judulku pendidikan
TRANSCRIPT
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 1/30
1
I. Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mengwi
II. I
dentitas Peneliti Nama : Ni Made Yusmira Dewi
NIM : 0813041047
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : MIPA
III. Pendahuluan
Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia agar mampu
mengaktualisasikan diri dalam kehidupan, dimana pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi
atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007). Idealnya pendidikan tidak hanya
berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan
proses mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya
memikirkan jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik
di masa yang akan datang. Memperhatikan tujuan pendidikan di jenjang
sekolahan, hendaknya penyelenggaraan pembelajaran mampu mempersiapkan,
membina, dan membentuk peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap,
nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sudah seharusnya proses belajar yang dilaksanakan
didukung oleh pembelajaran yang kondusif.
Dalam pembelajaran biologi pebelajar merupakan subyek belajar sedangkan
guru berperan sebagai pembimbing, motivator, dan pengelola pembelajaran. Yang
menjadi masalah dalam belajar biologi bagi siswa yaitu pelajarannya yang sulit
dan sering menimbulkan masalah belajar. Hal ini berdasarkan pada rendahnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi karena siswa menganggap
pelajaran biologi identik dengan hafalan bila dibandingkan dengan mata pelajaran
sains lainnya. Oleh karena itu, guru tidak bisa lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas pembelajaran biologi, yang meliputi aktivatas siswa dan
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 2/30
2
respon siswa terhadap pembelajaran biologi di dalam kelas. Aktivitas siswa disina
dapat berupa interaksi yang terjadi diantara siswa itu sendiri, baik interaksi siswa
dengan siswa, siswa dengan guru atau antara siswa dengan lingkungan sekitarnya.
Rendahnya pencapaian hasil belajar disebabkan salah satunya karena
pengajaran masih dipandang sebagai transfer pengetahuan belum sebagai
membangun pengetahuan, ketrampilan berproses, dan sikap. Sistem evaluasi yang
dilakukan guru mencakup bentuk soal juga mempengaruhi pola belajar siswa.
Guru selama ini kurang mempersoalkan kemampuan siswa dalam menyatakan
definisi, menganalisis makna dari suatu prinsip dan tidak menuntut kemampuan
memecahkan soal secara bersistem. Kecenderungan yang sering tampak adalah
siswa yang memiliki nilai tinggi sekalipun pada mata pelajaran biologi ternyata
tidak menguasai konsep tetapi hanya sekedar menghafal materi dari soal-soaltersebut. Pandangan mengajar mengenai bagaimana mengemas pendidikan agar
dapat meningkatakan kualitas pendidikan terutama pendidikan biologi hanya
dilihat berdasarkan ketuntasan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tanpa
memperhatikan tujuan pendidikan yang sebenarnya, dengan kata lain metode yang
diterapkan masih bersifat konvensional. Kurangnya pemahaman siswa terhadap
konsep biologi di sekolah tidak terlepas dari keterbatasan guru dalam memilih dan
melaksanakan metode belajar yang cocok dan sesuai dengan materi yang
diajarkan.
Untuk dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa adalah
perbedaan individual, perbedaan ini tentu saja berpengaruh terhadap kemampuan
seseorang untuk dapat belajar dengan cepat dan mudah. Dengan memahami
karakteristik siswa, suasana belajar dapat disesuaikan dengan gaya belajar siswa.
Seperti siswa diberikan kesempatan dalam belajar untuk berinteraksi dengan
teman sejawat atau guru dalam upaya mengembangkan pemahaman konsep-
konsep dan prinsip-prinsip penting. Secara singkat dapat dirumuskan bahwa
pengajaran sains yang utuh adalah pengajaran sains yang mencakup tiga hakikat
sains. Konsep, hokum, dan teori tidak seharusnya diajarkan kepada para siswa
sebagai suatu pengetahuan yang sudah jadi. Pendidikan yang berorientasi pada
siswa ( student centered ) seharusnya mengutamakan agar para siswa juga belajar
bagaimana cara belajar itu (learning how to learn) sehingga berbasis proses bukan
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 3/30
3
sekedar mempelajari materi ajar untuk mendapatkan hasil. Terdapat empat factor
yang menentukan kualitas proses pembelajaran, melipti: situasi atau kondisi
pembelajaran, bahan ajar, strategi pembelajaran, dan hasil pembelajaran sampai
pada proses terbentuknya pengetahuan dalam diri peserta didik. Ditinjau dari
perkembangan peserta didik perlu diketahui bahwa setiap siswa telah membawa
konsepsi awal tersendiri yang bersifat common sense sebelum mengalami
pembelajaran di kelas, dan konsep-konsep sains yang dikembangkan di kelas tidak
berjalan mulus karena sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial khususnya
konsepsi awal ( preconception) dan keragaman ( predilection) siswa. Selain itu,
pembelajaran sains di sekolah kurang memperhatikan budaya anak.
Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa salah satu penyebab rendahnya
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep biologi yaitu strategi pembelajaran.Jika dalam proses pembelajaran guru jarang mengaitkan konsep-konsep atau
materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata. Serta jarang mengarahkan siswa
untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan konsep yang
diajarkan, maka dampak dari pembelajaran tersebut adalah konsep-konsep yang
diajarkan bersifat abstrak, sehingga sulit diintegrasi dengan konsep-konsep yang
sudah ada di dalam struktur kognitif siswa. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi dalam bidang pendidikan.
Upaya-upaya tersebut antara lain: meningkatkan kualitas tenaga pendidik,
misalnya dengan mengadakan penataran guru dan penyetaraan jenjang pendidikan
guru, melengkapi fasilitas sekolah, serta mengadakan perbaikan kurikulum. Di
samping itu, upaya meningkatkan mutu pendidikan secara umum dan pelajaran
biologi secara khusus memerlukan perubahan pola pikir yang digunakan sebagai
landasan dalam pembelajaran. Perubahan pola pikir atau reformasi pendidikan
hendaknya perlu memikirkan bagaimana siswa dalam proses belajarnya, bukan
hanya terfokus pada hasil yang akan dicapai.
