pengaruh penggunaan model...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA KELAS VII
DI MTs N PAMOTAN REMBANG
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh:
LILIS NURCHAYATI NIM. 053611239
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan
Drs. Ahmad Hasmi Hasona, M.A. __________ __________
Wenti Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom. __________ __________
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan Dra. Miswari, M.Ag. __________ __________ Ketua Sidang Wenti Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom. __________ __________ Sekretaris Sidang Andi Fadlan, M.Sc. __________ __________ Penguji I Drs. Listiyono, M.Pd. __________ __________ Penguji II
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.1
(Qs. Al-Insyirah:5-6)
1 Departemen Agama RI, Alqur’an dan terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra , 1995), hlm. 94
DEKLARASI
Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, bahwa skripsi ini tidak berisi
materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi
satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis gunakan
sebagai rujukan.
Semarang, Januari 2009
Deklarator,
LILIS NURCHAYATI NIM: 053611239
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati kupersembahkan karya tulis ini untuk
orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku:
Ibu dan Bapak ini adalah bagian dari perjuangan dan do’a - do’amu
Untuk kakakku yang selalu ada untukku sebagai saudara, guru dan sahabat yang
selalu menjadi inspirasi dan semangatku.
Untuk teman-temanku khususnya mahasiswa Fiska’05, juga sahabat seperjuangan di
kost 26 terimakasih atas segenap bantuan dan motivasi kalian.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan hati yang
penuh kesyukuran penulis panjatkan, atas segala limpahan rahmat, nikmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Iringan Sholawat senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi pelita dalam setiap kehidupan.
Ucapan terimakasih yang sebesar besarnya penulis sampaikan kepada semua yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi yang begitu besar kepada penulis. Untuk itu
ucapan terimakasih ini penulis sampaikan terutama kepada:
1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom dan Drs. Ahmad Hasmi Hasona, MA selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan waktu dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Sugeng Ristianto, M. Ag, selaku Dosen Wali Studi yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan yang sangat berharga selama melangsungkan studi.
4. Drs.H.Fathul Hadi selaku kepala sekolah MTs N Pamotan Rembang yang telah memberikan
izin untuk mengadakan penelitian
Atas segenap bantuan beliau-beliau penulis tidak dapat membalas dengan sesuatu yang
lebih berharga kecuali hanya ungkapan do’a semoga Allah senantiasa memberi balasan yang
sebaik-baiknya dan berlipat ganda, Amiin ya robbal ‘alamin.
Akhirnya, semoga apa yang telah penulis rencanakan dan penulis kerjakan mendapat
ridlo Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi seluruh ummat pada umumnya dan dan diri penulis
khususnya.
Semarang, Januari 2009 Penulis,
LILIS NURCHAYATI NIM: 053611239
ABSTRAK
Lilis Nurchayati (NIM: 053611239) Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Kelas VII Di MTs N
Pamotan Rembang. Skripsi. Semarang : Program Strata 1 Jurusan Tadris Fisika IAIN Walisongo Semarang, 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk : mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran guided discovery pada materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan Rembang dan bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran guided discovery terhadap hasil belajar fisika materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan Rembang.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang dilaksanakan di MTs N Pamotan Rembang. Sample dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII E sebagai kelas kontrol, dan kelas VII C sebagai kelas eksperimen, yang masing-masing kelas memiliki jumlah siswa sebanyak 40 peserta didik. Adapun teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi untuk mengambil data nama peserta didik yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian. Selain itu digunakan metode tes (multiple choice tes) untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Sebelum diberi perlakuan kedua kelas diuji keseimbangannya dengan uji normalitas dan homogenitas. Kemudian kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan model pembelajaran guided discovery.
Dalam uji hipotesis peneliti menggunakan Uji t-tes. Berdasarkan perhitungan Uji t-tes dengan taraf signifikansi 5% diperoleh t hitung = 3,624 sedangkan t tabel = 1,66. Karena t hitung > t tabel berarti rata-rata hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran guided discovery lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen mendapat nilai rata – rata lebih tinggi yaitu 67,62 sedangkan kelas kontrol mendapat nilai rata – rata yang lebih kecil yaitu 57,12. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery lebih baik dari pada pembelajaran fisika tanpa menggunakan model pembelajaran guided discovery.
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...…i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii
HALAMAN MOTTO………..……………...…………………………………....iv
HALAMAN DEKLARASI…………….…………………………………………v
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….vi
HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………………..vii
HALAMAN ABSTRAK…………………………………………..……………..ix
DAFTAR ISI….……………………………………………..…………………….x
DAFTAR TABEL…………………………………….…………………………..xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………......xiii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xiv
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………..….1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………1
B. Identifikasi Masalah…………………………………….…..5
C. Pembatasan Masalah………………………………………..5
D. Perumusan Masalah………………………………………....7
E. Manfaat Penelitian…………………………………………..7
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS……….8
A. Deskripsi Teori…………………………………………....…8
1. Pembelajaran Fsika materi Zat DanWujudnya....................8
2. Model Pembelajaran Guided iscovery……………..…….19
3. Metode Ceramah…………………………………..…….24
4. Hasil Belajar siswa……………………….………..…….25
B. Kajian Penelitian yang Relevan……………..………………30
C. Hipotesis Penelitian……………………………….…………32
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN…………………………….......34
A. Tujuan Penelitian……………………………………….......34
B. Waktu dan Tempat Penelitian….………………………......34
C. Variabel Penelitian…...….……………………….………...34
D. Metode Penelitian……...………………………….……......35
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel…....….36
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………...….37
G. Teknik Analisis Data…….......………………………….…..38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………...48
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian…………………………….48
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis…………..…………54
C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………57
D. Keterbatasan Penelitian…….......………………………….58
BAB V : PENUTUP………………………………………………………59
A. Kesimpulan………………………………………………...59
B. Saran………………………………………………………..59
C. Penutup……………………………………………………..60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Harga – harga yang perlu diuji Barlett ........................................ 45
Tabel 2 Hasil perhitungan Butir Soal .................................................... 49
Tabel 3 Hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal .......................... 49
Tabel 4 Hasil perhitungan daya pembeda soal ........................................ 50
Tabel 5 Daftar distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen ......... 50
Tabel 6 Daftar distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Kontrol ................ 51
Tabel 7 Daftar distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen ......... 52
Tabel 8 Daftar distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Kontrol................ 55
Tabel 9 Daftar Chi Kuadrat Nilai Awal dan Nilai Akhir …………….... 55
Tabel 10 Uji Barlett Nilai Awal dan Nilai Akhir ...................................... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 2 Kisi-kisi Soal dan soal Pre Test
Lampiran 3 Kisi-kisi Soal dan soal Post Test
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa
Lampiran 5 Daftar Kelompok Siswa
Lampiran 6 Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Indeks Kesukaran, Daya Beda Soal
Lampiran 7 Soal dan Kisi – kisi soal uji instrumen
Lampiran 8 Analisis Uji Normalitas Nilai Pre Test Peserta Didik Kelas Eksperimen
Lampiran 8 Analisis Uji Normalitas Nilai Pre Test Peserta Didik Kelas Kontrol
Lampiran10 Analisis Uji Normalitas Nilai Post Test Peserta Didik Kelas Eksperimen
Lampiran11 Analisis Uji Normalitas Nilai Post Test Peserta Didik kelas Kontrol
Lampiran12 Analisis Uji Homogenitas Nilai Pre Test Peserta Didik kelas Eksperimen
Lampiran13 Analisis Uji Homogenitas Nilai Pre Test Peserta Didik kelas Kontrol
Lampiran14 Analisis Uji Homogenitas Nilai Post Test Peserta Didik kelas Eksperimen
Lampiran15 Analisis Uji Homogenitas Nilai Post Test Peserta Didik kelas Kontrol
Lampiran16 Analisis Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Hasil Akhir Peserta Didik kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran17 Data Nama-nama Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol
Lampiran18 Data Nama-nama Peserta Didik Kelas Uji Coba
Lampiran19 Daftar nilai Pre test peserta didik kelas kontrol dan eksperimen
Lampiran20 Daftar nilai Post test peserta didik kelas kontrol dan eksperimen
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar Bentuk Zat Padat Tetap Walaupun Dipindahkan pada Tempat yang Berbeda........................................................................ 14 2. Gambar Bentuk Zat Cair dalam Berbagai Wadah..................................... 15
3. Gambar Gas dan Balon.............................................................................. 15
4. Diagram Perubahan Wujud Zat.................................................................. 16
5. Gambar tetesan air dan raksa.................................................................... 18
6. Histogram Nilai Awal Kelas Eksperimen................................................. 51
7. Histogram Nilai Awal Kelas Kontrol........................................................ 52
8. Histogram Nilai Akhir Kelas Eksperimen................................................. 53
9. Histogram Nilai Awal Kelas Kontrol........................................................ 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang1. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan
yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan
pendidikan.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus melalui
pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar
mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.2 Pembelajaran merupakan
aktivitas yang utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Dalam
usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan atau
kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar
yang merupakan proses membimbing kegiatan belajar.3
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu
maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran
tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.4 Peran guru
sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas karena mempengaruhi
keberhasilan peserta didik.
1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 14. 2 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 2. 3Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), hlm. 25. 4 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 173.
2
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara guru,
peserta didik dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal balik
antara guru dan peserta didik merupakan ciri dan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar ini tidak
sekedar hubungan komunikasi antara guru dan peserta didik, tetapi merupakan
interaksi edukatif yang tidak hanya penyampaian materi pelajaran melainkan
juga menanamkan sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang belajar.5
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi. Para guru
dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja
tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA
bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Proses pembelajarannya menitik beratkan pada pemberian
pengalaman langsung kepada peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.
Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengajarkan berbagai pengetahuan
yang dapat mengembangkan daya nalar, analisa sehingga hampir semua
persoalan yang berkaitan dengan alam dapat dimengerti. Untuk dapat mengerti
fisika secara luas maka harus dimulai dengan kemampuan pemahaman konsep
5 Rustaman Nuryani Y, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, FMIPA, Universitas
Pendidikan Indonesia, hlm. 4.
3
dasar yang ada pada pelajaran fisika. Berhasil tidaknya seorang siswa dalam
memahami tentang pelajaran fisika sangat ditentukan oleh pemahaman
konsep. Mengingat pentingnya ilmu fisika dalam berbagai bidang kehidupan
manusia, maka perlu diperhatikan mutu pelajaran fisika yang diajarkan
disetiap jenjang dan jenis pendidikannya.6
Di dalam mengajar guru perlu menguasai pengetahuan, cara kerja dan
ketrampilan dalam bidangnya. Begitu pula seorang guru fisika. Guru fisika di
SMP perlu menguasai kedalaman materi yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik di SMP.7 Proses belajar dan pembelajaran fisika tidak selamanya
berjalan efektif, selama ini dikeluhkan pelajaran fisika bersifat hafalan dan
ceramah sehingga kurang bermakna.
Dalam proses belajar mengajar, tujuan pengajaran merupakan salah
satu komponen yang penting. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses tersebut
meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor. Untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dalam suatu proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien, maka seorang pengajar biasanya akan memilih model dan media yang
secara nalar diperkirakan tepat untuk menyampaikan suatu topik yang sedang
dibahas.8
Pembelajaran fisika dan perkembangannya perlu menekankan
sentuhan baru dengan menggunakan berbagai pendekatan dari model pelajaran
yang sesuai, diharapkan akan dirasakan manfaatnya oleh para peserta didik di
semua jenjang pendidikan. Berbagai pendekatan dari pendekatan konsep
lingkungan dan pendekatan ketrampilan proses digunakan dalam pembelajaran
yang mencakup penguasaan tiga domain atau ranah yang meliputi
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat dicapai. Tidak semua materi
fisika dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik. Salah satu materi
fisika yang sulit dipahami oleh peserta didik adalah materi tentang zat dan
6 Ibid., hlm. 75 7 Ibid., hlm. 15 8 Udin S Winataputra, dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2001), hlm. 215
4
wujudnya dimana materi tentang zat dan wujudnya tersebut terdapat tahapan-
tahapan yang perlu dipahami oleh peserta didik.
Agar pemahaman peserta didik terhadap materi zat dan wujudnya
mengalami peningkatan dan kegiatan belajar mengajar yang berjalan lebih
efektif, maka salah satu alternatif yang diambil adalah melalui penggunaan
model pembelajaran guided discovery. Penelitian ini berfokus ke arah tersebut,
dengan melakukan kerja sama dengan guru dibidang studi yang menerapkan
strategi penggunaan model pembelajaran guided discovery.
Pemilihan model pembelajaran yang bervariasi sekiranya dapat
dilakukan adalah dengan penggunaan model pembelajaran guided discovery
yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman peserta didik
terhadap konsep-konsep fisika dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif, psikomotor.
Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery
yang dipersiapkan dengan baik, berarti guru fisika telah membantu peserta
didiknya mengaktifkan unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka
seperti pengamatan, daya ingatan, minat, perhatian, berfikir fantasi, emosi dan
perkembangan kepribadian mereka.
Pada MTs N Pamotan Rembang telah terjadi permasalahan mengenai
proses belajar mengajar, perlu ada metode yang dapat mengubah situasi
peserta didik dalam pembelajaran fisika Beberapa hambatan yang sering
terlihat dalam pembelajaran fisika antara lain:
1. Peserta didik jenuh dengan pembelajaran fisika yang bersifat ceramah dan
hafalan sehingga kurang bermakna.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar fisika yang kurang
bervariasi dan monoton.
Dengan adanya hambatan dalam pembelajaran fisika di MTs N
Pamotan Rembang perlu dicarikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar
dalam pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery, sehingga kegiatan belajar mengajar lebih efektif.
5
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang
berjudul ”Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Guided Discovery
Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII di
MTs N Pamotan Rembang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian ini
dapat diidentifikasi antara lain, sebagai berikut:
1. Pentingnya model pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
2. Materi pelajaran yang bersifat abstrak menyebabkan munculnya suatu
permasalahan siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep tersebut
sehingga diperlukan model pembelajaran yang lebih efektif agar lebih
mudah dipahami oleh siswa.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka
perlu diperjelas mengenai istilah yang digunakan dalam judul skripsi yaitu:
1. Pengaruh
Kata “pengaruh” dalam bahasa Inggris yaitu “influence” yang artinya
seseorang atau sesuatu yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain. Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.9
2. Model Pembelajaran Guided Discovery
Guided Discovery adalah model pembelajaran dimana guru
memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sesuatu sendiri karena
dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara mendalam.
9 W.J. S. Poerwadarwinta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003),
hlm. 865
6
Dengan menemukan sendiri siswa akan sampai pada pengalaman gembira
’’AHA! Aku menemukan ’’! Siswa akan menjadi senang.10
Guided Discovery juga merupakan model pembelajaran berbasis
pencarian penyelidikan, siswa didorong untuk mempunyai pengalaman
dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya. Dalam model ini guru
hanya memberikan pengarahan atau petunjuk pada peserta didik.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.11 Hasil belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah tes yang peneliti lakukan untuk
mengukur kemampuan akademis peserta didik terhadap mata pelajaran
fisika khususnya materi zat. dan wujudnya.
4. Fisika
Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang luas.
Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam
lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari
perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari
partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel)
hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.12
5. Zat dan Wujudnya
Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruang baik terbatas maupun tidak terbatas. Zat dapat digolongkan menjadi
tiga yaitu zat padat, zat cair, uap atau gas.
10 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktifisme & Menyenangkan,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 72. 11 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindi),
hlm. 49. 12 Agus prianto, Fisika, http://id.wikipedia.org/wiki /Fisika, diunduh pada tanggal 10
september 2009, hlm. 1.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka timbul permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
guided discovery dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran
guided discovery pada materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan
Rembang?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran guided discovery
terhadap hasil belajar fisika materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan
Rembang?
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
berfikir mandiri dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran
fisika.
b. Dengan menggunakan pembelajaran guided discovery diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya pelajaran fisika dalam rangka
mewujudkan pelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan sekolah.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan masukan yang baik bagi pihak
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan prestasi siswa sekaligus kualitas pendidikan dari sekolah
tersebut.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang baru yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar dimasa mendatang.
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Fisika Materi Zat dan Wujudnya
a. Pengertian Pembelajaran Fisika
Dalam bahasa Inggris belajar dapat diartikan sebagai learn
yaitu peningkatan pengetahuan dan kemampuan (suatu pelajaran atau
aktifitas). Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan1. Dalam hal ini dipentingkan
pendidikan intelektual. Siswa diberikan bermacam-macam mata
pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya, terutama
dengan jalan menghafal.
Pendapat yang lebih modern, menganggap belajar sebagai a
change in behavior atau perubahan kelakuan seperti belajar apabila ia
dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia
belajar, atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya
menghadapi suatu situasi dari pada sebelum itu2. Dalam arti yang luas,
proses belajar ini meliputi kegiatan pengamatan, pengenalan,
pengertian, perbuatan, ketrampilan, perasaan, minat, penghargaan, dan
sikap. Jadi belajar tidak hanya mengenai pendidikan intelektual, tetapi
mengenai seluruh pribadi anak.
Konsep pembelajaran merujuk kepada upaya penataan
lingkungan (fisik, sosial, kultur, dan psikologis atau spiritual) yang
memberi suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar.3
1 Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV Remaja
Rosdakarya, 1989),hlm. 9. 2 Ibid., 3 Udin S. Winataputra, dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2001), hlm. 2.
9
Bertolak dari pengertian belajar di atas, maka pengertian
pembelajaran menurut E. Mulyasa adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi prilaku ke arah
yang lebih baik.4
Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal I disebutkan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.5
Jadi pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar sehingga terjadi perilaku ke arah yang lebih baik. Belajar
mengacu pada hasil apa yang ingin dicapai sedang pembelajaran
adalah proses dari belajar.
