jbptunikompp-gdl-serlipurna-26160-8-l.unikom-v.pdf
TRANSCRIPT
-
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Negara
Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah
Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897
mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang
serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta,
Medan, Surabaya dan Makassar. Pada tahun 1940 kegiatan terganggu, sebagai
akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan
tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat (rush) namun demikian
keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941.
Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintahan
Jepang. Jepang memberikan kegiatan POSTSPAARBANK dan memberikan
TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat
melalui tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan
dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang
Yogyakarta.
Proklamasi Kemerdekaan R.I. 17-08-1945 telah memberikan inspirasi
kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan TYOKIN
KYOKU dari pemerintahan Jepang Ke pemerintah R.I. dan tejadilah pergantian
nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bp. Darmosoetanto ditetapkan oleh
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
57
pemerintah R.I. menjadi Direktur yang pertama.Tugas pertama KANTOR
TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang denagan Oeang
Republik Indonesia (ORI ). Pada bulan Desember 1946- 1949 seluruh kantor
diduduki oleh Belanda.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang sustantif bagi
sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 th 1950 yang mengubah
nama POSTSPAARBANK IN INDONESIA berdasarkan No.295 th.1941
menjadi BANK TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementrian dari
kementrian perhubungan ke kementrian keuangan dibawah mentri urusan Bank
Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masi bernama BANK
TABUNGAN POS, tetapi tanggal 09 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan
tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA. Nama BANK TABUNGAN POS
menurut UU Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No.36 th.1953 tanggal 18
desember 1953. Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK
TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU NO.4 th.1963 tgl.22 Juni 1963
yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 th. 1964 tgl. 25 Mei 1964.
Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank milik
Negara ditetapkan dengan UU No. 20 th. 1968 tgl 19-12-1968 yang sebelumnya
(sejak th.1964) BANK TABUNAGN NEGARA menjadi BNI unit V. Jika tugas
utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan BANK
TABUNAGN NEGARA (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan
dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK TABUNAGN
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
58
NEGARA ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk
pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976,karena
itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.
Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada th. 1992, yaitu
dengan dikeluarkanya PP No. 24 th.1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU
No. 7 th.1992 bentuk hukum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak
itu nama BTN menjadi PT.BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) dengan
call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, price
Waterhouse Coopers, Pemerintahan melalui Mentri BUMN dalam surat nomor s-
554/M-MBU/2002 tgl.21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank
Umum dengan Fokus bisnis Pembiayaan perumahan tanpa Subsidi.
4.1.1.1 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara
PT. Bank Tabungan Negara yang beralamat di Jalan Sultan Agung Titayasa
No.49,Cilegon, Banten adalah sebuah perusahaan Perbankan yang bergerak dalam
lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan dan dengan
memfokuskan bisnis Pembiayaan perumahan tanpa subsidi melalui pelayanan
KPR ( Kredit Pemilikan Rumah ).
Struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara dapat dilihat pada
Lampiran 3. Dalam melaksanakan penelitian tugas akhir penulis menempati dua
divisi yaitu divisi Loan Service sebagai objek yang diteliti dan diperiksa, dan
divisi audit internal sebagai divisi yang bertugas memeriksa, didapatkan
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
59
bimbingan secara langsung dari Bapak Nur Rachman selaku Staf loan service dan
informasi penting dari Roganda selaku Branch manager Cabang Cilegon .
Stuktur Organisasi Divisi Audit Internal PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
yaitu :
Gambar 4.1
Struktur organisasi Divisi Audit Internal
Adapun Struktur Organisasi Divisi Loan service yaitu:
Sumber : PT.Bank Tabungan Negara, 2009
Gambar 4.2
Struktur organisasi Divisi Loan Service
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
60
4.1.1.2 Deskripsi Pekerjaan
Berdasarkan struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara Pusat, berikut
diuraikan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Audit internal :
Audit Internal bertugas untuk membantu tugas Direktur Utama dan
Komisaris serta seluruh tingkatan manajemen dalam memastikan kecukupan
sistem pengendalian intern bank dan memberikan saran-saran yang strategis dan
konstruksi terhadap pengelolaan bank.
Berdasarkan struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara Cabang
Cilegon, berikut diuraikan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
masing-masing unit kerja, yaitu :
1. Branch Manager (Kepala Kantor Cabang)
Adalah seorang pejabat pimpinan yang diberi tanggung jawab untuk
memimpin kantor cabang, bertanggung jawab langsung kepada direksi dan
mempunyai bawahan langsung yaitu kepala seksi dan kepala kantor kas.
Tugas dan wewenang :
a. Memimpin Kantor Cabang
b. Melaksanakan pengawasan akan tugas-tugas yang diberikan kepada
bawahan dan mengadakan evaluasi terhadap tugas-tugas tersebut.
c. Mengelola keuangan harta kekayaan bank dan seluruh kagiatan usaha
kantor cabang.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
61
d. Mendayagunakan tenaga kerja dengan peralatan guna peningkatan
kemauan serta kemampuan kerja dan pengetahuan serta hubungan kerja
sama yang baik diantara pegawai untuk mencapai hasil yang maksimal.
e. Mengkoordinasikan pembuatan rencana kerja, anggaran cabang dan
melakukan evaluasinya serta memenuhi target yang telah ditentukan.
f. Menjamin kualitas pelayanan nasabah dan kualitas sumber daya
manusia di cabang.
2. Sekretaris
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mengagendakan surat-surat keluar dan surat-surat masuk dengan tertib
sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Mengatur lalu lintas pembicaraan melalui telepon
c. Mendistribusikan semua surat-surat masuk kepada pejabat- pejabat yang
berwenang di Kanca.
d. Menyiapkan surat-surat keluar untuk diserahkan kepada petugas
ekspedisi.
e. Melayani tamu-tamu yang akan bertemu dengan Pinca.
