jtptiain gdl musriah073 5267 1 filepdf h

87
 PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA ALQUR’AN MELALUI METODE QIRA’ATI PADA PESERTA DIDIK KELAS 1 MI YAUMI RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN  TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan melengkapi Syarat  memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam ( PAI )  Oleh  M U S R I A H  NIM: 073111170 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT A GAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: o-mens-abramovich

Post on 08-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asdf sdfasdf

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA ALQURAN

    MELALUI METODE QIRAATI PADA PESERTA DIDIK KELAS 1

    MI YAUMI RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

    TAHUN AJARAN 2010/2011

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan melengkapi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Ilmu Tarbiyah

    Jurusan Pendidikan Agama Islam ( PAI )

    Oleh

    M U S R I A H NIM: 073111170

    FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG2011

  • KEMENTERIAN AGAMA R.I.INSTITUT AGAMA ISLAM MEGERI WALISONGO

    FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka ( Kampus II) Ngaliyan Semarang

    Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

    PENGESAHAN

    Naskah skripsi dengan:Judul : Peningkatan Kelancaran Membaca AL-quran Melalui

    Metode Qiraati Pada Peserta Didik Kelas I MI YaumiRinginharjo Kec. Gubug Kab. Grobogan Tahun Ajaran2010/2011

    Nama : Musriah NIM : 073111170 Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji FakultasTarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syaratmemperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

    Semarang, 2 Mei 2011

    Ketua, Sekertaris,

    Dr.Musthofa, M.Ag. Dr. Hamdani Muin,M.Ag.NIP: 19710403 199603 1 002 NIP: 19725405 199903 1 001

    Penguji I, Penguji II,

    Siti Tarwiyah,S.S. M.Hum. Drs.Ahmad Hasmi Hashona, M.ANIP: 19721108 199903 2 001 NIP: 19640308 199303 1 002

    Pembimbing,

    Drs.Sajid Iskandar Setyohadi NIP: 1948021219870

  • DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

    skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau di terbitkan.

    Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi

    yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

    Semarang, 14 Maret 2011

    Deklarator,

    Musriah

    NIM 073111170

  • ABSRTAK

    Musriah NIM: 073111170 Peningkatan kelancaran Membaca al-QuranMelalui Metode Qiraati pada Peserta didik Kelas I MI Yaumi Ringinharjo Kec.Gubug kab. Grobogan Tahun Ajaran 2010/2011 Skripsi, Semarang, FakultasTarbiyah IAIN Walisongo, 2011.

    Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana Penggunaan metodeQiraati di kelas I MI Yaumi Ringinharjo, kec.Gubug, kab.Grobogan ( 2 ) bagaimanapeningkatan kelancaran membaca al-Quran Peserta didik MI Yaumi Ringinharjokec.Gubug kab. Grobogan melalui penerapan metode Qiraati. Peneliti ini menggunakan studi tindakan ( action research ) pada siswa kelas IMI Yaumi Ringinharjo, kec.Gubug, kab. Grobogan. Dari hasil observasi secaralangsung di kelas I MI Yaumi Ringinharjo, kec. Gubug, kab Grobogan menunjukkanbahwa dalam pelaksanaan pembelajaran al-quran tujuan dan kurikulumpembelajarannya disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. metode Qiraati adalah suatu metode dalam belajar membaca al-Quran langsungtidak mengeja memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan ilmutajwidnya. Pembelajaran membaca dan menghafal al-Quran dapat dilakukan sejakkecil, karena itu dapat memberikan kemampuan dasar kepada anak. Peran orang tuasangat penting menanamkan kecintaan pada al-Quran yang suci mulai masa kecil, halini akan menjadi modal yang besar pada masa dewasanya kelak dan memjadikangenerasi Qurani.

    Setelah dilaksanakan tindakan melalui penerapan metode Qiraati dalampembelajaran membaca al-Quran khususnya di kelas I MI Yaumi sangat membantupeserta didik dan bagi siapapun yang mau mempelajari baca tulis al-qurandiharapkan peserta didik dapat membaca al-Quran dengan lancar, benar dan fasih,siswa menjadi aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3tahap yaitu tahap prasikuls, siklus I, dan siklus II. Pada tahapan prasiklus rata-ratasebesar 64,75 dan prosentase siswa adalah 60 %. Pada tahap siklus I setelahdilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72,5 dan nilaiprosentase siswa sebesar 75%. Sedang pada siklus II setelah dilakukan tindakan nilairata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 80,25 dan nilai prosentase menjadi85% . Dari tiga tahapan tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkannyametode pembelajaran Qiraati dengan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa ada peningkatan hasilbelajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Qiraati. Hasil penelitiantersebut diharpkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak ( siswa , gurudan orang tua ) untuk dapat meningkatkan hasi, belajar siswa pada mata pelajaran al-Quarn Hadis.

  • MOTTO

    ??????????????????????????????)?????? :?(

    Artinya .dan bacalah Al-Quran itu dengan pelan-pelan.(Al-Muzzamil: 4).1

    Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, ( Jakarta : Yayasan PenyelenggaraanPenterjemah Al-Quran,hlm. 391.

  • PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan kepada:

    1. Ayahanda (Sayidi) dan Ibunda (Kastini) tercinta, yang tiada henti-hentinya

    mencurahkan kasih sayang dan cinta untuk kami. Dengan penuh keikhlasan kau

    bimbing aku, kau berikan semangat kepadaku, dan kau panjatkan doa untuk

    kesuksesanku.

    2. Suamiku tercinta (Mas Sulaiman), ku ucapkan banyak terimakasih atas semua

    pengorbananmu. Kau ikhlaskan materi, tenaga, dan kau bantu dalam

    menyelesaikan karya ini. Tak lupa juga semangat yang selalu kau berikan,

    sehingga aku bisa menyelesaikan studiku.

    3. Ketiga putriku (Titik Hidayati, Tutik Inayati, dan Tatik Ilmiyati) kalianlah

    penyemangat terbesar buat mama.

    4. Adik-adikku tersayang (Sugiarto, Moh. Roni, Sri Handayani, Shofiatul Istiqomqh,

    Misbachul Munir, dan Qoniatun Nikmah), doa kalian telah mengantarkan aku

    untuk mewujudkan suatu harapan.

    5. Teman-temanku senasib seperjuangan yang selalu menemani dalam keadaan suka

    maupun duka, sehingga dapat terselesainya penulisan skripsi ini.

  • KATA PENGANTARBismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

    taufiq, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada uswah kita Rasulullah SAW,

    sahabat, keluarga dan orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan

    risalah-risalah beliau.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang berjudul ?

    Peningkatan Kelancaran Membaca Al-qur?an Melalui Metode Qiro?ati Pada Peserta

    Didik Kelas 1 MI Yaumi Ringinharjo Kec. Gubug Kab. Grobogan Tahun Ajaran

    2010/2011?. Ini tidak mungkin akan selesai tanpa adanya dukungan, bantuan,

    bimbingan, dan saran-saran dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak

    langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis

    menyampaikan terimakasih kepada:

    1. Dr. A. SujaI, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

    Semarang.

    2. Ahmad Muthohar, M. Ag, selaku Ketua Program Kualifikasi S.1 Guru R. A. dan

    Madrasah di IAIN Walisongo Semarang.

    3. Drs. Sajid Iskandar Setyohadi, selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

    memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini

    sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

    4. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali ilmu pengetahuan dan

    keterampilan selama kuliah di IAIN Walisongo Semarang.

    5. Kepala Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang beserta seluruh staf dan

    karyawan yang telah memberikan pelayanan kepustakaan yang penulis perlukan

    dalam penulisan skripsi ini.

    6. Bapak Sulaiman, S.Pd.I, selaku kepala MI Yaumi Ringinharjo, Gubug,Grobogan

    yang telah memberikan izin penelitian dan segala bantuannya sampai penelitian

    selesai.

    7. Keluarga Besar MI Yaumi Ringinharjo yang membantu terlaksanannya penelitian

    ini.

  • 8. Ayahanda Sayidi dan Ibunda Kastini yang telah mengasuh, mendidik, mendoakan

    dengan tulus ikhlas dan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penulisan skripsi ini.

    9. Suamiku tercinta Mas Sulaiman, dan ketiga putri ku (Titik Hidayati, Tutik Inayati,

    dan Tatik Ilmiyati) yang selalu membantu dan memberikan motivasi.

    10. Adik-adik ku tersayang (Sugiarto, Moh. Roni, Sri Handayani, Shofiatul

    Istiqomqh, Misbachul Munir, dan Qoniatun Nikmah), syukron katsir atas

    pengertian dan doanya, kalian sangat berarti telah mengiringi langkah ini.

    11. Ustadz K. Muhlasin atas ilmu yang diberikan selama ini, yang senantiasa

    memberikan doa dan motivasinya.

    12. Semua teman-teman yang turut serta membantu dalam menyelesaikan skripsi dan

    semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah

    membalas dengan pahala yang setimpal.

    Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan

    skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis

    berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan para

    pembaca pada umumnya. Amiien.

    Semarang, 14 Maret 2011

    Penulis,

    MusriahNIM 073111170

  • DAFTAR ISI

    Halaman judul

    .

    i

    Persetujuan Pembimbing

    .

    ii

    Pengesahan

    .

    iii

    Deklarasi

    .

    iv

    Abstrak

    V

    Motto

    .

    vi

    Persembahan

    vii

    Kata Pengantar

    viii

    Daftar Isi

    .

    x

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah 1

    B. Penegasan Istilah 2

    C. Identifikasi Masalah .. 4

    D. Rumusan Masalah .. .. 4

    E. Tujuan Penelitian .......... 5

    F. Manfaat Penelitian . . 5

    G. Kajian Pustaka ......... 5

    H. Metode Penelitian ......... 8

    BAB II KELANCARAN MEMBACA AL- QURAN DENGAN METODE

    QIRAATI

    13

    A.Kelancaran membaca al-Quran 13

    1. Pengertian kelancaran membaca al-Quran 13

    2. Tujuan membaca al-Quran 17

  • B. Metode Qiraati 18

    1. Pengertian metode qiraati 18

    2. Kurikulum metode qiraati 20

    3. Guru dan perannya dalam proses belajar mengajar metode qiraati . 24

    4. Evaluasi pengajaran qiraati .. . 29

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan waktu penelitian 31

    B. Subyek penelitian . 32

    C. Prosedur Penelitian .. 32

    1. Model Penelitian .. 32

    2. Sikuls kegiatan 33

    3. Teknik pengumpulan data .. 37

    4. Metode pengolahan data .. 38

    5. Indikator keberhasilan . 39

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi situasi dan kondisi tempat . 40

    1. Keadaan Guru .. 40

    2. Sarana dan prasarana 42

    B. Pelaksanaan prasiklus 43

    C. Pelaksanaan Siklus I 47

    1. Perencanaan . 47

    2. Tindakan . 47

    3. Observasi . 48

    4. Hasil penelitian 48

    5. Refleksi.. 52

    D. Pelaksanaan Siklus II 53

    1. Perencanaan . 53

    2. Tindakan . 53

    3. Observasi 54

    4. Analisis Data .. 54

    5. Refleksi 57

    E. Pembahasan dan Hasil Penelitian 58

  • BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ... 60

    B. Saran . 60

    C. Penutup . 61

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • Lampiran : 3

    Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru Siklus I

    Guru Yang diamati : Muslikhin, S.Pd.I Satuan Pendidikan : MI Yaumi Ringinharjo Mata Pelajaran : Quran Hadis Hari atau tanggal : Jumat, 12 Nofember 2010 Jam Pelajaran : 1 dan 2 Tindakan Mengajar

    No Aspek Pengamatan Ya Tidak1 Appesepsi ? - Guru melakukan Appersepsi ? - Guru memberikan motifasi ? - Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai ?2 Penerapan Pembelajaran dengan metode Qiraati - Guru menjelaskan jalannya pembelajaran dengan metode

    Qiraati?

