skripsi - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... ·...

120
KONSEP TAUBAT MENURUT HAMKA DALAM PERSPEKTIF KESEHATAN MENTAL (Analisis BKI) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Muhamad Sukamdi 1104021 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: hoangminh

Post on 07-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

KONSEP TAUBAT MENURUT HAMKA DALAM

PERSPEKTIF KESEHATAN MENTAL

(Analisis BKI)

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratanmencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

Muhamad Sukamdi 1104021

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

ii

Page 3: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

iii

Page 4: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga

pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun

yang belum/tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan

daftar pustaka

Semarang, 9 Juni 2010 Tanda tangan,

Muhamad Sukamdi NIM: 1104021

Page 5: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

v

MOTTO

): (

Artinya: Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amalsaleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengantaubat yang sebenar-benarnya.(Q.S.25:71) (DEPAG RI, 1979:569).

Page 6: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini aku dedikasikan untuk orang-orang terkasih dalam lingkar

kehidupanku.

v Teruntuk orang tuaku (Bapak Kasmuri dan Ibu Siswati) karya ini

persembahan ananda....terima kasih untuk setiap tetes keringat dan air

mata untuk setiap untaian doa bapak dan Ibu.

v Teruntuk adik-adikku (Eka Praptiningsih dan Nanik Kurniawati) terima

kasih untuk dukungan dan doa tulusmu. Tetaplah semangat adikku. Raih

semua mimpi dan genggam erat dengan kedua tanganmu.

v Teruntuk para sahabatku, yang tidak dapat kusebutkan satu persatu,

teman-teman seperjuangan angkatan 2004 (khususnya BPI 2004).

Penulis

Page 7: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

vii

ABSTRAK

Setiap manusia pasti memiliki dosa dan dosa itu seringkali membuatorang menjadi gelisah dan cemas. Hal ini berakibat terganggunya jiwaseseorang. Namun bila ia menganggap taubat adalah sebuah kesempatan yangtidak boleh ditunda maka jiwanya akan merasa tenang. Maka Allahmenghendaki untuk segera bertaubat, memohon ampun dan kasih sayang-Nya.Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan tidak jauh dari posisinaungan-Nya. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakahkonsep taubat menurut Hamka dalam perspektif kesehatan mental?Bagaimanakah konsep taubat menurut Hamka dalam perspektif kesehatanmental ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam?

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif.Adapun sumber data primernya: karya Hamka, yaitu karya-karya Hamka diantaranya: 1) Pelajaran Agama Islam; 2) Tasawuf Modern; dan 3) Tafsir al-Azhar, sedangkan sumber sekundernya yaitu sejumlah kepustakaan yangrelevan dengan penelitian yang hendak disusun namun sifatnya hanyapendukung, di antaranya seperti: karya Hamka lainnya yaitu 1) TasaufPerkembangan dan Pemurniannya; 2) Studi Islam; 3) Prinsip danKebijaksanaan Da wah Islam. Selain sumber yang telah disebutkan, makasebagai sumber pendukung lainnya yaitu Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddinin;Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Tobat Kembali Kepada Allah; Yusuf Qardawi,Taubat. Selain itu, juga internet, jurnal-jurnal, surat kabar dan lain-lain.Pengumpulan data menggunakan studi dokumenter dengan analisis datacontent analysis. Penerapan content analysis menampilkan tiga syarat yaituobjektivitas, pendekatan sistematis dan generalisasi. Analisis harusmenggunakan kriteria tertentu. Hasil analisis harus menyajikan generalisasi,artinya temuannya haruslah mempunyai sumbangan teoritis, temuan yanghanya deskriptif rendah nilainya. Dalam penelitian ini dilakukan untukmengungkapkan konsep taubat menurut Hamka. Dalam analisis ini seorangpeneliti dapat menghitung frekuensi munculnya suatu konsep tertentu,penyusunan kalimat menurut pola yang sama, kelemahan-kelemahan polaberpikir, cara menyajikan bahan ilustrasi dan lain-lain.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menurut Hamka, taubatadalah membersihkan hati, sedangkan mandi atau berwudhu ialahmembersihkan badan. Menurutnya, menjaga kebersihan jiwa sama jugadengan menjaga kebersihan badan. Salah satu upaya membersihkan jiwa darikotoran berupa dosa adalah dengan taubat. Berdasarkan keterangan di atas,menjadi petunjuk bahwa konsep Hamka tentang taubat apabila diamalkanmaka akan membentuk mental seseorang menjadi sehat. Atas dasar itu perluadanya bimbingan dan konseling Islam untuk membantu individu maumelakukan taubat sehingga dapat membangun kesehatan mental individu dariperasaan berdosa. Peranan bimbingan dan konseling Islam sangat pentinguntuk membantu individu memahami peran, fungsi dan arti pentingnya taubatdalam memelihara kesehatan mental.

Page 8: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang

senantiasa telah menganugerahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis

dalam rangka menyelesaikan karya skripsi dengan judul KONSEP TAUBAT

MENURUT HAMKA DALAM PERSPEKTIF KESEHATAN MENTAL

(Analisis BKI)". Karya skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) bidang jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang

mengikuti jejak perjuangannya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa bersyukur atas bantuan dan

dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi penulis dengan baik. Oleh karena itu penulis

menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Rektor IAIN Walisongo, yang telah memimpin lembaga tersebut

dengan baik

2. Bapak Drs. H.M. Zain Yusuf, M.M. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Bapak Drs. H. Djasadi, M.Pd selaku Dosen pembimbing I dan Bapak

Safrodin M.Ag selaku Dosen pembimbing II yang telah berkenan

membimbing dengan keikhlasan dan kebijaksanaannya meluangkan waktu,

waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan-pengarahan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh dosen, staf dan karyawan di lingkungan civitas akademik Fakultas

Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan pelayanan yang

baik serta membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Page 9: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

ix

5. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang serta pengelola perpustakaan

Fakultas Dakwah yang telah memberikan pelayanan kepustakaan dengan baik.

6. Bapak dan Ibu yang tercinta, dan adik-adikku.

7. Teman-temanku mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, khususnya kepada

mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Terutama ditujukan

kepada teman-temanku di jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum

mencapai kesempurnaan yang ideal dalam arti sebenarnya, namun penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para

pembaca pada umumnya.

Nasrun Minallah Wafathun Qorieb

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Penulis

Page 10: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

x

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING.......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

ABSTRAK................................................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................ viii

HALAMAN DAFTAR ISI.......................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................1

1.2. Perumusan Masalah ..................................................................5

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................5

1.4. Tinjauan Pustaka.......................................................................6

1.5. Metodologi Penelitian ...............................................................8

1.4. Sistematika Penulisan................................................................11

BAB II : TAUBAT DAN KESEHATAN MENTAL

2.1. Taubat.......................................................................................13

2.1.1. Pengertian Taubat...........................................................13

2.1.2. Syarat-Syarat Taubat ......................................................16

2.1.3. Macam-Macam Taubat...................................................21

2.1.4. Macam-Macam Dosa ......................................................25

2.2. Kesehatan Mental......................................................................31

2.2.1. Pengertian Kesehatan Mental .........................................31

2.2.2. Ciri-Ciri Mental yang Sehat............................................37

2.2.3. Upaya Mencapai Mental yang Sehat...............................43

BAB III: BIOGRAFI HAMKA DAN PANDANGANNYA TENTANG

TAUBAT

3.1. Biografi Hamka dan Karya-Karyanya........................................47

3.2. Konsep Taubat Menurut Hamka................................................52

Page 11: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

xi

3.2.1. Pengertian Taubat Menurut Hamka..................................52

3.2.2. Cara Bertaubat Menurut Hamka......................................55

3.2.3. Syarat Taubat Menurut Hamka ......................................60

3.2.4. Fungsi Taubat Menurut Hamka.......................................63

3.2.5. Kesehatan Mental Menurut Hamka .................................74

3.2.6. Taubat dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling

Islam..............................................................................77

BAB IV: ANALISIS KONSEP TAUBAT MENURUT HAMKA DALAM

PERSPEKTIF KESEHATAN MENTAL

4.1.Analisis Konsep Taubat Menurut Hamka dalam Perspektif

Kesehatan Mental.......................................................................79

4.2.Analisis Konsep Taubat Menurut Hamka dalam Perspektif

Kesehatan Mental Ditinjau dari Bimbingan dan Konseling

Islam..........................................................................................87

BAB V : PENUTUP

5.1. Kesimpulan ...............................................................................100

5.2. Saran-Saran...............................................................................101

5.3. Penutup.....................................................................................101

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam al-Qur'an dinyatakan bahwa kendatipun manusia menurut

fitrahnya suci dan baik, namun ia tidak terlepas dari kecenderungan-

kecenderungan untuk berbuat zalim, kafir, bersikap sombong, tergesa-gesa

dan putus asa. la sering menganiaya dirinya sendiri dan berbuat rugi meskipun

ia telah berusaha mengikuti disiplin akhlak dengan sebaik mungkin. Allah

memerintahkan dan menganjurkan kepada manusia dan orang yang beriman

untuk bertobat dan minta ampun kepada-Nya atas perbuatan dosa dan maksiat

yang telah diperbuatnya. Allah akan menerima tobat dan mengampuni dosa

dan kesalahannya, asalkan dia mau bertobat dan minta ampun dengan

sungguh-sungguh dan ikhlas (al-Qur'an surat 40 ayat 3 dan surat 42 ayat 25).

) :(Artinya: Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras

hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhanselain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali (QS. al-Mu'min:3).

Pintu taubat selalu terbuka. Karena itu tidak ada istilah putus asa,

sebab Allah akan mengampuni semua dosa dan kesalahan-kesalahan selain

syirik kepada-Nya (QS. 4:48 dan 39:53).

Page 13: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

13

) :(

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, danDia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapayang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukanAllah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS.An-Nisa'/4: 48).

Setiap orang yang kembali kepada Allah untuk bertobat dan minta

ampun-Nya, maka Allah menganugerahkan kepadanya kenikmatan dan

keutamaan serta menjanjikan kepadanya keberuntungan (QS. 11:3 dan 3:133).

Rasa berdosa dan bersalah merupakan salah satu penyebab gangguan

kejiwaan. Cara terbaik untuk membersihkan diri dari rasa berdosa dan

bersalah adalah taubat. Taubat adalah suatu usaha pribadi setiap orang untuk

mengadakan perbaikan terhadap dirinya sendiri. Taubat dalam hubungannya

dengan kebersihan jiwa berarti mengosongkan hati dari dosa dan maksiat, dan

menyesali diri melakukan perbuatan tersebut, serta bertekad untuk tidak

memperbuatnya lagi sepanjang umur. Dengan pengertian ini besar

kemungkinan orang yang bertaubat memperoleh kebersihan jiwanya kembali

serta tidak akan berbuat dosa dan maksiat lagi. Dengan demikian jiwanya

menjadi tenteram, karena telah bersih dari noda dan dosa yang

menggelisahkan.

Unsur-unsur taubat, seperti kesadaran dan pengakuan dosa, penyesalan

yang membawa perbaikan diri, dan keharusan berbuat baik dan ketaatan,

merupakan pula proses pengubahan jiwa orang yang bertaubat dari kekotoran

dan kebersihan. Taubat orang yang bertaubat itu merupakan kaffarat bagi

Page 14: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

14

dosanya, dan perbuatan baiknya sebagai tebusan yang dapat menghapus

perbuatan dosanya masa lalu

Dalam Al-Qur’an surat al-Furqan ayat 68 sampai 70 ditegaskan:

} {} {

) :-( Artinya: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta

Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecualidengan yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukanyang demikian itu, niscaya dia mendapat dosa. Akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalamazab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat,beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan merekadiganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampunlagi Maha Penyayang. (QS. al-Furqan: 68-70) (DEPAG RI, 1979:569).

Firman Allah Swt:

): (

Artinya: Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, makasesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yangsebenar-benarnya.(Q.S.25:71) (DEPAG RI, 1979: 569).

Sesungguhnya manusia yang melakukan taubat menunjukkan bahwa ia

menyadari akan segala kesalahannya. Oleh sebab itu, Allah SWT mewajibkan

setiap orang yang mengaku muslim atau muslimat untuk bertaubat. Allah

SWT sangat mencintai orang yang bertaubat sebagaimana firmannya:

Page 15: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

15

...)(

Artinya: …Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat danmenyukai orang-orang yang menyucikan diri (Q.S.2:222) (DEPAGRI, 1979: 31).

Rasulullah s.a.w. sendiri menganjurkan selalu memohonkan taubat

kepada Allah. Bahkan ia sendiri senantiasa memohonkan taubat, tidak kurang

dari pada 70 kali sehari semalam. Dengan senantiasa taubat dan istighfar

kepada Allah, artinya selalu melengkapkan diri, tidak mau terlepas dari

penjagaan Tuhan, bahkan menunta diaku tetap dalam perlindungan-Nya, dan

Tuhan menjadi Wali (pelindung) bagi sekalian makhluk.

) :(

Artinya: "Allah-lah Pelindung orang yang beriman, yang mengeluarkanmereka dari gelap gulita kepada cahaya. Dan orang yang kafir,pelindungnya ialah thaqhut, yang mengeluarkan mereka daripadacahaya kepada, gelap-gulita." (QS. Al-Baqarah; S. 2: 257).

Banyak orang berpendapat bahwa taubat tidak memiliki relevansi atau

kontribusi dengan kesehatan seseorang, karena itu mereka tidak menganggap

penting arti taubat pada sisi lain, berdasarkan hasil penelitian orang yang

bertaubat itu memiliki ketenangan batin dan terhindar dari kegelisahan.

Berdasarkan temuan tampaknya persepsi yang keliru mengenai taubat

sebagaimana dikemukakan orang tersebut di atas perlu diluruskan guna

kegiatan dakwah yang terkait dengan materi dakwah memiliki arti penting atas

Page 16: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

16

dasar inilah maka judul skripsi Konsep Taubat Menurut Hamka Dalam

Perspektif Kesehatan Mental (Analisis BKI) dapat menarik untuk dicermati.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang sebelumnya, maka yang menjadi

perumusan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimanakah konsep taubat menurut Hamka dalam perspektif

kesehatan mental?

1.2.2 Bagaimanakah konsep taubat menurut Hamka dalam perspektif

kesehatan mental ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian ini:

1.3.1.1 Untuk mendeskripsikan dan menganalisis konsep taubat menurut

Hamka dalam perspektif kesehatan mental

1.3.1.2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis konsep taubat menurut

Hamka dalam perspektif kesehatan mental ditinjau dari

bimbingan dan konseling Islam

1.3.2 Manfaat penelitian dapat ditinjau dari dua segi:

1.3.2.1 Secara teoritis, yaitu untuk menambah pengembangan ilmu

dakwah khususnya kesehatan mental jurusan bimbingan dan

penyuluhan Islam, dengan harapan dapat dijadikan salah satu

bahan studi banding oleh peneliti lainnya.

Page 17: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

17

1.3.2.2 Secara praktis yaitu dapat dijadikan masukan pada masyarakat

dalam menyikapi masalah dosa dan perbuatan buruk.

1.4 Tinjauan Pustaka

Sepanjang pengetahuan penulis, ada beberapa skripsi yang judulnya

mirip dengan judul skripsi ini yaitu skripsi yang berjudul:

Studi Komparasi Pendapat Hamka dan Dadang Hawari dalam

Memelihara Kesehatan Jiwa (Analisis Bimbingan dan Konseling Islam)

disusun oleh Farida (1102171) Dalam temuannya, penulis skripsi ini

menyimpulkan bahwa pendapat Hamka dan Hawari tentang kesehatan jiwa

dapat dijadikan materi bimbingan dan konseling Islam. Pemikiran Hamka dan

Hawari sesuai pula dengan asas-asas bimbingan dan konseling Islam.

khususnya bagi konselor yang menangani kesehatan jiwa. Konsep Hamka dan

Hawari dapat dikatakan mengandung materi dakwah, karena muatan isinya

mengajak manusia untuk mengikuti ajaran Islam sebagaimana telah digariskan

al-Qur'an. Dari sini tampak nilai dakwah yang diungkapkan Hamka dan

Hawari, meskipun sifatnya tidak tegas, tetapi mengandung ajakan yang kuat

maka mengandung materi dakwah.

Konsep Taubat dalam Perspektif Islam dan Katholik (Studi Komperatif

Antara Islam dan Katholik) disusun oleh Santi Riyani (4198052). Dalam

temuannya, penulis skripsi ini menyimpulkan bahwa dalam agama Islam dan

Katholik terdapat konsep taubat. Dalam kedua agama itu, taubat diwajibkan

kepada setiap manusia, karena taubat dapat menghapuskan dosa yang

diperbuat manusia. Bedanya, dalam Islam tidak dikenal istilah "dosa waris"

Page 18: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

18

sedangkan dalam agama Katolik ada istilah "dosa waris". Dalam Islam, setiap

manusia lahir dalam keadaan bersih.

Konsep Taubat dalam Agama Islam dan Kristen (Studi Komperatif

Teologis). Disusun oleh Buldan Nasir (4191076). Menurut penulis skripsi ini

bahwa taubat adalah kembalinya manusia dari perbuatan yang buruk menuju

kepada perbuatan baik. Taubat memiliki hikmat yang banyak bagi kesehatan

manusia, baik kesehatan yang berhubungan dengan jasmani maupun rohani.

Manusia yang tidak pernah bertaubat, maka hidupnya akan selalu gelisah,

karena dihantui oleh dosa yang menjadi bayangan dirinya. Bedanya, dalam

perspektif Kristen bahwa Adam dan Hawa tidak pernah taubat dari kesalahan

mereka, sedangkan dalam pandangan Islam bahwa Adam memang bersalah

tetapi Adam dan Hawa menyesali kesalahan mereka dan bertaubat memohon

ampun kepada Allah.

1.5 Metoda Penelitian

1.5.1. Jenis, Pendekatan, dan Spesifikasi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yakni prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 1997:

3). Dalam meneliti data tidak diwujudkan dalam bentuk angka, namun

data-data tersebut diperoleh dengan penjelasan dan berbagai uraian

yang berbentuk tulisan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

pendekatan teks.

Page 19: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

19

Signifikansi penelitiannya yaitu dapat memperoleh gambaran

yang jelas dalam mencermati benang antara taubat dengan kesehatan

mental ditinjau dari perspektif bimbingan dan konseling Islam.

1.5.2. Sumber Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan sumber data yaitu referensi data utama tentang

taubat dan kesehatan mental, yang jenis datanya adalah sebagai berikut:

a. Data Primer adalah sumber data dari karya Hamka. Data yang

dimaksud yaitu karya-karya Hamka di antaranya: 1) Pelajaran

Agama Islam; 2) Tasawuf Modern; dan 3) Tafsir al-Azhar

b. Data Sekunder yaitu sejumlah kepustakaan yang relevan dengan

penelitian yang hendak disusun namun sifatnya hanya pendukung, di

antaranya seperti: karya Hamka lainnya yaitu 1) Tasauf

Perkembangan dan Pemurniannya; 2) Studi Islam; 3) Prinsip dan

Kebijaksanaan Da wah Islam. Selain sumber yang telah disebutkan,

maka sebagai sumber pendukung lainnya yaitu Imam al-Ghazali,

Ihya Ulumuddinin; Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Tobat Kembali

Kepada Allah; Yusuf Qardawi, Taubat. Selain itu, juga internet,

jurnal-jurnal, surat kabar dan lain-lain.

Page 20: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

20

1.5.3. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian ini menggunakan studi dokumenter.

Menurut Suryabrata, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat

pengambil data atau alat pengukurnya (Suryabrata, 1998: 84).

Berpijak dari keterangan tersebut, peneliti menggunakan studi

dokumen yang meliputi pengumpulan data primer dan sekunder.

Caranya dengan mengumpulkan seluruh data tertulis, selanjutnya

dipilah-pilah dan ditandai dengan memberi kode, mana saja data yang

utama dan data sekiunder. Pemilahan itu didasarkan pula pada kualitas

pengarang yang pendapatnya dianggap mapan dapat dipertanggung

jawabkan secara obyektif ilmiah.

1.5.4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut

dapat ditafsirkan. Dalam hal ini digunakan analisis data kualitatif yaitu

data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung

(Amirin, 1995: 134).

Penelitian dengan menggunakan content analysis dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membandingkan pesan dari sumber yang sama dalam kurun waktu

tertentu yang berbeda, dengan maksud melihat kecenderungan isi.

2. Membandingkah pesan dari sumber yang sama dalam situasi yang

berbeda, dengan maksud melihat pengaruh situasi terhadap isi pesan.

Page 21: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

21

3.. Meneliti pengaruh ciri-ciri khalayak sasaran terhadap isi dan gaya

komunikasi.

4. Membandingkan pesan dari suatu sumber yang sama dalam situasi

atau sasaran khalayak yang berbeda (Suprayogo, 2001: 72 – 73).

Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk

komunikasi: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato,

surat, peraturan, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya. Kita

misalnya ingin mengetahui apakah lagu-lagu Indonesia sekarang ini

lebih berorientasi pada cinta daripada kritik sosial; apakah drama

televisi lebih mengungkapkan kehidupan "cengeng" daripada

kehidupan realistis; apakah novel masa kini kebanyakan berpusat pada

kehidupan konsumerisme; apakah surat kabar X menunjukkan sikap

konservatif; apakah pidato tokoh politik tertentu cenderung

menggunakan kata-kata yang abstrak dan sloganistis; dan sebagainya

(Rahmat, 1991: 89).

Penelitian yang menggunakan analisis isi umumnya melalui

tahap-tahap: (1) perumusan masalah, (2) perumusan hipotesis, (3)

penarikan sampel, (4) pengumpulan data, (5) analisis data. Dalam

pengumpulan data bahwa data dikumpulkan dengan menggunakan

lembar koding (cooding sheet) yang dibuat berdasarkan kategori yang

ditetapkan pada tahap pembuatan alat ukur (Rahmat, 1991: 91).