Hal terpenting dari suatu pembelajaran adalah mengembangkan
kemampuan mental sehingga seseorang dapat belajar. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perlu dilakukan reorientasi dalam pembelajaran biologi. Para
teoritis dan praktisi pendidikan perlu beralih dari pembelajaran konvensional
menuju model pembelajaran yang berdasarkan atas paradigma konstruktivis. Hal
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 4/30
4
ini disebabkan karena pemahaman siswa terhadap konsep biologi belum
mendalam, memerlukan perubahan suatu pola pikir dari menerapkan
pembelajaran konvensional menuju pembelajaran inovatif. Belajar pada
hakekatnya merupakan proses modifikasi gagasan-gagasan yang telah ada pada
diri pelajara yang terjadi melalui konstruksi dan elaborasi struktur kognitif atas
dasar pengalaman. Oleh karena itu, guru harus menciptakan suasana kondusif
yang memberikan peluang kepada siswa untuk memanfaatkan pengetahuan
awalnya sebagai landasan dalam mempelajari suatu konsep, sehingga terjadi
proses belajar yang bermakna. Reformasi pendidikan tidak hanya cukup dengan
mengubah atau merivisi kurikulum, tetapi juga harus disertai dengan mengubah
pola pikir agar proses belajar yang dilaksanakan dapat dirasakan menarik oleh
semua siswa, maka harus dipilih metode pembelajaran yang tepat. Parakonstruktivis memandang perlu adanya pergeseran secara tajam dari individu-
individu yang berdiri di depan kelas sebagai guru. Suatu pergeseran dari
seseorang yang mengajar menjadi seorang fasilitator dan mediator dalam
mengeksplorasi pengetahuan awal siswa. Suatu pergseran dari mengajar sebagai
proses pembebanan menuju mengajar sebagai proses negosiasi. Perubahan
tersebut harus pula diikuti oleh sikap guru untuk mau bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pembelajaran di sekolah. Diharapkan para guru mampu
melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik melalui model-model
pembelajaran yang mereka rancang. Hal ini disebabkan karena model
pembelajaran yang diterapkan di sekolah sangat mempengaruhi hasil belajar yang
akan dicapai oleh siswa serta pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang
mereka peroleh dari hasil belajarnya.
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang masih
digunakan dan disenangi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran sampai
sekarang. Pembelajaran ini cenderung memisahkan apa yang dipelajari dengan
dunia nyata, dimana apa yang dipelajari lebih bersifat textbook , seperti dalam
pembelajaran siswa diberikan latihan-latihan soal. Aktivitas pada model
pembelajaran ini cenderung berpusat pada guru. Sedangkan model pembelajaran
yang dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa, serta meningkatkan
pemahaman konsep yang nantinya bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 5/30
5
yaitu model pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa dalam melakukan
kegiatan belajar. Salah satu model pembelajaran yang mengacu pada pandangan
konstruktivis tersebut adalah model P redict-Observe-Explain (POE). Model
pembelajaran POE mencakup cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru
untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya. Belajar
dengan model pembelajaran ini siswa diibaratkan sebagai seorang ilmuan yang
diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi atau mengembangkan segala ide dan
kemampuannya untuk menemukan sendiripengetahuannya, dimana belajar
bermakna hanya terjadi melalui belajar penemuan (discovery learning ) yaitu suatu
proses dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang
belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Proses
belajar dengan model POE dapat digunakan oleh guru untuk dapat memberikan pengertian yang mendalam pada aktivitas desain belajar dan strategi belajar,
dimana strat belajar berasal dari sudut pandang siswa bukannya guru atau ahli
sains. Dalam proses belajar menggunakan model POE, siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan observasi secara nyata.
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam model pembelajran POE
yaitu: (1) P redict (Meramalkan). Pada tahap ini siswa akan meramalkan atau
memberikan hipotesis mengenai apa yang akan terjadi dari suatu permasalahan
yang diberikan leh guru atau permasalahan yang ditemukan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari terkait dengan materi yang akan dibahas, kemudian siswa
menuliskan dan menyampaikan ramalan atau hipotesis tersebut berdasarkan
alasannya. (2) Observe (Mengamati) pada tahap ini, guru memberikan waktu
kepada siswa untuk melaksanakan eksperimen atau demonstrasi terkait
permasalahan yang sedang dibahas, untuk membuktikan kebenaran dari ramalan
siswa. Kemudian siswa mencatat apa yang diamati. (3) Explain (Menjelaskan).
Pada tahap ini siswa akan melakukan diskusi bersama kelompoknya, kemudian
menjelaskan atau memberikan interpretasi terhadap hasil observasinya. Menurut
White dan Gunstone (dalam Keeratichamroen, 2007) model pembelajaran
P redict-Observe-Explain (POE) merupakan suatu langkah yang efisien untuk
menciptakan diskusi para siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Strategi ini
melibatkan siswa dalam meramalkan suatu fenomena, melakuakan observasi
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 6/30
6
melalui demonstrasi atau eksperimen, dan akhirnaya menjelaskan hasil
demonstrasi serta ramalan mereka sebelumnya. Dengan cara demikian konsep
yang diperoleh siswa akan melekat dalam ikatannya, serta siswa akan memahami
apa yang dipelajarinya. Sehingga nantinya, siswa akan merasakan proses
belajarnya lebih bermakna, dengan emikian hasil belajar yang dicapai siswa juga
akan meningkat.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan tersebut dan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, maka penerapan
model pembelajaran ini diduga mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa
yang akan dikaji lebih jauh dalam penelitian yang berjudul ³Pengaruh Model
Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa SMA Negeri 1 Mengwi´.
IV. R umusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat dibuat beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang belajar
dengan model pembelajaran predict obseve explain (POE) dan siswa yang
belajar dengan model pembelajaran konvensional (MPK)?
V. Tujuan
Berdasarkan ruusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Menganalisis perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang belajar
dengan model pembelajaran predict obseve explain (POE) dan siswa yang
belajar dengan model pembelajaran konvensional (MPK).
