jenis epidemiolgi penelitian

Upload: yoga-malanda

Post on 17-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jenis epidemiologi penelitian

TRANSCRIPT

DeskriptifBertujuan mendeskripsikan distribusi, pola, kecenderungan, perjalanan dan dampak penyakit menurut karakteristik populasi, letak geografis, dan waktu. peneliti melakukan ekplorasi deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat, baik faktor resiko maupun efek tanpa menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi.Penelitian deskriptif mempelajari penyebaran penyakit menurut orang (person), tampat (place) dan waktu (time).Variabel orang : umur, JK, etnis, tingkat pendidikan, status marital, variabel lain yg berkaitan dengan tujuan penelitian spt pemakaian alkohol, rokok dll.Variabel tempat : geografis yg berbeda akan berbeda pula pola penyakitnya, misal pola penyakit daerah perkotaan dan pedesaan.Variabel waktu : krn survei yg dilakukan pd waktu dan musim yg berbeda dpt menghasilkn pola penyakit yg berbeda.Karakteristik umum yang digunakan untuk mendeskripsikan penyebaran penyakit adalah faktor sosio-demografis seperti umur, gender, ras, status perkawinan, pekerjaan; gaya hidup seperti jenis makanan, pemakaian obat, perilaku seksual, tempat tinggal dan waktu.Disebut juga studi prevalensi atau sampling survey dan merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian lebih lanjut yaitu studi analitik/eksperimental karena dari penelitian deskriptif akan dihasilkan hipotesis.Ciri-ciri penelitian deskriptif :Merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan mendeskripsikan variabel utama subyek studi misal umur, Jenis Kelamin, pendidikan, pekerjaan, status marital, sosbud dllDeskriptif tidak dibutuhkan kelompok kontrolTerdapatnya hubungan sebab akibathanya merupakan perkiraanyang didasarkan tabel silang yang disajikanHasil hanya disajikan tanpa analisis mendalamMerupakan penelitian pendahuluanPengumpulan data dilakukan satu saat, subyek selama penelitian hanya diamaati 1 kaliPengumpulan data dilakukan dengan pendekatan crossectional berupa sampling surveyDilaksanakan pada wilayah terbatas seperti desa atau kecamatan atau meliputi wilayah yang besar seperti negaraKeuntungan penelitian deskriptif :Relatif mudah dilaksanakanTidak membutuhkan kelompok kontrol/pembandingDiperoleh banyak informasi pentingDalam penelitian deskriptif dapat ditentukan apakah temuan yang diperoleh membutuhkan penelitian lanjutan/tidakKerugian penelitian deskriptif :Pengamatan pada subyek hanya 1 kali diibaratkan potret hingga tidak dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktuTidak dapat menentukan hubungan sebab akibatProtokol penelitian deskriptif :Merumuskan pertanyaan penelitianTujuan dan definisi operasionalPopulasi studi dan subyek studiCara pengambilan sampel dan besar sampelTentukan variabel yg ditelitiPengumpulan dataPengolahan dataPenyajian dataAnalisis data, penarikan kesimpulan dan penulisan laporanDua manfaat : pertama memberikan masukan untuk perencanaan dan alokasi sumber daya kesehatan tentang penyebaran dan kecenderungan penyakit di suatu wilayah tertentu, kedua memberikan petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bhw