Penerapan content analysis menampilkan tiga syarat yaitu

objektivitas, pendekatan sistematis dan generalisasi. Analisis harus

Page 22: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

22

menggunakan kriteria tertentu. Hasil analisis harus menyajikan

generalisasi, artinya temuannya haruslah mempunyai sumbangan

teoritis, temuan yang hanya deskriptif rendah nilainya (Muhadjir,

2004: 68-69). Dalam penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan

konsep taubat menurut Hamka. Dalam analisis ini seorang peneliti

dapat menghitung frekuensi munculnya suatu konsep tertentu,

penyusunan kalimat menurut pola yang sama, kelemahan-kelemahan

pola berpikir, cara menyajikan bahan ilustrasi dan lain-lain.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk dapat dipahami urutan dan pola berpikir dari tulisan ini, maka

penelitian disusun dalam lima bab. Setiap bab merefleksikan muatan isi yang

satu sama lain saling melengkapi. Untuk itu, disusun sistematika sedemikian

rupa sehingga dapat tergambar kemana arah dan tujuan dari tulisan ini.

Bab pertama, berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metoda penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab kedua berisi taubat dan kesehatan mental yang meliputi taubat

(pengertian taubat, syarat-syarat taubat, macam-macam taubat), kesehatan

mental (pengertian kesehatan mental, ciri-ciri mental yang sehat, upaya

mencapai mental yang sehat).

Bab ketiga berisi konsep taubat menurut Hamka yang meliputi

biografi hamka dan karya-karyanya, konsep taubat menurut Hamka.

Page 23: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

23

Bab keempat analisis konsep taubat menurut Hamka dalam perspektif

kesehatan mental yang meliputi analisis konsep taubat menurut Hamka dalam

perspektif kesehatan mental, analisis konsep taubat menurut Hamka dalam

perspektif kesehatan mental ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam.

Bab kelima merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

yang layak dikemukakan.

Page 24: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

24

BAB II

TAUBAT DAN KESEHATAN MENTAL

2.1. Taubat

2.1.1. Pengertian Taubat

Secara etimologi, kata taubat dapat dijumpai dalam berbagai kamus

dengan variasi sebagai berikut: dalam Kamus Al-Munawwir (1997: 140),

disebut (bertaubat); (mengampuni);

(menyesal); (bertaubat);

(meminta agar bertaubat); (taubat); (yang bertaubat)

(asma Allah).

Dalam Kamus Arab Indonesia karya Mahmud Yunus (1973: 79),

terdapat kata taubat, (bertaubat, menyesal atas

memperbuat dosa); (taubat, kembali); (yang bertaubat).

( ) berarti menyesali; ( ) berarti menyuruh ia

taubat; ( ) berarti yang taubat; , berarti taubat dari

pada dosa (al-Marbawi, tth: 81). Dalam kitab al-Munjid (1986: 177) kata

taubat berasal dari kata:

= : ,:..

Page 25: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

25

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 1202) kata taubat

diartikan sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang salah atau jahat)

dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.

Menurut terminologi, terdapat berbagai rumusan tentang taubat

namun pada intinya sama dan hanya berbeda dalam redaksinya:

a. Menurut Imam Al-Ghazali (1995: 249), taubat adalah meninggalkan

dosa-dosa seketika dan bertekad tidak melakukannya lagi.

b. Menurut Imam Al-Qusyairi 2002: 116), hakikat taubat menurut arti

bahasa adalah "kembali". Kata "taba" berarti kembali, maka taubat

maknanya juga kembali; artinya kembali dari sesuatu yang dicela

dalam syari'at menuju sesuatu yang dipuji dalam syari'at.

c. Menurut Ibnu Taimiyyah (2003: 23), taubat adalah menarik diri dari

sesuatu keburukan dan kembali kepada sesuatu tindakan yang dapat

membawa seseorang kepada Allah.

d. Menurut Muhammad bin Hasan asy-Syarif (2004: 63), taubat adalah

kembali dari dosa yaitu kembali dari apa yang dibenci Allah, baik lahir

maupun batin, kepada apa yang dicintai-Nya, baik lahir maupun batin.

e. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah (2003: 4), hakikat taubat adalah

menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan di masa lampau,

membebaskan diri seketika itu pula dari dosa tersebut dan bertekad

untuk tidak mengulanginya lagi di masa mendatang. Tiga syarat ini

harus berkumpul menjadi satu pada saat bertaubat. Pada saat itulah dia

akan kembali kepada ubudiyah, dan inilah yang disebut hakikat taubat.

Page 26: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

26

f. Menurut TM. Hasbi ash-Shiddieqy (2001: 465), taubat adalah

menyesal atas kesalahan dan dosa yang telah lalu, keluar dari

kemungkaran pada diri kita dengan sebersih-bersihnya, lalu

melaksanakan amal saleh. Dalam rumusan lain, taubat adalah

berpindah dari keadaan yang dibenci dan dikutuki Allah kepada

keadaan yang diridai dan dicintai-Nya.

Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa

taubat kepada Allah mengandung arti antara lain datang atau kembali

kepada-Nya dengan perasaan menyesal atas perbuatan atau sikap diri yang

tidak benar di masa lalu dan dengan tekad untuk taat kepada-Nya; dengan

kata lain ia mengandung arti kembali kepada sikap, perbuatan, atau

pendirian yang lebih baik dan benar.

Setiap manusia yang terperosok dan tergelincir dalam berbuat

kesalahan dan maksiat. Maka Allah menghendaki untuk segera bertaubat,

memohon ampun dan kasih sayang-Nya. Agar manusia tidak terbentuk

oleh karakter maksiat dan tidak jauh dari posisi naungan-Nya (Asad,

1988: 27). Itulah sebabnya Allah tidak menerima taubat dari orang yang

menunda-nunda taubatnya sebagaimana firmannya.

) :(Artinya: Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang

mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajalkepada seseorang di antara mereka, barulah mereka.mengatakan. Sesungguhnya saya bertaubat sekarang. Dan

Page 27: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

27

tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedangmereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kamisediakan siksa yang pedih. (OS. An-Nisaa': 18).

2.1.2. Syarat-Syarat Taubat

Menurut Nawawi (tth: 12), taubat adalah tindakan yang wajib

dilakukan atas setiap dosa. Jika pelanggaran itu berkaitan antara seorang

hamba dengan Allah Ta’ala dan tidak berkaitan dengan hak-hak orang

lain, maka syaratnya terdiri dari tiga: pertama, ia harus menghentikan

perbuatan maksiat itu; kedua, ia pun harus menyesali karena pernah

melakukannya, dan ketiga, ia harus bertekad untuk tidak mengulangi lagi

untuk selama-lamanya. Apabila kurang salah satu dari ketiganya, maka

tidak sahlah taubatnya.

Apabila maksiat (pelanggaran) itu berkaitan dengan hak orang

lain, maka syaratnya terdiri dari empat perkara. Yaitu ketiga syarat di atas,

ditambah harus mengembalikan barang hak milik kepada pemiliknya.

Apabila itu berupa uang atau barang, maka ia dikembalikan kepadanya.

Apabila berupa tuduhan dan sejenisnya, maka harus diperbaiki atau

dengan memohon maaf kepadanya. Apabila berupa gunjingan, maka ia

harus meminta penghalalan darinya. Ia pun harus bertaubat atas segala

dosa-dosa tersebut. Apabila ia hanya bertaubat terhadap sebagian

pelanggaran saja, maka taubatnya sah (menurut para ahli), tetapi hanya

terbatas pada dosa-dosa itu saja, dan ia masih harus menanggung dosa

sisanya (yang belum bertaubat) (Nawawi, tth: 12 )

Menurut Imam Al-Ghazali (1986: 9-10) bahwa hal-hal yang mesti

dikerjakan sebelum taubat, ada tiga:

Page 28: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

28

1). Ingat keburukan dosa

2). Ingat sakitnya siksa Allah bagi orang yang berdosa, yang tentu tidak

tertahankan oleh anda

3). Ingat akan kelemahan diri anda dan sedikitnya daya upaya anda dalam

menghadapi siksa Allah.

Secara umum kata Al-Ghazali bahwa dosa itu ada tiga macam:

1. Meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diwajibkan oleh Allah

Ta'ala. Misalnya: meninggalkan salat, puasa, zakat, kafarat dan

sebagainya. Cara keluarnya: harus mengqodlo kewajiban yang

ditinggalkan itu.

2. Dosa antara hamba dengan Allah Ta'ala, seperti: minum-minuman

keras, meniup seruling, makan riba dan semisalnya. Cara keluarnya:

harus menyesal telah melakukan dosa-dosa tersebut dan memantapkan

hati untuk tidak akan kembali melakukannya lagi selama-lamanya.

3. Dosa antara hamba dengan sesama hamba Allah.

Dosa ini yang paling sulit cara membebaskan diri darinya. Dosa

ketiga ini bermacam-macam bentuknya: ada yang berhubungan dengan

harta, ada yang berkaitan dengan jiwa, ada yang berkenaan dengan

kehormatan dan ada pula yang bersangkut-paut dengan agama.

Taubat yang sempurna harus memenuhi lima dimensi:

a. Menyadari kesalahan. Karena seseorang tidak mungkin bertaubat

kalau dia tidak menyadari kesalahannya atau tidak merasa bersalah. Di

sinilah perlunya seorang muslim mempelajari ajaran Islam, terutama

Page 29: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

29

tentang perintah-perintah yang wajib diikutinya dan larangan-larangan

yang wajib ditinggalkannya. Di sini pulalah pentingnya saling ingat

mengingatkan sesama Muslim

b. Menyesali kesalahan. Sekalipun seseorang tahu bahwa dia bersalah

tetapi dia tidak menyesal telah melakukannya maka orang tadi

belumlah dikatakan bertaubat. Apalagi kalau dia bangga dengan

kesalahannya itu.

c. Memohon ampun kepada Allah SWT (istighfar), dengan keyakinan

atau husn azh-zhan bahwa Allah SWT akan mengampuninya.

Semakin banyak dan sering seseorang mengucapkan istighfar kepada

Allah SWT semakin baik.

d. Berjanji tidak akan mengulanginya. Janji itu harus keluar dari hati

nuraninya dengan sejujurnya, tidak hanya di mulut, sementara di

dalam hati masih tersimpan niat untuk kembali mengerjakan dosa itu

sewaktu-waktu. Taubat seperti ini diibaratkan dengan taubat sambal,

waktu kepedasan menyatakan "kapok", tapi besoknya dimakan lagi. .

e. Menutupi kesalahan masa lalu dengan amal shaleh, untuk

membuktikan bahwa dia benar-benar telah bertaubat (Ilyas, 2004: 61).

Setiap orang mukmin juga sangat memerlukan pengampunan dosa

dan penghapusan kesalahan. Sebab tidak ada seorang pun yang terlepas

dari dosa dan kesalahan, selaras dengan kontruksi kemanusiaannya, yang

di dalam dirinya terkandung dua unsur yang saling berbeda: unsur tanah

bumi dan unsur ruh langit. Yang satu membelenggu untuk dibawa ke

Page 30: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

30

bawah, dan satunya lagi melepaskannya untuk dibawa ke atas. Yang

pertama memungkinkan untuk menurunkannya ke kubangan binatang atau

bahkan lebih sesat lagi jalannya, sedangkan yang kedua memungkinkan

untuk mengangkatnya ke ufuk alam malaikat atau bahkan lebih baik lagi.

Karena itu setiap manusia mempunyai peluang untuk melakukan

keburukan dan berbuat dosa. Maka dia sangat membutuhkan taubatan

nashuha (taubat semurni-murninya), agar kesalahan-kesalahan yang telah

dilakukannya terhapuskan (Tatapangarsa, 1980: 43-69).

Dalam kaitannya dengan taubat, bahwa apabila taubat ditinjau dari

perspektif sufi, maka taubat merupakan salah satu maqam (Solihin dan

Rosihon Anwar, 2002: 126) dari seorang sufi untuk berada dekat pada

Tuhan.

Namun yang membedakan antara taubat dalam syariat biasa

dengan maqam taubat dalam tasawuf diperdalam dan dibedakan antara

taubatnya orang awam dengan taubatnya orang khusus yang bukan awam

(Simuh, 2007: 51). Dzun Nun Al-Mishri pernah ditanya tentang taubat,

lalu dijawab, taubat orang awam disebabkan oleh dosa, sedangkan taubat

orang yang khusus dikarenakan lupa. Ucapan ini dipertegas lagi oleh An-

Nuri, taubat adalah proses pelaksanaan taubat dari segala sesuatu selain

Allah (Al-Qusyairi, tth: 123).

Harun Nasution (1973: 65), mengatakan taubat yang dimaksud sufi

ialah taubat yang sebenarnya, taubat yang tidak akan membawa kepada

dosa lagi. Untuk mencapai taubat yang sesungguhnya dan dirasakan

Page 31: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

31

diterima oleh Allah terkadang tidak dapat dicapai satu kali saja. Ada kisah

yang mengatakan bahwa seorang sufi sampai tujuh puluh kali taubat, baru

ia mencapai tingkat taubat yang sesungguhnya. Taubat yang sebenarnya

dalam paham para sufi ialah lupa pada segala hal kecuali Tuhan. Orang

yang taubat adalah orang yang cinta pada Allah, dan orang yang demikian

senantiasa mengadakan kontemplasi tentang Allah.

Mustafa Zahri (1995: 105-106) dalam bukunya, Kunci Memahami

Ilmu Tasawuf, menyebut taubat berbarengan dengan istighfar (memohon

ampun). Bagi orang awam taubat cukup dengan membaca astaghfirullah

wa atubu ilahi (Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya)

sebanyak 70 kali sehari semalam. Sedangkan bagi orang khawas bertaubat

dengan mengadakan latihan dan mujahadah (perjuangan) dalam usaha

membuka hijab (tabir) yang membatasi diri dengan Tuhan.

Di dalam al-Qur'an banyak dijumpai ayat-ayat yang menganjurkan

manusia agar bertaubat (Nata, 2002: 198). Karena itu Syeikh Abdul Qadir

Jailani (2002: 36) menyatakan pergunakanlah pintu taubat dan masukilah

selama pintu itu terbuka untukmu. Di antaranya ayat yang berbunyi:

) :(Artinya: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan

keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah,lalu memohon ampun terhadap dosa.-dosa mereka. (QS. Ali'Imran: 135).

Page 32: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

32

) :(

Artinya: Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur:31)

2.1.3. Macam-Macam Taubat

Para sufi memiliki konsepsi tentang jalan menuju Allah. Jalan ini

merupakan latihan-latihan rohaniah (riyadhah) yang dilakukan secara

bertahap dalam menempuh berbagai fase, yang dikenal dengan maqamat

(tingkatan-tingkatan) dan ahwal (keadaan-keadaan) kemudian berakhir

dengan mengenal (ma'rifat) kepada Allah (Al-Taftazani, 1985: 35).

Kebanyakan sufi menjadikan taubat sebagai perhentian awal di jalan

menuju Allah. Pada tingkat terendah, taubat menyangkut dosa yang

dilakukan jasad atau anggota-anggota badan. Pada tingkat menengah, di

samping menyangkut dosa yang dilakukan jasad, taubat menyangkut pula

pangkal dosa-dosa, seperti dengki, sombong, dan riya. Pada tingkat yang

lebih tinggi, taubat menyangkut usaha menjauhkan bujukan setan dan

menyadarkan jiwa akan rasa bersalah. Pada tingkat terakhir, taubat berarti

penyesalan atas kelengahan pikiran dalam mengingat Allah. Taubat pada

tingkat ini adalah penolakan terhadap segala sesuatu yang dapat

memalingkan dari jalan Allah (Al-Ghazali, tth: 10-11).

Taubat agaknya diakui secara umum dalam pembahasan tasawuf

sebagai maqam pertama yang harus dilalui dan dijalani oleh seorang salik.

Page 33: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

33

Dikatakan, Allah tidak mendekati sebelum bertaubat. Karena dengan

taubat, jiwa seorang salik bersih dari dosa. Tuhan dapat didekati dengan

jiwa yang suci.

Menurut Dzun Nun Al-Mishri, taubat dibedakan atas dua macam,

yaitu taubat awam dan taubat khawas. Orang awam bertaubat karena

kelalaian (dari mengingat Tuhan). Dalam ungkapan lain ia mengatakan

dosa bagi al-muqarrabin (orang yang dekat kepada Allah) merupakan

kebaikan bagi al-abrar. Pandangan ini mirip dengan pernyataan Al-

Junaidi yang mengatakan bahwa taubat ialah "engkau melupakan dosamu"

(Solihin, 2003: 18).

Perkataan Al-Junaid mengandung arti bahwa kemanisan tindakan

semacam itu sepenuhnya menjauh dari hati, sehingga di dalam kesadaran

tidak ada lagi jejaknya, sampai orang itu merasa seakan-akan dia tidak

pernah mengetahuinya. Ruwaim berkata: "Arti taubat adalah bahwa

engkau harus bertaubat atas taubat itu." Arti ini mirip dengan yang

dikatakan oleh Rabi'ah: "Aku memohon ampun kepada Tuhan karena

ketidaktulusan dalam berbicara; aku mohon ampun kepada Tuhan." Al-

Husain al-Maghazili, ketika ditanya mengenai taubat, berkata: "Apakah

yang engkau tanyakan, mengenai taubat peralihan, atau taubat

tanggapan?" Yang lain berkata: "Apakah arti taubat peralihan itu?"

Ruwaim menjawab: "Bahwa engkau harus takut kepada Tuhan karena

kekuasaan-Nya atas dirimu." Yang lain bertanya: "Dan apakah taubat

Page 34: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

34

tanggapan itu?" Ruwaim menyahut: "Bahwa engkau harus malu kepada

Tuhan karena Dia ada di dekatmu." (Al-Kalabadzi, 1990: 114).

Dzu'1-Nun Al-Mishri berkata: "Taubat orang awam adalah taubat

dari dosanya; taubat orang terpilih adalah taubat dari kekhilafannya;

taubat para nabi adalah taubat dari kesadaran mereka akan

ketidakmampuan mencapai apa yang telah dicapai orang lain." Al-Nuri

berkata: "Taubat berarti bahwa engkau harus berpaling dari segala sesuatu

kecuali Tuhan." Ibrahim al-Daqqaq berkata: "Taubat berarti bahwa engkau

harus menghadap Tuhan tanpa berbalik lagi, bahkan jika sebelumnya

engkau telah berbalik dari Tuhan tanpa menghadap kembali (Al-

Kalabadzi, 1990: 114).

Pada tahap ini, orang-orang yang mendambakan hakikat tidak lagi

mengingat dosa mereka karena terkalahkan oleh perhatian yang tertuju

pada kebesaran Tuhan dan zikir yang berkesinambungan. Lebih lanjut,

Dzun Nun Al-Mishri membedakan taubat atas tiga tingkatan, yaitu:

1. Orang yang bertaubat dari dosa dan keburukannya

2. Orang yang bertaubat dari kelalaian dan kealfaan mengingat Allah.

3. Orang yang bertaubat karena memandang kebaikan dan ketaatannya

(Solihin, 2003: 18).

Pembagian taubat atas tiga tingkatan agaknya tidak harus dilihat

sebagai keterangan yang bertentangan dengan apa yang telah disebut di

atas. Pada pembagian mi, Dzun Nun membagi lagi orang khawas menjadi

dua bagian sehingga jenis taubat dibedakan atas tiga macam.

Page 35: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

35

Perkembangan pemikiran itu boleh juga merupakan salah satu refleksi dari

proses pencairan hakikat oleh seorang sufi yang mengalami tahapan

secara gradual.

Bagi golongan khawas atau orang yang telah jadi sufi, yang

dipandang dosa adalah ghaflah (terlena mengingat Tuhan). Ghaflah itulah

dosa yang mematikan. Ghaflah adalah sumber munculnya segala dosa.

Dengan demikian taubat merupakan pangkal tolak peralihan dari hidup

lama (ghaflah) ke kehidupan baru secara sufi. Yakni hidup selalu ingat

pada Tuhan sepanjang masa, Taubat berarti mengalami mati di dalam

hidup (Jawa: mati sajroning urip). Yakni suatu proses peralihan dengan

mematikan cara hidup lama yang ghaflah, dan membina cara hidup baru,

hidup sufi yang selalu ingat dan rasa dekat pada Tuhan dalam segala

keadaan. Dalam kalangan ahli tarekat proses peralihan atau taubat ini

dijalankan dengan upacara inisiasi atau baiat. Pada upacara ini para calon

sufi dimandikan dan diberi pakaian seperti halnya mayat dikafani. Yakni

simbol taubat atau mematikan cara hidup lama dan beralih ke kehidupan

tarekat.

Karena taubat menurut sufi terutama taubat dari ghaflah, maka

kesempurnaan taubat menurut ajaran tasawuf adalah apabila telah tercapai

maqam . Yakni mentaubati terhadap kesadaran keberadaan

dirinya dan kesadaran akan taubatnya itu sendiri (Simuh, 2007: 52 – 53).

Page 36: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

36

2.1.4. Macam-Macam Dosa

Dosa dan kesalahan merupakan masalah penting dalam Islam,

karena keduanya menyangkut hubungan, baik antara manusia dengan

Allah, dengan masyarakat dan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri.

Ketenteraman, kesejahteraan dan kebahagiaan manusia banyak ditentukan

oleh seberapa jauh ia terhindar atau bersih dari dosa dan kesalahan,

ataupun sampai seberapa banyak ketaatan dan kebaikan yang

diperbuatnya. Sebaliknya penderitaan, kesengsaraan dan ketidakbahagiaan

manusia banyak pula ditentukan oleh seberapa banyak dosa dan kesalahan

yang telah dilakukannya. Orang-orang yang berbuat dosa dan kesalahan

diancam Allah dengan hukuman berat, balk di dunia maupun di akhirat.

Sebaliknya orang yang berbuat taat dan kebaikan dijanjikan dan diberikan

Allah pahala yang besar, baik di dunia maupun di akhirat (Jaya, 1995: 30-

35).

