jbptunikompp-gdl-serlipurna-26160-8-l.unikom-v.pdf

37
56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Negara Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makassar. Pada tahun 1940 kegiatan terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat (rush) namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintahan Jepang. Jepang memberikan kegiatan POSTSPAARBANK dan memberikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta. Proklamasi Kemerdekaan R.I. 17-08-1945 telah memberikan inspirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan TYOKIN KYOKU dari pemerintahan Jepang Ke pemerintah R.I. dan tejadilah pergantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bp. Darmosoetanto ditetapkan oleh

Upload: reggaycii-razaplhe

Post on 14-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 56

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Negara

    Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah

    Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897

    mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang

    serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta,

    Medan, Surabaya dan Makassar. Pada tahun 1940 kegiatan terganggu, sebagai

    akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan

    tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat (rush) namun demikian

    keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941.

    Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintahan

    Jepang. Jepang memberikan kegiatan POSTSPAARBANK dan memberikan

    TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat

    melalui tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan

    dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang

    Yogyakarta.

    Proklamasi Kemerdekaan R.I. 17-08-1945 telah memberikan inspirasi

    kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan TYOKIN

    KYOKU dari pemerintahan Jepang Ke pemerintah R.I. dan tejadilah pergantian

    nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bp. Darmosoetanto ditetapkan oleh

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    57

    pemerintah R.I. menjadi Direktur yang pertama.Tugas pertama KANTOR

    TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang denagan Oeang

    Republik Indonesia (ORI ). Pada bulan Desember 1946- 1949 seluruh kantor

    diduduki oleh Belanda.

    Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang sustantif bagi

    sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 th 1950 yang mengubah

    nama POSTSPAARBANK IN INDONESIA berdasarkan No.295 th.1941

    menjadi BANK TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementrian dari

    kementrian perhubungan ke kementrian keuangan dibawah mentri urusan Bank

    Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masi bernama BANK

    TABUNGAN POS, tetapi tanggal 09 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan

    tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA. Nama BANK TABUNGAN POS

    menurut UU Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No.36 th.1953 tanggal 18

    desember 1953. Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK

    TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU NO.4 th.1963 tgl.22 Juni 1963

    yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 th. 1964 tgl. 25 Mei 1964.

    Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank milik

    Negara ditetapkan dengan UU No. 20 th. 1968 tgl 19-12-1968 yang sebelumnya

    (sejak th.1964) BANK TABUNAGN NEGARA menjadi BNI unit V. Jika tugas

    utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan BANK

    TABUNAGN NEGARA (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan

    dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK TABUNAGN

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    58

    NEGARA ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk

    pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976,karena

    itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

    Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada th. 1992, yaitu

    dengan dikeluarkanya PP No. 24 th.1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU

    No. 7 th.1992 bentuk hukum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak

    itu nama BTN menjadi PT.BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) dengan

    call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, price

    Waterhouse Coopers, Pemerintahan melalui Mentri BUMN dalam surat nomor s-

    554/M-MBU/2002 tgl.21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank

    Umum dengan Fokus bisnis Pembiayaan perumahan tanpa Subsidi.

    4.1.1.1 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara

    PT. Bank Tabungan Negara yang beralamat di Jalan Sultan Agung Titayasa

    No.49,Cilegon, Banten adalah sebuah perusahaan Perbankan yang bergerak dalam

    lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan dan dengan

    memfokuskan bisnis Pembiayaan perumahan tanpa subsidi melalui pelayanan

    KPR ( Kredit Pemilikan Rumah ).

    Struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara dapat dilihat pada

    Lampiran 3. Dalam melaksanakan penelitian tugas akhir penulis menempati dua

    divisi yaitu divisi Loan Service sebagai objek yang diteliti dan diperiksa, dan

    divisi audit internal sebagai divisi yang bertugas memeriksa, didapatkan

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    59

    bimbingan secara langsung dari Bapak Nur Rachman selaku Staf loan service dan

    informasi penting dari Roganda selaku Branch manager Cabang Cilegon .

    Stuktur Organisasi Divisi Audit Internal PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

    yaitu :

    Gambar 4.1

    Struktur organisasi Divisi Audit Internal

    Adapun Struktur Organisasi Divisi Loan service yaitu:

    Sumber : PT.Bank Tabungan Negara, 2009

    Gambar 4.2

    Struktur organisasi Divisi Loan Service

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    60

    4.1.1.2 Deskripsi Pekerjaan

    Berdasarkan struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara Pusat, berikut

    diuraikan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Audit internal :

    Audit Internal bertugas untuk membantu tugas Direktur Utama dan

    Komisaris serta seluruh tingkatan manajemen dalam memastikan kecukupan

    sistem pengendalian intern bank dan memberikan saran-saran yang strategis dan

    konstruksi terhadap pengelolaan bank.

    Berdasarkan struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara Cabang

    Cilegon, berikut diuraikan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

    masing-masing unit kerja, yaitu :

    1. Branch Manager (Kepala Kantor Cabang)

    Adalah seorang pejabat pimpinan yang diberi tanggung jawab untuk

    memimpin kantor cabang, bertanggung jawab langsung kepada direksi dan

    mempunyai bawahan langsung yaitu kepala seksi dan kepala kantor kas.

    Tugas dan wewenang :

    a. Memimpin Kantor Cabang

    b. Melaksanakan pengawasan akan tugas-tugas yang diberikan kepada

    bawahan dan mengadakan evaluasi terhadap tugas-tugas tersebut.

    c. Mengelola keuangan harta kekayaan bank dan seluruh kagiatan usaha

    kantor cabang.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    61

    d. Mendayagunakan tenaga kerja dengan peralatan guna peningkatan

    kemauan serta kemampuan kerja dan pengetahuan serta hubungan kerja

    sama yang baik diantara pegawai untuk mencapai hasil yang maksimal.

    e. Mengkoordinasikan pembuatan rencana kerja, anggaran cabang dan

    melakukan evaluasinya serta memenuhi target yang telah ditentukan.

    f. Menjamin kualitas pelayanan nasabah dan kualitas sumber daya

    manusia di cabang.

