juklak paud

72
PROGRAM PERCONTOHAN BER UGAQ PAUD (KELOMPOK BERMAIN & TAMAN KANAK-KANAK) Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional VII Mataram

Upload: efani-nahak

Post on 12-Aug-2015

248 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Juklak PAUD

PROGRAM PERCONTOHAN BER UGAQ PAUD (KELOMPOK BERMAIN & TAMAN KANAK-KANAK)

Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional VII Mataram

Page 2: Juklak PAUD

Petunjuk Pelaksanaan Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 2

KATA PENGANTAR

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1 butir 14) adalah upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut. Pengertian tersebut menyiratkan tentang sasaran, proses layanan, lingkup aspek

perkembangan, tujuan, serta peran PAUD sebagai dasar bagi pencapaian keberhasilan

pendidikan di tahap yang lebih tinggi.

Memahami demikian pentingnya kedudukan PAUD dalam menyiapkan kemampuan dasar

anak yang mempengaruhi secara berkelanjutan terhadap kemampuan anak di tahap kehidupan

selanjutnya, maka salah satu upaya yang ditempuh oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia

Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

mengupayakan peningkatan akses dan mutu layanan PAUD pada jalur nonformal, salah

satunya program yang tengah dikembangkan adalah program Kelompok Bermain dan Taman

Kanak-Kanak, bagi anak usia 2 – 6 tahun.

Guna memberikan acuan kepada masyarakat, terutama para pendidik dan pengelola PAUD

dalam pengembangan, pembinaan, dan penyelenggaraan program percontohan Berugaq

(Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak) , maka disusunlah Petunjuk

Pelaksanaan Penyelenggaraan Program Percontohan (Kelompok Bermain dan

Taman KanakKanak) ini.

Akhirnya, melalui kesempatan ini kami mohon kepada para pembaca/ pengguna petunjuk

teknis ini untuk memberikan koreksi atau saran demi penyempurnaan di masa yang akan

datang. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut andil demi

tersusunnya petunjuk teknis ini. Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat sebagaimana yang

diharapkan.

Mataram, Maret 2012

Kepala BPPNFI

Regional VII Mataram

Rony Gunarso, M.M.Pd

NIP19600716198401 1001

Page 3: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar -------------------------------------------------------------------------------- ii

Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------- iii

Bab I Pendahuluan --------------------------------------------------------------------------- 1 A. Latar Belakang ---------------------------------------------- 1

B. Dasar ------------------------------------------------------------ 1

C. Tujuan ---------------------------------------------------------2

D. Penjelasan Istilah -------------------------------------------------- 2

Bab II Percontohan Program Berugaq PAUD (Kelompok Bermain & TK)

A. Percontohan Program Berugaq PAUD (Kelompok Bermain & TK) 4

B. Komponen Penyelenggaraan Kelompok Bermain ------------------ 8

Bab III Komponen Kelompok Bermain dan TK Berbasis Berugaq

A. Peserta Didik ----------------------------------------------- 14

B. Pendidik dan Tenaga Kependidikan/Pengelola --------------------- 14

C. Sarana dan Prasana ------------------------------------------------ 15

D. Program Pembelajaran -------------------------------------------- 17

E. Proses Pembelajaran ---------------------------------------------- 18

F. Penilaian ------------------------------------------------------------ 20

G. Mitra Kerja -------------------------------------------------- 20

H. APE (Alat Permainan Edukatif) ------------------------------------- 20

I. Pembiayaan --------------------------------------------------------------- 20

Bab IV Pengajuan dan Seleksi Proposal

A. Penyusunan Proposal ---------------------------------------------- 22

B. Mekanisme Pengajuan Proposal ------------------------------------- 22

C. Pengajuan Pendanaan Dana Bantuan Sosial PAUD ---------------- 22

Bab V Evaluasi, Pelaporan dan Pembinaan

A. Evaluasi ------------------------------------------------------------ 24

B. Pelaporan ----------------------------------------------------- 26

C. Pembinaan ---------------------------------------------------------- 26

Page 4: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 4

Bab VI Penutup

Lampiran

Lampiran 1 Contoh Laporan Tertulis Hasil Evaluasi Anak -------------------------- 30

Lampiran 2 Contoh Format Buku Administrasi Persuratan -------------------------- 32

Lampiran 3 Contoh Buku Kas ---------------------------------------------------------------- 33

Lampiran 4 Contoh Kartu Pembayaran Anak Didik ------------------------------------- 34

Lampiran 5 Contoh Bentuk Perencanaan Anggaran ------------------------------------- 35

Lampiran 6 Contoh Pemenuhan Pelayanan Kesehatan ------------------------------- 36

Page 5: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

mengamanatkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) dapat diselenggarakan melalui

nonformal, dan/atau informal (pasal 28 ayat 2). Pendidikan anak usia dini dapat berbentuk

Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA),

atau bentuk lain yang sederajat. Bentuk lain yang sederajat yang selanjutnya

dikategorikan sebagai satuan PAUD sejenis dimaksud untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan layanan PAUD lainnya. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

merupakan salah satu program yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan

bagi anak sejak lahir sampai anak berusia 6 tahun, agar mereka kelak memiliki

kesiapan memasuki jenjang pendidikan dasar.

Data awal tahun 2009 menunjukan bahwa dari sekitar 29,8 juta anak, yang

terlayani pendidikan baru sekitar 15,1 juta anak. Masih rendahnya layanan PAUD

tersebut antara lain disebabkan masih rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat

terhadap pentingnya PAUD, serta masih terbatasnya lembaga layanan, keterbatasan

sarana tempat belajar bagi anak usia dini yang memberikan layanan bagi anak

dibawah 6 tahun, terutama di daerah pedesaan.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dan angka

partisipasi anak yang terlayani PAUD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal,

menyediakan dana dalam bentuk dana bantuan sosial untuk percontohan program

PAUD khususnya Taman Kanak-kanak (TK) dan Kelompok Bermain (KB)

UPTD sebagai unit pelaksana teknis Daerah yang memiliki tugas antara lain

melaksanakan percontohan program PAUDNI diharapkan dapat melaksanakan

percontohan program sebagai bagian dari perluasan akses melalui layanan berugaq

PAUD sebagai implementasi dari model yang dikembangkan oleh BPPNFI Regional VII

Mataram sebagai wahana pengembangan budaya lokal dan peningkatan mutu layanan

di daerah. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu disusun petunjuk teknis Dana

Bantuan Sosial percontohan program PAUD di daerah sebagai bentuk dari

pelayanan pendidikan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dalam hal

pendidikan anak usia dini.

B. Dasar

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991, tentang Pendidikan Luar Sekolah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan.

Page 6: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 2

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2007,

tentang Alokasi, Klasifikasi, Mekanisme Belanja, dan Pertanggungjawaban Anggaran

Belanja.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2009,

tentang Koordinasi dan Pengendalian Program di Lingkungan Departemen

Pendidikan Nasional.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, tentang standar

pendidikan anak usia dini.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010, tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

9. Renstra Ditjen PAUDNI Tahun 2010-2015

10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker Pusat Pengembangan Pendidikan

Nonformal dan Informal (P2-PNFI) dan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal

dan Informal (BP-PNFI), Tahun 2012.

C. Tujuan

1. Memberikan acuan bagi UPTD Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangka

mengembangkan percontohan program Taman Kanak-Kanak dan Kelompok Bermain

guna meningkatkan mutu dan perluasan akses layanan PAUD agar menjangkau

sasaran anak yang belum terlayani program PAUD.

2. Menjadi acuan bagi Satuan Kerja di tingkat UPT dalam hal mengidentifikasi,

menyeleksi, dan menetapkan lembaga yang akan menerima bantuan percontohan

program TK/KB

3. Menjadi acuan dalam memberikan pembinaan terhadap lembaga yang terpilih untuk

dapat memberikan layanan percontohan program yang berkualitas kepada sasaran

anak usia dini (3-6 tahun) di lingkungan sekitarnya.

D. Penjelasan Istilah

1. Percontohan adalah proses kegiatan mencari, menentukan, dan membuat contoh,

prototipe, model, atau patron tentang prosedur atau wujud kerja penyelenggaraan

program atau pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, nonformal, dan

Informal. Percontohan dapat bersifat menyeluruh (komprehensif) atau bagian per

bagian (parsial) dari keseluruhan kegiatan/komponen penyelenggaraan program atau

keseluruhan kegiatan/komponen pembelajaran.

2. Percontohan Program adalah model-model program PAUD terbaik yang merupakan

hasil kajian atau penyelenggaraan program terbaik (best practices) sebagai

Percontohan Program yang dapat dijadikan rujukan, tempat magang atau praktek bagi

pengelola,penyelenggara dan pelaksanaan program PAUD dalam rangka

meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program.

3. Bantuan Langsung Percontohan Program TK dan KB merupakan dana bantuan yang

diberikan kepada lembaga PAUDNI terutama UPTD BPKB/SKB yang dinilai layak

dan memiliki potensi untuk membuat percontohan program TK atau KB yang kreatif

dan inovatif, serta sesuai dengan kondisi daerah dalam rangka meningkatkan mutu

penyelenggaraan.

Page 7: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 3

4. Lembaga Mitra PAUD adalah Perguruan Tinggi, PKBM, HIMPAUDI

Kabupaten/Kota dan Kecamatan, Organisasi Wanita, Organisasi Keagamaan,

Orsosmas dan lembaga/ organisasi mitra lain yang terkait dalam pembinaan PAUD

untuk menyelenggarakan PAUD di daerah.

5. Taman Kanak-kanak (TK) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

usia 4 sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

6. Kelompok Bermain (KB) adalah suatu upaya memberikan layanan pendidikan bagi

anak usia 2-6 tahun, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sekaligus

program kesejahteraan anak.(dengan prioritas anak usia dua sampai usia enam tahun).

Page 8: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 4

BAB II

PERCONTOHAN PROGRAM BERUGAQ PAUD

KELOMPOK BERMAIN DAN TK

Percontohan, pengertian percontohan dalam panduan ini dibatasi pada suatu

kegiatan/program yang mempunyai keunggulan dalam pelaksanaannya, dan menghasilkan

suatu dampak positif terhadap sasaran pelaksanaan program tersebut. Keunggulannya dapat

dilihat dari adanya pola atau strategi yang kreatif dan inovatif, yang dipergunakan oleh

pelaksana program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya

keunggulan tersebut, maka program itu bisa/memungkinkan untuk dijadikan sebuah role

mode (contoh ideal), bagi pelaksanaan program sejenis. Dengan kata lain, Percontohan

Program dapat dijadikan sebagai sebuah acuan yang dapat direflikasikan pelaksanaannya, di

luar lokasi yang menjadi daerah/ kelompok percontohan.

Berugaq PAUD (Kelompok Bermain dan TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan

anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal dengan mengutamakan kegiatan bermain

sambil belajar. Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam program Kelompok Bermain

yang kegiatannya berlangsung diberugaq.

Berugaq merupakan salah satu bangunan pendukung dalam tata ruang bangunan tradisional

Sasak. Berugaq ini berbentuk segi empat sama sisi (bujur sangkar). Bangunan ini terbuat dari

kayu, bambu dan alang-alang sebagai atapnya dengan tidak menggunakan dinding. Berugaq

ini biasanya ditempatkan pada depan samping kiri atau kanan bangunan rumah bale jajar atau

bale tani. Berugaq/sekepat ini didirikan setelah dibuatkan pondasi terlebih dahulu kemudian

didirikan tiangnya berjumlah empat. Lantai berugaq terbuat dari papan kayu dan atau bilah

bambu dianyam dengan tali pintal (Peppit) dengan ketinggian 40-50 cm. Di bagian atasnya

ada kayu ganda sebagai mirplatnya kemudian diatap dengan alang-alang. Berugaq /sekepat

ini tidak akan pernah didapati dalam bentuk atap gudangan akan tetapi ciri khasnya adalah

dengan atap jurai.

Fungsi dan kegunaan berugaq/sekepat adalah sebagai tempat menerima tamu. Menurut

kebiasaan orang Sasak, tidak semua orang boleh masuk ke rumah, oleh karena itu dibuatlah

berugaq/sekepat ini sebagai alternatif tempat untuk menerima tamu. Selain itu, bagi pemilik

rumah yang memiliki gadis, berugaq juga digunakan sebagai tempat untuk menerima pemuda

yang datang berkunjung. Lebih lanjut berugaq/sekepat ini harus dalam bentuk terbuka, tidak

memiliki dinding apalagi penyekat karena siapapun berada ditempat itu akan dapat dilihat

dan disaksikan oleh semua orang. Selain itu juga untuk menjaga agar hal-hal yang negatif

tidak akan terjadi. Terlebih lagi jika tamu laki-laki datang disaat tuan rumah sedang tidak ada

ditempat, maka diberugaqlah tempat duduknya. Menurut beberapa nara sumber menjelaskan

bahwa, tiang berugaq/sekepat yang berjumlah empat tersebut, digambarkan beberapa hal

yang sangat diperhatikan oleh masyarakat komunitas Sasak dimasa lampau yaitu : Kebenaran

yang harus diutamakan; Kepercayaan diri dalam memegang amanah; dalam menyampaikan

sesuatu hendaknya berlaku jujur dan polos; dan sebagai orang yang beriman hendaknya

Page 9: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 5

pandai/cerdas dalam menyikapi masalah (tanggap), atap yang memayungi berugaq/sekepat

tersebut, menggambarkan bahwa Tuhan Maha tahu atas segalanya, baik yang tersirat maupun

yang tersu rat.

Berugaq juga difungsikan sebagai tempat musyawarah, mengaji keluarga atau masyarakat.

Untuk memaksimalkan pemanfaatan budaya – budaya lokal. Berugaq juga difungsikan

sebagai sarana belajar PAUD.

A. Prinsip-prinsip Berugaq PAUD (KB & TK) sebagai berikut:

1. Berugaq PAUD sebagai sarana program Kelompok Bermain dan TK adalah

salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini yang menyelenggarakan

program pendidikan bagi anak usia 2 tahun sampai 6 tahun dengan menggunakan

sarana berugaq sebagai tempat pembelajaran.

2. Berugaq PAUD yaitu pemanfaatan berugaq sebagai icom dalam kegiatan bermain,

bersosialisasi, menumbuhkembangkan kreatifitas, imajinasi, dan potensi anak. Berugaq

PA UD memudahkan penyelenggaraan sehingga masalah tempat belajar bukan menj adi

halangan untuk menyelenggarakan PAUD. Berugaq dalam model ini digunakan sebagai

media berkumpul dan bermai n yang terbatas. Bermain yang tertbatas maksudnya adalah

kegiatan bermain yang memungkinkan anak untuk duduk. Program berugaq PAUD

adalah perluasan akses dan peningkatan mutu pelayanan dengan menggunakan multi

metode yang cocok dengan karakteristik anak usia dini sehingga pembelaj aran lebih

bervariatif, dapat merangsang motivasi bermain anak dan dapat mengembangkan

semua aspek pengembangan dan multi kecerdasan anak usia dini. Program yang

dipilih disesuaikan dengan kondisi masing-masing PAUD (SDA, SDM, dana).

3. Pembelajaran di berugaq mengadopsi pendekatan BCCT dengan

menggantikan nama sentra menjadi berugaq

Contoh program bermain anak pada berugaq PAUD antara lain:

Berugaq persiapan

Berugaq alam

Berugaq peran dll

Berugaq serbaguna adalah pusat semua kegiatan diluar sentra seperti berugaq

secretariat, pelayanan kesehatan dan gizi pemberian makanan tambahan juga

penyuluhan kesehatan, pertemuan rutin pendidik, orang tua murid bekerja

sama dengan instansi terkait.

4. Berorientasi pada kebutuhan anak.

Pada dasarnya setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan

fisik, rasa aman, dihargai, tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan kebutuhan untuk

diakui.

