jbptunikompp gdl rukmininim 19618 3 babii

25
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Efektivitas dan Ukuran Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas Ef ekti vi tas berasal dari kata efektif yang meng andung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi. Seperti yang dikemukakan oleh Etzioni dkk dalam bukunya Organisasi- Organisasi Modern yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Seba gai tingk at keberh asilan organisas i dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran” (Etzioni dkk, 1985:54-55). Berdasarkan pendapat di atas, bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan. Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor  Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin  besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi, 2005:92). Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinil ai efektif apabi la output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang 34

Upload: sebastianarif57959

Post on 07-Jul-2015

97 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 1/25

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Efektivitas dan Ukuran Efektivitas

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas

selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang

telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view point)

dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan

efisiensi. Seperti yang dikemukakan oleh Etzioni dkk dalam bukunya Organisasi-

Organisasi Modern yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai

tujuan dan sasaran” (Etzioni dkk, 1985:54-55).

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa efektivitas merupakan suatu konsep

yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan

suatu organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.

Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor 

 Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Efektivitas merupakan hubungan antara output  dengan tujuan, semakin

 besar kontribusi (sumbangan) output  terhadap pencapaian tujuan, maka

semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi, 2005:92).

Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang

dinilai efektif apabila output  yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang

34

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 2/25

 

35

diharapkan atau dikatakan   spending wisely. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

 pada Gambar 2.1 mengenai hubungan arti efektivitas di bawah ini.

Gambar 2.1Hubungan Efektivitas

Sumber: Mahmudi, 2005:92.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah

menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil

guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan

sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran

  berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-

targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah

semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Pandangan yang sama menurut

  pendapat Peter F. Drucker yang dikutip H.A.S. Moenir dalam bukunya

Manajemen Umum di Indonesia yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Effectivennes, on the other hand, is the ability to choose appropriate

objectives. An effective manager is one who selects the right things to get 

done”. (Efektivitas, pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih

sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang memilih

kebenaran untuk melaksanakan) (dalam Moenir, 2006:166).

Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas

merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya dalam

mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki

walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif 

sering dicampuradukkan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu

yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.

OUTCOME Efektivitas =

OUTPUT 

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 3/25

 

36

Menurut pendapat Markus Zahnd dalam bukunya   Perancangan Kota

Secara Terpadu mendefinisikan efektivitas dan efisiensi, sebagai berikut:

“Efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya, pengaruhnya atau efeknya,sedangkan efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu

dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya” (Zahnd,

2006:200-2001).

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih memfokuskan

  pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan

mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara

supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu. Lebih lanjut menurut Agung

Kurniawan dalam bukunya Transformasi Pelayanan Publik  mendefinisikan

efektivitas, sebagai berikut:

“Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi

kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya

yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”

(Kurniawan, 2005:109).

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka secara

singkat pengertian daripada efisiensi dan efektivitas adalah, efisiensi berarti

melakukan atau mengerjakan sesuatu secara benar, “doing things right”,

sedangkan efektivitas melakukan atau mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran

“doing the right things”. Tingkat efektivitas itu sendiri dapat ditentukan oleh

terintegrasinya sasaran dan kegiatan organisasi secara menyeluruh, kemampuan

adaptasi dari organisasi terhadap perubahan lingkungannya.

Dipandang dari sudut ilmu pemerintahan efektivitas sangat penting, oleh

karena hal tersebut merupakan salah satu kriteria yang harus diperhatikan dalam

ilmu pemerintahan. Dalam kaitan ini, maka berikut ini dikemukakan beberapa

 pengertian efektivitas menurut pendapat ahli, yaitu :

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 4/25

 

37

1. Ndraha (2003 : 239) mengemukakan bahwa “efektivitas organisasi

merupakan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan(target)”.

2. Gibson et al.(1996 : 28) mengemukakan bahwa “efektivitas dalam

konteks prilaku organisasi merupakan hubungan optimal antara produksi,

kualitas, efesiensi, fleksibilitas, kepuasaan, keunggulan, dan

 pengembangan”.

3. Suit (1996 : 94) mengemukakan : “Efektivitas adalah ketepatan suatu

tindakan atau kesempurnaan (jaminan) hasil suatu pekerjaan itu sendiri”.

4. Soekarno (1992 : 42) berpendapat : “Efektivitas adalah pencapaian tujuan

atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga,

waktu, biaya, pikiran, alat-alat dan lain-lain yang telah

dikeluarkan/digunakan”.

5. Handoko (1995 : 7) mengatakan : “Efektivitas adalah kemampuan untuk 

memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan”.

