jbptunikompp gdl mochzenala 18095 3 babii

Upload: adams-aja-udah-cukup

Post on 12-Jul-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II KEMASAN SEBAGAI PELINDUNG PRODUK 2.1. Perihal Kemasan Seiring dengan perjalanan waktu industri kemasan berkembang memanfaatkan tidak hanya bahan langsung dari alam tetapi juga beranekaragam bahan kimia untuk menekan biaya industri dan memberi berbagai keuntungan penggunaan. Mulai pada abad pertengahan wadah yang digunakan beraneka ragam, baik dari kulit, bambu, keramik, kaca, kayu, maupun batu. Namun wadah-wadah itu hanya mempunyai satu fungsi saja yaitu hanya sebagai tempat semata untuk memudahkan membawa dan melindungi barang. Dan selama berabad-abad fungsi kemasan tersebut tidak berubah. Pada tahun 1950 an ketika mulai banyak muncul supermarket, peranan kemasan sesungguhnya mulai dirasakan. Di pasar swalayan ini, produk tidak lagi berdiri sendiri tetapi harus dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli. Tetapi pada saat itu fungsi kemasan masih ditujukan untuk memberikan informasi-informasi kepada konsumen mengenai apa isi dan kandungan produk tersebut. Baru pada tahun 1980an disaat persaingan makin ketat, kalangan produsen semakin berlomba untuk menarik perhatian calon konsumen. Bentuk dan desain kemasan semakin berfungsi diperhitungkan karena kemasan kini untuk menggambarkan keistimewaan produk dan

membujuk calon konsumen untuk membeli suatu produk. Kemasan mengambil alih tugas penjualan saat jual beli terjadi. Namun kini kemasan sudah berkembang dalam fungsi dan penggunaannya. Kemasan bukan lagi hanya pembungkus sebuah barang atau produk. Dengan munculnya berbagai macam produk dan barang di pasaran membuat konsumen semakin mengalami kebingungan dalam menentukan produk pilihannya. Dan konsumen akan cenderung memilih kemasan yang lebih bagus dan menarik daripada yang biasa-biasa saja. Dapat dikatakan kemasan 6

merupakan peran utama dalam memperoleh pangsa pasar. Dan daya tarik produk tidak dapat dilepaskan dari kemasannya. 2.2. Definisi Kemasan Dalam perkembangannya, kemasan memerlukan materi pendukung. Materi-materi itu mendukung keberadaan kemasan yang juga mendukung penjualan. Adanya produk aktual dan produk tambahan yang bisa disebut sebagai pengemasan. Ada perbedaan pengertian kemasan dan pengemasan, pengemasan mencakup keseluruhan konsep termasuk kemasan langsung, bagian luar, pembungkus, merk, pemajangan, pelayanan, interior/eksterior, dan bagian yang keseluruhannya berperan dalam Pembungkusan (packaging) dapat didefinisikan sebagai kegiatankegiatan barang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemasan adalah bungkus pelindung barang dagangan (niaga). Menurut Sigid, kemasan adalah kegiatan penempatan produksi ke dalam wadah (kontainer), tempat, isi, atau jenis yang terbuat dari timah, kayu. kertas, gelas,, besi, plastik, selulose transparan, kain, karton, atau material lainnya yang dilakukan oleh produsen atau pemasar untuk disampaikan kepada konsumen. 2.3. Kemasan di Indonesia Sekalipun dunia periklanan berkembang pesat di Indonesia dewasa ini, tetapi perkembangan ini rupanya masih belum diikuti oleh perkembangan desain kemasan. Pada akhir tahun 2000 diulas dalam Bisnis Indonesia edisi 24 November 2000 yang dikutip Cakram Komunikasi edisi Juni 2001, kinerja ekspor produk makanan dan minuman terancam terhambat menyusul pemberlakuan segera peraturan yang mewajibkan penggunaan bahan kemasan ramah 7 umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu

lingkungan. Sementara itu produk makanan dan minuman impor sekalipun memasang harga yang relatif lebih tinggi rupanya masih digemari oleh konsumen dalam negri. Salah satu penyebabnya karena produk makanan dan minuman impor senantiasa hadir dalam kemasan yang lebih menarik dibandingkan produk dalam negri. Fenomena di atas membuktikan masih kurangnya kesadaran bagi produsen dalam negeri untuk memaksimalkan peranan kemasan dalam penjualan. Menurut Ariana Susanti, Country Editor, Indonesia Packaging Federalion (IPF), persoalan utama karena persepsi masyarakat Indonesia yang kurang peduli terhadap persoalan kemasan. Hal ini dipengaruhi oleh minimnya pengenalan produsen terhadap teknologi kemasan. Disisi lain dapat dimaklumi jika produsen seringkah kurang berminat untuk membuat kemasan yang lebih kreatif karena minimnya dana. Yang penting produk terbungkus dengan baik dan dengan harga yang masuk diakal. Selama ini produsen yang menaruh perhatian lebih terhadap kemasan adalah mereka yang bergerak dalam industri skala menengah hingga besar. Sedangkan bagi industri kecil dan industri rumah tangga kemasan hanyalah sekedar pembungkus dan penyedia informasi isi. Persoalan kedua adalah mengenai sumber daya manusia. Tenaga desain yang menangani kemasan di Indonesia dapat dikatakan sedikit jika dibandingkan dengan tenaga desain grafis atau tenaga desain interior. Selain itu mengenai kepercayaan produsen, seringkah produsen memilih membuat desain kemasan di luar negri daripada memakai desainer Indonesia. Desain kemasan selain mempertimbangkan berbagai macam kaidah visual juga dituntut mengikuti perkembangan zaman. Hal ini terkait dengan berbagai macam peraturan internasional mengenai food safety, keindahan, labeling, dan bahan kemasan ramah lingkungan. Tak satu pun desain kemasan yang dapat bertahan selamanya karena pada suatu masa tiba juga saatnya desain kemasan tersebut 8

diperbaharui. Sebuah kemasan yang semula kelihatan menarik dan segar lambat laun akan terlihat ketinggalan dan menampakkan kesan usang. Ini dapat mematikan penjualan. Gejala ini mungkin disebabkan karena berubahnya kondisi sosial dan gaya hidup konsumen, perkembangan teknologi pengemasan, ataupun munculnya para pesaing dengan kemasan yang lebih unggul, dan berbagai kemungkinan sesuai kondisi pada masa yang sedang berjalan. Inovasi pada kemasan memang perlu dilakukan asalkan kemasan baru tersebut tetap mempertahankan beberapa unsur lama. Dengan kata lain, evolusi memang perlu digulirkan agar kemasan terkesan tetap mutakhir dan menjual. Margaret H. Widelock, yang ikut merancang identitas baru Bakrie Group mengatakan. "Anda tak perlu kuatir untuk mengubah dan menyegarkan identitas merk Anda agar tetap berada di depan pesaing. Begitu juga yang dilakukan oleh British Airways yang termasuk sebagai salah satu penerbangan yang telah berhasil menjadi pemimpin dalam dunia penerbangan. Mereka mengadakan riset yang hasilnya mengharuskan mereka untuk mengubah identitas untuk mempersiapkan era yang akan dibawa oleh millenium baru. Dan dalam merubah identitas itu dikeluarkan biaya yang tidak tanggungtanggung jumlahnya yaitu sebesar Rp 32 triliun. Ledakan produk dapat menjadi lebih buruk. Telah dibangun super supermarket (disebut hypermarket) dengan ruangan yang sanggup memajang 30.000 hingga 50.000 macam produk. Industri pengepakan barang jelas mengharapkan keadaan semacam ini terus berlanjut. Beberapa alasan sebagai pertimbangan mengubah desain kemasan, antara lain: Turunnya penjualan Perubahan kecenderungan konsumen Perubahan sikap konsumen 9

Perubahan kondisi pasar Kemasan pesaing lebih unggul Perkembangan bahan dan teknologi Perkembangan eceran baru Kebijakan pemasaran baru

Peraturan umum pada kemasan : 1. rumit. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bentuk yang teratur lebih memiliki daya tarik. Bentuk yang tidak seimbang tidak akan menyenangkan. Bentuk bujur sangkar lebih disukai daripada persegi Bentuk cembung lebih disukai daripada yang cekung. Warna hangat lebih menarik daripada warra sejuk, tapi Secara keseluruhan desain harus berbeda dengan Konsumen melihat visual suatu kemasan dengan Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang

panjang.

tergantung produk dan situasi pemasaran. produk pesaing. urutan : warna, bentuk, penampilan, dan kemudian produk dalam kemasan. 9. 10. 11. 12. Trend desain jangan terlalu cepat pudar, sebuah desain Informasi harus sesuai dengan logika. Jangan hanya menggunakan komposisi hitam putih Informasi penting harus terlihat jelas bila kemasan yang ketinggalan zaman bisan kehilangan penjualan.