3. Assisten Branch Manager (Wakil Kepala Cabang)
Adalah pejabat yang berada langsung di bawah Branch Manager dan
diserahkan tugas untuk mengkoordinir pelaksanaan tugas dan pekerjaan
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
62
dalam unit kerja yang sesuai dengan bidangnya di kantor cabang serta tugas
khusus yang diberikan oleh Branch Manager.
4. PRO Retail (Kepala Seksi Pelayanan)
Tugas dan wewenang :
a. Membina dan memberikan pengarahan kepada kepala Teller service,
Kepala Customer Service dan Kepala Loan Service.
b. Menjamin kecepatan dan pelayanan tinggi dalam bidang Loan Service,
Customer service, Teller Service dan Kantor Kas.
c. Menciptakan suasana kerja yang ramah, bersahabat, dapat dipercaya,
disiplin dan dinamis demi pelayanan yang baik.
d. Merencanakan, mengorganisasikan, mendelegasikan dan mengontrol
semua aktifitas bidang retail demi tercapainya target bidang pelayanan
retail yang efisien dan efektif sehingga terwujud pertumbuhan asset dan
keuntungan yang tinggi.
5. Selling Officer
Tugas dan wewenang:
a. Mengidentifikais potensi ekonomi di wilayah kerjanya, sehingga dapat
mendukung penyusunan pasar sasaran (PS), kriteria nasbah yang dapat
diterima (KND) dan rencana pemasaran tahunan (RPT) kanca.
b. Menyusun RPT yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
rencana kerja anggaran (RKA), PS, dan KND Kanca.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
63
c. Menerapkan proses kredit sesuai dengan kebijakan umum perkreditan
(KUP) BRI dan pedoman pelaksanaan Kredit (PPK).
d. Menjamin KUP (Kebijakan Umum Perkreditan) dan PPK (Pedoman
Pelaksanaan Kredit) dilaksanakan secara benar dan konsisten untuk
mencapai keuntungan yang maksimal dan resiko sekecil-kecilnya serta
menciptakan pelayanan yang prima.
5. Customer Service Officer
Adalah menjamin tingkat pelayanan yang prima kepada sernua
nasabah juga memastikan sernua pendataan dilakukan dengan benar.
6. Customer Service
a. Memberikan pelayanan informasi kepada nasabah, berkaitan dengan
permohonan pembukaan rekening tabungan, deposito dan kredit serta
memberi pelayanan kepada relasi bank lainnya.
b. Membuat daftar mutasi harian tabungan, deposito, dan cicilan pinjaman
yang diberikan dan pendapatan bunga.
c. Memberikan pelayanan untuk pembukaan rekening tabungan, deposito
dan registrasinya dalam buku tabungan serta memberikan pelayan
untuk penukarapenggantian buku tabungan yang telah penuh,
hilang/rusak dan penutupan rekening sesuai ketentuan yang berlaku.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
64
d. Melakukan pendebetan atas rekening tabungan deposito untuk
keperluan angsuran/pelunasan kewajiban debitur dan hal lainnya sesuai
ketentuan yang berlaku.
e. Menerima dan atau meneruskan surat/dokumen masuk dan atau keluar
dari bank ke alamat yang dituju, termasuk surat-surat/dokumenintern
perusahaan.
f. Membuat laporan secara berkala :
1) Deposito yang akan jatuh tempo.
2) Laporan penerimaan tabungan, deposito, realisasi penerimaan
angsuran kredit berikut penerimaan bunganya.
g. Menata berkas-berkas/ dokumen yang berkaitan dengan bidang jasa
nasabah.
7. Teller
a. Membuka / menutup Vault (Khasanah) dan brankas.
b. Melayani, mencatat/membukukan setiap transaksi kas dan meneruskan
bukti transakai tersebut kepada bidang accounting secara bertahap
untuk setiap hari kerja bersangkutan.
c. Mengajukan permohonan penambahan /pengurangan kas kepada
Direktur Utama bila terjadi kekurangan/kelebihan kas sesuai dengan
batas wewenang yang diberikan.
d. Memberikan informasi kas menjelang jam tutup kas kepada Direktur
Utama serta membuat mutasi kas pada hari bersangkutan.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
65
e. Mensortir dan mengklasifikasikan pecahan mata uang tersebut dan
mencocokannya dengan daftar posisi kas yang dibuat pada hari yang
bersangkutan.
f. Membuat berita acara apabila terjadi selisih kas sesuai dengan batas
yang ditentukan dan melaporkannya kepada direktur utama.
g. Mengembalikan sis akas ke dalam brangkas setelah jam tutup kas pada
hari bersangkutan.
8. Loan Service Head
Tugas bagian operasional sebagai berikut :
Bagian Kredit bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat
mengenai kredit serta melakukan penagihan dan pengawasan kredit yang
telah disalurkan. Didalam tugasnya, Bagian Kredit dibantu dan membawahi
Analisis Loan service, Account Officer, dan Collector (penagihan).
9. Branch Manager Recovery (bidang Penyelamatan Kredit)
Adalah memastikan peningkatan nilai kualitas aktivitas produksi
cabang juga memastikan kredit yang bermasalah menjadai sekecil mungkin.
10. Operasional Select Head (Bidang Operasional)
Adalah mengelola opersional harian cabang untuk menjamin
aktivitas dan efisiensi juga menjamin standar kualitas yang baik dalam
bidang yang dibawahinya diantaranya Transaction Processing Head, Loan
Administration Head dan Penyelia General Branch Administration (GBA)
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
66
11. Penyelia General Branch Administration
Adalah memantau anggaran biaya dan belanja kantor cabang juga
menyelenggarakan atau memantau administrasi inventaris, seperti
perlengkapan kantor dan kendaraan.
