jbptunikompp gdl rukmininim 19618 3 babii
TRANSCRIPT
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 1/25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Efektivitas dan Ukuran Efektivitas
2.1.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas
selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view point)
dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan
efisiensi. Seperti yang dikemukakan oleh Etzioni dkk dalam bukunya Organisasi-
Organisasi Modern yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:
“Sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai
tujuan dan sasaran” (Etzioni dkk, 1985:54-55).
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa efektivitas merupakan suatu konsep
yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.
Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor
Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:
“Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin
besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka
semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi, 2005:92).
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang
dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang
34
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 2/25
35
diharapkan atau dikatakan spending wisely. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 2.1 mengenai hubungan arti efektivitas di bawah ini.
Gambar 2.1Hubungan Efektivitas
Sumber: Mahmudi, 2005:92.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah
menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil
guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan
sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-
targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah
semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Pandangan yang sama menurut
pendapat Peter F. Drucker yang dikutip H.A.S. Moenir dalam bukunya
Manajemen Umum di Indonesia yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:
“Effectivennes, on the other hand, is the ability to choose appropriate
objectives. An effective manager is one who selects the right things to get
done”. (Efektivitas, pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih
sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang memilih
kebenaran untuk melaksanakan) (dalam Moenir, 2006:166).
Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas
merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya dalam
mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki
walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif
sering dicampuradukkan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu
yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.
OUTCOME Efektivitas =
OUTPUT
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 3/25
36
Menurut pendapat Markus Zahnd dalam bukunya Perancangan Kota
Secara Terpadu mendefinisikan efektivitas dan efisiensi, sebagai berikut:
“Efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya, pengaruhnya atau efeknya,sedangkan efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu
dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya” (Zahnd,
2006:200-2001).
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih memfokuskan
pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan
mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara
supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu. Lebih lanjut menurut Agung
Kurniawan dalam bukunya Transformasi Pelayanan Publik mendefinisikan
efektivitas, sebagai berikut:
“Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi
kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya
yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”
(Kurniawan, 2005:109).
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka secara
singkat pengertian daripada efisiensi dan efektivitas adalah, efisiensi berarti
melakukan atau mengerjakan sesuatu secara benar, “doing things right”,
sedangkan efektivitas melakukan atau mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran
“doing the right things”. Tingkat efektivitas itu sendiri dapat ditentukan oleh
terintegrasinya sasaran dan kegiatan organisasi secara menyeluruh, kemampuan
adaptasi dari organisasi terhadap perubahan lingkungannya.
Dipandang dari sudut ilmu pemerintahan efektivitas sangat penting, oleh
karena hal tersebut merupakan salah satu kriteria yang harus diperhatikan dalam
ilmu pemerintahan. Dalam kaitan ini, maka berikut ini dikemukakan beberapa
pengertian efektivitas menurut pendapat ahli, yaitu :
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 4/25
37
1. Ndraha (2003 : 239) mengemukakan bahwa “efektivitas organisasi
merupakan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan(target)”.
2. Gibson et al.(1996 : 28) mengemukakan bahwa “efektivitas dalam
konteks prilaku organisasi merupakan hubungan optimal antara produksi,
kualitas, efesiensi, fleksibilitas, kepuasaan, keunggulan, dan
pengembangan”.
3. Suit (1996 : 94) mengemukakan : “Efektivitas adalah ketepatan suatu
tindakan atau kesempurnaan (jaminan) hasil suatu pekerjaan itu sendiri”.
4. Soekarno (1992 : 42) berpendapat : “Efektivitas adalah pencapaian tujuan
atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga,
waktu, biaya, pikiran, alat-alat dan lain-lain yang telah
dikeluarkan/digunakan”.
5. Handoko (1995 : 7) mengatakan : “Efektivitas adalah kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan”.
Mengacu pada penjelasan diatas, maka untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif perlu adanya harmonisasi kemampuan sumberdaya dengan
menggunakan sarana yang lain sehingga sasaran yang akan dacapai menjadi
jelas.Pencapaian sasaran tersebut dapat dikatakan efektif apabila adanya
keharmonisan.
Setiap pekerjaan pegawai dalam organisasi sangat sangat menentukan bagi
pencapaian hasil kegiatan seperti yang telah direncanakan terlebih dahulu. Untuk
itu faktor keefektifannya banyak mempengaruhi kepada kemampuan aparatur dan
organisasi dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Tingkat pencapaian
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 5/25
38
tujuan aparatur dalam suatu organisasi dikatakan efektif apabila pencapaian itu
sesuai dengan tujuan organisasi dan memberikan hasil yang bermanfaat.
