juklak foi 2015

13
FORMULARIUM OBAT INHEALTH Edisi VII 2015 dengan HARGA BECAUSE WE CARE

Upload: pulung-prabowo

Post on 30-Sep-2015

79 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

juklak

TRANSCRIPT

  • FORMULARIUMOBAT INHEALTH

    Edisi VII 2015

    dengan HARGA

    B E C A U S E W E C A R E

  • iDAFTAR ISI

    Petunjuk Pelaksanaan Formularium Obat Inhealth (FOI) Edisi VIIPeriode Januari - Desember Tahun 2015 ________________ iii

    Indeks kelas terapi _________________________________ xvii

    Daftar Obat I :Formularium Obat InHealth ___________________________ 3

    Daftar Obat II :Obat Manfaat Tambahan _____________________________ 153

    Singkatan nama pabrik ______________________________ 161

    Singkatan istilah ____________________________________ 165

    Indeks nama generik ________________________________ 167

    Indeks nama dagang ________________________________ 179

  • ii iiiPETUNJUK PELAKSANAAN

    FORMULARIUM OBAT INHEALTH (FOI)EDISI VII

    PERIODE JANUARI - DESEMBER TAHUN 2015

    Formularium Obat InHealth (FOI) merupakan pedoman dalam penyediaan dan pemberian obat-obatan bagi peserta PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia untuk pelayanan Rawat Jalan Pertama (RJP) di Provider Tingkat Pertama yaitu dokter InHealth atau klinik, Rawat Jalan Lanjutan (RJL), dan Rawat Inap (RI) di Provider Tingkat Lanjutan yaitu praktek dokter spesialis di Rumah Sakit untuk produk managed care.

    I. DEFINISI DAN PENGERTIAN

    1. Peserta InHealth adalah karyawan tetap dan atau karyawan kontrak, pensiunan dan anggota keluarga, yang didaftarkan oleh institusi yang membayar premi kepada PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia sebagai peserta asuransi kesehatan untuk produk managed care.

    2. Provider adalah sarana pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan InHealth untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta berdasarkan tingkat pelayanan yang diberikan. Provider terbagi atas Provider Tingkat Pertama dan Provider Tingkat Lanjutan.

    3. Provider Tingkat Pertama adalah sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan umum yang menyeluruh dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif.

    4. Provider Tingkat Lanjutan adalah sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan spesialis dan sub spesialis untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi medis dan atau pelayanan medis lainnya.

    5. Obat Rawat Jalan Pertama (RJP) adalah obat yang diresepkan oleh dokter untuk pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat umum yang dilaksanakan pada Provider Tingkat

  • iv v14. Harga Satuan Obat FOI (HNA+PPN) adalah harga yang

    diberikan oleh pedagang besar farmasi/distributor obat kepada Provider InHealth satu harga sudah termasuk PPN 10% di seluruh Indonesia sesuai kesepakatan antara InHealth dengan perusahaan farmasi.

    15. Kelas terapi obat merupakan penggolongan obat obatan berdasarkan efek terapi yang dihasilkannya.

    16. Nama dagang obat adalah nama yang diberikan oleh perusahaan farmasi yang memproduksi dan memperdagangkan obat tersebut, dimana nama tersebut dapat berupa nama generik maupun nama dagang (brand name).

    17. Nama Obat yang selanjutnya disebut dengan Nama Generik adalah obat yang penamaannya didasarkan pada zat aktif yang terdapat dalam obat tersebut dan tidak menggunakan merk dagang.

    18. Catatan dalam FOI merupakan informasi mengenai bentuk, kekuatan sediaan obat, restriksi penggunaan dan peresepan maksimal.

    19. Kekuatan obat adalah jumlah kandungan obat yang berkhasiat.

    20. Peresepan maksimal adalah jumlah maksimum obat yang boleh diresepkan dalam setiap kasus Rawat Jalan Pertama, Rawat Jalan Lanjutan dan Rawat Inap.

    21. Restriksi adalah batasan indikasi penggunaan obat.

    22. Kode Pabrik merupakan singkatan nama perusahaan farmasi yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    23. Kantor Operasional (KOp) adalah kantor InHealth yang melakukan fungsi pelayanan kesehatan dan pelayanan pelanggan.

