judulku pendidikan

31
 1 I. Judul : Pengaruh Model Pembelajar an  Predict Observe Explain (POE) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mengwi II. Identitas Peneliti  Nama : Ni Made Yusmira Dewi  NIM : 0813041047 Jurusan : Pendidikan Biologi Fakultas : MIPA III. Pendahuluan Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia agar mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan, dimana pendidikan yang baik adalah  pendidikan y ang tidak hanya mempersi apkan para si swanya untuk suatu p rofesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007). Idealnya pendidikan tidak hanya  berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan  proses mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya memikirkan jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Memperhatikan tujuan pendidikan di jenjang sekolahan, hendaknya penyelenggaraan pembelajaran mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah seharusnya proses belajar yang dilaksanakan didukung oleh pembelajar an yang kondusif. Dalam pembelajaran biologi pebelajar merupakan subyek belajar sedangkan guru berperan sebagai pembimbing, motivator, dan pengelola pembelajaran. Yang menjadi masal ah dalam belajar biologi bagi siswa y aitu pelajaranny a yang sulit dan sering menimbulkan masalah belajar. Hal ini berdasarkan pada rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi karena siswa menganggap  pelajaran biologi identik dengan hafalan bila dibandingkan dengan mata pelajaran sains lainnya. Oleh karena itu, guru tidak bisa lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran biologi, yang meliputi aktivatas siswa dan

Upload: rustha-toenktoenk

Post on 16-Jul-2015

324 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 1/30

1

I.  Judul : Pengaruh Model Pembelajaran  Predict Observe Explain (POE)

terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mengwi

II.  I

dentitas Peneliti  Nama : Ni Made Yusmira Dewi

  NIM : 0813041047

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : MIPA

III. Pendahuluan

Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia agar mampu

mengaktualisasikan diri dalam kehidupan, dimana pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi

atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya

dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007). Idealnya pendidikan tidak hanya

  berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan

  proses mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya

memikirkan jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik 

di masa yang akan datang. Memperhatikan tujuan pendidikan di jenjang

sekolahan, hendaknya penyelenggaraan pembelajaran mampu mempersiapkan,

membina, dan membentuk peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap,

nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Untuk 

mencapai tujuan tersebut, sudah seharusnya proses belajar yang dilaksanakan

didukung oleh pembelajaran yang kondusif.

Dalam pembelajaran biologi pebelajar merupakan subyek belajar sedangkan

guru berperan sebagai pembimbing, motivator, dan pengelola pembelajaran. Yang

menjadi masalah dalam belajar biologi bagi siswa yaitu pelajarannya yang sulit

dan sering menimbulkan masalah belajar. Hal ini berdasarkan pada rendahnya

hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi karena siswa menganggap

 pelajaran biologi identik dengan hafalan bila dibandingkan dengan mata pelajaran

sains lainnya. Oleh karena itu, guru tidak bisa lepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas pembelajaran biologi, yang meliputi aktivatas siswa dan

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 2/30

respon siswa terhadap pembelajaran biologi di dalam kelas. Aktivitas siswa disina

dapat berupa interaksi yang terjadi diantara siswa itu sendiri, baik interaksi siswa

dengan siswa, siswa dengan guru atau antara siswa dengan lingkungan sekitarnya.

Rendahnya pencapaian hasil belajar disebabkan salah satunya karena

  pengajaran masih dipandang sebagai transfer pengetahuan belum sebagai

membangun pengetahuan, ketrampilan berproses, dan sikap. Sistem evaluasi yang

dilakukan guru mencakup bentuk soal juga mempengaruhi pola belajar siswa.

Guru selama ini kurang mempersoalkan kemampuan siswa dalam menyatakan

definisi, menganalisis makna dari suatu prinsip dan tidak menuntut kemampuan

memecahkan soal secara bersistem. Kecenderungan yang sering tampak adalah

siswa yang memiliki nilai tinggi sekalipun pada mata pelajaran biologi ternyata

tidak menguasai konsep tetapi hanya sekedar menghafal materi dari soal-soaltersebut. Pandangan mengajar mengenai bagaimana mengemas pendidikan agar 

dapat meningkatakan kualitas pendidikan terutama pendidikan biologi hanya

dilihat berdasarkan ketuntasan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tanpa

memperhatikan tujuan pendidikan yang sebenarnya, dengan kata lain metode yang

diterapkan masih bersifat konvensional. Kurangnya pemahaman siswa terhadap

konsep biologi di sekolah tidak terlepas dari keterbatasan guru dalam memilih dan

melaksanakan metode belajar yang cocok dan sesuai dengan materi yang

diajarkan.

Untuk dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa adalah

 perbedaan individual, perbedaan ini tentu saja berpengaruh terhadap kemampuan

seseorang untuk dapat belajar dengan cepat dan mudah. Dengan memahami

karakteristik siswa, suasana belajar dapat disesuaikan dengan gaya belajar siswa.

Seperti siswa diberikan kesempatan dalam belajar untuk berinteraksi dengan

teman sejawat atau guru dalam upaya mengembangkan pemahaman konsep-

konsep dan prinsip-prinsip penting. Secara singkat dapat dirumuskan bahwa

 pengajaran sains yang utuh adalah pengajaran sains yang mencakup tiga hakikat

sains. Konsep, hokum, dan teori tidak seharusnya diajarkan kepada para siswa

sebagai suatu pengetahuan yang sudah jadi. Pendidikan yang berorientasi pada

siswa ( student centered ) seharusnya mengutamakan agar para siswa juga belajar 

 bagaimana cara belajar itu (learning how to learn) sehingga berbasis proses bukan

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 3/30

sekedar mempelajari materi ajar untuk mendapatkan hasil. Terdapat empat factor 

yang menentukan kualitas proses pembelajaran, melipti: situasi atau kondisi

  pembelajaran, bahan ajar, strategi pembelajaran, dan hasil pembelajaran sampai

  pada proses terbentuknya pengetahuan dalam diri peserta didik. Ditinjau dari

 perkembangan peserta didik perlu diketahui bahwa setiap siswa telah membawa

konsepsi awal tersendiri yang bersifat common sense sebelum mengalami

 pembelajaran di kelas, dan konsep-konsep sains yang dikembangkan di kelas tidak 

  berjalan mulus karena sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial khususnya

konsepsi awal ( preconception) dan keragaman ( predilection) siswa. Selain itu,

 pembelajaran sains di sekolah kurang memperhatikan budaya anak.

Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa salah satu penyebab rendahnya

  pemahaman siswa terhadap konsep-konsep biologi yaitu strategi pembelajaran.Jika dalam proses pembelajaran guru jarang mengaitkan konsep-konsep atau

materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata. Serta jarang mengarahkan siswa

untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan konsep yang

diajarkan, maka dampak dari pembelajaran tersebut adalah konsep-konsep yang

diajarkan bersifat abstrak, sehingga sulit diintegrasi dengan konsep-konsep yang

sudah ada di dalam struktur kognitif siswa. Berbagai upaya telah dilakukan oleh

 pemerintah untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi dalam bidang pendidikan.

Upaya-upaya tersebut antara lain: meningkatkan kualitas tenaga pendidik,

misalnya dengan mengadakan penataran guru dan penyetaraan jenjang pendidikan

guru, melengkapi fasilitas sekolah, serta mengadakan perbaikan kurikulum. Di

samping itu, upaya meningkatkan mutu pendidikan secara umum dan pelajaran

 biologi secara khusus memerlukan perubahan pola pikir yang digunakan sebagai

landasan dalam pembelajaran. Perubahan pola pikir atau reformasi pendidikan

hendaknya perlu memikirkan bagaimana siswa dalam proses belajarnya, bukan

hanya terfokus pada hasil yang akan dicapai.

Hal terpenting dari suatu pembelajaran adalah mengembangkan

kemampuan mental sehingga seseorang dapat belajar. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka perlu dilakukan reorientasi dalam pembelajaran biologi. Para

teoritis dan praktisi pendidikan perlu beralih dari pembelajaran konvensional

menuju model pembelajaran yang berdasarkan atas paradigma konstruktivis. Hal

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 4/30

ini disebabkan karena pemahaman siswa terhadap konsep biologi belum

mendalam, memerlukan perubahan suatu pola pikir dari menerapkan

  pembelajaran konvensional menuju pembelajaran inovatif. Belajar pada

hakekatnya merupakan proses modifikasi gagasan-gagasan yang telah ada pada

diri pelajara yang terjadi melalui konstruksi dan elaborasi struktur kognitif atas

dasar pengalaman. Oleh karena itu, guru harus menciptakan suasana kondusif 

yang memberikan peluang kepada siswa untuk memanfaatkan pengetahuan

awalnya sebagai landasan dalam mempelajari suatu konsep, sehingga terjadi

 proses belajar yang bermakna. Reformasi pendidikan tidak hanya cukup dengan

mengubah atau merivisi kurikulum, tetapi juga harus disertai dengan mengubah

  pola pikir agar proses belajar yang dilaksanakan dapat dirasakan menarik oleh

semua siswa, maka harus dipilih metode pembelajaran yang tepat. Parakonstruktivis memandang perlu adanya pergeseran secara tajam dari individu-

individu yang berdiri di depan kelas sebagai guru. Suatu pergeseran dari

seseorang yang mengajar menjadi seorang fasilitator dan mediator dalam

mengeksplorasi pengetahuan awal siswa. Suatu pergseran dari mengajar sebagai

  proses pembebanan menuju mengajar sebagai proses negosiasi. Perubahan

tersebut harus pula diikuti oleh sikap guru untuk mau bertanggung jawab atas

  penyelenggaraan pembelajaran di sekolah. Diharapkan para guru mampu

melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik melalui model-model

  pembelajaran yang mereka rancang. Hal ini disebabkan karena model

 pembelajaran yang diterapkan di sekolah sangat mempengaruhi hasil belajar yang

akan dicapai oleh siswa serta pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang

mereka peroleh dari hasil belajarnya.

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang masih

digunakan dan disenangi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran sampai

sekarang. Pembelajaran ini cenderung memisahkan apa yang dipelajari dengan

dunia nyata, dimana apa yang dipelajari lebih bersifat textbook , seperti dalam

  pembelajaran siswa diberikan latihan-latihan soal. Aktivitas pada model

 pembelajaran ini cenderung berpusat pada guru. Sedangkan model pembelajaran

yang dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa, serta meningkatkan

 pemahaman konsep yang nantinya bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 5/30

yaitu model pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa dalam melakukan

kegiatan belajar. Salah satu model pembelajaran yang mengacu pada pandangan

konstruktivis tersebut adalah model  P redict-Observe-Explain (POE). Model

 pembelajaran POE mencakup cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru

untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya. Belajar 

dengan model pembelajaran ini siswa diibaratkan sebagai seorang ilmuan yang

diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi atau mengembangkan segala ide dan

kemampuannya untuk menemukan sendiripengetahuannya, dimana belajar 

 bermakna hanya terjadi melalui belajar penemuan (discovery learning ) yaitu suatu

 proses dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang

 belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Proses

  belajar dengan model POE dapat digunakan oleh guru untuk dapat memberikan  pengertian yang mendalam pada aktivitas desain belajar dan strategi belajar,

dimana  strat   belajar berasal dari sudut pandang siswa bukannya guru atau ahli

sains. Dalam proses belajar menggunakan model POE, siswa dapat

mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan observasi secara nyata.

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam model pembelajran POE

yaitu: (1)  P redict  (Meramalkan). Pada tahap ini siswa akan meramalkan atau

memberikan hipotesis mengenai apa yang akan terjadi dari suatu permasalahan

yang diberikan leh guru atau permasalahan yang ditemukan oleh siswa dalam

kehidupan sehari-hari terkait dengan materi yang akan dibahas, kemudian siswa

menuliskan dan menyampaikan ramalan atau hipotesis tersebut berdasarkan

alasannya. (2) Observe (Mengamati) pada tahap ini, guru memberikan waktu

kepada siswa untuk melaksanakan eksperimen atau demonstrasi terkait

 permasalahan yang sedang dibahas, untuk membuktikan kebenaran dari ramalan

siswa. Kemudian siswa mencatat apa yang diamati. (3)  Explain (Menjelaskan).

Pada tahap ini siswa akan melakukan diskusi bersama kelompoknya, kemudian

menjelaskan atau memberikan interpretasi terhadap hasil observasinya. Menurut

White dan Gunstone (dalam Keeratichamroen, 2007) model pembelajaran

 P redict-Observe-Explain (POE) merupakan suatu langkah yang efisien untuk 

menciptakan diskusi para siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Strategi ini

melibatkan siswa dalam meramalkan suatu fenomena, melakuakan observasi

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 6/30

melalui demonstrasi atau eksperimen, dan akhirnaya menjelaskan hasil

demonstrasi serta ramalan mereka sebelumnya. Dengan cara demikian konsep

yang diperoleh siswa akan melekat dalam ikatannya, serta siswa akan memahami

apa yang dipelajarinya. Sehingga nantinya, siswa akan merasakan proses

 belajarnya lebih bermakna, dengan emikian hasil belajar yang dicapai siswa juga

akan meningkat.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan tersebut dan dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, maka penerapan

model pembelajaran ini diduga mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa

yang akan dikaji lebih jauh dalam penelitian yang berjudul ³Pengaruh Model

Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap Hasil Belajar Biologi

Siswa SMA Negeri 1 Mengwi´.

