jtptiain gdl abdulghofa 5448 1 abdulgh 2
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN ZAKAT.
(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02
Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
ABDUL GHOFAR
NIM : 093111232
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Abdul Ghofar
NIM : 093111232
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Abdul Ghofar
NIM. 093111232
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan
Judul : Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar pada Mapel Fiqih Pokok Bahasan Zakat.
(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah
HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan Selatan Kota
Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011)
Nama : Abdul Ghofar
NIM : 093111232
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh dewan penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
Drs. Mat Solikhin, M.Ag Dr. Hamdani Muín, M.Ag
NIP. 19600524 199403 1 001 NIP. 19720405 199903 1 001
Penguji I Penguji II
Lift Anis Mas’shumah, M.Ag Ahmad Muthohar, M.Ag
NIP. 19720928 199703 2 001 NIP. 19691107 199603 1 001
Pembimbing,
Dr. Sujaí, M.Ag
NIP. 19700503199603 1 003
iv
Semarang, Juni 2011
NOTA PEMBIMBING
Kepada :
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di – Semarang
Assalamuálaikum wr wb
Dengan ini dibertitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar pada Mapel Fiqih Pokok Bahasan Zakat.
(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah
HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan Selatan Kota
Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011)
Nama : Abdul Ghofar
NIM : 093111232
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqosyah.
Wassalamuálaikum wr wb
Pembimbing,
v
ABSTRAK
Abdul Ghofar (NIM. 093111232). Penerapan Metode Problem Solving untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar pada Mapel Fiqih Pokok Bahasan Zakat.
(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02
Banyurip Alit Pekalongan Selatan Kota Pekalongan Tahun Pelajaran
2010/2011).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: peningkatan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan zakat dengan
menggunakan metode Problem Solving.
Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada
siswa kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan
Kota Pekalongan. Dari observasi secara langsung secara langsung dikelas IV
sebelum penelitian tindakan, dapat diketahui bahwa metode yang diberikan guru
pada mata pelajaran fiqih masih menggunakan metode ceramah, siswa
menunjukkan sikap yang kurang aktif pada saat pembelajaran berlangsung.
Selama proses pembelajaran ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan dari guru pengampu, mereka lebih suka bermainkarya sendiri baik
mencoret-coret bukunya ataupun berbicara dengan teman sebangkunya, sehingga
keaktifan siswa dalam pembelajaran tidak tampak.
Obyek penelitian ini adalah MSI HIFAL 02 Banyurip Alit
Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Dalam penelitian yang diambil
kelas IV untuk penerapan pembelajaran melalui metode Problem Solving yang
jumlahnya ada 28 siswa. Sebelum dilakukan peneletian metode yang digunakan
oleh guru pengampu mata pelajaran fiqih dengan menggunakan metode ceramah
sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran tidak tampak, peserta didik tampak
jenuh sehingga kejenuhan mereka diekspresikan dengan cara berbicara dengan
temannya sendiri, mengantuk dan tidur-tiduran, mencoret-coret sobekan kertas,
saling bergantian keluar kelas dengan alasan buang air kecil. Dan setelah
dilakukan evaluasi berupa tes hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata tidak
memenuhi KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Setelah dilaksanakan tindakan
melalui pembelajaran dengan metode problem Solving dengan menciptakan
suasana pembelajaran aktif maka pembelajaran dikelas menjadi hidup, siswa
menjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa menjadi
maksimal.
Penelitian ini dilaksankan dalam tiga tahap yaitu prasiklus, siklus 1
dan siklus 2. Pada tahap prasiklus keaktifan belajar siswa mempunyai prosentase
65,71% dan nilai rata-rata akhir 68,07. kemudian setelah dilaksanakan siklus 1
keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 72,86% dan nilai tes akhir 73,03
sedangkan setelah dilakukan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus 2
keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 81,43% dan nilai tes akhir 78,57.
vi
Tiga tahap tersebut jelaslah bahwa penggunaan metode Problem
Solving dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan zakat dikelas IV MSI HIFAL 02
Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan ada peningkatan
dibandingkan dengan metode sebelumnya yakni ceramah.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi mahasiswa, pengajar, para peneliti dan semua pihak yang
membutuhkan dilingkungan IAIN Walisongo Semarang khususnya Fakultas
Tarbiyah.
vii
MOTTO
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka
"Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah
zakat!" setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari
mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya
kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan
Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau
tangguhkan (kewajiban berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu
lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih
baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”
1 Fadlun Abdurrahman,et.al, Qurán Tajwi dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfiroh
Pustaka, 2006), hlm 90.
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang saya cintai
dan saya banggakan yang senantiasa mengiringi langkah saya dalam menggapai
cita-cita.
1. Ayah dan Ibuku yang telah melahirkan dan mendidik serta mencurahkan
kasih sayanganya serta memberikan doa disetiap langkahku
2. Istriku tercinta Eni Purwanti, S.STP yang selalu mendukung dan memberikan
motivasi dalam setiap nafasku
3. Kakak dan segenap keluaraga yang senantiasa memberikan arahan
4. Ibu Rini Widiyastuti, S.Pd.I yang telah memberikan izin belajar
5. Teman seperjuangan Ibu Uswatun Khasanah, Nur Habibah dan Iffati Zahro
6. Teman-teman di madrasah dan lingkungan masyarakat yang tidak bisa saya
sebut satu persatu
ix
KATA PENGANTAR
Bismillah ar rahman ar rahim
Segala puji dan syukur serta kenikmatan saya panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad taufiq serta hidayah-Nya seningga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tanpa ada halangan dan
rintangan yang berarti. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda
Rasulullah saw, keluarga, shohabat dan para pengikutnya semoga kelak dihari
akhir kita semua mendapat syafaatnya.
Skripsi yang berjudul “ PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN ZAKAT (Study Tindakan Kelas
IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan
Pekalongan Selatan Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011) ” , ditulis
untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
fakultas tarbiyah Institut Agama Islan Negeri Walisongo Semarang.
Dengan selesainya skripsi ini penulis menyampaikan banyak
ucapan terima kasih kepada :
1. Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
3. Ketua Jurusan PAI IAIN Walisongo Semarang
4. Ketua Program Kualifikasi tahun anggaran 2009
5. Dr. Sujaí, M.Ag selaku pembimbing yang telah meluangkan banyak
waktu, tenaga, pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini
6. Segenap dosen yang telah mentransferkan berbagai macam ilmu kepada
penulis
7. Kepala madrasah HIFAL 02, guru dan stafnya yang bersedia menerima
dan membantu penulis selama mengadakan penelitian
8. Ayah dan Ibuku yang telah melahirkan dan mendidik serta mencurahkan
kasih sayanganya serta memberikan doa disetiap langkahku
x
9. Istriku tercinta Eni Purwanti, S.STP yang selalu mendukung dan
memberikan motivasi dalam setiap nafasku sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
10. Kakak dan segenap keluaraga yang senantiasa memberikan arahan
11. Ibu Rini Widiyastuti, S.Pd.I yang telah memberikan izin belajar
12. Teman seperjuangan Ibu Uswatun Khasanah, Nur Habibah dan Iffati
Zahro
13. Teman-teman di madrasah dan lingkungan masyarakat yang tidak bisa
saya sebut satu persatu
14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain
ungkapan terima kasih dan iringan doa jazakumullah akhsanl jaza, jaza kumullah
khairon katsiro, amien
Penulis menyadari betul akan ketidaksempurnaan skripsi ini.
Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Juni 2011
Penulis,
Abdul Ghofar
NIM. 093111232
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................
B. Penegasan Istilah ..............................................................
C. Identifikasi Masalah .........................................................
D. Pembetasan Masalah .......................................................
E. Rumusan Masalah ............................................................
F. Tujuan Penelitian ..............................................................
G. Manfaat Penelitian ............................................................
1
3
5
5
6
6
6
BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................... 8
A. Kajian Pustaka ..................................................................
B. Kerangka Berfikir .............................................................
1. Tentang Problem Solving ...........................................
a. Pengertian Metode Problem Solving ....................
b. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Solving ..............
c. Tujuan dan Manfaat Problem Solving .................
d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Problem
Solving ..................................................................
2. Prestasi Belajar ...... ...................................................
8
9
9
9
11
12
14
16
xii
a. Pengertian Prestasi Belajar....................................
b. Aspek-aspek Prestasi Belajar ...............................
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi
Belajar.................................................................
3. Pembelajaran Fiqih ...............................................
a. Pengertian Pembelajaran ....................................
b. Pengertian Fiqih ...............................................
c. Karakteristik Fiqih ................................................
d. Dasar-dasar Bidang Studi Fiqih ..........................
e. Materi Zakat .........................................................
4. Penerapan Metode Problem Solving dalam
Pembelajaran Fiqih ................................................
5. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih
menggunakan Metode Problem Solving ...................
C. Hipotesis Tindakan ...........................................................
16
17
18
19
19
20
20
21
22
23
26
28
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 30
A. Metode Penelitian .............................................................
B. Indikator Kerja ..................................................................
C. Subjek Penelitian ..............................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................
E. Cara Pengolahan Data ......................................................
30
36
37
38
39
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN .............................................. 40
A. Gambaran Umum MSI HIFAL 02 Banyurip Alit .......
B. Hasil Penelitian ................................................................
C. Pembahasan hasil Penelitian ...........................................
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................
40
43
56
58
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................
B. Saran .................................................................................
C. Penutup .............................................................................
59
60
60
DAFTAR PUSTAKA
xiii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan teknologi dan informasi dalam era globalisasi
membawa pengaruh perubahan yang signifikan dalam membentuk watak dan
kepribadian seseorang, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dalam
Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan
bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Pendidikan agama Islam salah satu bagian dari materi pendidikan1
mempunyai tanggung jawab untuk dapat merealisasikan tujuan tujuan
pendidikan nasional tersebut. Sebagai bagian dari mata pelajaran di
sekolah/madrasah, pendidikan agama Islam seringkali mengalami kendala
diantaranya keberadaan mata pelajaran agama Islam tidak mendapatkan
perhatian yang serius dari pemerintah hal ini dapat dilihat dari alokasi waktu
yang hanya 2 jam perminggu bila dibandingkan dengan mata pelajaran umum.
Disisi lain minat para siswa untuk belajar materi pendidikan agama Islam sangat
minim dan menggampangkan materi didalamnya, mereka lebih menyukai mata
pelajaran yang berbasis teknologi.
Hal tersebut diatas tidak terlepas juga dari strategi yang diterapkan guru dalam
kesehariannya mengajar yang hanya menggunakan metode ceramah. Padahal
metode atau strategi dalam pembalajaran mempunyai kedudukan yang sangat
signifikan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan.
Keberhasilan belajar mengajar pada dasarnya merupakan perubahan
positif selama dan sesudah proses belajar mengajar dilaksanakan. Keberhasilan
1 Khairudin et,al, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jogjakarta:Nuansa Aksara, 2007)
2
ini antara lain dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif dalam
proses pembelajaran dan perubahan positif yang ditimbulkan sebagai akibat dari
proses belajar mengajar tersebut. Keterlibatan peserta didik tersebut bukan
hanya dilihat dari segi fisiknya, melainkan yang lebih penting adalah dari segi
intelektual dan emosional selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
tersebut, dan peserta didik mengalami perubahan secara sadar atau tidak sadar
setelah mengalami proses belajar mengajar tersebut2.
Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan
Pekalongan Selatan Kota Pekalongan adalah salah satu dari sekian banyak
madrasah yang masih menggunakan metode-metode ceramah sehingga pada
akhir materi mata pelajara fiqih kelas empat dengan sub pokok bahasan zakat
ketika anak diberikan evaluasi hanya sedikit yang dapat dikatakan telah tercapai
ketuntasan yakni 70,keaktifan siswa dalam pembelajaran seolah terbelenggu
dengan suasana yang ada dan bahkan kecenderungan peserta didik dalam
menerima pelajaran yang diterangkan disepelekan sehingga guru pengampu
kurang puas atas apa yang diterangkan kepada siswa selama ini.
Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menemukan
formula yang tepat untuk diterapkan sebagai metode dalam proses pembelajaran.
Metode tersebut menggunakan motode Problem Solving dimana metode ini
merupaka suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan
memecahkan persoalan-persoalan tertentu3.
Berdasarkan deskripsi diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang akan dituangkan dalam penelitian dengan judul “ PENERAPAN
METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR PADA MAPEL FIQIH POKOK BAHASAN ZAKAT.
(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02
Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan Tahun
Pelajaran 2010/2011)
2 Nata, Abudin, Perpektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Kencana Prenada Media,
2009), hlm 311. 3 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail,
2008)
3
B. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari kesalahfahaman tentang arti yang penulis bahas
maka penulis jelaskan dulu tentang istilah-istilah yang terkandung didalam
tulisan ini.
1. Penerapan
Pada dasarnya dalam melaksanakan pembelajaran faktor yang paling
mempengaruhi adalah lingkungan dan iklim. Pembelajaran haruslah menarik
dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk memperhatikan
pelajarannya.. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti penerapan
pembelajaran yang dapat menciptakan situasi belajar yang efektif, dapat
memotivasi siswa atau merangsang siswa untuk belajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Adapun penerapan yang dimaksud yaitu pembelajaran yang
memberikan informasi kembali atau inforcement tentang hasil yang
diperolehnya pada saat ulangan, dengan itu mereka dapat mengetahui apakah
telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Dengan ini dapat
memberikan penguat pada mereka atau siswa untuk penampilan yang
berhasil4.
2. Metode
Kenyataan telah menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal selalu
beusaha mencari efisiensi-efesiensi kerja dengan jalan memilih dan
menggunakan suatu metode yang dianggap untuk mencapai tujuannya.