2.1.2 Ukuran Efektivitas
Keluaran (output) yang dihasilkan lebih banyak bersifat keluaran (output)
tidak berwujud (intangible) yang tidak mudah untuk dikuantifikasi, maka
pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran
efektivitas tersebut karena pencapaian hasil (outcome) seringkali tidak dapat
diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang setelah program
berhasil, sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif
(berdasarkan pada mutu) dalam bentuk pernyataan saja (judgement), artinya
apabila mutu yang dihasilkan baik, maka efektivitasnya baik pula.
Ukuran efektivitas bermacam-macam. Etzioni yang diterjemahkan oleh
wijaya (1989 : 227) mengatakan : “Efektivitas diukur dengan (a) adaftasi; (b)
integrasi; (c) motivasi; dan (d) produk”.Lebih lanjut, Gibson et al yang
diterjemahkan oleh makmur syarif (1996: 28) mengatakan : “Efektivitas dapat
diukur dengan (a) produktivitas; (b) kualitas; (c) efesiensi; (d) fleksibilitas; (e)
kepuasaan; (f) keunggulan; dan (g) pengembangan”.Selanjutnya, berikut ini
dikemukakan penjelasan ukuran atau kriteria efektivitas menurut Gibson dkk
(1989 : 34) indikator efektivitas dapat diukur :
1. Produktivitas yaitu merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi
jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.
2. kualitas yaitu suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan.
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 6/25
39
3. Efesiensi yaitu merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan
input .
4. fleksibilitas respons terhadap suatu organisasi atau perubahan-perubahan
yang terjadi pada suatu organisasi.
5. kepuasaan yaitu merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat dimana
organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
6. keunggulan yaitu kemampuan bersaing dari organisasi dan anggota
organisasi terhadap perubahan-perubahan yang ada.
7. Pengembangan yaitu merupakan mengukur kemampuan organisasi untuk
meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan masyarakat.
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran
efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan
tujuan yang akan dicapai serta menunjukan pada tingkat sejauhmana organisasi,
program/kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal.
Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L.
Ballachey dalam bukunya Individual and Society yang dikutip Sudarwan Danim
dalam bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyebutkan
ukuran efektivitas, sebagai berikut:
1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupakuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil
dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input)dengan keluaran (output).2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas
ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat
kualitatif (berdasarkan pada mutu).
3. Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang
kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan
kreativitas dan kemampuan.
4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi
dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 7/25
40
dengan kadar yang tinggi.
(dalam Danim, 2004:119-120).
Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran daripada efektifitas harus
adanya suatu perbandingan antara input dan output, ukuran daripada efektifitas
mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang
kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran dari pada efektivitas adanya
rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi.
Studi tentang efektivitas bertolak dari variabel-variabel artinya konsep
yang mempunyai variasi nilai, dimana nilai-nilai tersebut merupakan ukuran
daripada efektivitas. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudarwan Danim dalam
bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok yang menyebutkan
beberapa variabel yang mempengaruhi efektivitas, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable)Yaitu variabel pengelola yang mempengaruhi variabel terikat yang
sifatnya given dan adapun bentuknya, sebagai berikut:
a. Struktur yaitu tentang ukuran;
b. Tugas yaitu tugas dan tingkat kesulitan;
c. Lingkungan yaitu keadaan fisik baik organisasi, tempat kerja
maupun lainnya;
d. Pemenuhan kebutuhan yaitu kebutuhan fisik organisasi, kebutuhan
di tempat kerja dan lain-lain.
2. Variabel terikat (dependent variable)Yaitu variabel yang dapat dipengaruhi atau dapat diikat oleh variabel lain
dan berikut adalah contoh dari variabel terikat, yaitu:
a. Kecepatan dan tingkat kesalahan pengertian; b. Hasil umum yang dapat dicapai pada kurun waktu tertentu.
3. Variabel perantara (interdependent variable)
Yaitu variabel yang ditentukan oleh suatu proses individu atau organisasi
yang turut menentukan efek variabel bebas.
