jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

100
i IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh MOHAMAD SHOKEH NIM 093111371 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: ariessetyawan31081990

Post on 19-Jul-2015

1.810 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

i

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN

AL-QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh

MOHAMAD SHOKEH

NIM 093111371

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mohamad Shokeh

NIM : 093111371

Jurusan/Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 01 Juni 2011

Saya yang menyatakan

Mohamad Shokeh

NIM: 093111371

Page 3: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof.Dr. Hamka ( Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan: Judul : IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-

QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN

AJARAN 2010/2011

Nama : Mohamad Shokeh NIM : 093111371

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujuikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisingo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 11 Juni 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua,

Ismail, M.Ag.

NIP : 197110211997031002

Sekretaris,

Dra. Siti Mariam, M.Pd.

NIP :196507271992030002

Penguji I,

Drs. Karnadi, M.Pd.

NIP :196803171994031003

Penguji II,

Dr. H. Saefuddin Zuhri, M.Ag.

NIP :1958080519870301002

Pembimbing

Tuti Qurrotul Aini, M.SI

NIP : 197210161997032001

Page 4: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang 01 Juni 2011

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-

QUR’AN - HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN

AJARAN 2010/2011

Nama : Mohamad Shokeh

NIM : 093111371

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepda

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisingo untuk dijadikan dalam sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I,

Tuti Qurrotul Aini, M.SI

NIP : 197210161997032001

Page 5: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

v

ABSTRAK

Judul : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Mata Pelajaran Al- Qur’an - Hadits di MA Ma’ahid Kudus Tahun

Ajaran 2010/2011 Penulis : Mohamad Shokeh

NIM : 093111371

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana

implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus? (2) Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus?

Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan atau penelitian

kualitatif lapangan yang dilaksanakan di MA Ma’ahid Krapyak Kudus. Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Semua data

dianalisis dengan menggunakan metode analisis diskriptif kualitatif dengan langkah-langkah pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau

verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Implementasi KTSP Pada

Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus tahun ajaran 2010/2011 sudah menerapkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditekankan dalam KTSP. (2) Faktor Pendukung Implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

adalah Sarana prasarana sudah cukup memadai, adanya sosialisasi mengenai konsep-konsep dasar KTSP, Pembentukan kepanitiaan KTSP, Adanya tim

pengembang dan penyusun KTSP, Adanya pelajaran lain yang berhubungan dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits, serta dukungan yang kuat dari para alumni MA Ma’ahid Kudus. Sedangkan faktor penghamabat Implementasi KTSP pada

mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah kemampuan guru dalam melakukan penilaian secara mandiri atau berkelanjutan yang masih kurang, terbatasnya (dana,

waktu, serta tenaga) dalam penggunaan metode pembelajaran, kurangnya kesiapan siswa untuk belajar mandiri.

Page 6: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

vi

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada

SKB Menteri dan Menteri Pendidikan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan

Nomor 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja

secara konsisten supaya sesuai tek Arabnya.

a ţ

b z·

t ٬

ś g

j f

ĥ q

kh k

D l

ż m

r n

z w

S h

sy ٫

ş y

ď

Bacaan Madd Bacaan Diftong

ā = a panjang = au

ĩ = i panjang = a

ū = u panjang

Page 7: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

vii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Skripsi yang berjudul “ IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS

DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011”, ini disusun guna

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (satu) dalam Ilmu

Pendidikan Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

yang telah memberikan arahan tentang penyusunan skripsi ini.

2. Hj.Tuti Qurrotul Aini, M.SI selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini..

3. Zumam Efendi, selaku kepala Madrasah Aliyah Ma'ahid Kudus beserta dewan

guru dan karyawan, yang telah memberikan izin, bantuan dan dukungan

kepada penulis untuk melakukan penelitian di MA Ma'ahid Kudus.

4. Ali Mahmudi,Lc dan Ahmad Ahid, Lc selaku guru Al-Qur’an Hadits di MA

Ma’ahid Kudus yang bersedia membantu dan mendukung penulis untuk

melakukan penelitian di MA Ma’ahid Kudus.

5. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang yang

membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh keluarga yang senantiasa memotivasi baik materiil maupun spirituil

dengan tanpa lelah dan bosan untuk membantu proses diri menjadi sosok

Page 8: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

viii

manusia pembelajar yang selalu didambakan keberhasilannya.

7. Semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

sedikit maupun banyak telah membantu proses dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal baik beliau tersebut di atas dan juga semua pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah

SWT. Amien.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh

mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.

Kudus, 01 Juni 2011

Penulis,

Mohamad Shokeh

NIM : 093111371

Page 9: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………… i

PERNYATAAN KEASLIAN ….………………………....…... ii

PENGESAHAN……………………………………..…………. iii

NOTA PEMBIMBING ………………………………………… iv

ABSTRAK …………………….………………………………. v

TRANSLITERASI ………………....…………………………… vi

KATA PENGANTAR …………………………………………... vii

DAFTAR ISI…………………………………………………….. ix

BAB I : PENDAHULUAN………………………………...…… 1

A. Latar Belakang Masalah…………………..…............ 1

B. Rumusan Masalah………………………...…………. 4

C. Manfaat Penelitian ………………….......................... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ………….……..………………. 6

A. Kajian Pustaka ……………………...……................. 6

B. Kerangka Teoritik ………….…..…………………… 7

1. Implementasi…….………..…….……................. 7

a. Pengertian Implementasi……………………… 7

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi 8

c. Kekuatan Pokok Implementasi ……..………… 8

2. Pengertian Kurikulum ….………………………… 9

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 13

a. Pengertian KTSP………………………. ……… 13

b. Komponen-komponen KTSP…………………… 13

4. Landasan Yuridis KTSP ……………….…………. 15

5. Pembelajaran Berdasarkan KTSP ………..……….. 19

6. Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis

Page 10: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

x

Kelas Dalam KTSP..................................….….. 26

7. Pelaporan KTSP ...………………………..……. 33

8. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits…….…..….......... 35

a. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits….. 35

b. Karakteristik Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits… 35

c. Standar Kompetensi Kelulusan Al-Qur’an Hadits MA 38

BAB III : METODE PENELITIAN …………….……………….. 39

A. Jenis Penelitian ……………………………………. 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………….……... 40

C. Sumber Penelitian …………………..…………….. 40

D. Fokus Penelitan ……………….………………….. 41

E. Teknik Pengumpulan Data ………………………… 41

F. Teknik Analisis Data ……..……………………….. 43

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS IMPLEMENTASI

KTSP PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS

DI MA MA’AHID KUDUS ………………………….…… 46

A. Deskripsi Data Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan di MA Ma’ahid Kudus…………………………. 46

1. Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran

Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus…………… 46

2. Faktor Pendukung dan faktor Penghambat

Dalam Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran

Al-Qur’an Hadits …..……………………............ 56

B. Analisis Pelaksanaan KTSP di MA Ma’ahid Kudus….… 60

1. Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran

Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus…………… 60

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Dalam Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran

Page 11: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

xi

Al-Qur’an Hadits …..……………………............ 73

BAB V :PENUTUP……………………………………………… 76

A. Simpulan…………………………………………… 76

B. Saran….…………………………………………… 77

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tiga kemungkinan hasil penelitian, 24

Gamabr 2 Menejemen kegiatan pembelajaran tuntas, 25

Gambar 3 Peta Laporan guru, 33

Gambar 4 Laporan Wali Kelas, 34

Gamabr 5 Laporan Kepala Sekolah, 35

DAFTAR SINGKATAN

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan

RPP : Rencana Pelaksanaan

KBM : Kegiatan Belajar Mengajar

KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi

Lampiran 2 : Penunjukan pembimbing skripsi

Lampiran 3 : Nilai ujian komprehensif

Lampiran 4 : Piagam Kuliah Kerja Nyata

Lampiran 4 : Surat izin rizet kepada MA Ma’ahid Kudus

Lampiran 5 : Surat keterangan sudah melakukan izin rizet di MA Ma’ahid

Kudus

Lampiran 6 : Foto copy contoh Silabus RPP MA Ma’ahid Tahun Pelajaran

2010/2011 dan sistem penilaian/evaluasinya

Page 13: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidika (KTSP) adalah kurikulum yang

disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan.1 KTSP

dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip

bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan

potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap serta

tanggung jawab.

b. Beragam dan terpadu.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis

pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan

agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum

dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk

menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk

didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup

keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata

pelajaran direncanakan dan disajikan secara berksinambungan antar semua

jenjang pendidikan.

1 Khaeruddin dan Mahfud Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan (Konsep dan

Implementsainya di Madrasah) , (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 79.

Page 14: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

2

f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses

pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum

dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.2

Prinsip-prinsip tersebut perlu diterapkan oleh sekolah atau madrasah

yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tanpa

terkecuali, dengan harapan sekolah akan lebih baik dalam standar

kelulusannya,Madrasah Aliyah Ma'ahid, adalah sebuah pendidikan Islam

yang berlandaskan Al-Qur’an Hadits, yang berdiri sejak tahun 1937 , telah

mengalami pula beberapa pergantian kurikulum, mulai dari kurikulum tahun

1950, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984,

kurikulum 1994 dan kurikulum 2004 atau yang lebih kita kenal sebagai

kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi ). Sedangkan model

kurikulum terakhir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

sebagai respon terhadap kondisi yang senantiasa berkembang setiap saat.

Sejak pemerintah meresmikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) pada tanggal 7 Juli 2006 Madrash Aliyah Ma’ahid juga merespon

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk diterapkan. Namun,

dalam pelaksanaann dan penerapannya apakah ada hambatan? Mengingat

MA Ma’ahid Kudus adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah tua, hal ini

yang menarik untuk diadakan penelitian. Sarana prasarana pendukung yang

kurang maksimal, kesiapan siswa yang kurang dan minimnya informasi yang

diperoleh oleh guru mengenai KTSP, akan menghambat dalam implementasi

Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), hal ini pulalah yang membuat

peniliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah salah satu mata pelajaran yang

ada dalam kurikulum Madrasah baik itu Madrasah Aliyah (MA), Madrasah

2 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 80 – 81.

Page 15: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

3

Tsanawiyah (MTs), maupun Madrasah Ibtidaiyah (MI). Ini sesuai dengan

struktur KTSP dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi (SI).

Diantara satu dari kelompok standar isi tersebut adalah mata pelajaran Al-

Qur’an Hadits.

Di MA Ma’ahid Kudus mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan

salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dengan harapan lulusan MA

Ma’ahid Kudus mampu membaca dan memahami Al-Qur’an Hadits dengan

baik , dan pelajaran ini tidak berdiri sendiri tetapi didukung oleh beberapa

mata pelajaran lokal MA Ma’ahid Kudus antara lain adalah Ilmu Nahwu,

Shorof, Lhugot Qur’an dan Al-Qur’an Hadits (Ilmu Mushtolah Hadits), yang

tentunya medukung sekali dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Akan

tetapi dalam penerapan KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA

Ma’ahid Kudus, apakah sudah sesuai? Baik masalah kesesuain dengan

prinsip-prinsip KTSP, maupun delapan standar pendidikan yang harus

dipenuhi. Kedelapan standar pendidikan meliputi standar isi (SI), standar

proses, standar kompetensi kelulusan (SKL), standar tenega kependidikan,

standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan

standar penilaian pendidikan.

Kesesuaian dengan prinsip-prinsip KTSP maupun delapan standar

pendidikan yang harus dipenuhi oleh sekolah/madrasah, sangat menentukan

berhasil tidaknya sebuah lembaga pendidikan di mata pemerintah saat ini, hal

inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang

“IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

(KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MA

MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011“.

Page 16: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di

MA Ma’ahid Kudus ?

2. Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi

KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus?

C. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi

untuk penelitian lebih lanjut mengenai kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) serta dapat menambah pemahaman dan wawasan mengenai

kurikulum baru yang menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits di sekolah menengah atas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

untuk dapat :

1. Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

2. Membantu dalam pencapaian tujuan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP).

3. Mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat di dalam

pelaksanaan KTSP.

Page 17: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

5

4. Menganalisis sejauh mana optimalisasi KTSP pada mata pelajaran Al-

Qur’an Hadits.

5. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam

ruang lingkup yang lebih luas guna menunjang profesinya sebagai

guru.

b. Bagi Siswa

1. Menambah wawasan dan pemahaman mengenai KTSP.

2. Meningkatkan minat belajar Al-Qur’an Hadits.

3. Meningkatkan kepekaan siswa terhadap perkembangan IPTEK dan

kaitannya dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits

c. Bagi MA Ma’ahid Kudus

1. Sebagai studi banding pelaksanaan KTSP pada mata pelajaran Al-

Qur’an Hadits.

2. Pengembangan jaringan dan kerjasama strategis antara sekolah

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembangan

sekolah.

d. Bagi Peneliti

Memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai salah satu

aspek yang penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia

saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan

demikian, diharapkan peneliti sebagai calon guru agama Islam siap

melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.

Page 18: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Muhammad Sakdullah (NIM 3104128) yang berjudul :

Konsepsi Ibnu Khaldun Tentang Belajar dan Relevansinya terhdap KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) : dalam penelitian ini dijelaskan

konsep belajar Ibnu Khaldun dan Relevansinya terhadap KTSP. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa belajar menurut Ibnu Khaldun harus

diarahkan pada pencapaian malakah semaksimal mungkin. Malakah tidak

hanya intelektualitas tetapi juga skill dan sikap. Jadi wawasan malakah

memberi kemungkinan pembentuan pribadi yang utuh. Menurut Ibnu

Khaldun, pelajar sendirilah yang bertanggung jawab atas belajarnya.

Murid sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan

cara mencari makna, membandingkan dengan apa yang telah ia ketahui,

serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang telah ia ketahui dengan

apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru. Pelajar harus

membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru membantu sebagai

mediator dan fasilitator dalam proses pembentukan itu. Hal ini serupa

dengan apa yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui kuriulum

terbaru yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP lebih

sederhana dari kurikulum sebelumnya dan memberikan keluasaan guru

untuk berimprovisasi dalam praktik kegiatan belajar mengajar. Visi KTSP

masih mengedepankan kompetensi siswa yang disesuaikan dengan

kebutuhan daerah atau sekolah. Jadi antara pemikiran Ibnu Khaldun

dengan visi kurikulum KTSP berjalan searah yakni mengedepankan

kompetensi peserta didik, namun komptensi dalam istilah Ibnu Khaldun

sendiri disebut malakah.1

2. Penelitian Noor Rohman (NIM 3102328) yang berujudul : Implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Pendidikan

1 Muhammd Sakdullah, “Konsepsi Ibnu Khaldun Tentang Belajar dan Relevansinya

terhdap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )”, skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo, 2009), hlm. 60.