Demikian pula halnya yang terjadi di lingkungan pendidikan, seorang guru
selalu berusaha memilih metode pengajarannya yang setepat-tepatnya yang
dipandang lebih efektif dari pada metode-metode lainnya sehingga kecakapan
dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik
murid5.
4 http://www.masbied.com/2011/02/16/proposal-skripsi-fisika-penerapan-pemberian-umpan-
balik-dalam-bahasan-impuls-dan-momentum/#more-7632 jam 10.15 wib 5 B Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
4
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapaisetelah pengajaran berakhir6.
3. Metode Problem Solving
Metode Problem Solving (pemecahan masalah) merupakan suatu
metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan
persoalan-persoalan tertentu.metode ini bukan hanya sekedar metode
pembelajaran biasa tetapi juga merupakan metode berfikir, sebab dalam
problem solving ini dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan7. Metode ini
merupakan pelatihan peserta didik yang dihadapkan pada berbagai masalah
suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya. Metode ini dapat
dikembangkan melalui teknik simulasi, micro teaching dan critical incident
(tanqibiyah). Didalam metode ini, cara mengasahan ketrampilan lebih
dominan ketimbang pengembangan mental intelektual, sehingga terdapat
kelemahan, yakni perkembangan pikiran peserta didik mungkin hanya
terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistik8.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kalimat antara prestasi dan belajar.
Prestasi dalam kamus bahasa indonesia mempunyai arti hasil yang dicapai
melebihi ketentuan9 sedangkan belajar adalah proses perubahan manusia ke
arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain10
.
Melihat dari devinisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah proses perubahan manusia ke arah yang lebih baik guna untuk
mencapai kelebihan-kelebihan yang di tentukan.
6 Drs. Syaiful Bahri Djamarah-Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Banjarmasin,Rineka Cipta, 1995) 7 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm 22.
8 Suyanto, Ilmu Pendidikan IslamI, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm 181. 9 Fahmi Idrus, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Greisinda Press, tt), hlm 499.
10 H. Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hlm
15.
5
5. Mata Pelajaran Fiqih
Fiqih menurut bahasa artinya pemahaman, sedangkan menurut istilah
berarti pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi haknya dan apa
yang menjadi kewajibannya11
. Fiqih yang masuk dalam rumpun pembelajaran
di madrasah merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam
yang harus diajarkan kepada siswa dari tingkat satuan ibtidaiyah, tsanawiyah
dan aliyah . Cakupan materi yang ada didalamnya meliputi hukum-hukum
yang berhubungan dengan amal perbuatan (hukum ibadah dan muamalah)dan
hukum yang berkaitan dengan aqidah serta ilmu akhlaq.
6. Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02
Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02 merupakan lembaga
pendidikan formal setara SD yang kurikulum, pengawasan dan pembinaannya
dilakukan oleh Kementerian Agama, sedangkan HIFAL 02 merupakan
kepanjangan dari HIDAYATUL ATHFAL yang sebelum madrasah ini lahir
sudah berdiri HIFAL 01 di Kelurahan Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan
Selatan Kota Pekalongan.
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah yang dihadapi peserta didik dan guru mata pelajaran fiqih di
MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan
adalah sebagai berikut :
1. Guru masih menggunakan pendekatan konvensional dalam pembelajaran
berupa ceramah selalu sehingga membuat siswa jenuh
2. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran fiqih karena metode yang
digunakan guru berupa ceramah.
3. Prestasi siswa dalam mata pelajaran fiqih masih rendah, sedikit sekali yang
nilainya diatas KKM
D. PEMBATASAN MASALAH
11
Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm.3
6
Metode Problem Solving digunakan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan
Selatan Kota Pekalongan dalam mata pelajaran fiqih pokok bahasan zakat.
E. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah
penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : Apakah penerapan
Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MSI HIFAL
02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan pada mata
pelajaran fiqih pokok bahasan zakat?
F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti adalah :
1. Untuk mendiskripsikan penerapan strategi Problem Solving pada mata
pelajaran fiqih pokok bahasan zakat di kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit
Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan.
2. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih pokok bahasan zakat di kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit
Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan setelah menggunakan
metode Problem Solving
G. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan terdapat beberapa manfaat antara lain :
1. Bagi peserta didik MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kota Pekalongan
a. Upaya meningkatkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran fiqih
b. Sebagai pengetahuan tentang banyaknya metode mengajar, salah satunya
dengan metode Problem Solving
2. Bagi Guru MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kota Pekalongan
a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih atau
menentukan strategi dan metode pembelajaran.
7
b. Sebagai informasi bagi semua tenaga pendidik tentang kelebihan dan
kekurangan Problem Solving.
c. Sebagai informasi penggunaan Metode Problem Solving dalam
pembelajaran fiqih
d. Bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan prestasi siswa
e. Pedoman dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan dalam
proses belajar mengajar dimadrasah
f. Peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada mata pelajaran fiqih
pokok bahasan zakat
3. Bagi Pihak MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kota Pekalongan
a. Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran
fiqih baik dari hasil belajar, maupun aktifitas belajar.
b. Sebagai tutntutan kepada guru pengampu tentang variasi mengajar yang
berbasis KTSP
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa
penelitian yang dilakukan terdahulu relevensinya dengan judul skripsi ini.
Adapaun karya-karya skripsi tersebut adalah :
1. Skripsi saudara M Khoiruddin Zuhdi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang 2010 dengan judul : Upaya meningkatkan prestaasi siswa
pada mata pelajaran Fiqih kelas IX melalui metode Problem Solving (
studi tindakan kelas di MTs Nurul Huda Bogorejo Blora ). Presentasi
penelitiannya dapat di simpulkan bahwa melalui metode problem solving
dapat meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan kekreatifan siswa
dalam memecahkan masalah1.
2. Skripsi saudara Mualifatul Aliyah, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang 2010 dengan judul : Upaya meningkatkan penguasaan siswa
pada mata pelajaran Fiqih materi zakat melalui metode card sort (
penelitian tindakan kelas XA MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo
Grobogan ). Presentasi penelitiannya dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode card sort pada mata pelajaran Fiqih materi zakat dapat
meningkatkan penguasaan pada diri siswa2.
3. Skripsi saudara Eni Rahmawati, Fakultaas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang dengan judul : Efektifitas model pembelajaran Problem
Solving dalam materi sistem parsamaan linier dua variabel dikelas
VIII MTs Negeri Tanjungtani Prambon tahun pelajaran 2009/2010.
Presentasi penelitiannya dpat disimpulkan bahwa hasil tes eksperimen
lebih besar dari pada kelas kontrol sehingga dapat dikatakan pembelajaran
problem solving lebih efektif dari pada pembelajaran langsung dengan
1M. Khoirudin Zuhdi, “Upaya meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran fiqih
kelas IX dengan metode Problem Solving”, Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo,2010) 2Mualifatul Aliyah, “Upaya meningkatkan penguasaan siswa pada mata pelajaran Fiqih
materi zakat melalui metode card sort”, Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo, 2010)
9
metode ekspositori terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs
Negeri Tanjung Tani Prambon pada materi pokok sistem persaman linier
dua variabel3.
Dari beberapa kajian pustaka diatas terdapat adanya persamaan
dalam penelitian yaitu sama-sama menggunakan metode problem Solving,
tetapi terdapat juga perbedaan, diantaranya seting penelitian dan pokok
bahasan yang dilakukan oleh peneliti.
B. Kerangka Berfikir
1. Tentang Problem Solving
a. Pengertian Metode Problem Solving
Kenyataan telah menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal
selalu beusaha mencari efisiensi-efesiensi kerja dengan jalan memilih dan
menggunakan suatu metode yang dianggap untuk mencapai tujuannya.
Demikian pula halnya yang terjadi di lingkungan pendidikan, seorang guru
selalu berusaha memilih metode pengajarannya yang setepat-tepatnya
yang dipandang lebih efektif dari pada metode-metode lainnya sehingga
kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar
menjadi milik murid4.
Metode berasal dari kata meta dan hados. Meta berarti melalui dan
hados artinya jalan atau cara5. Metode adalah suatu cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir6.
Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
3Eni Rahmawati, Efektifitas model pembelajaran Problem Solving dalam materi sistem
parsamaan linier dua variabel dikelas VIII MTs Negeri Tanjungtani Prambon tahun pelajaran
2009/2010, Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo, 2010) 4 B Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
5 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet 5. hlm 61.
6Drs. Syaiful Bahri Djamarah-Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Banjarmasin,Rineka Cipta, 1995)
10
pengajaran. Peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan
proses mengajar dan belajar. Melalui metode diharapkan tumbuh berbagai
kegiatan siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Terciptanya
interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing,
sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses
interaksi ini akan berjalan baik jika siswa banyak aktif dibandingkan
dengan guru, karena metode mengajar yang baik adalah metode yang
dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa7.
Metode Problem Solving merupakan pelatihan peserta didik yang
dihadapkan pada berbagai masalah suatu cabang ilmu pengetahuan dengan
solusinya. Metode ini dapat dikembangkan melalui teknik simulasi, micro
teaching dan critical incident (tanqibiyah). Didalam metode ini, cara
mengasakan ketrampilan lebih dominan ketimbang pengembangan mental
intelektual, sehingga terdapat kelemahan, yakni perkembangan pikiran
peserta didik mungkin hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan
akhirnya bersifat mekanistik8. Metode Problem Solving juga merupakan
metode pembalajaran yang mendorong siswa untuk memecahkan masalah-
masalah tertentu9.
Metode Problem Solving adalah suatu teknik intruksional dimana
dalam proses belajar mengajar siswa dihadapkan pada suatu masalah.
Bentuk pengajaran terutama memberi motivasi kepada siswa untuk
menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara
dan ketrampilan ilmiah dalam rangka mencari penjelasan. Pengajaran ini
untuk mendorong siswa mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
penemuan ilmiah (scientific problem solving). Pengajaran ini untuk
menarik siswa menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka mencari
pemecahan masalah serta untuk melatih siswa mengembangkan fakta-
7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), Cet 3, hlm 76. 8 Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm 181. 9 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail
Media Grup, 2008), hlm 22.
11
fakta, membangun konsep-konsep dan menarik kesimpulan umum atau
teori-teori yang menerangkan fenomena-fenomena yang dihadapkan
kepadanya10
.
Penggunaan metode Problem Solving dalam proses belajar
mengajar untuk melatih siswa melakukan berbagai macam aktivitas, yaitu
pengamatan, penyelidikan, percobaan, membandingkan penemuan yang
satu dengan yang lain, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban atas
pertanyaan sendiri. Sehigga prestasi dari kegiatan itu siswa akan
mendapatkan fakta-fakta secara lengkap tentang objek yang diamati.
Berdasarkan berbagai devinisi tersebut diatas maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa metode Problem Solving adalah suatu
metode pembelajaran yang menitikberatkan pada suatu masalah akan
tetapi pemecahanya membutuhkan waktu yang panjang untuk mencari
jawabannya.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Solving
Menurut Udin Syarifudin dalam bukunya yang berjudul Model-
model Pembelajaran, mengemukakan bahwa ciri-ciri pembelajaran
Problem Solving adalah sebagai berikut :
a. Memiliki anggota kelompok yang bersifat luwes
b. Waktu pertemuan bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan
kasus/masalah
c. Para peserta didik dihadapkan pada suasana problemik
d. Para peserta dituntut untuk berbagi evaluasi terhadap kasus dan
memberi jalan melakukan tindakan.
Trianto dalam bukunya model-model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik menyebutkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan Problem Solving mempunyai ciri khusus, yaitu :
10
Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Universitas Terbuka, 2001), Cet
2 , hlm. 222
12
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran
disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial
penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka
menunjukkan situasi kehidupan nyata, menghindari jawaban
sederhana dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk
situasi itu.
b. Berfokus antar keterkaitan disiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah berpusat pada mata
pelajaran tertentu, masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam
pemecahannya siswa meninjau masalah tersebut dari banyak mata
pelajaran
c. Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari pemecahannyata terhadap
masalah nyata.
d. Menghasilkan produk/pemecahan masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntuk siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karyanyata atau artefak
dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan, produk itu dapat berupa transkip
debat.
e. Kolaborasi
Pembelajaran berdasarkan masalah disirikan oleh seorang siswa yang
bekerja sama antara satu dengan yang lainnya, paling sering secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil11
.
c. Tujuan dan Manfaat Problem Solving
11
Trianto, Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm 69-70.
13
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai. Dalam proses
belajar mengajar tujuan akan menjadi pedoman yang memberi arah
kemana kegiatan belajar mengajar akan tercapai. Tujuan dirumuskan agar
anak didik memiliki ketrampilan tertentu yang dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk
mencapai tujuan pengajaran12
. Penggunaan metode Problem Solving yang
digunakan oleh seorang guru bertujuan agar siswa terangsang oleh tugas,
dan aktif mencari serta meneliti pemecahan masalah itu sendiri, mencari
sumber dan belajar bersama didalam kelompok. Diharapkan juga siswa
mampu mengemukakan pendapatnya, berdebat, menyanggah dan
memperhatikan pendapatnya, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat
ingin tahu, terbuka dan lain sebagainya13
. Sistem pembelajaran ini
bertujuan agar prestasi belajar lebih mudah dihafal dan diingat, mudah
ditransfer untuk memecahkan masalah. Pengetahuan dan kecakapan anak
didik dapat menumbuhkan motivasi intrinsik, karena anak didik merasa
puas atas ushanya sendiri14
.