IV. R umusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat dibuat beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1.  Apakah terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang belajar 

dengan model pembelajaran predict obseve explain (POE) dan siswa yang

 belajar dengan model pembelajaran konvensional (MPK)?

V.  Tujuan

Berdasarkan ruusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Menganalisis perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang belajar 

dengan model pembelajaran predict obseve explain (POE) dan siswa yang

 belajar dengan model pembelajaran konvensional (MPK).

VI. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitiaan ini adalah sebagai berikut.

1.  Manfaat Teoritis 

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah diperolehnya

informasi mengenai ada tidaknya perbedaan hasil belajar pelajaran biologi

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 7/30

antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran

 P redict-Observe-Explain (POE) dengan siswa yang belajar dengan

meggunakan model pembelajaran konvensional (MPK). Hasil penelitian

ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar pengembangan model

  pembelajaran kea rah yang lebih baik dan lebih berperan terhadap hasil

 belajar siswa

2.  Manfaat praktis 

a.  Bagi Peneliti 

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada

  peneliti dalam menemukan masalah serta kendala dalam kegiatan

 belajar mengajar sehingga nantinya dapat mempersiapakan diri sebagaiseorang guru sebelum terjun ke sekolah.

 b.  Bagi Siswa 

Model pembelajaran  P redict-Observe-Explain (POE) dalam penelitian

ini melibatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga

dapat membangkitan motivasi belajar siswa.

c.  Bagi Guru 

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh

guru, dalam memilih model pembelajaran yang sesuai untuk 

meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. 

d.  Bagi Pengembangan Teori Pembelajaran 

Melalui penelitian ini diharapkan penggunaan model pembelajaran

POE bagi praktisi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

khususnya pendidikan Biologi.

VII.  Asumsi dan Keterbatasan

Sebagai landasan berpikir dalam keseluruhan penelitian ini, maka

 penulis menggunakan beberapa asumsi, yaitu:

a.  Sampel siswa yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi

syarat penelitian untuk dianalisis.

 b.  Keadaan kelas dari masing-masing kelompok dianggap sama.

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 8/30

c.  Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi

syarat sebagai alat pengumpul data.

d.  Jawaban para siswa terhadap soal tes dianggap mencerminkan

keadaan sebenarnya.

Hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan sepanjang asumsi

tersebut diatas benar adanya. 

Di samping asumsi-asumsi tersebut, penelitian ini juga mempunyai

keterbatasan antara lain:

1  Populasi penelitian terbatas hanya pada siswa kelas X SMA Negeri 1

Mengwi

2  Penelitian ini terbatas hanya pada pembelajaran IPA yaitu pembelajaran biologi.

VIII.  R uang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Mengwi kelas X semester 

genap. Pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ekosistem. Variable yang terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar 

siswa pada aspek kognitif yang hanya mencakup pokok bahasan

ekosistem. Variable bebasnya adalah model pembelajaran yang dalam hal

ini diterapkan model pembelajarn   predict observe explain (POE) dan

model pembelajaran Konvensional.

IX.  Definisi konseptual

a.  Model Pembelajaran POE ( predict observe explain) 

Model pembelajaran POE adalah suatu model pembelajaran yang

melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran, dimana keterlibatan

siswa dalam pembelajaran dimulai dari meramalkan ( predict ) suatu

fenomena, melakukan observasi (observe) melalui demonstrasi atau

eksperimen, dan akhirnya menjelaskan (explain) hasil demonstrasi dan

ramalan atau hipotesis mereka sebelumnya (Wah Liew et al, 2004).

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 9/30

 b.  Model Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang masih

digunakan dan disenangi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran

sampai sekarang. Pembelajaran ini cenderung memisahkan apa yang

dipelajari dengan dunia nyata, dimana apa yang dipelajari lebih bersifat

textbook , seperti dalam pembelajaran siswa diberikan latihan-latihan

soal. Aktivitas pada model pembelajaran ini cenderung berpusat pada

guru.

X.  Definisi Operasional

Definisi operasional yang terlibat dalam penelitian ini adalah hasil

  belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil belajar yangdimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi yang mengacu

 pada aspek kognitif siswa.

XI. Tinjauan Pustaka

1.  Pengetahuan Awal Siswa

Pengetahuan awal adalah struktur kognitif yang ada pada diri siswa

sebelum mereka masuk pada pembelajaran baru dan kumpulan dari

 pengetahuan aktual individu yang diperoleh sepanjang hidup mereka yang

digunakan sebagai bekal untuk menghadapi suatu pengalaman baru.

Pengetahuan awal siswa dapat berupa pengetahuan ilmiah yang resisten

terhdap realita , pengetahuan sehari-hari, dan pengetahuan yang tidak akan

tahan uji terhadap realita. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui

kehidupan sehari-hari atau melalui proses pembelajaran formal di kelas.

Pengetahuan awal siswa umumnya bersifat resisten, oleh karena itu

 pengetahuan awal siswa harus benar-benar diperhatikan oleh guru sebelum

 pembelajaran dimulai. Pengetahuan awal juga dipengaruhi aleh perasaan

siswa dalam menilai informasi yang dipresentasikan dalam sumber-

sumber belajar dalam kelas. Model pembelajaran tidak akan mencapai

hasil yang optimal bila kurang memperhatikan pengetahuan awal siswa.

Belajar merupakan suatu proses aktif dalam membentuk pengertian.

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 10/30

10

Menurut Piaget mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual di mana

 pengalaman dan ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah diketahui

untuk membentuk struktur pengertian yang baru. Pembelajaran yang

memperhatikan kemampuan awal siswa sejalan dengan pandangan

konstruktivisme. Berdasarkan paham konstruktivisme, pengetahuan awal

siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam proses

  pengkonstruksian pengetahuan. Pengetahuan awal digunakan sebagai

  jembatan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah

dimiliki.

2.  Paham Konstruktivis dalam Pembelajaran

Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis digunakan karenamodel pembelajaran  P erdict Observe Explain (POE) merupakan suatu

inovasi pembelajaran yang mengguanakan paham konstruktivis.