    2. Sekretaris

    Tugas dan tanggung jawab:

    a. Mengagendakan surat-surat keluar dan surat-surat masuk dengan tertib

    sesuai ketentuan yang berlaku.

    b. Mengatur lalu lintas pembicaraan melalui telepon

    c. Mendistribusikan semua surat-surat masuk kepada pejabat- pejabat yang

    berwenang di Kanca.

    d. Menyiapkan surat-surat keluar untuk diserahkan kepada petugas

    ekspedisi.

    e. Melayani tamu-tamu yang akan bertemu dengan Pinca.

    3. Assisten Branch Manager (Wakil Kepala Cabang)

    Adalah pejabat yang berada langsung di bawah Branch Manager dan

    diserahkan tugas untuk mengkoordinir pelaksanaan tugas dan pekerjaan

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    62

    dalam unit kerja yang sesuai dengan bidangnya di kantor cabang serta tugas

    khusus yang diberikan oleh Branch Manager.

    4. PRO Retail (Kepala Seksi Pelayanan)

    Tugas dan wewenang :

    a. Membina dan memberikan pengarahan kepada kepala Teller service,

    Kepala Customer Service dan Kepala Loan Service.

    b. Menjamin kecepatan dan pelayanan tinggi dalam bidang Loan Service,

    Customer service, Teller Service dan Kantor Kas.

    c. Menciptakan suasana kerja yang ramah, bersahabat, dapat dipercaya,

    disiplin dan dinamis demi pelayanan yang baik.

    d. Merencanakan, mengorganisasikan, mendelegasikan dan mengontrol

    semua aktifitas bidang retail demi tercapainya target bidang pelayanan

    retail yang efisien dan efektif sehingga terwujud pertumbuhan asset dan

    keuntungan yang tinggi.

    5. Selling Officer

    Tugas dan wewenang:

    a. Mengidentifikais potensi ekonomi di wilayah kerjanya, sehingga dapat

    mendukung penyusunan pasar sasaran (PS), kriteria nasbah yang dapat

    diterima (KND) dan rencana pemasaran tahunan (RPT) kanca.

    b. Menyusun RPT yang menjadi tanggung jawabnya sesuai

    rencana kerja anggaran (RKA), PS, dan KND Kanca.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    63

    c. Menerapkan proses kredit sesuai dengan kebijakan umum perkreditan

    (KUP) BRI dan pedoman pelaksanaan Kredit (PPK).

    d. Menjamin KUP (Kebijakan Umum Perkreditan) dan PPK (Pedoman

    Pelaksanaan Kredit) dilaksanakan secara benar dan konsisten untuk

    mencapai keuntungan yang maksimal dan resiko sekecil-kecilnya serta

    menciptakan pelayanan yang prima.

    5. Customer Service Officer

    Adalah menjamin tingkat pelayanan yang prima kepada sernua

    nasabah juga memastikan sernua pendataan dilakukan dengan benar.

    6. Customer Service

    a. Memberikan pelayanan informasi kepada nasabah, berkaitan dengan

    permohonan pembukaan rekening tabungan, deposito dan kredit serta

    memberi pelayanan kepada relasi bank lainnya.

    b. Membuat daftar mutasi harian tabungan, deposito, dan cicilan pinjaman

    yang diberikan dan pendapatan bunga.

    c. Memberikan pelayanan untuk pembukaan rekening tabungan, deposito

    dan registrasinya dalam buku tabungan serta memberikan pelayan

    untuk penukarapenggantian buku tabungan yang telah penuh,

    hilang/rusak dan penutupan rekening sesuai ketentuan yang berlaku.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    64

    d. Melakukan pendebetan atas rekening tabungan deposito untuk

    keperluan angsuran/pelunasan kewajiban debitur dan hal lainnya sesuai

    ketentuan yang berlaku.

    e. Menerima dan atau meneruskan surat/dokumen masuk dan atau keluar

    dari bank ke alamat yang dituju, termasuk surat-surat/dokumenintern

    perusahaan.

    f. Membuat laporan secara berkala :

    1) Deposito yang akan jatuh tempo.

    2) Laporan penerimaan tabungan, deposito, realisasi penerimaan

    angsuran kredit berikut penerimaan bunganya.

    g. Menata berkas-berkas/ dokumen yang berkaitan dengan bidang jasa

    nasabah.

    7. Teller

    a. Membuka / menutup Vault (Khasanah) dan brankas.

    b. Melayani, mencatat/membukukan setiap transaksi kas dan meneruskan

    bukti transakai tersebut kepada bidang accounting secara bertahap

    untuk setiap hari kerja bersangkutan.

    c. Mengajukan permohonan penambahan /pengurangan kas kepada

    Direktur Utama bila terjadi kekurangan/kelebihan kas sesuai dengan

    batas wewenang yang diberikan.

    d. Memberikan informasi kas menjelang jam tutup kas kepada Direktur

    Utama serta membuat mutasi kas pada hari bersangkutan.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    65

    e. Mensortir dan mengklasifikasikan pecahan mata uang tersebut dan

    mencocokannya dengan daftar posisi kas yang dibuat pada hari yang

    bersangkutan.

    f. Membuat berita acara apabila terjadi selisih kas sesuai dengan batas

    yang ditentukan dan melaporkannya kepada direktur utama.

    g. Mengembalikan sis akas ke dalam brangkas setelah jam tutup kas pada

    hari bersangkutan.

    8. Loan Service Head

    Tugas bagian operasional sebagai berikut :

    Bagian Kredit bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat

    mengenai kredit serta melakukan penagihan dan pengawasan kredit yang

    telah disalurkan. Didalam tugasnya, Bagian Kredit dibantu dan membawahi

    Analisis Loan service, Account Officer, dan Collector (penagihan).

    9. Branch Manager Recovery (bidang Penyelamatan Kredit)

    Adalah memastikan peningkatan nilai kualitas aktivitas produksi

    cabang juga memastikan kredit yang bermasalah menjadai sekecil mungkin.