5. Sesuai dengan perkembangan anak.

Setiap usia mempunyai tahaf perkembangan yang berbeda, misalnya pada usia 3 tahun

tidak sama dengan anak usia 4 tahun . Oleh karena itu pendidik harus memahami tahap

perkembangan anak dan menyusun kegiatan sesuai dengan tahapan perkembangan untuk

mendukung pencapaian tahap perkembangan yang lebih tinggi.

Page 10: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 6

6. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain.

Pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Melalui bermain anak

belajar tentang: konsep-konsep matematika, sains, seni dan kreativitas, bahasa,

sosial, dan lain-lain. Selama bermain, anak mendapatkan pengalaman untuk

mengembangkan aspek-aspek/nilai-nilai moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa,

sosial emosional, dan seni. Pembentukan kebiasaan yang baik seperti disiplin, sopan

santun, dan lainnya dikenalkan melalui cara yang menyenangkan.

7. Anak sebagai pembelajar aktif.

Dalam proses pembelajaran, anak merupakan subjek/pelaku kegiatan dan pendidik

merupakan fasilitator. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai

banyak ide, dan tidak bisa berdiam dalam jangka waktu lama. Pendidik juga harus

memahami dan tidak memaksakan anak untuk duduk diam tanpa aktifitas yang

dilakukannya dalam waktu yang lama. Untuk itu disediakan beberapa berugaq

dengan berbagai ragam permainan dan alat bermain dan halaman sekitar berugak

untuk permainan yang bersifar fisik.

8. Anak belajar melalui interaksi sosial

Pembelajaran anak melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun

dengan teman sebaya yang ada di lingkungannya. Salah satu cara anak belajar

adalah dengan cara mengamati, meniru, dan melakukan. Orang dewasa dan teman-

teman yang dekat dengan kehidupan anak merupakan obyek yang diamati dan ditiru

anak. Melalui cara ini anak belajar cara bersikap, berkomunikasi, berempati,

menghargai, atau pengetahuan dan keterampilan lainnya. Pendidik dan orang-orang

dewasa di sekitar anak seharusnya peka dan menyadari bahwa dirinya sebagai model

yang pantas untuk ditiru anak dalam berucap, bersikap, merespon anak dan orang

lain, sehingga dapat membantu anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi

dan kematangan emosinya.

PAUD Berugaq juga memprogramkanparenting agar apa yang diterima disekolah

bisa selaras dengan yang dirumah.

9. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar.

Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi anak.

Lingkungan berupa lingkungan fisik berupa penataan ruangan (berugaq), penataan

alat main, Pendidik seharusnya menata lingkungan yang menarik, menciptakan

suasana hubungan yang hangat antar pendidik, antar pendidik dan anak, dan anak

dengan anak.

Pendidik juga memfasilitasi anak untuk mendapatkan pengalaman belajar di dalam

dan di luar ruangan (berugaq) secara seimbang dengan menggunakan benda-benda

yang ada di lingkungan anak. Pendidik juga mengenalkan kebiasaan baik, nilai-nilai

agama dan moral di setiap kesempatan selama anak di lembaga dengan cara yang

menyenangkan.

10. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan

sekitar.

Sumber dan media belajar untuk PAUD tidak terbatas pada alat dan media hasil

pabrikan, tetapi dapat menggunakan berbagai bahan dan alat yang tersedia di

Page 11: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 7

lingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi kesehatan anak. Air, tanah lempung,

pasir, batu-batuan, kerang, daun-daunan, ranting, karton, botol-botol bekas, perca

kain, baju bekas, sepatu bekas, dan banyak benda lainnya dapat dijadikan sebagai

media belajar untuk mengenalkan banyak konsep; matematika, sains, sosial, bahasa,

dan seni. Dengan menggunakan bahan dan benda yang di sekitar anak belajar

tentang menjaga lingkungan, pelestarian alam, dan lainnya. Sumber belajar juga

tidak terbatas pada pendidik, tetapi orang-orang yang ada di sekitarnya. Misalnya

anak dapat belajar tentang tugas dan cara kerja petani, peternak, polisi, pak pos,

petugas pemadam kebakaran, dan lainnya dengan cara mengunjungi tempat kerja

mereka atau mendatangkan mereka ke lembaga PAUD untuk menunjukkan kepada

anak bagaimana mereka bekerja.

11. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya.

PAUD merupakan wahana anak tumbuh dan berkembang sesuai potensi dengan

berdasarkan pada sosial budaya yang berlaku di lingkungan. Pendidik seharusnya

mengenalkan budaya, kesenian, dolanan anak, baju daerah menjadi bagian dari

setting dan pembelajaran baik secara regular maupun melalui kegiatan tertentu.

12. Melibatkan peran serta orangtua yang bekerja sama dengan para pendidik di

lembaga PAUD.

Orangtua menjadi sumber informasi mengenai kebiasaan, kegemaran, ketidaksukaan

anak, dan lain-lain yang digunakan pendidik dalam penyusunan program

pembelajaran. Orangtua juga dilibatkan dalam memberikan keberlangsungan

pendidikan anak di rumah. Untuk seharusnya lembaga PAUD memiliki jadwal

pertemuan orang tua secara rutin untuk berbagi informasi tentang kebiasaan anak,

kemajuan, kesulitan, rencana kegiatan bersama anak dan orang tua, harapan-harapan

orang tua untuk perbaikan program, dst. Dengan adanya program orang tua

diharapkan stimulasi yang anak dapatkan di lembaga dan di rumah menjadi sejalan

dan saling menguatkan.

13. Kerjasama

Mengedepankan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak seperti

instansi/lembaga terkait, masyarakat, dan perseorangan, agar terjalin sinkronisasi

dan terjaminnya dukungan pembelajaran.

14. Kekeluargaan

Dikembangkan dengan semangat kekeluargaan dan menumbuh suburkan sikap

saling asah, asih, asah, dan asuh.

B. Komponen Penyelenggaraan Kelompok Bermain

Dalam penyelenggaraan pendidikan pada lembaga kelompok bermain harus memenuhi

komponen sebagai berikut :

1. Kurikulum

Kurikulum Kelompok Bermain dan TK mengacu Permen no 58 tahun 2009.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

program pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Page 12: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 8

Program pembelajaran adalah susunan kegiatan yang akan dilakukan selama satu

tahun pembelajaran. Kegiatan yang harus disusun dan ditetapkan sesuai dengan

sistem semester. Ada tiga macam perencanaan kegiatan bermain di Kelompok

Bermain, yaitu:

a. Perencanaan Tahunan dan Semester

Beberapa langkah yang harus ditempuh oleh seorang pendidik dalam membuat

perencanaan tahunan dan semester:

1) Untuk memulai kegiatan awal tahun ajaran baru, antara lain penyusunan

jadwal dan pengadaan fasilitas yang diperlukan demi kelancaran

pelaksanaan program kegiatan bermain anak didik.

2) Kegiatan semester antara lain menyiapkan buku program kegiatan

mingguan dan harian serta pembelajaran fasilitas-fasilitas keperluan

semester.

b. Perencanaan Kegiatan Bermain Mingguan dan Harian

Perencanaan satuan kegiatan mingguan adalah penyusunan persiapan

pembelajaran yang akan dilakukan pendidik dalam satu minggu.

Perencanaan satuan kegiatan harian adalah penyusunan persiapan

pembelajaran yang akan dilakukan pendidik dalam satu hari untuk

meningkatkan kecerdasan holistik anak dengan;

1) Kegiatan mingguan adalah kegiatan yang secara pasti bisa diprogramkan

setiap minggu. Misalnya, setiap hari Senin diprogram pemeriksaan

kerapian anak didik, hari Sabtu diprogram kegiatan mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan bermain yang telah diselenggarakan.

2) Kegiatan harian antara lain kegiatan bermain yang akan diberikan kepada

anak didik, termasuk memeriksa kebersihan dan ketertiban ruang bermain

anak didik.

Kegiatan bermain mingguan dan harian disusun berdasarkan perencanaan

tahunan dan semester. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan

meliputi:

1) Tema kegiatan;

2) Kelompok yang akan melakukan kegiatan bermain;

3) Semester dan tahun ajaran;

4) Jumlah waktu;

5) Hari dan tanggal pelaksanaan;

6) Jam pelaksanaan;

7) Tujuan kegiatan bermain;

8) Materi yang akan dimainkan sesuai dengan tema;

9) Bentuk kegiatan bermain;

10) Setting lingkungan berugaq;

11) Bahan dan alat yang diperlukan dalam bermain;

12) Evaluasi perkembangan anak.

Page 13: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 9

c. Perencanaan Persiapan Kegiatan bermain

1) Perencanaan persiapan kegiatan bermain adalah segala sesuatu yang

diperlukan sebelum melaksanakan proses kegiatan bermain.

2) Tujuan penyusunan persiapan jenis permainan adalah:

a) Agar anak mendapatkan kesempatan bermain yang bervariasi dan

cukup waktu.

b) Agar anak mendapatkan stimulasi pendidikan yang optimal sehingga

semua potensi anak dapat dikembangkan dengan baik.

c) Agar memudahkan pendidik melaksanakan pengawasan dan evaluasi

keberhasilan kegiatan bermain dalam mencapai tujuannya.

Ruang Lingkup program pembelajaran di Kelompok Bermain dan TK di berugaq

mencakup pengembangan aspek pada bidang pembentukan perilaku dan bidang

pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan, program

pembelajaran dilakukan secara terpadu dengan mengacu pada Permendiknas No 58

Th. 2009 dengan ruang lingkup pengembangan aspek, yang meliputi : (1) nilai-nilai

agama dan moral, (2) fisik, (3) kognitif, (4) bahasa, (5) sosial emosional. Program

pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan tematik.

2. Peserta Didik

a. Peserta didik Kelompok Bermain, adalah anak usia 3 - 4 tahun.

b. Peserta didik TK adalah anak usia >4 - 6 tahun

c. Tiap kelompok bermain minimal terdapat 10 orang peserta didik.

d. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan pengelompokkan usia.

3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

a. Pendidik Pendidik kelompok bermain minimal memiliki kualifikasi, kompetensi, serta hak

dan kewajiban sebagai berikut.

1. Pendidik

Kualifikasi

Minimal SMA/Sederajat, dengan pengalaman pelatihan/magang/kursus

PAUD sejenis, diutamakan S1 PAUD/Pendidikan/Psikologi.

Kewajiban

(1) Menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak;

(2) Mengembangkan kurikulum ke dalam rencana pembelajaran sesuai

dengan tahapan perkembangan anak;

(3) Mengelola kegiatan bermain untuk anak sesuai dengan tahapan

perkembangan anak dan minat anak;

(4) Melaksanakan penilaian sesuai dengan kemampuan yang dicapai

anak.

Page 14: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 10

2. Guru Pendamping

Kualifikasi

Minimal SMA/Sederajat, dengan pengalaman pelatihan/magang/kursus

PAUD sejenis, diutamakan Diploma Pendidikan.

Kewajiban

(1) Menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak;

(2) Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran;

(3) Membantu mengelola kegiatan belajar dan bermain sesuai dengan

tahapan perkembangan anak;

(4) Membantu dalam melakukan penilaian tahapan perkembangan anak.

b. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan kelompok bermain pada umumnya adalah para pengelola

program. Pengelola kelompok bermain minimal memiliki kualifikasi, kompetensi,

serta hak dan kewajiban sebagai berikut:

1. Pengelola

o Kualifikasi

Pengelola Kelompok Bermain mempunyai kualifikasi dasar sebagai

berikut :

(1) Minimal memiliki kualifikasi pendidikan SMA sederajat diutamakan SI

(2) Berpengalaman berorganisasi

(3) Diutamakan yang pernah pelatihan pengelolaan

o Kewajiban

(1) Membuat Rencana Anggaran Belanja Lembaga

(2) Mengelola dan mengembangkan lembaga dalam pelayanan pendidikan,

pengasuhan, dan perlindungan;

(3) Mengkoordinasikan pendidik dalam melaksanakan tugasnya di lembaga;

(4) Mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga;

(5) Menjalin kerjasama dengan lembaga/instansi lain.

4. Sarana dan Prasarana

a. Prinsip

Prinsip yang harus dipenuhi dalam penyediaan/ pengadaan sarana dan prasarana di

kelompok bermain antara lain :

(1) Aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak;

(2) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak;

(3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar,

termasuk barang limbah/bekas layak pakai.

Page 15: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 11

b. Sarana Pembelajaran

Sarana untuk pembelajaran kelompok bermain dapat dibedakan menjadi sarana di

dalam ruangan (indoor) / berugaq dan nama lain disesuaikan wilayahnya dan

sarana di luar ruangan (outdoor).

1. Sarana di dalam ruangan

Sarana pembelajaran di dalam ruangan / berugaq antara lain terdiri dari:

(1) Buku-buku cerita atau dongeng dari berbagai versi dan cerita rakyat

setempat.

(2) APE tradisional maupun APE lainnya sebagai bahan belajar di Sentra.

(3) Lemari, rak, keranjang untuk wadah alat main.

(4) Tape Recorder dan/atau VCD Player, beserta kaset dan/atau VCD

cerita/lagu.

(5) Papan tulis (white atau black board) serta alat tulisnya.

(6) Papan flanel dan perlengkapanannya.

2. Sarana di luar ruangan

Alat permainan di luar ruangan seperti bak air, bak pasir, papan luncur, papan

titian, ayunan, panjatan, kuda-kudaan, dll.

Adapun persyaratan alat permainan tersebut sebagai berikut:

a) Alat permainan edukatif, buatan guru, anak, dan pabrik

b) Alat-alat mainan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh anak.

c) Secara rutin dirawat, dibersihkan dan diganti bila sudah rusak.

d) Aman, tingginya disesuaikan usia, sisi-sisinya tidak ada yang tajam

sehingga membahayakan kulit, atau tangan anak dan dapat mendukung

perkembangan anak.

e) Kuat, kokoh, tidak mudah patah dan pecah.

c. Prasarana

Prasarana minimal yang terdapat di lembaga kelompok bermain, antara lain :

1) Memiliki tempat untuk kegiatan kelompok bermain (berugaq) atau tempat

sejenis.

2) Memiliki ruangan dan beberapa berugaq untuk proses pembelajaran, toilet

dilingkungan berugaq, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan

kegiatan anak.

5. Pengelolaan

Dalam pengelolaan administrasi kelompok bermain dibagi dalam 3 (tiga) jenis yakni

yang mencakup (1) administrasi umum; (2) administrasi keuangan, dan (3)

administrasi kegiatan seperti tersebut di bawah ini.

a. Administrasi Umum

Administrasi umum dalam penyelenggaraan Kelompok Bermain, antara lain

mencakup:

1) Formulir pendaftaran calon anak didik.

2) Buku induk anak didik, digunakan untuk pencatatan kehadiran anak.

3) Buku absensi anak didik, digunakan untuk pencatatan kehadiran anak.

Page 16: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 12

4) Buku absensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, digunakan untuk

pencatatan kehadiran guru dan pengelola.

5) Buku inventaris barang, digunakan untuk pencatatan inventaris barang dan Alat

Permainan Edukatif yang dimiliki lembaga yang bersangkutan.

6) Buku tamu, digunakan untuk pencatatan kehadiran tamu atau petugas pembina

teknis.

7) Buku notulensi kegiatan rapat kerja/koordinasi guru dan pengelola.

b. Administrasi Keuangan

Administrasi keuangan kelompok bermain, antara lain mencakup:

1) Buku kas

2) Pendokumentasian bukti pengeluaran dan penerimaan uang

3) Kartu pembayaran iuran anak didik

Keberadaan buku administrasi keuangan sangat penting dan harus dimiliki

lembaga kelompok bermain, mengingat sangat bermanfaat untuk:

1) Mengatur tentang pemanfaatan dana yang tersedia atau diperoleh dari semua

sumber, sehingga dapat dimanfaat-kan secara efektif dan dapat dipertanggung-

jawabkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Untuk menyusun rencana pendapatan dan pembelanjaan dalam pengelolaan

kelompok bermain selama 1tahun.