Metode Problem Solving merupakan suatu metode yang disusun
oleh guru dalam proses belajar mengajar dengan tujuan pelaksanaannya
adalah mengarah pada peningkatan kemampuan baik dalam bentuk
kognitif, afektif maupun psikomotor guna untuk mencapai tujuan
pendidikan. Penerapan metode Problem Solving dalam pembelajaran dapat
mampu mengembangkan rasa keingintahuan dan keberanian berpartisipasi
dalam proses belajar mengajar15
. Manfaat diterapkannya metode Problem
Solving antara lain :
a. Merupakan suatu cara belajar siswa aktif
b. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-
betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain
12
Syaiful bahri Djamarah-Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, hlm 84. 13
Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet 5, hlm
76. 14
Syaiful Bahri Djamarah-Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Hal 23 15
Syaiful Nurdin, Guru Profesional dan implementasi Kurikulum, (Jakarta: Inter Masa,
2002), hlm 129
14
c. Akan meningkatkan potensi intelektual siswa, karena siswa diberi
kesempatan untuk mencari dan menemukan hal-hal yang saling
berhubungan melalui pengamatan dan pengalamannya sendiri.
d. Hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tak mudah
dilupakan karena penemuan-penemuan dan penyelidikannya dilakukan
sendiri.
e. Anak belajar berfikir analisis dan memecahkan problema yang dihadapi
sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat16
.
f. Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, ia akan memperoleh
kepuasan intelektual, yang datang dari diri siswa sendiri yang
merupakan suatu hadiah intrinsik.
d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Problem Solving
Problem Solving adalah belajar mencari dan menemukan jawaban
sendiri. Sistem belajar mengajar dengan metode ini guru menyajikan
bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi peserta didik
diberi peluang untuk mencari da menemukan jawabannya sendiri.
Pembelajaran dengan Problem solving membaca keinginan siswa
untuk mengetahui dan belajar memecahkan masalah secara mandiri
serta memiliki ketrampilan berfikir yang logis, kritis dan analisis17
.
Selama proses Problem Solving berlangsung seorang guru mengajukan
pertanyaan, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan,
menyanggah dan mempertahankan pendpatnya. Apabila yang
diharapkan guru belum tercapai, guru menggali pengetahuan awal
siswa dengan cara memberi pertanyaan sebagai umpan balik kepada
siswa supaya siswa termotivasi menjawab pertanyaan dari guru.
Proses Problem Solving dapat dilaksanakan dengan berbagai
variasi dalam proses mengajar, antara lain dengan observasi, tanya
jawab maupun diskusi, yang menuntut guru bertindak sebagai
16
B Suryosubroto, Proses Belajar mengajar di Sekolah, hlm 191. 17
W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2002), cet 1, hlm 85.
15
fasilotator, nara sumber, dan penyuluh kelompok. Siswa didorong
untuk mencari pengetahuan sendiri18
.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Problem Solving
adalah sebagai berikut :
a. Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
diperlukan, memunculkan fenomena atau cerita yang memunculkan
masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah
yang disampaikan.
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi
tugas belajar yang berhubungan dengan maslah tersebut.
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk menggali informasi yang sesuai,
melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah
d. Mengembangkan dan menyajikan prestasi karya
Guru membanytu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuia dengan laporannya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap tugas mereka, dan proses-proses yang mereka gunakan19
.
Metode Problem Solving merupakan komponen dari praktek
pendidikan yang meliputi metode mangajar yang memajukan cara
berfikir, belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri,
mencari sendiri dan reflektif20
. Sehingga strategi ini dapat bervariasi
bentuk dalam berbagai cara, termasuk pengajaran ketrampilan
menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk
18
Oemar Hamelik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet 6, hlm
226. 19
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, hlm 71-72. 20
B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, hlm 192.
16
mencapai tujuan pendidikan. Seorang guru fiqih dapat menggunakan
strategi Problem Solving dalam menyampaikan materi dengan
maksud supaya siswa mengetahui berbagai macam strategi yang ada
dalam pembelajaran. Khusus metode Problem Solving siswa
diharapkan lebih paham dalam menguasai materi yang disampaikan
guru. Model metode ini memang efektif dan dibutuhkan dalam
melaksanakan proses kegiatan belajar dan mengajar fiqih, karena ada
beberapa bagian yang tepat sekali untuk digunakan. Sebagai contoh
yaitu materi zakat yang pasti memerlukan metode ini, karena dengan
mencari dan menemukan teori harus juga mempertunjukkan akan
lebih mudah dan lebih cepat dipahami. Jika hanya teori saja tentunya
akan lebih lama dan kurang jelas.
Salah satu proses pembelajaran yang selalu berkembang dengan
aktivitas kehidupan nyata sehari-hari adalah pembelajaran fiqih.
Proses pembelajaran fiqih sebagai kegiatan dalam rangka mencapai
tujuan nasional, harus betumpu kepada upaya-upaya untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan iklim belajar serta
diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan kreatif. Pada
akhirnya nanti pendidikan akan mampu mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kalimat antara prestasi dan belajar.
Prestasi dalam kamus bahasa indonesia mempunyai arti hasil yang
dicapai melebihi ketentuan21
. Sedangkan belajar adalah proses
perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi
dirinya maupun orang lain22
. Melihat dari devinisi tersebut maka dapat
21
Fahmi Idrus, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Greisinda Press, tt), hlm
499. 22
H. Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),
hlm 15.
17
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah proses perubahan manusia
ke arah yang lebih baik guna untuk mencapai kelebihan-kelebihan
yang di tentukan. Secara terminologi belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik
maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah, berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi belajar dapat diraih
melalui proses belajar, dan belajar tidak hanya mendengarkan dan
memperhatikan guru yang sedang memberikan peljaran didalam kelas,
akan tetapi lebih luas dari aktivitas tersebut. Prestasi belajar merupakan
penguasaan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki peseta didik
dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang
diberikan guru dan kemampuan perubahan sikap/tingkah laku yang
diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.
b. Aspek-aspek Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
1) Aspek kognitif
Yaitu yang berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat
kembali (menghafal), memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
dan kemampuan mengevaluasi.
2) Aspek afektif
Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat, sikap/emosi,
penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma.
3) Aspek psikomotor
Yaitu pengajaran yang bersifat ketrampilan atau yang menunjukkan
gerak (skill). Ketrampilan tangan menunjukkan pada tingkat
18
keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas
tertentu23
.
Untuk mencapai keberprestasian belajarmaka ketiga aspek tersebut
tidak dapat dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan.
Karena dengan penggabungan tiga aspek tersebut akan dapat diketahui
kualitas kebeeprestasian pembelajaran. Prestasi belajar merupakan
bukti keberprestasian yang telah dicapai seorang peserta didik sebab
Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dikatagorikan menjadi tiga macam, antara lain :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek yaitu aspek pisiologis dan aspek psikologis. Aspek pisiologis
merupakan kondisi umum jasmnai dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intesitas siswa dalam
mengikuti pelajaran. Sedangkan aspek psikologis merupakan
aspek yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
pembelajaran siswa, faktor yang lebih esensial diantaranya tingkat
kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi24
.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)
Faktor eksternal dalam prstasi belajar siswa terbagi menjadi dua
macam, yaitu : lingkungan sosial (teman-teman sepermainan siswa,
masyarakat dan tetangga) dan lingkungan nonsosial (gedung
sekolah, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar, keadaan cuaca,
23
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya,
1999), hlm 21-23. 24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000) hlm 132-133.
19
waktu belajar yang digunakan). Kedua faktor tersebut yang
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa25
.
3. Faktor pendekatan belajar (jenis upaya belajar siswa)
Faktor pendekatan juga berpengaruh terhadap taraf keberhailan
proses pembelajaran siswa. Faktor ini terbagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu pendekatan tinggi (speculative achieving),
pendekatan sedang (analitical deep) dan pendekatan rendah
(reproductive surface)26
.
Sedangkan menurut M Dalyono faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal, meliputi:
1. Kesehatan
2. Intelegensi dan bakat
3. Minat dan motivasi
4. Cara belajar
b. Faktor eksternal, meliputi:
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat
4. Lingkungan sekitar
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
anak dalam proses untuk mencapai prestasi terutama dalam bidang
materi fiqih lebuh banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yang
bersifat sosial/nonsosial, namun begitu faktor internal juga
mempunyai pengaruh yang besar bagi prestasi belajar khususnya mata
pelajaran fiqih ini.
3. Pembelajaran Fiqih
a. Pengertian Pembelajaran
25
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 137-138 26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm 139
20
Undang-undang sisdiknas No 20 tahun 2003menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar27
. Interaksi yang
terjadi dalam proses pembelajaran banyak faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dai diri siswa
maupun faktor eksternal yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan
peserta didik itu sendiri.
b. Pengertian Fiqih
Fiqih menurut bahasa artinya pemahaman, sedangkan menurut
istilah berarti pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi
haknya dan apa yang menjadi kewajibannya28
. Fiqih yang masuk
dalam rumpun pembelajaran di madrasah merupakan salah satu mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang harus diajarkan kepada siswa
dari tingkat satuan ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah . Cakupan materi
yang ada didalamnya meliputi hukum-hukum yang berhubungan
dengan amal perbuatan (hukum ibadah dan muamalah)dan hukum
yang berkaitan dengan aqidah serta ilmu akhlaq.
c. Karakteristik Fiqih
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran agama Islam yang
diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan
hukum Islam. Hal ini kemudian menjadi dasar pandangan hidup bagi
peserta didik melalui kegiatannya sehari-hari. Karakteristik suatu
pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu perlu diidentifikasikan
dalam rangka pengembangan silabus mata pelajaran tersebut. Struktur
suatu mata pelajaran menyangkut dimensi standar kompetensi,
kompetensi dasar dan materi pokok atau struktur keilmuan mata
pelajaran tersebut. Hasil identifikasi karakteristik mata pelajaran
tersebut bermanfaat sebagai acuan dalam mengembangkan silabus dan
27
Undang-undang SISDIKNAS Nomor 20 tahun 2003, (Bandung: Fokos Media, 2006)
hlm 4. 28
Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm 3.
21
rencana pembelajaran bagi seorang pendidik untuk meninglatkan
kualitas mengajarnya.
Materi keilmuan mata pelajaran fiqih sebagaimana lazimnya suatu
bidang studi mencakup dimensi pengetahuan, ketrampilan dan nilai.
Hal ini dengan tujuan pokok pembelajaran mata pelajaran fiqih yaitu
mengarahkan peserta didik untuk memahami, mengenal, menghayati
dan mengamalkan hukum Islam yang mengarah pada penciptaan yang
taat dan bertaqwa kepada Allah SWT melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan serta pengalaman peserta didik sehingga menjadi
muslim yang selalu bertambah keilmuannya kepada Allah SWT. Selain
itu juga pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem
Solving didalamnya terdapat beberapa komponen yang memungkinkan
siswa untuk terjun langsung dalam masyarakat luas dengan maksud
materi yang diajarkan berkaitan dengan permasalahan yang peserta
didik hadapi secara nyata dalam masyarakat.
d. Dasar Bidang Study Fiqih
Dasar pelaksanaan studi fiqh dapat dipandang dari berbagai segi,
antara lain :
1. Yuridis/hukum
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di madrasah berasal dari
perundang-undangan yang secara lagsung menjadi pegangan untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dasar yuridis ini terbagi
menjadi dua macam, yaitu :
a. Dasar Ideal
Yakni falsafah negara yaitu pancasila, dimana sila pertama
berbunyi ketuhanan Yang Yaha Esa. Maksud kandungan dari
sila pertama adalah bahwa seluruh warga negara Indonesia
harus beragama. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut
diperlukan adanya pendidikan agama Islam kepada anak-anak.
Karena tanpa adanya pendidikan agama Islam tentunya akan
sulit mewujudkan dari sila pertama.
22
b. Dasar Konstitusional
Yakni Undang-undang Dasar 1945 dalam bab XI pasala 29 ayat
1 dan ayat 2 yang berbunyi :
Ayat 1 :
Negara berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa
Ayat 2 :
Negara menjamin tiap-tipa penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut
agaman dan kepercayaannya itu.
Serta bab XIII pasal 31 ayat 3 yang berbunyi :
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta akhlaq yang mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur oleh Undang-
undang.
2. Religius
Dasar regius adalah yang bersumber pada ajaran Islam yang
terdapat dalam ayat al-qurán dan atau hadits.
3. Psikologis
Kehidupan berkelompok merupakan fitrah manusia, merka saling
membutuhkan antar satu dengan yang lain, saling memikili
kebudayaan dan keyakinan masing-masing. Mereka akan marasa
tenang dan tentram hatinya
e. Materi Zakat
Materi pelajaran adalah isi dari materi pelajaran yang diberikan
kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan29
.komponen
yang diperlukan oleh seorang guru berupa standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar materi zakat kelas IV
adalah sebagai berikut :
29
B. Suryosubroto, Proses Belajar di Sekolah, hlm 42
23
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mengetahui ketentuan zakat
- Menjelaskan macam-macam
zakat
- Menjelaskan ketentuan zakat
fitrah
4. Penerapan Metode Problem Solving Dalam Pembelajaran Fiqih
Metode Problem Solving merupakan metode pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar befikir ilmiah pada diri siswa,
sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyakj belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa
benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peran guru dalam
pembelajaran dengan metode Problem Solving adalah sebagai
pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yangg
perlu disampaikan kepada peserta didik untuk dipecahkan guna
menenukan jawaban. Bimbingan dan pengawasan oleh seorang guru
masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan peserta didik dalam
memecahkan masalah harus dikurangi. Strategi pembelajran Problem
Solving adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses befikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antar guru dan siswa.