Page 19: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

7

Agama Islam di SMP N 18 Semarang : Dalam penelitian ini dijelaskan

bahwa, kurikulum yang diterapkan sudah sesuai. Indikasi kesesuai dapat

dilihat dari beberapa hal, diantaranya: 1. Standar isi/kurikulum 2. Kegiatan

Belajar Mengajar 3. Kompetensi kelulusan 4. Tenaga kependidikan 5.

Sarana prasarana 6. Evaluasi hasil belajar.2

Dari beberapa hasil penelitian yang ada terlihat bahwa ada kemiripan

judul penelitian yang akan peneliti lakukan. Letak perbedaan terletak pada

apakah MA Ma’ahid Kudus dalam menerapkan (mengimplementasikan)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada pembelajaran Al-Qur’an

Hadits suadah sesuai dengan prinsip –prinsip KTSP? Peneliti menitik

beratkan pada implementasi KTSP, serta faktor pendukung dan faktor

penghambat implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di

MA Ma’ahid Kudus.

B. Kerangka Teoritik

1. Implementasi

a. Pengertian Implementasi

Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep,

kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga

memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner

Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something

into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak). 3

Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi

kurikulum didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep,

dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas

mata pelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat

kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

2 Noor Rohman, “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 18 Semarang”, skripsi (Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), h lm. 61-65. 3 Muhamad Joko Susilo , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Menjemen Pelaksanaan

dan Kesiapan sekoLah Menyongsongnya), ) Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2006), hlm. 174.

Page 20: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

8

b. Fakto-faktor yang mempengaruhi Implementasi

Dalam hal ini Hasan yang dikutip Mulyasa (2002)

mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum adalah hasil

terjemahan guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis yang

sedikitnya dipengaruhi oleh tiga foktor berikut:

1) Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru

sauatu kurikulum dan kejelasan bagi pengguna dilapangan.

2) Strategi implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam

implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya,

penyediaan buku kurikulum, dan kegaiatan-kegiatan yang dapat

mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.

3) Karakteristik penggunaan kurikulum, yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta

kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum

planning) dalam pembelajaran.4

c. Kekuatan pokok Implementasi

Secara garis besarnya implementasi kurikulum mencakup tiga

kekuatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaaan

pembelajaran, dan evaluasi.

a. Pengembangan program. Pengembangan kurikulum mencakup

pengembangan progam tahunan, progam semester, progam modul

(pokok bahasan) program mingguan dan harian, progam pengayaan dan

remedial, serta progam bimbingan dan konseling.

b. Pelaksnaan pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses

interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi

perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut

banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang

datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang

4 E Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kemandirian Guru dan Kepala

Sekolah) , ) Jakarta: Bumi Akasara , 2008), hlm. 180.

Page 21: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

9

dari lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama

adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya

perubahan perilaku bagi peserta didik.

c. Evaluasi Hasil Belajar. Evaluasi hasil belajar dam implementasi

kurikulum dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar,

penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi , bench marking dan

penilaian program.5

Berdasarkan uraian tersebut, implementasi mata pelajaran berbasis

KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan

kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas mata pelajaran, sehingga peserta

didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi

dengan lingkungan. Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai

aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk mata pelajaran.

2. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curricule”,

artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu,

pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh

oleh siswa yang bertujuan memperoleh ijazah.6

Menurut Harold Alberty curriculum is is all activities that are

provided for students.7 (semua aktifitas yang disediakan untuk

siswa)Menurut susan Feez dan Helen Joyce curriculum is a general

statement of goals and outcomes , learning arrangements, evalution, and

documentions relating to the management of programs with in educational

institution.8

5 Joko Susilo , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , hlm. 177.

6 Joko susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 77.

7 Harsono Tjokrosujoso”Curricu lum and Material Developmen”, (Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional,2003), hlm. 13 8

Susan Feez dan Helen Joyce, “Text -Based Syllabus Design”. (Sydney:Macquire

University, 1998), hlm. 9.

Page 22: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

10

Pengertian kurikulum berdasarkan pemahamannya dapat dipandang

sebagai kurikulum tradisional dan kurikulum secara modern.

a. Pengertian kurikulum menurut pandangan tradisional

Dalam kamus Webster’s New international Dictionary (1953)

kurikulum diartikan sebagai : “ 1. A course of study, 2. All the courses

of study given in an educationl institution” ( Lewis M. Adam, 1965

:247).

Menurut Oemar Hamalik kurikulum menurut pandangan lama

adalah: Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk

memperoleh ijazah. Pengertian ini mempunyai implikasi bahwa mata

pelajaran pada hakekatnya pengalaman masa lampau, tujuannya untuk

memperoleh ijazah (Hamalik,1993:8).

Menurut S. Nasution kurikulum diartikan sebagai mata

pelajaran yang diajarakan disekolah. Pengertian kurikulum yang

dianggap tradisonal ini masih banyak dianut sampai sekarang termasuk

juga di Indonesia. Pada pertengahan abad ke XX kurikulum diartikan

sebagai “ sejumlah pelajaran yang harus ditempuholeh siswa untuk

kenaikan kelas atau ijazah” (Hendayat, 1993:12).

Dari definisi kurikulum secara tradisional masih tampak

adanya kecendrungan penekanan pada rencana pelajaran untuk

menyampaikan mata pelajaran yang masih banyak mengandung

kebudayaan nenek moyang dan pengertian tersebut masih mengacu

pada masa lampau. Kurikulum juga diartikan secara sempit hanya pada

penyampaian mata pelajaran kepada anak didik.9

b. Pengertian kurikulum menurut pandangan modern

Dewasa ini kurikulum tidak hanya sebatas sebagai hal yang

berhubungan dengan pendidikan, tetapi hendaknya kurikulum bisa lebih

mengacu pada kemajuan teknologi dan pengetahuan. Jelaslah bahwa

kurikulum bukan sekedar seperangakat mata pelajaran atau bidang

9 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan , hlm. 25.

Page 23: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

11

studi, tetapi sudah menjadi ajang politik, dan sudah menjadi bekal para

lulusan untuk menjawab tuntutan masyarakat.

Menurut Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development,

menuliskan menuliskan “ Curriculum is, after all, a way of preparing

young people to participate as productive members of our

culture”(Taba,1962:10). Tampaknya Hilda Taba mendefinisikan

kurikulum dengan lebih cenderung pada metodologi, yaitu cara

mempersiapkan manusia untuk berpartisipasi sebagai anggota yang

produktif dari suatu budaya.

Sesuai dengan perkembangan,David Pratt dalam Curriculum,

Design and Development menyatakan bahwa : A curriculum is an

organized set of formal educational and or training intentions

(Pratt,1980: 4). Maksudnya kurikulum yaitu seperangakat organisasi

pendidikan formal atau pusat-pusat latihan. Selanjutnya ia membuat

implikasi secara lebih eksplisit tentang definisi yang dikemukakannya

tersebut menjadi enam hal yaitu:

1. Kurikulum adalah suatu rencana atau intentions, ia mungkin hanya

berupa perencanaan (mental) saja, tetapi pada umumnya diwujudkan

dalam bentuk tulisan;

2. Kurikulum bukanlah kegiatan, melainkan perencanaan atau

rancangan kegiatan;

3. Kurikulum berisi berbagai macam hal seperti masalah apa yang

harus dkembangkan pada diri siswa,evaluasi untuk menafsirkan hasil

belajar, bahan dan peralatan yang dipergunakan, kualitas guru yang

dituntut, dan sebagainya;

4. Kurikulum melibatkan maksud atau pendidikan formal maka ia

sengaja mempromosikan belajar dan menolak sifat rambang, tanpa

rencana, atau kegiatan tanpa belajar;

5. Sebagai perangkat organisasi pendidikan, kurikulum menyatukan

berbagai komponen seperti tujuan, isi, sistem penilaian dalam satu

Page 24: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

12

kesatuan yang tak terpisahkan atau dengan kata lain kurikulum

adalah suatu sistem;

6. Pendidikan dan latihan dimaksudkan untuk menghindari kesalah

pahaman yang terjadi jika suatu hal dilalaikan.10

Menurut Winarno, sebagaimana dikutip oleh Burhan

Nurgiyantoro, mendifinisikan kurikulum sebagai suatu program

pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai

sejumlah tujuan pendidikan tertentu (Burhan,tt: 6)

Abdul Qadir yusuf dalam kitabnya At –tarbiyah wal mujtami’

mendefinisikan kurikulum sebagai berikut:

“ Kurikulum adalah sejumlah pengalaman dan uji coba dalam proses

belajar mengajar siswa di bawah bimbingan lembaga (sekolah)”.

Berbagai pengertian atau definisi yang telah disebutkan diatas,

menurut s. Nasution dapat diperoleh penggolangan sebagi berikut:

a. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil karya

para pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya

dituangkan dalam bentuk buku atau pedoman kurikulum, misalnya

berisi sejumlah mata pelajaran yang harus diajarakan.

b. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai program, yakni alat yang

dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuaannya. Ini dapat berupa

mengajarkan berbagai mata pelajaran tetapi dapat juaga meliputi

segala kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan

siswa misalnya perkumpulan sekolah, pertandingan, pramuka,

warung sekolah, dan lain- lain.

c. Kurikulum dapat pula dipandang seabagai hal-hal yang diharapkan

akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, ketrampilan

tertentu. Apa yang diharapakan akan dipelajarai tidak selalu sama

dengan apa yang benar-benar dipelajari.

10

Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 26.

Page 25: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

13

d. Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan di atas

berkenaan dengan perencanaan kurikulum sedangakan pandangan ini

mengenai apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada tiap siswa.

Pada hakikatnya kurikulum merupakan suatu cara untuk

mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang

berproduktif dalam masyarakatnya. Dalam kurikulum terdapat

komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan tentang tujuan dan

sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan

kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar.11

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Pengertian KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurukulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di

masing –masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan

tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat

satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus .12

b. Komponen-komponen KTSP

Komponen –Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

komponen-komponen KTSP terdiri dari sebagai berikut :

1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan

menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan

berikut.

11

S Nasution. Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 7.

12 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan, hlm. 79.

Page 26: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

14

a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata

pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan

mata pelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran

pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang

harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang

tercantum dalam struktur kurikulum.

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata

pelajaran sebagai berikut :

1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknlogi.

4) Kelompok mata pelajaran estetika.

5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui

muatan dan/atau kegiatan mata pelajaran sebagaimana diuraikan

dalam PP 19/2005 pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata

pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar

bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi

Page 27: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

15

muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam isi

kurikulum.

3. Kalender Pendidikan

Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada setiap jenis dan

jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada

setiap tahun ajaran. Kelender pendidikan adalah pengaturan waktu

untuk kegiatan mata pelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran

yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,

waktu mata pelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan

untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan

pendidikan berdasarkan alokasi waktu pada dokumen standar isi

dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah 13

4. Landasan Yuridis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh Undang-

Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai berikut :

a. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas)

Dalam Undang-Undang tentang Sisdiknas dikemukakan bahwa

Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses,

kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian yang harus ditingkatkan secara

berencana dan berkala. Selain itu juga dikemukakan bahwa kurikulum

pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : pendidikan agama,

pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan

budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan/kejuruan, dan

muatan lokal.

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan

13

E Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis. (Bandung

: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h lm. 86.

Page 28: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

16

supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama

kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan

menengah.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)14

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 adalah peraturan

tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP merupakan kriteria

minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terdapat 8 standar nasional pendidikan yang harus diacu oleh

sekolah dalam penyelenggaraan kegiatannya. Ke 8 standar tersebut

yaitu :

1) Standar isi

2) Standar proses

3) Standar kompetensi lulusan

4) Standar tenaga kependidikan

5) Standar sarana dan prasarana

6) Standar pengelolaan

7) Standar pembiayaan

8) Standar penilaian pendidikan

Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan mata pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Selain itu, dalam peraturan tersebut juga dikemukakan bahwa

KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan

standar kompetensi lulusan (SKL), dan standar isi (SI). SKL adalah

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Sedangkan standar isi adalah ruang lingkup materi dan

14

Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan , hlm. 271.

Page 29: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

17

tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi

tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan

silabus yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu.

Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,

beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender

pendidikan/akademik. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum,

kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

diorganisasikan ke dalam lima kelompok, yaitu :

1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

4) Kelompok mata pelajaran estetika;

5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 15

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006

mengatur tentang standar isi yang mencakup lingkup materi dan tingkat

kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu. Secara keseluruhan standar isi mencakup:

1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman

dalam penyusunan KTSP;

2) Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan

menengah;

3) KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan

berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak

terpisahkan dari standar isi;

4) Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendid ikan pada

satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 16

15

Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan , hlm. 329. 16

Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan , hlm. 365.

Page 30: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

18

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006

mengatur tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian

dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi

Lulusan meliputi :

1) Standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan

menengah;

2) Standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajarn; dan

3) Standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 200617

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor

24 tahun 2006 mengatur tentang pelaksanaan peraturan menteri

pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk

satuan pendidikan dasar dan menengah serta peraturan menteri

pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi

lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Selain itu, dalam Permendiknas tersebut dikemukakan pula

bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan

kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan,

dengan memperhatikan panduan penyusunan KTSP pada satuan

pendidikan dasar dan menengah yang disusun Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP).

Sementara bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang

belum atau tidak mampu mengembangkan kurikulum sendiri dapat

mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan

pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP, ditetapkan

oleh kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah

memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah / madrasah.

17

Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan , hlm. 375

Page 31: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

19

5. Pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)

Implementasi KTSP akan bermuara pada pelaksanaan

pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (SK-

KD) dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Guru harus

berupaya agar peserta didik dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai

dengan apa yang digariskan dalam kurikulum (SK-KD), sebagaimana

dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam hal ini

akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga

terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam hal ini tugas

guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar

menunjang terjadinya perubahan perilaku tersebut.

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan,

yakni pembukaan, pembentukan kompetensi dan penutup.

a. Pembukaan

Pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru

untuk memulai atau membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran

merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan

menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka

memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar. Untuk kepentingan

tersebut, guru dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki peserta didik

dengan materi yang akan disajikan.

2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang

akan dipelajari (dalam hal tertentu,tujuan bisa dirumuskan bersama

peserta didik).

3. Menyampaikan langkah – langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-

tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan.

4. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang bervariasi sesuai

dengan materi yang disajikan.

Page 32: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

20

5. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta

didik terhadap pembelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagi

kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

Disamping upaya – upaya di atas, dalam implementasi KTSP

banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk memulai atau membuka

pembelajaran, antara lain melalui pembinaan keakraban dan pretes.

1. Pembinaan keakraban

Pembinaan keakraban merupakan upaya yang harus

dilakukan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang

kondusif dan mempersiapkan peserta didik memasuki proses

pembelajaran. Suasana yang akrab akan menumbuhkan hubungan

yang harmonis antara guru dengan peserta didik dan antara peserta

didik dengan peserta didik.

Pembinaan kekraban ini dapat dilakukan dengan langkah –

langkah sebagai berikut :

a) Pada awal pertemuan pertama, guru memperkenalkan diri kepada

peserta didik dengan memberi salam, menyebut nama, alamat,

pendidikan terakhir, dan tugas pokoknya di sekolah.

b) Guru melakukan pengecekan kehadiran peserta didik dengan cara

memanggil nama-nama mereka berdasarkan buku daftar hadir.

c) Berdasrkan urutan dalam daftar hadir, seluruh peserta didik

diminta memperkenalkan diri dengan memberi salam, menyebut

nama, alamat, pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, alasan

memilih belajar disekolah ini, dan harapan-harapan mereka

terhadap sekolah.18

2. Pretes (tes awal)

Setelah pembinaan keakraban, kegiatan dilanjutkan dengan

pretes. Pretes adalah tes yang dilaksanakan sebelum sebelum kegiatan

inti pembelajaran dan pembentukan kompetensi dimualai, sebagai

18

E Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kemandirian Guru dan Kepala

Sekolah), hlm. 183

Page 33: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

21

penjajagan terhadap kemampuan peserta didik terhadap pembelajaran

yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pretes memegang peranan

yang cukup penting dalam pelaksanaan pembelajaran.

Fungsi pretes antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut

:

1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena

dengan pretes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal

yang harus mereka kerjakan.

2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan

dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat

dilakukan dengan membandingkan hasil pretes dengan post tes.

3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta

didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam

proses pembelajaran.

4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran

dimulai, kompetensi dasar mana yang telah dikuasai peserta didik,

serta kompetensi dasar mana yang perlu mendapat penekanan dan

perhatian khusus.

b. Pembentukan Kompetensi19

Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan

inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang

materi pokok atau materi standar, membahas materi standar untuk

membentuk kompetensi peserta didik, serta melakukan tukar

pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau

memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam pembelajaran,

peserta didik dibantu oleh guru untuk membentuk kompetensi serta

mengembangkan dan memodifikasi kegiatan pembelajaran, apabila

19

Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 183

Page 34: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

22

kegiatan itu menuntut adanya pengembangan atau modifikasi.

Pembentukan kompetensi peserta didik perlu dilakukan dengan tenang

dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan

kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.

Pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta

didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya.

Pembentukan kompentsi ini ditandai dengan keikutsertaa

peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran (participative

instruction) berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka dalam

menyelanggarakan progam pembelajaran. Tugas peserta didik adalah

belajar, sedangkan tanggung jawabnya mencakup keterlibatan mereka

dalam membina dan mengembangkan kegiatan belajar yang telah

disepakati dan ditetapkan bersama pada saat penyusunan program.

Pembentukan kompetensi mencakup berbagai langkah yang

perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru sebagai fasilitator untuk

mewujudkan standar kompetensi dan komptensi dasar. Hal ini ditempuh

melalui berbagai cara, bergantung pada situasi, kondisi, kebutuhan,

sertakemampuan peseta didik. Prosedur yang ditempuh dalam

pembentukan kompetensi adalah sebagai berikut :20

1) Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang telah

dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru

menjelaskan stnadar kompetensi minimal (SKM) yang harus

dicapai peserta didik dan cara belajar untuk mencapai kompetensi

tersebut.

2) Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis, materi

pokok dikemukakan dengan jelas atau ditulis dipapan tulis.

Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya sampai materi

standar tersebut benar-benar dapat dikuasai.

20

Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 184

Page 35: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

23

3) Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out

dan fotokopi beberapa bahan yang akan dipelajari. Materi standar

tersebut sebagian terdapat diperpustakaan. Jika materi standar yang

diperlukan tidak tersedia diperpustkaan maka guru memfotokopi

dari sumber lain seperti majalah, surat kabar, atau men-down load

dari internet.

4) Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik.

Lembaran kegiatan berisi tugas tentang materi standar yang telah

dijelaskan oleh guru dan dipelajari oleh pesrta didik.

5) Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam

mengerjakan lembaran kegiatan, sekaligus memberikan bantuan

dan arahan bagi mereka yang menghadapi kesulitan belajar.

6) Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan cara menukar

pekerjaan dengan teman lain, lalu guru menjelaskan setiap

jawabannya.

7) Kekeliruan dn kesalahan jawaban diperbiki oleh peserta didik. Jika

ada yang kurang jelas, guru memberikan kesempatan bertanya,

tugas, atau kegiatan mana yang perlu penjelasan lebih lanjut.

Dalam pembentukan kompetensi perlu diusahakan untuk

melibatkan peserta didik seoptimal mungkin, dengan memberikan

kesempatan dan mengikutsertakan mereka turut ambil bagian dalam

proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk saling bertukar informasi

antara peserta didik dengan guru mengenai materi yang dibahas, untuk

mencapai kesepakatan, kesamaan, kecocokan dan keselarasan pikiran.

Hal ini penting untuk menentukan persetujuan atau kesimpulan tentang

gagasan yang bisa diambil atau tindakan yang akan dilakukan

berkenaan dengan topik yang dibicarakan. 21

Pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi

yang ditetapkan adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan

21

Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 185

Page 36: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

24

belajar mengajar diakhiri dengan penilaian pencapaian kompetensi

siswa dan diikuti rencana tindak lanjutnya. Hasil penilaian ada tiga

kemungkinan, yaitu kompetensi 75-85% dalam waktu terjadwal,

kompetensi lebih dari 85 % dalam waktu kurang dari alokasi atau

kompetensi dalam waktu terjadwal, sebagaimana yang tergambar

berikut :

Gambar 1 : Tiga Kemungkinan Hasil Penelitian22

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka tindak lanjutnya

ada tiga kemungkinan, yaitu pemberian remedi, pemberian pengayaan,

dan atau akselerasi. Perbedaan tindak lanjut tersebut berdasarkan

variasi pencapaian kompetensi siswa sebagai berikut :

1) Melanjutkan ke KBM berikutnya secara klasikal bila dalam waktu

terjadwal sebagian besar siswa mencapai kompetensi minimal 85

%.

2) Pemberian remedi secara individual / kelompok kepada siswa yang

dalam waktu terjadwal belum mencapai kompetensi minimal 75 %,

sehingga siswa tersebut belum diizinkan melanjutkan ke KBM

berikutnya.

22

Susilo , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , hlm. 160

Page 37: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

25

3) Pemberian pengayaan kepada siswa yang sudah mencapai

kompetensi antara 75-85 % sedangkan waktu terjadwal masih

tersisa.

4) Pemberian izin akselerasi (percepatan) ke pembelajaran

Kompetensi Dasar (KD) berikutnya secara individual kepada siswa

yang sudah kompeten lebih dari 85 % sedangkan waktu terjadwal

belum habis. Ilustrasi kegiatan tersebut di atas dapat diperjelas

dengan gambar berikut:

Gambar 2 : Manajemen kegiatan pembelajaran tuntas. 23

c. Pentup

Penutup merupakan kegiatan akhir yang dilakukan guru

untuk mengakhiri pembelajaran. Dalam kegiaatan penutup ini guru

harus berupaya untuk mengetahui pembentukan kompetensi dan

pencapaian tujuan pembelajaran, serta pemahaman peseta didik

terhadap materi yang telah dipelajari, sekaligus mengakhiri kegaiatan

pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut guru dapat melakukan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

23

Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 161

Page 38: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

26

1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari

(kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik atas

permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru)

2) Mengjaukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat tingkat

pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah

dilaksanakan

3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan

tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individual maupun

tugas kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah

dipelajari.

4) Memberikan protes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. 24

6. Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kelas Dalam KTSP

a. Pengertian

Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan kegiatan penilaian

yang dilakukan oleh guru secara terpadu dengan kegiatan belajar

mengajar. Ada pula yang menyebut dengan Penilaian Berbasis

Kemampuan Dasar (PBKD) karena penilaian yang dilakukan oleh guru

dikembangkan berdasarkan kemampuan dasar yang harus dikuasai

peserta didik.

PBK/PBKD dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain

pengumpulan hasil kerja peserta didik (portofolio); hasil karya

(produk); penugasan (proyek); kinerja (performance) dan tes tertulis

(paper and pencil test). Dalam hal ini guru menilai kompetensi dan

hasil belajar peserta didik berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD), yang dijabarkan lebih lanjut menjadi

indicator- indikator pencapaian (IP).25

24

Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , hlm. 186

25 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 223.

Page 39: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

27

b. Prinsip-prinsip PBK

Pada saat guru melaksanakan penilaian berbasis kelas ada

beberapa hal yang harus diperhatikan, yiatu :

1) Valid, artinya menilai yang seharusnya dinilai.

2) Mendidik, ada sumbangan positif terhadap pencapaian belajar

peserta didik.

3) Berorientasi pada kompetensi, artinya menilai kompetensi yang ada

pada kurikulum.

4) Adil, artinya tidak membedakan latar belakang peserta didik.

5) Terbuka, artinya kriteria dan acuannya jelas dan diinformasikan

6) Berkesinambungan, artinya dilakukan terencan, bertahap dan

kontinu.

7) Menyeluruh, artinya meliputi teknik, prosedur, materi maupun

aspeknya.

8) Bermakna, ditindak lanjuti oleh semua fihak. 26

c. Karakteristik Sistem Pengujian

1) Sistem penilaian Berkelanjutan

Untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah memiliki

kompetensi dilakukan ujian. Sistem ujian yang dilakukan harus

mencakup semua kompetensi dasar dengan menggunakan indikator

yang ditetapkan oleh guru. Sistem ujian berbasis kompetensi yang

direncanakan adalah sistem ujian berkelanjutan. Berkelanjutan dalam

arti semua komponen indikator dibuat soalnya, hasilnya dianalisis

untuk menentukan kompetensi yang telah dimiliki dan yang belum

serta kesulitan peserta didik. Untuk itu digunakan berbagai bentuk

tes, yaitu pertanyaan lisan dikelas, kuis ulangan harian, tugas rumah,

ulangan semester.

26

Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan , hlm. 375.

Page 40: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

28

Hasil Ujian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan,

atau berupa progam remidi. Pendidikan berbasis kompetensi yang

menekankan pada pencapaian kemampuan dasar, menggunakan

berbagai teknik ujian dalam usaha untuk mengetahui tingkat

pencapaian kemampuan dasar dan mentukan progam perbaikan.

Oleh karena itu dalam sistem ujian berkelanjutan, guru harus

membuat kisi-kisi ujian secara menyeluruh untuk satu semester

dengan memilih teknik ujian yang tepat.

Pengembangan sistem pengujian berbasis kemampuan dasar

mencakup masalah:

a) Standar Kompetensi (SK)

b) Kemapuan Dasar (KD)

c) Rencana Penilaian. Dikembangkan bersamaan dengan

pengembangan silabus.

d) Proses Pengujian.

e) Proses Implementasi

f) Pencatatan dan pelaporan

2) Teknik Penilaian

Teknik penilaian adalah berbagai bentuk ulangan atau tugas

untuk menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik dalam mata

pelajaran tertentu. Tingkat berpikir yang digunakan dalam

mengerjakan soal ujian harus mencakup mulai yang rendah sampai

yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai dengan jenjang

pendidikan. Pada jenjang pendidikan menengah tingkat berpikir

yang terlibat sebaiknya terbanyak pada tingkat pemahaman, aplikasi,

dan aanalisis.

Teknik penilaian yang dapat digunakan adalah :27

27

Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan , hlm. 224.

Page 41: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

29

a) Kuis: Waktu ujian singkat kurang lebih 15 menit dan hanya

menanyakan hal-hal yang prinsip saja dan bentuknya berupa isian

singkat.

b) Pertanyaan lisan dikelas

c) Ulangan Harian: Ulangan harian dilakukan secara periodik

misalnya empat minggu sekali.

d) Tugas individu: Tugas ini dapat diberikan setiap minggu dengan

bentuk soal uraian objektif atau non objektif.

e) Tugas Kelompok: Tugas ini digunakan untuk menilai kemampuan

kerja kelompok

f) Ulangan Blok: Cakupan materi terdiri dari satu atu lebih

kemapuan dasar.

3) Bentuk Tes

Ada beberapa bentuk soal pengujian berbasis kemampuan

dasar. Bentuk soal yang dapat digunakan adalah:

a) Pertanyaan lisan dikelas.

b) Pilihan ganda

c) Urian objektif

d) Jawab singkat atau isian singkat

e) Menjodohkan

f) Unjuk kerja

g) Portofolio

d. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)28

1) Pengertian

Kriteria Ketuntasan Minimal adalah tingkat pencapaian

kompetensi dasar mata pelajaran oleh peserta didik per mata

pelajaran.

2) Rambu-rambu

28

Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan , hlm. 233.

Page 42: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

30

a) Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan

rentang 0-100

b) Nilai KKM maksimum adalah 100

c) Madrasah dapat menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal di

bawah 100, namun madrasah harus merencanakan target dalam

waktu tertentu untuk mencapai nilai maksimum.

d) Nilai KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran untuk setiap

mata pelajaran dan dievaluasi ketercapaiannya pada setiap

semester.

e) Penetapan KKM dilakukan oleh forum guru baik yang berada

dilingkungan madrasah yang bersangkutan maupun dengan

madrasah/sekolah lain yang terdekat (yang telah melaksanakan

KTSP) atu forum KKG?MGMP setempat.

f) Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan

belajar minimum pada setiap Kompetensi Dasar (KD).

g) Penetapan nilai KKM setiap KD dimaksud, dilakukan melalui

analisis Indikator Pencapaian (IP) pada KD yang terkait.

h) Nilai KKM setiap KD merupakan rata-rata nilai setiap indikator

3) Kriteria Penetapan KKM

a) Esensial

Sangat Esensial, karena berfungsi sebagai indikator kunci.