3) Untuk mendapat masukan dana dari sumber-sumber keuangan.

c. Administrasi kegiatan

Buku Administrasi kegiatan untuk pengelolaan kelompok bermain, antara lain

meliputi:

1) Buku Rencana Program Pembelajaran Tahunan, Bulanan, Mingguan dan

Harian.

2) Jadwal Kegiatan Pembelajaran.

3) Buku Laporan Perkembangan Anak.

4) Buku Komunikasi/Penghubung antara Pendidik dan Orangtua.

5) Buku Tata Tertib/Peraturan, Kode Etik Pendidik, Visi Misi lembaga

6) Buku Supervisi, evaluasi dan pelaporan program.

6. Pembiayaan

Pembiayaan meliputi jenis, sumber, dan pemanfaatan, serta pengawasan dan

pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan dan pengembangan lembaga Kelompok

Bermain yang dikelola secara baik dan transparan. Pembiayaan dalam kelompok

bermain mencakup:

1) Biaya investasi, dipergunakan untuk pengadaan sarana prasarana,

pengembangan SDM, dan modal kerja tetap.

2) Biaya operasional, digunakan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan

serta tunjangan yang melekat, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai dan

biaya operasional pendidikan tak langsung.

3) Biaya personal, meliputi biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh peserta didik

dalam mengikuti proses pembelanjaan.

Page 17: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 13

7. Kemitraan

Untuk meningkatkan layanannya, lembaga KB & TK perlu menjalin kemitraan

seperti untuk meningkatkan layanan kesehatan, gizi makanan, dan pengasuhan anak

l e m b a g a m e n j a l i n k e m i t r a a n d e n g a n D i n a s k e s e h a t a n , D i n a s

kesehatan/PUSKESMAS/Dokter, atau Dinas Sosial.

Selain itu lembaga KB & TK juga penting menjalin kemitraan dengan orang tua

melalui Program orang tua/Parenting yang dikembangkan dalam rangka

menjembatani kesesuaian pemahaman akan pendidikan yang diberikan di lembaga

KB dan TK dengan pola pendidikan anak di rumah.

Pelaksanaan Program Orangtua mengikuti petunjuk teknis yang telah dikeluarkan

oleh Direktorat Pembinaan PAUD tahun 2012.

8. Penilaian

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan

tingkat pencapaian perkembangan anak yang mencakup:

a. Teknik Penilaian

Pengamatan, pencatatan anekdot, laporan orang tua, dan dokumentasi hasil karya

anak (portofolio), serta deskripsi profil anak.

b. Lingkup

Mencakup seluruh tingkat pencapaian perkembangan peserta didik

c. Proses

Dilakukan secara berkala, bermakna, menyeluruh, dan berkelanjutan.

Pengamatan dilakukan pada saat anak melakukan aktivitas sepanjang hari.

Secara berkala pendidik mengkaji ulang catatan perkembangan anak dan

berbagai informasi lain, termasuk kebutuhan khusus anak yang dikumpulkan

dari hasil catatan pengamatan, anekdot, check list, dan portofolio.

Melakukan komunikasi dengan orang tua tentang perkembangan anak,

termasuk kebutuhan khusus anak.

Dilakukan secara sistematis, terpercaya, dan konsisten.

Memonitor semua aspek tingkat pencapaian perkembangan anak.

Mengutamakan proses dampak hasil.

Pembelajaran melalui bermain dengan benda konkret.

Page 18: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 14

BAB III

KOMPONEN KELOMPOK BERMAIN dan TK BERBASIS BERUGAQ

/BALE BENGONG

A. Peserta Didik

Peserta didik dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Peserta didik Kelompok Bermain berbasis Berugaq/Bale Bengong adalah anak

usia 3-6 tahun

2) Peserta didik diutamakan dari kalangan ekonomi menengah kebawah

3) Tiap kelompok peserta didik minimal terdapat 10 orang peserta didik

4) Dalam wilayah terpilih, belum ada layanan PAUD (menyesuaikan)

5) Peserta didik diutamakan yang berdomisili di desa dimana Kelompok Bermain

Berbasis Berugaq/Bale Bengong diselenggarakan

B. Pendidik dan Tenaga Kependidikan/Pengelola

Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,

melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan

pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik pada Kelompok

Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong terdiri atas guru dan guru pendamping.

Tenaga kependidikan atau pengelola bertugas melaksanakan administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang

proses pendidikan pada Kelompok Bermain. Tenaga kependidikan dalam Kelompok

Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong secara sederhana terdiri dari pengelola dan

penyelenggara.

A. Prasyarat Pendidik Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong adalah:

Pendidikan minimal SLTA diutamakan SI

Diutamakan yang berdomisili di desa lokasi kegiatan

Aktif, kreatif dan inovatif

Berdedikasi dan mempunyai etos kerja tinggi

Memiliki sifat penyabar dan kasih sayang terhadap anak.

B. Prasyarat tenaga kependidikan Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale

Bengong adalah:

Pengelola:

Pendidikan minimal SLTA

Diutamakan berdomisili di desa lokasi kegiatan

Memiliki kemampuan menjadi pemimpin

Sanggup menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengelola

Memahami konsep PAUD

Aktif, kreatif dan inovatif

Mampu bertanggung jawab dalam proses pembelajaran

Page 19: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 15

Penyelenggara:

Penyelenggara kelompok bermain berbasis Berugaq/Bale BengongPAUD dapat

berasal dari berbagai unsur baik secara individu maupun dari kelembagaan dan

pemerintah.

Penyelenggara yang bersifat individu berasal dari unsur seperti: praktisi PAUD,

masyarakat, kader PKK dan sejenisnya yang mengatasnamakan pribadi.

Sedangkan yang dari kelembagaan adalah membawa nama lembaga baik itu

swasta maupun lembaga pemerintah seperti LSM, PKBM, PKK, Darma wanita,

SKB, BPKB, BP-PNFI, Dinas Sosial dan lainnya yang memiliki kualifikasi

sebagai berikut:

Memahami konsep PAUD

Pendidikan minimal SLTA

Sanggup membina dan mendampingi jalannya PAUD secara rutin

Bertanggung jawab atas keberlangsungan program.

Mampu bekerjasama dengan lembaga lain yang terkait

Mempunyai leadership yang baik

C. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah perlengkapan untuk mendukung penyelenggaraan

kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Pengadaan sarana dan prasarana

perlu disesuaikan dengan jumlah anak, kondisi sosial, budaya, dan jenis layanan

Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong.

1) Prinsip:

a) Aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria

b) Menjamin nilai-nilai kesehatan bagi anak.

c) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

d) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar,

termasuk barang limbah/bekas layak pakai.

2) Persyaratan

a) Kebutuhan jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jenis layanan,

jumlah anak dan kelompok usia yang dilayani luas minimal 3 m2 per peserta

didik.

b) Minimal memiliki ruangan yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas

anak yang terdiri dari ruang dalam dan ruang luar, dan kamar mandi/jamban

yang dapat digunakan untuk kebersihan diri dan BAK/BAB (toileting) dengan

air bersih yang cukup.

c) Memiliki sarana yang disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, dan

kelompok usia yang dilayani.

d) Memiliki fasilitas permainan baik di dalam dan di luar ruangan yang dapat

mengembangkan berbagai konsep.

Page 20: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 16

3) Tempat belajar

Sesuai dengan prinsip Kelompok Bermain berbasis Berugaq/Bale Bengong, maka

tempat belajar dilaksanakan di Berugaq/Bale Bengong yang sudah tersedia di

masyarakat wilayah terkait. Jadi sesuai dengan nilai-nilai dan kebiasaan yang

sudah berkembang di masyarakat daerah setempat bahwa di setiap rumah tangga

atau lingkungan tertentu tersedia Berugaq/Bale Bengong yang awalnya ditujukan

untuk kegiatan tertentu, untuk kali ini dimanfaatkan sebagai tempat belajar bagi

Kelompok Bermain.

Adapun kriteria dari Berugaq/Bale Bengong yang dapat dijadikan pembelajaran

adalah:

Berugaq/Bale Bengong model sekepat (bentuk bujur sangkar yang jumlah

tiangnya empat buah).

Berugaq/bale bengong sekenem (bentuk persegi empat panjang yang jumlah

tiangnya enam buah).

Berugaq/bale bengong yang dibutuhkan jumlahnya minimal 3 untuk pusat

be rmain d i tambah sa tu lag i untuk berugaq/bale bengong

serbaguna/sekretariat. Berugaq/bale bengong serbaguna dianjurkan memilih

berugaq/bale bengong sekenem. Apabila di daerah lokasi memiliki sekenem

tetapi apabila didaerah lokasi tidak memiliki sekenem bisa menggunakan

berugaq/bale bengong sekepat yang paling besar.

Status kepemilikan milik lembaga bagi yang memiliki lahan luas dan dana

mencukupi.

Milik tetangga sekitar, bagi yang belum memiliki lahan.

Berugaq/bale bengong-berugaq/bale bengong atau bale bengong yang

digunakan adalah yang berdekatan satu dengan yang lainnya.

Fisik berugaq/bale bengong/bale bengong dalam kondisi baik

Tidak terlalu tinggi sehingga aman bagi anak

4) Arena bermain

Pusat kegiatan bermain anak adalah di berugaq/bale bengong. Area bermain

lainnya adalah halaman rumah, taman, kebun, dan lapangan untuk kegiatan

bermain di luar berugaq/bale bengong.

5) Sarana Pendukung Pembelajaran

Sarana untuk pembelajaran kelompok bermain dapat dibedakan menjadi sarana di

dalam ruangan (indoor) dan sarana di luar ruangan (outdoor).

a) Sarana di dalam ruangan

Sarana pembelajaran di dalam ruangan antara lain terdiri dari:

(1) Buku-buku cerita atau dongeng dari berbagai versi dan cerita rakyat

setempat.

(2) Alat-alat peraga atau bahan main sebagai bahan belajar.

(3) Lemari atau rak untuk wadah alat main.

Page 21: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 17

(4) Tape Recorder dan/atau VCD Player, beserta kaset dan/atau VCD

cerita/lagu. (menyesuaikan)

(5) Papan tulis (white atau black board) serta alat tulisnya.

(6) Papan flanel dan perlengkapanannya. (menyesuaikan)

(7) Panggung boneka dan perangkatnya. (menyesuaikan)

(8) Papan geometris, puzzle, balok, monte untuk dironce. (menyesuaikan)

(9) Alat untuk bermain peran makro dan mikro. (menyesuaikan)

(10) Alat permainan edukatif sederhana.

(1 1) Alat permainan untuk mendukung mengenal budaya lokal dan atau

tradisional/daerah.

(12) Alat-alat untuk memasak, dan lainnya.

b) Sarana di luar ruangan

Alat permainan di luar ruangan seperti bak air, bak pasir, papan luncur,

papan titian, ayunan, panjatan, kuda-kudaan, dll. (menyesuaikan)

Adapun persyaratan alat permainan tersebut sebagai berikut:

1) Alat permainan edukatif, buatan guru, anak, dan pabrik.

2) Gampang dibongkar pasang.

3) Jika terdiri dari bagian-bagian kecil, ukurannya aman dan diperbolehkan

untuk mainan anak.

4) Alat-alat mainan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh anak.

5) Secara rutin dirawat, dibersihkan dan diganti bila sudah rusak.

6) Aman, sisi-sisinya tidak ada yang tajam sehingga membahayakan kulit,

atau tangan anak.

7) Peralatan pendukung keaksaraan.

8) Kuat, kokoh, tidak mudah patah dan pecah.

9) Alat permainan harus disesuaikan dengan usia anak dan dapat mendukung

kegiatan belajar anak yang berbeda-beda dan tahap perkembangan anak

yang meliputi perkembangan fisik, intelektual, emosi, aspek sosial dan

keagamaan.

D. Program Pembelajaran

Program Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong yaitu pemanfaatan

berugaq/bale bengong sebagai idiom dalam kegiatan bermain, bersosialisasi,

menumbuhkembangkan kreatifitas, imajinasi, dan potensi anak. Kelompok Bermain

Berbasis Berugaq/Bale Bengong memudahkan penyelenggaraan sehingga masalah

tempat belajar bukan menjadi halangan untuk menyelenggarakan pendidikan anak

usia dini. Berugaq/Bale Bengong dalam proses ini digunakan sebagai media

berkumpul dan bermain yang terbatas. Bermain yang terbatas maksudnya adalah

kegiatan bermain yang memungkinkan anak untuk duduk.

Program Kelompok Bermain berugaq/bale bengong adalah perluasan akses dan

peningkatan mutu pelayanan dengan menggunakan multi metode yang cocok dengan

karakteristik anak usia dini sehingga pembelajaran lebih bervariatif, dapat merangsang

motivasi bermain anak dan dapat mengembangkan semua aspek pengembangan dan

Page 22: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 18

multi kecerdasan anak usia dini. Program yang dipilih disesuaikan dengan kondisi

masing-masing PAUD (Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM)

dan dana).

Contoh program bermain anak pada Kelompok Bermain berugaq/bale bengong antara

lain:

Berugaq/bale bengong persiapan

Berugaq/bale bengong alam

Berugaq/bale bengong serbaguna sebagai berugaq/bale bengong sekretariat,

pelayanan kesehatan dan gizi pemberian makanan tambahan juga penyuluhan

kesehatan, pertemuan rutin pendidik, orang tua murid bekerja sama dengan

instansi terkait.

Permainan (outbond, permainan kinestetik, olahraga) dan kegiatan lainnya

yang dapat dilakukan di luar berugaq/bale bengong.

Kegiatan sosial (melatih anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

dengan mengadakan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar

berugaq/bale bengong.

Dalam program Kelompok Bermain berugaq/bale bengong dibuat program

pembinaan bagi pendidik untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan.

Jadwal pembinaan dilaksanakan sebelum kegiatan dimulai. Pusat kegiatan di

berugaq/bale bengong serbaguna.

Adanya pendampingan secara terus menerus dari pihak penyelenggara.

Selain kegiatan-kegiatan di atas, Kelompok Bermain berugaq/bale bengong

juga dapat digunakan sebagai alternatif kegiatan PAUD. Alternatif itu antara

lain:

1. Berugaq/bale bengong PAUD untuk perluasan akses bagi PAUD rintisan

terutama di desa yang belum tersentuh PAUD.

2. Lembaga PAUD yang memiliki lahan luas dapat membuat beberapa buah

berugaq/bale bengong, jumlah disesuaikan dengan kemampuan sebagai

salah satu tempat bermain anak.

3. Lembaga yang memiliki lahan sempit dan dana terbatas atau tidak

memiliki lahan dapat memanfaatkan berugaq/bale bengong yang di miliki

oleh masyarakat didesa lokasi dimana PAUD diselenggarakan sebagai

pusat bermain dengan memilih berugaq/bale bengong yang berdekatan

dengan mengadakan kesepakatan terlebih dahulu dengan pemilik

berugaq/bale bengong.

E. Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran berugaq/bale bengong PAUD minimal tiga (3) hari,untuk KB

dan lima hari untuk TK dengan alokasi waktu belajar setiap hari selama dua jam

pelajaran mulai dari jam 8.00-10.30. Apabila peserta didik lebih dari 20 orang, maka

dapat diterapkan sistem penjadwalan atau shif dengan membagi menjadi dua

kelompok. Contoh jadwal KB: kelompok pertama masuk pada pukul 08.00-10.00,

kelompok kedua masuk kembali pada pukul 10.30-12.30.

Page 23: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 19

Anak dibagi sesuai kelompok bermain. Jadwal pelaksanaan disesuaikan dengan

kelompok bermain.

Contoh penjadwalan kegiatan kelompok: Hari Kelompok Apel Kelompok Anggur Keterangan

Seni n Berugaq/bale bengong

Persiapan

Berugaq/bale bengong Alam

Rabu Berugaq/bale bengong Alam Berugaq/bale bengong

Persiapan

Jumat Berugaq/bale bengong Serbaguna Kegiatan

tambahan

Keterangan: Penjadwalan ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan SDM yang ada.