12. Staff Loan Administration
Adalah memastikan bahwa semua dokumen yang disimpan selalu
aman baik dokumen pokok maupun dokumen pendukungnya.
13. Transaction & Processing Officer
Adalah memastikan aktivitas proses transaksi sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ada, menganalisis opersional dan
mengajukan usulan perbaikan ke kantor pusat juga, memastikan bahwa
standar kualitas dan kecepatan proses transaksi selalu dalam. batas yang
baik.
14. Accounting & Control / Akuntansi dan control
Tugas dan Tanggung jawab:
1. Internal Kontrol Cabang
2. Rekonsiliasi SL-GL
3. Mengelola bukti-bukti transaksi
4. Penyelesaian Suspense
5. Menyiapkan laporan untuk pihak ekstern/intern
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
67
6. Sebagai koordinator RKAP
7. Sebagai koordinator dalam Pemeriksaan Auditor Intern/Ekstern
15. Bookeeping and Control Head
Adalah melakukan semua fungsi pembukuan dan kontrol pada
kantor cabang juga memastikan bahwa sernua transaksi telah dibukukan
dengan benar.
16. Financial Reporting
Adalah melakukan fungsi pelaporan dan analisis atas laporan
keuangan operasi sesuai dengan jenis laporan dan waktu yang telah
ditetapkan.
4.1.1.3 Aspek Kegiatan PT.Bank Tabungan Negara
PT.Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon merupakan salah satu Bank
BUMN Di Indonesia yang Berfokus pada Pembiayaan Rumah.
A. Visi dan Misi PT.Bank Tabungan Negara
1. Visi PT.Bank Tabungan Negara
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
2. Misi PT.Bank Tabungan Negara
a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
68
b. Meningkatjan Keunggulan Kompetitif melalui inovasi
pengembangan produk , jasa dan jaringan strategis berbasis
teknologi terkini.
c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang
berkualitas, professional dan memiliki Integritas yang tinggi.
B. Status
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Nama Perusahaan : PT.Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon.
Alamat : Jalan Sultan Agung Titayasa No.49, Cilegon.
Telepon : (0254) 392681, 391766, 393479
Faksimil : (0254) 393480
Website : www.btn.co.id
C. Bidang Usaha
1. Penghimpunan dana, dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut:
a. Giro
1. Giro Rupiah : Produk simpanan dengan fleksibilitas tinggi
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan Cek/BG atau media lainya.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
69
2. Giro Valas : Produk simpanan dalam denominasi USD
dengan fleksibilitas tinggi yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek/BG atau
media lainnya
b. Deposito
1. Deposito Berjangka Rupiah : Simpanan berjangka dalam
mata uang rupiah yang menguntungkan, terpercaya dan
aman.
2. Sertifikat deposito : Simpanan dalam bentuk deposito
berjangka yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat
dipindahtangankan.
3. Deposito Valas : Merupakan Simpanan berjangka dalam
mata uang USD yang menguntungkan, terpercaya dan aman.
c. Tabungan
1. Tabungan Batara : Tabungan Multiguna yang aman untuk
dana Anda dengan berbagai kemudahan yang terus
meningkat.
2. Tabunagan e-batarapos : Merupakan peremajaan dari
produk Tabanas Batara, diselenggarakan bekerjasama dengan
PT. Pos Indonesia (Persero) melalui loket kantor Pos yang
telah ditentukan
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
70
3. Tabungan Haji Nawaitu : Merupakan tabungan yang
diperuntukkan bagi calon jemaah haji dalam rangka persiapan
Biaya Perjalanan Ibadah Haji.
4. Tabungan Batara prima : Merupakan tabungan dengan suku
bunga yang tinggi & fleksibilitas penarikan serta dilengkapi
dengan fitur-fitur menarik.
5. Tabungan Batara Junior : Merupakan peremajaan dari
tabungan Batara Pelajar dengan peruntukan lebih luas untuk
semua kalangan yang sensitif terhadap biaya administrasi
bulanan.
6. TabunganKu : TabunganKu adalah tabungan untuk
perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan,
guna menumbuhkan budaya menabung serta untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Penggunaan dana dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat untuk
berbagai jenis dan sektor usaha terdiri dari :
a. Kredit Perorangan
1. KPR Bersubsidi
2. Kredit Griya Utama
3. KPR BTN Platinum
4. KPA
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
71
5. Kredit Griya Multi
6. Kredit Ringan Batara
7. Kredit Pemilikan Rumah took
8. Kredit Sewa Griya
9. Kredit Swadana
b. Kredit Umum/Korporasi
1. Kredit Yasa Griya/Kredit Konstruksi
2. Kredit Modal kerja-Kontraktor
3. Kredit modal kerja-Industri Terkait dengan Perumahan
4. Kredit Investasi
5. Kredit Usaha Rakyat
6. Non Cash Loan : Garansi Bank
3. Jasa-jasa Bank
a. ATM Batara
b. Kiriman Uang
c. Inkaso
d. Safe Deposite Pos
e. Money chager
f. Bank Garansi
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
72
4.2 Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT.Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Cilegon.
Prosedur pemberian kredit merupakan langkah-langkah yang harus
ditempuh bank untuk setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur,
langkah-langkah yang dimaksud adalah tahapan yang harus dilalui oleh calon
debitur mulai dengan diajukannya permohonan kredit sampai dengan disetujui.
Sebelumnya pihak bank harus yakin bahwa calon debitur akan melunasi kredit
yang diterimanya.