(Danim, 2004:121-122).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka hal-hal yang mempengaruhi
efektivitas adalah ukuran, tingkat kesulitan, kepuasan, hasil dan kecepatan serta
individu atau organisasi dalam melaksanakan sebuah kegiatan/program tersebut,
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 8/25
41
di samping itu evaluasi apabila terjadi kesalahan pengertian pada tingkat
produktivitas yang dicapai, sehingga akan tercapai suatu kesinambungan
(sustainabillity).
2.2 Pengertian Pelayanan publik (umum)
2.2.1 Pengertian Pelayanan
Menelusuri arti pelayanan umum tidak terlepas dari masalah kepentingan
umum, yang menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan umum. Oleh karena itu
antara kepentingan umum dengan pelayanan umum adanya hubungan yang saling
berkaitan. Meskipun dalam perkembangan lebih lanjut pelayanan umum dapat
juga timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan
kegiatan organisasi.
Pengertian pelayanan menurut Kotler dalam Sampara Lukman bahwa
pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan
atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada
suatu produk secara fisik (Kotler dalam Lukman, 2000:8). Pengertian pelayanan
menurut Kotler di atas menjelaskan bahwa pelayanan merupakan setiap kegiatan
yang selalu menguntungkan di dalam suatu kumpulan dan merasakan kepuasan
bagi penerima pelayanan meskipun tidak terikat pada produk tersebut.
Pendapat Kotler telah dijelaskan diatas, maka Monenir juga
mendefinisikan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain yang langsung (Moenir, 2006:17). Pelayanan menurut Moenir
bahwa pelayanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas
orang lain yang dilakukan secara langsung.
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 9/25
42
Pendapat kedua di atas dapat di simpulkan bahwa pelayanan merupakan
kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan yang menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada produk tersebut. Pelayanan juga
bisa dikatakan suatu proses pemenuhan kebutuhan yang langsung diberikan
kepada yang memerlukan pelayanan secara langsung.
Pelayanan hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan
merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan meliputi sekuruh kehidupan orang dalam masyarakat.
Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik
dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya. Dengan adanya standar, manajemen
dapat merencanakan agar hasil akhir memuaskan semua pihak yang memperoleh
pelayanan.
2.2.2 Pengertian Publik
Pada dasarnya setiap manusia membeutuhkan pelayanan, bahkan dapat
dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Pelayanan yang diberikan Pemerintah kepada publik haruslah sesuai dengan
kebutuhan yang dibutuhkan publiknya, karena pelayanan merupakan penyediaan
kepuasan untuk masyarakat atau publik.
Oleh karena itu, di uraikan istilah publik menurut Sinambela bahwa istilah
publik berasal dari Bahasa Inggris yaitu public yang berarti umum, masyarakat,
negara (Sinambela, 2006:5). Istilah publik jelas dikatakan oleh Sinambela bahwa
publik berarti umum, dapat dikatakan juga masyarakat dan Negara.
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 10/25
43
Istilah publik juga didefinisikan menurut Inu dan kawan-kawan dalam
Sinambela, bahwa publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan
berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan
nilai-nilai norma yang merasa memiliki (Inu dalam Sinambela, 2006:5). Istilah
publik menurut Inu dan kawan-kawan di atas, jelas bahwa publik merupakan
sejumlah kelompok manusia yang memiliki rasa kebersamaan untuk berpikir,
kebersamaan perasaan dan lainnya berdasarkan nilai norma yang merasa saling
memiliki.
2.2.3 Pengertian Pelayanan Publik (Umum)
Pengertian pelayanan umum tidak terlepas dari masalah kepentingan
umum, yang menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan umum. Oleh karena itu
antara kepentingan umum dengan pelayanan umum adanya hubungan yang saling
berkaitan. Meskipun dalam perkembangan lebih lanjut pelayanan umum dapat
juga timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan
kegiatan organisasi.
Melengkapi uraian tersebut, ada beberapa pengertian pelayanan publik
menurut Dwiyanto bahwa “Pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai
serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat” (Dwiyanto, 2005:141). Oleh karena itu, pelayanan publik
merupakan serangkaian aktifitas yang diberikan oleh suatu organisasi atau
birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat.
Pelayanan publik selain menurut Dwiyanto, juga didefinisikan menurut
Moenir sebagai berikut:
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 11/25
44
“Pelayanan umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem,
prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi
kepentingan orang lain sesuai dengan haknya (Moenir, 2006:26).