Sedangkan istilah fisika berasal dari bahasa yunani physikos
“alamiah” dan phyisis “alam” adalah sains atau ilmu tentang alam
dalam makna yang luas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak
hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau
ahli fisika mempelajari sifat dan materi dalam bidang yang sangat
beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala
materi (fisika partikel) sehingga perilaku materi alam semesta sebagai
satu kesatuan kosmos6.
Secara sederhana pengertian fisika adalah ilmu pengetahuan
atau sains tentang energi, transformasi energi dan kaitannya dengan
zat. Beberapa sifat yang di pelajari dalam fisika merupakan sifat yang
ada dalam semua sistem materi yang ada seperti hukum kekekalan
energi. Sifat semacam ini sering disebut hukum fisika. Fisika juga
4 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm..
100. 5 Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 5. 6Agus prianto, Fisika, http://id.wikipedia.org/wiki /Fisika, diunduh pada tanggal 10
september 2009, hlm. 1.
10
sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap ilmu
alam lainnya (biologi, kimia, geologi dan lain-lain) mempelajari jenis
sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika, misalnya kimia
adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang membentuknya. Sifat
suatu zat kimia di tentukan oleh sifat molekul yang membentuknya
yang dapat di jelaskan oleh suatu ilmu fisika seperti mekanika
kuantum, termodinamika dan elektromagnet. Fisika juga berkaitan erat
dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi
matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit
daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya.
Perbedaan antara fisika dan matematika adalah fisika berkaitan dengan
pemberian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan
pola-pola abstrak yang tidak selalu berhubungan dengan dunia
material. Namun perbedaan ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah
luas penelitian yang beriringan antara fisika alam dan matematika,
yaitu fisika matematis yang mengembangkan struktur matematis bagi
teori-teori fisika7.
Sebagaimana sains yang lain, fisika juga mengalami
perkembangan yang sangat pesat terutama sejak abad ke-19. Oleh
karena itu fisika dibagi menjadi dua yaitu fisika klasik dan fisika
modern. Fisika klasik merupakan akumulasi dari pengetahuan teori-
teori hukum-hukum, sifat zat dan energi yang sebelum tahun 1900
mengalami penyempurnaan. Adapun bidang-bidang yang menjadi
bahasannya meliputi mekanika, akustik, termodinamika, listrik,
magnet, dan optik. Bidang bahasan ini tetap merupakan dasar dari
kerekayasaan dan teknologi, serta merupakan awal pembelajaran
fisika. Sekitar tahun 1900 terjadi beberapa fenomena anomaly dalam
fisika klasik sehingga melahirkan fisika modern.8
7 Ibid., hlm 2.
8 Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 31.
11
Fisika modern mempelajari struktur dasar suatu zat yakni
molekul, atom, inti, serta partikel dasar. Fisika modern juga
memberikan dasar serta penjelasan yang umum pada fisika klasik.
Sebagai contoh fisika modern menunjukkan bahan energi dan zat
adalah dua hal yang dapat ditukarkan, artinya energi dapat hilang dari
sistem dan akan timbul kembali sebagai zat dan demikian pula
sebaliknya9.
Budaya penelitian fisika berbeda dengan ilmu lainnya karena
adanya pemisahan teori dan eksperimen. Sejak abad ke dua puluh,
kebanyakan fisikawan perorangan mengkhususkan diri meneliti dalam
fisika teoritis atau fisika eksperimental saja, namun pada abad ke dua
puluh, sedikit saja yang berhasil dalam kedua bidang tersebut. Para
teoritis berusaha mengembangkan teori yang dapat menjelaskan hasil
eksperimen yang telah di coba dan dapat memperkirakan hasil
eksperimen yang akan datang. Sementara itu experimentalis menyusun
dan melaksanakan eksperimen untuk menguji perkiraan teoritis.
Meskipun teori dan eksperimen dikembangkan secara terpisah, tetapi
mereka saling bergantung. Kemajuan dalam fisika biasanya muncul
ketika experimentalis membuat penemuan yang tidak dapat di jelaskan
dengan teori yang ada, sehingga mengharuskan dirumuskannya teori-
teori baru tersebut10.
b. Tujuan Dalam Pembelajaran Fisika.
Mata pelajaran fisika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Membentuk sifat positif terhadap fisika dengan menyadari
keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa.
9 Ibid.
10 Agus prianto, log. cit., hlm. 1
12
b. Memupuk sikap ilmiah yang jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis,
dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang
dan merakit instrument percobaan, menyimpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil- hasil percobaan
secara lisan dan tertulis.
d. Mengembangkan kemampuan bernalar dan berfikir analisis
induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip
fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan
menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
e. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai ketrampilan
mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara umum tujuan pembelajaran fisika di SMP menekankan
pada kemampuan pengembangan ketrampilan proses untuk memahami
konsep-konsep dasar fisika11.
c. Karakteristik Pembelajaran Fisika.
Mata pelajaran fisika dikembangkan dengan mengacu pada
pengembangan fisika yang ditujukan untuk mendidik siswa agar
mampu mengembangkan observasi dan eksperimentasi serta berfikir
taat asas. Hal ini didasari tujuan fisika yakni mengamati, memahami,
dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi)
atau energi. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ini lebih
ditekankan pada melatih kemampuan berfikir dan bernalar,
eksperimental yang mencakup tata laksana percobaan dengan
11 Bambang Suehendro, Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), hlm 3-4.
13
mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di dalam
laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan siswa.
Dengan didukung kemampuan matematis yang dimiliki siswa
di latih untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bernalar yang
taat asas. Kemampuan berfikir dan bernalar ini dilatihkan melalui
pengelolaan data yang akurat yang kebenarannya tidak diragukan lagi
untuk selanjutnya dengan menggunakan perangkat otomatis dibangun
konsep prinsip hukum dan teori. Untuk melengkapi pemahaman yang
lebih utuh tentang fisika, maka perlu diperkenalkan pola postulat12.
d. Zat dan Wujudnya
Pembelajaran fisika yang diajarkan pada sekolah menengah
seperti di MTs kelas VII pada materi zat dan wujudnya meliputi ruang
lingkup sebagai berikut:
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan
wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Materi : Zat dan Wujudnya.
Benda-benda yang berada disekitar kita terdiri dari berbagai
bentuk zat. Zat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki massa
dan menempati ruang.13 Zat ini memiliki sifat fisika yang khas yang
dinamakan massa jenis. Massa jenis adalah perbandingan antara massa
benda dengan volume benda, ditulis:
ρ =Vm
12 Ibid hlm 5. 13 Abdul Khalim, dkk., Sains Fisika 1 Untuk SMP kelas I, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004), hlm. 30.
14
Dengan ρ = massa jenis (kg/m3)
m = massa benda (kg)
V = volume benda (m3)14
Pengelompokan zat tersebut berdasarkan wujudnya yaitu padat,
cair, dan gas. Benda-benda seperti kayu, bata, kaca dan besi merupakan
zat padat. Air, minyak, alkohol dan raksa merupakan zat cair. Gas
oksigen, gas nitrogen dan elpiji termasuk zat berwujud gas.
1. Sifat-Sifat Zat.
a. Zat Padat
Zat padat memiliki susunan partikel yang sangat berdekatan
dan letaknya teratur, gaya antar molekulnya sangat kuat dan tidak
dapat dicerai beraikan sehingga bentuk dan volumenya tetap.
b. Zat Cair
Zat cair memiliki susunan partikel yang juga berdekatan,
tetapi agak jauh di bandingkan zat padat, gaya tarik menarik antar
melekulnya kurang kuat. Akibatnya molekul-molekul zat cair dapat
berpindah tempat namun tidak mudah meninggalkan kelompoknya.
Bentuk zat cair berubah-ubah sesuai wadahnya tetapi volumenya
tetap.
14 Budi Prasojo, dkk., Seri Sains Teori dan Aplikasi Fisika untuk kelas 1 SMP, (Bogor :
PT Ghalia Indonesia Printing, 2005), hlm. 34.
Gambar 1. Bentuk zat padat tetap walaupun dipindahkan pada tempat yang berbeda
15
c. Gas
Gas memiliki susunan partikel sangat berjauhan di
bandingkan zat padat maupun zat cair, gaya tarik menarik antar
molekulnya sangat lemah sehingga molekul-molekul gas dapat
mengisi seluruh ruangan yang tersedia uap atau gas tidak memiliki
bentuk yang tetap sehingga volume gas selalu berubah-ubah.15
2. Perubahan Wujud Zat
Suatu zat padat mengalami perubahan wujud karena
pengaruh energi seperti air menjadi gas. Perubahan pada zat dapat
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu perubahan fisika dan
perubahan kimia.
a. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan
terbentuknya zat jenis lainnya saat terjadi perubahan wujud zat
15 Humizar dan Sarlem, Dunia Fisika I Untuk SMP kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 2005),
hlm. 42.
Gambar 2. Bentuk zat cair dalam berbagai wadah
Gambar 3. Gas dalam balon
16
selalu melalui suatu proses seperti yang tertera pada diagram
berikut ini:
Gambar 4. Diagram perubahan wujud zat
Keterangan :
1. Menyublim adalah perubahan wujud zat padat menjadi gas
secara langsung. Misalnya kapur barus (padat) berubah menjadi
gas dan uap belerang (gas) berubah menjadi belerang padat.
2. Mencair adalah perubahan wujud zat padat menjadi zat cair.
Misalnya es batu dan lilin apabila dipanaskan akan berubah
menjadi cair.
3. Menguap adalah perubahan wujud zat cair menjadi gas.
Misalnya air yang dipanaskan melewati titik didihnya akan
berubah menjadi uap air.
4. Membeku adalah perubahan wujud zat cair menjadi padat.
Misalnya lilin cair apabila dibiarkan beberapa saat akan
membeku.
5. Mengembun adalah perubahan wujud gas menjadi zat cair.
Misalnya hujan terjadi karena proses pendinginan (kondensasi)
awan yang berubah menjadi titik air, apabila titik air membesar
udara tidak mampu lagi menahannya sehingga jatuh ke
permukaan bumi dan terjadilah hujan.16
16 Ibid., hlm. 44.
PADAT CAIR GAS
Menyublim
Menyublim
mencair
membeku
menguap
mengembun
17
b. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang disertai dengan
terbentuknya zat jenis lainnya dan sifatnya kekal. Contoh
perubahan kimia diantaranya sebagai berikut :
1. Kayu yang dibakar akan menjadi arang dan abu.
2. Perubahan ubi kayu menjadi tape.
3. Perubahan kedelai menjadi tempe.
4. Rokok yang dibakar menjadi abu.17
3. Kohesi dan Adhesi
Kohesi adalah gaya tarik-menarik antar partikel sejenis
(partikel-partikel suatu zat tidak dapat bergabung dengan partikel zat
lain). Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang berlainan
jenis (partikel suatu zat dapat bergabung dengan partikel-partikel zat
lain).18
Peristiwa kohesi dan adhesi dalam kehidupan sehari - hari dapat
dijumpai pada peristiwa -peristiwa berikut ini :
a. Meniskus permukaan zat cair
Suatu zat cair yang berada dalam sebuah tabung atau
bejana dapat mengalami peristiwa meniskus yaitu peristiwa
melengkungnya permukaan zat cair. Peristiwa meniskus ini
dibagi menjadi dua macam yaitu meniskus cembung dan
meniskus cekung.
Meniskus cembung adalah permukaan zat cair yang
berbentuk cembung (Melengkung ke atas atau melengkung
keluar pada suatu bejana). Sedang meniskus cekung adalah
permukaan zat cair yang berbentuk cekung (melengkung
kebawah atau melengkung kedalam bejana). Apabila kohesi
lebih besar adhesi maka zat tersebut tidak membasahi dinding
wadahnya, permukaannya cembung dan tetesan air membentuk
17Etsa Indra Irawan dan Sunardi, Pelajaran IPA Fisika untuk SMP/MTs kelas VII, (Bandung: CV Trama Widya, 2007, hlm. 64.
18 Budi Prasodjo, dkk., op. cit., hlm. 40.
18
bangun bola. Dan apabila kohesi lebih kecil dari adhesinya zat
tersebut dapat membasahi dinding wadahnya, permukaannya
cekung, dan tetesan airnya tidak membentuk bangun seperti
bola.19
Gambar 5. a). Tetesan raksa b). Tetesan air
b. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair
di dalam pipa kapiler. Dalam kehidupan sehari-hari gejala
kapilaritas terjadi pada :
1. Naiknya minyak pada sumbu kompor.
2. Naiknya air dan garam mineral melalui pembuluh kayu
pada tumbuhan.
3. Merambatnya air pada dinding rumah.
4. Meresapnya air atau minyak pada kain.
5. Ketika sedang mandi, air yang membasahi tubuh dapat
terserap oleh handuk.20
c. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang sehingga permukaanya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Contohnya adalah
serangga dapat berdiri diatas permukaan zat cair. Hal ini
disebabkan karena adanya gaya tarik antar molekul zat cair
sehingga permukaan zat cair berkelakuan sebagai selaput
tegang. Akibatnya permukaan zat cair dibawah kaki serangga
19 Etsa Indra Irawan dan Sunardi, op. cit., hlm. 36-37. 20 Abdul Khalim, dkk., op. cit., hlm. 37.
19
tidak terputus, tetapi melekuk sehingga dapat berdiri dengan
nyaman di atasnya.21
2. Model Pembelajaran Guided Discovery
a. Latar Belakang
Salah satu model mengajar yang akhir-akhir ini banyak
digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah “model Guided
Discovery”. Hal ini disebabkan karena model guided discovery itu:
1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar aktif.
2) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah
dilupakan anak.
3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang
betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam
situasi lain.
4) Dengan menggunakan strategi penemuan anak belajar menguasai
salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri.
5) Dengan model penemuan ini anak berfikir analisis dan mencoba
memecahkan problem yang dihadapi sendiri. Kebiasaan ini akan
ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.22
Dengan demikian diharapkan model penemuan ini lebih
dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar
mengajar yang memungkinkan.
Model guided discovery telah berkembang dari berbagai
gerakan pendidikan dan pemikiran yang mutakhir, seperti misalnya:
1) Gerakan pendidikan progresif, yang terutama tidak puas dengan
keformalan yang kosong dari isi sebagian besar pendidikan,
terutama pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20. Metode yang
sering dipakai pada saat itu adalah hafalan diluar kepala, sehingga
21 Budi Prasodjo, dkk., op. cit., hlm. 43 22 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2002), hlm. 191 – 192.
20
timbul verbalism dan gejala membeo. Reaksi terhadap keadaan ini
adalah tumbuhnya apa yang biasa disebut “belajar untuk dan
dengan pemecahan masalah”, sehingga tujuan dan metode yang
terpenting.
2) Pendekatan yang berpusat pada anak
Pendekatan ini menekankan pentingnya menyusun
kurikulum dalam istilah sifat anak dan partisipasinya dalam proses
pendidikan. Bruner menggunakan metode penemuan dalam
menyusun kurikulum sekolah.23
b. Pengertian
Guided Discovery atau penemuan terbimbing adalah model
pengajaran dimana guru memberikan kebebasan siswa untuk
menemukan sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa
dapat lebih mengerti secara dalam. Dalam pembelajaran ini guru hanya
memberikan pengarahan atau petunjuk. Dengan menemukan sendiri
siswa akan sampai pada pengalaman gembira “AHA ! Aku
menemukan !” siswa akan menjadi senang.
Gagasan awal diambil dari Rousseau, Dewey, Piaget, dan
Bruner. Menurut Bruner Pembelajaran guided discovery adalah
pendekatan kognitif dalam pembelajaran dimana guru menciptakan
situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri. Siswa belajar melalui
keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip. Siswa didorong
untuk mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan
bagi dirinya. Jadi dalam guided discovery yang sangat penting adalah
siswa sungguh terlibat pada persoalannya, menemukan prinsip-prinsip
atau jawaban lewat suatu percobaan.24
Guided discovery merupakan komponen dari praktikum
teknologi pendidikan yang meliputi metode mengajar yang
23 Ibid., hlm. 196-197. 24 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan,
(Yogyakarta : Universitas Sanata Drama, 2007), hlm. 72.
21
memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan
sendiri, mencari sendiri dan reflektif.
Menurut Encyclopedia of Educational Research guided
discovery merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh
guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan
menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk
mencapai tujuan pendidikannya.25
Sund berpendapat bahwa guided discovery adalah proses
mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu
prinsip. Proses mental tersebut misalnya, mengamati, menggolong-
golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan dan sebagainya. Yang dimaksud konsep misalnya:
segitiga, demokrasi, panas, energi dan sebagainya. Sedangkan prinsip
misalnya: logam apabila dipanasi mengembang, lingkungan
berpengaruh terhadap kehidupan organisme.26
Yang menarik adalah bahwa guided discovery selalu dalam
situasi problem solving, dimana pelajar dihadapkan pada pengalaman
sendiri dan pengetahuan awal mereka, untuk menemukan kebenaran
atau pengetahuan baru yang harus dipelajari. Anggapan dasar dari
model pembelajaran guided discovery adalah bahwa apa yang
dipelajari sendiri akan dimengerti lebih baik.
Dalam model ini siswa berperan aktif dalam proses belajar
dengan :
1) Menjawab berbagai pertanyaan atau persoalan.
2) Memecahkan persoalan untuk menemukan konsep dasar.
Para guru berubah dari menyajikan informasi dan konsepnya,
menjadi mengajak siswa bertanya, melihat dan mencari sendiri. Guru
hanya memberikan pengarahan.
25 B. Suryosubroto, op. cit., hlm. 192. 26 Roestiyan N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), hlm. 20.
22
Guided Discovery terjadi bila seseorang sungguh terlibat
dengan proses berpikir untuk menemukan konsep atau prinsip-prinsip.