Pemberian kredit akan efektif apabila langkah-langkah tersebut diatas
dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak, baik pihak bank maupun pihak calon
debitur. Penjelasan prosedur pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT.Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Cilegon dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap Permohonan Kredit
Calon debitur mengajukan permohonan kredit pada PT.Bank Tabungan
Negara, petugas Teller akan memberikan Formulir permohonan kredit
perorangan dan mereka akan menjelaskan mengenai petunjuk pengisian
formulir tersebut beserta data-data yang diperlukan. Persyaratn-persyaratan
kredit yang harus dipenuhi oleh calon debitur adalah sebagai berikut:
a. Untuk Setiap Permohonan
1) Foto copy KTP Suami Istri ( apabila sudah menikah )
2) Foto copy Kartu Keluarga
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
73
3) Foto copy surat nikah atau surat peryataan belum menikah dari
lurah
4) Foto copy bukti WNI
5) Foto copy buku tabungan
6) Foto copy bukti setoran biaya proses
7) Pas photo terbaru ukuran 4 X 6
b. Untuk pemohon berpenghasilan tetap :
1) Surat keterangan dari instansi atau perusahaan yang bersangkutan
yang menerangkan bahwa calon pemohon kredit belum pernah
mendapatkan fasilitas kredit Bank Tabungan Negara.
2) Surat keterangan gaji atau slip gaji terakhir.
3) Fotokopi NIP/NRP
c. Untuk pemohon berpenghasilan tidak tetap :
1) Surat keterangan dari lurah
2) Surat keterangan rincian penghasilan
3) Foto copy rekening Koran 3 bulan terakhir
Setelah formulir diisi oleh pemohon, formulir tesebut diserahkan kepada
petugas loan service beserta data-data yang di perlukan untuk diperiksa
mengenai kelengkapanya. Apabila persyaratan tersebut telah terpenuhi maka
Petugas Loan service akan mencatat atau meregrister data permohonan
kedalam File Informasi Pemohon (FIP) selanjutnya petugas akan mencetak
slip skedul wawancara sebanyak 2 (dua) rangkap,yaitu :
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
74
a. Lembar 1 diserahkan kepada pemohon untuk dibawa pada saat akan
wawancara.
b. Lembar 2 diserahkan kepada petugas wawancara beserta map berkas
permohonan.
2. Tahap Analisis Kredit
Pada hari yang telah ditentukan dalam slip jadwal wawancara pemohon
datang dan menyerahkan slip jadwal wawancara, selanjutnya dilakukan
wawancara antara pihak PT. Bank Tabungan Negara dengan calon debitur.
Tujuan PT. Bank Tabungan Negara melakukan wawancara ini adalah untuk
mendapatkan informasi serta masukan-masukan mengenai keadaan yang
sebenarnya, pemohon sebagai bahan pertimbangan dan pencocokan antara
data pada formulir permohonan dengan keadaan yang sebenarnya. Tahap-
tahap yang dilakukan pada saat proses wawancara, yaitu:
a. Pewawancara wajib memberikan informasi yang optimal sehubungan
dengan kredit yang akan diberikan kepada pemohon, baik dari formulir
permohonan, kelengkapan data, hak dan kewajiban pemohon, tingkat
suku bunga serta ketentuan umum pengembalian kredit.
b. Pewawancara akan mengajukan beberapa pertanyaan yang bertujuan
untuk meneliti data formulir permohonan kredit yang telah diisi oleh
pemohon, pertanyaan tersebut akan difokuskan untuk mendapatkan
kenyakinan mengenai :
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
75
1. Keberadaan data pemohon
2. Keberadaan penghasilan pemohon
3. Apakah pemohon mempunyai kewajiban lain yang harus dibayar
setiap bulannya.
Selanjutnya setelah wawancara dilaksanakan, petugas wawancara akan
memberikan tanda pengesahan pada slip jadwal wawancar sebanyak 2 ( dua)
lembar yang menjelaskan bahwa kegiatan wawancara telah dilaksanakan.
Setelah wawancara selesai dilakukan, petugas wawancara akan
melaksanakan analisa kredit terhadap hasil wawancara dengan maksud agar
kredit yang diberikan mencapai tujuan yaitu aman dan terarah. Tujuan
utama dari analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh
kenyakinan bahwa calon debitur mempunyai kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya kepada bank secara teratur, baik pembayaran pokok maupun
bunganya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Dalam melakukan
analisa kredit seorang petugas wawancara menggunakan prinsip 5C sebagai
dasar pemberian kredit, yaitu:
1) Character
Penilaian ini berdasarkan pada reputasi debitur dan latar belakang atas
pengalaman calon debitur dalam memenuhi kewajibanya terhadap
perusahaan, selain itu pemohon tidak termasuk dalam daftar hitam,
daftar kredit macet Bank Indonesia. Hasil tersebut harus dapat
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
76
menyimpulkan bahwa calon debitur bertindak baik, jujur, dan tidak
akan mempersulit pihak Bank di kemudian hari.
2) Capacity
Penilaian ini diutamakan pada kemapuan calon debitur untuk dapat
mengembalikan dana kredit yang telah diberikan perusahaan pada
jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, biasanya hal ini dapat
dilihat dari penghasilan calon debitur.
3) Capital
Bank harus mengetahui bagaimana pertimbangan antara jumlah hutang
dan jumlah modal sendiri. Untuk itu bank harus menganalisis neraca
selama sedikitnya dua tahun terakhir.
4) Collateral
Bank meminta jaminan di maksudkan untuk menjaga apabila usaha
yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab lain yang
mengakibatkan pihak debitur tidak bisa melunasi.
5) Condision of economic
Dalam memberikan kredit bank terlebih dulu melihat situasi dan
kondisi yang terjadi saat itu seperti kondisi politik, ekonomi, sosial,
budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan pada saat tertentu
kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari yang
memperoleh kredit.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
77
Setelah proses analisis tersebut dilaksanakan, petugas akan
menyerahkan formulir hasil wawancara ke Loan service akan
memperbaharui data pada File Informasi Permohonan (FIP).
