jenis

10
JENIS-JENIS MASALAH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH A. Pengertian dan Ciri-Ciri Masalah Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Masalah yang menimpa sesorang bila dibiarkan berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat menggganggu kehidupan, baik dirinya sendiri maupun orang lain. Cirri-ciri masalah adalah sebagai berikut : 1. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan kenyataannya (das sein). 2. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat. 3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. 4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu sendiri maupun oleh lingkungan. 5. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru. 6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic Question) yang perlu dijawab. 7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok. B. Jenis-Jenis Masalah

Upload: arhinza-vicha-cperi-kecil

Post on 10-Dec-2014

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JENIS

JENIS-JENIS MASALAH SISWA

DI SEKOLAH MENENGAH

A. Pengertian dan Ciri-Ciri Masalah

Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus diselesaikan atau

dipecahkan. Masalah yang menimpa sesorang bila dibiarkan berkembang dan

tidak segera dipecahkan dapat menggganggu kehidupan, baik dirinya sendiri

maupun orang lain.

Cirri-ciri masalah adalah sebagai berikut :

1. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan

kenyataannya (das sein).

2. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat.

3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-

beda.

4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu

sendiri maupun oleh lingkungan.

5. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru.

6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic Question) yang

perlu dijawab.

7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.

B. Jenis-Jenis Masalah

Siswa sekolah menengah berada dalam fase masa remaja. Pada fase ini

individu mengalami perubahan yang besar, yang dimulai sejak datangnya fase

masa puber. Hurlock (1980:192) menuliskan berbagai perubahan sikap dan

perilaku sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada masa puber. Sikap

dan perilaku yang dimaksudkan adalah :

1. Ingin menyendiri

Perubahan pada masa puber, anak-anak biasanya mulai menarik diri dari

teman-teman dan dari berbagai kegiatan belajar, sering bertengkar dengan

sesama teman bermain.

Page 2: JENIS

2. Bosan

Dengan datangnya masa puber, anak-anak mulai bosan terhadap segala

sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau hobi yang dilakukan

pada masa sebelumnya.biasanya terjadi penurunan prestasi belajar.

3. Inkoordinasi

Anak akan mengalami ketidak seimbangan gerakan.

4. Antagonism social

Anak puber sering tidak mau kerja sama, sering membantah dan

menantang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan.

5. Emosi yang meninggi

Kemurungan,khawatir, gelisah, sedih, cepat tersinggung dan ledakan

marah yang berlebihan hanya dikarenakan hal-hal yang sepele.

6. Hilangnya kepercayaan diri

Sebgai akibat terjadinya perubahan fisik pada diri anak pada masa puber

ini mengakibatkan anak merasa rendah diri, lebih-lebih bagi anak yang

sering mendapat kritik yang bertubi-tubi tentang dirinya.

Sikap dan perilaku anak yang berbeda dalam masa puber tersebut sering

mengganggu tugas-tugas perkembangan anak pada fase berikutnya yaitu fase

remaja, dan sebagai akibtnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani

kehidupan pada fase remaja. Beberapa masalah yang dialami oleh remaja

antara lain :

a. Masalah Emosi

Akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, emosi remaja seringkali sangat kuat,

tidak terkendali, dan kadang tampak irasional. Hal ini dapat dilihat dari gejala

yang tampak pada mereka, misalnya mudah marah, mudah dirangsang,

emosinya meledak-ledak dan tidak mampu mengendalikan perasaannya.

Keadaan ini sering menimbulkan berbagai permasalahan remaja.

Sekolah sebagai lembaga formal yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk

membantu subjek didik menuju kearah kedewasaan yang optimal harus

mempunyai langkah-langkah konkrit untuk mencegah dan mengatasi masalah

Page 3: JENIS

emosional ini. Dalam layanan bimbingan dan konseling kelompok anak dapat

berlatih menjadi pendengar yang baik, bagaimana cara mengemukakan

masalah, bagaimana cara mengendalikan diri baik dalam menggapai masalah

sesama anggota maupun masalahnya sendiri.Melalui wahan kelompok, siswa

dapat berlatih mengendalikan diri.

b. Masalah Penyesuaian Diri

Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat

banyak penyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih banyak di luar rumah

bersama-sama temannya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti kalau

pengaruh teman sebaya dalam segala pola perilaku , sikap, minat, dan gaya

hidupnya lebih besar daripada pengaruh dari keluarga. Perilaku remaja sangat

tergantung dari pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila

mereka salah dalam bergaul, dalam keadaan demikian remaja cenderung akan

mengikuti pergaulan yang salah tersebut tanpa mempedulikan berbagai akibat

yang akan menimpa dirinya karena kebutuhan akan penerimaan dalam

kelompok sebaya dianggap paling penting.

Untuk itulah sekolah harus ikut membantu tugas-tugas perkembangan remaja

tersebut agar mereka tidak mengalami keasalahan dalam penyesuaian dirinya.