Mengacu pada penjelasan diatas, maka untuk mencapai tujuan organisasi

secara efektif perlu adanya harmonisasi kemampuan sumberdaya dengan

menggunakan sarana yang lain sehingga sasaran yang akan dacapai menjadi

  jelas.Pencapaian sasaran tersebut dapat dikatakan efektif apabila adanya

keharmonisan.

Setiap pekerjaan pegawai dalam organisasi sangat sangat menentukan bagi

 pencapaian hasil kegiatan seperti yang telah direncanakan terlebih dahulu. Untuk 

itu faktor keefektifannya banyak mempengaruhi kepada kemampuan aparatur dan

organisasi dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Tingkat pencapaian

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 5/25

 

38

tujuan aparatur dalam suatu organisasi dikatakan efektif apabila pencapaian itu

sesuai dengan tujuan organisasi dan memberikan hasil yang bermanfaat.

2.1.2 Ukuran Efektivitas

Keluaran (output) yang dihasilkan lebih banyak bersifat keluaran (output)

tidak berwujud (intangible) yang tidak mudah untuk dikuantifikasi, maka

 pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran

efektivitas tersebut karena pencapaian hasil (outcome) seringkali tidak dapat

diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang setelah program

  berhasil, sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif 

(berdasarkan pada mutu) dalam bentuk pernyataan saja (judgement), artinya

apabila mutu yang dihasilkan baik, maka efektivitasnya baik pula.

Ukuran efektivitas bermacam-macam. Etzioni yang diterjemahkan oleh

wijaya (1989 : 227) mengatakan : “Efektivitas diukur dengan (a) adaftasi; (b)

integrasi; (c) motivasi; dan (d) produk”.Lebih lanjut, Gibson et al yang

diterjemahkan oleh makmur syarif (1996: 28) mengatakan : “Efektivitas dapat

diukur dengan (a) produktivitas; (b) kualitas; (c) efesiensi; (d) fleksibilitas; (e)

kepuasaan; (f) keunggulan; dan (g) pengembangan”.Selanjutnya, berikut ini

dikemukakan penjelasan ukuran atau kriteria efektivitas menurut Gibson dkk 

(1989 : 34) indikator efektivitas dapat diukur :

1. Produktivitas yaitu merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi

 jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.

2. kualitas yaitu suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

  jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan.

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 6/25

 

39

3. Efesiensi yaitu merupakan perbandingan (ratio) antara output  dengan

input .

4. fleksibilitas respons terhadap suatu organisasi atau perubahan-perubahan

yang terjadi pada suatu organisasi.

5. kepuasaan yaitu merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat dimana

organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

6. keunggulan yaitu kemampuan bersaing dari organisasi dan anggota

organisasi terhadap perubahan-perubahan yang ada.

7. Pengembangan yaitu merupakan mengukur kemampuan organisasi untuk 

meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan masyarakat.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran

efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan

tujuan yang akan dicapai serta menunjukan pada tingkat sejauhmana organisasi,

 program/kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal.

Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L.

Ballachey dalam bukunya  Individual and Society yang dikutip Sudarwan Danim

dalam bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyebutkan

ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupakuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil

dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input)dengan keluaran (output).2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas

ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat

kualitatif (berdasarkan pada mutu).

3. Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang

kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan

kreativitas dan kemampuan.

4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi

dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 7/25

 

40

dengan kadar yang tinggi.

(dalam Danim, 2004:119-120).

Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran daripada efektifitas harus

adanya suatu perbandingan antara input dan output, ukuran daripada efektifitas

mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang

kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran dari pada efektivitas adanya

rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi.

Studi tentang efektivitas bertolak dari variabel-variabel artinya konsep

yang mempunyai variasi nilai, dimana nilai-nilai tersebut merupakan ukuran

daripada efektivitas. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudarwan Danim dalam

 bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok  yang menyebutkan

 beberapa variabel yang mempengaruhi efektivitas, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable)Yaitu variabel pengelola yang mempengaruhi variabel terikat yang

sifatnya given dan adapun bentuknya, sebagai berikut:

a. Struktur yaitu tentang ukuran;

 b. Tugas yaitu tugas dan tingkat kesulitan;

c. Lingkungan yaitu keadaan fisik baik organisasi, tempat kerja

maupun lainnya;

d. Pemenuhan kebutuhan yaitu kebutuhan fisik organisasi, kebutuhan

di tempat kerja dan lain-lain.

2. Variabel terikat (dependent variable)Yaitu variabel yang dapat dipengaruhi atau dapat diikat oleh variabel lain

dan berikut adalah contoh dari variabel terikat, yaitu:

a. Kecepatan dan tingkat kesalahan pengertian; b. Hasil umum yang dapat dicapai pada kurun waktu tertentu.