    - Guru menekankan bagian-bagian terpenting dalampembelajaran dengan metode Qiraati

    ?

    - Guru merubah setting kelas atau farmasi kelas ? ? - Guru membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam

    PBM? ?

    - Guru melakukan pengembangan materi pembelajaran ? ?3 Menutup Pelajaran - Guru menyimpulkan materi yang disampaikan ? - Guru mengulang meteri yang telah disampaikan ? - Guru melaksanakan evaluasi untuk mengetahui tingkat

    pemahaman siswa.?

    Kesimpulan :

    Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I kurang optimal, hal ini

    terbukti adanya beberapa langkah penerapan pembelajaran yang belum terlaksanan.

    Oleh karena itu, diharpakna adanya pelaksanaan siklus II sebagai perbaikan untuk

    mengoptimalkan penerapan metode Qiraati dalam penyampaian materi al-Quran

    Hadis.

  • Lampiran : 4

    Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru Siklus II

    Guru Yang diamati : Muslikhin, S.Pd.I Satuan Pendidikan : MI Yaumi Ringinharjo Mata Pelajaran : Quran Hadis Hari atau tanggal : Jum.at, 26 Nofember 2010 Jam Pelajaran : 1 dan 2 Tindakan Mengajar

    No Aspek Pengamatan Ya Tidak1 Appesepsi ?

    - Guru melakukan Appersepsi ?

    - Guru memberikan motifasi ?

    - Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai ?

    2 Penerapan Pembelajaran dengan metode Qiraati

    - Guru menjelaskan jalannya pembelajaran dengan metode

    Qiraati

    ?

    - Guru menekankan bagian-bagian terpenting dalam

    pembelajaran dengan metode Qiraati

    ?

    - Guru merubah setting kelas atau farmasi kelas ?

    - Guru membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam

    PBM

    ?

    - Guru melakukan pengembangan materi pembelajaran ?

    3 Menutup Pelajaran ?

    - Guru menyimpulkan materi yang disampaikan ?

    - Guru mengulang meteri yang telah disampaikan ?

    - Guru melaksanakan evaluasi untuk mengetahui tingkat

    pemahaman siswa.

    ?

    Kesimpulan :Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus II sudah optimal, halini terbukti guru sudah melaksanakan semua langkah penerapan pembelajaran.

  • Lampiran : 5

    Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh GuruPra Silkus

    Guru Yang diamati : Muslikhin, S.Pd.I

    Satuan Pendidikan : MI Yaumi Ringinharjo

    Mata Pelajaran : Quran Hadis

    Hari atau tanggal : Jumat, 22 Oktober 2010

    Jam Pelajaran : 1 dan 2

    Tindakan Mengajar

    No Aspek Pengamatan Ya Tidak

    1 Sebelum kegiatan inti dalam pembelajaran dimulai, guru

    memberikan appersepsi terlebih dahulu

    ?

    2 Dalam penyampaian materi guru menerapkan metode ceramah

    saja

    ?

    3 Dalam menyampaikan materi, guru menggunakan beberapa

    metode dan strategi pembelajaran yang dapat menjadikan siswa

    aktif dan kreatif

    ? ?

    4 Dalam pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran

    agar siswa dapat mengembangkan ide-idenya

    ? ?

    5 Pertanyaan yang dilontarkan oleh guru masih menimbulkan

    jawaban serentak

    ?

    6 Guru memberikan motifasi atau rangsangan kepada siswa

    untuk melontarkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan

    ?

    7 Terdapat interaksi antara guru dan siswa ?

    8 Guru melaksanakan evaluasi setelah pembelajaran berlangsung ?

    9 Guru mengulang materi pada akhir pembelajaran ? ?

  • NOTA DINAS Semarang 14 Maret 2011

    KepadaYth. Dekan Fakultas TarbiyahIAIN Walisongodi Semarang

    Assalamu?alaikum wr.wb,

    Dengan ini diberitahukan bahwa, saya telah melakukan bimbingan, arahan dankoreksi naskah skripsi dengan :

    Judul : PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA ALQURAN

    MELALUI METODE QIRAATI PADA PESERTA DIDIK

    KELAS 1

    MI YAUMI RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

    TAHUN AJARAN 2010/2011

    Nama : Musriah

    NIM : 073111170

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

    Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

    Wassalamu?alaikum wr. wb.

    Pembimbing ,

    Drs. Sajid IskandarSetyohadi NIP: 1948021219870

  • ii

  • 1BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dewasa ini, banyak anak yang mempunyai keterbatasan ilmu

    pengetahuan baik umum maupun ilmu agama. Melihat fenomena tersebut,

    kaitannya dengan ilmu agama karena sumber hukum agama yang paling

    dominan adalah Al-Quran, siswa harus diberi pengetahuan tentang Al-Quran

    yang cukup. Langkah pertama yang harus dipersiapkan orang tua terhadap

    anak-anaknya yaitu membaca Al-Quran dan memahami maknanya.

    Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi

    Muhammad saw sebagai salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam

    semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk,

    pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai serta mengamalkannya.

    Bukan itu saja, tetapi Al-Quran juga adalah kitab suci yang paling sempurna

    diturunkan Allah, yang isinya mencakup sebagai pokok-pokok syariat yang

    terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Oleh karena itu

    setiap orang yang mempercayai Al-Quran, akan bertambah cinta kepadanya,

    cinta untuk membaca, untuk mempelajari dan memahaminya. Hal itu

    mengingat Al-Quran telah dijamin oleh Allah swt. tidak dapat dipalsu dan

    terpelihara keasliannya sebagai firman Allah dalam Surat Al-Hijr ayat 9:

    ?????????????????????????????????????????????????????????)????:?(Artinya Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan

    sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr: 9)1

    Pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang pendidikan, adanya

    tantangan zaman serta kebutuhan masyarakat untuk belajar Al-Quran

    memunculkan metode praktis dalam belajar membaca Al-Quran seperti

    1 Soenarjo dkk, Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan PenyelenggaraanPenterjemah/Penafsiran Al-Qur'an, 1971), hlm. 391.

  • 2metode Baghdadiyah, Abjadiyah, Iqro, Yanbua dan Qiroati. Oleh sebab itu

    peserta didik dapat belajar secara cepat dan mudah.

    Salah satu kegiatan utama belajar adalah mambaca juga merupakan

    sesuatu prinsip dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun ilmu agama.

    Asas ini tidak terkecuali kasus, bagaimana agar umat ini kokoh dalam aqidah

    maupun syariah dan memiliki akhlakul karimah. Ternyata posisi kokohnya

    syariah, menjadikan agama bisa dipahami, dikenal dan diajarkan serta

    diwariskan melalui proses awal membaca, dan belajar membaca Al-Quran

    merupakan langkah yang tepat.

    Mengenai cara mengajarkan membaca Al-Quran seharusnya sudah

    dimulai sejak siswa itu mulai bisa lancar berbicara. Membaca Al-Quran pun

    tidak begitu saja asal baca, tetapi dianjurkan membaca dengan tartil yaitu

    dengan bacaan yang pelan dan tenang sesuai dengan firman Allah

    ??????????????????????????????)?????? :?(Artinya .dan bacalah Al-Quran itu dengan pelan-pelan.

    (Al-Muzzamil: 4).2

    Mengingat demikian tinggi dan pentingnya membaca Al-Quran dan

    memahami isi kandungannya secara baik dan benar, diperlukan metode

    prkatis belajar membaca Al-Quran. Dalam kaitannya dengan latar belakang

    itu yang akan dibahas adalah metode qiroati.

    B. Penegasan Istilah

    Agar terhindar dari kesalahan terhadap istilah yang terdapat dalam

    judul, perlu dipertegas istilah-istilah yang berkaitan dengan masalah-masalah

    pokok untuk diambil pengertiannya secara global.

    Adapun istilah-istilah yang dimaksud antara lain :

    1. Peningkatan kelancaran membaca

    a. Peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti proses, cara,

    perbuatan.

    2 Ibid., hlm. 988

  • 3b. Kelancaran berasal dari kata lancar yang berarti keadaan lancarnya 3

    c. Membaca artinya melisankan apa yang tertulis.

    Sedangkan peningkatan kelancaran membaca berarti proses tingkat

    kemampuan membaca menjadi lebih baik dan seoptimal mungkin.

    2. Membaca Al-Qur'an

    a. Membaca berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis

    dengan melisankan atau hanya di hati,4

    b. Al-Quran ini adalah Al-Quran yang diajarkan di kelas I MI Yaumi

    Ringinharjo Kecamatan Gubug Kab. Grobogan Tahun ajaran

    2010/2011.

    Jadi yang dimaksud membaca Al-Quran adalah membaca Al-Quran

    secara baik dan benar sesuai petunjuk Rasulullah SAW, yang sampai

    kepada umatnya secara mutawatir.

    3. Metode Qiraati

    a. Metode berasal dari bahasa Inggris dikenal term, method dan way yang

    terjemahannya dengan metode ( Cara ) dan jalan, dan dalam bahasa

    Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata al-

    thariqah,al manhaj,dan al wasilah, Al thariqah berarti jalan, al manhaj

    berati sistem dan alwasilah berarti mediatoratau perantar. Dengan

    demikian, kata arab yang paling dekat dengan arti methode adalah al

    thatiqah.

    Dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang berhubungan dengan

    pembelajaran dan metode pembelajaran. Ayat pertama (5 ayat yang

    merupakan wahyu pertama), berbicara tentang keimanan dan

    pembelajaran, yaitu: yaitu surat Al-Alaq ayat 1 5.

    ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

    ???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

    3 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar Indonesia, ( Jaskarta: Balai Pustaka,2002 ), Ed.3.cet.2.hlm.

    4 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta : PN Balai Pustaka,1976 ), cet,VIII, hlm.11

  • 4Artinya Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yangmenciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidakdiketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5).5

    b. Metode Qiraati adalah suatu metode dalam belajar membaca Al-Quran

    yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai

    dengan kaidah ilmu tajwidnya.6

    4. Peserta didik kelas I MI Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug Kabupaten

    Grobogan.