    24. Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) adalah kantor InHealth yang melakukan fungsi pelayanan kesehatan dan berada di bawah binaan atau tanggungjawab dari Kantor Operasional (KOp).

    Pertama untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan dan atau pelayanan kesehatan lainnya.

    6. Obat Rawat Jalan Lanjutan (RJL) adalah obat yang diresepkan oleh dokter untuk pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik, tanpa menginap di ruang perawatan dan dilaksanakan pada Provider Tingkat Lanjutan sebagai rujukan dari Provider Tingkat Pertama.

    7. Obat Rawat Inap (RI) adalah obat yang diresepkan oleh dokter untuk pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik untuk keperluan observasi, perawatan, diagnostik, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan medis lainnya, yang dilaksanakan di Rumah Sakit yang bekerjasama dengan InHealth dimana Peserta InHealth dirawat inap di ruang perawatan paling sedikit 1 (satu) hari.

    8. Formularium Obat InHealth (FOI) adalah daftar obat yang digunakan oleh InHealth yang disusun berdasarkan item obat melalui kesepakatan kerjasama dengan perusahaan farmasi untuk memenuhi kebutuhan peresepan obat bagi Peserta InHealth.

    9. Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian penyaluran obat - obatan kepada peserta InHealth dan melakukan kerja sama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    10. Perusahaan Farmasi adalah badan usaha yang memiliki ijin dari Menteri Kesehatan untuk memproduksi obat-obatan.

    11. Pedagang Besar Farmasi (PBF)/distributor adalah perusahaan yang mendistribusikan atau menyalurkan obat obatan produksi perusahaan obat/perusahaan farmasi.

    12. Aplikasi SIMO (Sistem Informasi Manajemen Obat) adalah sistem informasi yang digunakan dalam hal manajemen obat mulai dari tahap awal penyusunan hingga tahap transaksi obat di provider.

    13. Harga Netto Apotek (HNA) adalah harga yang diberikan oleh pedagang besar farmasi/distributor obat kepada apotek.

  • vi viiharus sesuai dengan hasil uji resistensi tersebut.

    - Penggunaan antibiotika lini ketiga (misalnya : injeksi Vancomycin, Meropenem dan Teicoplanin) dapat diberikan jika penggunaan antibiotika lini pertama dan kedua (misalnya: injeksi Sefotaksim) telah resisten terhadap infeksi pasien.

    - Pengambilan obat di Apotek/Instalasi Farmasi/Provider yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    2. Obat penyakit kanker (Sitostatika)

    - Peresepannya sesuai dengan stadium penyakit serta kondisi pasien.

    - Resep hanya boleh diresepkan oleh Dokter Ahli Onkologi Medis dan harus dilengkapi dengan protokol terapi.

    - Peserta yang tidak dirawat langsung oleh Dokter Ahli Onkologi Medis harus dilengkapi dengan protokol terapi yang diketahui/disetujui oleh Dokter Ahli Onkologi Medis dan peresepan pertama obat sitostatikanya harus diberikan Dokter Ahli Onkologi Medis dan peresepan selanjutnya dapat diberikan oleh Dokter Spesialis yang telah direkomendasikan oleh Dokter Ahli Onkologi Medis.

    - Obat Goserelin Asetat dan Leuprorelin Asetat untuk terapi endometriosis dapat diresepkan dan disetujui oleh Dokter Ahli Obstetri dan Ginekologi.

    - Provider InHealth yang tidak memiliki Dokter Ahli Onkologi Medis protokol terapi dan peresepan pertamanya dapat dikonsultasikan ke Dokter Ahli Onkologi Medis setempat.

    - Resep harus dilegalisasi terlebih dahulu oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    - Pengambilan obat di Apotek/Instalasi Farmasi/Provider yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    II. RUANG LINGKUP / BATASAN

    1. Obat yang diresepkan bagi peserta InHealth adalah obat yang tertera dalam FOI Edisi VII Periode Januari Desember Tahun 2015.