3. Variabel perantara (interdependent variable) 

Yaitu variabel yang ditentukan oleh suatu proses individu atau organisasi

yang turut menentukan efek variabel bebas.

(Danim, 2004:121-122).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka hal-hal yang mempengaruhi

efektivitas adalah ukuran, tingkat kesulitan, kepuasan, hasil dan kecepatan serta

individu atau organisasi dalam melaksanakan sebuah kegiatan/program tersebut,

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 8/25

 

41

di samping itu evaluasi apabila terjadi kesalahan pengertian pada tingkat

  produktivitas yang dicapai, sehingga akan tercapai suatu kesinambungan

(sustainabillity).

2.2 Pengertian Pelayanan publik (umum)

2.2.1 Pengertian Pelayanan

Menelusuri arti pelayanan umum tidak terlepas dari masalah kepentingan

umum, yang menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan umum. Oleh karena itu

antara kepentingan umum dengan pelayanan umum adanya hubungan yang saling

 berkaitan. Meskipun dalam perkembangan lebih lanjut pelayanan umum dapat

  juga timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan

kegiatan organisasi.

Pengertian pelayanan menurut Kotler dalam Sampara Lukman bahwa

 pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan

atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada

suatu produk secara fisik (Kotler dalam Lukman, 2000:8). Pengertian pelayanan

menurut Kotler di atas menjelaskan bahwa pelayanan merupakan setiap kegiatan

yang selalu menguntungkan di dalam suatu kumpulan dan merasakan kepuasan

 bagi penerima pelayanan meskipun tidak terikat pada produk tersebut.

Pendapat Kotler telah dijelaskan diatas, maka Monenir juga

mendefinisikan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui

aktivitas orang lain yang langsung (Moenir, 2006:17). Pelayanan menurut Moenir 

  bahwa pelayanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas

orang lain yang dilakukan secara langsung.

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 9/25

 

42

Pendapat kedua di atas dapat di simpulkan bahwa pelayanan merupakan

kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan yang menawarkan

kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada produk tersebut. Pelayanan juga

  bisa dikatakan suatu proses pemenuhan kebutuhan yang langsung diberikan

kepada yang memerlukan pelayanan secara langsung.

Pelayanan hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan

merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan

  berkesinambungan meliputi sekuruh kehidupan orang dalam masyarakat.

Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik 

dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya. Dengan adanya standar, manajemen

dapat merencanakan agar hasil akhir memuaskan semua pihak yang memperoleh

 pelayanan.

2.2.2 Pengertian Publik 

Pada dasarnya setiap manusia membeutuhkan pelayanan, bahkan dapat

dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.

Pelayanan yang diberikan Pemerintah kepada publik haruslah sesuai dengan

kebutuhan yang dibutuhkan publiknya, karena pelayanan merupakan penyediaan

kepuasan untuk masyarakat atau publik.

Oleh karena itu, di uraikan istilah publik menurut Sinambela bahwa istilah

 publik berasal dari Bahasa Inggris yaitu  public yang berarti umum, masyarakat,

negara (Sinambela, 2006:5). Istilah publik jelas dikatakan oleh Sinambela bahwa

 publik berarti umum, dapat dikatakan juga masyarakat dan Negara.

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 10/25

 

43

Istilah publik juga didefinisikan menurut Inu dan kawan-kawan dalam

Sinambela, bahwa publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan

 berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan

nilai-nilai norma yang merasa memiliki (Inu dalam Sinambela, 2006:5). Istilah

 publik menurut Inu dan kawan-kawan di atas, jelas bahwa publik merupakan

sejumlah kelompok manusia yang memiliki rasa kebersamaan untuk berpikir,

kebersamaan perasaan dan lainnya berdasarkan nilai norma yang merasa saling

memiliki.

2.2.3 Pengertian Pelayanan Publik (Umum)

Pengertian pelayanan umum tidak terlepas dari masalah kepentingan

umum, yang menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan umum. Oleh karena itu

antara kepentingan umum dengan pelayanan umum adanya hubungan yang saling

 berkaitan. Meskipun dalam perkembangan lebih lanjut pelayanan umum dapat

  juga timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan

kegiatan organisasi.

Melengkapi uraian tersebut, ada beberapa pengertian pelayanan publik 

menurut Dwiyanto bahwa “Pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai

serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat” (Dwiyanto, 2005:141). Oleh karena itu, pelayanan publik 

merupakan serangkaian aktifitas yang diberikan oleh suatu organisasi atau

 birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat.

