jtptunimus gdl wulandaria 6435 4 babiii

9
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Kuasi dengan rancangan penelitian After Only With Control Design 35 yang digambarkan sebagai berikut: T 1 O 1 Kel. Eksperimen T 2 O 2 R T 3 O 3 Kel. Kontrol O 4 Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Keterangan : T 1 : Dosis paparan asap rokok 1 batang per hari T 2 : Dosis paparan asap rokok 2 batang per hari T 3 : Dosis paparan asap rokok 4 batang per hari O 1 : Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin setelah paparan 1 batang rokok per hari O 2 : Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin setelah paparan 2 batang rokok per hari O 3 : Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin setelah paparan 4 batang rokok per hari O 4 : Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada kelompok kontrol R : Randomized; Penempatan subyek ke dalam kelompok perlakuan secara acak. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2011 di Laboratorium Farmakologi Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Upload: adib-mustofa

Post on 19-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jtptunimus Gdl Wulandaria 6435 4 Babiii

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Kuasi dengan rancangan

penelitian After Only With Control Design35 yang digambarkan sebagai

berikut:

T1 O1

Kel. Eksperimen T2 O2

R T3 O3

Kel. Kontrol O4

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian

Keterangan :

T1 : Dosis paparan asap rokok 1 batang per hari

T2 : Dosis paparan asap rokok 2 batang per hari

T3 : Dosis paparan asap rokok 4 batang per hari

O1 : Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin setelah

paparan 1 batang rokok per hari

O2 : Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin setelah

paparan 2 batang rokok per hari

O3 : Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin setelah

paparan 4 batang rokok per hari

O4 : Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada

kelompok kontrol

R : Randomized; Penempatan subyek ke dalam kelompok perlakuan secara

acak.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2011 di

Laboratorium Farmakologi Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Page 2: Jtptunimus Gdl Wulandaria 6435 4 Babiii

27

C. Subyek dan Sampel Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh tikus putih galur wistar.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur wistar yang

memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut:

Kriteria inklusi :

a. Jenis kelamin jantan

b. Umur tikus 2 bulan

c. Keadaan tikus sehat atau normal, ditandai dengan gerakan-gerakan

tikus seperti makan, minum, tidak terdapat luka atau cacat tubuh.

d. Bobot tikus antara 150-200 gram

Kriteria eksklusi :

a. Tikus sakit

b. Tikus mati

3. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini adalah 24 ekor tikus putih jantan yang

dengan perhitungan jumlah perlakuan x jumlah ulangan x jumlah tikus =

4 x 6 x 1 = 24 ekor.

4. Replikasi Eksperimen

Untuk menghindari kesalahan sekecil mungkin maka banyaknya replikasi

dalam eksperimen dihitung dengan rumus : 36

( t – 1 )( r – 1 ) ≥15

( 4 - 1 )( r – 1 ) ≥15

3( r – 1 ) ≥15

3r – 3 ≥15

3r ≥15 +3

3r ≥18

r ≥6

r = 6

Page 3: Jtptunimus Gdl Wulandaria 6435 4 Babiii

28

Keterangan:

t : Jumlah perlakuan

r : Jumlah ulangan

Pengulangan dilakukan pada masing-masing perlakuan sebanyak 6 kali

pengulangan.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:

a. Jumlah eritrosit adalah banyaknya eritrosit dalam tiap mikroliter darah

tikus. Diukur dengan alat Neubauer Improved.

Satuan : 106/µl

Skala : interval

b. Kadar hemoglobin adalah berat hemoglobin yang dinyatakan dalam

gram dalam tiap desiliter darah tikus yang diukur dengan metode

sianmethemoglobin

Satuan : gr/dl

Skala : interval

2. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis paparan asap rokok yaitu

banyaknya rokok yang digunakan untuk perlakuan dalam sehari, yang

dibagi dalam 4 kategori yakni 0 batang/ hari, 1 batang / hari, 2 batang/

hari, dan 4 batang/ hari.

Satuan : batang

Skala : rasio

3. Variabel terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah

a. Umur adalah lama waktu hidup tikus dari saat dilahirkan sampai

dilakukan penelitian. Tikus yang digunakan adalah tikus jantan yang

berumur 2 bulan.