    2. Obat yang diresepkan oleh dokter provider dan tertera dalam FOI Edisi VII Periode Januari Desember Tahun 2015 ditanggung oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    3. Formularium Obat InHealth (FOI) terdiri dari Daftar Obat I yaitu obat untuk penyakit umum, khusus dan kanker dan Daftar Obat II yaitu obat untuk manfaat tambahan yang sudah terseleksi dan direkomendasi Tim Ahli.

    A. Daftar Obat I

    1. Obat untuk penyakit umum dan khusus

    - Peresepan obat umum untuk kebutuhan 3 5 hari, kecuali untuk penyakit kronis dapat diberikan maksimum selama 30 hari.

    - Peresepan obat antibiotika sesuai dengan antibiotika dan ketentuannya yang tertera dalam FOI Edisi VII Periode Januari Desember Tahun 2015.

    - Peresepan obat khusus harus disertai dengan keterangan medis dari dokter yang merawat, dilengkapi dengan protokol terapi dan mengacu pada restriksi pemakaian, serta harus dilegalisasi oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    - Khusus untuk antibiotika yang mempersyaratkan hasil uji resistensi, dapat diberikan tanpa hasil resistensi pada kasus ICU/ICCU selama 7 (tujuh) hari dan pada kasus bedah 1 (satu) hari sebelum dan 3 (tiga) hari sesudah tindakan pembedahan.

    - Penggunaan setelah waktu tersebut harus melampirkan hasil uji resistensi. Jika hasil resistensi menyatakan bahwa antibiotika yang diberikan sebelum uji resistensi tidak sensitif untuk infeksi pasien, maka antibiotika yang diberikan selanjutnya

  • viii ixFarmasi Rumah Sakit harus menyediakan obat FOI sesuai kebutuhan peserta PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    b. Proses pengadaan obat FOI oleh apotek dengan kode pabrik Aptk (Apotek) dapat diambil dari perusahaan farmasi/distributor manapun yang nilai penggantiannya sesuai dengan yang tercantum dalam Formularium Obat InHealth (FOI) Edisi VII Periode Januari Desember 2015.

    2. Proses Pemesanan Obat

    Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang akan memesan obat FOI ke distributor melalui mekanisme sebagai berikut:

    a. Aplikasi SIMO (Sistem Informasi Manajemen Obat)

    - Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit melakukan akses aplikasi melalui https://simo.inhealth.co.id/ dan login dengan username dan password yang sudah diberikan.

    - Dalam pemesanan obat melalui aplikasi SIMO apotek dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus memperhatikan cabang distributor yang dipilih.

    - Jenis dan jumlah obat FOI yang dipesan melalui SIMO didasarkan pada:

    1. Jumlah dan jenis obat yang dipakai bulan sebelumnya

    2. Perkiraan penambahan atau pengurangan jenis dan jumlah obat yang dibutuhkan (dilihat dari rekapitulasi jumlah dan jenis obat dari tagihan apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit)

    - Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit mengirimkan cetak SPO melalui SIMO kepada distributor.

    b. Manual

    - Pemesanan obat FOI diupayakan melalui aplikasi SIMO namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pemesanan secara manual.

    - Setiap pemesanan obat oleh apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat menggunakan surat pemesanan obat dari apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit

    B. Daftar Obat II

    Obat untuk manfaat tambahan

    - Obat yang hanya diberikan kepada peserta InHealth dengan manfaat tambahan sesuai polis.

    - Resep harus dilegalisasi terlebih dahulu oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    - Pengambilan obat di Apotek/Instalasi Farmasi/Provider yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.

    III. PELAYANAN OBAT DI APOTEK ATAU INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

    1. Dalam hal Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit menerima resep dokter dengan nama generik dan atau nama dagang (Brand name) yang tercantum dalam FOI Edisi VII Periode Januari Desember Tahun 2015, maka apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus memberikan obat FOI sesuai dengan resep dokter tersebut.