Pelayanan publik selain menurut Dwiyanto, juga didefinisikan menurut

Moenir sebagai berikut:

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 11/25

 

44

“Pelayanan umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem,

  prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi

kepentingan orang lain sesuai dengan haknya (Moenir, 2006:26).

Pelayanan umum merupakan kegiatan yang diberikan oleh seseorang atau

sekelompok dengan landasan melalui sistem atau prosedur yang telah ditentukan

untuk usaha memenuhi kepentingan masyarakat. Pelayanan umum harus

mendahulukan kepentingan umum atau kepentingan masyarakat, karena

  pelayanan umum berfungsi memenuhi kepentingan masyarakat umum yang

membutuhkan pelayanan.

Pengertian pelayanan publik menurut Dwiyanto dan Moenir di atas, maka

Sinambela juga mendefinisikan pelayanan publik sebagai beikut :

“Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan

masyarakat oleh penyelenggara pemerintah serangkaian aktivitas yang

dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,

 Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar 

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.(Sinambela, 2006:5)

Pelayanan publik menurut beberapa uraian di atas, maka pelayanan publik 

dapat disimpulkan sebagai pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh

 penyelenggara pemerintah. Pelayanan publik juga merupakan serangkaian atau

sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah atau birokrasi publik untuk 

memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat, karena pemerintah dan

negara di dirikan oleh masyarakat atau publik dengan tujuan agar dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 2.3.4 Faktor Pendukung Pelayanan Publik 

Pelayanan publik pada dasarnya memuaskan kebutuhan masyarakat yang

diberikan oleh pemerintah, oleh karena itu Moenir berpendapat bahwa pemerintah

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 12/25

 

45

dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik  , dapat dilakukan dengan

cara:

“1. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan2. Mendapatkan pelayanan secara wajar 

3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih

4. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang”.

(Moenir, 2006:47)

Menjelaskan mengenai uraian tentang pelayanan yang baik dan

memuaskan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap masyarakatnya, bahwa

 pelayanan yang terbaik harus dilakukan dengan cara-cara seperti yang dikutif oleh

Moenir di atas yaitu dengan cara:  pertama, harus memberikan kemudahan dalam

 pengurusan berbagai urusan agar pelayanan yang dilakukan bisa berjalan dengan

cepat.  Kedua, harus memberikan pelayanan yang wajar dan tidak berlebihan

sesuai dengan keperluannya masing-masing.

Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran atau untaian

kata lain semacam itu yang nadanya mengarah pada permintaan sesuatu, baik 

alasan untuk dinas (pembelian kertas, ganti ongkos foto copy/cetak), atau alasan

untuk kesejahteraan. Misalnya apabila ingin mendapatkan pelayanan yang cepat

maka petugas diberikan sesuatu sebagai imbalannya agar mendapatkan pelayanan

yang sewajarnya, hal demikian sebenarnya ikut membantu penyimpangan secara

tidak langsung.

 Ketiga, harus memberikan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih dan

tidak membeda-bedakan masyarakat dari segi ekonomi maupun dari segi apapun,

  jadi masyarakat mendapatkan perlakuan yang adil dalam mengurus berbagai

urusan tanpa mebedakan status apapun. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam

  pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib dan tidak pandang status,

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 13/25

 

46

artinya kalau memang untuk pengurusan permohonan itu harus antri secara tertib,

hendaknya semuanya diwajibkan antri sebagaimana yang lain, baik antri secara

fisik maupun secara apapun.

 Keempat , masyarakat harus mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus

terang tanpa membohongi masyarakat yang akan mengurus urusannya. Pelayanan

yang jujur dan terus terang, artinya apabila ada hambatan karena suatu masalah

yang tidak dapat dielakan hendaknya diberitahukan, sehingga orang tidak 

menunggu sesuatu yang tidak menentu. Cara tersebut menjadikan orang lebih

mengerti dan akan menyesuaikan diri secara ikhlas tanpa emosi.

Melalui pelayanan yang memuaskan tersebut, maka dapat memberikan

dampak yang positif untuk masyarakat, sesuai dengan pendapat Moenir bahwa

dampak positif tersebut adalah:

1. Masyarakat menghargai kepada korps pegawai

2. Masyarakat patuh terhadap aturan-aturan layanan

3. Masyarakat akan merasa bangga kepada korps pegawai

4. Adanya kegairahan usaha dalam masyarakat

5. Adanya peningkatan dan pengembangan dalam masyarakat menuju segera

tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan Pancasila

(Moenir, 2006:47).