Dalam model ini keaktifan siswa sangat penting.
c. Urutan Model Guided Discovery
1) Persoalan diajukan oleh guru. Guru mengajukan persoalan yang
harus dicari pemecahannya oleh siswa. Misalnya: Apa yang akan
terjadi bila sebuah lilin dinyalakan.
2) Siswa memecahkan persoalan itu. Siswa berkelompok mulai
mencari pemecahan persoalan tersebut. Untuk dapat memecahkan
persoalan itu langkah-langkah yang digunakan adalah :
a) Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang
dihadapi.
b) Menggolongkan. Siswa mengklasifikasi apa-apa yang
ditemukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.
c) Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa
gejala itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi.
d) Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap apa yang
diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat.
e) Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu untuk
menjelaskan/ menguraikan dari pengamatan tersebut.
f) Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data
yang didapatkan.
3) Konsep baru dijelaskan. Bila ada konsep baru yang perlu
ditambahkan, guru dapat menambahkannya sehingga pengertian
siswa menjadi lebih lengkap.27
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Guided Discovery
Ada banyak kelebihan dari penggunaan model pembelajaran
guided discovery dalam belajar fisika. Menurut Bruner beberapa
kelebihan dari pembelajaran guided discovery adalah sebagai berikut:
27 Paul Suparno, log. cit., hlm. 73 -74.
23
a) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak
persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa.
Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk
menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu.
b) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi. Sifatnya dan
mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam
arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.
c) Model ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara
belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi
sendiri untuk belajar.
d) Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat
mengembangkan pikirannya dengan berfikir, dengan menggunakan
pikiran itu sendiri. Dengan model guided discovery pikiran siswa
digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan.
e) Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan
sesuatu, siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu.
guided Discovery ini adalah praktik menemukan sesuatu yang
dapat memperkaya siswa dalam penemuan hal-hal yang lain
dikemudian hari.
f) Ingatan lebih lama. Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat
akan yang dipelajari dan sesuatu yang ditemukan sendiri besarnya
tahan lama, tidak mudah dilepaskan.28
Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran guided
discovery adalah sebagai berikut:
a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara
belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam
usahanya mengembangkan pikirannya, jika berhadapan dengan
hal-hal yang abstrak, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil
penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin
akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi..
28 Ibid., hlm. 75.
24
b) Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan
untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
c) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin
mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan
perencanaan dan pengajaran secara tradisional29.
3. Metode Ceramah
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Guru
memberikan uraian untuk penjelasan kepada sejumlah peserta didik pada
waktu tetentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula. Dilaksanakan
dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap suatu
masalah.30
Dalam model ceramah ini peserta didik duduk, melihat dan
mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guruitu benar.
Peserta didik mengutip ikhtisar ceramah semampunya sendiri dan
menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang
bersangkutan.31 Guru hendaknya terampil dalam menggunakan ceramah
ini, karena salah satu kewibawaan guru adalah pandai bicara untuk
meyakinkan dan membuat simpati peserta didik.
Metode ceramah ini mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan metode ceramah
a. Guru mudah menguasai kelas
b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
29 B. Suryosubroto op. cit., hlm. 202.
30 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Isalam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 19. 31 Ibid.
25
2. Kelemahan metode ceramah
a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
b. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar
menerimanya.
c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama akan membosankan.
d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar sekali.
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.32
4. Hasil Belajar Siswa
a. Hakekat Belajar
Belajar pada hakekatnya merupakan kebutuhan bagi setiap
orang yang ada di dunia ini. Siapapun pasti menjalani dan mengalami
proses belajar. Proses belajar ini tidak hanya terjadi pada lembaga
pendidikan saja tetapi dapat juga terjadi diluar lembaga pendidikan.
Belajar mempunyai arti terjadinya perubahan dari persepsi dan
perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan
kebutuhan masyarakat dan perbaikan perilaku, misalnya pemuasan
kebutuhan masyarakat dan pribadi secara tidak lengkap. Perubahan
tidak harus selalu menghasilkan perbaikan ditinjau dari nilai-nilai
sosial. Seorang penjahat mungkin sekali menjadi seorang yang sangat
ahli. Tetapi dari segi pandangan sosial hal itu bukanlah berarti
perbaikan.33
Menurut Witherington dalam Nana Syaodih Sukmadinata,
belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.34
32 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), hlm.110.
33 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2004), hlm. 45.
34 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 2, hlm. 155.
26
Menurut Clifford T. Morgan, Learning is can be defined as any
relatively permanent change in an organism behavioral repertoire that
occurs as a result of experience.35 Belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif tetap bahkan merupakan pengalaman masa lalu.
Sedangkan Shaleh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Majid
dalam kitab Attarbiyah wa Turuqu Tadris, mengemukakan :
أن التعلم هوتغيري يف ذهن املتعلم يطرأ على خربة سابقة فيحدث فيها تغيريا 36.جديدا
Artinya : “Belajar adalah perubahan dalam diri siswa berdasarkan pengalaman masa lalu, sehingga tercipta perubahan yang baru.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai
rangkaian kegiatan jiwa raga untuk menuju ke perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan
karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.37 Yang menjadi
tolak ukur bukan hanya nilai atau skor tetapi juga kematangan sikap
dan juga kemampuan menguasai suatu ketrampilan.
Dalam sistem pendidikan nasional tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Binyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni :
35 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: Mc Graw Hill
International Book Company, 1961), hlm. 219. 36 Shaleh Abdul Azis dan Abdul Azis Abul Majid, At-Tarbiyah wa Turqu Tadris, (Mesir:
Darul Ma’arif, 1978), hlm. 169. 37 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), Cet. 6, hlm. 22.
27
1) Ranah Kognitif
Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan berfikir,
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan
gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Kognitif Terdiri dari enam aspek
belajar yang berbeda- beda,Yaitu:
a) Mengingat
Tujuan intruksional pada level ini menuntut siswa untuk
mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima
sebelumnya, seperti misalnya: fakta, terminologi, rumus,
strategi pemecahan masalah, dan sebagainya.
b) Mengerti
Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan
untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui
dengan kata-kata sendiri. Dalam hai ini siswa diharapkan
menerjemahkan, atau menyebutkan kembali yang telah
didengar dengan kata-kata sendiri.
c) Memakai
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan
atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam
situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d) Menganalisis
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi
memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau
elemen suatu fakta, konsep, pendapat, hipotesis atau
kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk
melihat ada tidaknya kontradeksi. Dalam hal ini siswa
28
diharapkan menunjukan hubungan diantara berbagai gagasan
dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar,
prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
e) Menilai
Menurut revisi Anderson, yang mengharapkan siswa
mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu
gagasan, metode, produk atau benda menggunakan kriteria
tertentu. Jadi evaluasi lebih condong ke bentuk penilaian biasa
daripada sistem evaluasi
f) Mencipta
Mencipta disini diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen
dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru
yang lebih menyeluruh.38
Keenam perilaku ini bersifat hirarkis, artinya perilaku
mengingat bersifat rendah, dan mencipta tergolong tertinggi.
Perilaku yang terendah merupakan perilaku yang “harus” dimiliki
terlebih dahulu sebelum mempelajari perilaku yang lebih tinggi.
2) Ranah Afektif
Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai.39 Terdiri dari lima aspek, yakni :
a) Receiving/ attending, yakni semacam kepekaan dalam
menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada
siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi.
38 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada press, 2008), hlm. 34-35.
39 Anas Sudiono, op. cit., hlm. 54.
29
d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu
sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai
lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.40
3) Ranah Psikomotorik
Psikomotorik adalah ranah yang berorientasi pada ketrampilan
motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan
(action) yang memerlukan koordinasi otot- otot oleh pikiran sehingga
diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu. Misalnya keterampilan
dalam membongkar dan memasang mesin, mereperasikan mesin,
mengatur muatan kapal, dapat menggunakan berbagai alat dalam
suatu percobaan fisika dan lain-lain
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor intern yang berasal dari siswa tersebut, dan faktor ekstern
yang berasal dari luar diri siswa tersebut.41
Faktor dari diri siswa terutama adalah kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya
terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Clark, bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan. Selain faktor kemampuan siswa, juga ada faktor lain
seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, serta masih banyak faktor lainnya. Adanya pengaruh dari
dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat
perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku yang diniati dan
40 Nana Sudjana, op. cit., hlm. 30. 41 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), hlm. 39-40
30
disadarinya. Siswa harus merasakan adanya kebutuhan untuk belajar
dan berprestasi.
Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai masih juga
bergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada
diluar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar
yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah tinggi rendahnya atau
efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan
pengajaran.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelusuran penulis, sudah ada penelitian sejenis yang
meneliti penggunaan pembelajaran guided discovery dalam proses belajar
mengajar. Namun belum banyak yang meneliti tentang pengaruh penggunaan
model pembelajaran guided discovery terhadap hasil belajar fisika. Beberapa
karya ilmiah yang menjadi rujukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Skripsi Agnes Sri Diyah Kristiani (0633010) yang berjudul “Upaya
meningkatkan hasil belajar fisika melalui pendekatan discovery dengan
kegiatan laboratorium di Kelas VII SMP Negeri Cilacap”. Peneliti
menggunakan pendekatan discovery dengan kegiatan laboratorium untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan pendekatan dan metode tersebut
siswa lebih memahami konsep fisika. Dari hasil penelitian terlihat adanya
peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan rata-rata prosentase jumlah
siswa yang mendapat nilai > 60 untuk hasil ketrampilan siswa melakukan
praktikum, hasil evaluasi dan keaktifan lebih dari 50% dari jumlah
siswa.42
2. Skripsi Khoirul Anwar (04310059) yang berjudul “Pengaruh Penerapan
Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika Terhadap
42 Agnes Sri Dinah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar fisika melalui Pendekatan Discovery dengan Kegiatan laboratorium di Kelas VII SMP Negeri 8 Cilacap”, (Semarang: IKIP PGRI, 2008), hlm. viii.
31
Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Limit pada Kelas XI IPS Semester II
Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Demak Tahun Pelajaran 2006-2007.
Peneliti menggunakan metode penemuan terbimbing untuk mengetahui
pengaruh dari metode tersebut dalam pembelajaran matematika terhadap
hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa nilai rata-rata
hasil belajar pada kelas yang diberi pembelajaran metode penemuan
terbimbing adalah 71,83 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar pada kelas
yang diberi pembelajaran ekspositori (kelas kontrol) adalah 59,67). Maka
kelompok eksperimen lebih baik sehingga pembelajaran matematika
dengan menerapkan metode penemuan lebih efektif.43
3. Skripsi Mufti Ali (04310224) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Sub Pokok Bahasan luas Permukaan dan Volume Bangun
Ruang Kubus dan Balok Melalui Metode Discovery dengan Alat Peraga
pada Siswa Kelas VII A Semester 2 SMPN 2 Mayong Tahun Pelajaran
2007/2008. Peneliti menggunakan metode discovery dalam pembelajaran
matematika, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus 1 prestasi siswa menunjukkan
rata-rata kelas 7,69 dengan ketuntasan belajar 74,2%, sedangkan pada
siklus II rata-rata kelas 8,15 dengan ketuntasan belajar 87,1%. Keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar meningkat, yaitu pada siklus I
keaktifan siswa 71,25%. Dan pada siklus II keaktifan siswa 81,25%.44
4. Skripsi Yeyen Adi Indrayani (04310040) yang berjudul “Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika melalui metode pembelajaran penemuan pada
materi bentuk pangkat akar logaritma kelas X A Semester I SMA
Mataram Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009. Peneliti menggunakan
43 Khoirul Anwar, “Pengaruh Penerapan Metode Penemuan TErbimbing dalam
Pembelajaran Matematika terhadap Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Limit pada Kelas XI IPS Semester II Madrasah Aliyah Nahdlotul Ulama Demak tahun Pelajaran 2005-2007”, (Semarang: IKIP PGRI, 209, hlm. vii
44 Mufti Ali, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Kubus dan Balok Melalui Metode Discovery dengan Alat Peraga pada Siswa Kelas VII A Semester 2 SMPN 2 Mayong Tahun Pelajaran 2007/2008, (Semarang: IKIP PGRI, 2007), hlm. viii
32
metode penemuan dalam pembelajaran matematika adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pening presentase ketuntasan belajar siswa dari
setiap siklus. Pada Siklus I prosentase ketuntasan belajar siswa adalah
12,5%, pada siklus II prosentase ketuntasan belajar siswa adalah 87,5%
berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa menunjukkan adanya pening
keaktifan siswa dari setiap siklus.45
5. Skripsi Ninik Suryani (0331087) yang berjudul “Pengaruh Media
Penemuan Terbimbing terhadap Kemampuan Pemahaman Penalaran
Matematika pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas
VIII Semester II SMP Negeri 1 Semin Gunung Kidul Yogyakarta tahun
Pelajaran 2006/2007. Peneliti menggunakan metode terbimbing dalam
pembelajaran matematika adalah untuk mengetahui kemampuan
pemahaman pembelajaran matematika. Dari analisis kelompok diperoleh
nilai rata-rata kelompok eksperimen 79,00 dan rata-rata kontrol 48,51.46
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah juga
salah.47 Hipotesis juga dapat dipandang sebagai konklusi, akan tetapi konklusi
tersebut sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi, hipotesis tidak dibuat
dengan sembarangan, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan
tertentu.48
Dari permasalahan yang ada, dapat dikemukakan hipotesis sebagai
berikut :
45 Yayan Adi Indrayani , “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode
Pembelajaran Penemuan pada Materi Bentuk Pangkat Akar Logaritma Kelas XA Semester I SMA Mataram Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009”. (Semarang: IKIP PGRI, 2008), hlm. viii
46 Ninik Suryani: Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing terhadap Kemampuan dan Pemahaman Penalaran Matematika pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Semin Gunung Kidul Yogyakarta, tahun Pelajaran 2006/2007, (Semarang: IKIP PGRI, 2007), hlm. viii
47 Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 117.
48 Ibid., hlm. 120.
33
Ha : Ada pegaruh hasil belajar peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran guided discovery dengan peserta didik yang tidak
menggunakan model pembelajaran guided discovery.
Ho : Tidak ada pengaruh hasil belajar peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran guided discovery dengan peserta didik yang tidak
menggunakan model pembelajaran guided discovery.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi
penulis yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang penulis teliti,
sehingga akan memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari data-data
sebagai langkah penelitian.
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran fisika (khususnya materi
tentang zat dan wujudnya) dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery di MTs N Pamotan Rembang.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran guided
discovery dalam pembelajaran fisika terhadap hasil belajar peserta didik
di MTs N Pamotan Rembang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu Penelitian
Berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, materi zat dan
wujudnya diajarkan pada peserta didik kelas VII semester gasal. Oleh
karena itu penelitian dilaksanakan pada waktu semester gasal tahun
pelajaran 2009/2010 tepatnya pada tanggal 28 September 2009 – 28
oktober 2009.
b. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MTs N Pamotan Rembang.
C. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian
35
sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti.1
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat.2 Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah
pengaruh penggunaan pembelajaran guided discovery dalam pembelajaran
fisika materi pokok zat dan wujudnya dengan indikator :
a. Peserta didik dapat menjelaskan materi zat dan wujudnya.
b. Peserta didik dapat memecahkan permasalahan yang diberikan oleh
guru.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.3 Yang menjadi variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik, dengan
indikator adalah nilai post test.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk
memperoleh pengetahuan dengan mengajukan prosedur yang reliable dan
terpercaya.4
1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. 2,
hlm. 82 2 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007) Cet. XII hlm. 4. 3 Ibid. 4 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada,1996), hlm,10
36
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Menurut
Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkendalikan.
Oleh karena itu, dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), dan
adanya kelompok kontrol.5
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada. Dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. 6 Dalam penelitian ini, yang
menjadi subjek penelitian/populasi adalah peserta didik kelas VII MTsN
Pamotan Rembang. Pemilihan kelas VII tersebut didasarkan pada
silabus/kurikulum untuk tingkat SMP/MTs yang membahas materi zat dan
wujudnya terdapat pada kelas VII. Jumlah seluruh populasi adalah 200
peserta didik yang terbagi dalam 5 kelas, masing-masing kelas VII A
sampai VII E, tiap-tiap kelas berisi sekitar 40 peserta didik.
2. Sampel
Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti atau obyek sesungguhnya dari suatu penelitian.7 Sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu satu kelas yang akan
mendapatkan pembelajaran dengan model guided discovery dan
selanjutnya disebut sebagai kelas eksperimen. Sedangkan kelas yang
kedua adalah yang memperoleh pembelajaran tanpa menggunakan model
guided discovery kelas ini sebagai kelas kontrol.
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta,
2006), hlm. 72 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 130-131 7 Ibid., hlm. 131.
37
3. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk pengambilan sampel masing-masing kelas diambil secara
acak menggunakan teknik cluster random sampling. Maka yang dipilih
bukan individu perseorangan melainkan sekelompok individu yang
menempati ruang kelas tertentu. Adapun cara yang digunakan dalam
cluster random sampling adalah dengan cara undian terhadap kelas VII
yang terdiri dari 5 kelas. Adapun cara pengambilan sampel dengan cara
undian, yaitu:
a. Kita tulis nama kelas pada guntingan kecil.
b. Kertas tersebut digulung dan ditaruh dalam kotak.
c. Kemudian diundi dan didapatkan kelas VII C untuk kelas eksperimen
dan kelas VII E sebagai kelas kontrol.
d. Sedangkan kelas VII A sebagai kelas uji coba soal.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.8 Dalam penelitian
ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui daftar nama peserta
didik yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian, serta untuk
memperoleh data nilai hasil belajar fisika. Data tersebut digunakan untuk
mengetahui normalitas dan homogenitas sampel.
