jbptunikompp gdl adhityanoo 16626 3 babii

Upload: juneea-niawh

Post on 07-Jul-2015

260 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN KAMPUNG SENI & WISATA CINUNUK BANDUNG 2.1. Perihal Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung Selintas mengenai berdirinya Kampung Seni & Wisata menurut pemilik dan orang yang mengembangkan wisata ini sebagai berikut : 1. Keadaan alam yang berada di kaki Gunung Manglayang. 2. Banyak sekali seniman di daerah Cibolerang Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. 3. Ada banyak sekali tokoh seniman Sunda yang mendirikan tempat itu salah satunya Diatmaja. 4. Adapula seni-seni yang telah menjadi turun temurun keberadaannya yaitu Seni Reak, Seni Benjang, Seni Pantung, dan sebagainya. Selain itu terdapat pula seni tradisi yaitu tradisi wuku taun, Hajat Hulowotan, dan Rahengan yang setiap tahunnya digelar di Kampung Seni & Wisata ini. Tidak Jauh dari Cibolerang ada situ Batu Kuda dan situ-situ lainnya yang sampai sekarang belum dimanfaatkan bagi kepentingan dan apresiasi masyarakat. Sayang sekali seandainya keindahaan alam tidak dimanfaatkan dengan baik dan sayang sekali bila seni Benjang dan seni lainnya hanya menjadi cerita saja. Asal muasal beridirinya Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung yaitu dikarenakan situasi dan kondisi yang mendukung. Akhirnya kami berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan nilainya budaya Sunda. Sayang sekali jika Wayang Catur Aki Ija, Pantun Aki Endang Sahla, Benjang dan Tanjidor Ki Adung, Reak Mang Bisom, dan Wayang Golek modern warisan mama Diatmaja dan tradisi wuku taunan yang hanya menjadi cerita atau dongeng dalam kehidupan sehari-hari saja. Dengan diantaranya adalah tokoh pedalangan yaitu Mama

7

semangat yang menggebu didirikanlah Kampung Seni & Wisata sebagai tempat (wadah) para seniman untuk mulai menggali potensi yang ada disekitar Gunung Manglayang. Berdasarkan banyaknya potensi alam, dan budaya maka pada tahun 1996 mendirikan Pusat Studi Tari Daerah (PUSTADA), yang kinerjanya meneliti, menilai, dan memulyakan seni tradisi dan mengembangkan seni-seni yang lain yang hidup di masyarakat termasuk seni kontemporer. Setelah beberapa tahun, dukungan dari masyarakat sangat besar. Oleh karena itu terus diperlukan dan dikembangkan maka pada tanggal 27 September 2005 namanya diganti menjadi Sarakan Kampung Seni atau disingkat menjadi Sakas. Pada tahun 2007 namanya pun dirubah lagi menjadi Kampung Seni & Wisata. Tempat kegiatan seni biasanya berlangsung di wawayagon yang sangat sederhana yang luasnya hanya 1,8 hektar terus menerus melakukan renovasi dan dibangunlah padepokan. Selama 2 tahun dengan modal yang sangat minimal dengan didukung seni (Ketuk Tilu dan Wayang Golek/saung memen, katut pakalangan Benjang), saung girang serat, saung ruing, leuit, saung lisung, tajug pratanda, kulah, tampian, saung guru tangtu (kepustakaan), saung guru wreti (saung kerajinan), saung galah panjang (saung untuk tempat membuat makanan dan minuman), hawu , pakakas tanen, jamban (toilet), bale paraguna, saung pamaceuh (tempat latihan menari), lahan paliken alas-alasan, saung maranggi (saung ukir), pakalangan empul (tempat bermain anak-anak), bale paesan, dan tempat untuk beristirahat bagi para seniman. Tujuan lain dari didirikannya Kampung Seni & Wisata adalah melestarikan dan mengembangkan seni tradisi yang lama dengan cara

8

mengadakan pendidikan dan latihan dalam bidang seni budaya khususnya seni budaya sunda. Selain itu tempat ini dijadikan wadah untuk menampung keahliankeahlian para seniman serta membangun tempat untuk mempertunjukkan keahlian-keahlian para seniman tersebut. Hasil garapan seni dengan potensi alam dan budayanya dipadukan menjadi desa wisata yang bisa memperkenalkan Gunung Manglayang kepada masyarakat sunda, nusantara, dan mancanegara. 2.1.1. Organisasi Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung merupakan salah satu wadah seni dan budaya Sunda di bawah Yayasan Manglayang yang disahkan berdasarkan Notaris : Andana Yulianes, SH., Jalan Karawitan Nomor 27, Tlp/Fax :022-7314012 Bandung. Dengan Akta Pendirian Nomor : 5 Tanggal 21 Januari 2008. Di samping itu Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung ini, telah diresmikan Gubernur Provinsi Jawa Barat pada hari Rabu, Tanggal 29 Agustus 2007, dan Jalan di area lokasi diresmikan oleh Bupati Kabupaten Bandung pada hari Sabtu, Tanggal 2 Februari 2008. Struktur Organisasi a. Pembina I Pembina II b. Pengurus Ketua Wakil Ketua Sekertaris Bendahara

9

c. Pengawas

Gambar 2.1. Struktur / Skema Organisasi Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung

2.1.2.