    Peserta didik merupakan subyek sekaligus obyek pendidikan yang

    merupakan bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu

    mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta

    membimbingnya menuju kedewasaan. 7

    C. Identifikasi Masalah

    Permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah

    penggunaan metode qiraati dapat meningkatkan kelancaran peserta didik kelas

    1 MI Ringinharjo dalam membaca Al-Quran ?

    Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan upaya untuk

    meningkatkan kelancaran peserta didik dalam membaca Al-Quran melalui

    tindakan kelas. Diharapkan, dengan menggunakan metode Qiraati, kelancaran

    peserta didik dalam membaca Al-Quran akan meningkat.

    D. Rumusan Masalah

    Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti dapat

    merumuskan masalah sebagai berikut.

    5 Soenarjo dkk,. Op. Cit., hlm. 1079.6 H. Dachlan Salim Zarkasi, Metode Praktis Belajar Membaca Alquran, ( Semarang :

    YPA Raudlatul Mujawwidin, 1990 ), t.hlm .7 Dr. H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1,

    hlm. 47.

  • 51. Dapatkah penggunaan metode Qiraati pada peserta didik mampu

    meningkatkan kelancaran membaca Al-Quran ?

    2. Bagaimana peningkatan kelancaran membaca Al-Quran peserta didik MI

    Yaumi melalui metode Qiraati ?

    E. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kelancaran membaca

    Al-Quran peserta didik kelas I MI Yaumi Ringinharjo Kecamatan Gubug

    Kabupaten Grobogan dalam menggunakan metode qiraati, dan untuk

    memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik kelas I MI Yaumi

    Ringinharjo dalam mata pelajaran Al-Quran khususnya pada materi pokok

    surat al-Ikhlas dan surat al-Lahab.

    F. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut

    1. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

    kelancaran membaca Al-Quran, dan kompetensi peserta didik di bidang

    Al-Quran khususnya materi pokok surat al-Ikhlas dan surat al-Lahab

    dapat dicapai.

    2. Bagi guru, peneliti ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam

    meningkatkan kelancaran peserta didik dalam membaca Al-Quran dan

    meningkatkan kemampuan dasar guru dalam menerapkan pembelajaran

    Al-Quran.

    3. Bagi sekolah / Madrasah, diperoleh panduan inovatif metode qiraati yang

    diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di MI Yaumi

    Ringinharjo.

    G. Kajian Pustaka

    Untuk menghindari adanya plagiarisme, penulis sertakan beberapa

    judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi penulis. Isi skripsi-skripsi

  • 6tersebut sebagai pembanding yang sama-sama mengkaji metode dalam

    membaca al-Quran. Penulis menemukan skripsi di antaranya:

    1. Kaid Fitani (3199219)8 Problematika Pengajaran Al-Quran dengan

    Metode Qiraati dan Solusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah

    Tugu Semarang, 2004)

    Menurut peneliti menentukan problematika penelitian yang terdapat

    yaitu:

    a. Pengajaran al-Qur'an dengan metode qiraati bukan berasal dari qiraati

    pusat akan tetapi ada pada TPQ Walisongo Jrakah

    b. Karena keterbatasan tempat atau kelas yang tidak sesuai dengan jumlah

    siswa, pengajaran dalam melaksanakan pembelajaran kurang efektif

    dan efisien.

    c. Dibutuhkan guru profesional dalam mengajar al-Quran agar mencapai

    hasil yang lebih baik.

    Kaid Fitani berkesimpulan bahwa, metode qiraati adalah metode

    atau cara penyampaian pelajaran kepada siswa dengan tidak mengeja,

    tetapi langsung membaca bunyi huruf yang sudah berharakat (huruf

    hijaiyah). Sesuai dengan judul dan permasalahan yang diangkat

    kesimpulan problema dalam pengajaran al-Qur'an dengan metode qiraati

    bukan berasal dari qiraati pusat akan tetapi ada pada TPQ Walisongo

    Jrakah dalam keterbatasan tempat atau kelas yang tidak sesuai dengan

    jumlah siswa, sehingga pengajaran dalam melaksanakan pembelajaran

    kurang efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan profesionalisme guru

    dalam mengajar harus ditingkatkan agar mencapai hasil yang maksimal.

    2. Muthoifah (3101408)9. Judul Skripsi: Studi tentang Evaluasi

    Pembelajaran Membaca Al-Quran Metode Qiraati di TPQ Al-Ikhlas

    8 Kaid Fitani, Problematika Pengajaran Al-Qur'an dengan Metode Qiroati DanSolosinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang), Skripsi Fakultas TarbiyahIAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, 2004 t.d.)

    9 Muthoifah Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an dengan MetodeQiraati di TPQ Al-Ikhlas Kelurahan Patebon Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN

  • 7Kelurahan Patebon Semarang. Dalam penelitiannya, penulis menjelaskan

    bahwa: Evaluasi digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran

    serta menyeleksi siswa yang akan melanjutkan jilid berikutnya sehingga

    guru dapat mendiagnosis kelemahan siswa dengan memberi program

    remedial kepada siswa.

    Muthoifah menyimpulkan bahwa evaluasi berfungsi untuk

    memahami dan membantu perkembangan kemampuan santri dalam

    membaca Al-Qur'an. Evaluasinya berupa pre-test, tes harian (formatif),

    kenaikan jilid (tes sumatif), EBTAQ yang diselenggarakan koordinator

    cabang qiraati Semarang. Keberhasilan pembelajaran membaca Al-Qur'an

    dengan metode qiraati dipengaruhi kompetensi guru, ketelitian, keuletan

    santri dan teknik pembelajaran yang digunakan serta dukungan wali santri.

    Selain itu fungsi evaluasi juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan

    pembelajaran serta menyeleksi siswa yang akan melanjutkan jilid

    berikutnya sehingga guru dapat mendiagnosis kelemahan siswa dengan

    memberi program remedial kepada siswa.

    3. Achmad Muadib dalam skripsinya yang berjudul Studi Komparatif

    Efektivitas dan Keberhasilan Pembelajaran Al-Qur'an TPQ 08 Sabilul

    Huda Karangayu Cepiring yang Menggunakan Metode Qiraati dengan

    Siswa Pengajian Mushala Miftahul Ulum Kalirejo Kangkung yang

    Menggunakan Metode Baghdadiyah. Penulis menegaskan bahwa:

    a. Studi komparatif menggunakan metode qiraati keberhasilannya adalah

    siswa dapat membaca dengan cepat dan mudah.

    b. Studi komparatif menggunakan metode non qiraati (baghdadiyah)

    adalah siswa pasif guru yang aktif sehingga dalam pembelajaran Al-

    Quran lama waktunya tidak semudah belajaran Al-Quran dengan

    metode qiraati. Metode baghdadiyah lebih ditekankan pada masalah

    pengenalan huruf, baru pengenalan bacaan sedangkan metode qiraati

    lebih mengutamakan pengenalan bacaan dari pada pengenalan huruf.

    Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang2005 t.d.)

  • 8Penulis menegaskan bahwa dasar yang melatarbelakangi penyusunan

    buku panduan qiaati; Pertama, adalah firman Allah Surat Al-Muzammil

    ayat 4. Kedua, bahwa Metode Baghdadiyah perlu dimodifikasikan atau

    disempurnakan agar menjadi suatu metode yang mudah yang bersifat

    praktis, yaitu metode yang mudah dipergunakan dalam praktik pada proses

    belajar mengajar membaca Al-Qur'an.10

    H. Metode Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada awal semester gasal tahun pelajaran

    2010/2011 di kelas 1 MI Yaumi Ringinharjo. Peserta didik dengan jumlah 20

    peserta didik terdiri dari 12 putra dan 8 putri. Kemampuan membaca Al-

    Quran rata-rata masih rendah. Pelajaran Al-Quran yang diteliti pada materi

    pokok surat al-Ikhlas dan surat al-Lahab. Penelitian ini merupakan jenis

    penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus. Analisia data yang

    digunakan adalah Analisis Deskriptif Kuantitatif dan Analisis Deskritif

    Kualitatif. Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart

    dengan tahapan perencanaan tindakan dan observasi serta refleksi setiap

    siklus.

    1. Desain Penelitian

    Kemmis dan Tanggart dalam Wiriaatmadja, mengemukakan bahwa

    penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui empat rangkaian kegiatan

    yang dilakukan dalam siklus berulang yang merupakan ciri penelitian

    tindakan. Keempat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam setiap siklus

    tersebut berupa: 1) Rencana tindakan (action plan) 2) Tindakan (action),

    3) Pengamatan (observation), 4) Refleksi (reflection).11 Ada beberapa ahli

    yang mengemukakan model penelitian Tindakan Kelas dengan bagan yang

    10 Achmad Muadib, Studi Komparatif Aktifitas dan Keberhasilan Pembelajaran Al-Qur'an Antara TPQ 08 Sabilul Huda Karangayu Cepiring yang menggunakan Metode Qiroatidengan Siswa Pengajian Mushala Miftahul Ulum Kalirejo Kangkung yang Menggunakan MetodeBaghdadiyah, (Semarang: Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Walisongo, 2000 E.d. )

    11 Rochiyati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk MeningkatkanKinerja Guru dan Dosen, (Bandung: Remaja Rusda Karya, 2007), hlm. 13.

  • 9berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim

    dilalui sesuai dengan bagan sebagai berikut.12

    Kendati pada gambar siklus terdiri dari dua siklus, akan tetapi

    banyaknya bukanlah sesuatu yang pasti, karena jumlah tersebut diambil

    berdasarkan pertimbangan dalam refleksi apakah sesuatu yang ditargetkan

    sudah tercapai atau belum. Dengan demikian, bila target belum tercapai,

    dimungkinkan dapat ditambah menjadi 3 siklus dan seterusnya. Sedangkan

    untuk langkah-langkah pelaksanaan tiap siklus adalah sebagai berikut.

    2. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengumpulkan dari

    berbagai sumber dan cara. Adapun dalam penelitian ini, pengumpulan data

    menggunakan berbagai cara yaitu:

    12 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara 2006), hlm. 16.

    Perencanaan

    Refleksi Siklus I Tindakan

    Pengamatan

    Perencanaan

    Siklus II

    Pengamatan

    ?

    Refleksi Tindakan

  • 10

    a. Observasi

    Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan

    berkaitan dengan pelaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan

    bila responden tidak terlalu besar.13 penelitian ini digunakan observasi

    partisipan, yakni peneliti terlibat langsung dalam proses kegiatan

    pembelajaran dan bekerja sama dengan guru bidang Al-Quran.Metode

    ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan sistematis seperti

    keaktifan dalam menyelesaikan pertanyaan, antusias mengikuti

    pelajaran, semangat peserta didik dalam belajar, perhatian saat

    pelajaran berlangsung, bertanya pada guru, minat prestasi di depan

    kelas, dan hasil dari implementasi metode qiraati.

    Indikator minat peserta didik tersebut penulis identifikasi saat

    pembelajaran sedang berlangsung. Peneliti membuat lembar observasi

    peserta didik sebagai bahan untuk menilai keaktifan peserta didik di

    kelas. Melalui lembar observasi ini peneliti dapat diketahui sejauh

    mana aktifitas peserta didik.