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.9
8 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 231. 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
Cet.3, hlm. 32.
38
Metode tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta
didik kelas eksperimen dan kelas kontrol materi pokok zat dan wujudnya.
Teknik tes dalam penelitian ini dilakukan setelah perlakuan
diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk
mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan nilai rata-rata antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tes diberikan kepada kedua kelas dengan
alat tes yang sama. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis penelitian. Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes obyektif pilihan ganda.
G. Teknik Analisis Data
1. Tahap Penelitian
Tahap-tahap yang akan dilakukan pada suatu penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Peneliti merancang kelas yang akan dijadikan sampel.
2) Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian yang akan
digunakan untuk penelitian
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Peneliti melaksanakan pembelajaran pada sampel penelitian.
2) Peneliti menguji coba, menganalisis dan menetapkan instrumen
penelitian.
c. Evaluasi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis/mengolah data yang telah
dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan.
d. Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan
melaporkan hasil-hasil penelitian.
39
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal.
Prosedur yang dilakukan dalam penyusunan instrumen ini adalah :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan oleh peneliti dan guru bidang mata
pelajaran. Pada tahap ini ditentukan mengenai :
1). Materi Pokok yang diteskan.
2). Bentuk-bentuk soal yang digunakan.
b. Pembuatan Butir Soal
Pembuatan butir soal dilakukan oleh peneliti berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat, karena untuk menjaga kemungkinan
soal tes yang mungkin tidak tepat untuk tes atau rusak.
c. Uji Coba Instrumen
Sebelum soal tes digunakan mengukur peseta didik, pada kelas
sampel, soal tes terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba dilakukan
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda soal. Setelah diketahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda butir soal, maka dipilih soal yang akan
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam belajar
fisika.
1) Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat
kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes
tersebut mengukur apa yang hendak diukur.10 Validitas butir soal
dihitung dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total.
Adapun rumus yang akan digunakan adalah rumus korelasi
product moment, dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor
total.11
10 Ibid., hlm. 65. 11 Ibid., hlm. 72.
40
∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
}2222 )(}{)({
))((
yyNxxN
yxxyNrxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
N = Banyaknya peserta tes
∑x = Jumlah skor butir
∑y = Jumlah skor Total
∑xy = Hasil perkalian antara skor item dengan skor total
∑x2 = Jumlah skor item kuadrat
∑y2 = Jumlah skor total kuadrat
Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan tabel kritis r
product moment, dengan taraf signifikan 5% jika harga
tabelxyhitungxy rr > maka tes tersebut valid.
2) Reliabilitas Soal
Reliabilitas soal adalah ketetapan dalam analisis reliabilitas
instrumen tes soal menggunakan rumus Hoyt yaitu sebagai
berikut:12
VrVsr −=111
Atau
VrVsVrr −
=11
Keterangan:
11r = Reliabilitas seluruh soal
Vr = Varians responden
Vs = Varians sisa13
12 Ibid., hlm. 109. 13 Ibid., hlm. 104.
41
Klasifikasi reliabilitas soal adalah
r11 < 0,20 : Sangat rendah
0,20 < r11 < 0,40 : Rendah
0,40 < r11 < 0,60 : Sedang
0,60 < r11 < 0,80 : Tinggi
0,80 < r11 < 1 : Sangat tinggi14
Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu setelah didapat r11
tersebut, harga r11 dibandingkan dengan harga r product moment
pada tabel. Jika tabelhitung rr > maka item yang dicobakan reliabel.
3) Taraf Kesukaran Soal
Taraf kesukaran soal diperlukan untuk mengetahui tampak
taraf kesukaran butir soal sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dalam spesifikasi instrumen, kriteria yang cocok
digunakan dalam penelitian ini adalah mencakup semua tingkat
kesukaran baik itu mudah, sedang, maupun sukar.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui taraf
kesukaran adalah sebagai berikut:15
JSBP =
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes
14 Ibid., hlm. 110 15 Ibid., hlm. 208.
42
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:16
0,00 < 30,0≤P : Soal sukar
0,30 < ≤P 0,70 : Soal sedang
0,70 ≤< P 1,00 : Soal mudah
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah).
Adapun rumus yang peneliti gunakan untuk mencari daya pembeda
adalah:17
BAB
B
A
A PPJB
JBD −=−=
Keterangan: D = Daya pembeda
J = Jumlah peserta tes AJ = Banyaknya peserta kelompok atas BJ = Banyaknya peserta kelompok bawah AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
soal benar
A
AA J
BP = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
B
BB J
BP = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
16 Ibid., hlm. 210. 17 Ibid., hlm. 213.
43
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:18
0,00 ≤< D 0,20 : Daya beda jelek
0,20 ≤< D 0,40 : Daya beda cukup
0,40 ≤< D 0,70 : Daya beda baik
0,70 ≤< D 100 : Daya beda baik sekali
D : Negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir
soal yang mempunyai nilai soal D negatif
sebaiknya di buang saja.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling
menentukan dalam suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk
menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahap
sebagai berikut:
a. Uji Prasarat Analisis
1). Uji Normalitas
Langkah-langkah uji normalitas menggunakan chi-kuadrat.
a) Menyusun data dan mencari skor tertinggi dan skor terendah.
b) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
c) Menghitungkan rata-rata dan simpangan baku.
d) Membuat tabulasi data ke dalam simpangan baku.
e) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:
sxx
z i −=
f) Mengubah harga z menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan tabel.
g) Menghitung frekuensi harapan dengan tabel.
h) Menghitung nilai chi-kuadrat dengan rumus:
( )∑=
−=
k
i i
ii
EEO
1
22χ
18 Ibid., hlm. 218.
44
Keterangan:
X2 = Harga chi-kuadrat
Oi = Frekuensi hasil pengamatan
Ei = Frekuensi yang diharapkan
K = banyaknya kelas interval19
i) Membandingkan harga chi-kuadrat dengan tabel chi-kuadrat
untuk menentukan kriteria pengujian digunakan derajat
kebebasan (dk) = k - 3 dan taraf signifikansi 5%.20
j) Menarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:
Ho : ditolak jika tabelhitung22 χχ ≥
H1: diterima jika tabelhitung22 χχ <
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
sampai penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen,
yang selanjutnya untuk menentukan statistik yang akan digunakan
dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan
menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varian yang sama
atau tidak. Hipotesis yang dilakukan dalam uji homogenitas adalah
sebagai berikut:
0H : 22
21 σσ =
1H : 22
21 σσ ≠
Untuk menguji kesamaan dua varian digunakan uji Barlett.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Data di kelompokan untuk menentukan frekuensi varian dan
jumlah kelas.
b) Membuat tabel uji Barlett seperti berikut.
19 Sudjana., Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 273. 20 Ibid., hlm. 287.
45
Tabel 1.
Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Barlett 22
2210 ...: kH σσσ ===
Sampel
ke Dk
dk1 2
iS log 2iS ( )dk log 2
iS
1 11−n ( )11
1−n 2
1S log 21S ( )11 −n log 2
1S
2 12−n ( )11
2 −n 2
2S log 22S ( )11 −n log 2
2S
. - - - - -
. - - - - -
. - - - - -
k 1−kn ( )11−kn
2kS log 2
2S ( )11 −n log 22S
Jumlah ( )∑ −1in ∑ ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−1
1
in...... ...... ( )11 −n log 2
iS
c) Menguji variansi gabungan dari semua sampel.:
( ) ( )( )∑∑ −−= 11 22iii nsns
d) Menghitung satuan B dengan rumus:
( ) ( )∑ −=Β 1log 2ins
e) Menghitung 2χ dengan rumus:
( )10ln2 =χ ( ){ }∑ −−Β 2log1 sni
f) Membandingkan tabelhitung22 χχ < dengan peluang )1( α− dan
)1( −= kdk
Apabila tabelhitung22 χχ < , maka data berdistribusi
homogen.Ini berarti kedua kelompok tersebut mempunyai varian
yang sama atau dikatakan homogen.21
21 Ibid., hlm. 263.
46
b. Analisis Data Penelitian
Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan
dalam suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk
mengumpulkan hasil penelitian. Untuk menganalisis data penelitian ini
digunakan rumus t-tes untuk menguji hipotesis sebagai berikut;
Ho: 21 µµ =
Ha: 21 µµ ≠
Keterangan:
=1µ Rata-rata nilai hasil belajar kelompok eksperimen
=2µ Rata-rata nilai hasil belajar kelompok kontrol
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t-tes sebagai
berikut:
1) Jika 21 σσ =
Snn
XXt
21
21
11+
−=
2) Jika 21 σσ ≠
SnS
nS
XXt
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
−=
2
22
1
21
21
Dengan S2 = ( ) ( )
211
21
222
211
−+−+−
nnSnSn
Keterangan:
1X = Rata-rata data tes kemampuan pemecahan masalah pada
kelas ekpserimen
2X = Rata-rata data tes kemampuan pemecahan masalah pada
kelas kontrol
n1 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen
47
n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol 2
1S = Varians Kelompok eksperimen 22S = Varians kelompok kontrol
Kriteria pengujian yang berlaku adalah terima Ho jika
tabelhitung22 χχ < dengan menentukan dk = (n1 + n2 – 2), taraf signifikan
α = 5% dan peluang (1 - ½ α ).22
22 Ibid., hlm. 239.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan pembelajaran eksperimen, subyek
penelitiannya dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
eksperimen di beri perlakuan yaitu pembelajaran fisika materi zat dan
wujudnya menggunakan model pembelajaran guided discovery dan kelas
kontrol diberi pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya tidak
menggunakan model pembelajaran guided discovery.
Sebelum diberikan perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol harus
mempunyai kemampuan awal yang sama untuk mengetahui bahwa tidak ada
perbedaan kemampuan awal yang signifikan terhadap kedua kelas diadakan
uji kesamaan dua variansi yang di sebut uji homogenitas.
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes secara rinci
dapat disajikan sebagai berikut:
1. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Sebelum instrumen diberikan pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol sebagai alat ukur prestasi belajar peserta didik, terlebih dahulu
dilakukan uji coba kepada kelas yang bukan sampel. Uji coba dilakukan
untuk mengetahui apakah butir soal tersebut sudah memenuhi kualitas soal
yang baik atau belum. Adapun yang digunakan dalam pengujian ini
meliputi: Validitas tes, reliabilitas tes, taraf kesukaran, dan daya beda.
a. Analisis Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-
item tes. Soal yang tidak valid akan didrop (dibuang) dan tidak
digunakan. Item yang valid berarti item tersebut dapat
mempresentasikan materi terpilih yaitu materi zat dan wujudnya.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal diperoleh
hasil sebagai berikut:
49
Tabel 2. Hasil Perhitungan Butir Soal
N0 Kriteria rtabel Nomor Soal Jumlah Prosentase
1 Valid 0,312
1, 2, 4,5,6,7,8,9,11,12, 13, 14,16,17, 18,19,20,21,
22,24
20 80%
2 Non valid 3,10,15,23,25 5 20%
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.
b. Analisis Reliabilitas Tes
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas pada instrument tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrument. Instrument yang
baik secara akurat memiliki jawaban yang konsisten untuk kapanpun
instrumen itu disajikan.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas butir soal
diperoleh r 11 = 0,679 adalah kriteria pengujian sangat tinggi.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.
c. Analisis Indeks Kesukaran Tes
Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan hasil
perhitungan koefisien indeks butir soal diperoleh:
Tabel 3. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase 1 Sukar 11 1 4%
2 Sedang 1,2,3,6,9,10,12,14,
15,16,1718,20 ,21,22, 23,25
18 72%
3 Mudah 4,5,7,8,13,19,24 6 24% Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.
50
d. Analisis Daya Beda Tes
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase 1 Jelek 2,9,10 3 12% 2 Cukup 1,3,6,8,14,16,17,23 19 32%
3 Baik 4,5,7,11,12,13,15,
18,19,20 21,22,24,25
3 56%
4 Baik Sekali - - -
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 6
2. Data Nilai Awal Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII C, yaitu pembelajaran
fisika materi zat dan wujudnya menggunakan model pembelajaran guided
discovery dan kelas kontrol diberi pembelajaran fisika materi zat dan
wujudnya tidak menggunakan model pembelajaran guided discovery,
mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 30. Rentang nilai (R) = 50,
banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya interval kelas di ambil 8, dari
perhitungan di peroleh, (∑ fi xi ) = 2278 , ∑ ( fi xi2
) = 135880. Sehingga nilai
rata-rata = 56,95, dengan simpangan baku = 12,5554. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 5, dan gambar 6. sebagai berikut:
Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen
No
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
1 30 - 38 2 5 2 39 - 47 8 20 3 48 - 56 10 25 4 57 - 65 11 27,5 5 66 - 74 4 10 6 75 - 83 5 12,5 7 Jumlah 100
51
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar
perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya
sebagai berikut:
Y
12 10 8 6 4 2
X
3,5 38,5 47,5 56,5 65,5 74,5 83,5 Nilai
Gambar 6. Histogram Nilai Awal Kelas Eksperimen
3. Data Nilai Awal Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII E, sebelum pembelajaran
materi zat dan wujudnya tanpa menggunakan model pembelajaran guided
discovery, mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 35. Rentang nilai
(R) = 45, banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya interval kelas di
ambil 8, dari perhitungan diperoleh, (∑ fi xi ) = 2289 , ∑ ( fi xi2
) = 135,927
Sehingga nilai rata-rata = 57,225 , dengan simpangan baku = 11,2534.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 dan gambar 8 sebagai
berikut:
Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Kontrol
No Kelas Interval Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
1 35 – 43 5 12,5 2 44 – 52 9 22,5 3 53 – 61 11 27,5 4 62 – 70 11 27,5 5 71 – 79 3 7,5 6 80 – 88 1 2,5 7 Jumlah 40 100
Frek
uens
i Abs
olut
52
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar
perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya.
Y
12 10 8 6 4 2
X 34,5 43,5 52,5 61,5 70,5 79,5 88,5
Nilai
Gambar 8. Histogram Nilai Awal Kelas Kontrol
4. Data Nilai Akhir Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII C setelah pembelajaran
materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery mencapai nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40.
Rentang nilai (R) = 50, banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya
interval kelas diambil 8, dari perhitungan diperoleh ( ) 705.2=∑ ii xf ,
( ) 355.1892 =∑ ii xf Sehingga nilai rata-rata = 67,62 dengan simpangan
baku = 12,709. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 dan gambar
9 sebagai berikut.
Tabel 7. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen
No Kelas Interval Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
1 40 - 48 2 5 2 49 - 57 7 17,5 3 58 - 66 11 27,5 4 67 - 75 10 25 5 76 - 84 4 10 6 85 - 93 6 15 7 Jumlah 40 100
Frek
uens
i Abs
olut
53
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar
perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya
sebagai berikut:
Y
12 10 8 6 4 2
X 39,5 48,5 57,5 66,5 75,5 84,5 93,5
Nilai
Gambar 9. Histogram Nilai Akhir Kelas Eksperimen
5. Data Nilai Akhir Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII E, setelah pembelajaran
materi zat dan wujudnya tanpa menggunakan model pembelajaran guided
discovery, mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 35. Rentang nilai
(R) = 45, banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya interval kelas di
ambil 8, dari perhitungan di peroleh (∑ fi xi) = 2285, ∑( fi xi2
) = 141516
Sehingga nilai rata-rata = 57,12 dengan simpangan baku = 13,199. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 dan gambar 10 sebagai berikut:
Tabel 8. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Kontrol
No Kelas interval Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif(%)
1 35 - 43 5 12,5 2 44 - 52 11 27,5 3 53 - 61 10 25 4 62 - 70 9 22,5 5 71 - 79 4 10 6 80 - 88 1 2,5 7 Jumlah 40 100
Frek
uens
i Abs
olut
54
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar
perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya.
Y
12 10 8 6 4 2 X
34,5 43,5 52,5 61,5 70,5 79,5 88,5 Nilai
Gambar 10. Histogram Akhir Kelas Kontrol
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
prasarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas data
dilakukan dengan uji Chi Kuadrat, sedangkan uji homogenitas dilakukan
dengan uji Barlett. Hasil selengkapnya sebagai berikut.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas diambil:
Ho = data berdistribusi normal
Ha = data tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho jika .22tabelhitung xx ≥
Untuk taraf nyata 05,0=α dan dk = k-3 dan terima Ho jika
.22tabelhitung xx < Di bawah ini di sajikan perhitungan uji normalitas
nilai awal dan nilai akhir sebagai berikut:
Frek
uens
i Abs
olut
55
Tabel 9. Daftar Chi Kuadrat Nilai Awal Dan Nilai Akhir
No Kelas Kemampuan hitungx2 tabelx2 Keterangan 1 Eksperimen Nilai Awal 3,913 7,81 Normal 2 Kontrol Nilai Awal 1,186 7,81 Normal 3 Eksperimen Nilai Akhir 4,988 7,81 Normal 4 Kontrol Nilai Akhir 2,161 7,81 Normal
Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada
lampiran 8,9,10,11.
b. Uji Homogenitas Data
Ho : 222
21 .... kσσσ ==
Ha : 222
21 .... kσσσ =≠
Dengan kriteria apabila .22tabelhitung xx < untuk taraf
nyata 05,0=α dan dk = k-3 maka data berdistribusi homogen. Di
bawah ini disajikan perhitungan uji homogenitas nilai awal dan nilai
akhir sebagai berikut:
Tabel 10. Daftar Uji Barlett Nilai Awal Dan Nilai Akhir
No Kelas Kemampuan hitungx2 tabelx2 Keterangan1 Eksperimen Nilai Awal 2,961 11,1 Homogen 2 Kontrol Nilai Awal 1,903 11,1 Homogen 3 Eksperimen Nilai Akhir 3,252 11,1 Homogen 4 Kontrol Nilai Akhir 2,574 11,1 Homogen
Untuk lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas dapat dilihat
pada lampiran 12,13,14,15.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasarat, pengujian kemudian dilakukan dengan
pengujian hipotesis. Data atau nilai yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah nilai kemampuan akhir (nilai akhir). Hal ini dilakukan
untuk mengetahui adanya perbedaan pada kemampuan akhir setelah
peserta didik diberi perlakuan. Untuk mengetahui terjadi tidaknya
56
perbedaan perlakuan maka digunakan rumus t-test dalam pengajuan
hipotesis kemampuan akhir adalah sebagai berikut.