Lokasi dan Letak Geografis Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung a. Lokasi Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung tergolong dalam wisata lokal, karena Kampung seni & Wisata terletak di daerah Bandung Timur Jawa Barat Indonesia. Kampung Seni & Wisata terletak di Kabupaten Bandung Kota Bandung Jawa Barat Indonesia, tepatnya objek wisata Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung terletak di Jalan Cijambe Cibolerang, Kampung Cibolerang, No. 52, RT. 01. RW. 09. Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Kode Pos 40624. Berikut penggambaran keberadaan Kampung Wisata & Seni.

10

Peta Lokasi

Gambar 2.2. Peta Lokasi Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung

b. Letak Geografis Keadaan Geografis Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung terletak di kawasan kaki gunung Manglayang. Berada sekitar 20 km dari pusat kota Bandung, dengan luas area kurang lebih sekitar 1,8 hektar. Akses Menuju Lokasi Lokasi Menuju Kampung Seni & Wisata bila wisatawan datang dari daerah luar Bandung maka dapat 11

menggunakan tol dan keluar nelalui gerbang tol Cileunyi. Bila para pengunjung mangambil jalur alternatif melalui gerbang tol akan ada beberapa hambatan pada saat melalui pasar dan terminal Cileunyi. Keadaan jalan pun agak sedikit macet pada saat melalui daerah itu. Akses menuju lokasi pun ada beberapa alternatif jalan yaitu melalui jalan Soekarno Hatta, Ujung Berung, dan Cileunyi. Ketiga akses itu merupakan akses yang paling dekat atau paling mudah. Terutama bila melalui jalan Soekarno Hatta yang sangat jarang sekali ada hambatan seperti macet. Alternatif yang lainnya ada kemungkinan banyak hambatan, karena jalur ini lebih banyak melewati sarana umum seperti terminal dan pasar. Kondisi Jalan Kondisi jalan menuju lokasi pada saat masuk jalan perkampungan kondisi jalannya sedikit berbatu, masih perlu banyak perbaikan pada jalan tersebut. Sign Sistem Sign system atau petunjuk jalan masih belum ada, baik di lokasi wisatanya maupun pada saat para pengunjung datang akses menuju lokasi ini cukup agak membingungkan. 2.1.3. Konsep Dasar dan Pijakan Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung yang merupakan Mandala Kasundaan Sarakan Paduriatan bertolak

12

dari konsep pandangan hidup masyarakat tatar Sunda yaitu Tri Tangtu di Desa dengan paradigma sistemnya mengacu pada konsep Tri Tangtu di Buana yang ada dalam naskah kuna Siksa Kandang Karesian-1518 M. Dalam konsep ini disebutkan bahwa untuk Ngertakeun Bumi Lamba (mensejahterakan dunia kehidupan), gemah ripah repeh rapih yang terjalin harmonis

antara Prabu (pengelola Negara) dengan Rama (Masyarakat dan cendikiawan atau tokoh masyarakat). Dari ketiga komponen tersebut berdiri setara dan disadari oleh silih asih, silih asah, silih asuh, dan silih wawangi, yaitu dalam upaya melahirkan generasi Kisunda yang sehat, baik, benar, pintar, dan bagus ahlaknya. Adapun untuk mengimplementasikan secara operasional, seharusnya diselaraskan dengan kondisi masa kini. ( Sumber: Buku Pedoman Dasar (STATUTA) Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung ). Mengenai garapannya didasari dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat Nomor : 5,6 dan 7 tahun 2003, tentang : pemeliharaan bahasa dab sastra, kesenian, budaya, sejarah, nilai tradisi dan kepurbakalaan. 2.1.4. Visi, Misi, Tujuan dan Garapan Kampung Seni & Wisata Ciunuk Bandung Visi Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung menjadi salah satu tempat yang potensial di wilayah Provinsi Jawa Barat dalam menghimpun serta mengelola seni dan budaya yang mendukung program nasional dalam pembangunan seni, budaya dan pariwisata.