untuk desain kemasan. dipajang. Satu alternatif lain untuk mengembangkan barang baru adalah dengan mengadakan perubahan pada barang yang ada. Perubahan 10

ini dapat berupa Bagi Perubahan Desain (mendesain kembali) barang industri khususnya, perubahan desain ini

menyebabkan barang tersebut menjadi lebih menarik, lebih mudah penggunaannya, dan bahkan ongkos produksinya menjadi lebih rendah. Perubahan Bungkus Perubahan bungkus ini terutama banyak dilakukan terhadap barang konsumsi. Penggunaan bahan baru bahan baru ini diharapkan perusahaan dapat Alternatif perubahan yang lain berupa penggunaan bahan baru. Dengan meningkatkan efisiensi produksinya 2.4. Perihal Tahu Tahu merupakan salah satu jenis produk dari kedelai. Dari semua makanan yang berasal dari kedelai, tahu mungkin merupakan produk kedelai yang paling terkenal. Tahu berasal dari negeri Cina. Kata "tahu" sendiri sesungguhnya berasal dari bahasa Cina, yakni: tao-hu atau teu-hu. Suku kata tao atau teu berarti kacang kedelai, sedangkan hu berarti hancur menjadi bubur. Dengan demikian secara harafiah, tahu adalah makanan yang bahan bakunya kedelai yang dihancurkan menjadi bubur. Tahu adalah cake yang punya rasa halus, putih, seperti keju yang dibuat dari kedelai. Tahu mempunyai bentuk-bentuk yang berbeda dan dapat dimasak dalam berbagai cara. Tahu sangat unik di antara makanan-makanan lainnya karena dapat menyerap berbagai rasa dan aroma yang ditambahkan di dalamnya. Tahu dapat berfungsi secara baik di saat dingin dan lezat seperti pengganti krim keju tiap hari. Tahu dapat digunakan sebagai pengganti keju dalam lasagna (pasta yang dipanggang di oven dan merupakan makanan tradisional Italia) atau dapat dipanggang pada sebuah alat pemanggang. Itu juga 11

dapat menjadi dadu-dadu yang lezat yang dicampurkan dalam supmiso (makanan jepang berupa sup) dengan bawang merah dan dengan sayuran-sayuran segar. Makanan yang bagus ini kaya akan protein dan relatif rendah kadar lemaknya (baik lemak jenuh mau pun lemak rendah), bebas kolesterol, rendah sodiumnya dan sumber isoflavon yang sangat bagus. Tidak ada yang mengetahui secara tepat kapan tahu ini ditemukan, tetapi diyakini makanan ini telah dikonsumsi selama lebih dua ribu tahun yang lalu. Menurut salah satu legenda bangsa Cina, tahu ditemukan oleh seorang pegawai pemerintah yang jujur pada saat kekuasaan Dinasti Tang. Karena terlalu miskin tidak bisa membeli daging lantaran mempertahankan prinsipnya yang pantang menerima suap. kemudian pegawai ini berhasil menciptakan tahu dalam keputusasaannya secara tidak disengaja. Legenda yang lain menceritakan bahwa penemu tahu adalah seorang kimiawan Cina, Pangeran Lord Liu An dari Huia-nam. Tahu diperkenalkan di Jepang sekitar abad 700 S.M. Tahu dibuat dari kedelai kering yang direndam di air yang kemudian dihancurkan dan direbus. Cairan yang ada, seperti susu kedelai kemudian dipisahkan dari bubur atau okara yang juga dapat digunakan sebagai makanan koagulan (bagian yang mungkin untuk dadih terbentuk) ditambahkan pada susu kedelai tadi untuk memisahkan dadih dengan airnya. Dadih yang segar dan masih hangat ini kemudian dituangkan ke dalam cetakan segi empat dan beberapa jam kemudian dadih tersebut menjadi keras. Secara tradisional, tahu disimpan di dalam air untuk menjaga kesegarannya. Beberapa koagulan juga dapat digunakan, termasuk juga nigari, sebuah senyawa yang secara alami terdapat di air laut atau kalsium sulfat, mineral yang secara alami ada. (Tahu yang dibuat dengan kalsium sulfat adalah sumber kalsium yang sangat bagus). Kandungan gizi kedelai dan tahu per 100 gram bahan Kandungan gizi Kalori (gram) Kedelai 331 Tahu 68 12