    2. Apabila obat FOI yang diresepkan oleh dokter tidak ada di Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, maka Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bersangkutan melakukan konfirmasi kepada dokter yang merawat terkait hal tersebut, serta berkewajiban untuk mengganti dengan obat lain yang termasuk dalam FOI (obat lain dengan kelas terapi dan kandungan yang sama) yang tersedia di Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit tersebut.

    IV. PENGADAAN DAN MONITORING KETERSEDIAAN OBAT DI APOTEK/INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

    1. Pengadaan Obat

    a. Untuk menjamin pengadaan obat, maka perusahaan farmasi, distributor obat dan apotek atau Instalasi

  • x xi3. Alur Pemesanan Obat InHealth

    a. Aplikasi SIMO (Sistem Informasi Manajemen Obat)

    INHEALTH PROVIDER DISTRIBUTOR

    Login

    Persetujuan SPO

    Mulai

    Login

    Buat SPO

    Input Data PO

    Cetak SPO

    Obat diterima

    Input data (faktur)

    Stok

    SELESAI

    Login

    Buat DO

    Kirim Obat Ke Provider

    Keterangan :

    Maksimal pengiriman obat adalah 7 hari sejak SPO di-approve InHealth

    b. Manual

    INHEALTH PROVIDER INHEALTH DISTRIBUTOR

    VERIFIKASISPO

    LEGALISASI SPO

    SPO

    SPO DILEGALISASI

    OBAT DITERIMA

    SPO SUDAH DILEGALISASI

    PENGIRIMAN OBAT

    bersangkutan atau surat pemesanan obat InHealth. Surat Pemesanan obat tersebut harus dilegalisasi oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia yang terdiri dari Nama, No. Induk Karyawan, tanda tangan, cap InHealth, dan tanggal acc PO sebelum dikirimkan ke pedagang besar farmasi/distributor.

    - Kantor Operasional (KOp) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia harus mencatat setiap pemesanan obat FOI dari apotek /Instalasi Farmasi Rumah Sakit, sebagai kontrol terhadap pesanan apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit tersebut.

    - Jenis dan jumlah obat FOI yang dipesan didasarkan pada:

    1. Jumlah dan jenis obat yang dipakai bulan sebelumnya

    2. Perkiraan penambahan atau pengurangan jenis dan jumlah obat yang dibutuhkan (dilihat dari rekapitulasi jumlah dan jenis obat dari tagihan apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit)

    NO

    YES

    Kirim Kirim

    Verifikasi

    Maks 7 hari

  • xii xiii

    Harga satuanFaktor Pelayanan

    Maksimal

    Rp 50.000,- 1.20

    >Rp 50.000,- sampai dengan Rp 250.000,- 1.15

    >Rp 250.000,- sampai dengan Rp 500.000,- 1.10

    >Rp 500.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- 1.05

    >Rp 1.000.000,- 1.02

    4. Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit mendapatkan imbalan embalage/service sebesar Rp. 400,- (empat ratus rupiah) untuk setiap resep obat jadi, dan Rp. 600,- (enam ratus rupiah) untuk setiap resep obat racikan.

    5. Untuk obat yang dimasukkan ke dalam kapsul, apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit mendapat biaya tambahan sebesar Rp. 75,- (tujuh puluh lima rupiah) untuk setiap kapsul.

    6. Contoh perhitungan

    1. RESEP OBAT JADI

    R/Metformin 850 mg XXX S 1 dd 1

    Metformin 850 mg @ Rp. 200,-

    Perhitungan biaya obat:

    (Jumlah Obat x Harga Obat x Faktor Pelayanan) + Embalage/Service

    (30 x Rp. 200,- x 1,20) + Rp. 400,- = Rp. 7.200,- + Rp. 400,- = Rp. 7.600,-

    Jumlah yang dibayar oleh InHealth = Rp. 7.600,-

    4. Monitoring Ketersediaan Obat

    a. Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang mengalami kesulitan pemesanan obat FOI bagi kebutuhan peserta InHealth baik melalui SIMO atau manual dapat segera menghubungi Kantor Operasional (KOp) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth terdekat.

    b. Apabila ada informasi tentang kekosongan obat FOI atau harga obat FOI yang diberikan distributor kepada apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit tidak sesuai dengan kesepakatan InHealth dengan perusahaan farmasi, maka Kantor Operasional (KOp) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia harus segera melakukan pengecekan ke apotek dan berkoordinasi dengan distributor obat setempat, dan selanjutnya mengupayakan penyelesaiannya. Apabila masalah tersebut tidak dapat diselesaikan oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia setempat, maka dapat dilaporkan secara berjenjang ke Kantor Pusat PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia dengan menyertakan kronologis 5W 1 H (Where, Who, What, When, Why, dan How).