Jadwal pembelajaran dapat disusun tiga kali seminggu yaitu hari Senin, Rabu, Jumat

sbb:

Hari Senin dan Rabu pembelajaran berpusat di masing – masing

berugaq/bale bengong.

Kegiatan tambahan:

Pemberian makanan tambahan satu kali dalam sebulan pada minggu terakhir. Khusus

untuk hari Jumat, kegiatan peserta didik lebih diarahkan pada kegiatan keagamaan

yang disesuaikan dengan agama yang berkembang pada lokasi kegiatan.

Bulan I Minggu I Outing

Minggu III Parenting

Bulan II Minggu I Outbond

Minggu III Pelayanan kesehatan

Bulan III Minggu I Pengenalan permainan

tradisional

Minggu III Bakti sosial

Bulan IV Minggu I Kegiatan keagamaan

Minggu III Outing

Bulan V Minggu I Pelayanan kesehatan

Minggu III Outbond

Bulan VI Pentas seni dan budaya

Page 24: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 20

F. Penilaian

Dalam pelaksanaan penilaian terhadap proses pendidikan dalam Kelompok Bermain

Berugaq/B ale Bengong, yang diperhatikan awalnya adalah:

i. Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

ii. Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan.

iii. Mengolah hasil penilaian.

iv. Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan.

v. Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian.

Untuk mengingat, bahwa tujuan utama penilaian adalah untuk mendukung dan

mengevaluasi atas kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Dalam kelompok bermain berugaqb/bale bengong pelaksanaan evaluasi dilakukan

setiap hari dengan menggunakan teknik observasi, portofolio dan catatan anekdot.

Sedangkan hal-hal yang dievaluasi adalah tahapan perkembangan anak baik dari fisik,

mapun psikis anak.

G. Mitra kerja

Menjalin kerjasama dengan pihak terkait yang relevan dengan rencana program yang

disusun dengan tujuan untuk membantu menyukseskan program.

Instansi yang dapat bekerjasama antara lain :

Instansi yang relevan dengan peningkatan mutu program adalah BP-PNFI,

BPKB, SKB.

Instansi yang terkait dengan fasilitasi program ; Dinas pendidikan, dinas sosial,

Pemda.

Instansi terkait dengan penyuluhan, pelayanan kesehatan/gizi dan posyandu

adalah Dinas kesehatan, ahli gizi, dan ahli tumbuh kembang anak.

H. APE (Alat Permainan Edukatif)

APE yang digunakan adalah APE luar dan dalam. APE dalam disesuaikan dengan

masing nama berugaq yang ada. Bagi penyelenggaraan berugaq PAUD yang sifatnya

terpencar / berugaq tetangga APE luar secara khusus tidak ada tetapi berupa alat

permainan outbond dan permainan dolanan yang diberikan pada saat kegiatan.

Tempat penyimpanan APE dikeranjang bermain. Cara pengaturan penyimpanan

disesuaikan dengan bentuk, ukuran dan jenis pe

I. Pembiayaan

Standar pembiayaan meliputi jenis dan sumber pembiayaan yang diperlukan dalam

penyelenggaraan dan pengembangan lembaga Kelompok Bermain dan TK basis

berugaq/bale bengong. Pembiayaan meliputi jenis, sumber, dan pemanfaatan, serta

pengawasan dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan dan pengembangan

lembaga PAUD yang dikelola secara baik dan transparan.

Page 25: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 21

a. Jenis dan Pemanfaatannya:

1.1 Biaya investasi, dipergunakan untuk pengadaan sarana prasarana,

pengembangan SDM, dan modal kerja tetap.

1.2 Biaya operasional, digunakan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan

serta tunjangan yang melekat, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai

dan biaya operasional pendidikan tak langsung.

1.3 Biaya personal, meliputi biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh peserta

didik dalam mengikuti proses pembelajaan.

b. Sumber Pembiayaan

Biaya investasi, operasional, dan personal dapat diperoleh dari pemerintah,

pemerintah daerah, yayasan, partisipasi masyarakat dan/atau pihak lain yang tidak

mengikat. Secara singkat dapat dijabarkan bahwa pembiayaan proses

pembelajaran berasal dari pemerintah, swasta atau swadaya.

Page 26: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 22

BAB IV

KRITERIA KEBERHASILAN

A. Kelembagaan (Legalitas Lembaga)

1. Para pengelola dapat melaksanakan tugas sesuai dengan perannya dan fungsi

2. Menyelengarakan program SPS secara berkesinambungan sesuai kebutuhan belajar

anak

3. Mampu menjalin kemitraan dengan minimal 3 lembaga mitra

4. Lokasi menjadi pusat sumber belajar (PSB) lembaga mitra

B. Pembelajaran

Pembelajaran percontohan program SPS, harus memenuhi kriteria standar nasional

pendidikan (SNP), yaitu:

1. Standar Isi

a. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program memiliki struktur program dan

kurikulum yang mengacu kepada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anakl usia dini.

b. Memiliki kalender pendidikan

c. Memiliki Rencana pembelajaran

2. Standar Proses

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan kalender

pendidikan dan disusun oleh pendidik.

b. Jumlah peserta didik sebanding dengan alat dan perlengkapan yang dimiliki.

c. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan prinsip pembelajaran anak usia

dini

d. Melaksanakan kegiatan parenting

e. Penyelenggara Percontohan Program melaksanakan penilaian proses pembelajaran.

f. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program melakukan pengawasan proses

pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

g. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program melakukan evaluasi pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

h. Hasil pemantauan, pengawasan, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan

kepada pihak-pihak yang terkait

Page 27: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 23

3. Standar Kompetensi Lulusan (Pencapaian Indikator Perkembangan Anak)

a. Ketercapaian indicator perkembangan anak yang terdiri dari aspek perkembangan

moral dan agama, fisik, motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan

kecakapan hidup.

b. Standar Kompetensi (SK) atau Unit Kompetensi (UK) dan Kompetensi Dasar

(KD) tertuang dalam rencana kegiatan bermain

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Percontohan Program TK atau KB diharapkan memiliki pendidik yang memenuhi

kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam

permendiknas nomor 58 tahun 2009 point III lampiran tentang standar pendidik dan

tenaga kependidika, namun jika di lapangan masih sulit dalam mencapai ideal, kriteria

dari PTK dapat menyesuaikan.

5. Standar Sarana dan Prasarana

a. Lembaga penyelenggara Percontohan Program memiliki tempat belajar yang layak

di dalam maupun luar ruangan.

b. Ruang belajar Percontohan Program dilengkapi alat-alat permainan edukatif yang

bersumber lingkungan sekitar atau pabrikan untuk melaksanakan pembelajaran.

c. Lembaga Penyelenggara menyediakan sumber belajar lain.

6. Standar Pengelolaan

a. Lembaga penyelenggara Percontohan program mempunyai acuan yang mengatur

berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak terkait

meliputi: kurikulum, kalender pendidikan, dan tata tertib.

b. Lembaga penyelenggara Percontohan Program melaporkan hasil pengawasan

pengelolaan secara tertulis kepada pimpinan lembaga dan pembina program.

c. Pimpinan Lembaga Penyelenggara Percontohan Program memiliki kompetensi

mengelola serta pengetahuan tentang program PAUD.

7. Standar Pembiayaan

a. Pembiayaan yang digunakan meliputi jenis, sumber dan pemanfatan, serta

pengawasan dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan dan pengembangan

PAUD.

b. Adanya Penyelenggara Percontohan program memiliki dokumen (pembukuan)

penerimaan dan pengeluaran dana.

Page 28: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 24

c. Prosentase pemanfatan dana sesuai dengan peruntukan pemanfaatan dana program

yang diajukan.

8. Standar Penilaian

a. Penyelenggara dan Pendidik Percontohan melakukan penilaian hasil belajar secara

periodik (tengah dan akhir program)

b. Adanya penilaian hasil belajar peserta didik yang menggunakan teknik penilaian

berupa pengamatan, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot, laporan orangtua

dan dokumentasi hasil karya anak (portopolio).

c. Penilaian Penyelenggara Percontohan program mengacu kepada

PERMENDIKNAS nomor 58 Tahun 2009 standar pendidikan anak usia dini

lampiran IV point C tentang standar penilaian

C. Jaringan Kemitraan

Kemitraan adalah kerjasama yang terjalin dalam rangka menjaring atau merekrut,

mengumpulkan instansi, organisasi atau perorangan yang berpotensi untuk melaksanakan

suatu kegiatan/program yang berada dalam lingkungan diri guna mencapai tujuan

program kegiatannya.

Keberhasilan Lembaga Program SPS dalam bermitra di tandai dengan beberapa bentuk

berikut :

Lembaga/individu Mitra Bentuk Kemitraan

IGTKI (Ikatan Guru Taman

Kanak-kanak Indonesia)/

GOPTKI (Gabungan Organisasi

Penyelenggara Taman Kanak-

Kanak Indonesia), IGRA

(Ikatan Guru Rauthatul Athfal),

HIMPAUDI, Forum PAUD

Penyediaan tenaga pendidik

Fasilitator dan Penyuluhan

Kegiatan

Penyediaan sarana belajar

Pengrajin APE Penyediaan Sarana dan

Prasarana

Tempat Magang

Page 29: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 25

Lembaga/individu Mitra Bentuk Kemitraan

Tokoh Masyarakat Fasilitator dan Penyuluh

Kegiatan

Nara Sumber

Tenaga pendidik

Konsultan Kegiatan

Penyediaan Sarana dan

Prasarana Pendukung

Kegiatan

Penyediaan Modal

Motivator

Pemerintah Desa atau

Kecamatan

Perijinan

Penyediaan sarana dan

Prasarana Kegiatan

Memberikan Kebijakan yang

berhubungan dengan

Kegiatan

Motivator

Pendamping

Mediator kemitraan

Penilik Evaluasi kegiatan

Pembinaan

Fasilitator

Dinas Pendidikan (Tingkat

Kota/Kab/Kecamatan)/ SKB

Penyediaan Bahan Bacaan

Penyediaan Dana Kegiatan

Fasilitator dan Penyuluhan

Kegiatan

Penyelenggara diklat

PKBM Penyediaan Sarana dan

Prasarana Kegiatan

Penyelenggara Kegiatan

Penyedia tutor

LSM / Yayasan Pendidikan Penyediaan Sarana dan

Prasarana Kegiatan

Penyelenggara Kegiatan

Penyedia dana

Page 30: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 26

BAB V

PENGAJUAN DAN SELEKSI PROPOSAL

A. Penyusunan Proposal

1. Lembaga yang berminat sebagai penyelenggara percontohan program TK dan KB

wajib menyusun proposal pengajuan. Penyusunan proposal dimaksudkan untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang program yang akan dilaksanakan, antara

lain meliputi; analisis situasi, program aksi, serta tindak lanjutnya. (Sistematika

proposal dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Seleksi Proposal

Percontohan Program PA UDNI yang diterbitkan oleh Ditjen PA UDNI tahun

2012).

2. Proposal disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara

program. Kata pengantar ditandatangani oleh ketua lembaga pengusul.

3. Proposal yang diajukan harus mendapat pengesahan/persetujuan dari lembaga

Pembina.

B. Mekanisme Pengajuan Proposal

1. Proposal yang telah disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon

penyelenggara program disampaikan kepada Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota setempat untuk mendapat pengesahan/ persetujuan;

2. Proposal yang telah ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara

program dan mendapat pengesahan/persetujuan dari Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota setempat, selanjutnya dikirim kepada /BP-PNFI di

Regional VII mataram untuk diseleksi.

3. Proposal dikirim sebanyak 2 eksemplar,

4. Warna sampul proposal hijau.

5. Jadwal pengiriman proposal terlampir.

C. Pengajuan Bantuan Sosial (Bansos) PAUD

Dana bantuan sosial dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan

(memberdayakan) UPTD BPKB/SKB dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya sebagai percontohan program dan peningkatan mutu program PAUDNI,

khususnya pendidikan anak usia dini di daerah binaannya. Jumlah dana bantuan sosial

langsung untuk program PAUD untuk TK & KB adalah sebesar Rp 30.000.000.

1. Hasil Pemanfaatan Dana Bantun Sosial Hasil pemanfaatan dana bantuan sosial ini adalah :

a. Adanya percontohan program TK atau KB di daerah yang berkarakteristik lokal.

b. Adanya peningkatan mutu dan perluasan akses layanan pendidikan anak usia dini

di daerah yang belum memiliki layanan penddikan nonformal khususnya

pendidikan anak usia dini.

2. Dana bantuan sosial PAUD

Dana bantuan sosial (bansos) PAUD dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan

(memberdayakan) UPTD BPKB/SKB dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya sebagai

Page 31: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 27

percontohan program dan peningkatan mutu program PAUDNI, khususnya

pendidikan anak usia dini di daerah. Jumlah dana bantuan langsung untuk program

PAUD untuk TK/KB Rp 30.000.000.

Adapun pemanfaatan dana bantuan langsung percontohan program TK atau KB ini

meliputi :

No Peruntukan Prosentase

1.

Penyiapan tempat kegiatan (seperti rak mainan, loker,

meja dan korsi belajar anak, almari, peralatan secretariat)

sesuai dengan kebutuhan.

kebutuhan kebituhan

Maksimal 20%

2. Pengadaan APE luar dan dalam. Maksimal 20 %

3. Pembelajaran di gunakan (magang, narasumber, proses

pembelajaran) Maksimal 40%

4. Manajemen Maksimal 20%

3. Hasil Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial Hasil pemanfaatan dana bantuan sosial ini adalah :

a. Adanya percontohan program TK atau KB di daerah yang berkarakteristik lokal.

b. Adanya peningkatan mutu dan perluasan akses layanan pendidikan anak usia dini

di daerah yang belum memiliki layanan penddikan nonformal khususnya

pendidikan anak usia dini.

Page 32: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 28

BAB VI

EVALUASI, PELAPORAN DAN PEMBINAAN

A. EVALUASI

1. Evaluasi Pembelajaran

a. Pengertian

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran

kelompok bermain/KB yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat

keberhasilan rencana pembelajaran.

b. Tujuan

Dengan dilakukannya evaluasi pembelajaran KB diharapkan untuk :

1) mengetahui status pertumbuhan dan tahap perkembangan anak

2) memperoleh pengumpulan informasi secara cermat yang diperlukan

untuk pengambilan keputusan yang diperlukan

3) mengetahui efektivitas materi, metode, sumber belajar, dan media untuk

pencapaian proses dan hasil pembelajaran.

4) menyusun perencanaan pembelajaran lebih lanjut.

5) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pembelajaran untuk

meningkatkan pembelajaran.

6) menyusun laporan pertumbuhan dan perkembangan anak.

7) memberikan informasi pada orang tua tentang kemajuan pertumbuhan dan

perkembangan anak.

c. Prinsip

1) Menyeluruh

Semua informasi tentang keberlangsungan program perlu dilaporkan untuk

memberikan umpan balik.

2) Berkesinambungan

Evaluasi dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk

memperoleh gambaran menyeluruh dari hasil pembelajaran untuk selanjutnya

dilakukan penyempurnaan.

3) Mendidik

Hasil evaluasi dan pelaporan digunakan untuk membina dan memberikan

dorongan kepada pendidik tentang proses pembelajaran (interaksi, lingkungan

dan alat) kepada anak agar dapat mencapai tahapan perkembangan secara lebih

optimal.

4) Kebermaknaan

Hasil evaluasi dan pelaporan harus bermakna bagi anak, pendidik dan orang tua

serta pihak lain yang memerlukan Instrumen Evaluasi.

Page 33: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 29

2. Evaluasi Penyelenggaraan Program

a. Pengertian

Adalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui apakah penyelenggaraan program

KB dapat dilaksanakan secara efektif. Evaluasi program merupakan langkah

awal dalam memberikan pembinaan dan menentukan kebijakan yang akan

dilakukan selanjutnya.

b. Tujuan Evaluasi

1) Untuk mengetahui sejauh mana kendala dan permasalahan yang

ditemukan/dihadapi dalam penyelenggaraan program KB, TK yang

selanjutnya dijadikan acuan dalam penyempurnaan dalam pembinaan dan

pengelolaan program selanjutnya.