VI. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitiaan ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah diperolehnya
informasi mengenai ada tidaknya perbedaan hasil belajar pelajaran biologi
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 7/30
7
antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
P redict-Observe-Explain (POE) dengan siswa yang belajar dengan
meggunakan model pembelajaran konvensional (MPK). Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar pengembangan model
pembelajaran kea rah yang lebih baik dan lebih berperan terhadap hasil
belajar siswa
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada
peneliti dalam menemukan masalah serta kendala dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga nantinya dapat mempersiapakan diri sebagaiseorang guru sebelum terjun ke sekolah.
b. Bagi Siswa
Model pembelajaran P redict-Observe-Explain (POE) dalam penelitian
ini melibatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
dapat membangkitan motivasi belajar siswa.
c. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh
guru, dalam memilih model pembelajaran yang sesuai untuk
meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar.
d. Bagi Pengembangan Teori Pembelajaran
Melalui penelitian ini diharapkan penggunaan model pembelajaran
POE bagi praktisi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
khususnya pendidikan Biologi.
VII. Asumsi dan Keterbatasan
Sebagai landasan berpikir dalam keseluruhan penelitian ini, maka
penulis menggunakan beberapa asumsi, yaitu:
a. Sampel siswa yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi
syarat penelitian untuk dianalisis.
b. Keadaan kelas dari masing-masing kelompok dianggap sama.
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 8/30
8
c. Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi
syarat sebagai alat pengumpul data.
d. Jawaban para siswa terhadap soal tes dianggap mencerminkan
keadaan sebenarnya.
Hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan sepanjang asumsi
tersebut diatas benar adanya.
Di samping asumsi-asumsi tersebut, penelitian ini juga mempunyai
keterbatasan antara lain:
1 Populasi penelitian terbatas hanya pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Mengwi
2 Penelitian ini terbatas hanya pada pembelajaran IPA yaitu pembelajaran biologi.
VIII. R uang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Mengwi kelas X semester
genap. Pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ekosistem. Variable yang terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa pada aspek kognitif yang hanya mencakup pokok bahasan
ekosistem. Variable bebasnya adalah model pembelajaran yang dalam hal
ini diterapkan model pembelajarn predict observe explain (POE) dan
model pembelajaran Konvensional.
IX. Definisi konseptual
a. Model Pembelajaran POE ( predict observe explain)
Model pembelajaran POE adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran, dimana keterlibatan
siswa dalam pembelajaran dimulai dari meramalkan ( predict ) suatu
fenomena, melakukan observasi (observe) melalui demonstrasi atau
eksperimen, dan akhirnya menjelaskan (explain) hasil demonstrasi dan
ramalan atau hipotesis mereka sebelumnya (Wah Liew et al, 2004).
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 9/30
9
b. Model Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang masih
digunakan dan disenangi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
sampai sekarang. Pembelajaran ini cenderung memisahkan apa yang
dipelajari dengan dunia nyata, dimana apa yang dipelajari lebih bersifat
textbook , seperti dalam pembelajaran siswa diberikan latihan-latihan
soal. Aktivitas pada model pembelajaran ini cenderung berpusat pada
guru.
X. Definisi Operasional
Definisi operasional yang terlibat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil belajar yangdimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi yang mengacu
pada aspek kognitif siswa.
XI. Tinjauan Pustaka
1. Pengetahuan Awal Siswa
Pengetahuan awal adalah struktur kognitif yang ada pada diri siswa
sebelum mereka masuk pada pembelajaran baru dan kumpulan dari
pengetahuan aktual individu yang diperoleh sepanjang hidup mereka yang
digunakan sebagai bekal untuk menghadapi suatu pengalaman baru.
Pengetahuan awal siswa dapat berupa pengetahuan ilmiah yang resisten
terhdap realita , pengetahuan sehari-hari, dan pengetahuan yang tidak akan
tahan uji terhadap realita. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui
kehidupan sehari-hari atau melalui proses pembelajaran formal di kelas.
Pengetahuan awal siswa umumnya bersifat resisten, oleh karena itu
pengetahuan awal siswa harus benar-benar diperhatikan oleh guru sebelum
pembelajaran dimulai. Pengetahuan awal juga dipengaruhi aleh perasaan
siswa dalam menilai informasi yang dipresentasikan dalam sumber-
sumber belajar dalam kelas. Model pembelajaran tidak akan mencapai
hasil yang optimal bila kurang memperhatikan pengetahuan awal siswa.
Belajar merupakan suatu proses aktif dalam membentuk pengertian.
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 10/30
10
Menurut Piaget mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual di mana
pengalaman dan ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah diketahui
untuk membentuk struktur pengertian yang baru. Pembelajaran yang
memperhatikan kemampuan awal siswa sejalan dengan pandangan
konstruktivisme. Berdasarkan paham konstruktivisme, pengetahuan awal
siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
pengkonstruksian pengetahuan. Pengetahuan awal digunakan sebagai
jembatan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki.
2. Paham Konstruktivis dalam Pembelajaran
Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis digunakan karenamodel pembelajaran P erdict Observe Explain (POE) merupakan suatu
inovasi pembelajaran yang mengguanakan paham konstruktivis.
Pandangan konstruktivisme tentang pengetahuan menyatakan bahwa
pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa, di mana siswalah yang aktif
secara mental dalam pembentukan pengetahuan tersebut. Makna yang
dibangun dalam proses pembentukan pengetahuan pada masing-masing
individu berbeda tergantung dari struktur kognitif yang telah dimiliki
siswa sebelumnya. Srtuktur kognitif yang telah dimiliki siswa sebelumnya
disebut prior knowledge. Konstruktivisme merupakan salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan siswa
sendiri. Menurut Nur dalam teori konstruktivis satu prinsip yang paling
penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa harus
membangun pengetahuan sendiri di dalam dirinya. Guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide
mereka sendiri. Berdasarkan pandangan tersebut, maka dalam proses
pembelajaran perlu diadakan inovasi pembelajaran, belajar lebih diarahkan
kepada experimental learning yang merupakan adaptasi kemanusiaan
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 11/30
11
berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman
sekelas, yang kemudian dijadikan ide dan pengembangan konsep baru.