suatu paparan adl faktor risiko penyakitDua kategori epidemiologi deskriptif berdasar unit pengamatan dan atau unit analisis :populasistudi ekologisTime seriesindividulaporan kasus (case report)Case seriesAnalitikbertujuan:menjelaskan (eksplanatori) faktor-faktor risiko dan kausa penyakitmeramalkan (prediction) terjadinya penyakitmemberikan saran strategi pengendalian penyakitPeneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan masyarakat itu terjadi.Menganalisis dinamika korelasi antar fenomena baik antar faktor resiko dg efek, faktor resiko dg faktor resiko ataupun efek dg efekDimensi desain study :Dibedakan menjadi : Studi obsevasional dan eksperimentalTiming pengumpulan data (sewaktu/concurent, historis, atau campuran)Desain pencuplikan (random atau non-random, dengan restriksi atau tanpa retriksi)Studi observasionalMenggunakan pendekatan alamiah-mengamati perjalanan alamiah peristiwa, membuat catatan siapa terpapar & tidak terpapar, dan siapa yang mengalami & tidak mengalami penyakit yang ditelitiPeneliti hanya melakukan pengamatan terhadap subyek penelitian, tidak menentukan siapa diberi atau siapa tidak diberi perlakukan/intervensi.Membandingkan 2 kelompok yaitu terpapar & tidak terpapar, lalu mengukur status penyakit kedua kelompok tsb. Selain itu juga membandingkan kelompok berpenyakit & tidak berpenyakit lalu mengukur status paparan kedua kelompok tsbMengandalkan pengamatan murni dr lingk yg sebagian besar tak terkontrol shg ada kemungkinan faktor2 tak teramati ikut campur mempengaruhi hub faktor yg diteliti dgn penyakitStudi observasional mempunyai 3 macam arah study penelitian yaitu :Cross sectionalPenelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan dengan model pendekatan point time. Variabel yang termasuk faktor risiko dan efek diobservasi sekaligus pada saat yang samaMempelajari dinamika korelasi faktor resiko dan efek dengan model pendekatan sekaligus pada saat itu (point time).Kebaikan penelitian cross sectional yaitu1) Mudah dan murah dilakukan tidak membutuhkan follow up.2) Desain yg efisien utk mendeskripsikan penyakit dihub dgn distribusi sejumlah karakteristik populasi spt umur, seks, ras maupun status sosial ekonomi3) Sbg studi analitik studi potong lintang bermanfaat utk menformulasikan hipotesis hub kausal yg akan diuji dlm studi analitik lainnya spt kohor&kasus kontrolKekurangan penelitian cross sectional :1) Subyek penelitian besar2) Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit3) Kesimpulan korelasi lemah4) Penggunaan data prevalensi menyesatkan hasil studi potong lintang sebab mencerminkan tdk hanya aspek etiologi penyakit ttp juga aspek survivalitasContoh :Selama periode tertentu misal 6 bln, diperiksa semua bayi yang berumur di bawah 1 thn. Misalnya dari 1000 bayi, 100 diantaranya menberikan gejala asma (dgn kriterian yg telah ditetapkan). Dari 100 bayi tsb ternyata 80 mendapatkan formula dini dan 20 lainnya mendapatkan ASI. Pada 900 bayi yg tdk menunjukkan asma 300 bayi telah diberikan formula dini dan 600 lainnya tdk. Hitung rasio prevalen yg menyatakan hub pemberian susu formula dgn terjadinya manifestasi asma dinJawab :Asma DiniTidak AsmaJumlah