2) Untuk memperoleh gambaran tentang penyelenggaraan KB, TK yang

berhubungan dengan anak didik, pendidik dan tenaga kependidikan,

kurikulum, sarana prasarana, pembiayaan.

c. Metode Evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan selama penyelenggaraan KB, TK dengan menggunakan

metode observasi, cek list, dan lainnya, sehingga diketahui kekuatan dan kendala

setiap komponen. Dapat juga dilakukan seusai tahun penyelenggaraan kegiatan

dengan menggunakan metode dokumentasi/observasi, angket (tanya jawab), cek

list, analisa dokumen, dan sebagainya, sehingga dapat ditentukan kebijakan

selanjutnya.

d. Aspek yang Dievaluasi

1) Kekuatan dan kelemahan penggunaan berugaq (validasi Berugaq PAUD)

2) Kesesuaian program dengan visi, misi, dan tujuan lembaga.

3) Kurikulum, Rencana Kegiatan Semester, Rencana Kegiatan Bulanan, dan

Rencana Kegiatan Harian, serta jadwal harian.

4) Kinerja pengelola, pendidik, dan tenaga administratif.

5) Keamanan, kenyamanan dan kebersihan lingkungan, sarana, alat bermain,

dan bahan bermain yang dimiliki serta digunakan anak.

6) Layanan lain yang dilaksanakan oleh lembaga jika ada, seperti kesehatan,

gizi makanan, dan pengasuhan anak.

7) Kelengkapan administrasi.

e. Waktu Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan secara berkala serta berkesinambungan

sesuai dengan kebutuhan, minimal setiap enam bulan sekali.

Page 34: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 30

B. PELAPORAN

1. Pengertian Pelaporan

Pelaporan adalah proses penyampaian data dan atau informasi mengenai kemajuan

setiap tahapan dari pelaksanaan kegiatan bermain.

2. Tujuan Pelaporan

Pelaporan dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan anak selama

berada di Kelompok Bermain.

3. Prinsip Pelaporan

a. Laporan disampaikan secara berkala.

b. Laporan disampaikan kepada orangtua.

c. Laporan dibuat secara sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami.

d. Laporan mencerminkan perkembangan anak dari rentang waktu tertentu.

e. Perkembangan anak meliputi aspek moral dan nilai agama, fisik, sosial

emosional, bahsa, dan kognisi.

f. Data yang dijadikan bahan laporan harus akurat dan sesuai kondisi yang terjadi.

g. Laporan bersifat deskriptif dan informatif.

h. Laporan memberikan rekomendasi untuk perbaikan/peningkatan tumbuh

kembang anak.

4. Jenis Pelaporan

Pelaporan dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis yakni

a. Pelaporan yang diberikan kepada orang tua peserta didik yang meliputi semua

aspek perkembangan anak. Pelaporan ini dimaksudkan agar orang tua dapat

mengetahui perkembangan anaknya selama bergabung dalam Kelompok

Bermain. Pelaporan yang diberikan kepada orang tua ini dalam bentuk buku

laporan perkembangan atau yang dikenal dengan nama Buku Raport.

b. Pelaporan yang diberikan kepada lembaga (yayasan) atau Dinas Pendidikan

setempat yang diserahkan setiap bulan, semester atau akhir tahun. Pelaporan ini

dalam bentuk laporan kelembagaan yang mencakup semua unsur program yang

meliputi: tenaga, sarana, prasarana, keuangan, dan lain lain.

c. Laporan yang diberikan ke BPPNFI selaku pengembang model berugaq PAUD

untuk mengetahui keefektifan, kelemahan dan kekuatan model sebagai bahan

perbaikan,

C. PEMBINAAN

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan pelaksanaan kegiatan KB & TK adalah keseluruhan proses kerjasama

untuk pembinaan terhadap peserta didik, pendidik dan pengelola, dalam rangka

mendukung peningkatan mutu pelayanan.

2. Tujuan Pembinaan

a. Pembinaan terhadap anak akan membantu anak meningkatkan kompetensi agar

sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

Page 35: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 31

b. Pembinaan terhadap pendidik akan membantu pendidik dalam meningkatkan

pengembangan profesionalisme pendidik.

c. Pembinaan terhadap pengelola untuk membantu pengelolaan yang lebih efektif

dan efisien antara lain dalam bentuk:

(1) meningkatkan profesionalisme tenaga pengelola pendidik serta menciptakan

iklim Kelompok Bermain yang kondusif;

(2) meningkatkan kemampuan pengelola sebagai penggagas (inovator dan

monivator) Kelompok Bermain agar mampu mencari, menemukan,

mengelola dan melaksanakan berbagai pembaharuan di lembaga;

3. Prinsip Pembinaan

Ketika pembinaan dijalankan, perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:

a. Obyektif

Pembinaan dilakukan berdasarkan pada kenyataan atas dasar data dan fakta yang

ditemukan di lapangan.

b. Demokratis

Dilakukan dengan sikap yang akrab, hangat, menjunjung tinggi martabat pendidik

dan kemitraan.

c. Kerjasama

Mengingat pembinaan mencakup ruang lingkup yang holistik, maka pembinaan

perlu menjalin kekompakan dan kebersamaan.

d. Konstruktif dan kreatif

Pembinaan dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, memotivasi dan

membangun dengan ide-ide baru, sehingga dapat memotivasi dalam

mengembangkan potensi pendidik.

e. Sistematis, terencana dan berkesinambungan.

Pembinaan perlu dilakukan secara terencana dengan program yang sistematis dan

terus menerus sehingga perbaikan dapat dilaksanakan dan dipantau untuk

diberikan usulan-usulan.

3. Pelaksana Pembinaan

Pelaksana pembinaan adalah Pamong SKB/BPKBM/BPPNFI selaku pengembang,

Penilik PAUDNI, Dinas Pendidikan Kab/Kota, Propinsi.

4. Peran dan Fungsi Pembinaan

a. Memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada pendidik dan tenaga

kependidikan untuk mengatasi masalah.

b. Memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan program.

c. Membimbing di bidang administrasi lembaga.

d. Menciptakan suasana yang hangat sehingga tercipta suasana kemitraan yang

akrab.

5. Teknik Pembinaan

Untuk melakukan pembinaan dapat digunakan beberapa tehnik, antara lain :

a. Observasi

Observasi kelas dapat dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan pendidik dan anak

dalam proses pembelajaran.

Page 36: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 32

b. Pertemuan rutin

Kegiatan ini dilakukan antara pembina dengan para pendidik dan pengelola dalam

rangka pembinaan dan sharing untuk memecahkan masalah yang dihadapi baik

dalam pembelajaran dan pengelolaan dalam menggali ide-ide baru dan untuk

meningkatkan mutu profesional pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Dalam

pertemuan rutin ini dapat digunakan tehnik berdikusi sehingga muncul sharing

pendapat/ide tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pembelajaran atau

penyelenggaraan.

Page 37: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 33

BAB VII

PENUTUP

Petunjuk pelaksanaan percontohan program ini dipergunakan untuk acuan penyelenggaraan

dan penyusunan proposal percontohan program PAUDNI. Informasi yang berkenaan

dengan aspek teknis dan administrative dapat berkomunikasi dengan :

Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal

dan Informal Regional VII Mataram

Jl. Gajah Mada No. 173 Kel. Jempong Baru Kec.

Sekarbela Kota Mataram Kode Pos 83116 Telp.

Page 38: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 34

LAMPIRAN

Lampiran 1:

Berikut adalah contoh format laporan tertulis hasil evaluasi perkembangan anak:

Nama Anak : .................................... K e l o m p o k U s i a : Nomor Induk : .............................. Semester : ......................... Tahun Pelajaran : ......................

Aspek Perkembangan dan Pencapaiannya

1. Moral dan nilai-nilai agama

2. Fisik/Motorik

3. Bahasa

4. Sosial emosi

5. Kognitif

I. Informasi Perkembangan:

II. Informasi Pertumbuhan dan Kehadiran:

Page 39: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 35

III. Rekomendasi untuk Orangtua 1. Berat Badan

2. Tinggi Badan

3. Kehadiran Ijin : Sakit: Alpa:

Tanggal, Paraf, dan Nama Pendidik Tanggal, Paraf dan Nama Orang Tua

Jakarta, ..............

( ................... )

(_______________)

CONTOH ANEKDOT

No Hari/

Tanggal Peristiwa

Tafsiran

(Interpretasi ) Keterangan

1 Selasa/ 8 April 20 . . .

Anak A1/A2 sebagian

mengamati ikan-ikan yang

mati di kolam

Mereka bertanya mengapa

ikannya bisa mati? Apa tidak

diberi makanan?

2 Rabu/ 9 April 20..

Kebanyakan anak yang

bermain pasir B2, mereka

dengan riang bermain, ada

yang menghambur-hamburkan

pasir, ada yang memasukkan

ke dalam botol, ada yang

membuat lobang di bak pasir

dan menaruhnya di kereta

dorong.

1.Mereka mempunyai imajinasi

yang tinggi

2. Mengembangkan kreatifitas

anak-anak dengan menggunakan

alat bermain seperti pasir,, botol

dan kereta dorong

Anak-anak merapikan kembali

alat-alat bermain

seperti,botoldan

kereta dorongnya

3 Kamis/ 10 April

20..

Mulai pukul 8.30 anak-anak

mengunj ungi perpustakaan.

Dua anak pertama menyusun

balok dan bergantian dengan

yang lain. Anak yang lain

membaca buku

Anak mengembangkan

imaj inasinya dengan membangun

sesuatu dari balok dan dapat

menceritakan hasil buatannya

Anak lebih menyukai buku

bergambar atau buku cerita.

Anak-anak meletakan

kembali buku dan

balok ke tempat

semula dengan tertib

Mengetahui ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................. , .......

Kepala PAUD Pendidik

Page 40: Juklak PAUD

Lampiran 5:

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 36

CONTOH

FORMAT BUKU ADMINISTRASI PERSURATAN No Tanggal Asal Surat Isi Surat Keterangan

1. 7 April 20.. Dinas Pendidik-an Kec.

Banyu-manik, No. 184/005/05

Rapat daerah binaan I, di

Kelompok Bermain Mutiara

Bunda

Bu Ani dan Bu Ina

Mengetahui ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ , ......

Kepala PAUD Pendidik

Page 41: Juklak PAUD

Lampiran 5:

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 37

CONTOH BUKU KAS No Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo

I. Pemasukan

1. Uang pangkal 500.000 2. Sumbangan Orang tua 500.000

II. Pengeluaran

1. Spidol 10.000 2. Kertas 50.000 50.000 3. Buku Cerita 50.000

Jumlah 1.000.000 110.000 890.000

Mengetahui ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ , .......

Kepala PAUD Pendidik

Page 42: Juklak PAUD

Lampiran 5:

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 38

KARTU PEMBAYARAN ANAK DIDIK

KELOMPOK BERMAIN .......

TAHUN AJARAN ............................. .

Nama Siswa : ................................

No.Induk Siswa : ................................

Alamat : .................................... No. Telepon ............................................. :

No. Tanggal Nominal Paraf Orangtua Paraf Adm.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Mengetahui .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................,.......

Kepala PAUD Pendidik

Page 43: Juklak PAUD

Lampiran 5:

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 39

CONTOH BENTUK PERENCANAAN ANGGARAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KELOMPOK BERMAIN

Nama Lembaga :

Tahun Ajaran :

PENDAPATAN PENGELUARAN

No Uraian Jumlah No Uraian Jumlah

I Permasalahan Utama

1 Iuran per anak Rp 1 Operasional Rp

2 Sumbangan Rp a Pengadaan APE Rp

orang tua b Pengadaan buku Rp

kegiatan II Lain-lain Rp 2 Pelaksanaan Kegi- Rp

(Sumbangan atan Pembelajaran masyarakat) (kapur, kertas, dll) 3 Administrasi Lembaga Rp

(buku induk, buku tamu, stempel) 4 Pemeliharaan Gedung Rp

5 Kesejahteraan Pegawai Rp

a Pengelola Rp

b Pendidik Rp

c Petugas kebersihan/ Rp

penjaga 6 Pendataan Rp

7 Kegiatan Tambahan Rp

a Kesenian Rp

b Perpustakaan Rp

c Pemberian Makanan Rp

Tambahan d Pemeriksaan Rutin Rp

Kesehatan Anak e Rekreasi Rp

f,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Rp

Jumlah Rp Jumlah Rp

Mengetahui

Kepala PAUD Administrator

Page 44: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 40

Lampiran 6

PEMENUHAN PELAYANAN KESEHATAN, GIZI, DAN STIMULASI PENDIDIKAN BAGI

ANAK USIA DINI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN ESENSIAL ANAK

NO SIKLUS/

USIA ANAK KEBUTUHAN ESSENSIAL JENIS LAYANAN

1 Janin dalam

kandungan

sampai lahir

1. Asupan gizi seimbang - Pemberian makanan bergizi seimbang

- Suplementasi gizi mikro

2. Janin tumbuh kembang secara

normal

Pelayanan pemeriksaan kehamilan

Stimulasi janin dalam kandungan

Penyuluhan tentang konsep diri ibu hamil

3. Pencegahan dan pengobatan

penyakit

- I munisasi TT - Pencegahan penyakit menular

lainnya - Pengobatan

4. Asuhan persalinan Pertolongan persalinan

5. Asuhan bayi baru lahir - Pencatatan berat dan panjang lahir

- Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

yang mencakup antara lain: Pemeriksaan kesehatan

Penanganan penyakit

Injeksi vitamin K1

Pemberian salep mata Perawatan tali pusar

- Menjaga bayi tetap hangat

2 Bayi 0 -28 ha r i 1. Asupan gizi seimbang - Inisiasi menyusu dini - Pemberian ASI ekslusif - Pemberian makanan bergizi seimbang bagi

ibu - Fortifikasi/Suplementasi gizi mikro bagi

ibu 2. Pencegahan penyakit Pemberian Imunisasi

3. Tumbuh kembang normal Stimulasi tumbuh kembang

4. Akte kelahiran Pencatatan kelahiran & penerbitan akte kelahiran

3 Bayi dan anak 1 –

24 bulan

1. Asupan gizi seimbang Pemberian ASI ekslusif sejak lahir sampai usia 6

bulan

Pemberian makanan bergizi dan fortifikasi/

Suplementasi gizi mikro kepada ibu

Pemberian ASI untuk anak usia 6-24 bulan

Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)

mulai usia 6 bulan

Pemberian makanan keluarga bergizi seimbang

untuk anak usia 1 tahun keatas

Pemberian zat gizi mikro mulai usia 6 bulan

2. Tumbuh kembang normal Penimbangan setiap bulan

Stimulasi oleh keluarga dan lingkungan

(pengasuhan bersama)

Penyuluhan stimulasi tumbuh kembang bagi ibu,

keluarga, dan pengasuh lainnya

Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(DI DTK)

3. Pencegahan dan pengobatan

penyakit

Imunisasi lengkap sebelum usia 1 tahun

Manajemen terpadu balita sakit (MTBS)

Perawatan bal ita gizi buruk

Pencegahan penyakit menular.