    Berdasarkan beberapa indikator tersebut peneliti membuat

    beberapa aspek pengamatan, dengan kriteria penilaian tiap aspek

    adalah : 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), 4 (sangat baik). Sedangkan

    klasifikasi kelancaran membaca peserta didik di kelas dinilai menurut

    prosentase pelafalannya yaitu kurang, jika keaktifan peserta didik lebih

    < 50%, cukup jika pelafalan peserta didik 50%-70%, dan baik jika

    pelafalan peserta didik > 70%.

    b. Dokumentasi

    Digunakan metode dokumentasi karena sering kali diperoleh

    makna lebih sahih kebenarannya, yakni mencari data mengenai hal-hal

    yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan

    sebagainya.14

    13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2006), Cet. 2, hlm. 203.14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: RinekaCipta, 2002), hlm. 206.

  • 11

    Penggunaan metode dokumentasi ini untuk memperoleh data

    sebagai pelengkap dari data-data yang didokumentasikan. Metode ini

    penulis gunakan untuk mendapatkan data rekapitulasi tentang absensi

    kehadiran, daftar nilai, prestasi peserta didik dan aktivitas peserta didik

    berupa foto selama kegiatan pembelajaran.

    c. Metode Tes

    Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang digunakan

    untuk mengkur keterampilan atau bakat pengetahuan intlegensi

    kemampuan individu atau kelompok.15 Tes yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah tes lisan untuk menilai hasil belajar siswa pada

    pelajaran al-Quran hadis setelah diterapkan metode qiraati.

    3. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini diukur dari

    hal-hal sebagai berikut:

    a. Peserta sebagian besar (75%) terlibat secara aktif dalam pembelajaran

    atau guru telah mengurangi dominasinya dalam pembelajaran.

    b. Nilai hasil belajar peserta didik mencapai batas keberhasilan klasikal

    ?? 85 %) dari seluruh peserta didik yang telah mencapai keberhasilan

    individual (nilai ? 60).

    4. Metode Analisis Data

    Analisis data adalah suatu cara menganalisis data yang diperoleh

    selama peneliti mengadakan penelitian sehingga akan diketahui kebenaran

    atas suatu permasalahan. Untuk penelitian tindakan kelas analisis data tidak

    dilaksanakan pada akhir penelitian, namun dilakukan sepanjang proses

    penelitian, sebagaimana pendapat Sukma Dinata, bahwa analisis dan

    interpretasi data dapat dilakukan sepanjang proses penelitian. Proses

    penelitian tindakan bersifat spiral dialektik, yaitu diawali dengan

    pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi, pembuatan

    15 Ibid, hlm. 127.

  • 12

    rencana, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi,

    dan seterusnya. 16

    Data yang terkumpul akan mempunyai arti jika dianalisis sesuai

    dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, analisis data dalam penelitian ini

    terbagi menjadi dua. Pertama, analisis kuantitatif, berupa angka

    prosesntase keaktifan peserta didik yang diketahui melalui penelitian

    lembar observasi peserta didik serta hasil tes peserta didik. Data kuantitatif

    berupa nilai hasil belajar peserta didik tersebut dapat dianalisis secara

    deskriptif. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis statistik

    deskriftif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata atau prestasi

    keberhasilan belajar dan lain-lain.17 Kedua, analisis kualitatif berupa

    deskriptif data yang menggambarkan hasil pengamatan observasi terhadap

    aktivitas peserta didik selama berlangsungnya pembelajaran.

    16 Sukma Dinata dan Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2006), Cet. II, hlm .155.

    17 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 131.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara 2006

    ________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jogjakarta:Reneka Cipta, 2002

    Dinata, Sukma dan Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, Cet. II, 2006

    Kaid Fitani, Problematika Pengajaran Al-Qur'an dengan Metode Qiroati danSolusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang),Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang:Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2004.E.d.

    Muadib, Achmad, Studi Komparatif Aktivitas dan Keberhasilan PembelajaranAl-Qur'an antara TPQ 08 Sabilul Huda Karangayu Cepiring yangmenggunakan Metode Qiroati dengan Siswa Pengajian MushalaMiftahul Ulum Kalirejo Kangkung yang Menggunakan MetodeBaghdadiyah, Semarang: Skripsi Sarjana Tarbiyah IAINWalisongo, 2000.E.d.

    Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998

    Muthoifah, Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an denganMetode Qiroati di TPQ Al-Ikhlas Kelurahan Patebon Semarang,Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang:Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005

    Nizar, H. Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, Cet. 1, 2002

    Poerwadarminta, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN BalaiPustaka, Cet. VIII, 1976

    Soenarjo dkk, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan PenyelenggaraanPenterjemah/Penafsiran Al-Quran, 1971

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,Cet. 2, 2006.

    Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3,Jakarta: Balai Pustaka, Cet. 2, 2002.

    Wiriaatmadja, Rochiyati, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk MeningkatkanKinerja Guru dan Dosen, Bandung: Remaja Rusda Karya, 2007

  • 14

    Zarkasi, H. Dachlan Salim, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur'an,Semarang: YPA Raudlatul Mujawwidin, 1990. 2

  • 13

    BAB II

    KELANCARAN MEMBACA AL-QURAN DENGAN METODE QIRAATI

    A. Kelancaran Membaca Al-Quran

    1. Pengertian Membaca Al-Quran

    Kelancaran berasal dari kata dasar lancar. Dalam kamus besar bahasa

    indonesia lancar berarti tidak tersangkut sangkut; tidak terputus-putus; tidak

    tersendat-sendat; fasih; tidak tertunda-tunda. 1Lancar dalam membaca Al-

    Quran berarti fasih dalam membaca Al-Quan.

    Yang dimaksud dengan kelancaran membaca Al-Quran berarti keadaan

    lancarnya membaca Al-Quran disertai dengan kefasihan, tartil, dan sesuai

    dengan kaidah tajwidnya.

    Membaca al-Quran dan mempelajari huruf al-Quran, amat penting bagi

    anak- anak kita kaum muslimin. Sebab itu mereka harus bisa membaca

    lancar, cepat, tepat dan benar sesuai dengan mahrajnya dan kaidah tajwidnya.

    Menurut Soedarso, membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan

    mengarahkan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, meliputi menggunakan

    pengertian, hayalan, mengamati dan mengingat-ingat.2

    Sedangkan menurut Drs. Nurhadi, membaca adalah sebuah proses

    yang kompleks dan rutin. Kompleks artinya dalam proses membaca terlibat

    berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal dapat

    berupa integensi (IQ), minat, sikap, bakat, motifasi, tujuan membaca. Faktor

    eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan

    ( sederhana, berat, mudah-sulit ) faktor lingkungan atau faktor latar belakang

    social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.

    Membaca pada hakekatnya adalah proses berfikir. Seorang ahli

    membaca yang bernama Ed ward L. Torandike, Reading as Thinking dan

    Reading as Reasoning artinya, bahwa proses membaca itu sebenarnya

    taubahnya dengan proses ketika seseorang sedang berfikir dan bernalar.

    1. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar bahasa Inodonesia, ( Jakarta :Balai Pustaka, 2002 ) Ed. 3 Cet. 2 hlm. 633.

    2. Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Evektif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm.4.

  • 14

    Dalam proses membaca ini terlibat aspek-aspek berfikir seperti mengingat,

    memahami, membeda-bedakan, membandingkan, menemukan,

    menganalisis, mengorganisasi, dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang

    terkandung dalam bacaan.3 Sedangkan menurut H.Dachlan Salim zarkasyi

    dalam bukunya berjudul empat langkah pendirian TKQ /TPQ metode

    Qiraati mengatakan bahwa keberhasilan belajar mengajar al-Quran

    ditentukan oleh beberapa faktor. Misalnya, faktor mengajar, lingkungan,

    sarana anak didik dan juga sistim serta metode yang dipakai. Faktor-faktor

    tersebut saling terkait satu sama lain tanpa meremehkan faktor-faktor yang

    lain, maka faktor metode dan pengajar al-Quran memegang peran yang

    penting dan menentukan. 4. Adapun untuk dapat membaca al-Quran dengan

    baik, tentu harus dapat memahami dan menguasai beberapa kriteria yaitu

    fasih, tartil dan menguasai ilmu tajwid.

    Agar lebih jelas di bawah ini akan dibahas ketiga kriteria tersebut

    a.. Fasih

    Fasih berasal dari kata dasar ??? yang artinya berbicara dengan

    tenang, fasih.5 Berdasarkan pengertian tersebut, fasih berkaitan

    dengan pengucapan lisan, sedangkan tidak semua orang dalam

    pengucapan lisan itu sama, sebagai mana difirmankan Allah swt.

    dalam surat al-Qasas ayat 34

    r&urcr yduq dx| r&h_B$ZR$| 9r' sz tB#[ _%d|( oT)$% s{ r&b r&cq / js3

    Artinya :

    Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya dari pada aku,maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk

    3 . Nur Hadi , Membaca Cepat dan Evektif, ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008)hlm. 13.4 Ibid hlm. 19.5 Mahmud Yunus, Kamas Arab Indonesia , ( Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Penafsiran alQuran,

    1973)hlm. 317.

  • 15

    membenarkan ( perkataan ) ku , sesungguhnya aku khawatirmereka akan mendustakanku. (Q.surat al-Qasas ayat 34). 6

    Ayat tersebut memberikan pengertian bahwa nabi Musa As.

    Itu kurang terang dalam mengucapkan huruf atau menyampaikan

    wahyu dari Allah swt, maka beliau memohon kepada Allah agar

    mengutus Harun saudaranya untuk membantu dalam

    menyampaikan wahyu, sehingga apa yang diucapkan menjadi

    jelas dan mudah difahami.

    Apabila seorang ingin fasih dalam membaca al-Quran

    hendaknya yang sering latihan dan mengetahui tentang mahraj-

    mahraj, huruf dan sifat-sifatnya.

    b. Tartil

    Tartil yaitu membaca al-Quran dengan pelan-pelan, baik dan

    benar sesuai tajwid. 7 Sedangkan menurut H.A Badushun Badawi

    dalam bukunya berjudul Panduan pengajaran al-Quran metode

    Qiraati Korcap Kendal mengatakan bahwa tartil adalah

    membaguskan bacaan huruf atau kalimat atau ayat-ayat secara pelan

    tidak tergesa-gesa, satu persatu tidak bercampur aduk, ucapanya

    teratur, terang dan sesuai dengan hukum-hukum tajwid. 8.

    Adapun hukum membaca al-Quran secara tartil adalah

    disunahkan sabagaimana disebutkan Imam al Ghazali dalam kitab

    Ihya Ulumuddin

    ??????? ???? ???????????? ???????????????? ???????????????

    ???? ?????????????????? ???? ????????? ???????? ?????? ????

    6 Departemen agama Republik Indonesia, Al quran dan Terjemahannya., ( Jakarta : YayasanPenyelenggara Penterjemah al Quran, 1989 ), hlm. 615.

    7 Ahmad Warsono Munawir, Kamus Al Munawir, ( Yugyakarata : Pustaka Progresif1997) hlm.4718 A.Baduhun Badawi , Loc.Cit, hlm 29.