13

Misi Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung dapat membantu merealisasikan program pemerintahan daerah Jawa Barat dalam kegiatan pemeliharaan seni dan budaya Sunda serta pariwisata. Membangun pusat transformasi seni, laboratorium seni dan wadah keahlian. Membangun kampung budaya untuk memfasilitasi potensi budaya lokal. Melengkapi potensi alam dan potensi seni budaya untuk menarik para wisatawan. Membangun dan mengenalkan masyarakat seni dan masyarakat yang ada disekitarnya, agar supaya hidup lebih tentram (raharja).

Tujuan Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung berupaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan seni dan budaya Sunda sebagai sarana apresiasi, studi dan kepariwisataan.

Garapan a. Melestarikan dan memberdayakan kekayaan seni dan budaya Sunda beserta pelakunya, terutama yang menjadi ciri khas di sekitar Desa Cinunuk Kabupaten Bandung. b. Menyelamatkan seni dan budaya Sunda yang hampir punah, terutama yang menjadi ciri khas di sekitar wilayah Desa Cinunuk Kabupaten Bandung. c. Melayani kegiatan apresiasi, studi, dan kepariwisataan melalui seni dan budaya Sunda, terutama dengan 14

kekayaan seni dan budaya Sunda yang menjadi ciri khas di sekitar wilayah Desa Cinunuk Kabupaten Bandung. d. Kerjasama yang relevan dengan berbagai pihak. 2.1.5. Pokok-Pokok Kegiatan Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung A. Internal Melakukan kegiatan penelitian terapan terhadap kekayaan seni dan budaya Sunda terutama yang menjadi ciri khas seni dan budaya di sekitar wilayah Desa Cinunuk Kabupaten Bandung. Melakukan kegiatan pemeliharaan melalui pendidikan dan pelatihan sebagai upaya pewarisan terutama yang menjadi ciri khas seni dan budaya Sunda di sekitar Desa Cinunuk kepada generasi muda warga masyarakat sekitar Desa Cinunuk Kabupaten Bandung. Mengelola masyarakat pengrajin dan kuliner khas Desa Cinunuk sebagai bagian dari kekayaan materi seni dan budaya Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung. B. Eksternal Melayani kunjungan untuk kegiatan apresiasi, studi, dan kepariwisataan melalui penyajian seni dan budaya Sunda, yang dikelola oleh Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung. Melayani kerjasama yang relevan dengan misi, visi, dan tujuan Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung.

15

2.1.6.

Pendukung Operasional a. Sumber daya manusia : selain mengandalkan partisipasi aktif dari seluruh pengurus, juga didukung oleh para pelaku seni dan budaya Sunda khususnya warga masyarakat di wilayah Cinunuk Kabupaten Bandung, serta para pakar/ahli seni budaya Sunda. b. Sumber daya fasilitas : selain mengandalkan swadaya dari pendiri, pemilik, dan pengurus, juga bantuan pemerintah, swasta, kelompok atau komunitas serta perorangan yang menjadi pencinta seni dan budaya Sunda.

2.1.7.

Fasilitas- Fasiitas a. Denah Lokasi

Gambar 2.3. Denah Lokasi Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung

Keterangan : 1. Saung Wreti (tempat menyimpan perkakas atau alat-alat seni). 16

2. Saung Candoli (tempat menjual makanan khas Sunda). 3. Saung Kamonesan ( tempat menjual berbagai macam souvenir dan cinderamata). 4. Jamban ( toilet). 5. Saung Binangkit 1 ( tempat untuk menikmati makanan). 6. Pawon (dapur umum). 7. Saung Binangkit 2 ( tempat untuk menikmati makanan). 8. Balong Pamancingan (tempat memancing). 9. Pusat Tani. 10. Pajuaran Utama (tempat penginapan utama). 11. Bale Pangbage (kantor sekretariat). 12. Pajuaran 2 (tempat penginapan). 13. Saung Leuit (tempat menyimpan padi atau lumbung padi). 14. Saung Pabukon (perpustakaan). 15. Ranggon Pintonan (tempat menonton pertunjukan). 16. Saung Cibolerang (tempat beristirahat atau santai-santai). 17. Saung Lisung (tempat menumbuk padi). 18. Kandang Manuk (tempat memelihara burung). 19. Kandang Domba (tempat memelihara kambing). 20. Lawang Kori Tukang (pintu gerbang belakang). 21. Saung Kobong (tempat beristirahat). 22. Kolam Lauk (kolam ikan). 23. Rudamala (tempat melihat karya-karya seni dan kesenian). 24. Saung Panglawungan (tempat melaksanakan kegiatankegiatan yang utama atau pusat kegiatan). 25. Pakalangan Empul 2 (tempat latihan menari dan pertunjukan menari). 26. Saung Tajug (tempat beribadah atau mushola). 27. Ranggon Pintonan (tempat menonton pertunjukan).