Ho 21 µµ ≤= : artinya pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan
menggunakan model pembelajaran guided discovery tidak
lebih baik dari pada pembelajaran fisika materi zat dan
wujudnya dengan tanpa menggunakan model pembelajaran
guided discovery.
Ha 21 µµ >= : artinya pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya
dengan menggunakan model pembelajaran guided
discovery lebih baik dari pembelajaran fisika materi zat
dan wujudnya dengan tanpa menggunakan model
pembelajaran guided discovery
Menurut tabel hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian
yang diperoleh untuk nilai post test kelas eksperimen pada pembelajaran
fisika materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery diperoleh rata-rata 67,62 dan standar deviasi (SD) adalah
12,709. Sedangkan untuk kelas kontrol pada pembelajaran fisika materi zat
dan wujudnya dengan tanpa menggunakan model pembelajaran guided
discovery diperoleh rata-rata 57,12. Dan standar deviasi (SD) adalah
13,199. Dari hasil perhitungan t- test di peroleh thitung = 3,624 sedangkan
66,1=tabelt Hal ini menunjukkan bahwa tabelhitung tt > sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya pengajaran fisika materi zat dan wujudnya
dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery lebih baik
dari pada pengajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan tanpa
menggunakan model pembelajaran guided discovery. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.
57
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Skor Kemampuan Awal (Nilai Awal)
Berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji Barlett data pada
kemampuan awal (nilai awal) dari kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah berdistribusi normal dan homogen. Hal ini dapat
dikatakan bahwa kondisi kemampuan awal peserta didik sebelum dikenai
perlakuan dengan kedua pembelajaran adalah setara atau sama.
2. Skor Kemampuan Akhir (Nilai Akhir)
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 3,624 sedangkan
66,1=tabelt karena tabelhitung tt > , hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
fisika materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery lebih baik dari pada pembelajaran fisika tanpa
menggunakan model pembelajaran guided discovery. Selain itu dapat
dilihat dari nilai rata-rata post test kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai
rata-rata kelas kontrol. Kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata 67,62
Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol = 57,12.
Dari hasil uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penggunaan terhadap prestasi belajar peserta didik di MTs N Pamotan
Rembang. Prestasi belajar fisika materi zat dan wujudnya peserta didik
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery
lebih baik dari pada peserta didik yang diajar tanpa menggunakan model
pembelajaran guided discovery. Sehingga pembelajaran fisika khususnya
materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran fisika
untuk menarik minat belajar peserta didik dan meningkatkan prestasi
belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di MTs N
Pamotan Rembang dapat dijelaskan bahwa proses belajar mengajar fisika
pada materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery dapat merangsang peserta didik untuk lebih
memperhatikan pelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Pada saat guru
58
menerangkan materi yang diajarkan, peserta didik lebih bersemangat
dalam mengikuti pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa ada perhatian dari
peserta didik. Dalam proses belajar mengajar peserta didik terlihat aktif
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang diajarkan, ini
menunjukkan bahwa peserta didik tertarik terhadap penggunaan model
pembelajaran guided discovery.
Guru mata pelajaran fisika kelas VII di MTs N Pamotan Rembang
yaitu Ibu Nelly ZR S.Pd. menjelaskan bahwa penggunaan model
pembelajaran guided discovery di MTs N Pamotan Rembang ini lebih
efektif dan efisien, meskipun masih bersifat sederhana. Walaupun
sederhana, model pembelajaran guided discovery mampu mengantarkan
pesan yang disampaikan oleh guru dan dapat menjadikan peserta didik
lebih semangat dan tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti banyak kendala
dan hambatan. Hal tersebut karena keterbatasan penulis dalam melaksanakan
penelitian. Keterbatasan tersebut misalnya pengetahuan yang dimiliki penulis
masih sedikit, meski demikian peneliti sudah berusaha seoptimal mungkin
untuk menjalankan penelitian sesuai kemampuan keilmuan serta bimbingan
dari dosen pembimbing. Selain itu ada beberapa hal lain, seperti:
Materi pelajaran terbatas pada zat dan perubahannya dan tempat
penelitian terbatas di MTs N Pamotan Rembang, sehingga apabila penelitian
ini dilaksanakan dengan materi yang berbeda dan tempat yang berbeda, maka
kemungkinan hasil penelitian yang didapatkan juga akan berbeda. Namun
demikian penelitan ini sudah mewakili peserta didik kelas VII MTs N
Pamotan.
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti juga terpancang oleh
waktu, karena waktu yang digunakan relatif singkat, maka peneliti
memanfaatkan waktu tersebut untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan seoptimal mungkin.
59
59
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan tentang Pengaruh Penggunaan
Model Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi
Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII di MTs N Pamotan Rembang diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran guided discovery merupakan suatu pembelajaran yang
menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar. Dalam model
pembelajaran guided discovery ini siswa di beri persoalan untuk dipecahkan
dengan guru memberikan petunjuk dan arahan bagaimana memecahkan
persoalan tersebut. Sedangkan pembelajaran yang tidak menggunakan model
pembelajaran guided discovery adalah dengan pembelajaran konvensional
yaitu dengan metode ceramah.
2. Pembelajaran fisika materi pokok zat dan wujudnya dengan menggunakan
model pembelajaran guided discovery berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik. Sehingga hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika
materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran guided
discovery lebih baik dari pada peserta didik yang diajar tanpa menggunakan
model pembelajaran guided discovery. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil
belajar peserta didik yaitu rata-rata peserta didik kelas eksperimen = 67,62
sedangkan rata-rata peserta didik kelas kontrol = 57,12.
B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya mata pelajaran
fisika ada beberapa saran yang penulis rasa perlu untuk diperhatikan dalam
pembelajaran fisika, diantaranya adalah:
1. Bagi Guru
a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar
paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi
tersampaikan secara maksimal.
60
b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya
variasi mengajar. Ha ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami
peserta didik.
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery
pada mata pelajaran fisika agar tidak hanya sampai pada selesainya
penelitian ini saja. Akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan secara
kontinu sebagai program untuk meningkatkan evaluasi hasil belajar dan
mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran
2. Bagi Pihak Sekolah
a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya
meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas. Karena sesungguhnya
kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan
proses pembelajaran yang akhirnya akan dapat menghasilkan peserta
didik yang berprestasi yang mampu berdampak positif pada
perkembangan dan kemajuan sekolah.
C. Penutup
Demikianlah skripsi ini saya buat, kiranya dalam penulisan dan
pembahasan skripsi ini masih memiliki kekurangan maupun kesalahan baik kata,
kalimat, kutipan, dan sebagainya, maka saran dan kritik serta masukan yang
konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya,
hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a, semoga skripsi ini bermanfaat dan apa
yang telah penulis kerjakan mendapat ridho-Nya, amin yarobbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2002. ________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2006. Azis, Shaleh Abdul dan Abdul Azis Abul Majid, At-Tarbiyah wa Turqu Tadris,
Mesir: Darul Ma’arif, 1978. Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia, 1998. Ali, Mufti “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Luas
Permukaan dan Volume Bangun Ruang Kubus dan Balok Melalui Metode Discovery dengan Alat Peraga pada Siswa Kelas VII A Semester 2 SMPN 2 Mayong Tahun Pelajaran 2007/2008, Semarang: IKIP PGRI, 2007.
Anwar, Khoirul “Pengaruh Penerapan Metode Penemuan TErbimbing dalam
Pembelajaran Matematika terhadap Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Limit pada Kelas XI IPS Semester II Madrasah Aliyah Nahdlotul Ulama Demak tahun Pelajaran 2005-2006”, Semarang: IKIP PGRI.2005.
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,
2002. Dinah, Agnes Sri “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar fisika melalui Pendekatan
Discovery dengan Kegiatan laboratorium di Kelas VII SMP Negeri 8 Cilacap”, Semarang: IKIP PGRI, 2008.
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. ________, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta :
Raja Grafindo Persada,1996. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. _______, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2004.
Indrayani, Yayan Adi, “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode
Pembelajaran Penemuan pada Materi Bentuk Pangkat Akar Logaritma Kelas XA Semester I SMA Mataram Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009”. Semarang: IKIP PGRI, 2008.
Khalim, Abdul dkk., Sains Fisika 1 Untuk SMP kelas I, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004.
Morgan, Clifford T, Introduction to Psychology, New York: Mc Graw Hill
International Book Company, 1987. Nuryani Y, Rustaman dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, FMIPA,
Universitas Pendidikan Indonesia . Prasojo, Budi dkk., Seri Sains Teori dan Aplikasi Fisika untuk kelas 1 SMP,
Bogor : PT Ghalia Indonesia Printing, 2005. Irawan, Etsa Indra dan Sunardi, Pelajaran IPA Fisika untuk SMP/MTs kelas VII,
Bandung: CV Trama Widya, 2007. Prianto, Agus Fisika, http://id.wikipedia.org/wiki /Fisika, diunduh pada tanggal
10 september 2009. Roestiyan N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001. Rusyan, Tabrani dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
CV Remaja Rosdakarya, 1989. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007. Sudjana, Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2005. ______, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Sudjana., Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2002. Sudjiono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2006. Suehendro, Bambang Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Ilmu Pengetahtahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2006
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfa
Beta, 2006. _______, Statistik untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, 2007. Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan
Menyenangkan, Yogyakarta : Universitas Sanata Drama, 2007. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2004. Suryani, Ninik: Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing terhadap Kemampuan
dan Pemahaman Penalaran Matematika pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Semin Gunung Kidul Yogyakarta, tahun Pelajaran 2006/2007, Semarang: IKIP PGRI, 2007..
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007. Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2003. Usman, M. Basyirudin Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Winataputra, Udin S dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2001. W.J. S. Poerwadarwinta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2006. Yamin, Martinis, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008.
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENELITI Nama : Lilis Nurchayati
NIM : 053611239
Tempat/ Tanggal Lahir : Rembang, 16 Juli 1986
Alamat Asal : Angkatan Ringin Rt 01 Rw 03 Pamotan Rembang
59261
Riwayat pendidikan:
1. SD Ringin 2 Lulus tahun 1998
2. SMP Negeri Pamotan Lulus tahun 2001
3. MA Negeri Lasem Lulus tahun 2004
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2005
Semarang, Desember 2009
Peneliti,
LILIS NURCHAYATI NIM : 053611239
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MTs N Pamotan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VII/Gasal
Alokasi Waktu : 2 x 40Menit
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat–sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapanya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : 1. Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat.
2. Membedakan kohesi dan adhesi
3. Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidup
sehari-hari.
I. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan perbedaan kohesi dan adhesi
2. Mengetahui gejala kapilaritas dan tegangan permukaan
3. Memberikan contoh peristiwa kapilaritas dan tegangan permukaan dalam kehidupan sehari - hari
II. Materi Ajar
Wujud zat (padat, cair dan gas),kohesi dan adhesi
III. Metode Pembelajaran
• Discovery (penemuan)
• Diskusi tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Guru mengadakan absensi kehadiran peserta didik
10 Menit
c. Guru memotivasi peserta didik untuk semangat belajar
d. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
e. Guru menyajikan materi sebagai pengantar
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, masing-
masing kelompok 6 atau 7 orang
b. Guru memberikan pengarahan kepada peserta didik langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam melakukan percobaan
c. Guru memonitoring dan membimbing peserta didik dalam
melakukan percobaan sehingga hasil penemuanya dapat terarah
d. Guru meminta peserta didik membuat laporan hasil dari percobaan
tersebut.
60 Menit
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru memberikan tes berdasarkan materi yang telah diberikan
(lampiran)
c. Guru menutup pelajaran
20 Menit
V. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Fisika kelas VII
2. Lembar kerja siswa (LKS)
VI. Penilaian
a. Prosedur Tes
Tes Awal
Tes Akhir
b. Jenis Tes
Tes Awal : Multiple choise
Tes Akhir : Multiple choise
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MTsN Pamotan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VII/Gasal
Alokasi Waktu : 2 x 40Menit
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan penerapanya
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat–sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapanya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : 1. Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat.
2. Membedakan kohesi dan adhesi
3. Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidupan
sehari-hari.
II. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menentukan berbagai ciri-ciri zat padat, cair dan gas.
2. Mengetahui terjadinya perubahan wujud suatu zat.
3. Menjelaskan perbedaan kohesi dan adhesi
4. Mengetahui gejala kapilaritas dan tegangan permukaan
II. Materi Ajar
Zat dan wujudnya (padat, cair dan gas)
III. Metode Pembelajaran
Discovery (penemuan), tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Guru mengadakan absensi kehadiran peserta didik
c. Guru memotivasi peserta didik untuk semangat belajar
d. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
e. Guru menyajikan materi sebagai pengantar
10 Menit
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
masing-masing kelompok 6 atau 7 orang
b. Guru memberikan pengarahan kepada peserta didik langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam melakukan percobaan
c. Guru memonitoring dan membimbing peserta didik dalam
melakukan percobaan sehingga hasil penemuanya dapat terarah
d. Guru meminta peserta didik membuat laporan hasil dari
percobaan tersebut.
60 Menit
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru memberikan tes berdasarkan materi yang telah diberikan
(lampiran)
c. Guru menutup pelajaran
20 Menit
V. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Fisika kelas VII
2. Lembar kerja siswa (LKS)
VI. Penilaian
a. Prosedur Tes
Tes Awal
Tes Akhir
b. Jenis Tes
Tes Awal : Multiple choise
Tes Akhir : Multiple choise
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MTsN Pamotan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VII/Gasal
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan penerapanya
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat–sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapanya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : 1. Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat.
2. Membedakan kohesi dan adhesi
3. Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidupan
sehari-hari.
III. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menentukan berbagai ciri-ciri zat padat, cair dan gas.
2. Mengetahui terjadinya perubahan wujud suatu zat.
3. Menjelaskan perbedaan kohesi dan adhesi
4. Mengetahui gejala kapilaritas dan tegangan permukaan
II. Materi Ajar
Zat dan wujudnya (padat, cair dan gas)
III. Metode Pembelajaran
Ceramah tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Guru mengadakan absensi kehadiran peserta didik
c. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
10 Menit
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik mengenai
materi zat dan wujudnya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya apabila masih ada yang belum paham dari penjelasan
sebelumnya.
60 Menit
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru memberikan tes berdasarkan materi yang telah diberikan
(lampiran)
c. Guru menutup pelajaran
20 Menit
V. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Fisika kelas VII
VI. Penilaian
c. Prosedur Tes
Tes Awal
Tes Akhir
d. Jenis Tes
Tes Awal : Multiple choise
Tes Akhir : Multiple choise
Lampiran 2
SOAL PRE TEST
Petunjuk 1. Sebelum mengerjakan soal terlebih dahulu tulislah identitas diri pada lembar
jawaban yang telah tersedia. 2. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar 3. Gunakanlah waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya 1. Zat adalah sesuatu yang …..
a. sifatnya tetap c. bentuknya selalu tetap b. warnanya selalu tetap d. memiliki massa dan menempati ruang
2. Wujud zat dibedakan atas …..
a. unsur dan senyawa b. unsur, senyawa dan campuran c. padat, cair, unsur senyawa d. padat, cair dan gas
3. Perubahan padat menjadi gas dinamakan …..
a. mengembun c. mencair b. menyublim d. menguap
4. Perubahan cair menjadi gas dinamakan …..
a. menyublim c. mengembun b. mencair d. menguap
5. Di bawah ini merupakan sifat zat padat, kecuali …..
a. gaya tarik menarik antar partikel kurang kuat b. partikelnya berdekatan dan teratur c. volumenya selalu tetap d. bentuknya tetap
6. Salah satu sifat gas adalah …..
a. tekanannya selalu tetap b. volumenya selalu tetap c. selalu memenuhi ruangan dan teratur d. partikelnya berjauhan dan tidak teratur
7. Zat cair mempunyai sifat ….. a. bentuk dan volumnya tetap b. bentuk tetap tetapi volumnya tidak tetap c. bentuk dan volumnya tidak tetap d. bentuk tidak tetap tetapi volumya tetap
8. Gerakan partikel-partikel dalam zat gas adalah ….. a. kurang bebas c. tidak bebas
b. sangat bebas d. agak bebas 9. Gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis disebut …..
a. adhesi c. tegangan permukaan b. kohesi d. miniskus
10. Pada saat es mencair akan terjadi peristiwa …..
a. perubahan zat c. perubahan fisika b. perubahan suhu d. perubahan kimia
11. Peristiwa pengembunan terjadi pada …..
a. kapur barus yang menguap b. baunya minyak wangi yang menyebar c. gelas diisi es pada bagian luarnya basah d. air yang dipanaskan mendidih
12. Minyak kayu putih yang digosokkan pada kulit, baunya dapat menyebar ke seluruh
ruangan. Hal ini membuktikan bahwa partikel-partikel zat dapat ….. a. bergerak c. Zigzag b. menyebar d. berubah
13. Permukaan zat cair dalam bejana terlihat cembung bila …..
a. kohesi lebih kecil daripada adhesi b. kohesi lebih besar daripada adhesi c. adhesi sama dengan kohesi d. kohesi dan adhesi seimbang
14. Sifat-sifat partikel zat cair adalah …..
a. berpindah-pindah tempat tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya. b. Bergerak sangat cepat, bertumbuhan satu sama lain dan bertumbukan dengan
dinding wadahnya. c. Berdekatan dalam suatu susunan yang teratur dan diikat oleh gaya tarik antara
partikel tersebut. d. Bergetar dan berputar di tempatnya tetapi bebas untuk mengubah
kedudukannya. 15. Di bawah ini yang termasuk zat cair kecuali …..
a. air c. kecap b. sirup d. kayu
16. Peristiwa kapiler yang benar ditunjukkan oleh gambar ….. a. b.
c. d. c. d. 17. Perubahan wujud yang terjadi pada saat lilin sedang menyala adalah …..
a. menguap c. melebur b. mencair d. membeku
18. Seekor serangga dapat berjalan di atas air hal ini disebabkan …..
a. adanya tegangan permukaan air b. serangga sangat ringan c. massa jenis serangga lebih kecil daripada massa jenis air d. tekanan kaki serangga sangat kecil
19. Massa jenis didefinisikan sebagai …..
a. perbandingan antara volume dengan massa suatu benda b. banyaknya massa setiap satuan volume zat itu c. hasil kali antara massa dengan volume zat itu d. hasil bagi antara volume dengan massa zat itu. c.