4 A nak 2-6 tahun 1. Asupan gizi seimbang Pemberian makanan dengan gizi sei mbang

(makanan keluarga)

Fortifikasi /suplementasi zat gizi mikro sampai

usia 5 tahun

2. Tumbuh kembang normal Penimbangan balita setiap bulan sampai usia 5

Page 45: Juklak PAUD

Petunjuk Teknis Percontohan Beruqaq PAUD (KB & TK)| 41

NO SIKLUS/

USIA ANAK KEBUTUHAN ESSENSIAL JENIS LAYANAN

tahun

Stimulasi oleh keluarga dan lingkungan

Penyuluhan stimulasi tumbuh kembang bagi ibu,

keluarga, dan pengasuh lainnya

Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(DIDTK)

3. Pencegahan dan pengobatan

penyakit

Imunisasi booster

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Perawatan balita gizi buruk

Pencegahan penyakit menular lainnya

4. Pengembangan kecerdasan

jamak: - Verbal/bahasa - Matematika/logika

- Visual-spasial

- Kinestetik dan gerakan tubuh

- Musik-irama

- Interpersonal

- Intrapersonal

- Naturalis - Spiritual

- Pemberian rangsangan pendidikan sesuai

tahap perkembangan dan potensi anak yang

mencakup: (1) pembiasaan sikap dan perilaku

positif (pembentukan karakter); (2)

pengembangan fisik dan motorik (3) sosial dan

emosional, (4) bahasa dan komunikasi, (5)

kognitif, (6) seni dan kreativitas.

- Bimbingan keagamaan sesuai usia dan tahap

perkembangan anak.

5 Janin sampai 6

tahun

- Penerimaan dan kasih sayang - Asuhan dan perlindungan

Pemeliharaan, perawatan, bimbingan,

pendidikan, pembinaan dan perlindungan.

6 Janin sampai 6

tahun yang

mempunyai

kebutuhan khusus

- Penerimaan dan kasih sayang.

- Pemeliharaan dan perawatan.

- Asuhan, bimbingan, didikan dan

pembinaan.

- Perlindungan.

- Pemeliharaan, perawatan, bimbingan,

pendidikan, pembinaan dan perlindungan

sesuai kebutuhan khususnya.

- Pendidikan inklusif/non-

diskriminatif. - Sistem rujukan.

Sumber: Bappenas, Buku Saku Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif, 2010.

Penjelasan:

Menu dengan gizi seimbang adalah beraneka ragam dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Beraneka ragam

artinya bahan makanan mengandung semua zat gizi (karbonhidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta serat).

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksanan balita sakit yang

datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya pengobatan terhadap penyakit:

pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

meliputi imunisasi, pemberian Vitamin A dan konseling pemberia.

Page 46: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia 0-6 tahun merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan

seorang anak. Perkembangan di masa ini akan menentukan tahap perkembangan anak

selanjutnya. Untuk itu perlu adanya suatu usaha untuk merangsang seluruh potensi anak agar

pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Hal ini sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang

menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan

dari kekerasan dan diskriminasi. Salah satu implementasinya adalah setiap anak usia dini

berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi dan

kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.

Salah satu cara dalam pemenuhan hak anak dalam bidang pendidikan adalah melalui layanan

Satuan PAUD Sejenis (SPS). SPS merupakan salah satu layanan Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) minimal yang pelaksanaannya berintegrasi dengan layanan lain, antara lain dengan

Posyandu, TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran), sekolah minggu dan lainnya.

SPS diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari tidak meratanya akses dan layanan

PAUD di Indonesia. SPS merupakan bentuk layanan minimal bagi daerah yang belum

memiliki layanan PAUD. Kurangnya layanan akses pendidikan bagi anak usia dini terutama

dirasakan di daerah terpencil.

Daerah terpencil merupakan daerah yang dari segi akses dan kesempatan masih sangat

kurang. Kesempatan dalam hal ini juga mengenai pendidikan, terutama pendidikan bagi anak

usia dini. Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman budaya dan adat istiadat,

begitu pula pada masyarakat daerah terpencil masyarakat di daerah terpencil pada umumnya

masih menjaga dan memiliki kearifan lokal yang berlaku dan tertanam dalam kehidupan

keseharian mereka. Kearifan lokal yang dimaksudkan tentu saja akan memberi pengaruh

terhadap upaya pemberian stimulasi dalam proses pendidikan bagi anak usia dini tersebut.

Dapat dijabarkan kemudian bahwa budaya lokal secara umum didefinisikan sebagai

Page 47: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

kebiasaan-kebiasaan yang berlaku bagi masyarakat di lingkungan tertentu, dapat kemudian

berupa kesenian (lagu dan tarian tradisional), nilai-nilai budaya (kearifan lokal) bahkan

permainan tradisional. Menjadi sebuah keharusan bagi pendidik dan tenaga kependidikan

anak usia dini untuk tidak mencerabut akar budaya lokal yang berlaku dalam proses

pendidikan bagi anak usia dini.

Kaitannya dengan bentuk-bentuk dari PAUD, yang terdiri dari Satuan PAUD Sejenis (SPS),

Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK),

yang akan juga mencerminkan fokus pendidikan dalam setiap jenisnya, walaupun

kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencerdaskan dan mengoptimalkan

proses tumbuh kembang anak usia dini.

Permasalahan tersebut memerlukan suatu upaya pemecahan, sehingga bisa memberikan

pelayanan pendidikan bagi anak usia dini di daerah terpencil dengan tetap berlandaskan atau

berkarakter nilai-nilai kebudayaan lokal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan

pengembangan program SPS berkarakter budaya lokal di daerah terpencil. Model tersebut

diharapkan menjadi salah satu alternatif untuk melayani anak usia 0-6 tahun terutama di

daerah terpencil yang belum terlayani PAUD .

Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya layanan PAUD, khususnya daerah terpencil,

dimana kemungkinannya belum ada layanan PAUD sama sekali sebelumnya. Sebagai

langkah awal, diselenggarakanlah SPS sebagai layanan PAUD minimal di daerah terpencil.

Sesuai dengan hal yang juga menjadi prioritas yaitu penanaman karakter sejak usia dini,

maka bentuk penyelenggaraan SPS berkarakter budaya lokal di daerah terpencil dapat

disebut kemudian sebagai upaya pemecahan masalah sehingga dapat memberikan layanan

pendidikan bagi anak usia dini dengan mengintegrasikan kebiasaan-kebiasaan maupun

budaya lokal yang berkembang di daerah yang dapat dimunculkan kembali dan diajarkan

kepada anak usia dini sehingga sejak usia dini anak-anak paham dan mengerti budaya-

budaya yang berkembang di wilayahnya.

Page 48: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

3. Undang-undang Nomor 4 tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional Pendidikan.

5. Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolalan Penyelenggaraan

Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.66 Tahun

2010

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

7. Peraturan menteri Pendidikan Naional No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar

Pendidikan Anak Usia Dini.

C. Tujuan

Tujuan Petunjuk Teknis Program Percontohan PAUD adalah:

1. Sebagai petunjuk teknis bagi UPTD BPKB/SKB, penyelenggara, pengelola, dan

pendidik program SPS Berkarakter Budaya Lokal.

2. Sebagai petunjuk teknis bagi UPTD BPKB/SKB terkait dalam melakukan pembinaan

program SPS Berkarakter Budaya Lokal.

3. Memberikan layanan SPS yang pengelolaannya di bawah pembinaan pemerintah

desa/kelurahan.

4. Memberikan layanan SPS Berkarakter Budaya Lokal yang dapat menjangkau

masyarakat luas hingga ke pelosok pedesaan.

5. Menggerakkan orangtua dan keluarga untuk melakukan pola asuh positif di rumah

D. Ruang Lingkup dan Pengertian

1. Ruang Lingkup :

Petunjuk Teknis ini hanya mengatur penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia dini

yang diselenggarakan dalam bentuk SPS dan hubungannya dengan program layanan

terkait, terutama Bina Keluarga Balita dan Posyandu.

Page 49: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

2. Pengertian :

a. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas).

b. Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur

pendidikan non formal yang dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan

berbagai program layanan anak usia dini yang telah ada di masyarakat (seperti

posyandu, Bina Keluarga Balita, Taman Pendidikan Al-Quran, Taman Pendidikan

Anak Sholeh, Sekolah Minggu, Taman Anak-Anak Muslim, sekolah Banjar dan

Bina Iman). (Rirektorat PAUD, 2010)

c. Satuan PAUD Sejenis (SPS) Berkarakter Budaya Lokal di daerah terpencil adalah

sebuah program layanan minimal PAUD yang berintegrasi dengan layanan

lainnya dengan menggunakan kebiasaan, adat istiadat, serta kesenian yang

berkembang di wilayah tersebut sebagai dasar pembentukan dan

pengembanganya.

Page 50: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

BAB II

PERCONTOHAN PROGRAM SPS

PRINSIP PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCONTOHAN

SPS BERKARAKTER BUDAYA LOKAL

A. Pengertian

1. Percontohan

Pengertian percontohan dalam petunjuk teknis ini, dibatasi pada suatu kegiatan/

program yang mempunyai keunggulan dalam pelaksanaannya, dan menghasilkan suatu

dampak positif terhadap sasaran pelaksanaan program tersebut. Keunggulannya, dapat

dilihat dari adanya pola atau strategi yang kreatif dan inovatif, yang dipergunakan oleh

pelaksana program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan

adanya keunggulan tersebut, maka program itu, bisa/ memungkinkan untuk dijadikan

sebuah role mode/ contoh ideal, bagi pelaksanaan program sejenis.

2. Program SPS

Program SPS merupakan satuan-satuan PAUD selain Taman Kanak-Kanak (TK),

Kelompok Bermain (Playgroup) dan Taman Penitipan Anak (TPA) yang

terintegrasikan dengan berbagai layanan pendidikan anak usia dini yang telah ada

dimasyarakat seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita, Taman Pendidikan Al Qur’an,

Pendidikan Anak Kristen, Bina Iman Anak atau layanan terkait lainnya.

B. Prinsip PAUD

Prinsip-prinsip yang di terapkan dalam program Pendidikan Anak Usia Dini sebagai

berikut :

1. Berorientasi pada kebutuhan anak.

Pada dasarnya setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan

fisik, rasa aman, dihargai, tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan kebutuhan untuk

diakui. Anak tidak bisa belajar dengan baik apabila dia lapar, merasa tidak aman/

takut, lingkungan tidak sehat, tidak dihargai atau diacuhkan oleh pendidik atau

temannya. Hukuman dan pujian tidak termasuk bagian dari kebutuhan anak, karenanya

Page 51: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

pendidik tidak menggunakan keduanya untuk mendisiplinkan atau menguatkan usaha

yang ditunjukkan anak.

2. Sesuai dengan perkembangan anak.

Setiap usia mempunyai tugas perkembangan yang berbeda, misalnya pada usia 4 bulan

pada umumnya anak bisa tengkurap, usia 6 bulan bisa duduk, 10 bulan bisa berdiri,

dan 1 tahun bisa berjalan. Pada dasarnya semua anak memiliki pola perkembangan

yang dapat diramalkan, misalnya anak akan bisa berjalan setelah bisa berdiri. Oleh

karena itu pendidik harus memahami tahap perkembangan anak dan menyusun

kegiatan sesuai dengan tahapan perkembangan untuk mendukung pencapaian tahap

perkembangan yang lebih tinggi.

3. Sesuai dengan keunikan setiap individu.

Anak merupakan individu yang unik, masing-masing mempunyai gaya belajar yang

berbeda. Ada anak yang lebih mudah belajarnya dengan mendengarkan (auditori), ada

yang dengan melihat (visual) dan ada yang harus dengan bergerak (kinestetik). Anak

juga memiliki minat yang berbeda-beda terhadap alat/ bahan yang

dipelajari/digunakan, juga mempunyai temperamen yang berbeda, bahasa yang

berbeda, cara merespon lingkungan, serta kebiasaan yang berbeda. Pendidik

seharusnya mempertimbangkan perbedaan individual anak, serta mengakui perbedaan

tersebut sebagai kelebihan masing-masing anak. Untuk mendukung hal tersebut

pendidik harus menggunakan cara yang beragam dalam membangun pengalaman

anak, serta menyediakan ragam main yang cukup.

4. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain.

Pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Melalui bermain anak

belajar tentang: konsep-konsep matematika, sains, seni dan kreativitas, bahasa, sosial,

dan lain-lain. Selama bermain, anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan

aspek-aspek/nilai-nilai moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan

seni. Pembentukan kebiasaan yang baik seperti disiplin, sopan santun, dan lainnya

dikenalkan melalui cara yang menyenangkan.

5. Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari

gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.

Page 52: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

a. Anak belajar mulai dari hal-hal yang paling konkrit yang dapat dirasakan oleh

inderanya (dilihat, diraba, dicium, dicecap, didengar) ke hal-hal yang bersifat

imajinasi.

b. Anak belajar dari konsep yang paling sederhana ke konsep yang lebih rumit,

misalnya mula-mula anak memahami apel sebagai buah kesukaannya, kemudian

anak memahami apel sebagai buah yang berguna untuk kesehatannya.

c. Kemampuan komunikasi anak dimulai dengan menggunakan bahasa tubuh lalu

berkembang menggunakan bahasa lisan.

d. Anak memahami lingkungannya dimulai dari hal-hal yang terkait dengan dirinya

sendiri, kemudian ke lingkungan dan orang-orang yang paling dekat dengan

dirinya, sampai kepada lingkungan yang lebih luas.

Dengan demikian pendidik harus menyediakan alat-alat main yang paling konkrit

sampai alat main yang bisa digunakan sebagai pengganti benda yang sesungguhnya.

Pendidik juga harus memahami bahasa tubuh anak dan membantu mengembangkan

kemampuan bahasa anak melalui kegiatan main.

6. Anak sebagai pembelajar aktif.

Dalam proses pembelajaran, anak merupakan subjek/pelaku kegiatan dan pendidik

merupakan fasilitator. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai

banyak ide, dan tidak bisa berdiam dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu pendidik

harus menyediakan berbagai alat, memberi kesempatan anak untuk memainkan

berbagai alat main dengan berbagai cara, dan memberikan waktu kepada anak untuk

mengenal lingkungannya dengan caranya sendiri. Pendidik juga harus memahami dan

tidak memaksakan anak untuk duduk diam tanpa aktifitas yang dilakukannya dalam

waktu yang lama.

7. Anak belajar melalui interaksi sosial

Pembelajaran anak melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun dengan

teman sebaya yang ada di lingkungannya. Salah satu cara anak belajar adalah dengan

cara mengamati, meniru, dan melakukan. Orang dewasa dan teman-teman yang dekat

dengan kehidupan anak merupakan obyek yang diamati dan ditiru anak. Melalui cara

ini anak belajar cara bersikap, berkomunikasi, berempati, menghargai, atau

pengetahuan dan keterampilan lainnya. Pendidik dan orang-orang dewasa di sekitar

Page 53: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

anak seharusnya peka dan menyadari bahwa dirinya sebagai model yang pantas untuk

ditiru anak dalam berucap, bersikap, merespon anak dan orang lain, sehingga dapat

membantu anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan kematangan

emosinya.

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar.

Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi anak.

Lingkungan berupa lingkungan fisik berupa penataan ruangan, penataan alat main,

benda-benda, perubahan benda (daun muda - daun tua, daun kering, dst.), cara kerja

benda (bola didorong akan menggelinding, sedangkan kubus didorong akan

menggeser, dst.), dan lingkungan non fisik berupa kebiasaan orang-orang sekitar,

suasana belajar (keramahan pendidik, pendidik yang siap membantu, dst.). Pendidik

seharusnya menata lingkungan yang menarik, menciptakan suasana hubungan yang

hangat antar pendidik, antar pendidik dan anak, dan anak dengan anak. Pendidik juga

memfasilitasi anak untuk mendapatkan pengalaman belajar di dalam dan di luar

ruangan secara seimbang dengan menggunakan benda-benda yang ada di lingkungan

anak. Pendidik juga mengenalkan kebiasaan baik, nilai-nilai agama dan moral di setiap

kesempatan selama anak di lembaga dengan cara yang menyenangkan.

9. Merangsang munculnya kreativitas dan inovatif.

Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi kreativitas yang sangat tinggi. Ketika anak

diberi kesempatan untuk menggunakan berbagai bahan dalam kegiatan permainannya,

maka anak akan dapat belajar tentang berbagai sifat dari bahan-bahan tersebut.

Ijinkanlah anak bersentuhan dengan aneka bahan dengan berbagai jenis, tekstur,

bentuk, ukuran, dll. Mereka dapat menciptakan produk-produk baru dengan inovasi

mereka setelah bereksplorasi dengan berbagai bahan tersebut. Pendidik perlu

menghargai setiap kreasi anak apapun bentuknya sebagai wujud karya kreatif mereka.