    V. PERHITUNGAN BIAYA OBAT DI APOTEK ATAU INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

    1. Harga Satuan Obat FOI sebagaimana tercantum dalam Daftar Obat I dan Daftar Obat II adalah HNA + PPN 10 %.

    2. Khusus untuk Daerah Otorita Batam harga obat mengacu pada harga obat sebagaimana tercantum dalam Daftar Obat I dan Daftar Obat II tanpa PPN 10%.

    3. Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit mendapat faktor pelayanan (harga obat per item dikali jasa pelayanan provider) yang besarnya adalah sebagai berikut:

  • xiv xvpertemuan secara periodik dengan perusahaan farmasi dan distributor di daerah serta apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit untuk membahas pengadaan dan pemanfaatan obat dalam Formularium Obat InHealth (FOI) di lapangan.

    Direksi

    Roy IbrahimDirektur Teknik dan Operasional

    2. RESEP OBAT RACIKAN

    R/ Parasetamol 500 mgTramadol 50 mgm.f.pulv dtd Xda in cap

    Kebutuhan :- Parasetamol 500 mg x 10 = 5000 mg. Sediaan dalam

    FOI adalah tab 500 mg, jadi untuk membuat obat tersebut dibutuhkan 10 tab.

    - Tramadol 50 mg x 10 = 500 mg. Sediaan dalam FOI adalah kaps 50 mg, jadi untuk membuat obat tersebut dibutuhkan 10 kaps.

    Perhitungan biaya obat:Parasetamol tab 500 mg @ Rp. 90,-Tramadol kaps 50 mg @ Rp. 235,-Biaya Obat = (Jumlah obat x Harga obat x Faktor Pelayanan) + (Jumlah kapsul x harga kapsul) + embalage/serviceParasetamol = 10 x Rp. 90 x 1,20 = Rp.1.080,-Tramadol = 10 x Rp. 235 x 1,20 = Rp.2.820,-Biaya kapsul = 10 x Rp 75,- = Rp. 750,-Embalage/Service = Rp. 600,- Rp.5.250,-

    Jumlah yang dibayar oleh InHealth = Rp. 5.250,-

    VI. KETENTUAN LAIN

    a. Kantor Operasional (KOp) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia harus memantau pemesanan obat FOI dari provider apotek maupun Instalasi Farmasi Rumah Sakit, baik secara manual dengan buku pencatatan pesanan maupun dengan pengecekan Surat Pesanan Obat (SPO) yang masuk ke dalam aplikasi SIMO.

    b. Kantor Operasional (KOp) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia harus melakukan

