aktif dan empati. Mendengar aktif
berarti secara verbal dan nonverbal, yang berarti juga mengamati
gerak gerik tubuh pasien, mengamati ekspresi dan emosinya,
penampilan dan kebersihan.
I : Interpersonal communication, bagaimana kualitas interaksi
antara dokter dan pasien? Bagaimana cara bicara dan pemilihan
kata-kata pasien? Bagaimana kecepatan bicara dan kejelasan bicara
pasie? Apakah pasien memiliki kemampuan mendengar dan
mengerti yang cukup untuk berbicara? Apakah pasien banyak
bicara atau hanya sekadar tanya jawab? Sebaiknya juga bertanya
mengenai hubungan personal pasien dengan orang lain, seperti
keluarga dan lingkungan social lainnya
S : Somatic, sensory, sense, and senvitivity, tanyakan mengenai
aktivitas, kebiasaan, dan tingkah lakunya, seperti kebiasaan
olahraga. Apakah pasien mengerti realitas? Tanyakan apakah yang
pasien pahami mengenai penyakitnya.
T : Thinking or Cognitive Abilities. Apakah pasien dapat
memberikan keputusan dan penyelesaian masalah atas keseharian
dan perawatan dirinya?
E : Emotion. Bagaimana ekspresi emosi pasiena? Apakah gerak
gerik dan tingkah lakunya sesuai dengan emosi dari suaranya
sepanjang interview?
N : Normal. Apa saja keadaan dan kekuatan pasien yang normal
sebelum terkena penyakit? Apakah ini dapat membantu
penyembuhan pasien? Apakah kekuatan pasien dapat membantu
penyembuhan? (Rakel, 2011)