Pelayanan umum merupakan kegiatan yang diberikan oleh seseorang atau
sekelompok dengan landasan melalui sistem atau prosedur yang telah ditentukan
untuk usaha memenuhi kepentingan masyarakat. Pelayanan umum harus
mendahulukan kepentingan umum atau kepentingan masyarakat, karena
pelayanan umum berfungsi memenuhi kepentingan masyarakat umum yang
membutuhkan pelayanan.
Pengertian pelayanan publik menurut Dwiyanto dan Moenir di atas, maka
Sinambela juga mendefinisikan pelayanan publik sebagai beikut :
“Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan
masyarakat oleh penyelenggara pemerintah serangkaian aktivitas yang
dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.(Sinambela, 2006:5)
Pelayanan publik menurut beberapa uraian di atas, maka pelayanan publik
dapat disimpulkan sebagai pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh
penyelenggara pemerintah. Pelayanan publik juga merupakan serangkaian atau
sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah atau birokrasi publik untuk
memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat, karena pemerintah dan
negara di dirikan oleh masyarakat atau publik dengan tujuan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.3.4 Faktor Pendukung Pelayanan Publik
Pelayanan publik pada dasarnya memuaskan kebutuhan masyarakat yang
diberikan oleh pemerintah, oleh karena itu Moenir berpendapat bahwa pemerintah
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 12/25
45
dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik , dapat dilakukan dengan
cara:
“1. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan2. Mendapatkan pelayanan secara wajar
3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih
4. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang”.
(Moenir, 2006:47)
Menjelaskan mengenai uraian tentang pelayanan yang baik dan
memuaskan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap masyarakatnya, bahwa
pelayanan yang terbaik harus dilakukan dengan cara-cara seperti yang dikutif oleh
Moenir di atas yaitu dengan cara: pertama, harus memberikan kemudahan dalam
pengurusan berbagai urusan agar pelayanan yang dilakukan bisa berjalan dengan
cepat. Kedua, harus memberikan pelayanan yang wajar dan tidak berlebihan
sesuai dengan keperluannya masing-masing.
Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran atau untaian
kata lain semacam itu yang nadanya mengarah pada permintaan sesuatu, baik
alasan untuk dinas (pembelian kertas, ganti ongkos foto copy/cetak), atau alasan
untuk kesejahteraan. Misalnya apabila ingin mendapatkan pelayanan yang cepat
maka petugas diberikan sesuatu sebagai imbalannya agar mendapatkan pelayanan
yang sewajarnya, hal demikian sebenarnya ikut membantu penyimpangan secara
tidak langsung.
Ketiga, harus memberikan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih dan
tidak membeda-bedakan masyarakat dari segi ekonomi maupun dari segi apapun,
jadi masyarakat mendapatkan perlakuan yang adil dalam mengurus berbagai
urusan tanpa mebedakan status apapun. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam
pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib dan tidak pandang status,
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 13/25
46
artinya kalau memang untuk pengurusan permohonan itu harus antri secara tertib,
hendaknya semuanya diwajibkan antri sebagaimana yang lain, baik antri secara
fisik maupun secara apapun.
Keempat , masyarakat harus mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus
terang tanpa membohongi masyarakat yang akan mengurus urusannya. Pelayanan
yang jujur dan terus terang, artinya apabila ada hambatan karena suatu masalah
yang tidak dapat dielakan hendaknya diberitahukan, sehingga orang tidak
menunggu sesuatu yang tidak menentu. Cara tersebut menjadikan orang lebih
mengerti dan akan menyesuaikan diri secara ikhlas tanpa emosi.
Melalui pelayanan yang memuaskan tersebut, maka dapat memberikan
dampak yang positif untuk masyarakat, sesuai dengan pendapat Moenir bahwa
dampak positif tersebut adalah:
1. Masyarakat menghargai kepada korps pegawai
2. Masyarakat patuh terhadap aturan-aturan layanan
3. Masyarakat akan merasa bangga kepada korps pegawai
4. Adanya kegairahan usaha dalam masyarakat
5. Adanya peningkatan dan pengembangan dalam masyarakat menuju segera
tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan Pancasila
(Moenir, 2006:47).
Dampak positif untuk masyarakat menurut Moenir di atas terdapat lima
indikator, pertama masyarakat menghargai korps pegawai sehingga pegawai
tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kedua masarakat akan patuh
terhadap aturan yang telah dibuat sehingga tercipta suasana yang tertib, aman, dan
nyaman.