Cukup Esensial, karena berfunsi sebagai Indikator pendukung

yang dapt melengkapi.

b) Kompleksitas Indikator

c) Daya Pendukung

Yaitu tenaga, sarana prasarana pendidikan, biaya,

menajemen, komite madrasah dan stakeholders madrsah.

d) Intake peserta didik

Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta

didik yang meliputi Hasil seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB),

Page 43: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

31

(3 + 3 + 3 + 2) x 100 = 91, 67

12

Rapor kelas terakhir dari tahun sebelumny, tes seleksi masuk atau

psikotes dan nilai ujian Nasional bagi jenjang MTs dan MA.

4) Menafsirkan KKM

a) Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan

a. Esensial

- Tinggi : 3

- Sedang : 2

- Rendah : 1

b. Kompleksitas

- Tinggi : 3

- Sedang : 2

- Rendah : 1

c. Daya Dukung

- Tinggi : 3

- Sedang : 2

- Rendah : 1

d. Intake

- Tinggi : 3

- Sedang : 2

- Rendah : 1

Jika indikator memilki kriteria : Esensial tinggi, kompleksitas

tinggi, daya dukung tinggi dan intake sedang maka KKM menjadi:

b) Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria:

a. Esensial

- Tinggi : 81-100

- Sedang : 65-80

Page 44: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

32

- Rendah : 50-64

e. Kompleksitas

- Tinggi : 81-100

- Sedang : 65-80

- Rendah : 50-64

f. Daya Dukung

- Tinggi : 81-100

- Sedang : 65-80

- Rendah : 50-64

g. Intake

- Tinggi : 81-100

- Sedang : 65-80

- Rendah : 50-64

Jika indikator memiliki kriteria Esensial tinggi ((90),

kompleksitas sedang (70), daya dukung tinggi (90) dan intake

sedang (70) maka KKM adalah rata-rata setiap unsur dari kriteria

yang kita tentukan.

5) Analisis pencapaian kriteria ketuntasan belajar peserta didik

a) Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata

hasil pencapaian peserta didik terhadap Kriteria Ketuntasan

Minimal yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran.

b) Melalui analisis dimaksud, diharapkan akan diperoleh data

antara lain tentang:

a. KD, yang dapat dcapai oleh 75% -100% dari jumlah peserta

didik.

b. KD, yang dapat dcapai oleh 50% -74% dari jumlah peserta

didik.

c. KD, yang dapat dcapai oleh £ 49% dari jumlah peserta didik.

Page 45: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

33

c) Mnafaat hasil analisis: sebagai dasar untuk meningkatkan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada setia semester atau

tahun berikutnya dalam rangka mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal.

d) Mekanisme Pelaksanaan analisa pencapaian standar ketuntasan

belajar.

a. Analisa Pencapaian Standar Ketuntasan Belajar dilakukan

berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap

peserta didik. Per mata pelajaran yang saat bersangkutan

mengkuti pelajaran.

b. Hasil pengkajian dimaksud, selanjutnya dianalisis dan

direkap.

7. Pelaporan KTSP

Pelaporan mencakup laporan guru, laporan wali kelas, dan laporan

kepala sekolah. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut :

a. Laporan guru

Memuat hasil pembelajaran (mencapai kompetensi siswa) dan

mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan guru

disampaikan kepada wali kelas. Guru bisa melengkapi laporannya

dengan informasi tentang hambatan yang dihadapi, upaya yang telah

ditempuh, dan atau kegagalan yang terjadi karena adanya hambatan

yang tidak bisa diatasi. Informasi tersebut merupakan bahan laporan

wali kelas kepada kepala sekolah dan sebagai bahan menyusun

program kerja tahun berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar berikut :

Page 46: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

34

Gambar 3 : Laporan Guru29

b. Laporan wali kelas

Memuat pretasi (pencapaian kompetensi) dari kelas binaannya

untuk disampaikan kepada orang tua siswa dan siswa yang

bersangkutan. Wali kelas juga membuat laporan tentang profil

kompetensi siswa dan pembinaan yang pernah dilakukan atau kasus

yang terjadi dari kelas binaannya untuk disampaikan kepada kepala

sekolah. Laporan tersebut sebagai bahan kepala sekolah membuat

laporan sekolah.

Gambar 4 : Laporan wali kelas.30

c. Laporan Kepala Sekolah

Memuat hasil evaluasi kinerja sekolah secara keseluruhan,

profil kompetensi siswa di sekolah yang dipimpinnya, serta

pertanggungjawaban keuangan sekolah. Laporan kinerja sekolah

secara keseluruhan, yang diharapkan dalam pedoman ini, lebih

menekankan pada laporan akuntabilitas, yaitu laporan

pertanggungjawaban berdasarkan kebenaran esensial dan faktual

disamping berdasarkan dokumen tertulis. Laporan dibuat berdasarkan

hasil evaluasi, akreditasi, dan hasil analisis faktual. Untuk lebih

jelasnya perhatikan gambar berikut :

29

Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , hlm. 166

30 Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , hlm. 167

Page 47: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

35

Gambar 5 : Pola laporan Kepala Sekolah.31

8. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

a. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Mapel Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan

dari Al-Qur’an Hadits yang telah dipelajari leh peserta didik di

MTs/SMP.32 Sebagaimana yang tertera Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidkan (KTSP) MA Ma’ahid, mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dan

Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini,

kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yaang

terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh

aspek kehidupannya.

b. Karakteristik Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan unsur mata

pelajaran PAI pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada

peserta didik. Untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an Hadits

sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam

kehidupan sehari-hari.

1) Tujuan

31

Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan, hlm. 168

32 Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan

dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 82

Page 48: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

36

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits bertujuan agar peserta

didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dengan benar serta

mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya dan

mengamalkan ajaran nilai-nilai yang terkandung didalmnya sebagai

petunjuk dan pedoman seluruh aspek kehidupannya.

Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah

Aliyah adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an Hadits.

b. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam

Al-Qur’an Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan

mengahadapi kehidupan.

c. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman isi kandungan al-

Qur’an dan hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan

tentang al-Qur’an dan hadits.33

2) Fungsi

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada Madrasah Aliyah

memiliki fungsi sebagai berikut

a. Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara

membaca dan menulis Al-Qur’an serta kandungan Al-Qur’an.

b. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai

kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

c. Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk

meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat, dan

bernegara.

d. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik dalam meyakini kebenaran agama Islam.

e. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam

keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajararan Islam peserta

didik dalam keyakinan.

33

Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan

dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 83

Page 49: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

37

f. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri

peserta didik dan menghambat perkembangan menuju manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

g. Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan dan pemahaman

nilai-nilai Al-Qur’an Hadits pada peseta didik sebagai petunjuk

dan pedoman.

3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

a. Masalah dasar –dasar ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, melipti :

1. Pengetahuan Al Qur’an menurut para ahli

2. Pengertian hadis, sunnah, khabar, atsar dan hadits qudsi

3. Bukti keotentikan al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan

redaksinya, kemukjizatan, dan sejarahnya

4. Isi pokok ajaran al-Qur’an dan pemahaman kandungan ayat-

ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur’an

5. Funsi al-Qur’an dalam kehidupan

6. Fungsi hadits terhadap al-Qur’an

7. Pengenalan kitab-kitab yang berhubungan dengan cara-cara

mencari surat dan ayat dalam al-Qur’an

8. Pembagian hadits dari segi kuantitas dan kualitasnya.

b. Tema-tema yang ditinjau dari perspektif al-Qur’an dan al-Hadits,

yaitu :

1. Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi

2. Demokrasi.

3. Keikhlasan dalam beribadah.

4. Nikmat Allah dan cara mensyukurinya.

5. Perintah menjaga kelistarian lingkungan hidup.

6. Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa.

7. Berkompetensi dalam kebaikan

8. Amar ma’ruf nahi mungkar

9. Ujian dan cobaan manusia

Page 50: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

38

10. Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat

11. Berlaku adil dan jujur

12. Toleransi dan etika pergaulan

13. Etos kerja

14. Makanan yang halal dan baik

15. Ilmu Pengetahuan dan teknologi.34

c. Standar Kompetensi Kelulusan Al-Qur’an Hadits Madrasah

Aliyah

Memahami isi pokok Al-Qur’an, fungsi, dan bukti-bukti

kemurniaannya, istilah- istilah hadits terhadap Al-Qur’an, pembagian

hadits ditinjau dari segi kuantitas dan kualitasny, serta memahami dan

mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang manusia dan

tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.35

34

Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan

dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 87-88 35

Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan

dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 5.

Page 51: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

39

Page 52: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk mengkaji mengenai

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus adalah penelitian

kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai

instrumen kunci. Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive dan snowball, teknik pengumpulan triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.1

Penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Disebut

sebagai penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya

lebih bersifat kualitatif. Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai

paradigma interpretatif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial

sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan

hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada

obyek yang alamiah, obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa

adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu

mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. 2

Penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena pada

umumnya permasalahannya belum jelas, holistik, dinamis, dan penuh makna

sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut diperoleh dengan

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabeta, 2006), h lm.15 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, hlm.14

Page 53: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

40

penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner, pedoman

wawancara. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara

mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.3

Terkait dengan jenis penelitian tersebut, maka penelitian bertumpu

pada penelitian fenomenologis, yakni usaha untuk memahami arti peristiwa

dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu.4

Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia

konseptual para subyek yang diteliti sedemikian rupa sehingga mereka

mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh

mereka disekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan

penelitian inilah diharapkan bahwa Implementasi Kurikulum Tingkat satuan

Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid

Kudus tahun ajaran 2010/2011 dapat dideskripsikan secara lebih teliti dan

mendalam.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi atau tempat penelitian

adalah MA Ma’ahid Krapayak Kudus, Jl. K.H Muhammad Arwani Krapyak

Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Adapun waktu penelitian adalah

tanggal 1 Mei sampai dengan 30 Mei tahun 2011.

C. Sumber Penelitian

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh.5 Sedangkan menurut Lofland dan Lofland menyatakan bahwa

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain.6

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, hlm.399

4 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi . PT Remaja ( Bandung:

Rosdakarya, 2004), h lm.9 5 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktek, Edisis Revisi VI. (

Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Hlm.129 6 J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 157

Page 54: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

41

Dengan demikian, sumber data penelitian yang bersifat kualitatif

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sumber data primer

Yaitu sebagai sumber data yang bersifat utama dan langsung

berkaitan dengan objek yang diteliti,7 yaitu Kepala Sekolah, dua guru Al-

Qur’an - Hadits, dan lima siswa MA Ma’ahid kudus sebagai sumber data.

Pengambilan data dilakuakan dengan wawancara (interview). Sampel

sumber data dalam penelitian ini bersifat purposive sampling. Purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa

sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek yang diteliti. 8

b. Sumber data sekunder

Yaitu sumber data yang bersifat kedua. Sumber data ini di peroleh

dari literatur, yaitu berupa buku Al-Qur’an Hadits yang digunakan dalam

pembelajaran Al-Qur’an Hadits, foto-foto yang terkait seperti foto

Kegiatan Belajar Mengar (KBM), RPP, maupun silabus mata pelajaran Al-

Qur’an Hadits.

D. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk meneliti tentang Implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Mata Pelajaran Al-

Qur’an Hadits di Ma Ma’ahid Kudus Tahun Ajaran 2010/2011.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam

7 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan , (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1996), h lm. 83 8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV ALFABETA, 2005), hlm.53-

54

Page 55: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

42

penelitian kualitatif lapangan, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati, maka metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah :

a. Observasi

Dengan observasi, maka data yang diperoleh akan lebih

lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

perilaku yang tampak. Susan Stainback menyatakan “in observation the

researcher observes what people do, listent to what they say, and

participates in their activities” maksudnya dalam observasi, peneliti

mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka

ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. 9

b. Wawancara (Interview)

Wawancara/interview yaitu cara mengumpulkan data dengan

tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada

tujuan penelitian.10 Penulis akan melakukan tanya jawab kepada pihak-

pihak yang terkait. Adapun pihak –pihak yang di wawancarai adalah

sebagai berikut :

1. Waka Kurikulum, materi wawancara seputar kurikulum sebelumnya,

kurikulum yang sekarang diterapkan di sana, dan pelaksanaan KTSP,

apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang dihadapi

dalam mengimplementasikan KTSP.

2. Guru Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits, materi wawancara seputar

materi pelajaran Al-Qur’an Hadits, respon terhadap pelaksanaan

KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, sumber belajar, media

yang digunakan, serta bagaimana penyusunan perencanaan mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits.

c. Meteode Dokumentasi

9 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 331

10 Hadi, Metodologi Research , hlm. 151

Page 56: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

43

Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya.11 Studi dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang.12

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian

akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis

akademik dan seni yang telah lalu. Akan tetapi perlu dicermati bahwa

tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.

Informasi atau data yang dikumpulkan melalui dokumentasi

antara lain :

1. Data tentang kurikulum mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

2. Data tentang kondisi lingkungan sekolah, data guru, staf tata usaha,

siswa dan organisasi sekolah

3. Data tentang (RPP) dan silabus tetulis milik guru, progam tahunan,

semesteran, atau ulangan harian dan prestasi belajar siswa dalam

mata pelajaran Qur’an dan Hadits.

4. Buku mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, yang digunakan dalam

pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

F. Teknik Analisis Data

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode

analisis deskriptif kualitatif dengan langkah- langkah yang ditempuh yaitu

sebagai berikut :

a. Pengumpulan data (data collection)

Dilaksanakan dengan cara pencarian data yang diperlukan

terhadap berbagai jenis data dan bentuk data yang ada di lapangan,

11

Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan, hlm. 231. 12

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 329.

Page 57: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

44

kemudian melaksanakan pencatatan data di lapangan, untuk dipilih dan

kumpulkan data yang bermanfaat dan data yang akan digunakan

penelitan lebih lanjut mengenai implementasi KTSP pada mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits.

b. Reduksi data (data reduction)

Apabila data sudah terkumpul langkah selanjutnya adalah

mereduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

dan mencarinya apabila diperlukan.13

Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan

sebagai berikut : pertama, peneliti merangkum hasil catatan lapangan

selama proses penelitian berlangsung yang masih bersifat kasar atau acak

ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami.

Kedua, peneliti menyusun satuan dalam wujud kalimat faktual

sederhana berkaitan dengan fokus dan masalah. Langkah ini dilakukan

dengan terlebih dahulu peneliti membaca dan mempelajari semua jenis

data yang sudah terkumpul. Penyusunan satuan tersebut tidak hanya

dalam bentuk kalimat faktual saja tetapi berupa paragrap penuh. Ketiga,

setelah satuan diperoleh, peneliti membuat koding. Koding berarti

memberikan kode pada setiap satuan. Tujuan koding agar dapat ditelusuri

data atau satuan dari sumbernya.

c. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data

13

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 338.