Satuan : bulan

Page 4: Jtptunimus Gdl Wulandaria 6435 4 Babiii

29

Skala : rasio

b. Jenis kelamin adalah bagian dari anatomi tubuh yang berupa jantan

atau betina. Jenis kelamin yang digunakan pada percobaan ini dibuat

seragam yaitu jenis kelamin jantan, karena secara hormonal tikus

putih jantan lebih stabil dibandingkan dengan tikus putih betina dan

tikus putih betina mengalami masa estrus dan bunting.

Satuan : -

Skala : nominal

c. Lama pemaparan adalah waktu yang dibutuhkan dari awal mulai

pemaparan asap rokok sampai pada waktu yang telah ditentukan yakni

28 hari pemaparan.33

Satuan : hari

Skala : rasio

d. Jenis rokok yang digunakan adalah rokok filter28Rokok yang

digunakan dengan kandungan tar sebesar 32 mg dan nikotin 1,8 mg

pada tiap batang rokok. Rokok ini menempati urutan ketiga pada

tahun 2009 (19,4%) dari seluruh penggunaan rokok di Indonesia.37

Satuan : -

Skala : nominal

E. Metode Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sampel pada saat paparan

mencakup dosis paparan, jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dalam

darah tikus. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 1 kali yaitu hari ke 29

pada akhir penelitian.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data yang diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari

buku-buku, jurnal-jurnal yang dapat mendukung penelitian yang akan

dilakukan, berupa deskripsi hemoglobin, pembentukan hemoglobin,

definisi sel darah merah, kandungan rokok, subyek hewan uji dan hal

Page 5: Jtptunimus Gdl Wulandaria 6435 4 Babiii

30

yang mempengaruhi penurunan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin

dalam darah.

F. Prosedur Penelitian

1. Persiapan penelitian

2. Pengambilan sampel

Sampel yang diambil adalah tikus yang memenuhi kriteria inklusi dan

criteria eksklusi.

3. Persiapan kandang untuk pemaparan

Agar pengamatan berjalan sesuai dengan yang diinginkan maka dibuat

kandang tikus untuk mempermudah pengamatan dan melihat perubahan

yang muncul, oleh sebab itu ada beberapa tahap yang harus dilalui untuk

membuat kandang tikus, tahap tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Kandang terbuat dari bahan plastik dengan atap dari kawat strimin

dengan ukuran panjang 30x20x15cm

b. Ruang paparan terbuat dari plastik yang berukuran 60x40x30 cm

dengan diberi ventilasi secukupnya.

c. Pada setiap pemaparan terdiri dari 6 ekor tikus dalam kandang.

4. Pelaksanaan penelitian

a. Tikus diadaptasikan selama satu minggu sebelum perlakuan dan diberi

makan dan minum secara cukup.

b. Sebanyak 24 tikus putih jantan galur wistar, dengan umur 2 bulan

dibagi secara acak dalam 4 kelompok yang mana tiap kelompok berisi

6 ekor tikus.

c. Masing-masing kelompok diberi paparan asap rokok dengan kriteria

pemaparan rokok sebagai berikut:

1) Kelompok I : 0 batang per hari

2) Kelompok II : 1 batang per hari

3) Kelompok III : 2 batang per hari

4) Kelompok IV : 4 batang per hari

Page 6: Jtptunimus Gdl Wulandaria 6435 4 Babiii

31

d. Rokok dinyalakan dalam keadaan terbalik, ujungnya berada dibawah,

ujung atasnya diikat dengan benang dengan tujuan supaya rokok tidak

mati.

e. Setiap pemaparan dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari pagi hari

dan sore hari, untuk yang 1 batang per hari perlakuan hanya dilakukan

pada pagi hari.

f. Pengukuran jumlah eritrosit dan kadar Hb pada akhir penelitian yakni

hari ke-29, tikus diambil darahnya sebanyak 1 ml melalui vena lateral

di ekor tikus.

G. Alat, bahan dan Cara Kerja

1. Pemeriksaan jumlah eritrosit38

a. Alat dan Bahan

1) Silet

2) Mikroskop

3) Mikro pipet untuk mengencerkan: 1/100 atau 1/200

4) Penghitung (counter)

5) Bilik hitung

6) Kapas alkohol

7) Larutan hayem

8) Kertas penghisap

b. Cara Kerja

1) Mengambil darah dari ekor tikus yang disayat pada bagian

venanya.