    10. Operasional Select Head (Bidang Operasional)

    Adalah mengelola opersional harian cabang untuk menjamin

    aktivitas dan efisiensi juga menjamin standar kualitas yang baik dalam

    bidang yang dibawahinya diantaranya Transaction Processing Head, Loan

    Administration Head dan Penyelia General Branch Administration (GBA)

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    66

    11. Penyelia General Branch Administration

    Adalah memantau anggaran biaya dan belanja kantor cabang juga

    menyelenggarakan atau memantau administrasi inventaris, seperti

    perlengkapan kantor dan kendaraan.

    12. Staff Loan Administration

    Adalah memastikan bahwa semua dokumen yang disimpan selalu

    aman baik dokumen pokok maupun dokumen pendukungnya.

    13. Transaction & Processing Officer

    Adalah memastikan aktivitas proses transaksi sesuai dengan

    kebijakan dan prosedur yang ada, menganalisis opersional dan

    mengajukan usulan perbaikan ke kantor pusat juga, memastikan bahwa

    standar kualitas dan kecepatan proses transaksi selalu dalam. batas yang

    baik.

    14. Accounting & Control / Akuntansi dan control

    Tugas dan Tanggung jawab:

    1. Internal Kontrol Cabang

    2. Rekonsiliasi SL-GL

    3. Mengelola bukti-bukti transaksi

    4. Penyelesaian Suspense

    5. Menyiapkan laporan untuk pihak ekstern/intern

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    67

    6. Sebagai koordinator RKAP

    7. Sebagai koordinator dalam Pemeriksaan Auditor Intern/Ekstern

    15. Bookeeping and Control Head

    Adalah melakukan semua fungsi pembukuan dan kontrol pada

    kantor cabang juga memastikan bahwa sernua transaksi telah dibukukan

    dengan benar.

    16. Financial Reporting

    Adalah melakukan fungsi pelaporan dan analisis atas laporan

    keuangan operasi sesuai dengan jenis laporan dan waktu yang telah

    ditetapkan.

    4.1.1.3 Aspek Kegiatan PT.Bank Tabungan Negara

    PT.Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon merupakan salah satu Bank

    BUMN Di Indonesia yang Berfokus pada Pembiayaan Rumah.

    A. Visi dan Misi PT.Bank Tabungan Negara

    1. Visi PT.Bank Tabungan Negara

    Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

    2. Misi PT.Bank Tabungan Negara

    a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

    industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    68

    b. Meningkatjan Keunggulan Kompetitif melalui inovasi

    pengembangan produk , jasa dan jaringan strategis berbasis

    teknologi terkini.

    c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang

    berkualitas, professional dan memiliki Integritas yang tinggi.

    B. Status

    Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas

    Nama Perusahaan : PT.Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon.

    Alamat : Jalan Sultan Agung Titayasa No.49, Cilegon.

    Telepon : (0254) 392681, 391766, 393479

    Faksimil : (0254) 393480

    Website : www.btn.co.id

    C. Bidang Usaha

    1. Penghimpunan dana, dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut:

    a. Giro

    1. Giro Rupiah : Produk simpanan dengan fleksibilitas tinggi

    yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

    menggunakan Cek/BG atau media lainya.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    69

    2. Giro Valas : Produk simpanan dalam denominasi USD

    dengan fleksibilitas tinggi yang penarikannya dapat

    dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek/BG atau

    media lainnya

    b. Deposito

    1. Deposito Berjangka Rupiah : Simpanan berjangka dalam

    mata uang rupiah yang menguntungkan, terpercaya dan

    aman.

    2. Sertifikat deposito : Simpanan dalam bentuk deposito

    berjangka yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat

    dipindahtangankan.

    3. Deposito Valas : Merupakan Simpanan berjangka dalam

    mata uang USD yang menguntungkan, terpercaya dan aman.

    c. Tabungan

    1. Tabungan Batara : Tabungan Multiguna yang aman untuk

    dana Anda dengan berbagai kemudahan yang terus

    meningkat.

    2. Tabunagan e-batarapos : Merupakan peremajaan dari

    produk Tabanas Batara, diselenggarakan bekerjasama dengan

    PT. Pos Indonesia (Persero) melalui loket kantor Pos yang

    telah ditentukan

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    70

    3. Tabungan Haji Nawaitu : Merupakan tabungan yang

    diperuntukkan bagi calon jemaah haji dalam rangka persiapan

    Biaya Perjalanan Ibadah Haji.

    4. Tabungan Batara prima : Merupakan tabungan dengan suku

    bunga yang tinggi & fleksibilitas penarikan serta dilengkapi

    dengan fitur-fitur menarik.

    5. Tabungan Batara Junior : Merupakan peremajaan dari

    tabungan Batara Pelajar dengan peruntukan lebih luas untuk

    semua kalangan yang sensitif terhadap biaya administrasi

    bulanan.

    6. TabunganKu : TabunganKu adalah tabungan untuk

    perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan,

    guna menumbuhkan budaya menabung serta untuk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    2. Penggunaan dana dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat untuk

    berbagai jenis dan sektor usaha terdiri dari :

    a. Kredit Perorangan

    1. KPR Bersubsidi

    2. Kredit Griya Utama

    3. KPR BTN Platinum

    4. KPA

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    71

    5. Kredit Griya Multi

    6. Kredit Ringan Batara

    7. Kredit Pemilikan Rumah took

    8. Kredit Sewa Griya

    9. Kredit Swadana

    b. Kredit Umum/Korporasi

    1. Kredit Yasa Griya/Kredit Konstruksi

    2. Kredit Modal kerja-Kontraktor

    3. Kredit modal kerja-Industri Terkait dengan Perumahan

    4. Kredit Investasi

    5. Kredit Usaha Rakyat

    6. Non Cash Loan : Garansi Bank

    3. Jasa-jasa Bank

    a. ATM Batara

    b. Kiriman Uang

    c. Inkaso

    d. Safe Deposite Pos

    e. Money chager

    f. Bank Garansi

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    72

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT.Bank

    Tabungan Negara (Persero) Cabang Cilegon.

    Prosedur pemberian kredit merupakan langkah-langkah yang harus

    ditempuh bank untuk setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur,

    langkah-langkah yang dimaksud adalah tahapan yang harus dilalui oleh calon

    debitur mulai dengan diajukannya permohonan kredit sampai dengan disetujui.