Peran guru dalam lingkungan belajar yang bersifat konstruktivisme
yaitu: menerima dan menghormati pendapat para siswa serta memberikan
kebebasan kepada siswa untuk berpendapat, guru memberikan pertanyaan
dan memberikan cukup waktu kepada siswa untuk membahasnya, didukug
oleh pemikiran tingkat tinggi guru memberikan siswa untuk menemukan
fakta melalui pengalaman mereka sendiri, para siswa selalu melakukan
diskusi baik itu bersama teman sekelasnya ataupun bersama guru yang
bersangkutan, siswa hendaknya selalu tertantang untuk menguji
hipotesisnya dan guru memberikan peluang kepada siswa untuk menguji
hipotesisnya, data yang diperoleh siswa akan dijadikan dasar dalammembangun sebuah konsep, guru selalu menerapkan strategi pendidikan
untuk mendorong siswa berpikir dan meneliti.
3. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
Model pembelajran POE merupakan salah satu model
pembelajaran yang mengeksplorasi pengetahuan awal siswa dan
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan secara aktif
dalam proses belajar (Wah Liew et al, 2004). Di samping itu model
pembelajran POE mengacu pada filsafat konstruktivis, di mana siswa akan
membangun pengetahuan di pikirannya sendiri berdasarkan pengalaman
langsung yang ditemui pada saat pembelajaran. Selama pembelajaran
dengan model ini, siswa didukung untuk membangun pengetahuan mereka
sendiri melalui proses penyelidikan. Siswa bekerja dengan peralatan
sederhana pada setiap pengamatan mereka baik dalam demonstrasi
maupun eksperimen. Model pembelajaran POE merupakan suatu model
yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai konsep ilmu
pengetahuan. Model pembelajaran ini melibatkan siswa dalam
meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui demonstrasi,
dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi dn ramalan mereka
sebelumnya.
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 12/30
12
Terdapat beberapa alasan dalam pembelajaran mengapa digunakan
model pembelajaran POE antara lain: a) siswa merasa senang untuk
melaksanakannya hal ini disebabkan dalam kegiatan belajar siswa tidak
hanya terbatas mendengarkan apa yang diberikan oleh guru, namun turut
berperan aktif dalam kegiatan belajar seperti melaksanakan demostrasi
terkait materi yang dibahas, b) siswa dapat memberikan contoh dari
sebuah konsep abstrak yang diberikan yaitu kemampuan siswa akan
berkembang dalam mengaitkan materi yang dibahas dengan dunia nyata,
c) penerapan model ini dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti
pelajaran, karena pembelajaran yang dilalui siswa akan dirasakan lebih
menarik dan bervariasi. Tahapan pembelajara POE terdiri atas tiga bagian
yaitu:Tahap 1 ( Predict ) Tahap 2 (Observe) Tahap 3 ( Explain)
a. Tahap Predict (Meramalkan)
Pada tahap ini siswa akan meramalkan suatu permasalahan yang akan
diberikan oleh guru, menuliskan ramalan tersebut beserta alasannya.
Permasalahan yang diberikan berlaku untuk semua anggota kelas.
Siswa menyusun hipotesisnya berdasarkan pengetahuan awal yang
mereka miliki dan berdasarkan buku sumber yang mereka baca terkait
dengan fenomena yang harus dipecahkan oleh siswa.
b. Tahap Observe (Mengamati)
Pada tahap ini, guru memberikan waktu kepada siswa untuk
melaksanakan perccobaan atau demonstrasi terkait permasalahan yang
dibahas, untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis mereka
sebelumnya. Sebelum siswa melaksanakan praktikum terlebih dahulu
siswa akan membentuk kelompok yang terdiri atas 4 sampai 5 orang.
Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam melaksanakan percobaan
dan mengefektifkan waktu yang tersedia dalam pelajaran. Kemudian
setelah melaksanakan praktikum siswa mencatat apa yang mereka
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 13/30
13
amati dan mengaitkan prediksi mereka sebelumnya dengan hasil
pengamatan yang mereka peroleh.
c. T
ahap Explain (Menjelaskan)
Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk menambah
penjelasan ramalan mereka sebelumnya, dengan berdiskusi antara
masing-masing anggota kelompok. Kemudian siswa secara acak dari
masing-masing kelompok akan ditunjuk untuk menjelaskan terhadapa
permasalahan yang dibahas disertakan dengan hasil pengamatan yang
mereka peroleh. Dalam hal ini guru berperan dalam menengasi hasil
diskusi kelas siswa. Jika terdapat perbedaan hasil percobaan dengan
prediksi siswa sebelumnya, maka diharapkan siswa dapat menyertakanalasan mengapa hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada.
Melalui penyampaian hasil diskusi tersebut, siswa akan mulai
membangun konsep baru dalam benaknya. Siswa yang belum
mempunyai kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi di depan
kelas tetap mengumpulkan hasil diskunya pada akhir pelajaran.
Manfaat model pembelajaran POE adalah sebagai berikut.
y Model pembelajaran POE dapat digunakan untuk menggali gagasan
awal yang dimiliki oleh siswa.
y Membangkitkan diskusi baik antara siswa dengan siswa maupun
antara siswa dengan guru.
y Memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelidiki konsep yang
belum dipahami.
y Membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu permasalahan.
Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran POE
Langkah
PembelajaranAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Tahap 1
predict
(Meramalkan)
Memberikan
apersepsi terkait
materi yang akan
Memberikan hipotesis berdasarkan
permasalahan yang diambil dari
pengalaman siswa atau buku panduan
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 14/30
14
dibahas. yang memuat suatu fenomena terkait
materi yang akan dibahas.
Tahap 2
Observe
(Mengamati)
Sebagai fasilitator dan
mediator apabilasiswa mengalami
kesulitan dalam
melakukan
pembuktian.
Mengobservasi dengan melakukan
eksperimen atau demonstrasi berdasarkan permasalahan yang dikaji
dan mencatat hasil pengamatan untuk
direfleksikan satu sama lain.
Tahap 3
Explain
(Menjelaskan)
Memfasilitasi
jalannya diskusi
apabila siswa
mengalami kesulitan.