Dosa itu dalam ajaran Islam dapat dikelompokkan dalam tiga

kelompok yaitu: (a) dosa besar yang tidak terampuni; (b) dosa besar yang

masih bisa diampuni; (c) dosa kecil yang terhapus karena rajin ibadah atau

karena banyak berbuat kebajikan (Bakry, 1988: 29). Atau dengan kata

lain, mengenai dosa dan kesalahan ditinjau dari segi bahaya dan mudarat

pada bagian ketiga, yaitu dosa kecil dan dosa besar, para ulama berbeda

pendapat tentang definisi dan jumlahnya. Tentang definisi atau pengertian

dosa besar dan dosa kecil, ada yang mengatakan bahwa dosa besar adalah

kesalahan besar terhadap Allah karena melanggar aturan pokok yang

Page 37: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

37

diancam dengan hukuman berat, dunia dan akhirat, contohnya dosa syirik,

zina dan durhaka kepada kedua ibu-bapak. Dosa kecil adalah kesalahan

ringan terhadap Allah berupa pelanggaran ringan mengenai hal-hal yang

bukan pokok yang hanya diancam dengan siksaan ringan. Contohnya

ucapan yang kurang baik dan melihat wanita dengan penuh syahwat. Bagi

Mu'tazilah yang dikatakan dosa besar ialah setiap perbuatan maksiat yang

ada ancamannya dari Allah, dan dosa kecil setiap perbuatan maksiat yang

tidak ada ancamannya. Sedangkan bagi Ja'afar bin Mubasysyir yang

dikatakan dosa besar itu ialah setiap niat yang digunakan untuk melakukan

perbuatan dosa dan setiap orang yang melakukan perbuatan maksiat

dengan sengaja adalah dosa besar (Ibrahim, No. 13/1980: 16).

Jadi pengertian dosa besar di sini bergantung pada niat dan

kesengajaan. Imam Harmain, Al-Ghazali dan Al-Razy mengemukakan

bahwa dosa besar ialah setiap sesuatu perbuatan yang ada unsur

penghinaannya terhadap agama dan ketiadaan mempedulikan larangan

dan suruhan agama serta tidak menghormati taklif agama (Ash-Shiddieqy,

2003: 470). Sebagian ulama lain mengatakan: "Apabila ingin mengetahui

perbedaan antara dosa besar dengan dosa-dosa kecil, maka bandingkanlah

kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh dosa-dosa tersebut dengan

dosa besar yang sudah ada nash-nya. Apabila pada kenyataannya

kerusakan yang ditimbulkan itu hanya sedikit, maka yang demikian itu

adalah dosa kecil. Tetapi apabila kerusakan yang ditimbulkannya itu

Page 38: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

38

seimbang atau lebih besar, maka yang demikian itu adalah dosa besar

(Thabbarah, 1980: 4).

Pengertian dosa besar dan dosa kecil yang terakhir ini ditekankan

pada kerusakan yang ditimbulkannya, dibandingkan dengan dosa yang

telah ada nash-nya dalam Islam. Dari uraian tentang pengertian dosa di

atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa para ulama pada umumnya

menyetujui pembagian dosa itu atas dasar besar dan kecil. Dosa besar

mengandung bahaya dan mudarat yang lebih besar, dan dosa kecil

mendatangkan bahaya dan mudarat yang lebih ringan.

Adapun mengenai jumlah dosa besar para ulama berbeda

pendapat. Ada di antara mereka yang mengatakan jumlahnya 7, 17, 70 dan

ada pula yang mengatakan jumlahnya 700. Semua pendapat ini ada

argumennya, baik argumen a'qal maupun naqal. Pendapat jumlah dosa

besar 17 dikemukakan oleh Abu Thalib al-Makki. Setelah mengumpulkan

beberapa dalil al-Qur'an tentang dosa besar, disimpulkan bahwa dosa

besar itu ada 17 dengan rincian sebagai berikut:

Empat terdapat di hati, yaitu:

1. Syirik.

}{Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan

Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapayang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukanAllah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (Q.S.an-Nisa': 48).

Page 39: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

39

2. Senantiasa berbuat maksiat kepada Allah.

}{Artinya: Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya

dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allahmemasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal didalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (Q.S. an-Nisa': 14).

3. Merasa selamat dari genggaman Allah atau merasa bebas dari balasan

Allah.

}{

Artinya: Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiadayang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yangmerugi. (Q.S. Al-A'raf: 99).

4. Merasa putus asa dari rahmat Allah.

}{

Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentangYusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa darirahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmatAllah, melainkan kaum yang kafir". (Q.S. Yusuf: 87).

Empat di lidah, yaitu:

5. Membuat tuduhan zina terhadap perempuan yang beriman.

} {

Page 40: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

40

}{

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman , mereka kena la'nat di duniadan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, pada hari,lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas merekaterhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. Annur: 23-24).

6. Membuat sumpah palsu.

}{Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan

sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, merekaitu tidak mendapat bahagian di akhirat, dan Allah tidak akanberkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepadamereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikanmereka. Bagi mereka azab yang pedih. (Q.S. Ali Imran : 77)

7. Berkata bohong.

}{

Artinya: Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata:"Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena diamenyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datangkepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dariTuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yangmenanggung dustanya itu; dan jika ia seorang yang benarniscaya sebagian yang diancamkannya kepadamu akan

Page 41: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

41

menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (Q.S. Ghofir/ al-Mukmin: 28).

Walau bagaimanapun kecilnya dosa-dosa itu, ia dapat saja dengan

segera menjadi dosa besar. Dosa kecil dapat menjadi dosa besar antara

lain disebabkan:

a. Karena dosa kecil itu dikerjakan terus menerus atau dikekalkan saja

mengerjakannya tanpa ada hentinya.

b. Karena memandang kecil perbuatan dosa. Sebab dosa itu apabila

dipandang kecil (enteng), maka ia dipandang besar oleh Allah dan

apabila kita pandang besar, maka niscaya dipandang kecil oleh Allah.

c. Karena gembira berbuat dosa kecil itu dan tidak merasakan, bahwa

dosa dapat menjadi sebab kecelakaannya.

d. Merasa aman dari tipu daya Allah (Tatapangarsa, 1980: 64).

Jadi pengertian kecil dan besarnya dosa itu sangat relatif, seperti

dosa kecil yang dilakukan secara terus menerus bisa berubah menjadi dosa

besar. Dari uraian di atas jelas bahwa sumber dan penyebab timbulnya

dosa dan kesalahan pada diri seseorang adalah usaha dan perbuatan

manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, ia pulalah yang bisa

mempertanggungjawabkan dosa dan kesalahannya ataupun yang bisa

mengusahakan dosa dan kesalahannya itu hapus. Dosa dan kesalahan

seorang bapak tidak akan dapat dihapuskan oleh usaha dan perbuatan

anaknya, dan begitu pula sebaliknya. Penghapusan dosa dan kesalahan

hanya bisa terwujud, kalau orang-orang yang berdosa dan bersalah itu

sendiri berusaha untuk menghilangkannya.

Page 42: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

42

2.2. Kesehatan Mental

2.2.1. Pengertian Kesehatan Mental

Sebagai makhluk yang memiliki kesadaran, manusia menyadari

adanya problem yang mengganggu kejiwaannya, oleh karena itu sejarah

manusia juga mencatat adanya upaya mengatasi problema tersebut.

Upaya-upaya tersebut ada yang bersifat mistik yang irasional, ada juga

yang bersifat rasional, konsepsional dan ilmiah (Mubarok, 2000: 13). Pada

masyarakat Barat modern atau masyarakat yang mengikuti peradaban

Barat yang secular (Albahy, 1988: 10), solusi yang ditawarkan untuk

mengatasi problem kejiwaan itu dilakukan dengan menggunakan

pendekatan psikologi, dalam hal ini kesehatan mental. Sedangkan pada

masyarakat Islam, karena mereka (kaum muslimin) pada awal sejarahnya

telah mengalami problem psikologis seperti yang dialami oleh masyarakat

Barat, maka solusi yang ditawarkan lebih bersifat religius spiritual, yakni

tasawuf atau akhlak. Keduanya menawarkan solusi bahwa manusia itu

akan memperoleh kebahagiaan pada zaman apa pun, jika hidupnya

bermakna (Albahy, 1988: 14).

Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara

agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari

yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika

ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan (Shihab,

2003: 181). Namun demikian para ahli belum ada kesepakatan terhadap

batasan atau definisi kesehatan mental (mental healt). Hal itu disebabkan

Page 43: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

43

antara lain karena adanya berbagai sudut pandang dan sistem pendekatan

yang berbeda. Dengan tiadanya kesatuan pendapat dan pandangan

tersebut, maka menimbulkan adanya perbedaan konsep kesehatan mental.

Lebih jauh lagi mengakibatkan terjadinya perbedaan implementasi dalam

mencapai dan mengusahakan mental yang sehat. Perbedaan itu wajar dan

tidak perlu merisaukan, karena sisi lain adanya perbedaan itu justru

memperkaya khasanah dan memperluas pandangan orang mengenai apa

dan bagaimana kesehatan mental (Musnamar, 1992: XIII). Sejalan dengan

keterangan di atas maka di bawah ini dikemukakan beberapa rumusan

kesehatan mental, antara lain:

Pertama, Fahmi (1977: 20-22), sesungguhnya kesehatan jiwa

mempunyai pengertian dan batasan yang banyak. Di sini dikemukakan

dua pengertian saja; sekedar untuk mendapat batasan yang dapat

digunakan dengan cara memungkinkan memanfaatkan batasan tersebut

dalam mengarahkan orang kepada pemahaman hidup mereka dan dapat

mengatasi kesukarannya, sehingga mereka dapat hidup bahagia dan

melaksanakan misinya sebagai anggota masyarakat yang aktif dan serasi

dalam masyarakat sekarang. Pengertian pertama mengatakan kesehatan

jiwa adalah bebas dari gejala-gejala penyakit jiwa dan gangguan kejiwaan.

Pengertian ini banyak dipakai dalam lapangan kedokteran jiwa (psikiatri).

Pengertian kedua dari kesehatan jiwa adalah dengan cara aktif, luas,

lengkap tidak terbatas; ia berhubungan dengan kemampuan orang untuk

menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat

Page 44: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

44

lingkungannya, hal itu membawanya kepada kehidupan yang terhindar

dari kegoncangan, penuh vitalitas. Dia dapat menerima dirinya dan tidak

terdapat padanya tanda-tanda yang menunjukkan tidak keserasian sosial,

dia juga tidak melakukan hal-hal yang tidak wajar, akan tetapi ia

berkelakuan wajar yang menunjukkan kestabilan jiwa, emosi dan pikiran

dalam berbagai lapangan dan di bawah pengaruh semua keadaan.

Kedua, Daradjat (1983: 11-12), dalam pidato pengukuhannya

sebagai guru besar untuk Kesehatan Jiwa di IAIN "Syarif Hidayatullah

Jakarta" (1984) mengemukakan lima buah rumusan kesehatan mental

yang lazim dianut para ahli. Kelima rumusan itu disusun mulai dari

rumusan- rumusan yang khusus sampai dengan yang lebih umum,

sehingga dari urutan itu tergambar bahwa rumusan yang terakhir seakan-

akan mencakup rumusan-rumusan sebelumnya.

a. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala gangguan jiwa

(neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psichose). Definisi ini

banyak dianut di kalangan psikiatri (kedokteran jiwa) yang

memandang manusia dari sudut sehat atau sakitnya.

b. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan

tempat ia hidup. Definisi ini tampaknya lebih luas dan lebih umum

daripada definisi yang pertama, karena dihubungkan dengan kehidupan

sosial secara menyeluruh. Kemampuan menyesuaikan diri diharapkan

akan menimbulkan ketenteraman dan kebahagiaan hidup.

Page 45: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

45

c. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-

sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan

untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi, serta

terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik). Definisi ini

menunjukkan bahwa fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan,

sikap, pandangan dan keyakinan harus saling menunjang dan bekerja

sama sehingga menciptakan keharmonisan hidup, yang menjauhkan

orang dari sifat ragu-ragu dan bimbang, serta terhindar dari rasa

gelisah dan konflik batin.

d. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan

untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan

pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa

kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan

dan penyakit jiwa.

Definisi keempat ini lebih menekankan pada pengembangan

dan pemanfaatan segala daya dan pembawaan yang dibawa sejak lahir,

sehingga benar-benar membawa manfaat dan kebaikan bagi orang lain

dan dirinya sendiri.

e. Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-

sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian

diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan

keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang

Page 46: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

46

bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat (Daradjat, 1983:

13).

Definisi ini memasukkan unsur agama yang sangat penting dan

harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan dengan

penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan

hubungan baik dengan sesama manusia.

Dalam buku lainnya yang berjudul Islam dan Kesehatan

Mental, Daradjat (1983: 9) mengemukakan: Kesehatan mental adalah

terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan

diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-

kegoncangan biasa, adanya keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada

konflik) dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna dan bahagia,

serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptimal

mungkin.

Ketiga, menurut M.Buchori sebagaimana disitir Jalaluddin,

(2004: 154) kesehatan mental (mental hygiene) adalah ilmu yang

meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta

prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani. Orang yang

sehat mentalnya ialah orang yang dalam ruhani atau dalam hatinya

selalu merasa tenang, aman, dan tenteram. Jalaluddin dengan

mengutip H.C. Witherington menambahkan, permasalahan kesehatan

mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat

Page 47: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

47

lapangan psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosiologi, dan

agama.

Keempat, Kartono, Jenny Andari (1989: 3) mengetengahkan

rumusan bahwa mental hygiene atau ilmu kesehatan mental adalah

ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, bertujuan

mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi,

dan berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta

memajukan kesehatan jiwa rakyat. Dengan demikian mental hygiene

mempunyai tema sentral yaitu bagaimana cara orang memecahkan

segenap keruwetan batin manusia yang ditimbulkan oleh macam-

macam kesulitan hidup, serta berusaha mendapatkan kebersihan jiwa,

dalam pengertian tidak terganggu oleh macam-macam ketegangan,

kekalutan dan konflik terbuka serta konflik batin (Kartono, Jenny

Andari, 1989: 4).

Kesehatan mental seseorang berhubungan dengan kemampuan

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi. Setiap manusia

memiliki keinginan-keinginan tertentu, dan di antara mereka ada yang

berhasil memperolehnya tanpa harus bekerja keras, ada yang

memperolehnya setelah berjuang mati-matian, dan ada yang tidak

berhasil menggapainya meskipun telah bekerja keras dan bersabar

untuk menggapainya.

Page 48: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

48

2.2.2. Ciri-Ciri Mental yang Sehat

Menurut Marie Jahoda yang disitir AF. Jaelani (2000: 76 ) bahwa

orang yang sehat mentalnya memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut.

a. Sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri dalam arti dapat

mengenal diri sendiri dengan baik.

b. Pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik.

c. Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan

pandangan, dan tahan terhadap tekanan- tekanan yang terjadi.

d. Otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari

dalam atau kelakuan-kelakuan bebas.

e. Persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan, serta

memiliki empati dan kepekaan sosial.

f. Kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengannya

secara baik.

Menurut Yusuf (2004: 20), karakteristik mental yang sehat yaitu

(1) terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa. (2) dapat

menyesuaikan diri. (3) memanfaatkan potensi semaksimal mungkin. (4)

tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain.

Bastaman (1997: 134) merangkum pandangan-pandangan tentang

kesehatan mental menjadi empat pola wawasan dengan masing-masing

orientasinya sebagai berikut:

a. Pola wawasan yang berorientasi simtomatis

b. Pola wawasan yang berorientasi penyesuaian diri

Page 49: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

49

c. Pola wawasan yang berorientasi pengembangan potensi

d. Pola wawasan yang berorientasi agama/kerohanian

Pertama, pola wawasan yang berorientasi simtomatis menganggap

bahwa hadirnya gejala (symptoms) dan keluhan (compliants) merupakan

tanda adanya gangguan atau penyakit yang diderita seseorang. Sebaliknya

hilang atau berkurangnya gejala dan keluhan-keluhan itu menunjukkan

bebasnya seseorang dari gangguan atau penyakit tertentu, dan ini dianggap

sebagai kondisi sehat. Dengan demikian kondisi jiwa yang sehat ditandai

oleh bebasnya seseorang dari gejala-gejala gangguan kejiwaan tertentu

(psikosis)

Kedua, pola wawasan yang berorientasi penyesuaian diri. Pola ini

berpandangan bahwa kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri

merupakan unsur utama dari kondisi jiwa yang sehat. Dalam hal ini

penyesuaian diri diartikan secara luas, yakni secara aktif berupaya

memenuhi tuntutan lingkungan tanpa kehilangan harga diri, atau

memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi tanpa melanggar hak-hak orang

lain. Penyesuaian diri yang pasif dalam bentuk serba menarik diri atau

serba menuruti tuntutan lingkungan adalah penyesuaian diri yang tidak

sehat, karena biasanya akan berakhir dengan isolasi diri atau menjadi

mudah terombang-ambing situasi (Bastaman, 1997: 134).

Ketiga, pola wawasan yang berorientasi pengembangan potensi

pribadi. Bertolak dari pandangan bahwa manusia adalah makhluk

bermartabat yang memiliki berbagai potensi dan kualitas yang khas insani

Page 50: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

50

(human qualities), seperti kreatifitas, rasa humor, rasa tanggungjawab,

kecerdasan, kebebasan bersikap, dan sebagainya. Menurut pandangan ini

sehat mental terjadi bila potensi-potensi tersebut dikembangkan secara

optimal sehingga mendatangkan manfaat bagi diri sendiri dan

lingkungannya. Dalam mengembangkan kualitas-kualitas insani ini perlu

diperhitungkan norma-norma yang berlaku dan nilai-nilai etis yang dianut,

karena potensi dan kualitas-kualitas insani ada yang baik dan ada yang

buruk (Bastaman, 1997: 134).

Keempat, pola wawasan yang berorientasi agama/kerohanian

berpandangan bahwa agama/kerohanian memiliki daya yang dapat

menunjang kesehatan jiwa. kesehatan jiwa diperoleh sebagai akibat dari

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, serta menerapkan tuntunan-

tuntunan keagamaan dalam hidup. Atas dasar pandangan-pandangan

tersebut dapat diajukan secara operasional tolok ukur kesehatan jiwa atau

kondisi jiwa yang sehat, yakni:

a. Bebas dari gangguan dan penyakit-penyakit kejiwaan.

b. Mampu secara luwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan

antar pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan.

c. Mengembangkan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, sikap,

sifat, dan sebagainya) yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan

lingkungan.

d. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, dan berupaya menerapkan

tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari (Bastaman, 1997: 135).

Page 51: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

51

Berdasarkan tolak ukur di atas kiranya dapat digambarkan secara

ideal bahwa orang yang benar-benar sehat mentalnya adalah orang yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berusaha

secara sadar merealisasikan nilai-nilai agama, sehingga kehidupannya itu

dijalaninya sesuai dengan tuntunan agamanya. Ia pun secara sadar

berupaya untuk mengembangkan berbagai potensi dirinya, seperti bakat,

kemampuan, sifat, dan kualitas-kualitas pribadi lainnya yang positif.

Sejalan dengan itu ia pun berupaya untuk menghambat dan mengurangi

kualitas-kualitas negatif dirinya, karena sadar bahwa hal itu dapat menjadi

sumber berbagai gangguan (dan penyakit) kejiwaan.

Dalam pergaulan ia adalah seorang yang luwes, dalam artian

menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan tanpa ia sendiri kehilangan

identitas dirinya serta berusaha secara aktif agar berfungsi dan bermanfaat

bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Ada benarnya juga bila

orang dengan kesehatan mental yang baik digambarkan sebagai seseorang

yang sehat jasmani-rohani, otaknya penuh dengan ilmu-ilmu yang

bermanfaat, rohaninya sarat dengan iman dan taqwa kepada Tuhan,

dengan karakter yang dilandasi oleh nilai-nilai agama dan sosial budaya

yang luhur. Pada dirinya seakan-akan telah tertanam dengan suburnya

moralitas dan rasa adil dan makmur memberi manfaat dan melimpah ruah

kepada sekelilingnya (Bastaman, 1997: 135).

Page 52: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

52

Tolok ukur dan gambaran di atas tidak saja berlaku pada diri

pribadi, tetapi berlaku pula dalam keluarga, karena keluarga pun terdiri

dari pribadi-pribadi yang terikat oleh norma-norma kekeluargaan yang

masing-masing sudah selayaknya berperan serta menciptakan suasana

kekeluargaan yang harmonis dan menunjang pengembangan kesehatan

mental.

Manifestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut

Maslow dan Mittlemenn adalah sebagai berikut:

a. Adequate feeling of security (rasa aman yang memadai). Perasaan

merasa aman dalam hubungannya dengan pekerjaan, sosial, dan

keluarganya.

b. Adequate self-evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang

memadai), yang mencakup: (a) harga diri yang memadai, yaitu merasa

ada nilai yang sebanding pada diri sendiri dan prestasinya, (b)

memiliki perasaan berguna, yaitu perasaan yang secara moral masuk

akal, dengan perasaan tidak diganggu oleh rasa bersalah yang

berlebihan, dan mampu mengenai beberapa hal yang secara sosial dan

personal tidak dapat diterima oleh kehendak umum yang selalu ada

sepanjang kehidupan di masyarakat.

c. Adequate spontanity and emotionality (memiliki spontanitas dan

perasaan yang memadai, dengan orang lain), Hal ini ditandai oleh

kemampuan membentuk ikatan emosional secara kuat dan abadi,

seperti hubungan persahabatan dan cinta, kemampuan member!

Page 53: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

53

ekspresi yang cukup pada ketidaksukaan tanpa kehilangan kontrol,

kemampuan memahami dan membagi rasa kepada orang lain,

kemampuan menyenangi diri sendiri dan tertawa. Setiap orang adalah

tidak senang pada suatu saat, tetapi dia hams memiliki alasan yang

tepat.