Protein (gram) Lemak Karbohidrat (gram) Calsium (mg) Fostor (mg) Besi (mg) Vitamin A (S.I) Thiamine (mg) Air (gram)

34,9 18,1 34,8 227 585 8,0 110 1,07 7,5

7,8 4,6 16,0 124 63 0,8 0 0,06 70,0

Gambar 2.1. Kandungan gizi

Berikut ini beberapa tahu yang beredar di pasaran: - Tahu padat (finn tofu) yang dikenal dengan nama tahu kapas mempunyai kekentalan yang sangat padat. Selama proses pembuatan tahu ini, pakaian katun/dari kapas digunakan untuk menyaring air dari dadihnya. Inilah yang menyebabkan produk ini lebih padat. Tahu padat ini sangat bagus digunakan dalam makanan-makanan yang diolah bila Anda ingin tahu tetap dalam bentuknya dan kepadatan yang asli. Tahu ini lebih banyak mengandung protein, lemak dan kalsium dibanding beberapa tipe tahu lainnya. Beberapa merek tahu ada yang ekstra padat dan mempunyai kekenyalan lebih tinggi dibandingkan dengan tipe tahu ini. Tahu sutera (silken tofu) atau tahu lemak adalah tahu di mana airnya tidak disaring dari dadihnya dan dibiarkan membeku dengan kekentalan yang lebih lunak dan berkrim. Tahu sutera ini bagus dibiarkan dalam bentuk aslinya atau dilumatkan. Tahu panggang (yakidofu) adalah tahu yang telah dipanggang dan mempunyai tekstur yang padat seperti sukiyaki (menu satu porsi yang mengandung daging sapi cincang, tahu dan sayur-mayur). Tahu kering (koyodofu) adalah tahu yang beku lagi dingin yang dijual dalam kemasan bebas udara dan biasanya bagus dalam menyerap bumbu-bumbu dalam sup dan kaldu. Tahu jenis ini berwarna abu-abu kecoklatan dengan tekstur 13

berlobang-lobang. (Koyodafu harus dicairkan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan). Okara, bubur kedelai yang dipisahkan dari susu kedelai dalam proses pembuatan tahu, juga dapat digunakan dalam masakan dan dikemas dengan kandungan protein dan serat yang tinggi. Okara sangat enak bila dipadukan dalam salad dan sup atau untuk membuat kroket. Okara adalah makanan yang menyehatkan : berbagai penelitian binatang akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa okara adalah agen penurun kadar kolesterol yang sanget bagus. Tahu bisa didapatkan dengan mudah hampir di setiap tempat di Amerika Serikat. Tahu banyak dijual di pasar swalayan, toko sayurmayur atau pasar makanan Asia dan pasar alami. Tahu dikemas dalam berbagai macam kemasan. Tahu segar dijual dalam keadaan bebas dan disimpan terapung di dalam air. Tahu dapat berisi hingga 6 gram lemak, tahu sutera mengandung sekitar 5 gram lemak. Meskipun tahu lemak jenuh, namun itu masih lebih rendah dibandingkan dengan daging. Sedikitnya ada dua macam jenis tahu yang rendah lemak yang ada di pasaran. Tahu bubuk juga ada di pasar makanan alami dan toko-toko makanan Asia. Tidak lebih sulit membuatnya dibandingkan tahu segar. Kandungan gizi yang terdapat di dalam tahu cukup tinggi, dan juga mengandung beberapa asam amino yang dibutuhkan tubuh manusia. Bagi pengrajin tahu sendiri usaha ini memang dapat dijadikan salah satu alternatif peluang bekerja dan berusaha yang cukup murah, sebab teknik pembuatan yang cukup mudah dan modal yang dibutuhkan pun tidak mahal. Di Jepang, ada lebih dari 30.000 toko yang tidak menjual apapun kecuali berbagai macam tahu.