Formula diniASIACBDA + BC + D

TotalA + CB + DA + B + C + D

Ratio prevalens /POR= prevalens asma dini pd bayi yg diberi formula dini : Prevalens asma dini pd bayi tanpa formula dini= A/A+B : C/C+DAsma DiniTidak AsmaJumlah

Formula diniASI8020300600380620

Total1009001000

Ratio prevalens /POR= prevalens asma dini pd bayi yg diberi formula diniPrevalens asma dini pd bayi tanpa formula dini= A/A+B : C/C+D= 80/380 : 20/620 = 6,53Bayi yg diberi formula dini mempunyai risiko untuk terjadinya asma dini 6,3 kali daripada mereka yang tidak diberi formula dini.

Case controlRancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit (outcome) dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparanya.Pendekatan periode time dengan melihat perkembangannya pada periode tertentu baik ke belakang (retrospektif) maupun ke depan (prospektif)Kebaikan :1) sesuai untuk penelitian peny yang langka2) jangka waktu penelitin relatip singkat3) menghemat tenaga4) biaya penelitian reltif murah5) sekaligus dapat menilai beberapa faktor risiko6) menunjukkan risiko relatif yang memadai7) menghindarkan faktor perubahan terapi8) dapat menghindarkan kesukaran tindak lanjut9) menghindarkan kesukaran akibat kebiasaan pasien berganti dokterKelemahan :1) Kasus tidak mewakili semua kasus yang terdapat dalam populasi sasaran2) Bias potensial yang berasal dari pemilihan kasus dan kontrol3) Kelompok kontrol tdk dapat dibandingkan dengan kasus4) Sukar menunjukkan urutan faktor risko dengan hasil jadi5) Terbatas hanya pada satu hasil jadi6) Tidak dapat menunjukkan insiden atau prevalenPemilihan kasus dan kontrol :1) Kasusa) Langkah pertama tentukan populasi sumber kasus secara baikb) Sumber kasus : surveilens, cm, rs/klinik dllc) Kasus insidens atau prevalensd) Kriteria diagnosis harus jelase) Populasi sumber kasus : Dari rumah sakit (hospital based) dan Dari masyarakat (population base)2) Kontrola) Tidak menderita peny yg sedang ditelitib) Idealnya secara random dari populasi kasusc) Melalui diagnosis yang sama dg kasusd) Sumber kontrol :dari rs / lembagaDari komunitas/masyarakatSaudara atau teman kerjaContoh :Pada perhitungan untuk menentukan jumlah sampel studi kasus konterol ektopik. Pada perhitungan untuk menentukan jumlah sampel digunakan : 0,05 (dua arah) : 0.20, diperkirakan wanita dengan kehamilan normal (kontrol) yang masih memakai IUD pada saat konsepsi terjadi sebanyak 2 % (p0 : 0,02) dan nilai odds ratio diperkirakan 3.P1= p0=0.02x=0.05769===0.03885= 1 -= 1 -0.03885= 0.96115= 412Analisis DataKasusKontrolJumlah

TerpaparABA + B

Tak terpaparCDC + D

TotalA + CB + DA+B+C+D

Tanpa MachingOR = =proporsi kelompok kasus yg terkena pajananProporsi kelompok kontrol yg terkena pajanan== A x D / B x Cdimanaodds kasus terpapar =kasus terpapar/semua kasuskasus tak terpapar/semua kasus= a/a+b : b/a+b= a/bodds kontrol terpapar =kontrol terpapar / semua kasuskontrol tak terpapar/ semua kasus= c/ c+d : d/c+d= c/ddg machingKASUSKONTROL

TERPAPARTAK TERPAPAR

TERPAPARABAB

TAK TERPAPARCDCD

TOTALACBDABCD

A dan D = dimachingB dan C = tidakOR = B/CCohortPendekatan period time tetapi bukan efek yg dipegang dulu, tetapi kausa (faktor resiko) diidentifikasi, kemudian diikuti secara prospektif ada tidaknya efek sampai periode waktu tertentu.Rancangan penelitian epidemiologik yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek, dengan pendekatan longitudinal ke depan (prospektif).Keunggulan1) Terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor risiko dengan efek2) Terbaik dalam menentukan insiden dan perjalanan penyakit3) Pilihan terbaik untuk kasus yg fatalKekurangan1) Memerlukan waktu yg lama2) Sarana dan biaya mahal3) Rumit4) Terancam Drop OutCONTOH :Penelitian hubungan antara kebiasaan merokok dg timbulnya bronkitis.Cross sectional

BRONKITIS( + )

BRONKITIS( )

BRONKITIS( + )

BRONKITIS( )

Case Control

KASUSKONTROLJUML

FR/KM+ABA + B

-CDC + D

JUMLA + CB + DA+B+C+D

ODDS RATIOA/C = AD OR > 1 = Mempertinggi RiskOR = 1 = Tdk Terdapat AsosiasiB/D = BC OR < 1 = Mengurangi RiskCohort

BR (+)BR ( -)JUML

KM+ABA + B

-CDC + D

JUMLA + CB + DA+B+C+D

Prevalensi peny pada klp terpajanResiko relatif =Prevalensi peny pd klp tdk terpajanStudi eksperimentalMemberi kesempatan kpd peneliti utk menunjuk individu atau klp individu ke dlm eksperimental atau klp kontrol, idealnya dgn randomisasiMembandingkan klp perlakuan dgn klp mendapat perlakuan kosong (plasebo) atau disebut klp kontrolArah studi mrp dimensi penting dlm desain studi, krn berkaitan dgn kebutuhan sekuensi temporal dlm inferensi kausal yaitu paparan (anteseden) hrs mendahului penyakit konsekuen). Sejauh mana desain studi merespon premis tsb.