Pendekatan Problem Solving merupaka pendekatan mengajar yang
berusaha mengembangkan cara berfikir ilmiah. Pendekatan ini
menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri dan mengembangkan
kekreatifan dalam pemecahan masalah30
.
Penggunaan metode Problem Solving dalam pembalajaran fiqih
diharapkan siswa tidak hanya tergantung dari guru saja. Siswa harus lebih
aktif dalam mencari segala sesuatu yang akan atau sudah dipelajari, tidak
hanya menghafal materi yang sudah diajarkan saja tetapi harus benar-
30
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar mengajar, hlm 154.
24
benar dipahami, sehingga pengetahuan lebih menunjukkan pada
pengalaman seseorang, karena tanpa pangalaman seseorang tidak dapat
membentuk. Pengetahuan bukanlah suatu yang harus ditransfer begitu
saja oleh guru kepada siswa, guru hanya bersifat mengarahkan dan
memtotivasi sedangkan siswa dituntut untuk mandiri dan aktif mencari
sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan materi dipelajari baik
dalam diskusi maupun individu.
Pendekatan Problem Solving berprinsip menjadikan peserta didik
sebagai individu yang mempunyai potensi untuk mencari dan
mengembangkan dirinya. Guru tidak perlu lagi menjejali anak didik
dengan sugudang informasi sehingga membuat anak didik kurang kreatif,
guru memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan
menemukan sendiri dasar pijakannya. Cara mengjar seperti ini akan
menemukan kepercayaan pada diri anak didik tentang apa yang mereka
lakukan. Pendekatan Problem Solving dalam pembelajaran adalah solusi
ari berbagai persoalan pemelajaran pada saat ini, karena pendekatan
problem Solving merupakan pendekatan yang berpusat pada student
centered, siswalah yang memegang peranan utama dan berfikir sendiri.
Guru harus menolong setiap siswa dalam kesulitan yang dihadapi, seperti
memperjelas tujuan, mancari sumber-sumber , membantu murid dalam
segala hal yang memerlukan guru dan lain sebagainya31
. Firman Allah
dalam surat As Shaff ayat 2-3 :
Artinya “(2) Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. (3) Amat besar kebencian
di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.”
31 B. Suryosubroto, Proses Belajar di Sekolah, hlm 9
32 Fadlun Abdurrahman.et.al, Qurán Tajwid dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfiroh
Pustaka, 2006), hlm 551.
25
Ayat tersebut menerangkan bahwa untuk mendorong manusia
terdidik agar mengamalkan segala pengetahuan yang telah diperoleh
dalam proses belajar mengajar atau pengamatan dari keyakinan dan sikap
yang mereka hayati dan pahami sehingga benar-benar nilai yang telah
ditransformasikan ke dalam diri manusia didik akan mengprestasikan
buah karya yang bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan masyarakat
sekitar pada umumnya. Hal ini menjadi prisnsip keharusan dalam proses
belajar mengajar, seperti diberi pelajaran ilmu pengetahuan baru yang
dapat menarik minat dan mendorong siswa untuk belajar aktif dan kreatif
melalui tekhnik Problem Solving33
.
Pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Solving, guru
menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final dengan kata
lain guru tidak memberikan konsep-konsep fiqih yang sudah jadi.
Siswalah yang diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri
konsep-konsep. Guru berperan sebagai penyedia fasilitas, motivator dan
mencitakan suasana kondusif dalam pembelajaran yang mendorong
keaktifan siswa. Usaha untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang
dapat melibatkan peran aktif siswa membutuhkan kemampuan siswa
dalam menerapkan pendekatan strategi pembelajaran yang sesuai dan
bervariasi agar siswa tidak merasa bosan. Salah atu alternatif yang dapat
digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan
menerapkan pendekatan melalui strategi Problem Solving. Pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Solving dapat membangun
pengetahuan siswa dengan cara mengkaitkan informasi baru dengan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, sehingga memungkinkan
keingintahuan siswa untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat
menemukan sendiri jawabannya.
Tujuan menggunakan strategi pembelajaran Problem Solving
adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis,
kritis. Siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, tatapi
33
HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, hlm 207.
26
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimiliki. Strategi
pembelajaran Problem Solving merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered) karena
dalam strategi ini siswa memegang peranan yang sangat dominan dalam
proses pembelajaran34
.
Pembelajaran fiqih dapat mempermudah dan memotivasi siswa
untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau
hubungan antara konsep pengetahuan dan tindakan yang termuat dalam
tema pembelajaran. Melalui metode pembelajaran yang sesuai dengan
kehidupan sehari-hari, peserta didik digiring untuk berfikir luas dan
mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan konseptual yang
disajikan guru.selanjutnya peserta didik akan terbiasa berfikir terarah dan
teratur. Peserta didik akan lebih termotivasi dalam belajar bila mereka
menerapkan apa yang telah dipelajarinya.
5. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Menggunakan
metode Problem Solving
Metode mengajar merupakan salah satu kunci pokok
keberprestaian suatu proses pembelajaran, karena dengan menggunakan
metode mengajar yang sesuai tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan
terlaksana dengan baik. Penerapan merode mengajar harus memperhatikan
partisipasi peserta didik untuk terlibat aktif didalam proses pembelajaran.
Peserta didik dirangsang untuk menyelesaikan problem-problem baik
secara individu maupun kelompok yang pada akhirnya diharapkan dapat
terlatih untuk belajar mandiri dan tidak tergantung pada guru.
Meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran merupakan
tugas guru sebagai motivator, karena yang didapatkan sewaktu
pembelajaran untuk bekal hidup dimasa mendatang.
34
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Hal 196-197
27
Pendidik harus membangkitkan semangat belajar peserta didik
pada pembelajaran, dapat dilakukan dengan memberikan dorongan atau
memberikan pernyataan berkaitan dengan pentingnya materi yang sedang
diajarkan untuk kehidupan kelak ketika mereka sudah menyelesaikan
jenjang pendidikan. Peningkatan semangat belajar peserta didik yang
berpengaruh pada prestasi belajar melalui pendekatan-pendekatan maupun
strategi pembelajaran yang tepat agar prestasi belajar peserta didik
meningkat. Melalui pendekatan problem Solving ini dapat mendorong
siswa untuk memahami hakikat, makna dan manfaat belajar sehingga akan
memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajindan
senatiasa belajar.
Pendekatan Problem Solving merupakan bagian dari pembelajaran
aktif yang sekaligus pembalajaran yang menyenangkan. Pembelajaran
yang menyenangkan akan memotivasi peserta didik dalam belajar dan
mengurangi kejenuhan ketika setiap hari siswa berada didalam kelas
apalagi kalau hanya mengunakan ceramah selalu. Problem Solving dapat
membuat semangat peserta didik menjadi semakin besar hasrat belajar
mereka untuk terus mencari ilmu. Pembelajarn dengan pendekatan ini juga
akan lebih menjadi bermakna, menemukan situasi baru ketika belajar
bersama teman-temannya dan mampu menyelesaikan permasalahan baik
individu maupun kelompok.
Pendekatan Problem Solving merupakan pendekatan mengajar
yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir secara
ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah, karena siswa
betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Salah satu
pendekatan dapat dilakukan dengan cara menyelidiki sendiri atau dalam
bentuk kelompok untuk memechkan permasalahan dengan bimbingan
guru35
. Guru harus senantiasa siap memberikan bantuan kepada kelompok
35
Syaifudin Sagala, Konsep Dasar Makna Pembelajaran untuk Membantu memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: CV Alfabeta,), hlm 196.
28
dalam melakukan interaksi. Guru tidak melakukan atau memimpin
kelompokdalam pertemuan Problem Solving, tetapi bekeliling dari satu
kelompok ke kelompok lain untukmengamati kemajuan kelompok36
.
Pembelajaran fiqih melalui metode Problem Solving akan
membawa dampak besar bagi perkembangan mental positif bagi siswa,
sebab melalui cara ini siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk
mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkan. Bila siswa telah
menguasai ketrampilan proses tersebut sangat dimungkinkan siswa dapat
menemukan fakta,membangun konsep-konsep dan menarik kesimpulan,
yang pada akhirnya nanti siswa mampu mengaplikaikan konsep dalam
bentuk teknologi.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-
sungguh dikarenakan memiliki motivasi yang tinggi. Peserta didik dapat
aktif dan merasa senang dalam kegiatan pembelajaran karena adanya
motivasi, Hal ini tidak terlepas dari peranan guru dalam kelas yang
menyampaikan materi dengan strategi yang tepat. Penulis memberikan
indikator bahwa prestasi beljar peserta didik meningkat dapat dilihat dari
keaktifan mereka ketika proses pembelajaran berlangsung.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian yang sebenarnya harus diteliti secara empirik37
. Hipotesis
merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin juga salah. Hipotesis
ditolak apabila salah/palsu dan akan diterima apabila fakta-fakta
membenarkan. Penolakan dan hipotesis sangat bergantung pada prestasi-
prestasi penyelidikan terhadap fakta-fakta dan data-data yang dikumpulkan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian
ini dirumuskan hipotesis tindakan yaitu dengan menggunakan metode
36
Oemar Hamelik, Proses Belajar Mengajar, hlm 226. 37
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Grafindo, 2001), hlm 69.
29
Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih
pokok bahasan zakat di kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan
Pekalongan Selatan Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses pengumpulan data yang sistematis dan
analisis terhadap informasi (data) untuk tujuan tertentu. Sedangkan metode penelitian
adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yaqng
dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang
reliabel dan terpercaya1. Metodologi juga mengandung makna yang lebih luas
menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk
menjawab masalah penelitian2.
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dalam bahasa inggris disebut juga Classroom Action Research, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh guru dikelas dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan praktek dan proses pembelajaran3.
1. Model Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dalam analisis data menggunakan model
spiral dari kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan
dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tinddakan-
tindakan pada siklus sebelumnya, dimana setiap siklus tersebut terdiri dari
empat tahapan yang meliputi perencnaan, pelaksanaan, pengamatan
(observasi) dan refleksi4. Model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikutip
oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan
Kelas5 seperti dalam bagan dibawah ini
1 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Rafindo
Grafindo Persada, 1996), hlm.10. 2 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelaian dalam Pendidikan, ( Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2001), hlm. 16 3 Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, ( Yogyakarta: Pustaka Book Publiser, 2007), hlm 16.
4 Rochiati Wiraatmaja, Meto.de Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 66 5 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 16
31
2. Siklus Penelitian
Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas, kegiatan
ini diterapkan dalam rangka meningkatkan upaya meningkatkan prestasi
siswa dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan zakat melalui metode
Problem Solving. Metode ini mampu mengaktifkan siswa dalam nelajar
khususnya mata pelajaran fiqih pokok bahasan zakatdi kelas IV MSI HIFAL
02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Tahapan
dalam penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. Setiap siklus terdiri
atas perencnaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi.
Penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu Prasiklus, siklus 1 dan
siklus 2. Pelaksanaan tiap tahap akan diambil dikelas IV MSI HIFAL 02
Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan dengan
kolabor guru pengampu mata pelajaran fiqih Bapak Sasmito, S.Pd.I
a. Prasiklus
Tahap prasiklus ini peneliti akan melihat pembelajaran fiqih secara
langsung dikelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan Selatan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II
Pengamatan
Dst
32
Kota Pekalongan. Dalam pembelajaran mata pelajaran fiqih materi
pengertian zakat belum menggunakan model pembalajran secara aktif
dan masih menggunakan metode ceramah yang siswanya masih belum
banyak ikut aktif dalam proses pembelajaran, dan siswa cenderung pasif
dalam berkomunikasi. Artinya guru yang lebih banyak berbicara dan
menerangkan materi dan siswa hanya mendengarkan. Keberanian untuk
bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas tidak dapat
diungkapkan secara maksimal.
b. Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 dilakukan dikelas IV yang diampu oleh Bapak
Sasmito, S.Pd.I. langkah-langkah dalam siklus 1 dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi yang akan
dijelaskan sebagai berikut :
1) Perencanaan
a. Peneliti mengidentifikasi kesulitan siswa pada pelajaran fiqih
kemudian peneliti mencari apa penyebab siswa kurang aktif sat
pembelajaran belangsung
b. Peneliti menyiapkan RPP tentang macam-macam zakat
c. Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran kooperatif
untuk siswa
d. Peneliti menyiapkan LKS tentang zakat
e. Peneliti menyiapkan soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban
yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar.
f. Peneliti merencanakan pembentukan kelompok
2) Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu:
a. Mengkondisikan kelas supaya siap dalam menerima pelajaran
b. Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan
c. Menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.
33
d. Memberikan motivasi dengan cara menginformasikan kegunaan
materi pembelajaran
e. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
f. Membagi LKS untuk membantu siswa memahami materi yang
akan diajarkan
g. Memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila
diperlukan
h. Menganalisis proses hasil kerja tipa kelompok dan memberikan
umpan balik kepada siswa sebagai penguatan terhadap hsil kerja
kelompok
i. Menyimpulkan materi dan mengevaluasi bersama siswa
j. Memberikan tes formatif, pekerjaan rumah dan tes akhir siklus 1
sebgai hasil evaluasi terhadap pertama
3) Pengamatan
Pengamatan terhadap pembelajara yang sedang berlangsung
untuk mengetahui keaktifan dan kendala yang dihadapai dalam
menerapkan pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini peneliti sebagai
observer dan guru fiqih sebagai pengajar.