Dalam sidang WHO pada Tahun 1959 di Geneva telah berhasil

merumuskan kriteria jiwa yang sehat. Seseorang dikatakan mempunyai

jiwa yang sehat apabila yang bersangkutan itu:

a. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun

kenyataan itu buruk baginya.

b. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.

c. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.

d. Secara relatif bebas dari rasa tegang (stress), cemas dan depresi.

e. Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling

memuaskan (Hawari, 2002: 13).

Sehubungan dengan pentingnya dimensi agama dalam kesehatan

mental, maka pada tahun 1984 Organisasi Kesehatan se Dunia (WHO :

World Health Organization) telah menambahkan dimensi agama sebagai

salah satu dari 4 (empat) pilar kesehatan; yaitu kesehatan manusia

seutuhnya meliputi: sehat secara jasmani/fisik (biologik); sehat secara

kejiwaan (psikiatrik/psikologik); sehat secara sosial; dan sehat secara

spiritual (kerohanian/agama). Dengan kata lain manusia yang sehat

seutuhnya adalah manusia yang beragama, dan hal ini sesuai dengan fitrah

Page 54: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

54

manusia. Keempat dimensi sehat tersebut di atas diadopsi oleh the

American Psychiatric Association dengan paradigma pendekatan bio-

psycho-socio-spiritual (Hawari, 2002: 15).

2.2.3. Upaya Mencapai Mental yang Sehat

Kartono dan Jenny Andari (1989: 29) berpendapat ada tiga prinsip

pokok untuk mendapatkan kesehatan mental, yaitu;

a. Pemenuhan kebutuhan pokok

Setiap individu selalu memiliki dorongan-dorongan dan

kebutuhan-kebutuhan pokok yang bersifat organis (fisik dan psikis)

dan yang bersifat sosial. Kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-

dorongan itu menuntut pemuasan. Timbullah ketegangan-ketegangan

dalam usaha pencapaiannya. Ketegangan cenderung menurun jika

kebutuhan-kebutuhan terpenuhi, dan cenderung naik/makin banyak,

jika mengalami frustasi atau hambatan-hambatan.

b. Kepuasan.

Setiap orang menginginkan kepuasan, baik yang bersifat

jasmaniah maupun yang bersifat psikis. Dia ingin merasa kenyang,

aman terlindung, ingin puas dalam hubungan seksnya, ingin mendapat

simpati dan diakui harkatnya. Pendeknya ingin puas di segala bidang,

lalu timbullah Sense of Importancy dan Sense of Mastery, (kesadaran

nilai dirinya dan kesadaran penguasaan) yang memberi rasa senang,

puas dan bahagia.

Page 55: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

55

c. Posisi dan status sosial

Dalam perspektif Islam, ada beberapa cara untuk mencegah

munculnya penyakit kejiwaan dan sekaligus menyembuhkannya, melalui

konsep-konsep dalam Islam. Adapun upaya tersebut, adalah:

Pertama, Menciptakan kehidupan Islami dan perilaku religius.

Upaya ini dapat ditempuh dengan cara mengisi kegiatan sehari-hari

dengan hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai aqidah,

syari'ah; dan akhlak; aturan-aturan negara, norma-norma masyarakat, serta

menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh agama.

Kedua, Mengintensifkan dan meningkatkan kualitas ibadah.

Sembahyang, do'a dan permohonan ampun kepada Allah akan

mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa bagi orang yang

melakukannya. Semakin dekat orang kepada Allah dan semakin banyak

ibadahnya, maka akan semakin tentramlah jiwanya dan semakin mampu

menghadapi kekecewaan dan kesukaran-kesukaran dalam hidup.

Demikian pula sebaliknya, semakin jauh orang itu dari agama akan

semakin susah baginya mencari ketentraman batin.

Ketiga, Meningkatkan kualitas dan kuantitas dzikir. Al-Qur'an

berulang kali menyebut bahwa orang yang banyak berdzikir (menyebut

nama Allah), hatinya akan tenang dan damai (Sholeh dan Imam Musbikin,

2005: 43 – 44). Surat al-Baqarah ayat 152 menjelaskan:

) :(

Page 56: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

56

Artinya: Karena itu, ingatlah (dzikirlah) engkau kepada-Ku niscayaAku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku danjanganlah kamu mengingkari nikmat-Ku. (QS. al-Baqarah:152).

Dalam surat al-Ra'du (13) ayat 28; disebutkan:

) :(

Artinya: Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjaditenteram dengan mengingat Allah SWT (dzikrullah).Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadirenteram. (QS. al-Ra'd: 28).

Dalam hadis nabi juga disebutkan,

) (

Artinya: Telah mengabarkan kepadaku dari Zuhair bin Harbin danMuhammad bin Mutsanna dari Yahya al-Qathan dari Zuhairdari Yahya bin Sya'id dari Ubaidillah dari Khubaib binAbdurrahman dari Khafsi bin 'Ashim dari abu Hurairah dariNabi Saw. bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yangbakal dinaungi oleh Allah dalam naunganNya, pada hari

Page 57: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

57

tidak ada naungan kecuali naunganNya, yaitu: Pemimpinyang adil; pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah(selalu beribadah); seseorang yang hatinya senantiasabergantung pada mesjid-mesjid (sangat mencintainya danselalu melakukan shalat jama'ah di dalamnya); dua orangyang saling mengasihi di dalam Allah (keduanya berkumpuldan berpisah karena Allah); seorang laki-laki yang diundangoleh seorang perempuan yang punya kedudukan dan cantik,tapi dia mengatakan: 'Aku takut kepada Allah!'; seseorangyang memberikan sedekah, dia merahasiakannya sehinggaseakan-akan tangan kanannya tidak tahu apa yang diberikanoleh tangan kirinya (atau kebalikannya); dan seseorang yangdzikir (ingat, menyebut) Allah di kesunyian, lalu meleleh airmata dari kedua matanya." (HR. Muslim) (Muslim, tth: 93).

Ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis tersebut menjelaskan bahwa dzikir

mengandung daya terapi-religius yang potensial untuk mencapai

ketenangan dan ketenteraman batin (Sholeh dan Imam Musbikin, 2005:

45).

Keempat, Melaksanakan rukun Islam, rukun iman dan berbuat

ikhsan. Zakiah Daradjat (1983, 12) dalam bukunya Islam dan Kesehatan

Mental mengatakan bahwa ada pengaruh positif dari pelaksanaan rukun

iman, rukun Islam dan berbuat ikhsan.

Page 58: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

58

BAB III

BIOGRAFI HAMKA DAN PANDANGANNYA TENTANG TAUBAT

3.1. Biografi Hamka dan Karya-Karyanya

Prof. Dr. Hc. Hamka, singkatan dari Haji Abdul Malik Karim

Amrullah. la dilahirkan pada 16 Februari 1908 (1327 H) di Maninjau. Sumatra

Barat. Ayahnya, Syekh Haji Abdul Karim Amrullah, terkenal dengan sebutan

Haji Rasul, adalah seorang ulama yang cukup terkemuka dan pembaharu di

Minangkabau. Kecuali Sekolah Dasar, Hamka tidak memperoleh pendidikan

formal. Selain pendidikan dasar keagamaannya diperoleh di lingkungan

keluarga, Hamka terkenal seorang otodidak dalam bidang agama. Keahliannya

dalam bidang keislaman diakui dunia internasional. Karenanya, pada Tahun

1955, ia memperoleh gelar kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari

Universitas al-Azhar. Sebelas tahun kemudian, 1976, gelar yang sama

diperolehnya dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Pada usia remaja, ia

mulai merantau ke Jawa. Di sini ia banyak belajar kepada, antara lain, H.O.S.

Cokroaminoto. Kemudian, ia aktif dalam organisasi Muhammadiyah. Tidak

lama berselang, 1927, ia berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadat haji.

Sekembali dari Mekkah, ia tinggal di Medan, Sumatra Utara (Tim Penulis

IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi, 1992: 294).

Seiring dengan itu, antara 1938—1941, ia aktif sebagai redaktur

majalah Pedoman Masyarakat dan Pedoman Islam. Selama rentang waktu itu,

ia mulai banyak menulis roman, suatu aktivitas yang dipandang menyalahi

Page 59: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

59

adat istiadat keulamaan tradisional. Karenanya, kemudian, timbul reaksi yang

cukup menghebohkan dari pihak yang tidak setuju (Damami, 2000: 72-73)

Hamka sebagai sastrawan banyak menulis roman yang cukup memikat

pembaca sebagaimana dijelaskan dalam Ensiklopedi sebagai berikut:

Adapun di antara roman yang ditulisnya adalah Di Bawah LindunganKa'bah (1938), Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1939) danMerantau ke Deli (1940). Kemudian yang bersifat kumpulan ceritapendek adalah Di dalam Lembah Kehidupan (1940). Karya sastranyadipandang terpengaruh pujangga Mesir, al-Manfaluti. Selain itu, pada1960-an, timbul tuduhan terhadap roman Tenggelamnya Kapal vander Wijck sebagai plagiat dari roman Al-Phonse Karr (pengarangPerancis) yang telah disadur ke dalam bahasa Arab oleh al-Manfaluti.Rupanya, tuduhan tersebut sempat menimbulkan polemik yang cukuphebat, terutama, karena situasi itu dijadikan kesempatan oleh golongankiri untuk menjatuhkan Hamka secara politis. Ini merupakan gejalakontroversi yang menunjukkan bahwa ketokohan Hamka, baik sebagaiulama maupun sastrawan, sesungguhnya, cukup mengakarpengaruhnya di masyarakat (Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah,Ensiklopedi, 1992: 294).

Karena ketokohan Hamka, Junus Amir Hamzah merasa perlu untuk

mengumpulkan dan menerbitkan polemik tersebut pada 1964 dengan judul

Tenggelamnya Kapal van der Wijck dalam Polemik. Bahkan, setahun

sebelumnya, 1963, Junus Amir Hamzah telah menulis buku tentang roman-

roman Hamka dengan judul Hamka sebagai Pengarang Roman (Tim Penulis

IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi, 1992: 294)

Ketokohan yang semakin mengakar inilah, khususnya dalam bidang

keulamaan, dan pengaruh Hamka dalam masyarakat sempat menimbulkan

kekhawatiran di kalangan politik Orde Lama. Atas dasar ini, Hamka sempat

meringkuk dalam penjara selama beberapa tahun. Namun demikian, ternyata,

penjara bagi Hamka memberi hikmah yang tidak ternilai. Selama di penjara,

Page 60: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

60

ternyata, ia berhasil menyelesaikan karya monumentalnya, Tafsir al-Azhar

(Damami, 2000: 73)

Selain karya monumental tersebut, Hamka terkenal sebagai ulama

yang sangat produktif. la menulis bukan saja dalam bidang pengetahuan

keislaman yang lebih bersifat umum, melainkan juga yang lebih bersifat

khusus, bidang tasawuf. Dalam bidang ini ia menulis, misalnya, Tasawuf,

Perkembangan dan Pemurniannya, dan Tasawuf Modern. Bahkan, bidang ini

sangat mewarnai metodenya dalam menyampaikan pesan-pesan keislaman,

berdakwah. Kecuali pengetahuannya yang cukup luas, Hamka terkenal

seorang ulama yang berpandangan moderat, sehingga ia bisa diterima oleh

semua pihak. Pandangan moderatnya, boleh-jadi, sangat dipengaruhi oleh

semangat tasawufnya. Sebagaimana diketahui, dalam disiplin ilmu keislaman

tradisional, tasawuf merupakan satu-satunya disiplin yang mengajarkan

pandangan moderat (Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi,

1992: 294).

Ketokohan dan kemoderatan Hamka dapat dibaca di antaranya dalam

Ensiklopedi dijelaskan:

Ketokohan dan kemoderatan Hamka sangat menonjol, terutamasemenjak menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia. la mampuberkomunikasi dengan segala lapisan masyarakat. Di kalanganmasyarakat awam, Hamka sangat terkenal dengan pidatonya yangsangat menyejukkan hati dan sekaligus memberikan semangat danrasa optimisme. Sedangkan untuk kalangan elite, termasukpemerintah, Hamka mampu menyajikan pemahaman keislaman yanglebih rasional, yang didasarkan kepada suatu keluasan pandangan.Sehingga semangat dan pesan ajaran keislaman dapat dimengerti danditerima secara baik. Melihat figur atau ketokohan Hamka seperti ini,khususnya dilihat dari segi tradisi keulamaan tradisional, agaknya,

Page 61: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

61

masih sulit menemukan penggantinya hingga kini(Tim Penulis IAINSyarif Hidayatullah, Ensiklopedi, 1992: 295).

Karya-karya Hamka dapat disebutkan sebagai berikut

1. Kenang-Kenangan Hidup, jilid 1-IV (1974)

Dalam buku ini Hamka mengupas seputar perjalanan hidupnya

yang manis juga yang pahit. Masa kecil yang mewarnai pertumbuhan jati

dirinya diulas dengan cukup menarik

2. Akhlakul Karimah (1974)

Berisi tentang pola-pola perilaku yang baik dan buruk. Dalam

buku ini diuraikan tentang bagaimana memelihara hubungan dengan

tetangga, hubungan dengan masyarakat dan sikap terhadap Tuhan serta

upaya memelihara hubungan dengan alam semesta

3. Tafsir al-Azhar (1985)

Dalam tafsir ini Hamka mengungkapkan ayat-ayat al-Qur'an baik

secara historis maupun sosiologis. Uraiannya sangat mudah dipahami dan

mudah dicerna oleh setiap pembaca tafsir tersebut.

4. Tasauf Perkembangan dan Pemurniannya (1986)

Buku ini berisi priodisasi sejarah perkembangan tasawuf. Dalam

buku ini diuraikan pula tentang tasawuf dan pemurniannya sesuai dengan

perjalanan waktu dan sejarah.

5. Tasawuf Moderen (1939).

Tasawuf modern merupakan buku yang memuat tentang hakikat

hidup untuk mencapai kebahagiaan. Di dalamnya dibahas tentang cara

Page 62: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

62

menggapai kebahagiaan, jalan menyucikan diri, cara-cara memelihara

kesehatan jiwa.

6. Sejarah Umat Islam, empat jilid banyaknya.

Buku ini baru dapat dicetak pertama kali pada tahun 1950 (periode

pasca Pedoman Masyarakat), secara berurutan waktu.

Dari sebagian penilaian orang, dari sekian karya sastranya itu, maka

karya sastra Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck merupakan karya sastra

puncak, sekalipun sebenarnya Di Bawah Lindungan Ka'bah juga sangat

mashyur dan terletak di bawah sedikit saja dari Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck. Sungguhpun begitu, para pembacanya sudah sangat dibuat terpukau

oleh karya-karya tersebut. Bahkan menurut M. Yunan Nasution, Wakil

Redaktur majalah Pedoman Masyarakat, kolega kerja Hamka dahulu dalam

majalah tersebut, menyatakan bahwa Hamka pernah menerima kawat dari

para pembacanya yang isinya meminta dengan sangat agar tokoh wanita

dalam cerita Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang mendebarkan hati

jangan sampai "dimatikan", melainkan terus "dihidupkan". Ini menunjukkan

perhatian yang luar biasa dari pembacanya. (Damami, 2000: 65)

Apa sebab para pembaca karya Hamka dapat sedemikian terpukau oleh

karya sastranya. Menurut H. Ghazali Syahlan, murid dari "Kulliyatul

Muballighin" di Padang Panjang, dikatakan bahwa karena Hamka memiliki

kemampuan memindahkan keindahan dan zauq (rasa) bahasa asli yang

dirujuknya, seperti karangan Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi pengarang dan

Page 63: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

63

sastrawan Mesir misalnya, yang gaya bahasanya amat sentimentil, demikian

menurut sastrawan A. Hasjmy. (Damami, 2000: 65).

Adapun karangan bidang keagamaan Islam, bahwa sumber informasi

yang digunakan untuk mendeskripsikan tentang karangan Hamka di bidang

keagamaan Islam ini juga sama dengan sumber yang dipakai untuk

menggambarkan karangan Hamka di bidang sastra di atas.

Dari sejumlah buku di atas yang paling laku keras sampai sekarang,

yang karena itu dicetak berulang kali adalah:

1. Tasauf Moderen (1986,cetakan ke-20)

2. Falsafah Hidup (1986, cetakan ke-12)

3. Lembaga Hidup (1986, cetakan ke-9)

4. Lembaga Budi (1986, cetakan ke-9)

5. Sejarah Ummat Islam, Jilid I (1975, cetakan ke-5); jilid II (1975, cetakan

ke-4); jilid III (1975, cetakan ke-3); jilid IV (1976, cetakan ke-2).

(Damami, 2000: 65-70).

Dengan memperhatikan berulangnya cetakan di atas, ini menunjukkan

bahwa buku-buku tersebut cukup mendapat atensi dan tanggapan dari

pembacanya, apalagi terhadap buku Tasauf Moderen di atas (1986, cetakan

ke-20).

3.2. Konsep Taubat Menurut Hamka

3.2.1. Pengertian Taubat Menurut Hamka

Secara bahasa, kata taubat berakar dari kata tâba. Disebut

(bertaubat); (mengampuni); (menyesal);

Page 64: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

64

(bertaubat); (meminta agar bertaubat);

(taubat); (yang bertaubat) (asma Allah) (Hamka, 1989: 389).

Menurut istilah, taubat adalah kembali dari apa yang dibenci Allah,

baik lahir maupun batin, kepada apa yang dicintaiNya, baik lahir maupun

batin. Taubat ialah membersihkan hati. Mandi atau berwudhuk ialah

membersihkan badan. Taubat ialah kembali dari sesuatu yang dicela dalam

syari'at menuju sesuatu yang dipuji dalam syari'at. Datang atau kembali

kepada-Nya dengan perasaan menyesal atas perbuatan atau sikap diri yang

tidak benar di masa lalu dan dengan tekad untuk taat kepada-Nya; dengan kata

lain ia mengandung arti kembali kepada sikap, perbuatan, atau pendirian yang

lebih baik dan benar (Hamka, 1989: 389).

Di sini nampak kembali kegunaan sembahyang lima waktu.

Sekurangnya lima waktu pula sehari semalam kita berwudhuk, membersihkan

anggota badan dari daki, terutama muka, tangan, kepala dan kaki. Karena itu

yang lebih banyak berkecimpung di dalam hidup. Setelah itu tegak berdiri

menghadapkan wajah kepada kiblat dan menghadapkan hati kepada Tuhan.

Cobalah hitung berapa kali di dalam sembahyang kita bertaubat dan memohon

ampun, yang kita ucapkan ketika duduk di antara dua sujud :

"Ya Tuhan! Ampunilah dosaku, beri rahmatilah aku, tarik aku, angkat

aku, beri aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkan daku dan beri ma'af aku."

(Hamka, 1989: 390).

Rasulullah s.a.w. sendiri menganjurkan manusia selalu memohonkan

taubat kepada Allah. Bahkan beliau sendiri senantiasa memohonkan taubat,

Page 65: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

65

tidak kurang dari pada 70 kali sehari semalam. Dengan senantiasa taubat dan

istighfar kepada Ilahi, artinya orang itu selalu melengkapkan diri, tidak mau

terlepas dari penjagaan Tuhan, bahkan meminta diaku tetap dalam

perlindungan-Nya, dan Tuhan menjadi Wali (pelindung) kita (Hamka, 1989:

390).

) :(

Artinya: "Allah-lah Pelindung orang yang beriman, yang mengeluarkanmereka dari gelap gulita kepada cahaya. Dan orang yang kafir,pelindungnya ialah thaqhut, yang mengeluarkan mereka daripadacahaya kepada, gelap-gulita." (QS. Al-Baqarah; S. 2: 257).

) :(Artinya: "Sesungguhnya Allah tidaklah akan mengampuni fika dia

disekutukan dengan yang lain. Dan yang lain dari itu akan diampunibagi barangsiapa yang dikehendaki-Nya." (An-Nisa; S. 4 : 48).

Kalau Allah sudah dipersekutukan dengan yang lain, sudah mulai

syirk, kita sendirilah yang telah memutuskan perhubungan dengan Dia.

Tamatlah ceritanya. Tidak ada lagi perjuangan di dalam Islam. Kita sudah

terhitung orang luar. Soal-soal tentang dosa dan pahala ini di zaman

dahulukala telah menjadi perdebatan yang hangat sekali di antara ahli-ahli

fikir Islam, sehingga telah menimbulkan yang tidak diingini, yaitu perpecahan

dan bergolong-golongan.

Menjaga kebersihan jiwa atau mental sama juga dengan menjaga

kebersihan badan atau raga. Sebab kotoran sangatlah berpengaruh pada jiwa

orang. Kemeja yang telah basah oleh keringat, kotor dan telah busuk oleh daki

Page 66: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

66

hendaklah lekas kita tanggalkan, dan terus mandi dan bersabun, supaya selalu

badan bersih, dan ganti kemeja tadi dengan yang bersih, terlebih lagi di mana-

mana banyak debu. Maka terhadap jiwa pun demikian pula. Sebanyak itu yang

dijalani, maka daki-daki hidup itu akan berkesan kepada jiwa. Sebab itu

hendaklah selalu jiwa dibersihkan (Hamka, 1989: 391).

) :(Artinya: "Sesungguhnya Allah suka kepada orang yang taubat dan suka

kepada orang yang membersihkan badannya." (A l-Baqarah; S. 2 :222).

3.2.2. Cara Bertaubat Menurut Hamka

Ciri khas cara bertaubat Hamka yaitu taubat dengan didahulukan

beramal yang baik, setelah mampu beramal yang baik, maka dapat dimulai

taubat yang sebenarnya.

Cara bertaubat yaitu ingat keburukan dosa; ingat sakitnya siksa Allah

bagi orang yang berdosa, yang tentu tidak tertahankan oleh anda; ingat akan

kelemahan diri anda dan sedikitnya daya upaya anda dalam menghadapi siksa

Allah.

Timbullah suatu perdebatan tentang "Bagaimana hukumnya seorang

Islam yang terus menerus mengerjakan maksiat?" Setengah menjawab: kafir !.