2) Darah yang keluar diisap dengan pipet mikro sampai angka 0,5

(atau 1,0)

3) Larutan hayem diisap dengan pipet mikro tersebut sampai angka

101, terjadi pengenceran 1/200 (atau 1/100)

4) Pipet mikro diputar-putar atau digoyang-goyang

5) Setelah 1-2 tetes cairan dalam pipet mikro dibuang, ujung pipet

ditempelkan pada gelas penutup yang menutupi bilik hitung.

Page 7: Jtptunimus Gdl Wulandaria 6435 4 Babiii

32

6) Cairan dalam pipet mikro akan mengalir memenuhi bilik hitung

dan selanjutnya bilik hitung ditaruh dibawah mikroskop.

7) Menghitung eritrosit yang ada di dalam bilik kecil di tengah

bilik hitung. Penghitungan dimulai dari sebelah kiri secara zig-

zag. Untuk menghindari penghitungan yang kurang tepat

eritrosit yang ada di garis batas sebelah kiri dan atas suatu bilik

kecil dihitung sebagai eritrosit dalam bilik kecil tersebut.

8) Untuk mempermudah penghitungan dan penjumlahan dipakai

alat penghitung (counter).

9) Jumlah eritrosit dapat diketahui dengan penghitungan sebagai

berikut:

Luas persegi kecil= 1/400 mm2

Dalam bilik hitung 1/10 mm

Pengenceran darah 1/100

Jumlah eritrosit N

Jumlah persegi kecil 100

Jumlah eritrosit per mm2= n/100 x 400 x 10 x 100

= N x 4000

2. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dengan metode Sianmethemoglobin39

a. Alat dan Bahan

1) Tabung Kalorimeter

2) Pipet Hb

3) Spektrofotometer

4) Larutan Drabkin 5 ml

5) Darah tikus 20 µl

b. Cara Kerja

1) Ke dalam tabung kalorimeter dimasukkan 5,0 ml larutan

Drabkin.

2) Dengan pipet hemoglobin di ambil 20 µl darah (kapiler, EDTA

atau oxalat; sebelah luar ujung pipet dibersihkan, lalu darah itu

Page 8: Jtptunimus Gdl Wulandaria 6435 4 Babiii

33

dimasukkan ke dalam tabung calorimeter dengan membilasnya

beberapa kali.

3) Mencampur isi tabung dengan membalikkannya beberapa kali.

Tindakan ini juga akan menyelenggarakan perubahan

hemoglobin menjadi sianmethemoglobin.

4) Membaca dalam spektrofotometer pada gelombang 540 nm;

sebagai blanko digunakan larutan drabkin

5) Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya

dengan absobansi standard sianmethemoglobin atau dibaca dari

kurve tera.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan agar tidak terjadi

kesalahan.

b. Koding

Adalah memberikan kode pada atribut variabel untuk memudahkan

dalam analisis data.

Dosis paparan 0 batang = 1

Dosis paparan 1 batang = 2

Dosis paparan 2 batang = 3

Dosis paparan 4 batang = 4

c. Entri Data

Adalah memasukkan data yang telah diperoleh dengan menggunakan

komputer.

d. Tabulasi

Adalah melakukan penggelompokkan data ke dalam tabel sehingga

memudahkan untuk dianalisis.

Page 9: Jtptunimus Gdl Wulandaria 6435 4 Babiii

34

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Yaitu analisis yang menjelaskan/ mendeskripsikan data masing-

masing variabel dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, rata-

rata (mean), minimum dan maksimum, serta standar deviasi.

b. Analisis Bivariat

1) Uji perbedaan

Hasil pemeriksaan jumlah eritrosit dan kadar Hb dilakukan uji

kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov

dan uji kesamaan varian dengan menggunakan uji Levene. Data

menunjukkan berdistribusi normal dan asumsi varian sama,

sehingga dilanjutkan dengan uji beda dengan menggunakan uji

Anova Oneway.

2) Uji lanjutan

Post hoct test untuk melihat perbedaan antar perlakuan dengan uji

LSD (Least Significant Different).

I. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Februari Maret April1 Proposal Penelitian x x x x2 Seminar Proposal x3 Revisi Proposal x x4 Skripsi dan Penelitian x x x x x5 Sidang Skripsi x6 Revisi Skripsi x x7 Artikel Skripsi x8 Pengumpulan Skripsi dan Artikel x