Mendiskusikan fenomena yang telah
diamati secara konseptual serta
membandingkan hasil observasi
dengan hipotesis sebelumnya bersama
kelompok masing-masing.
Mempresentasikan hasil observasi di
kelas, serta kelompok lain
memberikan tanggapan, sehingga
diperoleh kesimpulan dari
permasalahan yang sedang dibahas.
Model pembelajaran POE dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dimana dalam
proses belajar aktif siswa bekerja secara aktif atau ikut berpartisifasi dalam
proses pembelajaran.
4. Model Pembelajaran Konvensional (MPK)
Model pembelajaran konvensional adalah model belajar yang tidak
dilandasi oleh paham konstruktivisme, titik tolak pembelajaran ini dimulai
dari pengetahuan awal yang dimiliki siswa ( prior knowledge).
pembelajaran dimulai dari menyajikan informasi, pemeberian ilustrasi dan
contoh soal, latihan soal-soal sampai pada akhirnya guru merasakan apa
yang diajarkan telah dimengerti oleh siswa. Dalam model ini, guru
memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan kepada siswa tanpa
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 15/30
15
memperhatikan prior knowledge siswa. Model pembelajaran konvensional
cenderung menekankan guru sebagai pusat informasi, dimana dalam
kegiatan belajar siswa mendengarkan semua informasi dari guru. Pada
model ini juga apa yang telah dipelajari oleh siswa tidak disertakan dengan
pembuktian sehingga apa yang dipelajari oleh siswa terpisah dari dunia
nyata. Tahap pelaksanaan model konvensional adalah sebagai berikiut.
1. Mempersiapkan materi yang dipilih dalam penelitian, materi yang
dipilih adalah materi di kelas.
2. Menyusun instrument penelitian berupa rancangan pembelajaran
yang meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang di dalamnya
memuat skenario pembelajaran.
3. Memberikan pre-test sebelum pembelajaran dimulai.4. Melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah yang telah
dibuat.
5. Pada akhir pelajaran dilakukan evaluasi.
Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Konvensional
Langkah Kegiatan Guru dan Siswa
Tahap 1
Apersepsi
Guru membuka pelajaran dan siswa sudah berada dalam
kelompok
a. Aktivitas guru: mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau
mereview apa yang telah diajarkan sebelumnya.
b. Aktivitas siswa: menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru atau jika diperlukan memuat catatan hal-hal
yang dianggap penting.
Tahap 2Penjelasan
konsep
a. Aktivitas guru: menjelasan ringkasan materi kepada
siswa relevan dengan pokok bahasan yang akan
diajarkan, dengan berorientasi kepada paket
pembelajaran (teks ajar dan LKS).
b. Aktivitas siswa: mendengarkan, mencatat hal-hal yang
dianggap penting.
Tahap 3 Memberikan kesempatan kepada satu atau dua orang siswa
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 16/30
16
Latihan
terbimbing
untuk mencoba melakukan apa yang telah dijelaskan atau
didemonstrasikan oleh guru
a. Aktivitas guru: memfasilitasi siswa mengumpulkan
informasi yang relevan untuk mengerjakan tugas-tugasdalam LKS dengan melakukan eksperimen atau
demonstrasi dan menanggapi pertanyaan yang muncul
selama mengerjakan tugas-tugas tersebut.
b. Aktivitas siswa: mengumpulkan data yang ada
hubungannya dengan permasalahan dengan
menggunakan paket belajar yang diberikan dan
mengorganisasikan informasi yang telah diperoleh untuk
menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS bersamakelompok masing-masing.
Tahap 4
Mengecek
pemahaman
dan
memberikan
umpan balik
a. Aktivitas guru: memfasilitasi jalannya diskusi dan
membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi
dan membuat laporan akhir bersama.
b. Aktivitas siswa: mendiskusikan data dan informasi yang
relevan dengan permasalahan dalam kelompok
belajarnya, menentukan alternatif pemecahan masalah .
c. Guru memberikan komentar umum terhadap kegiatan
yang telah dilakukan.
Tahap 5
Evaluasi
Guru mengumpulkan dan memberikan nilai laporan masing-
masing kelompok/individu.
Ciri-ciri model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
Siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai
penerima informasi pasif.
Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
Perilaku siswa dibangun atas proses kebiasaan.
Kemampuan diperoleh melalui latihan soal-soal.
Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
Pembelajaran hanya terjadi di kelas.
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 17/30
17
5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan respon yang baru dimana respon tersebut
sama pengertiannya dengan tingkah laku (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) yang baru. Menurut Gagne (dalam Ibrahim, 2003)
menyatakan bahwa belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa tahapan
pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang
baru yang disebut dengan hasil belajar. Pada proses pembelajaran
pemahaman semestinya lebih ditekankan untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal. Pembelajaran untuk pemahaman ditujukan pada
pencapaian learning how to learn dan learning to do. Pemahaman
merupakan salah satu aspek penilaian yang merupakan kemampuan actualyang dicapai oleh siswa setelah mengalami suatu proses belajar mengenai
konsep maupun prinsip dalam waktu tertentu.
Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan instrument tes
yang dinyatakan berdasarkan kemampuan kemampuan yang dapat
diobservasi dan mesti dicapai siswa berdasarkan tujuan instruksional yang
telah ditetapkan sebelumnya, baik menurut aspek isi maupun aspek
perilaku. Menurut Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan sikap.
y Ranah kognitif menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas
dan ketrampilan intelektual
y Ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif
atau keterampilan motorik
y Ranah sikap berkaitan dengan pengembangan perasaan sikap, nilai,
dan emosi
Jadi hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, informasi, dan strategi kognitif yang baru dan
diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu
suasana pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah hasil belajar yang mengacu pada ranah kognitif, dimana hasil
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 18/30
18
belajar yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan perubahan skor
yang dicapai berdasarkan hasil pre-test dan post-test siswa.