Dengan kreativitas, nantinya anak akan dapat memiliki pribadi yang kreatif sehingga

mereka dapat memecahkan persoalan kehidupan dengan cara-cara yang kreatif. Ide-ide

kreatif dan inovatif mereka dapat menunjang untuk menjadi seorang wirausaha yang

dapat meningkatkan perekonomian negara.

Page 54: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

10. Mengembangkan kecakapan hidup anak.

Kecakapan hidup merupakan suatu ketrampilan yang perlu dimiliki anak melalui

pengembangan karakter. Karakter yang baik dapat dikembangkan dan dipupuk

sehingga menjadi modal bagi masa depannya kelak. Kecakapan hidup diarahkan untuk

membantu anak menjadi mandiri, tekun, bekerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, dan

mampu membangun hubungan dengan orang lain. Kecakapan hidup merupakan

keterampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak. Ini akan sangat menunjang

seseorang agar kelak dapat menjadi orang yang berhasil. Untuk itu pendidik harus

percaya bahwa anak mampu melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Pendidik juga

harus mendukung kemampuan kecakapan hidup penataan lingkungan yang tepat,

menyediakan kegiatan main yang beragam, serta menghargai apapun yang dihasilkan

oleh anak.

11. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar.

Sumber dan media belajar untuk PAUD tidak terbatas pada alat dan media hasil

pabrikan, tetapi dapat menggunakan berbagai bahan dan alat yang tersedia di

lingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi kesehatan anak. Air, tanah lempung, pasir,

batu-batuan, kerang, daun-daunan, ranting, karton, botol-botol bekas, perca kain, baju

bekas, sepatu bekas, dan banyak benda lainnya dapat dijadikan sebagai media belajar

untuk mengenalkan banyak konsep; matematika, sains, sosial, bahasa, dan seni.

Dengan menggunakan bahan dan benda yang di sekitar anak belajar tentang menjaga

lingkungan, pelestarian alam, dan lainnya. Sumber belajar juga tidak terbatas pada

pendidik, tetapi orang-orang yang ada di sekitarnya. Misalnya anak dapat belajar

tentang tugas dan cara kerja petani, peternak, polisi, pak pos, petugas pemadam

kebakaran, dan lainnya dengan cara mengunjungi tempat kerja mereka atau

mendatangkan mereka ke lembaga PAUD untuk menunjukkan kepada anak bagaimana

mereka bekerja.

12. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya.

PAUD merupakan wahana anak tumbuh dan berkembang sesuai potensi dengan

berdasarkan pada sosial budaya yang berlaku di lingkungan. Pendidik seharusnya

mengenalkan budaya, kesenian, dolanan anak, baju daerah menjadi bagian dari setting

dan pembelajaran baik secara regular maupun melalui kegiatan tertentu.

Page 55: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

13. Melibatkan peran serta orangtua yang bekerja sama dengan para pendidik di lembaga

PAUD.

Orangtua menjadi sumber informasi mengenai kebiasaan, kegemaran, ketidaksukaan

anak, dan lain-lain yang digunakan pendidik dalam penyusunan program

pembelajaran. Orangtua juga dilibatkan dalam memberikan keberlangsungan

pendidikan anak di rumah. Untuk seharusnya lembaga PAUD memiliki jadwal

pertemuan orang tua secara rutin untuk berbagi informasi tentang kebiasaan anak,

kemajuan, kesulitan, rencana kegiatan bersama anak dan orang tua, harapan-harapan

orang tua untuk perbaikan program, dst. Dengan adanya program orang tua diharapkan

stimulasi yang anak dapatkan di lembaga dan di rumah menjadi sejalan dan saling

menguatkan.

14. Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek

perkembangan.

Saat anak melakukan sesuatu, sesungguhnya ia sedang mengembangkan berbagai

aspek perkembangan/kecerdasannya. Sebagai contoh saat anak makan, ia

mengembangkan kemampuan bahasa (kosa kata tentang nama bahan makanan, jenis

makanan, dsb.), gerakan motorik halus (memegang sendok, membawa makanan ke

mulut), kemampuan kognitif (membedakan jumlah makanan yang banyak dan sedikit),

kemampuan sosial emosional (duduk dengan tepat, saling berbagi, saling menghargai

keinginan teman), dan aspek moral (berdoa sebelum dan sesudah makan). Program

pembelajaran dan kegiatan anak yang dikembangkan pendidik seharusnya ditujukan

untuk mencapai kematangan semua aspek perkembangan. Selama anak bermain

pendidik juga harus mengamati kegiatan anak untuk mengetahui indikator-indikator

yang telah dicapai anak di setiap perkembangannya.

Page 56: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

C. Prinsip Penyelenggaraan SPS

Penyelenggaraan program SPS Berkarakter Budaya Lokal Di daerah Terpencil

menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Pemberdayaan Masyarakat

SPS dikelola dengan prinsip “dari, oleh dan

untuk masyarakat”. SPS dibentuk atas

kesepakatan masyarakat dan dikelola

berdasarkan asas gotong royong, kerelaan

dan kebersamaan. Pembinaan SPS di tingkat

dusun/desa dapat dilakukan oleh perangkat

masyarakat yang beranggotakan unsur-unsur

perangkat dusun, tokoh masyarakat, dan

pihak lain yang terkait dan dapat

berpartisipasi.

2. Pengembangan Budaya lokal

Budaya lokal dalam konteks model ini mencakup kepada nilai-nilai dan kebiasaan-

kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat setempat. Dalam prakteknya, pembelajaran

dapat menggunakan unsur-unsur budaya lokal, yang terlihat dalam kebiasaan, kesenian,

tarian dan permainan tradisional bahkan dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan.

3. Kesederhanaan Layanan

Prinsip kesederhanaan terdiri atas kesederhanaan program, kesederhanaan mainan,

kesederhanaan pengelolaan, dan kesederhanaan tempat.

a. Kesederhanaan program. Program pembelajaran pada SPS dilakukan secara

sederhana dalam bentuk SPS, yang dapat berintegrasi dengan Posyandu, BKB, dan

Taman Pendidikan Al-Quran. Untuk kelompok belajar pada SPS ini dapat diberikan

pengelompokkan berdasarkan usia, sebagai contoh 0-2 tahun, 2-3 tahun, 4-5 tahun dan

6 tahun. Proses pembelajaran paling sedikit satu kali dalam seminggu.

b. Kesederhanaan mainan. Kesederhanaan mainan, atau dapat disebut juga dengan

APE (Alat Permainan Edukatif), APE dapat dikemas sesederhana mungkin dan dapat

di tata rapi sesuai dengan jenis-jenisnya. berdasarkan isi dan jenis dari mainan APE

tersebut sebagian dapat dibeli dan sebagian lainya dapat dikembangkan sendiri oleh

Page 57: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

pendidik. Kesederhanaan mainan disini lebih berfokus kepada bagaimana

mengembangkan bahan-bahan lokal sebagai sumber dan media, namun tetap sesuai

dengan konsep tahap perkembangan anak.

Idealnya juga terdapat APE luar, diupayakan untuk dibuat sendiri dari bahan yang

tersedia di lingkungan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi kekayaan

alam yang tersedia di sekitar, seperti pasir, air, biji-bijian, batu-batuan, tanah liat,

kayu/ranting, dedaunan, dll. Disamping itu, pemanfataan bahan limbah seperti kertas

bekas, karton, botol minuman juga sangat dianjurkan.

c. Kesederhanaan Pengelolaan

SPS dikelola oleh masyarakat lingkungan dengan dukungan dari tokoh masyarakat,

tokoh agama, aparat pemerintah daerah setempat sebagai dewan pembina. Dapat juga

kemudian diupayakan kemitraan dengan kalangan usaha/industri setempat, pemerhati

pendidik, dan budayawan.

d. Kesederhanaan Tempat

Sesuai dengan pengertian SPS, yaitu ikut mendampingi program layanan yang sudah

ada, maka tempat penyelenggaraan SPS dapat memanfaatkan bangunan atau fasilitas

umum yang tersedia di lingkungan seperti Balai Desa, prasarana ibadah, atau tempat

lain yang tersedia dan terjangkau oleh masyarakat.

Page 58: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

BAB III

TEKNIS PENYELENGGARAAN SPS BERKARAKTER BUDAYA LOKAL

DI DAERAH TERPENCIL

A. Unsur-unsur Penyelenggaraan SPS Berkarakter Budaya Lokal di Daerah Terpencil

Untuk menyelenggarakan SPS Berkarakter Budaya Lokal di Daerah terpencil memerlukan

beberapa unsure, diantaranya adalah :

1. Peserta Didik

Peserta didik di SPS Berkarakter Budaya Lokal adalah anak usia 0-6 tahun yang belum

terlayani PAUD. Setiap anak yang akan

mengikuti SPS harus didaftarkan terlebih

dahulu. Tujuannya untuk mempermudah

pengelompokkan dan tertib administrasi.

Pendaftaran calon peserta dilakukan oleh

pengelola bersama pendidik. Pendaftaran

dilakukan di lokasi penyelenggaraan SPS.

Pendaftaran calon peserta didik dapat

menjadi sarana berbagi tanggung jawab dan meningkatkan komitmen orangtua dalam

mendukung program SPS.

Kegiatan SPS sudah dapat dimulai walaupun yang terdaftar baru 10 anak. Pendaftaran

calon peserta dapat dilakukan sepanjang tahun, selama tempat masih tersedia. Bila

jumlah setiap kelompok sudah maksimal, dapat dibentuk kelompok baru sepanjang

tersedia tempat dan pendidiknya.

2. Pengelola SPS

Pengelola adalah sekelompok masyarakat setempat yang bertanggungjawab mengelola

program SPS. Pengelola ini bertanggungjawab mengelola program agar dapat berjalan

sesuai dengan perencanaan dan harapan. Kualifikasi dari pengelola antara lain adalah:

a. Pendidikan minimal SMA

b. Memiliki kemampuan mengelola SPS

c. Sehat jasmani dan rohani serta berbudi pekerti luhur

d. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan keyakinan

Page 59: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

e. Bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan kebutuhan anak

f. Bersedia menjadi pengelola

g. Mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pelaksanaan pendidikan bagi anak usia

dini

Struktur organisasi pengelola minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Tugas

dari pengelola antara lain:

a. membentuk dan mengelola program

b. menangani administrasi program

c. menyiapkan sarana dan prasarana

d. melakukan pembinaan program

e. membuat laporan berjalannya program

Penyelenggara :

a. Lembaga penyelenggara SPS dapat berbentuk organisasi kemasyarakatan, organisasi

wanita, SKB/BPKB, atau lembaga lainnya yang memiliki kedudukan yang jelas.

b. Lembaga penyelenggara berperan sebagai penyedia layanan dengan mencarikan

berbagai sumber pendanaan, baik untuk rintisan maupun untuk operasional SPS

c. Lembaga penyelenggara bertanggungjawab membina SPS yang menjadi binaannya.

d. Tugas Penyelenggara:

1) Menyusun rencana pembentukan SPS.

2) Menentukan lokasi SPS.

3) Melakukan sosialisasi manfaat SPS.

4) Menyiapkan paket APE.

5) Menyelenggarakan pelatihan Pendidik SPS.

6) Membina kegiatan SPS.

7) Mengajukan proposal pembentukan Pos PAUD dalam hal memerlukan bantuan

dana dari pemerintah.

8) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan kepada

instansi pemberi dana dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota

dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan setempat.

Page 60: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

3. Pendidik

Pendidik menentukan tujuan dan sasaran belajar, membantu pembentukan nilai-nilai pada

anak, menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan, dan menjadi model perilaku

bagi siswa.

Penidik pada program ini idealnya memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai pendidik

SPS sebagai berikut:

a. Pendidikan Minimal SLTA/sederajat atau disesuaikan SDM wilayah tersebut

b. Sehat jasmani dan rohani

c. Bersedia dan sanggup menjadi pendidik di SPS

d. Berdomisili di lokasi penyelenggaraan

e. Memahami tahapan tumbuh kembang anak sesuai tahapan usia (yang dapat disiasati

dengan gambar atau poster sederhana)

f. Menyayangi anak kecil dan memiliki kemampuan dalam membimbing anak usia dini

sebagai peserta didik

g. Menguasai dan memiliki kreativitas dalam menggunakan APE secara sederhana

Untuk disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya, maka jumlah pendidik pada

program tergantung pada kondisi dan kemampuan lembaga, serta jumlah anak. Rasio

pendidik dan peserta didik secara ideal, disesuaikan dengan standar PAUD Nasional

(PERMENDIKNAS RI NO. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia

Dini). Namun hal tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan rentang usia dari

peserta didik. Perbandingan rasio pendidik dengan peserta didik dapat digambarkan

sebagai berikut:

1) Usia 3 bulan sampai 12 bulan dengan perbandingan 1 pendidik untuk 4 anak

2) Usia 1,1 tahun sampai dengan 3 tahun dengan perbandingan 1 pendidik untuk 6 anak

3) Usia 3,1 tahun sampai dengan 4 tahun 1 pendidik untuk 8 anak

4) Usia 4,1 tahun sampai dengan 6 tahun dengan perbandingan 1 pendidik untuk 12

anak.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah segala hal yang mendukung proses belajar dan

pembelajaran. Untuk program SPS ini, sarana dan prasarana minimal dapat berupa Alat

Permainan Edukatif (APE) terdiri dari alat permainan edukatif luar dan dalam. APE dapat

Page 61: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

dikembangkan sendiri dengan menggunakan dan mengoptimalkan bahan yang tersedia di

lingkungan sehingga memiliki kekhasan budaya lokal.

B. Teknis Pembentukan SPS

1. Pemilihan lokasi sasaran

Kriteria lokasi sasaran yang utama adalah daerah terpencil dengan ketiadaan lembaga

PAUD sebelumnya. Salah satu kriteria yang juga diperhatikan adalah keberadaan

Posyandu atau kegiatan lainnya yang terkait yang masih aktif untuk diintegrasikan dengan

program SPS.

2. Identifikasi lingkungan

Dalam melakukan identifikasi lingkungan dan untuk menjamin keberlangsungan SPS,

maka dukungan lingkungan yang harus diperhatikan antara lain:

a. Banyaknya anak usia dini dalam rentang usia 0-6 tahun yang belum terlayani

PAUD

b. Tersedia calon pengelola dan calon pendidik

c. Adanya dukungan dari masyarakat, orangtua anak didik, tokoh masyarakat, tokoh

agama, budayawan, pemerintah setempat dan pihak terkait lainnya.

d. Tersedia tempat yang layak untuk pelaksanaan kegiatan SPS

3. Penentuan Tempat Kegiatan

Untuk menentukan tempat kegiatan SPS, tentunya harus melalui diskusi dan rembuk

warga. Kegiatan SPS dapat bertempat di balai desa, sekolah, rumah penduduk dan

tempat lainnya yang memenuhi syarat. Tempat untuk kegiatan SPS harus aman,

nyaman dan sehat bagi anak. Adapun hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih

tempat antara lain:

a. Lokasi mudah dijangkau

b. Tersedia ruangan atau setidaknya tempat untuk proses pembelajaran

c. Ada halaman untuk bermain

d. Memiliki sanitasi (kebersihan) dan pencahayaan yang baik

e. Kebersihan terjaga

4. Penyiapan Sarana, prasarana dan alat permainan Edukatif

Page 62: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

Tempat penyelenggaraan SPS dapat memanfaatkan bangunan atau fasilitas umum

yang tersedia di lingkungan seperti Balai Desa, sekolah, prasarana ibadah, atau tempat

lain yang tersedia dan terjangkau oleh masyarakat. Sarana dan prasarana disini yaitu

yang mendukung proses belajar dan pembelajaran. Untuk program SPS ini, sarana

prasarana minimal dapat berupa

Alat Permainan Edukatif (APE) terdiri dari alat permainan edukatif luar dan dalam.