Berikut ini tahapan dalam membuat tahu. 14

1. Pencucian 2. Pengupasan kulit 3. Penggilingan 4. Pendidihan 5. Penyaringan 6. Penggumpalan 7. Pencetakan 2.5. Data Perusahaan 2.5.1. Perihal Perusahaan Usaha kerajinan tahu di Sumedang berlangsung sejak awal abad ke-20 atau tepatnya sekitar tahun 1917. Perusahaan Tahu Bungkeng bersama sedikit pengusaha tahu lainnya merupakan yang konsisten dan kokoh terhadap kelestarian tahu Sumedang. Perusahaan Tahu Bungkeng berdiri sejak tahun 1917. Pendiri perusahaan tersebut namanya adalah Ong Kino yang berasal dari Fujian Daratan Cina. Perusahaan tersebut masih tetap berproduksi sampai sekarang karena keuletan dan ketekunan keturunannya untuk mempertahankan perusahaan tersebut yang telah dirintis oleh leluhurnya. Pada tanggal 5 Desember 2001, Perusahaan Tahu Bungkeng mendapat izin usaha dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan yaitu SK. Deperindag 503/ SK. 575/ INDAG/ 2001, sehingga sampai sekarang telah memasuki generasi keempat dalam mengelola perusahaan tersebut. Saat ini Perusahaan Tahu Bungkeng telah memiliki dua cabang yang dilengkapi dengan fasilitas restoran. Kabupaten Sumedang pada tahun 1985 sangat berambisi untuk menjadi daerah penghasil kedelai terbesar di Jawa Barat. Berbagai upaya untuk mencapai 15

itu sudah dilakukan, termasuk dengan diterapkan upaya khusus penanaman kedelai. Upaya tersebut ternyata membuahkan hasil yang sangat positif, melalui berbagai insentif dan optimalisasi lahan serta intensifikasinya mampu menarik minat para petani untuk mengalihkan lahannya dari tanaman padi menjadi kedelai. Dalam waktu yang relatif singkat di seluruh kota Sumedang saat itu terdapat 9.000 hektar lahan petani yang ditanami kedelai yaitu daerah Kecamatan Conggeang dan kecamatan Buah Dua yang merupakan areal terbesar yang ditanami kedelai. Masa keemasan Sumedang sebagai kabupaten yang lahan kedelainya terluas di Jawa Barat kini hampir tidak ada bekasnya. Lahan kedelai yang tadinya luas kini semakin sedikit, dan bahkan tahun 1997, lahan yang berhasil ditanami kedelai tinggal seluas 2.297 hektar, berarti tinggal satu pertiga dari luas tahun 1985. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengusaha tahu Sumedang yang terpaksa membeli kedelai dari Majalengka, bahkan ada yang terpaksa harus ke Jawa Tengah atau Jawa Timur. Perusahaan Tahu Bungkeng bersama pengusaha lainnya tetap konsisten untuk mempertahankan kelestarian tahu Sumedang, meskipun keadaan potensi lahan pertanian sedikit berkurang untuk pengembangan kacang kedelai, dimana kacang kedelai tersebut sebagai bahan baku utama dalam pengolahan tahu.

2.5.2. Struktur Organisasi 16

Struktur organisasi merupakan kerangka dasar dari pelaksanaan tiap bentuk usaha. Kegunaan dari struktur organisasi ini adalah agar perusahaan mempunyai landasan dan pola pelaksanaan dalam mencapai tujuan dan hasil usahanya semaksimal mungkin. Suatu dasar yang berguna dalam menyusun struktur organisasi adalah mempertimbangkan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya suatu pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan fungsi-fungsi operasional, penguasaan, penyimpanan dan pencatatan. Melalui struktur organisasi dapat diketahui dengan jelas kedudukan dan hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga terjalin kerja sama yang baik dengan pemisahan tanggung jawab terstruktur. Perusahaan Tahu Bungkeng dipimpin oleh seorang pimpinan perusahaan yang dibantu oleh wakil ketua dan beberapa orang pimpinan cabang perusahaan tersebut atau disebut juga Base.

17

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Sumber : Perusahaan

Penjelasan struktur organisasi Perusahaan Tahu Bungkeng Sumedang adalah sebagai berikut : 1. Pimpinan Perusahaan Tugas berikut: a. Memimpin dan mengelola semua sektor produksi yang menjadi tanggung jawabnya secara terus-menerus. b. Memberikan saran-saran atau pendapat berdasarkan evaluasi dari bawahan. 2. Wakil Ketua Tugas seorang wakil ketua sebagai berikut : a. Menjalankan keputusan untuk melaksanakan rencana kerja yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. b. Menjaga kelancaran kerja antara pimpinan cabang perusahaan yang satu dengan pimpinan cabang perusahaan lainnya. c. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan. seorang pimpinan perusahaan sebagai