Dampak positif untuk masyarakat menurut Moenir di atas terdapat lima

indikator,  pertama masyarakat menghargai korps pegawai sehingga pegawai

tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.  Kedua masarakat akan patuh

terhadap aturan yang telah dibuat sehingga tercipta suasana yang tertib, aman, dan

nyaman.

 Ketiga masyarakat akan bangga terhadap pegawai sehingga masyarakat

mengagumi pegawai tersebut dan ditunjukan dengan saling menghormati dan

menghargai antara masyarakat dengan pegawai maupun pegawai dengan pegawai.

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 14/25

 

47

 Keempat adanya kegairahan usaha dalam masyarakat, kelima adanya peningkatan

dan pengembangan dalam masyarakat. Oleh karena itu, jika kelima dampak 

 positif terlaksana maka akan mewujudkan kepuasan terhadap masyarakat.

Menjelaskan uraian di atas bahwa pelayanan yang baik juga dapat

memberikan kepuasan masyarakat, maka menurut Moenir dampak kepuasan

masyarakat dapat terlihat pada:

1. Masyarakat sangat menghargai kepada korps pegawai yang

 bertugas di bidang pelayanan umum. Mereka tidak memandang remeh

dan mencemooh korps itu dan tidak pula berlaku sembarang

2. Masyarakat terdorong mematuhi aturan dengan penuh kesadarantanpa prasangka buruk, sehingga lambat laun dapat terbentuk sistem

  pengendalian diri yang akan sangat efektif dalam ketertiban

 berpemerintahan dan bernegara

3. Ada rasa bangga pada masyarakat atas karya korps pegawai di

 bidang layanan umum, meskipun di lain pihak ada yang merasa ruang

geraknya dipersempit karena tidak dapat lagi mempermainkan

masyarakat

4. Kelambatan-kelambatan yang biasa ditemui, dapat dihindarkan dan

ditiadakan. Sebaliknya akan dapat ditumbuhkan percepatan kegiatan di

masyarakat di semua bidang kegiatan baik ekonomi, sosial maupun

 budaya

5. Adanya kelancaran di bidang pelayanan umum, usaha dan inisiatif 

masyarakat mengalami peningkatan, yang berdampak meningkatnya

  pula usaha pengembangan ideologi, politik, sosial dan budaya

(ipoleksosbud) masyarakat ke arah tercapainya masyarakat adil dan

makmur berlandaskan pancasila

(Moenir, 2006:45).

Menjelaskan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat

akan sangat menghargai kepada pegawai karena pelayanan yang mereka dapatkan

sangat memuaskan dengan begitu masyarakat dapat mematuhi peraturan yang ada

dengan penuh kesadaran dan pada akhirnya adanya kelancaran dalam pelayanan

umum yang diberikan kepada masyarakat. Secara teoritis, tujuan pelayanan publik 

  pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat, untuk mencapai kepuasan itu

dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari:

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 15/25

 

48

1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan

dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan

secara memadai serta mudah dimengerti

2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan

kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang

 pada prinsip efisiensi dan efektivitas

4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan

memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi

dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan, status

sosial, dan lain-lain

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang

mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik 

(Sinambela, 2006:6).

Kualitas pelayanan prima dapat tercermin dengan adanya transparansi atau

keterbukaan dan mudah diakses oleh semua masyarakat, jadi masyarakat dapat

merasakan akses pelayanan yang memadai dan mudah dimengerti. Pelayanan

yang prima juga pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

 peraturan yang berlaku, peraturan tersebut dapat melindungi masyarakat sebagai

nilai kepercayaan yang didapat oleh masyarakat.

Pelayanan yang di berikan kepada masyarakat, pelayanan yang sesuai

dengan kemampuan yang memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan

tersebut. Selanjutnya pelayanan yang di berikan kepada masyarakat harus sesuai

dengan keinginan atau aspirasi masyararakat dan sesuai dengan harapan yang

diinginkan oleh masyarakat. Pelayanan juga diberikan kepada semua lapisan

masyarakat, tanpa membedakan status atau jenis kelamin, sehingga akan tercipta

 pelayanan yang adil yang di rasakan oleh penerima pelayanan.

Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang

lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 16/25

 

49

aspek kelembagaan. Pelayanan publik harus responsif terhadap berbagai

kepentingan dan nilai-nilai publik yang ada. Hal ini mengandung makna bahwa

karakter dan nilai yang terkandung di dalam pelayanan publik tersebut harus

 berisi preferensi nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.

2.3 Sistem Informasi

2.3.1 Pengertian Sistem

 Negara Indonesia saat ini sedang menuju ke arah perkembangan yang

lebih menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan lebih terbuka dalam menangkap

aspirasi atau suara nurani masyarakat yang berkembang di lingkungan

masyarakat. Dalam era keterbukaan ini, tuntutan pemerintah untuk menyampaikan

informasi melalui perangkat-perangkat lunak seperti komputer sangat diperlukan.