4) Refleksi
Hasil pengamatan terhadap prestai belajar dan keaktifan siswa
pada siklus 1 dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh
peneliti sebagai dasar untuk membuat perencanaan pembelajara pada
siklus 2.
c. Siklus 2
Untuk pelaksanaan siklus 2 yang dilaksanakan dikelas IV MSI HIFAL
02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan adalah
sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus 1.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus 2 dimulai dari
perencanaan , pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1) Perencanaan
34
a. Peneliti mengidentifikasi kesulitan siswa pada pelajaran fiqih
kemudian peneliti mencari apa penyebab siswa kurang aktif saat
pembelajaran belangsung
b. Peneliti menyiapkan RPP tentang ketentuan zakat fitrah
c. Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran kooperatif
untuk siswa
d. Peneliti menyiapkan LKS tentang zakat
e. Peneliti menyiapkan soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban
yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar.
2) Pelaksanaan
Guru mitra didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran
sesuai denga RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan direvisi
berdasarkan evaluasi pada siklus 1.
a. Mengkondisikan kelas supaya siap dalam menerima pelajaran
b. Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan
c. Menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.
d. Memberikan motivasi dengan cara menginformasikan kegunaan
materi pembelajaran
e. Siswa berkumpul sesuai kelompok pada siklus 1
f. Menyampaikan apersepsi dan menyampaikan indikator tentang
zakat
g. Membagi LKS untuk membantu siswa memahami materi yang
akan diajarkan
h. Memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila
diperlukan
i. Menganalisis proses hasil kerja tipa kelompok dan memberikan
umpan balik kepada siswa sebagai penguatan terhadap hsil kerja
kelompok
j. Menyimpulkan materi dan mengevaluasi bersama siswa
35
k. Memberikan tes formatif, pekerjaan rumah dan tes akhir siklus 1
sebgai hasil evaluasi terhadap pertama
3) Pengamatan
Pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung
untuk mengetahui motivasi belajar, kreativitas dan mengetahui
kendala yang dihadapai dalam menerapkan pembelajaran berlangsung.
Dalam hal ini peneliti sebagai observer dan guru fiqih sebagai
pengajar.
4) Refleksi
Refleksi yang dilakukan pada siklus 2dilakukan analisis data,
apakah pada siklus 2 siswa nilainya sudah tuntas dari KKM, sehingga
hasil analisis refleksi ini sebagai penentu keberhasilan dari
pembelajaran menggunakan metode Problem Solving dalam penelitian
ini mampu meningkatkan prestasi belajar.
d. Kolaborasi
Kolaborasi adalah pandangan setiap orang akan dianggap memberikan
andil pada pemahaman. Dalam asas ini penelitim perlu selalu ingat bahwa
dia adalah bagia dari situasi yang diteliti, ia bukan hanya pengamat tetapi
juga terlibat langsung dalam proses situasi tersebut6. Kolabor dalam
Penelitian Tindakan Kelas adalah orang yang membantu untuk
mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap
bersama-sama dengan peneliti.
Kolabor dalam penelitian ini adalah guru fiqih di MSI HIFAL 02
Bnayurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan kota Pekalongan yaitu
Bapak Sasmito, S.Pd.I.
e. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2
sampai 16 Mei 2011 di MSI HHIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan
Pekalongan Selatan Kota Pekalongan.
6 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hlm. 71
36
Berikut ini jadwal rencana kegiatan penelitian tindkan kelas yang akan
dilaksanakan di MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan
Selatan Kota Pekalongan.
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No Rencana Kegiatan Minggu ke
1 2 3
1 Observasi awal X
2 Persiapan :
Menyusun konsep pelaksanaan X
Menyepakati jadwal dan tugas X
Menyusun instrumen X
Diskusi konsep pelaksanaan X
3 Pelaksanaan :
Menyiapkan kelas dan alat X
Pelaksanaan prasiklus X
Pelaksanaan siklus 1 X
Melakukan tindakan siklus 1 X
Pelaksanaan siklus 2 X
Melakukan tindakan siklus 2 X
4 Pembuatan laporan:
Menyusun konsep laporan X
B. Indikator Kerja
1. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes
Tabel 2
Indikator keberhasilan siswa dalam pembelajaran
No Indikator Aspek Penilaian
1 Hasil belajar rata-rata nilai yang
dicapai diatas KKM yaitu 70
- Diadakan tes akhir setelah pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2
37
C. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas IV MSI HIFAL 02
Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan dengan jumlah
siswa 28.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data guna
memperoleh informasi antara lain :
1. Pengamatan (Observasi)
Yaitu tindakan atau proses pengambilan informasimelalaui media
pengamatan7. Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung
aktivitas siswa pada pembelajaran fiqih dengan metode Problem Solving.
Pengamatan dilaksanakan pada tiap siklus, untuk membuat kesimpulan
pelaksanaan pembelajaran pada prasiklus, siklus 1 dan siklus 2.
2. Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data dari kolabor
mengenai hasil refleksi setelah tindakan pembelajaran dilakukan.
3. Tes
Yaitu seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk untuk mendapatkan jawaban yang dapat
dijadikan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka8.
Metode tes oleh peneliti digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa
yang telah melakukan pembelajaran fiqih melalui model pembelajaran
E. Cara Penggolahan Data
- Analisis diskriptif kuantitatif
Analisis diskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis jumlah
siswa yang mengalami pemahaman atau penguasaan materi dan peningkatan
prestasi belajar pada mata pelajaran fiqih yang diperoleh dari siklus 1 dan
7 Sukardi, Penelitian Kualitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Usaha
Keluarga, 2006) hlm 78. 8 Maragono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Reneka Cipta, 2000), hlm 170.
38
siklus 2. Data yang diperoleh dapat diolah dengan mencari prosentase
dengan menggunakan rumus :
N = skor yang dicapai
skor maksimal x 100%
Sedangkan untuk mencari rata-rata kelas menggunakan rumus :
X = F
N
X : Rata-rata nilai
F : Jumlah nilai seluruh peserta didik
N : Jumlah peserta didik
Dengan menggunakan rumus tersebut dapat diketahui prosentase dan rata-
rata nilai peningkatan prestasi belajar siswa. Jika prosentase dan rata-rata
nilai yang diperoleh itu meningkat, berarti upaya meningkatkan prestasi
belajar pada pelajaran fiqih bagi siswa mencapai keberhasilan.
39
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan
1. Letak Geografis
MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota
Pekalongan merupakan madrasah yang berada diwilayah perkotaan sebelah
selatan yang menghubungkan dengan wilayah Kabupaten Pekalongan.
Letak madrasah ini sangat strategis karena dapat dijangkau oleh semua
kendaraan baik kendaraan umum maupun pribadi. Wilayah Pekalongan
Selatan adalah wilayah yang penduduknya sangat religius sehingga
madrasah di wilayah ini sangat berkembang dan diminati oleh masyarakat
dibandingkan dengan tiga wilayah yang termasuk dalam Kota pekalongan.
Secara geografis MSI HIFAL 02 Banyurip Alit diapit oleh :
Sebelah utara : Rumah-rumah Penduduk
Sebelah Selatan : Terdapat MTS HIFAL
Sebelah Barat : Rumah mertua mantan menteri agama (M. Ilyas)
Sebelah timur : Terdapat pasar tradisional Banyurip Alit
2. Historis berdirinya MSI HIFAL 02
Tokoh-tokoh agama di kelurahan Banyurip Alit Kecamatan
Pekalongan Selatan Kota Pekalongan memandang bahwa wadah
pendidikan yang telah berdiri terlebih dahulu yakni HIFAL 01 semakin
tahun semakin bertambah jumlah siswanya. Hal tersebut dikarenakan
tempat yang strategis dan tenaga muda yang menjadi pengajar di madrasah
menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Oleh karenanya pada tahun
1980 beberapa orang yang ditunjuk untuk merelisasikan pendirian
madrasah salafiyah yang akan diberi nama HIFAL 02 dibawah naungan
yayasan hidayatul athfal.
Beberapa orang yang ditunjuk antara lain tokoh masyarakat, aparat
pemerintah (perangkat), dan tokoh muda yang peduli dengan pendidikan
agar mengurus surat perizinan pendirian. Maka pada tahun 1980
40
Departemen Agama Kabupaten Pekalongan (dulu kelurahan Banyurip Alit
ikut Kabupaten Pekalongan)mengeluarkan surat tentang izin berdirinya
pendidikan yang bernama HIFAL 02.
3. Visi Misi MSI HIFAL 02
Visi : Berusaha menciptakan linkungan masyarakat yang islami sesuai
dengan ajaran aswaja dan pedeli dengan kebutuhan masyarakat
dalam bidang sosial.
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan madrasah yang bibutuhkan oleh
masyarakat agar anak-anak tumbuh berkembang dalam lingkungan
yang islami sesuai ajaran aswaja
2. Membimbing para siswa agar bisa mempelajari bahasa arab ( Al-qurán)
sehingga bisa mendalami ajaran agama dari sumber pertama
3. Mengarahkan para siswa agar punya pengetahuan yang luas sesuai
dengan kemajuan iptek serta punya ketrampilan untukbekal masa depan
4. Mengupayakan terciptanya masyarakat pendidik yang peduli dengan
lingkungan dan punya jiwa sosial yang tinggi
5. Menjadikan para siswa agar terbentuk pribadi muslim berpengetahuan
agamis bisa mengenal kitab-kitab yang merupakan acuan ajaran Islam
(kitab kuning), kitab Al-qurán dan hadits serta kitabsalaf lainnya1.
4. Keadaan siswa
Tabel 3
Jumlah siswa tahun pelajaran 2010/2011
KELAS Jumlah Rombongan
Belajar
Jumlah Murid
Lk. Pr Jumlah
Semua
I 1 26 16 42
II 1 15 24 39
1 Yayasan Hifal, Empat Windu, 2005, hlm. 24
41
III 1 29 17 46
IV 1 12 16 28
V 1 19 20 39
VI 1 11 20 31
Jumlah 6 112 113 225
5. Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan
Tabel 4
Daftar guru dan karyawan
No Nama Jabatan TMT Ijazah Ket
1 M. Nashir usman Kamad 2011 Ponpes Wiyata
2 Abdul Ghofar GMP 2009 D.2 PNS
3 Uswatun Khasanah Walas V 1989 D.2 Wiyata
4 A. Sasmito Walas IV 1990 S.1 Sda
5 H. Masruri Walas III 1995 D.2 Sda
6 Nur Hobibah Walas II 1995 D.2 Sda
7 Masitoh Walas I 2000 PGAN Sda
8 A.Assabti Wals VI 2007 MAS Sda
9 Mujiburrokhman T.U 2009 D.3 Sda
10 Eva Masúlah GMP 2010 SMA Sda
11 Lutfil Imam TU 2011 D.3 Sda
12 Supandi Penjaga 2009 SD sda
6. Fasilitas madrasah
Tabel 5
Fasilitas sarana MSI HIFAL 02
No Jenis fasilitas Jumlah Keadaan
1 Ruang kamad 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
42
3 Ruang kelas 6 Baik
4 Ruang UKS 1 Baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
6 Komputer 2 Baik
7 Laptop 2 Baik
8 MCK siswa 3 Baik
9 MCK guru 1 Baik
10 Musholla 1 baik
B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
prasiklus untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum menggunakan model,
siklus 1 dilaksanakan 1 kali pertemuan dan siklus 2 dilaksanakan 1 kali. Dari
penelitian tersebut dipdroleh data-data sebagai berikut :
1. Hasil prasiklus
Pelaksanaan pembelajaran prasiklus dikelas IV MSI HIFAL 02
Banyurip Alit Pekalongan yang diampu oleh Bapak Sasmito, S.Pd.I
dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Mei 2011. Tahap prasiklus ini
materi yang diajarkan adalah tentang pengertian zakat. Tahap prasiklus ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keaktifan siswa untuk mengikuti
pembelajaran fiqih dikelas sebelum diterapkan metode pembelajaran
menggunakan Problem Solving, dengan melihat atau mengamati secara
langsung pembelajaran yang ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi
selama proses pembelajatan berlangsung. Metode pembelajaran yang
digunakan berupa metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam
pembelajarandan pengerjaan lembar kerja siswa. Pada pembelajaran ini
siswa prestasi belajar dalam pra siklus rata-rata 68,07%, nilai tertinggi 78
dan nilai terrendah 56. Berikut tabel skor observasi keaktifan siswa.
Tabel 6
Skor observasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih
pada tahap prasiklus
43
Sub
Indikator Indikator 1 Indikator 2
Jumlah
skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8
2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7
3 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7
4 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6
5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7
6 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6
7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
Jml skor 0 0 9 12 0 0 4 9 12 0 46
Keterangan :
Indikator 1 : kesiapan menerima pelajaran
Indikator 2 : keaktifan dalam pembelajaran
Skor : 1 (kurang)
2 (rendah)
3 (cukup)
4 (baik)
5 (memuaskan)
Tabel 7
Hasil ulangan siswa
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 M. Rifán 68 Tidak Tuntas
2 Aula Rizqi 74 Tuntas
3 Amilatul Khusna 66 Tidak Tuntas
4 Sholikhin 70 Tuntas
5 Akbar Alfayat 76 Tuntas
6 Arini Khaira Munaya 62 Tidak Tuntas
44
7 Dewi Aulia 70 Tuntas
8 Dewi Faila Shofa 64 Tidak Tuntas
9 Fahad Affuan 70 Tuntas
10 Haninna Rifqia 62 Tidak Tuntas
11 Intan Kharasa Sabila 58 Tidak Tuntas
12 Iguh Ilham 70 Tuntas
13 Lia Hikmatul Maula 74 Tuntas
14 Moch Abid 56 Tidak Tuntas
15 M. Ubaidillah 60 Tidak Tuntas
16 Mela Ocktavia 66 Tidak Tuntas
17 Mislina 66 Tidak Tuntas
18 Mohamad Abdun Nafi’ 76 Tuntas
19 Muhammad Adib 56 Tidak Tuntas
20 M. Alfian 78 Tuntas
21 Muhammad Imam Yahya 72 Tuntas
22 Najwa Rosyada 62 Tidak Tuntas
23 Pria Raihan Janani 68 Tidak Tuntas
24 Qotrun Nada 64 Tidak Tuntas
25 Uzlatul Mufida 68 Tidak Tuntas
26 Zahwa Rizqi Lutfia 76 Tuntas
27 Roosa Aprilianti 72 Tuntas
28 Hamada Syafia 72 Tuntas
Jumlah 1906
Rata-rata 68,07 Tidak Tuntas
Hasil pengamatn peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fiqih pada tahap prasiklus
dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran sebelum diterapkan metode Problem Solving adalah
Nilai :Skor yang dicapai
Skor maksimal x 100%
45
: 46
70 x 100%
: 65,71%
Hasil pengamatan pada tahap prasiklus tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajran.
Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya keaktifan dalam proses
pembelajaran. Siswa yang kesiapannya matang dalam pembelajaran
dikelas menunjukkan adanya keaktifan atau keinginan untuk bisa.
Rendahnya keaktifan siswa kelas IV MSI HIFAL Banyurip Alit
Pekalongan yang menjadi objek penelitian dapat ditunjukkan dari
prosentase hasil penelitian keaktifan siswa dan kesiapan dalam mengikuti
pembelajaran yaitu sebesar 65,71% yang masih berada dibawah ketentuan
yaitu 70%.
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilaksanakan diakhir
pembelajaran didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap prasiklus
yaitu 68,07 yang berada dibawah standar yaitu diatas 70. Dari data yang
diperoleh pada tahap prasiklus ada 15 siswa yang belum tuntas.
2. Hasil siklus 1
Penelitian tindakan kelas pada siklus 1dilaksanakan oleh peneliti
dengan Bapak Sasmito, S.Pd.I sebagai guru mitra atau kolabor peneliti
sekaligus sebagai pengampu mata pelajaran fiqih kelas IV MSI HIFAL 02
Banyurip Alit Pekalongan. Pada siklus 1 ini observasi dilakukan di kelas IV
dengan materi macam-macam zakat pada tanggal 9 Mei 2011. Dalam siklus
ini solusi yang diperoleh dari tahap refleksi pada tahap prasiklus sebagai
tindakan untuk mengatasi masalah-masalah permasalahan dalam
pelaksanaan pembelajaran fiqih di kelas kaitannya dengan keaktifan dan
prestasi belajar. Dalam siklus ini dibagi dalam beberapa tahap, antara lain :
a. Tahap perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan,
meliputi :
46
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode
Problem Solving
2) Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok
3) Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa
4) Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran
5) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil
6) Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus 1
b. Tahap tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap tindakan adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pertama adalah sebagai
berikut :
1) Guru memberikan apersepsi tentang hsil prasiklus
2) Guru memberikan motivasi mengenai materi macam-macam
zakat
3) Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran
4) Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan
dengan soal dalam lembar kerja
5) Guru membentuk beberapa kelompok kecil
6) Guru memberitahu agar dalam setiap kelompok terjadi
serangkaian kegiatan specifik. (a) Salah satu anggota kelompok
membaca soal. (b) menafsirkan isi soal, menulis apa yang
diketahui atau ditanyakan
7) Guru berkeliling untuk mengawasi kegiatan kelompok
8) Setelah permasalahan dapat diselesaikan dalam kelompok,
kemudian salah satu perwakilan dari kelompok diberi kesempatan
untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, kemudian
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi.
9) Guru mengumumkan hasil dan menetapkan kelompok terbaik
sampai yang kurang berhasil
47
10) Guru memberikan pendalaman secara klasikal dengan
menekankan strategi pemecahan masalah
11) Siswa bersama guru menyimpulkan materi.
c. Observasi
Dengan mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode Problem Solving, pemberian soal tentang
pengertian dan macam-macam zakat. Kemudian menyelesaikan soal
melalui langkah-lamgkah pembelajaran yang diawali dengan diskusi
dalam kelompok yang heterogen, presentasi terhadap hasil diskusi, dan
pelaksanaan secara individu.
d. Analisis data
Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar siswa pada
siklus 1 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 8
Skor observasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih
pada siklus 1
Sub
Indikator Indikator 1 Indikator 2
Jumlah
skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9
2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8
3 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7
4 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7
5 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8
6 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6
7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
Jml skor 0 0 3 16 5 0 2 9 16 0 51
Keterangan :
Indikator 1 : kesiapan menerima pelajaran
48
Indikator 2 : keaktifan dalam pembelajaran
Skor : 1 (kurang baik)
2 (rendah)
3 (cukup)
4 (baik)
5 (memuaskan)
Hasil pengamatan oleh peniliti yang dilihat dari indikator kesiapan
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fiqih pada tahap siklus 1
dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran sebelum diterapkan metode Problem Solving yaitu :
Nilai : skor yang dicapai
skor maksimal x 100%
: 51
70 x 100 %
: 72,86%
Dari hasil pengamatan pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa
siswa mulai ada peningkatan kesiapan belajar maupun keaktifannya dalam
proses pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya
keaktifan dalam proses pembelajaran. Siswa yang kesiapannya matang
dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya keaktifan
dan keinginan untuk bisa. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari
prosentase hasil penilaian keatifan dan kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran yaitu sebesar 72,86% dan diatas ketuntasan yang telah
ditetapkan yaitu 70%
Tabel 9
Hasil tes akhir siklus 1
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 M. Rifán 72 Tuntas
2 Aula Rizqi 75 Tuntas
3 Amilatul Khusna 69 Tidak Tuntas
4 Sholikhin 73 Tuntas
5 Akbar Alfayat 76 Tuntas
49
6 Arini Khaira Munaya 78 Tuntas
7 Dewi Aulia 74 Tuntas
8 Dewi Faila Shofa 74 Tuntas
9 Fahad Affuan 72 Tuntas
10 Haninna Rifqia 77 Tuntas
11 Intan Kharasa Sabila 58 Tidak Tuntas
12 Iguh Ilham 73 Tuntas
13 Lia Hikmatul Maula 75 Tuntas
14 Moch Abid 71 Tuntas
15 M. Ubaidillah 79 Tuntas
16 Mela Ocktavia 66 Tidak Tuntas
17 Mislina 78 Tuntas
18 Mohamad Abdun Nafi’ 76 Tuntas
19 Muhammad Adib 56 Tidak Tuntas
20 M. Alfian 79 Tuntas
21 Muhammad Imam Yahya 74 Tuntas
22 Najwa Rosyada 71 Tuntas
23 Pria Raihan Janani 70 Tuntas
24 Qotrun Nada 64 Tidak Tuntas
25 Uzlatul Mufida 75 Tuntas
26 Zahwa Rizqi Lutfia 76 Tuntas
27 Roosa Aprilianti 72 Tuntas
28 Hamada Syafia 92 Tuntas
Jumlah 2045
Rata-rata 73,03 Tuntas
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan diakhir
pembelajaran pada siklus 1 didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada
tahap prasiklus yaitu 73,03 yang berada diatas standar yang ditentukan
yaitu diatas 70. Dari data yang diperoleh pada siklus 1 ada 5 siswa yang
50
belum tuntas. Berbeda dengan sebelumnya siswa yang tidak tuntas ada 15
siswa.
Dilihat dari tabel diatas perbandingan keaktifan dan hasil tes akhir
pada tahap prasiklus masih menggunakan metode ceramah dan penugasan
lembar kerja siswa dan siklus 1 yang menggunakan metode pembelajaran
Problem Solving menunjukkan adanya sebuah peningkatan.
e. Refleksi
Berdasarkan hasil penilaian siklus 1 diperoleh nilai rata-rata hasil
belajar siswa sebesar 73,03 dan prosentase keaktifan siswa pada siklus
1 sebesar 72,86%. Meskipun hasil prestasi pada siklus 1 sudah
memenuhi KKM, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum
tuntas. Hasil refleksi siklus 1 masih adanya siswa yang belum tuntas
kelulusannya dikarenakan pada siklus ini masih ada sebagian siswa
yang masih bercanda dengan teman sebelahnya, tidak memperhatikan
penjelasan guru dengan menggambar-gambar dibuku catatannya dan
sering bergantian antara satu siswa dengan siswa lainya ke toilet
dengan alasan buang air kecil, sehingga pada akhir penelitian dalam
siklus 1 mengalami permasalahan yaitu 5 siswa belum tuntas,
karenanya penelitian ini dilanjutkan dengan siklus 2.
Dari hasil refleksi siklus 1 maka perlu dilakukan beberapa
tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus 2.
Bebrapa tindakan tersebut antara lain:
a) Guru harus dapat mengatur waktu dengan baik sehingga
pembelajaran tidak mengalami keterlambatan waktu dan dapat
berjalan sesuia dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
b) Pengkondisian kelas yang lebih baik agar pembelajaran menjadi
lancar
c) Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam
pembelajaran (diskusi kelompok)
d) Guru semaksimal mungkin membimbing siswa dalam berdiskusi.
3. Hasil siklus 2
51
Sama halnya pada tatah prasiklus dan siklus 1, observasi dilakukan
oleh peneliti dan kolabor untuk berupaya meningkatkan keaktifan siswa
yang berdampak pada hasil belajar dan pemahaman terhadap materi
pelajaran yang menjadi pokok bahasan. Pada siklus 2 ini dilakukan di kelas
IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan dengan materi ajar zakat
fitrah pada tanggal 16 Mei 2011. Tindakan yang telah dirumuskan pada
siklus 1 akan diterapkan pada siklus 2. Dalam siklus 2 ini dibagi dalam
beberapa tahap, antara lain :
a. Tahap perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan,
meliputi :
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode
Problem Solving
2) Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok
3) Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa
4) Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran
5) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil
6) Guru sudah memberi tugas membaca materi pelajaran dirumah
7) Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus 2
b. Tahap tindakan
1) Guru memberikan apersepsi tentang zakat fitrah
2) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya zakat fitrah
3) Guru menyampaiakn tujuan pembelajaran
4) Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan
dengan soal dalam lembar kerja
5) Guru membentuk beberapa kelompok kecil sesuai dengan
kelompok pada siklus 1
6) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok
dan diberikan kesempatan untuk menyelesaikan lembar kerja
52
7) Guru memberitahu agar dalam setiap kelompok untuk bekerja
sama dalam menyelesaikan.
8) Guru berkeliling untuk mengawasi kegiatan kelompok
9) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya kepad
guru
10) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap
anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja
yang diberikan guru
11) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil
kelompoknya, dan kelompok lain untuk menanggapinya.
12) Guru mengumumkan hasil dan menetapkan kelompok terbaik
sampai yang kurang berhasil
13) Guru memberikan pendalaman secara klasikal dengan
menekankan strategi pemecahan masalah
14) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c. Observasi
Dengan mengamati pelaksanaan metode Problem Solving,
pemberian soal tentang zakat fitrah. Kemudian menyelesaikan soal
melalui langkah-langkah pembelajaran yang diawali dengan diskusi
dalam kelompok, presentasi terhadap hasil diskusi dan pelaksanaan tes
secara individu.
d. Analisa data
Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar pada siklus 2
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 10
Skor observasi keaktifan dalam mengikuti pembelajaran fiqih pada siklu 2
Sub
Indikator Indikator 1 Indikator 2
Jumlah
skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10
53
2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8
3 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7
4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9
5 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9
6 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6
7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
Jml skor 0 0 3 8 15 0 2 6 20 5 57
Keterangan :
Indikator 1 : kesiapan menerima pelajaran
Indikator 2 : keaktifan dalam pembelajaran
Skor : 1 (kurang baik)
2 (rendah)
3 (cukup)
4 (baik)
5 (memuaskan)
Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fiqih pada tahap siklus
2 dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran sebelum diterapkan metode Problem Solving
yaitu:
Nilai : skor yang dicapai
skor maksimal x 100%
: 57
70 x 100 %
: 81,43%
Hasil observasi keaktifan dan kesiapan dalam pembelajaran pada
siklus 2 penelitian tindakan kelas dikelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip
Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan dengan
prosentase 81,43% yang sudah berada di atas ketentuan yang
54
ditetapkan yaitu 70%. Keaktifan siswa telah mengalami peningkatan
bila dibandingkan dengan tahap prasiklus dan siklus 1.
Tabel 11
Tes akhir pada siklus 2
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 M. Rifán 77 Tuntas
2 Aula Rizqi 78 Tuntas
3 Amilatul Khusna 72 Tuntas
4 Sholikhin 75 Tuntas
5 Akbar Alfayat 77 Tuntas
6 Arini Khaira Munaya 88 Tuntas
7 Dewi Aulia 80 Tuntas
8 Dewi Faila Shofa 79 Tuntas
9 Fahad Affuan 75 Tuntas
10 Haninna Rifqia 87 Tuntas
11 Intan Kharasa Sabila 72 Tuntas
12 Iguh Ilham 75 Tuntas
13 Lia Hikmatul Maula 77 Tuntas
14 Moch Abid 75 Tuntas
15 M. Ubaidillah 80 Tuntas
16 Mela Ocktavia 74 Tuntas
17 Mislina 89 Tuntas
18 Mohamad Abdun Nafi’ 79 Tuntas
19 Muhammad Adib 72 Tuntas
20 M. Alfian 81 Tuntas
21 Muhammad Imam Yahya 77 Tuntas
22 Najwa Rosyada 76 Tuntas
23 Pria Raihan Janani 73 Tuntas
24 Qotrun Nada 72 Tuntas
25 Uzlatul Mufida 81 Tuntas
55
26 Zahwa Rizqi Lutfia 86 Tuntas
27 Roosa Aprilianti 79 Tuntas
28 Hamada Syafia 94 Tuntas
Jumlah 2200
Rata-rata 78,57 Tuntas
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 78,57 dan semua siswa telah lulus dari KKM yang ditentukan
yaitu 70.
e. Refleksi
Hasil pengamatan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa hampir
seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa secara individu
maupun kelompok terlibat aktif bertanya, menulis keterangan yang
disampaikan oleh guru atau sumber lain, menyelesaikan tugas sesuai
dengan fungsinya pada kelomponya dalam pembelajaran fiqih dikelas.