    Sebelumnya pihak bank harus yakin bahwa calon debitur akan melunasi kredit

    yang diterimanya.

    Pemberian kredit akan efektif apabila langkah-langkah tersebut diatas

    dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak, baik pihak bank maupun pihak calon

    debitur. Penjelasan prosedur pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT.Bank

    Tabungan Negara (Persero) Cabang Cilegon dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :

    1. Tahap Permohonan Kredit

    Calon debitur mengajukan permohonan kredit pada PT.Bank Tabungan

    Negara, petugas Teller akan memberikan Formulir permohonan kredit

    perorangan dan mereka akan menjelaskan mengenai petunjuk pengisian

    formulir tersebut beserta data-data yang diperlukan. Persyaratn-persyaratan

    kredit yang harus dipenuhi oleh calon debitur adalah sebagai berikut:

    a. Untuk Setiap Permohonan

    1) Foto copy KTP Suami Istri ( apabila sudah menikah )

    2) Foto copy Kartu Keluarga

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    73

    3) Foto copy surat nikah atau surat peryataan belum menikah dari

    lurah

    4) Foto copy bukti WNI

    5) Foto copy buku tabungan

    6) Foto copy bukti setoran biaya proses

    7) Pas photo terbaru ukuran 4 X 6

    b. Untuk pemohon berpenghasilan tetap :

    1) Surat keterangan dari instansi atau perusahaan yang bersangkutan

    yang menerangkan bahwa calon pemohon kredit belum pernah

    mendapatkan fasilitas kredit Bank Tabungan Negara.

    2) Surat keterangan gaji atau slip gaji terakhir.

    3) Fotokopi NIP/NRP

    c. Untuk pemohon berpenghasilan tidak tetap :

    1) Surat keterangan dari lurah

    2) Surat keterangan rincian penghasilan

    3) Foto copy rekening Koran 3 bulan terakhir

    Setelah formulir diisi oleh pemohon, formulir tesebut diserahkan kepada

    petugas loan service beserta data-data yang di perlukan untuk diperiksa

    mengenai kelengkapanya. Apabila persyaratan tersebut telah terpenuhi maka

    Petugas Loan service akan mencatat atau meregrister data permohonan

    kedalam File Informasi Pemohon (FIP) selanjutnya petugas akan mencetak

    slip skedul wawancara sebanyak 2 (dua) rangkap,yaitu :

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    74

    a. Lembar 1 diserahkan kepada pemohon untuk dibawa pada saat akan

    wawancara.

    b. Lembar 2 diserahkan kepada petugas wawancara beserta map berkas

    permohonan.

    2. Tahap Analisis Kredit

    Pada hari yang telah ditentukan dalam slip jadwal wawancara pemohon

    datang dan menyerahkan slip jadwal wawancara, selanjutnya dilakukan

    wawancara antara pihak PT. Bank Tabungan Negara dengan calon debitur.

    Tujuan PT. Bank Tabungan Negara melakukan wawancara ini adalah untuk

    mendapatkan informasi serta masukan-masukan mengenai keadaan yang

    sebenarnya, pemohon sebagai bahan pertimbangan dan pencocokan antara

    data pada formulir permohonan dengan keadaan yang sebenarnya. Tahap-

    tahap yang dilakukan pada saat proses wawancara, yaitu:

    a. Pewawancara wajib memberikan informasi yang optimal sehubungan

    dengan kredit yang akan diberikan kepada pemohon, baik dari formulir

    permohonan, kelengkapan data, hak dan kewajiban pemohon, tingkat

    suku bunga serta ketentuan umum pengembalian kredit.

    b. Pewawancara akan mengajukan beberapa pertanyaan yang bertujuan

    untuk meneliti data formulir permohonan kredit yang telah diisi oleh

    pemohon, pertanyaan tersebut akan difokuskan untuk mendapatkan

    kenyakinan mengenai :

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    75

    1. Keberadaan data pemohon

    2. Keberadaan penghasilan pemohon

    3. Apakah pemohon mempunyai kewajiban lain yang harus dibayar

    setiap bulannya.

    Selanjutnya setelah wawancara dilaksanakan, petugas wawancara akan

    memberikan tanda pengesahan pada slip jadwal wawancar sebanyak 2 ( dua)

    lembar yang menjelaskan bahwa kegiatan wawancara telah dilaksanakan.

    Setelah wawancara selesai dilakukan, petugas wawancara akan

    melaksanakan analisa kredit terhadap hasil wawancara dengan maksud agar

    kredit yang diberikan mencapai tujuan yaitu aman dan terarah. Tujuan

    utama dari analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh

    kenyakinan bahwa calon debitur mempunyai kemampuan untuk memenuhi

    kewajibannya kepada bank secara teratur, baik pembayaran pokok maupun

    bunganya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Dalam melakukan

    analisa kredit seorang petugas wawancara menggunakan prinsip 5C sebagai

    dasar pemberian kredit, yaitu:

    1) Character

    Penilaian ini berdasarkan pada reputasi debitur dan latar belakang atas

    pengalaman calon debitur dalam memenuhi kewajibanya terhadap

    perusahaan, selain itu pemohon tidak termasuk dalam daftar hitam,

    daftar kredit macet Bank Indonesia. Hasil tersebut harus dapat

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    76

    menyimpulkan bahwa calon debitur bertindak baik, jujur, dan tidak

    akan mempersulit pihak Bank di kemudian hari.

    2) Capacity

    Penilaian ini diutamakan pada kemapuan calon debitur untuk dapat

    mengembalikan dana kredit yang telah diberikan perusahaan pada

    jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, biasanya hal ini dapat

    dilihat dari penghasilan calon debitur.

    3) Capital

    Bank harus mengetahui bagaimana pertimbangan antara jumlah hutang

    dan jumlah modal sendiri. Untuk itu bank harus menganalisis neraca

    selama sedikitnya dua tahun terakhir.

    4) Collateral

    Bank meminta jaminan di maksudkan untuk menjaga apabila usaha

    yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab lain yang

    mengakibatkan pihak debitur tidak bisa melunasi.

