jembatan pemerintah untuk mengayomi si kurang bejo

20
JEMBATAN PEMERINTAH UNTUK MENGAYOMI SI KURANG BEJO Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester 2 Disusun: Nama: 1. Andri Dwi Wicaksono 2. Isa Ansori 3. M. Nur Ikhsan 4. Risa Setyawati 5. Syifaun Yasyfini Rokhmath 6. Yuliana Kelas: XI IPS 1 SMA N1 PAMOTAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 1

Upload: suhadirembang

Post on 11-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

JEMBATAN PEMERINTAH UNTUK MENGAYOMI SI KURANG BEJO

TRANSCRIPT

JEMBATAN PEMERINTAH UNTUK MENGAYOMI SI KURANG BEJODisusun untuk memenuhi tugas akhir semester 2

Disusun:Nama:1. Andri Dwi Wicaksono2. Isa Ansori3. M. Nur Ikhsan4. Risa Setyawati5. Syifaun Yasyfini Rokhmath6. YulianaKelas: XI IPS 1SMA N1 PAMOTANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada guru Sosiplogi kami yaitu Bapak Suhadi yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun tugas ini, serta rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu.Karya atau tugas tentang PEMAKAIAN KARTU SEHAT BAGI ORANG MISKIN ini kami susun untuk memenuhi tugas sosiologi pada akhir semester. Karya ini kami susun melalui berbagai rintangan, baik suka maupun duka, baik itu yang dating dari kami masing-masing maupun yang dating dari luar. Kendala saat proses penyusunan tugas ini adaah biayawaktu, serta berbagai hal yang tidak dapat kami sebutkan.Namun, Alhamdulillah dengan kesabaran dan antusias kami untuk menyelesaikan tugas dan terutama karena pertolongan dari Tuhan akhirnya tugas kami dapat terselesaikan.Semoga karya kami ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi diri sendiri, para pelajar dan semua yang membaca karya kami, dan mudah-mudahan dapat memberikan wawasan kepada pembaca.Kami menyadari bahwa karya kami ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya kami ini.Terimakasih

DAFTAR ISICover halaman 1Kata pengantar 2Daftar isi 3Pendahuluan 4Pembahasan.. 5-8Penutup. 9Data Informa.10Lampiran foto 11-14

PENDAHULUAN

Di dalam dunia ini memang ada yang namanya bejo. Bejo yang kami maksud bukan nama orang tapi bejo yang merupakan sebuah keberuntungan yang didapatkan seseorang. Jika ada si bejo pasti ada juga si kurang bejo. Keduanya saling mempunyai raga. Sebuah raga harus bisa berdiri agar rutinitas akan terlaksana. Lalu bagaimana jika raga itu sakit? Padahal si kurang bejo harus mencukupi segala kebutuhannya. Terkadang untuk memenuhi kebutuhannya saja si kurang bejo belum bejo apalagi kalau harus membayar biaya berobat karena sakitnya itu. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan alternative kepada masyarakat seperti bejo. Yakni berupa Kartu Sehat. Apa itu kartu sehat? Kartu sehat adalah sebuah kartu yang bisa digunakan oleh pemiliknya untuk berobat dan dengan kartu ini pemiliknya akan mendapatkan pembebasan biaya pengobatan. Nah, kali ini kami akan melakukan penelitian tentang PEMAKAIAN KARTU SEHAT OLEH ORAG MISKIN guna memenuhi tugas akhir pada semester ini. Data yang kami sajikan merupakan sebuah kumpulan fakta yang kualitatif dari berbagai sumber yang terpercaya. Penelitian mengenai kesehatan yang sangat penting bagi semua makhluk. Tak terkecuali bagi Desa Pamotan. Merupakan desa yang ramai penduduknya dilengkapi dengan aksesoris di dalamnya seperti Dusun, Rt, Rw, dan lain-lain yang merupakan bagian dari desa. Salah satu penghuni desa tersebut adalah saya Syifaun Yasyfini Rokhmath dan rekan-rekan saya Yoga Alfianto, Yuliana, Muhammad Nur Ikhsan, Risa Setyawati, Isa Ansori dan Andri Dwi Wicaksono. Kami adalah satuan dari Kelompok 3 yang bermarkas di Kelas XI IPS 1 SMA N 1 PAMOTAN. Bersama-sama langsung terjun untuk melakukan penelitian mengenai PEMAKAIAN KARTU SEHAT OLEH ORANG MISKIN. Kami melakukan penelitian saat pulang sekolah pada hari Rabu, 29 April 2015 di Desa Palan Rt 01 Rw 01 Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

PEMBAHASAN

Desa Pamotan merupakan salah satu desa yang diunggulkan oleh masyarakat yang menempatinya. Saat kami melakukan penelitian kami melewati gang yang ada gotnya.