  • 16

    ?? ???????? ?????? ???? ???????????????? ??? ????????????

    ????????

    Artinya :

    ketahuilah , bahwa tartil itu disunahkan tidak semata-matabagai pemahaman artinya, karena bagi orang Ajam yangtidak mengerti akan arti al-Quran juga disunahkan tartil danpelan-pelan dalam membaca . Karena yang demikian itulebih mendekatkan pada memuliakan Nya dan menghormatisecara membekas hati dari pada terburu-buru dan cepat-cepat .

    Dalam pembahasan mengenai tartil ini, tidak lepas dari

    pengucapan lisan. Oleh karena itu, guru mempunyai peran yang

    sangat penting dalam belajar membaca al-Quran. Karena belajar

    membaca al-Quran mengacu pada keterampilan khusus, maka

    guru harus lebih banyak memberikan contoh, dan

    mengajarkannya berulang-ulang. Apabila guru salah dalam

    mengajarkan akan berakibat fatal bagi murid, karena bacaan al-

    Quran merupakan bahasa wahyu .

    c. Penguasaan ilmu tajwid

    Perkataan tajwid berasal dari kata dasar ??? yang artinya

    membaguskan.9 Sedangkan menurut istilah, ada beberapa pendapat

    yang mendefinisikan ilmu tajwid yaitu :

    1. Muhammad Al-Mahmud, dalam bukunya Hidayatul mustafid

    menjelaskan .

    ?????????????????????????????????????????????????????

    ????????????????????????????????????????????????

    Artinya :

    Tajwid adalah ilmu yang berfungsi untuk mengetahui

    hak dari masing-masing huruf dan sesuatu yang patut bagi

    9 . Muhammad Yunus. Op.Cit. hlm.94.

  • 17

    masing-masing huruf tersebut berupa sifat-sifat huruf,

    bacaan panjang dan selain itu seperti tarqiq, tafhim dan

    sebagainya .

    2. Ustaz Ismail Tekan, bahwa ilmu tajwid ialah suatu cabang

    pengetahuan untuk mempelajari cara-cara membaca al-Quran.10

    Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa tajwid

    merupakan suatu disiplin ilmu dengan kaidah-kaidah tertentu

    yang harus dipenuhi dalam pengucapan-pengucapan huruf serta

    mahrajnya. Untuk menguasai tajwid dengan benar diperlukan

    banyak latihan, praktik dan menirukan baik ucapan maupun

    bacaannya.

    Adapun tujuan ilmu tajwid adalah untuk memelihara

    bacaan al-Quran dari kesalahan membaca sehingga sebagian

    ulama berpendapat bahwa mempelajari ilmu tajwid itu wajib,

    agar dalam membaca al-Quran bisa baik dan benar sesuai

    dengan kaidah tajwid.

    Penerapan kriteria fasih, tartil dan penguasaan ilmu

    tajwid pada pengajaran al-Quran dengan metode qiraati itu

    dipraktikkan secara bertahab sejak awal seseorang belajar

    membaca al-Quran dan tidak terpisah menjadi bagian tersendiri.

    Oleh karena itu bagi pengajar al-Quran dengan metode qiraati

    harus benar-benar orang yang mumpuni dalam ilmu al-Quran

    atau orang yang telah lulus tashih.

    2. Tujuan Membaca al-Quran

    Menurut pendapat para ulama diiantara tujuan mempelajari al

    Quran antara lain :

    a.. Menjaga dan memelihara kehormaan dan kesucian al-Quran.

    b. Agar murid mampu membaca al-Quran denganbaik dan benar sesuai

    dengan kaidah ilmu tajwidnya.

    c. agar murid suka dan senang membiasakan dirinya membaca al-Quran.

    10 . Ustz Islail Tekan, Tajwid al-Quranul Karim, ( Jakarta : Pustaka al Husna baru, 2003) hlm. 13.

  • 18

    d. Menanamkan aqidah dab akhlak yang mulia, serta membentuk pribadi anak

    yang sholeh, yang beriman, berilmu dan beramal sholeh.

    e. Sebagai pengetahuhan dasar yang merupakan penenaman perasaaan

    keagamaan, sehingga nantinya dapat mengambil pelajaran dan dapat

    mengamalkan semua ajaran-ajaran yang terkandung di dalamkitab suci al-

    Quran.

    B. Metode Qiraati

    1. Pengertian Metode Qiraati

    Yang dimaksud dengan metode qiraati adalah suatu metode dalam

    belajar membaca Al-quran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan

    bacaan tartil sesesuai denagan kaidah ilmu tajwidnya.11 Selain itu metode

    qiraati juga merupakan suatu metode yang menggunakan jenis lagu al-Quran

    dengan menempatkan huruf-huruf pada tempatnya, makhraj dalam

    kedudukannya yang sesuai menurut fungsinya seperti keras lembutnya, tinggi

    rendahnya, terang dan samarnya.

    Penemuan dan penyusunan metode praktis belajar membaca Al-

    quran qiraati membutuhkan perjalanan masa yang cukup lama dengan usaha,

    penelitian, pengamatan dan ujicoba selama bertahun-tahun. Dengan penuh

    ketekunan dan kesabaran, bapak KH. Dachlan Salim zarkasyi selalu

    mengadakan pengamatan dan penelitian pada majlis pengajaran al-quran di

    mushala-mushala, masjid-masjid atau majlis tadarus al-Quran. Dari hasil

    pengamatan dan penelitian ini ia mendapatkan masukan-masukan dalam

    penyusunan metode qiraati. Hal-hal yang dirasa perlu dan penting untuk

    diketahui dan dipelajari anak-anak ia tulis, beserta contoh-contohnya yang

    kemudian diujicobakan kepada anak didiknya. Sehingga dengan demikian

    penyusunan metode Qiraati ini bukan berupa satu paket sekali jadi dari hasil

    otak-atik akal melainkan dari hasil pengamatan, penelitian dan percobaan.

    11. A. Baduhun Badawi, Panduan pengajaran al Quran metode qiroatiKorcab Kendal, (Kendal ; LPP TKQ/TPQ, 1997 ), Hlm. 13.

  • 19

    sehingga metode Qiraati ini mempunyai gerak yang dinamis sesuai dengan

    kebutuhan dan perkembangan.12

    Buku metode praktis membaca al Quran Qiraati, diprakarsai oleh

    tiga tokoh yaitu KH. Dachlan Salim Zarkasyi, Ustadz ahmad DJunaidi, dan

    ustadz Sukri Taufiq. Pengambilan nama Qiraati yang berarti bacaanku

    yang bernama inilah bacaanku ( bacaan al Quran ) yang benar sesuai

    dengan kaidah tajwid.13 Kata Qiraati diambil dari ayat al Quran tentang arti

    kata Qiraati dalam firman Allah dalam surat Al Muzzammil ayat 4,

    .@o?uurtb#u )9$#x ? s? artinya dan bacalah al-Quran itu dengan berlahan-lahan

    ( almuzzammil.. 4 )

    Awal penyusunan buku Qiraati pada tanggal 1 Juli 1986 ini

    sumber pengambilannya dari buku Qiraati sepuluh jilid yang disusun pada

    tahun 1963. Pada tahun inilah KH. Dachlan Salim Zarkasyi menemukan

    metode praktis yang sekaligus memasukkan bacaan tajwid.

    Adapun yang membedakan metode Qiraati dengan metode-

    metode non Qiraati ( Baghdadiyah ) yaitu pada metode Qiraati memasukkan

    materi bacaan muskilat (yaitu bacaan yang perlu hati-hati saat membacanya)14. Sebagai materi pelajaran belajar al-Quran mafatihussuwar sedangkan pada

    metode qiraati tidak ada. Di samping itu mengenai buku-buku metode

    Qiraati teknis penyebarannya bersifat tertutup, buku Qiraati hanya

    didapatkan di pusat penyelenggaraan Qiraati, ditempat-tempat koordinator

    Qiraati yang telah ditunjuk sehingga dapat diketahui para pengajar al-Quran

    yang belum ditashih karena para pembeli kitab Qiraati untuk sebuah

    12 Dachlan Salim Zarkasyi, Empat Langkah Pendirian TKQ/TPQ metode Qiroati, ( SemarangYPA Raudlatul Mujawidin, 1996 ) , t Hlm.

    13 Ibid t.hlm.14 A. Baduhun Badawi Op.cit, hlm. 53.

  • 20

    TKQ/TPQ yang baru harus ditest dulu atau di tashih dan bagi yang belum

    lulus diharuskan ikut pembinaan15.

    2. Kurikulum Metode Qiraati

    Kurikulum merupakan program dan pengalaman belajar serta hasil-

    hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan

    kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah

    tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan

    pribadi dan kompetensi sosial anak didik.16. Dari pengertian tersebut dapat

    diketahui bahwa kurikulum berisi program dan pengalaman belajar atau

    proses pengajaran.

    Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan ( pengajaran ),

    Kurikulum memilki komponen yang saling terkait dan berinteraksi.

    Komponen tersebut meliputi: tujuan, isi ( Materi ), strategi atau model. serta

    media17.

    Agar lebih transparan dari pengertian komponen kurikulum, maka

    di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut.

    a. Tujuan

    Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai dalam pendidikan

    (pengajaran) secara keseluruhan, yang meliputi rumusan tingkah laku

    dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa setelah

    menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses

    pengajaran.

    Sedangkan tujuan mempelajari al-Quran menurut Prof. Dr. H.

    Mahmud Yunus, adalah sebagai berikut.

    1. Memelihara kitab suci dan membacanya serta memperhatikan apa-

    apa isinya, untuk jadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam

    kehidupan didunia.

    15 Bunyamin Dachlan, Memahami Qiroati, ( Semarang, YPA Raudlatulmujawidin, t.th ). hlm, 16.

    16. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, ( Bandung, Sinar Baru,1991) hlm 5-6.

    1717. Subandijah, Pengembangan dan Inofasi Kurikulum, ( Jakarta : PT.GrafindoPersada,1996),hlm

  • 21

    2. Mengingat hukum agama, yang termaktub dalam al-Quran, serta

    menguatkan keimanan dan mendorong berbuat kebaikan dan

    menjahui kejahatan.

    3. Mengharapkan keridhaan Allah dengan menganut itikat yang baik

    untuk mengikuti segala suruhan-Nya dan menjahui larangan-Nya.

    4. Menanamkan akhlak yang mulia dengan mengambil ibrah dan

    pelajaran serta sesuai teladan yang baik dari riwayat yang termaktub

    dalam al-Quran.