  • xvi xvii

    NO KELAS TERAPI KELAS TERAPI FOI 2015 Hal

    1 - ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI 3

    1.1 ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK 3

    1.2 ANTIINFLAMASI NON STEROID (AINS) 5

    1.3 ANTIPIRAI 8

    2 - ANESTETIK 9

    2.1 ANESTESI UMUM 9

    2.2 ANESTESI LOKAL 10

    3 - ANTIALERGI DAN ANAFILAKSIS 11

    3.1 ANTIALERGI 11

    3.2 ANAFILAKSIS 12

    4 - ANTIDOT DAN OBAT LAIN UNTUK KERACUNAN 13

    4.1 ANTIDOTUM UMUM 13

    4.2 ANTIDOTUM KHUSUS 13

    4.2 ANTIDOTUM KHUSUS (DO II) 153

    5 - ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI 14

    5.1 ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI 14

    5.2 ANTI NYERI PADA SARAF 16

    6 - ANTIINFEKSI 17

    6.1 ANTELMINTIK DAN ANTIFILARIA 17

    6.1.1 ANTELMINTIK INTESTINAL 17

    6.1.2 ANTIFILARIA 17

    6.2 ANTIBAKTERI 17

    6.2.1 BETA LAKTAM 17

    6.2.2 TETRASIKLIN 21

    6.2.3 KLORAMFENIKOL 21

    6.2.4 KOTRIMOKSAZOL 22

    6.2.5 MAKROLID 23

    6.2.6 AMINOGLIKOSIDA 24

    6.2.7 KUINOLON 25

    6.2.8 SEFALOSFORIN 27

    6.2.9 GLIKOPEPTIDA 29

    6.2.10 ANTI BAKTERI LAIN 29

    6.3 ANTI INFEKSI KHUSUS 30

  • xviii xix

    NO KELAS TERAPI KELAS TERAPI FOI 2015 Hal

    6.3.1 ANTITUBERKULOSIS 30

    6.4 ANTIFUNGI 32

    6.5 ANTIPROTOZOA 34

    6.5.1 ANTIAMUBA DAN ANTIGIARDIASIS 34

    6.5.2 ANTIMALARIA 35

    6.5.3 ANTIPROTOZOA GOLONGAN LAIN 36

    6.6 ANTI VIRUS 36

    6.6.1 ANTI HERPES 36

    6.6.2 ANTI HEPATITIS 37

    6.6.3 ANTI CYTOMEGALOVIRUS 39

    7 - ANTIMIGREN DAN VERTIGO 40

    8 - ANTIPARKINSON 41

    9 - ANTI MIASTENIA GRAVIS 42

    10 - OBAT UNTUK DARAH DAN JARINGAN PEMBENTUK DARAH 42

    10.1 ANTIANEMIA 42

    10.2 ANTIKOAGULASI 43

    10.3 OBAT YANG MEMPENGARUHI KOAGULASI 47

    10.4 HEMATOPOIETIK 48

    11 - ANTISEPTIK DAN DESINFEKTAN 49

    11.1 ANTISEPTIK 49

    11.2 DESINFEKTAN 50

    12 - DIURETIK DAN OBAT UNTUK SALURAN KEMIH 50

    12.1 DIURETIK 50

    12.2 OBAT UNTUK HIPERTROFI PROSTAT 51

    12.3 OBAT UNTUK SALURAN KEMIH 52

    13 - HORMON. OBAT ENDOKRIN LAIN. ANTIDIABETIK PARENTERAL DAN KONTRASEPTIK 52

    13.1 ANTI DIABETIK ORAL 52

    13.1.1 SULFONIL UREA 52

    13.1.2 BIGUANID 54

    13.1.3 ALFA GLUKOSIDA INHIBITOR 54

    13.1.4 TIAZOLIDINEDION 55

    13.1.5 DIPEPTIDYL PEPTIDASE-4 (DPP-4) INHIBITOR 55

    13.1.6 ANTIDIABETIK ORAL KOMBINASI 56

    NO KELAS TERAPI KELAS TERAPI FOI 2015 Hal

    13.2 ANTIDIABETIK PARENTERAL 57

    13.3 HORMON REPRODUKSI 58

    13.3.1 ESTROGEN 58

    13.3.2 PROGESTERON 59

    13.3.3 HORMON REPRODUKSI LAIN 60

    13.4 HORMON TIROID DAN ANTITIROID 60

    13.5 KORTIKOSTEROID 61

    14 - OBAT KARDIOVASKULER 62

    14.1 ANTIANGINA 62

    14.2 ANTIARITMIA 63

    14.3 ANTIHIPERTENSI 64

    14.3.1 ACE INHIBITOR 64

    14.3.2 BETA BLOCKER 65

    14.3.3 KALSIUM ANTAGONIS 66

    14.3.4 ANGIOTENSIN II ANTAGONIS 68