20. Apabila kohesi partikel-partikel zat cair lebih kecil daripada adhesi partikel zat cair dengan tempatnya, bentuk permukaan zat cair berbentuk ….. a. cembung c. datar b. cekung d. tidak tentu
KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST
1. D
2. D
3. B
4. D
5. A
6. D
7. D
8. B
9. A
10. C
11. C
12. B
13. B
14. A
15. D
16. B
17. B
18. A
19. A
20.
Lampiran 3
SOAL POST TES
Petunjuk 1. ebelum mengerjakan soal terlebih dahulu tulisah identitas diri pada lembar jawaban
yang telah tersedia. 2. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar 3. Gunakanlah waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya 1. Sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang disebut …..
a. benda c. massa b. gas d. zat
2. Perhatikan tabel berikut ….. No Bentuk Volume 1 2 3 4
Tetap Tetap Mengikuti tempat Mengikuti tempat
Tetap Berubah Tetap Berubah
Sifat yang dimiliki zat cair adalah ….. a. 1 c. 3 b. 2 d. 4
3. Untuk mengubah wujud es menjadi cair diperlukan …..
a. massa c. kalor b. tiupan d. udara
4. Berikut ini yang bukan zat adalah …..
a. air c. cahaya b. oksigen d. batu
5. Gas memiliki sifat-sifat …..
a. bentuk tetap, volume tetap b. bentuk tetap, volume dapat berubah c. bentuk mengikuti tempat, volume tetap d. bentuk mengikuti tempat, volume berubah
6. Perubahan zat padat menjadi cair dinamakan …..
a. menyublim c. mencair b. mengembun d. menguap
7. Perubahan gas menjadi cair dinamakan …..
a. menyublim c. mencair b. mengembun d. menguap
8. Mengecilnya ukuran kapur barus yang disimpan dalam almari pakaian disebabkan
oleh peristiwa ….. a. menguap c. melebur b. membeku d. menyublim
9. Sejumlah uap air berubah menjadi air, menjadi es. Uap tersebut dikatakan mengalami peristiwa ….. a. menguap kemudian mencair b. mencair kemudian menguap c. mencair kemudian mengembun d. mengembun kemudian membeku
10. Peristiwa berikut yang termasuk perubahan fisika adalah …..
a. kertas dibakar menjadi abu c. beras menjadi nasi b. beras menjadi tepung d. lilin mencair
11. Raksa termasuk zat cair karena memiliki ciri-ciri …..
a. bentuk tetap, volume tetap b. bentuk tetap, volume tidak tetap c. bentuk tidak tetap, volume tetap d. bentuk dan volume tidak tetap
12. Deretan di bawah ini yang termasuk kelompok zat padat adalah …..
a. awan, garam dan raksa c. emas, garam dan tembaga b. uap air, elpiji dan udara d. bensin, alkohol dan spiritus
13. Perbedaan kayu dan air antara lain adalah …..
a. partikel kayu teratur, partikel air tidak teratur b. partikel kayu tidak teratur, partikel air teratur c. partikel kayu sangat berdekatan, partikel air berjauhan d. partikel kayu berjauhan, partikel air berdekatan
14. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
1) molekul-molekul gas senantiasa bergerak 2) molekul-molekul zat cair diam di tempat 3) molekul zat padat hanya dapat berputar dan bergetar di tempatnya. Pernyataan yang benar adalah.......... a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 1, 2 dan 3
15. Partikel-partikel gas dalam suatu ruang bergerak …..
a. lurus terus tanpa berbelok b. menurut garis lengkung c. secara sembarang d. secara zig-zag
16. Peristiwa berikut ini yang merupakan contoh miniskus cembung adalah ….. a. bensin dalam air b. air pada daun gelas c. minyak kelapa dalam gelas d. air dalam bejana berhubungan
17. Naiknya air tanah pada dinding tembok merupakan contoh peristiwa …..
a. difusi c. osmosis b. kapilaritas d. kapiler
18. Gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis disebut ….. a. adhesi c. tegangan permukaan b. kohesi d. meniscus
19. Massa jenis besi adalah 7900 kg/m3. Volume 3.950 kg besi adalah ….. a. 1 m3 c. 0,5m3 b. 2 m3 d. 0,2 m3
20. Peristiwa berikut ini yang merupakan contoh miniskus cekung adalah ….. a. bensin dalam gelas b. air pada daun talas c. minyak kelapa dalam gelas d. air dalam bejana berhubungan
KUNCI JAWABAN SOAL POST TES
1. D
2. C
3. C
4. C
5. D
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D
11. D
12. C
13. A
14. B
15. C
16. C
17. B
18. A
19. C
20. D
Lembar Kegiatan Siswa
Sifat Zat dan Perubahan Wujud Zat
1. Tujuan Percobaan : Memahami sifat-sifat zat dan perubahan wujud zat 2. Alat dan Bahan : - Meja
- Gelas Ukur - Buku - Pensil - Pulpen - Penggaris -Lilin korek api
3. Langkah Kerja : a. * Letakkan buku, pensil, penggaris dan pulpen diatas meja kalian.
* Pindahkan benda-benda tersebut keatas meja yang lainnya. * Amatilah keadaan benda-benda tersebut setelah berpindah!
b. * Ambillah gelas ukur dan tuangkan air kedalamnya sebanyak ± 200 cc * Pindahkan air dari gelas ukur dan tuangkan air kedalam kantong plastik. * Amati perubahan yang terjadi setelah air dipindahkan.
c. * Nyalakanlah lilin dengan menggunakan korek api. * Amati perubahan yang terjadi setelah lilin dinyalakan.
4. Data Percobaan : Wujud Zat Volume Bentuk
Pensil (padat) Buku (padat) Penggaris (padat) Pulpen (padat) Air (cair)
Setelah lilin dinyalakan akan mengalami perubahan…….dan setelah lilin mati, tetesan lilin berubah menjadi………
5. Pertanyaan : a. Sebutkan sifat-sifat zat padat, cair dan gas? b. Apakah yang kamu ketahui tentang perubahan wujud dari mencair dan
membeku? c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan menguap, menyublim dan mengembun?
6. Kesimpulan :
Lampiran 4
Lembar Kegiatan Siswa
Tegangan Permukaan dan Kapilaritas
1. Tujuan Percobaan : Memahami peristiwa kapilaritas dan tegangan permukaan 2. Alat dan Bahan : - Gelas Ukur - Kertas tisu
- Silet - Air - Pewarna
3. Langkah Kerja :
a. Isilah gelas ukur dengan air ± seperempat bagian. b. Masukkan silet kedalam gelas ukur secara perlahan-lahan, kemudian
cermatilah keadaan silet dan jawablah pertanyaan. c. Ambil silet dari dalam gelas, kemudian tuangkan pewarna kedalam gelas
tersebut. d. Masukkan sebagian kertas tisu kedalam gelas, sehingga seperempat dari
kertas tisu berada didalam gelas dan sebagian lagi berada diluar.
4. Hasil pengamatan : Setelah silet dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi air, apa yang terjadi
dengan silet……., mengapa terjadi seperti itu? Karena sifatnya mengalami……
Kertas tisu yang dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi air berwarna, akan berubah warna yang mulanya……. Menjadi …….. Jika diamati air tersebut meresap/ mengalir dari ujung tisu yang berasal dari dalam gelas menuju keatas, sehingga lama-kelamaan kertas tisu yang berada diluar akan berubah warna dan menjadi basah. Mengapa demikian….., disebut peristiwa…..
5. Pertanyaan : a. Apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan? b. Berilah contoh tentang peristiwa tegangan permukaan yang kamu ketahui
dalam kehidupan sehari-hari! c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gejala kapilaritas dan berikan
contohnya?
6. Kesimpulan :
Kel.1 Grapes (Anggur)
1. AANG FEBRIANTO 2. ABDUL KOHAR 3. ABDUL ROZAQ 4. ARIF MUSTAQIM 5. AHMAD MUJIB 6. AMIN UDIN 7. SUMARNO
Kel.2 Watermelon (Semangka)
1. DEWI TRI C.WR 2. DWI WAHYUNINGSIH 3. EMA KHASANAH 4. ENI LISTININGSIH 5. FITRIATUN 6. KHILMATUN AULIA
Kel.3 Pineapple (Nanas)
1. EKO WAHYONO 2. EVAN WIDIYANTO 3. FATHUR ROHMAN 4. KHOIRUL I 5. MOH. SIDIQ ARIYANTO 6. MOH. IKHWANUDIN 7. ZAMRANI ISNAN
Kel.4 Mango (Mangga)
1. LAILATUL MASKHAH 2. MILA HATFINA 3. MUTMAINAH 4. KHOIRIYAH 5. RINA MUFIDATUL KHUSNA 6. RAHMATUL FITRIAH
Saya kelompok apa yach?
Lampiran 5
Kel.5 Tangerine (Jeruk Keprok)
1. MOHSININ 2. MOH ULIN NUHA 3. MOH NUR JADANI SIDIQ 4. MOH SIRUL MAHMUD 5. MOHAMMAD TAMI 6. MONY SETYO N 7. ZAINI MUBAROK
Kel.6 Durian (Duren) 1. SITI ZAENAP 2. SITI NUR CHOLIDAH 3. SITI RAHAYU 4. SITI RODIYAH 5. SUKHIYATUL MUNA 6. ROBIKHAN
Lampiran 6
SOAL UJI INSTRUMEN Pilihlah salah satu jawaban yang di anggap benar dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban a, b, c atau d pada soal di bawah ini!
1. Sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang disebut ….. a. Benda c. Massa b. Gas d. Zat
2. Wujud zat dibedakan atas ….. a. Unsure dan senyawa b. Unsure senyawa dan campuran c. Padat ,cair dan gas d. Padat, cair dan unsure
3. Perhatikan table berikut NO Bentuk volume 1 2 3 4
Tetap Tetap Mengikuti tempat Mengikuti tempat
Tetap Berubah Tetap Berubah
Sifat yang di miliki zat cair adalah a. 1 c.3 b. 2 d.4
4. massa jenis di finisikan sebagai …. a. Perbandingan antara volume dengan massa suatu benda b. Banyaknya massa suatu satuan volume zat itu c. Hasil kali antara massa dengan volume zat itu d. Hasil bagi antara volume dengan massa zat itu
5. Massa jenis besi adalah 7900 kg/m3. Volume 3950 kg besi adalah …. a. 1m3 c. 0,5 m3 b. 2m3 d. 0,2 m3
6. Massa jenis emas adalah 19,3 gr/cm3. Apabila massa jenis ini dinyatakan dalam satuan SI adalah …. a. 193 kg/m3 c. 1930 kg/m3 b. 1,93 gr/m3 d. 19300 kg/m3
7. Untuk mengubah wujud Es menjadi cair di perlukan ….. a. Massa c. Kalor b. Tiupan d. Udara
8. Berikut ini yang bukan zat adalah …. a. Air c. Cahaya b. Oksigen d. Batu
9. Gas memiliki sifat-sifat ….. a. Bentuk tetap, volume tetap. b. Bentuk tetap, volume bisa berubah-ubah. c. Bentuk mengikuti tempat, volume tetap. d. Bentuk mengikuti tempat, volume berubah.
10. Perubahan zat padat menjadi zat cair di namakan …. a. Menyublim c. Mencair b. Mengembun d. Menguap
11. Perubahan gas menjadi cair di namakan ….
a. Menyublim c. Mencair b. Mengembun d. Menguap
12. Sejumlah uap air berubah menjadi air, menjadi es. Uap tersebut dikatakan mengalami peristiwa ….. a. Menguap kemudian mencair. b. Mencair kemudian menguap. c. Mencair kemudian mengembun. d. Mengembun kemudian membeku.
13. Mengecilnya ukuran kapur barus yang di simpan dalam lemari pakaian di sebabkan oleh peristiwa ….. a. Menguap c. Melebur b. Membeku d. Menyublim
14. Peristiwa berikut yang termasuk perubahan fisika adalah ….. a. Kertas dibakar menjadi abu. b. Bera menjadi tepung. c. Beras menjadi nasi. d. Lilin cair.
15. Deretan dibawah ini yang termasuk kelompok zat padat adalh ….. a. Awan, garam dan raksa. b. Uap air, elpiji dan udara. c. Emas, garam dan tembaga. d. Bensin, alcohol dan spiritus.
16. Raksa termasuk zat cair karena memliki ciri- ciri ….. a. Bentuk tetap, volum tetap. b. Bentuk tetap, volum tidak tetp. c. Bentuk tidak tetap, volum tetap. d. Bentuk dan volum tidak tetap.
17. Perbedaan kayu dan air antara lain adalah ….. a. Partikel kayu teratur, partikel air tidak teratur. b. Partikel kayu tidak teratur, partikel air teratur. c. Partikel kayu sangat berdekatan, partikel air berjauhan. d. Partikel kayu berjauhan, partikel air berdekatan.
18. Perhatikan pernyataan – pernyataan berikut. 1). Molekul-molekul gas senantiasa bergerak. 2). Molekul-molekul zat cair diam di tempat. 3).Molekul-molekul padat hanya dapat berputar dan bergetar di tempatya. a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 1,2 dan 3
19. Peristiwa naik atau turunya permukaan zat cair dalam pipa kapiler di sebut ….. a. Tegangan permukaan. b. Bejana berhubungan. c. Kapilaritas. d. Meniscus.
20. Partikel-partikel gas dalam suatu ruang bergerak ….. a. Lurus terus tanpa bergerak. b. Air pada daun gelas. c. Secara sembarang. d. Secara zig zag.
21. Peristiwa berikut yang merupakan contoh dari meniscus cembung adalah …..
a. Bensin dalam gelas . b. Air pada daun gelas. c. Minyak kelapa dalam gelas. d. Air dalam bejana berhubungan.
22. Naiknya air tanah pada dinding tembok merupakan contoh peristiwa ….. a. Difusi c. Osmosis b. Kapilaritas d. Kapiler
23. Gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis di sebut ….. a. Adhesi c. Tegangan permukaan b. Kohesi d. Meniscus
24. Dua buah benda mempunyai volume sama, tetapi massa jenisnya berbeda. Benda yang mempunyai massa jenis yang lebih besar akan mempunyai ….. a. Ukuran yang lebih kecil. b. Berat yang lebih besar. c. Menempati ruang yang lebih besar. d. Volume yang lebih besar.
25. Apabila kalori partikel-partikel zat yang lebih kecil kalori partikel zat cair dengan tempatnya, bentuk permukaan zat cair berbentuk ….. a. Cembung c. Datar b. Cekung d. Tidak tentu
Lampiran 7
PERHITUNGAN RELIABILITAS
Rumus Hoyt:
11r =VrVs
−1 atau 11r =Vr
VsVr −
Keterangan:
11r = Reliabilitas seluruh soal rV = Varian responden
sV = Varian sisa Diketahui:
40=N 25=K 651=∑ tX
110212 =∑ tX
∑ = 651B
∑ =177052B
∑ = 349S
Perhitungan reliabilitas:
1. Mencari jumlah kuadrat responden.
Ν×Κ
−Κ
= ∑∑ 22 )()(
XtXtrJk
= ( )4025
65125
11021 2
×−
= 440,84 – 423,801
= 17,039
2. Mencari jumlah kuadrat item.
NkXt
NB
iJk×
−= ∑∑ 22 )()(
4025)651(
4017705 2
×−=
= 442,625 – 423,801
= 18,824 3. Mencari jumlah kuadrat total.
∑ ∑∑ ∑
+=
)()())((
)(SB
SBtJk
= 349651
349.651+
= 1000
190164
= 190,164
4. Mencari jumlah kuadrat sisa.
)()()()( iJkrJktJksJk −−= = 190,164 – 17,039 – 18,824 = 154,301 5. Mencari varian responden dan varian sisa dengan tabel F.
Sumber Variansi
Jumlah Kuadrat
d.b Variansi
Responden
17,039 )140(
39−
436,039039,17
=
Item
18,824 )125(
24−
784,024824,18
=
Sisa
154,301 )2439999(
936−−
164,0936
301,154=
Total 190,164 )11000(
999−
190,0999
164,190=
Untuk mencari d.b sisa harus di cari d.b total dahulu baru dikurangi d.b responden dan d.b item.
d.b total 99911000140251 =−=−×=−×= Nk d.b respon 391401 =−=−= N d.b item 241251 =−=−= k
d.b Sisa = d.b total-d.b responden-d.b item.