Sehingga dalam proses pembelajaran tidak tergantung sepenuhnya
kepada guru. Mereka berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya
untuk didiskusikan dalam kelas atau permasalahan yang mereka hadapi
untuk ditanyakan kepada guru. Dari hasi tes akhir siklus 2 didapati
bahwa semua siswa telah tuntas dari nilai KKM yang ditentukan
sehingga penelitian dirasa cukup sampai siklus 2.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada prasiklus penelti mengumpulkan data awal berupa daftar
nama dan nilai awal siswa. Nilai awal siswa diambil berdasarkan nilai harian
siswa, data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
siswa sebesar 68,07 dan presentase keaktifan siswa pada prasiklus sebesar
65,71% masih belum memenuhi KKM yang ditentukan yakni 70 dan
ketuntasan klasikan 70%. Pada siklus 1 petemuan petama adalah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi siswa dalam beberapa
kelompok. Pengelompokan dilakukan secara heterogen. Seblum memulai
56
pembelajaran terlebih dahulu guru memberikan gambaran tentang metode
Problem solving kepada siswa, kemudian memulai pelajaran dengan materi
pengertian dan maenjelaskan macam-macam zakat.
Berdasarkan hasil evaluasi siklus 1 diperoleh nilai rata-rata hasil
belajar siswa sebesar 73,03 dan prosentase ketuntasan klasikal 72,86%. Hasil
ini memang menunjukkan sudah tercapainya KKM, akan tetapi masih ada 5
siswa yang belum lulus KKM. Dengan demikian diperlukan tindakan
selanjutnya yakni siklus 2.
Tabel 12
Perbandingan jumlah skor dan prosentase keaktifan belajar pada tahap
prasiklus dan siklus 1
No Pelaksanaan siklus Jumlah skor Prosentase (%)
1 Prasiklus 46 65,71
2 Siklus 1 51 72,86
Tabel 13
Perbandingan rata-rata tes pada tahap prasiklus dan siklus 1
No Pelaksanaan siklus Rata-rata
1 Prasiklus 68,07
2 Siklus 1 73,03
Dalam siklus 2 dibahas pada pertemuan pertama yakni materi
pengertian zakat dan macam-macam zakat. Berdasarkan hasil evaluasi dari
siklus 2 diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,57 skor
keaktifan 81,43%. Maka hasil tindakan dari tahap prasiklus, siklus 1 dan
siklu 2 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan keaktifan siswa dari tahap prasiklus, siklus 1 dan
siklus 2 yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14
Perbandingan jumlah skor dan prosentase keaktifan pada tahap prasiklus,
siklus 1 dan siklus 2
57
No Pelaksanaan siklus Jumlah skor Prosentase (%)
1 Prasiklus 46 65,71
2 Siklus 1 51 72,86
3 Siklus 2 57 81,43
2. Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan dari tahap prasiklus,
siklus 1 dan siklus 2
Tabel 15
Perbandingan rata-rata akhir tes pada tahap prasiklus, siklus 1 dan siklus 2
No Pelaksanaan siklus Rata-rata
1 Prasiklus 68,70
2 Siklus 1 73,03
3 Siklus 2 78,57
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti banyak
mengalami keterbatasan, diantaranya :
1. Cara memperoleh data dari penelitian, peneliti harus mengamati secara
langsung dengan cermat penerapan model pembelajaran Problem Solving
dikelas sebagai upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2. Segala keterbatasan yang dimiliki oleh penelitiberupa sumber-sumber
pustaka sebagai landasan teori kurang maksimal sehingga ini menjadi
kekurangan dan keterbatasan peneliti
3. Penelitian dilakanakan paa saat menjelang UAS-BN bagi kelas VI dan
ujian kenaikan kelas bagi kelas I sampai kelas V sehingga penelitian
dilakukan dalam tiga tahap, yakni prasiklus, siklus 1 dan siklus 2
Keterbatasan diatas sedikit banyak berpengaruh terhadap hasil
penelitian. Akan tetapi peneliti merasa bersyukur bahwa penelitian ini
dapat dilalui dengan lancar dan sukses walaupun masih banyak kekurangan
sana sini.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diskripsi data dan analisis penelitian tentang penerapan metode
Problem Solving untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran fiqih
pokok bahasan zakat di MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan
Selatan Kota Pekalongan maka pada akhir skripsi ini dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti di MSI HIFAL 02
Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan dengan
menerapkan model pembelajaran dengan metode Problem Solving sebagai
upaya meningkatkan prestasi peserta didik pada mapel fiqih pokok bahasan
zakat. Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan yang disebut
siklus yaitu untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan prestasi belajar
fiqih dengan metode Problem Solving dalam penelitian ini membawa dampak
yang positif terhadap aktivitas belajar peserta didik terutama mengurangi
kejenuhan dan sebagai variasi pembelajaran. Ada beberapa peserta didik yang
sebelumnya mempunyai prestasi dan hasil belajar yang rendah menjadi lebih
berprestasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dpat dilihat dari perolehan
skor yang diprosentasekan melalui pengamatan tentang prestasi belajar peserta
didik dengan indikator kesiapan dan keaktifan dalam proses pembelajaran.
Prosentase peningkatan prestasi belajar dari prasiklus, siklus 1 dan
siklus 2 yaitu dari prasiklus 65,71 meningkat menjadi 72,86 pada siklus 1 dan
meningkat menjadi 81,43 pada siklus 2 diatas rata-rata yang ditentukan yaitu
70%. Sedangkan peningkatan tes akhir dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2
dapat dilihat dari nilai rata-rata pada masing-masing siklus yaitu 68,07 pada
prasiklus meningkat menjadi 73,03 pada siklus 2 dan meningkat menjadi 78,
57 pada siklus 2, peningkatan tersebut diatas kreteria ketuntasan minimal
(kkm) yaitu 70. Seperti peserta didik yang tes akhirnya dibawah KKM
menjadi meningkat sampai diatas KKM yaitu dari prasiklus yang tidak
59
memenuhi KKM sebanyak 15 siswa , siklus 1 sebanyak 5 siswa dan siklus 2
semua peserta tuntas.
B. Saran
Meningat pentingnya metode pembelajaran Problem Solving untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik,maka peneliti mengharapkan
beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai
berikut:
1. Bagi guru fiqih
a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar guru harus benar-benar
paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi
tersampaikan secara maksimal
b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya
variasi mengajar guna mengantisipasi kejenuhan siswa dalam belajar.
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem solving tidak hanya
sampai pada penelitian, akan tetapi bisa dilanjutkan secara kontinu.
2. Pihak madrasah
a. Hendaknya seluruh pihak madrasah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran berlangsung
b. Melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar terlaksana
dengan baik.
Kepada semua pihak terutama dewan guru sudah seharusnya
meningkatkan kompetensi profesionalisme serta membekali pengetahuan yang
luas, karena itu semua akan mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.
C. Penutup
Rasa syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah swt
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tanpa adanya rintangan yang berarti.
Dalam pembahasan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan
dan kesalahan dan kekurang sempurnaan, hal ini dikarenaka keterbatasan dan
pengetahuan penulis. Oleh karenanya saran dan kritik yang membangun selalu
penulis harapkan guna keprofesionalan penulis dalam mengeluti dunia
60
pendidikan yang nyata. Dan kepada pihak madrasah, saran-saran yang penulis
ungkapkan diatas diharapkan menjadi koreksi dan bahan pertimbangan
kebijakan dalam pengambilan keputusan selanjutnya.
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi khalayak ramai pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya.
Wallahu a’lam bishowaf
Daftar Pustaka
Abdurrahman,Fadlun, Qurán Tajwid dan Terjemahnya, Jakarta:Maghfiroh Pustaka,
2006
Abudin,Nata, Perpektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, ----:Kencana Prenada
Maedia,2009
Aliyah,Mualifatul , Upaya Meningkatkan Penguasaan siswa pada Mata Pelajaran
Fiqih Mareti Zakat melalui Metode Cadr Sort, Skripsi IAIN Walisongo, 2010
Arifin,M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 2003
Arikunto,Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Bumi Aksara,2006
Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran,Jogjakarta:Ar-ruzz Media,2008
Djamarah, Saiful Bahri-Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar,
Banjarmasin:Rieneka Cipta,1995
Efendi,Satria, Ushul Fiqh, Jakarta:Prenada Media,2005
Gulo W, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Grasindo, 2002
Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, Jakarta:Rafindo
Grafindo Persada, 1996
Hamelik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara, 2007
http://www.masbied.com// diakses 16 Pebruari 2011
Idrus,Fahmi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya:Greisinda Press,tt
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM,
Semarang:Rasail,2008
Khairudin,dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jogjakarta:Nuansa
Aksara,2007
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rieneka Cipta,2000
Nurdin, Syaiful, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:Inter Masa,
2002
NK Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rieneka Cipta, 1998
Rahmawati , Eni, Efektifitas Model Pembelajaran Problem Solving dalam Materi
Sistem Persamaam Linier Dua Variabel di Kelas VIII MTsN Tanjungtani
Prambon, Skripsi IAIN Walisongo, 2010
Sagala, Syaifudin, Konsep Dasar Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung:CV Alfabeta,
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi,
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung:Sinar Baru
Algensindo, 1995
Sudjana Nana – Ibrahim, Penelitian dan penilaian dalam Pendidikan, Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 2001
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya,
Jakarta:Bumi Aksara,2003
Sukardi, Penelitian Kualitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan, Yogyakarta:Usaha
Keluarga,2006
Suryobroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta:Rieneka Cipta,2009
Suryabrata,Sumardi, Metodologi Penelitian, Jakarta:Grafindo,2001
Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta:Pustaka Book Publiser, 2007
Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kencana Prenada Media,2006
Syah, Muhibbin, Psikologi pendidikan dengan pendekatan Baru, Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2000
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Kontruktivistik,
Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung:Fokus Media, 2006
Winataputra, Udin S, Strategi Balajar Mengajar IPA, Universitas Terbuka, 2001
Wiriatmaja Rochiati, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:Remaja
Rosda Karya,2005
Yayasan Hifal, Empat Windu, 2005
Zuhdi, M Khoirudin, Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran
Fiqih Kelas IX dengan Metode Problem Solving, Skripsi IAIN Walisongo,
2010
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara,
2006
RENCANA PEMBERIAN ALTERNATIF TINDAKAN SIKLUS 1
Hari / tanggal : Senin, 9 Mei 2011
Tempat : Kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan
Proses : Diskusi, tanya jawab
No Permasalahan pada prasiklus Alternatif tindakan
1
2
3
4
5
Pelaksanaan pembelajaran masih satu
arah
Model pembelajaran belum
mengedepankan adanya praktek
Pembelajaran dikelas masih
menggantungkan LKS
Metode yang diterapkan menggunakan
ceramah terus
Penataan ruangan belum
menggambarkan pembelajaran aktif
Sebelum peneliti dan guru mitra
sebagai kolabolator bediskusi
berkaitan pembelajaran di kelas
sebelum diterapkannya
pendekatan konteksrual
menghasilkan beberapa tindakan
yang akan diterapkna pada siklus
1 yaitu :
- Sesuai dengan topik yang
sedang digarap oleh peneliti
yaitu menerapkan
pembelajaran dengan
menggunakan metode
Problem Solving
- Meninjau kembali RPP untuk
siklus 1
- Membuat skema ruangan
dengan bentuk kelompok kecil
Kolabolator Peneliti
A. Sasmito, S.Pd.I Abdul Ghofar NIM. 093111232
RENCANA PEMBERIAN ALTERNATIF TINDAKAN SIKLUS 2
Hari / Tanggal : Senin, 16 Mei 2011
Tempat : Kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan
Proses : Diskusi , tanya jawab
No Permasalahan pada siklus 1 Alternatif tindakan
1
2
3
4
Suasana pembelajaran aktif belum
muncul secara maksimal, rata-rata
hasil tes akhir belum memenuhi
standar yang ditetapkan
Pelaksanaan rencana pembelajaran
pada siklus sebelumnya belum
maksimal
Pemberian bimbingan kepada
kelompok saat terjadi diskusi belum
maksimal
Peserta didik masih sulit untuk
dikendalikan terutama dalam
pembelajaran kelompok
Tindakan yang akan diterapkan
pada siklus 2 yaitu :
- Memberikan motivasi untuk
semangat belajar kepada peserta
didik
- Adanya pemecahan masalah
berkaitan dengan topik materi
pelajaran yang sedang dibahas
- Memebrikan tugas observasi
terhadap satu pokok pelajaran
di lingkungan temnpat tinggal
mereka.