6. Kerangka Berpikir
Tujuan dari pendidikan yang dikembangkan pada pendidikan
umum adalah mampu mempersiapkan peserta didik yang dapat bersaing di
masa yang akan datang. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
meningkatkan kualitas pendidikan, dimana siswa diharapkan dapat
memperoleh pengetahuan dengan cara mengkonstruksi pengetahuan itu
sendiri dalam dirinya. Paradigm lama lebih menekankan pada teacher
centered daripada student centered. Model pembelajaran konvensional
(MPK) mengacu pada paradigm tersebut. MPK jarang menyediakan
strategi-strategi yang mengaktifkan pengetahuan awal siswa, merangsang
respon-respon siswa yang bersifat konvergen, dan lebih berorientasi pada
produk pembelajaran dibandingkan proses pembelajaran.
Siswa Konstruktivisme
dalam pempelajaran
Pengetahuan awal
Model pembelajaran POE
Student centered
Pemahaman
konsep
mendalam
Penerapan
pembelajaran
Pengetahuan
dibangun di
dalam pikiran
Siswa aktif dalam
pembelajaran
Pembelajaran
bersifat nyata
Pembelajaran
dapat dilakukan
di luar kelas
Keberhasilan
pembelajaran
dilhat dari
proses
Hasil
belajar
yang lebih
baik
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 19/30
19
Model pembelajaran konvensional pada hakikatnya tidak sejalan
pada pandangan konstruktivis tentang pengetahuan, dimana pengetahuan
dibangun dalam pikiran siswa, dan makna yang dibangun siswa dalam
proses pembentukan pengetahuan berbeda-beda bergantung pada
pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelumnya. Dalam pembelajaran
konvensional menganut asumsi bahwa mengajar adalah transfer
pengetahuan dan menjunjung tinggi keseragaman. Model pembelajaran
konvensional apa yang dipelajari oleh siswa tidak disertakan dengan
pembuktian-pembuktian sehingga apa yang dipelajari oleh siswa terpisah
dari dunia nyata.
Pada kegiatan pembelajaran guru cenderung lebih memberikan
dominasi, sehingga proses belajar menjadi kurang bermakna. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Model pembelajaran
konvensional menumbuhkan rasa individualism dalam diri siswa,
sedangkan paradigm konstruktivisme memandang bahwa sebelum siswa
belajar di kelas mereka sudah memiliki gagasan-gagasan mengenai
konsep-konsep yang akan dipelajari. Gagasan siswa tersebut merupakan
hasil interaksi mereka dengan lingkungan mereka yang sebagian besar
masih bervariasi. Banyak model pembelajaran yang telah
dikembangkanoleh para praktisi pendidikan dalam upaya meningkatkan
pemahaman siswa mengenai materi biologi. Sehingga siswa perlu
diberikan kebebasan dalam mengembangkan dirinya.
Model pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa
untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran serta mengacu pada
pandangan konstruktivisme adalah model pembelajaran POE. Model
pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar
yang dimulai dari tahap awal yaitu meramalkan suatu masalah, hingga
menjelaskan hasil observasi yang dilakukan serta ramalan mereka
sebelumnya.
Tahapan model pembelajaran POE sejalan dengan pandangan
konstruktivis dimana bersifat student centered . sehingga mampu
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 20/30
20
membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep yang semula
mengandung miskonsepsi menjadi sebuah konsep ilmiah melelui proses
pengamatan dan pembuktian lebih lanjut. Proses pengamatan dan
pembuktian akan memecahkan konflik kognitif yang ada pada diri siswa,
sehingga pandangan siswa terhadap suatu konsep dapat dirubah.
Implikasinya adalah mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa
yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa
menjadi lebih baik.
XII. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas dapat dibuat
hipotesis sebagai berikut :³Terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang belajar dengan
model pembelajaran POE ( P redict Observe Explain) dan siswa yang belajar
dengan model pembelajaran Konvensional (MPK)´.
XIII. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dimana
bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan sebab akibat
antara dua variabel atau lebih, hanya saja tidak semua variabel dalam
eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Maka penelitian ini
disebut dengan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen).
2. Populasi dan Sampel
y Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas X semester
genap di SMA N 1 Mengwi tahun pelajaran 2011/2012, yang
terdistribusi menjadi enam kelas dengan kemampuan yang setara.
y Sampel penelitian ini adalah Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik S imple Random S ampling dengan teknik undian,
yaitu dengan cara mengundi kelas-kelas yang akan dijadikan
penelitian.
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 21/30
21
3. R ancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu dengan
pola pre-test post-test control group design. Dengan gambar bagan sebagai
berikut.
Gambar. Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design (Arnyana, 2005)
Keterangan:
X2 : perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model POEX2 : perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model Konvensional
O1, O3: hasil pre-test sebelum diberikan perlakuan
O2, O4: hasil post-test setelah diberikan perlakuan
4. Variabel Penelitian
Variable-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah dua
variabel bebas atau variabel independent dan satu variabel terikat atau
variabel dependent . Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran POE yang
diberikan kepada kelompok eksperimen dan model pembelajaran
Konvensional pada kelompok kontrol. Variabel dependent dalam
penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa, misalnya; waktu
pembelajaran, motivasi siswa, dan lingkungan belajar. Variabel tersebut
diasumsikan konstan sehingga tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat. Mengingat model pembelajaran yang diterapkan
memberikan peluang yang sama terhadap siswa untuk aktif di dalam kelas
maka asumsi tersebut cukup rasional.
O1 X1 O2
O3 X2 O4
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 22/30
22
5. Perlakuan penelitian
Penelitian ini menggunakan dua kelompok belajar, yaitu satu kelas
eksperimen dan satu kelas control. Perlakuan pada setiap kelompok adalah
memerlukan waktu yang sama, urutan, dan porsi materi pelajaran yang
sama.