Melalui penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas pembinaan bakat dan

minat baik lewat kegiatan kurikuler maupun kokurikuler di sekolah.

c. Masalah Perilaku Seksual

Pada masa puber (masa remaja), remaja sudah mulai tertarik pada lawan

jenis, mulai bersifat romantic, yang diikuti oleh keinginan yang kuat untuk

memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai akibatnya,

remaja mempunya minat yang tinggi pada seks. Seharusnya mereka mencari

atau memperoleh informasi tentang seluk-beluk seks dari orang tua, tetapi

kenyataannya mereka lebih banyak mencari informasi dari sumber-sumber

yang kadang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai akibat dari

informasi yang tidak tepat tersebut dapat menimbulkan perilaku seks remaja

Page 4: JENIS

yang apabila ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidak layak untuk

dilakukan, misalnya berciuman, bercumbu, masturbasi, dan bersenggama.

Untuk menanggulangi dan mangatasi masalah tersebut, sekolah hendaknya

melakukan tindakan nyata, misalnya pendidikan seks.

d. Masalah Perilaku Sosial

Adanya diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama,

atau social ekonomi yang berbeda  dapat melahirkan geng-geng atau

kelompok remaja yang pembentukannya berdasarkan atas kesamaan latar

belakang agama, suku, dan social ekonomi, hal ini dapat memicu terjadinya

permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk mencegah dan mengatasi

masalah tersebut , sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan

kelompok  dengan tidak memperhatikan latar belakang suku, agama, ras dan

social ekonomi.Sekolah harus memperlakukan siswa secara sama.

e. Masalah Moral

Masalah moral yang terjadi pada remaja ditandai oleh ketidakmampuan

remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini

disebabkan oleh ketidakkonsistenan dalam konsep benar dan salah yang

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, sekolah sebaiknya

menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan, meningkatkan pendidikan

budi pekerti.

f. Masalah Keluarga

Hurlock (1980,233) mengemukakan sebab-sebab umum pertentangan

keluarga selama masa remaja adalah : standar perilaku, metode disiplin,

hubungn dengan saudara kandung, sikap yang sangat kritis pada remaja, dan

masalah palang pintu. Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua

yang kuno dan modern berbeda. Keadaan inilah yang sering menjadi sumber

perselisihan di antara mereka.Yang dimaksud dengan masalah palang pintu

Page 5: JENIS

adalah peraturan keluarga tentang penetapan waktu pulang dan mengenai

teman-teman remaja yang dapat berhubungan terutama teman-teman lawan

jenis. Untuk itu sekolah harus meningkatkan kerjasama dengan orang tua.

Prayitno (1994:42) mengelompokan masalah siswa di sekolah menengah

menjadi empat kelompok besar yaitu masalah yang berhubungan dengan

dimensi keindividuan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi

keberagaman.

Secara  umum  ada  beberapa  hal  yang  bisa  dilakukan untuk mencegah

dan menangani munculnya permasalahan remaja, antara lain :   

1. Memahami  dan  mendengarkan  keluhan  remaja  dengan  penuh 

perhatian, pengertian  dan kasih sayang.  

2. Memberikan penghargaan terhadap prestasi studi/prestasi sosial, seperti

olahraga, kesenian atau perbuatan-perbuatan baik yang ditunjukkan 

remaja baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat

3. Banyak berdiskusi tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sosial

maupun lingkungan  sekolahnya  serta  orientasi  masa  depan  yang  akan 

direncanakan remaja.

4. Realistis  dan  bersikap  objektif  terhadap  anak,  sehingga  idealnya 

orang  tua mengetahui kapasitas anak dan mendiskusikan target apa yang

ingin dicapai. 

5. Mulai  menyertakan  remaja  dalam  pengambilan  keputusan  keluarga. 

Hal  ini mendidik  anak  untuk  ikut  bertanggung  jawab  dan melatih

mereka  dalam  proses problem solving dan decision making. 

6. Mendukung ide-ide remaja yang positif. 

7. Mengawasi  kegiatan  dan  lingkungan  sosial  remaja  secara 

proporsional,  tidak terlalu ketat atapun terlalu longgar.

8. Jika  ada  indikasi  ketidakberesan  yang  serius,  baik  dalam  segi  fisik 

ataupun psikologis yang cukup mencolok segera konsultasikan dengan 

tenaga ahli seperti dokter atau psikolog.

Page 6: JENIS

Jenis masalah yang (mungkin) diderita oleh individu amat bervariasi. Roos

L.Mooney (dalam Prayitno,1994:238) mengidentifikasikan 330 masalah yang

digolongkan ke dalam 11 masalah yaitu sebagai berikut;

No Kelompok masalah simbol Frekuensi Peringkat

dalam %

1 Perkembangan jasmani dan

kesehatan

PJK 91,4 8

2 Keuangan, keadaan lingkungan

dan pekerjaan

KLP 97,5 2

3 Kegiatan sosial dan rekreasi KSR 95,6 3,5

4 Hubungan muda-muda, pacaran

dan perkawinan

HPP 88,6 9

5 Hubungan sosial kejiwaan HSK 94,6 6

6 Keadaan pribadi kejiwaan KPK 95,6 3,5

7 Moral dan agama MDK 94,1 5

8 Keadaan rumah tangga KRK 97,9 5

9 Masa depan pendidikan dan

pekerjaan

MPP 98,0 1

10 Penyesuain terhadap tugas-tugas

sekolah

PTS 94,1 7

11 Kurikulum sekolah dan prosedur

pengajaran

KPP 86,7 11