Hal tersebut dikarenakan masyarakat sekarang lebih kritis dalam mengatasi

masalah yang berkaitan dengan pelayanan publik, selain itu juga masyarakat era

sekarang jauh lebih terbuka terhadap hal-hal baru khususnya dalam

 perkembangan dunia informasi.

Perkembangan informasi berbasis komputer ini, pemerintah daerah juga

dituntut agar siap dalam mengoprasionalkan semua pelayanan kepada masyarakat

dengan menggunakan sistem komputerisasi. Melengkapi pandangan tersebut,

maka diuraikan mengenai sistem, data dan informasi. Pengertian sistem menurut

Abdul Kadir dalam bukunya yang berjudul  Pengenalan Sistem Informasi, yaitu :

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang

dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Abdul Kadir,2003:54).

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 17/25

 

50

Pengertian sistem menurut Abdul Kadir di atas jelas bahwa sistem

merupakan sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu

tujuan. M. Khoirul Anwar juga menjelaskan pengertian sistem, sistem adalah

seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk 

mencapai beberapa tujuan (Anwar, 2004:4).

Oleh karena itu, setelah membahas kedua pendapat para ahli dapat

disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu komponen yang tidak bisa dipisahkan

satu dengan yang lainnya, komponen tersebut saling berhubungan dan mempunyai

tujuan yang sama. Jika komponen-komponen tersebut yang membentuk sistem

tidak saling berhubungan dan tidak bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan

maka komponen tersebut atau kumpulan tersebut bukanlah sistem. Maka suatu

sistem sangat diperlukan untuk menentukan dan mencapai suatu tujuan tertentu.

2.3.2 Pengertian Data dan Informasi

Definisi tentang data dan informasi bisa dibedakan bahwa informasi itu

mempunyai kandungan makna dan data tidak mempunyai kandungan makna.

Pengertian makna disini merupakan hal yang cukup penting, karena berdasarkan

makna dapat memahami informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat

menggunakannya untuk menarik suatu kesimpulan atau bahkan mengambil

keputusan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan menurut Wahyono, bahwa data adalah

 bahan baku informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang

mewakili kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya (Wahyono, 2004:2).

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 18/25

 

51

Pengertian data menurut Wahyono di atas bahwa data merupakan bahan baku

informasi yang mewakili kuantitas, tindakan, benda.

Data juga didefinisikan oleh Abdul Kadir bahwa data adalah deskripsi

tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna

atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai (Abdul Kadir, 2003:29).

Pengertian data menurut Abdul Kadir tersebut, jelas bahwa data sebagai deskripsi

yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada

 pemakai.

Setelah menjelaskan data di atas maka akan dijelaskan definisi informasi

yang dikemukakan oleh Wahyono sebagai berikut:

“Informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih

 berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-

kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk 

 pengambilan suatu keputusan”. (Wahyono, 2004:3)

Kegunaan informasi untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses

  pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Sedangkan nilai dari pada

informasi ditentukan oleh manfaat, biaya dan kualitas maksudnya bahwa

informasi dianggap bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan

  biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya. Menurut Sondang, informasi

yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan memiliki ciri-ciri sebagai

 berikut:  Lengkap, mutakhir, akurat, dapat dipercaya, dan disimpan sedemikian

rupa sehingga mudah ditelusuri untuk digunakan sebagai alat pendukung proses

 pengambilan keputusan apabila diperlukan (Sondang, 2006:76).

Suatu informasi yang berkualitas seperti yang dikemukakan di atas harus

mempunyai empat ciri yang pertama yaitu : suatu informasi harus akurat,

akuratnya informasi karena telah melakukan pengujian dan apabila pengujian

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 19/25

 

52

tersebut berhasil maka informasi tersebut dianggap data. Kedua, suatu informasi

harus tepat waktu, karena suatu informasi harus ada jika informasi tersebut

diperlukan. Ketiga, suatu informasi harus relevan, karena suatu informasi yang

diberikan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan yang keempat, adalah

suatu informasi haruslah lengkap tidak boleh kurang, jika informasi tersebut

kurang maka suatu informasi masih diragukan.