Setengah menjawab pula: dia tetap Islam. Sebab kalau ada Iman, maka

berbuat maksiat tidaklah berbahaya (mudharrat). Setengahnya lagi menjawab

: kedudukannya ialah di antara; dua, yaitu di antara kafir dan Islam. Ini adalah

debat lama yang sangat hangat. Orang yang datang kemudian menghadapinya

dengan ragu-ragu. Ada golongan yang hanya membicarakannya sebagai suatu

Page 67: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

67

hikayat belaka, dan tidak berani menyatakan fikirannya sendiri. Sebab yang

mengatakan "kafir", ialah orang golongan Khawarij. Yang mengatakan tetap

Islam juga sebab "ma'shiat tidak memberi bahaya asal masih ada Iman",

adalah kaum Murjiah. Dan yang mengatakan tempat kedudukan orang itu

ialah di antara dua kedudukan, (di antara Mu'min dan kafir), ialah kaum Mu

'tazilah (Hamka, 1989: 392).

Oleh karena takut akan mendapat salah satu dari ketiga cap itu, mereka

pun tidak berani meninjaunya lagi. Terlebih lagi setelah di zaman kemunduran

Islam timbul ajaran "taqlid", harus menurut saja. Maka oleh karena tidak ada

ketegasan kemana ulama-ulama yang daliulu berpihak, mereka pun taqlid pula

dalam hal tidak mempergunakan pertimbangannya sendiri. Mazhab yang di

katakan dekat kepada Sunnah adalah mazhab Asy'ariy. Dan mazhab Asy'ariy

dalam hal tidak mempergunakan pertimbangannya sendiri. Mazhab yang

dirinya saja yang berlain sedikit.

Di seluruh alam sekarang ini berdirilah sekolah-sekolah tinggi, orang

berfikir bertambah maju. Soal-soal dikupas orang dengan sistem fikiran yang

teratur, dan pada pihak kaum Muslimin masih ada yang bersitegang urat leher

mempertahankan taqlid. Kalau taqlid itu kepada Allah dan Rasul, itulah yang

kita kehendaki. Tetapi yang dikatakan taqlid oleh mereka ialah kepada

golongan yang dikatakan ulama yang telah mentafsirkan daripada tafsirnya

tafsir.

Ulama atau kyai sebagaimana dikatakan para ahli ialah orang yang

sanggup menghafal perkataan orang lain dan tidak sanggup mempergunakan

Page 68: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

68

fikirannya sendiri. Barangsiapa yang mencoba mempertimbangkan suatu soal

dengan mencoba menggunakan fikirannya sendiri, dapatlah cap dan tuduhan

Mu'tazilah, dan kadang-kadang dipergunakan tuduhan ini untuk mencapai

kemenangan politik jangka pendek. Lantaran ini tidaklah heran jika pada masa

terakhir orang lain telah sangat maju mempelajari agama Islam dengan sistem

berfikir yang bebas, yang kadang-kadang tidak menguntungkan Islam. Tetapi

orang Islam, karena ikatan taqlid kepada tukang tafsirkan tafsir daripada

tafsirnya tafsir, tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolak hujjah (alasan)

dengan hujjah, sebab tidak mempunyai alat. Dengan sistem berfikir cara baru,

kita dapat kembali menilik dan meninjau pokok soal yang dipertengkarkan itu:

"Bagaimana hukumnya seorang muslim yang terus menerus mengerjakan

ma'shiat?."

Dengan tegas kita dapat menjawab: "Orang yang demikian tidak ada."

Oleh karena orang yang seperti demikian tidak ada, maka membicarakan soal

ini adalah percuma, atau semua jawaban akan salah. Sebab duduk pertanyaan

telah salah. Barangkali akan ada pula orang yang mengatakan tinjauan itu

terlalu berani, seakan-akan merasa diri lebih pintar daripada orang-orang yang

dahulu kala. Kita jawab, bukanlah kita yang mengaku terlebih pintar,

melainkan ilmu penyelidikan tentang jiwa manusialah yang telah lebih maju.

Ilmu Jiwa di zaman kaum Mu'tazilah, Khawarij dan Murjiah berdebat itu

belumlah semaju sekarang (Hamka, 1989: 392).

Tidak mungkin seorang yang Muslim, ishrar (terus menerus) berbuat

ma'shiat. Sebab arti ishrar ialah terus juga melakukan, walaupun telah tahu

Page 69: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

69

bahwa itu adalah perbuatan ma'shiat. Kalau terus menerus mengerjakan

ma'shiat, atau meskipun tidak terus menerus, tetapi dikerjakan dengan sadar

berulang-ulang, tandanya orang itu bukan beriman. Mungkin hanya mulutnya

yang mengakui beriman. Kalau hanya pengakuan mulut, belumlah Iman.

Cukup hartanya satu nisab dan sampai tahunannya, lalu

dikeluarkannya zakatnya. Itu adalah yang paling di bawah. Bertambah

martabat Imannya, lalu ditambahnya dengan berbagai-bagai shadaqah. Itu

adalah alamat naik Imannya. Timbul lagi malasnya sehingga tinggal yang

wajib saja, itu adalah alamat susutnya. Kalau diingkarinya, tidak mau dia

mengeluarkan zakatnya dengan sengaja, maka oleh sahabat Rasulullah yang

pertama, orang ini disuruh perangi! Sampai takluk! Artinya tidak Islam lagi.

Tetapi di zaman sekarang ini boleh kita berikan merk kepada orang-orang itu

yang bersifat jalan tengah. Apa boleh buat, kita terpaksa mencari suatu nama.

Supaya jangan serupa dengan yang diberikan oleh kaum Mu'tazilah, dan

supaya kita jangan dituduh Mu'tazilah pula, kita berikan kepada mereka nama

"Islam Merk." Sebab akan ditolak dari Islam sama sekali, padahal dia disunnat

rasulkan, kawin ke hadapan kadi, berkubur di kuburan Islam! Walaupun

jangankan sembahyang lima waktu, zakat dan puasa, mengucapkan syahadat

saja pun mereka tidak tahu lagi! Sebab syahadat itu bahasa Arab. Mereka mau

"syahadat nasional." Tidak mau terpengaruh oleh Arab. Ishrar, terus

mengerjakan ma'shiat, padahal mengaku Islam, hanya ada dalam pertanyaan

orang yang berdebat, tidak mungkin ada dalam jiwa manusia. Terus menerus

berbuat jahat adalah mega yang amat gelap. Kalau tadinya orangnya beriman,

Page 70: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

70

kalau telah terus menerus berbuat ma'shiat, tandanya imannya tidak ada lagi.

Bahkan orang-orang yang dahulunya beriman teguh dan ber-Islam teguh itu

telah terlanjur dibawa hanyut oleh nafsunya ke dalam jurang ma'shiat,

mengakui sendiri bahwa imannya telah hilang. Tinggal nama Islam saja

(Hamka, 1989: 392).

Kalau sudah terus menerus berbuat ma'shiat tandanya luka sudah

parah! Dia tidak takut lagi kepada azab siksa Allah. Dia sudah diperintah oleh

hawa nafsunya dan dilepaskannya dirinya daripada perintah Allah. Jadi dia

telah mempersyerikatkan Tuhan dengan hawa-nafsunya. Jadi dia sudah

Musyrik. Tadi sudah diterangkan dosa syirk yang satu itu tidak ada ampunnya.

Firman Tuhan ;

) :(Artinya: "Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya dan

melanggar akan undang-undang-Nya, niscaya akan dimasukkan diake dalam neraka, kekal selamanya. Dan baginya adalah siksa yangamat him." (An-Nisaa'; S.4: l4).

Siapa yang rela dalam neraka, kalau bukan orang yang telah sengaja

melanggar dan tidak percaya? Orang yang beriman teguh pun sekali-kali ada

silap, lalu terbuat kesalahan. Tetapi dia lekas ingat kepada Allah, dan lekas

kembali kepada jalan yang benar. . .

) :(

Page 71: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

71

Artinya: "Dan orang-orang yang bilamana berbuat kekejaman atau aniayaakan dirinya sendiri, ingatlah mereka akan Allah. Maka memohonampunlah mereka atas dosanya. Dan siapakah yang mengampunidosa selain Allah? Dan tidak mereka ishrar (meneruskan) atasperbuatannya, sebab mereka telah tahu." (QS. Ali Imran; S.3: 135).

3.2.3. Syarat Taubat Menurut Hamka

Taubat adalah tindakan yang wajib dilakukan atas setiap dosa. Jika

pelanggaran itu berkaitan antara seorang hamba dengan Allah Ta’ala dan tidak

berkaitan dengan hak-hak orang lain. Pertama, ia harus menghentikan

perbuatan maksiat itu; kedua, ia pun harus menyesali karena pernah

melakukannya, dan ketiga, ia harus bertekad untuk tidak mengulangi lagi

untuk selama-lamanya. Apabila kurang salah satu dari ketiganya, maka tidak

sahlah taubatnya.

Apabila maksiat (pelanggaran) itu berkaitan dengan hak orang lain,

maka syaratnya terdiri dari empat perkara. Yaitu ketiga syarat di atas,

ditambah harus mengembalikan barang hak milik kepada pemiliknya. Apabila

itu berupa uang atau barang, maka ia dikembalikan kepadanya. Apabila

berupa tuduhan dan sejenisnya, maka harus diperbaiki atau dengan memohon

maaf kepadanya. Apabila berupa gunjingan, maka ia harus meminta

penghalalan darinya. Ia pun harus bertaubat atas segala dosa-dosa tersebut.

Apabila ia hanya bertaubat terhadap sebagian pelanggaran saja, maka

taubatnya sah (menurut para ahli), tetapi hanya terbatas pada dosa-dosa itu

saja, dan ia masih harus menanggung dosa sisanya (yang belum bertaubat)

(Hamka, 1989: 393).

Page 72: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

72

Tadi telah dinyatakan bahwa tidaklah bernama Iman kalau tidak

disertai dengan amal. Demikian pun tidak pula mungkin ada amal, yang

sebenar-benar amal, kalau tidak timbul dari Iman. Banyak kelihatan orang

berbuat baik, padahal dia tidak beriman. Dia beramal, padahal tidak dari

sumber telaga Iman. Dengan tegas Tuhan menyatakan bahwasanya orang yang

mempersekutukan Tuhan dengan yang lain, percumalah amalnya. Tenaga

sudah habis, dirinya sudah payah, padahal amal tidak diterima Tuhan.

)(

Artinya: "Dan jikalau mereka mempersekutukan Tuhan, sesungguhnyapercumalah apa jua pun yang mereka amalkan." (Al-An 'am; S.6:88).

Jangankan orang lain, sedangkan Nabi Muhammad s.a.w. sendiri pun,

ataupun Nabi-nabi dan Rasul yang sebelumnya, jika dia mempersyerikatkan

Allah dengan yang lain, amalnya pun tertolak dan percuma juga. Tentu saja

Iman yang baik menimbulkan amal yang baik. Amal yang baik tidak akan ada

kalau tidak ada pohonnya, yaitu Iman yang baik. Demikianlah sangat halusnya

bekas Tauhid itu di dalam hati seorang Mu'min. Itu pula sebabnya maka

seluruh kebajikan yang dikerjakan itu, bagi seorang Mu'min, tempatnya

bertanggung jawab hanyalah semata-mata kepada Tuhan. Beramal dan berbuat

baik yang hanya semata-mata mengambil muka kepada masyarakat,

mengharap puji sanjung masyarakat disebut riya, dan riya disebut syirik yang

amat halus (Hamka, 1989: 393).

Berbudi yang baik dan bergaul yang baik termasuk amal. Di sinilah

perbedaan akhlak Islam dengan ethika pergaulan hidup biasa. Dalam aturan

Page 73: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

73

ethika pergaulan hidup, asal seseorang berbuat baik kepada masyarakat,

walaupun Jiwanya sendiri runtuh karena kehilangan kepercayaan kepada

Tuhan, tidak akan ada yang mengoreksinya lagi. Orang yang beramal karena

mengharapkan puji sanjung manusia, selamanya tidaklah akan merasa

kepuasan di dalam hidup, karena tidak akan ada penghargaan yang baik dari

masyarakat. Tidaklah akan terobat hati berbuat baik, kalau hanya penghargaan

masyarakat yang kita minta di dalam beramal.

Suatu amal yang tidak timbul dari Iman pada hakikatnya adalah

menipu diri sendiri. Mengerjakan kebaikan tidak dari hati, artinya ialah

berdusta. Maka kalau sekiranya suatu masyarakat menegakkan kebaikan tidak

dari Iman, tidaklah akan sampai kepada akhirnya, bahkan akan terlantar di

tengah jalan, karena tidak ada semangat suci yang mendorong. Maka banyak

juga terdapat suatu amal yang pada lahirnya kebajikan, pada batinnya adalah

racun. Seumpama suatu masyarakat yang ingin memecahkan persatuan di

negeri Madinah seketika Islam baru berdiri. Mereka mendirikan mesjid dlirar

untuk menandingi mesjid yang sah. Siapa yang akan mengatakan bahwa

mendirikan sebuah mesjid tidak baik? Siapa yang mengatakan bahwa itu

bukan amal? Tetapi pendirian mesjid itu dipandang suatu kejahatan! Karena

maksud yang tersimpan di dalamnya nyata hendak memecahkan persatuan

kaum Muslimin. Sebab itu maka mesjid dlirar itu diperintahkan Nabi

meruntuhkan. Sebab itu bertambah jelaslah perlunya kita memelihara

kesuburan Iman dada kepada Tuhan, karena di atasnya akan kita dirikan amal

yang saleh. Amal yang saleh itu di sisi Tuhan berbeda nilainya dengan di sisi

Page 74: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

74

manusia. Seorang miskin yang membagi nasinya sepiring untuk temannya

yang lapar, lebih tinggi harganya daripada seorang kaya menyimpan uang

bermiliun, yang mengantarkan minyak tanah satu kaleng dalam bulan puasa

untuk sebuah langgar, sebagai hadiah untuk orang yang mengaji Qur'an dan

sembahyang tarawih (Hamka, 1989: 393).

3.2.4. Fungsi Taubat Menurut Hamka

Ahli-ahli ilmu jiwa modern telah membicarakan panjang lebar

penilikan atas sehat atau sakitnya jiwa seseorang melihat bekas amalnya.

Seseorang yang berbuat suatu kejahatan ditilik orang hubungan kejahatan itu

dengan penyakit jiwanya. Manusia mempunyai akal, yaitu akal lahir dan akal

batin. Akal lahir ialah yang kelihatan dalam pertimbangan-pertimbangan. yang

dilakukan orang seketika dia menghadapi kehidupan. Baik dan buruk

pekerjaan dipersesuaikannya dengan pergaulan hidup, senang dan benci orang

dan peraturan-peraturan yang berlaku dalam masyarakat, kenegaraan dan

agama. Akal batin terpendam di dalam, yang berbentuk karena melalui

berbagai proses jiwa di dalam hidup. Di sana tersimpan rasa dendam, kecewa,

kegagalan dan pengalaman-pengalaman yang lain.

Kesanggupan mengendalikan pertemuan akal batin dengan akal lahir

dan pengaruhnya atas diri itulah yang menjadi pedoman atas sehat atau

sakitnya jiwa seseorang. Di waktu orang sehat, orang masih sanggup

mengendalikan dirinya, sehingga pengaruh akal batinnya tidak keluar, sebab

ditekan oleh akal lahir. Tetapi kalau orang telah gila, mabuk pitam, tidaklah

dia sanggup lagi memegang kendali itu. Seorang yang disegani dalam

Page 75: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

75

masyarakat, pada suatu hari ditimpa sakit demam panas. Karena sangat

panasnya dia tidak dapat mengendalikan dirinya lagi. Dia berkata-kata,

bercakap seorang diri, memaki dan mencarut. Disebutnyalah segala orang

yang di anggapnya musuh itu, yang dipandangnya benci kepadanya selama

ini. Orang yang dipandangnya musuh itu malu mendekati dia sementara

sakitnya, dan keluar pulalah dari mulutnya nama perempuan yang rupanya

sangat menarik hatinya. Dituduhnya bahwa perempuan itulah yang

mengecewakan hatinya selama ini. Padahal di kala sehatnya tidaklah orang

melihat tanda-tanda bahwa hatinya "kena" kepada perempuan itu (Hamka,

1989: 395).

Di sini dapatlah kita memperteguh kepercayaan kita tentang

bagaimana kerasnya larangan Islam meminum minuman keras. Karena

seorang yang telah mabuk karena meminum minuman keras, tidaklah dapat

dia mengendalikan dirinya lagi. Keluarlah dari mulutnya sementara dia mabuk

itu segala rahasia hati. Di zaman pendudukan Jepang,, "Kempetai" yang

terkenal sengaja membawa orang-orang yang terkemuka meminum "sakai",

tuak Jepang yang terkenal itu, sampai orang itu mabuk; Maka keluarlah

dengan tidak tertahan-tahan rasa bencinya kepada Jepang dan rahasia-

rahasianya yang lain.

Penyakit jiwa itu diakui oleh Al-Qur'an. Isteri-isteri Rasulullah

dilarang keras oleh Tuhan mengucapkan kata yang tersipu-sipu berlunak-

lunak, supaya jangan timbul loba dalam hati orang yang jiwanya sakit. Kita

dapat melihat perempuan yang bercakap tersipu-sipu lemah gemulai, yang

Page 76: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

76

katanya lantaran malu, padahal malu-malu kucing. Sehingga ketika dia

bercakap, timbul nafsu syahwat orang yang melihatnya. Lebih baik bercakap

tegas yang timbul daripada jiwa yang jujur dan tahu akan harga diri. Sebab itu

maka perempuan baik-baik jangan bertabarruj, memakai pakaian jahiliyah.

Dia berpakaian, padahal lebih daripada bertelanjang. Disebut dalam sabda

Nabi "kasiatin a'riatin", (berpakaian tapi bertelanjang).

Apakah akibatnya? Akibatnya ialah kemalangan kaum perempuan itu

sendiri. Dia meminta persamaan hak dengan kaum laki-laki, padahal yang

didapatnya hanyalah dia jadi korban daripada pencaharian harta dan

pengumpulan kekayaan. Dia disuruh bertelanjang dan dipotret, lalu dijadikan

alat reklame. Reklame sabun, reklame gosok gigi, reklame rokok, reklame

menjual kutang dan lain-lain. Kecantikannya menjadi perniagaan.

Orang laki-laki disuruh sopan dalam pergaulan hidup. Padahal pintu

untuk penyakit yang akan diderita jiwanya dibuka seluas-luasnya. Lalu

dibukakan pintu dansa, dan terbentang luaslah tepi pantai buat memakai

pakaian "Bikini." Laki-laki boleh menonton sepuas-puasnya dan dia disuruh

sopan! Padahal dengan pakaian mandi itu, sesehat-sehat orang pun dapat jadi

"sakit jiwa" melihat. Akibatnya, rumah-tangga tidak dapat berdiri lagi.

Perjodohan suci untuk memberikan turunan yang sah, untuk mengatur

perikemanusiaan, menjadi hancur. Di mana-mana terdapat perempuan cantik,

atau gadis-perawan yang hamil sebelum bersuami. Perempuan mudah dibujuk

dan dibawa ke tengah masyarakat "modern", katanya supaya tahu pergaulan,

padahal sebahagian besar untuk melepaskan nafsu "sakit jiwa" laki-laki.

Page 77: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

77

Apabila kehidupan perempuan itu telah hancur, tidak ada yang

memperdulikannya lagi. Maka timbullah pelacuran "kelas tinggi", timbullah

kemunafikan pergaulan hidup. Sampai-sampai kepada masyarakat

pemerintahan pun telah dikacaukan oleh masuknya perempuan. Seketika

terjadi perang dunia kedua, dikenal oleh umum bahwasanya kejatuhan

Perancis ke tangan Jerman, banyak benar sangkut pautnya dengan urusan

kekelaminan. Semangat berperang pemuda-pemuda telah kendor, karena

hidupnya telah tenggelam dalam paha perempuan. Pemimpin-pemimpin

politik yang tertinggi, yang diharapkan dapat menyelesaikan soal besar itu,

tidak dapat melepaskan dirinya daripada pengaruh "piaran-piaran", yang turut

mempengaruhi jalan pertimbangan pemerintahan. Seketika Jepang menyerang

Amerika di Pearl Harbour dengan tiba-tiba, serdadu-serdadu Amerika sedang

asyik berdansa! Ahli-ahli fikir Eropa dan Amerika sendiri, dan ahli-ahli

agamanya memandang bahwa corak masyarakat di bawah pengaruh kelamin,

atau seks, inilah pangkal kecelakaan besar sekarang ini. Sebab itu kalau di

Indonesia senantiasa ahli agama Islam bersorak-sorak dan parau suaranya

menyatakan bahaya ini, mereka dituduh fanatik, maka di Eropa dan Amerika

pun ahli-ahli agama dan ahli fikir itu dituduh fanatik juga!

Penyakit suatu masyarakat berasal daripada penyakit jiwa

perseorangan. Penyakit jiwa sekarang ini rupanya telah merata. Penyakit jiwa

itu dipancing dengan pakaian yang menimbulkan syahwat. Maka Islam

memberi batas-batas apa yang dinamai 'aurat, bukan pula dia menentukan

mode dan bentuk suatu pakaian. Islam tidak melarang berpakaian secara Eropa

Page 78: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

78

dan Amerika. Islam tidak mewajibkan orang mesti memakai pakaian menurut

suatu corak. Karena itu adalah termasuk kebudayaan. Pakaian Eropa ada yang

sopan, tertutup 'aurat mengapa tidak itu yang ditiru? Islam tidak

memerintahkan perempuan menutup tubuhnya dengan goni dan matanya saja

yang keluar. Apa gunanya membungkus badan dengan goni itu, padahal mata

yang keluar sedikit itu penuh syahwat seakan-akan mengucapkan "pegang

aku'."