Pandangan konstruktivisme tentang pengetahuan menyatakan bahwa

 pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa, di mana siswalah yang aktif 

secara mental dalam pembentukan pengetahuan tersebut. Makna yang

dibangun dalam proses pembentukan pengetahuan pada masing-masing

individu berbeda tergantung dari struktur kognitif yang telah dimiliki

siswa sebelumnya. Srtuktur kognitif yang telah dimiliki siswa sebelumnya

disebut   prior knowledge. Konstruktivisme merupakan salah satu filsafat

 pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan siswa

sendiri. Menurut Nur dalam teori konstruktivis satu prinsip yang paling

  penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya

sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa harus

membangun pengetahuan sendiri di dalam dirinya. Guru dapat

memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri. Berdasarkan pandangan tersebut, maka dalam proses

 pembelajaran perlu diadakan inovasi pembelajaran, belajar lebih diarahkan

kepada experimental learning  yang merupakan adaptasi kemanusiaan

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 11/30

11

  berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman

sekelas, yang kemudian dijadikan ide dan pengembangan konsep baru.

Peran guru dalam lingkungan belajar yang bersifat konstruktivisme

yaitu: menerima dan menghormati pendapat para siswa serta memberikan

kebebasan kepada siswa untuk berpendapat, guru memberikan pertanyaan

dan memberikan cukup waktu kepada siswa untuk membahasnya, didukug

oleh pemikiran tingkat tinggi guru memberikan siswa untuk menemukan

fakta melalui pengalaman mereka sendiri, para siswa selalu melakukan

diskusi baik itu bersama teman sekelasnya ataupun bersama guru yang

  bersangkutan, siswa hendaknya selalu tertantang untuk menguji

hipotesisnya dan guru memberikan peluang kepada siswa untuk menguji

hipotesisnya, data yang diperoleh siswa akan dijadikan dasar dalammembangun sebuah konsep, guru selalu menerapkan strategi pendidikan

untuk mendorong siswa berpikir dan meneliti.

3.  Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)

Model pembelajran POE merupakan salah satu model

  pembelajaran yang mengeksplorasi pengetahuan awal siswa dan

memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan secara aktif 

dalam proses belajar (Wah Liew et al, 2004). Di samping itu model

 pembelajran POE mengacu pada filsafat konstruktivis, di mana siswa akan

membangun pengetahuan di pikirannya sendiri berdasarkan pengalaman

langsung yang ditemui pada saat pembelajaran. Selama pembelajaran

dengan model ini, siswa didukung untuk membangun pengetahuan mereka

sendiri melalui proses penyelidikan. Siswa bekerja dengan peralatan

sederhana pada setiap pengamatan mereka baik dalam demonstrasi

maupun eksperimen. Model pembelajaran POE merupakan suatu model

yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai konsep ilmu

  pengetahuan. Model pembelajaran ini melibatkan siswa dalam

meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui demonstrasi,

dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi dn ramalan mereka

sebelumnya.

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 12/30

12 

Terdapat beberapa alasan dalam pembelajaran mengapa digunakan

model pembelajaran POE antara lain: a) siswa merasa senang untuk 

melaksanakannya hal ini disebabkan dalam kegiatan belajar siswa tidak 

hanya terbatas mendengarkan apa yang diberikan oleh guru, namun turut

  berperan aktif dalam kegiatan belajar seperti melaksanakan demostrasi

terkait materi yang dibahas, b) siswa dapat memberikan contoh dari

sebuah konsep abstrak yang diberikan yaitu kemampuan siswa akan

  berkembang dalam mengaitkan materi yang dibahas dengan dunia nyata,

c) penerapan model ini dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti

  pelajaran, karena pembelajaran yang dilalui siswa akan dirasakan lebih

menarik dan bervariasi. Tahapan pembelajara POE terdiri atas tiga bagian

yaitu:Tahap 1 ( Predict ) Tahap 2 (Observe) Tahap 3 ( Explain)

a.  Tahap Predict (Meramalkan)

Pada tahap ini siswa akan meramalkan suatu permasalahan yang akan

diberikan oleh guru, menuliskan ramalan tersebut beserta alasannya.

Permasalahan yang diberikan berlaku untuk semua anggota kelas.

Siswa menyusun hipotesisnya berdasarkan pengetahuan awal yang

mereka miliki dan berdasarkan buku sumber yang mereka baca terkait

dengan fenomena yang harus dipecahkan oleh siswa.

b.  Tahap Observe (Mengamati)

Pada tahap ini, guru memberikan waktu kepada siswa untuk 

melaksanakan perccobaan atau demonstrasi terkait permasalahan yang

dibahas, untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis mereka

sebelumnya. Sebelum siswa melaksanakan praktikum terlebih dahulu

siswa akan membentuk kelompok yang terdiri atas 4 sampai 5 orang.

Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam melaksanakan percobaan

dan mengefektifkan waktu yang tersedia dalam pelajaran. Kemudian

setelah melaksanakan praktikum siswa mencatat apa yang mereka

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 13/30

13 

amati dan mengaitkan prediksi mereka sebelumnya dengan hasil

 pengamatan yang mereka peroleh.

c.  T

ahap Explain (Menjelaskan)

Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk menambah

  penjelasan ramalan mereka sebelumnya, dengan berdiskusi antara

masing-masing anggota kelompok. Kemudian siswa secara acak dari

masing-masing kelompok akan ditunjuk untuk menjelaskan terhadapa

 permasalahan yang dibahas disertakan dengan hasil pengamatan yang

mereka peroleh. Dalam hal ini guru berperan dalam menengasi hasil

diskusi kelas siswa. Jika terdapat perbedaan hasil percobaan dengan

 prediksi siswa sebelumnya, maka diharapkan siswa dapat menyertakanalasan mengapa hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada.

Melalui penyampaian hasil diskusi tersebut, siswa akan mulai

membangun konsep baru dalam benaknya. Siswa yang belum

mempunyai kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi di depan

kelas tetap mengumpulkan hasil diskunya pada akhir pelajaran.

Manfaat model pembelajaran POE adalah sebagai berikut.

y  Model pembelajaran POE dapat digunakan untuk menggali gagasan

awal yang dimiliki oleh siswa.

y  Membangkitkan diskusi baik antara siswa dengan siswa maupun

antara siswa dengan guru.

y  Memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelidiki konsep yang

 belum dipahami.

y  Membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu permasalahan.

Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran POE

Langkah

PembelajaranAktivitas Guru Aktivitas Siswa

Tahap 1

 predict  

(Meramalkan)

Memberikan

apersepsi terkait

materi yang akan

Memberikan hipotesis berdasarkan

 permasalahan yang diambil dari

 pengalaman siswa atau buku panduan

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 14/30

14 

dibahas. yang memuat suatu fenomena terkait

materi yang akan dibahas.

Tahap 2

Observe 

(Mengamati)

Sebagai fasilitator dan

mediator apabilasiswa mengalami

kesulitan dalam

melakukan

 pembuktian.

Mengobservasi dengan melakukan

eksperimen atau demonstrasi berdasarkan permasalahan yang dikaji

dan mencatat hasil pengamatan untuk 

direfleksikan satu sama lain.

Tahap 3

 Explain 

(Menjelaskan)

Memfasilitasi

  jalannya diskusi

apabila siswa

mengalami kesulitan.

Mendiskusikan fenomena yang telah

diamati secara konseptual serta

membandingkan hasil observasi

dengan hipotesis sebelumnya bersama

kelompok masing-masing.

Mempresentasikan hasil observasi di

kelas, serta kelompok lain

memberikan tanggapan, sehingga

diperoleh kesimpulan dari

 permasalahan yang sedang dibahas.

Model pembelajaran POE dapat memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dimana dalam

 proses belajar aktif siswa bekerja secara aktif atau ikut berpartisifasi dalam

  proses pembelajaran.

4.  Model Pembelajaran Konvensional (MPK)

Model pembelajaran konvensional adalah model belajar yang tidak 

dilandasi oleh paham konstruktivisme, titik tolak pembelajaran ini dimulai

dari pengetahuan awal yang dimiliki siswa (  prior knowledge).

 pembelajaran dimulai dari menyajikan informasi, pemeberian ilustrasi dan

contoh soal, latihan soal-soal sampai pada akhirnya guru merasakan apa

yang diajarkan telah dimengerti oleh siswa. Dalam model ini, guru

memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan kepada siswa tanpa

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 15/30

15 

memperhatikan prior knowledge siswa. Model pembelajaran konvensional

cenderung menekankan guru sebagai pusat informasi, dimana dalam

kegiatan belajar siswa mendengarkan semua informasi dari guru. Pada

model ini juga apa yang telah dipelajari oleh siswa tidak disertakan dengan

  pembuktian sehingga apa yang dipelajari oleh siswa terpisah dari dunia

nyata. Tahap pelaksanaan model konvensional adalah sebagai berikiut.

1. Mempersiapkan materi yang dipilih dalam penelitian, materi yang

dipilih adalah materi di kelas.

2. Menyusun instrument penelitian berupa rancangan pembelajaran

yang meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang di dalamnya

memuat skenario pembelajaran.

3. Memberikan pre-test sebelum pembelajaran dimulai.4. Melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah yang telah

dibuat.

5. Pada akhir pelajaran dilakukan evaluasi.

Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Konvensional

Langkah Kegiatan Guru dan Siswa

Tahap 1

Apersepsi

Guru membuka pelajaran dan siswa sudah berada dalam

kelompok 

a.  Aktivitas guru: mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau

mereview apa yang telah diajarkan sebelumnya.

 b.  Aktivitas siswa: menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru atau jika diperlukan memuat catatan hal-hal

yang dianggap penting.

Tahap 2Penjelasan

konsep

a.  Aktivitas guru: menjelasan ringkasan materi kepada

siswa relevan dengan pokok bahasan yang akan

diajarkan, dengan berorientasi kepada paket

 pembelajaran (teks ajar dan LKS).

 b.  Aktivitas siswa: mendengarkan, mencatat hal-hal yang

dianggap penting.

Tahap 3 Memberikan kesempatan kepada satu atau dua orang siswa

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 16/30

16 

Latihan

terbimbing

untuk mencoba melakukan apa yang telah dijelaskan atau

didemonstrasikan oleh guru

a.  Aktivitas guru: memfasilitasi siswa mengumpulkan

informasi yang relevan untuk mengerjakan tugas-tugasdalam LKS dengan melakukan eksperimen atau

demonstrasi dan menanggapi pertanyaan yang muncul

selama mengerjakan tugas-tugas tersebut.

 b.  Aktivitas siswa: mengumpulkan data yang ada

hubungannya dengan permasalahan dengan

menggunakan paket belajar yang diberikan dan

mengorganisasikan informasi yang telah diperoleh untuk 

menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS bersamakelompok masing-masing.

Tahap 4

Mengecek 

 pemahaman

dan

memberikan

umpan balik 

a.  Aktivitas guru: memfasilitasi jalannya diskusi dan

membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi

dan membuat laporan akhir bersama.

 b.  Aktivitas siswa: mendiskusikan data dan informasi yang

relevan dengan permasalahan dalam kelompok 

 belajarnya, menentukan alternatif pemecahan masalah .

c.  Guru memberikan komentar umum terhadap kegiatan

yang telah dilakukan.

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengumpulkan dan memberikan nilai laporan masing-

masing kelompok/individu.

Ciri-ciri model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

  Siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai

 penerima informasi pasif.

  Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.

  Perilaku siswa dibangun atas proses kebiasaan.

  Kemampuan diperoleh melalui latihan soal-soal.

  Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.

  Pembelajaran hanya terjadi di kelas.

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 17/30

17 

5.  Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan respon yang baru dimana respon tersebut

sama pengertiannya dengan tingkah laku (pengetahuan, sikap, dan

keterampilan) yang baru. Menurut Gagne (dalam Ibrahim, 2003)

menyatakan bahwa belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang

mengubah sifat stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa tahapan

 pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang

  baru yang disebut dengan hasil belajar. Pada proses pembelajaran

  pemahaman semestinya lebih ditekankan untuk mencapai hasil belajar 

yang maksimal. Pembelajaran untuk pemahaman ditujukan pada

 pencapaian learning how to learn dan learning to do. Pemahaman

merupakan salah satu aspek penilaian yang merupakan kemampuan actualyang dicapai oleh siswa setelah mengalami suatu proses belajar mengenai

konsep maupun prinsip dalam waktu tertentu.

Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan instrument tes

yang dinyatakan berdasarkan kemampuan kemampuan yang dapat

diobservasi dan mesti dicapai siswa berdasarkan tujuan instruksional yang

telah ditetapkan sebelumnya, baik menurut aspek isi maupun aspek 

  perilaku. Menurut Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga

ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan sikap.

y  Ranah kognitif menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas

dan ketrampilan intelektual

y  Ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif 

atau keterampilan motorik 

y  Ranah sikap berkaitan dengan pengembangan perasaan sikap, nilai,

dan emosi

Jadi hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan,

keterampilan, sikap, informasi, dan strategi kognitif yang baru dan

diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu

suasana pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah hasil belajar yang mengacu pada ranah kognitif, dimana hasil

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 18/30

18 

  belajar yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan perubahan skor 

yang dicapai berdasarkan hasil pre-test dan post-test siswa.