Gambar suasana desa Palan dan got yang ada pada salah satu gang desa (gambar:kelompok 3)Got tersebut dikerubungi banyak lalat dan sangat beraroma tidak sedap. Got ini sering kali membuat warga yang melintas disekitarnya menjadi batuk-batuk dan harus menutup hidungnya. Sebab, jika melintasi gang tersebut seseorang akan batuk-batuk dan mencium aroma tidak sedap, jadi para warga memutuskan untuk gotong royong membersihkannya. Karena menurut mereka kesehatan mereka lebih penting dan sangat diutamakan. Got itu adalah salah satu sumber penyakit, kata salah satu warga.Ya, memang benar adanya bahwa kesehatan merupakan hal primer yang harus diutamakan. Gagasan ini tidak berlaku hanya pada orang kaya saja, namun orang miskin juga sangat membutuhkannya terutama untuk memenuhi kebutuhan keuarganya. Mereka harus sehat agar bisa menjalankan segala rutinitas. Lalu, bagaimana jika orang miskin sakit? Jika orang miskin sakit mereka akan berobat dan tentunya mereka akan berobat menggunakan kartu sehat dari pemerintah.Kami telah meneliti tiga orang miskin yang sakit dan berobat menggunakan fasilitas kartu sehat dari pemerintah. Yang pertama, kami awali dari seorang tua yang bernama Mbah Rasmi. Bertempat tinggal di Desa Pamotan Rt 01 Rw 01. Beliau 75 tahun. Tempat tinggalnya di pinggir sungai berdekatan dengan rumah anaknya yang sewaktu-waktu akan dibutuhkan saat beliau kesusahan. Mbah Rasmi ini adalah salah satu orang yang mempunyai kartu sehat sekaligus yang kami rasa cocok untuk menjadi subyek penelitian kami.

Gambar saat wawancara dengan Mbah Rasmi (Gambar: Kelompok 3)Beliau mendapatkan kartu sehat karena merupakan orang yang layak mendapatkan kartu sehat tersebut. Katanya kartu ini diantarkan ke rumahnya langsung oleh orang yang bertugas. Kartu ini digunakan Mbah Rasmi pada saat tubuhnya terasa sakit. Seringnya, kartu ini digunakan saat Mbah Rasmi ingin berobat di Puskesmas. Aku nek gak nganggo kartu iki ngko di akon mbayar 5.000 karo pegawaine, nduk, kata Mbah Rasmi saat kami wawancara. Jika Mbah Rasmi lupa tidak membawa kartu sehat ini, beliau akan dikenakan tarif Rp 5.000 oleh petugas sesuai prosedur yang berlaku. Mbah Rasmi ini sering batuk-batuk dan terkadang cucu kesayangannya tertular olehnya. Jika hanya sekedar batuk, Mbah Rasmi tidak pergi ke Puskesmas karena dia masih bisa menahan batuknya. Namun, jika batuk disertai keadaan tubuhnya yang dingin dia akan pergi ke Puskesmas untuk suntik. Di sinilah dia mulai menggunakan kartu sehat dari pemerintah. Di sana Mbah Rasmi ditanya apa keluhannya, bagian mana yang terasa sakit? Dan menurutnya ini sama seperti pelayanan yang dilakukan pegawai puskesmas dengan pasien yang lainnya. Setelah ditanya, Mbah Rasmi minta disuntik karena jika tidak disuntik Mbah Rasmi piker tidak akan mendatangkan pengaruh apapun. Selanjutnya, Mbah Rasmi diberi obat untuk dikonsumsi. Setelah minum obatnya, Mbah Rasmi merasa penyakitnya sedikit berkurang dan berangsur menjadi sembuh. Mbah Rasmi berharap pelayanan terhadap masyarakat miskin tidak boleh semena-mena memang harus adil. Agar masyarakat yang berobat bisa sehat seperti sedia kala.Yang kedua, kami mendatangi kediaman anak Mbah Li, begitu nama akrabnya. Keadaan baliau sangat memprihatinkan. Mbah Li hanya bisa tiduran dan terbujur.