Di Timur, di negeri-negeri Islam, dan di Barat, di negeri-negeri

Kristen, ada pakaian yang sopan, dan bila dipakai oleh seorang perempuan

timbullah rasa hormat kita. Dia bercakap dengan terus terang dan jujur

sehingga akal-batin seorang laki-laki tidak terganggu. Dosa-dosa yang lain

pun sebahagian terbesar adalah karena "penyakit jiwa." Seorang yang bersifat

munafik, pepatah "di luar pancung di dalam, adalah .arena penyakit jiwa.

Seorang pengambil muka kepada orang besar-besar, sehingga mau

menggadaikan harga diri sendiri, adalah karena penyakit jiwa. Kadang-kadang

ia tidak merasa keberatan isterinya sendiri dijadikan "sunting" oleh tempatnya

menjilat itu, karena mengharapkan suatu pangkat atau kedudukan; inipun

penyakit jiwa. Mencuri harta orang lain, korupsi besar-besaran, hidup mewah

melebihi kemampuan diri, semuanya ini timbul daripada penyakit jiwa.

Seorang bekas pejuang, setelah selesai perjuangan bersenjata, menjadi orang

yang tidak beres ingatan, datang ke kota ramai, menuntut ke kantor ini dan

kementerian itu, meminta supaya jasanya dihargai. Meminta supaya seluruh

mata melihat kepadanya, bahwa dia seorang bekas pejuang yang berjasa. Ini

Page 79: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

79

pun penyakit jiwa karena jiwa itu sendiri kotor. Jiwa yang seperti itu akan

tetap kotor dan bertambah kotor kalau tidak diobat dengan Iman dan Islam.

Tuhan berfirman:

Jiwa terancam oleh penyakit di mana-mana saja medan hidup. Setiap

hari dan setiap saat, penyakit itu mengancam. Kalau tidak awas menjaga diri,

"mawas diri" kata orang Jawa, jiwa akan merana sakit bertambah parah.

Kehidupan kita ini adalah pengendalian di antara akal-lahir dengan akal-batin.

Kita ini hidup di antara tiga keadaan; pertama akal-batin kita yang dekat

kepada binatang, kedua akal-lahir yang hidup di tengah-tengah pergaulan yang

penuh tata tertib dan kesopanan, dan yang ketiga ialah cita-cita kepada hidup

yang sempurna!

Ilmu jiwa ini sekarang menjadi perhatian penuh dalam sekolah-sekolah

ketika mendidik anak-anak. Menjadi perhatian besar seketika hakim

mempertimbangkan hukuman dalam satu perkara kejahatan. Di zaman Nabi

s.a.w. dibawa oranglah ke hadapan beliau seorang yang kedapatan mabuk.

Islam menentukan hukum "ta'zir" bagi siapa yang mabuk, yaitu dirotan.

Ketika dia dihukum ada beberapa orang yang sama duduk menonton

menyumpah-nyumpah kepadanya : "Laknat Allah atas engkau penjahat!" Nabi

murka kepada orang yang mengutuk itu seraya bersabda: "Jangan engkau

laknati dia. Demi Allah, engkau tidak tahu bahwa dia cinta kepada Allah dan

Rasul-Nya." Dan dalam satu riwayat yang lain tersebut Nabi bersabda:

"Jangan kutuki dia, tetapi mohonkanlah supaya dia diberi ampun oleh Allah

dan diberi taubat."

Page 80: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

80

Menilik kepada ini nampaklah bahwa di dalam perjalanan hidup,

mencari jalan yang lurus, memperimbangkan di antara akal-lahir dengan akal-

batin, kita senantiasa menghadapi kesulitan. Sebab itu hendaklah diukur

kepada diri bagaimana kesulitan yang dihadapi orang lain.

Maka tidaklah layak tertawa melihat seseorang yang jatuh, melainkan

berusahalah mencari sebab-sebab kejatuhan itu dan elakkanlah diri dari jalan

itu. Akan di dapat di dalam perjalanan hidup ialah karena perjuangan yang

hebat di dalam batin kita sendiri. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauyziyah menulis di

dalam kitabnya "Zadul Ma'ad (perbekalan menuju hari yang dijanjikan)

menyebut tingkat-tingkat perjuangan. Ada perjuangan ke luar, yaitu

menghadapi kaum kafir dan munafik dan ada perjuangan ke dalam yaitu

menghadapi setan, iblis dan hawa nafsu. Maka perjuangan menghadapi induk

dari segala perjuangan. Dari sanalah dimulai.

Di dalam menuju cita kemuliaan dan kemurnian jiwa, yang senantiasa

menjadi dasar kehidupan, kita akan berjumpa duri dan onak. Kita akan

dihalangi oleh berbagai kesulitan. Kehidupan yang tidak berjumpa dengan

kesulitan, bukanlah hidup. Bertambah tinggi nilai cita, bertambah tinggi pula

penghalangnya. Orang yang tidak berjumpa kesulitan, ialah orang yang tidak

pernah keluar dari rumahnya. Bertambah jauh perjalanan bertambah pula

kelihatan jauhnya yang akan ditempuh. Kadang-kadang terancamlah jiwa oleh

kelemahan dan timbullah putus asa, inilah alamat kematian. Apa yang akan

menuntun kekuatan batin kita? Apa, selain daripada pendirian yang teguh.

Selain dari pada nyatanya wajah kita. Dan di mana sumber telaga itu dapat

Page 81: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

81

dicari, kalau bukan dengan agama? Dalam waktu keragu-raguan menempuh

kesulitan, agama ; memberikan kita jalan, sehingga iradah (kemauan) kita

hidup kembali dan kita bangun kembali dan meneruskan perjalanan. Jiwa kita

tidak boleh dibiarkan merana, dan penyakit jiwa tidak boleh dibiarkan

meliputi diri. Ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi banyak terdapat,

memberikan dorongan kepada kita untuk tampil terus ke muka. Ada ayat

rahmat, ada ayat raja (menghara). Demikian juga hadis, sehingga terbukalah

mata kita yang tadinya tertutup, kuatlah hati yang nyaris ditimpa putus asa.

Tuhan yang memegang kehidupan kita ini, Maha Mengetahui di mana

kekurangan kita. Kita dilarang-Nya menganiaya di antara satu sama lain,

sebab Tuhan sendiri telah bersumpah dengan dirinya sendiri bahwa dia tidak

akan menganiaya. Terang sekali bahwasanya langkah dalam kehidupan ini

amat sukar dan sulit, penuh rimba dan belukar. Kita ini akan tersesat kalau

berjalan sendiri, hidup ini belum pernah kita tempuh dahulu dari ini. Dialah

hanya Tuhan Allah, yang akan dapat menjaga pandu petunjuk jalan kita dalam

perjalanan sulit jauh itu. Kita lapar, hanya dialah yang sanggup memberi

makan. Kita ini bertelanjang datang, hanya Dialah yang memberi kita pakaian.

Kita ini bersalah baik siang atau pun malam. Dia tahu kita bersalah, namun

Dia membuka pintu bagi kita memohonkan ampunan dengan taubat. Kita

disuruh memohonkan ampunan/taubat itu. Bagaimana pun gagah perkasa dan

kuat kuasa kita, kalau kita bermaksud hendak melakukan kejahatan terhadap

Allah, maka kejahatan itu akan membentur muka kita sendiri, laksana orang

meludah ke langit. Kalau kita berbuat taqwa, bukanlah itu untuk Tuhan.

Page 82: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

82

Tidaklah akan bertambah kekayaan Tuhan lantaran ketaqwaan kita.

Ketaqwaan kita hanyalah semat-mata untuk kebahagiaan kita sendiri. Kalau

kita berbuat jahat, semua jahat, laki-laki dan perempuan, orang dahulu dan

orang kemudian, baik jin atau manusia, maka tidaklah akan rusak usai

kebesaran dan kekuasaan Tuhan lantaran kejahatan kita, bahkan diri kita

jugalah yang akan binasa. Walaupun kita berkongsi semuanya, orang dahulu

dan orang kemudian, laki-laki dan perempuan, manusia dan jin sekali pun, lalu

tegak membuat demonstrasi di atas sebuah bukit ketinggian, dan masing-

masing menyampaikan permintaannya, memajukan "resolusi" nya, lalu

permohonan masing-masing kita itu dikabulkan oleh Tuhan, maka tidaklah

akan rusak usia kekayaan Tuhan lantaran itu. Keadaannya hanyalah laksana

mencampakkan sebutir jarum kecil ke dalam lautan besar. Yang punya jarum

Dia, yang punya lautan pun Dia.

Kita berbuat suatu amal. Maka amal itu sejak sebesar-besarnya sampai

sekecil-kecilnya ada dalam ilmu dan catatan Tuhan, kelak akan kita jumpai

balik, tak ada yang luput dari catatan. Amalan baik tetap berjumpa baik, dan

pujilah Tuhan! Dan amal jahat, akan bertemu jahat juga, dan jangan orang lain

yang disalahkan, melainkan diri sendirilah yang akan disesali!

Hai orang yang lalai! Bagaimana perasaanmu dalam merenung ayat di

atas tadi dan hadis yang mengiringinya? Jika batinmu ditimpa penyakit lemah,

jika himmahmu rendah, ayat dan hadis ini akan engkau terima dengan salah.

Biarlah kita berbuat jahat, sebab kejahatan itu memang ada dalam diri Tuhan

'kan pengampun. Kita taubat kepada-Nya, niscaya diberi-Nya taubat!

Page 83: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

83

Janganlah begitu memikirkan ayat dan hadis ini! Kalau begitu

memahamkannya, niscaya engkau akan jatuh tersungkur tak dapat bangkit

lagi. Ayat dan hadis ini adalah obat bagi si pejuang, yang sebagaimana kita

katakan tadi, benar-benar berjuang dalam kesulitan hidup dan sadar akan

sulitnya yang dilalui, tetapi dia ingin bangkit dan tegak juga. Ayat dan hadis

ini, beberapa ayat dan berpuluh hadis yang lain, adalah laksana tangan ghaib

yang menarik tangan orang yang hampir jatuh itu supaya meneruskan

perjalanan. Dan ayat dan hadis ini bukanlah resep untuk orang yang malas

tegak, lalu hendak membela kemalasannya. Bukan pula untuk orang yang

meninggalkan usaha lalu hendak berlindung ke dalam ampunan Tuhan.

Jangankan Tuhan, sedangkan hakim yang adil mestilah memberikan hukuman

yang setimpal kepada orang yang sia-sia ini.

Di sini nyatalah kembali hubungan di antara Iman dengan amal-saleh,

di antara kepercayaan dan usaha. Teruskan perjalanan dan atasi kesulitan!

Gunakan akal dan hendaklah bertawakkal!

Di dalam kita-kitab tasauf Islam tersebut perkataan Nabi Isa Almasih,

demikian bunyinya:

"Janganlah kamu melihat kepada amalan sesamamu manusia, seakan-akan kamu itu dewa-dewa! Tetapi lihatlah pada amalanmu sendiri, sebabkamu itu adalah budak Tuhan. Sesungguhnya manusia itu cuma dua macamsaja, orang yang ditimpa bencana dan orang yang terlepas dari bencana.Berilah kelapangan atas orang yang ditimpa bencana itu, dan pujilah Allahatas kelepasan daripada bencana." (Imam Malik di dalam Al-Muwath-tha').

Memang, di dalam kitab Injil pun ada dibicarakan tatkala beberapa

orang Yahudi yang mendakwakan dirinya sangat saleh dan teguh memegang

agama, datang kepada Nabi 'Isa membawa seorang perempuan yang dituduh

Page 84: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

84

berbuat zina. Mereka minta, kalau benar 'Isa Almasih hendak menjalankan

hukum kitab Taurat, hendaklah perempuan itu dirajam. Karena demikian

tersebut dalam Taurat.

Nabi 'Isa Almasih mengajak mereka itu kembali kepada pokok ajaran

agama, kepada intisari agama. Memang perempuan itu mesti dirajam. Tetapi

siapa yang berhak merajamnya? Siapa yang berhak menghukum orang yang

berdosa? Tentu orang yang tidak berdosa, bukan? Nah! Silahkan, kalau ada di

antara mereka yang tidak pernah berbuat dosa, tampillah ke muka!

Lakukanlah rajam kepada perempuan yang berdosa itu!

Dengan cara yang seperti ini nyatalah bahwa Nabi 'Isa tidak berhak

merubah hukum Taurat, tetapi beliau menyerukan orang terlebih dahulu

kembali kepada intisari Taurat, jangan hanya berpegang di kuli-kulit Taurat.

Maksud kedatangan seluruh Nabi adalah satu. Bagi kita ummat Muslimin,

derajat Musa dan 'Isa dan Muhammad dan inti ajarannya adalah sama dan

satu. Di kala Nabi 'Isa masih hidup, sebelum dapat beliau melanjutkan

mengisikan intisari ke dalam jiwa raga kembali, beliau pun dipanggil Ilahi ke

hadirat-Nya. Tetapi beliau menjanjikan bahwa di belakangnya kelak akan

datang orang yang lebih sanggup menyempurnakan pekerjaannya yang

terbengkalai itu. Maka 6 abad sesudah itu, datanglah Nabi kita Muhammad

s.a.w; lalu dimasukkannya intisari keempat kitab suci itu kembali ke dalam

dada ummatnya, sampai berdiri masyarakat yang dicitakan oleh Nabi-nabi

yang sebelumnya. Setelah intisari itu tertanam dengan teguh", dan kendali

Page 85: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

85

masyarakat dapat dipegangnya, barulah hukum berlaku. Barulah hukum'

Taurat tentang merajam yang berzina dijalankan kembali.

3.2.5. Kesehatan Mental Menurut Hamka

1. Bergaul dengan Orang Budiman

Budi pekerti jahat adalah penyakit jiwa, penyakit batin, penyakit

hati. Penyakit ini lebih lebih berbahaya dari penyakit jasmani. Orang yang

ditimpa penyakit jiwa, akan kehilangan makna hidup yang hakiki, hidup

yang abadi. Ia lebih berbahaya dari penyakit badan. Dokter mengobati

penyakit jasmani, menuruti syarat-syarat kesehatan. Sakit itu hanya

kehilangan hidup yang fana. Oleh sebab itu hendaklah diutamakan

menjaga penyakit yang akan menimpa jiwa, penyakit yang akan

menghilangkan hidup yang kekal itu. Ilmu kedokteran yang telah maju

harus dipelajari oleh tiap-tiap orang yang berfikir karena tidak ada hati

yang sunyi dari penyakit yang berbahaya itu. Kalau dibiarkan saja dia

akan tambah menular, tertimpa penyakit atas penyakit. Penting sekali bagi

seorang hamba mempelajari sebab-sebab penyakit itu dan mengusahakan

sembuhnya serta memperbaiki jalanya kembali. Itulah yang dimaksud

sabda Tuhan.

Pergaulan mempengaruhi didikan otak. Pergaulan membentuk

kepercayaan dan keyakinan. Oleh karena itu maka, untuk kebersihan jiwa,

hendaklah bergaul dengan orang-orang yang berbudi, orang yang dapat

kita kutip manfa'at daripadanya. Jangan bergaul dengan orang yang

durjana, yang banyak omong-kosong, yang banyak gurau tak berfaedah,

Page 86: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

86

yang selalu membanggakan kejahatan. Melainkan jika pada satu ketika

terpaksa bercampur dengan golongan itu, hendaklah membuat isyarat

yang bisa difahamkan mereka, bahwa kita tidak setuju dengan perbuatan

dan kelakuan mereka. Karena biasanya, kotoran budi mereka yang kita

saksikan itu bisa melekat kepada kita, amat susah buat membasuhnya

sekaligus. Bahkan kadang-kadang orang yang utama bisa tertarik oleh

orang yang tidak utama, apalagi kalau keutamaan baru saduran, belum

lekat sampai ke sanubari.

Untuk memperkuat pendapatnya di atas, Hamka lebih lanjut

menyatakan:

Orang-orang yang utama dan hendak menjaga budi-pekerti,terikat oleh budinya. Dia merasa berat mengerjakan kejahatankarena menyalahi keutamaan. Tetapi bila bertemu suatugolongan mengerjakan kejahatan dengan bebas, bermulut kotor,melangkahi peraturan budi kesopanan, mau tidak mau budi siutama yang telah lama terikat itu ingin pula hendak beristirahat.Hendak lepas sekali-sekali dari ikatan. Padahal pada langkahyang pertama bernama istirahat, maka pada langkah keduatimbul keinginan, dan langkah yang ketiga mulai berkisar darikedudukan mulia kepada kedudukan hina. Jatuhlah diri ke dalamjurang dalam. Diri sendiri merasa telah sesat, sadar dan insaf,tetapi sudah sukar mengangkat diri dari lobang itu. Tiap-tiaphendak memanjat tebing yang curam itu, senantiasa jatuhkembali, sebab licinnya dinding atau sebab dengkinya teman-teman yang hendak ditinggalkan, sehingga tiap- tiap hendakmendaki, dihelakannya kembali (Hamka, 1990: 139).

2. Membiasakan Pekerjaan Berfikir

Menurut Hamka kesehatan jiwa harus tetap dipelihara dengan

selalu mengasah otak setiap hari, meskipun latihan secara kecil-kecilan.

Bila otak dibiarkan menganggur berfikir, bisa pula ditimpa sakit, menjadi

bingung. Tiap hari otak mesti diperbaharui. Kalau otak malas berfikir, kita

Page 87: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

87

menjadi dungu. Tumbuhnya pak turut adalah karena malas berfikir. Itulah

mati di dalam hidup. Haruslah diajar kekuatan berfikir sejak kecil, karena

orang yang kuat berfikirlah yang dapat menghasilkan hikmat. Jika besar

kelak dia akan menjadi bintang pergaulan yang gemerlapan, menjadi

garam, yang tanpa dia, sambal masyarakat tidak ada rasa. Pikir berdekat

dengan pengalaman. Seorang pemikir yang berpengalaman, bisa

mengambil natijah (kesimpulan) suatu perkara dengan segera, sedang

orang lain memandang perkara itu besar dan sulit. Sebab dari fikirannya

dan pengalamannya, dia sudah biasa melatih rasio dan logikanya. Dalam

perjalanan Sunnatullah ini tidaklah akan salah. Yang kadang salah ialah

jalan berfikir manusia yang terkadang sangat picik. Setiap orang yang

menjadi ahli fikir dan berpengalaman, maka nampak indah jika disertai

pula dengan ilmu. Laksana seorang yang mempunyai sebuah keris pusaka

yang tajam, senantiasa diasah dan digosoknya. Kalau keris itu disimpan

saja, tidak diasah, maka lambat laun akan berkarat, walaupun dahulu kala

dia bertuah, tapi bila otak statis maka kehebatan dimasa itu hanya tinggal

kenangan (Hamka, 1990: 140).

3. Menjaga Syahwat dan Kemarahan (Hamka, 1990: 141).

Hamka dalam Tafsir al-Azhar, menggambarkan tentang syahwat

atau nafsu secara jelas ia katakana bahwa al-Qur'an sendiri menyebutkan

tingkatan yang ditempuh. oleh nafsu atau diri manusia. Pertama 'Nafsul-

Ammarah, yang selalu mendorong akan berbuat sesuatu diluar

pertimbangan akal yang tenang. Maka keraplah manusia terjerumus ke

Page 88: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

88

dalam lembah kesesatan karena nafsul-ammarah ini. Hamka merujuk pada

al-Qur'an surat Yusuf (12) ayat 53). Lebih lanjut Hamka menyatakan

bahwa bilamana langkah telah terdorong, tibalah penyesalan diri atas diri.

Itulah yang dinamai Nafsul-Lawwamah. Itulah yang dalam bahasa kita

sehari-hari dinamai "tekanan bathin", atau merasa berdosa. Nafsul-

lawwamah ini dijadikan sumpah kedua oleh Allah, sesudah sumpah

pertama tentang ihwal hari qiyamat. Hamka merujuk pada surat ke-75, Al-

Qiyamah ayat 2).

Demikian pentingnya, sampai dijadikan sumpah. Karena bila kita

telah sampai kepada Nafsul-Lawwamah, artinya kita telah tiba

dipersimpangan jalan atau akan menjadi orang baik, pengalaman mengajar

diri, atau menjadi orang celaka, karena sesal yang tumbuh tidak dijadikan

pengajaran, lalu timbul sikap yang dinamai "keterlanjuran".

3.2.6. Taubat dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga

dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Musnamar, 1992:

5). Menurut Adz-Dzaky (2002: 189) konseling dalam Islam adalah suatu

aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu

yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang

klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan

dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan

Page 89: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

89

kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma

kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.

Berdasarkan pengertian tersebut, bimbingan Islam dapat dijadikan

salah satu upaya mendorong individu bertaubat untuk membersihkan dosanya

sehingga dapat dihindari gangguan kesehatan mental. Berdasarkan penjelasan

tersebut, bimbingan Islam bermaksud agar manusia memperoleh kebahagiaan

baik di dunia maupun akhirat, hal ini sebagaimana dikemukakan Musnamar

(1992: 5) bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap

individu agar menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah

yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga

dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Page 90: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

90

BAB IV

ANALISIS KONSEP TAUBAT MENURUT HAMKA DALAM

PERSPEKTIF KESEHATAN MENTAL

4.1. Analisis Konsep Taubat Menurut Hamka dalam Perspektif Kesehatan

Mental

Dalam perspektif Hamka bahwa manusia adalah makhluk yang tidak

terlepas dari dosa, karena itu untuk membersihkan dosa adalah dengan taubat.

Setiap manusia memiliki dosa baik dosa besar maupun kecil, dan manusia

yang baik bukanlah yang tak pernah bersalah, namun manusia yang baik

adalah yang ketika melakukan kesalahan ia tidak mengulangi untuk kedua

kalinya. Mengantisipasi keadaan yang demikian Allah SWT memberi jalan

untuk menghapus dosa melalui taubat. Untuk itu taubat merupakan keharusan

bagi setiap manusia yang menyadari bahwa hidup ini bersifat fana, dan tidak

bisa lepas dari pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT.