3 JENIS PENELITIAN EPIDEMIOLOGIPenelitian CrosectionalAdalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajarihubungan penyakitdan paparan (faktor penelitian)dengan cara mengamati status paparan dan penyakit dalam waktu serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau tahun yg sama.Ciri-ciri Crosectional :1.Mendeskripsikan penelitian2.Penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding3.Hubungan sebab akibat hanya merupakan sebab-akibat4.Penelitian ini menghasilkan hipotesis5.Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitisKelebihan Crosectional :1.Dapat dilakukan dengan hanya sekali pengamatan2.Lebih murah di banding dengan penelitian lainnya3.Berguna untuk informasi perencanaan4.Untuk mengamati kemungkinan hubungan berbagai variabel yg ada.Kekurangan Crosectional :1. Tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yg terjadi dengan berjalannya waktu.2. Informasi yg diperoleh tidak mendalam sehingga sering kali masalah kesehatan yg dicari tdk diperoleh

Langkah-langkah Crosectional :1.Seperti halnya pada berbagai penelitian lain, penelitian crosectional harus mempunyai tujuan yang jelas, dana, dan fasilitas yang tersedia serta bagaimana hasil penelitian akan mempunyai daya guna.2.Kemudian ditentukan penduduk yg memungkinkan untuk diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.3.Selanjutnya ditentukan pula jenis data yg akan dikumpulkan, termasuk penentuan variabel sebagai faktor resiko, maupun faktor lainnya.Tabel Analisis Crosectional

Penelitian Case ControlCase control adalah rancangan studi epidemiologi yg mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kontrol status paparannya.Ciri2 penelitian case control1.Penelitian yg bersifat observasional2.Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita3.Terdapat kelompok kontrol4.Kelompok kontrol harus memiliki risiko terpajan oleh faktor risiko yg sm dengan kelompok kasus.5.Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara kelompok kasus dan kontrol.6.Tidak mengukur insidensiKelebihan Case Control :1.Sangat sesuai dengan penelitian penyakit yg jarang terjadi atau penyakit yg kronik2.Relatif cepat dan tdk mahal3.Relatif efisien, memerlukan waktu yg kecil4.Sedikit masalah pengurangan periode investigasi.Kelemahan Case Control1.Tidak dapat incidence Rate2.Sangat sulit memperoleh informasi biar periode terlalu lama.3.Alur metodologi inferensi kausal yang bertentangan dengan logika normal.4.Rawan terhadap bias5.Tidak cocok untuk paparan langka6.Tidak dapat menghitung laju insidensi7.Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan8.Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisahLangkah-langkahnya :1.Kriteria Pemilihan Kasus :oKriteria Diagnosis dan kriteria inklusi harus dibuat dengan jelas.oPopulasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit atau populasi/masyarakat .2.Kriteria Pemilihan Kontrol :oMempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan kelompok kasusoTidak menderita penyakit yang ditelitioBersedia ikut dalam penelitian

Tabel Analisis Case Control :Perhitungan ODD Ratio : case controlab

cd

exposure+ a+bexposure- c+d a+c b+d

Penelitian KohortAdalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan status penyakit.Ciri-ciri Penelitian Kohort :1.Bersifat observasional2.Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat3.Disebut sebagai studi insidens4.Terdapat kelompok kontrol5.Terdapat hipotesis spesifik6.Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif7.Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunderKelebihan Penelitian Kohort :1.Kesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausal2.Dapat menghitung laju insidensi3.Untuk meneliti paparan langka4.Dapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan

Kekurangan Penelitian Kohort :1.Lebih mahal dan butuh waktu lama2.Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handal3.Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langka4.Risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi, partisipasi rendah atau meninggal

Langkah-langkahnya :1.Merumuskan pertanyaan penelitian.2.Penetapan populasi kohort.3.Penetapan Besarnya sampel.4.Pencarian sumber keterpaparan.5.Pengidentifikasian subyek.6.Memilih kelompok control.7.Pengamatan hasil luaran.8.Perhitungan hasil penelitian.Tabel Analisis Kohort :Perhitungan Relative Risk Outcome+ outcome-ab

cd

Exposure+

Exposure- a+c b+d