R ancangan Perlakuan pada Masing-masing Kelompok Belajar
R ancangan
PerlakuanKelompok Belajar
R ancangan
perlakuan
Model pembelajaran
Predict Observe Explain
(POE)
Model Pembelajaran
Konvensional (MPK)
Pendahuluan
Memusatkan perhatian siswa Memusatkan perhatian
siswa
Menyampaikan indicator dan
tujuan pemebelajaran
Menyampaikan indicator
dan tujuan pembelajaran
Memotivasi siswa dalam
belajar
Memotivasi siswa dalam
belajar
Membuat kaitan dengan
materi yang dibahas dan
menentukan permasalahan
yang dibahas
Membuat kaitan dengan
materi yang akan dibahas
Inti Siswa memberikan hipotesis
berdasarkan permasalahan
yang telah ditentukan dan
merangkum hipotesis
berdasarkan pengetahuan
awal yang dimiliki
Menyajikan informasi
tentang materi yang dibahas
Siswa menguji hipotesis
mereka melalui pengumpulan
data kegiatan eksperimen
Mendemonstrasikan
keterampilan tentang benar
atau menyajikan informasi
tahap demi tahap
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 23/30
23
Guru memberikan tuntunan
melalui pertanyaan mengarah
yang tertuang dalam LKS
yang telah disediakan
Merencanakan dan member
bimbingan pelatihan awal
berdasarkan LKS yang
disediakanSiswa membuat kesimpulan
sementara, menjelaskan hasil
temuan di depan kelas dalam
diskusi kelas
Mengecek pemahaman
siswa terhadap materi yang
diajarkan dan member
umpan balik
Siswa mengaplikasikan
konsep yang ditemukan
terkait dengan permasalahan
yang dibahas dan LKS yang
dikumpulkan
Member kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan
LKS dikumpulkan
PenutupMembuat simpulan Membuat simpulan
Guru memberikan evaluasi Guru memberikan evaluasi
6. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakuakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Menentukan sekolah tempat melakuakan penelitian, dimana sekolah
yang dipilih adalah SMA N 1 Mengwi.
b. Menentukan sampel, yaitu diperoleh pada kelas XD dan XE
c. Menyusun dan merancang pembelajaran berupaa RPP dan LKS sesuai
dengan model pembelajaran yang digunakan
d. Mengadakan uji coba instrument yang digunakan dalam penelitian
e. Merevisi instrumen peneltian sesuai dengan hasil uji coba instrumen
yang telah dilakukan
f. Mengandakan pre-test (tes awal) pada masing-masing kelas secara
bersamaan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa.
g. Mengadakan revisi pada perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP
dan LKS baik yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen
maupun kelompok control.
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 24/30
24
h. Melaksanakan pembelajaran pada masing-masing kelas yaitu kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran POE dan kelas control
menggunakan model pembelajaran Konvensional (MPK).
i. Mengadakan post-test (tes akhir) pada masing-masing kelas berupa tes
hasil belajar dalam bentuk tes pilihan ganda.
j. Menganalisis data dalam menguji hipotesis penelitian.
7. Perangkat Pembelajaran
a. R encana Pelaksanaan Pembelajaran (R PP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) yang dikembangkan
dalam penelitian ini merupakan perwujudan dari model pembelajaran
yang digunakan RPP model pembelajaran POE dan model pembelajaran Konvensional. Menurut Muslich (2007) secara umum
langkah-langkah dalam mengembangkan RPP yaitu.
y Menganalisis materi pelajaran
y Menetapkan standar kompetisi
y Menetapkan kompetisi dasar
y Menetapkan indikator pembelajaran
y Menetapkan materi pelajaran
y Merancang kegiatan pembelajaran
y Menyususn evaluasi pembelajaran untuk mengukur
pencapaian indikator pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) dalam penelitian digunakan untuk
memfasilitasi RPP yang digunakan. Dan dikembangkan berdasarkan
RPP untuk masing-masing model pembelajaran yang digunakan.
c. LKS Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
LKS POE penyajiannya dimulai dari penyajian masalah untuk
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya
siswa dilatih melalui pertanyaan penununtun berkelanjutan dalam
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 25/30
25
LKS untuk merencanakan prosedur percobaan yang meliputi
memikirkan hipotesis dari setiap pertanyaan, memikirkan percobaan
untuk menguji setiap hipotesis dan memprediksi hasil yang
diharapkan. Di akhir LKS siswa diminta untuk mengaplikasikan
konsep baru ke dalam permasalahan kontekstual yang diberikan di
awal, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
d. LKS Model Pembelajaran Konvensional (MPK)
LKS model pembelajaran Konvensional adalah bentuk LKS yang
ada pada umumnya yang digunakan oleh guru di sekolah. LKS ini
dimulai dengan penyajian materi secara informatif, kemudian
penyajian langkah-langkah eksper imen secara rinci seperti alat dan bahan , kolom pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan.
8. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah
penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Jenis instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar biologi siswa dalam
bentuk tes pilihan ganda diperluas. Dalam tes ini siswa dtuntut untuk
memberikan alasan mengapa memilih jawaban tersebut, sehingga akan
dapat diukur sejauh mana pemahaman konsep siswa. Langkah-langkah
penyusunan tes hasil belajar siswa adalah sebagai berikut
Mengidentisifikasi standar kompetensi
Mengidentifikasi kompetensi dasar
Mengidentifikasi indikator pembelajaran
Menyusun kisi-kisi tes hasil belajar yang bertujuan agar jumlah
soal merata pada masing-masing jenjang kemampuan
Menentukan criteria penilaian
Penulisan butir-butir tes
Uji ahli
Uji coba tes di lapangan
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 26/30
26
Analisis uju coba tes
Revisi soal butir
Finalisasi instrument
R ubrik Penilaian Tipe Pilihan Ganda
Skor Kriteria
4 Menjawab benar, memberi alasan, dan disertai bukti-bukti
3 Menjawab benar, alasan benar
2 Menjawab benar, tanpa alasan atau alasan salah
1 Menjawab tapi salah
0 Tidak menjawab
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis
DataSumber data Instrumen
Validitas
Instrumen
Waktu
P re-test SiswaPilihan ganda
diperluas
a. Validitas isi
b. Konsistensi
internal butir
c. Indeks daya beda
d. Tingkat
kesukaran butir
e. Konsistensi
internal tes
Sebelum
perlakuan
P ost-test Siswa Pilihan ganda
a. Validitas isi
b. Konsistensi
internal butir c. Indeks daya
bedad. Tingkat
kesukaran butir
e. Konsistensiinternal tes
Setelah
perlakuan
9. Validasi Isi
Validasi isi instrumen penelitian adalah derajat dimana sebuah
instrumen mengukur cakupan substansi yang diukur. Gay (1987)
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 27/30
27
menyatakan bahwa validitas isi (content validity) adalah derajat
pengukuran yang mencerminkan domain isi yang diharapkan. Validitas isi
penting untuk tes hasil belajar. Suatu skor tidak mencerminkan hasil
belajar siswa apabila instrumen tidak mampu mengukur secara
komprehensif apa yang telah dipelajari oleh siswa. Prosedur yang hendak
ditempuh agar suatu tes hasil belajar mampu mencerminkan domain isi
secara komprehensif adalah dengan menyusun kisi-kisi tes.