Ketiga masyarakat akan bangga terhadap pegawai sehingga masyarakat
mengagumi pegawai tersebut dan ditunjukan dengan saling menghormati dan
menghargai antara masyarakat dengan pegawai maupun pegawai dengan pegawai.
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 14/25
47
Keempat adanya kegairahan usaha dalam masyarakat, kelima adanya peningkatan
dan pengembangan dalam masyarakat. Oleh karena itu, jika kelima dampak
positif terlaksana maka akan mewujudkan kepuasan terhadap masyarakat.
Menjelaskan uraian di atas bahwa pelayanan yang baik juga dapat
memberikan kepuasan masyarakat, maka menurut Moenir dampak kepuasan
masyarakat dapat terlihat pada:
1. Masyarakat sangat menghargai kepada korps pegawai yang
bertugas di bidang pelayanan umum. Mereka tidak memandang remeh
dan mencemooh korps itu dan tidak pula berlaku sembarang
2. Masyarakat terdorong mematuhi aturan dengan penuh kesadarantanpa prasangka buruk, sehingga lambat laun dapat terbentuk sistem
pengendalian diri yang akan sangat efektif dalam ketertiban
berpemerintahan dan bernegara
3. Ada rasa bangga pada masyarakat atas karya korps pegawai di
bidang layanan umum, meskipun di lain pihak ada yang merasa ruang
geraknya dipersempit karena tidak dapat lagi mempermainkan
masyarakat
4. Kelambatan-kelambatan yang biasa ditemui, dapat dihindarkan dan
ditiadakan. Sebaliknya akan dapat ditumbuhkan percepatan kegiatan di
masyarakat di semua bidang kegiatan baik ekonomi, sosial maupun
budaya
5. Adanya kelancaran di bidang pelayanan umum, usaha dan inisiatif
masyarakat mengalami peningkatan, yang berdampak meningkatnya
pula usaha pengembangan ideologi, politik, sosial dan budaya
(ipoleksosbud) masyarakat ke arah tercapainya masyarakat adil dan
makmur berlandaskan pancasila
(Moenir, 2006:45).
Menjelaskan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat
akan sangat menghargai kepada pegawai karena pelayanan yang mereka dapatkan
sangat memuaskan dengan begitu masyarakat dapat mematuhi peraturan yang ada
dengan penuh kesadaran dan pada akhirnya adanya kelancaran dalam pelayanan
umum yang diberikan kepada masyarakat. Secara teoritis, tujuan pelayanan publik
pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat, untuk mencapai kepuasan itu
dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari:
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 15/25
48
1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan
dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan
secara memadai serta mudah dimengerti
2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang
pada prinsip efisiensi dan efektivitas
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi
dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan, status
sosial, dan lain-lain
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik
(Sinambela, 2006:6).
Kualitas pelayanan prima dapat tercermin dengan adanya transparansi atau
keterbukaan dan mudah diakses oleh semua masyarakat, jadi masyarakat dapat
merasakan akses pelayanan yang memadai dan mudah dimengerti. Pelayanan
yang prima juga pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku, peraturan tersebut dapat melindungi masyarakat sebagai
nilai kepercayaan yang didapat oleh masyarakat.
Pelayanan yang di berikan kepada masyarakat, pelayanan yang sesuai
dengan kemampuan yang memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan
tersebut. Selanjutnya pelayanan yang di berikan kepada masyarakat harus sesuai
dengan keinginan atau aspirasi masyararakat dan sesuai dengan harapan yang
diinginkan oleh masyarakat. Pelayanan juga diberikan kepada semua lapisan
masyarakat, tanpa membedakan status atau jenis kelamin, sehingga akan tercipta
pelayanan yang adil yang di rasakan oleh penerima pelayanan.
Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang
lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 16/25
49
aspek kelembagaan. Pelayanan publik harus responsif terhadap berbagai
kepentingan dan nilai-nilai publik yang ada. Hal ini mengandung makna bahwa
karakter dan nilai yang terkandung di dalam pelayanan publik tersebut harus
berisi preferensi nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.
2.3 Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem
Negara Indonesia saat ini sedang menuju ke arah perkembangan yang
lebih menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan lebih terbuka dalam menangkap
aspirasi atau suara nurani masyarakat yang berkembang di lingkungan
masyarakat. Dalam era keterbukaan ini, tuntutan pemerintah untuk menyampaikan
informasi melalui perangkat-perangkat lunak seperti komputer sangat diperlukan.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat sekarang lebih kritis dalam mengatasi
masalah yang berkaitan dengan pelayanan publik, selain itu juga masyarakat era
sekarang jauh lebih terbuka terhadap hal-hal baru khususnya dalam
perkembangan dunia informasi.