17

28. Pakalangan Benjang (tempat pertunjukan seni Benjang). 29. Paraguna Benjang (tempat untuk musik pengiring Benjang 30. Rudamala (tempat melihat karya-karya seni dan kesenian). 31. Saung Santika (tempat mempertunjukan hasil karya seni lukis). 32. Kaulinan Barudak (tempat bermain anak-anak) 33. Lawang Kori (pintu gerbang utama). 2.1.8. Kegiatan-Kegiatan Seni dan Kebudayaan Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung a. Kegiatan Seni 1. Ibing Sulanjana Tari Sulanjana merupakan tari jenis putri yang namanya di ambil dari lagu ketuk tilu. Adapun istilah Sulanjana itu sendiri adalah nama sejenis rumput yang bentuknya mirip dengan rambut ilalang, namun daunnya agak lebar. Rumput Sulanjana merupakan makanan untuk hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing. 2. Ibing Penca Ibing Penca disebut juga Penca Kembang, berasal dari beladiri pencak silat, atau ulin (permainan). Pada awalnya digunakan untuk latihan bela diri, dan memamerkan kapiawaian dalam memainkan jurus. Ibing penca berperan sebagai dasar dan memberikan gambaran kekayaan jurus pencak silat.

18

3. Reak Kreasi Reak adalah salah satu jenis kesenian rakyat yang tumbuh dan berkembang di kawasan kaki Gunung Manglayang. Istilah reak berasal dari akronim rame dan eak-eakan. Rame berarti ramai, baik secara suasana maupun secara musical. Eak-eakan artinya sorak sorai, yaitu riuh rendahnya suara pemain dan partisipan dari penonton. Fungsi kesenian reak pada awalnya sebagai media pengungkap rasa syukur dan suka cita atas selamatnya anak yang di khitan. Peranannya sebagai pengikat tali silaturahmi. 4. Lodang Istilah lodang kemungkinan diambil dari Ono Matopea atau suara yang mengkuti bunyi, yakni bunyi bambu yang dihentakan pada benda atau lantai. Atau kemungkinan dari kata lodong, karena bentuknya sepertinya lodong (pohon bambu), kemudian berubah vokalnya dari o menjadi a (ong jadi ang). Musik yang bahannya terbuat dari ruas bambu, fungsi awalnya sebagai musik kalangenan, peranannya sebagai alat untuk menghilangkan rasa jenuh disela-sela waktu luang. Musik lodang berasal dari musik kaulinan masyarakat pahumaan (permainan masyarakat rumahan). Sifat dari masyarakat Sunda Pahumaan hidupnya secara individual, dari sifat seperti itu, banyak melahirkan kaulinan, dan dari kaulinan itu melahirkan musik yang

19

kebanyakan bahannya dari bambu salahsatunya adalah seni lodang. Musik lodang ada yang disajikan secara khusus dan ada yang dikolaborasi dengan instrument yang lain. Ditabuhnya dihentakan dan dipukul. Busana yang digunakan iket, kampret, pangsi, sarung dan beubeur. 5. Dongeng Dongeng merupakan salah satu sastra lisan yang berupa cerita, yang disajikan dalam bentuk teater tutur. Bentuk ceritanya yaitu fable atau cerita binatang, folklore atau cerita rakyat, roman, babad, sejarah, legenda, dan wayang. 6. Ngagambar (Menggambar) Ngagambar atau menggambar atau melukis adalah pekerjaan kreatif membuat lukisan dengan menggunakan media tumbuhan seperti kunyit, bunga sepatu, kopi dan lain-lain. Fungsi menggambar alam untuk mendekatkan generasi muda dengan alam dan lingkungannya, pentingnya peranannya sebagai sarana penyadaran

pelestarian alam dan lingkungan hidup. Menggambar menggunakan bahan dari alam merupakan cara menggambar yang paling kuno dan tua, dari semenjak manusia Sunda hidup pada saat jaman prasejarah, dan ketika hidup dalam alam pahumaan.