3. Tahap Keputusan Kredit
Petugas Loan administration akan menerima berkas permohonan dari
loan service, selanjutnya petugas akan membuat listing permohonan kredit
dengan menyerahkan kepada petugas Loan administration akan membuat
Daftar Usulan Pemohon (DUP) per jenis kredit dan membuat Undangan
Rapat Komite Kredit (Rakomdit).
Rapat komite kredit dihadiri oleh pimpinan cabang, kepala unit kredit,
serta kepala seksi lainnya dan pimpinan langsung oleh petugas Loan
Service. Rapat ini bertujuan mendapatkan keputusan yang baik apakah
kredit yang diajukan pada calon debitur akan disetujui, direkomendasikan
atau ditolak. Setelah Rekomdit selesai, maka peserta rekomdit akan
membubuhkan tandatangan pada DUP, petugas Loan Administrasi akan
memisahkan berkas permohonan kredit yang disetujui atau ditolak
berdasarkan DUP tersebut, kemudian petugas Loan service melakukan
koreksi pada file informasi pemohon.
4. Tahap Persetujuan dan Pencairan Kredit
Setelah permohonan kredit yang diajukan disetujui oleh petugas kredit,
kemudian debitur dengan pihak BTN membuat perjanjian kredit atau akad
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
78
kredit. Hal-hal yang tertera dalam akad kredit atau perjanjian kredit atau
sebagai berikut :
a. Maksimun kredit ini adalah jumlah yang tertera dalam maksimal kredit
yaitu jumlah tertinggi yang diizinkan kepada si penerima kredit.
b. Jangka waktu, menunjukan berapa lama waktu yang diberikan untuk
pembayaran atau pelunasan kembali kredit tersebut.
c. Keperluan Kredit
d. Bunga atau provisi, merupakan penetapan bunga sesuai dengan
kebijakan bank.
e. Bea materai, dalam perjanjian kredit tersebut dikenai bea materai
f. Bentuk kredit
g. Cara Penarikan dan cara pelunasan
h. Jaminan Kredit dalam jaminan atau agunan harus dikemukakan secara
terperinci seperti jumlah jamina,nilai jaminan dan status
kepemilikannya.
i. Asuransi, seperti jaminan kredit sebaiknya diasuransikan sesuai dengan
sifat jaminan tersebut.
Permohonan kredit yang telah disetujui diserahkan kepada petugas loan
Administrasion untuk dibuatkan Surat Persetujuan Penegasan pemberian
Kredit (SP3K).Setelah SP3K keluar dan ditandatangani pemohon,calon
debitur diperkenankan untuk mengikuti acara akad kredit yaitu acara
penandatanganan daftar realisasi kredit dan perjanjian ini dihadiri notaries
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
79
dan developer untuk kredit KPR,sedangkan untuk kredit non-KPR tidak
dihindari developer.
5. Tahap Pengawasan dan Pembinaan Kredit
Pengawasan merupakan salah satu fungsi menajemen, perusahaan
melakukan pengawasan dengan tujuan agar debitur dapat memenuhi
kewajibannya dengan baik dan bank terhindar dari resiko perkreditan
pengawas kredit dilakukan atas pembayaran angsuran kredit, penggunaan
kredit, jangka waktu kredit, keadaan barang jaminan dan perkembangan
usaha debitur.
Pengawasan kredit dilakukan agar debitur dapat memanfaatkan fasilitas
kredit yang telah diterima dengan efisien dan efektif,sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya kredit macet.
Pembinaan kredit dilakukan oleh bagian loan recovery dengan cara via
telepon dan pemberian surat peringatan.Surat ini sebagai sarana atau alat
bagi Telepon dan pemberian surat peringatan.Surat ini sebagai sarana atau
alat bagi pihak bank untuk mengingatkan debiturnya atas kelalaian dalam
pembayaran kredit.Surat peringatan yang diberikan berupa :
a. Surat Pemberitahuan Angsuran Pertama (SPA I),yang berisikan
konfirmasi pembayaran angsuran kepada debitur baru yang s/d tanggal
10 belum melakukan pembayaran angsuran bulan kedua sejak akad
kredit.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
80
b. Surat Peringatan Angsuran Kedua (SPA II),yang berisikan konfirmasi
pembayaran angsuran yang belum dibayar beserta denda dan
tunggakan.
c. Surat Penyelesaian Tunggakan Pertama (SPT I),yang berisikan
konfirmasi untuk menyelesaikan pembayaran denda dan tunggakkan
d. Surat Penyelesaian Tunggakan Kedua (SPT II),yang berisikan
peringatan terakhir penyelesaian tunggakan dengan batas tertentu dan
pelimpahan wewenang dari pihak bank kepada pengadialn negeri
mengenai penagihan tunggakan debitur.
e. Surat Penyelesaian Tunggakan ketiga (SPT III),Berisikan Penyelesaian
seluruh tunggakan-tunggakan atau sisa hutang dengan batas waktu
tertentu dan tindakan lebih lanjut berupa penagihan seketika seluruh
sisa hutang.
f. Surat Penegasan Seluruh Sisa Hutang, berisikan pelunasan seketika
sisa hutang tersebut dan penagihannya disertakan kepada instansi yang
berwenang (Pengadilan Negeri)
g. Surat Peringatan Terakhir Pelunasan Seluruh Sisa Hutang.
6. Tahap Penyelesaian Kredit
Tahap Penyelesaian kredit adalah tahap pelunasan segala kewajiban
debitur terhadap perusahaan yang mengakibatkan berakhirnya ikatan
perjanjian kredit. Dalam tahap ini pihak Bank mengadakan perhitungan
semua kewajiban yang mencangkup hutang pokok, hutang bunga, denda dan
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
81
lainya. Apabila debitur telah memenuhi kewajibannya, bank akan
menerbitkan Surat tanda Pelunasan Kredit untuk debitur tersebut.