    5) Condision of economic

    Dalam memberikan kredit bank terlebih dulu melihat situasi dan

    kondisi yang terjadi saat itu seperti kondisi politik, ekonomi, sosial,

    budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan pada saat tertentu

    kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari yang

    memperoleh kredit.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    77

    Setelah proses analisis tersebut dilaksanakan, petugas akan

    menyerahkan formulir hasil wawancara ke Loan service akan

    memperbaharui data pada File Informasi Permohonan (FIP).

    3. Tahap Keputusan Kredit

    Petugas Loan administration akan menerima berkas permohonan dari

    loan service, selanjutnya petugas akan membuat listing permohonan kredit

    dengan menyerahkan kepada petugas Loan administration akan membuat

    Daftar Usulan Pemohon (DUP) per jenis kredit dan membuat Undangan

    Rapat Komite Kredit (Rakomdit).

    Rapat komite kredit dihadiri oleh pimpinan cabang, kepala unit kredit,

    serta kepala seksi lainnya dan pimpinan langsung oleh petugas Loan

    Service. Rapat ini bertujuan mendapatkan keputusan yang baik apakah

    kredit yang diajukan pada calon debitur akan disetujui, direkomendasikan

    atau ditolak. Setelah Rekomdit selesai, maka peserta rekomdit akan

    membubuhkan tandatangan pada DUP, petugas Loan Administrasi akan

    memisahkan berkas permohonan kredit yang disetujui atau ditolak

    berdasarkan DUP tersebut, kemudian petugas Loan service melakukan

    koreksi pada file informasi pemohon.

    4. Tahap Persetujuan dan Pencairan Kredit

    Setelah permohonan kredit yang diajukan disetujui oleh petugas kredit,

    kemudian debitur dengan pihak BTN membuat perjanjian kredit atau akad

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    78

    kredit. Hal-hal yang tertera dalam akad kredit atau perjanjian kredit atau

    sebagai berikut :

    a. Maksimun kredit ini adalah jumlah yang tertera dalam maksimal kredit

    yaitu jumlah tertinggi yang diizinkan kepada si penerima kredit.

    b. Jangka waktu, menunjukan berapa lama waktu yang diberikan untuk

    pembayaran atau pelunasan kembali kredit tersebut.

    c. Keperluan Kredit

    d. Bunga atau provisi, merupakan penetapan bunga sesuai dengan

    kebijakan bank.

    e. Bea materai, dalam perjanjian kredit tersebut dikenai bea materai

    f. Bentuk kredit

    g. Cara Penarikan dan cara pelunasan

    h. Jaminan Kredit dalam jaminan atau agunan harus dikemukakan secara

    terperinci seperti jumlah jamina,nilai jaminan dan status

    kepemilikannya.

    i. Asuransi, seperti jaminan kredit sebaiknya diasuransikan sesuai dengan

    sifat jaminan tersebut.

    Permohonan kredit yang telah disetujui diserahkan kepada petugas loan

    Administrasion untuk dibuatkan Surat Persetujuan Penegasan pemberian

    Kredit (SP3K).Setelah SP3K keluar dan ditandatangani pemohon,calon

    debitur diperkenankan untuk mengikuti acara akad kredit yaitu acara

    penandatanganan daftar realisasi kredit dan perjanjian ini dihadiri notaries

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    79

    dan developer untuk kredit KPR,sedangkan untuk kredit non-KPR tidak

    dihindari developer.

    5. Tahap Pengawasan dan Pembinaan Kredit

    Pengawasan merupakan salah satu fungsi menajemen, perusahaan

    melakukan pengawasan dengan tujuan agar debitur dapat memenuhi

    kewajibannya dengan baik dan bank terhindar dari resiko perkreditan

    pengawas kredit dilakukan atas pembayaran angsuran kredit, penggunaan

    kredit, jangka waktu kredit, keadaan barang jaminan dan perkembangan

    usaha debitur.

    Pengawasan kredit dilakukan agar debitur dapat memanfaatkan fasilitas

    kredit yang telah diterima dengan efisien dan efektif,sehingga memperkecil

    kemungkinan terjadinya kredit macet.

    Pembinaan kredit dilakukan oleh bagian loan recovery dengan cara via

    telepon dan pemberian surat peringatan.Surat ini sebagai sarana atau alat

    bagi Telepon dan pemberian surat peringatan.Surat ini sebagai sarana atau

    alat bagi pihak bank untuk mengingatkan debiturnya atas kelalaian dalam

    pembayaran kredit.Surat peringatan yang diberikan berupa :

    a. Surat Pemberitahuan Angsuran Pertama (SPA I),yang berisikan

    konfirmasi pembayaran angsuran kepada debitur baru yang s/d tanggal

    10 belum melakukan pembayaran angsuran bulan kedua sejak akad

    kredit.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    80

    b. Surat Peringatan Angsuran Kedua (SPA II),yang berisikan konfirmasi

    pembayaran angsuran yang belum dibayar beserta denda dan

    tunggakan.

    c. Surat Penyelesaian Tunggakan Pertama (SPT I),yang berisikan

    konfirmasi untuk menyelesaikan pembayaran denda dan tunggakkan

    d. Surat Penyelesaian Tunggakan Kedua (SPT II),yang berisikan

    peringatan terakhir penyelesaian tunggakan dengan batas tertentu dan

    pelimpahan wewenang dari pihak bank kepada pengadialn negeri

    mengenai penagihan tunggakan debitur.

    e. Surat Penyelesaian Tunggakan ketiga (SPT III),Berisikan Penyelesaian

    seluruh tunggakan-tunggakan atau sisa hutang dengan batas waktu

    tertentu dan tindakan lebih lanjut berupa penagihan seketika seluruh

    sisa hutang.

    f. Surat Penegasan Seluruh Sisa Hutang, berisikan pelunasan seketika

    sisa hutang tersebut dan penagihannya disertakan kepada instansi yang

    berwenang (Pengadilan Negeri)

    g. Surat Peringatan Terakhir Pelunasan Seluruh Sisa Hutang.

    6. Tahap Penyelesaian Kredit

    Tahap Penyelesaian kredit adalah tahap pelunasan segala kewajiban

    debitur terhadap perusahaan yang mengakibatkan berakhirnya ikatan

    perjanjian kredit. Dalam tahap ini pihak Bank mengadakan perhitungan

    semua kewajiban yang mencangkup hutang pokok, hutang bunga, denda dan

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    81

    lainya. Apabila debitur telah memenuhi kewajibannya, bank akan

    menerbitkan Surat tanda Pelunasan Kredit untuk debitur tersebut.