6. Kerangka Berpikir

Tujuan dari pendidikan yang dikembangkan pada pendidikan

umum adalah mampu mempersiapkan peserta didik yang dapat bersaing di

masa yang akan datang. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan

meningkatkan kualitas pendidikan, dimana siswa diharapkan dapat

memperoleh pengetahuan dengan cara mengkonstruksi pengetahuan itu

sendiri dalam dirinya. Paradigm lama lebih menekankan pada teacher 

centered  daripada   student centered. Model pembelajaran konvensional

(MPK) mengacu pada paradigm tersebut. MPK jarang menyediakan

strategi-strategi yang mengaktifkan pengetahuan awal siswa, merangsang

respon-respon siswa yang bersifat konvergen, dan lebih berorientasi pada

 produk pembelajaran dibandingkan proses pembelajaran.

Siswa Konstruktivisme

dalam pempelajaran

Pengetahuan awal

Model pembelajaran POE

Student centered

Pemahaman

konsep

mendalam

Penerapan

 pembelajaran

Pengetahuan

dibangun di

dalam pikiran

Siswa aktif dalam

 pembelajaran

Pembelajaran

 bersifat nyata

Pembelajaran

dapat dilakukan

di luar kelas

Keberhasilan

 pembelajaran

dilhat dari

 proses

Hasil

 belajar 

yang lebih

 baik 

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 19/30

19 

Model pembelajaran konvensional pada hakikatnya tidak sejalan

 pada pandangan konstruktivis tentang pengetahuan, dimana pengetahuan

dibangun dalam pikiran siswa, dan makna yang dibangun siswa dalam

  proses pembentukan pengetahuan berbeda-beda bergantung pada

 pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelumnya. Dalam pembelajaran

konvensional menganut asumsi bahwa mengajar adalah transfer 

  pengetahuan dan menjunjung tinggi keseragaman. Model pembelajaran

konvensional apa yang dipelajari oleh siswa tidak disertakan dengan

 pembuktian-pembuktian sehingga apa yang dipelajari oleh siswa terpisah

dari dunia nyata.

Pada kegiatan pembelajaran guru cenderung lebih memberikan

dominasi, sehingga proses belajar menjadi kurang bermakna. Hal ini akan  berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Model pembelajaran

konvensional menumbuhkan rasa individualism dalam diri siswa,

sedangkan paradigm konstruktivisme memandang bahwa sebelum siswa

  belajar di kelas mereka sudah memiliki gagasan-gagasan mengenai

konsep-konsep yang akan dipelajari. Gagasan siswa tersebut merupakan

hasil interaksi mereka dengan lingkungan mereka yang sebagian besar 

masih bervariasi. Banyak model pembelajaran yang telah

dikembangkanoleh para praktisi pendidikan dalam upaya meningkatkan

  pemahaman siswa mengenai materi biologi. Sehingga siswa perlu

diberikan kebebasan dalam mengembangkan dirinya.

Model pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa

untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran serta mengacu pada

  pandangan konstruktivisme adalah model pembelajaran POE. Model

  pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar 

yang dimulai dari tahap awal yaitu meramalkan suatu masalah, hingga

menjelaskan hasil observasi yang dilakukan serta ramalan mereka

sebelumnya.

Tahapan model pembelajaran POE sejalan dengan pandangan

konstruktivis dimana bersifat   student centered . sehingga mampu

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 20/30

20

membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep yang semula

mengandung miskonsepsi menjadi sebuah konsep ilmiah melelui proses

  pengamatan dan pembuktian lebih lanjut. Proses pengamatan dan

 pembuktian akan memecahkan konflik kognitif yang ada pada diri siswa,

sehingga pandangan siswa terhadap suatu konsep dapat dirubah.

Implikasinya adalah mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa

yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa

menjadi lebih baik.

XII.  Perumusan Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas dapat dibuat

hipotesis sebagai berikut :³Terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang belajar dengan

model pembelajaran POE ( P redict Observe Explain) dan siswa yang belajar 

dengan model pembelajaran Konvensional (MPK)´.

XIII.  Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dimana

 bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan sebab akibat

antara dua variabel atau lebih, hanya saja tidak semua variabel dalam

eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Maka penelitian ini

disebut dengan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen).

2. Populasi dan Sampel

y  Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas X semester 

genap di SMA N 1 Mengwi tahun pelajaran 2011/2012, yang

terdistribusi menjadi enam kelas dengan kemampuan yang setara.

y  Sampel penelitian ini adalah Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik S imple Random S ampling dengan teknik undian,

yaitu dengan cara mengundi kelas-kelas yang akan dijadikan

 penelitian.

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 21/30

21

3.  R ancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu dengan

 pola pre-test post-test control group design. Dengan gambar bagan sebagai

 berikut.

Gambar. Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design (Arnyana, 2005)

Keterangan:

X2 : perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model POEX2 : perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model Konvensional

O1, O3: hasil pre-test sebelum diberikan perlakuan

O2, O4: hasil post-test setelah diberikan perlakuan

4.  Variabel Penelitian

Variable-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah dua

variabel bebas atau variabel independent  dan satu variabel terikat atau

variabel dependent . Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

 pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran POE yang

diberikan kepada kelompok eksperimen dan model pembelajaran

Konvensional pada kelompok kontrol. Variabel dependent dalam

  penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa, misalnya; waktu

  pembelajaran, motivasi siswa, dan lingkungan belajar. Variabel tersebut

diasumsikan konstan sehingga tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat. Mengingat model pembelajaran yang diterapkan

memberikan peluang yang sama terhadap siswa untuk aktif di dalam kelas

maka asumsi tersebut cukup rasional.

O1 X1  O2 

O3 X2  O4 

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 22/30

22 

5.  Perlakuan penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelompok belajar, yaitu satu kelas

eksperimen dan satu kelas control. Perlakuan pada setiap kelompok adalah

memerlukan waktu yang sama, urutan, dan porsi materi pelajaran yang

sama.