APE dapat dikembangkan sendiri dengan menggunakan bahan yang tersedia di

lingkungan sehingga memiliki kekhasan budaya lokal.

5. Koordinasi dengan Petugas dan Masyarakat

Masyarakat pada daerah terpencil secara relatif belum mengetahui atau belum

mengenal mengenai PAUD atau bahkan penyelenggaraan SPS. Untuk itu, koordinasi

kepada antara instansi terkait perlu dilakukan agar mendapatkan dukungan dari

masyakarat sekitar, sehingga keberadaan SPS yang akan diselenggarakandapat

disosialisasikan. Kegiatan sosialisasi bagi masyarakat sekitar mengenai keberadaan

SPS yang akan diselenggarakan. Maka perlu dibuat sebuah kegiatan sosialisasi kepada

masyarakat, dengan sasaran sebagai berikut: tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan

setempat, orangtua calon anak didik, dan pihak terkait.

6. Pelatihan Calon Pendidik

Setelah mengidentifikasi potensi wilayah, sumber daya alam dan sumber daya

manusia, penyelenggara atau pengelola melakukan seleksi calon pendidik yang berasal

dari masyarakat sekitar. Sebelum melaksanakan tugas sebagai pendidik, tentunya

pendidik perlu diberi pelatihan, yang sifatnya sederhana, tidak harus bersifat formal.

Tujuan dari pelatihan tersebut agar calon pendidik SPS memahami mengenai tugas-

tugasnya. Untuk jumlah dari calon pendidik disesuaikan dengan jumlah sasaran,

sekurang-kurangya terdiri dari dua orang calon pendidik.

Sebagai awalan, pelatihan dapat dilakukan pada tingkat dusun, yang diikuti oleh calon

pendidik. Pelatihan sederhana ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, dan dapat

dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pembekalan awal dan tahap kedua

adalah bersifat pendalaman.

Materi dalam pelatihan ini disesuaikan dengan kebutuhan, namun sebagai gambaran

umum, materi dari pelatihan sedikitnya mencakup konsep dasar PAUD, perkembangan

Page 63: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

anak, bermain dan permainan (teori dan praktek), penyusunan rencana pembelajaran,

evaluasi dan penilaian, dan parenting (program pendidikan orangtua).

7. Penyiapan hal-hal administrasi

Hal yang terkait administrasi secara garis besar disiapkan oleh calon pengelola. Adapun

dokumen administrasi yang idealnya disiapkan adalah: buku absen, buku induk, buku data

pengelola, daftar hadir, buku rencana kegiatan belajar, buku inventaris, buku tamu, dan

buku catatan perkembangan anak, serta dokumen administrasi lainnya yang diperlukan.

8. Mekanisme Bansos

Jumlah dana yang akan diswakelolakan untuk percontohan program Satuan PAUD

Sejenis Berkarakter Budaya Lokal sebesar Rp. 25.000.000 per lembaga yang bersumber

dari DIPA BPPNFI Regional VII Mataram tahun anggaran 2012.

Adapun pemanfaatan dana percontohan program SPS Berkarakter Budaya Lokal ini

meliputi:

No Peruntukan Prosentase

1.

Penyiapan tempat kegiatan (seperti rak mainan,

loker, meja dan korsi belajar anak, almari,

peralatan secretariat) sesuai dengan kebutuhan.

Maksimal 15%

2. Pengadaan APE luar dan dalam. Maksimal 35 %

3. Peningkatan kualitas pendidik Maksimal 30%

4. Pengembangan bahan belajar dan oprasional belajar Maksimal 15%

5. Dana Pembinaan (khusus bagi proposal yang

diajukan oleh lembaga penyelenggara) Maksimal 5%

9. Hasil Pemanfaatan Dana Bansos

Hasil pemanfaatan dana bantuan sosial ini adalah :

a. Adanya percontohan program SPS yang berkarakter budaya lokal.

b. Adanya perluasan akses layanan pendidikan anak usia dini di daerah yang belum

memiliki layanan penddikan nonformal khususnya pendidikan anak usia dini

10. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari program SPS dievaluasi melalui instrumen yang sudah

disiapkan sebelumnya. Instrumen evaluasi disusun dengan komponen sebagai berikut:

Page 64: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

kondisi tempat, frekuensi kegiatan, kondisi pembelajaran, integrasi dengan kegiatan

Posyandu, dan hal terkait lainnya.

C. Kriteria Penyelenggaraan

Percontohan program SPS, antara lain ditandai oleh:

1. Terselenggaranya layanan SPS yang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu,

baik dari aspek manajemen program maupun aspek menajemen pembelajarannya.

Sehingga dapat diklasifikasikan sebagai sebuah kelompok belajar percontohan.

Ditandai dengan munculnya legalitas lembaga serta dan pengelolaan program yang

bersifat swa manajemen/pengelolaan secara mandiri (self managed)

2. Terselenggaranya pembelajaran SPS yang berkesinambungan, yang ditandai dengan

terpenuhinya delapan standar nasional pendidikan, serta dalam teknis

pembelajarannya ditandai dengan: b) menghargai norma, nilai dan budaya, c) berbasis

kebutuhan, d) masyarakat berperan dalam pengendalian dan pengawasan, e) berbasis

pengalaman, f) partisipatif dan demokratis, serta g) berbasis kecakapan hidup

3. Terciptanya mekanisme pembinaan yang gradual dan sistemis, sehingga dapat

mendukung pencapaian tujuan dan keberlajutan program SPS

4. Terciptanya jaringan kemitraan yang dapat mendukung operasionalisasi, dan

keberlangsungan program SPS.

Page 65: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

BAB IV

KRITERIA KEBERHASILAN

A. Kelembagaan (Legalitas Lembaga)

1. Para pengelola dapat melaksanakan tugas sesuai dengan perannya dan fungsi

2. Menyelengarakan program SPS secara berkesinambungan sesuai kebutuhan belajar anak

3. Mampu menjalin kemitraan dengan minimal 3 lembaga mitra

4. Lokasi menjadi pusat sumber belajar (PSB) lembaga mitra

B. Pembelajaran

Pembelajaran percontohan program SPS, harus memenuhi kriteria standar nasional

pendidikan (SNP), yaitu:

1. Standar Isi

a. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program memiliki struktur program dan

kurikulum yang mengacu kepada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58

Tahun 2009 tentang standar pendidikan anakl usia dini.

b. Memiliki kalender pendidikan

c. Memiliki Rencana pembelajaran

2. Standar Proses

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan kalender pendidikan

dan disusun oleh pendidik.

b. Jumlah peserta didik sebanding dengan alat dan perlengkapan yang dimiliki.

c. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan prinsip pembelajaran anak usia dini

d. Melaksanakan kegiatan parenting;

e. Penyelenggara Percontohan Program melaksanakan penilaian proses pembelajaran.

f. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program melakukan pengawasan proses

pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

g. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program melakukan evaluasi pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

h. Hasil pemantauan, pengawasan, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada

pihak-pihak yang terkait

Page 66: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

3. Standar Kompetensi Lulusan (Pencapaian Indikator Perkembangan Anak)

a. Ketercapaian indicator perkembangan anak yang terdiri dari aspek perkembangan

moral dan agama, fisik, motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan kecakapan

hidup.

b. Standar Kompetensi (SK) atau Unit Kompetensi (UK) dan Kompetensi Dasar (KD)

tertuang dalam rencana kegiatan bermain

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Percontohan Program TK atau KB diharapkan memiliki pendidik yang memenuhi

kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam

PERMENDIKAS nomor 58 tahun 2009 point III lampiran tentang standar pendidik dan

tenaga kependidikan. Namun jika di lapangan masih sulit/belum dapat memenuhi

kualifikasi pendidikan sesuai PERMENDIKNAS Nomor 58 Tahun 2009, maka dapat

dissesuaikan dengan kemampuan yang ada.

5. Standar Sarana dan Prasarana

a. Lembaga penyelenggara Percontohan Program memiliki tempat belajar yang layak di

dalam maupun luar ruangan.

b. Ruang belajar Percontohan Program dilengkapi alat-alat permainan edukatif yang

bersumber lingkungan sekitar atau pabrikan untuk melaksanakan pembelajaran.

c. Lembaga Penyelenggara menyediakan sumber belajar lain.

6. Standar Pengelolaan

a. Lembaga penyelenggara Percontohan program mempunyai acuan yang mengatur

berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak terkait

meliputi: kurikulum, kalender pendidikan, dan tata tertib.

b. Lembaga penyelenggara Percontohan Program melaporkan hasil pengawasan

pengelolaan secara tertulis kepada pimpinan lembaga dan pembina program.

c. Pimpinan Lembaga Penyelenggara Percontohan Program memiliki kompetensi

mengelola serta pengetahuan tentang program PAUD.

7. Standar Pembiayaan

a. Pembiayaan yang digunakan meliputi jenis, sumber dan pemanfatan, serta pengawasan

dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan dan pengembangan PAUD.

b. Adanya dokumen (pembukuan) penerimaan dan pengeluaran dana.

Page 67: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

c. Prosentase pemanfatan dana sesuai dengan peruntukan pemanfaatan dana program

yang diajukan.

8. Standar Penilaian

a. Penyelenggara dan Pendidik Percontohan melakukan penilaian hasil belajar secara

periodik (tengah dan akhir program)

b. Adanya penilaian hasil belajar peserta didik yang menggunakan teknik penilaian

berupa pengamatan, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot, laporan orangtua dan

dokumentasi hasil karya anak (portopolio).

c. Penilaian Penyelenggara Percontohan program mengacu kepada PERMENDIKNAS

nomor 58 Tahun 2009 standar pendidikan anak usia dini lampiran IV point C tentang

standar penilaian

C. Jaringan Kemitraan

Kemitraan adalah kerjasama yang terjalin dalam rangka menjaring atau merekrut,

mengumpulkan instansi, organisasi atau perorangan yang berpotensi untuk melaksanakan

suatu kegiatan/program yang berada dalam lingkungan diri guna mencapai tujuan program

kegiatannya.

Keberhasilan Lembaga Program SPS dalam bermitra di tandai dengan beberapa bentuk

berikut :

Lembaga/individu Mitra Bentuk Kemitraan

IGTKI (Ikatan Guru Taman

Kanak-kanak Indonesia)/

GOPTKI (Gabungan Organisasi

Penyelenggara Taman Kanak-

Kanak Indonesia), IGRA

(Ikatan Guru Rauthatul Athfal),

HIMPAUDI, Forum PAUD

Penyediaan tenaga pendidik

Fasilitator dan Penyuluhan

Kegiatan

Penyediaan sarana belajar

Pengrajin APE Penyediaan Sarana dan

Prasarana

Tempat Magang

Page 68: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

Lembaga/individu Mitra Bentuk Kemitraan

Tokoh Masyarakat Fasilitator dan Penyuluh

Kegiatan

Nara Sumber

Tenaga pendidik

Konsultan Kegiatan

Penyediaan Sarana dan

Prasarana Pendukung

Kegiatan

Penyediaan Modal

Motivator

Pemerintah Desa atau

Kecamatan

Perijinan

Penyediaan sarana dan

Prasarana Kegiatan

Memberikan Kebijakan yang

berhubungan dengan

Kegiatan

Motivator

Pendamping

Mediator kemitraan

Penilik Evaluasi kegiatan

Pembinaan

Fasilitator

Dinas Pendidikan (Tingkat

Kota/Kab/Kecamatan)/ SKB

Penyediaan Bahan Bacaan

Penyediaan Dana Kegiatan

Fasilitator dan Penyuluhan

Kegiatan

Penyelenggara diklat

PKBM Penyediaan Sarana dan

Prasarana Kegiatan

Penyelenggara Kegiatan

Penyedia tutor

LSM / Yayasan Pendidikan Penyediaan Sarana dan

Prasarana Kegiatan

Penyelenggara Kegiatan

Page 69: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

Lembaga/individu Mitra Bentuk Kemitraan

Penyedia dana

Puskesmas Fasilitator dan Penyuluhan

Kegiatan

Penyediaan Bahan Bacaan

Nara Sumber

BKKBN(Penyuluh KB) Nara Sumber

Fasilitator

Pendamping Kegiatan

PKK Pendamping Kegiatan

Fasilitator

Page 70: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

BAB V

PENGAJUAN PROPOSAL

A. Penyusunan Proposal

1. Lembaga yang berminat sebagai penyelenggara percontohan program Satuan PAUD

Sejenis wajib menyusun proposal. Penyusunan proposal dimaksudkan untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang program yang akan dilaksanakan, antara lain

meliputi; analisis situasi, program aksi, serta tindak lanjutnya.

2. Proposal disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara

program. Kata pengantar ditandatangani oleh ketua lembaga pengusul.

3. Proposal yang diajukan harus mendapat pengesahan/persetujuan dari lembaga Pembina.

B. Mekanisme Pengajuan Proposal

1. Proposal yang telah disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon

penyelenggara program disampaikan kepada lembaga Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota setempat untuk mendapat pengesahan/ persetujuan;

2. Proposal yang telah ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara

program dan mendapat pengesahan/persetujuan dari Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota setempat, selanjutnya dikirim kepada BPPNFI Regional VII

Mataram untuk kemudian dilakukan seleksi.

3. Jadwal pengiriman proposal terlampir.

Page 71: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

BAB VI

PENGENDALIAN MUTU

A. Monitoring dan Evaluasi

Untuk menjaga kesinambungan dan konsistensi penyelenggaraan percontohan program PAUDNI,

setiap lembaga penyelenggara yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan langsung akan

dipantau dalam bentuk pengawasan langsung atau monitoring dan evaluasi oleh petugas yang

ditunjuk sebagai bentuk pengendalian mutu penyelenggaraan program. Monitoring dilakukan untuk

mendapatkan data dan informasi tentang perkembangan yang dicapai oleh lembaga penyelenggara

program. Evaluasi dilakukan untuk memberikan gambaran hasil program yang diperoleh dari seluruh

rangkaian penyelenggaraan mulai perencanaan hingga tindak lanjut program untuk mendapatkan

kesimpulan/masukan penyempurnaan program mendatang.

B. Pelaporan

Lembaga penerima bantuan percontohan program PAUDNI wajib memberikan laporan tertulis

kepada Kepala BPPNFI Regional VII masing-masing. Laporan meliputi:

1. Laporan pendahuluan disampaikan pada 2 (dua) minggu setelah dana masuk dalam

rekening. Laporan berisi: fotocopy bukti penerimaan bantuan langsung, kepastian

rencana pembelajaran sesuai dengan akad kerjasama dan proposal.

2. Laporan perkembangan (mid term) disampaikan pada pertengahan program. Laporan

berisi; perkembangan proses pelaksanaan program, permasalah yang dihadapi dan upaya

pemecahan masalah.

3. Laporan akhir, yaitu laporan telah dilaksanakanya keseluruhan penyelenggaraan

program PAUDNI yang disampaikan paling lambat 31 Desember 2011. Laporan berisi:

proses dan hasil penyelenggaraan program, adminisrasi keuangan, dan data teknis dan

administratif yang terkait dengan proses dan hasil penyelenggaraan percontohan

program PAUDNI, antara lain: naskah kurikulum, media pembelajaran, alat evaluasi,

SK kepanitian, data narasumber/instruktur, data warga belajar foto kegiatan, dan lain-

lain.

Page 72: Juklak PAUD

Juklak Program Percontohan SPS Berkarakter Budaya Lokal 1] 2012

BAB VII

PENUTUP

Petunjuk teknis percontohan program ini dipergunakan untuk acuan penyelenggaraan dan penyusunan

proposal percontohan program PAUDNI. Informasi yang berkenaan dengan aspek teknis dan

administrative dapat berkomunikasi dengan :

Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan

Informal Regional VII Mataram

Jl. Gajah Mada No. 173 Kel. Jempong Baru Kec.

Sekarbela Kota Mataram Kode Pos 83116 Telp. (0370)

620870