Kolabolator Peneliti
A. Sasmito, S.Pd.I Abdul Ghofar NIM. 093111232
LEMBAR OBSERVASI
KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
A. Indikator
1. Kesiapan menerima pelajaran
2. Kekatifan siswa dalam pembelajaran
3. Ketrampilan siswa dalam pembelajaran
4. Hasil belajar. Rata-rata yang dicapai diatas hasil ketuntasan belajar
B. Butir-butir pertanyaan
No Indikator Aspek perilaku yang dinilai Skor
1 2 3 4 5
1 Kesiapan
menerima
pelajaran
1. Menyediakan buku dan alat
tulis
2. Siswa mengkondisikan diri
agar suasana kelas tenang
3. Mendengarkan penjelasan
guru pada saat pelajaran
4. Perhatian siswa terpusat dan
aktivitas pembelajaran
tampak
5. Siswa menyiapkan buku
pelajaran dan sumber belajar
lainnya
2 Keaktifan
siswa dalam
pembelajaran
1. Keaktifan mengikuti
pelajaran
2. Keaktifan bertanya
3. Keaktifan menjawab
4. Keaktifan menulis
5. Menyelesaikan tugas
individu
6. Menyelesaikan tugas
kelompok
7. Keaktifan mencari informasi
dan pengetahuan untuk
sisampaikan dalam kelas
Keterangan
Jumlah maksimal skor 70
Nilai = skor yang dicapai
skor maksimal x 100%
ANALISIS DATA
PENILAIAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN FIQIH
No Indikator Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
1 Kesiapan dalam menerima
pelajaran dan keaktifan siswa
dalam pembelajaran
Jumlah
Rata-rata
Prosentase (%)
Kreteria nilai
Kreteria nilai :
76% - 100% : Baik sekali
56% - 75% : Baik
26% - 55% : Cukup
0% - 25% : Kurang
Analisis Data Tes Akhir
Instrumen tes dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan soal
setelah pembelajaran berupa lembar kerja yang berisikan soal-soal pada siklus 1
dan siklus 2. Dengan mengambil rata-rata nilai pada setiap siklus. Adapun rata-
rata nilai yang ditetapkan untuk mencapai ketuntasan minimal adalah 70.
No Nama Siswa Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah skor
Rata-rata
Prosentase (%)
Kreteria penilaian
Kreteria penilaian :
76% - 100% : Baik sekali
56% - 75% : Baik
26% - 55% : Cukup
0% - 25% : Kurang
PEDOMAN INSTRUMEN DOKUMENTASI
Pengumpulan data dokumentasi dilakukan dengan cara
mewawancarai kepada pihak terkait dan informasi yang berupa dokumen baik
dalam bentuk laporan resmi maupun laporan statistik
Gambaran umum MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan
1. Tinjauan historis
a. Sejarah berdiri
b. Visi dan misi
2. Letak geografis
a. Letak daerah
b. Batas areal
3. Struktur organisasi MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan
a. Struktur guru
4. Kondisi guru dan siswa
a. Jumlah guru dan TU
b. Jumlah siswa kelas I s.d VI pada tahun berjalan
5. Kondisi sarana dan prasarana
a. Apa saja sarana dan prasarana yang ada
lampiran
Siklus 1.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BERBASIS PAIKEM ( CTL )
Sekolah : MSI HIFAL 02
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas / Semester : IV / Genap
Materi Pokok : Zakat
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Mengetahui ketentuan zakat
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan macam-macam zakat
C. Indikator
Menyebutkan macam macam zakat
Menunjukkan hukum zakat
Menyebutkan jenis-jenis harta yang wajib dizakati dan manfaatnya
Menyebutkan orang-orang yang wajib menerima zakat
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami pokok pembahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Menyebutkan macam macam zakat
Menunjukkan hukum zakat
Menyebutkan jenis-jenis harta yang wajib dizakati dan manfaatnya
Menyebutkan orang-orang yang wajib menerima zakat
E. Metode / Strategi Active Learning : Problem Solving
F. Skenario Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan awal
- Salam pembuka , presensi, pengaturan kelas,
berdoa dan apersepsi
5 menit
Kegiatan inti
Eksplorasi
- Guru menanyakan pengetahuan kepada siswa
tentang sub materi yang akan disampaikan
antara lain :
Macam-macam zakat
Elaborasi
- Guru membagi membagi siswa dalam 4
kelompok
- Setiap kelompok menyelesaikan tugas yang
telah diberikan
- Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan
merangkum hasil diskusi. Setiap kelompok
menugaskan satu anggotanya untuk
menyampaikan hasil diskusinya
- Kembalikan seperti semula (kelompok besar
dalam satu kelas) untuk penyampaian hasil
diskusi mengulas permasalahan
- Guru mengajukan beberapa pertanyaan (kepada
semua siswa) untuk penjajakan
Konfirmasi
- Guru memberikan kesimpulan, penekanan dan
tindak lanjut
50 menit
Kegiatan akhir
- Refleksi
- Penilaian dengan memberikan soal tes yang
telah disiapkan.
15 menit
G. Media / Alat / Bahan / Sumber
- Buku pengantar Fiqih kelas 4 terbitan Tiga Serangkai
- LKS fiqih kelas IV
Catatan aspek-aspek Problem Solving
1. Aspek inquiri-discovery learning, pada pembelajaran ini siswa
melakukan diskusi, bertanya, penggalian data selanjutnya siswa
melakukan hipotesis dan penyimpulan
2. Learning Community. Antar siswa dalam kelompok terlibat diskusi dn
berbagi pendapat untuk merumuskan kesimpulan diskusi yang akan
dipresentasikan
3. Questioning. Ada proses saling bertanya, antara guru kepada siswa ,
siswa kepada siswa, maupun siswa kepada guru tentang materi.
4. Rerlektioning. Ada proses saling menanggapi dan memberi kesan serta
evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah diikuti.
5. Authentic assesment. Penilaian guru terhadap proses pembelajaran
siswa meliputi partisipasi dalam kerja kelompok, penyajian/presentasi
hasil diskusi kelompok
Pekalongan, Mei 2011
Kepala MSI HIFAL 02 Guru Mapel fiqih
M. Nashir Usman A. Sasmito, S.Pd.I
lampiran
Siklus 2.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BERBASIS PAIKEM ( CTL )
Sekolah : MSI HIFAL 02
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas / Semester : IV / Genap
Materi Pokok : Zakat
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Mengetahui ketentuan zakat
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan ketentuan zakat fitrah
C. Indikator
Menjelaskan penegrtian zkat fitrah
Menunjukkan hukum zakat fitrah
Menunjukkan waktu mengeluarkan zakat fitrah
Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami pokok pembahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Menjelaskan penegertian zakat fitrah
Menunjukkan hukum zakat fitrah
Menunjukkan waktu mengeluarkan zakat fitrah
Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah
E. Metode / Strategi Active Learning : Problem Solving diskusi kelompok
F. Skenario Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan awal
- Salam pembuka , presensi, pengaturan kelas,
berdoa dan apersepsi
5 menit
Kegiatan inti
Eksplorasi
- Guru menanyakan kepada siswa tentang sub
materi yang akan disampaikan antara lain :
Pengertian zakat fitrah
Hukum zakat fitah
Ketentuan zakat fitrah
Elaborasi
- Guru membagi membagi siswa dalam 4
kelompok berdasarkan nomor urut absensi.
- Setiap kelompok bertugas menyelesaikan soal
materi yang telah disediakan
- Setiap kelompok berdiskusi dan merangkum
diskusinya
- Setiap kelompok mendelegasikan satu
anggotanya untuk mempresentasikan hasilnya
- Kembalikan dalam kelompok besar untuk
mengulas permasalahan
- Guru memberikan pertanyaan untuk penjajagan
pemahaman materi
Konfirmasi
- Guru memberikan kesimpulan, penekanan dan
tindak lanjut
50 menit
Kegiatan akhir
- Refleksi
- Penilaian dengan memberikan soal tes yang
telah disiapkan.
15 menit
G. Media / Alat / Bahan / Sumber
- Buku pengantar Fiqih kelas 4 terbitan Tiga Serangkai
- LKS fiqih kelas IV
- Buku tulis
Catatan aspek-aspek Problem Solving
1. Aspek inquiri-discovery learning, pada pembelajaran ini siswa
melakukan diskusi, bertanya, penggalian data selanjutnya siswa
melakukan hipotesis dan penyimpulan
2. Learning Community. Antar siswa dalam kelompok terlibat diskusi dn
berbagi pendapat untuk merumuskan kesimpulan diskusi yang akan
dipresentasikan
3. Questioning. Ada proses saling bertanya, antara guru kepada siswa ,
siswa kepada siswa, maupun siswa kepada guru tentang materi.
4. Rerlektioning. Ada proses saling menanggapi dan memberi kesan serta
evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah diikuti.
5. Authentic assesment. Penilaian guru terhadap proses pembelajaran
siswa meliputi partisipasi dalam kerja kelompok, penyajian/presentasi
hasil diskusi kelompok
Pekalongan, Mei 2011
Kepala MSI HIFAL 02 Guru Mapel fiqih
M. Nashir Usman A. Sasmito, S.Pd.I
Lampiran soal tes siklus 1
SOAL TES
Materi : Zakat
Kelas : IV
I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar.
1. Zakat menurut bahasa artinya .......
a. Bersih b. Ikhlas c. Wajib d. Menerima
2. Orang yang wajib mengeluarkan zakat disebut .............
a. Orang kaya b. Muzzaki c. Bos d. Pemberi
3. Diantara syarat orang mengeluarkan zakat adalah .............
a. Laki-laki b. Perempuan c. Baligh d. Islam
4. Jumlah penerima zakat ada ........... golongan
a. 7 b. 8 c. 5 d. 6
5. Yang termasuk penerima zakat adalah........
a. Miskin b. Anak-anak c. Rumah kumuh d. Suami istri
II Jawablah dengan benar.
6. Jenis-jenis harta yang wajib dizakati antara lain ................
7. 8 golongan yang wajib menerima zakat yaitu ..............
8. Zakat terdiri dari 2 macam yaitu zakat ............ dan .........
9. Zakat mal artinya .........
10. Dalil untuk mengeluarkan zakat yaitu surat annisa ayat .........
Kunci jawaban soal tes Siklus 1
1. A
2. B
3. D
4. B
5. A
6. Binatang ternak, emas dan perak, buah-buahan, harta perniagaan dan biji
makanan yang mengenyangkan
7. Fakir , miskin, amil, mualaf, riqob, ghorim, sabilillah, ibnu sabil
8. Mal dan zakat fitrah
9. Zakat harta benda yang telah mencapai nisab
10. 77
Lampiran soal tes siklus 2
SOAL TES
Materi : Zakat fitrah
Kelas : IV
I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar.
1. Hukum zakat fitrah .......
a. Sunnah b. Makruh c. Wajib d. haram
2. Orang yang wajib membayar zakat fitrah antara lain .............
a. Islam b. Suami dan istri c. Petani d. pengusaha
3. Tujuan membayar zakat fitrah adalah .............
a. Membersihkan jiwa b. Cepat kaya c. dipuji d. dikenal
4. Jumlah zakat fitrah adalah 1 sa’. 1 sa’= ......... kg makanan pokok
a. 3 b. 2 c. 1,5 d. 2,5
5. Zakat fitrah dapat diberikan kepada
a. Tetangga b. Orang fakir c. Orang kafir d. Orang kaya
II Jawablah dengan benar.
6. Jenis makanan pokok di Indonesia untuk zakat fitrah berupa ................
7. Waktu pembayaran zakat fitrah dimulai semenjak bulan ..............
8. Meningkatkan derajat ketakwaan kepada Allah termasuk dari ...................
9. Zakat fitrah dapat melalui amil zakat. Amil zakat artinya ....................
10. Dalil orang yang berhak menerima zakat adalah surat at-taubah ayat .....
Kunci jawaban sola tes Siklus 2
1. C
2. A
3. A
4. D
5. B
6. Beras
7. Romadhon sampai menjelang sholat idul fitri
8. Manfaat zakat fitrah
9. Panitia zakat
10. 60
Lembar kerja siklus 1
1. Menurut istilah fikih, zakat artinya .........................................................
2. Mualaf termasuk orang yang wajib mererima zakat. Mualaf artinya ......
3. BAZIS kepanjangan dari .........................................................................
4. Orang yang bepergian jauh kemudian kehabisan bekal, maka ia berhak
menerima zakat. Orang tersebut dinamakan ...................................
Lembar kerja siklus 2
1. Waktu yang baik (afdhol) untuk mengeluarkan zakat fitrah yaitu
............................................................................................................
2. Zakat fitrah yang dikeluarkan sesudah sholat idul fitri tetapi
matahari belum terbenam hukumny ..................................................
3. Misalkan harga beras sekarang per 1 kg = 6.000 rupiah. Berapa
rupiah seseorang mengeluarkan zakat fitrah jika dinominalkan
dengan uang ? .................................................................................
4. Memberikan zakat fitrah secara langsung kepada fakir miskin
tanpa melalui panitia dinamakan mengeluarkan zakat secara
...........................................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Abdul Ghofar
Tempat tanggal lahir : Pekalongan, 27 Pebruari 1982
Alamat : Buaran gg 3 no 30 Rt 05 Rw 03 Pekalongan Selatan
Riwayat Pendidikan
1. Lulus RA Muslimat NU Tahun 1989
2. Lulus MINU Buaran Pekalongan Selatan Tahun 1995
3. Lulus MTs Hidayatul Athfal Banyurip Alit Pekalongan Selatan Tahun 1998
4. Lulus MA Simbang Kulon Kecamatan Buaran Kab Pekalongan Tahun 2001
5. Lulus D.2 STAIN Pekalongan Tahun 2007
6. Lulus S.1 IAIN Walisongo Semarang Tahun 2011