Taubat kepada Allah mengandung arti antara lain datang atau kembali

kepada-Nya dengan perasaan menyesal atas perbuatan atau sikap diri yang

tidak benar di masa lalu dan dengan tekad untuk taat kepada-Nya; dengan kata

lain ia mengandung arti kembali kepada sikap, perbuatan, atau pendirian yang

lebih baik dan benar. Taubat dari dosa yang dilakukan orang Mukmin dalam

perjalanannya kepada Allah, merupakan kewajiban beragama, diperintahkan

Al-Qur'anul-Karim dan hadis.

Page 91: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

91

Taubat mendapat porsi perhatian yang sangat besar dalam Al-Qur'an,

sebagaimana yang tertuang di berbagai ayat dari surat Makkiyah maupun

Madaniyah. Di antaranya yang paling jelas dan nyata adalah,

):(

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengantaubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kalian akanmenghapus kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hariketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang berimanbersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapandan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, 'WahaiRabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilahkami, sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu." (At-Tahrim (66): 8).

Ini sekaligus merupakan seruan di dalam Al-Qur'an yang ditujukan

kepada orang-orang mukmin. Dia memerintahkan agar mereka bertaubat

kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya dan semurni-murninya,

tulus dan benar. Dasar hukum perintah dari Allah yang termuat di dalam Al-

Qur'an menunjukkan kepada wajib, selagi tidak ada hal lain yang

mengalihkannya dari dasar ini. Sementara dalam masalah ini tidak ada yang

mengalihkannya. Yang demikian ini diharapkan agar mereka mengharapkan

dua tujuan yang fundamental, yang setiap orang mukmin berusaha untuk

meraihnya, yaitu:

Page 92: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

92

1. Penghapusan kesalahan-kesalahan.

2. Masuk ke surga.

Setiap orang Mukmin juga sangat memerlukan kedua hal di atas, yaitu

pengampunan dosa dan penghapusan kesalahan. Sebab tidak ada seorang pun

yang terlepas dari dosa dan kesalahan, selaras dengan kontruksi

kemanusiaannya, yang di dalam dirinya terkandung dua unsur yang saling

berbeda: Unsur tanah bumi dan unsur ruh langit. Yang satu membelenggu

untuk dibawa ke bawah, dan satunya lagi melepaskannya untuk dibawa ke

atas. Yang pertama memungkinkan untuk menurunkannya ke kubangan

binatang atau bahkan lebih sesat lagi jalannya, sedangkan yang kedua

memungkinkan untuk mengangkatnya ke ufuk alam malaikat atau bahkan

lebih baik lagi. Karena itu setiap manusia mempunyai peluang untuk

melakukan keburukan dan berbuat dosa. Maka dia sangat membutuhkan

taubatan nashuhan (taubat semurni-murninya), agar kesalahan-kesalahan

yang telah dilakukannya terhapuskan (Tatapangarsa, 1980: 43-69).

Tujuan lain adalah harapan untuk masuk surga, karena tak ada orang

yang tidak menginginkannya. Pertanyaan yang muncul dari setiap orang

Mukmin adalah nasib perjalanannya di hari kemudian, apakah dia akan

selamat pada hari kiamat ataukah akan celaka? Apakah dia beruntung dan

bahagia ataukah menyesal dan menderita? Keselamatan, keberuntungan dan

kebahagiaan ada di surga, sedangkan kecelakaan, penyesalan dan penderitaan

ada di neraka. Firman Allah :

Page 93: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

93

) :(

Artinya : "Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lainhanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran (3):185).

Ayat lain yang disebutkan dalam Al-Qur'an sehubungan dengan taubat

adalah firman-Nya,

) :(

Artinya: "Dan, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orangyang beriman, supaya kalian beruntung." (An-Nur, (24): 31).

Di dalam ayat ini Allah memerintahkan agar semua orang Mukmin

mau bertaubat dan tidak ada pengecualian bagi siapa pun di antara mereka,

seperti apa pun tingkat istiqamahnya, seperti apa pun derajatnya sebagai orang

yang bertakwa. Siapa pun perlu bertaubat. Di antara orang Mukmin ada yang

bertaubat dari dosa besar, karena dia merasa tersiksa dengan dosa yang

dilakukannya dan dia bukan orang yang terlindung dari dosa (ma 'shum). Di

antara mereka ada yang bertaubat dari dosa-dosa kecil yang diharamkan, dan

jarang sekali orang yang selamat dari dosa-dosa kecil ini. Di antara mereka

ada yang bertaubat dari syubhat. Sementara siapa yang menjauhi syubhat,

berarti telah menyelamatkan agama dan kehormatan dirinya. Di antara mereka

ada yang bertaubat dari hal-hal yang dimakruhkan. Di antara mereka ada

yang bertaubat dari kelalaian yang selalu menghantui hati. Di antara mereka

Page 94: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

94

ada yang bertaubat dari kondisinya yang senantiasa di bawah dan tak pernah

naik ke tingkatan yang lebih tinggi lagi.

Taubatnya orang-orang awam tidak sama dengan taubatnya orang-

orang khusus, terlebih lagi taubatnya orang-orang yang lebih khusus lagi.

Karena itu ada yang berkata, "Kebaikan orang-orang yang berbuat bajik sama

dengan keburukan orang-orang yang melakukan taqarrub." Tapi seperti yang

disebutkan di dalam ayat ini, semua orang dituntut untuk bertaubat, agar

mereka mendapatkan keberuntungan (Hawa, 2002: 400-412).

Ayat ini terdapat dalam surat Madaniyah, yang di dalamnya Allah

berseru kepada orang-orang yang beriman dan makhluk-makhluk pilihan-Nya,

agar mereka bertaubat kepada-Nya setelah mereka beriman, bersabar,

berhijrah dan berjihad. Kemudian Dia mengaitkan keberuntungan dengan

taubat, seperti kaitan sebab-akibat. Di sini digunakan kata "Supaya", yang

menggambarkan sebuah harapan. Dengan kata lain, jika kalian bertaubat,

berarti kalian berada dalam harapan untuk beruntung. Sementara tidak ada

yang mengharap keberuntungan kecuali orang-orang yang bertaubat.

Sebagian ulama pemerhati perilaku berkata, "Taubat itu hukumnya

wajib bagi setiap orang, termasuk pula para nabi dan wali. Jangan

beranggapan bahwa taubat itu hanya dikhususkan bagi Adam Alaihis-Salam,

sebagaimana firman-Nya,

...):-(

Page 95: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

95

Artinya: "…Dan, durhakalah Adam kepada Rabbnya dan sesatlah ia.Kemudian Rabbnya memilihnya, maka Dia menerima taubatnya danmemberinya petunjuk." (Thaha (20): 121-122).

Kesalahan dan kedurhakaan ini merupakan hukum azaly yang sudah

ditetapkan terhadap jenis manusia, yang tidak bisa dirubah dan ditentang,

kecuali jika ada perubahan sunnah Ilahy yang melepaskan dirinya dari

ketamakan, andaikan Dia ingin merubahnya. Sementara bertaubat kepada

Allah yang menjadi hak setiap manusia, amat diperlukan, entah oleh nabi

maupun orang bodoh, wali maupun orang sesat.

Sebagaimana taubat yang diwajibkan kepada semua orang, ia juga

diwajibkan dalam keadaan bagaimana pun. Dengan kata lain, taubat ini harus

dilakukan secara berkelanjutan. Pengertian ini ditunjukkan keumuman dalil-

dalil yang ada, seperti firman Allah, "Bertaubatlah kamu sekalian kepada

Allah ". Setiap orang tidak lepas dari kedurhakaan yang dilakukan anggota

tubuhnya. Bahkan para nabi dan orang-orang pilihan pun tidak lepas dari

kedurhakaan ini, seperti yang disebutkan Al-Qur'an dan berbagai pengabaran.

Mereka tidak lepas dari kesalahan, lalu mereka bertaubat, menyesalinya dan

membebaskan diri darinya (al-Ghazali, tth: 10-13).

Kalaupun pada kondisi tertentu seseorang terbebas dari kedurhakaan

dengan anggota tubuhnya, toh belum tentu dia terbebas dari hasrat di dalam

hati untuk berbuat dosa. Kalau pun dia terbebas dari hasrat ini, belum tentu

dia terbebas dari bisikan-bisikan syetan, yang membuatnya lupa mengingat

Allah. Jika dia terbebas dari bisikan syetan ini, belum tentu dia terbebas dari

kelalaian dan pengabaian ilmu tentang Allah dan sifat-sifat-Nya. Semua ini

Page 96: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

96

merupakan kekurangan dan masing-masing ada sebabnya. Meninggalkan

sebab-sebabnya lalu menyibukkan diri dengan kebalikannya, sama dengan

meninggalkan jalan itu dan beralih ke jalan kebalikannya. Manusia saling

berbeda dalam kadar kekurangannya dan bukan dalam dasarnya (TM. Hasbi

Ash-Shiddiqi, 1971: 465-475).

Tidak ada suatu kebaikan yang tidak disertai rintangan dan tantangan.

Demikian pun orang yang melakukan taubat akan mengalami berbagai

kendala. Lalu apa yang menghambat manusia untuk bertaubat dan

menundanya? Padahal dalam taubat inilah terdapat keselamatan dan

kebahagiaannya.

Tidak dapat diragukan bahwa memang di sana ada beberapa macam

penghalang dan penghambat bagi manusia untuk bertaubat kepada Allah.

Maka dari itu kita perlu mengalihkan teropong ke masalah ini, sebagai upaya

untuk mengidentifikasinya. Sebab tidak ada yang mustahil selagi ada usaha

yang sungguh-sungguh, tekad yang bulat dan arah yang benar.

Dalam hubungannya dengan kesehatan mental, Hamka menyatakan:

Kebahagiaan itu dapat diraih dengan beberapa faktor. Salah satu faktoryang tidak kalah pentingnya dari yang lain adalah kesehatan; yaitukesehatan jiwa dan kesehatan badan. Kalau jiwa sehat, dengansendirinya memancarlah bayangan kesehatan itu kepada mata, darisana memancar Nur yang gemilang, timbul dari sukma yang tiadasakit. Demikian juga kesehatan badan, membukakan fikiran,mencerdaskan akal, menyebabkan juga kebersihan jiwa. Kalau jiwasakit, misalnya ditimpa penyakit marah, penyakit duka, penyakit kesal,terus dia membayang kepada badan kasar, tiba di mata merah, tiba ditubuh gemetar. Kalau badan ditimpa sakit, jiwa pun turut merasakan,fikiran tidak berjalan lagi, akal pun tumpul (Hamka, 1990: 138).

Page 97: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

97

Karena itu menurut Hamka, hendaklah dijaga sebab-sebab penyakit

dan biasakan beberapa pekerjaan yang dapat memelihara kesehatan. Jika jiwa,

jiwa yang utama, tentulah kehendaknya utama pula, mencari ilmu dan hikmat

dan segala jalan untuk menjaga kebersihan diri. Supaya tercapai maksud yang

demikian perlu diperhatikan 5 (lima) perkara: (1) Bergaul dengan orang-orang

budiman; (2) membiasakan pekerjaan berfikir; (3) menahan syahwat dan

marah; (4) bekerja dengan teratur; (5) memeriksa cacat-cacat diri sendiri

(Hamka, 1990: 138).

Menurut analisis penulis bahwa konsep taubat Hamka dalam perspektif

kesehatan mental telah menerangkan tentang lima cara untuk memelihara

kesehatan jiwa. Kelima cara itu dalam pandangan penulis sesuai dengan era

modern dimana manusia ditawarkan sejuta maksiat, sehingga manusia tidak

luput dari berbuat dosa. Manusia yang memiliki banyak dosa akan merasa

dirinya gelisah, ini berarti berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Jika

dosa itu terus menghantui jiwanya maka orang tersebut sangat mungkin

terganggu kesehatan mentalnya. Karena itu taubat sebagai salah satu upaya

untuk memperoleh kesehatan mental.

Rasa berdosa dan bersalah merupakan salah satu penyebab gangguan

kejiwaan. Cara terbaik untuk membersihkan diri dari rasa berdosa dan

bersalah adalah taubat. Taubat adalah suatu usaha pribadi setiap orang untuk

mengadakan perbaikan terhadap dirinya sendiri. Taubat dalam hubungannya

dengan kebersihan jiwa berarti mengosongkan hati dari dosa dan maksiat, dan

menyesali diri melakukan perbuatan tersebut, serta bertekad untuk tidak

Page 98: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

98

memperbuatnya lagi sepanjang umur. Dengan pengertian ini besar

kemungkinan orang yang bertaubat memperoleh kebersihan jiwanya kembali

serta tidak akan berbuat dosa dan maksiat lagi. Dengan demikian jiwanya

menjadi tenteram, karena telah bersih dari noda dan dosa yang

menggelisahkan.

4.2. Analisis Konsep Taubat Menurut Hamka dalam Perspektif Kesehatan

Mental Ditinjau dari Bimbingan dan Konseling Islam

Setiap orang mukmin juga sangat memerlukan pengampunan dosa

dan penghapusan kesalahan. Sebab tidak ada seorang pun yang terlepas dari

dosa dan kesalahan, selaras dengan kontruksi kemanusiaannya, yang di

dalam dirinya terkandung dua unsur yang saling berbeda: unsur tanah bumi

dan unsur ruh langit. Yang satu membelenggu untuk dibawa ke bawah, dan

satunya lagi melepaskannya untuk dibawa ke atas. Yang pertama

memungkinkan untuk menurunkannya ke kubangan binatang atau bahkan

lebih sesat lagi jalannya, sedangkan yang kedua memungkinkan untuk

mengangkatnya ke ufuk alam malaikat atau bahkan lebih baik lagi. Karena

itu setiap manusia mempunyai peluang untuk melakukan keburukan dan

berbuat dosa. Maka dia sangat membutuhkan taubatan nashuha (taubat

semurni-murninya), agar kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya

terhapuskan. Sejalan dengan itu, Menurut Hamka (1989: 390)

Rasulullah s.a.w. sendiri menganjurkan kita selalu memohonkantaubat kepada Allah. Bahkan beliau sendiri senantiasa memohonkantaubat, tidak kurang dari pada 70 kali sehari semalam. Dengansenantfasa taubat dan istighfar kepada Dahi, artinya kita selalumelengkapkan diri, tidak mau terlepas dari penjagaan Tuhan, bahkan

Page 99: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

99

menunta diaku tetap dalani perlindungan-Nya, dan Tuhan menjadiWali (pelindung) kita.

) :(

Artinya: "Allah-lah Pelindung orang yang beriman, yang mengeluarkanmereka dari gelap gulita kepada cahaya. Dan orang yang kafir,pelindungnya ialah thaqhut, yang mengeluarkan mereka daripadacahaya kepada, gelap-gulita." (QS. Al-Baqarah; S. 2: 257).

Dalam pergulatan yang sedemikian hebat menegakkan Iman, kadang-

kadang kita kalah dengan tidak disengaja, dan kadang-kadang kita menang

dan dapat meneruskan langkah, tahulah kita bagaimana sulitnya perjalanan

yang kita tempuh. Kalau bukan karena kesulitan itu tidaklah akan terasa

nikmatnya menjadi seorang Mu'min. Cuma satu modal pangkal dan

bagaimana pun sulitnya, yang satu itu tidak boleh dilepaskan, yaitu

kepercayaan akan ke-Esaan Ilahi. Tidak ada tempat berlindung melainkan Dia.

Yang ini sedikit pun tidak boleh sumbing (Hamka,1989: 391) Kalau sumbing

sedikit saja kepercayaan kepada ke-Esaan Ilahi, tidaklah dosa akan diampuni.

) :(

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidaklah akan mengampuni jika diadisekutukan dengan yang lain. Dan yang lain dari itu akandiampuni bagi barangsiapa yang dikehendaki-Nya." (An-Nisa; S. 4: 48).

Kalau Allah sudah dipersekutukan dengan yang lain, sudah mulai

syirk, kita sendirilah yang telah memutuskan perhubungan dengan Dia.

Tamatlah ceritanya. Tidak ada lagi perjuangan di dalam Islam. Kita sudah

Page 100: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

100

terhitung orang luar. Soal-soal tentang dosa dan pahala ini di zaman dahulu

kala telah menjadi perdebatan yang hangat sekali di antara ahli-ahli fikir

Islam, sehingga telah menimbulkan yang tidak diingini, yaitu perpecahan dan

bergolong-golongan (Hamka, 1989: 390).

Menurut Hamka (1989: 390) menjaga kebersihan jiwa sama juga

dengan menjaga kebersihan badan. Salah satu upaya membersihkan jiwa dari

kotoran berupa dosa adalah dengan taubat. Rasulullah s.a.w. sendiri

menganjurkan kita selalu memohonkan taubat kepada Allah. Dengan

senantiasa taubat dan istighfar kepada Ilahi, artinya kita selalu melengkapkan

diri, tidak mau terlepas dari penjagaan Tuhan, bahkan meminta diaku tetap

dalam perlindungan-Nya, dan Tuhan menjadi Wali (pelindung) kita.

Berpijak pada pendapat Hamka, maka menurut analisis penulis, bahwa

pada hakikatnya taubat dilihat dari segi kejiwaan adalah suatu kombinasi dari

fungsi-fungsi kejiwaan yang terdiri atas kesadaran sepenuhnya tentang

jeleknya dosa dan maksiat yang diperbuat dengan sepenuh hati yang disertai

dengan rasa sedih dan takut kepada Allah; keinginan kuat untuk meninggalkan

perbuatan dosa dengan segera; tekad yang kuat untuk tidak mengulangi

perbuatan dosa dan maksiat, dan perbaikan diri di masa yang akan datang;

melakukan perbuatan baik dan ketaatan secara terus menerus; kembali kepada

Allah dengan penuh keimanan, ketakwaan dan ketaatan; serta terjalinnya

kembali hubungan yang baik dengan sesama manusia kalau dosa dan

kesalahan ada hubungannya dengan manusia.

Page 101: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

101

Apabila unsur-unsur taubat di atas terjalin dalam kepribadian orang

yang bertaubat, maka taubat akan memainkan peranannya yang besar dalam

kehidupan dan kesehatan mental orang yang berdosa dan bersalah. la akan

mengubah jiwa yang terganggu menjadi sehat, tenang, dan sejahtera kembali.

la akan dapat mengubah kejahatan menjadi kebaikan, kegelapan menjadi

cahaya, dan kebingungan menjadi hidayah dan taufik. Inilah yang dimaksud

dengan taubat nashuha. Orang yang sampai pada taubat nashuha memiliki

jiwa yang tenang.

Peranan taubat dalam mencegah timbulnya gangguan kejiwaan terletak

pada usaha orang yang bertaubat untuk menghindarkan dirinya dari dosa-dosa

lahir dan batin serta pengaruh-pengaruh dosanya pada masa lalu. Dengan

terhindarnya orang dari dosa-dosa ini dapat diharapkan berkemampuan

menjaga dirinya dari kemungkinan jatuh kepada keadaan kesehatan mental

yang buruk.

Dalam usaha menjauhkan orang yang bertaubat kembali berbuat dosa

atau terpengaruh dari dosa masa lalunya, maka taubat mementingkan peranan

pengendalian diri, kebersihan dan kesucian jiwa, serta peranan hati nurani

dalam diri orang yang bertaubat.

Ajaran Islam tidak saja berfungsi sebagai pengobatan dan pencegahan

terhadap gangguan kejiwaan, tetapi juga merupakan faktor pembinaan bagi

kesehatan mental manusia pada umumnya, karena tujuan agama Islam itu

diturunkan Allah adalah untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia

di dunia dan di akhirat.

Page 102: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

102

Taubat sebagai salah satu ajaran Islam di bidang akhlak juga

merupakan faktor pembinaan kesehatan mental. Misalnya zikir dan doa dalam

taubat dapat memperkuat ingatan dan rasa cinta kepada Allah; ketaatan dapat

membina dan mempertinggi kesehatan mental; ibadah dapat menghidupkan

hati nurani; keimanan dan ketakwaan dapat memperbaharui dan

mengendalikan perbuatan; al-muraqabat dapat mengendalikan kemauan dan

mengarahkannya kepada yang baik; al-nadam dapat menjadikan orang

gembira dan penuh harap (optimis) kembali, kebersihan jiwa meningkatkan

kesejahteraan mentalnya; kesadaran dan pengakuan dosa memperbaiki dirinya

dan mengenal Allah, dan lain sebagainya.

Berdasarkan keterangan di atas, menjadi petunjuk bahwa konsep

Hamka tentang taubat apabila diamalkan maka akan membentuk mental

seseorang menjadi sehat. Atas dasar itu perlu adanya bimbingan dan konseling

Islam untuk membantu individu mau melakukan taubat sehingga daoat

membangun kesehatan mental individu dari perasaan berdosa. Peranan

bimbingan dan konseling Islam sangat penting untuk membantu individu

memahami peran, fungsi dan arti pentingnya taubat dalam memelihara

kesehatan mental.

Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga

dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Musnamar, 1992:

5). Menurut Adz-Dzaky (2002: 189) konseling dalam Islam adalah suatu

aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu

Page 103: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

103

yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang

klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan

dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan

kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma

kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.

Berdasarkan pengertian tersebut, bimbingan Islam dapat dijadikan

salah satu upaya mendorong individu bertaubat untuk membersihkan dosanya

sehingga dapat dihindari gangguan kesehatan mental. Berdasarkan penjelasan

tersebut, bimbingan Islam bermaksud agar manusia memperoleh kebahagiaan

baik di dunia maupun akhirat, hal ini sebagaimana dikemukakan Musnamar

(1992: 5) bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap

individu agar menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah

yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga

dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Bimbingan dan konsoleng Islam dapat mengupayakan agar seseorang

tidak melakukan perbuatan dosa. Secara garis besar atau secara umum tujuan

bimbingan Islam itu dapat dirumuskan sebagai membantu individu

mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.