Dari pembahasan yang telah dijelaskan oleh penulis diatas maka dapat
dilihat bahwa prosedur pemberian kredit pemilikan rumah pada PT. Bank
Tabungan Negara sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Keuntungan yang
dapat diambil adalah mempermudah dalam pemberian kredit karena prosedur
yang ada di PT. Bank Tabungan Negara sudah memenuhi syarat pemberian
kredit, sehingga diharapkan kredit yang diberikan dapat terlunasi sesuai
kesepakatan yang ada dan tidak terjadi permasalah kredit.
Disamping kelebihan tersebut ternyata ada beberapa kelemahan dalam
dilaksanakanya prosedur pemberian kredit tersebut yaitu, dalam tahap
permohonan kredit banyak sekali calon nasabah melakukan kesalahan dalam
penulisan Form Permohonan Kredit yang menyebabkan banyaknya penolakan
pada permohonan pengkreditan. Selain itu terjadi pada Tahap Analisis Kredit
dimana dalam proses wawancara tidak dilakukannya secara maksimal mengenai
informasi dari calon pemohon kredit tersebut yang mengakibatkan adannya
informasi yang tidak lengkap dan jelas yang akan mempengaruhi Tahap
keputusan kredit. Dan akan berdampak pada permasalahan pada tahap selanjutnya
yaitu Tahap Penyelesaian kredit yang tidak akan terpenuhi.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
82
4.2.2 Pelaksanaan Audit Internal Pemberian kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Cilegon.
Pelaksanaan audit internal secara keseluruhan pada PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Cilegon, auditor melakukan pemeriksaan periodik dan
pemeriksaan khusus. Dimana pemeriksaan periodik yaitu pemeriksaan rutin
terhadap unit kerja minimal satu tahun sekali, sedangkan pemeriksaan khusus
yaitu pemeriksaan terhadap hasil temuan dari pemeriksaan periodik yang perlu
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, apabila ada masalah tertentu yang
memerlukan penanganan segera maka dibutuhkan penilaian dari kepala divisi
audit dan kepala cabang.
Didalam pelaksanaan audit internal PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
melakukan kualifikasi audit internal yang dapat menunjang kinerja auditor dalam
melaksanakan pekerjaannya. Kualifikasi auditor tersebut terbagi dalam dua
kriteria, yaitu : Independensi auditor dan Kompetensi auditor.
1. Independensi Auditor Internal
Posisi auditor internal pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang
Cilegon memiliki kedudukan khusus, yang terpisah dari semua kegiatan operasi
perusahaan dan tidak terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan. Dengan
adanya kedudukan khusus tersebut, merupakan salah satu fungsi yang independen
untuk bertanggung jawab langsung dan memperoleh wewenang dari kepala
cabang.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
83
Maka dari itu PT. Bank Tabungan Negara (persero) dengan kedudukan
auditor yang terpisah mampu memberikan laporan apa adanya tanpa ada tekanan
dari pihak manapun, memdapatkan akses dengan mudah pada setiap objek yang
dioperiksanya dan dengan dimilikinya pengetahuan dan pengalaman yang
memadai membuat auditor internal mampu memberikan rekomendasi yang
diperlukan.
2. Kompetensi Auditor Internal
Dengan adanya auditor yang kompeten akan sangat menguntungkan bagi
pihak perusahaan dalam melaksanakan kegiatan perusahaan tersebut. Oleh sebab
itu PT. Bank Tabungan Negara (Persero) melaksanakan audit internal yang terdiri
dari 1 (satu) orang kepala divisi audit internal dan 3 (tiga) orang staf audit internal
yang seluruhnya mempunyai pengalaman dalam bidang audit yang dapat dilihat
pada gambar 4.1. Untuk menambah wawasan dan pengalaman dari para auditor
internal di perusahaan maka diadakan pelatihan aspek teknis dan pendidikan
umum perbankan, kemudian para auditor internal diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan perbankan dan memperluas pengalaman dan praktek pemeriksaan.
auditor internal pada PT. Bank Tabungan Negara memiliki pengetahuan dan
kemampuan teknis yang memadai dalam melaksanakan audit dan juga memiliki
ketegasan sikap, teliti dan bertanggung jawab atas hasil audit yang dilakukan.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
84
0100200300400500600700800900
Kredit macet Kredit macet belum
terselesaikan (thn
sebelumnya)
Jumlah kredit macet
Tingkat penyelesaianan
Sisa kredit macet yang ada
2008
2009
2010
Tabel 4.1
Fluktuasi kredit macet
Pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon
Tahun 2008-2010
Keterangan Tahun
2008 2009 2010
Kredit macet 597,2 559,54 588,20
Kredit macet belum terselesaikan
(thn sebelumnya)
- 187,7 225,03
Jumlah kredit macet 597,2 747,24 813,23
Tingkat penyelesaianan 391,5 522,21 595,10
Sisa kredit macet yang ada 187,7 225,03 218,13
Gambar 4.3
Fluktuasi kredit macet
Pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon
Tahun 2008-2010
Dengan adanya tabel 4.1 dan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kompetensi
auditor dalam kualifikasi jumlah karyawan yang hanya 4 auditor internal,
sehingga dapat menyelesaikan penyelesaian masalah tidak sampai 100 % yang
dapat dilakukan pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon.
(Rp. Juta)
(Rp. Juta)
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
85
Dengan adanya audit internal dapat menciptakan suatu pelaksanaan
pemberian kredit yang sehat dan aman sehingga dapat memperkecil resiko tidak
tertagihnya kredit yang diberikan. Penerapan audit internal dalam pemberian
kredit di PT. Bank Tabungan Negara (persero) yang dilaksanakan oleh auditor
internal dapat menekan terjadinya kredit macet.