18

3. Pimpinan Cabang (Base) Tugas seorang pimpinan cabang sebagai berikut : a. b. kas harian. c. Memberikan saran dan pendapat atas semua kegiatan perusahaan pada wakil ketua yang nantinya akan disampaikan pada pimpinan perusahaan. 2.5.3. Sumber Daya Manusia Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata- mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Karyawan yang bekerja pada Perusahaan Tahu Bungkeng pada saat ini sebanyak 20 orang yang diantaranya 8 orang sebagai karyawan tetap dan 12 orang sebagai karyawan lepas. Jumlah karyawan biasa bertambah hingga mencapai 40 orang jika menghadapi hari - hari besar seperti hari Lebaran dan hari Natal. Semua karyawan berjenis kelamin laki laki. Tingkat pendidikan karyawan kebanyakan lulusan SD dan SLTP. Tingkat kedisiplinan karyawan pada Perusahaan Tahu Bungkeng cukup baik, hal ini disebabkan karena mereka mengetahui peraturan yang ada dalam perusahaan dan mereka juga mngetahui konsekuensi jika mereka melakukan pelanggaran. Memimpin dan mengelola masingMengadakan pencatatan masing perusahaan atas keputusan wakil ketua. penerimaan atau pengeluaran uang dalam buku

19

2.5.4. Sumber Daya Lain ( Fasilitas ) Untuk menunjang kelancaran seluruh kegiatan yang ada, Perusahaan Tahu Bungkeng menggunakan beberapa fasilitas yang dimiliki. Fasilitas - fasilitas yang dimaksud yaitu : 1. Fasilitas Kerja Fasilitas kerja yang dimiliki perusahaan yaitu : a. Alat - alat Produksi Semua bagian pekerjaan yang ada mempunyai alat produksi yang berbeda - beda. Alat - alat produksi tersebut ada yang berupa mesin dan bukan mesin. Adapun alat - alat produksi yang digunakan adalah berupa mesin penggiling dengan merk "Panda" sebanyak 3 buah, ember -ember stainless stell 40 buah, nyiru/tanggok 50 buah dan cetakan kayu sebanyak kurang lebih 100 buah. b. Alat Komunikasi Untuk alat komunikasi, Perusahaan Tahu Bungkeng memiliki satu buah telepon yang digunakan untuk seluruh kepentingan perusahaan. c. Alat Transportasi Perusahaan Tahu Bungkeng memiliki alat transportasi berupa mobil sebanyak dua buah. Kendaraan tersebut digunakan untuk semua keperluan perusahaan seperti pembelian bahan baku dan lain sebagainya yang ada kaitannya dengan kegiatan perusahaan. 2. Fasilitas Lain Fasilitas lain yang dimaksud adalah berupa fasilitas social dan fasilitas ekonomi. a. Fasilitas sosial yang dimiliki berupa mushola, WC umum dan tempat parkir.

20

b. Fasilitas berupa

ekonomi atau

yang toko

dimiliki yang

perusahaan menyediakan

kantin

berbagai kebutuhan pokok. 2.5.5. Lingkungan Kerja Keadaan lingkungan kerja suatu perusahaan dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan kerja para karyawan. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan kerja yang dapat menimbulkan semangat kerja para karyawannya. Lingkungan kerja yang dimaksud bisa berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. 1. Di dalam perusahaan a. b. c. Ruangan kerja yang bersih dan nyaman dapat hubungan yang baik antara atasan dan bawahan. Fasilitas yang tersedia cukup memadai. Dalam hubungan dengan masyarakat luar, menimbulkan semangat dalam bekerja.

2. Di luar perusahaan perusahaan mempunyai hubungan yang baik dan harmonis. Hal ini ditandai dengan tidak pernah adanya konflik dengan masyarakat sekitar. 2.5.6. Nama Perusahaan Perusahaan Tahu Bungkeng 2.5.7. Pengelola Perusahaan Perusahaan tahu Bungkeng dikelola oleh Suriadi Ukim. 2.5.8. Produk yang Dipasarkan Produk yang dipasarkan oleh perusahaan tahu Bungkeng adalah tahu matang yang siap saji dan rumah makan