    5. Menanamkan rasa keagamaan dalam hati dan menumbuhkannya,

    sehingga bertambah tetap keimanan dan bertambah dekat hati

    kepada Allah Swt.18

    Selain tujuan diatas Bunyamin Dachlan dalam Memahami

    Qiraati mengatakan bahwa tujuan pengajaran al-Quran dengan

    metode qiraati yaitu:

    a. Menjaga dan memelihara kehormatan dan atau kesucian al-Quran

    dari segi bacaan yang benar (tartil) sesuai dengan kaidah tajwid.

    b. Menyebarkan ilmu bacaan al-Quran, bukan menjual buku.

    c. Mengingatkan guru ngaji agar berhati-hati dalam mengajar al-

    Quran.

    d. Meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan atau pengajaran al-

    Quran.19

    Dari tujuan metode qiraati tersebut jelas bahwa untuk

    mengajarkan membaca al-quran pada anak-anak harus hati-hati

    dan perlu meningkatkan kualitas atau mutu dari pengajaran al-

    Quran itu, salah satunya dengan tidak menjual buku metode

    qiraati secara bebas di pasaran. Akan tetapi buku qiraati hanya

    didapatkan di pusat penyelenggaraan qiraati, di tempat-tempat

    koordinator qiraati yang telah ditunjuk sehingga dapat diketahui

    para pengajar al-Quran yang belum ditashih. Perlunya

    18 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida KaryaAgung. 19977) hlm. 54-55.19 Bunyamin Dachlan, Loc. Cit. ,hlm 15.

  • 22

    pentashihan ini karena banyaknya orang menerjunkan diri

    mengajar al-Quran, padahal mereka belum benar-benar tahu seluk

    beluk mengajar al-Quran.

    b. Materi

    Materi dalam proses pengajaran sebagai bahan pelajaran yang akan

    disampaikan, yang memiliki dasar pokoknya yaitu melihat tujuan yang

    akan dicapai dan jenis pendidikan yang akan dikembangkan. Oleh karena

    ada beberapa kriteria yang tepat untuk memilih materi dalam proses

    pengajaran. Adapun kriterianya yaitu:

    1. Materi pelajaran yang dipilih harus jelas kedudukannya dalam konteks

    ilmiyah, sehingga jelas apa yang harus dipelajari, bagaimana cara

    mempelajari dan jelas manfaatnya bagi anak didik atau manusia pada

    umumnya.

    2. Materi pelajaran dapat bertahan sebagai pengetahuan ilmiah yang relatif

    lama.

    3. Mata pelajaran yang dipilih bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi

    terhadap perkembangan anak didik dan perkembangan masyarakat.20

    Dari kriteria tersebut, dapat diketahui bahwa materi pelajaran harus

    mempunyai orientasi yang jelas dan kontribusi yang bermanfaat baik bagi

    anak didik ketika dalam usia belajar sampai selesai dan mampu

    mengembangkan setelah proses pengajaran serta bermanfaat bagi

    masyarakat.

    c. Metode Pengajaran

    Dalam proses pengajaran setrategi menunjuk pada metode yang

    dipilih dalam penyampaian materi pelajaran. Dengan menerapkan metode

    yang sesuai, diharapkan tercipta interaksi edukatif antara siswa dan guru.

    Metode mengajar yaitu sistem penggunaan teknik-teknik dalam

    interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam pelaksanaan

    program belajar mengajar sebagai proses pendidikan. 21. karenanya

    20 Nana Sudjana, Loc. Cit., hlm 34.21 .Zakiyah Darojah, Kepribadian guru, ( Jakarta : BulanBintang, 1980 ) hlm 47.

  • 23

    penerapan metode dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan dan

    materi yang disampaikan.

    d. Media

    Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan

    dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa)

    sehingga dapat mendorong proses belajar pada dirinya.22

    Uraian di bawah ini mengemukakan pentingnya fungsi media

    dalam pembelajaran. Fungsi tersebut yaitu :

    1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa/mahasiswa dan membantu

    memudahkan mengajar bagi guru/dosen.

    2. Memberikan pengalaman lebih nyata ( yang abstrak menjadi lebih

    kongkrit )

    3. Menarik perhatian siswa lebih besar ( jalannya pelajaran tidak

    membosankan )

    4. Semua indra murid dapat diaktifkan, kelemahan suatu indra dapat

    diimbangi oleh kekuatan indra yang lainnya.

    5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.

    6. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya. 23

    Dalam proses pembelajaran, ada beberapa jenis media yang

    digunakan, namun dibawah ini akan dijelaskan media yang digunakan

    dalam pengajaran metode qiraati. Media yang digunakan adalah

    sebagai berikut :

    a. Media Grafis

    Metode grafis sering disebut juga sebagai media visual dua

    dimensi. Dalam media grafis. Pesan yang akan disampaikan dapat

    dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi.Oleh sebab karena itu

    simbol-simbol yang ada perlu difahami secara tepat dan benar agar

    proses penyampaian pesan dapat behasil secara efektif.

    22 . Asnawir dan M.Basyirudin Usman, Media Pembelajaran ( Jakarta : CiputatPers, 2002) hlm.11.23 . Ibid, hlm.24-25

  • 24

    Media grafis ini berfungsi untuk menarik perhatian,

    memperjelas penyajian, mengilustrasikan materi yang mungkin akan

    cepat dilupakan apabila tidak digrafiskan. Dalam pembelajaran

    metode qiraati media grafis yang digunakan berupa lembar peraga

    yang berisi uraian materi. Contoh :

    ??) =?? ---? ---?-(?? =?? #???? #?? #???? =??

    ????????????????????????????

    ?????????????????????????????????

    ??????????????????????????????????

    b. Media Audio

    Media Audio yaitu media yang berkaitan dengan indra

    pendengan, dalam media ini pembelajaran yang akan disampaikan

    dalam lambang auditif yang bersifat verbalis, misalnya dalam bentuk

    kata-kata atau bahasa lisan.

    Untuk pengajaran qiraati, media audio yang dipergunakan

    berupa kaset.Kaset tersebut berupa instrument serta contoh dan

    panduan dalam membaca huruf arab. 24

    3. Guru dan peranannya dalam proses Belajar Mengajar Metode Qiraati

    Dalam proses belajar mengajar unsur yang tidak dapat

    ditinggalkan adalah adanya guru atau tenaga yang handal. Guru yang

    berkualitas akan mengahantarkan muridnya atau santrinya berhasil

    dengan baik, karena ketartilan bacaan santri atau anak terletak pada

    kemampuan guru dalam penyampaian materi dan ketelitian guru dalam

    memberikan nilai kepada anak. Sebagai contoh kalau anak yang belum

    mampu membaca dengan tartil tapi sudah dinaikkan pelajarannya maka

    24 . Dachlan Zarkasyi, Qiroati Metode Prkatis Belajar membaca al-Quran JilidIV ( semarang: YPA. Raudlatul Mujawwidin, 1990) hlm.5.

  • 25

    sudah tentu mutu bacaan tidak bertambah baik tetapi sebaliknya. Untuk

    itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru antara lain :

    1. Sebaiknya guru mengerti dan memahami kemampuan dirinya dalam

    hal bacaan al-Quran.

    2. Sebaiknya guru mengenal dengan baik dan menguasai, serta bisa

    menggunakan metode pengajaran al-Quran yang tepat dan benar.

    3. Sabaiknya guru benar-benar menguasai bahan yang akan diajarkan

    yakni tahapan-tahapan dan target-target yang mau diajarkan dalam

    buku qiraati.

    4. Sebaiknya guru tidak gegabah dalam mengajarkan al-Quran. Guru

    harus lebih teliti, waspada dan tegas dalam mengajarkan al-Quran

    dan memberikan nilai dalam buku prestasi.

    5. Guru harus selalu membiasakan bacaan yang benar pada dirinya

    sendiri dan juga kepada anak didiknya.

    6. Sebaiknya guru memahami kondisi dan kemampuan serta kecerdasan

    anak didiknya.

    7. Menguasai keadaan kelas dengan baik dan dalam mengajar

    hendaknya dilandasi niat yang ikhlas menanamkan jiwa berjuang

    dijalan Allah Swt.25

    a. Syarat-syarat Menjadi Guru

    Guru yang memiliki tugas mengajar tidaklah mudah, karena

    profesi ini menutut banyak terhadap posisinya agar system

    pengajaran berjalan dengan baik dan siswa mampu menangkap

    apa yang disampaikan. Seorang guru juga harus memiliki

    kemampuan profesional, kapasitas keilmuan yang memadai dan

    mempunyai sifat mendidik atau social educational.

    Bahkan untuk menjadi guru yang benar-benar professional

    harus memiliki syarat-syarat tertentu :

    1. Secara administrative harus mendaftar dengan berbagai syarat

    yang dibutuhkan.

    25. A. Baduhun Badawi,Loc. Cit, hlm.26.

  • 26

    2. Secara teknis harus mempunyai ijazah keguruan.

    3. Secara psikis harus sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan

    bertindak, mampu mengendalikan emosi, konsekuen, ramah,

    berani, tanggungjawab dan memiliki rasa pengabdian yang

    tinggi.

    4. Secara fisik memiliki badan yang sehat, tidak cacat tubuh yang

    memungkinkan mengganggu pekerjaan, tidak memiliki

    penyakit menular. 26

    Sedangkan menurut Dr. Zakiyah Darajat mengatakan

    bahwa faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadian.

    Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia

    menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya,

    ataukah akan menjadi perusak atau penghancur hari depan anak

    didiknya. 27 Selanjutnya persyaratan diatas ada beberapa aspek

    yang diperhatikan, yaitu :

    1. Aspek kematangan jasmani, dapat dilihat dari biologis dan

    usia sehingga dikatakan secara jasmani telah dewasa.

    2. Aspek kematangan rohani, yaitu telah matang dalam

    bertindak dan berfikir sehingga sikap dan penampilannya

    menjadi semakin mantap.

    3. Aspek kematangan atau kedewasaan kehidupan sosial, ini

    terlihat harus berinteraksi dalam masyarakat, memiliki rasa

    tanggungjawab dan tidak mau merugikan orang lain.28

    Sedangkan menurut Bunyamin Dachlan dalam

    bukunya berjudul memahami qiraati mengatakan bahwa

    sayarat untuk menjadi guru ngaji menggunakan qiraati

    adalah sebagai berikut :

    26 . Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta : Raja WaliPress, 1992) hlm.124-125.

    27 . Zakiyah Darojat, Loc.Cit, hlm. 16.28 Sardiman A.M, Loc. Cit, hlm. 126-129.

  • 27

    a) Lulus tashih, jika yang bersangkutan belum atau tidak

    lulus tes maka harus mau untuk dibina ( sesuai dengan

    kemampuannya, dimulai dari qiraati jilid berapa )

    b) Untuk guru yang sudah lulus maka yang bersangkutan

    diharuskan untuk mengikuti pembinaan metodologi

    pengajaran qiraati.29

    Dari uraian di atas jelaslah bahwa untuk menjadi

    guru atau pengajar harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

    Demikian halnya dengan pengajaran al-Quran dengan

    metode qiraati harus lulus tashih telebih dahulu. Hal ini

    dimaksudkan agar para pengajar al-Quran dengan buku

    qiraati dapat mengajarkan membaca al-Quran dengan tepat

    dan benar.

    b. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar

    Dalam duania pendidikan guru mempunyai peran

    yang sangat penting yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan

    sekaligus pendidik. Maka seorang guru harus memeiliki

    kemampuan untuk melaksanakan akan peranannya itu.

    Menurut adams dan Decey bahwa peran dan

    kompetensi guru dalam proses belajar mengajar antara lain :

    guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,

    pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana,

    superfisor, mutifator dan konselor.