Kegiatan pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon dalam divisi
audit internal khusus pemberian kredit, yaitu melaksanakan audit internal dengan
tahapan- tahapan yang telah di susun sebelumnya yaitu diawali pada program
audit internal kredit sampai dengan adanya tindak lanjut audit internal kredit.
1. Program Audit Internal Kredit
Program kerja audit internal adalah salah satu bagian penting dalam proses
pemeriksaan khususnya perkreditan yang dilakukan oleh bagian audit internal.
Karena didalamnya terdapat berbagai petunjuk langkah-langkah atau tindakan-
tindakan yang diambil selama melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan
kredit. Sebagai panduan umum para auditor dalam melaksanakan pemeriksaan
kredit, maka perlu disusun audit program yang berisi langkah-langkah yang
sistematis agar pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan tersususn dan terencana
dengan baik.
Program kerja audit internal kredit di PT. Bank Tabungan Negara cabang
Cilegon yaitu program pemeriksaan kredit Tahunan. Berdasarkan wawancara
dengan pejabat yang berwenang, yaitu staf audit internal maka diperoleh program
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
86
1. Disusun berdasarkan rencana kerja manajerial
2. Memuat seluruh kegiatan pemeriksaan kredit yang telah direncanakan
3. Memuat kegiatan pemeriksaan kredit yang diinstruksikan oleh manajemen
4. Penyusunan memerlukan koordinasi (sinergi) antara bidang-bidang audit pada
internal audit kantor perusahaan dan audit internal divisi.
5. Memuat rencana pemeriksaan kredit yang meliputi :
a. Objek audit (bagian perkreditan)
b. Jadwal dan lokasi waktu
c. Personalia
d. Perkiraan biaya
e. Periode
f. Penyusunan program audit, mereview program audit.
g. Nomor kertas kerja audit (KKA/KKP)
h. Tujuan audit
i. Langkah-langkah audit
j. Personil yang mengijinkan langkah-langkah tersebut.
Program tersebut diatas dibuat ditingkat divisi dan kantor perusahaan
sesuai dengan bidang yang ada dan sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus
disetujui oleh koordinator atau kepala audit internal.
2. Tahap-Tahap Pelaksanaan Audit Internal Kredit
Prosedur audit internal dalam menjalankan pemeriksaan kredit pada PT.
Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon di jalankan secara bulanan, dimana
dalam menjalankan tugasnya, auditor internal harus memberitahukan terlebih
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
87
dahulu kebagian perkreditan dan berwenang memeriksa dokumen-dokumen buku
dan catatan dibagian perkreditan. Dalam melaksanakan pemeriksaan kredit,
auditor internal juga melakukan semua fungsi audit internal, yang mencangkup
kegiatan compliance, verification, dan evaluation.
1. Compliance
Audit internal melakukan penilaian ketaatan para karyawan bagian perkreditan
terhadap prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, apakah telah
dilaksanakan dengan benar. Contohnya antara lain :
a. Memeriksa kebenaran dari pengisian formulir pada bagian analis kredit,
apakah data-data yang diisi oleh calon debitur sudah benar dan
persyaratannya sudah lengkap.
b. Memeriksa penandatanganan dokumen calon debitur, apakah telah
ditandatangani oleh bagian analis kredit dan kepala cabang.
c. Menilai apakah prosedur pemberian kredit telah mendapat persetujuan dari
pihak yang berwenang, yang terdiri dari kepala cabang, analis kredit dan
petugas loan service
2. Verification
Dalam hal verifikasi, auditor internal melakukan audit terhadap kebenaran
dokumen-dokumen, catatan-catatan dan laporan-laporan pemberian kredit,
contohnya antara lain :
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
88
a. Memeriksa apakah seluruh dokumen dan catatan perkreditan calon debitur
telah dicatat dengan benar oleh petugas Loan service dan bagian analisis
kredit, adapun dokumen yang diperiksa seperti : bukti-bukti aplikasi kredit.
b. Memeriksa ketepatan dan kebenaran perhitungan dan penjumlahan serta
perkalian dokumen-dokumen perkreditan calon debitur, adapun dokumen
yang diperiksa seperti : daftar plafond kredit yang telah ditentukan oleh
perusahaan dengan tarif yang tercantum pada ketentuan kredit.
c. Meneliti penentuan harga pemberian kredit yang diberikan dengan
memeriksa penentuan tarif kecil yang telah ditetapkan oleh PT. Bank
Tabungna Negara (Persero).
3. Evaluation
Auditor internal mengawasi apakah perkreditan yang telah dilaksanakan
dengan benar sesuai dengan system, prosedur dan kebijakan yang telah
ditentukan oleh perusahaan. Apabila terdapat penyimpangan maka auditor
internal harus segera melaporkan kepada kepala cabang. Selain itu auditor
internal juga memberikan saran-saran dan rekomendasi untuk memperbaiki
penyimpangan- penyimpangan yang terjadi. Auditor internal melakukan
penilaian secara terus menerus terhadap pelaksanaan perkreditan yang terjadi.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
89
Pelaksanaan Audit Internal Pemberian Kredit
Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Cilegon
Tidak bermasalah
Bermasalah
Tidak bermasalah
Bermasalah
Tidak bermasalah
Bermasalah
Tidak bermasalah
Bermasalah
Tidak bermasalah
Bermasalah
Tidak bermasalah
Bermasalah
Kredit Macet
TAHAP PENYELESAIAN KREDIT
Tidak Adanya penyelesaian
kredit dikarenakan adanya
tunggakan pembayaran kredit.
TAHAP PENGAWASAN & PEMBINAAN
Sudah dilakukan sesuai dengan
pengawasan yang ada.
TAHAP PERSETUJUAN & PENCAIRAN
KREDIT
Memeriksan pembuatan
perjanjian kredit antara
pemohon dengan bank.