    14.3.5 ANTIHIPERTENSI LAIN 70

    14.3.6 ANTIHIPERTENSI KOMBINASI 71

    14.4 GAGAL JANTUNG 71

    14.5 ANTITROMBOTIK 72

    14.6 TROMBOLITIK 74

    14.7 ANTI PENYAKIT JANTUNG REMATIK 74

    15 - OBAT UNTUK SYOK 74

    16 - ANTIHIPERLIPIDEMIA 75

    17 -PREPARAT TOPIKAL UNTUK KULIT 77

    17.1 ANTIBAKTERI TOPIKAL 77

    17.2 ANTIFUNGI TOPIKAL 78

    17.3 ANTI INFLAMASI DAN ANTIPRURITIK 79

    17.4 ANTISKABIES DAN ANTIPEDIKULOSIS 80

    17.5 KAUSTIK 80

    17.6 PREPARAT TOPIKAL LAINNYA 80

    18 - LARUTAN ELEKTROLIT DAN NUTRISI 81

    18.1 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NUTRISI ORAL 81

    18.2 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NUTRISI PARENTERAL 82

  • xx xxi

    NO KELAS TERAPI KELAS TERAPI FOI 2015 Hal

    19 - PREPARAT MATA 87

    19.1 PREPARAT MATA SISTEMIK 87

    19.2 PREPARAT MATA TOPIKAL 87

    19.2.1 ANESTETIK LOKAL MATA 87

    19.2.2 ANTIMIKROBA MATA 88

    19.2.3 ANTI INFLAMASI MATA 89

    19.2.4 MIDRIATIK 90

    19.2.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA 90

    19.2.6 PREPARAT MATA LAIN 92

    20 - PREPARAT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN 93

    20.1 ANTIBAKTERI TELINGA 93

    20.2 KORTIKOSTEROID NASAL 93

    20.3 PREPARAT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN LAINNYA 94

    21 - OKSITOSIK DAN RELAKSAN UTERUS 95

    21.1 OKSITOSIK 95

    21.2 RELAKSAN UTERUS 95

    22 - PSIKOFARMAKA 96

    22.1 ANTIANSIETAS DAN ANTIINSOMNIA 96

    22.1 ANTIANSIETAS DAN ANTIINSOMNIA (DO II) 153

    22.2 ANTIDEPRESI DAN ANTIMANIA 96

    22.3 ANTIPSIKOSIS (DO II) 154

    22.4 GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN/HIPERAKTIVITAS (GPP/H) ATAU ADHD (DO II) 156

    23 - OBAT SALURAN CERNA 97

    23.1 ANTASIDA DAN ANTIULKUS 97

    23.2 ANTIEMETIK 101

    23.3 ANTIHEMOROID 103

    23.4 ANTISPASMODIK 104

    23.5 OBAT DIARE 105

    23.6 KATARTIK 105

    24 - OBAT SALURAN NAPAS 106

    24.1 ANTI ASMA 106

    24.2 PPOK 112

    NO KELAS TERAPI KELAS TERAPI FOI 2015 Hal

    24.3 ANTITUSIF 113

    24.4 EKSPEKTORAN 113

    24.5 SURFAKTAN 114

    24.6 MUKOLITIK 114

    24.7 OBAT SALURAN NAFAS LAIN 115

    25 - VITAMIN DAN MINERAL 117

    26 - OBAT PENYAKIT NEUROGENERATIF 122

    27 - ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN DAN TERAPI PALIATIF 122

    27.1 IMMUNOSUPRESAN 122

    27.2 ANTIHORMON 124

    27.3 SITOTOKSIK 126

    27.4 GROWTH COLONY STIMULATING FAKTOR (GCSF) 140

    28 - ANALGESIK NARKOTIK 141

    29 - PRODUK DARAH DAN PENGGANTI PLASMA 144

    29.1 PENGGANTI PLASMA DAN PLASMA EKSPANDER 144

    29.2 PRODUK DARAH (DO II) 157

    30 - RELAKSAN OTOT PERIFER DAN PENGHAMBAT KOLINESTERASE 147

    31 - IMUNOGLOBULIN, SERUM DAN VAKSIN 147

    31.1 IMUNOGLOBULIN 147

    31.2 VAKSIN 148

    32 - LAIN - LAIN 148

    33 - ALAT KESEHATAN 149

  • xxii