20

7. Reak Helaran Reak helaran adalah seni reak yang disajikan dalam bentuk pawai atau arak-arakan khas Manglayang. Fungsinya untuk mengarak anak yang telah di khitan, seni reak berperan memberikan pencerahan terhadap anak khitan dan sebagai sarana pengikat solidaritas komunitas. Secara sejarah seni reak berawal dari ritual tolak bala kemudian berkembang menjadi media syukuran selamatan khitanan hingga menjadi seni helaran dalam perayaan hari besar. 8. Benjang Kesenian benjang adalah kesenian rakyat khas Manglayang yang mengandung unsur bela diri. Istilah benjang ada yang menyatakan diambil dari akronim ngaben bujang keur narik ati para mojang. Yang artinya Menarik hati para wanita belia. Konon pada jaman dahulu para mojang mencari pasangan hidup di pakalangan benjang dan pria yang di idolakannya adalah jawara benjang. 9. Gedur Istilah seni Gedur muncul setelah seni itu direkontruksi dan dihidupkan kembali oleh Aki Danu pada tahun 2007 setelah tenggelam selama empat dasa warsa. Nama gedur diambil dari bunyi bedug salah satu waditra pada kesenian gedur. Sebelumnya seni gedur bernama seni Sholawatan. Seni gedur difungsikan

21

sebagai media penghantar pada peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW, adapun peranannya sebagai sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. 10. Wayang Golek Wayang berasal dari kata bayang-bayang, golek adalah boneka dari kayu. Wayang golek adalah boneka kayu yang merupakan symbol bayangan watak dan perilaku manusia. Wayang golek merupakan kesenian dalam bentuk teater boneka yang dimainkan oleh dalang, yang dalam pergelarannya menampilkan cerita Babad Loka Pala, Mahabhrata dan Ramayana. 11. Wayang Catur Wayang catur adalah pertunjukan wayang yang hanya menggunakan tutur, atau pertunjukan wayang dengan tidak menampilkan wayang secara fisik, yang diungkap adalah wayang dalam bentuk imajinatif atau ilusi. Secara Manglayang fungsi seni sebagai wayang sarana catur khas dijadikan pendidikan,

apresiasi, penerangan dan hiburan, dan sering juga dijadikan sarana ritual selamatan rumah, hajat bumi, khitanan, dan selamatan pernikahan. 12. Celempungan Kata celempungan berasal dari ata celempung yaitu alat musik berdawai yang bahannya terbuat dari bambu gombog atau bambu surat gelondongan, panjangnya dua ruas, ujung sebelah kanan di lubangi,

22

sedangkan sebelah kiri dibiarkan tertutup. Dawainya dari kulit bambu yang dicungkil dari badan bambu lebarnya setengah cm. penahan dawai juga terbuat dari bambu yang diselipkan disebelah kanan dan kiri. Adapun penahannya disebut bantalan, dan pada bagian tengah dipasang lidah panjang dan lebarnya sekitar 6 cm. dibawah lidah bagian tengah celempung dibuat lubang selebar lidah, fungsinya untuk senator atau getaran suara. Di tabuhnya dipukul dengan tangan untuk bagian bumbung sebelah kanan, dan dawai di tabuh dengan alat pemukul. 13. Ketuk Tilu Tari ketuk tilu adalah salah satu jenis tari pergaulan (social dance) yang berkembang dikalangan masyarakat. Istilah ketuk tilu diambil dari nama waditra ketuk yaitu waditra berpenclon, yang jumlahnya tiga buah. Tari ketuk tilu pada awalnya berfungsi untuk upacara kesuburan tanah. Dalam konteks tersebut kedudukan dan peran ronggeng sebagai saman atau pemimpin upacara, kemudian bergeser menjadi tari pergaulan dan hiburan. Tarian ketuk tilu merupakan warisan budaya pahumaan atau masyarakat Sunda peladang, yang begitu rapat dengan sistem kepercayaan Sunda lama. Pola penyajian ketuk tilu dengan tatalu, kemudian lagu Kidung atau Kembang Gadung selanjutnya menyajikan tari babadayaan atau wawayangan atau jujungkungan, yakni ibing bubuka yang disajikan oleh ronggeng atau penari wanita. Pada bagian berikutnya penyajian ibing ronggeng tunggal oleh pangbarep atau ronggeng utama, diikuti

23

dengan msauknya pamogoran ( penari pria ) menari ibing jago, kemudian pamogaran memilih ronggeng, tari berpasangan, dan mayar pamasak, atau jaban, nambal, atau saweran. 14. Kungclung Kunclung adalah alat musik khas Manglayang yang terbuat dari bambu. Istilah kungclung diduga di ambil daribunyi yang timbuldari alat yang dipukul. Bentuk waditra kungclung ada yang mirip bilahan waditra calung, dan lodong, besar bulatan sebesar waditra calung yang berfungsi sebagai goong atau calung yang biasa di tabuh oleh bodor dan ada pula yang sebesar lodong. Jumlahnya sesuai dengan jumlah nada dan, berlaras dengan salendro. 15. Marawis Nama kesenian marawis diambil dari salah satu alat waditra yang bentuknya seperti rebana dalam ukuran kecil. Lebar garis lingkarang kulit penutup badan waditra sekitar 22 cm. Pola garapan tak ubahnya seperti tagonian atau kosidahan yang membedakannya pola tabeuh alat dan penyajian. Kesenian marawis berasal dari Timur Tengah, diperkirakan menyebar nya ke tatar Sunda, seiring dengan masuknya pedagang Arab ke Indonesia. Lagu yang dibawakan Mahajir, solawat Nabi dan pupujian dalam bahasa Sunda. Pertunjukannya berasal dari musik Solawatan kemudian Mahajir, pada bagian