21

2.5.9. Posisi Perusahaan Perusahaan Tahu Bungkeng memiliki keahlian dalam membuat tahu yang lezat dan nikmat serta memiliki rasa yang paling enak jika dibandingkan dengan perusahaan tahu lain di kota Sumedang. Karena rasa yang enak maka dapat mendukung tahu Bungkeng untuk lebih dikenal dan disukai oleh konsumen dan target audien. Selain itu tahu Bungkeng juga memiliki kelebihan bahwa tahu mereka tidak menggunakan bahan pengawet. Saat ini tahu Bungkeng mulai menurun di dalam pasar dikarenakan munculnya para kompetitor yang menjual tahu dengan harga yang relatif lebih murah. Dengan adanya perancangan packaging dan promosi ini diharapkan Tahu Bungkeng dapat semakin dikenal oleh masyarakat dan dapat meningkatkan penjualan dari tahu Bungkeng serta dapat menciptakan brand awareness dan brand image. 2.5.10. Lokasi Perusahaan (Denah Lokasi) Perusahaan Tahu Bungkeng berlokasi di : Alamat Pusat Alamat Cabang : Jln. 11 April No. 53 Sumedang : Jln. Mayor Abudurrahman No. 165 Sumedang

22

2.3. Lokasi Perusahaan

2.6.

Data Pemasaran 2.6.1. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada melalui penciptaan proses pertukaran yang saling menguntungkan. Berbagai aktivitas dalam pelaksanaan strategi pemasaran tersebut antara lain adalah perencanaan produk, kebijakan harga, melakukan berbagai macam iklan dan promosi, distribusi, penjualan, dan pelayanan, serta membuat berbagai strategi pemasaran, riset pemasaran, strategi dan tema periklanan, serta hal-hal lain yang terkait dengan pemasaran. 1. Strategi Produk Tahu Bungkeng sudah cukup dikenal oleh kalangan masyarakat di kota Sumedang. Tahu tersebut dipasarkan menggunakan Bongsang (anyaman bambu tempat tahu goring) sebagai ciri khas tahu Sumedang. 2. Strategi Harga Harga dari tahu Bungkeng goreng Rp. 500/buah dan belum ada penjualan tahu mentahnya. 3. Strategi Distribusi Pemasaran dari tahu Bungkeng saat ini hanya ada outlet pusat dan satu cabang.

23

2.6.2. Strategi Promosi Perusahaan tahu Bungkeng hingga saat ini hampir tidak pernah melakukan promosi baik melalui media ATL (Above The Line) maupun BTL (Below The Line). Dalam mendapatkan target audien, perusahaan tahu Bungkeng hanya melakukan promosi dari mulut ke mulut. Oleh karena itu sangat sulit untuk mendapatkan konsumen yang lebih besar yang dapat mencakup wilayah di luar kota Sumedang. 2.6.3. Wilayah Pemasaran Tahu Bungkeng saat ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat di kota Sumedang. Wilayah pemasaran dari tahu Bungkeng saat ini hanya meliputi wilayah kota Sumedang. Target Audien Demografis Target Primer adalah Dewasa yaitu usia 20 tahun Target Sekunder yaitu masyarakat umum Status Ekonomi Sosial: Menengah Kebawah ke atas.

Pekerjaan: semua lapisan masyarakat.

Psikografis Masyarakat atau orang tua yang kurang menyukai menyantap memasaknya makanannya sendiri dingin dan oleh menginginkan beberapa faktor disebabkan

diantaranya kesibukan sehari-hari seperti waktu kumpul keluarga hanya sore atau malam, dan waktu makan bersama hanya sekali. Geografis Tahu Bungkeng merupakan perusahaan tahu yang sudah cukup dikenal di kota Sumedang. Mereka yang menjadi target audien dari Tahu Bungkeng ini terutama adalah 24

masyarakat yang tinggal di kota Sumedang dan sekitarnya, serta orang-orang dari luar kota yang mengetahui keberadaan dari Tahu Bungkeng. Behaviouristis Target audien dari Tahu Bungkeng ini memiliki berbagai macam gaya hidup mengingat target audien adalah kalangan universal dari kalangan bawah hingga kalangan atas

2.6.4. Potensi Pasar Sumedang merupakan salah satu kota kecil di wilayah Jawa Barat. Penduduk dari kota Sumedang tidak terlalu banyak. Penduduk kota Sumedang memiliki tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Sebagian besar penduduk Indonesia memiliki tingkat ekonomi menengah. Masyarakat di kota Sumedang cenderung mengkonsumsi makanan yang tidak terlalu mahal. Tahu merupakan salah satu jenis makanan yang cukup murah dan mudah untuk didapatkan serta mudah dijangkau oleh masyarakat baik kalangan atas hingga kalangan bawah. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perusahaan Tahu Bungkeng memiliki potensi pasar yang besar. Hal tersebut dikarenakan target audien-nya yang banyak serta rasa dari Tahu Bungkeng yang sangat enak dan lezat. 2.6.5. Sarana Komunikasi Visual yang Ada Perusahaan Tahu Bungkeng merupakan perusahaan tahu yang hampir tidak pernah melakukan promosi hingga saat ini, Promosi yang dilakukan oleh perusahaan Tahu Bungkeng hingga saat ini adalah papan nama di depan outlet serta melalui mulut ke mulut serta dari saudara dan kerabat-kerabat. Oleh karena itu hanya papan nama di depan outlet kurangnya 25