Penjelasan di atas antara sistem, data dan informasi memiliki

kesinambungan yang saling melengkapi. Data merupakan bahan baku atau bahan

awal bagi suatu informasi dari data-data yang masih bersifat acak kemudian data

tersebut disaring untuk mendapatkan informasi yang akurat, jelas dan dapat

dipertanggungjawabkan. Selanjutnya data yang sudah menjadi informasi tersebut

akan menjadi sistem informasi, yaitu bagian dari komponen-komponen yang

 berasal dari hasil pengolahan data, yang kemudian akan di informasikan kepada

seseorang yang memerlukan informasi tersebut.

2.3.3 Pengertian Sistem Informasi

Menguraikan tentang sistem, data dan informasi di atas, maka sistem

informasi dapat disimpulkan menurut Kadir dalam bukunya yang berjudul

 Pengenalan Sistem Informasi, yaitu :

“Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer,

teknologi informasi dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data

menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran dan

tujuan”. (Abdul Kadir,2003:10)

Sistem informasi merupakan komponen yang terdiri dari manusia,

komputer, teknologi informasi dan prosedur kerja yang diproses antara data

menjadi informasi dan di maksudkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 20/25

 

53

ditentukan. Sistem informasi juga digunakan untuk mendukung didalam

  pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan

gambaran efektivitas dalam suatu perusahaan.

Selain menurut Abdul kadir sistem informasi juga didefinisikan oleh

Azhar Susanto sebagai berikut :

“Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik 

maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama dan bekerja

sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data

menjadi informasi yang berguna”. (Azhar Susanto,2004:55)

Definisi di atas menjelaskan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan

dari sub sistem baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja

sama antara yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Jadi,

sistem informasi merupakan pengolahan data menjadi informasi yang berguna

untuk orang banyak yang membutuhkan informasi tersebut.

Perkembangan zaman yang semakin maju dan teknologi yang semakin

canggih, maka dalam pengolahan data secara elektronik sangat mendukung dalam

 berbagai kegiatan atau aktivitas. Pengolahan data secara elektronik merupakan

serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi dengan

menggunakan komputer yang mencangkup pengumpulan, pemprosesan,

 penyimpanan, dan pengawasan hasil pengolahan tersebut.

Menurut Anwar, alasan–alasan sekaligus latar belakang diterapkannya

sistem informasi di lingkungan pemerintah daerah, yaitu:

“1. Peran informasi dan teknologi yang semakin canggih serta

mendominasi di hampir semua bidang kehidupan sehingga

mendorong ke arah globalisasi

2. Dalam era globalisasi akan dilandasi dengan kebutuhan informasi

yang semakin meningkat diikuti dengan semakin berkembangnya

  jaringan internet, batas wilayah negara semakin tidak jelas,

 persaingan perdagangan semakin ketat

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 21/25

 

54

3.Munculnya tuntutan masyarakat pada birokrat untuk meningkatkan

kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

4.Kemajuan teknologi informasi yang semakin maju dan mampu

mendorong kegiatan”.

(Anwar, 2004:112-113)

Perkembangan teknologi begitu cepat seiring dengan semakin pesatnya

dunia informasi, sehingga menjadikan jarak antara negara yang satu dengan yang

lain begitu dekat dengan adanya teknologi. Hal ini juga yang menjadikan peran

informasi dituntut untuk selalu akurat agar tidak ketinggalan informasi, hampir 

semua kegiatan sehari-sehari tidak akan terlepas dari pengaruh teknologi.

Berkembang pesatnya peran informasi dan teknologi menyebabkan semakin

mendekatkan wilayah negara sehingga batas wilayah tidak jelas, dan timbulnya

 persaingan perdagangan yang sangat ketat.

Oleh karena itu, dalam hal ini bahwa pemerintah harus menerapkan

 pengolahan data secara elektonik yang bertujuan untuk memberikan kemudahan

dalam mengakses informasi yang cepat, akurat dan bernilai yang berguna bagi

 penerima informasi. Penerapan pengolahan data secara elektronik tersebut, tidak 

hanya di tingkat pusat saja melainkan di tingkat daerah juga perlu diterapkan

 pengolahan data secara elektronik.

Pengolahan data secara elektronik sudah diterapkan dilingkungan Kantor 

Pertanahan Kota Tangerang melalui sistem informasi pertanahan. Sistem

informasi pertanahan dibuat karena dukungan teknologi informasi di lingkungan

Kantor Pertanahan Kota Tangerang sangat penting untuk memberikan pelayanan

secara cepat dan aman. Sistem informasi pertanahan merupakan sistem untuk 

memfasilitasi pelayanan di bidang pengaturan penguasaan tanah, petagunaan

tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah.