24

Mahajir masuk beberapa penari dengan gerak langkahan, seterusnya penyajian lagu pupujian. b. Kegiatan Kebudayaan 1. Karesmen Pangbage Orang Sunda terkenal dengan sifat senantiasa menyambut tamu dengan penuh senyum dan penuh keramah-tamahan. Penyambutan hangat itu diantaranya diwujudkan dalam bentuk karesmen. Karesmen khas Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung adalah Karesmen Pangbage. Media pangbage adalah jajangkungan dan sundung, igel-igelan dengan alat pamirig musik dari bambu. Fungsi kesenian tersebut sebagai pangbage atau ucapan selamat datang terhadap tamu. Pola pertunjukan terdiri dari musik pembuka, tari jajangkungan dan atau sundung ditutup dengan sebuah konfigurasi. Lawang kori sebagai simbol ucapan selamat datang. 2. Tutunggulan Tutunggulan merupakan suatu proses dalam mengolah padi menjadi beras. Dalam tradisi ini masyaraat Sunda tuntunggula dilakukan stelah ritual ampih pare, dan ketika akan diselenggarakan upacara baik ritual missal maupun ritual kecil. Fungsi tutunggulan adalah pembuka dan penutup, yang dikenal dengan sebutan tutup nutu. Tradisi tutunggulan lahir seiring dengan budaya ngahuma, dan erat kaitannya dengan kepercayaan terhadap Nyi Pohaci Rumbyangjati. Terkait dengan itu

25

bentuk lisung yang digunakan tutunggulan merupakan gambaran rupa dari Nyi Pohaci. Cara penyajiannya dilakukan di saung lisung, pelakunya lebih dari dua orang, bahkan di daerah tertentu jumlahnya senantiasa ganjil ada yang 5 dan 7 orang, konon angka itu melambangkan jumlah hari. Mengayunkan alunya saling bersahutan dan memiliki pola lagu tersendiri. 3. Kaulinan Barudak ( Permainan Anak-Anak ) Salah satu ciri masyarakat lading adalah hidup dalam kelompok kecil, aktivitasnya banyak tersita di lading. Demikan pula anak-anak peladang banyak bermain secara individu, dan jika bersosialisasi pun hanya beberapa orang. Dari kehidupan seperti itu banyak melahirkan mainan dan permainan. Mainan dibuat oelh sendiri dibantu kelompok atau dibuat oleh orang tua diantaranya kokoleceran, wawayangan, empel-empelan, panggal, bebedilan dan kukudaan. Adapun bentuk permainanya, antara lain orayorayan, ucing-ucingan, dan sasalimpetan, baik dalam bentuk visual gerak saja maupun merupakan perpaduan antara gerak dan kawih. Permainan tersebut berfungsi sebagai pelepas lelah, alat pengasah imajinasi, keterlampilan, dan bersosialisasi. Cara bermainnya bisa secara individu atau kelompok, alatnya terbuat dari dedaunan, dan tumbuhtumbuhan lainnya.

26

2.1.9.

Potensi yang Mendukung 1. Potensi alam Dengan letak wisata ini yang dekat sekali atau berada di kaki gunung Manglayang, menjadikan wisata ini dapat berkembang pula menjadi agro wisata atau wisata alam. Gunung Manglayang pun adalah salah satu objek wisata yang terkenal di daerah Bandung Timur. 2. Potensi seni dan budaya Seni dan budaya menjadi salah satu objek utama yang akan di tawarkan oleh wisata ini, bukan hanya keseniankesenian tradisional Sunda saja. Namun ada pula seni yang sudah menjadi warisan dari daerah wisata ini yang sudah turun temurun dilakukan dan di pelihara dengan baik oleh masyarakat setempat. 3. Dukungan dari masyarakat Tidak hanya pemerintah saja yang sangat mendukung keberadaan wisata ini masyarakat sekitar pun ikut ambil bagian dalam membangun dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dan akan berkembang di daerah wisata ini. Justru masyarakat setempatlah yang mempunyai konsep rancangan mengenai berdirinya Kampung Seni ini.