Page 58: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

45

terorganisasikan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah

dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sejenisnya. Selain itu, dengan adanya penyajian data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Penyajian data dalam penelitian ini peneliti paparkan dengan

teks yang bersifat naratif. Peneliti juga menyajikan data dalam gambar-

gambar proses pembelajaran Al-Qur’an - Hadits di MA Ma’ahid Kudus,

tujuannya untuk memperjelas dan melengkapi sajian data.

d. Penarikan kesimpulan atau verification

Setelah dilakukan penyajian data, maka langkah selanjutnya

adalah penarikan kesimpulan atau verification ini didasarkan pada

reduksi data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam

penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara

dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Membuat Conclusion Drawing/verification, yaitu menarik

kesimpulan melalui analisa yang sudah dilakukan terhadap masalah yang

sedang diamati. dengan menggunakan pola pikir induktif yaitu

pengambilan kesimpulan dari pernyataan/fakta yang bersifat khusus

menuju kesimpulan yang bersifat umum.14

14

Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah , (Bandung: Sinar Baru, 1996), hlm.

17

Page 59: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

46

Page 60: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS IMPLEMENTASI

KTSP PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MA

MA’AHID KUDUS

A. Deskripsi Data Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) di MA Ma’ahid Kudus

Untuk mendiskripsikan mengenai implementasi KTSP pada mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits serta faktor pendukung dan faktor penghambat

dalam implementasi KTSP pada mata pelajaranAl-Qur’an Hadits di MA

Ma’ahid Kudus, berikut ini disajikan hasil wawancara dengan beberapa

informan dalam penelitian, yaitu yang terdiri dari dua orang guru Al-Qur’an

Hadits, kemudian seorang wakil Kepala MA Ma’ahid, serta lima orang siswa

MA Ma’ahid Kudus. Selain itu peneliti juga akan mendiskripsikan data dari

hasil observasi dan studi dokumentasi.

1. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada

Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus

a. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus

Untuk tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid

Kudus mengacu pada Peraturan Menteri Agama RI No.2 tahun 2008

yaitu:

1. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an Hadits.

2. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-

Qur’an Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan mengahadapi

kehidupan.

3. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman isi kandungan al-Qur’an

dan hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur’an

dan hadits.1

b. Materi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus

1 Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan

Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 83

Page 61: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

47

Salah satu materi pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA

Ma’ahid Kudus yang peneliti lihat proses KBM adalah Memahami ayat-

ayat Al-Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah, adapun sumber

belajar yang dipakai adalah Buku Pelajaran siswa, Depag. Al-Qur’an dan

terjemahannya dan lain- lain sesuai yang tertuang dalam RPP.2

c. Persiapan Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara, observasi atau pengamatan serta

studi dokumentasi yang dapat diketahui persiapan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru Al-Qur’an Hadits MA Ma’ahid Kudus. Secara garis

besarnya meliputi sebagai berikut :

1) Pengembangan Program

Langkah pertama persiapan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus

adalah melakukan pengembangan program. Dalam KTSP

pengembangan program mencakup program tahunan, program

semester, program mingguan dan harian, program pengayaan dan

remedial serta program bimbingan dan konseling.3

Program tahunan merupakan program umum setiap mata

pelajaran untuk jangka waktu satu tahun dalam rangka mengefektifkan

program pembelajaran. Program ini dipersiapkan dan dikembangkan

oleh guru sebelum tahun ajaran baru, karena merupakan pedoman bagi

pengembangan program-program berikutnya yaitu program semester,

program mingguan dan harian, dan program harian atau program

pembelajaran setiap kompetensi dasar. Program tahunan yang disusun

oleh guru Al-Qur’an Hadits MA Ma’ahid Kudus diantaranya memuat

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa

2 Observasi hari senin tanggal 16 Mei 2011

3 Ali Mahmudi, guru Al-Qur’an Hadits MA Ma’ahid, kelas 1 dan 2 Wawancara Langsung,

tanggal 10 Mei 2011

Page 62: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

48

setelah mempelajari pokok bahasan tertentu, alokasi waktu serta

keterangan.4

Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-

hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.

Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan.

Program semester yang disusun oleh guru Al-Qur’an Hadits MA

Ma’ahid Kudus berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak

disampaikan, alokasi waktu serta keterangan-keterangan.5

Program mingguan dan harian merupakan penjabaran dari

program semester dan program modul. Dari program ini dapat

teridentifikasi siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar akan

dilayani melalui kegiatan remedial, sedangkan untuk siswa yang

cemerlang akan dilayani melalui kegiatan pengayaan agar siswa

tersebut tetap mempertahankan kecepatan belajarnya. 6

Program pengayaan dan remedial merupakan pelengkap dan

penjabaran dari program mingguan dan harian. Program ini

dilaksanakan berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan belajar dan

terhadap tugas-tugas, hasil tes, dan ulangan.

Pelaksanaan program remidi diberlakukan untuk siswa yang

nilainya masih dibawah standar nilai ketuntasan, siswa tersebut diberi

kesempatan untuk menuntaskan kompetensi-kompetensi dasar yang

belum tuntas. Siswa yang belum tuntas dalam kompetensi dasarnya

nilainya tidak dicantumkan dalam raport, siswa tersebut hanya

menerima raport bayangan. Setelah siswa mengikuti program remidi,

4 Ali Mahmudi, , Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

5 Ali Mahmudi, , Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

6 Ali Mahmudi, , Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

Page 63: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

49

serta dievaluasi ternyata sudah tuntas kompetensi dasarnya maka

siswa tersebut baru berhak menerima raport.7

2) Penyusunan persiapan mengajar

Sebagai persiapan mengajar guru mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits MA Ma’ahid Kudus menyusun silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok

mata pelajaran dengan tema tertentu. Silabus yang disusun mencakup

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar

yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

Dalam KTSP pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya

kepada setiap satuan pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu

melaksanakannya. Berkaitan dengan hal tersebut guru Al-Qur’an

Hadits MA Ma’ahid Kudus sudah sudah berusaha menyusun silabus

sendiri, karena pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan pelajaran yang

ada kaitannya dengan mata pelajaran lain yang ada MA Ma’ahid

seperti Ilmu Hadits (Ilmu Mushtolah Hadits). 8

Pernyataan guru tersebut diperkuat dengan pernyataan wakil

Kepala Sekolah MA Ma’ahid Kudus, yang mengatakan bahwa

pengembangan silabus disusun secara mandiri oleh guru masing-

masing, mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh Pemerintah. 9

Persiapan pembelajaran berikutnya yang disusun oleh guru

mata pelajaran Al-Qur’an Hadits MA Ma’ahid Kudus berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan perencanaan

7 Ali Mahmudi, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

8 Ali Mahmudi, Wawancara Langsung,tanggal 10 Mei 2011

9 Bastian Hilmawan, Wakil Kepala MA Ma’ahid, Wawancara Langsung, tanggal 12 Mei

2011

Page 64: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

50

jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang

akan dilakukan dalam pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) berisi tentang : alokasi waktu, standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi

pokok atau pembelajaran, metode, strategi pembelajaran, sumber

belajar, serta penilaian.10

Adapun dalam penyusunan RPP, guru Al-Qur’an Hadits

sudah membuat setiap kali pertemuan sesauai dengan progam

semester yang telah dibuat oleh guru MA Ma’ahid, namun dalam

pembauatannya di lakukan sekaligus dalam satu semester, hal ini

dikarenakan adanya kesibukan-kesibukan yang harus diselesaikan,

namun dalam pelaksanaanya tetap melihat situasi dan kondisi yang

ada.11

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh

guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits MA Ma’ahid Kudus sebagai

persipan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak mengalami

hambatan yang berarti.12

b. Proses Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus

1) Kegiatan awal atau pembukaan

Dari hasil observasi atau pengamatan dan wawancara secara

mendalam pada tanggal 01 Mei-30 Mei 2011 dapat diketahui bahwa

kegiatan awal atau pembukaan pembelajaran selalu dimulai dengan

kegiatan apersepsi serta persiapan bahan pembelajaran baik oleh

guru atau siswa.

10

Ahmad Ahid, guru Al-Qur’an Hadits Kelas 3 MA Ma’ahid, Wawancara Langsung,

tanggal 10 Mei 2011 11

Ahmad Ahid, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

12 Ahmad Ahid, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

Page 65: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

51

Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru Al-Qur’an

Hadits absensi siswa terlebih dahulu, selanjutnya guru Al-Qur’an

Hadits selalu berusaha untuk mengkondisikan siswa supaya tenang

terlebih dahulu, serta menanyakan materi-materi pada pertemuan

sebelumnya, setelah itu guru Al-Qur’an Hadits baru memulai materi

pelajaran.13

Selanjutnya mengenai kegiatan pretest, guru Al-Qur’an

Hadits tidak melakukan pretest terlebih dahulu sebelum

pembelajaran dimulai, hal ini disebabkan waktu yang tersedia sangat

terbatas sedangkan kompetensi yang harus dicapai banyak.14

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan salah seorang

siswa MA Ma’ahid Kudus yang mengatakan bahwa dalam

pembelajaran jarang bahkan hampir tidak pernah melakukan pretest

sebelum melakukan pembelajaran.15

2) Kegiatan inti pembelajaran atau pembentukan kompetensi

Dari hasil wawancara secara mendalam, observasi atau

pengamatan serta studi dokumentasi dapat diketahui kegiatan yang

dilakukan pada proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA

Ma’ahid Kudus dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Metode atau strategi pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat

diketahui bahwa dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits di

MA Ma’ahid Kudus menerapkan metode ceramah, tanya jawab,

serta penugasan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan

dengan kompetensi atau materi yang harus dikuasai siswa dan

13

Ahmad Ahid, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

14 Ahmad Ahid, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

15 Ziyadul Muttaqin, Siswa kelas XI MA Ma’ahid Kudus, Wawancara Langsung, tanggal

10 Mei 2011

Page 66: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

52

waktu yang tersedia. Sebagaimana disampaikan oleh guru Al-

Qur’an Hadits bahwa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits

berbasis KTSP, keaktifan siswa sangat diprioritaskan. Sekarang

metode ceramah sudah jarang digunakan, kalau digunakan itupun

menggunakan metode ceramah bervariasi. Guru Al-Qur’an Hadits

tetap menggunakan ceramah karena untuk mengantarkan siswa,

seandainya tidak berceramah siswa akan mengalami kesulitan. 16

Selain ceramah, guru Al-Qur’an Hadits juga

menggunakan metode pengulangan. Dengan pengulangan, siswa

dilatih untuk senantiasa belajar dan mengulang-ulang pelajaran

yang sudah didapatkannya pada periode sebelumnya, sehingga

pengetahuan siswa lebih terjaga dengan metode tersebut. 17

Pernyataan-pernyataan guru tersebut diperkuat dengan

pernyataan dari salah seorang siswa MA Ma’ahid Kudus. Dalam

pembelajaran Al-Qur’an Hadits selalu menggunakan metode

ceramah dan juga menggunakan metode pengulangan dengan

teknik tanya jawab.18.

Sementara itu, salah seorang siswa kelas XI MA Ma’ahid

Kudus yang lain mengatakan bahwa dalam kegiatan

pembelajaran, kadang siswa merasa pasif karena kurang begitu

dilibatkan dalam pembelajaran karena menggunakan metode

ceramah. Namun disamping itu, pak Ali juga senantiasa

melakukan pengulangan terhadap pelajaran yang telah lampau

16

Ali Mahmudi, Wawancara Langsung, Tanggal 10 Mei 2011

17 Ahmad Ahid, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

18 Abdul Wakhid, Siswa kelas XI MA Ma’ah id Kudus, Wawancara Langsung, Tanggal 12

Mei 2011

Page 67: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

53

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sebelum melakukan

pembelajaran. 19

b) Sumber belajar

Dari hasil observasi atau pengamatan dapat diketahui

bahwa selama proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits guru

menggunakan berbagai sumber belajar, antara lain : buku Al-

Qur’an Hadits terbitan Tiga Serangkai, serta referensi lain di

perpustakaan.

Sebagaimana diungkapkan oleh guru Al-Qur’an Hadits

bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan buku Al-Qur’an

Hadits terbitan Tiga Serangkai, serta referensi lain di

perpustakaan. Sedangkan untuk buku penunjang sifatnya tidak

wajib hanya sebagai tambahan saja.20

Pernyataan-pernyataan diatas diperkuat dengan

pernyataan dari beberapa siswa-siswi MA Ma’ahid Kudus bahwa

pak Ali dalam pembelajaran menggunakan buku Al-Qur’an

Hadits yang disusun oleh Tiga Serangkai.21

Sedangkan siswa yang mengemukakan bahwa sumber

belajar yang sering digunakan oleh Pak Ali antara lain buku Al-

Qur’an Hadits terbitan Tiga Serangakai, serta referensi lain di

perpustakaan.22

Wakil Kepala Sekolah MA Ma’ahid Kudus, memperkuat

pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa siswa-siswi dapat

19

Ziyadul Muttaqin, Siswa kelas XI MA Ma’ah id Kudus, Wawancara Langsung, tanggal

12 Mei 2011 20

Ali Mahmudi, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

21 Ziyadul Muttaqin, Wawancara Langsung, Tanggal 12 Mei 2011

22 Abdul Wakhid, Siswa kelas XI MA Ma’ahid Kudus, Wawancara Langsung, tanggal 12

Mei 2011

Page 68: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

54

menggunakan sumber belajar berupa buku Al-Qur’an Hadits

terbitan Tiga Serangakai, serta referensi lain di perpustakaan.23

c) Media Pembelajaran

Media pada dasarnya merupakan alat bantu pembelajaran

yang digunakan dalam rangka untuk mengefektifkan komunikasi

dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di

sekolah. Berdasarkan wawancara dan observasi dapat diketahui

bahwa pelaksanaan belajar mengajar (KBM) pada mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus sudah menggunakan

media pembelajaran yang variatif seperti LCD, laptop, majalah,

gambar, internet dan masih banyak lagi. Untuk menunjang

pemahaman siswa terhadap meteri pelajaran. dalam pembelajaran,

sudah menggunakan media yang sudah tersedia, hal ini sesuai

yang tertuang dalam silabus MA Ma’ahid Kudus tahun pelajaran

2010/2011 .24

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan wakil kepala

sekolah MA Ma’ahid Kudus yang mengatakan media

pembelajaran di sekolah ini secara umum sudah baik, media yang

telah tersedia seperti LCD, laptop, majalah, gambar, dan masih

banyak lagi, dan sudah banyak guru yang mempergunakannya.25

Salah seorang siswa MA Ma’ahid Kudus juga

mengatakan bahwa Pak Ali sudah pernah memakai media dalam

pembelajaran seperti LCD, laptop, majalah, internet dan lain-

lain.26

23

Bastian Hilmawan, Wawancara Langsung, tanggal 12 Mei 2011

24 Ali Mahmudi, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

25 Bastian Hilmawan, Wawancara Langsung, tanggal 12 Mei 2011

26 Fahmi Ubaidillah, siswa kelas XI MA Ma’ahid, wawancara langsung, tanggal 13 Mei

2011

Page 69: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

55

3) Kegiatan akhir atau penutup

Berdasarkan observasi atau pengamatan pada kegiatan akhir

atau penutup dapat diketahui bahwa guru selalu memberitahukan

materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, karena dalam

KTSP siswa dituntut untuk tidak hanya diam, oleh karena itu siswa

harus mengetahui terlebih dahulu materi yang akan dipelajari. Selain

itu, guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal dari buku atau

LKS.

c. Evaluasi Hasil Belajar atau Penilaian

berkaitan dengan kegiatan evaluasi hasil belajar guru Al-Qur’an

Hadits dalam melakukan evaluasi menggunakan model penilaian berbasis

kelas seperti model test berupa uraian, tes lesan dengan bertanya

langsung kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan

siswa.27

Guru Al-Qur’an Hadits juga selalu mengadakan program remidi

untuk siswa yang nilainya masih dibawah standar nilai ketuntasan.