Gambar wawancara dengan Mbah Li (Sumbar: Foto kelompok 3)Memang bukan karena penyakit namun memang merupakan faktor usia. Beliau adalah salah satu dari sekian orang yang menggunakan jasa kartu sehat juga. Saat kami wawancarai jawabannya agak sedikit meragukan karena mengingat usianya yang hampir mendekati 85 tahun. Kami juga maklum atas hal yang sedemikian itu. Tapi, kami terpaksa menggunakan data seadanya karena pada saat itu Mbah Li di rumah sendirian. Mbah Li ini dulunya adalah warga kampung Palan, namun karena harus tinggal bersama anaknya jadi ia harus transmigrasi ke kampong sebelah, yakni Kampung Tajen.Saat kami Tanya sudah pernah menggunakan kartu sehat miliknya atau belum, beliau mengatakan sudah. Beliau ingat saat kakinya terasa nyeri sampai jalannya harus pincang. Beliau berobat ke puskesmas pamotan bersama anaknya. Namun, ketika ditanya saat berobat membayar atau tidak, ia menjawab membayar. Berapa? Beliau tidak tau. Karena mungkin yang mengurusi administrasi adalah anaknya jadi Mbah Li kurang tahu-menahu akan hal tersebut. Mbah Li ini matanya sering berkunang-kunang dan tubuhnya lemas. Jika seperti itu biasanya anaknya membelikan obat di warung terdekat lalu di suruh berbaring istirahat di tempat tidur. Tetapi, jika badannya panas dan sangat lemas, Mbah Li akan pergi ke Puskesmas lagi untuk berobat. Ketika di sana, Mbah Li di periksa oleh dokternya. Setelah mengetahui keluhannya,kemudian dokter menyarankan agar Mbah Li lebih banyak mengkonsumsi makanan yang sifatnya mengandung vitamin A. Lalu jika di pagi hari di suruh berjemur dan melihat pemandangan atau warna daun yang hijau agar matanya menjadi lebih segar. Setelah itu, Mbah Li di suntik dan diberikan obat agar penyakitnya lekas sembuh tanpa membayar. Setelah mengkonsumsi dan menghabiskan obat dari Puskesmas dan menuruti nasihat dokter, Mbah Li kadang-kadang masih sering mengeluh pusing. Harapan Mbah Li adalah agar pemerintah tetap memikirkan kondisi kesehatan masyarakat seperti Mbah Li ini.Yang ketiga, adalah seorang perempuan tua yang bernama Mbah Asyiah. Mbah Asyiah ini juga mendapatkan kartu sehat dari pemerintah. Beliau sekarang berusia 75 tahun. Tinggal sendirian tanpa merepotkan anak cucunya sudah dilakoni Mbah Asyiah selama puluhan tahun sejak beliau menetap di desa palan dan ditinggal suaminya mengunjungi surga. Mbah Asyiah awalnya ini mengusulkan diri agar mendapat kartu sehat melaui ketua rt setempat. Dan Alhamdulillah Mbah Asyiah bisa mendapatkan kartu sehat yang sewaktu-waktu akan dia butuhkan saat sakit dan hendak berobat di puskesmas atau tempat pengobatan yang lain. Biasanya Mbah Asyiah ini kakinya sering terasa nyeri. Ia mengobatinya dengan menyeko dengan air hangat. Yakni dengan mencelupkan kain ke dalam air yang hangat, kemudian di kompreskan ke bagian kakinya yang nyeri tersebut. Terkadang mbah asyiah melakukan penanganan terhadap rasa nyeri ini dengan parem. Atau biasanya ia juga minum obat penghilang rasa nyeri dari toko. Pernah suatu saat mbah Asyiah badannya panas dan tubuhnya lemas. Ia pergi ke puskesmas membawa kartu sehat yang ia dapatkan. Sesampainya di sana, mbah Asyiah ditanya kenapa dan bagian mana yang terasa sakit, kemudian dokter menyuntik Mbah Asyiah dan memberikan obat kepadanya agar di konsumsi sampai habis atau sampai suhu badannya normal kembali. Juga diberikan vitmin untuk meningkatkan kembali keadaan tubuhnya yang lemas. Mbah asyiah lupa dengan jumlah kapsul atau obat yang diberikan tetapi jumlahnya berkisar antara 2-5 biji kalau tidak salah Mbah Asyiah mengingat. Setelah mengkonsumsi berbagai macam obat dari puskesmas, rasa nyerinya agak berkurang. Sebenarnya, masalah obat ini memang cocok-cocokan dengan orangnya dan tubuhnya. Kebetulan, obat dari puskesmas ini cocok dengan orang dan keadaan tubuh Mbah Asyiah. Jadi, obatnya memang manjur. Jadi, jika terasa nyeri lagi Mbah Ayiah akan pergi ke Puskesmas dan minta obat yang serupa seperti sebelumnya dan menggunakan kartu sehat dari pemerintah agar Mbah Asyiah dapat menghemat biaya. Paling hanya membayar untuk ongkos naik becak saja. Jadi, Mbah Asyiah berharap kepada pemerintah perihal kartu sehat yang bermanfaat bagi masyarakat seperti Mbah Asyiah ini agar senantiasa selalu memperhatikannya.