TAHAP KEPUTUSAN KREDIT
Memeriksa penandatangan yang
dilakukan oleh anggota Rapat
Komite kredit
TAHAP ANALISIS KREDIT
Memeriksa kebenaran seluruh dokumen
pemohon. (Ditemukan salah penulisan pada
saat wawancara dan banyak syarat yang
tidak terpenuhi dan data tidak sesuai
keadaan.)
TAHAP TAHAP PERMOHONAN KREDIT
Sudah dilakukan sesuai dengan
pengawasan yang ada.
Sumber : PT. Bank Tabungan Negara, 2009 (diolah Kembali)
Gambar 4.4
Pelaksanaan Audit Internal
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
90
3. Laporan Hasil Audit Internal Kredit
Laporan audit internal dibuat setelah auditor internal selesai melaksanakan
audit, laporan audit ini akan di arsipkan oleh audit internal dan selanjutnya
diberikan kepada auditee (tembusan kepada kepala cabang). Laporan yang dibuat
mengandung uraian mengenai kegiatan apa yang dikerjakan dalam audit serta
bagian-bagian mana yang memerlukan perbaikan dan rekomendasi yang
diusulkan.
Langkah-Langkah dalam pembuatan laporan audit pada PT. Bank
Tabungan Negara Cabang Bandung adalah sebagai berikut :
1. Mengolah data yang diperoleh dari kertas kerja audit menjadi draft laporan
audit (belum ditandatangani).
2. Mendiskusikan temuan-temuan audit dengan bagian yang diaudit jika masih
ada hal-hal mendasar yang tidak jelas.
3. Membuat laporan audit yang ditandatangani oleh auditor penanggung jawab
pelaksana, kepada audit internal tersebut dan auditee (bagian yang terkait).
Setelah laporan hasil audit selesai dibuat dan ditandatangani oleh kepala
auditor dan kepala perkreditan maka pendistribusian laporan tersebut :
1. Dikirimkan kebagian yang menjadi objek audit, yaitu bagian perkreditan.
2. Di arsip di bagian audit internal
3. Dikirim ke kepala cabang untuk ditindak lanjuti
Dalam laporan audit tersebut, auditor memberikan pendapat mengenai
pelaksanaan audit internal perkreditan dan terhadap temuan tersebut, auditor
memberikan saran-saran perbaikan kepada kepala cabang.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
91
4. Tindak Lanjut Hasil Audit Internal Kredit
Setelah laporan audit diberikan kepada auditee, pihak auditor akan
melakukan follow up sampai tindakan perbaikan berjalan dengan baik. Auditor
akan melaporkan kesalahan-kesalahan yang menyimpang dan yang tidak sesuai
dengan prosedur dan kebijakan perusahaan dalam laporan audit. Laporan audit
yang dilaporkan oleh audit internal akan ditindak lanjuti langsung oleh masing-
masing manajer yang ada ditiap bagian dalam perusahaan. Apabila masing-
masing manajer tersebut tidak melakukan tindak lanjut, maka audit internal
berhak untuk mengingatkan manager tersebut agar kesalahan dan penyimpangan
yang ditemukan tersebut dapat segera ditindak lanjuti dan diperbaiki. Sehingga
tidak menghambat efektivitas perkreditan yang mungkin dapat merugikan
perusahaan.
Dari pembahasan yang telah dipaparkan oleh penulis tentang pelaksanaan
audit internal pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan
Negara Cabang Cilegon, sudah dilakukan secara memadai dengan dilakukannya
seluruh tahapan-tahapan yang ada, yaitu : diawali dengan tahapan penyusunan
program audit internal, tahapan selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan audit
internal, tahapan laporan hasil audit internal dan tahap terakhir adalah tahapan
tindak lanjut dari manajemen. Dimana di dalam pelaksanaan audit ini, pihak
auditor telah menemukan permasalahan yang terjadi pada prosedur pemberian
kredit, yaitu permasalahan yang ada pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang
Cilegon terletak pada salah satu tahapan pada prosedur pemberian kredit yang
dapat dilihat pada gambar 4.4 diatas.
-
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
92
Dari gambar tersebut terlihat bahwa auditor telah menemukan penyebab
terjadinya kredit macet yaitu pada tahap analisis kredit dimana pada tahap tersebut
terjadi kesalahan dalam penulisan yang dilakukan pewawancara terhadap form
pemohon dan pada proses wawancara tidak dilakukan secara maksimal mengenai
data pemohon yang berpengaruh terhadap tahap selanjutnya yaitu tahap keputusan
kredit dimana keputusan tersebut dianggap tidak layak dikarenakan data yang
diperoleh tidak sesuai fakta dan berakibat adanya penunggakan pembayaran yang
sering disebut kredit macet. Salah satu penyebab kredit macet pada prosedur
pemberian kredit ini dapat dikategorikan sebagai Complacency yang artinya sikap
memudahkan suatu masalah atau informasi dalam proses kredit akan
mengakibatkan terjadinya kegagalan atas pelunasan kembali kredit yang diberikan
Dapat dilihat dari kinerja auditor internal pada PT. Bank Tabungan Negara
Cabang Cilegon dalam penerapan audit internal sudah memadai dengan adanya
penemuan permasalahan pada prosedur pemberian kredit pemilikan rumah.
Dalam kelebihan yang telah dipaparkan oleh penulis diatas, kekurangan
terletak pada kualifikasi auditor, yang dapat dilihat tabel 4.1 dan gambar 4.3
dimana pada jumlah karyawan audit internal yang kurang hanya terdiri dari 4
karyawan audit internal, ternyata dapat mempengaruhi penyelesaian permasalahan
yang ada di kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara Cabang Cilegon
penyelesaian kredit macet tidak dapat diselesaikan hingga 100% yang
menyebabkan jumlah kredit macet tahun berikutnya menjadi lebih besar dari
permasalahan yang ada di tahun yang sebenarnya .