2.2. Objek Permasalahan 2.2.1. Data Jumlah Pengunjung Data jumlah pengunjung terhitung pada bulan Agustus 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 yaitu :

27

Gambar 2.4. Data Jumlah Pengunjung terhitung dari bulan Agustus 2007 sampai dengan bulan Juli 2008

Pada bulan Agustus 2007 jumlah pengunjung diperkirakan lebih dari 1000 orang. Pada bulan Pebruari 2008 jumlah pengunjung diperkirakan lebih dari 500 orang. Pada bulan Juli 2008 diperkirakan 500 orang. Dan pada bulan September 2007, pada bulan Oktober 2007, pada bulan November 2007, pada bulan Desember 2007, pada bulan Januari 2007, pada bulan Pebruari, pada bulan Maret, pada bulan April, pada bulan, dan pada bulan mei kurang lebih sebanyak 100 orang pengunjung. Dari data jumlah pengunjung di atas, pengunjung pun dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu pengunjung laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Penghitungannya pun memakai diagram persentase. Yaitu sebagai berikut :

28

Gambar 2.5. Diagram persentasi jenis pengunjung

Data Statistik hasil kuisioner terhadap para pengunjung yang mengunjungi lokasi wisata budaya Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana pendapat anda mengenai wisata Kampung Seni Cinunuk Bandung ini? Jawaban : - Nyaman (15%) - Tidak nyaman (12%) - Fasilitas kurang memadai (15%) - lokasinya sulit d jangkau (16%) - Jauh (15%) - kurangnya informasi mengenai lokasi ini (14%) - sejuk (13%) 2. Bagaimana menurut anda kegiatan seni budaya yang ada disini? a. Menarik b. Menarik sekali - Menarik sekali (20%) - Tidak menarik (5%) 3. Dapat dari manakah informasi mengenai wisata budaya Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung ini? 29 c. Tidak menarik Jawaban : - Menarik (75%)

a.

Wuku taun

b. teman

c. Tv d. Koran/Majalah - Teman (45%) - Tv (15%) - Koran / Majalah (15%)

Jawaban : - Wuku taun (20%)

4. Setujukah anda Kampung Seni ini menjadi salah satu wisata budaya di Jawa Barat? a. Ya b. tidak Jawaban : - Ya (89%) - Tidak (11%) Setelah ditinjau dari permasalahannya dan diteliti dengan seksama dan melihat dari skema diagram dan melakukan kuesioner terhadap para pengunjung di atas maka dapat disimpulkan beberapa pokok masalah yang ada di Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung ini yaitu kurangnya pengetahuan para masyarakat akan adanya Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung ini. Dan kurangnya minat para masyarakat terhadap wisata Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung ini dikarenakan lokasinya yang jauh dan akses masuknya pun masih diperlukan perbaikan. 2.3. Metode SWOT Analisis

30

S strength

>>>>>

Kekuatan wadah bagi para

W weaknessyang

>>>>>

Kelemahan keberadaan

Sebagai

Masih kurangnya masyarakat mengetahui Kampung Seni & Wisata

seniman yang ingin berkarya Tempat sangat strategis dekat Terbuka untuk umum tanpa Membuka Menjadi Manjaga peluang pusat dan lapangan di dengan perbatasan harus membayar kerja baru kesenian daerah Bandung & sekitarnya memelihara perkembangan seni Sunda untuk generasi muda Menambah devisa Negara Dukungan yang penuh dari

Sarana dan prasarana nya masih Akses tempat dalam untuk tujuan tahap mencapai masih sulit pengembangan

untuk dijangkau. Kurangnya informasi yang jelas mengenai Kampung masih dari Seni & Wisata Sistem Kurang petunjuk kesadaran belum di rancang masyarakat sekitar terhadap seni budaya sendiri Keadaan jalan yang harus

pemerintahan Masyarakat sekitar Kampung Seni ikut ambil bagian Keadaan alam agro wisata sekitar dan

diperbaiki Kurangnya dana untuk biaya pengembangan

menjadikan

menambah pemasukan bagi warga kampong atau desa tersebut

O opportunity

>>>>>

Peluang Sunda banyak

T threatmen

>>>>>

Ancaman pesaing muda asing

Kesenian

Banyaknya Generasi kurang

diminati dan dicari oleh wisatawan di negara Lain Memungkinkan untuk menjual daya tarik lainnya

yang bermunculan. sekarang terhadap perhatian berperan

Kesenian-Kesenian Sunda Kurangnya masyarakat terhadap Kesenian Sunda terutama diusia Remaja. Kurangnya menjadikan berkembang Akses yang sulit dilalui dapat mempengaruhi para pengunjung untuk mengunjungi wisata ini biaya wisata ini bisa tidak