Perkembangan informasi berbasis komputer ini, pemerintah daerah juga
dituntut agar siap dalam mengoprasionalkan semua pelayanan kepada masyarakat
dengan menggunakan sistem komputerisasi. Melengkapi pandangan tersebut,
maka diuraikan mengenai sistem, data dan informasi. Pengertian sistem menurut
Abdul Kadir dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Sistem Informasi, yaitu :
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Abdul Kadir,2003:54).
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 17/25
50
Pengertian sistem menurut Abdul Kadir di atas jelas bahwa sistem
merupakan sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu
tujuan. M. Khoirul Anwar juga menjelaskan pengertian sistem, sistem adalah
seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk
mencapai beberapa tujuan (Anwar, 2004:4).
Oleh karena itu, setelah membahas kedua pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu komponen yang tidak bisa dipisahkan
satu dengan yang lainnya, komponen tersebut saling berhubungan dan mempunyai
tujuan yang sama. Jika komponen-komponen tersebut yang membentuk sistem
tidak saling berhubungan dan tidak bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
maka komponen tersebut atau kumpulan tersebut bukanlah sistem. Maka suatu
sistem sangat diperlukan untuk menentukan dan mencapai suatu tujuan tertentu.
2.3.2 Pengertian Data dan Informasi
Definisi tentang data dan informasi bisa dibedakan bahwa informasi itu
mempunyai kandungan makna dan data tidak mempunyai kandungan makna.
Pengertian makna disini merupakan hal yang cukup penting, karena berdasarkan
makna dapat memahami informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat
menggunakannya untuk menarik suatu kesimpulan atau bahkan mengambil
keputusan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan menurut Wahyono, bahwa data adalah
bahan baku informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang
mewakili kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya (Wahyono, 2004:2).
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 18/25
51
Pengertian data menurut Wahyono di atas bahwa data merupakan bahan baku
informasi yang mewakili kuantitas, tindakan, benda.
Data juga didefinisikan oleh Abdul Kadir bahwa data adalah deskripsi
tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna
atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai (Abdul Kadir, 2003:29).
Pengertian data menurut Abdul Kadir tersebut, jelas bahwa data sebagai deskripsi
yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada
pemakai.
Setelah menjelaskan data di atas maka akan dijelaskan definisi informasi
yang dikemukakan oleh Wahyono sebagai berikut:
“Informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih
berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
pengambilan suatu keputusan”. (Wahyono, 2004:3)
Kegunaan informasi untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses
pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Sedangkan nilai dari pada
informasi ditentukan oleh manfaat, biaya dan kualitas maksudnya bahwa
informasi dianggap bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya. Menurut Sondang, informasi
yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: Lengkap, mutakhir, akurat, dapat dipercaya, dan disimpan sedemikian
rupa sehingga mudah ditelusuri untuk digunakan sebagai alat pendukung proses
pengambilan keputusan apabila diperlukan (Sondang, 2006:76).
Suatu informasi yang berkualitas seperti yang dikemukakan di atas harus
mempunyai empat ciri yang pertama yaitu : suatu informasi harus akurat,
akuratnya informasi karena telah melakukan pengujian dan apabila pengujian
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 19/25
52
tersebut berhasil maka informasi tersebut dianggap data. Kedua, suatu informasi
harus tepat waktu, karena suatu informasi harus ada jika informasi tersebut
diperlukan. Ketiga, suatu informasi harus relevan, karena suatu informasi yang
diberikan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan yang keempat, adalah
suatu informasi haruslah lengkap tidak boleh kurang, jika informasi tersebut
kurang maka suatu informasi masih diragukan.
Penjelasan di atas antara sistem, data dan informasi memiliki
kesinambungan yang saling melengkapi. Data merupakan bahan baku atau bahan
awal bagi suatu informasi dari data-data yang masih bersifat acak kemudian data
tersebut disaring untuk mendapatkan informasi yang akurat, jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selanjutnya data yang sudah menjadi informasi tersebut
akan menjadi sistem informasi, yaitu bagian dari komponen-komponen yang
berasal dari hasil pengolahan data, yang kemudian akan di informasikan kepada
seseorang yang memerlukan informasi tersebut.