Dalam aturannya, penilaian dilakukan setiap selesai satu kompetensi

dasar (KD), akan tetapi dalam pelaksanaannya penilaian dilakukan rata-

rata tiga (3) kali dalam satu semester, kemudian penilaian diambil dari

uluangan block I dan block II serta ulangan lesan dan nilai diambil dari

akumulasi semua jenis tes.28

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan siswa MA Ma’ahid

Kudus yang mengatakan bahwa pak Ali sering melakukan penilaian kelas

seperti model uraian dan test lisan (pertanyaan langsung). Pak Ali pernah

27

Ali Mahmudi, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

28 Ali Mahmudi, Wawancara Langsung, tanggal 10 Mei 2011

Page 70: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

56

mengadakan program remidi yaitu setelah ulangan block dan semester

penilaian kelas dilakukan sebanyak 2 – 3 kali.29

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan wakil kepala sekolah

MA Ma’ahid Kudus bahwa di MA Ma’ahid Kudus program remidi

dilaksanakan dan diprogramkan oleh urusan kurikulum yang waktunya

ketika setelah melaksanakan tes baik block maupun semesteran bagi

siswa yang belum mencapai kompetensi yang ditetapkan sebelumnya. 30

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan siswa MA Ma’ahid

Kudus bahwa pak Ali melakukan penilaian kelas berupa model uraian

dan test lisan (pertanyaan langsung).31

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Mata Pelajaran

Al-Qur’an Hadits

1. Faktor Pendukung dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mempunyai

karakteristik yaitu memberi keleluasaan penuh pada setiap sekolah untuk

mengembangkan potensi sekolah dan potensi daerah, sehingga akan

mendorong sekolah untuk lebih kreatif dan inovatif. Berdasarkan hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi (tanggal 01 Mei-30 Mei 2011)

dapat diketahui bahwa sarana prasarana pembelajaran di MA Ma’ahid

Kudus secara kuantitatif (jumlah) maupun kulitatif (kualitas) sudah

memadai, bahkan pembangunan gedung-gedung penunjang terus

dilakukan. Selain itu, setiap tahun ada program perbaikan serta

penambahan terhadap sarana prasarana tersebut.

29

Fahmi Ubaidillah, siswa kelas 2 MA Ma’ahid, wawancara langsung, tanggal 13 Mei

2011 30

Bastian Hilmawan, Wawancara Langsung, tanggal 12 Mei 2011

31 Ziyadul Muttaqin, Wawancara Langsung, tanggal 12 Mei 2011

Page 71: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

57

Menurut guru Al-Qur’an Hadits, yang mendukung implementasi

KTSP di sekolah ini adalah sarana prasarananya sudah memadai

dibandingkan sekolah lain, misalnya sudah tersedia komputer, laptop,

laboratorium bahasa, internet, kamus dan ensiklopedi, LCD. Setiap tahun

ada penambahan terhadap sarana prasarana tersebut. Selain itu di sekolah

ini ada tim pengembang dan penyusun KTSP, namun penggunaannya

belum bisa optimal.32

Disamping itu, adanya mata pelajaran lain yang berhubungan

dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits juga sangat mendukung

pembelajaran, diantaranya pelajaran Lughot Al-Qur’an, Hadits Ahkam

yang menggunakan kitab Bulughul Maram, yang dengan kitab tersebut,

siswa bisa langsung mempraktekkan pengetahuan tentang Al-Qur’an

Hadits dengan hadits-hadits yang ada dalam kitab tersebut.33

Dalam mempersiapkan KTSP di sekolah ini tidak membutuhkan

waktu yang lama, karena pada saat sosialisasi rekan-rekan guru telah

memahami tugasnya masing-masing. Di sekolah ini juga ada tim

pengembang dan penyusun KTSP yang kinerjanya sangat solid, karena

tidak semua guru dapat masuk dalam tim ini. Syarat-syaratnya untuk

masuk tim ini antara lain loyalitas tinggi, punya dedikasi kerja, mau

bekerja keras. Sampai sekarang tim ini terus melakukan pengembangan-

pengambangan serta evaluasi demi kemajuan sekolah ini. 34

Disamping itu, adanya prestasi dari para alumni madrasah yang

banyak tersebar di setiap aspek kehidupan.

Dikarenakan MA Ma'ahid Kudus merupakan madrasah yang

telah lama berdiri di Kudus ini, maka tidak mengherankan ketika banyak

alumni-alumninya yang sudah banyak berkecimpung dalam berbagai

32

Ali Mahmudi, Wawancara Langsung, tanggal 10 mei 2011

33 Ali Mahmudi, Wawancara Langsung, tanggal 10 mei 2011

34 Bastian Hilmawan, Wawancara Langsung, tanggal 12 Mei 2011

Page 72: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

58

profesi yang ada. Ada yang menjadi anggota DPRD (Provinsi dan

Kabupaten ), menjadi guru, pengusaha, teknokrat, seniman, pegawai

negeri, dan masih banyak lagi prosfesi-profesi yang lainya. Yang tidak

kalah menggembirakan adalah sebagian besar alumni yang ada

merupakan tokoh masyarakat dan Kiyai yang gigih berjuang di

masyarakat untuk berdakwah amar makruf nahi munkar. 35

Adapun, bagi mereka yang mempunyai kelebihan rejeki untuk

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, maka banyak alumni-alumni

MA Ma'ahid Kudus yang belajar di perguruan tinggi yang tersebar

diseluruh Indonesia, baik perguruan tinggi negeri atau swasta bahkan

perguruan tinggi di luar negeri. Diantaranya ialah UNDIP, UNNES,

Polines, IKIP PGRI, STAN, UNS, UMS, UMY, UNY, UIN Syarif

Hidayatullah, LIPIA Jakarta, An Nu'aimi Jakarta, STAIN Ternate,

STAIN Kudus, dan masih banyak PTN/PTS lainnya. Sedangkan untuk

perguruan tinggi luar negeri mereka tersebar di berbagai Negara di

antaranya Mesir (Al Azhar), Sudan, Makkah, Libya dan juga d i

Malaysia.36

Dua tahun yang lalu, salah satu siswi MA Ma'ahid Kudus yang

bernama Naila Mabruroh juga berprestasi dalam Olimpiade Sains

Nasional (OSN) tingkat Kabupaten sebagai juara III Fisika, bahkan

secara umum dari seluruh siswa yang di ikutkan olimpiade tersebut

memperoleh prestasi yang tidak kalah dengan prestasi siswa-siswa dari

sekolah umum negeri/swasta dan madrasah negeri/swasta se-Kabupaten

Kudus tahun 2008.

Disamping prestasi dibidang akademik, siswa MA Ma'ahid

Kudus juga memperoleh prestasi dibidang olahraga. Prestasi yang terbaru

adalah prestasi Titis Alfiyanti siswi kelas XII IPS I MA Ma'ahid yang

35

dari arsip dokumentasi TU MA Ma’ah id, dikutip pada tanggal 5 Mei 2011

36 dari arsip dokumentasi TU MA Ma’ahid, d ikutip pada tanggal 5 Mei 2011

Page 73: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

59

baru saja memperoleh juara I (Kumite Senior Pi), Juara II (Fukugo Pi),

Juara II (Kata Perorangan Pi), Juara II (Enbu Pa-Pi) pada Kejuaraan

Terbuka Karate Tradisional Junior-Senior "Bowo Jenggot Cup" Tingkat

Nasional yang berlangsung di Wonosobo pada tanggal 8-9 Nopember

2008 silam.37

Sehingga dari itu semua, memberikan dampak positif

dilingkungan sekolahan terutama siswa dan guru berupa motivasi yang

tinggi, bahwa mereka mampu memperoleh prestasi yang

menggembirakan, baik disisi akademik maupun non akademik, baik yang

berupa pelajaran kurikuler maupun ekstra kulikuler.

Saat ini madrasah sedang melakukan pembinaan terhadap siswa-

siswi yang berprestasi untuk diikutkan dalam event Olimpiade Sains

Nasional, sekarang sudah melewati tahap seleksi dan pemantapan,

sehingga ketika olimpiade dilaksanakan, maka mereka sudah siap untuk

bertanding.

Prestasi-prestasi yang sudah diperoleh oleh siswa siswi tersebut

diperoleh sejak diberlakukan KTSP di madrasah tersebut, yaitu tahun

pelajaran 2007 samapai sekarang. Hal ini membuktikan bahwa adanya

peningkatan prestasi di bidang akademik maupun non akademik dari

siswa-siswi mereka. Hal ini dampak dari proses pembelajaran yang lebih

terarah dan efektif yang di terapkan para guru dalam melakukan proses

belajar mengajar dengan metode yang bervariasi yang membuat para

siswa benar-benar menikmati belajar.

2. Faktor Penghambat dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan

penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis

37

dari arsip dokumentasi TU MA Ma’ahid, d ikutip pada tanggal 5 Mei 2010

Page 74: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

60

Kompetensi (KBK) dalam pelaksanaannya tidak lepas dari berbagai

kendala atau hambatan.

Wakil Kepala Sekolah MA Ma’ahid Kudus mengemukakan

bahwa secara umum hambatan yang dialami hampir tidak ada, namun

komponen muatan lokal yang banyak di MA Ma’ahid Kudus yang

membutuhkan penyesuian dengan muatan dari Depag yang

membutuhkan pemikiran yang lebih untuk melaksanakannya.38

Adapun para siswa Ma’ahid Kudus mengatakan bahwa guru Al-

Qur’an Hadits sedikit mengalami hambatan yaitu harus dituntut lebih

mandiri dalam belajar, tidak seperti waktu di SD/MI, pada saat itu guru

yang menerangkan kemudian siswa bertanya, sedangkan sekarang siswa

bertanya telebih dahulu baru nanti dijelaskan oleh gurunya. 39 Dalam

KTSP tersebut proses pembelajarannya lebih detail dibandingkan dengan

kurikulum sebelumnya, sehingga sedikit sulit.40

B. Analisis pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di

MA Ma’ahid Kudus

1. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Mata

Pelajaran Al-Qur’an Hadits

a. Persiapan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

1) Pengembangan Program

“Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilian hasil

pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk

terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien”.41

38

Bastian Hilmawan, Wawancara Langsung, tanggal 12 Mei 2011 39

Agung Rifqi Hidayat, Siswa kelas X MA M’ahid, wawancara langsung, tanggal 13 Mei

2011 40

Ziyadul Muttaqin, Wawancara Langsung, tanggal 13 Mei 2011 41

Peraturan Pemerintah RI. No. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan , Bab

IV Standar Proses pasal 19 ayat 3

Page 75: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

61

Dalam KTSP guru diberi kewenangan penuh untuk prencanaan

proses pembelajaran. Prencanaan proses pembelajaran tersebut

mencakup antara lain :

Pertama, program tahunan. Program ini dipersiapkan dan

dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan

pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yaitu

program semester, program mingguan, dan program harian atau

program pembelajaran setiap kompetensi dasar.

Kedua, program semester. Program ini berisikan garis-garis

besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan akan dicapai

dalam semester tersebut. Program semester ini merupakan

penjabaran dari program tahunan.

Ketiga, program mingguan dan harian. Program ini merupakan

penjabaran dari program semester dan program modul. Melalui

program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan

yang perlu diulang bagi setiap peserta didik.

Keempat, program pengayaan dan remidial. Program ini

merupakan pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan

harian. Dari program ini dapat teridentifikasi siswa-siswa yang

mengalami kesulitan belajar akan dilayani dengan kegiatan remidial,

sedangkan untuk siswa yang cemerlang akan dilayani dengan

kegiatan pengayaan agar tetap mempertahankan kecepatan

belajarnya.

Kelima, Program pengembangan diri. Program ini sebagian

besar diberikan melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun melalui

Page 76: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

62

bimbingan dan konseling atau konselor kepada para siswa yang

menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan karier.42

Adapun pengembangan program tahunan, program semester,

program mingguan dan harian yang disusun oleh guru Al-Qur’an

Hadits di MA Ma’ahid Kudus telah disusun sesuai dengan acuan

dalam KTSP. Biasanya program tersebut disusun pada awal tahun

pelajaran.

Hal-hal yang seharusnya dilakukan guru dalam penyusunan

Program Tahunan (prota) dan Program Semester (promes) adalah

sebagai berikut :

1) Mendaftar kompetensi dasar pada setiap unit berdasarkan hasil

pemetaan kompetensi dasar per unit yang telah disusun

2) Mengisi jumlah jam pelajaran setiap unit berdasarkan hasil

analisis alokasi waktu yang telah disusun

3) Menentukan meteri pembelajaran pokok pada setiap kompetensi

dasar yang didapatkan dari pengembangan silabus

4) Membagi habis jumlah jam pelajaran efektif ke semua unit

pembelajaran dan semua jenis ulangan berdasar pengalokasian

waktu.43

Pelaksanaan program pengayaan dan remedial oleh guru mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits MA Ma’ahid Kudus sudah sesuai dalam

konsep KTSP yaitu berdasarkan teori belajar tuntas. Seorang peserta

didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan,

menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal

65 % dari seluruh tujuan pembelajaran. Di MA Ma’ahid Kudus

42

Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , hlm. 177 43

Masnur Muslich. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan

Pengembangan Pedoman Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala

Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah, dan Guru ,(Jakarta: PT Bumi Aksara.Muslich, 2009),

hlm. 44

Page 77: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

63

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang harus dicapai adalah 70

untuk pelajaran Al-Qur’an Hadits.