Gambar wawancara dengan Mbah Asyiah (Sumbar: Foto kelompok 3)

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, Orang miskin di Pamotan rata-rata mendapatkan kartu sehat dari pemerintah. Kedua, Penyakit yang kerap menular pada kalangan orang miskin adalah batuk-batuk. Ketiga, Orang miskin yang berobat di Puskesmas Pamotan mendapatkan pelayanan yang baik. Adapun pesan yang disampaikan masyarakat untuk pemerintah, yaitu: agar pemeritah senantiasa lebih memperhatikan dan mengontrol lebih lanjut perihal kinerja para pegawai kesehatan agar memberikan pelayanan yang seharusnya sehingga orang sakit di dunia ini semakin berkurang.

LAMPIRAN FOTO

Gambar wawancara dengan Mbah Asyiah (Sumbar: Foto kelompok 3)

Gambar wawancara dengan Mbah Li (Sumbar: Foto kelompok 3)

Gambar saat menuju kediaman mbah Rasmi (Sumber: Foto dari kelompok 3)

Gambar kediaman rumah Mbah Rasmi (Sumber: Foto kelompok 3)

Gambar saat menuju kediaman mbah Rasmi (Sumber: Foto dari kelompok 3)

Gambar saat wawancara dengan Mbah Rasmi (Sumber: Foto kelompok 3)

Gambar saat di kediaman mbah Rasmi (Sumber: Foto dari kelompok 3)

Gambar saat di kediaman mbah Rasmi (Sumber: Foto dari kelompok 3)

DAFTAR PERTANYAAN1. Apakah setiap warga miskin sudah mendapat kartu sehat dari pemerintah?2. Bagaimana cara orang miskin mendapatkan kartu sehat?3. Kapan orang miskin mulai menggunakan kartu sehat?4. Di mana orang miskin menggunakan kartu sehatnya?5. Bagaimana cara orang miskin menggunakan kartu sehat?6. Siapa yang mengantarkan kartu sehat ke orang miskin?7. Apakah jenis penyakit yang kerap kali menular dari orang miskin?8. Apa yang dilakukan orang miskin saat penyakit tersebut kambuh?9. Bagaimana pelayanan terhadapnya saat berobat?10. Bagaimana keadaan sebelum berobat?11. Bagaimana keadaan setelah berobat?12. Bagaimana harapan masyarakat perihal kartu sehat dari pemerintah?

DATA INFORMAN1. Nama: Rasmi

Tempat/Tgl Lahir: Rembang, 05 Februari 1940Alamat: Desa PalanJenis Kelamin: Perempuan RT/RW: 01/01 Kelurahan/Desa: Pamotan Kecamatan:PamotanAgama:IslamStatus Perkawinan: Cerai matiPekerjaan: -Kewarganegaraan: WNI

2. Nama: Maslikhah

Tempat/Tgl Lahir: Rembang,20 Mei 1930Alamat: Desa TajenJenis Kelamin: Perempuan RT/RW: 02/05 Kelurahan/Desa: Pamotan Kecamatan:PamotanAgama:IslamStatus Perkawinan: Cerai matiPekerjaan: -Kewarganegaraan: WNI

3. Nama: Asyiah

Tempat/Tgl Lahir: Rembang, 15 Januari 1940Alamat: Desa PalanJenis Kelamin: Perempuan RT/RW: 01/01 Kelurahan/Desa: Pamotan Kecamatan:PamotanAgama:IslamStatus Perkawinan: Cerai matiPekerjaan: -Kewarganegaraan: WNI

15