    Dari pembahasan yang telah dijelaskan oleh penulis diatas maka dapat

    dilihat bahwa prosedur pemberian kredit pemilikan rumah pada PT. Bank

    Tabungan Negara sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Keuntungan yang

    dapat diambil adalah mempermudah dalam pemberian kredit karena prosedur

    yang ada di PT. Bank Tabungan Negara sudah memenuhi syarat pemberian

    kredit, sehingga diharapkan kredit yang diberikan dapat terlunasi sesuai

    kesepakatan yang ada dan tidak terjadi permasalah kredit.

    Disamping kelebihan tersebut ternyata ada beberapa kelemahan dalam

    dilaksanakanya prosedur pemberian kredit tersebut yaitu, dalam tahap

    permohonan kredit banyak sekali calon nasabah melakukan kesalahan dalam

    penulisan Form Permohonan Kredit yang menyebabkan banyaknya penolakan

    pada permohonan pengkreditan. Selain itu terjadi pada Tahap Analisis Kredit

    dimana dalam proses wawancara tidak dilakukannya secara maksimal mengenai

    informasi dari calon pemohon kredit tersebut yang mengakibatkan adannya

    informasi yang tidak lengkap dan jelas yang akan mempengaruhi Tahap

    keputusan kredit. Dan akan berdampak pada permasalahan pada tahap selanjutnya

    yaitu Tahap Penyelesaian kredit yang tidak akan terpenuhi.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    82

    4.2.2 Pelaksanaan Audit Internal Pemberian kredit Pemilikan Rumah (KPR)

    Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Cilegon.

    Pelaksanaan audit internal secara keseluruhan pada PT. Bank Tabungan

    Negara (Persero) Cabang Cilegon, auditor melakukan pemeriksaan periodik dan

    pemeriksaan khusus. Dimana pemeriksaan periodik yaitu pemeriksaan rutin

    terhadap unit kerja minimal satu tahun sekali, sedangkan pemeriksaan khusus

    yaitu pemeriksaan terhadap hasil temuan dari pemeriksaan periodik yang perlu

    dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, apabila ada masalah tertentu yang

    memerlukan penanganan segera maka dibutuhkan penilaian dari kepala divisi

    audit dan kepala cabang.

    Didalam pelaksanaan audit internal PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

    melakukan kualifikasi audit internal yang dapat menunjang kinerja auditor dalam

    melaksanakan pekerjaannya. Kualifikasi auditor tersebut terbagi dalam dua

    kriteria, yaitu : Independensi auditor dan Kompetensi auditor.

    1. Independensi Auditor Internal

    Posisi auditor internal pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang

    Cilegon memiliki kedudukan khusus, yang terpisah dari semua kegiatan operasi

    perusahaan dan tidak terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan. Dengan

    adanya kedudukan khusus tersebut, merupakan salah satu fungsi yang independen

    untuk bertanggung jawab langsung dan memperoleh wewenang dari kepala

    cabang.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    83

    Maka dari itu PT. Bank Tabungan Negara (persero) dengan kedudukan

    auditor yang terpisah mampu memberikan laporan apa adanya tanpa ada tekanan

    dari pihak manapun, memdapatkan akses dengan mudah pada setiap objek yang

    dioperiksanya dan dengan dimilikinya pengetahuan dan pengalaman yang

    memadai membuat auditor internal mampu memberikan rekomendasi yang

    diperlukan.

    2. Kompetensi Auditor Internal

    Dengan adanya auditor yang kompeten akan sangat menguntungkan bagi

    pihak perusahaan dalam melaksanakan kegiatan perusahaan tersebut. Oleh sebab

    itu PT. Bank Tabungan Negara (Persero) melaksanakan audit internal yang terdiri

    dari 1 (satu) orang kepala divisi audit internal dan 3 (tiga) orang staf audit internal

    yang seluruhnya mempunyai pengalaman dalam bidang audit yang dapat dilihat

    pada gambar 4.1. Untuk menambah wawasan dan pengalaman dari para auditor

    internal di perusahaan maka diadakan pelatihan aspek teknis dan pendidikan

    umum perbankan, kemudian para auditor internal diharapkan dapat meningkatkan

    pengetahuan perbankan dan memperluas pengalaman dan praktek pemeriksaan.

    auditor internal pada PT. Bank Tabungan Negara memiliki pengetahuan dan

    kemampuan teknis yang memadai dalam melaksanakan audit dan juga memiliki

    ketegasan sikap, teliti dan bertanggung jawab atas hasil audit yang dilakukan.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    84

    0100200300400500600700800900

    Kredit macet Kredit macet belum

    terselesaikan (thn

    sebelumnya)

    Jumlah kredit macet

    Tingkat penyelesaianan

    Sisa kredit macet yang ada

    2008

    2009

    2010

    Tabel 4.1

    Fluktuasi kredit macet

    Pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon

    Tahun 2008-2010

    Keterangan Tahun

    2008 2009 2010

    Kredit macet 597,2 559,54 588,20

    Kredit macet belum terselesaikan

    (thn sebelumnya)

    - 187,7 225,03

    Jumlah kredit macet 597,2 747,24 813,23

    Tingkat penyelesaianan 391,5 522,21 595,10

    Sisa kredit macet yang ada 187,7 225,03 218,13

    Gambar 4.3

    Fluktuasi kredit macet

    Pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon

    Tahun 2008-2010

    Dengan adanya tabel 4.1 dan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kompetensi

    auditor dalam kualifikasi jumlah karyawan yang hanya 4 auditor internal,

    sehingga dapat menyelesaikan penyelesaian masalah tidak sampai 100 % yang

    dapat dilakukan pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon.

    (Rp. Juta)

    (Rp. Juta)

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    85

    Dengan adanya audit internal dapat menciptakan suatu pelaksanaan

    pemberian kredit yang sehat dan aman sehingga dapat memperkecil resiko tidak

    tertagihnya kredit yang diberikan. Penerapan audit internal dalam pemberian

    kredit di PT. Bank Tabungan Negara (persero) yang dilaksanakan oleh auditor

    internal dapat menekan terjadinya kredit macet.