Sedangkan pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian

kompetensi yang ditetapkan adalah minimal 75 % oleh karena itu

setiap kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan penilaian

pencapaian kompetensi siswa dan diikuti rencana tindak lanjutnya. 44

Dalam konsep KTSP sekolah berkewajiban memberikan

program pengembangan diri melalui bimbingan dan konseling

kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan

karier. Konsep ini sudah diterapkan di MA Ma’ahid Kudus, di

sekolah ini pengembangan diri sebagian besar melalui kegiatan

ekstrakurikuler dan bimbingan konseling melalui kanselor. Kegiatan

ekstrakurikuler tersebut bahkan telah mampu berprestasi ditingkat

lokal maupun nasional.

2) Penyusunan persiapan mengajar

“Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-

kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar”.45

Dalam prinsip pengembangan silabus berbasis KTSP, setiap

satuan pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam

mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

masing-masing sekolah. Prinsip ini sudah dilaksanakan oleh guru Al-

Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus dalam mengembangkan

silabus tersebut. Hal ini dapat dapat dilihat dalam pembuatan silabus

disesuaikan dengan acuan KTSP.

44

Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 159

45 Peraturan Pemerintah RI. No. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan , Bab

IV Standar Proses pasal 20

Page 78: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

64

Untuk menyusun silabus yang sesuai dengan acuan KTSP perlu

diperhatikan langkah- langkah sebagai berikut : (1) mengkaji Standar

Kompetensi (KD) dan Kompetensi Dasar (KD). (2) mengidentifikasi

materi pokok. (3) mengembangkan pengalaman belajar. (4)

merumuskan indikator keberhasilan belajar. (5) penentuan jenis

penilaian. (6) menentukan alokasi waktu. (7) menentukan sumber

belajar.46

Sedangkan dalam hal penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), guru-guru Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid

Kudus sudah melaksanakan sesuai dengan konsep KTSP. Hal ini

dapat dilihat dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) di MA Ma’ahid Kudus.

Untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang sesuai dengan acuan KTSP perlu diperhatikan langkah- langkah

yang patut dilakukan guru sebagai berikut : (1) ambilah satu unit

pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan dalam

pembelajaran. (2) tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar. (3)

tentukan indikator (4) tentukan alokasi waktu (5) rumuskan tujuan

pembelajaran (6) tentukan materi pembelajaran (7) pilihlah metode

pembelajaran (8) susunlah langkah- langkah kegiatan pembelajaran

(9) sebutkan sumber/media belajar (10) tentukan teknik penilaian,

bentuk, dan contoh instrumen penilaian.47

b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inpiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

46

Muslich. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), hlm. 28-30

47 Muslich. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), hlm. 45

Page 79: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

65

cukup bagi prakarsa, kreatifitas, kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik secara psikologis peserta didik”. 48

Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang dengan

mengikuti prinsip-prinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang

berfokus pada kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau

pemahaman. Dalam KBM guru perlu memberikan dorongan kepada

siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun

gagasan. Tanggung jawab belajar tetap berada pada diri siswa, dan guru

hanya bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong

prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar secara

berkelanjutan atau sapanjang hayat.49

a) Penggunaan metode atau strategi pembelajaran

Pemilihan dan penggunaan strategi atau metode

pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus belum

mengarah pada pemilihan strategi atau metode pembelajaran yang

dianjurkan dalam KTSP. Dalam konsep KTSP, guru harus mampu

menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan, menantang, dan

konstekstual. Untuk menciptakan kondisi kelas yang

menyenangkan, menantang dan konstekstual, guru belum mampu

mengurangi metode ceramah dalam pembelajaran.

Diantara metode penyampaian pelajaran Al-Qur’an Hadits

di MA Ma’ahid Kudus metode ceramah, tanya jawab, serta

penugasan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan

kompetensi atau materi yang harus dikuasai siswa dan waktu yang

tersedia.

48

Peraturan Pemerintah RI. No. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan , Bab

IV Standar Proses pasal 19 ayat 1 49

Muslich. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) , hlm. 48.

Page 80: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

66

Dengan hanya mengacu kepada metode ceramah dan Tanya

jawab saja, maka keaktifan siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits

dirasa kurang.

b) Penggunaan Sumber Belajar

Dalam pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di

MA Ma’ahid Kudus menggunakan media pembelajaran buku Al-

Qur’an Hadits terbitan Tiga Serangkai dan Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang wajib dimiliki oleh seluruh siswa untuk mempermudah

pembelajaran. Hal ini sekaligus supaya pembelajaran sesuai dengan

model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

(Pakem).

Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi

belajar aktif pada diri pesrta didik, antara lain sebegai berikut:

1.Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi

positif 2.Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran

3.Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang

mendukung 4. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap

peserta didik 5. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau

perlakuan oleh guru dalam KBM 6. Adanya pemberian penguatan

dalam KBM 7. Jenis kegiatan pembelajaran menarik,

menyenangkan, dan menantang 8. Penilaian hasil belajar dilakukan

serius, objektif, teliti, dan terbuka.50 Kedelapan hal ini sudah

diterapkan oleh guru Al-Qur’an Hadits MA Ma’ahid, hal ini dapat

dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti KBM.

c) Penggunaan Media Pembelajaran

“Setiap satuan pendidikan wajib memilki sarana yang

meliputi prabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan

sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain

50

Muslich. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) , hlm. 67-70

Page 81: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

67

yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan”.51

Dalam konsep KTSP proses pembelajaran dan

pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan

menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan

kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.

Dalam pelaksanaan belajar mengajar pada mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus guru sudah menggunakan

media pembelajaran yang variatif untuk menciptakan lingkungan

belajar yang kondusif dan menyenangkan, dan pelaksanaannya

tidak hanya berada didalam kelas saja, karena secara sarana media

pembelajaran yang disediakan oleh sekolah sudah mencukupi

seperti komputer, laptop, internet, koleksi perpustakaan, LCD dll,

dan sudah dimanfaatkan secara optimal oleh guru Al-Qur’an

Hadits. Hal ini dapat dilihat pada tabel sarana prasarana di MA

Ma’ahid.

d) Evaluasi Hasil Belajar

Penilaian dalam KTSP menganut prinsip penilaian

berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya

memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri

sendiri. Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan

dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir

satuan pendidikan dan penilaian program.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 19 Tahun 2007, penilaian hasil belajar peserta didik

meliputi :

51

Peraturan Pemerintah RI. No. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan , Bab

VII Standar Sarana dan Prasarana pasal 42 ayat 1

Page 82: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

68

1) Sekolah/Madrasah menyusun progam penilaian hasil belajar

yang berkeadilan, bertanggung jawab dan

berkesinambungan.

2) Penyusunan progam penilaian hasi belajar didasarkan pada

Standar Penilaian Pendidikan.

3) Sekolah/Madrsah menilai hasil belajar untuk seluruh

kelompok mata pelajaran dan membuat catatan

keseluruhan, untuk menjadi bahan progam remedial,

klasifikasi pencapaian ketuntasan yang direncanakan,

laporan kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan

kenaikan kelas atau kelulusan dan dokumentasi.

4) Seluruh progam penilaian hasil belajar disosialisaikan

kepada guru.

5) Progam penilaian hasil belajar perlu ditinjau secara

periodik, berdasarkan data kegagalan/kendala pelaksanaan

progam termasuk temuan penguji eksternal dalam rangka

mendapatkan rencana penilaian yang lebih adail dan

tanggung jawab.

6) Sekolah/Madrasah menetapkan prosedur yang mengatur

transparasi system evaluasi hasil belajar untuk penilaian

formal yang berkelajutan.

7) Semua guru menggembalikan hasil kerja siswa yang telah

diteliti.

8) Sekolah/Madrasah menetapkan petunjuk pelaksanaan

operasional yang mengatur mekanisme peyampaian

ketidakpuasaan peserta didik dan penyelesaiannya

mengenai penilaian hasil belajar.

9) Penilain meliputi semua kompetensi dan materi yang

diajarkan.

10) Seperangkat metode penilain perlu disiapkan dan digunakan

secara terencana untuk tujuan diagnostik, formatif dan

Page 83: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

69

sumatif, sesuai dengan metode/strategi pembelajaran yang

digunakan.

11) Sekolah/Madrsah menyusun ketentuan pelaksanaan

penilaian hasil belajar sesuai dengan satandar pendidikan

12) Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau dan

didokumentasikan secara sistematis dan digunakan sebagai

balikan kepada peserta didik untuk perbaikan secara

berkala.

13) Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti keshahihan,

keandalan, dan evaluasi secara periodik untuk perbaikan

metode penilaian.

14) Sekolah/Madrasah melaporkan hasil belajar kepada orang

tua peserta didik, komite sekolah/Madrasah dan institusi

diatasnya.52

Dari 14 kriteria penilaian hasil belajar pada peserta didik

yang ada sudah sebagian diterapkan di MA Ma’ahid, hal ini

terbukti dengan adanya penilain dari segi kognitif, psikomotorik

dan afektif, dan penilaiannya melalui proses, tidak langsung nilai

jadi. Selain itu dengan adanya raport sebagai laporan kepada orang

tua peserta didik.

Dalam Surat Al Anbiyaa’ ayat 47 diterangkan sebagai

berikut:

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari

kiamat, Maka Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan

52

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 19 tahun 2007, tentang standar penilaian

pendidikan, (Jakarta: BP Pustaka Citra Mandiri: 2007), hlm.171.

Page 84: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

70

jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami

mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai Pembuat

perhitungan. (Q.S. Al Anbiyaa’:47)53

“Maka tidak seorangpun akan diperlakukan secara dhalim

pahala yang dia berhak menerimanya, tidak akan dikurangi

sedikitpun, dan azabnya tidak akan ditambahkan lebih dari ukuran

perbuatan buruk yang dengan itu dia mengotori dirinya. 54

Kalau sikap itu dikembalikan dalam dunia pendidikan,

maka tanpa adanya penilaian evaluasi, tidak akan diketahui sejauh

mana tingkat perkembangan proses belajar mengajar.

Adapun penilaian yang dilakukan oleh guru Al-Qur’an

Hadits di MA Ma’ahid Kudus sudah mengikuti penilaian yang

disyaratkan dalam KTSP yaitu setiap kompetensi dasar (KD)

dilakukan penilaian/evaluasi. Pendekatan penilaian menggunakan

Penilaian Berbasis Kelas (PBK) dinyatakan bahwa penilaian

berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi

tentang proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh guru yang

bersangkutan, guru MA Ma’ahid dalam pelaksanaan penilaiannya

dilakukan rata-rata hanya 3 kali dalam satu semester, kemudian

penilaian diambil dari ulangan block I dan bock II.

Penilaian berbasis kelas berorientasi pada kompetensi yang

ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas.

Ketercapaian ini bisa mengacu pada patokan tertentu dan/atau

53

Al-Qur’am, surat Al Anbiyaa’: 21, Al-Qur’an dan Terjemahnya hadiah dari Khadim al

Haramain asy Syarifain, (Jakarta: Departemen Agama, 1971, h lm. 501. 54

A. Musthofa Al Maraghy, Tafsir Al Maraghy(XVII), (Mesir: Daru l Fikri, 346 H)

Page 85: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

71

ketuntasan belajar yang dilakukan melalui berbagai cara misalnya

melalui portofolio, produk, proyek, kinerja, tertulis, atau penilaian

diri (self assessment).55

Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan

penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut :

1) Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan

pembelajaran

2) Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan anak secara

autentik.

3) Penilaian menggunakan acuan patokan/kriteria.

4) Menggunakan berbagai cara dan alat penilaian

5) Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa

6) Bersisat holistis, penilaian yang menggunakan aspek kognitif,

afektif dan psikomotor.56

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada

prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Mendidik, yaitu mampu memberikan sumbangan positif

terhadap peningkatan pencapaian belajar peserta didik. Hasil

belajar harus dapat memberikan umpan balik dan memotivasi

peserta didik untuk lebih giat belajar.

2) Terbuka/transparan, yaitu prosedur penilaian, kriteria penilaian,

dan dasar pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang

terkait.

3) Menyeluruh, yaitu meliputi berbagai aspek kompetensi yang

akan dinilai yaitu meliputi ranah pengetahuan (kognitif),

keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

55

Muslich. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) , hlm. 78

56 Muslich. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) , hlm. 79

Page 86: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

72

4) Terpadu dengan pembelajaran, yaitu menilai apapun yang

dikerjakan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar itu

dinilai, baik kognitif, psikomotorik dan afektifnya.

5) Objektif, yaitu tidak terpengaruh oleh pertimbangan subjektif

penilai.

6) Sistematis, yaitu penilaian dilakukan secara berencana dan

bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan

belajar peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.

7) Berkesinambungan, yaitu dilakukan secara terus menerus

sepanjang berlangsungnya kegiatan pembelajaran

8) Adil, yaitu tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau

dirugikan berdasarkan latar belakang social-ekonomi, budaya,

agama, bahasa, suku, bangsa, warna kulit, dan jender.

9) Menggunakan acuan kriteria, yaitu menggunakan kriteria

tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.

Model penilaian kelas yang diterapkan guru Al-Qur’an

Hadits di MA Ma’ahid Kudus meliputi dua model yaitu non tes dan

tes. Model non tes meliputi pengamatan terhadap sikap peserta

didik dalam proses pembelajaran, sedangkan model tes meliputi tes

lisan, tes tertulis (tes tertulis uraian dan objektif).

Evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

dengan menggunakan KTSP di MA Ma’ahid Kudus menyangkut

tiga ranah yaitu ranah kognitif (pemahaman konsep), ranah

psikomotorik (Praktik) dan ranah afektif (penerapan konsep). Di

MA Ma’ahid Kudus telah ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) sebesar 60.

Di MA Ma’ahid Kudus telah diterapkan sistem belajar

tuntas yaitu seorang siswa dianggap tuntas belajar jika siswa

tersebut mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau

mencapai tujuan pembelajaran yaitu mampu memperoleh nilai 60.