10. U ji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui mutu instrumen yang
dikembangkan. Melalui uji coba tersebut, maka diperoleh butir soal yang
benar-benar layak untuk digunakan dalam penelitian.
11. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali
yaitu data sebelum perlakuan dan data setelah perlakuan. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut.
a. Pengumpulan data pre-test siswa dengan menggunakan tes hasil
belajar yang diberikan kepada semua sampel pada masing-masing
kelas.
b. Pengumpulan data post-test siswa setelah diberikan perlakuan pada
semua sampel pada masing-masing kelas.
12. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan dua teknik analisis yaitu.
a. Teknik Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan presentase,
skor rata-rata, dan simpangan baku. Presentase yang dideskripsikan
adalah presentase konsep siswa pada pokok bahasan ekosistem
sebelum dan sesudah pembelajaran. Skor rata-rata dan simpangan baku
yang dideskripsikan adalah skor rata-rata dan skor simpangan baku
hasil belajar yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test .
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 28/30
28
Pedoman Konversi Nilai Absolut Skala Lima
R entangan nilai Huruf Kualifikasi
64 ± 80 A Sangat baik
48 ± 63 B Baik
32 ± 47 C Cukup
16 ± 31 D Kurang
0 ± 15 E Sangat kurang
(Riduan, 2004)
b. Teknik Analisis Varians
Pengujian hipotesis penelitian digunakan ANAVA satu jalur untuk
menentukan ada tidaknya perbedaan hasil belajar biologi siswa antara
menggunakan model pembelajran POE dan yang menggunakan model
pembelajaran Konvensional. Data yang dianalisis dengan
menggunakan ANAVA adalah perubahan skor yang diperoleh
berdasarkan skor pre-test dan post-test. Perubahan skor tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut.
S postetest ± S pretest
g = (Savinainen & Scott, 2002)
Smax ± S pretest
Keterangan:
g : perubahan skor
S postetest : skor post-test siswa
S pretest : skor pre-test siswa
Smax : skor maksimum yang dicapai jika seluruh item terjawab benar
Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu data yang
diperoleh harus memenuhi beberapa asumsi yaitu sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa
sampel benar-benar berasal dari popilasi yang berdistribusi normal
sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Criteria pengujian data
memiliki sebaran distribusi normal jika angka signifikansi yang
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 29/30
29
dihasilkan lebih besar dari 0,05 dan dalam hal ini data tidak
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians antara kelompok digunakan untuk mengukur
apakah sebuah kelompok data mempunya varians yang sama antara
anggota kelompok tersebut. Uji ini digunakan untuk meyakinkan
bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi
akibat adanya perbedaan dalam kelompok. Criteria pengujian data
memiliki varians yang sama jika angka signifikansi yang diperoleh
lebih besar dari 0,05 dan apabila angka signifikansi lebih kecil dari
0,05 maka varians sampel tidak sama (tidak homogen).
13. Hipotesis Statistik
Pengujian hipotesis-hipotesis dapat dijabarkan menjadi pengujian
hipotesis nol (HO) melawan hipotesis alternative (H1). Hipotesis yang
diajukan dan diuji dalam penelitian ini adalah:
HO : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang
belajar dengan menggunakan model pembelajaran POE dengan
siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
Konvensional.
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang belajar
dengan menggunakan model pembelajaran POE dengan siswa yang
belajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.
H0 : µm1Y = µM2Y
H1 : µm1Y µM2Y
Keterangan:
µm1Y : rata-rata hasil belajar biologi siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran POE.
µM2Y : rata-rata hasil belajar biologi siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.
5/13/2018 Judulku PENDIDIKAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/judulku-pendidikan 30/30
30
DAFTAR PUSTAKA
Arnyana, Ida Bagus Putu. 2007. S trategi Belajar Mengajar . Singaraja : Bagian
Ilmu Faal FK. UNUD.
Arnyana, Ida Bagus Putu. 2007. Dasar-dasar Metodologi P enelitian. Singaraja :Bagian Ilmu Faal FK. UNUD.
Keeratichamroen, W. 2007. Using the Predict-Observe-Explain (POE) to Promote
students¶ learning of tapioca bomb And chemical reactions. Tersedia pada
http://www.il.mahidol.ac.th/English_site/research/proceeding/ICASE_Wasa
na %20 Keeratichamroen.pdf. Diakses 4 Desember 2010.
Mendiknas.2006. Kurikulum Tingkat S atuan P endidikan (KT SP ).JakartaPusat:Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Muslich, M. 2007. Dasar P emahaman dan P engembangan KT SP . Jakarta: BumiAksara
Ratna Wilis Dahar.1986. I nteraksi Belajar Mengajar IPA.Jakarta:UniversitasTerbuka, Depdikbud
Suparno, P. 1997. Filsafat konstruktivisme dalam P endidikan. Yogyakarta:Kanisius.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tytler, R. 2002. Using Toys And Surprise Events To Teach About Air And Filight
In The Primary School. A sia P acific Forum on S cience Learning and
Teaching . 3(2). Diakses 4 Desember 2010.
Wah Liew, C. & Treagust, D. 2004. The effectiveness predict-observe-explain
(POE) technique in diagnosing students understanding of science and
identifying their level of achievement. Tersedia pada
http://www.curtin.edu.autheses /vailable/adt/WCU20050228.145638/unre
stricted/01Front.pdf. Diakses 4 Desember 2010.