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 22/25

 

55

Sistem informasi pertanahan diharapkan dapat memberikan pelayanan dalam

meningkatkan produktivitas, pengurangan biaya, peningkatan pengambilan

keputusan, peningkatan pelayanan terhadap pelanggan dan dapat mengembangkan

aplikasi-aplikasi strategi yang baru. Pelaksanaan sistem informasi pertanahan

terdiri dari adanya komponen yang berupa aplikasi informasi pertanahan dengan

menggunakan sistem komputer yang memberikan berbagai informasi pertanahan.

2.4 Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS)

Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS)

merupakan sistem bidang-bidang tanah yang berbasis peta, kepemilikan dan data

lain yang berkaitan dengan pertanahan. Aplikasi Sistem Informasi dan

Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di rancang agar pengguna (user)

dapat mencari atau mendapatkan berbagai informasi dari bidang-bidang tanah

 baik mengenai pengukuran tanah, sertifikat tanah, akte tanah, dan pengurusan

sengketa tanah.

Sesuai dengan ketetapan dalam keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003

tentang kebijakan nasional pertanahan pada ayat 1 huruf b, Kantor Pertanahan

ditugaskan untuk membangun dan mengembangkan Sistem Informasi dan

Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) yang meliputi hal-hal sebagai

 berikut:

1. Penyusunan basis data-data tanah-tanah asset Negara / pemerintah /

 pemerintah daerah diseluruh indonesia;

Kegiatan yang dilaksanakan:

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 23/25

 

56

a. Inventarisasi asset Negara, Pemerintah, Pemerintahan Daerah dan

 perwakilan Negara Asing.

 b. Pembangunan database asset yang memuat informasi:

1. Pengusaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah(P4T)

2. Alamat persil, identitas bidang, perubahan data

 pemilikan.

2. Penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran

tanah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah, yang

dihubungkan dengan e-commerce dan e-payment;

Kegiatan yang dilaksanakan:

a. Penyusunan basis data digital, meliputi:

1. Data spasial (Peta, nomor identifikasi bidang (NIB), luas,

letak bidang tanah)

2. Data tektual (kepemilikan, penguasaan, penggunaan,

 pemanfaatan, status hak atas tanah, dan catatan perubahan data)

  b. Pembangunan aplikasi data textual spasial dalam pelayanan

 pendaftaran tanah meliputi:

1. Pengukuran, Pemetaan, dan Pembukuan tanah

2. Pendaftaran hak dan pemeliharaan data

3. Pembukuan dan pemberian surat-surat tanda bukti hak 

4. Early Warning System (sengketa tanah, pemblokiran, dan

 berakhirnya hak atas tanah)

5. Simulasi perencanaan tata kota / pembebasan tanah

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 24/25

 

57

c. Pembangunan aplikasi layanan informasi pertanahan melalui media

elektronik (e-Government, e-Commerce, e-payment)

3. Pemetaan kadasteral dalam rangka inventarisasi dan registrasi penguasaan,

  pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) dengan

menggunakan teknologi citra dan teknologi informasi untuk menunjang

kebijakan pelaksanaan landform dan pemberian hak atas tanah;

Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pemetaan Kadasteral dengan

menggunakan teknologi pemotretan udara atau citra satelit, dengan

cakupan data:

a. Titik groud control dengan menggunakan teknologi gelobal

 positioning system (GPS)

 b. Peta pendaftaran yang memuat informasi bidang-bidang tanah dan

nomor identifikasinya

c. Batas administrasi pemerintah (Desa/Kelurahan, Kabupaten/Kota)

d. Batas kawasan penggunaan tanah (Industri, Perumahan,

Perkebunan, kehutan, persawahan)

Pemetaan kadasteral tersebut dapat memberikan manfaat untuk 

kegiatan inventarisasi dan registrasi, perencanaan dan implementasi

kebijakan nasional di bidang   Land Reform, kepercayaan pemberian hak 

atas tanah dan pembebasan tanah untuk kepentingan umum dan

masyarakat, dan mendukung terciptanya Sistem Informasi dan Manajemen

Pertanahan Nasional (SIMTANAS) berbasis bidng tanah (Multipurpose

kadasteral).

5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 25/25

 

58

4. Pembangunan dan pengembangan pengelolaan penggunaan dan

  pemanfaatan tanah melalui Sistem Informasi Geografi (SIG), dengan

mengutamakan penetapan zona sawah beririgasi dan tanah-tanah produktif 

lainnya, dalam rangka memelihara ketahanan pangan nasional.

Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah pembangunan dan

  pengembangan Sistem Informasi Geografi (SIG), demi menunjang

  perencanaan penatagunaan dan pemanfaatan tanah, Early Warning

System dalam pengenalan perubahan penatagunaan tanah serta penetapan

dan pemanfaatan tanah serta penetapan dan pemantauan zona sawah

 beririgasi.