sarana komunikasi visual yang ada di perusahaan Tahu Bungkeng. 2.6.6. Tinjauan Data Tinjauan teoritis analisa data - Strength (Kekuatan) Tahu Bungkeng merupakan suatu produk yang cukup kuat di pasaran yaitu sebagai perintis perusahaan tahu di sumedang serta memiliki rasa yang paling enak serta kualitas yang sangat baik jika dibandingkan dengan kompetitor lain di kota Sumedang. Tahu Bungkeng jika dibandingkan dengan kompetitornya, yaitu para pedagang kaki lima. memiliki kekuatan di mana tahu Bungkeng mempunyai rasa yang lezat dan gurih di banding tahu yang lainnya. - Weakness (Kelemahan) Kelemahan dari perusahaan Tahu Bungkeng tersebut adalah kurangnya kegiatan promosi yang dilakukan serta harga dari Tahu Bungkeng para yang lebih mahal jika dibandingkan dengan kompetitornya, padahal

sebetulnya harga dari Tahu Bungkeng sudah cukup murah. Karena kurangnya promosi-promosi yang dilakukan, maka tahu Bungkeng tersebut masih kurang dikenal oleh masyarakat, selain itu juga dikarenakan saat ini orang lebih memilih harga yang lebih murah dibandingkan dengan rasa dan kualitas yang lebih baik. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan berbagai promosi untuk dapat meningkatkan kualitas produksi dari Tahu Bungkeng. Kurangnya Sumber Daya Manusia untuk memasarkan tahu mentah Bungkeng. - Opportunity (Kesempatan) Kesempatan-kesempatan yang dapat dilakukan oleh tahu Bungkeng tersebut dalam meningkatkan dan untuk menjangkau pasar adalah dengan membuat kemasan dan 26

promosi. Sehingga masyarakat dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dari tahu Bungkeng tersebut. Jadi dengan melakukan banyak promosi, akan semakin meningkatkan kualitas produksi dari tahu Bungkeng di pasaran. Selain itu juga dikarenakan rasa tahu yang paling enak jika dibandingkan dengan kompetitornya akan dapat membuat para target audien lebih memilih Tahu Bungkeng jika dibandingkan yang lain. Sehingga dapat menjadikan Tahu Bungkeng sebagai satu-satunya perusahaan tahu terbaik di sumedang. - Threat (Ancaman) Ancaman-ancaman yang timbul adalah semakin banyaknya pengrajin-pengrajin tahu saat ini. Mereka yang ikut pada perusahaan tahu tertentu mulai keluar dari perusahaan dan mencoba membuat tahu sendiri dengan menggunakan modal sendiri. Karena dengan biaya dan modal mereka sendiri akan lebih menguntungkan diri mereka serta tahu yang nantinya mereka jual akan lebih murah jika dibandingkan dengan Tahu Bungkeng. Mereka adalah orangorang yang membuat tahu di pinggir jalan (pedagang kaki lima) 2.6.7. Hasil Kajian Data Perusahaan Tahu Bungkeng merupakan perusahaan tahu yang memiliki banyak peluang untuk dapat menguasai pangsa pasar di masa mendatang. Selain itu juga memiliki keunggulan di mana pada tahu Bungkeng tidak menggunakan bahan pengawet. Tahu Bungkeng merupakan salah satu perusahaan tahu yang telah lama berdiri di kota Sumedang, yang pada awalnya merupakan penguasa pasar. Tetapi saat ini telah banyak pesaing yang menjual tahu di harga yang lebih murah, pilihan 27

harga menyebabkan masyarakat memilih produk yang lebih murah. Produk utama yang dijual oleh perusahaan tahu Bungkeng adalah tahu goreng siap saji. Produk lain yang dijual adalah rumah makan. Target audien dari tahu mentah Bungkeng adalah kalangan universal yaitu semua kalangan masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan atas baik pria maupun wanita segala umur.

28