    Sedangkan menurut Sardiman A.M., peran guru di

    sekolah tidak hanya sebagai transmitter dan ide, tetapi juga

    berperan sebagi trasformator dan katalisator dari nilai dan

    sikap.

    29 . Bunyamin Dachlan, Loc.Cit., hlm. 16.

  • 28

    Beberapa peran guru dalam proses belajar mengajar,

    yaitu :

    1. Informator, disini guru sebagai sumber informasi kegiatan

    akademik maupun umum.

    2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik.

    3. Motifator, untuk meningkatkan kegairahan dan

    pengembangan kegiatan belajar siswa, menumbuhkan

    aktivitas dan daya cipta sehingga terjadi dinamika dalam

    proses belajar mengajar.

    4. Direktor atau pengarah, guru harus dapat membimbing

    dan mengarahkan belajar siswa sesuai dengan tujuan

    yang hendak dicapai.

    5. Inisiator, yaitu guru sebagai pencetus ide-ide kreatif yang

    dapat dicontoh oleh siswa.

    6. Transmitter, guru bertindak sesuai dengan kebijaksanaan

    dan pengetahuan.

    7. Fasilitator, guru memberikan fasilitas dan kemudahan

    dalam proses belajar mengajar hingga tercipta suasana

    belajar yang serasi dengan perkembangan siswa, dan

    interaksi belajar mengajar bejalan efektif.

    8. Mediator, guru sebagi penengah dan pemberi jalan keluar

    dalam kegiatan belajar.

    9. Evaluator, guru mempunyai otoritas menilai siswa

    sehingga dapat membentuk bagaimana berhasil atau

    tidak.30

    Dalam proses belajar mengajar qiraati guru lebih

    banyak berperan sebagai motifator yang menumbuhkan

    semangat dan dinamika peserta didik untuk aktif pada

    saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

    30. Sardiman A.M. Of.Cit., 142 -144.

  • 29

    4. Evaluasi Pengajaran Qiraati

    Evaluasi adalah suatu poroses yang sistematis untuk menentukan

    atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran

    telah dicapai oleh siswa.31 Evaluasi juga bisa disebut sebagai tes hasil

    belajar, untuk mengukur sasaran belajar yang representatife. Meskipun

    penekanannya pada pengukuran tes hasil belajar yang ditentukan, namun

    jangan dipandang sebagai hasil akhir dari pengajaran, karena masih

    banyak manfaat lain yang diambil dari pengukuran dari hasil belajar.

    Untuk lebih jelasnya fungsi dan evaluasi pendidikan yaitu :

    a. Mengetahui kesanggupan anak, sehingga anak itu dapat

    dibantu memilih jurusan, sekolah atau jabatan yang sesuai

    dengan bakatnya

    b. Mengetahui hingga manakah anak itu mencapai tujuan

    pelajaran dan pendidikan

    c. Menunjukan kekurangan dan kelemahan murid-murid

    sehingga mereka dapat diberi bantuan yang khusus untuk

    mengatasi kekurangan itu

    d. Menunjukkan kelemahan metode mengajar yang digunakan

    oleh guru, kekurangan murid sering bersumber pada cara-

    cara mengajar yang buruk

    e. Memberi petunjuk yang lebih jelas tentang tujuan pelajaran

    yang hendak dicapai

    f. Memberi dorongan kepada murid-murid untuk belajar

    dengan giat, anak akan bergiat belajar apabila diketahuinya

    bahwa tes atau ulangan akan diadakan.32

    Untuk dapat melakukan penilaian pengajaran,

    diperlukan adanya alat evaluasi, secara garis besar alat

    evaluasi terbagi menjadi dua macam, yaitu test dan non test.

    31 . M. Nglim Purwanto, M.p., Prinsip-prinsip danTeknik Evaluasi Pengajaran, (bandung, Remaja Rosda Karya, 1984 ), hlm 3.

    32. Zuahrini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, ( Solo: Romadlani, 1993 ) hlm.148-149.

  • 30

    Kemudian test dan non test ini sering disebut teknik

    evaluasi.33

    Sedangkan untuk mengukur kemampuan anak dalam

    membaca al-Quran dengan metode qiraati diadakan suatu

    evaluasi belajar dengan cara memberi test lisan dalam

    membaca al-Quran.

    33 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : BinaAksara, 1987 ) hlm, 23.

  • 31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1.Tempat Penelitian

    Tempat penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo. Terletak

    di desa Ringinharjo Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Tepatnya

    terletak di sebelah utara 10 Km dari Kota Gubug. Batas sebelah timur

    desa Sarimulyo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak, sebelah utara

    desa Trimulyo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, sebelah Barat desa

    Tlogomulyo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Lokasi sekolahnya di

    desa dan jauh dari jalan raya.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah direncanakan

    oleh guru dan peneliti, yaitu pada semester gasal tepatnya pada bulan

    Oktober 2010 dengan tiga kali siklus, mulai dari tanggal 1 Oktober sampai

    dengan 3 Desember 2010. Penelitian dilaksanakan di kelas 1 MI Yaumi

    Ringinharjo. Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan observasi awal

    yang dilakukan sebelum tindakan kelas yaitu pada tanggal 19 Juli 2010.

    Dalam observasi awal ini juga digunakan untuk mengetahui kondisi

    pembelajaran di MI Yaumi Ringinharjo. Untuk jadwal penelitiannya

    sebagai berikut.

    NO RENCANA KEGIATANWAKTU MINGGU KE

    1 2 3 3 4 5 6 7 8 9

    1 Observasi awal x

    2 Persiapan

    3 Menyusun konsep

    pelaksanaan

    x

    Menyepakati jadwal dan tugas x

    Menyusun instrumen x

    Diskusi konsep pelaksanaan x

    3 Pelaksanaan

    Menyiapkan kelas dan alat x

    31

  • 32

    Pelaksanaan pra siklus x

    Pelaksanaan siklus I x

    Pelaksanaan siklus II x

    Pelaksanaan siklus III x

    Koordinasi Akhir x

    4 Pembuatan laporan X

    Menyusun konsep x X

    Menyelesaikan laporan x

    B. Subjek Penelitian

    Peserta didik yang diteliti adalah peserta didik kelas 1 MI Yaumi

    Ringinharjo semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Yang jumlahnya 20

    peserta didik, terdiiri dari 12 Putra dan 8 Putri.

    C. Prosedur Penelitian

    Suharsimi Arikunto mengatakan Penelitian tindakan kelas adalah

    suatu pengamatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang

    sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

    Penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi

    harus mengandung suatu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan

    berdasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari

    sebelumnya.Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam istilah Inggris adalah

    Class Action Research (CAR).1

    Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan

    meningkatkan kualitas serta profesionalisme guru dan dalam menangani

    proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

    Penelitian ini menggunakan data deskriptif dan kuantitatif yang

    menggunakan perhitungan statistik sederhana.

    1. Model Penelitian

    Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari

    Kemmis dan Taggart yang terdiri dari bebeapa siklus tindakan dalam

    pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil tindakan-tindakan

    1 Suharsini Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT BumiAksara,2006),hlm.2.

  • 33

    pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan

    yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan

    refleksi.

    Model Spiral dari Kemmis dan Taggart

    Dst.2

    2. Siklus kegiatan

    Siklus kegiatan dirancang dengan penelitian Tindakan Kelas

    (PTK) Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar

    siswa dalam pembelajaran membaca al-Quran melalui metode qiraati.

    Tahapan penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. Setiap siklus

    terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

    Penelitian di rencanakan dalam tiga tahapan yaitu pra siklus, siklus 1

    dan siklus 2. Pelaksanaan tiap tahapan akan diambil satu kelas dengan

    kolaborator guru pengampu mata pelajaran al-Quran hadist yaitu

    Muslikhin, S.Pd.I .

    2. Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas , ( Bandung , RemajaRosdakarya, 2005) hlm.66

    Perencanaan

    Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

    Pengamatan

    Perencanaan

    Refleksi PelaksanaanSIKLUS II

    Pengamatan

    ?

  • 34

    a. PraSiklus

    Pada tahapan prasiklus ini diteliti pembelajaran al-Quran

    hadist secara langsung di kelas I MI Yaumi Ringinharjo. Dalam

    pembelajaran al-Quran hadist di kelas I MI Yaumi Ringinharjo belum

    menggunakan model pembelajaran secara aktif dan masih

    menggunakan metode ceramah yang siswanya masih belum banyak

    ikut aktif dalam proses pembelajaran, dan cenderung terjadi

    komunikasi yang pasif. Artinya, seolah-olah guru yang bicara dan

    siswa atau peserta didik hanya mendengarkan dan keberanian untuk

    bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada dibenak

    mereka belum dapat diungkapkan secara maksimal.3

    Diakhir pembelajaran peneliti memberikan tes lesan untuk

    menilai hasil belajar siswa pelajaran al-Quran hadist sebelum

    diterapkan metode qiraati.

    b. Siklus I

    Pelaksanaan siklus I menggunakan kelas I MI Yaumi

    Ringinharjo yang diampu oleh bapak Muslikhin, S.Pd.I. Langkah-

    langkah dalam siklus I dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan sebagai berikut.

    1) Perencanaan

    a) Perencanaan skenario pemebelajaran dengan metode qiraati

    yang akan diterapkan dalam pembelajaran al-Quran hadist.

    Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan peserta didik

    benar-benar berada pada suasana penyadaran diri untuk

    termotivasi belajar dengan menekankan pada keaktifan peserta

    didik dalam proses pembelajaran dan berada pada konsentrasi

    terhadap meteri pengajaran al-Quran hadist yang sedang

    dibahas atau dipelajari.

    b) Menentukan pokok bahasan yaitu surat al-Ikhlas dan al-Lahab.

    c) Menyusun RPP dengan pokok bahasan surat al-Ikhlas dan al-

    Lahab dengan metode qiraati, yang di dalamnya menggunakan

    metode membuat wawancara untuk siswa, lembar observasi

    3 . Hasil pengamatan di kelas I MI Yaumi Ringinharjo, tanggal 18 Oktober 2010.

  • 35

    untuk guru pengampu dan lembar catatan lapangan aktivitas

    selama proses pembelajaran al-Quran hadist.

    d) Menjelaskan kepada siswa tentang metode qiraati dan

    bagaimana cara melaksanakannya. Hal ini bertujuan agar siswa

    siap mengikuti pembelajaran dengan metode qiraati.

    2). Tindakan

    a) Peneliti memberikan informasi awal tentang jalanya

    pembelajaran yang menerapkan metode qiraati dan tugas yang

    harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, jelas, dan

    penuh suasana kehangatan. Guru Quran hadits bertindak

    sebagai pengamat.

    b) Inti pelaksanaan tindakan yaitu guru memberikan apersepsi

    pengenalan materi Qs. al-Ikhlas dan Qs. al-Lahab atau guru

    membacakan per lafal, siswa menirukan. Guru memberi contoh

    membaca ayat perayat, siswa disuruh menirukan. Guru

    memberi contoh membaca ayat pertama sampai selesai ayatnya,

    siswa disuruh menirukan, guru menunjuk siswa secara individu

    untuk membaca siswa yang lain menyimak. Kemudian disuruh

    suka relawan untuk melafalkan pada bagian ayat tertentu yang

    dianggap sulit. Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru

    menghentikan atau menyela di beberapa tempat untuk

    menekankan poin-poin tertentu. Kemudian guru memunculkan

    beberapa pertanyaan. Guru dapat membuat diskusi-diskusi

    singkat jika siswa menunjukkan minat dalam bagian tertentu.

    Kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yang ada

    dalam teks tersebut.

    3) Pengamatan

    a) Pada tahap ini peneliti dan guru Quran hadits melakukan

    observasi pelaksanaan tindakan untuk mengetahui seberapa

    jauh efek kemajuan tindakan pembelajaran dengan metode

    qiraati. Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan

    tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

    dibuat.

  • 36

    b) Mengamati kelancaran membaca, makhorijul huruf dan

    kebenaran tajwidnya. Hasil analisis data pada tahapan ini

    kemudian digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus

    berikutnya. Selain itu juga, diperhatikan berbagai kendala yang

    muncul pada saat pelaksanaan tindakan.

    4) Refleksi

    a) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan

    sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran metode qiraati

    pada siklus II, termasuk kemungkinan mengubah cara

    pembelajaran dibuat kelompok.

    b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada

    pelaksanaan kegiatan penelitian siklus II .

    c. Siklus II

    Setelah evaluasi pada siklus I dilakukan, maka tahap

    selanjutnya adalah melakukan kegiatan tindakan pada siklus II

    dengan langkah-langkah sebagai berikut

    1) Perencanaan

    a) Identifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan

    masalah yang dihadapi oleh siswa.

    b) Pengembangan skenario pembelajaran berikutnya dengan

    metode qiraati sebagai upaya peningkatan kelancaran

    membaca al-Quran hadits.

    2) Tindakan

    a) Pelaksanaan tindakan II sebagai penyempurnaan

    pembelajaran dengan metode qiraati berdasarkan hasil

    refleksi siklus I.

    3) Pengamatan

    a) Observasi pelaksanaan tindakan ini untuk mengetahui

    seberapa jauh kemajuan tindakan II dengan metode qiraati.

    Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

    tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

    dibuat. Faktor-faktor yang diamati adalah kelancaran siswa

    dalam membaca Quran hadits.

  • 37

    4) Refleksi

    a) Yang diteliti adalah hasil dari tahapan observasi yang

    meliputi kelancaran membaca siswa selama proses

    pembelajaran Quran hadits, cara guru mengajar, serta

    kendala-kendala yang ditemui selama kegiatan pembelajaran.

    Semua itu dikumpulkan untuk selanjutnya dikaji dan dibahas

    bersama dengan guru Quran hadits, hal apa saja yang perlu

    diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada

    tindakan berikutnya. Jika permasalahan dirasa cukup maka

    tindakan dihentikan.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam hal ini, penelitian menggunakan beberapa metode untuk

    menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh

    peneliti untuk mendapatkan informasi tersebut antara lain sebagai

    berikut

    a. Metode observasi

    Observasi (pengamatan) adalah alat pengumpulan data yang

    dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik

    gejala-gejala yang diselidiki.4 Observasi merupakan pengamatan

    dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada

    obyek penelitian.5

    Pengamatan dilakukan pada tiap siklus untuk membuat

    kesimpulan pelaksanaan pembelajaran yang akan direfleksikan

    pada siklus berikutnya.

    b. Metode Dokumentasi

    Dokumentasi adalah sekumpulan data yang berupa tulisan,

    dokumen, sertifikasi, buku, majalah, peraturan-peraturan, struktur

    organisasi, jumlah guru, jumlah siswa, kurikulum dan sebagainya.6

    4 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi,Metodologi Penelitian,(Jakarta:PT Bumi Aksara,2005),Cet.7, hlm. 70.

    5 S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.(Jakarta:Rineka Cita,2000),hlm.158.6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Teori dan Praktek,(Jakarta:Rineka

    Cipta, 1999), hlm.230.

  • 38

    Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

    jumlah siswa, guru, dan yang lainnya yang menjadi sampel dalam

    penelitian tindakan kelas ini.

    c. Metode Tes

    Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang digunakan

    untuk mengukur ketrampilan atau bakat pengetahuan intelegensi

    kemampuan individu atau kelompok.7

    Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan

    untuk menilai hasil belajar siswa pada pembelajaran Quran hadist

    setelah diterapkan metode qiraati.

    d. Metode Driil (Latihan)

    Metode driil yaitu metode dalam pendidikan dan pengajaran

    dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang

    sudah diberikan. Metode ini merupakan metode ulang pelajaran

    yang telah diberikan dan juga melatih anak berfikir secara cepat

    serta memperkuat daya tangkap anak terhadap pelajaran .

    4. Metode Pengolahan Data

    a. Analisis Kualitatif

    Analisis ini digunakan untuk menganalisis upaya peningkatan

    hasil belajar Quran hadis kelas I MI Yaumi Ringinharjo melalui

    metode Qiraati dari hasil observasi lapangan, wawancara dan

    dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian.

    b. Analisis kuantitatif

    Analisis ini dipergunakan untuk menganalisis jumlah Siswa

    yang mengalami peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran

    Qur'an hadis yang diperoleh dari tindakan siklus I, dan II.

    Data tersebut dapat diolah dengan materi prosentasi

    7. Ibid, hlm.127

  • 39

    Fdengan menggunakan rumus : P = N x 100 % 8

    P : Prosentase jawaban

    F : Frekuensi jawaban

    N : Jumlah Responden

    Dengan menggunakan rumus tersebut dapat diketahui

    prosentase peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran Quran

    hadis dengan metode qiraati.

    5. Indikator Keberhasilan

    a. Indikator pelafalan surat al-Ikhlas

    INDIKATORSKOR

    5 4 3 2 1

    Kefasihan

    Tartil

    Tajwidnya

    Pelafalan ayat

    Kelancaran

    Indikator dari penelitian ini adalah apabila terjadi

    peningkatan kelancaran membaca siswa sekurang-kurangnya 65 %

    dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama

    dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 70 seluruh

    siswa dalam kelas.

    b. Indikator Hasil belajar

    Indikator keberhasilan hasil belajar dari penelitian ini

    didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah

    ditetapkan untuk mata pelajaran Quran hadis kelas I MI Yaumi

    Ringinharjo, yaitu apabila pererta didik memiliki rata-rata 70,

    sedangkan prosentase yang telah mencapai 80 % dari seluruh siswa

    dalam kelas.

    8 . Ana Sujana, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2006 ),hlm. 46.

  • 40

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Situasi dan kondisi Tempat

    Madrasah Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo Gubug terletak di desa

    Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tepatnya terletak di

    sebelah utara 10 Km dari jalan raya kota Gubug dengan batas-batas sebagai

    berikut.

    1. Sebelah selatan desa Tlogomulyo kecamatn Gubug.

    2. Sebalah barat desa Trimulyo kecamatan Guntur kabupaten Demak.

    3. Sebelah utara desa Solowire kecamatan bonagung kebupatan Demak.

    4. Sebelah timur desa Sarimulyo kecamatan Dempet kabupaten Demak.

    Dengan lokasi yang demikian, menjadikan MI Yaumi Ringinharjo

    kecamatan Gubug kurang strategis karena jauh dari jalan raya sehingga

    kurang memadai dan lambat untuk berkembang.

    1. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

    a. Keadaan guru

    Guru adalah ujung tombak sebuah lembaga pendidikan, karena di

    tangan guru keberhasilan proses pembelajaran, baik yang berkaitan

    dengan kualitas guru maupun kuantitas guru. Kualitas guru meliputi

    kemampuan guru, kompetensi guru sehingga dengan demikian guru

    merupakan unsur yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh

    karena itu kuantitas dan kualitas tenaga pendidikan selalu diupayakan

    oleh setiap lembaga yang mengelola pendidikan yang tujuan akhirnya

    meningkatkan kualitas anak didik dan lembaga pendidikan tersebut

    melalui out put yang membanggakan. Madrasah Ibtidaiyah Yaumi

    Ringinharjo kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan memiliki tenaga

    edukatif 10 orang termasuk kepala Madrasah. Guru-guru Madrasah

    Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo terbagi mejadi dua kelompok yaitu guru

    tetap dan guru tidak tetap. Adapun guru tetap berjumlah 6 orang.

    Sedang guru tidak tetep berjumlah 4 orang. Jadi jumlah guru Madrasah

    Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug kabupaten Grobogan

    sebanyak 10 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel

    berikut.

  • 41

    TABEL I

    DAFTAR GURU MADRASAH IBTIDAIYAH YAUMI

    RINGINHARJO GUBUG GROBOGAN.1

    NO NAMA GURU JABATAN

    1 Sulaiman, S.Pd.I Kepala Madrasah

    2 Lilik Al Imroh Guru Kelas

    3 Musriah Guru Kelas

    4 Luluk Hayati, S.Pd. Guru Kelas

    5 Muniah Guru Kelas

    6 M.Sutrimulyo, A.Ma Guru Kelas

    7 Muslikhin, S.Pd.I Guru Kelas

    8 Nur Aini, S.Pd.I Guru PAI

    9 Kistanti, S.Pd Guru Matematika

    10 Budi Suryaningsih, S.Pd Guru PKN

    b. Keadaan Karyawan

    Untuk membantu kelancaran unsur administrasi, baik yang

    berhubungan dangan guru maupun dengan siswa. Madrasah Ibtidaiyah

    Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug mempunyai tenaga administrasi

    hanya satu orang dengan tabel sebagai berikut.

    TABEL II

    DAFTAR KARYAWAN MADRASAH IBTIDAIYAH YAUMI

    RINGINHARJO GUBUG 2

    NO NAMA GURU JABATAN

    1 Abdul Fatah, S.E Tata usaha

    c. Keadaan Siswa

    Siswa merupan subjek dalam pendidikan yang selalu

    membutuhkan arahan, bimbingan dan arahan dari guru. Madrasah

    1. Dokumentasi MI Yaumi Ringinharjo kec. Gubug. Disalin pada tanggal 5 Januari 20112 .Dokumen tasi MI Yaumi Ringinharjo kec. Gubug, disalin tanggal 5 Januari 2011.

  • 42

    Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug berdiri sejak tahun

    2003 sampai dengan saat ini mempunyai siswa sebanyak 123 siswa

    yang terdiri darai 6 rombongan belajar. Kondisi siswa Madrasah

    Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug adalah sebagai

    berikut.

    TABEL III

    DAFTAR JUMLAH SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH

    YAUMI RINGINHARJO GUBUG 3

    NO KELAS L P JUMLAH

    1 I 12 8 20

    2 II 11 11 22

    3 III 11 11 22

    4 IV 11 11 22

    5 V 15 8 23

    6 VI 8 6 14

    TOTAL 68 55 123

    2. Sarana Prasarana

    Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan di Madrasah

    Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug , diperlukan sarana dan

    pra