24391000 −−=
936=
6. Memasukan ke dalam rumus Hoyt.
11rVrVs
−= 1
503,0161,01−=
320,01−=
623,0=
Jadi r11 = rhitung =0,623
Dengan 05.0=α dan 40=N dari tabel product moment di dapat 312,0=tabelr .
Karena hitungtabel rr > , Maka data tersebut reliabel
Lampiran 8
UJI NORMALITAS AWAL NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN
Nilai terbesar = 80
Nilai terkecil = 30
N = 40
Rentang ( )R = Data terbesar – Data terkecil = 80 - 30 = 50
Banyak kelas interval ( )k ( ) nlog3,31+= ( ) 40log3,31+= = 6,29 ≈6
Panjang kelas interval ( ) =p 33,86
50==
kR
≈8
Tabel distribusi nilai MID kelas Eksperimen !
No Kelas
Interval fi xi 2xi xifi ⋅ 2xifi ⋅ 1 30 - 38 2 34 1.156 68 2.312 2 39 - 47 8 43 1.849 344 14.792 3 48 - 56 10 52 2.704 520 27.040 4 57 - 65 11 61 3.721 671 40.931 5 66 - 74 4 70 4.900 280 19.600 6 75 - 83 5 79 6.241 395 31.205 7 Jumlah 40 2.278 135.880
Rata-rata 95,5640278.2
==⋅
=∑∑
fixifi
Varian ( ) ( )( )1
222
−
⋅−⋅= ∑ ∑
nnxifixifin
s
( )( )14040
278.2880.35.140 2
−−×
=
560.1
284.189.5200.435.5 −=
560.1
916.245=
= 157,6384 Simpangan baku ( ) 5554,126385,557.12 === ss
Daftar nilai frekuensi diharapkan dan pengamatan pada kelas Eksperimen !
No Kelas
Interval BK Z Peluang Z LD iE iO
20⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −
i
i
EiE
1 29,5 -2,19 0,4857
30 - 38 0,0565 2,26 2 0,0132
2 38,5 -1,47 0,4292
39 - 47 0,1558 6,232 8 0,7639
3 47,5 -0,75 0,2734
48 - 56 0,2574 10,296 10 1,2478
4 56,5 -0,04 0,016
57 - 65 0,2678 10,712 11 2,000
5 65,5 0,68 0,2518
66 - 74 0,1674 6,696 4 0,0107
6 74,5 1,4 0,4192
75 - 83 0,0634 2,536 5 0,0243 7 83,5 2,11 0,4826 8 Jumlah 40 3,913
19,25554,12
95,565,29−=
−=
−=
sXx
Z i
Untuk mencari peluang Z lihat tabel Z, misal Z = -2,19. Maka, Z tabel = 0,4857. Luas Daerah (LD) misal; 0,4857-0,4292= 0,0565 Frekuensi diharapkan ( iE ) = LD 40× , misal; 26,2400565,0 =× Di dapat nilai 913,32 =x Dengan 05,0=α dan ( )3−= kdk ( )36 −= = 3, Dari tabel distribusi chi kuadrat
di dapat ( )( ) 81,7395,02 =x
Karena tabelhitung xx 22 < , Maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 9
UJI NORMALITAS AWAL NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL Nilai terbesar = 80 Nilai terkecil = 35
N = 40
Rentang ( )R = Data terbesar – Data terkecil = 80 - 35
= 45
Banyak kelas interval ( )k ( ) nlog3,31+=
( ) 40log3,31+=
= 6,29 ≈6
Panjang kelas interval ( ) =p 5,7645
==kR
≈8
Tabel distribusi nilai MID kelas kontrol!
No Kelas
Inteval fi xi 2xi xifi ⋅ 2xifi ⋅ 1 35 - 43 5 39 1.521 195 7.605 2 44 - 52 9 48 2.304 432 20.736 3 53 - 61 11 57 3.249 627 35.739 4 62 - 70 11 66 4.356 726 47.916 5 71 - 79 3 75 5.625 225 16.875 6 80 - 88 1 84 7.056 84 7.056 7 Jumlah 40 369 24.111 2.289 135.927
Rata-rata 225,5740289.2
==⋅
=∑∑
fixifi
Varian ( ) ( )( )1
222
−
⋅−⋅= ∑ ∑
nnxifixifin
s
( )( )14040
289.2927.13540 2
−−×
=
560.1559.197
=
= 126,640
Simpangan baku ( ) === 6404,1262ss 11,253
Daftar nilai frekuensi diharapkan dan pengamatan pada kelas kontrol!
No Kelas
Interval BK Z Peluang
Z LD
iE iO
20⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −
i
i
EiE
1 34,5 -2,02 0,4783
35 - 43 0,0895 3,58 5 0,0537
2 43,5 -1,22 0,3888
44 - 52 0,226 9,04 9 0,6510
3 52,5 -0,42 0,1628
53 - 61 0,3108 12,432 11 0,1534
4 61,5 0,38 0,148
62 - 70 0,233 9,32 11 0,1652
5 70,5 1,18 0,381
71 - 79 0,0951 3,804 3 0,0980
6 79,5 1,98 0,4761
80 - 88 0,0212 0,848 1 0,0650 7 88,5 2,78 0,4973 8 Jumlah 40 1,1863
02,22535,11
23,575,34−=
−=
−=
sXx
Z i
Untuk mencari peluang Z lihat tabel Z, misal Z = -2,02 maka, Z tabel = 0,4783 Luas Daerah (LD) misal; 0,4783-0,3888 = 0,0895 Frekuensi diharapkan ( iE ) = LD 40× , misal; 58,3400895,0 =× Di dapat nilai 1863,12 =x Dengan 05,0=α dan ( )3−= kdk ( )36 −= = 3, Dari tabel distribusi chi kuadrat
di dapat ( )( ) 81,7395,02 =x
Karena tabelhitung xx 22 < , Maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 10
UJI NORMALITAS NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN
Nilai terbesar = 90
Nilai terkecil = 40
N = 40
Rentang ( )R = Data terbesar – Data terkecil
= 90 - 40 = 50
Banyak kelas interval ( )k ( ) nlog3,31+= ( ) 40log3,31+= = 6,29 ≈6
Panjang kelas interval ( ) =p 33,86
50==
kR
≈8
Tabel distribusi nilai MID kelas Eksperimen !
No Kelas
Inteval fi xi 2xi xifi ⋅ 2xifi ⋅ 1 40 - 48 2 44 1.936 88 3872 2 49 - 57 7 53 2.809 371 19663 3 58 - 66 11 62 3.844 682 42284 4 67 - 75 10 71 5.041 710 50410 5 76 - 84 4 80 6.400 320 256006 85 - 93 6 89 7.921 534 47526 7 Jumlah 40 - - 2.705 189.355
Rata-rata 625,6740705.2
==⋅
=∑∑
fixifi
Varian ( ) ( )( )1
222
−
⋅−⋅= ∑ ∑
nnxifixifin
s
( )( )14040
705.2355.18940 2
−−×
=
560.1
025.317.7200.574.7 −=
560.1
175.257=
= 161,518 Simpangan baku ( ) 709,12,518,1612 === ss
Daftar nilai frekuensi diharapkan dan pengamatan pada kelas Eksperimen !
No Kelas
Interval BK Z Peluang
Z LD iE iO
20⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −
i
i
EiE
1 39,5 -2,19 0,4857
40 - 48 0,0551 2,204 2 0,008
2 48,5 -1,48 0,4306
49 - 57 0,1454 5,816 7 1,041
3 57,5 -0,79 0,2852
58 - 66 0,2493 9,972 11 0,803
4 66,5 -0,09 0,0359
67 - 75 0,265 10,6 10 1,584
5 75,5 0,61 0,2291
76 - 84 0,1758 7,032 4 1,304
6 84,5 1,31 0,4049
85 - 93 0,0729 2,916 6 0,248 7 93,5 2,01 0,4778 8 Jumlah 40 4,988
19,28396,12
63,675,39−=
−=
−=
sXx
Z i
Untuk mencari peluang Z lihat tabel Z, misal Z = -2,19. Maka, Z tabel = 0,4857. Luas Daerah (LD) misal; 0,4857-0,4306 = 0,0551 Frekuensi diharapkan ( iE ) = LD 40× , misal; 204,2400551,0 =× Di dapat nilai 988,42 =x Dengan 05,0=α dan ( )3−= kdk ( )36 −= = 3, Dari tabel distribusi chi kuadrat
di dapat ( )( ) 81,7395,02 =x
Karena tabelhitung xx 22 < , Maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 11
UJI NORMALITAS NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS KONTROL
Rentang ( )R = Data terbesar – Data terkecil
= 80 - 35
= 45
Banyak kelas interval ( )k ( ) nlog3,31+=
( ) 40log3,31+=
= 6,29 ≈6
Panjang kelas interval ( ) =p 5,7645
==kR
≈8
Tabel distribusi nilai hasil belajar kelas kontrol!
No Kelas
interval fi xi 2xi xifi ⋅ 2xifi ⋅ 1 35 - 43 5 39 1.521 195 7605 2 44 - 52 11 48 2.304 528 25344 3 53 - 61 10 57 3.249 570 32490 4 62 - 70 9 66 4.356 594 39204 5 71 - 79 4 75 5.625 300 225006 80 - 88 1 84 7.056 84 7056 7 Jumlah 40 2.285 141516
Rata-rata 125,5740
2285==
⋅=∑∑
fixifi
Varian ( ) ( )( )1
222
−
⋅−⋅= ∑ ∑
nnxifixifin
s
( )( )14040
228514151640 2
−−×
=
560.1
441.157.5960.367.5 −=
560.1
519.210=
= 174,2136 Simpangan baku ( ) === 2136,1742ss 13,199
Daftar nilai frekuensi diharapkan dan pengamatan pada kelas kontrol!
No Kelas
Interval BK Z Peluang
Z LD iE iO
20
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −
i
i
EEi
1 34,5 -1,92 0,4726
35 - 43 0,0997 3,988 5 0,643
2 43,5 -1,14 0,3729
44 - 52 0,2286 9,144 11 1,2986
3 52,5 -0,37 0,1443
53 - 61 0,3034 12,136 10 0,7632
4 61,5 0,41 0,1591
62 - 70 0,2219 8,876 9 0,0188
5 70,5 1,18 0,381
71 - 79 0,094 3,76 4 0,0153
6 79,5 1,96 0,475
80 - 88 0,0218 0,872 1 0,0017 7 88,5 2,73 0,4968 8 Jumlah 40 2,1619
92,16167,11
78,565,34−=
−=
−=
sXx
Z i
Untuk mencari peluang Z lihat tabel Z, misal Z = -1,92. Maka, Z tabel = 0,4726 Luas Daerah (LD) misal; 0,4726-0,3729 = 0.0997 Frekuensi diharapkan ( iE ) = LD 40× , misal; 988,3400997,0 =× Di dapat nilai 1619,22 =x Dengan 05,0=α dan ( )3−= kdk ( )36 −= = 3, Dari tabel distribusi chi kuadrat
di dapat ( )( ) 81,7395,02 =x
Karena tabelhitung xx 22 < , Maka data tersebut berdistribusi normal
KUNCI JAWABAN SOAL UJI INSTRUMEN
1. D
2. C
3. D
4. B
5. C
6. D
7. C
8. C
9. D
10. C
11. B
12. D
13. A
14. D
15. C
16. D
17. A
18. B
19. C
20. C
21. C
22. B
23. A
24. D
25. B
Lampiran 12
UJI HOMOGENITAS AWAL NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN
Tabel varian-varian dari frekuensi data kelas Eksperimen !
Frekuensi KELOMPOK
1 2 3 4 5 6 1 30 40 50 60 70 75 2 35 40 50 60 70 75 3 40 50 60 70 75 4 45 50 60 70 80 5 45 50 60 80 6 45 55 60 7 45 55 65 8 45 55 65 9 55 65 10 55 65 11 65
Jumlah 65 345 525 685 280 385 Rata-rata 32,5 43,13 52,5 5,91 70 77
2is 12,5 6,7 6,94 6,82 0 7,5
Tabel Uji Barlett!
No Sampel dk dk1
2is 2
isdk ⋅ 2.log is 2.log. isdk
1 1 1 1 12,5 12,5 1,0968 1,0968 2 2 7 0,1429 6,7 46,9 0,8261 5,7825 3 3 9 0,1111 6,94 62,46 0,8414 7,5722 4 4 10 0,1 6,82 68,2 0,8338 8,3378 5 5 3 0,3333 0 0 0 0 6 6 4 0,25 7,5 30 0,8751 3,5002 7 Jumlah 34 1,9373 220,06 26,2905
( ) ( )( )∑∑ −−= 11 22iii nsns = 4724,6
3406,220
=
B= ( )2log s ( )1−∑ in ( )4724,6log= ( ) 5774,27348111,034 =×=
( )10ln2 =x ( ){ }∑ −−Β 2log1 sni ( )( )2905,265774,2710ln −=
2869.13026.2 ×=
9619,2=
Dengan 05,0=α dan dk = ( ) =−1k ( 6 - 1 ) = 5, Dari tabel distribusi 2x di dapat
( )( ) 1,112595,0 =x
Karena tabelhitung xx 22 < , Maka data tersebut homogen.
Lampiran 13
UJI HOMOGENITAS AWAL NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK KELAS KONTROL
Tabel varian-varian dari frekuensi data kelas kontrol!
Frekuensi KELOMPOK
1 2 3 4 5 6 1 35 45 55 65 75 80 2 35 45 55 65 75 3 40 45 55 65 75 4 40 45 55 65 5 40 45 55 65 6 50 55 65 7 50 60 65 8 50 60 65 9 50 60 70 10 60 70 11 60 70
Jumlah 190 425 630 730 225 80Rata-rata 38 47.22 57.27 66.36 75 80
2is 7.5 6.94 6.82 5.45 0 0
Tabel Uji Barlett!
No Sampel dk dk1 2
is 2isdk ⋅ 2.log is 2.log. isdk
1 1 4 0,25 7,5 30 0,8751 3,5002 2 2 8 0,125 6,94 55,52 0,8414 6,7308 3 3 10 0,1 6,82 68,2 0,8338 8,3378 4 4 10 0,1 5,45 54,5 0,7364 7,3639 5 5 2 0,5 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 0 0 7 Jumlah 34 1,075 208,22 25,9329
( ) ( )( )∑∑ −−= 11 22iii nsns = 1241,6
3422,208
=
B= ( )2log s ( )1−∑ in ( )1241,6log= ( ) 759,2634787,034 =×=
( )10ln2 =x ( ){ }∑ −−Β 2log1 sni ( )( )9336,25758,2610ln −=
( ) 8244,03026,2 ×= 9032,1=
Dengan 05,0=α dan dk = ( ) =−1k ( 6 - 1 ) = 5, Dari tabel distribusi 2x di dapat
( )( ) 1,112595,0 =x
Karena tabelhitung xx 22 < , Maka data tersebut homogen.
Lampiran 14
UJI HOMOGENITAS NILAI HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
Tabel varian-varian dari frekuensi data kelas Eksperimen !
Frekuensi KELOMPOK
1 2 3 4 5 6 1 40 50 60 70 80 85 2 45 50 60 70 80 85 3 50 60 70 80 85 4 50 60 70 80 85 5 55 60 75 85 6 55 60 75 90 7 55 65 75 8 65 75 9 65 75
10 65 75 11 65
Jumlah 85 365 685 730 320 515 Rata-rata 42.5 52.14 62.27 73 80 85.83
2is 12.5 7.14 6.82 6.67 0 4.17
Tabel Uji Barlett
No Sampel dk dk1 2
is 2isdk ⋅ 2.log is 2.log. isdk
1 1 1 1 12,5 12,5 1,0969 1,0969 2 2 6 0,1667 7,14 42,84 0,8537 5,1221 3 3 10 0,1 6,82 68,2 0,8338 8,337 4 4 9 0,1111 6,67 60,03 0,8241 7,4169 5 5 3 0,3333 0 0 0 0 6 6 5 0,2 4,17 20,85 0,6201 3,1006 7 JUMLAH 34 204,42 25,0745
( ) ( )( )∑∑ −−= 11 22iii nsns = 0123,6
3442,204
=
B= ( )2log s ( )1−∑ in ( )0124,6log= ( ) 487,2634779,034 =×=
( )10ln2 =x ( ){ }∑ −−Β 2log1 sni ( )( )0745,25486,2610ln −=
4115,13026.2 ×=
252,3=
Dengan 05,0=α dan dk = ( ) =−1k ( 6 - 1 ) = 5, Dari tabel distribusi 2x di dapat
( )( ) 1,112595,0 =x
Karena tabelhitung xx 22 < , Maka data tersebut homogen.
Lampiran 15
UJI HOMOGENITAS NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS KONTROL
Tabel varian-varian dari frekuensi data kelas kontrol!
Frekuensi KELOMPOK
1 2 3 4 5 6 1 35 45 55 65 75 80 2 35 45 55 65 75 3 40 45 55 65 75 4 40 45 55 65 75 5 40 45 55 65 6 45 55 65 7 50 55 70 8 50 60 70 9 50 60 70
10 50 60 11 50
Jumlah 190 520 565 600 300 80 Rata-rata 38 4,73 56,5 66,67 75 80
2is 7,5 6,82 5,83 6,25 0 0
Tabel Uji Barlett!
No Sampel dk dk1 2
is 2isdk ⋅ 2.log is 2.log. isdk
1 1 4 0,25 7,5 30 0,8751 3,5002 2 2 10 0,1 6,82 68,2 0,8338 8,3378 3 3 9 0,1111 5,83 52,47 0,7657 6,8910 4 4 8 0,125 6,25 50 0,7959 6,3670 5 5 3 0,3333 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 0 0 7 Jumlah 34 0,9194 200,67 25,0961
( ) ( )( )∑∑ −−= 11 22iii nsns = 9020,5
3467,200
=
B= ( )9021,5log ( ) 214,2634771,034 =×= ( )10ln2 =x ( ){ }∑ −−Β 2log1 sni
( )( )0969,25214,2610ln −=
1171,13026,2 ×= 574,2=
Dengan 05,0=α dan dk = ( ) =−1k ( 6 - 1 ) = 5, Dari tabel distribusi 2x di dapat
( )( ) 1,112595,0 =x
Karena tabelhitung xx 22 < , Maka data tersebut homogen.