2.3.3 Pengertian Sistem Informasi
Menguraikan tentang sistem, data dan informasi di atas, maka sistem
informasi dapat disimpulkan menurut Kadir dalam bukunya yang berjudul
Pengenalan Sistem Informasi, yaitu :
“Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer,
teknologi informasi dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data
menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran dan
tujuan”. (Abdul Kadir,2003:10)
Sistem informasi merupakan komponen yang terdiri dari manusia,
komputer, teknologi informasi dan prosedur kerja yang diproses antara data
menjadi informasi dan di maksudkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 20/25
53
ditentukan. Sistem informasi juga digunakan untuk mendukung didalam
pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan
gambaran efektivitas dalam suatu perusahaan.
Selain menurut Abdul kadir sistem informasi juga didefinisikan oleh
Azhar Susanto sebagai berikut :
“Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik
maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama dan bekerja
sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data
menjadi informasi yang berguna”. (Azhar Susanto,2004:55)
Definisi di atas menjelaskan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan
dari sub sistem baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja
sama antara yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Jadi,
sistem informasi merupakan pengolahan data menjadi informasi yang berguna
untuk orang banyak yang membutuhkan informasi tersebut.
Perkembangan zaman yang semakin maju dan teknologi yang semakin
canggih, maka dalam pengolahan data secara elektronik sangat mendukung dalam
berbagai kegiatan atau aktivitas. Pengolahan data secara elektronik merupakan
serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi dengan
menggunakan komputer yang mencangkup pengumpulan, pemprosesan,
penyimpanan, dan pengawasan hasil pengolahan tersebut.
Menurut Anwar, alasan–alasan sekaligus latar belakang diterapkannya
sistem informasi di lingkungan pemerintah daerah, yaitu:
“1. Peran informasi dan teknologi yang semakin canggih serta
mendominasi di hampir semua bidang kehidupan sehingga
mendorong ke arah globalisasi
2. Dalam era globalisasi akan dilandasi dengan kebutuhan informasi
yang semakin meningkat diikuti dengan semakin berkembangnya
jaringan internet, batas wilayah negara semakin tidak jelas,
persaingan perdagangan semakin ketat
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 21/25
54
3.Munculnya tuntutan masyarakat pada birokrat untuk meningkatkan
kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
4.Kemajuan teknologi informasi yang semakin maju dan mampu
mendorong kegiatan”.
(Anwar, 2004:112-113)
Perkembangan teknologi begitu cepat seiring dengan semakin pesatnya
dunia informasi, sehingga menjadikan jarak antara negara yang satu dengan yang
lain begitu dekat dengan adanya teknologi. Hal ini juga yang menjadikan peran
informasi dituntut untuk selalu akurat agar tidak ketinggalan informasi, hampir
semua kegiatan sehari-sehari tidak akan terlepas dari pengaruh teknologi.
Berkembang pesatnya peran informasi dan teknologi menyebabkan semakin
mendekatkan wilayah negara sehingga batas wilayah tidak jelas, dan timbulnya
persaingan perdagangan yang sangat ketat.
Oleh karena itu, dalam hal ini bahwa pemerintah harus menerapkan
pengolahan data secara elektonik yang bertujuan untuk memberikan kemudahan
dalam mengakses informasi yang cepat, akurat dan bernilai yang berguna bagi
penerima informasi. Penerapan pengolahan data secara elektronik tersebut, tidak
hanya di tingkat pusat saja melainkan di tingkat daerah juga perlu diterapkan
pengolahan data secara elektronik.
Pengolahan data secara elektronik sudah diterapkan dilingkungan Kantor
Pertanahan Kota Tangerang melalui sistem informasi pertanahan. Sistem
informasi pertanahan dibuat karena dukungan teknologi informasi di lingkungan
Kantor Pertanahan Kota Tangerang sangat penting untuk memberikan pelayanan
secara cepat dan aman. Sistem informasi pertanahan merupakan sistem untuk
memfasilitasi pelayanan di bidang pengaturan penguasaan tanah, petagunaan
tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah.
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 22/25
55
Sistem informasi pertanahan diharapkan dapat memberikan pelayanan dalam
meningkatkan produktivitas, pengurangan biaya, peningkatan pengambilan
keputusan, peningkatan pelayanan terhadap pelanggan dan dapat mengembangkan
aplikasi-aplikasi strategi yang baru. Pelaksanaan sistem informasi pertanahan
terdiri dari adanya komponen yang berupa aplikasi informasi pertanahan dengan
menggunakan sistem komputer yang memberikan berbagai informasi pertanahan.