Seni budaya Sunda akan tetap

berkembang pesat Lebih banyaknya orang atau

masyarakat yang mengenal seni Sunda melalui tempat wisata ini Generasi muda warisan tidak dari akan para kehilangan leluhur

31

Tabel 2.1. Analisa SWOT Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung

Setelah analisa diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kampung Seni & Wisata merupakan sebuah wisata budaya yang sangat berpotensi dalam melestarikan seni budaya tradisional Sunda yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat sekitar. 2.4. Pemecahan Masalah Setelah melakukan analisa di atas maka penulis akan merancang dan memilih media-media yang tepat untuk melakukan promosi Kampung Seni & Wisata Cinunuk Bandung. Dengan itu penulis akan menguraikan mengenai strategi yang akan dipakai dalam mengatasi masalah ini. Strategi yang diperlukan dalam proses menyampaikan informasi secara efektif dan efisien yaitu promosi, karena promosi diartikan sebagai kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi masyarakat dengan merencanakan serangkaian kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Adapun cara yang dipergunakan yaitu : 1. Merancang Strategi Komunikasi, yaitu pemahaman produk atau jasa yang akan dikomunikasikan, memahami proses kerja perancangan dan produksi / pemasangan, menguasai pemasaran serta ketajaman sasaran, sehingga dapat disimpulkan bentuk pendekatan yang mudah dipahami dan komunikatif. 2. Menyusun masalah, Strategi menyusun Kreatif, proses yaitu untuk mengoptimalisasi / kreatif dan memaksimalisasi, tata kerja pengumpulan data, analisa dan perumusan perancangan dengan mempertimbangkan banyak aspek yang terkait, sehingga pesan dapat atraktif, kreatif, dan istimewa.

32

3. Merancang Strategi media, sehingga pesan dan gagasan dapat langsung mendekati sasaran melalui media yang efektif serta mudah dipahami oleh sasaran / target audience. 4. Menentukan Strategi distribusi. 2.5. Target Sasaran Untuk memilih masyarakat yang menjadi sasaran objek wisata Kampung Seni & Wisata, maka penulis menetapkan target sasaran yang telah dianalisa sebelumnya oleh penulis. Target sasaran terdiri dari target utama (primer), dan target kedua (sekunder), dimana yang utama adalah keluarga dan target kedua adalah anak muda. Berikut penjabarannya : 1. Primer Demografis Usia Pekerjaan Pendidikan : 20 tahun sampai dengan 60 tahun : Wiraswasta, pengusaha, pegawai negeri : Semua Jenjang

Status Sosial Economic : Kalangan atas, menengah, dan bawah Jenis Kelamin Agama Psikografis o Keluarga yang senang berpergian dan berwisata terhadap seni budaya Sunda. o Menyukai akan kesenian budaya Sunda dan keindahan alam gunung Manglayang. : Laki-laki dan Perempuan Keluarga : Islam, Kristen, Hindu, dan Budha

33

o o

Sadar akan terhadap budaya lokal. keinginan untuk mengembangkan budaya lokal.

Geografis o o Keluarga perkotaan yang berasal dari kota Bandung Dari Luar Kota Bandung seperti Jakarta, Cimahi, Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Bogor, Purwakarta, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Subang, dan kota kota lain.

2. Sekunder Demografis Usia dari mulai 15 tahun yang berada diluar daerah atau luar negeri Pekerjaan Status Sosial Pendidikan Jenis kelamin Agama Psikografis o Keluarga yang sangat menyukai seni budaya Sunda dan jalanjalan yang berada di luar daerah o o o Menyukai akan hiburan kesenian Sunda dan keindahan alam Menyukai segala sesuatu yang berkesan tradisional lebih menyukai budaya lokal dari pada budaya asing : Pelajar, mahasiswa, Wiraswasta : Kalangan atas, menengah, bawah : Semua jenjang pendidikan : Laki-laki/ Perempuan : Islam, Kristen, Hindu, Budha

Demografis 34

o

Tinggal di daerah dekat objek wisata yaitu Kabupaten Bandung, Kecamatan Cileunyi, Seperti Kampung Cibolerang, Desa Cinunuk. Menyukai akan hiburan kesenian Sunda dan keindahan alam.

o

Dari daerah luar Kecamatan Cileunyi, seperti wilayah Kota Bandung, Cibiru, Rancaekek, Cileunyi, Ujung Berung, Jatinagor, dan daerah-daerah lain disekitar Bandung.

o

Dari Luar Kota Bandung seperti Cimahi, Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Bogor, Purwakarta, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Subang, dan kota kota lain.

35