R ancangan Perlakuan pada Masing-masing Kelompok Belajar

R ancangan

PerlakuanKelompok Belajar

R ancangan

perlakuan

Model pembelajaran

Predict Observe Explain

(POE)

Model Pembelajaran

Konvensional (MPK)

Pendahuluan

Memusatkan perhatian siswa Memusatkan perhatian

siswa

Menyampaikan indicator dan

tujuan pemebelajaran

Menyampaikan indicator 

dan tujuan pembelajaran

Memotivasi siswa dalam

 belajar 

Memotivasi siswa dalam

 belajar 

Membuat kaitan dengan

materi yang dibahas dan

menentukan permasalahan

yang dibahas

Membuat kaitan dengan

materi yang akan dibahas

Inti Siswa memberikan hipotesis

 berdasarkan permasalahan

yang telah ditentukan dan

merangkum hipotesis

 berdasarkan pengetahuan

awal yang dimiliki

Menyajikan informasi

tentang materi yang dibahas

Siswa menguji hipotesis

mereka melalui pengumpulan

data kegiatan eksperimen

Mendemonstrasikan

keterampilan tentang benar 

atau menyajikan informasi

tahap demi tahap

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 23/30

23 

Guru memberikan tuntunan

melalui pertanyaan mengarah

yang tertuang dalam LKS

yang telah disediakan

Merencanakan dan member 

 bimbingan pelatihan awal

 berdasarkan LKS yang

disediakanSiswa membuat kesimpulan

sementara, menjelaskan hasil

temuan di depan kelas dalam

diskusi kelas

Mengecek pemahaman

siswa terhadap materi yang

diajarkan dan member 

umpan balik 

Siswa mengaplikasikan

konsep yang ditemukan

terkait dengan permasalahan

yang dibahas dan LKS yang

dikumpulkan

Member kesempatan untuk 

 pelatihan lanjutan dan

 penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari dan

LKS dikumpulkan

PenutupMembuat simpulan Membuat simpulan

Guru memberikan evaluasi Guru memberikan evaluasi

6.  Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakuakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a.  Menentukan sekolah tempat melakuakan penelitian, dimana sekolah

yang dipilih adalah SMA N 1 Mengwi.

 b.  Menentukan sampel, yaitu diperoleh pada kelas XD dan XE 

c.  Menyusun dan merancang pembelajaran berupaa RPP dan LKS sesuai

dengan model pembelajaran yang digunakan

d.  Mengadakan uji coba instrument yang digunakan dalam penelitian

e.  Merevisi instrumen peneltian sesuai dengan hasil uji coba instrumen

yang telah dilakukan

f.  Mengandakan  pre-test  (tes awal) pada masing-masing kelas secara

 bersamaan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa.

g.  Mengadakan revisi pada perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP

dan LKS baik yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen

maupun kelompok control.

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 24/30

24 

h.  Melaksanakan pembelajaran pada masing-masing kelas yaitu kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran POE dan kelas control

menggunakan model pembelajaran Konvensional (MPK).

i.  Mengadakan post-test (tes akhir) pada masing-masing kelas berupa tes

hasil belajar dalam bentuk tes pilihan ganda.

 j.  Menganalisis data dalam menguji hipotesis penelitian.

7.  Perangkat Pembelajaran

a.  R encana Pelaksanaan Pembelajaran (R PP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) yang dikembangkan

dalam penelitian ini merupakan perwujudan dari model pembelajaran

yang digunakan RPP model pembelajaran POE dan model  pembelajaran Konvensional. Menurut Muslich (2007) secara umum

langkah-langkah dalam mengembangkan RPP yaitu.

y  Menganalisis materi pelajaran

y  Menetapkan standar kompetisi

y  Menetapkan kompetisi dasar 

y  Menetapkan indikator pembelajaran

y  Menetapkan materi pelajaran

y  Merancang kegiatan pembelajaran

y  Menyususn evaluasi pembelajaran untuk mengukur 

 pencapaian indikator pembelajaran yang telah ditetapkan.

b.  Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) dalam penelitian digunakan untuk 

memfasilitasi RPP yang digunakan. Dan dikembangkan berdasarkan

RPP untuk masing-masing model pembelajaran yang digunakan.

c.  LKS Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)

LKS POE penyajiannya dimulai dari penyajian masalah untuk 

mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya

siswa dilatih melalui pertanyaan penununtun berkelanjutan dalam

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 25/30

25 

LKS untuk merencanakan prosedur percobaan yang meliputi

memikirkan hipotesis dari setiap pertanyaan, memikirkan percobaan

untuk menguji setiap hipotesis dan memprediksi hasil yang

diharapkan. Di akhir LKS siswa diminta untuk mengaplikasikan

konsep baru ke dalam permasalahan kontekstual yang diberikan di

awal, sehingga pembelajaran lebih bermakna.

d.  LKS Model Pembelajaran Konvensional (MPK)

LKS model pembelajaran Konvensional adalah bentuk LKS yang

ada pada umumnya yang digunakan oleh guru di sekolah. LKS ini

dimulai dengan penyajian materi secara informatif, kemudian

  penyajian langkah-langkah eksper imen secara rinci seperti alat dan bahan , kolom pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan. 

8.  Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk 

memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah

  penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Jenis instrument yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar biologi siswa dalam

  bentuk tes pilihan ganda diperluas. Dalam tes ini siswa dtuntut untuk 

memberikan alasan mengapa memilih jawaban tersebut, sehingga akan

dapat diukur sejauh mana pemahaman konsep siswa. Langkah-langkah

 penyusunan tes hasil belajar siswa adalah sebagai berikut

  Mengidentisifikasi standar kompetensi

  Mengidentifikasi kompetensi dasar 

  Mengidentifikasi indikator pembelajaran

  Menyusun kisi-kisi tes hasil belajar yang bertujuan agar jumlah

soal merata pada masing-masing jenjang kemampuan

  Menentukan criteria penilaian

  Penulisan butir-butir tes

  Uji ahli

  Uji coba tes di lapangan

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 26/30

26 

  Analisis uju coba tes

  Revisi soal butir 

  Finalisasi instrument

R ubrik Penilaian Tipe Pilihan Ganda

Skor Kriteria

4 Menjawab benar, memberi alasan, dan disertai bukti-bukti

3 Menjawab benar, alasan benar 

2 Menjawab benar, tanpa alasan atau alasan salah

1 Menjawab tapi salah

0 Tidak menjawab

Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis

DataSumber data Instrumen

Validitas

Instrumen

Waktu

 P re-test  SiswaPilihan ganda

diperluas

a.  Validitas isi

 b.  Konsistensi

internal butir 

c.  Indeks daya beda

d.  Tingkat

kesukaran butir 

e.  Konsistensi

internal tes

Sebelum

 perlakuan

 P ost-test  Siswa Pilihan ganda

a.  Validitas isi

 b.  Konsistensi

internal butir c.  Indeks daya

 bedad.  Tingkat

kesukaran butir 

e.  Konsistensiinternal tes

Setelah

 perlakuan

9.  Validasi Isi

Validasi isi instrumen penelitian adalah derajat dimana sebuah

instrumen mengukur cakupan substansi yang diukur. Gay (1987)