2.4 Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS)
Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS)
merupakan sistem bidang-bidang tanah yang berbasis peta, kepemilikan dan data
lain yang berkaitan dengan pertanahan. Aplikasi Sistem Informasi dan
Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di rancang agar pengguna (user)
dapat mencari atau mendapatkan berbagai informasi dari bidang-bidang tanah
baik mengenai pengukuran tanah, sertifikat tanah, akte tanah, dan pengurusan
sengketa tanah.
Sesuai dengan ketetapan dalam keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003
tentang kebijakan nasional pertanahan pada ayat 1 huruf b, Kantor Pertanahan
ditugaskan untuk membangun dan mengembangkan Sistem Informasi dan
Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) yang meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Penyusunan basis data-data tanah-tanah asset Negara / pemerintah /
pemerintah daerah diseluruh indonesia;
Kegiatan yang dilaksanakan:
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 23/25
56
a. Inventarisasi asset Negara, Pemerintah, Pemerintahan Daerah dan
perwakilan Negara Asing.
b. Pembangunan database asset yang memuat informasi:
1. Pengusaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah(P4T)
2. Alamat persil, identitas bidang, perubahan data
pemilikan.
2. Penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran
tanah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah, yang
dihubungkan dengan e-commerce dan e-payment;
Kegiatan yang dilaksanakan:
a. Penyusunan basis data digital, meliputi:
1. Data spasial (Peta, nomor identifikasi bidang (NIB), luas,
letak bidang tanah)
2. Data tektual (kepemilikan, penguasaan, penggunaan,
pemanfaatan, status hak atas tanah, dan catatan perubahan data)
b. Pembangunan aplikasi data textual spasial dalam pelayanan
pendaftaran tanah meliputi:
1. Pengukuran, Pemetaan, dan Pembukuan tanah
2. Pendaftaran hak dan pemeliharaan data
3. Pembukuan dan pemberian surat-surat tanda bukti hak
4. Early Warning System (sengketa tanah, pemblokiran, dan
berakhirnya hak atas tanah)
5. Simulasi perencanaan tata kota / pembebasan tanah
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 24/25
57
c. Pembangunan aplikasi layanan informasi pertanahan melalui media
elektronik (e-Government, e-Commerce, e-payment)
3. Pemetaan kadasteral dalam rangka inventarisasi dan registrasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) dengan
menggunakan teknologi citra dan teknologi informasi untuk menunjang
kebijakan pelaksanaan landform dan pemberian hak atas tanah;
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pemetaan Kadasteral dengan
menggunakan teknologi pemotretan udara atau citra satelit, dengan
cakupan data:
a. Titik groud control dengan menggunakan teknologi gelobal
positioning system (GPS)
b. Peta pendaftaran yang memuat informasi bidang-bidang tanah dan
nomor identifikasinya
c. Batas administrasi pemerintah (Desa/Kelurahan, Kabupaten/Kota)
d. Batas kawasan penggunaan tanah (Industri, Perumahan,
Perkebunan, kehutan, persawahan)
Pemetaan kadasteral tersebut dapat memberikan manfaat untuk
kegiatan inventarisasi dan registrasi, perencanaan dan implementasi
kebijakan nasional di bidang Land Reform, kepercayaan pemberian hak
atas tanah dan pembebasan tanah untuk kepentingan umum dan
masyarakat, dan mendukung terciptanya Sistem Informasi dan Manajemen
Pertanahan Nasional (SIMTANAS) berbasis bidng tanah (Multipurpose
kadasteral).
5/8/2018 Jbptunikompp Gdl Rukmininim 19618 3 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-rukmininim-19618-3-babii 25/25
58
4. Pembangunan dan pengembangan pengelolaan penggunaan dan
pemanfaatan tanah melalui Sistem Informasi Geografi (SIG), dengan
mengutamakan penetapan zona sawah beririgasi dan tanah-tanah produktif
lainnya, dalam rangka memelihara ketahanan pangan nasional.
Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah pembangunan dan
pengembangan Sistem Informasi Geografi (SIG), demi menunjang
perencanaan penatagunaan dan pemanfaatan tanah, Early Warning
System dalam pengenalan perubahan penatagunaan tanah serta penetapan
dan pemanfaatan tanah serta penetapan dan pemantauan zona sawah
beririgasi.