Bimbingan sifatnya hanya merupakan bantuan, hal ini sudah diketahui

dari pengertian atau definisinya. Individu yang dimaksudkan di sini adalah

orang yang dibimbing atau diberi konseling, baik orang perorangan maupun

kelompok. Mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya berarti mewujudkan

Page 104: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

104

diri sesuai dengan hakekatnya sebagai manusia untuk menjadi manusia yang

selaras perkembangan unsur dirinya dan pelaksanaan fungsi atau

kedudukannya sebagai makhluk Allah (makhluk religius), makhluk individu,

makhluk sosial, dan sebagai makhluk berbudaya.

Dalam perjalanan hidupnya, karena berbagai faktor, manusia bisa

seperti yang tidak dikehendaki. Dengan kata lain yang bersangkutan

berhadapan dengan masalah atau problem, yaitu menghadapi adanya

kesenjangan antara seharusnya (ideal) dengan yang senyatanya. Orang yang

menghadapi masalah, lebih-lebih jika berat, maka yang bersangkutan tidak

merasa bahagia. Bimbingan Islam berusaha membantu individu agar bisa

hidup bahagia, bukan saja di dunia, melainkan juga di akhirat. Karena itu,

tujuan akhir bimbingan Islam adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Bimbingan berusaha membantu jangan sampai individu menghadapi

atau menemui masalah. Dengan kata lain membantu individu mencegah

timbulnya masalah bagi dirinya. Bantuan pencegahan masalah ini merupakan

salah satu fungsi bimbingan. Karena berbagai faktor, individu bisa juga

terpaksa menghadapi masalah dan kerap kali pula individu tidak mampu

memecahkan masalahnya sendiri, maka bimbingan berusaha membantu

memecahkan masalah yang dihadapinya itu. Bantuan pemecahan masalah ini

merupakan salah satu fungsi bimbingan juga, khususnya merupakan fungsi

konseling sebagai bagian sekaligus teknik bimbingan.(Musnamar, 1992: 33-

34)

Page 105: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

105

Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan Islam

tersebut, dapatlah dirumuskan fungsi (kelompok tugas atau kegiatan sejenis)

dari bimbingan itu sebagai berikut:

1. Fungsi preventif; yakni membantu individu menjaga atau mencegah

timbulnya masalah bagi dirinya.

2. Fungsi kuratif atau korektif; yakni membantu individu memecahkan

masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.

3. Fungsi preservatif; yakni membantu individu menjaga agar situasi dan

kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik

(terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama (in state of good).

4. Fungsi developmental atau pengembangan; yakni membantu individu

memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar

tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya

menjadi sebab munculnya masalah baginya (Rahim, 2001: 37-41).

Untuk mencapai tujuan seperti disebutkan di muka, dan sejalan dengan

fungsi-fungsi bimbingan Islam tersebut, maka bimbingan Islam melakukan

kegiatan yang dalam garis besarnya dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Membantu individu mengetahui, mengenal dan memahami keadaan

dirinya sesuai dengan hakekatnya, atau memahami kembali keadaan

dirinya, sebab dalam keadaan tertentu dapat terjadi individu tidak

mengenal atau tidak menyadari keadaan dirinya yang sebenarnya. Secara

singkat dapat dikatakan bahwa bimbingan Islam mengingatkan kembali

individu akan fitrahnya.

Page 106: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

106

):(Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusiamenurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(Q.S. Ar Rum, 30: 30).

Fitrah Allah dimaksudkan bahwa manusia itu membawa fitrah

ketauhidan, yakni mengetahui Allah SWT Yang Maha Esa, mengakui

dirinya sebagai ciptaan-Nya, yang harus tunduk dan patuh pada ketentuan

dan petunjuk-Nya. Manusia ciptaan Allah yang dibekali berbagai hal dan

kemampuan, termasuk naluri beragama tauhid (agama Islam). Mengenal

fitrah berarti sekaligus memahami dirinya yang memiliki berbagai potensi

dan kelemahan, memahami dirinya sebagai makhluk Tuhan atau makhluk

religius, makhluk individu, makhluk sosial dan juga makhluk pengelola

alam semesta atau makhluk berbudaya. Dengan mengenal dirinya sendiri

atau mengenal fitrahnya itu individu akan lebih mudah mencegah

timbulnya masalah, memecahkan masalah, dan menjaga berbagai

kemungkinan timbulnya kembali masalah (Musnamar, 1992: 35).

2. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, segi-

segi baik dan buruknya, kekuatan serta kelemahannya, sebagai sesuatu

yang memang telah ditetapkan Allah (nasib atau taqdir), tetapi juga

menyadari bahwa manusia diwajibkan untuk berikhtiar, kelemahan yang

ada pada dirinya bukan untuk terus menerus disesali, dan kekuatan atau

Page 107: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

107

kelebihan bukan pula untuk membuatnya lupa diri (Rahim, 2001: 39).

Dalam satu kalimat singkat dapatlah dikatakan sebagai membantu

individu tawakal atau berserah diri kepada Allah. Dengan tawakal atau

berserah diri kepada Allah berarti meyakini bahwa nasib baik buruk

dirinya itu ada hikmahnya yang bisa jadi manusia tidak tahu.

... ):(

Artinya: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimudan boleh jadi juga kamu menyukai sesuatu, padahal ia amatburuk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidakmengetahui. (Q.S. Al Baqarah, 2 : 216).

):(Artinya: (Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri

kepada Allah, sedangkan ia berbuat kebajikan, maka baginyapahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadapmereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah, 2: 112).

):(

Artinya: Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapatmengalahkanmu. Jika Allah membiarkanmu (tidak memberipertolongan), siapakah gerangan yang dapat menolong kamu(selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allahsajalah orang-orang mukmin bertawakkal. (Q.S. Ali lmran, 3:160).

Page 108: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

108

} {

) :-(Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh sesungguhnya

akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi didalam syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Merekakekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, yaitu yang bersabar dan bertawakkal kepadaTuhannya (Q..S. Al-Ankabut, 29: 58- 59).

3. Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang

dihadapi saat ini. Kerapkali masalah yang dihadapi individu tidak

dipahami si individu itu sendiri, atau individu tidak merasakan atau tidak

menyadari bahwa dirinya sedang menghadapi masalah, tertimpa masalah.

Bimbingan Islam membantu individu merumuskan masalah yang

dihadapinya dan membantunya mendiagnosis masalah yang sedang

dihadapinya itu. Masalah bisa timbul dari bermacam faktor. Bimbingan

Islam membantu individu melihat faktor-faktor penyebab timbulnya

masalah tersebut.

} {):-(

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, makaberhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu memaafkandan tak memarahi serta mengampuni (mereka) makasesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Sesungguhnya hartamu, dan anak-anakmu hanyalah cobaan

Page 109: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

109

(bagimu), dan disisi Allah-lah pahala yang besar. (Q.S.AtTagabun, 64:14-15).

) :(

Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepadaapa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yangbanyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatangternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga). (Q.S. Ali Imran,3 :14).

) :(Artinya: Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang

berlebihan. (Q.S. Al-Fajr.89:20).

Sumber masalah demikian banyaknya antara lain disebutkan dalam

firman-firman Tuhan tersebut, yakni tidak selaras antara dunia dan akhirat,

antara kebutuhan keduniaan dengan mental spiritual (ukhrawi). Dengan

memahami keadaan yang dihadapi dan memahami sumber masalah, individu

akan dapat lebih mudah mengatasi masalahnya (Rahim, 2001: 41).

Setiap manusia pasti memiliki dosa dan dosa itu seringkali membuat

orang menjadi gelisah dan cemas. Hal ini berakibat terganggunya jiwa

seseorang. Namun bila ia menganggap taubat adalah sebuah kesempatan yang

tidak boleh ditunda maka jiwanya akan merasa tenang. Setiap manusia yang

terperosok dan tergelincir dalam berbuat kesalahan dan maksiat. Maka Allah

menghendaki untuk segera bertaubat, memohon ampun dan kasih sayang-Nya.

Page 110: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

110

Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan tidak jauh dari posisi

naungan-Nya.

Urgensi dakwah dengan konsep taubat yaitu dakwah dapat

memperjelas dan memberi penerangan pada mad'u tentang bagaimana taubat

yang sesuai dengan al-Qur'an dan hadits. Dengan adanya dakwah maka

kekeliruan dalam memaknai taubat dapat dikurangi karena dakwah adalah

mengajak orang kepada kebenaran, mengerjakan perintah, menjauhi larangan

agar memperoleh kebahagiaan di masa sekarang dan yang akan datang

(Umary, 1980: 52). Sejalan dengan itu, Sanusi (1980: 11) menyatakan,

dakwah adalah usaha-usaha perbaikan dan pembangunan masyarakat,

memperbaiki kerusakan-kerusakan, melenyapkan kebatilan, kemaksiatan dan

ketidak wajaran dalam masyarakat. Dengan demikian, dakwah berarti

memperjuangkan yang ma'ruf atas yang munkar, memenangkan yang hak atas

yang batil. Esensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan (motivasi),

rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama

dengan penuh kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan

untuk kepentingan juru dakwah/juru penerang (Arifin, 2000: 6).

Dengan dakwah maka kekeliruan persepsi dapat diluruskan, dalam hal

ini persepsi tentang taubat. Atas dasar itu untuk mewujudkan dakwah tentang

taubat yang benar maka perlu adanya pemahaman konsep taubat yang jelas

dan sesuai dengan al-Qur'an dan hadis.

Page 111: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

111

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab satu sampai dengan bab empat

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1. Konsep taubat menurut Hamka dalam perspektif kesehatan mental

yaitu taubat pada hakikatnya adalah suatu penyesalan dengan cara

berbuat baik dan menjauhi segala dosa serta selalu memohon ampun

kepada Allah. Dengan membersihkan diri dari dosa, maka orang

tersebut akan memiliki jiwa yang tentang. Dosa dapat membuat orang

gelisah, sedangkan taubat dapat membuat hati tentram. Pada hati yang

tentram akan menimbulkan jiwa yang tenang dan pada jiwa yang

tenang akan membentuk mental yang sehat. Dengan demikian taubat

sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental. Karena salah satu ciri

mental yang sehat yaitu terdapatnya jiwa yang tenang dan berpikir

positif. Berdasarkan hal itu maka menurut Hamka, taubat adalah

membersihkan hati, serupa mandi atau berwudhuk guna membersihkan

badan. Menurut Hamka, menjaga kebersihan jiwa sama juga dengan

menjaga kebersihan badan. Salah satu upaya membersihkan jiwa dari

kotoran berupa dosa adalah dengan taubat. Konsep Hamka tentang

taubat apabila diamalkan maka akan membentuk mental seseorang

menjadi sehat.

Page 112: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

112

5.1.2. Konsep taubat menurut Hamka dalam perspektif kesehatan mental

ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam yaitu taubat dapat

membentuk mental yang sehat karena dengan taubat maka seluruh

dosa menjadi hapus. Dengan hapusnya dosa maka jiwa menjadi bersih.

Namun demikian agar setiap individu mau bertobat maka individu itu

harus dibimbing tentang manfaat dan pentingnya taubat, cara bertaubat

dan syarat bertaubat. Atas dasar itu perlu adanya bimbingan dan

konseling Islam untuk membantu individu mau melakukan taubat

sehingga daoat membangun kesehatan mental individu dari perasaan

berdosa. Peranan bimbingan dan konseling Islam sangat penting untuk

membantu individu memahami peran, fungsi dan arti pentingnya

taubat dalam memelihara kesehatan mental.

5.2 Saran-saran

Implementasi konsep taubat Hamka sangat efektif untuk memelihara

kesehatan jiwa manusia. Meskipun uraiannya terasa masih bersifat umum

tetapi cukup baik sebagai sebuah pengantar dalam membangun jiwa yang

sehat. Atas dasar itu maka penelitian terhadap pemikiran Hamka dapat lebih

diperdalam oleh peneliti lainnya.

Page 113: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

113

5.3 Penutup

Tiada puja dan puji yang patut dipersembahkan kecuali kepada Allah

Swt yang dengan karunia dan rahmat-Nya telah mendorong penulis hingga

dapat merampungkan tulisan yang sederhana ini. Dalam hubungan ini sangat

disadari sedalam-dalamnya bahwa tulisan ini dari segi metode apalagi

materinya jauh dari kata sempurna.

Page 114: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

114

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Albahy, Muhammad, 1988. Islam dan Sekularisme Antara Cita dan Fakta, Alihbahasa: Hadi Mulyo, Solo: Ramadhani,

Amirin, Tatang M., 1995. Menyusun Rencana Penelitian, Cet. 3, Jakarta: PTRaja Grafindo Persada,

Arifin, M., 2000, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asad, Mohammad, 1988. Filsafat Taubat, Solo: Studia.

Ash Shiddieqy, T.M.Hasbi, 1995. Tafsir al-Qur anul Majid an-Nur jilid 4, PTPustaka Rizki Putra, Semarang,

-------, 2001. Al-Islam, PT Pustaka Rizki Putra,

Asmaran, As. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asy-Syarif, Muhammad bin Hasan, 2004. Manajemen Hati, Terj. AkhmadSyaikhu, Jakarta: Darul Haq,

Az-Zahabi, Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Usman, 1993. Dosa-Dosa Besar, Terj. Mu'amal Hamidy, et al, Surabaya: PT Bina Ilmu,

Bakran adz-Dzaky, M. Hamdani. 2002. Konseling dan Psikoterapi IslamPenerapan Metode Sufistik, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Bakry, Hasbullah, 1988. Pedoman Islam di Indonesia, Jakarta: UI Press.

Damami, Mohammad. 2000. Tasawuf Positif Dalam Pemikiran Hamka,Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Daradjat, H. Zakiah. 1983. Kesehatan Mental, Cet. 10, Jakarta: PT GunungAgung,

-------, 1983. Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung.

Depdiknas, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka.

Fahmi, Musthafa, 1977. Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah danMasyarakat, jilid 1, alih bahasa, Zakiah Daradjat, Jakarta: Bulan Bintang.

Faqih, Aunur Rahim, 2001, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta:UII Press.

Page 115: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

115

Farida. 2007, Studi Komparasi Pendapat Hamka dan Dadang Hawari dalamMemelihara Kesehatan Jiwa (Analisis Bimbingan dan Konseling Islam)(Skripsi Fakultas Dakwah: Tidak diterbitkan), IAIN Walisongo.

Ghazali, Imam, 2003. Rahasia Taubat, terj, Muhammad al-Baqir, Bandung:Karisma,

-------, Muhtasar Ihya Ulumuddin, Jakarta: Pustaka Amani, 1995.

-------, 1986. Minhaj al-'Abidin, Beirut: Dar al-Fikr.

--------, tth. Ihya 'Ulum Ad-Din, Juz IV, Mesir: Masyhad al-Husaini.

Hamka. 1989. Pelajaran Agama Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Hanna Djumhana Bastaman, 1997. Integrasi Psikologi dengan Islam MenujuPsikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harahap, Syahrin. 2006. Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, Jakarta:Istiqamah Mulya Press.

Hawa, Sa’id, 2002. Intisari Ihya Ulumuddin al-Ghazali, Mensucikan Jiwa,

Konsep Tazkiyatun Nafs Terpadu, alih bahasa, Aunur Rafiq Shaleh

Tamhid, Jakarta: Robbani Press,

Hawari, Dadang, 2002. Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi, Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Ibrahim, Lutpi, “Konsep Dosa Dalam Pandangan Islam”, Studia Islamika No.13/1980.

Ilyas, Yunahar, 2004. Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: PPI UMY.

Jaelani, A.F, 2000. Penyucian Jiwa (Tazkiyat Al-nafs) & Kesehatan Mental,Jakarta: Penerbit Amzah,

Jailani, Syeikh Abdul Qadir, 2002. Percikan Cahaya Ilahi: Petuah-Petuah SyeikhAbdul Qadir Jailani, Terj. Arief B. Iskandar, Pustaka Hidayah,

Jalaluddin, Psikologi Agama, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Jauziyah, Ibnu Qayyim, 2003. Madarijus Salikin, Pendakian Menuju Allah:Penjabaran Konkrit: Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in. Terj. KathurSuhardi, Pustaka al-Kautsar, Jakarta,

Jaya, Yahya, 1995. Peranan Taubat dan Maaf dalam Kesehatan Mental, Jakarta:Ruhama.

Page 116: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

116

Jaya, Yahya, 1995. Peranan Taubat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental,Bandung: Remaja Rosdakarya,

Kalabadzi, 1990. Ajaran Kaum Sufi, Terj. Rahman Astuti, Bandung: MizanAnggota Ikapi.

Kartono, Kartini dan Andari, Jenny, 1989, Hygine Mental dan Kesehatan Mental,Maju Mundur.

Ma’luf, Louis, al-Munjid fi al-Lughah wal-A'lam, Dâr al-Masyriq, Beirut, 1986.

Marbawi, Muhammad Idris Abd al-Ro’uf, tth. Kamus Idris Al-Marbawi, juz 1,Dar Ihya al-Kutub al-arabiyah,

Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Rosda Karya.

Mubarok, Achmad, 2000. Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern: Jiwa dalamAl-Qur an, Jakarta: Paramadina,

Muhadjir, Noeng. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: RakeSarasin.

Munawwir, Ahmad Warson, 1997. Kamus Al-Munawwir Arab-IndonesiaTerlengkap, Yogyakarta: Pustaka Progressif,

Musnamar, Thohari, (eds), 1992, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Bimbingandan Konseling Islami, Yogyakarta: UII Press.

Naisaburi, Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusyairi, 2002. al-Risalah al-Qusyairiyah, terj. Umar Faruq, Jakarta: Pustaka amani,

-------, tth. Sahih Muslim, juz 2, Mesir: Tijariah Kubra,

Nasir, Buldan. 2003. Konsep Taubat dalam Agama Islam dan Kristen (StudiKomperatif Teologis). (Skripsi Fakultas Ushuluddin: Tidak diterbitkan),IAIN Walisongo

Nasution, Harun, 1973. Falsafat dan Misitisme dalam Islam, Jakarta: BulanBintang.

Nata, Abuddin, 2002. Akhlaq Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nawawi, Imam, , tth. Riyad as-Salihin, Beirut: al Ijtimaiyah,

Page 117: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

117

Notosoedirjo, Moeljono dan Latipun, 1999. Kesehatan Mental Konsep &Penerapan, Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang,

Palmer, Richard E. 2005. Hermeneutika Teori Baru mengenai Interpretasi. Terj.Musnur Hery & Damanhuri Muhammad, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmat, Jalaluddin. 1995, Metode Penelitian Komunikasi, Dilengkapi ContohAnalisis Statistik, Bandung: Remaja Rosdakarya

Riyani, Santi. 2002. Konsep Taubat dalam Perspektif Islam dan Katholik (StudiKomperatif Antara Islam dan Katholik) (Skripsi Fakultas Ushuludin:Tidak diterbitkan), IAIN Walisongo.

Sanusi, Salahuddin. 1964. Pembahasan Sekitar Prinsip-prinsip Dakwah Islam.Semarang: CV.Ramadhani.

Shihab, M. Quraish, 2003. Wawasan Al-Qur an: Tafsir Maudhu i Atas BerbagaiPersoalan Umat, Bandung: PT. Mizan Pustaka anggota IKAPI.

Sholeh, Moh. dan Imam Musbikin, 2005. Agama Sebagai Terapi: Telaah MenujuIlmu Kedokteran Holistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Simuh, 2007. Tasawuf dan Perkembangannya Dalam Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

Solihin, M., 2003. Tashawuf Tematik Membedah Tema-Tema Penting Tashawuf,

Bandung: CV. Pustaka Setia.

-------, dan Rosihon Anwar, 2002. Kamus Tasawuf, Bandung: PT RemajaRosdakarya,

Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian, Cet. 11, PT. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Taftazani, Abul al-Wafa' Al-Ghanimi, 1985. Sufi dari Zaman ke Zaman, Terj.Ahmad Rofi Utsmani, Bandung: Balai Pustaka,

Taimiyyah, Ibnu, 2003. Memuliakan Diri dengan Taubat, Terj. Muzammal Noer,Yogyakarta: Mitra Pustaka,

Tatapangarsa, Humaidi, 1980. Akhlaq Yang Mulia, Surabaya: PT.Bina Ilmu.

Page 118: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

118

Thabbarah, Afif Abdullah Fattah, 1980. Dosa Dalam Pandangan Islam, terj.Bahrun Abubakar dan Anwar Rasyidi, Bandung: Risalah,

Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta:Djambatan, Anggota IKAPI, 1992.

Umary, Barmawie. 1980. Azas-Azas Ilmu Dakwah. Semarang: CV Ramadhani

Yakub, Hamzah, 1978. Tingkat Ketenangan Dan Kebahagiaan Mu min (UraianTasawuf dan Takorub), Bandung: PT. Al-Ma’arif,

Yayasan Penyelenggara dan Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1979. Al-Qur andan Terjemahnya, DEPAG RI,

Yunus, Mahmud, 1973. Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan PenyelenggaraPenterjemah/Pentafsir Al-Qur’an,

Yusuf, Syamsu, 2004. Mental Hygiene Perkembangan Kesehatan Mental dalamKajian Psikologi dan Agama, Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Zahri, Mustafa, 1995. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya: Bina Ilmu.

Page 119: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

119

AFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhamad Sukamdi

Tempat/Tanggal Lahir : Grobogan, 28 Desember 1986

Alamat Asal : Desa Dimoro Dsn Toro Kec. Toroh

Pendidikan : - SDN 4 Grobogan lulus th 1998

- MTs Al-Hidayah Grobogan lulus th 2001

- MA Manbaul a'laa Grobogan lulus th 2004

- Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang

Angkatan 2004

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Muhamad Sukamdi

Page 120: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · SKRIPSI untuk memenuhi ... Agar manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan

120

BIODATA DIRI DAN ORANG TUA

Nama : Muhamad Sukamdi

NIM : 1104021

Alamat : Desa Dimoro Dsn Toro Kec. Toroh

Nama orang tua : Bapak Kasmuri dan Ibu Siswati

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Dimoro Dsn Toro Kec. Toroh