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 27/30

27 

menyatakan bahwa validitas isi (content validity) adalah derajat

 pengukuran yang mencerminkan domain isi yang diharapkan. Validitas isi

  penting untuk tes hasil belajar. Suatu skor tidak mencerminkan hasil

  belajar siswa apabila instrumen tidak mampu mengukur secara

komprehensif apa yang telah dipelajari oleh siswa. Prosedur yang hendak 

ditempuh agar suatu tes hasil belajar mampu mencerminkan domain isi

secara komprehensif adalah dengan menyusun kisi-kisi tes.

10. U ji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui mutu instrumen yang

dikembangkan. Melalui uji coba tersebut, maka diperoleh butir soal yang

 benar-benar layak untuk digunakan dalam penelitian.

11. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali

yaitu data sebelum perlakuan dan data setelah perlakuan. Langkah-langkah

yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut.

a.  Pengumpulan data  pre-test  siswa dengan menggunakan tes hasil

  belajar yang diberikan kepada semua sampel pada masing-masing

kelas.

 b.  Pengumpulan data  post-test  siswa setelah diberikan perlakuan pada

semua sampel pada masing-masing kelas.

12. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan dua teknik analisis yaitu. 

a.  Teknik Analisis Deskriptif 

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan presentase,

skor rata-rata, dan simpangan baku. Presentase yang dideskripsikan

adalah presentase konsep siswa pada pokok bahasan ekosistem

sebelum dan sesudah pembelajaran. Skor rata-rata dan simpangan baku

yang dideskripsikan adalah skor rata-rata dan skor simpangan baku

hasil belajar yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test .

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 28/30

28 

Pedoman Konversi Nilai Absolut Skala Lima

R entangan nilai Huruf Kualifikasi

64 ± 80 A Sangat baik 

48 ± 63 B Baik 

32 ± 47 C Cukup

16 ± 31 D Kurang

0 ± 15 E Sangat kurang

(Riduan, 2004)

b.  Teknik Analisis Varians

Pengujian hipotesis penelitian digunakan ANAVA satu jalur untuk 

menentukan ada tidaknya perbedaan hasil belajar biologi siswa antara

menggunakan model pembelajran POE dan yang menggunakan model

  pembelajaran Konvensional. Data yang dianalisis dengan

menggunakan ANAVA adalah perubahan skor yang diperoleh

  berdasarkan skor  pre-test dan post-test. Perubahan skor tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut.

S postetest   ± S pretest 

g = (Savinainen & Scott, 2002)

Smax ± S pretest 

Keterangan:

g : perubahan skor 

S postetest : skor post-test siswa

S pretest  : skor pre-test siswa

Smax : skor maksimum yang dicapai jika seluruh item terjawab benar 

Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu data yang

diperoleh harus memenuhi beberapa asumsi yaitu sebagai berikut.

a.  Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa

sampel benar-benar berasal dari popilasi yang berdistribusi normal

sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Criteria pengujian data

memiliki sebaran distribusi normal jika angka signifikansi yang

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 29/30

29 

dihasilkan lebih besar dari 0,05 dan dalam hal ini data tidak 

 berdistribusi normal.

 b.  Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians antara kelompok digunakan untuk mengukur 

apakah sebuah kelompok data mempunya varians yang sama antara

anggota kelompok tersebut. Uji ini digunakan untuk meyakinkan

  bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi

akibat adanya perbedaan dalam kelompok. Criteria pengujian data

memiliki varians yang sama jika angka signifikansi yang diperoleh

lebih besar dari 0,05 dan apabila angka signifikansi lebih kecil dari

0,05 maka varians sampel tidak sama (tidak homogen).

13.  Hipotesis Statistik 

Pengujian hipotesis-hipotesis dapat dijabarkan menjadi pengujian

hipotesis nol (HO) melawan hipotesis alternative (H1). Hipotesis yang

diajukan dan diuji dalam  penelitian ini adalah:

HO : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang

  belajar dengan menggunakan model pembelajaran POE dengan

siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran

Konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang belajar 

dengan menggunakan model pembelajaran POE dengan siswa yang

 belajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.

H0 : µm1Y = µM2Y

H1 : µm1Y µM2Y

Keterangan:

µm1Y : rata-rata hasil belajar biologi siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran POE.

µM2Y : rata-rata hasil belajar biologi siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.

5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 30/30

30

DAFTAR PUSTAKA

Arnyana, Ida Bagus Putu. 2007. S trategi Belajar Mengajar . Singaraja : Bagian

Ilmu Faal FK. UNUD.

Arnyana, Ida Bagus Putu. 2007.   Dasar-dasar Metodologi P enelitian. Singaraja :Bagian Ilmu Faal FK. UNUD.

Keeratichamroen, W. 2007. Using the Predict-Observe-Explain (POE) to Promote

students¶ learning of tapioca bomb And chemical reactions. Tersedia pada

http://www.il.mahidol.ac.th/English_site/research/proceeding/ICASE_Wasa

na %20 Keeratichamroen.pdf. Diakses 4 Desember 2010.

Mendiknas.2006.  Kurikulum Tingkat S atuan  P endidikan (KT SP  ).JakartaPusat:Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Muslich, M. 2007.  Dasar  P emahaman dan  P engembangan KT SP . Jakarta: BumiAksara

Ratna Wilis Dahar.1986. I nteraksi Belajar Mengajar  IPA.Jakarta:UniversitasTerbuka, Depdikbud

Suparno, P. 1997.   Filsafat konstruktivisme dalam  P endidikan. Yogyakarta:Kanisius.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tytler, R. 2002. Using Toys And Surprise Events To Teach About Air And Filight

In The Primary School.  A sia  P acific Forum on S cience Learning and 

Teaching . 3(2). Diakses 4 Desember 2010.

Wah Liew, C. & Treagust, D. 2004. The effectiveness predict-observe-explain

(POE) technique in diagnosing students understanding of science and

identifying their level of achievement. Tersedia pada

http://www.curtin.edu.autheses /vailable/adt/WCU20050228.145638/unre

stricted/01Front.pdf. Diakses 4 Desember 2010.