Page 87: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

73

Sedangkan untuk siswa yang belum mencapai nilai tersebut

maka siswa tersebut dikatakan belum tuntas belajarnya. Untuk

keperluan tersebut, sekolah dalam hal ini guru memberikan

perlakuan khusus terhadap siswa yang masih mendapat kesulitan

belajar melalui program remedial teaching.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Mata Pelajaran

Al-Qur’an Hadits

a. Faktor Pendukung dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits.

Dari hasil deskripsi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa

faktor pendukung dalam implementasi KTSP pada pembelajaran Al-

Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus antara lain :

1) Sarana prasarana pembelajaran di MA Ma’ahid Kudus secara

kwantitatif maupun kualitatif sudah cukup memadai. Sarana

prasarana tersebut seperti tersedianya fasilitas internet, laboratorium

komputer, LCD, Laptop, koran, majalah , perpustakaan yang

lengkap, selain itu pembangunan gedung-gedung penunjang juga

terus dilakukan.

2) Adanya program-program sekolah dalam rangka implementasi

KTSP antara lain :

a) Mengadakan sosialisasi mengenai konsep-konsep dasar KTSP

dengan melibatkan dari unsur yayasan, moderator yang kompeten

dan instruktur Dinas Pendidikan.

b) Pembentukan kepanitiaan KTSP, hal ini melibatkan stakeholder

antara lain kepala sekolah, guru, konselor, komite sekolah.

c) Adanya tim pengembang dan penyusun KTSP yang kinerjanya

sangat solid. Tim ini bertugas antara lain menjadi koordinator

penyusunan dan pengembangan KTSP, membuat struktur

Page 88: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

74

program KTSP untuk satu tahun ajaran, menjadi motor penggerak

bagi terlaksananya KTSP.

3) Adanya pelajaran lain yang berhubungan dengan pelajaran Al-

Qur’an Hadits diantaranya pelajaran Lughot Al-Qur’an, hadits

ahkam yang memakai kitab Bulughul Maram, sehingga

memudahkan untuk mempelajari Al-Qur’an Hadits.

4) Adanya prestasi siswa maupun alumni yang banyak tersebar disetiap

aspek kehidupan.

Dikarenakan MA Ma'ahid Kudus merupakan madrasah yang

telah lama berdiri di Kudus ini, maka tidak mengherankan ketika

banyak alumni-alumninya yang sudah banyak berkecimpung dalam

berbagai profesi yang ada. Hal ini menjadikan spirit para guru dan

terutama para siswa untuk bisa meraih prestasi seperti para alumni MA

Ma’ahid kudus yang telah sukses.

b. Faktor Penghambat dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Dari hasil deskripsi data maka dapat disimpulkan bahwa faktor

penghambat dalam implementasi KTSP pada Mata Pelajaran Al-Qur’an

Hadits di MA Ma’ahid Kudus adalah sebagai berikut :

1) Dalam KTSP guru dituntut untuk melaksanakan sistem penilaian

secara mandiri atau berkelanjutan, namun dalam pelaksanaannya

guru Al-Qur’an Hadits belum mampu memenuhi tuntutan tersebut.

Adapun faktor yang menjadi penghambat dalam proses penilaian

tersebut antara lain adanya perbedaan karakteristik setiap peserta

didik, sehingga guru merasa kesulitan untuk mengidentifikasi atau

menghafal satu per satu peserta didik tersebut.

2) Dalam KTSP guru dituntut untuk menggunakan metode

pembelajaran yang variatif dan menyenangkan seperti : metode

inquiry, discovery, contextual, problem solving dan sebagainya.

Namun dalam pelaksanaannya guru mengalami beberapa hambatan

Page 89: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

75

yang cukup serius seperti terbatasnya dana, waktu, serta tenaga,

sehingga penggunaan metode pembelajaran selama ini belum bisa

berlangsung secara optimal.

Page 90: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA

Ma’ahid Kudus maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Mata

Pelajaran Al-Qur’an Hadits sebagian besar sudah diterapkan sebagaimana

mestinya yaitu mengacu pada prinsip-prinsip KTSP, yang meliputi: a.

persiapan pembelajaran (pengembangan progam dan penyusunan

persiapan mengajar), b. pelaksanaan kegiatan pembelajaran (penggunaan

metode atau strategi pembelajran, pengunaan sumber belajar, penggunaan

media pembelajaran dan evaluasi hasil belajar).

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi KTSP di

MA Ma’ahid Kudus

a. Faktor pendukung dalam implementasi KTSP di MA Ma’ahid Kudus

pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits antara lain : Sarana prasarana

sudah cukup memadai, adanya sosialisasi mengenai konsep-konsep

dasar KTSP, Pembentukan kepanitiaan KTSP, Adanya tim pengembang

dan penyusun KTSP, Adanya pelajaran lain yang berhubungan dengan

pelajaran Al-Qur’an Hadits, serta dukungan yang kuat dari para alumni

MA Ma’ahid Kudus.

b. Faktor penghambat dalam implementasi KTSP di MA Ma’ahid Kudus

pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits antara lain : Kemampuan guru

dalam melakukan penilaian secara mandiri atau berkelanjutan yang

masih kurang, terbatasnya (dana, waktu, serta tenaga) dalam

penggunaan metode pembelajaran, kurangnya kesiapan siswa untuk

belajar mandiri.

Page 91: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

77

B. Saran

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan prinsip

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), khususnya pada mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus, maka peneliti

menyarankan sebagai berikut :

1. Bagi Guru Al-Qur’an Hadits

a. Selalu meningkatkan pemahaman mengenai KTSP dengan mengikuti

seminar, workshop, rapat kerja KTSP atau mempelajari buku-buku

KTSP, selian itu guru hendaknya menerapkan KTSP secara profesional

sehingga proses pembelajaran akan semakin berkualitas.

b. Berkaitan dengan penyusunan RPP, guru hendaknya menyususun setiap

pertemuan, supaya kondisi lingkungan yang setiap saat dapat berubah

bisa disesusuaikan dengan situasi dan kondisi .

c. Berkaitan dengan proses pembelajaran guru hendaknya melakukan

pretest selain itu, guru dituntut harus lebih inovatif dan kreatif dalam

penggunaan metode pembelajaran.

d. Berkaitan dengan evaluasi hasil belajar, guru hendaknya meningkatkan

kemampuannya dalam proses penilaian secara mandiri atau

berkelanjutan.

2. Bagi MA Ma’ahid Kudus

a. Pihak sekolah secara berkala melakukan kegiatan seminar, workshop

serta rapat kerja mengenai KTSP, sehingga pemahaman guru-guru

tentang KTSP akan semakin meningkat.

b. Pihak sekolah hendaknya membangun laboratorium multimedia untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

Page 92: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktek, Edisis Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta, 2002.

Al Maraghy A. Musthofa, Tafsir Al Maraghy(XVII), Mesir: Darul Fikri, 346 H.

Feez Susan dan Joyce Helen, “Text-Based Syllabus Design”. Sydney:Macquire

University, 1998

Hadi Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1995

Hajar Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996

Khaeruddin dan Junaidi Mahfud, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan (Konsep

dan Implementasinya di Madrasah , Jogjakarta: Pilar Media,2007

Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004

Mulyasa E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006.

----------- , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Akasara, 2008.

Muslich Masnur. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan Pedoman Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan

Sekolah, dan Guru, Jakarta: PT Bumi Aksara.Muslich, 2009.

Nasution S., Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Page 93: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di

Madrasah , Jakarta: 2008

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Pendidikan, Jakarta: BP PUSTAKA CITRA

MANDIRI, 2007.

Rohman Noor, “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 18 Semarang”, skripsi

Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009.

Susilo Muhamad Joko , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(Menejemen Pelaksanaan dan Kesiapan Seklah Menyngsongnya, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar , 2006.

Sakdullah Muhammd, “Konsepsi Ibnu Khaldun Tentang Belajar dan Relevansinya terhdap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )”,

skripsi Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009.

Sudjana Nana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung: Sinar Baru, 1996.

Tjokrosujoso Harsono, “Curriculum and Material Developmen”, Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional,2003.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta, 2006.

----------, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV ALFABETA, 2005

Page 94: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

PEDOMAN WAWANCARA, OBSERVASI DAN DOKUMENTASI

IMPLEMENTASI KTSP PADA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS

DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011

A. Pedoman Wawancara

1. Wawancara Untuk Waka Kurikulum

a. Apa saja program-program yang telah dilakukan oleh MA Ma’ahid

Kudus dalam rangka implementasi KTSP?

b. Bagaimana penyusunan silabus Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid

Kudus?

c. Sumber belajar apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Al-Qur’an

Hadits?

d. Media pembelajaran apa saja yang dipakai oleh guru Al-Qur’an Hadits

dalam pembelajarannya?

e. Program apa saja yang dilakukan oleh guru ketika siswa belum

mencapai KKM?

f. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan KTSP di MA Ma’ahid Kudus?

g. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan KTSP di MA Ma’ahid

Kudus?

2. Wawancara Untuk Guru Al-Qur’an Hadits

a. Bagaimana pendapat anda tentang KTSP dan apa perbedaannya

dengan KBK?

b. Apa saja prinsip2 yang harus ada dalam KTSP?

c. Langkah apa saja untuk pengembangan program pembelajaran?

d. Apa yang anda ketahui dan harus ada dalam penyusunan prota Al-

Qur’an Hadits?

e. Apa yang anda ketahui dan harus ada dalam penyusunan promes Al-

Qur’an Hadits?

f. Bagaimana anda menyusun silabus pelajaran Al-Qur’an Hadits

g. Hambatan apa saja yang anda alami ketika menyusun silabus

Page 95: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

h. Apakah anda sudah membuat RPP setiap akan melaksanakan

pembelajaran?

i. Apa saja yang anda lakukan ketika akan memulai pembelajaran?

j. Apakah anda melakukan pre-test ketika akan memulai pembelajaran?

k. Metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran?

l. Apa saja sumber-sumber belajar yang digunakanan dalam proses

pembelajaran?

m. Media pembelajaran apa saja yang sering anda gunakan dalam

mengajar?

n. Model penilaian apa saja yang anda gunakan dalam melakukan

evaluasi pembelajaran?

o. Faktor apa saja yang mendukung terlaksananya KTSP terutama dalam

pembelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah ini?

p. Hambatan apa saja yang dihadapi ketika melaksanakan KTSP terutama

dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah ini?

3. Wawancara dengan siswa

a. Apakah guru Al-Qur’an Hadits ketika memulai pelajaran melakukan

pre-test terlebih dahulu?

b. Metode apa saja yang di lakukan oleh guru Al-Qur’an Hadits dalam

pembelajaran?

c. Sumber belajar apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Al-Qur’an

Hadits?

d. Media pembelajaran apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Al-

Qur’an Hadits?

e. Apa model penilaian yang dipakai oleh guru Al-Qur’an Hadits?

f. Hambatan apa saja ketika pembelajaran Al-Qur’an Hadits?

B. Pedoman Observasi dan Dokumentasi

1. Pedoman Observasi

a. Letak dan keadaan geografis MA Ma'ahid Kudus

Page 96: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

b. Kondisi dan situasi di dalam dan di luar kelas

c. Sarana dan fasilitas untuk kelancaran program pendidikan

d. Pengamatan terhadap guru dan siswa dalam kegiatan proses

pembelajaran di MA Ma'ahid Kudus

2. Pedoman Dokumentasi

a. Sejarah berdirinya dan perkembangan MA Ma'ahid Kudus

b. Jumlah guru, latar belakang pendidikan guru

c. Jumlah siswa dan perinciannya

d. Struktur organisasi MA Ma'ahid Kudus

e. Dokumen kurikulum yang di laksanakan di MA Ma'ahid Kudus

f. Dokumentasi lain yang berhubungan dengan penelitian.

Page 97: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

PROGAM KUALIFIKASI S1 GURU RA DAN MADRASAH Alamat: Jl. Prof.Dr. Hamka ( Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax 7615387

Nomor : In.06.3/J1/PP.00.9/ Semarang 28 Januari 2011 Lamp :

Hal : Penunjukan Pembimbingan

Kepada Yth :

Sdri Tuti Qurrotul Aini, M.SI.

Di Semarang

Assalamu’alikum Wr. Wb.

Berdasarkan hasil pembahasan usulan judul penelitian di Jurusan

Pendidikan Agama Islam (PAI), maka Fakultas Tarbiyah menyetujui

judul skripsi mahasiswa:

Nama : Mohamad Shokeh

NIM : 093111371

Judul :“IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-

QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN

2010/2011”.

dan menunjuk saudari

Tuti Qurrotul aini, M.SI. sebagai pembimbing skripsi

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

a.n. Dekan

ketua program

Ahmad Muthohar, M.Ag.

NIP. 196911071996031001

Tembusan

1. Dekan 2. Mahasiswa yang bersangsukatan 3. Arsip

Page 98: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof.Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax 7615387 Semarang 50185

Nomor : In.06.3/D.I/TL.00/2060/2011 Semarang, 25 Mei 2011 Lamp : 1(satu) Proposal Hal : Mohon Izin Riset A.n. : Mohamad Shokeh NIM : 093111371

Kepada Yth. :

Kepala MA Ma’ahid Krapyak

Di Kudus

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama

Mohamad Shokeh NIM : 093111371 sangat membutuhkan data

sehubungan dengan penulisan skripsi yang berjudul: “IMPLEMENTASI

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA

MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID

KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011”

di bawah bimbingan saudara Tuti Qurrotul Aini, M.SI.

Untuk itu kami mohon agar Mahasiswa tersebut diberi izin untuk

melaksanakan penelitian di MA Ma’ahid Krapyak Kudus selama 30 hari

Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

A.n Dekan

Pembantu Dekan I

Dr. H. Ruswan, MA

NIP. 196804241993031004

Tembusan : Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Page 99: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Page 100: Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Mohamad Shokeh

2. Tempat & Tgl. Lahir : Demak, 04 Juli 1983

3. NIM : 093111371

4. Alamat Rumah : Desa Undaan Lor Rt. 07 Rw. II Gang 12

Undaan Kudus

HP : 081326736176

E-Mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD 1 Wates Undaan Kudus lulus tahun 1996

b. Madrasah Tsanawiyah Ma’ahid Krapyak Kudus lulus tahun 1999

c. Madrasah Aliyah Ma’ahid Krapyak Kudus lulus tahun 2003

d. D2 STAIN Kudus lulus tahun 2006

2. Pendidikan Non Formal

a. -

C. Prestasi Akademik

1. –

D. Karya Ilmiah

1. –

Semarang, 1 Juni 2011

Mohamad Shokeh

NIM : 093111371