    Kegiatan pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon dalam divisi

    audit internal khusus pemberian kredit, yaitu melaksanakan audit internal dengan

    tahapan- tahapan yang telah di susun sebelumnya yaitu diawali pada program

    audit internal kredit sampai dengan adanya tindak lanjut audit internal kredit.

    1. Program Audit Internal Kredit

    Program kerja audit internal adalah salah satu bagian penting dalam proses

    pemeriksaan khususnya perkreditan yang dilakukan oleh bagian audit internal.

    Karena didalamnya terdapat berbagai petunjuk langkah-langkah atau tindakan-

    tindakan yang diambil selama melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan

    kredit. Sebagai panduan umum para auditor dalam melaksanakan pemeriksaan

    kredit, maka perlu disusun audit program yang berisi langkah-langkah yang

    sistematis agar pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan tersususn dan terencana

    dengan baik.

    Program kerja audit internal kredit di PT. Bank Tabungan Negara cabang

    Cilegon yaitu program pemeriksaan kredit Tahunan. Berdasarkan wawancara

    dengan pejabat yang berwenang, yaitu staf audit internal maka diperoleh program

    yang dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    86

    1. Disusun berdasarkan rencana kerja manajerial

    2. Memuat seluruh kegiatan pemeriksaan kredit yang telah direncanakan

    3. Memuat kegiatan pemeriksaan kredit yang diinstruksikan oleh manajemen

    4. Penyusunan memerlukan koordinasi (sinergi) antara bidang-bidang audit pada

    internal audit kantor perusahaan dan audit internal divisi.

    5. Memuat rencana pemeriksaan kredit yang meliputi :

    a. Objek audit (bagian perkreditan)

    b. Jadwal dan lokasi waktu

    c. Personalia

    d. Perkiraan biaya

    e. Periode

    f. Penyusunan program audit, mereview program audit.

    g. Nomor kertas kerja audit (KKA/KKP)

    h. Tujuan audit

    i. Langkah-langkah audit

    j. Personil yang mengijinkan langkah-langkah tersebut.

    Program tersebut diatas dibuat ditingkat divisi dan kantor perusahaan

    sesuai dengan bidang yang ada dan sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus

    disetujui oleh koordinator atau kepala audit internal.

    2. Tahap-Tahap Pelaksanaan Audit Internal Kredit

    Prosedur audit internal dalam menjalankan pemeriksaan kredit pada PT.

    Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon di jalankan secara bulanan, dimana

    dalam menjalankan tugasnya, auditor internal harus memberitahukan terlebih

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    87

    dahulu kebagian perkreditan dan berwenang memeriksa dokumen-dokumen buku

    dan catatan dibagian perkreditan. Dalam melaksanakan pemeriksaan kredit,

    auditor internal juga melakukan semua fungsi audit internal, yang mencangkup

    kegiatan compliance, verification, dan evaluation.

    1. Compliance

    Audit internal melakukan penilaian ketaatan para karyawan bagian perkreditan

    terhadap prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, apakah telah

    dilaksanakan dengan benar. Contohnya antara lain :

    a. Memeriksa kebenaran dari pengisian formulir pada bagian analis kredit,

    apakah data-data yang diisi oleh calon debitur sudah benar dan

    persyaratannya sudah lengkap.

    b. Memeriksa penandatanganan dokumen calon debitur, apakah telah

    ditandatangani oleh bagian analis kredit dan kepala cabang.

    c. Menilai apakah prosedur pemberian kredit telah mendapat persetujuan dari

    pihak yang berwenang, yang terdiri dari kepala cabang, analis kredit dan

    petugas loan service

    2. Verification

    Dalam hal verifikasi, auditor internal melakukan audit terhadap kebenaran

    dokumen-dokumen, catatan-catatan dan laporan-laporan pemberian kredit,

    contohnya antara lain :

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    88

    a. Memeriksa apakah seluruh dokumen dan catatan perkreditan calon debitur

    telah dicatat dengan benar oleh petugas Loan service dan bagian analisis

    kredit, adapun dokumen yang diperiksa seperti : bukti-bukti aplikasi kredit.

    b. Memeriksa ketepatan dan kebenaran perhitungan dan penjumlahan serta

    perkalian dokumen-dokumen perkreditan calon debitur, adapun dokumen

    yang diperiksa seperti : daftar plafond kredit yang telah ditentukan oleh

    perusahaan dengan tarif yang tercantum pada ketentuan kredit.

    c. Meneliti penentuan harga pemberian kredit yang diberikan dengan

    memeriksa penentuan tarif kecil yang telah ditetapkan oleh PT. Bank

    Tabungna Negara (Persero).

    3. Evaluation

    Auditor internal mengawasi apakah perkreditan yang telah dilaksanakan

    dengan benar sesuai dengan system, prosedur dan kebijakan yang telah

    ditentukan oleh perusahaan. Apabila terdapat penyimpangan maka auditor

    internal harus segera melaporkan kepada kepala cabang. Selain itu auditor

    internal juga memberikan saran-saran dan rekomendasi untuk memperbaiki

    penyimpangan- penyimpangan yang terjadi. Auditor internal melakukan

    penilaian secara terus menerus terhadap pelaksanaan perkreditan yang terjadi.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    89

    Pelaksanaan Audit Internal Pemberian Kredit

    Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Cilegon

    Tidak bermasalah

    Bermasalah

    Tidak bermasalah

    Bermasalah

    Tidak bermasalah

    Bermasalah

    Tidak bermasalah

    Bermasalah

    Tidak bermasalah

    Bermasalah

    Tidak bermasalah

    Bermasalah

    Kredit Macet

    TAHAP PENYELESAIAN KREDIT

    Tidak Adanya penyelesaian

    kredit dikarenakan adanya

    tunggakan pembayaran kredit.

    TAHAP PENGAWASAN & PEMBINAAN

    Sudah dilakukan sesuai dengan

    pengawasan yang ada.