Lampiran 16
UJI PERBEDAAN RATA-RATA DATA KONDISI AKHIR HASIL BELAJAR ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Hipotesis: 210 µµ ==H
211 µµ >=H
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:S
nn
xxt
21
2
111
+
−=
Dimana ( ) ( )
211
21
222
211
−+−+−
=nn
SnSnS
0H di tolak apabila ( )( )21 21 −+−> nntt α Daerah Penolakan 0H Daerah Penerimaan 0H
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas eksperimen Kelas kontrol ∑ 2.705 2.285
n 40 40
X 67,625 57,125 S 2 164,855 174,213 SD 12,709 13,199
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
( ) ( )
211
21
222
211
−+−+−
=nn
SnSnS = ( ) ( ) 0205,13
240402136,174140518,161140
=−+−+−
Snn
xxt
21
2
111
+
−= = 624,3
401
4010205,13
125,57625,67=
+
−
Pada %5=α , dengan dk = 40 + 40 – 2 = 78. Maka diperoleh 66,1=tabelt Daerah Penolakan 0H
Daerah Penerimaan 0H
1,66 3,624
Karena t berada pada daerah penolakan 0H , maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih efektif.
Lampiran 17
DAFTAR RESPONDEN KELAS KONTROL
NO KODE NAMA 1 K_01 Abdul Fattah 2 K_02 Abdul Muis 3 K_03 Ahmad Anton Rohman 4 K_04 Achmad Taifur Rahman 5 K_05 Achmad Khoerur Rofiki 6 K_06 Ade Rizki Fauzan 7 K_07 Aini Afifah 8 K_08 Akbarudin 9 K_09 Azizah 10 K_10 Casmiati 11 K_11 Didik Sugiarto 12 K_12 Dzawil Arkham 13 K_13 Erna Widya Ningsih 14 K_14 Hidhayatun Ni’mah 15 K_15 Imam Mustofa 16 K_16 Fifi Eka Nuryanti 17 K_17 Istianah 18 K_18 Imam Winarno 19 K_19 Khoiriyah 20 K_20 Lilis Aniwati 21 K_21 Lukman Hakim Rizal A 22 K_22 Moh Yusuf Nur Faizal 23 K_23 Moh Abidin 24 K_24 Moh Rianto
25 K_25 Moh Ulil Albab 26 K_26 Moh Nur Khozim 27 K_27 Muniqoh 28 K_28 Naily Sa’dah 29 K_29 Nur Afifah 30 K_30 Nur ikhsan 31 K_31 Nurus Solikhan 32 K_32 Putri oktaviana 33 K-33 Rahmat Aditya Eko Saputra 34 K-34 Revi Dian Larasati 35 K_35 Shoti khanifudin 36 K_36 Suciati 37 K_37 Suroso 38 K_38 Zainal Arifin 39 K_39 Wahyu Aprilian Sari 40 K_40 Winarno
DAFTAR RESPONDEN KELAS EKSPERIMEN
NO KODE NAMA 1 E_01 Aang Febrianto 2 E_02 Abdul khohar 3 E_03 Abdur Rozaq 4 E_04 Arif Mustaqim 5 E_05 Ahmad Mujib 6 E_06 Amin Udin 7 E_07 Dewi Tri C Ws 8 E_08 Dwi Wahyuningsih 9 E_09 Eko Wahyono 10 E_10 Ema Khasanah 11 E_11 Enilistihningsih 12 E_12 Evan Widiyanto 13 E_13 Fitriatun 14 E_14 Fatkhur Rahman 15 E_15 Khilmatun Aulia 16 E_16 Khoirul I 17 E_17 Lailatul Maskhah 18 E_18 Moh Sidiq Aryanto 19 E_19 Moh ikhwanudin 20 E_20 Mohsinin 21 E_21 Moh Ulin Nuha 22 E_22 Moh Nurjadani Sidiq 23 E_23 Moh Sirul Maqmud 24 E_24 Moh Tami
25 E_25 Monny Setyo N 26 E_26 Mila Hatfina 27 E_27 Mutmainah 28 E_28 Khoiriyah 29 E_29 Rina Mufidatul Khusna 30 E_30 Rizqi Maulana 31 E_31 Rohmatul Fitriah 32 E_32 Robikhan 33 E_33 Siti Zaenab 34 E_34 Siti Nur Kholidah 35 E_35 Siti Rahayu 36 E_36 Siti Rodiyah 37 E_37 Sokhiyatul Muna 38 E_38 Sumarno 39 E_39 Zaini Mubarok 40 E_40 Zamroni Isman
Lampiran 18
DAFTAR RESPONDEN KELAS UJI INSTRUMEN
NO KODE NAMA 1 E_01 Afifudin 2 E_02 Ali sodikin 3 E_03 Amirullah 4 E_04 Angga winarso 5 E_05 Dani Arisandi 6 E_06 Desi susanti 7 E_07 Dwi Margiasih 8 E_08 Dian Agustina 9 E_09 Dian Handoko 10 E_10 Dian Fitriasih 11 E_11 Endah Ayu A 12 E_12 Fajar tri rahayu 13 E_13 Fani rasiani 14 E_14 Iib Widyaningsih 15 E_15 Iksanudin 16 E_16 Jumaroh 17 E_17 Maisyatun 18 E_18 Maulidin 19 E_19 Niki fitri 20 E_20 Nizar Aini 21 E_21 Novian Putra 22 E_22 Nur Amaliyah 23 E_23 Nur Edi 24 E_24 Nur laily
25 E_25 Priyatin 26 E_26 Rudi saputra 27 E_27 Saepudin 28 E_28 Sti Aminah 29 E_29 Siti Nur khasanah 30 E_30 Slamey Rdiyanto 31 E_31 Sopiyah 32 E_32 Sri Wahyuningsih 33 E_33 Sukamto 34 E_34 Sutikno 35 E_35 Sutrisno 36 E_36 Tri ida kholiyah 37 E_37 Tri Sri Rahayu 38 E_38 Verawati 39 E_39 Zendi Saputra 40 E_40 Ziyan Pamuji
DAFTAR NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK KELAS KONTROL
NO KODE NAMA NILAI 1 K_01 Abdul Fattah 40 2 K_02 Abdul Muis 75 3 K_03 Ahmad Anton Rohman 454 K_04 Achmad Taifur Rahman 55 5 K_05 Achmad Khoerur Rofiki 60 6 K_06 Ade Rizki Fauzan 70 7 K_07 Aini Afifah 50 8 K_08 Akbarudin 40 9 K_09 Azizah 35 10 K_10 Casmiati 45 11 K_11 Didik Sugiarto 75 12 K_12 Dzawil Arkham 50 13 K_13 Erna Widya Ningsih 70 14 K_14 Hidhayatun Ni’mah 65 15 K_15 Imam Mustofa 55 16 K_16 Fifi Eka Nuryanti 40 17 K_17 Istianah 60 18 K_18 Imam Winarno 60 19 K_19 Khoiriyah 65 20 K_20 Lilis Aniwati 55 21 K_21 Lukman Hakim Rizal A 60 22 K_22 Moh Yusuf Nur Faizal 35 23 K_23 Moh Abidin 60 24 K_24 Moh Rianto 65 25 K_25 Moh Ulil Albab 75
26 K_26 Moh Nur Khozim 45 27 K_27 Muniqoh 50 28 K_28 Naily Sa’dah 65 29 K_29 Nur Afifah 65 30 K_30 Nur ikhsan 60 31 K_31 Nurus Solikhan 45 32 K_32 Putri oktaviana 80 33 K-33 Rahmat Aditya Eko Saputra 55 34 K-34 Revi Dian Larasati 50 35 K_35 Shoti khanifudin 70 36 K_36 Suciati 45 37 K_37 Suroso 55 38 K_38 Zainal Arifin 65 39 K_39 Wahyu Aprilian Sari 65 40 K_40 Winarno 55
Lampiran 19
DAFTAR NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN
NO KODE NAMA NILAI 1 E_01 Aang Febrianto 40 2 E_02 Abdul khohar 30 3 E_03 Abdur Rozaq 70 4 E_04 Arif Mustaqim 50 5 E_05 Ahmad Mujib 45 6 E_06 Amin Udin 60 7 E_07 Dewi Tri C Ws 55 8 E_08 Dwi Wahyuningsih 60 9 E_09 Eko Wahyono 35 10 E_10 Ema Khasanah 45 11 E_11 Enilistihningsih 70 12 E_12 Evan Widiyanto 50 13 E_13 Fitriatun 65 14 E_14 Fatkhur Rahman 40 15 E_15 Khilmatun Aulia 45 16 E_16 Khoirul I 65 17 E_17 Lailatul Maskhah 55 18 E_18 Moh Sidiq Aryanto 65 19 E_19 Moh ikhwanudin 80 20 E_20 Mohsinin 60 21 E_21 Moh Ulin Nuha 50 22 E_22 Moh Nurjadani Sidiq 65 23 E_23 Moh Sirul Maqmud 65
24 E_24 Moh Tami 55 25 E_25 Monny Setyo N 70 26 E_26 Mila Hatfina 60 27 E_27 Mutmainah 75 28 E_28 Khoiriyah 40 29 E_29 Rina Mufidatul Khusna 50 30 E_30 Rizqi Maulana 60 31 E_31 Rohmatul Fitriah 55 32 E_32 Robikhan 75 33 E_33 Siti Zaenab 75 34 E_34 Siti Nur Kholidah 70 35 E_35 Siti Rahayu 50 36 E_36 Siti Rodiyah 45 37 E_37 Sokhiyatul Muna 55 38 E_38 Sumarno 80 39 E_39 Zaini Mubarok 45 40 E_40 Zamroni Isman 60
DAFTAR NILAI POST TEST PESERTA DIDIK KELAS KONTROL
NO KODE NAMA NILAI 1 K_01 Abdul Fattah 35 2 K_02 Abdul Muis 60 3 K_03 Ahmad Anton Rohman 45 4 K_04 Achmad Taifur Rahman 50 5 K_05 Achmad Khoerur Rofiki 55 6 K_06 Ade Rizki Fauzan 75 7 K_07 Aini Afifah 50 8 K_08 Akbarudin 65 9 K_09 Azizah 45 10 K_10 Casmiati 35 11 K_11 Didik Sugiarto 75 12 K_12 Dzawil Arkham 40 13 K_13 Erna Widya Ningsih 55 14 K_14 Hidhayatun Ni’mah 70 15 K_15 Imam Mustofa 50 16 K_16 Fifi Eka Nuryanti 45 17 K_17 Istianah 55 18 K_18 Imam Winarno 60 19 K_19 Khoiriyah 75 20 K_20 Lilis Aniwati 45 21 K_21 Lukman Hakim Rizal A 65 22 K_22 Moh Yusuf Nur Faizal 40 23 K_23 Moh Abidin 55 24 K_24 Moh Rianto 65 25 K_25 Moh Ulil Albab 65
26 K_26 Moh Nur Khozim 45 27 K_27 Muniqoh 55 28 K_28 Naily Sa’dah 65 29 K_29 Nur Afifah 65 30 K_30 Nur ikhsan 45 31 K_31 Nurus Solikhan 60 32 K_32 Putri oktaviana 80 33 K-33 Rahmat Aditya Eko Saputra 50 34 K-34 Revi Dian Larasati 55 35 K_35 Shoti khanifudin 75 36 K_36 Suciati 40 37 K_37 Suroso 50 38 K_38 Zainal Arifin 70 39 K_39 Wahyu Aprilian Sari 70 40 K_40 Winarno 55
Lampiran 20 DAFTAR NILAI POST TEST PESERTA DIDIK
KELAS EKSPERIMEN
NO KODE NAMA NILAI 1 E_01 Aang Febrianto 60 2 E_02 Abdul khohar 55 3 E_03 Abdur Rozaq 65 4 E_04 Arif Mustaqim 50 5 E_05 Ahmad Mujib 50 6 E_06 Amin Udin 60 7 E_07 Dewi Tri C Ws 55 8 E_08 Dwi Wahyuningsih 70 9 E_09 Eko Wahyono 40 10 E_10 Ema Khasanah 60 11 E_11 Enilistihningsih 70 12 E_12 Evan Widiyanto 65 13 E_13 Fitriatun 65 14 E_14 Fatkhur Rahman 50 15 E_15 Khilmatun Aulia 45 16 E_16 Khoirul I 75 17 E_17 Lailatul Maskhah 90 18 E_18 Moh Sidiq Aryanto 85 19 E_19 Moh ikhwanudin 90 20 E_20 Mohsinin 55 21 E_21 Moh Ulin Nuha 65 22 E_22 Moh Nurjadani Sidiq 80 23 E_23 Moh Sirul Maqmud 60 24 E_24 Moh Tami 85
25 E_25 Monny Setyo N 65 26 E_26 Mila Hatfina 60 27 E_27 Mutmainah 75 28 E_28 Khoiriyah 70 29 E_29 Rina Mufidatul Khusna 60 30 E_30 Rizqi Maulana 75 31 E_31 Rohmatul Fitriah 85 32 E_32 Robikhan 60 33 E_33 Siti Zaenab 85 34 E_34 Siti Nur Kholidah 60 35 E_35 Siti Rahayu 80 36 E_36 Siti Rodiyah 80 37 E_37 Sokhiyatul Muna 60 38 E_38 Sumarno 80 39 E_39 Zaini Mubarok 75 40 E_40 Zamroni Isman 85
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN Nama Sekolah : MTsN Pamotan Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII Semester : Ganjil Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan Perubahannya
Kompetensi Dasar
Materi Pokok / Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
Menyelidiki sifat- sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.
Zat dan Wujudnya
• Melakukan percobaan perubahan wujud zat
• Mencari informasi
perbedaan dari kohesi dan adhesi
• Mengaplikasikan peristiwa kapilaritas
• Menyelidiki perubahan wujud suatu zat
• Membedakan
kohesi dan adhesi
• Mengkaitkan
peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari - hari
Tes unjuk kerja produk Tes tertulis Tes tertulis
Uji petik kerja produk
Pilihan Ganda
Pilihan Ganda
Lakukanlah percobaan untuk mengamati peristiwa perubahan wujud zat dan sifat -sifat zat dengan menggunakan alat dan bahan yang disediakan
Gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis disebut......
a. Adhesi b. Kohesi c. Meniskus d. Tekanan
Naiknya air pada dinding tembok merupakan scontoh peristiwa.......
a. Difusi b. Kapilaritas c. Osmosis d. Kapiler
4 X 40 Buku siswa,LKS dan alat – alat praktikum
KISI-KISI SOAL PRE TEST Satuan Pendidikan : MTsN Pamotan Jumlah Soal : 20 Kelas/Semester : VII/I Waktu :80 menit Mata Pelajaran : IPA Fisika Bentuk Soal : Pilihan Ganda Konsep : Zat dan wujudnya Standar Kompetensi : Memahami Memahami Wujud Zat dan Perubahannya
Kompetensi Dasar Indikator Materi Sub Materi No Soal Kunci Jawaban
Menyelidiki sifat – sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapanya dalam kehidupan sehari - hari.
Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat
Membedakan kohesi dan adhesi
Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari - hari
Zat dan Wujudnya
Sifat – sifat zat 1, 2, 4, 5,11,12,13,14,15,19
D,C,C,D,C,C,A,B,C,B
Perubahan wujud zat 3,6, 7, 8,9,10 A,C,A,A,D, D
Kohesi dan Adhesi 16, 17, 18, 20 B,B,A,B
KISI-KISI SOAL UJI INSTRUMEN Satuan Pendidikan : MTsN Pamotan Jumlah Soal : 20 Kelas/Semester : VII/I Waktu : 80 menit Mata Pelajaran : IPA Fisika Bentuk Soal : Pilihan Ganda Konsep : Zat dan wujudnya Standar Kompetensi : Memahami Memahami Wujud Zat dan Perubahannya
Kompetensi Dasar Indikator Materi Sub Materi No Soal Kunci Jawaban
Menyelidiki sifat – sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapanya dalam kehidupan sehari - hari.
Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat
Membedakan kohesi dan adhesi
Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari - hari
Zat dan Wujudnya
Sifat – sifat zat 1, 2,3,4,5,6,8,9,15,16, 17,18, 20
D,C,D,B,C,D,C,D C,D,A,B,C
Perubahan wujud zat
7,10,11,12,13,14 C,C,B,D,A,D
Kohesi dan Adhesi
19,21,22,23,24,25 C,C,B,A,D,B
KISI-KISI SOAL POST TEST Satuan Pendidikan : MTsN Pamotan Jumlah Soal : 20 Kelas/Semester : VII/I Waktu :80 menit Mata Pelajaran : IPA Fisika Bentuk Soal : Pilihan Ganda Konsep : Zat dan wujudnya Standar Kompetensi : Memahami Memahami Wujud Zat dan Perubahannya
Kompetensi Dasar Indikator Materi Sub Materi No Soal Kunci Jawaban
Menyelidiki sifat – sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapanya dalam kehidupan sehari - hari.
Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat
Membedakan kohesi dan adhesi
Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari - hari
Zat dan Wujudnya
Sifat – sifat zat 1, 2, 3,5,6,12,13,14,15,16,17
B,C,C,C,D,C,C, B,A,B,C
Perubahan wujud zat
4,7,8,9,10,11 C,C,B,A,B
Kohesi dan Adhesi 18,19,20 C,B,A