    TAHAP PERSETUJUAN & PENCAIRAN

    KREDIT

    Memeriksan pembuatan

    perjanjian kredit antara

    pemohon dengan bank.

    TAHAP KEPUTUSAN KREDIT

    Memeriksa penandatangan yang

    dilakukan oleh anggota Rapat

    Komite kredit

    TAHAP ANALISIS KREDIT

    Memeriksa kebenaran seluruh dokumen

    pemohon. (Ditemukan salah penulisan pada

    saat wawancara dan banyak syarat yang

    tidak terpenuhi dan data tidak sesuai

    keadaan.)

    TAHAP TAHAP PERMOHONAN KREDIT

    Sudah dilakukan sesuai dengan

    pengawasan yang ada.

    Sumber : PT. Bank Tabungan Negara, 2009 (diolah Kembali)

    Gambar 4.4

    Pelaksanaan Audit Internal

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    90

    3. Laporan Hasil Audit Internal Kredit

    Laporan audit internal dibuat setelah auditor internal selesai melaksanakan

    audit, laporan audit ini akan di arsipkan oleh audit internal dan selanjutnya

    diberikan kepada auditee (tembusan kepada kepala cabang). Laporan yang dibuat

    mengandung uraian mengenai kegiatan apa yang dikerjakan dalam audit serta

    bagian-bagian mana yang memerlukan perbaikan dan rekomendasi yang

    diusulkan.

    Langkah-Langkah dalam pembuatan laporan audit pada PT. Bank

    Tabungan Negara Cabang Bandung adalah sebagai berikut :

    1. Mengolah data yang diperoleh dari kertas kerja audit menjadi draft laporan

    audit (belum ditandatangani).

    2. Mendiskusikan temuan-temuan audit dengan bagian yang diaudit jika masih

    ada hal-hal mendasar yang tidak jelas.

    3. Membuat laporan audit yang ditandatangani oleh auditor penanggung jawab

    pelaksana, kepada audit internal tersebut dan auditee (bagian yang terkait).

    Setelah laporan hasil audit selesai dibuat dan ditandatangani oleh kepala

    auditor dan kepala perkreditan maka pendistribusian laporan tersebut :

    1. Dikirimkan kebagian yang menjadi objek audit, yaitu bagian perkreditan.

    2. Di arsip di bagian audit internal

    3. Dikirim ke kepala cabang untuk ditindak lanjuti

    Dalam laporan audit tersebut, auditor memberikan pendapat mengenai

    pelaksanaan audit internal perkreditan dan terhadap temuan tersebut, auditor

    memberikan saran-saran perbaikan kepada kepala cabang.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    91

    4. Tindak Lanjut Hasil Audit Internal Kredit

    Setelah laporan audit diberikan kepada auditee, pihak auditor akan

    melakukan follow up sampai tindakan perbaikan berjalan dengan baik. Auditor

    akan melaporkan kesalahan-kesalahan yang menyimpang dan yang tidak sesuai

    dengan prosedur dan kebijakan perusahaan dalam laporan audit. Laporan audit

    yang dilaporkan oleh audit internal akan ditindak lanjuti langsung oleh masing-

    masing manajer yang ada ditiap bagian dalam perusahaan. Apabila masing-

    masing manajer tersebut tidak melakukan tindak lanjut, maka audit internal

    berhak untuk mengingatkan manager tersebut agar kesalahan dan penyimpangan

    yang ditemukan tersebut dapat segera ditindak lanjuti dan diperbaiki. Sehingga

    tidak menghambat efektivitas perkreditan yang mungkin dapat merugikan

    perusahaan.

    Dari pembahasan yang telah dipaparkan oleh penulis tentang pelaksanaan

    audit internal pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan

    Negara Cabang Cilegon, sudah dilakukan secara memadai dengan dilakukannya

    seluruh tahapan-tahapan yang ada, yaitu : diawali dengan tahapan penyusunan

    program audit internal, tahapan selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan audit

    internal, tahapan laporan hasil audit internal dan tahap terakhir adalah tahapan

    tindak lanjut dari manajemen. Dimana di dalam pelaksanaan audit ini, pihak

    auditor telah menemukan permasalahan yang terjadi pada prosedur pemberian

    kredit, yaitu permasalahan yang ada pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang

    Cilegon terletak pada salah satu tahapan pada prosedur pemberian kredit yang

    dapat dilihat pada gambar 4.4 diatas.

  • Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    92

    Dari gambar tersebut terlihat bahwa auditor telah menemukan penyebab

    terjadinya kredit macet yaitu pada tahap analisis kredit dimana pada tahap tersebut

    terjadi kesalahan dalam penulisan yang dilakukan pewawancara terhadap form

    pemohon dan pada proses wawancara tidak dilakukan secara maksimal mengenai

    data pemohon yang berpengaruh terhadap tahap selanjutnya yaitu tahap keputusan

    kredit dimana keputusan tersebut dianggap tidak layak dikarenakan data yang

    diperoleh tidak sesuai fakta dan berakibat adanya penunggakan pembayaran yang

    sering disebut kredit macet. Salah satu penyebab kredit macet pada prosedur

    pemberian kredit ini dapat dikategorikan sebagai Complacency yang artinya sikap

    memudahkan suatu masalah atau informasi dalam proses kredit akan

    mengakibatkan terjadinya kegagalan atas pelunasan kembali kredit yang diberikan

    Dapat dilihat dari kinerja auditor internal pada PT. Bank Tabungan Negara

    Cabang Cilegon dalam penerapan audit internal sudah memadai dengan adanya

    penemuan permasalahan pada prosedur pemberian kredit pemilikan rumah.

    Dalam kelebihan yang telah dipaparkan oleh penulis diatas, kekurangan

    terletak pada kualifikasi auditor, yang dapat dilihat tabel 4.1 dan gambar 4.3

    dimana pada jumlah karyawan audit internal yang kurang hanya terdiri dari 4

    karyawan audit internal, ternyata dapat mempengaruhi penyelesaian permasalahan

    yang ada di kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon

    penyelesaian kredit macet tidak dapat diselesaikan hingga 100% yang

    menyebabkan jumlah kredit macet tahun berikutnya menjadi lebih besar dari

    permasalahan yang ada di tahun yang sebenarnya .